cb41200001201050315-oppurtunity and threat

16
Pertemuan 5 Opportunity and Threat

Upload: vivian-goh

Post on 24-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

CB

TRANSCRIPT

  • Pertemuan 5

    Opportunity and Threat

  • 1

    PERTEMUAN 5: OPPORTUNITY AND THREAT

    Tujuan Pembelajaran:

    1. Mahasiswa mampu memanfaatkan peluang dan tantangan yang ada di dalam keluarga untuk

    mengembangkan diri.

    2. Mahasiswa mampu mengenali peluang dan tantangan dalam berteman untuk

    mengembangkan diri.

    3. Mahasiswa mampu mel ihat peluang dan tantangan yang ada dalam

    hubungan dengan masyarakat luas.

    Kata Kunci: Keluarga, fungsi keluarga, pola pengasuhan, persahabatan, jejaring sosial, kontak

    A. Ilustrasi

    Saya tidak terla lu akur denga n orang tua saya. Mereka tampak terla lu otoriter . Mereka selalu mendikte cara saya berpakaian, menentukan berapa lama saya harus belajar setiap hari, apa yang harus saya lakukan di rumah jika l ibur kuliah, dan berapa lama saya harus menggunakan telepon. Orang tua saya adalah penghalang terbesar dar i hidup saya. Kenapa mereka tidak membiarkan saja saya untuk menentukan hidup saya sendir i, mengambil keputusan untuk diri saya sendiri? Saya sudah cukup dewasa untuk menentukan diri saya sendiri . Saya sudah cukup dapat berpikir untuk menyelesaikan persoalan dir i sendiri . Ketika mereka terlalu mengatur hal -hal kecil yang saya lakukan, saya menjadi marah dan mengucapkan kata -kata yang seharusnya tidak saya katakan kepada mereka. Mereka sungguh tidak memahami dir i saya dengan baik.

    Edward, 17 tahun

    Pertanyaan penuntun: 1. Seberapa besar peranan orang tua dalam kehidupanku?

    2. Apa yang harus saya lakukan jika orang tua cenderung kurang mempercayai rasa

    tanggung jawab terhadap diriku sendiri?

    3. Bagaimana peran saudara, teman atau sahabatku untuk membantuku dalam

    masalah ini?

  • 2

    B. Keluarga

    Keluarga merupakan lingkungan sosial awal seorang anak manusia. Lingkungan sosial

    awal ini paling dekat dan paling berpengaruh terhadap tumbuh kembang kehidupan

    seseorang pada masa selanjutnya. Di dalam keluarga seseorang mengalami kedekatan dan

    kebersamaan yang intensif. Di sana ia mulai menjalani proses sosialisasi dan belajar

    berbagai nilai dasar kemanusiaan. Suasana keluarga dan pengalaman-pengalaman yang

    terjadi di dalamnya akan mewarnai karakteristik orang-orang yang terlibat dalam keluarga

    tersebut. Ada yang keluarga yang mengalami suasana yang mendukung satu sama lain,

    namun tak jarang juga terjadi perselisihan dan pertikaian sehingga terjadi suasana tidak

    tenteram.

    Namun perlu disadari, setiap anggota keluarga baik itu orang tua maupun anak-anak,

    adalah penentu suanana dalam keluarga. Mereka masing-masing sesuai dengan

    kemamapuan dan fungsinya ambil bagian dalam pembentukan keluarga. Mereka bukan

    sebagai penerima pasif, melainkan menjadi subyek pelaku yang tak terpisahkan sebagai

    penentu terciptanya suasana dalam keluarga. Setiap orang dalam keluarga masing-masing

    menjadi penentu apakah suatu keluarga itu berjalan harmonis atau tidak, ada suasana saling

    membantu, saling memperhatikan dan seterusnya.

    I. Fungsi Keluarga

    Keluarga menjadi lingkungan awal dan utama dimana idealnya seorang manusia

    mengalami kedekatan dan hubungan yang terbaik dalam hidupnya. Jikalau dalam

    lingkungan sosial awal ini tidak didapatkan suasana yang mendukung seperti saling

    membangun, memperhatikan dan mencintai, maka tidak akan mudah untuk menghayati

    hal-hal tersebut dalam lingkungan yang lebih luas. Oleh karena semua berawal dari

    keluarga, maka hubungan yang baik dalam bentuk kehangatan dan kedamaian sebaiknya

    telah dibangun dan dialami dalam keluarga sendiri.

    Sebagai suatu lembaga yang disahkan secara hukum dan agama, keluarga

    mempunyai fungsi. Fungsi keluarga merupakan peran yang dijalankan sebagai wadah yang

    sah untuk mempersiapkan seorang pribadi manusia dalam dunia sosial. Adapun fungsi

    keluarga adalah sebagai berikut:

  • 3

    1. Legitimasi aktivitas seksual

    Dengan ikatan keluarga, aturan tentang hubungan seksual diatur. Bagi pasangan

    yang telah menikah, hubungan seksual antara mereka merupakan peneguhan dan

    pemenuhan hubungan mereka sebagai suami istri. Hal itu dihayati sebagai bentuk ungkapan

    cinta yang khas dan eksklusif. Suatu penghayatan penyerahan dan penyatuan total. Dalam

    konteks ini hubungan seksual di luar pernikahan merupakan penyimpangan dari makna

    terdalam dan hakiki, yang juga berarti penyimpangan norma-norma.

    2. Fungsi reproduksi

    Melalui pernikahan, sepasang suami istri terbuka dan terarah untuk memiliki

    keturunan yang sah. Anak-anak yang hadir dalam suatu keluarga merupakan berkat

    sekaligus tanggung jawab atas perawatan, pemeliharaan dan pendidikannya.

    3. Kerjasama ekonomi

    Setiap anggota keluarga terutama ayah dan ibu, serta anak-anak yang telah dewasa,

    yang telah mampu bekerja, terpanggil untuk bekerja sama untuk membangun

    perekonomian keluarga. Meski masing-masing anggota keluarga bekerja sendiri-sendiri, di

    tempat dan pekerjaan yang berbeda, namun semuanya tertuju untuk kesejahteraan satu

    keluarga. Saling menolong dan membantu dalam aspek ekonomi di dalam rumah tangga

    merupakan wujud penghayatan akan kesatuan dab kebersamaan dalam keluarga.

    4. Pendidikan dan sosialisasi nilai

    Keluarga merupakan tempat dan lingkungan utama dan pertama bagi anak-anak untuk

    menjalani proses sosialisasi dan pengenalan akan aneka macam nilai-nilai kehidupan.

    Sosialisasi pada tahap awal adalah sosialisasi nilai, seperti nilai kasih sayang, kebersamaan,

    kejujuran, keadilan dan ketaatan. Nilai-nilai ini akan menentukan bagi terbentuknya

    moralitas, yang akan menghantarkan ke tingkat kedewasaan yang semakin baik. Dalam hal

    ini orangtua berperan sebagai role of model. Menjadi contoh dan teladan. Di sini juga

    mencakup kewajiban orang tua untuk menyediakan pendidikan informal dan formal yang

    layak untuk anak-anaknya. Pendidikan yang baik dan terarah akan menjadi bekal dan

    pegangan yang paling penting agar anak-anak dapat menjadi mandiri.

  • 4

    5. Pemeliharaan

    Keluarga menjadi tempat utama dan pertama berlangsungnya pemeliharaan terhadap

    setiap anggota keluarga. Di tengah kesibukan, keluarga perlu menyediakan kesempatan

    khusus untuk saling memperhatikan satu sama lain, menjamin tersedianya pemenuhan

    kebutuhan fisik, misalnya kebutuhan sandang dan pangan, dan juga terpenuhinya

    kebutuhan emosional dan spiritual dalam wujud saling mencintai dan mengasihi dalam

    ketaqwaan kepada Tuhan. Kasih sayang yang berikan dalam bentuk penerimaan, disayangi,

    dilindungi, dianggap berharga, dan diberi dukungan dari orang tua akan membuat anak

    tumbuh dan berkembang dengan baik.

    C. Pola Pengasuhan Keluarga

    Pola pengasuhan dalam keluarga menjadi hal yang sangat penting berkaitan dengan

    perkembangan sikap dan mental anak-anak dalam keluarga dan masyarakat. Pola asuh

    merupakan pola interaksi antara anak dengan orangtua yang meliputi pemenuhan

    kebutuhan fisik (seperti makan, minum dan lain-lain) dan kebutuhan psikologis (seperti

    rasa aman, kasih sayang dan lain-lain), serta sosialisasi norma-norma yang berlaku di

    masyarakat agar anak dapat hidup selaras dengan lingkungannya. Ada beberapa pola

    pengasuhan yaitu:

    a. Pola pengasuhan otoriter

    Dalam hal ini pola pengasuhan dalam keluarga menerapkan cara membatasi dan

    bersifat menghukum. Orang tua mendesak anak-anak untuk mengikuti petunjuk dan

    menghormatinya. Di sini orang tua bersifat memaksa dalam membuat aturan dan

    bersifat tegas dalam pelaksanaannya. Komunikasi yang terjadi menjadi sangat minim,

    yaitu bila dianggap perlu saja.

    b. Pola pengasuhan pendampingan

    Dalam pola pengasuhan ini terbuka pintu bagi kebebasan anak tetapi tetap diberikan

    batasan dan pengendalian atas tindakan-tindakan mereka. Ada peluang untuk

    komunikasi yang lebih terbuka dan bisa berlangsung secara bebas. Orang tua meski

    memberi batasan tapi tetap bersifat hangat dan memberikan semangat kepada anak-

    anaknya.

  • 5

    c. Pola pengasuhan memanjakan

    Pola pengasuhan keluarga jenis ini terjadi bilamana orang tua menjadi terlalu terlibat

    dalam kehidupan anak-anaknya. Sementara di sisi lain sangat kurang dalam menuntun

    dan mengendalikan pola tingkah laku mereka. Anak-anak diberikan kebebasan untuk

    mendapatkan dan melakukan apa saja yang diinginkannya tanpa pernah memberi

    pengarahan bagaimana mengendalikan perilaku menjadi lebih baik.

    d. Pola pengasuhan tidak peduli

    Pola pengasuhan ini terjadi dalam situasi dimana orang tua tidak peduli sama sekali

    dan tidak ikut campur atau terlibat dalam kehidupan dan perkembangan anak-anaknya.

    Anak-anak dibiarkan menjadi tidak terdidik dan terarah dengan baik dalam keluarga.

    D. Peluang dan Tantangan dalam Keluarga

    Keluarga bahagia merupakan dambaan setiap orang. Keberhasilan suatu kelurga

    menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik dapat membawa kebahagiaan dan kesejahteraan

    dalam keluarga. Hubungan yang harmonis penuh cinta kasih dan kesetiaan antara anggota

    keluarga dapat menjadi dasar yang kuat dalam kehidupan yang lebih luas.

    Seorang anak yang tumbuh dalam pola pengasuhan yang baik, terpenuhi kasih dan

    sayang, akan berinteraksi dengan masyarakat dengan baik dan terbuka. Contoh teladan

    yang diperlihatkan oleh orang tua menjadi juga model tingkah laku yang bisa dibawa oleh

    seorang anak dalam lingkungan yang lebih luas.

    Situasi ini tentu sangat mendukung kehidupan anak dalam tumbuh dan berkembang

    dengan baik. Anak menjadi percaya diri dan siap menghadapi tantangan yang ada di

    lingkungan yang lebih luas.

    Namun tidak jarang juga terjadi dimana keluarga mengalami suasana tidak harmonis.

    Ketidakharmonisan dalam keluarga dapat terjadi dan mengancam setiap keluarga.

    Ketidakharmonisan itu dapat berupa buruknya hubungan di antara orang tua, antara orang

    tua dan anak, atau antara sesama anggota keluarga yang lain. Dengan demikian fungsi-

  • 6

    fungsi keluarga menjadi tidak berjalan dengan baik. Pada gilirannya akan merugikan semua

    pihak.

    Adapun penyebab ketidakharmonisan dalam keluarga dapat dilihat dari faktor

    internal dan faktor eksternal dalam keluarga itu sendiri. Faktor internal penyebab

    ketidakharmonisan antara lain:

    a. makin memudarnya cinta dan kasih sayang yang menjadi landasan hidup

    berkeluarga

    b. komunikasi tidak berjalan dengan baik suasana kebersamaan menjadi barang langka

    c. himpitan ekonomi yang makin berat tidak diimbangi dengan pendapat yang cukup

    d. pola hidup keluarga yang mengedepankan konsumerisme dan kesenangan belaka

    e. merosotnya akhlak dan keimanan

    Sedangkan faktor eksternal dapat berupa:

    a. efek negatif dari kemajuan teknologi

    b. budaya yang menawarkan hidup glamour

    c. konflik akibat perbedaan budaya yang dibawa oleh pasangan suami istri.

    d. Tekanan ataupun tuntutan dari keluarga besar.

    Masih banyak lagi faktor-faktor yang menjadi penyebab suatu keluarga menjadi tidak

    harmonis. Namun yang penting diperhatikan adalah bagaimana mencegah dan

    mengatasinya masalah-masalah tersebut? Penting untuk menyadari situasi yang terjadi dan

    berkembang. Selanjutnya mengambil tindakan langsung yang konkret untuk mengatasinya

    tanpa membiarkannya menjadi berlarut-larut.

    Keadaan ini menjadi tanggung jawab bukan hanya orang tua tetapi setiap anggota

    keluarga, orangtua dan anak-anaknya. Setiap anggota keluarga dengan kemampuannya

    masing-masing harus menjadi proaktif dan penuh inisiatif menjaga suasana nyaman dan

    tenteram dalam keluarga. Keberhasilan membangun keluarga yang harmoni menjadi

    sumber dan titik tolak dari keberhasilan yang lebih besar di tengah-tengah masyarakat.

  • 7

    D. Persahabatan

    No man is island. Ungkapan ini mau menggambarkan betapa manusia tidak dapat

    hidup seorang diri, seperti sebuah pulau yang terpisah dari pulau yang lainnya. Dia

    memerlurkan orang lain dalam hidupnya. Dia membutuhkan keluarga untuk

    memeliharanya. Selain itu dia juga membutuhkan orang-orang di sekitarnya sebagai teman-

    teman untuk bermain, beraktivitas dan berkarya. Di antara mereka itu terdapat sahabat

    sebagai bagian yang paling dekat dalam hidupnya.

    Selain dengan keluarganya, seorang manusia memulai hubungannya dengan orang

    lain melalui pembukaan diri dalam pergaulan. Dengan pergaulan dia menemukan orang lain

    di luar dirinya. Ia bergaul dan berbaur dengan orang yang berbeda latar belakang. Di sini

    terjadi saling mengisi dan saling belajar pribadi yang satu dengan pribadi yang lain.

    Hubungan yang mendalam antara satu pribadi dengan pribadi yang lain akhirnya

    menciptakan suatu persahabatan. Sabahat adalah teman yang paling dekat dan paling

    akrab. Sahabat menjadi orang yang paling dikenal dan yang paling mengenalnya. Hampir

    seluruh waktu dihabiskan bersama dengan sahabat. Semua ini terjadi karena adanya

    hubungan timbal balik yang didasari saling percaya, saling mendukung dan saling

    menguatkan yang tumbuh dan berkembang dengan baik. Perasaan yang sangat dekat,

    ketika bergembira maupun pada waktu sedih, tak jarang membuat kedekatan sahabat

    melebihi kedekatan dengan keluarga sendiri. Persahabatan bahkan menjadi sebuah kisah

    yang sangat menarik dalam sejarah hidup manusia.

    Fungsi Persahabatan

    Persahabatan mempunyai peran penting dalam membentuk kesejahteraan dan

    perkembangan psikologis seorang manusia. Setiap manusia memiliki sejumlah kebutuhan

    sosial dasar misalnya kebutuhan kasih sayang, penerimaan lingkungan sosial,keakraban dan

    solidaritas. Apabila kebutuhan ini dapat terpenuhi dengan baik maka kesejahteraan emosi

    dapat tercapai. Sebaliknya bila tidak terpenuhi maka akan mengakibatkan rasa kesepian

    yang pada gilirannya diikuti rasa harga diri yang lemah.

  • 8

    Dalam persahabatan setidaknya ada 5 aktivitas yang bisa dilakukan, yaitu:

    membangun kebersamaan, berbagi informasi, saling mendukung dan umpan balik, tempat

    bersosialisasi, menjalin keakraban.

    Seorang sahabat adalah mitra untuk mengerjakan sesuatu dan menghabiskan waktu

    bersama, juga menjadi tempat untuk berpaling ketika membutuhkan bantuan, serta

    menjadi tempat berbagi beban dan kegembiraan. Ini terjadi karena adanya sikap saling

    percaya yang tumbuh sedemikian rupa. Persahabatan menjadi suatu bagian tersendiri dari

    kebersamaan hidup bersama orang lain.

    Selain itu dalam kebersamaan terjadi pertukaran informasi yang lebih luas. Adanya

    sikap saling percaya menambah kekuatan untuk saling terbuka. Saling memberi umpan balik

    antara satu dengan yang lainnya terjadi secara sengaja maupun tidak sengaja. Tentu ini

    mendukung ke arah sikap percaya diri karena kesan diri yang menarik dan berharga

    berdasarkan hubungan yang akrab.

    Membangun persahatan

    Persahabatan merupakan hal yang penting. Namun dalam kehidupan sehar-hari

    tidak mudah untuk mendapatkan sahabat sejati. Oleh karena itu seorang manusia

    memerlukan usaha, khususnya untuk membangun dan memelihara persahabatan. Sahabat

    merupakan harta yang tidak ternilai harganya.

    Agar mudah mendapatkan sahabat diperlukan pergaulan yang luas dan sikap

    keterbukaan. Dimulai dengan kebersamaan dengan orang lain. Berawal dari hal-hal yang

    dangkal. Lama kelamaan dari pengenalan yang semakin baik terjadilah kecocokan, saling

    berbagi dan saling percaya. Dalam pergaulan yang makin intensif ini kemudian mekarlah

    suatu persahabatan.

    Untuk memelihara persahabatan yang sudah terjalin perlu diperhatikan sikap berikut

    ini:

    a. bersikap supel dan adaptif namun tetap tidak kehilangan jati diri.

    b. Menjaga kepercayaan kepada diri sendiri dan sahabat dan bersikap jujur serta

    terbuka

    c. Bersikap rela berkorban: waktu, tenaga, pikiran bahkan materi

  • 9

    d. Mudah untuk memuji dan bergembira tetapi juga siap memberikan kritik yang

    konstruktif.

    e. Segera meminta maaf jika melakukan kesalahan dan juga bersedia untuk

    memaafkan.

    f. Tidak menonjolkan diri atau ingin mendapat pujian yang berlebihan atas apa yang

    telah dilakukan

    g. Senantiasa melakukan introspeksi diri dan memperbaiki sikap-sikap yang kurang

    mendukung dalam persahabatan.

    Sikap dalam persahabatan

    Persahabatan adalah hubungan yang sangat dalam namun tetap nyaman dan santai.

    Di dalamnya terjadi antar pribadi saling mengisi satu sama lain. Sangatlah penting untuk

    merawat persahabatan. Selama menjalin persahabatan yang paling penting adalah menjaga

    kelancaran komunikasi, agar persahabatan dapat terjalin dengan baik. Kepada sahabat

    harus

    fleksibel, setiap permasalahan yang sedang dihadapi harus dipecahkan dan diselesaikan

    dengan sikap terbuka dan menerima.

    Seperti hubungan yang lain di dalam persahabatan juga terdapat batasan-batasan

    yang dibuat bersama. Maksudnya agar tidak terjadi kesalahpahaman. Meski sesungguhnya

    dalam persahabatan ada rasa sayang, karena itu dibentuklah sebuah batasan-batasan

    tersendiri agar kekompakan dan keakrabana tetap terjaga.

    Persahabatan itu juga mempunyai sifat dapat mempengaruhi satu sama lain. Dalam

    menjalin hubungan persahabatan pastinya ada pengaruh, baik pengaruh negatif ataupun

    pengaruh positif yang datang dari para sahabat. Hal itu sangat berhubungan dengan

    bagaimana diri sendiri menyikapi hal tersebut. Yang perlu disadari adalah bahwa

    persahabatan seharusnya memberi dampak yang positif dan menghindari yang negatif.

    Karena itu diperlukan sikap kritis untuk dengan berani memberi masukan yang konstruktif.

    Meski terasa tidak menyenangkan pada awalnya demi kebaikan bersama tetap harus

    dilakukan.

  • 10

    Tidak semua persahabatan dapat berlangsung selamanya. Persahabatan bisa saja

    berakhir. Bahkan tak jarang ada yang berakhir dengan kekecewaan tanpa penyelesaian

    terhadap masalah yang dihadapi. Musuh yang paling mengerikan dari sebuah persahabatan

    adalah adanya ketidaksetiaan. Karena dengan adanya tantangan itu dapat menimbulkan

    kesalahpahaman dan dapat merusak jalinan persahabatan. Saat kesalahpahaman itu tidak

    bisa dihindari maka timbullah konflik yang nantinya dapat merusak hubungan persahabatan.

    Saat persahabatan harus berakhir, pastinya ada yang merasa kecewa atau sakit hati. Karena

    itu sangat penting memelihara sikap dan perbuatan dalam persahabatan demi kelanggenan

    persabatan itu.

    E. Jejaring Sosial

    Yang dimaksud dengan jejaring sosial di sini adalah membangun dan menjaga relasi

    secara personal maupun profesional untuk menciptakan suatu sistem atau rangkaian yang

    berhubungan dengan informasi, koneksi ataupun dukungan. Dengan pertemuan langsung,

    lewat telepon, surat, e-mail, atau peralatan elektronik yang lainnya, seorang networker

    mencoba berhubungan dengan orang lain untuk saling berbagi informasi dan peluang.

    Dalam jaman teknologi seperti sekarang ini sangat mudah untuk membentuk jejaring sosial.

    Manfaat Jejaring Sosial

    Keuntungan atau manfaat dari jejaring sosial ini sangat besar, di antaranya adalah:

    a. Pencarian informasi.

    Dengan adanya jejaring sosial lebih mudah dan cepat untuk mendapatkan informasi

    yang diinginkan misalnya tentang lowongan pekerjaan, tempat-tempat wisata,

    berita, ide dan lain sebagainya. Berbagai informasi dari berbagai sumber dapat

    diunduh dari situs jejaring sosial.

    b. Membangun relasi bisnis dan jaringan kerja.

    Dari segi bisnis jejaring sosial membantu dalam mencari dan membangun relasi

    bisnis dan bisa mendongkrak penjualan dari produk atau jasa yang dihasilkan.

  • 11

    c. Online shopping.

    Tidak sedikit anggota situs suatu jejaring sosial memanfaatkan jaringan ini untuk

    mengiklankan sekaligus menjual produk atau jasanya dengan sistem online.

    d. Konsultasi.

    Situs jejaring sosial juga menjadi sarana yang digunakan untuk berkonsultasi, terlebih

    jika kedua belah pihak berada dalam jarak yang jauh. Jejaring sosial misalnya

    dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi antara mahasiswa dan dosen, antara

    pasien dan klien atau antara sesama profesi.

    e. Kampanye politik.

    Keberhasilan presiden AS Barrack Obama dalam meraih suara dalam pemilihan

    presiden juga tidak lepas dari dukungan situs jejaring sosial. Kampanye gencar di

    mana-mana termasuk dalam jejaring sosial mengantar Obama menjadi orang nomor

    satu di AS.

    f. Sosialisasi

    Situs jejaring sosial dapat juga menjadi ajang untuk sosialisasi diri. Segala isi pikiran

    dan perasaan dapat dicurahkan untuk diketahui oleh orang lain. Sarana ini juga

    dapat menjadi ajang yang terbuka untuk mengekspresikan diri dalam berbagai

    bentuknya.

    g. Ajang pencarian jodoh.

    Berhubung tersedia ruang untuk menampilkan profil pribadi, secara tidak langsung

    situs jejaring sosial bersifat mengiklankan diri. Status seseorang, misalnya masih

    sendiri atau sudah berpasangan, akan terlihat dalam situs jejaring sosial. Hal ini

    tentunya akan menjadi peluang yang terbuka bagi orang yang sedang mencari

    pasangan.

    Pola-pikir yang tepat

    Dalam jejaring sosial yang perlu diperhatikan adalah bukan hanya bagaimana cara

    untuk memperluas jaringan tetapi juga bagaimana memelihara hubungan yang telah

    tercipta. Dalam jejaring ini dituntut adanya pola-pikir yang kooperatif dan positif.

  • 12

    Seseorang yang secara optimal mau sukses menggunakan sarana jejaring sosial ini

    harus memiliki sikap memberi daripada menerima dari orang lain. Relasi yang tercipta

    dipergunakan sebagai kesempatan untuk memberi kepada orang lain. Dalam hal ini dikenal

    prinsip Its not what you know, its who you know. Eksistensi diri kita menjadi penting agar

    mendapat keuntungan yang sebesar-besarnya. Karena itu jejaring harus dijalankan dengan

    pemahaman diri yang sangat baik, supaya tak bingung. Juga diperlukan sikap tulus dalam

    bertanya, bertindak, dan berkegiatan. Karena ujung-ujungnya adalah, bagaimana

    berkontribusi kepada sesama. To network is to contribute." Kesalahan yang paling umum

    dilakukan orang saat menjalin jejaring adalah ketika tidak menjadi diri sendiri dan tidak

    peduli dengan orang lain.

    Secara umum ada dua tipe networker: yang berorientasi kepada diri sendiri dan yang

    berfokus kepada orang lain. Yang berorientasi pada diri sendiri senantiasa berpikir apa yang

    bisa saya dapatkan dari jejaring ini, dengan siapa saya bisa berhubungan, siapa target saya

    dan seterusnya. Sementara yang berfokus pada orang lain berpikir siapa yang memerlukan

    bantuanku, bagaimana bisa membantu yang lain, menawarkan jasa baik dan lain

    sebagainya.

    Suatu jaringan yang efektif seharusnya merupakan proses yang saling

    menguntungkan. Dengan membantu orang lain pada gilirannya akan menguntungkan diri

    sendiri. Sebenarnya dengan kombinasi yang tepat kedua orientasi tersebut dapat

    menciptakan interaksi yang saling menguntungkan dan membangun relasi jangka panjang

    yang saling menguntungkan.

    Strategi membangun jaringan

    Jejaring sosial mungkin kelihatan mudah. Namun untuk sebagian orang hal itu

    merupakan sesuatu yang masih perlu dipelajari. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk

    memulai membangun dan memelihara jaringan:

    mengorganisasi jaringan yang sudah ada. Membuat semacam database yang lebih

    teratur tentang orang-orang yang sudah dikenal.

  • 13

    memperluas jaringan. Sangat penting memperhatikan adanya diversifikasi dan

    hubungan timbal balik.

    Memelihara hubungan yang telah terjadi. berkomitmen menyediakan waktu khusus

    secara berkala untuk membuka diri sambil mencari tahu kebutuhan jaringan.

    Memperhatikan situasi khusus. Disini diperlukan sikap proaktif sebagai langkah agar

    dapat lebih akrab dalam komunikasi

    Apa yang harus dilakukan jika tidak mempunyai kontak?

    Setiap orang pasti mempunyai kontak. Kontak yang dimaksud di sini adalah

    seseorang yang dapat dihubungi untuk suatu urusan atau keperluan. Jika kesulitan

    untuk mengetahui identitas yang jelas, bisa mengingat teman, kerabat atau tetangga.

    Orang-orang tersebut mungkin tidak berkepentingan langsung, namun bisa saja mereka

    mempunyai relasi dengan orang lain yang mempunyai hubungan langsung dengan

    keperluan kita. Cara lain untuk memperbesar jaringan adalah dengan mengikuti

    organisasi, apapun bentuknya, dimana dapat bertemu dengan orang-orang yang

    mempunyai kepentingan atau ketertarikan yang sama.

    Siapa yang bisa menjadi kontak?

    Teman, kerabat, tetangga, anggota persaudaraan,

    Rekan kerja orang tua, teman dari pasangan atau anggota keluarga lain.

    Teman sekolah, teman kuliah, alumni, teman kursus

    Organisasi massa, kepanitian, lembaga sosial.

    Untuk persiapan pertemuan dengan jaringan, langkah berikut bisa dipersiapkan:

    1. Analisa prosesnya. Mencari tahu siapa perlu untuk diajak bekerjasama tipe individu yang dicari sesuai dengan tujuan yang dimaksud. Tentu di sini terjadi dua arah. Orang lain akan terbuka jika kita juga memperlihatkan keterbukaan

    2. Cari tempat yang baik. Kenalilah organisasi, klub, perkumpulan atau apapun tempat yang mungkin baik untuk bertemu dengan orang yang mempunyai kesamaan kepentingan dan ketertarikan.

    3. Praktekkan networking. Belajarlah untuk merasa nyaman berada dalam jaringan. Di sini belajar membangun kepercayaan diri untuk bersosialisasi dengan sangat terbuka

  • 14

    Jejaring sosial di dunia maya

    Membangun jaringan memang menyenangkan. Tak hanya di dunia nyata, di dunia

    maya pun bermunculan situs-situs pertemanan atau jejaring sosial. Malah semakin lama

    semakin digandrungi. Pola komunikasi Internet ini, pada tahap tertentu bisa menimbulkan

    adiksi yang mungkin berpengaruh terhadap kehidupan nyata. Ada beberapa ciri-ciri orang

    yang teradiksi terhadap internet, yaitu penggunaan yang berlebihan, kegelisahan ketika

    tidak mengakses internet dalam interval waktu tertentu. Peningkatan toleransi terhadap

    adiksi internet itu sendiri dapat berdampak negatif (termasuk isolasi sosial).

    Situs jejaring sosial semacam Facebook, Twitter dsb sesungguhnya sangat

    bermanfaat untuk menjalin komunikasi secara lebih efisien waktu, tenaga, dan biaya.

    Namun jika tidak digunakan dengan bijak, hubungan kekerabatan antarmanusia bakal

    kehilangan keintimannya. Interaksi dalam situs jejaring sosial itu kerap bersifat hiperealitas,

    yaitu semu yang dapat menciptakan kondisi fakta bersimpang siur dengan rekayasa.

    Kecemasan yang sering mengemuka, orang akan lebih menyukai bentuk virtual daripada

    fisik. Komunikasi lebih banyak secara tidak langsung, daripada langsung. Namun orang tetap

    tidak akan menggantikan secara keseluruhan pergaulan secara fisik.

    Kehadiran situs-situs jejaring sosial seharusnya bisa dimaknai untuk memacu

    kemajuan, dan bukan tergelincir hanya menjadi simbol status. Gejala yang ada saat ini

    adalah orang seperti merasa ada yang kurang jika belum masuk dalam situs jejaring sosial.

    Padahal ini adalah salah satu sarana untuk dapat dimanfaatkan antara lain sebagai promosi

    program kegiatan, bisnis, atau apapun, termasuk membagi tulisan, atau quote yang

    menginspirasi orang lain.

  • 15

    F. Kesimpulan

    Untuk dapat berhasil dalam kehidupan, ternyata manusia tidak dapat hanya

    mengandalkan dirinya sendiri. Ia memerlukan orang lain. Mereka itu adalah keluarga,

    teman, sahabat, rekan bisnis, teman kuliah, tetangga dan siapa saja. Dengan mereka dapat

    saling mengisi, dapat berbagi suka maupun duka. Meski kadang-kadang hubungan yang

    terjadi tidak berjalan lancar namun bukan berarti berhenti sampai di situ. Semakin dekat

    dan semakin akrab suatu hubungan semakin besar usaha untuk memelihara dan

    mempertahankannya.

    Kesulitan, tantangan dan ancaman yang dihadapi menjadi bagian yang tak

    terpisahkan dari hubungan yang ada. Menjadi tanggung jawab dari masing-masing anggota

    yang terlibat dalam suatu hubungan untuk memelihara dan menjaga keutuhan itu.

    Referensi:

    Antonius A. Gea, Antonina Wulandari, Yohanes Babari, Relasi dengan Sesama, PT Elex Media

    Komputindo, Jakarta, 2003

    Baron A. Robert, Branscombe R. Nyla, Byrne Donn, Social Psychology, Twelfth Edition,

    Pearson Education, Inc, Boston, 2008

    Santrock W., John, Adolescence. Perkembangan Remaja, Alih bahasa: Shinto B. Adelar;

    Sherly Saragih, Edisi keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2003

    Suzanne C. De Janasz, Karen O. Dowd, Beth Z.Schneider, Interpersonal Skills in Organization,

    The McGraw Hill, New York, 2009