catatan hana

93
BLOK SYARAF & PERILAKU

Upload: neuro1bismillah

Post on 27-Sep-2015

136 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

med

TRANSCRIPT

  • BLOK SYARAF &

    PERILAKU

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 1

    ANATOMI

    DIENCEPHALON Letak: diantara bagian bawah kedua

    hemisphaerum cerebri, persis diatas

    mesencephalon

    Bagian yg tidak tertutup oleh

    hemispherium cerebri: corpus

    mammillare, infundibulum, tuber

    cinereum, chiasma opticum

    Terbagi atas:

    - Epithalamus

    - Subthalamus

    - Thalamus

    - Hypothalamus

    Thalamus

    Subthalamus

    Hypothalamus

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 2

    EPITHALAMUS SUBTHALAMUS THALAMUS HYPOTHALAMUS

    Letak di dorsal

    Bagian terkecil

    Bentuk spt topi menutupi Thalamus

    Tdd :

    - Corpus pineal organ endokrin

    - Nuclei habenular

    - Commissura caudal

    Lokasi di ventral thalamus dan lateral

    hypothalamus (hanya ada di mamalia).

    Berperan membangun gerakan ritmik

    gerakan yang beraturan

    Berperan mengontrol proses miksi

    (Menghambat reflek miksi).

    Stimulasi subthalamus lebih efektif pada

    terapi parkinson stadium lanjut.

    Fungsi:

    Mengitegrasikan sistem sensorik sadar

    dgn motorik sadar

    Merupakan relay station dari semua

    sensorik sadar (kecuali penciuman) utk

    kmd diteruskan kecortex cerebri gyrus

    post-centralis (krn gyrus post centralis

    merupakan pusat sensoris) area

    Brodmann 3, 2, 1 (utk sensasi suhu,

    sentuhan, tekanan, sakit), ke cortex

    fissura calcarina Area Brodmann 17, 18

    dan 19 (utk sensasi penglihatan), ke

    cortex gyrus temporalis superior area

    Brodmann 22, 41 dan 42 (utk sensasi

    pendengaran), cortex lobus parietalis

    inferior area Brodmann 40 (utk sensasi

    pengecapan)

    Menginterpretasikan secara samar sensasi

    sadar (kecuali penciuman), tapi

    interpretasi yg lengkap dilakukan oleh

    cortex cerebri area Brodmann 3, 2, 1

    berdasarkan pengalaman sebelumnya

    Diduga sbg pusat perasaan subjektif dan

    kepribadian seseorang

    Terletak di bagian ventral thalamus

    Berhubungan dengan endokrin, limbik dan

    sistem otonom.

    FUNGSI

    Mengontrol sistem saraf otonom, dimana

    fungsi ini berintregrasi dgn sistem

    neuroendokrin, yg pd akhirnya

    mempengaruhi sistem homeostasis tubuh

    Mengontrol kelenjar endokrin dgn

    mengeluarkan releasing factors yg

    mengendalikan produksi ACTH, FSH, LH,

    TSH, MSH dan LTH

    Mengontrol suhu tubuh

    Mengontrol intake air dan makanan:

    hunger center kl rusak menyebabkan

    hyperphagia+ perilaku agresif dan satiety

    center kl rusak menyebabkan anorexia

    dan lethargia

    Mengontrol emosi dan perilaku

    Mengontrol irama cicardia siang dan

    malam

    Mengontrol tidur

    Diduga berperan dlm. ketergantungan

    obat

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 3

    NEUROLOGI

    KAPITA SELEKTA (SISTEMATIKA PEMERIKSAAN NEUROLOGI) IDENTITAS Nama

    Usia untuk tatalaksana, menentukan diagnosis

    Jenis kelamin menentukan diagnosis krn ada bbrp penyakit yang hanya ada di laki-laki/perempuan

    Ras

    Cekat tangan tangan dominan, karena berhubungan dengan pusat Bahasa. 90 % kanan dominan di kiri. Kidal 60% dikiri sisa di kanan.

    ANAMNESIS Keluhan utama

    Riwayat penyakit sekarang

    Riwayat penyakit dahulu

    Riwayat penyakit keluarga

    Riwayat kebiasaan

    Anak: riwayat tumbuh kembang & imunisasi

    GEJALA UTAMA (kata kunci)

    Vaskular Awitan biasanta tiba-tiba / mendadak

    Infeksi tanda infeksi: demam, flu like sindrom

    Trauma riwayat trauma sebelumnya

    Autoimun riwayat remisi eksaserbasi (penyakit sebelemnya), gjl penyakit autoimin lain

    mis: SLE

    Metabolic paparan zat toksik, gigitan hewan, penyakit metabolic (DM)

    Iatrogenik/idiopatik riwayat menjalani prosedur medis, keluhan sudah berulang kali

    Neoplastik penurunan BB, kelemahan, riwayat tumor pd organ lain (kronik progresif)

    Seizure riwayat kejang, perubahan perilaku, kelainan organ/anatomis sebelumnya

    PEMERIKSAAN FISIK Tanda tanda vital: TD, nadi, pernafasan, suhu

    Status generalis: kepala, torax, kulit, THT. Abdomen, bruit, leher/KGiB, eksremita

    Status neurologis: GSC, pupil, TRM, N. kranialis, motorik, sensorik, otonom, gait & koordinasi

    SKALA KOMA

    GLASGLOW

    Min. = 3

    Max. = 15

    EYE MOTORIC VERBAL

    4 = spontan

    3 = perintah verbal

    2 = nyeri

    1 = tdk ada respon

    X = tdk dpt dinilaI

    Min 1, max 3

    6 = mengikuti perintah

    5 = melokalisasi nyeri

    4 = fleksi thd nyeri

    3 = fleksi abnormal

    (dekortikasi)

    2 = ekstensi

    (deserebrasi)

    1 = tdk ada respon

    X = tdk dpt dinilai

    Min 1, max 6

    5 = orientasi baik & berbicara

    4 = disorientasi & berbicara

    3 = kata-kata yg tdk tepat

    2 = suara yg tdk berarti

    1 = tdk ada respon

    X = tdk dpt dinilai

    Min 1, max 5

    Perangsangan nyeri paling baik di sternum, kalau tidak bisa di supra orbital, kl tdk bsa di nail bed

    SPONTAN (LIHAT) VERBAL (SUARA) PAIN (NYERI) UNRESPONSE

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 4

    EYE VERBAL MOTORIK

    LIHAT 4: Jika dilihat saja pasien langsung

    buka mata

    SUARA 3: kalau dilihat blm buka mata,

    beri perintah dgn suara buka

    matanya.

    5: Orientasi baik: (kalau jawab

    benar 3)

    - Waktu: tanyakan skrg

    pagi atau malam dgn

    melihat sinar matahari.

    Atau tanya kalau ada

    matahari pagi atau

    malam?

    - Tempat: tanya sekarang

    berada dimana

    - Orang: tanyakan nama

    lengkap atau tanyakan

    nama salah satu anggota

    keluarganya

    4: disorientasi (apabila salah 1,2,

    atau 3)

    6: beri perintah yang jelas, missal

    angkat tangan lalu mengangkat

    tangan

    NYERI 2: Kalau dgn suara tidak

    membuka mata, dirangsang nyeri

    3: apabila dirangsang nyeri

    mengeluarkan kata berarti, missal

    aduh atau sakit

    2: apabila teriak aaaah

    mengerang

    5: tangan nyamperin ke tempat

    perangsangan nyeri, atau

    menepis rasa nyeri

    4: tangan menuju rasa nyeri tapi

    tidak sampai

    3: flexi tdk normal, hanya

    menekuk tidak jelas

    2: ekstensi

    UNRESPONSE 1: Sudah diberi rangsang nyeri ttp

    tidak buka mata

    1: tidak respon 1: tidak respon

    Ex: apabila ada gangguan tdk bs

    membuka mata missal: edema

    palpebral karena tdk bsa dinilai

    Vx: pasien dipasang alat lwt

    mulut

    Mx:

    PUPIL

    Membandingkan

    kanan dan kiri Simetris/tidak

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 5

    Simetris kanan kiri : ISOKOR. Tidak simetris: ANISOKOR

    TANDA RANGSANG

    MENINGEAL

    Cahaya masuk

    diterima oleh N

    II

    N II

    Berubah

    menjadi N

    III

    Normal Kerusakan

    N III kiri

    Kerusakan

    N II kanan

    KAKU KUDUK

    Pasien tidur tdk

    menggunakan bantal

    Sternum pasien ditahan oleh

    pemeriksa lalu kepala di

    fleksikan sampai menyentuh

    sternum atau smp 3 jari

    pemeriksa.

    Kalau 3 jari tdk sampai

    kaku kuduk (+)

    LASEQUE

    Pasien difleksikan di sendi

    panggul harus mencapai

    70o

    KERNIG

    Pasien difleksikan sendi

    panggul lalu ekstensikan

    sendi lututnya

    Cukup 135

    Brudzinski II saat kernig

    kiri kaki kanan ikut naik

    atau tidak

    BRUDZINSKI I LAPORAN:

    Kaku kuduk (-), Laseque > 70/> 70, Kernig > 135/> 135

    Kaku kuduk (+), Laseque > 70/> 70, Kernig > 135/> 135

    Kaku kuduk (-), Laseque < 70/> 70, Kernig < 135/> 135

    Brudzinski ditulis hanya bila +

    LAPORAN:

    Bulat, isokor, 3 mm, RCL +/+, RCTL +/+

    Bulat, anisokor, 3 mm/5 mm, RCL +/-, RCTL +/+

    Ka : Bulat, 3 mm, RCL +, RCTL +

    Ki : Ireguler, RCL +, RCTL +

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 6

    N. KRANIALIS

    NAMA KOMPONEN FUNGSI

    I N. Olfaktorius Aferen viseral khusus Penghidu

    II N. Optikus Aferen somatik khusus Pengelihatan

    III N. Oculomotorius Eferen somatik

    Eferen viseral umum

    (parasimpatis)

    Aferen somatik

    Pergerakan mata (m. rektus superior, inferior, dan medial;

    m. obliqus inferior & m. levator palpebra)

    Kontriksi dan akomodasi pupil (m. sfingter pupil dan m.

    siliaris

    Proprioseptif

    IV N. Tochlearis Eferen somatik

    Aferen somatik

    Pergerakan mata (m. obliqus superior)

    Proprioseptif

    V N. Trigeminus Eferen viseral khusus

    Aferen somatik

    Otot mastikasi & eardrum tension

    Sensasi umum dari separuh anterior kepala termasuk

    wajah, hidung, mulut, & menings

    VI N. Abdusen Eferen somatik Pergerakan mata (m. rectus lateral)

    VII N. Fasialis Eferen viseral khusus

    Eferen viseral umum

    (parasimpatis)

    Aferen viseral khusus

    Aferen somatik

    Otot ekspresi wajah & tension on ear bones

    Lakrimasi & salivasi

    Pengecap (2/3 anterior lidah)

    Somatosensori telinga luar, kanalis aud., membran

    timpani luar

    VIII N. Akustikus Aferen somatik khusus Pendengaran & keseimbangan

    IX N. Glossofaringeus Eferen viseral khusus

    Eferen viseral umum

    (parasimpatis)

    Aferen viseral khusus

    Aferen somatik

    Pergerakan menelan

    Salivasi

    Pengecapan (1/3 posterior lidah), gag refleks

    Somatosensorik telinga tengah, tuba eus.

    X N. Vagus Aferen viseral umum

    Aferen viseral khusus

    Aferen somatik

    Eferen viseral khusus

    Eferen viseral umum

    (parasimpatis)

    Sensori viseral

    Pengecap (epiglotis)

    Somatosensori kanalis auditorik, duramater

    Pergerakan menelan & kontrol laringeal

    Parasimpatis torakan & viseral abdomen

    XI N. Assesorius Eferen somatik Pergerakan bahu & kepala (m. sternocl. & m. trapezius)

    XII N. Hipoglosus Eferen somatik Pergerakan lidah

    NUCLEUSMesensefalon : 3,4

    Pons : 5,6,7,8

    Medulla oblongata : 9,10,11,12

    Dari inti sampai ke otak : UMN (central)

    Dari inti sampai ke otot: LMN (perifer)

    LAPORAN:

    Parese N. VII sinistra sentral

    Parese N. XII sinistra sentral

    Parese N. VII dekstra perifer

    Parase = kelumpuhan

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 7

    MOTORIK

    KEKUATAN

    5 Normal

    4 Bisa melawan gravitasi dan bisa melawan tahanan

    ringan

    3 Hanya mampu mengangkat tp tidak bs melawan

    tahanan

    2 Tidak bisa mengangkat, hanya bs geser-geser

    1 Tidak bisa mengangkat dan tidak bergeser tp masih

    ada tonus

    0 Tidak bisa mengangkat dan tidak bergeser tdk ada

    perubahan tonus

    TINGKAT JAWABAN REFLEKS

    0 Tidak ada refleks sama sekali

    +1 Jawaban lemah/kurang

    +2 Normal

    +3 Jawaban berlebihan, area pengetukan refleks

    meluas

    +4 Jawaban berlebihan & tdp klonus

    SENSORIK

    Lesi di otak Kanan Vs Kiri

    Lesi di medulla Spinalis

    atas Vs Bawah

    Pada decussation pyramidalis jaras menyilang

    sehingga apabila terjadi kelumpuhan yang terjadi

    kerusakan adalah yang sebaliknya. Missal: lumpuh

    sebelah kanan, rusak sebelah kiri

    Membedakan UMN dan LMN:

    UMN hipertonus, hiperreflek, atrofi

    karena ototnya tdk pernah dipakai dan

    atrofi muncul lbh lama

    LMN hipotonus, hiporeflek/ areflek, atrofi

    terjadi karena denerfasi (putus) dan atrofi

    langsung muncul

    Apabila kekuatan otot

    0-1 pleggi

    2,3,4 paresis

    Raba halus depan medulla spinalis

    Getar belakang medulla spinalis

    Nyeri lateral medulla spinalis

    Proprioseptif belakang medulla spinalis

    Suhu lateral medulla spinalis

    Lesi di otak Kanan Vs Kiri

    Lesi di medulla Spinalis

    atas Vs Bawah

    Simetris/tidak

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 8

    Pada laki-laki setinggi papila mammae ke bawah setinggi thoracal 4

    Umbilicus ke bawah setinggi thoracal 10

    OTONOM

    DIAGNOSIS KLINIS: berdasarkan tanda & gejala yang ditemukan (dpt berupa sindrom) gejala dari hasil anamnesis, tanda dari hasil PF

    TOPIS: berdasarkan lokasi kelainan korteks atau medulla spinalis

    ETIOLOGIS: berdasarkan penyebab

    PATOLOGIS: berdasarkan keadaan patologi yang terjadi gambaran PA

    PEMERIKSAAN

    PENUNJANG

    Lab, Radiologi

    Neurofisiologi

    Lumbal pungsi

    LAPORAN:

    Hemihipestesi dekstra (raba halus) kanan lebih baal

    Hipestesi (baal) dermatom T10 ke bawah

    Parahipestesi tungkai dua-duanya; Monohipestesi hanya salah satu

    Estesi = perasaan; Parestesi = kesemutan; hiperestesi = berlebihan

    Retensi LMN

    Inkontinensia UMN

    Lesi di otak Kanan Vs Kiri

    Lesi di medulla Spinalis

    atas Vs Bawah

    Simetris/tidak

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 9

    TATALAKSANA Medikamentosa dan non medikamentosa

    PROGNOSIS

    NEURODIAGNOSTIK DEFINISI Semua pemeriksaan yang berhubungan dengan penegakkan diagnosis di bidang ilmu penyakit saraf

    Tetap untuk Penegakkan diagnosis anamnesis & pemeriksaan fisik

    Macam: lumbal pungsi, neurofisiologi, neuroimaging

    LUMBAL PUNGSI Pasien tiduran bungkuk, tusuk tulang belakang sampai subarachnoid Tarik cairan otak nya

    Berperan dalam bbrp penyakit:

    - Infeksi & inflamasi

    - Perdarahan subarachnoid

    - Penyakit yg mempengaruhi TIK (tekanan intracranial)

    Indikasi

    - Menilai tekanan (opening pressure) & cairan serebrospinal (selular, sitologi, kimia,

    bakteri)

    - Terapi anestesi spinal, antibiotik, antitumor, TIK

    - Diagnostik mielografi (injeksi zat radioopak), sisternografi radionuklir (zat radioaktif)

    Kontraindikasi relative

    - TIK (nyeri kepala & papiledema) risiko herniasi (tu bila ada massa)

    - Luka di tempat pungsi missal: bisul

    Komplikasi:

    - Herniasi

    - Nyeri kepala

    NEURO IMAGING

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 10

    Foto polos

    - Fraktur (trauma), infiltrasi tumor, infeksi tulang

    Computed Tomography (CT scan)

    - Densitas bbd : tulang, CSF, darah, substansia alba & grisea

    - Perdarahan, jaringan otak, abses, tumor, ventrikel, struktur midline

    - Macam: CT scan non kontras (utk perdarahan spt struk), CT scan +kontras (infeksi

    dan tumor), CT scan kepala +bone window (cedera kepala)

    Kelebihan CT vs MRI

    - Pasien dengan metal di tubuh cnth pasien dgn pen, kawat gigi tdk bs pake MRI

    - Perdarahan lebih cepat & jelas terlihat

    - Lebih murah

    - Ketersediaan

    - Waktu pemeriksaan lbh singkat

    - Baik utk melihat tulang

    Magnetic Resonance Imaging

    - Lebih mudah membandingkan substansia alba & grisea

    - Dpt melihat lesi yg letaknya di dalam (lobus temporal dalam, fossa posterior,

    cervicomedullary junction)

    - Lesi demielinasi & infark lebih cepat terlihatDpt menentukan waktu perdarahan

    - Lebih bagus untuk melihat jar. Lunak

    Angiografi

    - Diagnostik: aneurisma, malformasi vaskular, penyempitan/sumbatan pembuluh darah, diseksi

    arteri, angiitis

    - Melihat

    USG

    - Otak janin & neonates karna ubun-ubun masih terbuka, untuk melihat perdarahan

    - Deteksi : perdarahan intraserebral & subdural, massa, defek kongenital

    - Visualisasi sirkulus Willis, arteri karotis & vertebralis, arteri temporalis menentukan derajat stenosis

    Electroencephalografi (EEG)

    - Untuk melihat kejang/tidak, dengan melihat aktifitas listrik

    - Kejang & kecurigaannya, penyakit metabolik, study of sleep, monitor aktivitas serebral pd pasien yg dianestesi

    Visual Evoked Potentials (VEP)

    - Menilai jalur visual

    Brainstem Auditory Evoked Potentials (BAEP)

    - Menilai jalur auditorik

    Somatosensory Evoked Potentials (SSEP)

    - Mengkonfirmasi lesi sistem sensorik

    Electromyography (EMG) pasiennya ditusuk dan disuruh bergerak

    - Kalau dia LMN

    Nerve Conduction Studies (NCS)/kecepatan hantar syaraf NCS pasien nya diestrum dilihat brp lama responnya

    - Kalau LMN

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 11

    LESI SARAF KRANIAL SIND. FOSTER KENNEDY penekanan pd fossa anterior, mengenai saraf:

    - N.I untuk pembauan shg tjd anosmia tdk bisa mencium sama sekali

    - N.II untuk pengelihatan tjd papil edema/atrofi periksa dengan funduskopi

    SIND. TOLOSA HUNT pd sinus cavernosus, mengenai saraf:

    - N. III ptosis, gangguan gerakan bola mata kesemua arah

    - N. IV

    - N. V-1 sensorik daerah dahi menjadi hipestesi, reflex kornea menurun

    - N. VI

    SIND. GRADENIGO pada daerah cavernosus sebelah bawah, mengenai saraf:

    - N. V-VI gangguan sensibilitas satu sisi, dan kesulitan melirik ke arah lateral

    SIND. RAMSAY-HUNT karena inflamasi, sering pd post herpes mengalami udem sehingga menekan

    - N. VII - VIII spt bells palsy disertai gangguan pendengaran

    NEURALGIA TRIGEMINAL N. V

    BELLS PALSY N. VII

    TRIGEMINAL NEURALGIA

    Nama lain: TIC DOUBLEREUX

    Serangan berupa nyeri (spt panas/kesemutan) wajah unilateral, spontan, episodic, tidak lebih dari 2 mnt

    Melibatkan cabang dari N. trigeminus

    - N. V-1 (opthalmicus): sudut mata sampai telinga bag. Atas, kulit kepala, dahi, kepala bag. Depan

    - N. V-2 (maxilaris): bawah sudut mata sampai sudut bibir, pipi, rahang atas, bibir atas, gigi dan gusi, sisihidung

    - N. V-3 (mandibularis): rahang bawah, gigi, bibir bawah, gusi

    Factor pencetus: sentuhan, bicara, makan, minum, mengunyah, sikat gig, menyisir, cukur

    Nyeri: ALODINIA respon berlebihan thd nyeri yang tdk sesuai dgn rangsangannya. Berbeda dgn HIPERALGESIA satu sisi lbh nyeri

    Wanita : pria = 3 : 2

    Etiologi: idiopatik kompresi N. V, demyelinisasi, traksi gigi, MS, stress, tumor, atherosclerosis

    GAMBARAN

    KLINIK

    Kebanyakan unilateral

    Serangan paroksismal di daerah muka atau frontal dengan nyeri bbrp detik, tidak lebih dari 2 menit

    Minimal 4 karakteristik:

    - Distribusi pada 1 atau lebih cabang N. V, plg sering V-2 dan V-3

    - Mendadak, tajam, stabbing, intens, spt terbakar

    - Intesitas nyeri hebat

    - Factor presipitasi dari area trigger atau aktivitas sehari hari mengunyah makan, sikat gigi

    - Diantara masa paroksismal, px asimtomatik

    Serangan stereotipi bentuk sama, tdk pernah berubah2. Missal hny kesemutan

    TATALAKSANA FARMAKOLOGIS: neuropatikpain dgn obat OAE penghambat Channel Na/Ca yang bsa menggangu impuls yg berlebihan

    - Carbamazepine (1st

    line): 50-100 mg 600-1200mg

    - Oxcarbazepin mulai 300mg dinaikan 300mg/hari

    - Phenytoin (2nd

    line): 300-500mg/hari

    - Gabapentin: 600-2000mg/hari

    - Pregabalin 150-600mg/hari

    Apabila farmakologis tdk membaik lakukan MRI untuk mencari penekanan dmn

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 12

    BEDAH

    - Pada kasus refrakter

    - Gamma knife, penekanan dengan balon, radiofrekuensi penyuntikan gliserol

    BELLS PALSY

    Kelumpuhan saraf N. VII tipe perifer (LMN) yang terjadi scr akut

    Etiologi: idiopatik, kemungkinan infeksi virus

    N. VII awalnya berjalan bersamaan dengan VI dan VIII pada canalis fascialis berjalan sendiri dan membentuk cabang:

    - Ganglion genikulatum produksi air mata, kelainan: hipolakrimasi

    - N. tapezius pendegaran, kelainan: Hiperakuisis

    - Corda timpani pengecapan 2/3 depan lidah

    - Foramen stilomastoideus mengontrol gerakan motorik mimic wajah

    UMN: tidak mengalami kerusakan seluruhnya karena tdk mengenai inti

    LMN: segmen atas bawah mengalami kerusakan

    GAMBARAN

    KLINIK

    Biasa terjadi pd usia pertengahan

    Paralisis mendadak pada saat bangun tidur

    Gejala lsg komplIt saat serangan

    DIAGNOSIS EMG dengan memeriksa evoke potensial pd foramen stylomasstoideus

    Evoke potensial diatas alis, bawah mata, sudut bibir dipasang electrode kemudian diestrum pd daerah depan telinga. Gelombang

    diukur lebih pendek atau normal. Bells palsy landai

    Bila evoke hasil baik prognosis baik

    TERAPI FARMAKOLOGIS

    - Prednisone 1 mg/kgBB (max 60mg/hari) selama 5 hari tap off 10 mg/hari (bila px dtg pada fase akut, lbh dr 7 hari tdk

    bermakna)

    - Acyclovir kombinasi dengan steroid hasil lebih memuaskan

    - Neurotropic

    - Analgetik/antiinflamasi

    NONFARMAKOLOGIS

    - Fisioterapi setelah 4 hari awitan, karena rx inflamasi masih hebat

    - Tutup mata dengan kassa (utk cegah infeksi), konjungtivitas-teratitis

    LESI BATANG OTAK ANATOMI Dibagi menjadi mesencephalon, pons, medulla oblongata

    Formasio retikularis pusat kesadaran

    Tdp inti-inti syaraf kranialis III XII

    Dari otak ke capusla interna kemudaian ductus caudatus kemudian turun ke batang otak lalu pada decussation pyramidalis akan menyilang 80%. Sehingga kalau ada

    kelainan di:

    - UMN: hemiparesis kontralateral

    Dibatang otak LMN sehingga paresis syaraf kranial ipsilateral (hemiparesis alternans) (TANYA LAGI)

    ETIOLOGI Mikroangiopati, iskemia batang otak, space occupying lesion, perdarahan, infeksi, trauma

    SINDROMA WALLENBERG SINDROMA DEJERINE SINDROMA MILLARD

    GUBLER (FOVILLE)

    SINDROMA BENEDIKT SINDROMA WEBER LOCK IN SYNDROME

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 13

    Penyebab:

    oklusi atau emboli

    teritori A. cerebellaris

    posterior inferior (PICA)

    atau a. vertebralis

    Gambaran klinis:

    - Vertigo

    mendadak

    - Nystagmus

    - Mual, muntah

    - Dysarthria dan

    disfonia

    - Singultus

    Akibat oklusi cabang

    paramedian dari a.

    vertebrialis atau a.

    basilaris, sering bilateral

    Gambaran klinis:

    - Kelumpuhan flaksid

    N. XII ipsilateral

    - Hemiplegia

    kontralat dgn

    Babinski (+)

    - Hipestesi kolumna

    posterior

    kontralateral

    - Nystagmus

    Akibat oklusi cabang

    sirkumferensial a. basilaris,

    tumor, abses

    Gambaran klinis:

    - Kelumpuhan N. VI

    ipsilateral

    - Kelumpuhan N. VII

    perifer ipsilateral

    - Hemiplegia

    kontralateral

    - Analgesia

    kontralateral

    - Thermanestesia

    - Gangguan raba,

    posisi, vibrasi

    Akibat oklusi cabang-

    cabang pedunkular a.

    basilaris dan a. cerebri

    posterior

    Gambaran klinis:

    - Kelumpuhan N. III

    ipsilateral, midriasis

    (+)

    - Gangguan raba,

    posisi dan vibrasi, 2

    point discrimination

    kontralateral

    - Hiperkinesia dan

    rigriditas

    kontralateral

    Akibat oklusi cabang

    intrapedunkular a. cerebri

    posterior dan a. choroid,

    bisa juga akibat tumor

    (giloma)

    Gambaran klinis:

    - Kelumpuhan N. III

    ipsilateral

    - Hemiparesis

    kontralateral spastik

    - Rigiditas

    kontralateral

    - Ataksia

    kontralateral

    - Paresis N. VII, IX, X,

    XII sentral tipe UMN

    Lesi bilateral ventral pons

    Sindrom terdiri dari:

    - Quadriplegia

    (terkena traktus

    kortikospinalis

    bilateral basis pons)

    - Afonia tdk

    bersuara

    - Kdg terlihat ggn

    gerak horizontal

    mata, krn

    terkenanya

    fasikulus N. VI

    bilateral

    Formasio retikularis intak

    sadar penuh

    Gerak vertical bola mata

    (N.III) baik dan kedipan

    mata baik

    Pasien tdk bisa ngapa2in

    hanya bs mengedip dan

    mengeluarkan air mata.

    PENYAKIT NEUROVASKULAR DEFINISI Stroke: sindrom yang bercirikan keluhan klinis deficit neurologis yang mendadak dan bertahan >24jam

    Transient Ischaemic Attack (TIA): sindrom yang bercirikan keluhan klinis deficit neurologis yang bertahan

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 14

    DIAGNOSIS

    KLASIFIKASI

    Pemeriksaan penunjang

    hanya boleh jika anam

    dan PF tdk menyakinkan

    Pilihan terapi

    Prognosis

    Anamnesis & PF

    DIAGNOSIS

    Clinical diagnosis

    berdasarkan anamnesis

    Topical diagnosis

    tempat PIS/SAH

    Etiological Diagnosis

    Trombus/ embolus/ pch pemb. darah

    Pathological Diagnosis

    Iskemik & hemoragik

    menetukan

    Diagnosis ONSET

    MENDADAK

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 15

    GEJALA TOPIS

    PEMERIKSAAN

    PENUNJANG Gold standard: CT scan kepala non kontras, jangan pakai kontras karena

    apabila dia hemoragik cairan kontras masuk keotak TIK >>

    - Pada hemoragik jam-jam pertama sudah terlihat

    - Iskemik hari kedua baru terlihat

    Melihat faktor resiko

    Laboratorium:

    - Profil lipid (kol. total, HDL, LDL, TG)

    - Profil gula darah (GDP, GD2PP, HbA1C) menentukan DM

    - Asam urat

    - Hemostasis lengkap (PT, APTT, D-dimer, INR, Fibrinogen) melihat

    darah kental atau tidak, kental iskemik, encer hemoragik

    - Kadar hemoglobin polisitemia

    EKG untuk menyingkirkan kelainan jantung bs embolus

    Rontgen thorax meilhat jantung membesar/tdk

    - PA: pasien harus berdiri

    - AP: untuk pasien lumpuh

    Untuk menentukan prognosis:

    - GDS: hiperglikemi buruk, krn sel-sel otak byk yg mati shg guldar

    keluar semua

    - Hitung jenis: leukositosis reaktif (semuanya jenis meningkat)

    prognosis buruk

    TATALAKSANA ISKEMIK

    - Antiagregasi Trombosit (asam asetil salisilat) Mencegah tjd struk berikutnya, mencegah trombus

    - Neuroprotektor (citicholine) menstabilkan membran sel agar tdk cepat pecah

    - Stabilisator Plak + Mencegah Vaskulitis (simvastatin) Mencegah tjd struk berikutnya, mencegah embolus

    - Antihiperhomosisteinemia (vitamin B6,B12, asam folat) Mencegah tjd struk berikutnya, homosistein berlebih dpt menyebabkan artheroskeloris.

    Homosistein >meningkat pd: laki, perokok, terpapar protein

    HEMORAGIK

    Fase akut: saat perdarahan masih tjd biasanya sampai minggu ke 2, terapi:

    - Neuroprotektor (citicholine)

    - Antihiperhomosisteinemia(vitamin B6,B12, asam folat)

    - Tdk boleh diberikan antiagregasi tromosit dan stabilisator plak pd fase akut

    Lewat fase akut baru berikan antiagregasi dan stabilisator plak

    KORTEKS

    Kekuatan otot atas dan bawah berbeda

    SUBKORTEKS

    Kekuatan otot atas dan bawah sama

    STROKE TD keadaan normal

    Karena tdp sumbatan darah, shg jantung memompa lbh keras

    Pd fase akut tdk boleh TD rendah bs mkn iskemik

    Tdk boleh terlalu tinggi pecah

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 16

    Serangan berulang penanganan sama

    Penanganan dirumah

    - Airway ada ngorok, lakukan manuver

    - Breathing oksigen

    - Circulation

    INFEKSI SSP MENINGITIS

    PENDAHULUAN Merupakan masalah medis pentingkarena angka kematian dan angka

    kecacatan tinggi

    Sinonim: leptomenginitis

    Meningitis merupakan proses keradangan yang mengenai salah satu/bbrp

    lapisan selaput otak:

    - Piamater

    - Arachnoid

    - Ruang subarachnoid

    - Dapat meluas ke jaringan otak & medulla spinalis

    Encephalitis: infeksi dengan proses peradangan yang mengenaik jaringan

    otak.

    Untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas meningitis:

    - Pengetahuan ttg patof dari meningitis

    - Perhatian dan wapada thd meningitis

    - Cepat mengetahui kemungkinan penyebabnya

    - Terapi cepat & adekuat

    - Melakukan kegiatan preventif

    Etiologi:

    - Protozoa: toxo, malaria

    - Mikosis: blastomikosis, dll

    - Rickettsia

    - Virus, herpes

    MENINGITIS BAKTERIAL AKUT MENINGITIS TUBERKULOSIS = MENINGITIS SUBAKUT/KRONIS

    DEFINISI Infeksi meningitis yang terjadi dalam waktu kurang dari 3 hari dan

    umumnya disebabkan oleh bakteri

    Sering disebut: meningitis purulenta karna pada lumbal pungsi LCS nya

    keruh purulen

    Merupakan meningitis drimana onset penyakitnya >4minggu, dapat juga

    2-8minggu

    ETIOLOGI UMUR ORGANISME PENYEBAB YANG UMUM

    NEONATUS Sreptococcus grup B/D

    Streptocccous non grup B

    E. coli, L. monocytogenes

    Infant & anak H. infuelenzae

    S. pneumonia

    N. meningitides, diplococcus pneumonia

    Mycobacterium tuberculosa

    ISKEMIK : MAP > 140

    HEMORAGIK: MAP >130

    Hipertensi emergensi TD diastol >120 HARUS DITURUNKAN DALAM WKT 1 JAM, hanya boleh turun

    25% dr MAP awal. Obat: intravena nicardipin

    Kalau kriteria MAP boleh turun sampai hari ke 2. Obat: oral shortacting kaptopril

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 17

    Dewasa S. penumoniae, H. influenza

    N. meningitides, basil gram (-)

    Staphylococcus, streptococcus

    Spesies listeria

    PATOGENESIS Penyebaran infeksi melalui

    1. Hematogen pembuluh darah

    2. Percontinuitatum (perluasan lsg dr infeksi)

    3. Melalui tr. Respiratorius

    4. Implantasi langsung, missal:

    - Trauma terbuka kepala

    - Tindakan bedah otak evakuasi perdarahan atau dekompresi

    tumor yang tdk dilakukan provilaksis dengan benar

    - Lumbal pungsi

    Multiplikasi & lisis bakteri dalam ruang subarachnoid (RAS)

    Pelepasan komponen dinding sel bakteri kedalam RAS

    Produksi sitokin inflamasi (TNF, IL-1, MIP)

    Pengumpulan PMN dengan perlekatan PMN pada endothelium & tjd diapedesis

    Permeabilitas BBB migrasi PMN kedalam CSS

    degranulasi &

    melepaskan Edema vasogenik Eksudat protein dlm RSA

    metabolit oksigen toksik

    Obstruksi dari outflow & resrorbsi GDD

    Edema instisial +volume CSS

    TIK

    FAKTOR VIRULENSI BAKTERI MENINGITIS BAKTERIAL

    FAKTOR KONSEKUENSI

    Kapsul polisakarida

    bakteri

    Adhesi mukosa

    Evasi dari jalur alternative komplemen

    Invasi css

    Dinding sel

    lipopolisakarida bakteri

    Inflamasi meningen

    Aktifitas lekosit

    Pelepasan sitokin (TNF, IL1)

    Pada umumnya didapatkan focus ditempat lain terutama paru

    Anak: primer di paru

    Dws: primer dari tempat lain, seperti mastoid, spondylitis, serta organ lain

    Penyebaran

    Kelenjar regional duktus thorasikus sirkulasi/hematogen invasi

    SSP eksudat kaseosa masuk ruang subaraknoid MENINGITIS

    Predileksi eksudat kaseosa didaerah basal otak pembuntuan aliran LCS

    pd aquaduktus sylvii & ruang sub araknoid batang otak hydrosefalus

    (mjd herniasi), papil edema, TIK

    Pada ruang subaraknoid didapatkan pembuluh darah (arteritis)

    thrombosis infark serebri multiple

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 18

    Kerusakan sawar darah otak

    GAMBARAN KLINIS Onset akut 25% timbul dalam waktu 24 jam setelah onset:

    - Sakit kepala riwayat sakit kepala 3 hari atau 1mg sebelum

    adanya keluhan yag lain

    - Kaku kuduk leher tidak mampu menyentuh dada saat difleksikan

    - Panas menggigil

    - Fotofobia

    - Mual, muntah

    - Kejang

    - Gejala neurologis fokal gangguan pada salah satu sisi

    (hemiparesis, hemihipestesi, kejang fokal)

    - Penurunan kesadaran deficit neurologis global

    GEJALA/TANDA FASE

    I II III IV

    Rangsang meningen - + + +

    Kelainan syaraf otak (N. VI, VII) - + + +

    Hemiparese - + + +

    Tanda neurologic fokal - - + +

    Konvulsi - - + +

    Penurunan kesadaran - - - +

    Shock & koma - - - +

    Biasanya fase I tanpa gejala, atau hanya nyeri kepala pd pasien TB

    DIAGNOSA PEMERIKSAAN FISIK

    Kaku kuduk/iritasi meningen kernig, brudzinki I-IV

    Papil edema pemeriksaan n. II mengunakan funduskopi

    Gejala neurologis fokal, terutama gangguan pd syaraf kranialis III, IV, VI, VII

    keluhannya diplopia (pandangan double), parese n. VII

    Infeksi ekstrakranial sbg sumber paling sering yang lubang2. Missal:

    - Otitis Media Purulenta (OMP) ada secret yang berbau ditelinga.

    - Sinusitis yang tdk tertangani

    - Abses gigi

    Artitis, terutama bila N. meningitides sbg penyebab

    Kejang

    Penurunan kesadaran koma

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    LAB:

    - Urin lengkap, Darah Lengkap,

    - Elektrolit: karena komplikasi bisa terjadi sindrom inapropiate

    antidiuretic hormon (SIADH) urin berlebihan

    - guldar, fungsi ginjal & hati, kultur darah, tes utk sifilis

    Radiologi

    - X-foto torax untuk mcr factor penyebab mis pneumonia

    - X-foto sinus paranasalis/mastoid

    - Ct scan/ MRI kepala

    - EEG

    GOLD STANDARD: LUMBAL PUNGSI

    Fraksi protein

    - None

    - Pandy

    Gejala klinis: demam subfebris, kaku kuduk, nyeri kepala hebat, muntah

    Pemeriksaan LCS:

    - Liquor jernih

    - Leukosit antara 50-400/mm3

    - Limfosit predominan/mononuclear

    - Kadar glukosa menurun

    - Kadar protein

    - Terdapat pelikel LCS didiamkan slm 24 jam diruang terbuka

    terbentuk spt jaring laba2

    Pemeriksaan tambahan

    - Thorax foto

    - Ct-scan kepala

    DASAR DIAGNOSA:

    Adanya rangsang meningel meningkat:

    - Kaku kuduk, kernig, brudzinski

    LCS:

    - Leukositosis, terutama limfosit/mononuclear

    - Protein

    - Glukosa

    Ditambah dgn 2 dari 3 kriteria :

    - Ada bakteri TB dgn hapusan maupun kultur dr pelike cairan otak

    - X-foto torak gambaran TB

    - Adanya kontak dgn penderita TB aktif

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 19

    Hitung sel banyak MN/PMN

    Protein

    Kadar glukosa bandingkan dgn kadar guldar

    Direct smear/hapusan langsung

    Kultur

    KONTRA INDIKASI:

    Absolut:

    - Papil edema yang nyata merupakan tanda peningkatan TIK yang

    sgt tinggi

    - Penurunan kesadaran yg dalam atau yang memburuk dengan

    cepat sudah dalam kondisi herniasi

    - Deficit neurologi fokal infeksinya sudah hebat

    - Kecurigaan lesi desak ruang intracranial: missal abses atau

    perdarahan lakukan ct scan dl

    Relatif

    - Sedang Infeksi local dipunggung bawah tempat LP

    - Syok akibat berbagai sebab karena akan nyeri

    - Kagulopati gangguan koagulasi

    - Trombosit < 50k pd pemeriksaan drh tepi utk pembekuan darah

    M. BAKTERIAL M. VIRUS M. SEROSA

    Tekanan 5-15cm

    H2O

    N; Sedikit TBC: N/sedikit

    AIDS + meningitis

    kriptokokus :

    Hitung sel PMN MN MN

    Kuman yang

    didapat

    Glukosa

    Warna cairan: keruh bakteri, jernihvirus/tb

    Pemeriksaan ag spesifik jarang dilakukan karena mahal

    Imaging CT scan contrast contrast enhasment (mengisi sulkus dan girus scr

    difuse)

    PENATALAKSANAAN Sedini mungkin setelah diagnose pasti semakin cepat prognosis baik

    Terapi umum:

    - Tirah baring total

    - Perawatan 5b jangan smp decubitus

    Terapi spesifik

    - Antibiotic sesuai dengan hasil pemeriksaan LP

    - Bila ada kontraindikasi LP berikan antibiotic sesuai antibiotic

    empiris

    - Lama pemberian antibiotic sesuai dgn jenis bakteri

    Penatalaksaan umum sama dgn meningitis bacterial akut

    Pengobatan spesifik, digunakan kombinasi tb:

    - INH

    - Ethionamid/pyrazynamid

    - Streptomisin

    - rifampisin

    pemberian kortikosteroid (bs smp 2 minggu bila:

    - shock

    - TIK

    - Adanya tanda arachnoiditis

    Diberikan 2 bulan pertama

    Kemudian dilanjutkan 6-9bulan

    berikutnya dgn rifampisin dan

    INH saja

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 20

    USIA KUMAN ANTIBIOTIK

    NEONATUS Streptococcus

    grup B, atau D.

    E.coli, I

    monocitogenes

    Ampisilin + cefotaxim

    Ampisilin + gentamisin

    Acyclovir H. simplex encephalitis

    INFANT Ampisilin + cefotaxim/ ceftriaxone

    Chloramphenicol + gentamicin

    +vancomisin

    +dexametason

    Anak-dws

    7-50tahun

    S. pneumonia,

    N. menigitidis,

    i.

    monocytogenes

    Cefotaxime (3x1g)/ ceftriaxone (2x2gr) +

    ampisilin

    Chloramphenicol + trimetroprim/

    sulfamethoxazol

    Bila prevalensi s.pneumoniae resisten

    cephalosporin >2% beri:

    - Cefotaxim/ceftriaxone +

    vancomisin

    - Chloramphenicol/

    klindamisin/meropenem

    TERAPI TAMBAHAN:

    - DEXAMETHASON apabila ada TIK hebat, edema hebat

    - Neurologis fokal yg progresif baik di hemisfer, batang

    otak,mielum, atau akar saraf

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 21

    Menghambat rx inflamasi krn lisis bakteri dalam ruang

    subarachnoid

    Perbaikan BBB penetrasi AB kedalam CSS

    ES: perdarahan GI, supresi imun imun seluler

    Diberikan sebelum pemberian antibiotic pertama (10-

    15menit)

    - Immunoglobulin

    Diberikan sedini mungkin

    Menetralkan endotoksin, krn bakteri

    Tdk menyebabkan supresi imun

    Pilih yg dpt menembus BBB molekul kecil

    Dosis: 1-3ml/kgBB IV berikan perinfus dgn kecepatan 150-225

    ml/jam atau 40-60tts/mnt

    - Peningkatam TIK

    Letak kepala 30o dari tempat tidur

    Edema hebat Obat hiperosmoler: mannitol atau trigliserol

    TIK Hiperventilasi: pCO2 dipertahankan: 27-30mmHg

    Barbiturate kebutuhan metabolic otak

    KOMPLIKASI Gangguan cerebro vaskuler infark nekrosis otak

    Edema otak

    Hidrosefalus 1-2 hari bs meninggal

    Perdarahan otak

    Kejang

    Efusi subdural

    Parese n. cranialis III, VI, VII, VIII

    Septik shock

    RDS

    DIC

    pneumonia

    Miokarditis,

    endocarditis

    Hidrosefalus

    Kejang

    Hemiplegia

    Parase n. cranialis n. VI krn gejala di basal terkompresi oleh penumpukan

    nekrosis kaseosanya

    Afasia

    Encephalomyelopathy

    ENCEPHALITIS

    ENCEPHALITIS VIRAL AKUT ENCEPHALITIS TOXOPLASMA DEFINISI Viral encephalitis merupakan self limiting illness, tetapi sering berkembang

    menjadi meningoencephalitis yang lebih berat dan merupakan aseptic

    meningoencephalitis

    Etiologi:

    - herpes simplex, zoster

    - entero virus

    - arbovirus, mumps,

    - limfotik

    - coxsakie

    = cerebral toxoplasmosis

    Banyak ditemukan pd pasien HIV aids stadium 4

    Merupakan suatu infeksi yang disebabkan toxoplasma gondii dan

    mengenai jar. Otak

    PATOFISIOLOGI Penyebaran scr hematogen Penularan ke manusia melalui kontak langsung dengan tinja kucing atau

    kista (ookista) yang tertelan bersama makanan yang tidak dimasak dgn

    baik

    Umumnya menyerang pasien dgn imun menurun

    Pybab tersering infeksi SSP yang memberi gambaran masa pada pasien

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 22

    HIV/AIDS umumnya simtomatik bl CD4+ < 100mm3

    GEJALA KLINIS Onset mendadak/subakut

    Sakit kepala hebat, sub febril, muntah & kaku kuduk

    Sering disertai foto fobia

    Kejang & TIK

    KHAS: perubahan prilaku gelisah, marah2

    Subakut

    Panas badan

    Nyeri kepala

    Deficit neuro fokal, bervariasi tgt lokasi bs hemiparesis, bs kejang fokal

    - Membaik pada hari 5, hari 7, hari 14 terapi berbeda dgn PCNSL

    yang memburuk pada hari 10 pengobatan

    Kejang

    Generalized cerebral dysfunction

    Gangguan neuropsikiatri

    DIAGNOSA Pemeriksaan LCS

    - LCS jernih

    - Sel 50-500/mm3 limfosit predominan

    - Kadar glukosa dan Cl normal

    - Protein meningkat ringan

    EEG, CT, MRI lesi asimetris di frototemporal (t.u pd herpes simplex).

    Makanya pasien mengalami perubahan prilaku karna pusatnya ada di

    frontotemporal

    Analisa ELISA CSF atau PCR (+)

    Berdasarkan gejala klinis, tingkat resiko dan karakteristik lesi

    Pemeriksaan Ab IgG-IgM toxo

    Pemeriksaan HIV

    Pemeriksaan radiologi

    - CTscan/MRI kepala dengan kontas: lesi sphrenical multiple

    dengan kontras enchancement di bbrp area, predileksi di basal

    ganglia atau corticomedullary junction disertai vasogenik edema

    dan efek masa disekitarnya

    Respon baik tgd terapi suspected

    TATALAKSANA Penatalaksanaa umum (5B)

    Penatalaksanaan khusus

    - Tdk perlu antibiotic

    - Injeksi Acyclovir 10mg/kgBB setiap 8jam selama 3 minggu

    KOMPLIKASI:

    Mengioencephalitis

    Pd anak RM, kejang, buta kortikal

    Hidrosefalus, mikrosefalus, tetraparesis

    Minimal 6 bulan, dibagi mjd 2:

    Tx fase akut (induksi) selama 4 6 mgg, diberikan:

    - Pirimetamin 200 mg p.o (loading dose) 1 hari dilanjutkan 75

    100 mg p.o /hari + sulfadiazin 1-1,5 g tiap 6 jam atau

    100mg/kg/hari + asam folat 10 20 mg/hari

    - Bila alergi sulfa, dpt diganti Clindamycin 600-1200mg tiap 6 jam

    atau azithromycine 900-1200mg/hr atau clarithromycin

    1000mg/12 jam

    Dilanjutkan tx rumatan, diberikan:

    - Pirimetamin 25-50 mg/hari + sulfadiazine 500 1000 mg/hari

    4x/hari atau clindamycin 1200mg 3x/hari + asam folat

    - Px yg mendapat tx HAART, tx dpt dihentikan bila CD4+ > 200

    selama 3 bulan pd prevensi primer dan 6 bulan pd prevensi

    sekunder

    PENCEGAHAN Mengeliminir bakteri

    Imunisasi

    vaksinasi

    Masak daging sampai masak sebelum dimakan

    Cuci buah dan sayuran sebelum dimakan

    Pakai sarung tangan bila berkebun

    Hindari kontak dengan bahan yang terkontaminasi faeces kucing

    Jaga kebersihan makanan, hindari kontak dengan serangga

    Pencegahan primer pd px HIV sero + toxoplasma gondii dg CD4+ < 100

    trimethoprim-sulfametoxazole 960 mg/hari

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 23

    ABSES SEREBRI SPONDILITIS TB MALARIA SEREBRAL DEFINISI Merupakan infeksi intraserebral fokal yg dimulai

    sbg serebritis yg lokalisatorik dan berkembang

    mjd kumpulan pus yg dikelilingi kapsul

    Tersering: dewasa muda,

    Sumber infeksi: sinusitis paranasal, otitis media,

    infeksi gigi, endokarditis, abses paru, trauma,

    pasca operasi, px dg imunosupresi, HIV/AIDS

    = Tuberkulosis spinal; Potts disease of the

    spine; tuberculous vertebral osteomyelitis

    Infeksi TB ekstrapulmonal yang mengenai satu

    atau lebih tulang belakang.

    Banyak terjadi di seluruh dunia, sering

    ditemukan di negara berkembang.

    Bentuk paling berbahaya dari TB

    muskuloskeletal destruksi tulang, deformitas

    dan paraplegia.

    Terbanyak di V. thorakal bawah 7,8,9,10 (40-

    50%), V. lumbal (35-45%), 10% kasus di v.

    servikal. Karena pd thorakal bawah aliran

    bawah tdk terlalu cepat disukai oleh kuman TB

    Salah satu komplikasi dari malaria

    Definisi menurut WHO:

    Ensefalopati akut yang memenuhi 3 kriteria:

    - Koma yg menetap > 30 menit setelah

    serangan kejang

    - Adanya Plasmodium falsiparum yang

    dapat ditunjukkan

    - Penyebab lain dari ensefalopati

    (hyponatremia berat, gangguan

    elektrolit, anemia) telah disingkirkan

    Etiologi: Plasmodium falsiparum, yg

    ditularkan mell gigitan Anopheles betina

    P. Falsiparum memiliki 3 sifat khusus:

    - Menginfeksi eritrosit pd segala usia

    - Menimbulkan hyperparasitemia

    - Tjd sekuesterasi dlm organ-organ

    PATOGENESIS Perluasan langsung dari kontak fokus infeksi:

    sinus, gigi, telinga atau mastoid

    Hematogen: dari fokus infeksi jauh mis

    endokarditis bakterial, infeksi primer paru dan

    pleura sering multiple abses serebri

    Setelah trauma kepala maupun tindakan bedah

    saraf yg mengenai dura dan leptomening

    Kriptogenik (hingga 30%): tidak jelas sumbernya Early

    Cerebritis

    Late

    Cerebritis

    Early

    Capsulated

    Late

    Capsulated

    Hari ke-1 s.d

    3

    Hari ke-4 s.d

    9

    Hari ke-10

    s.d 13

    hari ke-14

    Infeksi

    serebri

    difus hny

    iskemik

    Central

    necrotic area

    infark luas

    Resolusi

    daerah

    serebritis

    Kapsul

    matang

    mengelilingi

    daerah

    inflamasi

    Terisi sel-sel

    radang

    Terisi

    fibroblas

    Peningkatan

    makrofag

    dan fibroblas

    Berisi debris

    dan sel PMN

    Penyebaran dapat secara hematogen maupun

    langsung (contiguous spread)

    Patogenesis tergantung dari kemampuan

    bakteri menahan cernaan enzim lisosomal dan

    kemampuan host dalam mobilisasi immunitas

    seluler.

    Bakteri akan bermultiplikasi dalam sel dan

    membunuh sel itu merangsang pembentukan

    granuloma mengaktivasi makrofag.

    GAMBARAN KLINIS Sistemik: demam subfebrile

    Serebral umum peningkatan TIK:

    - Nyeri kepala progresif (>50%)

    - Mual, muntah

    - Penurunan kesadaran

    1. Stadium I (Implantasi)

    Pada umumnya terjadi pada daerah torakal

    atau torakolumbal soliter atau beberapa level.

    2. Stadium II (Destruksi awal)

    Terjadi 3 6 minggu setelah implantasi dan

    Nyeri kepala hebat

    Penurunan kesadaran

    Gangguan gerak

    Hemiparese (jarang)

    Kejang, biasanya kejang umum

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 24

    - Papil edema

    Serebral fokal

    - Kejang, sering general (40%)

    - Perubahan status mental (50%)

    - Defisit neuro fokal motorik, sensorik,

    nn.cranial bs kejang, hemiparesis,

    hemisensoris, parese n. kranialis

    mengenai diskus intervertebralis.

    3. Stadium III (Destruksi lanjut dan Kolaps)

    Terjadi setelah 8-12 minggu dari stadium II

    terbentuk cold abscess (spt melengkung keluar)

    bila tidak diterapi

    4. Stadium IV (Gangguan Neurologis)

    Terjadinya komplikasi neurologis

    5. Stadium V (Deformitas dan Akibat)

    MANIFESTASI KLINIS

    Nyeri punggung bawah kronis paling awal

    berupa nyeri spinal atau radikular.

    Panas dan penurunan berat badan

    Defisit neurologis (50% kasus): kompresi

    medspin (transverse cord synd

    komplit/inkomplit) dengan paraplegi,paresis,

    gangguan sensasi, nyeri radiks saraf dan

    sindroma kauda equina

    Gambaran Cold abscess

    Gibbus, kyphosis

    disfungsi sphincter inkontinen/retensi

    Hasil LP: LCS jernih, sel < 10, protein normal

    atau sedikit meningkat, LDH meningkat

    semakain tinggi prognosis buruk

    EEG: non spesifik

    CT scan kepala: normal atau edema serebri

    ringan

    DIAGNOSA Gambaran klinis

    Pemeriksaan laboratorium mencari sumber

    infeksi

    X-foto sinus dan mastoid

    CT-Scan dan MRI kepala dengan kontras Ring

    enhancement

    EEG sesuai indikasi

    LP: merupakan kontraindikasi !!! krn ada massa

    DIAGNOSIS BANDING:

    Tuberculoma otak

    Cysticercosis

    Infark serebri

    Intra cerebral haemorrhage yang mengalami

    resorbsi

    Tumor otak primer ataupun sekunder

    Laboratorium

    Radiologis:

    - Foto polos thorax

    - Foto vertebrae scalloping

    Paraparese: lesi di thoracal

    CT scan

    MRI

    Kriteria diagnosis:

    Penderita berasal dari daerah endemis atau

    berada di daerah endemis

    Demam atau riwayat demam tinggi

    Adanya manifestasi serebral: penurunan

    kesaadaran dg atau tanpa gx neuro lain,

    sedangkan kemungkinan penyebab lain telah

    disingkirkan

    Ditemukan parasit malaria dlm sediaan darah

    tepi

    Tidak ditemukan kelainan LCS yang berarti

    TATALAKSANA Umum

    - 5B: breathing, bloodcirculation, blader,

    bowel

    Tujuan terapi:

    1. Eradikasi infeksi dan mencegah progresifitas

    penyakit

    Penatalaksanaan umum : 6B

    Terapi antimalaria:

    - Kina

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 25

    Khusus

    - Antibiotika: diberikan sedini mungkin, first

    line iv drug 6 8 minggu

    - Pembedahan drainage abses atau eksisi

    abses bl > 4mg tdk ada perubahan

    - Atasi gejala peningkatan TIK dan kejang

    - Pengobatan infeksi primer lokal

    Antibiotika empirik untuk terapi first line Abses

    serebri

    - Perluasan langsung dari sinus, gigi, telinga

    tengah: Penicillin G + Metronidazole +

    Cephalosporin gen. III

    - Penyebaran via hematogen atau trauma

    penetrasi kepala: Nafcillin + Metronidazole +

    Cephalosporin gen.III

    - Post operasi : Vancomicin (untuk MRSA) +

    Ceftazidime atau Cefepime (Pseudomonas)

    - Tidak dijumpai faktor predisposisi:

    Metronidazole + Vancomicin + cephalosporin

    gen III

    INDIKASI PEMBEDAHAN

    - f/ Drainase atau eksisi abses serebri pada:

    - Lesi diameter > 2.5 cm

    - Efek massa signifikan

    - Lesi dekat dg ventrikel krn kl menekan

    ventrikel bs hidrosefalus

    - Kondisi neurologi memburuk

    - Setelah terapi 2 minggu abses membesar

    atau setelah 4 minggu terapi ukuran abses

    tidak mengecil

    abses multiple/lokasi sulit terjangkau, kondisi

    kritis/stad akhir pertimbangan

    medikamentosa

    2. Mencegah atau mengkoreksi deformitas atau

    defisit neurologis

    TERAPI KONSERVATIF

    1. Pemberian nutrisi yang bergizi

    2. Pemberian terapi anti tuberkulosa

    TERAPI PEMBEDAHAN

    1. Debridement

    2. Stabilisasi

    - Kinidin

    - Klorokuin

    - Derivat artemisinin

    - Exchange transfusion

    Pemberian cairan dan nutrisi

    Penanganan komplikasi

    KOMPLIKASI Herniasi serebri

    Abses ruptur ke dalam ventrikel /R.Subarachnoid

    Sekuele neurologis

    Abses berulang

    Kejang

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 26

    TRAUMA KEPALA TRAUMA MEDSPIN DEFINISI Trauma mekanik thp kepala, langsung/tdk lgs, yg menyebabkan gg fs

    neurologis fisik, kognitif (lobus frontal), psikososial (temporer/permanen)

    Sinonim: Trauma kapitis = cedera kepala = head injury = trauma kranioserebral

    = traumatic brain injury

    Trauma medulla spinalis/spinal cord injury (SCI) defisit neurologis & hendaya

    permanen (ketidakmampuan menetap)

    Tujuan menegakkan diagnosis & memulai terapi secepatnya mencegah

    defisit lanjut (primer & sekunder)

    KLASIFIKASI PATOLOGI:

    Komosio serebri memar otak, tdk boleh ada kelainan patologis, hanya

    kelainan membrane sel

    Kontusio serebri gegar otak

    Laserasi serebri

    Lokasi lesi

    1. Lesi difus

    2. Lesi kerusakan vaskuler otak

    3. Lesi fokal

    Kontusio & laserasi serebri

    Hematoma intracranial

    - Hematoma ekstradural (hematoma epidural)

    - Hematoma subdural

    - Hematoma intraparenkhimal

    Hematoma subarachnoid

    Hematoma intraserebral

    Hematoma intraserebelar

    KATEGORI SKG GAMBARAN KLINIS CT SCAN OTAK

    Minimal =

    simple head

    injuri

    15 Pingsan (-), deficit neuro (-)

    hanya ada nyeri kepala krn

    trauma

    Normal

    Ringan = CKR 13-19 Pingsan 10mnt s/d 6jam,

    deficit neuro (+)

    Abnormal

    Berat = CKB 3-8 Pingsan >6jam, deficit neuro (+) Abnormal

    Deficit neurologis: TIK, lateralisasi

    Pemeriksaan fisik: SKG

    CT scan CKS dan CKB karna ada kelainan neurologi

    - Cks: Udem atau kontusio serebri

    - Ckb: gangguan vaskularisasi subdural hematom (SDH), epidural hematom

    (EDH), Subaraknoid hematom (SAH)

    Mis: pada saat pemeriksaan SKG 15, pingsan 15menit CKS. Jd kategorikan ke yang

    ANATOMI DAN PATOFISIOLOGI

    Segmen servikal medspin susah bernafas paling sering

    Thoracolumbar junction

    Komplit Vs Inkomplit

    - Komplit : sensoris & motorik di bawah level (-)

    - Inkomplit : sensoris & motorik di bawah level (+) prognosis >>

    PRIMER

    - Langsung mis robekan ditrauma medspin

    - Deformasi lokal & transformasi energi dr kompresi akut, laserasi,

    distracting, atau regangan

    SEKUNDER

    - Kaskade biokimia & proses selular kerusakan / kematian sel

    - Perubahan vaskular, perubahan kadar ion, akumulasi neurotransmiter,

    produksi radikal bebas & lipid peroksidase, efek opioid endogen, edema,

    inflamasi, ATP

    Kalau sudah cedera primer tdk dapat dicegah lagi, tp dicegah tjd sekunder

    ada kelainan patologis

    Awalnya primer menjadi sekunder karna ada kaskade

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 27

    lebih berat yaitu pingsan 15 menit

    DIAGNOSIS Anamnesis

    - Trauma kapitis + gg kesadaran + interval lucid

    Interval lucid: perdarahan ngumpul dl smp TIK jd pasiennya pingsan

    sadar pingsan atau dari awal pingsan tdk bangun-bangun (khas EDH)

    - Perdarahan

    otore: keluar lcs dari telinga

    rinore: keluar lcs dari hidung

    - Amnesia traumatika lupa ingatan. Sudah masuk CKR, CKS, CKB

    Retrograde: sebelum kejadian

    Antegrad : setelah kejadian

    Pemeriksaan Fisik Status Neurologis

    Radiologi fraktur (linier/impresi/terbuka/tertutup)

    - Foto kepala : AP/lat/tangensial

    - Foto servikal patah tulang leher bs berhenti nafas karena menekan syaraf

    pernafasan (C3,4,5)

    CT scan kepala + bone window

    Tanda suspek fraktur basis kranii:

    - brill hematom/raccoon eye/hematom periorbita hematom pada kelopak

    mata atas dan bawah kanan kiri bs beda. Jam-jam awal masih di kelopak

    mata atas

    - battle sign/ hematom retroauricula lebam di telinga belakang, lokasi tgt

    patah dmn

    - otore/rinore membedakan darah dgn LCS, usap dikasa teteskan dgn

    betadin 1-2 tetes, tunggu 5 menit apbl berubah berarti ada LCS

    fraktur basis kranii:

    - pasien bs infeksi karena basis kranii yang memisahkan otak dgn udara luar

    - apabila dipasang NGT bs nembus ke otak

    - beri antibiotic seftriakson untuk profilaksis slm 1 minggu

    FRAKTUR LINEAR

    Tdk perlu operasi

    FRAKTUR IMPRESI

    Wajib operasi, krn

    patahan bs

    menimbulkan

    kejang

    SAH

    Gambaran:

    Mengikuti

    sulkus dan girus

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 28

    MANAJEMEN Survei Primer Airway Breathing Circulation Disability

    Survei Sekunder EF

    Manajemen TTIK

    - Elevasi kepala 300 kalau patah leher jangan

    - Pasien tdk kesakitan tenangkan atau beri analgesic

    - Pasien pipis

    - Manitol 20% (awal 1 gr/kgBB dlm -1 jam drip cepat lanjut 0.5

    mg/kgBB). Hati-hati tdk boleh yg osmolalitas terlalu tinggi

    - Analgetika

    Manajemen komplikasi

    Kejang

    Infeksi antibiotic profilaksis

    Gastrointestinal

    Demam

    DIC

    Manajemen cairan & nutrisi adekuat

    Roboransia (untuk mencegah kaskade cedera kepala sekunder) vitamin C

    dalam bentuk injeksi

    neuroprotektan sesuai indikasi sitikolin

    INDIKASI OPERASI

    EDH

    - > 40 cc dg midline shift (temporal/frontal/parietal) dg fs batang otak baik

    - > 30 cc pd fossa posterior dg tanda2 penekanan batang otak/hidrosefalus

    dg fs batang otak baik

    - EDH progresif

    SDH

    - SDH luas (> 40 cc) dg GCS > 6, fs batang otak baik

    - SDH dg edema serebri/kontusio + midline shift dg fs batang otak baik

    ICH

    Methylprednisolone / MP (corticosteroid) untuk mencegah kaskade iskemik

    - Efek neuroprotektif MPSS (MP-sodium succinate)

    Menghambat lipid peroksidase

    Menghambat influks kalsium

    Menghambat iskemia

    Efek anti inflamasi

    - Pemeberian paling bagus sebelum 3 jam

    - Antara 3-8 jam masih bisa

    - >8jam metil pred tidak berguna

    - Dosis maintenance:

    < 3 jam diberikan 1 satu hari

    3-8 jam diberikan 2 hari

    Tirilazad mesylate (corticosteroid)

    Naloxone

    GM-1 ganglioside

    KOMPLIKASI: bisa menimbulkan kematian pada orang yg

    tetraparesis/paraparesis

    - Septicemia 40x

    - Pneumonia 13x

    - Emboli paru 8x

    - Penyakit jantung 3x

    - Gg. berkemih 9x

    - Bunuh diri 2x

    EDH

    Putus a. meningea

    Media

    Gambaran:

    bikonvek

    SDH

    Putus vena

    Gambaran: bulan

    sabit

    Anatomi medspin paling bawah di

    lumbal 1 atau thoracal 12

    Baal Umbilicus: th 10

    Baal dari papilla mammae laki: th 4

    Paha atas: lumbal 2

    Patokan:

    - Apabila lesi di lumbal foto

    dinaikin 3

    - Kalau di thoracal foto naik 2

    - Servikal foto naik 1

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 29

    - Penurunan kesadaran progresif

    - Cushing reflex

    - Perburukan defisit neurologi fokal

    Fraktur impresi > 1 diploe agar tdk kejang

    Fraktur kranii dg laserasi serebri

    Fraktur kranii terbuka (pencegahan infeksi intrakranial)

    Edema serebri berat dg TTIK (dekompresi)

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 30

    SEIZURE & EPILEPSI

    DEFINISI

    Secara konseptual:

    - Bangkitan epileptic (epileptic seizure) : terjadi tanda/gejala yang bersifat sesaat (Paroksismal) dalam bbrp detik / 1-3menit akibat neuronal yang

    abnormal dan berlebihan di otak MANIFESTASINYA

    - Epilepsy: kelainan yang ditandai dengan kecenderungan untuk menimbulkan bangkitan epileptic yang terus menerus, dengan konsekuensi neurobiologis,

    kognitif, psikologis dan social KUMPULAN BBRP BANGKITAN, minimal ada 1 bangkitan yang berulang

    Operasional:

    - Epilepsy: suatu penyakit otak yang ditandai dengan kondisi/gejala:

    Minimal 2 bangkitan unprovoked atau 2 bangkitan reflex dengan jarak waktu antar bangkitan reflex pertama dan kedua > 24 jam

    1 bangkitan unprovoked atau 1 bangkitan reflex dengan kemungkinan terjadinya bangkitan berulang dalam 10 tahun ke depan sama dengan

    (minimal 60%) bila terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi / bangkitan reflex (mis 1 bulan paska struk / lesi structural dan epileptiform discharge)

    Sudah ditegakkan diagnosis sindrom epilepsy

    - Bangkitan reflex: bangkitan yang muncul akibat induksi oleh factor pencetus spesifik, seperti stimulasi visual (mis: kedipan lampu), auditorik,

    somatosensitif dan somatomotor

    SINDROMA EPILEPSI: sekumpulan gejala dan tanda klinis yang terjadi bersama-sama meliputi, tipe bangkitan (absans), etiologi (idiopatik), anatomi, factor

    presipitasi, usia awitan, berat dan kronisitas, siklus diurnal dan sirkadian serta prognosis.

    Bangkitan epilepsy yang tidak dipertimbangkan sbg epilepsy:

    - Provoked seizur (acute symptomatic seizure) memiliki preceeding cause atau merupakan direct result dari kerusakan otak akut missal krn trauma

    - Febrile seizure

    KLASIFIKASI

    BANGKITAN PARSIAL:

    hanya sebagian bagian

    tubuh yang kejang /

    hanya rasa tidak enak

    diperut

    Selalu ada gerakan

    fokal

    PARSIAL SEDERHANA tidak ada penurunan kesadaran

    Dengan gangguan motorik missal hanya kejang pada tangan sebelah kanan

    Dengan gangguan somatosensorik perasaan tidak nyaman di perut yang berulang, persaan terbakar atau baal yang hilang

    timbul berulang

    Dengan gangguan otonom bulu kuduk berderi hilang timbul berulang

    Dengan gangguan psikis

    PARSIAL KOMPLEX ada 3 tahap: aura (perasaan tdk enak) Perubahan kesadaran otomatisme (jalan mondar mandir,

    mengecap, melamun)

    Bangkitan parsial sederhana yang diikuti dengan gangguan kesadaran

    Bangkitan parsial yang disertai gangguan kesadaran sejak awal bangkitan

    PARSIAL YANG MENJADI UMUM SEKUNDER sudah ada penurunan kesadaran

    Parsial sederhana menjadi umum

    Parsial komplek menjadi umum

    Parsial sederhana menjadi parsial kompleks lalu umum

    BANGKITAN UMUM

    ABSANS/LENA khas pd ank antara umur 8-12 tahun. Perubahan kesadaran tiba2, mis: bengong/melamun tdk jatuh hanya diam spt

    batu 5-10 dtk

    MIOKLONIK hanya kejang pd otot-otot ttt. Plg byk otot ekstremitas atas. Kl pada anak berbahaya, sulit dikontrol. Pd org GGK

    ureum tinggi

    KLONIK gerakan ritmik

    TONIK gerakan kaku

    TONIK KLONIK

    ATONIK sering di DD dgn sinkop/pingsan. Tidak ngapa2in jatuh, tonus hilang

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 31

    BANGKITAN YANG TAK

    TERGOLONGKAN

    Apabila tidak termasuk ke klasifikasi diatas

    Stimulasi elektrik pada:

    - Frontal: kejang motorik

    - Parietal: sensorik

    - Temporal: complex parsial seizure

    - Occipital: halusinasi, visual

    ETIOLOGI

    Idiopatik --> c/ kejang pd neonates/ anak dibawah 6 bulan bs jd ada kongenital, atau trauma saat lahir, atau hipoksia yg lama

    - Ada factor keturunan saudara kandung

    Kriptogenik ada penyebab tp tidak bs ditentukan

    Simtomatik c/ sindroma lobus temporal

    - Riwayat trauma, struk

    - Hiponatremi berat

    ELEMEN EPILEPTIC

    SEIZURE

    ONSET DAN TERMINASI

    - Transien sementara

    - Batas waktu dan terminasi jelas

    Behavior

    EEG dilakukan rekaman sambil dilakukan stimulasi (hiperventilasi, kedipan lampu). Batas awal dan batas akhir nya jelas

    Maniferstasi klinis:

    - Epileptic seiuzure: sesuai kejadian klinis

    - Bentuk, tgt:

    Lokasi onset di otak mis. Apabila kejang dimulai dikanan, kemungkinan lesi di kiri

    Pola propagasi

    Maturitas otak mulai usia brp mulai kejang. Saat lahir cukup bulan/tdk

    Siklus bangun-tidur membedakan epilepsy dgn gangguan gerak. Pd epilepsy muncul saat tidur. Kl gangguan gerak saat tidur berhenti

    Proses penyakit otak yang ada untuk mencari kira-kira idopatik/simptomatik/kriptogenik

    Medikasi

    - Seizure dapat mempengaruhi fungsi:

    Sensoris, Motoris, Auditoris, Kognisi, Tingkah laku

    Hipersinkronisasi/asinkronisasi menetukan epileptic seizure/bukan

    ELEMEN

    PEMBENTUKAN

    Kortex serebri bagian mana yg kena

    Thalamocortical interactive system makanya pd yg bangkitan umum ada penurunan kesadaran

    Brainstem

    PATOFISOLOGI Gangguan keseimbangan neurotransmitter

    - Peningkatan glutamate (eksitatorik) sehingga GABA normal tdk bs mengimbangi kejang

    - Penurunan GABA (inhibitorik) sehingga glutamate normal tdk bs meningbangi kejang

    - Gangguan aktifitas neuromodulator (NA, ach)

    Gangguan homeostatis ion membrane sel neuron

    - Ketidakseimbangan natrium, kalium, kalsium, klorida

    - Hiponatremi berat Na intrasel berlebihan depolarisasi berlebihan kejang

    Rearrangement neuronal circuits

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 32

    - Gangguan inhibisi/eksitasi prasinaps dan pascasinaps

    - Simplified circuit untuk memperbaiki neuronal sync sebagai respon dari abnormalitas otak mis. Pd pasien stroke sudah ada gangguan akibat iskemik, tjd

    pembentukan neuron-neuron yang menyambung tidak bagus dapat menimbulkan kejang saat proses penyembuhan

    KONDISI YANG

    DAPAT

    MENYEBABKAN

    EPILEPTIC SEIZURE

    Kejang demam pd masa kanak

    Kurang tidur

    Hipoglikemi

    Hiponatremi

    Ensefalopati metabolic

    Infeksi SSP

    Alkohol/penyalah gunaan obat

    Drug abuse

    Trauma

    DIAGNOSA

    ANAMNESIS

    - Pola antara kejang 1/2/3 sama tdk polanya, epilepsy tidak berubah selalu 1 bentuk

    - Lama setiap kejang brp lama, biasanya tidak lebih dari 5 menit

    - Gejala sebelum kalau parsial biasanya ada gejala sebelumnya, kl umum tdk ada.

    - Gejala saat kejang ada menoleh ke satu sisi atau pd tangan/ kaki, ada mulut berbusa, ngompol, lidah tergigit

    - gejala sesudah bangkitan tertidur, atau tidak sadar

    - Frekuensi dalam sebulan kejang brp kali untuk monitoring

    - Factor pencetus apakah kurang tidur/kelelahan/stress

    - Ada/tdk penyakit sekarang yang diderita untuk mencari etiologi

    - Usia awitan semakin kecil prognosis semakin baik

    - durasi frekuensi semakin lama kejang kerusakan diotak semakin luas

    - interval terpanjang kejang 1 ke 2 brp lama jaraknya

    - kesadaran antar bangkitan untuk menentukan masuk emergensi/rawat jalan

    - Riwayat kehamilan, persalinan, perkembangan

    - Riwayat penyakit, penyebab, atau terapi sebelumnya sudah pernah berobat atau blm. Kalau obat yang dipakai sesuai lanjutkan

    - Riwayat dalam keluarga saudara sekandung

    PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIK

    - Idiopatik biasanya tdk ada deficit neurologis

    - Parsial ada deficit etiologi curiga simptomatik

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    - EEG, indikasi:

    Menunjang diagnosis

    Menentukan jenis bangkitan & sindroma epilepsy

    Menentukan prognosis ada bentukan runcing spt paku semakin sering muncul semakin jelek prognosis

    Pertimbangan penghentian OAE

    1. pastikan dahulu adanya epileptik seizure/bukan

    2. tentukan epilepsi/tidak berdasarkan tipe bangkitan, gejala (berulang/tidak, brp kali bangkitan)

    3. tentukan etiologi

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 33

    Menentukan letak focus

    Perubahan bentuk bangkitan saat terapi absans mjd tonik klonik

    - Pemeriksaan neuroimaging structural & fungsional, indikasi :

    Riwayat trauma, infeksi, stroke

    Ada kelainan structural

    Ada deficit neuro fokal krn pasti ada lesi

    Epilepsy parsial

    Bangkitan 1 pd usia >25 thn

    Perisapan pembedahan krn pengobatan tdk berhasil, kejang tidak terkontrol

    Kl idiopatik lsg EEG ga perlu ct scan/MRI

    - LAB: tidak perlu rutin dilakukan, tujuannya untuk mencari factor penyebab dan monitoring

    Darah lengkap, elektrolit, gula, LFT, RFT

    Kadar OAE sesuai dengan indikasi monitoring efek samping obat 3-6bulan sekali

    DIAGNOSIS

    BANDING

    Pd bayi dan neonatus

    - Ada jiftering mendadak spt menjerit

    - Apneu

    Pd anak

    - Breath holding spell tiba tiba tdk nafas

    - Sinkop dpt di dd dengan atonic seizure

    - Migrain, tic

    Dewasa: sinkop, TIA, vertigo, narkolepsi, panik, psikogenik

    NON EPILEPTIC SEIZURE kondisi yang menyerupai bangkitan epileptik

    - Merupakan MK yang bukan disebabkan oleh adanya aktifitas abnormal di otak

    - MK:

    Sinkop pingsan

    Non epileptic attack disorder gangguan psikiatri srg pd ababil,

    kesurupan masal

    Aritmia cardiac

    Hiperventilasi / panic attack

    TATALAKSANA

    Tujuan: tercapainya kualitas hidup yang optimal untuk pasien

    Menghentikan bangkitan

    Mengurangi frekuensi bangkitan

    Mencegah efek samping

    Menurunkan morbiditas dan mortalitas semakin sering dan semakin lama durasi prognosis makin jelek

    Prinsip pengobatan

    - OAE mulai diberikan bila:

    Terjadi >2 serangan dalam setahun

    Diagnosa telah ditegakkan dan penderita serta keluarga mendapat penjelasan ttg tujuan terapi, kemungkinan efek samping obat apbl ada ES alergi

    lsg hentikan obat

    Bangkitan tjd berulang meski faktor pencetus dihindari

    - Dimulai dengan mono terapi dgn OAE, sesuai jenis bangkitan /sindroma (lini pertama)

    - Start low go slow mulai dr dosis optimal plg rendah dinaikan perlahan

    Pasien dengan bangkitan tunggal direkomendasikan untuk mulai terapi bila kemungkinan kekambuhan tinggi, yaitu:

    - Fokus epilepsi jelas pd EEG abnormal 3 wajib terapi

    - Dijumpai lesi struktural pada CT atau MRI yang berkorelasi dengan bangkitan misal ada tumor

    - Pada pemeriksaan neurologi dijumoai gejala lesi di otak

    - Riwayat epilepsi saudara kandung resiko relaps tinggi

    - Riwayat bangkitan simptomatis

    - Tdp sindroma epilepsi yang beresiko kekambuhan tinggi

    Klinis (+) tetapi EEG normal tidak menyingkirkan diagnosis

    Jangan terpaku dgn EEG!, krn pem. EEG hanya 30 mn

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 34

    - Riwayat trauma kepala terutama disertai penurunan kesadaran, stroke, infeksi ssp

    - Bangkitan pertama berupa status epileptikus

    PEMILIHAN OAE BERDASARKAN TIPE BANGKITAN EFEK SAMPING OAE

    OAE FOKAL UMUM

    SEKUNDER

    TONIK

    KLONIK

    LENA MIOKLONIK EFEK SAMPING YANG

    MENGANCAM NYAWA

    EFEK SAMPING MINOR

    Phenytoin Pd Na

    Ch

    + + + - - Anemia aplastik deprsi

    SSTL, gangguan fungsi liver

    kuing, SJS, lupus-like

    syndrome

    Hipertrofi gusi sebaiknya pd wanita muda

    tidak diberikan, hirsutisme (rambut makin

    menebal), ataksia, nistagmus, diplopia,

    disfungsi serebellar, neuropati perifer

    CarbamazepinPd Na

    Ch

    + + + - - Anemi aplastik,

    hepatotoksik, SJS, lupus-like

    syndrome

    Dizziness, ataksia, mual, kelelahan,

    agranulositosik, lekopeni, trombositopeni,

    hiponatremi, ruam, peningkatan BB

    valproic acid pd Na,

    Ca Ch

    + + + + + hepatotoksik, lekopeni,

    trombositopeni

    Mual, muntah, rambut menipis, tremor,

    amenore, peningkatan BB, hirsutisme,

    polycistic ovarii syndrome mempersulit

    kehamilan

    Phenobarbital

    merangsang GABA

    + + + 0 ?+

    Gabapentin + + ?+ 0 ?- Teratogenik Somnolen, kelelahan, ataksia, dizziness,

    peningkatan BB, gangguan perilaku pd anak

    Lamotrigine + + + + +-

    Topiramat + + + ? ?+

    Zonisamide + + ?- ?+ ?+

    Levetiracetam + + ?+ ?+ ?+

    Oxcarbazepine + + + - -

    Pada fokal: lbh baik pakai carbamazepin

    Pada umum: valproat

    Obat harus diberikan selama 2-3 tahun

    PENGHENTIAN OAE

    Syarat umum:

    - Setelah 3 th minum bebas kejang dan EEG normal boleh diturunkan tdk boleh dii hentikan krn pasien yang mengamali kekambuhan 60%

    - Diskusikan dgn pasien dan keluaga dan disetujui kalau pasien merasa tdk ingin dihentikan jangan dihentikan

    - Bertahap 25% dr dosis semula setiap bulan

    - Dimulai dr OAE bukan yang utama

    - Pertimbangan kemungkinan untuk kambuh, tinngi pada: usia tua, epilepsi simptomatik, bangkitan sulit terkontrol dgn OAE, penggunaan lbh dari 1 OAE,

    telah mendapat terapi lbh 10 tahun atau lebih cara penurunan lebih panjang bs tiap 2 bulan

    RUJUKAN KE SPESIALIS EPILEPSI:

    Tidak responsif thd OAE pertama

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 35

    Ditemukan ES signifikan dgn terapi

    Berncana hamil

    Dipertimbangkan utk penghentian terapi

    TERAPI EPILEPSI RESISTEN OAE

    Kombinasi OAE 2/3obat

    Mengurangi dosis OAE, (OAE induced seizure) ada pasien yang dgn dosis optimal malah bangkitan

    Bedah

    Nonfarmakologis (stimulasi N. X, deep brain stimulation, diet ketogenik, intervensi psikologi spy lebih tenang )

    STATUS EPILEPTIKUS

    !GAWAT!

    Suatu bangkitan yg berlangsung lbh dari 3 menit, atau adanya 2 bangkitan atau lebih dan diantara bangkitan tdk tdp pemulihan kesadaran

    Atau kejang pertama 5 menit, setelah kejang tdk sadar, kemudian kejang lagi

    Tipe:

    Konvulsif: bangkitan dengan durasi lebih dari 5 menit, atau bangkitan berulang 2x atau lebih tanpa pulihnya kesadaran diantara bangkitan

    Non konvulsif: kondisi saat aktifitas bangkitan elektrografik memanjang (EEG status) dan memberikan gejala klinis nonmotorik termasuk perubahan prilaku

    dan atau awareness biasanya pd pasien KOMA

    PRINSIP PENANGANAN

    Stabilisasi pasien dgn prinsip kegawatan umum (ABC)

    Menghentikan bangkitan dan mencari etiologi scr simultan

    Mencegah bangkitan ulang dan mencegah penyulit

    Mengatasi faktor pencetus

    STADIUM I

    (0-10MENIT)

    - Memperbaiki sistem kardio respirasi

    - Memperbaiki jalan nafas, pemberian oksigen, resusitasi bila perlu ABC

    STADIUM II

    (1-30 MENIT)

    Setelah ABC baik

    - Pemeriksaan status neurologis

    - Pengukuran TD, nadi, suhu

    - Monitor status metabolik, BGA, dan status hematologi

    - Pemeriksaa EKG

    - Memasang infus pd pem. Darah besar dgn NaCl 0,9%

    - Mengambil 50-100cc darah utk pemeriksaan lab (BGA, glukosa, LFT/RFT, Ca, Mg, hematologi, coagulation time, kadar OAE)

    - Pemberian OAE emergensi: diazepam 0,2mg/kgBB dgn kec. Pemberian 5mg/mnt IV dapat diulang bila kejang masih berlangsung stlh 5

    menit).

    1 ampul diazepam 10mg. pemberian diazepam tidak boleh terlalu cepat karna efek samping depresi pusat nafas

    Dapat diulang bila msih kejang max 2x. diulanh setelah 15 menit kemudian

    - Memasukkan 50cc glukosa 50% pd keadaan hipoglikemia

    - Pemberian thiamin 250mg IV pada alkoholisme

    - Menangani asidosis dgn bikarbonat

    STADIUM III

    (0-60MENIT)

    - Menentukan etiologi

    Bila kejang berlangsung terus setelah pemberian diazepam.

    Beri phenytoin IV 15-18mg/kgBB dgn

    kecepatan < 50mg/mnt (monitor TD dan EKG

    saat pemberian)

    Bila kejang masih berlangsung dapat diberi phenytoin tambahan 5-

    10mg/kgBB.

    Bila kejang berlanjut berikan phenobarbitat 20mg/kgBB kec. 50-

    75mg/menit. (monitor respirasi saat pemberian dan harus tersedia

    intubasi). Dapat diulang 5-10mg/kgBB

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 36

    - Memulai terapi vasopressor (dopamin) bila perlu

    - mengkoreksi komplikasi

    STADIUM IV

    (30-90MENIT)

    - Bila kejang tetap tdk teratasi selama 30-60 menit, pindahkan ke ICU, beri propanolol (2mg/kgBB bolus IV, diulang bila perlu) atau

    midazolam (0,1 mg/kgBB dgn kcptn 4mg/menit atau tiapenton (100-250mg bolus iv dalam 20 menit) dilanjutkan sampai 12-24jam

    setelah bangkitan klinis / EEG terakhir, lalu tappering OFF

    - Memonitor bangkitan dan EEG tekanan intrakranial, memulai pemberian OAE dosis rumatan

    EPILEPSI

    INTRAKTABEL Seseorang yang mengalami serangan berulang, meski telah dicapai konsentrasi terapetik standard dalam satu tahun setelah onset. Bangkitan tsb benar-benar

    akibat kegagalan AED mengontrol fokus epileptik, bukan krn dosis yang tdk tepat, ketaatan, kesalahan pemberian, atau perubahan formulasi

    PEMBEDAHAN Dilakukan pembedahan, dgn tujuan:

    - Pasien terbebas dari kejang

    - Meningkatkan kualitas hidup

    - Menurunkan morbiditas

    - Menurunkan kecacatan psikososial

    - Menimalkan defisit neurologis fokal

    INDIKASI

    - Epilepsi intraktabel

    - IQ > 70

    - Tdk ada kontraindikasi pembedahan

    - Usia

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 37

    LESI TULANG BELAKANG

    Tulang vertebra terdiri dari 33 tulang:

    o Tl.cervical (7)

    o Tl.thorakal (12)

    o Tl. lumbal (5)

    o Tl. Sacral (5)

    o Tl.coccygeal (4)

    Lig. Longitudinalis posterior: makin kebawah makin renggang

    Lig. Longitudinalis anterior: makin keatas makin renggang

    Struktur vertebrae:

    Diskus intervertebralis yang disusun oleh anulus fibrosus & nc.pulposus

    tdk peka nyeri

    Lig. Longitudinale

    anterior

    Lig. Longitudinale

    posterior

    Korpus vertebra

    dan

    periosteumnya

    Articulatio

    zygoapophyseal

    Lig.

    Supraspinosum

    Fasia dan otot

    1 segmen kelainan radikulopati

    1 plexus plexopati

    SINDROM RADIKULER HNP

    DEFINISI Sindrome yang menyebabkan nyeri radikuler nyeri yang menjalar

    Etiologi:

    Kompresi (massa/tumor, abcess, HNP,spondilitis)

    Inflammasi/infeksi (herpes zooster)

    Diabetes melitus

    Trauma

    Protrusi atau keluarnya bagian nukleus pulposus ke dalam canal spinal

    Faktor resiko:

    Usia (pertengahan, usia tua)

    Habit (merokok,alkohol)

    Pekerjaan yang sering mengangkut beban berat

    obesitas

    Trauma

    ETIOLOGI:

    Degenerasi diskus intervertebralis

    Trauma minor pada pasien tua dengan degenerasi

    Trauma berat atau terjatuh

    Mengangkat atau menarik benda berat

    MANIFESTASI

    KLINIS

    Pain (nyeri punggung bawah, nyeri leher,dll),

    - waktu /onset (akut dalam hari-1bulan, subakut 1-3bulan, kronis

    >3bulan)

    - sifat radikuler pain bukan local

    - Lokasi nyeri cervical,lumbal

    - Faktor pencetus yg mengurangi/ memperberat, cth naik tangga

    memperberat

    Defisit sensoris

    PATOFISIOLOGI

    Stabilitas vertebra tgt pd struktur corpus vertebra, diskus intervertebralis,

    ligamen dan otot

    Anulus Fibrosus mrp jaringan fibrin yang padat diluar nukleus pulposus yg

    kaya bhn gelatin dan kaya kandungan air.

    Meningkatnya usia kandungan air dlm nucleus volume diskus &

    elastisitas anulus

    Beban tekanan intradiskal nc.pulposus keluar kompresi radix

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 38

    - paresthesia nyeri spontan spt kesetrum/kesemutan

    - hipesthesia sensasi berkurang antara kanan dan kiri berbeda, spt

    kebal

    Paresis otot kelumpuhan otot

    Atrofi otot

    Penurunan reflek fisiologis karena termasuk lesi LMN

    Gangguan otonom (BAB,BAK)

    HNP CERVICAL HNP LUMBAL

    Arah protusi anteroposterior lig.

    Longitudinalis anterior lebih

    renggang

    Lebih banyak mengenai Tl. Vertebra

    cervical C5-C6, C6-C7

    Keluhan nyeri leher, lengan atas

    Bisa timbul Gangguan UMN

    hiperreflex

    Arah Protusi posterolateral karena

    lig. Longitudinalis posterior makin

    kebawah makin renggang

    Lebih banyak mengenai L4-L5 dan

    L5-S1

    Keluahan LBP nyeri punggung

    bawah

    Biasanya unilateral

    Gangguan LMN hiporeflex /

    normal

    Jarang terjadi pada thoracal karena gerakan jarang menggunakan thoracal

    DIAGNOSIS Anamnesis

    Identitas (usia, pekerjaan)

    Keluhan utama (5W1H): lokasi, sifat nyeri

    Faktor resiko: kebiasaan merokok, kopi

    Keluhan tambahan: demam, sakit kepala

    Komplikasi (retensi, incontinensis urin/alvi)

    Riwayat penyakit dahulu (Diabetes, HT)

    Riwayat pengobatan

    USIA Muda Karna trauma, spondylolisthesis

    Anamnesis

    - Karakter nyeri, lokasi, factor pencetus

    Pemeriksaan fisik

    Pemeriksaan penunjang :

    - Pemeriksaan darah (DL, Ur/Cr, SGOT/SGPT, Gula darah, albumin)

    - Foto rontgent AP/lateral/oblik

    - ENMG mengetahui fungsi saraf perifer

    - MRI vertebra cervical/ lumbosacral

    Kelainan daerah

    servikal, menjalar

    smp ke tangan

    Scoliosis kea rah

    kanan

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 39

    pergeseran tulang belakang

    Middle age Regangan otot/ligament, HNP,

    degenerative

    Lansia Stenosis spinal, HNP,

    degenerative: pengapuran

    N

    Y

    E

    R

    I

    KARAKTER Menjalar Radikulopati: HNP, spondylosis

    Tidak menjalar Peregangan

    LOKASI

    Unilateral HNP

    Bilateral Sistemik/metabolic

    Leher Cervikal spondylosis

    Lengan Cervikal spondylosis, HNP

    Pungung bawah Degenerative, perengangan,

    tumor

    KEJADIAN Malam hari Tumor

    aktifitas

    Berkurang

    Mengangkat

    lengan

    HNP servikal

    Duduk Spinal stenosis

    Bertambah Ekstensi punggung Spinal stenosis lumbal

    TRAUMA Tdk pakai seatbelt Cervical strain, cervical fracture,

    cedera ligament

    AKTIVITAS Olahraga Robekan ligament

    Gejala neuro

    Nyeri, kebal,

    kekakuan tonus,

    gangguan blader

    dan bowel,

    demam, BB turun

    Demam bb turun: tumor, infeksi

    Pemeriksaan fisik :

    Inspeksi (gaya jalan, bentuk tlg belakang)

    Palpasi (spasme otot/tenderness)

    Perkusi (nyeri ketok )

    Pemeriksaan Motoris (Myotome),

    Pemeriksaan sensoris (dermatome),

    Reflek fisiologis dan patologis (Babinski, open hand, dll)

    Tes Provokasi

    - Lermitte flexi leher ada nyeri menjalar/ tdk

    - spurling sign,valsava,tornequet, Lasseque

    Tes provokasi

    Pasien menoleh kea rah

    lateral, kemudian ditekan

    ada penjalaran nyeri dari

    leher menuju tangan

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 40

    Saat berdiri simteris/tdk

    Tdk simetris bs ada dislokasi

    Saat berjalan

    Kaku sendi ada/tdk

    Reflek achiles

    Reflek patella

    Sama dengan

    laseq, ada nyeri

    yg menjalar

    Straight leg test atau laseq

    mengangkat tungkai 70o.

    Apabila ada nyeri sebelum

    70o laseq (+)

    Foto polos lumbal MRI

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 41

    Periksa rektal juga

    Miotom motorik

    Beevor sign untuk melihat kelainan Thorakal T10 ke bawah. Pasien

    disuruh seperti sit up, ada pergerakan umbilical atau tidak. Normal tidak

    bergerak

    Nyeri ketuk

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 42

    Dermatom sensorik

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 43

    DIAGNOSA Diagnosa Defisit sensoris Defisit Motoris Reflek fisiologis Spinal stenosis

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 44

    BANDING banding

    Lesi pleksus

    (plexopathy)

    Kumpulan saraf

    Defisit bbp

    inervasi saraf

    parese menurun

    Lesi saraf perifer

    (neuropathy)

    Sesuai dg

    inervasi saraf yg

    terkena

    parese menurun

    Lesi motor

    neuron (Alte

    Lateral

    Sklerosis)

    Normal Parese/atrofi meningkat

    GBS Golve stocking

    spt kauskaki

    Ascending

    paralisis

    Menurun

    Spondilitis

    Spondylosis degenerative

    Spondiliesthesis pergeseran tulang belakang

    Lumbo sacral strain peregangan otot/ligament pd lumbal

    Tumor myelum extradural keluhan radikuler

    TATALAKSANA NON FARMAKOLOGIS FARMAKOLOGIS

    Bed rest (2-4 hr) jangan terlalu

    lama

    Terapi ergonomic posisi yg benar

    Menurunkan BB bagi obesitas

    Menghindari kebiasaan buruk mis

    rokok

    Analgetik ,NSAID

    Muscle relaxan mengurangi

    spasme otot

    Epidural block inj. kurangin nyeri

    Terapi fisik (fisioTx)

    Traksi cervical/pelvis, Diatermi (kompres dingin/panas), korset

    Operasi, indikasi:

    - Setelah tx konservatif selama 4-6 mgg tidak mengalami perbaikan

    - Ischialgia berat, menetap atau bertambah berat

    - Defisit neurologik memburuk mis: awalnya hanya kebal menjadi paresis

    - Gangguan otonom (miksi, defekasi, seksual).

    - Paresis otot tungkai bawah.

    - Ada bukti klinis terganggunya radiks saraf (dari pemx EMG)

    STRAIN LUMBO SACRAL CERVICAL SYNDROME

    DEFINISI Nyeri penggung bawah tanpa penjalaran nyeri ke tungkai

    Etiologi: Peregangan atau trauma pada ligamen, otot tendon tanpa ruptur atau

    avulsi pada cidera ringan

    Sekumpulan gejala berupa nyeri tengkuk, nyeri/rasa kesemutan menjalar,

    spasme otot disebabkan karena perubahan strukitur kolumna vertebra servikal

    akibat perubahan degeneratif pd diskus intervertebralis, pada ligamen flavum,

    facet joints.

    ETIOLOGI

    Spondylosis cervical (myelopathy)

    Mekanik (neck strain, herniasi diskus)

    Infeksi (osteomyelitis, meningitis)

    Reffered (Thoracic outlet syndrome, Pancoast tumor)

  • RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 45

    Neurologik ( Brachialis plexitis, entraptment saraf perifer)

    Rheumatologik ( RA, Fibromyalgia)

    Neoplasma ( Multiple myeloma, Syringomyelia)

    DIAGNOSIS Strain akut ada riw. Trauma mengangkat benda berat dg posis yg salah

    Nyeri setempat

    Nyeri bertambah hebat bila spasme otot bertambah bisa timbul skoliosis

    Pemeriksaan motoris, sensoris, reflek normal

    Nyeri bertambah saat aktivitas dan berkurang/menghilang saat berbaring

    Foto lumbo sacral normal atau tampak scoliosis

    Nyeri leher, bahu dan menjalar ke lengan

    Nyeri leher sering didahului spasme otot, bahu bbp hari dan diperburuk oleh

    ekstensi dan rotasi lateral leher bersamaan (spurling manuver)

    Nyeri leher diperburuk oleh keadaan yg peningkatan tekanan intradiskal

    (daerah leher) seperti batuk, bersin, mengedan, manuver valsava (mengedan,

    bl ada penjalaran nyeri (+)

    Pemeriksaan penunjang:

    - Foto servical AP/Lat/ dan oblik

    - EMNG

    - Myelografi

    - MRI cervical

    DIAGNOSIS

    BANDNING

    Ischialgia

    SpondilolistesiS

    HNP servikal

    Spondilitis TB servical

    Tumor myelum cervical

    TATALAKSANA NSAID analgesic

    Muscle relaksan

    Suntikan lokal

    Fisioterapi : strain akut (tirah baring 2 hr latihan fisik aktif terprogr