ca paru fix.docx

28
BAB I KONSEP DASAR MEDIS A. PENGERTIAN KANKER PARU Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal. Proses keganasan pada epitel bronkus didahului oleh masa pra kanker. Perubahan pertama yang terjadi pada masa prakanker disebut metaplasia skuamosa yang ditandai dengan perubahan bentuk epitel dan menghilangnya silia (Robbin & Kumar, 2007). Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel-sel yang mengalami proliferasi dalam paru (Underwood, Patologi, 2000). Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalm jaringan paru-paru dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen, lingkungan, terutama asap rokok ( Suryo, 2010). B. ETIOLOGI Seperti umumnya kanker yang lain, penyebab yang pasti dari kanker paru belum diketahui, tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik merupakan faktor penyebab utama disamping 1

Upload: irwan-hadi-wirawan

Post on 14-Jul-2016

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: CA PARU FIX.docx

BAB I

KONSEP DASAR MEDIS

A. PENGERTIAN KANKER PARU

Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran

napas atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel

yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal.

Proses keganasan pada epitel bronkus didahului oleh masa pra kanker. Perubahan

pertama yang terjadi pada masa prakanker disebut metaplasia skuamosa yang

ditandai dengan perubahan bentuk epitel dan menghilangnya silia (Robbin &

Kumar, 2007).

Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel-sel yang mengalami

proliferasi dalam paru (Underwood, Patologi, 2000).

Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali

dalm jaringan paru-paru dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen, lingkungan,

terutama asap rokok ( Suryo, 2010).

B. ETIOLOGI

Seperti umumnya kanker yang lain, penyebab yang pasti dari kanker paru

belum diketahui, tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat

karsinogenik merupakan faktor penyebab utama disamping adanya faktor lain

seperti kekebalan tubuh, genetik, dan lain-lain.

a. Merokok

Menurut Van Houtte, merokok merupakan faktor yang berperan

paling penting, yaitu 85% dari seluruh kasus ( Wilson, 2005). Rokok

mengandung lebih dari 4000 bahan kimia, diantaranya telah diidentifikasi

dapat menyebabkan kanker. Kejadian kanker paru pada perokok dipengaruhi

oleh usia mulai merokok, jumlah batang rokok yang diisap setiap hari,

lamanya kebiasaan merokok, dan lamanya berhenti merokok .

b. Perokok pasif

Semakin banyak orang yang tertarik dengan hubungan antara

perokok pasif, atau mengisap asap rokok yang ditemukan oleh orang lain di

1

Page 2: CA PARU FIX.docx

dalam ruang tertutup, dengan risiko terjadinya kanker paru. Beberapa

penelitian telah menunjukkan bahwa pada orang-orang yang tidak merokok,

tetapi mengisap asap dari orang lain, risiko mendapat kanker paru meningkat

dua kali .

c. Polusi udara

Kematian akibat kanker paru juga berkaitan dengan polusi udara,

tetapi pengaruhnya kecil bila dibandingkan dengan merokok kretek.

Kematian akibat kanker paru jumlahnya dua kali lebih banyak di daerah

perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan. Bukti statistik juga

menyatakan bahwa penyakit ini lebih sering ditemukan pada masyarakat

dengan kelas tingkat sosial ekonomi yang paling rendah dan berkurang pada

mereka dengan kelas yang lebih tinggi. Hal ini, sebagian dapat dijelaskan

dari kenyataan bahwa kelompok sosial ekonomi yang lebih rendah

cenderung hidup lebih dekat dengan tempat pekerjaan mereka, tempat udara

kemungkinan besar lebih tercemar oleh polusi. Suatu karsinogen yang

ditemukan dalam udara polusi (juga ditemukan pada asap rokok) adalah 3,4

benzpiren.

d. Paparan zat karsinogen

Beberapa zat karsinogen seperti asbestos, uranium, radon, arsen,

kromium, nikel, polisiklik hidrokarbon, dan vinil klorida dapat

menyebabkan kanker paru . Risiko kanker paru di antara pekerja yang

menangani asbes kira-kira sepuluh kali lebih besar daripada masyarakat

umum. Risiko kanker paru baik akibat kontak dengan asbes maupun

uranium meningkat kalau orang tersebut juga merokok.

D. PATOFISIOLOGI

Ada tiga langkah perkembangan kanker, yaitu insiasi, promosi dan

progresi.Insiasi atau tahap awal yang dimulai dengan sel-sel yang normal

mengadakan kontak dengan karsinogen.Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen

atau sub- bronkus menyebabkan silia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi

pengendapan karsinogen.Tahap kedua yaitu promosi, dengan adanya pengendapan

karsinogenmaka menyebabkan metaplasia, hiperplasia, dan displasia.Termasuk

2

Page 3: CA PARU FIX.docx

dalamfaktor-faktor promosi yaitu rokok, penyalahgunaan alkohol, dan komponen

makanan yang terus menerus mempengaruhi sel-sel yang sudah mengadakan

mutasi atau perubahan.Faktor-faktor promotor ini menambah perubahan

struktur sel, sehingga kecepatan mutasi spontan juga bertambah.Selain itu jumlah

sel-selyang tidak normal juga meningkat. Pada tahap akhir yaitu progresi: bila

lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hiperplasia, dan displasia menembus

ruang pleura biasa timbul efusi pleura, dan bisa di ikuti invasi langsung pada kostadan korpus

vertebra. Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang

terbesar.Lesi ini menyebabkan obstruksi dan ulserasi bronkus diikuti dengan

supurasi dibagian distal. Gejala-gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptisis,

dipsnea, demam dan dingin. Wheezing unilateral dapatterdengar pada auskultasi.Pada

stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase,

khususnya pada hati.Kanker paru dapat bermetastase ke struktur-struktur terdekat

seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, perikardium, otak, tulang rangka.

E. GEJALA KLINIS

Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala-gejala

klinis. Bila sudah menampakkan gejala berarti pasien dalam stadium lanjut.

Gejala-gejala dapat bersifat :

a. Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis

b. Hemoptisis

c. Mengi (wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran nafas

d. Kadang terdapat kavitas seperti abses paru

e. Ateletaksis

f. Nyeri dada

g. Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam

h. Hematologi : leukositosis, anemia, hiperkoagulasi

F. KOMPLIKASI

1. Hemothora

2. Pneumothorak .

3. Atelektasis

.

3

Page 4: CA PARU FIX.docx

4. Abses Paru

5. Emfisema.

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium ditujukan untuk :

a. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru.

Kerusakan pada paru dapat dinilai dengan pemeriksaan faal paru atau

pemeriksaan analisis gas.

b. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru

pada organ-organ lainnya.

c. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru

pada jaringan tubuh baik oleh karena tumor primernya maupun oleh

karena metastasis.

2. Radiologi

Pemeriksaan radiologi adalah pemeriksaan yang paling utama

dipergunakan untuk mendiagnosa kanker paru. Kanker paru memiliki

gambaran radiologi yang bervariasi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk

menentukan keganasan tumor dengan melihat ukuran tumor, kelenjar

getah bening, dan metastasis ke organ lain.

Pemeriksaan radiologi dapat dilakukan dengan metode tomografi

komputer. Pada pemeriksaan tomografi komputer dapat dilihat hubungan

kanker paru dengan dinding toraks, bronkus, dan pembuluh darah secara

jelas. Keuntungan tomografi komputer tidak hanya memperlihatkan

bronkus, tetapi juga struktur di sekitar lesi serta invasi tumor ke dinding

toraks. Tomografi komputer juga mempunyai resolusi yang lebih tinggi,

dapat mendeteksi lesi kecil dan tumor yang tersembunyi oleh struktur

normal yang berdekatan.

3. Sitologi

Sitologi merupakan metode pemeriksaan kanker paru yang

mempunyai nilai diagnostik yang tinggi dengan komplikasi yang rendah.

Pemeriksaan dilakukan dengan mempelajari sel pada jaringan.

4

Page 5: CA PARU FIX.docx

Pemeriksaan sitologi dapat menunjukkan gambaran perubahan sel, baik

pada stadium prakanker maupun kanker. Selain itu dapat juga

menunjukkan proses dan sebab peradangan.

Pemeriksaan sputum adalah salah satu teknik pemeriksaan yang

dipakai untuk mendapatkan bahan sitologik. Pemeriksaan sputum adalah

pemeriksaan yang paling sederhana dan murah untuk mendeteksi kanker

paru stadium preinvasif maupun invasif. Pemeriksaan ini akan memberi

hasil yang baik terutama untuk kanker paru yang letaknya sentral.

Pemeriksaan ini juga sering digunakan untuk skrining terhadap kanker

paru pada golongan risiko tinggi.

4. Bronkoskopi

Setiap pasien yang dicurigai menderita tumor bronkus merupakan

indikasi untuk bronkoskopi. Dengan menggunakan bronkoskop fiber

optik, perubahan mikroskopik mukosa bronkus dapat dilihat berupa nodul

atau gumpalan daging. Bronkoskopi akan lebih mudah dilakukan pada

tumor yang letaknya di sentral. Tumor yang letaknya di perifer sulit

dicapai oleh ujung bronkoskop.

5. Biopsi Transtorakal

Biopsi aspirasi jarum halus transtorakal banyak digunakan untuk

mendiagnosis tumor pada paru terutama yang terletak di perifer. Dalam

hal ini diperlukan peranan radiologi untuk menentukan ukuran dan letak,

juga menuntun jarum mencapai massa tumor. Penentuan letak tumor

bertujuan untuk memilih titik insersi jarum di dinding kulit toraks yang

berdekatan dengan tumor.

6. Torakoskopi

Torakoskopi adalah cara lain untuk mendapatkan bahan guna

pemeriksaan histopatologik untuk kanker paru. Torakoskopi adalah

pemeriksaan dengan alat torakoskop yang ditusukkan dari kulit dada ke

dalam rongga dada untuk melihat dan mengambil sebahagian jaringan

paru yang tampak.

Pengambilan jaringan dapat juga dilakukan secara langsung ke

5

Page 6: CA PARU FIX.docx

dalam paru dengan menusukkan jarum yang lebih panjang dari jarum

suntik biasa kemudian dilakukan pengisapan jaringan tumor yang ada .

H. PENATALAKSANAAN

1. Pembedahan

Pembedahan pada kanker paru bertujuan untuk mengangkat tumor

secara total berikut kelenjar getah bening disekitarnya. Hal ini biasanya

dilakukan pada kanker paru yang tumbuh terbatas pada paru yaitu stadium

I (T1 N0 M0 atau T2 N0 M0), kecuali pada kanker paru jenis SCLC. Luas

reseksi atau pembedahan tergantung pada luasnya pertumbuhan tumor di

paru. Pembedahan dapat juga dilakukan pada stadium lanjut, akan tetapi

lebih bersifat paliatif. Pembedahan paliatif mereduksi tumor agar

radioterapi dan kemoterapi lebih efektif, dengan demikian kualitas hidup

penderita kanker paru dapat menjadi lebih baik.

Pembedahan untuk mengobati kanker paru dapat dilakukan dengan

cara :

a. Wedge Resection, yaitu melakukan pengangkatan bagian paru

yang berisi tumor, bersamaan dengan margin jaringan normal.

b. Lobectomy, yaitu pengangkatan keseluruhan lobus dari satu

paru.

c. Pneumonectomy, yaitu pengangkatan paru secara keseluruhan.

Hal ini dilakukan jika diperlukan dan jika pasien memang

sanggup bernafas dengan satu paru.

2. Radioterapi

Radioterapi dapat digunakan untuk tujuan pengobatan pada kanker

paru dengan tumor yang tumbuh terbatas pada paru. Radioterapi dapat

dilakukan pada NCLC stadium awal atau karena kondisi tertentu tidak

dapat dilakukan pembedahan, misalnya tumor terletak pada bronkus utama

sehingga teknik pembedahan sulit dilakukan dan keadaan umum pasien

tidak mendukung untuk dilakukan pembedahan.

Terapi radiasi dilakukan dengan menggunakan sinar X untuk

membunuh sel kanker. Pada beberapa kasus, radiasi diberikan dari luar

6

Page 7: CA PARU FIX.docx

tubuh (eksternal). Tetapi ada juga radiasi yang diberikan secara internal

dengan cara meletakkan senyawa radioaktif di dalam jarum, dengan

menggunakan kateter dimasukkan ke dalam atau dekat paru-paru. Terapi

radiasi banyak dipergunakan sebagai kombinasi dengan pembedahan atau

kemoterapi.

3. Kemoterapi

Kemoterapi pada kanker paru merupakan terapi yang paling umum

diberikan pada SCLC atau pada kanker paru stadium lanjut yang telah

bermetastasis ke luar paru seperti otak, ginjal, dan hati. Kemoterapi dapat

digunakan untuk memperkecil sel kanker, memperlambat pertumbuhan,

dan mencegah penyebaran sel kanker ke organ lain. Kadang-kadang

kemoterapi diberikan sebagai kombinasi pada terapi pembedahan atau

radioterapi. Penatalaksanaan ini menggunakan obat-obatan (sitostatika)

untuk membunuh sel kanker. Kombinasi pengobatan ini biasanya

diberikan dalam satu seri pengobatan, dalam periode yang memakan

waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan agar kondisi tubuh

penderita dapat pulih .

I. PROGNOSIS

Sebagian besar kanker paru tidak bisa disembuhkan secara total. Pada

lebih dari 50% pasien yang diagnosis, kanker telah menyebar ke seluruh tubuh

(metastasis). Melalui aliran darah dan getah bening, sel kanker dapat menyebar ke

tulang, otak, hati dan kelenjar adrenal.Tidak ada yang dapat memastikan harapan

hidup pasien. Hal ini sangat tergantung pada tahap apa kanker ditemukan, kondisi

dan usia pasien, dan bagaimana respon kanker terhadap pengobatan. Karsinoma

sel kecil seringkali ditemukan terlambat sehingga penyembuhan tidak mungkin

lagi. Kelangsungan hidup rata-rata pasien ini sekitar 8-9 bulan. Pasien karsinoma

non-sel kecil cenderung memiliki prospek lebih baik, bisa sampai 5 tahun sejak

didiagnosis.

7

Page 8: CA PARU FIX.docx

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN POT OP BPH

A. PENGKAJIAN

1. Pemeriksaan Fisik

a) Inspeksi

Secara umum biasanya klien tampak kurus, terlihat batuk, dengan/

tanpa peningkatan produksi secret. Pergerakan dada bias asimetris

apabila terjadikomplikasi efusi pleura dengan hemoragi. Gejala-gejala

umum seperti anoreksia, lelah, dan berkurangnya berat badan

merupakan gejala lanjutan.

b) Palpasi

Pada palpasi, ekspansi meningkat dan taktil fremitus biasanya menurun.

c) Perkusi

Pada perkusi, didaptkan suaranormal sampai hipersonor.

d) Auskultasi

Didapatkan bunyi stridor lokal, wheezing unilateral didapatkan

apabilakarsinoma melibatkan penyempitan bronkus dan ini merupakan

tanda khas pada tumor bronchus.Penyebaran local tumor ke struktur

mediastinum dapatmenimbulkan suara serak akibat terserangnya saraf

rekuren, terjadi disfagiaakibat keterlibatan esophagus, dan paralysis

hemidiafragma akibat keterlibatansaraf frenikus. 

2. Keluhan Utama

Keluhan utama bisanya bervariasi seperti keluhan batuk, batuk produktif,

batuk darah, dan sesak napas.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat penyakit saat ini biasanya keluhan hamper sama dengan jenis

penyakit paru yang lain dan tidak mempunyai awitan (onset) yang khas.

Batuk merupakan gejala umum yang seringkali diabaikan oleh klien atau

dianggapsebagai akibat merokok atau bronkitis. Bila karsinoma bronkus

8

Page 9: CA PARU FIX.docx

berkembang pada klien dengan bronchitis kronis, batuk akan timbul lebih

sering dan volumesputum bertambah.

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Terdapat juga bukti bahwa anggota keluarga dari klien dengan Ca paru

beresiko lebih besar mengalami penyakit ini, walaupun masih belum

dipastikan apakahhal ini benar-benar karena faktor herediter atau karena

faktor familial.

5. Riwayat Penyakit Masa Lalu

Menyakan riwayat perokok pasien, pajanan asbestos. Pernahkah menjalani

radioterapi atau kemoterapi. Jika pasien bermaksud

melakukan pneumonektomi/ lobektomi tanyakan fungsi paru dan penyakit

kardio respiratorius lain.

6. Pengkajian Pola Gordon

a. Persepsi-Manajemen

Kesehatan tingkat pengetahuan pasien tentang Ca paru. Tindakan yang

dilakukan pasien untuk mengurangi rasa sakit atau rasa nyeri.

b. Nutrisi

1) Kebiasaan diet buruk (misal: rendah serat, tinggi lemak, adiktif,

bahan pengawet )

2) Anoreksia, mual/ muntah

3) Intoleransi makanan

4) Perubahan pada berat badan

5) Edema wajah/ leher, dada, punggung (destruksi vena kava); edema

wajah/ periorbital (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel

kecil)

6) Glukosa dalam urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor

epidermoid)

c. Eliminasi

1) Diarea yang hilang timbul

2) Peningkatan jumlah atau frekuensi urin

d. Aktivitas dan Latihan 

9

Page 10: CA PARU FIX.docx

1) Kelemahan

2) Ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin

3) Dispnea karena aktivitas

4) Takikardia/ disritmia

5) JVP (obstruksi vena kava)

6) Nyeri dada, nyeri bahu/ tangan, nyeri tulang/ sendi, dan nyeri

abdomen hilang timbul

e. Seksualitas

1) Ginekomastia (perubahan hormone neoplastik, karsinoma sel

besar)

2) Amenorea/ impoten

f. Istirahat dan Tidur

Insomnia

g. Kebutuhan rasa nyaman

1) Nyeri dada di mana dapat / tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan

posisi

2) Nyeri bahu/ tangan

3) Nyeri tulang/ sendi

4) Nyeri abdomen hilang timbul

h. Konsep Diri

Menolak kondisi yang berat/ potensial keganasan

i. Stres koping

1) Perasaan takut

2) Kegelisahan

j. Hubungan Peran

Kelemahan/ ketidakadekuatan sistem pendukung

k. Spiritual

Kegiatan beribadah saat pasien sakit

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan napas tidak efektif

2. Kerusakan pertukaran gas

10

Page 11: CA PARU FIX.docx

3. Nyeri

4. Kurang pengetahuan

5. ansietas

C. INTERVENSI (RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN)

1. Preoperasi

a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan

sekresi trachea bronkial.

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam

mempertahankan bersihan jalan napas. Kriteria hasil:

1) Napas vesikuler 

2) Hilangnya dyspnea

3) Mengeluarkan secret tanpa kesulitan.

Intervensi:

a. Catat perubahan upaya dan pola bernapas.

Rasional: Penggunaan otot interkostal atau abdominal dan

pelebaran nasalmenunjukan peningkatan upaya bernapas. 

b. Catat karateristik batuk, produksi dan karateristik sputum.

Rasional: Karateristik batuk dapat berubah tergantung pada

penyebab gagal pernapasan. Sputum bila ada mungkin banyak,

kental, berdarah, purulen.

c. Pertahankan posisi tubuh atau kepala tepat.

Rasional: Memudahkan jalan napas.

d. Kolaborasi pemberian bronkodilator.

Rasional: Obat diberikan untuk menghilangan spasme bronkus,

Menurunkanviskositas secret.

e. Bantu pasien untuk napas dalam dan batuk efektif.

Rasional:Memungkinkan ekspansi paru maksimal dan membuang

secret.

b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai

oksigen (hipoventilasi).

11

Page 12: CA PARU FIX.docx

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam

menunjukan perbaikansuplai oksigen. Kriteria hasil:

1) RR 20x/menit

2) Napas vesikuler 

3) Berkuranganya atau tidak adanya bunyi tambahan (krekels, mengi)

Intervensi:

a. Kaji status pernapasan, catat peningkatan frekuensi pernapasan atau

pola napas.

Rasional: Dispnea merupakan mekanisme kompensasi adanya

tahanan jalan napas. 

b. Catat adanya bunyi tambahan, missal krekels, mengi.

Rasional: Bunyi napas dapat menurun, tidak sama pada area yang

sakit. Krekelsadalah bukti peningkatan cairan dalam area jaringan

sebai akibat peningkatan permiabilitas membrane alveolar-

kapiler.Mengi adalah bukti adanya tahanan atau penyempitan jalan

napas sehubungan dengan mukus atau edema serta tumor.

c. Ubah posisi dengan sering, letakkan pasien pada posisi duduk juga posis

iterlentang sampai posisi miring.

Rasional: Memaksimalkan ekspansi paru dan drainase secret.

d. Dorong atau bantu dengan latihan napas dalam

Rasional: Meningkatkan ventilasi maksimal dan oksigenasi.

e. Berikan oksigen tambahan melalui nasal atau masker sesuai

indikasi.

Rasional: Memaksimalkan sediaan oksigen

f. Awasi gambaran GDA dan kadar HB.

Rasional: Penurunan PaO2 dapat menunjukan kebutuhan untuk

dukunganventilasi. Kehilangan darah bermakna dapat

mengakibatkan penurunan kapasitas pembawa oksigen,

menurunkan PaO2.

12

Page 13: CA PARU FIX.docx

c. Nyeri berhubungan dengan tekanan tumor pada sekitar struktur dan

erosi jaringan. Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

3 x 24 jam nyeri dapat diminimalisir. Kriteria hasil:

1) Menyatakan secara verbal pengetahuan tentang cara alternative

untuk mengurangi nyeri

2) Melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis

3) Mengenali factor-faktor yang meningkatkan dan melakukan

tindakan pencegahan nyeri.

Intervensi:

a. Tawarkan tindakan pengurang nyeri untuk membantu pengobatan

nyeri (tehnik relaksasi, massage punggung)

Rasional: dengan tehnik relaksasi dan massage punggung

diharapkan mampu meminimalisir nyeri yang dirasakan pasien 

b. Bantu pasien dalam mengidentifikasi tingkat nyeri yang beralasan

dan dapat dietrima

Rasional: mengikutsertakan tingkat nyeri dengan menanyakan

seberapa nyeri yangdirasakan pasien dalam memakai skala nyeri

c. Tingkatkan istirahat/tidur yang adekuat untuk memfasilitasi

pengurangan nyeri

Rasional: dengan istirahat dimampukan pasien mampu mengurangi

nyeri yangdirasakan pasien

d. Berikan pengobatan sebelum aktivitas untuk meminimalisir nyeri

Rasional: dengan pengobatan mampu meminimalisir nyeri yang tak

tertahankan pada pasien kanker. Obat yang digunakan adalah obat

yang mengandung morfin.

d. Kurang pengetahuan: mengenai kondisi, tindakan, prognosi

Dapat dihubungkan:

a. Kurang informasi

b. Kesalahan interpretasi informasi

c. Kurang mengingat

Kriteria hasil:

13

Page 14: CA PARU FIX.docx

a. Menjelaskan hubungan antara proses penyakit dan terapi.

b. Menggambarkan/ menyatakan diet, obat, dan program aktivitas.

c. Mengidentifikasi dengan benar tanda dan gejala yang memerlukan

perhatian medik.

d. Membuat perencanaan untuk perawatan lanjut.

Intervensi:

a. Dorong belajar untuk memenuhi kebutuhan pasien. Beriak

informasi dalam cara yang jelas/ ringkas.

Rasional: Sembuh dari gangguan gagal paru dapat sangat

menghambat lingkup perhatian pasien, konsentrasi dan energi

untuk penerimaan informasi/ tugas baru.

b. Berikan informasi verbal dan tertulis tentang obat.

Rasional: Pemberian instruksi penggunaan obat yang aman

memmampukan pasien untuk mengikuti dengan tepat program

pengobatan.

c. Kaji konseling nutrisi tentang rencana makan; kebutuhan makanan

kalori tinggi.

Rasional: Pasien dengan masalah pernafasan berat biasanya

mengalami penurunan berat badan dan anoreksia sehingga

memerlukan peningkatan nutrisi untuk menyembuhan.

d. Berikan pedoman untuk aktivitas.

Rasional: Pasien harus menghindari untuk terlalu lelah dan

mengimbangi periode istirahatdan aktivitas untuk meningkatkan

regangan/ stamina dan mencegah konsumsi/ kebutuhan oksigen

berlebihan.

2. Pasca operasi

a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan

jumlah atauviskositas cairan.

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam secret

dapat dikeluarkan. Kriteria Hasil:

1. Bunyi napas vesikuler.

14

Page 15: CA PARU FIX.docx

2. Cairan secret berkurang.

Intervensi:

a. Auskultasi dada untuk karateristik bunyi napas dan adanya secret

Rasional: Pernapasan bising, ronki dan mengi menunjukan

tertahannya secret.

b. Bantu pasien untuk napas dalam dan batuk efektif.

Rasional: memungkinkan ekspansi paru dan membuang secret.

c. Observasi jumlah dan karakter sputum atau aspirasi secret.

Rasional: Peningkatan jumlah secret awalnya normal dan harus

menurun.

d. Dorong masukan cairan per oral (sedikitnya 2500 ml/hr) dalam

toleransi jantung.

Rasional: Hidrasi adekuat untuk mempertahankan secret hilang.

e. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspaktoran dan analgetik

sesuai indikasi.

Rasional: Menghilangkan spasme bronkus untuk memperbaiki

aliran udara,mengencerkan dan menurunkan viskositas secret

b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan pengangkatan jaringan

paru.

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam bebas

gejala distress pernapasan. Kriteria Hasil:

1. RR 20x/menit

2. Napas vesikuler 

Intervensi:

a. Catat frekuensi, kedalaman, dan kemudahan pernapasan. Observasi

penggunaanobat bantu, napas bibir.

Rasional: Pernapasan meningkat sebagai akibat nyeri.

b. Auskultasi paru untuk gerakan udara dan bunyi napas tidak normal.

Rasional: Konsolidasi dan kurangnya gerakan udara pada sisi yang

di operasinormal.

15

Page 16: CA PARU FIX.docx

c. Pertahankan kepatenan jalan napas pasien dengan memberikan

posisi, penghisapan dan penggunaan alat.

Rasional: Obstruksi jalan napas mempengaruhi ventilasi

d. Ubah posisi dengan sering, letakan pada posisi terlentang sampai

miring. Rasional: Memaksimalkan ekspansi paru dan drainase

secret.

e. Dorong atau bantu dengan latihan napas dalam

Rasional: meningkatkan ventilasi maksimal dan oksigenasi.

c. Nyeri (akut) berhubungan dengan insisi bedah, trauma jaringan dan

gangguan saraf internal.

Tujuan: Setelah di lakukan tindakan keperawatan 1x24 jam rasa nyeri

berkurang. Kriteria Hasil:

1. Nyeri terkontrol.

2. Pasien tampak rileks.

Intervensi:

a. Tanyakan pasien tentang nyeri, karateristik nyeri, dan insensitas

pada skala 0-10.

Rasional: Membantu dalam evaluasi gejala nyeri.

b. Kaji pernyataan verbal dan non verbal nyeri pasien

Rasional: Dapat member petunjuk derajat nyeri.

c. Catat kemungkinan penyebab nyeri baik ptofisiologi dan psilkologi.

Rasional: Insisi poskerolateral lebih tidak nyaman untuk pasien

daripadainsisi anterolateral. Selain itu takut, distress, ansietas, dan

kehilangan dapat menggangu kemampuan mengatasinya.

d. Dorong menyatakan perasaan tentang nyeri.

Rasional: Takut atau masalah dapat meningkatkan tegangan otot

danmenurunkan ambang persepsi nyeri.

e. Berikan tindakan kenyamanan, dorong dan anjurkan penggunaan

teknik relaksasi.

Rasional: Meningkatkan relaksasi dan pengalihan perhatian.

d. Ketakutan atau anxietas berhubungan dengan faktor psikologi.

16

Page 17: CA PARU FIX.docx

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam pasien

tampak rileks. Kriteria hasil:

1. Wajah tampak rileks.

2. Mengakui dan mendiskusikan takut.

3. Menyatakan rasa takut.

Intervensi:

a. Evaluasi tingat pemahaman pasien atau orang terdekat tentang

diagnosa.

Rasional: Pasien dan orang terdekat mendengar dan mengasimilasi

informasi baruyang meliputi perubahan pada gambaran diri dan

pola hidup. Pemahaman persepsiini melibatkan susunan tekanan

perawatan individu dan memberikan informasiyang perlu untuk

memilih intervensi yang tepat. 

b. Akui rasa takut atau masalah pasien dan dorong mengekspresikan

perasaan. Rasional: Dukungan memampukan pasien mulai

membuka atau menerimakenyataan kanker dan pengobatanya.

c. Terima penyangkalan pasien tetapi jangan dikuatkan.

Rasional: Bila penyangkalan ekstrim atau ansietas mempengaruhi

kemajuan penyembuhan, menghadapi isu pasien perlu dijelaskan

dan membuka car  penyelesiannya.

d. Beriakan kesempatan untuk bertanya dan jawab dengan jujur.

Yakinkan bahwa pasien dan pemberi perawatan mempunyai

pemahaman yang sama. Rasional: Membuat kepercayaan dan

menurunkan kesalahan persepsi atau salah interpretasi terhadap

informasi.

e. Libatkan pasien atau orang terdekat dalam perencanaan perawatan.

Berikan waktuuntuk menyiapkan peristiwa atau pengobatan.

Rasional: Dapat membantu memperbaiki beberapa perasaan control atau

kemandirian pada pasien yang merasa tak berdaya dalam menerima

pengobatandan diagnosa.

17

Page 18: CA PARU FIX.docx

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2011. Nanda Nic Noc PSIK UMM. http//www.umm.ac.id di update tanggal 9 Desember 2014

Doenges, M.E., Marry, F..M and Alice, C.G., 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sudoto, Aru W, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta.

Suyono, Slamet, (2001), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi 3, Balai Penerbit FKUI, Jakarta

Wilkinson. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatn Edisi 9. Jakarta : EGC

18