bupati bangka tengah · tabel ii.38. drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak...

254
ii BUPATI BANGKA TENGAH KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Dengan mengucap syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala, Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut gembira terbitnya buku Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Perubahan (RPJMDP) Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 ini. RPJMDP merupakan dokumen resmi Pemerintah Daerah yang mendapatkan legitimasi hukum dan politik melalui Peraturan Daerah. Selanjutnya, RPJMDP menjadi instrumen penting untuk mengarahkan dan mengendalikan proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan evaluasi kebijakan dari program pembangunan daerah sampai dengan tahun 2015. RPJMDP memuat penjabaran visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan program pembangunan Bupati dan Wakil Bupati Bangka Tengah terpilih untuk masa bakti 2010-2015 yang dilengkapi dengan gambaran umum kondisi daerah, analisa isu strategis, strategi dan arah kebijakan, program pembangunan, kerangka ekonomi makro dan penetapan indikator kinerja. Proses penyusunan RPJMDP juga memperhatikan arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017 serta berbagai masukan dari seluruh pemangku kepentingan.

Upload: phungthuy

Post on 16-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

ii

BUPATI BANGKA TENGAH

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan mengucap syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala, Tuhan Yang Maha Esa,

saya menyambut gembira terbitnya buku Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Perubahan (RPJMDP) Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 ini.

RPJMDP merupakan dokumen resmi Pemerintah Daerah yang mendapatkan

legitimasi hukum dan politik melalui Peraturan Daerah. Selanjutnya, RPJMDP

menjadi instrumen penting untuk mengarahkan dan mengendalikan proses

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan evaluasi kebijakan dari program

pembangunan daerah sampai dengan tahun 2015.

RPJMDP memuat penjabaran visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan

program pembangunan Bupati dan Wakil Bupati Bangka Tengah terpilih untuk masa

bakti 2010-2015 yang dilengkapi dengan gambaran umum kondisi daerah, analisa isu

strategis, strategi dan arah kebijakan, program pembangunan, kerangka ekonomi

makro dan penetapan indikator kinerja. Proses penyusunan RPJMDP juga

memperhatikan arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 dan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017

serta berbagai masukan dari seluruh pemangku kepentingan.

Page 2: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

iii

Akhirnya, saya selaku Bupati Bangka Tengah mengajak kepada seluruh aparatur

Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah serta para pemangku kepentingan untuk

secara bersama-sama, bersungguh-sungguh, ikhlas, dan penuh semangat dalam

melaksanakan seluruh kebijakan, program dan kegiatan RPJMDP Kabupaten Bangka

Tengah Tahun 2010-2015, dengan harapan terwujudnya Negeri Selawang Segantang

Yang Sejahtera Melalui Pemerintahan Yang Amanah, Bersih, Berwibawa, Berbasis

IPTEK Dan IMTAQ,, Berorientasi Ekonomi Masyarakat Serta Berwawasan

Lingkungan.

Sekian dan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Koba, Desember 2012

BUPATI BANGKA TENGAH,

ERZALDI ROSMAN

Page 3: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................................................................................... v

DAFTAR GRAFIK ................................................................................................................................................................ vii

BAB I.

BAB II.

BAB III.

BAB IV.

BAB V.

BAB VI.

BAB VII.

BAB VIII.

PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang ........................................................................................................................... 1

1.2. Dasar Hukum Penyusunan ................................................................................................ 3

1.3. Hubungan Antar Dokumen ............................................................................................... 3

1.4. Sistematika Penulisan .......................................................................................................... 6

1.5. Maksud dan Tujuan ............................................................................................................... 6

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1 Aspek Geografi dan Demografi ....................................................................................... 1

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ................................................................................ 7

2.3 Aspek Pelayanan Umum ..................................................................................................... 51

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN

KERANGKA PENDANAAN

3.1. Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Tahun 2008-2012 ........................... 1

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Pemerintah

Daerah Masa Lalu .................................................................................................................... 45

3.3. Kerangka Pendanaan............................................................................................................ 56

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

4.1 Permasalahan Pembangunan ......................................................................................... 1

VISI, MISI, TUJUAN dan SASARAN

5.1 Visi .................................................................................................................................................... 1

5.2 Misi ................................................................................................................................................... 2

5.3 Tujuan dan Sasaran ............................................................................................................... 2

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

6.1 Strategi dan Arah Kebijakan ............................................................................................ 1

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

7.1 Program Pembangunan Daerah .................................................................................... 1

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

8.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah ......................................................................... 1

Page 4: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

v

BAB IX.

BAB X.

PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

9.1 Pedoman Transisi ................................................................................................................... 1

9.2 Kaidah Pelaksanaan .............................................................................................................. 1

PENUTUP ................................................................................................................................................... 1

Page 5: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

v

DAFTAR TABEL Tabel II.1. Jarak Ibukota Kabupaten Bangka Tengah Ke Ibukota Kabupaten Lain

dan Ibukota Provinsi .................................................................................................................... 1 Tabel II.2. Kecamatan di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2012 .............................................. 2 Tabel II.3. Jumlah Penduduk menurut Kecamatan, Luas Daerah (Km2)

Tahun 2007 - 2011 ....................................................................................................................... 3 Tabel II.4. Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin

Tahun 2007 – 2011 ....................................................................................................................... 4 Tabel II.5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia Tahun 2007-2011 ..................... 5 Tabel II.6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Tahun 2007-2011 ................................ 6 Tabel II.7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................................................... 6 Tabel II.8. Nilai IPM Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2006-2010 ........................................... 7 Tabel II.9. Angka Harapan Hidup Kabupaten Bangka Tengah 2007-2011 ........................ 9 Tabel II.10. Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007-2011 ............................................................... 10 Tabel II.11. Peranan PDRB Kabupaten Bangka Tengah

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2011 .................................................................. 14 Tabel II.12. Peranan PDRB Kabupaten Bangka Tengah Tanpa Timah

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2011 (persen) .............................................. 16 Tabel II.13. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bangka Tengah

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2011 (persen) .............................................. 20 Tabel II.14. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bangka Tengah Tanpa Timah

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2011 (persen) .............................................. 22 Tabel II.15. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bangka Tengah

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2011 (juta rupiah) ..................................... 26 Tabel II.16. Laju Pertumbuhan Penduduk PDRB Kabupaten Bangka Tengah

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2011 (persen) .............................................. 29 Tabel II.17. Perkembangan Indeks Gini di Kabupaten Bangka Tengah

Pada Periode Tahun 2007 Hingga 2011 ............................................................................. 43 Tabel II.18. Indeks Williamson Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007-2011....................... 44 Tabel II.19. Perkembangan Kemiskinan di Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2006 – 2010 ....................................................................................................................... 45 Tabel II.20. Perkembangan Garis Kemiskinan Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2006 – 2010 ....................................................................................................................... 46 Tabel II.21. Angka Kematian Bayi (AKB) Tahun 2008 – 2012 ......................................................... 49 Tabel II.22. Angka Kematian Balita (AKABA) Tahun 2007 – 2012................................................. 50 Tabel II.23. Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun 2007 – 2012 ............................................................. 50 Tabel II.24. Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Tahun 2008 – 2012 ....................................................................................................................... 67 Tabel II.25. Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2008 – 2012 ....................................................................................................................... 67 Tabel II.26. Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil k1 dan k4

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 – 2012 ............................................................ 69 Tabel II.27. Persentase Kunjungan Bayi Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2008 – 2012 ....................................................................................................................... 70

Page 6: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

vi

Tabel II.28. Persentase Cakupan Desa UCI Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 – 2012 ....................................................................................................................... 79

Tabel II.29. Persentase Cakupan Kesehatan Masyarakat Miskin Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 – 2012 ............................................................ 78

Tabel II.30. Jumlah Kunjungan Pasien Tahun 2011 – 2012 ............................................................... 79 Tabel II.31. Persentase Cakupan Bumil Mendapatkan Tablet Fe3

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 – 2012 ............................................................ 79 Tabel II.32. Persentase Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 – 2012 ............................................................ 81 Tabel II.33. Jumlah Pustu dan Poskesdes Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2008 – 2012 ....................................................................................................................... 83 Tabel II.34. Cakupan Jumlah Dokter Umum dan Dokter Gigi

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 – 2012 ............................................................ 83 Tabel II.35. Cakupan Jumlah Perawat Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008-2012 ......... 83 Tabel II.36. Proporsi Panjang Jaringan dalam Kondisi Baik .............................................................. 84 Tabel II.37. Rekapitulasi Kondisi Jalan ......................................................................................................... 84 Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .......... 84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat ....................... 85 Tabel II.40. Pemenuhan Kelengkapan Sarana Kebinamargaan ....................................................... 85 Tabel II.41. Luas Irigasi Kabupaten dalam Kondisi Baik ..................................................................... 86 Tabel II.42. Rasio Luasan Sumber Air Baku ............................................................................................... 86 Tabel II.43. Rumah Tangga Pengguna Air Bersih .................................................................................... 86 Tabel II.44. Penanganan Wilayah Kebanjiran ........................................................................................... 87 Tabel II.45. Persentase Desa/ Kelurahan yang memiliki Infrastruktur yang baik ................. 87 Tabel II.46. Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran Kabupaten ................................................... 87 Tabel II.47. Luas Perumahan yang tersedia PSU ..................................................................................... 88 Tabel II.48. Rasio tempat Pemakaman Umum per Satuan Penduduk .......................................... 88 Tabel II.49. Sarana dan Prasarana Bidang Perhubungan .................................................................... 90 Tabel II.50. Meningkatnya Fasilitas Keamanan dan Keselamatan Bidang Perhubungan .... 90 Tabel II.51. Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Per Satuan Penduduk ........................ 90 Tabel II.52. Cakupan Penerbitan Kartu Keluarga (KK) terhadap Jumlah Kepala Keluarga

s.d Per 31 Desember 2012 ........................................................................................................ 91 Tabel II.53. Pelaksanaan Penerapan KTP Elektronik Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2012 ...................................................................................................................................... 93 Tabel II.54. Jumlah Bayi yang Memiliki Akta Kelahiran Tahun 2012............................................ 94 Tabel II.55. Data Kelahiran Bayi Tahun 2012 ........................................................................................... 94 Tabel II.56. Jumlah Penduduk yang memiliki Akta Kelahiran Tahun 2012 ............................... 95 Tabel II.57. Jumlah Kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak ........................................ 97 Tabel II.58. Persentase Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS)

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 – 2012 ............................................................ 97 Tabel II.59. Penyelesaian Pelanggaran K3 pada Tahun 2012 ........................................................... 98 Tabel II.60. Data Potensi Konflik Tahun 2012 .......................................................................................... 99 Tabel II.61. PNS Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2012 ..................................................... 101 Tabel II.62. Jumlah PNS Berdasarkan Pangkat/ Golongan ................................................................. 101 Tabel II.63. Jumlah PNS yang Menduduki Jabatan Struktural .......................................................... 102 Tabel II.64. Jumlah PNS yang Memasuki Usia Pensiun Tahun 2012 ............................................. 102 Tabel II.65. Jumlah PNS yang akan Memasuki Usia Pensiun Tahun 2011-2015 ..................... 102 Tabel II.66. Pengelolaan Kearsipan Daerah ............................................................................................... 104

Page 7: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

vii

Tabel II.67. Penyelamatan Arsip Daerah ..................................................................................................... 105 Tabel II.68. Kapasitas Sarana Penyimpanan Arsip ................................................................................. 105 Tabel II.69. Ketersediaan dan Tersebarnya Informasi yang Faktual dan Berimbang

ke Seluruh Pelosok dan Lapisan Masyarakat ................................................................... 106 Tabel II.70. Peningkatan Jumlah Kunjungan Perpustakaan .............................................................. 106

Perkembangan Luas Areal dan Produksi Tanaman Pertanian Tabel II.71. Tahun 2010 – 2012 ....................................................................................................................... 107 Tabel II.72. Perkembangan Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan

Tahun 2010 – 2012 ....................................................................................................................... 108 Tabel II.73. Produksi Perikanan tangkap Menurut Kecamatan Tahun 2011-2012 ............... 111 Tabel II.74. Produksi Perikanan Budidaya Menurut Kecamatan Tahun 2011-2012............. 111

DAFTAR GRAFIK

Grafik II.1. Persentase Pertambahan Penduduk Per Tahun Pada Tahun 2007-2011 ......... 3 Grafik II.2. Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) Tahun 2007-2011 ................................................. 4 Grafik II.3. Persentase Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2007-2011 ........ 5 Grafik II.4. Perkembangan IPM Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007-2011 .................... 8 Grafik II.5. Perkembangan Indek Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2007 – 2011 ....................................................................................................................... 9 Grafik II.6. Perkembangan Indek Pendidikan Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2007 – 2011 ....................................................................................................................... 10 Grafik II.7. Perkembangan Indek Kelayakan Hidup Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2007 – 2011 ....................................................................................................................... 11 Grafik II.8. PDRB Kabupaten Bangka Tengah Dengan Timah Tahun 2007-2011 .................. 12 Grafik II.9. PDRB Kabupaten Bangka Tengah Tanpa Timah Tahun 2007 – 2011 .................. 13 Grafik II.10. Struktur Perekonomian Kabupaten Bangka Tengah dengan Timah

Tahun 2010 – 2011 ....................................................................................................................... 14 Grafik II.11. Struktur Perekonomian Kabupaten Bangka Tengah Tanpa Timah

Tahun 2010 – 2011 ....................................................................................................................... 15 Grafik II.12. Kontribusi Sektor Primer Terhadap PDRB Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2007 – 2011 ....................................................................................................................... 17 Grafik II.13. Kontribusi Sektor Primer Terhadap PDRB Tanpa Timah

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007 – 2011 ............................................................ 17 Grafik II.14. Kontribusi Sektor Sekunder terhadap PDRB

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007 – 2011 ............................................................ 18 Grafik II.15. Kontribusi Sektor Sekunder terhadap PDRB Tanpa Timah

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007 – 2011 ............................................................ 19 Grafik II.16. Kontribusi Sektor Tersier terhadap PDRB

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007 – 2011 ............................................................ 19 Grafik II.17. Kontribusi Sektor Tersier terhadap PDRB Tanpa Timah

Kabupaten Bangka Tengah ....................................................................................................... 20 Grafik II.18. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2007 – 2011 ....................................................................................................................... 21

Page 8: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

viii

Grafik II.19. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bangka Tengah Tanpa Timah Tahun 2007 – 2011 ....................................................................................................................... 22

Grafik II.20. PDRB Per Kapita Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007 – 2011........................ 23 Grafik II.21. PDRB Per Kapita Kabupaten Bangka Tengah Tanpa Timah

Tahun 2007 – 2011 ....................................................................................................................... 24 Grafik II.22. Inflasi Kabupaten Bangka Tengah tahun 2007-2011 .................................................. 25 Grafik II.23. Inflasi Kabupaten Bangka Tengah Tanpa Timah Tahun 2007-2011 .................... 25 Grafik II.24. Peran Sektor Pertanian terhadap PDRB Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2007 – 2011 ....................................................................................................................... 28 Grafik II.25. Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian PDRB Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2007 – 2011 ....................................................................................................................... 29 Grafik II.26. Peran Sektor Pertambangan dan Penggalian terhadap

PDRB Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007 – 2011 ............................................... 32 Grafik II.27. Laju Pertumbuhan Sektor Pertambangan dan Penggalian

PDRB Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007 – 2011 ............................................... 32 Grafik II.28. Peran Sektor Industri Pengolahan terhadap

PDRB Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007 – 2011 ............................................... 33 Grafik II.29. Laju Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007 – 2011 ............................................................ 34 Grafik II.30. Peran Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih terhadap PDRB

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007 – 2011 ............................................................ 35 Grafik II.31. Laju Pertumbuhan Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007 – 2011 ............................................................ 35 Grafik II.32. Peran Sektor Bangunan terhadap PDRB Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2007 – 2011 ....................................................................................................................... 35 Grafik II.33. Laju Pertumbuhan Sektor Bangunan Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2007 – 2011 ....................................................................................................................... 36 Grafik II.34. Peran Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran terhadap PDRB

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007 – 2011 ............................................................ 36 Grafik II.35. Laju Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007 – 2011 ............................................................ 37 Grafik II.36. Peran Sektor Pengangkutan dan Komunikasi terhadap PDRB

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007 – 2011 ............................................................ 38 Grafik II.37. Laju Pertumbuhan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007 – 2011 ............................................................ 38 Grafik II.38. Peran Sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan terhadap

PDRB Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007 – 2011 ............................................... 39 Grafik II.39. Laju Pertumbuhan Sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007 – 2011 ............................................................ 40 Grafik II.40. Peran Sektor Jasa-jasa terhadap PDRB Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2007 – 2011 ....................................................................................................................... 41 Grafik II.41. Laju Pertumbuhan Sektor Jasa-jasa terhadap PDRB

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007 – 2011 ............................................................ 42 Grafik II.42. APK SD/MI + Paket A Tahun 2008 – 2012 ........................................................................ 47 Grafik II.43. APK SMP/MTs + Paket B Tahun 2008 – 2012 ................................................................. 48 Grafik II.44. APK SMA/ MA + Paket C Tahun 2008 – 2012 .................................................................. 48 Grafik II.45. APS SD/MI + Paket A Tahun 2008 – 2012 ......................................................................... 51 Grafik II.46. APS SMP/ MTs + Paket B Tahun 2008 – 2012 ................................................................. 52

Page 9: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

ix

Grafik II.47. Rasio Guru/ Murid SD/ MI Tahun 2008 – 2012 ............................................................. 52 Grafik II.48. Rasio Guru/ Murid SMP/MTs Tahun 2008 – 2012 ....................................................... 53 Grafik II.49. Rasio Guru/ Murid Per Kelas Rata-rata SD/MI Tahun 2008 – 2012 .................... 53 Grafik II.50. Rasio Guru/ Murid Per Kelas Rata-rata SMP/MTs Tahun 2008-2012 ................ 54 Grafik II.51. Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMA/MA/SMK ........................................................... 54 Grafik II.52. Rasio Guru/ Murid SMA/ MA/ SMK ..................................................................................... 55 Grafik II.53. Rasio Guru/ Murid Per Kelas Rata-rata SMA/ MA/ SMK ........................................... 55 Grafik II.54. Persentase Angka Melek Huruf ............................................................................................... 56 Grafik II.55. Kondisi Bangunan Baik SD/ MI............................................................................................... 56 Grafik II.56. Kondisi Bangunan Baik SMP/MTs dan SMA/MA/SMK ............................................... 57 Grafik II.57. Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI ....................................................................................... 57 Grafik II.58. Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs ................................................................................ 58 Grafik II.59. Angka Putus Sekolah (APS) SMA/MA/SMK ...................................................................... 58 Grafik II.60. Angka Kelulusan (AL) SD/MI ................................................................................................... 59 Grafik II.61. Angka Kelulusan (AL) SMP/ MTs........................................................................................... 59 Grafik II.62. Angka Kelulusan (AL) SMA/ MA/ SMK ............................................................................... 60 Grafik II.63. Angka Melanjutkan (AM) SD/MI ke SMP/MTs................................................................ 60 Grafik II.64. Angka Melanjutkan (AM) SMP/MTs ke SMA/MA/SMK .............................................. 61 Grafik II.65. Guru yang memenuhi kualifikasi S1/ D-IV ........................................................................ 62 Grafik II.66. Angka Melek Huruf Tahun 2008 – 2012 ............................................................................ 63 Grafik II.67. APK PAUD Tahun 2011 – 2012 ............................................................................................... 63 Grafik II.68. Bagan Jumlah Lembaga PAUD Tahun 2011 dan Tahun 2012 .................................. 64 Grafik II.69. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI + Paket A tahun 2008-2012 ................... 64 Grafik II.70. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs+Paket B tahun 2008-2012 .............. 65 Grafik II.71. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK+Paket C Tahun 2008-2012 ... 65 Grafik II.72. Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Tahun 2008-2012 ................................. 66 Grafik II.73. Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Tahun 2008 – 2012 ....................................................................................................................... 67 Grafik II.74. Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2008 – 2012 ....................................................................................................................... 68 Grafik II.75. Persentase Kunjungan K1 dan K4 Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2008-2012 .......................................................................................................................... 70 Grafik II.76. Persentase Cakupan Kunjungan Bayi Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2008 – 2012 ....................................................................................................................... 71 Grafik II.77. Grafik Jumlah Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2008 s.d 2012 ................................................................................................................... 72 Grafik II.78. Grafik Angka Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif .................................................. 73 Grafik II.79. API (Annual Parasite Incidence) ............................................................................................ 75 Grafik II.80. Grafik Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Balita ........................................... 76 Grafik II.81. Jumlah Kasus PD3I di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008-2012 ................. 78 Grafik II.82. Angka Kesakitan DBD Per 100.000 Penduduk Tahun 2008 s.d 2012.................. 78 Grafik II.83. Persentase Diare yang ditemukan dan ditangani di

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008-2012 ............................................................... 77 Grafik II.84. Persentase Cakupan Desa UCI Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2008 – 2012 ....................................................................................................................... 78 Grafik II.85. Persentase Cakupan Bumil mendapat Tablet Fe3

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008-2012 ............................................................... 81

Page 10: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

x

Grafik II.86. Persentase Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 – 2012 ............................................................ 82

Grafik II.87. Persentase Cakupan Penerbitan Kartu Keluarga Tahun 2012 ................................ 91 Grafik II.88. Persentase cakupan Perekaman Data KTP Elektronik (e-KTP)

Per 31 Desember 2012 ............................................................................................................... 92 Grafik II.89. Persentase Cakupan Penerbitan Akta Kelahiran Tahun 2012 ................................ 95 Grafik II.90. Persentase Cakupan Kunjungan Bayi Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2008 – 2012 ....................................................................................................................... 97 Grafik II.91. Tingkat Produktivitas Tanaman Perkebunan (ton/ha/th) ....................................... 108 Grafik II.92. Pertambangan Tanpa Ijin .......................................................................................................... 109 Grafik II.93. Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik .............................................. 110

Page 11: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Paradigma perencanaan pembangunan yang lebih harmonis dan selaras, baik antara pusat

dengan daerah, daerah dengan daerah, dan juga antar instansi dan fungsi pemerintahan,

merupakan landasan utama dari diterbitkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), sebagai acuan dan pegangan bagi pemerintah

di tingkat pusat dan daerah dalam rangka pelaksanaan pembangunan yang lebih terintegrasi,

sinkron, dan sinergis baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, maupun antar fungsi

pemerintahan.

Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana

pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap perubahan Pasal 2

(ayat 2), dengan jenjang perencanaan jangka panjang (25 tahun), jangka menengah (5 tahun)

maupun jangka pendek atau tahunan (1 tahun). Setiap daerah, baik provinsi/kabupaten/kota harus

menetapkan Rencana Pembangunana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD). Salah satu konsekuensi dari ditetapkannya undang-undang tersebut

adalah diwajibkannya bagi setiap perangkat kerja daerah untuk menyusun rencana kerja sebagai

acuan dalam penyelenggaraan pembangunan, baik untuk jangka menengah (lima tahunan) maupun

jangka pendek (tahunan), sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Terkait dengan kewajiban perangkat daerah dalam penyiapan rencana kerja untuk jangka

waktu lima tahunan, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 151 Ayat (1) mengamanatkan

bahwa “Satuan Kerja Perangkat Daerah menyusun rencana strategis yang selanjutnya disebut

Renstra SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan

sesuai dengan tugas dan fungsinya dengan berpedoman pada RPJM Daerah dan bersifat indikatif”.

Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Pasal 1 Ayat (7) ditetapkan ketentuan

umum mengenai “Renstra SKPD sebagai dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah

untuk periode 5 (lima) tahun”. RPJM Daerah Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010 – 2015

merupakan penjabaran visi, misi, tujuan, strategi, program dan kegiatan Kabupaten Bangka Tengah

dalam rentang waktu lima tahun. Dengan RPJMD diharapkan Kabupaten Bangka Tengah dapat

lebih fokus dalam melaksanakan program-program dan kegiatan Pembangunan Daerah untuk visi

lima tahun ke depan. Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka

Tengah, RPJMD merupakan dokumen perencanaan pembangunan nasional sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Page 12: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 2

RPJMD Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010 – 2015 adalah tahapan 5 (lima) tahun kedua

dalam rangka mewujudkan visi, yaitu “Terwujudnya Negeri Selawang Segantang Yang Sejahtera

Melalui Pemerintahan Yang Amanah, Bersih, Berwibawa, Berbasis IPTEK Dan IMTAQ,

Berorientasi Ekonomi Masyarakat Serta Berwawasan Lingkungan“. RPJMD merupakan

pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-

SKPD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) setiap tahun sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam penyusunannya, RPJMD dilakukan

secara komprehensif, terpadu dan menyeluruh, serta mengedepankan keterlibatan masyarakat

secara partisipatif dengan mempertimbangkan dan menampung aspirasi pemangku kepentingan.

Acuan utama dalam menyusun RPJMD adalah rumusan Visi, Misi, Arah Kebijakan dan

Rencana Program Prioritas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah terpilih, yang telah disampaikan

kepada masyarakat pemilih dan dalam Sidang Paripurna DPRD dalam tahapan kampanye

pemilihan pasangan Calon Kepala daerah/Wakil Kepala Daerah secara langsung. Di samping itu,

penyusunan RPJM Daerah juga mengacu pada RPJP Nasional, RPJM Provinsi. Tujuan merujuk

semua dokumen perencanaan dimaksud adalah untuk menjamin terciptanya sinergi kebijakan dan

sikronisasi program secara vertikal antar tingkat pemerintahan yang berbeda.

Selanjutnya, secara empiris RPJMD mengacu kepada perkembangan statistik regional dan

lokal, terutama data tentang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan :

(1) statistik berbagai fungsi pemerintahan dibidang ekonomi, seperti lapangan pekerjaan utama

dan tingkat pendapatan rata-rata masyarakat, keberadaaan potensi sektor unggulan daerah

yang dapat dikembangkan dalam rangka memacu laju produksi lokal dan penciptaan

lapangan kerja baru, keberadaan sektor informal dan kandungan potensi sumber daya

daerah;

(2) statistik fungsi-fungsi pemerintahan dibidang sosial budaya, seperti kondisi tingkat

kesehatan rata-rata masyarakat dan indeks pembangunan manusia, angka kemiskinan,

tingkat pengangguran, angka partisipasi kasar dan angka partisipasi murni pendidikan dasar

dan menengah;

(3) statistik dibidang pemerintahan umum, seperti pelayanan umum pemerintahan kepada

masyarakat,

(4) statistik dibidang fisik prasarana, seperti pola-pola penataan ruang dan kawasan andalan,

kemiskinan dan kawasan tertinggal serta kondisi ekologi dan lingkungan hidup daerah dan

(5) kapasitas fiskal dan keuangan daerah.

Dalam pelaksanaan Otonomi Daerah secara luas dan nyata harus disertai tanggung jawab

yang nyata dan dilaksanakan oleh seluruh pelaku pembangunan secara solid, baik ditingkat lokal,

regional maupun secara nasional, dari tingkat administrasi yang paling kecil (kelurahan/desa),

kecamatan, kabupaten dan kota, provinsi dan Negara. Tanggung jawab yang secara sadar dan teguh

dilaksanakan pada setiap tugas, sesuai dengan lingkup tugas yang diemban yang disebut sebagai

Page 13: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 3

suatu komitmen. Komitmen-komitmen inilah yang terdapat di dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

RPJMD merupakan dokumen publik yang merangkum rencana kegiatan lima tahunan

dibidang pelayanan umum pemerintahan, karena itu proses penyusunannya dilaksanakan melalui

serangkaian forum musyawarah perencanaan partisipatif, dengan melibatkan seluruh unsur pelaku

pembangunan setempat. Atas dasar pertimbangan itu, maka RPJMD yang merupakan rumusan Visi,

Misi, Arah Kebijakan dan Rencana Program Prioritas Bupati/Wakil Bupati terpilih, berkembang

menjadi muatan matriks rencana program dan kegiatan lima tahunan yang merupakan hasil

kesepakatan seluruh unsur pelaku pembangunan daerah, dengan tetap memperhatikan kebijakan

dan program strategis Provinsi dan Nasional. Dengan RPJMD diharapkan Kabupaten Bangka

Tengah dapat lebih fokus dalam melaksanakan program-program dan kegiatan Pembangunan

Daerah untuk visi lima tahun ke depan.

1.2 DASAR HUKUM PENYUSUNAN

Beberapa peraturan perundangan yang mendasari Penyusunan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan,

Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat, dan Kabupaten Belitung Timur di

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4268);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

tahun 1999 Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan, dan

Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4410);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 1137), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun

2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

Page 14: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 4

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,

tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006

Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Indonesia Nomor 4663);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4737);

11. Peraturan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21);

12. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional Tahun 2010 – 2014;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

tahun 2010 Nomor 517);

14. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2005 – 2025 (Lembaran

Daerah Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2006 Nomor 14).

1.3 HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN

Dalam sistem perencanaan pembangunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor

25 Tahun 2004, RPJMD merupakan satu kesatuan yang utuh dari manajemen pembangunan di

lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah khususnya dalam melaksanakan agenda

pembangunan yang telah tertuang dalam berbagai dokumen perencanaan. Hubungan antara RPJMD

dengan dokumen perencanaan lainnya adalah sebagai berikut:

1. RPJMD dan RPJPD Kabupaten Bangka Tengah

RPJMD Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 merupakan RPJMD Kedua dari tahapan

pelaksanaan RPJPD Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2005 – 2025. Oleh sebab itu, penyusunan

RPJMD selain menjabarkan visi, misi dan program prioritas Bupati/Wakil Bupati Bangka Tengah

masa bakti tahun 2010-2015, juga berpedoman pada visi, misi dan arah kebijakan yang termuat

dalam RPJPD Kabupaten Bangka Tengah.

Page 15: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 5

2. RPJMD dan RTRW Kabupaten Bangka Tengah

Penyusunan RPJMD memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai pola dan struktur tata

ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Bangka Tengah sebagai dasar untuk

menetapkan lokasi program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan tata ruang daerah

di Kabupaten Bangka Tengah.

3. RPJMD dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah

RPJMD menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) dengan jangka waktu 5 (lima) tahun. Renstra SKPD merupakan penjabaran teknis

RPJMD yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam menentukan arah

kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang dan/atau fungsi pemerintahan

untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan, yang disusun oleh setiap SKPD dibawah koordinasi Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah, Statistik dan Penanaman Modal (BAPPEDA-SPM) Kabupaten

Bangka Tengah.

4. RPJMD dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010 – 2015 setiap tahun dijabarkan

dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), sebagai suatu dokumen perencanaan tahunan

Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah yang memuat prioritas program dan kegiatan dari Rencana

Kerja SKPD. RKPD merupakan bahan utama pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan

(Musrenbang) Kabupaten Bangka Tengah yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat

desa/kelurahan, kecamatan, sampai dengan kabupaten. Gambaran tentang hubungan antara

RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya sebagai kesatuan sistem perencanaan pembangunan

dan sistem keuangan adalah sebagaimana ditunjukkan Gambar 1.1

Gambar1.1 Skema Alur Perencanaan dan Penganggaran

Page 16: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 6

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun sistematika penulisan RPJMD Kabupaten Bangka Tengah adalah sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB IV ANALISA ISU STRATEGIS DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX KAIDAH PELAKSANAAN DAN PEDOMAN TRANSISI

BAB X PENUTUP

1.5 MAKSUD DAN TUJUAN

1.5.1 Maksud

Maksud penyusunan RPJMD Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 adalah sebagai

acuan resmi bagi Pemerintah Daerah dan DPRD dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah

Daerah (RKPD), Renstra SKPD dan Renja SKPD sekaligus merupakan acuan dalam penetapan

tahapan program dan kegiatan tahunan daerah yang akan dibahas dalam forum Musyawarah

Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang) secara berjenjang. Karena itu, isi dan

substansinya mencakup indikasi rencana program dan kegiatan, sumber pembiayaan, baik APBD

Kabupaten, APBD Provinsi maupun APBN.

1.5.2 Tujuan

Adapun tujuan penyusunan RPJMD adalah tersusunnya suatu dokumen perencanaan yang

relatif lengkap dengan memuat berbagai konsep perencanaan yang komprehensif dan operasional

sesuai kondisi wilayah dan kebutuhan masyarakat, yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

Page 17: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 7

1. Menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh jajaran pemerintah daerah dan DPRD dalam

menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan yang dibiayai dari APBD Kabupaten,

APBD Provinsi dan sumber pembiayaan APBN;

2. Menyediakan satu tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja tahunan

setiap satuan kerja perangkat daerah;

3. Menjabarkan gambaran tentang kondisi umum daerah dalam konstelasi regional dan

nasional sekaligus memahami arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan

visi dan misi daerah;

4. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Pemerintah dalam mencapai tujuan dengan cara

menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur.

5. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Pemerintah dan DPRD Kabupaten Bangka Tengah

untuk memahami dan menilai arah kebijakan, program dan kegiatan operasional tahunan

dalam rentang waktu lima tahun.

Page 18: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-1

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1 Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1 Geografi

Kabupaten Bangka Tengah terletak antara 105o 75’ BT - 106o 80’ BT dan 2o 20’ LS - 2o 80’ LS,

dengan Ibukota Koba yang berjarak 58 km dari Ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Batas

wilayah Kabupaten Bangka Tengah dinyatakan sebagai berikut:

1. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Bangka.

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Karimata dan Selat Gaspar.

3. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Pangkal Pinang dan Kabupaten Bangka.

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bangka Selatan.

Tabel II.1. Jarak Ibukota Kabupaten Bangka Tengah

KeIbukota Kabupaten lain dan Ibukota Provinsi

No. Dari Kota Koba ke Jarak (km)

1.

2.

3.

4.

Mentok

Toboali

Sungai Liat

Pangkal Pinang

196

67

90

58

Sumber : Bangka Tengah Dalam Angka Tahun 2011

Jarak yang relatif dekat dengan ibukota provinsi Kota Pangkalpinang sangat

menguntungkan secara geografis karena dapat menjadi pemicu perkembangan ekonomi dan

wilayah Kabupaten Bangka Tengah.

Gambar II.1 Peta Wilayah Kabupaten Bangka Tengah

Sumber : Bappeda-SPM Kabupaten Bangka Tengah

Page 19: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-2

Kabupaten Bangka Tengah memiliki luas wilayah sebesar 2.126,76 km² atau 212.676,3 ha

dan terbagi menjadi 6 kecamatan dengan luasan, jumlah kelurahan dan jumlah desa masing-masing

kecamatan yang diperlihatkan pada Tabel II.2.

Tabel II.2. Kecamatan di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2012

No. Kecamatan Luas wilayah

(km²) Jumlah

Kelurahan Jumlah

Desa

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Koba

Pangkalan Baru

Sungai Selan

Simpang Katis

Namang

Lubuk Besar

355,07

78,83

600,35

237,83

215,74

638,95

5

1

1

-

6

11

12

10

8

9

Jumlah 2.126,76 7 56

Sumber : Bangka Tengah Dalam Angka 2011

Kondisi topografi Kabupaten Bangka Tengah sebagian besar merupakan topografi yang

berombak dan bergelombang, yaitu sebesar 51%, tanahnya berjenis Asosiasi Podsolik Coklat

Kekuning-kuningan dengan bahan induk Komplek Batu pasir Kwarsit dan Batuan Plutonik Masam.

Daerah lembah dan datar sebesar 20%, jenis tanahnya Asosiasi Podsolik berasal dari Komplek Batu

Pasir dan Kwarsit. dan 25% berupa daerah rawa dan bencah/datar dengan jenis tanahnya Asosiasi

Alluvial Hedromotif dan Glei Humus serta Regosol Kelabu Muda berasal dari endapan pasir dan

tanah liat. Daerah berbukit sebesar 4% seperti Bukit Mangkol dengan ketinggian sekitar 395 meter

dari permukan laut, jenis tanah perbukitan tersebut adalah Komplek Podsolik Coklat Kekuning-

kuningan dan Litosol berasal dari Batu Plutonik Masam.

Sebagai daerah yang bergunung dan berbukit, Kabupaten Bangka Tengah juga banyak

dilalui sungai. Ada 31 buah sungai yang tersebar di 6 kecamatan yang ada. Adapun sungai-sungai

terpanjang meliputi: Sungai Kurau, Sungai Nadi, Sungai Rangau, Sungai Berok, Sungai Teru, dan

Sungai Selan.Selain untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat seperti tempat mandi dan mencuci,

sungai-sungai tersebut sangat berperan sebagai lalu lintas transportasi. Sungai-sungai yang ada

belum dimanfaatkan untuk pertanian dan perikanan karena nelayan lebih cenderung mencari ikan

ke laut.Pada dasarnya di Daerah Kabupaten Bangka Tengah tidak ada danau alam, hanya ada bekas

penambangan bijih timah yang luas sehingga menjadikannya seperti danau buatan yang disebut

kolong. Jumlah kolong sebanyak 175 buah, akan tetapi kolong-kolong ini belum begitu

dimanfaatkan bagi masyarakat.

Kabupaten Bangka Tengah beriklim tropis tipe A yang cenderung beriklim kering dan iklim

basah. Suhu udara bervariasi antara 25,7º Celcius hingga 29,0º Celcius, sedangkan kelembaban

udara bervariasi antara 66,0% hingga 83,6%.Curah hujan tiap bulan di Kabupaten Bangka Tengah

bervariasi antara 11,8 hingga 370,3 mm tiap bulan untuk tahun 2011. Curah hujan terendah pada

bulan September. Rata-rata curah hujan pada tahun 2011 adalah 155,43.Rata-rata kecepatan angin

Page 20: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-3

pada tahun 2011 sebesar 3,5 knots, dengan rata-rata kecepatan maksimal sebesar 10,7 knots.

Sementara intensitas penyinaran matahari pada tahun 2011 rata-rata bervariasi antara 28,1 hingga

86,3 persen dan tekanan udara antara 1008,4 hingga 1010,4 mb.

Jenis-jenis kayu dari tumbuhan hutan yang dapat ditemui berupa kayu pelawan, meranti,

kapuk, jelutung, pulai, gelam, bitanggor, meranti rawa, cempedak air, mahang, gaharu (mengkaras),

nyatoh, melangir, pasak bumi (pulek), bakau dan lain-lain. Pada kawasan hutan terdapat binatang

liar seperti: rusa, beruk, monyet, lutung, babi, trenggiling, napuh, musang, murai, tekukur, pipit,

kalong, elang, serta ayam hutan dan tidak terdapat binatang buas seperti gajah, harimau dan lain

sebagainya.

2.1.2 Demografi

Tabel II.3. Jumlah Penduduk menurut Kecamatan, Luas Daerah (Km2)

Tahun 2007 – 2011

Kecamatan Luas

Wilayah (Km2)

Jumlah Penduduk

2007 2008 2009 2010 2011

Koba 355,07 26.296 27.647 33.396 34.301 37.269

Pangkalan Baru 78,83 27.309 30.121 35.317 37.832 40.399

Sungai Selan 600,35 25.028 27.581 30.625 32.516 34.348

Simpang Katis 237,83 19.428 20.212 22.835 22.718 24.489

Namang 215,74 12.986 14.277 14.500 15.389 16.525

Lubuk Besar 638,95 17.895 19.783 24.940 24.903 26.535

Jumlah 2.126,76 128.942 139.621 161.613 167.659 179.565

Grafik II.1. Persentase Pertambahan Penduduk per Tahun

pada Tahun 2007-2011

Pada tahun 2007 terjadi penurunan jumlah penduduk dikarenakan pelepasan Desa Selindung

ke kota Pangkalpinang yaitu penurunan jumlah penduduk sebesar -3,29% atau berkurang sebesar

-4.237 jiwa. Persentase kenaikan atau pertambahan penduduk terbesar terjadi pada tahun 2009

yaitu sebesar 13,61% atau penduduk bertambah sebanyak 13.697 jiwa.

-3.29%

7.65% 13.61% 3.61%

6.63%

2007 2008 2009 2010 2011

Persentase Pertambahan Penduduk per Tahun pada Tahun 2007-2011

Page 21: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-4

Grafik II.2.

Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)

Tahun 2007-2011

Pada Tahun 2011 untuk Kecamatan Sungai Selan dan Lubuk Besar merupakan kecamatan

yang memiliki kepadatan penduduk dibawah rata-rata kabupaten, yaitu berjumlah 57 jiwa/Km2

dan 42 jiwa/Km2 sedangkan Kecamatan Pangkalan Baru merupakan daerah yang mempunyai

kepadatan penduduk tertinggi yaitu 512 jiwa/Km2.

a. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin

Tabel II.4. Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin

Tahun 2007-2011

Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)

2007 2008 2009 2010 2011

L P L P L P L P L P

Koba 13.563 12.733 14.258 13.389 17.302 16.094 17.802 16.499 19.370 17.899

Pangkalan Baru 14.064 13.245 15.576 14.545 18.118 17.199 19.445 18.387 20.784 19.615

Sungai Selan 13.071 11.957 14.405 13.176 16.028 14.597 17.608 15.448 18.069 16.279

Simpang Katis 10.031 9.397 10.436 9.776 11.722 11.113 11.729 10.989 12.607 11.882

Namang 6.712 6.274 7.338 6.854 7.504 6.996 8.019 7.370 8.605 7.920

Lubuk Besar 9.421 8.474 10.406 9.377 13.083 11.857 13.050 11.853 13.935 12.600

Jumlah 66.862 62.080 72.504 67.117 83.757 77.856 87.113 80.546 93.370 86.195

128.942 139.621 161.613 167.659 179.565

% 51,85 48,15 51,93 48,07 51,83 48,17 51,96 48,04 52,00 48,00

selisih (%) 3,70 3,86 3,66 3,92 4,00

Sumber Data: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

2007 2008 2009 2010 2011

74 78 94 97 105

346 382

448 480

512

42 46 51 54 57 82 85 96 96 103

60 66 67 71 77

28 31 39 39 42

Koba Pangkalanbaru Sungaiselan Simpangkatis Namang Lubuk Besar

Sumber data: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Page 22: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-5

Grafik II.3.

Persentase Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2007-2011

Dari data yang tersedia pada tahun 2011, jumlah penduduk laki-laki dan perempuan

di Kabupaten Bangka Tengah relatif sama banyak yakni, penduduk laki-laki 93.370 jiwa atau

sekitar 52,00% dari seluruh penduduk, dan penduduk perempuan 86.195 jiwa atau 48,00% dari

seluruh penduduk atau berbeda hanya 7.175 jiwa atau 4,00%. Atau meningkat sebesar 11.906 jiwa

(0,08%) dari tahun 2010

b. Komposisi penduduk menurut usia

Tabel II. 5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia

Tahun 2007-2011

USIA TAHUN

2007 % 2008 % 2009 % 2010 % 2011 %

0 – 4 9.148 7,09 14.830 10,62 11.363 7,03 15.232 9,09 12.124 6,75

5 – 9 12.817 9,94 14.393 10,31 17.623 10,90 17.594 10,49 18.929 10,54

10 – 14 12.899 10,00 13.098 9,38 15.737 9,74 15.693 9,36 16.979 9,45

15 – 19 14.255 11,06 15.219 10,90 14.439 8,93 14.545 8,68 14.899 8,30

20 – 24 14.384 11,16 16.092 11,53 18.471 11,43 18.980 11,32 18.504 10,30

25 – 29 12.551 9,73 14.523 10,40 17.702 10,95 18.266 10,89 20.312 11,31

30 – 34 11.037 8,56 10.889 7,80 15.237 9,43 15.475 9,23 18.344 10,21

35 – 39 9.241 7,17 9.413 6,74 11.436 7,08 11.732 7,00 13.460 7,50

40 – 44 8.721 6,76 8.243 5,90 10.052 6,22 10.068 6,01 11.290 6,30

45 – 49 7.668 5,95 7.453 5,34 8.493 5,26 8.634 5,15 9.298 5,18

50 – 54 5.970 4,63 5.496 3,94 7.779 4,81 7.943 4,74 8.629 4,81

55 – 59 3.744 2,90 3.393 2,43 4.897 3,03 5.015 2,99 6.210 3,46

60 – 64 4.462 3,46 3.817 2,73 3.094 1,91 3.161 1,89 4.064 2,26

65+ 2.045 1,59 2.762 1,98 5.290 3,27 5.321 3,17 6.523 3,63

TOTAL 128.942 100 139.621 100 161.613 100 167.659 100 179.565 100

Sumber Data: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Pada tahun 2007-2010 berdasarkan struktur usia jumlah terbanyak penduduk Kabupaten

Bangka Tengah berada pada kelompok usia antara 20-24 tahun sedangkan pada tahun 2011 jumlah

terbanyak penduduk berada pada struktur usia 25-29 tahun yaitu sebesar 20.312 jiwa atau 11,31%,

sedangkan yang paling sedikit berada pada usia antara 60-64 tahun yaitu 4.064 jiwa atau 2,26%.

46

48

50

52

2007 2008 2009 2010 2011

51.85 51.93 51.83 51.96 52.00

48.15 48.07 48.17 48.04 48.00

Laki-laki PerempuanSumber Data: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Page 23: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-6

Jumlah penduduk yang produktif berusia antara 15 tahun sampai dengan 49 tahun berjumlah

106.107 jiwa atau 59,09%.

c. Komposisi penduduk menurut jenis pekerjaan Tabel II.6

Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Tahun 2007-2011

Pekerjaan Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

Petani/Perkebunan 10.300 11.246 12.857 13.585 16.010

Peternakan 91 100 81 55 50

Nelayan/Petambak 2.732 2.896 3.141 3.142 3.580

Pedagang 973 1.827 612 729 1.089

Wiraswasta 4.237 4.593 9.203 12.157 15.334

Buruh/Tukang 13.092 14.311 18.135 17.982 16.786

Pensiunan 482 498 452 429 390

Pegawai Swasta 3.300 3.813 3.469 3.821 4.080

TNI 71 75 69 56 72

Polri 146 169 298 310 364

PNS 1.326 1.425 1.690 1.920 2.214

Ibu rumah tangga 26.846 29.529 35.518 36.933 39.824

Kerja lain-lain 15.913 18.473 20.455 23.483 2.141

Tidak bekerja 47.106 50.666 55.633 53.058 77.631

Jumlah 128.942 139.621 161.613 167.659 179.565

Sumber Data: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

d. Komposisi Penduduk menurut Pendidikan

Tabel II.7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tahun 2007-2011

PENDIDIKAN JUMLAH PENDUDUK

2007 % 2008 % 2009 % 2010 % 2011 %

Tidak pernah/belum sekolah

32.993 25,59 18.655 13,36 41.860 25,90 41.476 24,74 42.472 23.65

Tidak tamat SD 24.540 19,03 21.479 15,38 22.671 14,03 20.834 12,43 21.055 11.73

Tamat SD 42.359 32,85 49.897 35,74 57.646 35,67 61.991 36,97 68.017 37,88

Tamat SLTP 13.964 10,83 22.000 15,76 17.553 10,86 18.596 11,09 19.976 11,12

Tamat SLTA 12.452 9,66 19.320 13,84 18.382 11,37 20.824 12,42 23.543 13,11

Tamat D1 / D2 876 0,68 2.509 1,80 870 0,54 825 0,49 815 0,45

Tamat D3 794 0,62 3.350 2,40 1.069 0,66 1.192 0,71 1.354 0,75

Tamat D4 / S1 845 0,66 2.303 1,65 1.492 0,92 1.860 1,11 2.268 1,26

Tamat S2 53 0,04 89 0,06 70 0,04 61 0,04 63 0,04

Tamat S3 66 0,05 19 0,01 0 0,00 0 0,00 2 0,01

TOTAL 128.942 100 139.621 100 161.613 100 167.659 100 179.565 100

Page 24: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-7

Dari tabel tersebut diatas, pada tahun 2011 jumlah penduduk terbesar di Kabupaten

Bangka Tengah hanya tamatan SD sebanyak 68.017 jiwa atau 37,88% dari jumlah penduduk

sebesar 179.565 jiwa. Sedangkan jumlah yang tidak tamat SD dan tidak pernah/belum sekolah

mencapai jumlah sebanyak 62.310 jiwa atau 37.16%. Sedangkan yang berpendidikan D4/Sarjana

atau lebih tinggi sebanyak 2.333 jiwa atau 1,30%.

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Pembangunan perekonomian suatu daerah pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

kemakmuran secara merata bagi masyarakat di daerah tersebut yang dapat dicapai melalui

peningkatan akses dan pemanfaatan sumberdaya lokal yang efisien dan kestabilan tingkat harga

yang kemudian akan memacu investasi, memperluas kesempatan kerja dan pada akhirnya akan

meningkatkan pendapatan masyarakat secara keseluruhan melalui efek multiplier.

2.2.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Tabel II.8

Nilai IPM Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2006-2010

Uraian Satuan 2007 2008 2009 2010 2011*

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. KOMPONEN IPM :

1. Angka Harapan Hidup Tahun 67,64 67,66 67,79 67,92 68,02

2. Angka Melek Huruf % 95,71 95,79 95,80 95,90 95,98

3. Rata-rata Lama Sekolah Tahun 6,73 6,73 6,75 6,86 6,95

4. Paritas Daya Beli Rp 624,8 628,71 630,49 632,28 633,87

B. Nilai Indeks

1. Indeks Kesehatan % 71,07 71,10 71,32 71,54 71,71

2. Indeks Pendidikan % 78,76 78,82 78,87 79,18 79,42

3. Indeks Kelayakan Hidup % 61,19 62,10 62,51 62,92 63,29

C. Nilai IPM % 70,34 70,68 70,90 71,22 71,47

D. Nilai Shortfall IPM % 3,65 1,12 1,23 1,09 0,89

Sumber : BPS, Susenas 2007-2011 *) angka sementara

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks komposit yang terdiri dari tiga

komponen yaitu pertama Indeks Kesehatan (Angka Harapan Hidup), Indeks Pendidikan (Angka

Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah) dan ketiga adalah Indeks Kelayakan Hidup (Paritas Daya

Page 25: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-8

Beli). Dari Tabel diatas terlihat selama lima tahun terakhir dari tahun 2007 sampai dengan tahun

2011, nilai IPM terus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan usaha semua komponen

masyarakat mulai Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Tengah, masyarakat maupun para pelaku

ekonomi secara nyata memperlihatkan kinerja yang baik menuju masyarakat yang sejahtera dan

berkualitas. Bagi Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, yang merupakan kabupaten pemekaran

keberhasilan ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa dengan era otonomi daerah perubahan

sosial ekonomi menuju kepada kehidupan yang lebih baik adalah pilihan yang tepat yang harus

dimanfaatkan semaksimal mungkin dengan pembangunan di segala bidang.

Pada tahun 2007 nilai IPM Kabupaten Bangka Tengah adalah 70,34% selanjutnya pada tahun

2008 menjadi 70,68% sehingga terjadi perubahan (shortfall) sebesar 1,12%. Selanjutnya pada

tahun 2009 nilai IPM Kabupaten Bangka Tengah menjadi 70,90% sehingga terjadi shortfall sebesar

1,23% dari tahun 2008. Dan pada tahun 2010 nilai IPM Kabupaten Bangka Tengah mencapai

71,22% dengan shortfall sebesar 1,09%. Selanjutnya pada tahun 2011 nilai IPM mencapai 71,47%

dengan shortfall sebesar 0,89%. Kalau dilihat shortfall dari masing-masing tahun, maka shortfall

terbesar terjadi pada tahun 2007 yang mencapai 3,65%, sedangkan shortfall terkecil terjadi pada

periode 2010 – 2011 yang mencapai 0,89%.

Grafik II.4.

Perkembangan IPM Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007 – 2011

a. Indeks Kesehatan

Indeks Kesehatan diperoleh dari penghitungan Angka Harapan Hidup penduduk. Semakin

tinggi nilai indeks kesehatan menunjukkan tingkat kesehatan masyarakat semakin baik. Masalah

kesehatan adalah masalah yang sangat kompleks yang mengkaitkan berbagai komponen yang

saling berhubungan dan saling mempengaruhi, mulai dari tingkat pendidikan masyarakat, sarana

dan prasarana kesehatan, karakteristik/sosial budaya masyarakat dan tingkat kesejahteraan

masyarakat. Oleh karena itu kemajuan di bidang kesehatan memerlukan keterlibatan semua pihak

secara intens dan berkelanjutan untuk membentuk pola pikir maupun pola hidup sehat.

70.34 70.68

71.04 71.22 71.47

70.00

71.00

72.00

73.00

74.00

75.00

2007 2008 2009 2010 2011

Nil

ai I

PM

(%

)

Tahun

Page 26: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-9

Tabel II.9

Angka Harapan Hidup

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007-2011

Tahun 2007 2008 2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Angka Harapan Hidup (Tahun) 67,64 67,66 67,79 67,92 68,02

Selisih 0,02 0,13 0,13 0,10

Angka Harapan Hidup penduduk Bangka Tengah dari tahun ke tahun semakin meningkat

sehingga pada tahun 2011 mencapai 68,02 tahun. Jika dibandingkan dengan tahun 2010

peningkatannya mencapai 0,10 tahun. Peningkatan ini pada akhirnya mendorong peningkatan

Indeks Kesehatan. Perkembangan Indeks Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah tahun 2007-2011

terlihat pada grafik dibawah ini,

Grafik II.5.

Perkembangan Indek Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007 – 2011

b. Indeks Pendidikan.

Indeks Pendidikan merupakan gabungan dari indeks melek huruf dan indeks rata-rata lama

sekolah. Share dari masing-masing indeks tersebut adalah dua per tiga (2/3) dari Indeks Melek

Huruf dan sepertiga (1/3) dari Indeks Rata-rata Lama Sekolah.

Semakin tinggi Indeks Pendidikan berarti semakin tinggi kualitas SDM Kabupaten Bangka

Tengah. Pada tahun 2011 terlihat Indeks Pendidikan mengalami peningkatan sebesar 0,24% dari

kondisi tahun 2010 sehingga menjadi 79,42 dengan shortfall sebesar 1,15%.

71.07 71.1

71.32

71.54 71.71

70

70.5

71

71.5

72

72.5

2007 2008 2009 2010 2011

Nil

ai

Ind

ek

s K

ese

ha

tan

(%

)

Tahun

Page 27: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-10

Tabel II.10

Angka Melek Hurufdan Rata-rata Lama Sekolah

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007-2011

Tahun 2007 2008 2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Angka Melek Huruf (%) 95,71 95,79 95,80 95,90 95,98

Selisih 0,08 0,01 0,10 0, 08

Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 6,73 6,73 6,75 6,86 6,95

Selisih 0,00 0,02 0,11 0, 13

Angka Melek Huruf masyarakat Bangka Tengah pada tahun 2011 mencapai persentase

95,98%, ini berarti hanya sekitar 4,02% yang belum bisa membaca dan menulis. Indikator

pendidikan lainnya yaitu Rata-rata Lama Sekolah yang meningkat dibandingkan dengan tahun

2010 mencapai 6,95 tahun. Dari kedua indikator ini, terlihat usaha pemerintah daerah untuk

menciptakan SDM yang berkualitas memberikan hasil yang cukup menjanjikan.

Hal ini tidak terlepas dari kesadaran masyarakat mengenai penting pendidikan bagi masa

depan generasi yang akan datang. Dengan adanya peningkatan AngkaMelek Huruf dan Rata-rata

Lama Sekolah menyebabkan Indeks Pendidikan menunjukkan pergerakan yang semakin

meningkat. Pada tahun 2007 Indeks Pendidikan mencapai 78,76 meningkat menjadi 78,82 pada

tahun 2008 sehingga shortfallnya mencapai 0,25%. Selanjutnya pada tahun 2009 menjadi 78,87

dengan shortfall sebesar 0,22% dan pada tahun 2010 menjadi 79,18 dan shortfallnya mencapai

1,51%. Dan pada tahun 2011 Indeks Pendidikan mencapai 79,42 dengan shortfall 1,15%.

Grafik II.6.

Perkembangan Indek Pendidikan Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007 – 2011

78.76 78.82 78.87

79.18

79.42

78

78.5

79

79.5

80

2007 2008 2009 2010 2011

Nil

ai

Ind

ek

s P

en

did

ika

n (

%)

Tahun

Page 28: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-11

c. Indeks Kelayakan Hidup.

Indeks kelayakan hidup diperoleh dari penghitungan kemampuan daya beli penduduk yang

dilihat dari konsumsi riil baik makanan maupun non makanan. Seiring dengan semakin

meningkatkan jumlah penduduk dan semakin meningkatnya biaya produksi untuk menghasilkan

produk makanan maupun non makanan menyebabkan biaya hidup semakin hari semakin

meningkat. Oleh karena itu setiap penduduk mengharapkan adanya sumber pendapatan yang

kontinyu dan besarannya memadai agar dapat memenuhi kebutuhan hidup yang layak.

Semakin besar Indeks Kelayakan Hidup menunjukkan tingkat pengeluaran penduduk untuk

konsumsi makanan dan non makanan semakin terpenuhi. Komponen Indeks Kelayakan Hidup

adalah Paritas Daya Beli. Angka Paritas Daya Beli pada tahun 2011 mencapai Rp 633.870,- per

kapita per tahun meningkat sebesar Rp 1.590,- dari Rp 632.280,- pada tahun 2010.

Sama halnya dengan dua indeks sebelumnya, Indeks Kelayakan Hidup (IKH) juga mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007 nilai IKH mencapai 61,19 dan pada tahun 2008

menjadi 62,10 sehingga terjadi shortfall sebesar 2,33%. Peningkatan terjadi lagi pada tahun 2009

dengan shortfall sebesar 1,08% dengan IKH sekitar 62,10. Dan pada tahun 2010 IKH mencapai

angka 62,92 dengan shortfall 1,10%. Dan pada tahun 2011, IKH meningkat menjadi 63,29 sehinggal

shortfall-nya mencapai 0,09%.

Grafik II.7.

Perkembangan Indek Kelayakan Hidup Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007 – 2011

61.19

62.1

62.51

62.92 63.29

60

61

62

63

64

65

2007 2008 2009 2010 2011

Nil

ai

Ind

ek

s K

ela

ya

ka

n H

idu

p (

%)

Tahun

Page 29: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-12

2.2.2 PDRB

Secara umum kondisi perekonomian Kabupaten Bangka Tengah tahun 2011 menunjukkan

perkembangan yang positif jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Total PDRB yang

dihasilkan pada kurun waktu tahun 2007-2011 baik PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

maupun PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) mengalami perkembangan yang positif. Hal ini

dapat dicermati melalui grafik dibawah ini.

Grafik II.8.

PDRB Kabupaten Bangka Tengah Dengan Timah

Tahun 2007-2011 (Juta Rupiah)

Keterangan : r) Angka Revisit, *) Angka sementara, **) Angka sangat sementara

PDRB Kabupaten Bangka Tengah dengan timah atas dasar harga berlaku (ADHB) tahun

2011 sebesar 3,691 trilyun rupiah, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) dengan

timah tahun 2011 sebesar 1,379 trilyun rupiah. Sementara PDRB tanpa timah Atas Dasar Harga

Berlaku (ADHB) maupun PDRB tanpa timah Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) mengalami

perkembangan yang positif. Hal ini dapat dicermati melalui gambar II.9 dibawah ini.

20072008

2009r)2010*)

2011**)

2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

ADHK 1,148,370 1,187,159 1,236,148 1,298,407 1,379,261

ADHB 2,235,342 2,676,061 2,882,455 3,297,485 3,691,612

Page 30: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-13

Grafik II.9.

PDRB Kabupaten Bangka Tengah Tanpa Timah

Tahun 2007-2011 (Juta Rupiah)

Keterangan : r) Angka Revisit, *) Angka sementara, **) Angka sangat sementara

PDRB Kabupaten Bangka Tengah tanpa timah atas dasar harga berlaku (ADHB) tahun 2011

sebesar 2.185 milyar rupiah, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) tanpa timah tahun

2011 sebesar 909 milyar rupiah.

2.2.3 Struktur Perekonomian

Struktur perekonomian merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat

seberapa jauh program dan sasaran yang telah dicapai pada satu periode tertentu. Peranan setiap

sektor terhadap PDRB dapat dilihat dari sumbangan yang diberikan oleh masing-masing sektor

terhadap pembentukan PDRB setiap tahunnya. Melalui data peranan sektor terhadap PDRB

tersebut dapat dilihat seberapa jauh kebijakan yang telah dilakukan tepat sasaran. Dengan kata lain,

analisis ini dapat digunakan sebagai ukuran kemajuan dan keberhasilan pembangunan suatu

daerah.

20072008

2009r)2010*)

2011**)

2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

ADHK 669,290 711,927 761,521 827,622 909,977

ADHB 1,146,625 1,415,264 1,583,047 1,873,952 2,185,336

Page 31: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-14

Grafik II.10.

Struktur Perekonomian Kabupaten Bangka Tengah dengan Timah

Tahun 2010-2011 (persen)

Pada GrafikII.10 terlihat bahwa pada tahun 2011 struktur perekonomian Kabupaten

Bangka Tengah yang terbesar adalah sektor primer (sektor pertanian dan sektor pertambangan

dan penggalian) yaitu 35,00 persen, lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2010 yang besarnya

36,00 persen. Sektor sekunder meliputi sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih

serta sektor bangunan pada tahun 2011 memberikan kontribusi sebesar 32,35 persen. Kontribusi

tersebut sedikit lebih kecil apabila dibandingkan dengan keadaan pada tahun 2010 yang besarnya

32,38 persen. Sektor tersier meliputi sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan

dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa pada

tahun 2011 memberikan kontribusi sebesar 32,64 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun 2010

yang sebesar 31,62 persen. Rincian per sub sektor dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel II.11

Peranan PDRB Kabupaten Bangka Tengah

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2011 (persen)

KELOMPOK SEKTOR 2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

I. SEKTOR PRIMER 39,53 36,89 37,11 36,00 35,00

1. Pertanian 11,43 10,82 11,03 11,04 11,34

2. Pertambangan & Penggalian 28,1 26,07 26,08 24,96 23,66

II. SEKTOR SEKUNDER 32,75 33,86 32,56 32,38 32,35

1. Industri Pengolahan 26,55 26,68 24,67 23,85 22,99

2. Listrik, Gas & Air Bersih 0,15 0,15 0,15 0,15 0,16

3. Bangunan 6,05 7,03 7,74 8,38 9,20

III. SEKTOR TERSIER 27,72 29,26 30,34 31,62 32,64

Primer 36.00

Sekunder 32.38

Tersier 31.62

2010

Primer 35.00

Sekunder 32.35

Tersier 32.64

2011

Page 32: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-15

KELOMPOK SEKTOR 2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Perdag., Hotel & Restoran 17,71 18,69 18,87 19,36 19,56

2. Pengangkutan & Komun. 4,07 4,33 4,75 5,01 5,41

3. Keu., Persew.& Js Prshn 1,89 1,65 1,67 1,78 1,89

4. Jasa-jasa 4,05 4,59 5,05 5,47 5,78

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Keterangan : r) Angka Revisit, *) Angka sementara, **) Angka sangat sementara

Grafik II.11.

Struktur Perekonomian Kabupaten Bangka Tengah Tanpa Timah

Tahun 2010-2011 (persen)

Pada gambar II.11 terlihat bahwa pada tahun 2011 struktur perekonomian Kabupaten

Bangka Tengah Tanpa Timah yang terbesar adalah sektor tersier (sektor perdagangan, hotel dan

restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

serta sektor jasa-jasa) yaitu 55,14 persen, lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2010 yang

besarnya 55,64 persen.

Sektor primer meliputi sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian (tanpa

timah) memberikan kontribusi sebesar 25,67 persen. Kontribusi tersebut sedikit lebih kecil apabila

dibandingkan dengan keadaan pada tahun 2010 yang besarnya 25,99 persen. Sektor sekunder

meliputi sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor bangunan pada

tahun 2011 memberikan kontribusi sebesar 19,18 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun 2010

yang sebesar 18,37 persen. Rincian per sub sektor dapat dilihat pada tabel II.12 di bawah ini.

Primer 25.99

Sekunder 18.37

Tersier 55.64

2010

Primer 25.67

Sekunder 19.18

Tersier 55.14

2011

Page 33: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-16

Tabel II.12

Peranan PDRB Kabupaten Bangka Tengah Tanpa Timah

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2011 (persen)

KELOMPOK SEKTOR 2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

I. SEKTOR PRIMER 29,99 27,75 27,10 25,99 25,67

1. Pertanian 22,29 20,45 20,08 19,43 19,16

2. Pertambangan & Penggalian 7,70 7,29 7,02 6,55 6,52

II. SEKTOR SEKUNDER 15,97 16,93 17,67 18,37 19,18

1. Industri Pengolahan 3,89 3,35 3,30 3,36 3,36

2. Listrik, Gas & Air Bersih 0,30 0,28 0,27 0,26 0,28

3. Bangunan 11,79 13,29 14,10 14,75 15,54

III. SEKTOR TERSIER 54,04 55,32 55,23 55,64 55,14

1. Perdag., Hotel & Restoran 34,52 35,34 34,35 34,06 33,05

2. Pengangkutan & Komun. 7,93 8,18 8,64 8,82 9,14

3. Keu., Persew.& Js Prshn 3,69 3,11 3,04 3,14 3,19

4. Jasa-jasa 7,90 8,69 9,19 9,63 9,77

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Keterangan : r) Angka Revisit, *) Angka sementara, **) Angka sangat sementara

1) Perkembangan Sektor Primer

Apabila dilihat kontribusi dua sektor yang merupakan cakupan sektor primer, pada tahun

2011 kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB sebesar 11,34 persen, sedangkan

sektor pertambangan dan penggalian sebesar 23,66 persen.

Padatahun 2011kontribusi sektor pertanian mengalami peningkatan yang cukup besar jika

dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni sebesar 0,30 poin, dari 11,04 persen pada tahun

2010 menjadi 11,34 persen. Peningkatan kontribusi sektor pertanian ini disebabkan oleh

meningkatnya kontribusi sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan.

Untuk sektor pertambangan dan penggalian, kontribusi terhadap PDRB tahun 2011

mengalami penurunan sebesar 1,29 poin dibandingkan dengan tahun 2010. Kontribusi yang

dicapai tahun 2011 sebesar 23,66 persen, lebih kecil jika dibandingkan dengan kontribusi tahun

2010 yang mencapai 24,96 persen. Terjadinya penurunan kontribusi tahun 2011 disebabkan oleh

turunnya kontribusi sub sektor pertambangan tanpa migas karena turunnya produksi timah di

Kabupaten Bangka Tengah.

Page 34: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-17

Grafik II.12.

Kontribusi Sektor Primer Terhadap PDRB

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007-2011 (persen)

Apabila dilihat kontribusi dua sektor yang merupakan cakupan sektor primer, pada tahun

2011 kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB sebesar 19,16 persen, sedangkan

sektor pertambangan dan penggalian (pertambangan timah dikeluarkan) sebesar 6,52 persen.Pada

tahun 2011 kontribusi sektor pertanian mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun

sebelumnya, yakni sebesar 0,27 poin, dari 19,43 persen pada tahun 2010 menjadi 19,16 persen.

Penurunan kontribusi sektor pertanian ini disebabkan oleh menurunnya kontribusi sub sektor

tanaman perkebunan dan sub sektor peternakan.Untuk sektor pertambangan dan penggalian

(setelah pertambangan timah dikeluarkan), kontribusi terhadap PDRB tahun 2011 mengalami

penurunan sebesar 0,03 poin dibandingkan dengan tahun 2010. Kontribusi yang dicapai tahun

2011 sebesar 6,52 persen, lebih kecil jika dibandingkan dengan kontribusi tahun 2010 yang

mencapai 6,55 persen. Terjadinya penurunan kontribusi tahun 2011 disebabkan oleh turunnya

kontribusi sub sektor penggalian.

Grafik II.13.

Kontribusi Sektor Primer Terhadap PDRB Tanpa Timah

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007-2011 (persen)

11.43

10.82

11.03

11.04

11.34

28.1

26.07

26.08

24.96

23.66

2007

2008

2009

2010

2011

Pertambangan & Penggalian Pertanian

22.29

20.45

20.08

19.43

19.16

7.70

7.29

7.02

6.55

6.52

2007

2008

2009

2010

2011

Pertambangan & Penggalian Pertanian

Page 35: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-18

2) Perkembangan Sektor Sekunder

Cakupan sektor sekunder adalah sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih

serta sektor bangunan, dimana masing-masing sektor tersebut tahun 2011 memberikan

kontribusinya sebesar 22,99 persen, 0,16 persen dan 9,20 persen.Kontribusi sektor industri

pengolahan pada tahun 2011 terhadap pembentukan PDRB turun 0,03 poin dibandingkan dengan

tahun sebelumnya. Terjadinya penurunan kontribusi pada sektor ini disebabkan oleh turunnya

kontribusi industri logam dasar besi dan baja yaitu industri pengolahan bijih timah menjadi logam

timah. Meskipun kontribusi sektor industri pengolahan mengalami penurunan, sektor ini masih

merupakan kontributor terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Bangka Tengah tahun 2011

setelah sektor pertambangan dan penggalian.

Grafik II.14.

Kontribusi Sektor Sekunder Terhadap PDRB

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007-2011 (persen)

Sementara untuk sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor bangunan pada tahun 2011

kontribusinya mengalami peningkatan, masing-masing dari 0,15 persen dan 8,38 persen pada

tahun 2010 menjadi 0,16 persen dan 9,20 persen.

Cakupan sektor sekunder adalah sektor industri pengolahan (tanpa industri logam dasar

timah), sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor bangunan, dimana masing-masing sektor

tersebut tahun 2011 memberikan kontribusinya sebesar 3,36 persen, 0,28 persen dan 15,54 persen.

Kontribusi sektor industri pengolahan (tanpa industri logam dasar timah) pada tahun 2011

terhadap pembentukan PDRB relatif tetap dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Terjadinya

kondisi ini disebabkan industri logam dasar timah telah dikeluarkan dalam penghitungan PDRB

Kabupaten Bangka Tengah Tanpa Timah. Namun, jika dilihat ke dalam kontribusi sub sektor

industri makanan dan minuman dan subsektor industri semen dan bahan galian bukan logam

justru mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.

26.55

26.68

24.67

23.85

22.99

0.15

0.15

0.15

0.15

0.16

6.05

7.03

7.74

8.38

9.2

2007

2008

2009

2010

2011

Bangunan Listrik, Gas & Air Bersih Industri Pengolahan

Page 36: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-19

Grafik II.15.

Kontribusi Sektor Sekunder Terhadap PDRB Tanpa Timah

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007-2011 (persen)

Sementara untuk sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor bangunan pada tahun 2011

kontribusinya mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun sebelumnya, masing-masing

sebesar 0,02 poin dan 0,79 poin.

3) Perkembangan Sektor Tersier

Pada tahun 2011, sektor tersier mempunyai kontribusi terhadap pembentukan PDRB sebesar

32,64 persen, dimana komponen sektor tersier terdiri dari sektor perdagangan hotel dan restoran

sebesar 19,56 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 5,41 persen, sektor

keuangan persewaan dan jasa perusahaan sebesar 1,89 persen dan sektor jasa-jasa sebesar 5,78

persen.Sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan penopang sektor tersier yang terbesar

dan pada tahun 2011 sebesar 19,56 persen, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi

peningkatan sekitar 0,20 poin. Terjadinya peningkatan ini dikarenakan sub sektor perdagangan

besar dan eceran dan subsektor restoran mengalami peningkatan. Sedangkan penopang sektor

tersier yang terkecil yaitu sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Pada tahun 2011

kontribusinya mencapai 1,89 persen, mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun

sebelumnya yaitu sebesar 0,11 poin.

Grafik II.16.

Kontribusi Sektor Tersier Terhadap PDRB

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007-2011 (persen)

3.89

3.35

3.30

3.36

3.36

0.30

0.28

0.27

0.26

0.28

11.79

13.29

14.10

14.75

15.54

2007

2008

2009

2010

2011

Bangunan Listrik, Gas & Air Bersih Industri Pengolahan

17.71

18.69

18.87

19.36

19.56

4.07

4.33

4.75

5.01

5.41

1.89

1.65

1.67

1.78

1.89

4.05

4.59

5.05

5.47

5.78

2007

2008

2009

2010

2011

Jasa-jasa

Keu, Persewaan & JasaPerusahaanPengangkutan &KomunikasiPerdag., Hotel & Restoran

Page 37: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-20

Pada tahun 2011, sektor tersier mempunyai kontribusi terhadap pembentukan PDRB sebesar

55,14 persen, dimana komponen sektor tersier terdiri dari sektor perdagangan hotel dan restoran

sebesar 33,05 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,14 persen, sektor

keuangan persewaan dan jasa perusahaan sebesar 3,19 persen dan sektor jasa-jasa sebesar 9,77

persen.Sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan penopang sektor tersier yang terbesar

dan pada tahun 2011 sebesar 33,05 persen, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi

penurunan sekitar 1,01 poin. Sedangkan penopang sektor tersier yang terkecil yaitu sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Pada tahun 2011 kontribusinya mencapai 3,19 persen,

mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,05 poin.

Grafik II.17.

Kontribusi Sektor Tersier Terhadap PDRB Tanpa Timah

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007-2011 (persen)

2.2.4 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak pembangunan

yang dilaksanakan, khususnya di bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan laju

pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi, yang secara tidak langsung

menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Untuk melihat fluktuasi pertumbuhan

ekonomi secara riil dari tahun ke tahun tergambar melalui penyajian PDRB atas dasar harga

konstan secara berkala. Pertumbuhan yang positif menggambarkan bahwa perekonomian

mengalami kemajuan dibandingkan tahun sebelumnya, sebaliknya apabila pertumbuhan yang

negatif menggambarkan bahwa perekonomian mengalami penurunan dibandingkan tahun

sebelumnya.

Tabel II.13

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bangka Tengah

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2011 (persen)

Lapangan Usaha 2007 2008 2009 r) 2010 *) 2011 **)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pertanian 3,30 (0,56) 4,65 7,71 10,44

2. Pertambangan & Penggalian 1,53 0,34 1,04 1,25 2,03

3. Industri Pengolahan 3,12 (0,22) 0,50 (0,21) 0,69

34.52

35.34

34.35

34.06

33.05

7.93

8.18

8.64

8.82

9.14

3.69

3.11

3.04

3.14

3.19

7.90

8.69

9.19

9.63

9.77

2007

2008

2009

2010

2011Jasa-jasa

Keu, Persewaan & JasaPerusahaan

Pengangkutan &Komunikasi

Perdag., Hotel &Restoran

Page 38: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-21

Lapangan Usaha 2007 2008 2009 r) 2010 *) 2011 **)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

4. Listrik, Gas & Air Bersih 4,45 3,02 5,51 7,32 19,19

5. Bangunan 10,08 13,40 9,70 10,13 11,58

6. Perdgn, Hotel & Restoran 9,46 6,67 5,61 6,77 8,14

7. Pengangkutan & Komunikasi 6,32 14,72 15,77 14,47 12,59

8. Keu., Sewa & Jasa Perushn 4,83 1,93 6,99 10,95 9,02

9. Jasa-jasa 15,57 12,32 5,63 11,63 12,32

PDRB dengan migas 4,97 3,38 4,13 5,04 6,23

PDRB tanpa Migas 4,97 3,38 4,13 5,04 6,23 Keterangan : r) Angka Revisit, *) Angka sementara, **) Angka sangat sementara

Dari tabel II.13, terlihat bahwa laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Bangka Tengah dengan

timah tahun 2011 tumbuh sebesar 6,23 persen. Nilai ini lebih besar jika dibandingkan dengan

tahun 2010 yang hanya tumbuh sebesar 5,04 persen. Selama lima tahun terakhir ini, laju

pertumbuhan PDRB Kabupaten Bangka Tengah dengan timah mengalami fluktuasi. Sejak tahun

2007 sampai dengan tahun 2008, laju pertumbuhan mengalami penurunan dari 4,97 persen

menjadi 3,38 persen sebagai dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada tahun 2008

dan tercatat sebagai laju pertumbuhan terendah selama lima tahun terakhir. Namun, pada tahun

2009 laju pertumbuhan mengalami peningkatan menjadi 4,13 persen dan meningkat menjadi 5,04

persen pada tahun 2010. Sementara laju pertumbuhan PDRB pada tahun ini tercatat sebagai laju

pertumbuhan yang tertinggi sebesar 6,23 persen.

Pada tabel yang sama terlihat bahwa, sektor yang memiliki pertumbuhan tertinggi pada

tahun 2011 adalah sektor listrik, gas, dan air sebesar 19,19 persen, kemudian diikuti oleh sektor

pengangkutan dan komunikasi 12,59 persen serta sektor jasa-jasa 12,32 persen. Pada tahun 2011

sektor yang memiliki pertumbuhan ekonomi terendah adalah sektor industri pengolahan yakni

sebesar 0,69 persen.

Grafik II.18.

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2007-2011 (persen)

Keterangan : r) Angka Revisit, *) Angka sementara, **) Angka sangat sementara

4.97

3.38

4.13

5.04

6.23

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

PDRB Dengan Timah

Page 39: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-22

Grafik II.19.

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bangka Tengah Tanpa Timah

Tahun 2007-2011 (persen)

Keterangan : r) Angka Revisit, *) Angka sementara, **) Angka sangat sementara

Untuk melihat fluktuasi pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun tergambar

melalui penyajian PDRB atas dasar harga konstan secara berkala. Pertumbuhan yang positif

menggambarkan bahwa perekonomian mengalami kemajuan dibandingkan tahun sebelumnya,

sebaliknya apabila pertumbuhan yang negatif menggambarkan bahwa perekonomian mengalami

penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Dari Grafik II.19, terlihat bahwa laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Bangka Tengah tanpa

timah tahun 2011 tumbuh sebesar 9,95 persen. Nilai ini lebih besar jika dibandingkan dengan

tahun 2010 yang hanya tumbuh sebesar 8,68 persen. Selama lima tahun terakhir ini, laju

pertumbuhan PDRB Kabupaten Bangka Tengah tanpa timah mengalami fluktuasi. Sejak tahun 2007

sampai dengan tahun 2008, laju pertumbuhan mengalami penurunan dari 4,97 persen menjadi

3,38 persen sebagai dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada tahun 2008 dan

tercatat sebagai laju pertumbuhan terendah selama lima tahun terakhir. Namun, pada tahun 2009

laju pertumbuhan mengalami peningkatan menjadi 6,97 persen dan meningkat menjadi 8,68

persen pada tahun 2010.

Tabel II.14

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bangka Tengah Tanpa Timah

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2011 (persen)

Lapangan Usaha 2007 2008 2009 r) 2010 *) 2011 **)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pertanian 3,30 -0,56 4,65 7,71 10,44

2. Pertambangan & Penggalian 2,68 3,91 5,21 5,92 9,06

3. Industri Pengolahan 5,51 6,65 5,95 8,91 8,94

4. Listrik, Gas & Air Bersih 4,45 3,02 5,51 7,32 19,19

5. Bangunan 10,08 13,40 9,70 10,13 11,58

6. Perdgn, Hotel & Restoran 9,46 6,67 5,61 6,77 8,14

7. Pengangkutan & Komunikasi 6,32 14,72 15,77 14,47 12,59

7.09 6.37

6.97

8.68

9.95

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

PDRB Tanpa Timah

Page 40: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-23

Lapangan Usaha 2007 2008 2009 r) 2010 *) 2011 **)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

8. Keu., Sewa & Jasa Perushn 4,83 1,93 6,99 10,95 9,02

9. Jasa-jasa 15,57 12,32 5,63 11,63 12,32

PDRB dengan migas 7,09 6,37 6,97 8,68 9,95

PDRB tanpa Migas 7,09 6,37 6,97 8,68 9,95

Keterangan : r) Angka Revisit, *) Angka sementara, **) Angka sangat sementara

Pada tabel yang sama terlihat bahwa, sektor yang memiliki pertumbuhan tertinggi pada

tahun 2011 adalah sektor listrik, gas, dan air sebesar 19,19 persen, kemudian diikuti oleh sektor

pengangkutan dan komunikasi 12,59 persen serta sektor jasa-jasa 12,32 persen. Pada tahun 2011

sektor yang memiliki pertumbuhan ekonomi terendah adalah sektor perdagangan, hotel, dan

restoran yakni sebesar 8,14 persen.

2.2.5 PDRB Per Kapita

PDRB Per Kapita merupakan salah satu ukuran indikator makro yang sering digunakan

untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk di suatu wilayah. Kenaikan PDRB per kapita

merupakan indikasi perekonomian masyarakat semakin baik. Pada tahun 2011, PDRB per kapita

atas dasar harga berlaku masyarakat di Kabupaten Bangka Tengah sebesar Rp. 22.199.309 atau

naik sebesar 8,54 persen dibandingkan dengan keadaan tahun 2010 sebesar Rp. 20.452.311. Bila

faktor harga dieliminir, maka akan diperoleh PDRB per kapita atas dasar harga konstan. Besarnya

PDRB per kapita atas dasar harga konstan di tahun 2011 sebesar Rp. 8.294.112 atau naik sebesar

2,99 persen dibandingkan dengan keadaan tahun 2010 sebesar Rp. 8.053.236.

Grafik II.20.

PDRB Per Kapita Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2007-2011 (Rupiah)

Keterangan : r) Angka Revisit, *) Angka sementara, **) Angka sangat sementara

20072008

2009r)2010*)

2011**)

2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

ADHK 7,930,789 7,901,276 7,929,716 8,053,236 8,294,112

ADHB 15,437,552 17,810,840 18,490,550 20,452,311 22,199,309

Page 41: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-24

Pada tahun 2011, PDRB per kapita atas dasar harga berlaku masyarakat di Kabupaten

Bangka Tengah sebesar Rp. 22.199.309 atau naik sebesar 8,54 persen dibandingkan dengan

keadaan tahun 2010 sebesar Rp. 20.452.311. Bila faktor harga dieliminir, maka akan diperoleh

PDRB per kapita atas dasar harga konstan. Besarnya PDRB per kapita atas dasar harga konstan di

tahun 2011 sebesar Rp. 8.294.112 atau naik sebesar 2,99 persen dibandingkan dengan keadaan

tahun 2010 sebesar Rp. 8.053.236.

Grafik II.21.

PDRB Per Kapita Kabupaten Bangka Tengah Tanpa Timah

Tahun 2007-2011 (Rupiah)

Keterangan : r) Angka Revisit, *) Angka sementara, **) Angka sangat sementara

2.2.6 Inflasi Sektoral

Inflasi sektoral merupakan indikator terjadinya perubahan harga pada tingkat produsen,

yang dicerminkan oleh perubahan indeks implisit antar waktu. Pada tahun 2011 inflasi yang terjadi

sebesar 5,39 persen.Inflasi yang terjadi pada tahun 2011 ini disebabkan oleh semua sektor, tidak

ada satupun sektor yang mengalami deflasi. Angka inflasi tahun 2011 ini lebih rendah dibanding

angka inflasi tahun 2010. Pada tahun 2010 terjadi inflasi sebesar 8,91% dan pada tahun 2011

menurun menjadi 5,39 persen. Artinya inflasi tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 3,52%.

Pada tahun 2011 terdapat satu sektor yang mengalami inflasi di atas 10 persen yakni sektor

bangunan sebesar 10,13 persen, sedangkan Inflasi terendah terjadi di sektor pertambangan dan

penggalian sebesar 4,04 persen.Inflasi tertinggi setelah sektor bangunan diikuti oleh sektor

keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 8,76 persen. Sektor industri pengolahan selaku

kontributor kedua terbesar PDRB Kabupaten Bangka Tengah juga mengalami kenaikan harga

sebesar 7,17 persen.

20072008

2009r)2010*)

2011**)

2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

ADHK 7,930,789 7,901,276 7,929,716 8,053,236 8,294,112

ADHB 15,437,552 17,810,840 18,490,550 20,452,311 22,199,309

Page 42: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-25

Grafik II.22.

Inflasi Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007-2011 (Juta Rupiah)

Selama tahun 2007–2011, inflasi Kabupaten Bangka Tengah terendah terjadi pada tahun

2009 sebesar 3,44 persen dan tertinggi pada tahun 2008 yang mencapai 15,80 persen. Inflasi

sektoral merupakan indikator terjadinya perubahan harga pada tingkat produsen, yang

dicerminkan oleh perubahan indeks implisit antar waktu. Pada tahun 2011 inflasi PDRB Tanpa

Timah yang terjadi sebesar 6,06 persen. Inflasi yang terjadi pada tahun 2011 ini disebabkan oleh

semua sektor, tidak ada satupun sektor yang mengalami deflasi. Angka inflasi tahun 2011 ini lebih

rendah dibanding angka inflasi tahun 2010. Pada tahun 2010 terjadi inflasi sebesar 8,92% dan pada

tahun 2011 menurun menjadi 6,06 persen. Artinya inflasi tahun 2011 mengalami penurunan

sebesar 2,86%. Pada tahun 2011 terdapat satu sektor yang mengalami inflasi di atas 10 persen

yakni sektor bangunan sebesar 10,13 persen, sedangkan Inflasi terendah terjadi di sektor pertanian

sebesar 4,10 persen.Inflasi tertinggi setelah sektor bangunan diikuti oleh sektor keuangan,

persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 8,76 persen. Namun, Sektor perdagangan, hotel, dan

restoran selaku kontributor terbesar PDRB Kabupaten Bangka Tengah tanpa timah mengalami

kenaikan harga sebesar 4,64 persen.

Grafik II.23.

Inflasi Kabupaten Bangka Tengah Tanpa Timah Tahun 2007-2011 (Juta Rupiah)

0.00

5.00

10.00

15.00

20072008

2009r)2010*)

2011**)

7.03

15.80

3.44

8.91

5.39

Inflasi dengan Timah

0.00

5.00

10.00

15.00

20072008

2009r)2010*)

2011**)

8.61

16.04

4.57

8.92

6.06

Inflasi tanpa Timah

Page 43: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-26

Selama tahun 2007–2011, inflasi Kabupaten Bangka Tengah tanpa timah terendah terjadi

pada tahun 2009 sebesar 4,57 persen dan tertinggi pada tahun 2008 yang mencapai 16,04 persen.

2.2.7 Perkembangan PDRB Sektoral

PDRB menurut lapangan usaha dibagi menjadi 9 (sembilan) sektor dan masing-masing sektor

produksi dirinci menjadi sub sektor. Pemecahan menjadi sub sektor ini sedapat mungkin

disesuaikan dengan klasifikasi baku lapangan usaha Indonesia. Perkembangan setiap sektor tahun

2011 akan diuraikan di bawah ini.

a. Sektor Pertanian

Sektor pertanian meliputi sub sektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan,

peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan, serta perikanan. PDRB di sektor pertanian terus

menunjukkan peningkatan. Berdasarkan harga berlaku, nilai tambah yang dihasilkan sektor

pertanian pada tahun 2011 mencapai 418 milyar rupiah, sedangkan pada tahun 2010 sebesar 364

milyar rupiah.Seperti tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2011 Sektor pertanian menunjukkan

pertumbuhan yang mengalami peningkatan pertumbuhan yang paling besar diantara sub sektor

dari sektor pertanian yakni sebesar 10,44 persen. Hal ini menjelaskan secara rata-rata sub sektor

pada sektor pertanian yang meliputi sub sektortanaman bahan makanan, tanaman perkebunan,

peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan, serta perikanan menunjukkan peningkatan

produktivitas sebesar 10,44 persen dibandingkan tahun 2010.

Jika dikaji secara per sub sektor, pada tahun 2011 nilai tambah sub sektor tanaman bahan

makanan mengalami kenaikan sebesar 14,52 persen, meningkat dari tahun 2010 yang hanya

sebesar 9,93 persen, bahkan pada tahun 2007 sub sektor ini mengalami penurunan nilai tambah

sebesar 3,44 persen. Kenaikan laju pertumbuhan pada tahun 2011 ini disebabkan oleh produksi

tanaman padi dan palawija serta tanaman hortikultura yang tinggi sehingga nilai tambah pada sub

sektor tanaman bahan makanan meningkat tajam.

Tabel II.15 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bangka Tengah Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2011 (juta rupiah)

LAPANGAN USAHA 2007 2008 2009 r) 2010 *) 2011 **)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. PERTANIAN 255.561 289.482 317.877 364.139 418.675

a. Tanaman Bahan Makanan 84.982 100.455 113.400 131.573 155.591

b. Tanaman Perkebunan 87.659 88.394 88.660 97.615 107.221

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 16.852 18.303 20.422 24.261 27.430

d. Kehutanan 8.410 9.423 9.617 10.237 11.521

e. Perikanan 57.657 72.906 85.778 100.453 116.912

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 628.093 697.603 751.713 822.954 873.592

a. Minyak dan Gas Bumi 0 0 0 0 0

b. Pertambangan tanpa Migas 539.807 594.389 640.658 700.129 731.204

Page 44: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-27

LAPANGAN USAHA 2007 2008 2009 r) 2010 *) 2011 **)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

c. Penggalian 88.286 103.214 111.054 122.824 142.388

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 593.467 713.875 711.000 786.454 848.597

a. Industri Migas 0 0 0 0 0

1. Pengilangan Minyak Bumi 0 0 0 0 0

2. Gas Alam Cair 0 0 0 0 0

b. Industri Tanpa Migas 593.467 713.875 711.000 786.454 848.597

1. Makanan, Minuman dan Tembakau

21.054 21.900 25.772 33.649 41.412

2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 0 0 0 0 0

3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 14.622 15.344 15.175 15.641 15.917

4. Kertas dan Barang Cetakan 94 96 99 105 110

5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 0 0 0 0 0

6. Semen & Brg. Galian bukan logam 6.816 7.710 8.418 10.468 12.557

7. Logam Dasar Besi & Baja 548.910 666.408 658.749 723.404 775.072

8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 1.971 2.416 2.787 3.186 3.529

9. Barang lainnya 0 0 0 0 0

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 3.396 4.033 4.336 4.814 6.053

a. Listrik 3.352 3.985 4.292 4.761 5.991

b. Gas 0 0 0 0 0

c. Air Bersih 44 47 43 53 62

5. BANGUNAN 135.159 188.103 223.210 276.384 339.633

6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 395.776 500.210 543.802 638.254 722.227

a. Perdagangan Besar & Eceran 368.351 469.009 507.493 591.791 667.202

b. Hotel 0 0 0 2.014 2.240

c. Restoran 27.425 31.201 36.308 44.448 52.785

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 90.964 115.766 136.837 165.362 199.743

a. Pengangkutan 85.671 110.009 130.693 157.536 190.833

1. Angkutan Rel 0 0 0 0 0

2. Angkutan Jalan Raya 7.046 8.623 8.318 8.876 10.017

3. Angkutan Laut 101 118 117 126 142

4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 56 66 70 76 84

5. Angkutan Udara 77.626 100.145 121.064 147.214 179.212

6. Jasa Penunjang Angkutan 842 1.058 1.125 1.243 1.378

b. Komunikasi 5.293 5.757 6.144 7.826 8.911

1. Pos dan Telekomunikasi 5.008 5.445 5.804 7.481 8.539

2. Jasa Penunjang Komunikasi 285 311 340 345 372

8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN

42.293 44.062 48.149 58.749 69.660

a. Bank 3.012 3.423 4.081 4.999 5.811

Page 45: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-28

LAPANGAN USAHA 2007 2008 2009 r) 2010 *) 2011 **)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 1.268 1.307 1.428 1.610 1.897

c. Jasa Penunjang Keuangan 0 0 0 0 0

d. Sewa Bangunan 35.690 36.821 40.043 49.088 58.390

e. Jasa Perusahaan 2.323 2.512 2.597 3.053 3.562

9. JASA-JASA 90.633 122.928 145.531 180.375 213.431

a. Pemerintahan Umum 74.846 107.166 128.645 160.731 191.480

1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 56.631 82.561 100.274 123.495 143.672

2. Jasa Pemerintah lainnya 18.215 24.605 28.371 37.236 47.808

b. Swasta 15.786 15.762 16.887 19.644 21.951

1. Sosial Kemasyarakatan 2.844 3.001 3.330 3.778 4.289

2. Hiburan & Rekreasi 53 53 56 65 74

3. Perorangan & Rumahtangga 12.889 12.708 13.501 15.800 17.588

PDRB DENGAN MIGAS 2.235.342 2.676.061 2.882.455 3.297.485 3.691.612

PDRB TANPA MIGAS 2.235.342 2.676.061 2.882.455 3.297.485 3.691.612

Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara

Sub sektor tanaman perkebunan dengan hasil komoditas utama berupa lada, kelapa sawit

dan karet mengalami peningkatan pertumbuhan yaitu dari 6,20 persen pada tahun 2010 menjadi

8,70 persen pada tahun ini. Produktivitas tanaman perkebunan dari tahun ke tahun cenderung

meningkat. Selain itu dengan harga komoditas perkebunan yang setiap tahun harganya selalu naik

dan berada pada harga yang baik, mengakibatkan pertumbuhan nilai tambah yang selalu

meningkat setiap tahunnya.

Grafik II.24.

Peran Sektor Pertanian terhadap

PDRB Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007-2011 (persen)

Pertumbuhan nilai tambah sub sektor peternakan tahun 2011 mencapai 11,60 persen.

Pertumbuhannya mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2010 yang hanya

mencapai 8,62 persen. Sedangkan laju pertumbuhan PDRB pada sub sektor kehutanan berubah

arah menjadi positif sebesar 7,88 persen, karena tahun sebelumnya mengalami kontraksi

11.43

10.82

11.03 11.04

11.34

2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

Page 46: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-29

pertumbuhan sebesar minus 1,33 persen. Penurunan produktivitas hasil hutan pada tahun 2010 di

Kabupaten Bangka Tengah sudah berlangsung sejak tahun 2009. Hal ini dikarenakan sebagian

besar hasil hutan bukan berasal dari pengusahaan hutan tanaman, akan tetapi diambil dari hutan

alam. Selain itu, peraturan penebangan kayu hasil hutan semakin diperketat sehingga masyarakat

tidak boleh sembarangan menebang hutan. Pada tahun 2011, di Kabupaten Bangka Tengah

terdapat komoditas hasil hutan yakni Madu dan Gaharu sehingga meningkatkan nilai tambah

subsektor kehutanan.

Sementara itu sub sektor perikanan pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 10,27

persen. Tingginya pertumbuhan subsektor perikanan ini dikarenakan produksi ikan di Sungai Selan

dan Desa Kurau meningkat. Selain itu, kenaikan produksi ikan pada tahun 2011 disebabkan oleh

peningkatan produksi perikanan laut yang meningkat cukup signifikan. Namun, disisi lain

pendapatan nelayan di Sungai Selan tidak meningkat signifikan karena hasil tangkap mereka dijual

langsung dengan harga yang rendah kepada para tengkulak dan pedagang besar dari luar

Kabupaten Bangka Tengah, sehingga nelayan sendiri tidak menikmati langsung nilai tambah dari

produksi ikan tangkap yang mereka peroleh.

Grafik II.25.

Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian PDRB Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2007-2011 (persen)

Tabel II.16 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bangka Tengah Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2011 (persen)

LAPANGAN USAHA 2007 2007 2008 r) 2009 *) 2011 **)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. PERTANIAN 3,30 (0,56) 4,65 7,71 10,44

a. Tanaman Bahan Makanan 3,26 (3,44) 9,11 9,93 14,52

b. Tanaman Perkebunan 4,82 (3,08) 0,23 6,20 8,70

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 3,10 0,49 11,12 8,62 11,60

d. Kehutanan 1,04 (0,17) (2,91) (1,33) 7,88

e. Perikanan 0,85 6,49 8,79 9,80 10,27

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 1,53 0,34 1,04 1,25 2,03

3.30

-0.56

4.65

7.71

10.44

2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

Page 47: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-30

LAPANGAN USAHA 2007 2007 2008 r) 2009 *) 2011 **)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Pertambangan tanpa Migas 1,21 (0,66) (0,17) (0,19) (0,25)

c. Penggalian 2,68 3,91 5,21 5,92 9,06

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 3,12 (0,22) 0,50 (0,21) 0,69

a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Industri Tanpa Migas 3,12 (0,22) 0,50 (0,21) 0,69

1. Makanan, Minuman dan Tembakau 7,62 9,53 10,08 13,11 12,41

2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 1,33 (1,60) (1,93) 2,02 0,22

4. Kertas dan Barang Cetakan 8,16 1,72 0,71 5,75 2,40

5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

6. Semen & Brg. Galian bukan logam 10,32 12,52 7,97 9,86 12,89

7. Logam Dasar Besi & Baja 2,88 (0,91) (0,09) (1,27) (0,37)

8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 3,96 17,80 11,07 8,17 10,27

9. Barang lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 4,45 3,02 5,51 7,32 19,19

a. Listrik 4,42 3,02 5,70 7,18 19,31

b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

c. Air Bersih 6,20 3,38 (8,50) 19,35 9,63

5. BANGUNAN 10,08 13,40 9,70 10,13 11,58

6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 9,46 6,67 5,61 6,77 8,14

a. Perdagangan Besar & Eceran 9,42 6,99 5,45 6,22 8,10

b. Hotel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

c. Restoran 10,16 1,62 8,29 7,74 8,86

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 6,32 14,72 15,77 14,47 12,59

a. Pengangkutan 6,28 14,93 15,97 14,40 12,73

1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

2. Angkutan Jalan Raya 5,53 15,69 (1,13) 1,69 6,15

3. Angkutan Laut 4,29 (0,62) (2,04) 1,40 3,24

4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5,35 15,54 4,58 4,64 3,69

5. Angkutan Udara 6,35 14,83 17,68 15,49 13,24

6. Jasa Penunjang Angkutan 6,12 18,49 8,77 7,19 8,22

b. Komunikasi 8,85 2,96 3,56 19,00 2,85

1. Pos dan Telekomunikasi 9,04 2,99 3,67 19,94 3,02

2. Jasa Penunjang Komunikasi 5,47 2,41 1,56 2,04 (0,91)

8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN

4,83 1,93 6,99 10,95 9,02

Page 48: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-31

LAPANGAN USAHA 2007 2007 2008 r) 2009 *) 2011 **)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

a. Bank 12,15 7,63 15,28 11,26 7,12

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 2,22 3,26 7,21 8,05 15,03

c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

d. Sewa Bangunan 4,29 1,00 6,40 11,11 8,94

e. Jasa Perusahaan 5,15 6,57 4,63 9,93 9,75

9. JASA-JASA 15,57 12,32 5,63 11,63 12,32

a. Pemerintahan Umum 19,95 17,37 5,65 12,89 13,87

1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 19,20 20,65 6,56 11,25 12,68

2. Jasa Pemerintah lainnya 21,58 10,33 3,51 16,85 16,61

b. Swasta 5,30 (1,15) 5,58 7,61 7,16

1. Sosial Kemasyarakatan 6,74 5,09 8,73 6,62 6,94

2. Hiburan & Rekreasi 6,09 (0,06) 6,76 7,77 8,12

3. Perorangan & Rumahtangga 5,01 (2,41) 4,89 7,83 7,20

PDRB DENGAN MIGAS 4,97 3,38 4,13 5,04 6,23

PDRB TANPA MIGAS 4,97 3,38 4,13 5,04 6,23

Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara

b. Sektor Pertambangandan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian meliputi sub sektor minyak dan gas bumi, sub sektor

pertambangan non migas dan sub sektor penggalian. Namun, di Kabupaten Bangka Tengah tidak

terdapat produksi migas karena bukan merupakan daerah penghasil migas dari tambang lepas

pantai. Meskipun tanpa migas, sektor inisudah sejak lama merupakan satu dari tiga sektor andalan

Kabupaten Bangka Tengah. Meskipun demikian, keberadaan sektor ini sebagai kontributor utama

tidak dapat terus menerus dipertahankan karena merupakan sumber daya alam yang tidak dapat

diperbaharui dan eksplorasinya menimbulkan dampak kerusakan lingkungan di wilayah daratan

maupun lautan.

Atas dasar harga berlaku, nilai tambah yang dihasilkan sektor ini pada tahun 2011 sebesar

873 milyar rupiah, lebih besar dibandingkan dengan tahun 2010 yang mencapai 822 milyar rupiah.

Page 49: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-32

Grafik II.26.

Peran Sektor Pertambangan dan Penggalian

terhadap PDRB Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2007-2011 (persen)

Peranan sub sektor pertambangan dan penggalian terhadap PDRB relatif besar dan

cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya. Kontribusi sektor pertambangan dan

penggalian yang terus mengalami penurunan ini disebabkan karena pembatasan eksplorasi yang

berpengaruh terhadap penurunan produksi tambang, khususnya timah baik oleh pertambangan

timah perusahaan besar maupun pertambangan timah rakyat. Sampai dengan tahun 2011 peranan

sektor ini tetap menduduki peringkat ke dua terhadap PDRB Kabupaten Bangka Tengah. Namun,

posisi ini akan perlahan digeser oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran karena kontribusinya

selalu meningkat setiap tahunnya.

Grafik II.27.

Laju Pertumbuhan Sektor Pertambangan dan Penggalian

PDRB Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2007-2011 (persen)

Besarnya kontribusi suatu sektor dalam pembentukan PDRB belum menjamin apakah sektor

tersebut akan besar juga pertumbuhannya. Jika dibandingkan dengan sektor lain, pertumbuhan

nilai tambah sektor pertambangan dan penggalian tercatat rendah yaitu hanya tumbuh sebesar

2,03 persen dibandingkan dengan tahun 2010 yang nilainya sebesar 1,25 persen. Rendahnya

pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian berasal dari sub sektor pertambangan tanpa

28.1 26.07 26.08 24.96

23.66

2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

1.53

0.34

1.04

1.25

2.03

2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

Page 50: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-33

migas yang tahun ini mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar minus 0,25 persen. Namun,

pertumbuhan sub sektor penggalian justru mengalami pertumbuhan sebesar 9,06 persen yang

nilainya lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 5,92 persen.

c. Sektor Industri Pengolahan

PDRB Kabupaten Bangka Tengah di sektor industri pengolahan diciptakan oleh sub sektor

industri non migas yang terbagi dalam 9 kelompok. Selama tahun 2011, hampir seluruh kelompok

industri mengalami kenaikan nilai tambah. Total nilai tambah atas dasar harga berlaku yang

dihasilkan sektor ini sebesar 848 milyar rupiah meningkat dari tahun 2010 yang sebesar 786

milyar rupiah. Peningkatan ini merupakan kontribusi dari peningkatan nilai tambah seluruh sub

sektor, khususnya sub sektor industri makanan, minuman dan tembakau serta sub sektor industri

semen dan bahan galian bukan logam. Namun, sub sektor industri logam dasar yang merupakan

kontribusi terbesar justru mengalami penurunan kontribusi sebesar 0,94 poin akibat produksi

logam timah yang menurun.

Grafik II.28.

Peran Sektor Industri Pengolahan terhadap

PDRB Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007-2011 (persen)

Sejak lama Kabupaten Bangka Tengah sudah menjadi produsen bijih timah dan logam timah.

Industri pengolahan bijih timah menjadikan sektor industri pengolahan menduduki peringkat

kedua dalam penciptaan PDRB Bangka Tengah. Hal ini terus berlangsung sampai tahun 2011

meskipun perannya semakin menunjukkan penurunan. Pada tahun 2011 sektor industri

pengolahan memberikan kontribusi sebesar 22,99 persen. Turun sebanyak 0,86 poin dari tahun

2010 (23,85 persen). Penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya kontribusi industri logam dasar

besi dan baja dari 21,94 persen pada tahun 2010 menjadi 21,00 persen serta sub sektor barang

kayu dan hasil hutan lainnya yang berkurang kontribusinya dari 0,47 persen menjadi 0,43 persen

pada tahun 2011. Sedangkan peran sub sektor industri makanan, minuman dan tembakau pada

tahun 2011 mengalami peningkatan sebanyak 0,10 poin sehingga perannya terhadap penciptaan

PDRB di sektor industri pengolahan sebesar 1,12 persen.

26.55 26.68

24.67

23.85

22.99

2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

Page 51: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-34

Grafik II.29.

Laju Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007-2011 (persen)

Pada tahun 2011 laju pertumbuhan sektor industri pengolahan naik sebesar 0,67 persen.

Sektor ini mengalami peningkatan produksi dibandingkan dengan keadaan tahun 2010 yang

mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar minus 0,21 persen. Naiknya pertumbuhan industri

pengolahan tahun 2011 ini disebabkan oleh pertumbuhan yang terjadi hampir di semua sub sektor

industri pengolahan kecuali sub sektor industri logam dasar besi dan baja yang mengalami

kontraksi pertumbuhan sebesar minus 0,37 persen. Kontraksi pertumbuhan pada sub sektor ini

sejalan dengan kontraksi pertumbuhan yang terjadi pada sub sektor pertambangan tanpa migas

sebagai sub sektor bahan baku untuk industri logam dasar. Sub sektor yang mengalami

pertumbuhan terbesar adalah sub sektor industri semen dan barang galian bukan logam sebesar

12,89 persen, diikuti sub sektor industri makanan, minuman dan tembakau sebesar 12,41 persen,

dan sub sektor industri alat angkutan, mesin, dan peralatan sebesar 10,27 persen.

d. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Sektor listrik, gas dan air bersih merupakan penunjang aktivitas produksi sektoral dan

pemenuhan kebutuhan masyarakat. Sampai saat ini, Kabupaten Bangka Tengah belum memiliki

usaha di sub sektor pasokan gas sehingga sub sektor ini tidak menciptakan nilai tambah.

Keberadaan pasokan listrik dan air bersih terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang

tercermin dari peningkatan PDRB atas dasar harga berlaku. Pada tahun 2011 nilai tambah yang

mampu diciptakan oleh sektor ini meningkat sangat besar yaitu mencapai 5,99 milyar rupiah,

sedangkan pada tahun 2010 hanya sebesar 4,76 milyar rupiah.

Kontribusi sektor listrik, gas dan air bersih pada penciptaan PDRB Kabupaten Bangka Tengah

adalah yang terkecil dari sembilan sektor yang ada, berkisar antara 0,13 sampai 0,16 persen dalam

kurun waktu lima tahun terakhir. Pada tahun 2011 peranan sektor listrik, gas dan air bersih

sebesar 0,16 persen naik sebanyak 0,01 poin dibandingkan dengan tahun 2010.

3.12

-0.22

0.50

-0.21

0.69

2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

Page 52: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-35

Grafik II.30.

Peran Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

terhadap PDRB Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2007-2011 (persen)

Pada tahun 2011 ini terjadi pertumbuhan produksi sektor listrik, gas dan air bersih yang

sangat tinggi sehingga tercatat sebagai sektor yang memiliki laju pertumbuhan paling besar yaitu

mampu tumbuh sebesar 19,19 persen. Pertumbuhan ini hampir seluruhnya didukung oleh

tumbuhnya sub sektor listrik sebesar 19,31 persen.

Grafik II.31.

Laju Pertumbuhan Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007-2011 (persen)

e. Sektor Bangunan

Sejak terbentuknya Kabupaten Bangka Tengah pada tahun 2003, pemerintah Kabupaten

Bangka Tengah terus melaksanakan pembangunan infrastruktur. Hal ini memicu penciptaan nilai

tambah yang cukup tinggi di sektor bangunan. Selama lima tahun terakhir, nilai tambah sektor

bangunan atas dasar harga berlaku menunjukkan peningkatan yang positif dari 135 milyar rupiah

tahun 2007 mencapai 339 milyar rupiah di tahun 2011.

Peningkatan ini juga tercermin dari kontribusi sektor bangunan terhadap PDRB Bangka

Tengah yang terus bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 2007 kontribusi sektor ini hanya

0.15 0.15 0.15

0.15 0.16

2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

4.45 3.02

5.51 7.32

19.19

2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

Page 53: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-36

sebesar 6,05 persen dan pada tahun 2011 mencapai 9,20 persen terhadap total PDRB Kabupaten

Bangka Tengah. Selain pembangunan infrastruktur seperti gedung kantor, jalan ataupun jembatan,

proyek-proyek lain semacam pembangunan perumahan penduduk maupun bangunan kepentingan

komersial (ruko dan hotel) diyakini menjadi pemicu kenaikan pertumbuhan di sektor ini.

Grafik II.32.

Peran Sektor Bangunan terhadapPDRB Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007-2011

(persen)

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika sektor bangunan menjadi salah satu sektor yang

selalu mempunyai pertumbuhan yang positif. Dalam kurun waktu 2007-2011, pertumbuhan sektor

bangunan mencapai angka tertinggi pada tahun 2008 yaitu 13,40 persen. Secara rata-rata sektor

bangunan selama lima tahun terakhir tumbuh sebesar 10,98 persen setiap tahunnya.

Grafik II.33.

Laju Pertumbuhan Sektor Bangunan

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007-2011 (persen)

f. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor penunjang yang mempunyai

peran cukup penting dikarenakan produk yang dihasilkan adalah berupa barang dan jasa. Atas

dasar harga berlaku, nilai tambah sektor bangunan sektor perdagangan, hotel dan restoran terus

6.05 7.03

7.74 8.38

9.20

2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

10.08

13.40

9.70 10.13

11.58

2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

Page 54: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-37

mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2010 nilai tambah yang dihasilkan sebesar

638 milyar rupiah dan pada tahun 2011 mencapai 722 milyar rupiah.

Grafik II.34.

Peran Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

terhadap PDRB Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2007-2011 (persen)

Pada tahun 2011, peranan sektor ini termasuk ke dalam tiga besar sektor yang memberikan

kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Bangka Tengah. Peranan sektor ini

terhadap PDRB tahun 2011 tercatat sebesar 19,56 persen, lebih tinggi jika dibandingkan dengan

tahun 2010 yang tercatat sebesar 19,36 persen. Kabupaten Bangka Tengah memiliki beberapa

komoditi unggulan berbasis ekspor seperti bijih dan logam timah, lada, karet, minyak sawit (CPO),

dan sebagainya. Oleh karena itu, sub sektor perdagangan besar dan eceran menjadi kontributor

utama sektor ini. Pada tahun 2011 peranan sub sektor perdagangan besar dan eceran mencapai

18,07 persen naik sebanyak 0,13 poin dari tahun 2010. Subsektor hotel memberikan kontribusi

0,06 persen yang nilainya hampir sama dengan tahun 2010 yaitu 0,06 persen. Sedangkan untuk

subsektor restoran memberikan peran 1,43 persen pada tahun 2011, lebih tinggi 0,08 persen

dibandingkan dengan tahun 2010.

Pada tahun 2011 ini laju pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami

percepatan sebanyak 1,37 poin, dari 6,77 persen pada tahun 2010 menjadi 8,14 persen pada tahun

2011. Hal ini dikarenakan laju pertumbuhan di subsektor perdagangan besar dan eceran dan

subsektor hotel pada tahun 2011 lebih cepat dibandingkan dengan tahun 2010. Selain itu,

subsektor restoran juga mengalami percepatan pertumbuhan dari 7,74 persen pada tahun 2010

menjadi 8,86 persen pada tahun 2011. Akan tetapi, karena perannya yang kecil menyebabkan laju

pertumbuhannya tidak berpengaruh banyak terhadap laju pertumbuhan sektor perdagangan, hotel

dan restoran secara keseluruhan.

17.71 18.69 18.87 19.36 19.56

2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

Page 55: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-38

Grafik II.35.

Laju Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007-2011 (persen)

g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan dan komunikasi mempunyai peranan yang signifikan dalam mendorong

aktivitas ekonomi. Meningkatnya produksi sektor riil, bertambahnya dinamika mobilitas penduduk

dan menguatnya kebutuhan akan akses terhadap informasi merupakan potensi bagi sektor ini.

Pada tahun 2011 semua sub sektor mencapai nilai tambah yang lebih tinggi dari tahun 2010. Atas

dasar harga berlaku, nilai tambah yang diciptakan sektor pengangkutan dan komunikasi pada

tahun 2011 sebesar 199 milyar rupiah, lebih besar 20,79 persen dari tahun 2010 yang sebesar 165

milyar rupiah.

Grafik II.36.

Peran Sektor Pengangkutan dan Komunikasiterhadap PDRB Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2007-2011 (persen)

Pemerintah selalu berupaya agar keberadaan sektor ini dapat mendukung kemajuan sektor-

sektor lainnya. Upaya -upaya pemerintah tersebut diantaranya membuat kebijakan berupa

aturan-aturan sehingga dapat menumbuh kembangkan sektor pengangkutan dan komunikasi. Pada

tahun 2011 kontribusinya terhadap penciptaan PDRB Kabupaten Bangka Tengah sebesar 5,41

persen, lebih besar dibandingkan dengan tahun 2010 yang mencapai 5,01 persen.

9.46

6.67

5.61

6.77

8.14

2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

4.07 4.33

4.75 5.01

5.41

2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

Page 56: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-39

Grafik II.37.

Laju Pertumbuhan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007-2011 (persen)

Sebagai sektor yang mendukung aktivitas sektor riil, sektor pengangkutan dan komunikasi

berkaitan erat dengan sektor-sektor lain. Pertumbuhan sektor ini sangat dipengaruhi oleh

dinamika mobilisasi masyarakat dan aktivitas ekonomi. Namun, pada tahun 2011 laju

pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi lebih rendah dibandingkan dengan tahun

sebelumnya, dari 14,47 persen pada tahun 2010 menjadi 12,59 persen pada tahun 2011.

Pertumbuhan yang terjadi pada tahun 2011 disebabkan oleh pertumbuhan beberapa

kelompok di sub sektor angkutan meliputi kelompok angkutan jalan raya tumbuh 6,15 persen,

angkutan laut tumbuh 3,24 persen, angkutan sektor sungai, danau, dan penyeberangan tumbuh

3,69 persen, angkutan udara tumbuh 13,24 persen dan kelompok jasa penunjang angkutan

memiliki laju pertumbuhan sebesar 8,22 persen. Sedangkan pertumbuhan sub sektor komunikasi

tahun 2011 mengalami pertumbuhan yang jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun 2010,

dari 19,00 persen menjadi 2,85 persen. Pertumbuhan yang cukup besar ini pada tahun 2010 ini

sebagai salah satu cerminan bahwa di Kabupaten Bangka Tengah sektor jasa khususnya

komunikasi berkembang sangat pesat pada saat tahun 2010.

h. Sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan

Cakupan kegiatan sektor ini meliputi bank, lembaga keuangan bukan bank, jasa penunjang

keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Sektor ini disebut sebagai sektor finansial, karena

secara umum kegiatan utamanya berhubungan dengan kegiatan pengelolaan uang yang berupa

penarikan dana dari masyarakat maupun penyalurannya kembali kepada masyarakat. Sampai saat

ini di Kabupaten Bangka Tengah belum ada usaha di sektor jasa penunjang keuangan seperti money

changer sehingga nilai tambah di sub sektor ini belum tercipta. Selama lima tahun terakhir, nilai

tambah yang diciptakan oleh sektor ini terus mengalami peningkatan. Krisis global yang terjadi

pada akhir tahun 2008 tidak berdampak signifikan terhadap perkembangannya. Pada tahun 2011

PDRB atas dasar harga berlaku di sektor ini sebesar 69 milyar rupiah meningkat sekitar 18,57

persen dibanding tahun 2010 yang mencapai 58 milyar rupiah. Kontribusinya terhadap penciptaan

PDRB Bangka Tengah pada tahun 2011 sebesar 1,89 persen dimana kontribusi terbesar diberikan

6.32

14.72 15.77

14.47 12.59

2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

Page 57: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-40

oleh sub sektor sewa bangunan/real estate 1,58 persen, subsektor bank 0,16 persen, subsektor jasa

perusahaan 0,10 persen dan subsektor lembaga keuangan tanpa bank 0,05 persen.

Grafik II.38.

Peran Sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan

terhadap PDRB Kabupaten Bangka TengahTahun 2007-2011 (persen)

Perkembangan perekonomian yang begitu pesat dengan bertambahnya aktivitas pemerintah

Kabupaten Bangka Tengah maupun kalangan swasta membuat beberapa sub sektor di sektor ini

semakin berkembang. Sebagai kontributor terbesar di sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan, pada tahun 2011 sub sektor sewa bangunan/real estate tumbuh sebesar 8,94 persen,

namun pertumbuhan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya 11,11 persen.

Untuk sub sektor bank laju pertumbuhannya mengalami perlambatan dari 11,87 pada tahun 2010

menjadi 7,12 persen di tahun 2011. Hal yang sama juga dialami sub sektor jasa perusahaan, tahun

2011 menunjukkan perkembangan yang sangat baik dimana mampu tumbuh sebesar 9,75 persen,

lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,93 persen.

Sedangkan sub sektor lembaga keuangan bukan bank yang merupakan sub sektor penunjang

aktivitas sektor lainnya memiliki laju pertumbuhan yang paling tinggi dibandingkan dengan tahun

2010, dari 8,05 persen menjadi 15,03 persen pada tahun 2011.

Grafik II.39.

Laju Pertumbuhan Sektor Keuangan, Real Estate dan

Jasa Perusahaan Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2007-2011 (persen)

1.89

1.65 1.67 1.78

1.89

2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

4.83

1.93

6.99

10.95

9.02

2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

Page 58: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-41

i. Sektor Jasa-jasa

Sektor jasa-jasa yang meliputi sub sektor jasa pemerintah umum dan sub sektor jasa swasta,

merupakan sektor yang terus mengalami peningkatan nilai tambah dari tahun ke tahun. Fenomena

ini sejalan dengan trend yang terjadi dalam lingkup ekonomi nasional, dimana sektor jasa-jasa saat

ini lebih berkembang daripada sektor-sektor tradisional seperti pertanian, pertambangan dan

industri pengolahan. Pada tahun 2011 nilai tambah yang terbentuk atas dasar harga belaku

mencapai 213 milyar rupiah, meningkat sekitar 21 persen dari tahun 2010 yang nilainya sebesar

180 milyar rupiah.

Kontribusi sektor jasa-jasa terhadap pembentukan PDRB tahun 2011 mencapai 5,78 persen,

lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya 5,47 persen. Faktor peningkatan

kontribusi ini disebabkan oleh naiknya kontribusi sub sektor jasa pemerintahan umum dari 4,87

persen menjadi 5,19 persen, sedangkan sub sektor jasa swasta kontribusinya mengalami

penurunan dari 0,60 persen menjadi 0,59 persen.

Grafik II.40.

Peran Sektor Jasa-jasa terhadap

PDRB Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007-2011 (persen)

Pada tahun 2011, pertumbuhan sektor jasa-jasa mencapai nilai diatas 10 persen.

Pertumbuhan ini disebabkan oleh tumbuhnya sub sektor jasa pemerintahan umum dari 12,89

persen menjadi 13,87 persen, sebaliknya pada dan sub sektor jasa swasta terjadi perlambatan

pertumbuhan dari 7,61 persen menjadi 7,16 akibat turunnya pertumbuhan sub sektor perorangan

dan rumah tangga. Secara keseluruhan selama periode waktu tahun 2007-2011 sektor jasa-jasa

mampu tumbuh rata-rata 11,49 persen per tahun.

4.05 4.59

5.05 5.47

5.78

2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

Page 59: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-42

Grafik II.41.

Laju Pertumbuhan Sektor Jasa-jasa terhadap

PDRB Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007-2011 (persen)

2.2.8 Indeks Gini

Disamping peningkatan pendapatan, aspek pemerataan pendapatan merupakan hal yang

penting untuk dipantau, karena pemerataan hasil pembangunan merupakan salah satu strategi dan

tujuan pembangunan nasional Indonesia. Ketimpangan dalam menikmati hasil pembangunan di

antara kelompok-kelompok penduduk dikhawatirkan akan menimbulkan masalah-masalah sosial.

Penghitungan distribusi pendapatan menggunakan data pengeluaran sebagai proxy pendapatan.

Walaupun hal ini tidak dapat mencerminkan keadaan yang sebenarnya, namun paling tidak dapat

digunakan sebagai petunjuk untuk melihat arah dari perkembangan yang terjadi.

Ada dua indikator utama yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat pemerataan

pendapatan. Indikator pertama adalah indikator yang dikeluarkan oleh Bank Dunia. Indikator ini

mengukur tingkat pemerataan pendapatan dengan memperhatikan persentasependapatan yang

diterima oleh 40 persen pendudukberpendapatan rendah. Selain kriteria yang ditetapkanoleh Bank

Dunia ada indikator yang juga sering digunakan, yaitu Indeks Gini.

Dalam konteks Kabupaten Bangka Tengah, terlihat bahwa secara umum pada periode lima

tahun terakhir, Indeks Gini berkisar pada angka 0,36 hingga 0,37, ini berarti bahwa Kabupaten

Bangka Tengah termasuk wilayah yang memiliki ketimpangan pendapatan yang rendah. Jika dilihat

secara detail, bahkan ketimpangan pendapatan ini cenderung mengalami perbaikan dari tahun ke

tahun. Pada tahun 2007, Gini Ratio berada pada angka 0,36, namun angka ini meningkat menjadi

0,37 pada tahun 2008. Kondisi ini disebabkan pada tahun 2008 terjadi kenaikan Bahan Bakar

Minyak (BBM) yang berdampak kepada kinerja perekonomian dan tingkat pendapatan masyarakat

Kabupaten Bangka Tengah.

Pada tahun 2009-2011, indeks gini kabupaten Bangka tengah cenderung membaik sejalan

dengan membaiknya kondisi perekonomian di Kabupaten Bangka Tengah. Ketimpangan yang

15.57

12.32

5.63

11.63 12.32

2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

Page 60: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-43

relatif rendah ini disebabkan karena sebagian besar penduduk Kabupaten Bangka Tengah,

diseluruh kecamatan bekerja di sektor pertambangan dan pertanian. Hal ini memberikan gambaran

bahwa pendapatan dari kedua sektor ini relatif sama sehingga distribusi pendapatan juga relatif

tersebar merata. Selengkapnya perkembangan Gini Ratio tersebut, tersaji pada tabel berikut.

Tabel II.17

Perkembangan Indeks Gini di Kabupaten Bangka Tengah Pada

Periode Tahun 2007 Hingga 2011

No Tahun Indeks Gini

(1) (2) (3)

1 2007 0,36446

2 2008 0,37136

3 2009 0,36246

4 2010 0,36114

5 2011 0,36108

2.2.9 Indeks Williamson

Tidak kalah pentingnya dalam kajian ketimpangan distribusi pendapatan, adalah indikator

ketimpangan antar wilayah yang diukur dengan Indeks Williamson. Tingkat kesenjangan ekonomi

antar wilayah dapat diukur dengan berbagai macam pendekatan, diantaranya adalah dengan

menggunakan Indeks Williamson. Dasar perhitungan indeks ini menggunakan PDRB per kapita

dalam kaitannya dengan jumlah penduduk per daerah.

Pada dasarnya Indeks Williamson merupakan Indeks persebaran [coefficient of variation]

dari rata-rata nilai sebaran dihitung berdasarkan estimasi dari nilai-nilai PDRB dan penduduk di

daerah-daerah yang berada pada ruang lingkup wilayah yang di kaji dan dianalisis, dalam hal ini

adalah wilayah kecamatan-kecamatan di Kabupaten Bangka Tengah. Rumus Indeks Wiliamson ini

akan menghasilkan angka indeks sama dengan nol, yang menandakan tidak terjadi kesenjangan

ekonomi antar kecamatan, sedangkan angka indeks yang lebih besar dari nol menunjukan adanya

kesenjangan antar kecamatan. Semakin besar indeksnya berarti semakin besar pula tingkat

kesenjangan ekonomi antar kecamatan.

Untuk mengetahui bagaimana perkembangan disparitas pendapatan antar kecamatan dalam

kurun waktu lima tahun terakhir ini, kemudian digunakan teknik analisis Indeks Williamson.

Secara detail Indeks Williamson tersaji pada tabel berikut.

Page 61: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-44

Tabel II.18

Indeks Williamson Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2007 - 2011

Tahun Indeks Williamson

(1) (2)

2007 0,2867

2008 0,2940

2009 0,2698

2010 0,2641

2011 0,2631

Tabel diatas menunjukkan kepada kita, bahwa pemerataan pendapatan antar kecamatan di

Kabupaten Bangka Tengah semakin baik. Selama kurun waktu lima tahun terakhir Indeks

Williamson pendapatan Kabupaten Bangka Tengah berada dalam kisaran antara 0,26 hingga 0,29.

Jika dirinci secara lebih detail, terlihat bahwa Indeks Williamson terbesar terjadi pada tahun 2008,

hal ini mengindikasikan bahwa pada tahun 2008, gap kesenjangan antar kecamatan berada pada

kondisi terparah. Disparitas pendapatan kecamatan akan berkurang dengan meningkatnya

perekonomian daerah. Pada tahun 2008 terjadi penurunan kinerja ekonomi Kabupaten Bangka

Tengah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka Tengah

tahun 2008 hanya mencapai 3,38 persen dengan laju inflasi PDRB sebesar 15,80 persen. Hal ini

disebabkan karena pengaruh kenaikan bahan bakar minyak yang terjadi pada tahun 2008, yang

mempengaruhi biaya produksi. Dengan kenaikan BBM ini ada pelaku usaha yang masih bisa tetap

eksis melaju dengan produk-produknya tetapi ada juga yang mengalami pasang surut krisis

ekonomi sehingga memaksa mereka melakukan efisiensi antara lain dengan mengurangi jumlah

tenaga kerja.

Selain itu, terdapat faktor lain yang menyebabkan perubahan kesenjangan antar kecamatan

di Kabupaten Bangka, yakni faktor internal seperti konsentrasi kegiatan ekonomi yang tinggi di

kecamatan tertentu, seperti Koba dan Pangkalan Baru. Akibat terkonsentasinya kegiatan ekonomi

di suatu wilayah mengindikasikan banyaknya penyerapan tenaga kerja sehingga output dari

kecamatan tersebut pun menjadi semakin tinggi.

Pada tahun 2009, indeks williamson berada pada posisi 0,26 dan terus menurun hingga

tahun 2011. Hal ini mengindikasikan kondisi perekonomian Kabupaten Bangka Tengah semakin

membaik dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 yang mencapai 6,23 persen dan laju

inflasi PDRB hanya sebesar 5,39 persen. Selain itu, pemerataaan pembangunan di seluruh

kecamatan mulai berjalan, sehingga output kegiatan ekonomi yang tercipta di Kabupaten Bangka

Tengah merata hampir di seluruh kecamatan.

Page 62: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-45

2.2.10 Kemiskinan

Mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar

(basicneedsapproach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan

dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur

dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat dihitung penduduk yang hidup dibawah Garis

Kemiskinan dinyatakan sebagai penduduk miskin atau persentase penduduk yang berada dibawah

Garis Kemiskinan.

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan

dibawah Garis Kemiskinan. GarisKemiskinan (GK) terdiri dari dua komponen yaitu Garis

Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan-Makanan (GKBM). Penghitungan Garis

Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Sumber data utama

yang digunakan dalam penghitungan indikator kemiskinan adalah SUSENAS (Survei Sosial

Ekonomi Nasional) Modul Konsumsi.

1) Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bangka Tengah

Jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode 2006 sampai dengan 2010

berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada periode 2006 sampai dengan 2010 jumlah penduduk miskin

menurun sebanyak 2.900 orang, yaitu dari16,0 ribu orang padatahun 2006 menjadi 13,10 ribu

orang pada tahun 2010. Sama halnya dengan tingkat kemiskinan juga menurun dari11,61 persen

pada tahun 2006 menjadi 8,07 persen pada tahun 2010.

Jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 mencapai 13,4 ribu orang, tetapi kemudian

mengalami penurunan pada tahun 2008 menjadi 11,24 ribu orang dan terus menurun pada tahun

2009 menjadi 10,39 ribu orang. Namun, pada tahun 2010 jumlah penduduk miskin mengalami

peningkatan menjadi 13,10 ribu orang.

Tabel II.19

Pekembangan Kemiskinan di Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2006 - 2010

Tahun 2006 2007 2008 2009 2010

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Persentase Kemiskinan (%)

11,61 10,36 8,52 7,84 8,07

Jumlah Penduduk Miskin

(000 Orang)

16,0 13,4 11,24 10,39 13,10

Sumber: Susenas, BPS

2) PerkembanganGarisKemiskinandiKabupaten Bangka Tengah

Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena

penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita dibawah Garis

Page 63: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-46

Kemiskinan. Selama periode 2009 –2010 Garis Kemiskinan naik 10,09 persen yaitu dari

Rp. 311.419,- perkapita perbulan pada tahun 2009 menjadi Rp.342.841,- perkapita perbulan pada

2010.

Garis Kemiskinan Kabupaten Bangka Tengah mengalami kenaikan setiap tahun dari tahun 2006 -

2010. Pada tahun 2006 Garis kemiskinan sebesar Rp. 244.769,- perkapita perbulan, kemudian naik

menjadi Rp. 258.815,- perkapita perbulan pada tahun 2007. Pada tahun 2008 Garis kemiskinan

naik lagi menjadi Rp. 281.739,-perkapita perbulan.

Tabel II.20

Perkembangan Garis Kemiskinan Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2006 – 2010

Tahun 2006 2007 2008 2009 2010

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Garis Kemiskinan (Rupiah)

244.769 258.815 281.739 311.419 342.841

Sumber: Susenas, BPS

3) Kondisi Kemiskinan

3.1) Perkembangan Kondisi Kemiskinan

Data keluarga miskin di Kabupaten Bangka Tengah bervariatif baik berdasarkan Data BPS

PPLS 08 (2008), dengan PSE 05 yang membagi Rumah tangga menjadi tiga klaster (mendekati

miskin, miskin dan sangat miskin), maupun data tahun terakhir (BPS,2009). Serta ada juga data

terakhir yang terhimpun yang sesuai dengan PSE 05 tahun 2008. Untuk data kemiskinan belum

dapat disajikan secara baik apabila Unifikasi antar bidang belum terkoordinasikan. Upaya

pengentasan ataupun penanggulangan kemiskinan yang digulirkan pemerintah baik pemerintah

Pusat atau pun Pemerintah Daerah untuk khususnya di Kabupaten Bangka Tengah, telah cukup

banyak dan dilaksanakan integrative.

Jawaban atas pertanyaan di mana letak kantung-kantung kemiskinan di Kabupaten Bangka

Tengah. Dengan dicermatinya data per desa selanjutnya dapat ditelusuri karakteristik desa

tersebut berikut keadaan penduduknya. Dari kajian itu kemudian dapat dirumuskan strategi

penanggulangan kemiskinan yang sesuai dengan penduduk desa yang bersangkutan.

Telah disebutkan di depan bahwa konsep kemiskinan yang digunakan dalam menyusun

SPKD ini adalah konsep kemiskinan absolut, yaitu menggunakan data dari Bidang KB. Sebagai

pembanding telah dikaji pula data dari BPS yang difasilitasi. Konsep kemiskinan yang digunakan

BPS adalah konsep kemiskinan subyektif dan hanya tersedia di 56 desa.

Untuk kepentingan uji petik, pembandingan data keluarga miskin dilakukan di 63

desa/kelurahan pada 6 kecamatan yang telah melaksanakan BPS. Beberapa hal yang dapat dicatat

dari pemeriksaan silang tersebut adalah :

Pertama, terdapat selisih yang mencolok di antara kedua sumber data. Selisihnya ada yang

lebih besar pada data Bidang KB ada pula yang lebih besar pada data BPS.

Page 64: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-47

Kedua, terdapat perbedaan penggunaan satuan wilayah. Bidang KB menggunakan satuan

wilayah dusun, sedang BPS satuan wilayahnya tidak konsisten. Ada data KB yang berdasar dusun,

ada pula yang per RT.

Ketiga, terdapat perbedaan dalam penyebutan nama dusun sehingga satuannya semakin sulit

disejajarkan. Keempat, baik data Bidang KB maupun data BPS masing-masing terdapat ketidak-

lengkapan sehingga tidak bisa diperiksa silang.

Catatan tambahan yang sangat penting terkait dengan pemeriksaan secara silang terhadap

kedua data adalah bahwa Bidang KB dan BPS menggunakan dasar yang berbeda ketika

menentukan jumlah keluarga. Bidang KB menggunakan data perkawinan, yaitu setiap pasangan

yang telah menikah dihitung sebagai satu keluarga. Sementara itu BPS mendasarkan diri pada 13

indicator kemiskinan sehingga sangat mungkin dalam satu keluarga terdapat lebih dari satu pasang

suami-istri dan anak-anaknya.

1. Pendidikan

1.1. Angka Partisipasi Kasar (APK)

a. APK SD/MI + Paket A

Grafik II.42.

APK SD/MI + Paket A Tahun 2008 - 2012

Untuk APK SD/MI + Paket A mengalami penurunan pada tahun 2012 yaitu sebesar 98,52%

dan tahun 2011 sebesar 113,44%. Dimana untuk jumlah siswa dari tahun 2008 sampai dengan

tahun 2012 mengalami peningkatan yaitu 19.183 tahun 2008 dan meningkat menjadi 22.032 pada

tahun 2012. Mengalami penurunan mungkin disebabkan oleh beberapa factor dibawah ini :

APK SD + Paket mengalami penurunan dari tahun sebelumnya dikarenakan masih banyaknya

siswa SD/MI/SDLB yang belum merata bersekolah didaerah tersebut atau banyaknya

masyarakat Bangka Tengah bersekolah diluar seperti kota pangkalpinang.

Jumlah paket A yang ikut PKBM tahun 2012 sedikit yaitu berjumlah 105 orang dibanding

pada tahun sebelumnya berjumlah 198 orang.

114.01

117.99

102.87

113.44

98.52

2008 2009 2010 2011 2012

Page 65: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-48

b. APK SMP/MTs + Paket B

Grafik II.43.

APK SMP/MTs + Paket B Tahun 2008 - 2012

APK SMP/MTs mengalami peningkatan maupun penurunan pada tahun sebelumnya yaitu

pada tahun 2008 sebesar 92,45% naik pada tahun 2009 dan turun lagi pada tahun 2010, kemudian

turun lagi pada tahun 2011 dan mengalami peningkatan kembali pada tahun 2012. Dimana pada

tahun 2011 jumlah siswa SMP/MTs + paket yaitu sebanyak 6.048 siswa dan naik menjadi 6.790

siswa pada tahun 2012. Hal ini dikarenakan telah banyaknya masyarakat Bangka tengah yang

bersekolah pada jenjang SMP/MTs. Dan untuk siswa paket C juga mengalami peningkatan yaitu 348

orang pada tahun 2011 naik menjadi 380 siswa pada tahun 2012.

c. APK SMA/MA/SMK + Paket C

Grafik II.44.

APK SMA/MA + Paket C Tahun 2008 - 2012

APK SMA/MA/SMK + Paket C mengalami penurunan dari tahun 2011 ke tahun 2012. Dilihat

dari jumlah siswa untuk SMA/MA/SMK terus mengalami peningkatan yaitu sebanyak 3.168 siswa

tahun 2008 naik menjadi 4.290 tahun 2011 serta naik kembali 4.551 siswa pada tahun 2012. Untuk

APK yang mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh factor-faktor sbb :

92.45 102.79

93.6

69.43 71.07

2008 2009 2010 2011 2012

Persentase APK SMA/MA/SMK + Paket C

56.26

66.75 66.8

51.07 49.92

2008 2009 2010 2011 2012

Page 66: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-49

APK SMA/MA/SMK dan Paket C sebesar 49,92% dikarenakan masih banyaknya siswa

SMA/MA/SMK yang belum merata bersekolah didaerah tersebut atau mungkin banyak

masyarakat bangka tengah bersekolah diluar seperti kota pangkalpinang.

meningkatnya jumlah penduduk pendatang yang berusia 16-18 tahun yang tidak bersekolah,

dimana pada tahun 2011 jumlah penduduk sebanyak 8.400 orang dan pada tahun 2012

meningkat menjadi 9.117 orang.

2. Kesehatan

Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian

dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping itu kejadian kematian juga dapat sebagai

indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dari program pembangunan

kesehatan lainnya. Angka kematian ini dapat dihitung dari rekapitulasi laporan rutin dan data dari

berbagai survei dan penelitian. Angka kematian (mortalitas) meliputi kematian ibu melahirkan,

kematian bayi dan kematian balita.

a. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka kematian Bayi dapat didefinisikan sebagai banyaknya bayi yang meninggal sebelum

mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.Angka

Kematian bayi di Kabupaten Bangka Tengah selama lima tahun (Tahun 2008-2012) terlihat dalam

table bawah ini :

Tabel II.21. Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2008 – 2012

Sumber : laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah 2008-2012

Pada tahun 2008 s.d 2010 di Kabupaten Bangka Tengah Angka Kematian Bayi (AKB)

mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Berbagai faktor dapat menyebabkan adanya kenaikan

AKB , diantaranya status gizi dan kesehatan ibu disaat hamil , hal ini disebabkan AKB sangat

sensitive terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, khususnya pemerataan pelayanan dan

informasi dalam pemenuhan fasilitas atau sarana kesehatan serta keterampilan bidan dan tenaga

kesehatan terkait dalam penanganan kematian ini. Selain itu, perbaikan kondisi ekonomi yang

tercermin dengan pendapatan masyarakat yang meningkat juga dapat berkonstribusi melalui

perbaikan gizi yang berdampak pada daya tahan terhadap infeksi penyakit.

b. Angka Kematian Balita (AKABA)

Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai

usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. Millenium Development

Goals (MDGs) menetapkan nilai normatif AKABA, yaitu sangat tinggi dengan nilai > 140, tinggi

Indikator Kinerja Capaian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup

4/1.000 3/1.000 3/1.000 7/1.000 10/1.000 KH

Page 67: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-50

dengan nilai 71 – 140, sedangkan dengan nilai 20-70 dan rendah dengan nilai < 20. Ini berarti dari

table beriku kabupaten Bangka tengah untuk angka kematian balita kategori rendah sampai dengan

tahun 2012.Angka Kematian Balita di Kabupaten Bangka Tengah selama enam tahun (Tahun 2007-

2012) terlihat dalam tabel bawah ini :

Tabel II.22.

Angka Kematian Balita (AKABA) tahun 2007 – 2012)

Indikator Kinerja Capaian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Angka Kematian

Balita per 1.000

Kelahiran Hidup

2/1.000

KH

0/1.000

KH

3/1.000

KH

3/1.000

KH

1/1.000

KH

2/1.000

KH

Sumber : laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah 2008 – 2012

Tabel diatas menjelaskan Angka Kematian Balita (AKABA) di kabupaten Bangka Tengah

mengalami turun naik. Pada tahun 2008 kematian balita mengalami penurunan dari tahun 2007,

namun untuk tahun 2009 dan 2010 mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Pada tahun 2009 angka

kematian dikarenakan status gizi yang tidak baik, sehingga untuk peningkatan perbaikan status gizi

pada tahun 2009 sangat diprioritaskan. Dan pada tahun 2010 kematian bayi masih 3/1.000 KH.

Dan mengalami penurunan pada tahun 2011. Dimana pada tahun 2011 angka kematian balita

dikarenakan terserang penyakit dan kelainan bawaan, sedangkan pada tahun 2012 angka kematian

meningkat lagi menjadi 2/1.000 KH dari tahun 2011 1/1.000 KH. Ini menjadi motivator untuk

tenaga kesehatan di Dinas kesehatan kabupaten Bangka Tengah agar lebih meningkatkan program

serta kegiatan di masayarakat untuk menekan angka kematian. Kerjasama antar lintas sector dan

masayarakat juga ikut berperan, sehingga capaian indikator program serta indikator-indikator

pendukung dapat tercapai sesuai dengan yang ditargetkan.

c. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan

derajat kesehatan masyarakat . AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu

penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk

kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan , melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari

setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.

Tabel II.23.

Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun 2007-2012

Indikator Kinerja Capaian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Angka Kematian Ibu

Melahirkan per 100.000

Kelahiran Hidup

174 211 145 209 172 215

Sumber : laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah 2008 – 2012

Angka Kematian Ibu (AKI) kabupaten Bangka Tengah tahun 2010 sebesar 209 per 100.000

Kelahiran Hidup (7 kematian ibu dari 3.348 kelahiran hidup). Angka ini mengalami kenaikan dari

Page 68: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-51

tahun 2009 AKI 145 per 100.000 ( 5 kematian ibu). Dan pada tahun 2012 meningkat menjadi

215/100.000 kelahiran dari tahun 2011 172/100.000 KH.

Angka kematian ibu meningkat dikarenakan beberapa factor :

a. Factor umur/usia ibu saat hamil yang masih muda

b. Factor kesehatan meliputi kelainan/gangguan kesehatan/penyakit saat hamil

c. Status gizi ibu saat hamil

d. Pertolongan persalinan (persalinan yang masih ditolong oleh dukun tanpa didampingi

bidan atau tenaga kesehatan

e. Lambatnya pertolongan persalinan

Sehingga untuk menurunkan penyebab angka kematian ibu melahirkan yang tinggi yaitu dilakukan

beberapa program dan kegiatan meliputi pemenuhan kebutuhan bidan didesa dan penambahan

jumlah sarana prasarana (pembangunan poskesdes), meningkatkan keterampilan bidan-bidan

didesa untuk meningkatkan informasi dan pelayanan kesehatan, kemitraan dukun dan bidan,

peningkatan kunjungan rumah sehingga meningkatkan cakupan kunjungan K1 dan K4 ibu hamil

dan melakukan monitoring evaluasi kinerja bidan.

2.3 Aspek Pelayanan Umum

A. Fokus Layanan Urusan Wajib

1) Pendidikan

a. Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Grafik II.45.

APS SD/MI + Paket A Tahun 2008 - 2012

Dari diagram diatas diatas dapat dilihat bahwa untuk Angka Partisipasi Sekolah (APS) SD/MI

dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 mengalami peningkatan, namun tahun 2012

mengalami penurunan yaitu sebesar 80,84%. Dilihat dari data tahun 2011 jumlah siswa SD/MI

murni untuk usia 7-12 tahun dan jumlah siswa < 13 tahun berjumlah 18.489 siswa dan tahun 2012

naik menjadi 18.569 siswa. Untuk jumlah siswa setiap tahun mengalami peningkatan namun dilihat

dari jumlah penduduk usia 7-12 tahun drastis meningkat.

60.66

70.81

88.68

97.79

80.84

2008 2009 2010 2011 2012

Page 69: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-52

Grafik II.46.

APS SMP/MTs + Paket B Tahun 2008 - 2012

Dari diagram diatas diatas dapat dilihat bahwa untuk Angka Partisipasi Sekolah (APS)

SMP/MTs dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 mengalami peningkatan, namun tahun 2011

dan tahun 2012 mengalami penurunan yaitu sebesar 68,12% tahun 2011 turun menjadi 66,24%

tahun 2012. Dilihat dari data tahun 2011 jumlah siswa SD/MI > 12 tahun ditambah dengan siswa

SMP/MTs murni untuk usia 13-15 tahun dan jumlah siswa SMA/MA/SMK < 16 tahun berjumlah

5.934 siswa dibagi dengan jumlah penduduk usia murni SMP/MTs usia 13-15 tahun berjumlah

8.711 siswa dan tahun 2012 jumlah siswa SD/MI > 12 tahun ditambah dengan siswa SMP/MTs

murni untuk usia 13-15 tahun dan jumlah siswa SMA/MA/SMK < 16 tahun berjumlah 6.512 siswa

dibagi dengan jumlah penduduk usia murni SMP/MTs usia 13-15 tahun berjumlah 9.831 siswa.

Untuk jumlah siswa setiap tahun mengalami peningkatan namun dilihat dari jumlah penduduk usia

13-15 tahun drastis meningkat.

b. Rasio Guru/Murid

Grafik II.47.

Rasio Guru/Murid SD/MI Tahun 2008 - 2012

Untuk rasio guru/murid SD/MI telah memenuhi dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.

Dimana tahun 2012 rasio guru/murid SD/MI sebesar 1:18 yaitu 1 guru menangani 18 siswa, hal ini

telah sesuai dengan standar nasional 1:32 yaitu 1 guru menangani 32 siswa.

40.55

60.75

87.65

68.12 66.24

2008 2009 2010 2011 2012

1:32, 2008

1:32, 2009

1:17, 2010

1:17, 2011

1:18, 2012

Page 70: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-53

Grafik II.48.

Rasio Guru/Murid SMP/MTs Tahun 2008 - 2012

Untuk rasio guru/murid SMP/MTs juga telah memenuhi dari tahun 2008 sampai dengan

tahun 2012. Dimana tahun 2012 rasio guru/murid SMP/MTs sebesar 1:16 yaitu 1 guru menangani

16 siswa karena standart nasional 1:36 yaitu 1 guru menangani 36 siswa.

c. Rasio Guru/Murid Per Kelas Rata-Rata

Grafik II.49.

Rasio Guru/Murid Per Kelas Rata-Rata SD/MI Tahun 2008 - 2012

Untuk rasio guru/murid per kelas rata-rata SD/MI juga telah memenuhi dari tahun 2008

sampai dengan tahun 2012. Dimana tahun 2012 rasio guru/murid per kelas rata-rata SD/MI

sebesar 1:26 yaitu 1 kelas ada 26 siswa karena standart pusat 1:32 yaitu 1 kelas ada 32 siswa.

1:16, 2008

1:17, 2009

1:15, 2010

1:16, 2011

1:16, 2012

1:34, 2008

1:27, 2009

1:26, 2010

1:28, 2011

1:26, 2011

Page 71: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-54

Grafik II.50.

Rasio Guru/Murid Per Kelas Rata-Rata SMP/MTs Tahun 2008 - 2012

Untuk rasio guru/murid per kelas rata-rata SMP/MTs juga telah memenuhi dari tahun 2008

sampai dengan tahun 2012. Dimana tahun 2012 rasio guru/murid per kelas rata-rata SMP/MTs

sebesar 1:35 yaitu 1 kelas ada 35 siswa karena standar nasional 1:36 yaitu 1 kelas ada 36 siswa.

1.1. Pendidikan Menengah

1. Angka Partisipasi Sekolah (APS)

a. APS SMA/MA/SMK

Grafik II.51.

Dari diagram diatas diatas dapat dilihat bahwa untuk Angka Partisipasi Sekolah (APS)

SMA/MA/SMK dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 mengalami peningkatan, namun tahun

2011 dan tahun 2012 mengalami penurunan yaitu sebesar 39,64% tahun 2011 turun menjadi

36,24% tahun 2012. Dilihat dari data tahun 2011 jumlah siswa SMP/MTs > 15 tahun ditambah

dengan siswa SMA/MA/SMK murni untuk usia 16-18 tahun berjumlah 3.330 siswa dibagi dengan

jumlah penduduk usia murni SMA/MA/SMK usia 16-18 tahun berjumlah 8.400 siswa dan tahun

2012 jumlah siswa SMP/MTs > 15 tahun ditambah dengan siswa SMA/MA/SMK murni untuk usia

16-18 tahun berjumlah 3.337 siswa dibagi dengan jumlah penduduk usia murni SMA/MA/SMK usia

1:29, 2008

1:32, 2009

1:31, 2010

1:37, 2011

1:35, 2012

Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMA/MA/SMK

32

44.56 50.46

39.64 36.24

2008 2009 2010 2011 2012

Page 72: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-55

16-18 tahun berjumlah 9.207 siswa. Untuk jumlah siswa setiap tahun mengalami peningkatan

namun dilihat dari jumlah penduduk usia 16-18 tahun drastis meningkat.

2. Rasio Guru/Murid

a. Rasio Guru/Murid SMA/MA/SMK

Grafik II.52.

Rasio Guru/ Murid SMA/ MA/ SMK

Untuk rasio guru/murid SMA/MA/SMK juga telah memenuhi dari tahun 2008 sampai dengan

tahun 2012. Dimana tahun 2012 rasio guru/murid SMA/MA/SMK sebesar 1:12 yaitu 1 guru

menangani 12 siswa karena standart nasional 1:36 yaitu 1 guru menangani 36 siswa

3. Rasio Guru/Murid Per Kelas Rata-Rata

a. Rasio Guru/Murid Per Kelas Rata-Rata SMA/MA/SMK

Grafik II.53.

Rasio Guru/Murid Per Kelas Rata-Rata SMA/MA/SMK

Untuk rasio guru/murid per kelas rata-rata SMA/MA/SMK juga telah memenuhi dari tahun

2008 sampai dengan tahun 2012. Dimana tahun 2012 rasio guru/murid per kelas rata-rata

SMP/MTs sebesar 1:31 yaitu 1 kelas ada 31 siswa karena standar nasional 1:36 yaitu 1 kelas ada 36

siswa.

4. Penduduk yang Berusia >15 Tahun Melek Huruf (tidak buta aksara)

1:17, 2008

1:13, 2009

1:13, 2010

1;13, 2011

1:12, 2012

1:32, 2008

1:31, 2009

1:30, 2010

1:32, 2011

1:31, 2012

Sumber : Dinas Pendidikan

Page 73: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-56

Grafik II.54.

Dilihat dari diagram diatas persentase angka melek huruf dari tahun 2008 sampai dengan

tahun 2011 mengalami kenaikan, tetapi pada tahun 2012 sedikit mengalami penurunan yaitu

sebesar 99,94% tahun 2011 menjadi 99,86% tahun 2012. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk

yang melek huruf pada tahun 2011 sebesar 128.331 naik menjadi 151.057 pada tahun 2012.

Karena pada tahun 2012 Dinas Pendidikan mendata baru untuk penduduk yang buta aksara.

Dimana pada tahun 2011 penduduk yang buta aksara ada 81 orang dan pada tahun 2012

pendataan ulang sebanyak 212 orang.

1.3. Fasilitas Pendidikan

1. Sekolah Pendidikan SD/MI Kondisi Bangunan Baik

Indikator/Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

Bangunan Baik

SD/MI

78,55 84,60 84,46 74,25 74,61

Grafik II.55.

Kondisi bangunan baik untuk jenjang SD/MI dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012

mengalami peningkatan dan ada juga yang mengalami penurunan. Tahun 2008 kondisi bangunan

baik SD/MI sebanyak 542 gedung dari jumlah seluruh ada 690 gedung. Tahun 2009 sebanyak 566

gedung dari jumlah seluruh ada 669 gedung. Tahun 2010 sebanyak 576 gedung dari jumlah seluruh

97

94.66

99.91

99.94

99.86

Persentase Angka Melek Huruf

Sumber: Dinas Pendidikan

60

70

80

90

Kondisi Bangunan Baik SD/MI

78.55

84.6 84.46

74.25 74.61

2008 2009 2010 2011 2012

Page 74: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-57

ada 682 gedung. Tahun 2011 sebanyak 519 gedung dari jumlah seluruh ada 699 gedung. Dan tahun

2012 sebanyak 526 dari seluruh ada 705 gedung. Sehingga untuk kondisi bangunan baik dari tahun

2011 sebesar 74,25% dan tahun 2012 sebesar 74,61%.

2. Sekolah Pendidikan SMP/MTs dan SMA/MA/SMK Kondisi Bangunan Baik

Grafik II.56.

Kondisi bangunan baik untuk jenjang SMP/MTs dan SMA/MA/SMK dari tahun 2008 sampai

dengan tahun 2012 mengalami peningkatan dan ada juga yang mengalami penurunan. Tahun 2008

kondisi bangunan baik SMP/MTs dan SMA/MA/SMK sebanyak 254 gedung dari jumlah seluruh ada

288 gedung. Tahun 2009 sebanyak 330 gedung dari jumlah seluruh ada 376 gedung. Tahun 2010

sebanyak 324 gedung dari jumlah seluruh ada 358 gedung. Tahun 2011 sebanyak 253 gedung dari

jumlah seluruh ada 334 gedung. Dan tahun 2012 sebanyak 275 dari seluruh ada 359 gedung.

Sehingga untuk kondisi bangunan baik dari tahun 2011 sebesar 75,75% dan tahun 2012 sebesar

76,60%.

1.4. Angka Putus Sekolah (APS)

1. Angka Putus Sekolah (APS)

a. APS SD/MI

Grafik II.57.

Dilihat dari diagram diatas Angka Putus Sekolah untuk jenjang SD/MI mengalami kenaikan

seharusnya turun dari tahun sebelumnya yaitu 0,56% naik menjadi 0,65%, hal ini disebabkan

karena banyak anak SD/MI yang pindah kesekolah SD diluar Kab. Bangka Tengah dikarenakan ikut

orang tua. Pada tahun 2011 jumlah siswa yang putus sekolah SD/MI sebanyak 121 orang dan pada

tahun 2012 naik menjadi 142 siswa yang putus sekolah.

Kondisi Bangunan BaikSMP/MTs dan SMA/MA/SMK

88.19 87.76

90.5 75.75 76.6

2008 2009 2010 2011 2012

Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI

0.71

1

0.46 0.56 0.65

2008 2009 2010 2011 2012

Page 75: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-58

b. APS SMP/MTs

Grafik II.58.

Dilihat dari diagram diatas Angka Putus Sekolah jenjang SMP/MTs mengalami penurunan

sebesar 0,72% tahun 2012 dan tahun sebelumnya sebesar 1,47% Hal ini disebabkan karena sudah

banyak anak SMP/MTs yang bersekolah dan tidak berhenti pada saat sedang sekolah. Dimana data

jumlah siswa yang putus sekolah SMP/MTs tahun 2011 sebanyak 87 orang dan tahun 2012 turun

menjadi 46 siswa.

c. APS SMA/MA/SMK

Grafik II.59.

Dari diagram diatas Angka Putus Sekolah jenjang SMA/MA/SMK mengalami kenaikan yang

cukup drastis dari tahun sebelumnya. APS SMA/MA/SMK tahun 2012 sebesar 1,92% dibandingkan

dengan tahun 2011 sebesar 0,68%. Hal ini disebabkan karena banyak anak SMA/MA/SMK yang

pindah kesekolah SD diluar Kab. Bangka Tengah dikarenakan ikut orang tua. Dimana data jumlah

siswa yang putus sekolah SMA/MA/SMK sebanyak 42 orang tahun 2011 dan mengalami

peningkatan jumlah siswa yang putus sekolah tahun 2012 sebesar 80 orang.

1.5. Angka Kelulusan

1. Angka Kelulusan (AL)

a. AL SD/MI

Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs

1.47

0.8

0.38

1.47

0.72

2008 2009 2010 2011 2012

Angka Putus Sekolah (APS) SMA/MA/SMK

2.02

1.15

0.71 0.68

1.92

2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Dinas Pendidikan

Page 76: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-59

Grafik II.60.

Dari diagram diatas untuk angka kelulusan jenjang SD/MI mengalami peningkatan setiap

tahun dari tahun 2008 sebesar 99,72% dan tahun 2012 sebesar 100%. Dimana data yang lulus

tahun 2011 sebanyak 1.930 siswa terhadap jumlah siswa tertinggi SD/MI yaitu sebanyak 1.930

siswa. Sehingga dari data tersebut bahwa dari siswa yang ikut ujian sebanyak 1.930 semuanya lulus.

Dan data tahun 2012 siswa yang lulus sebanyak 2.628 siswa terhadap jumlah siswa tertinggi yaitu

sebanyak 1.930 siswa. Karena untuk persentase angka kelulusan didapat dengan membagi siswa

yang lulus terhadap jumlah siswa tertinggi yaitu siswa kelas VI di SD/MI.

b. AL SMP/MTs

Grafik II.61.

Dari diagram diatas untuk angka kelulusan jenjang SMP/MTs mengalami peningkatan setiap

tahun dari tahun 2008 sebesar 74,70% dan tahun 2012 sebesar 97,46%. Dimana data yang lulus

tahun 2011 sebanyak 1.573 siswa terhadap jumlah siswa tertinggi SMP/MTs yaitu sebanyak 1.690

siswa. Sehingga dari data tersebut bahwa dari siswa yang ikut ujian sebanyak 1.573 ada 117 siswa

yang tidak lulus. Dan data tahun 2012 siswa yang lulus sebanyak 1.727 siswa terhadap jumlah

siswa tertinggi yaitu sebanyak 1.772 siswa sehingga ada 45 siswa SMP/MTs yang tidak lulus.

Karena untuk persentase angka kelulusan didapat dengan membagi siswa yang lulus terhadap

jumlah siswa tertinggi yaitu siswa kelas IX di SMP/MTs.

99.72

100 100 100 100

2008 2009 2010 2011 2012

Angka Kelulusan (AL) SD/MI

Angka Kelulusan SD/MI

Sumber : DInas Pendidikan

74.7

76.35

90.63 93.08 97.46

2008 2009 2010 2011 2012

Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs

Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs

Sumber : Dinas Pendidikan

Page 77: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-60

c. AL SMA/MA/SMK

Grafik II.62.

Dari diagram diatas untuk angka kelulusan jenjang SMA/MA/SMK juga mengalami

peningkatan setiap tahun dari tahun 2008 sebesar 79,15% dan tahun 2012 sebesar 99,81%.

Dimana data yang lulus tahun 2011 sebanyak 918 siswa terhadap jumlah siswa tertinggi

SMA/MA/SMK yaitu sebanyak 919 siswa. Sehingga dari data tersebut bahwa dari siswa yang ikut

ujian sebanyak 918 ada 1 siswa SMA/MA/SMK yang tidak lulus. Dan data tahun 2012 siswa yang

lulus sebanyak 1.079 siswa terhadap jumlah siswa tertinggi yaitu sebanyak 1.081 siswa sehingga

ada 2 siswa SMA/MA/SMK yang tidak lulus. Karena untuk persentase angka kelulusan didapat

dengan membagi siswa yang lulus terhadap jumlah siswa tertinggi yaitu siswa kelas XII di

SMA/MA/SMK.

2. Angka Melanjutkan (AM)

a. AM SD/MI ke SMP/MTs

Grafik II.63.

Untuk Angka Melanjutkan SD/MI ke SMP/MTs dari tahun 2008 sampai tahun 2012

mengalami peningkatan maupun penurunan. Persentasenya dapat dilihat pada diagram diatas,

79.15

92.39 99.8 99.89

99.81

2008 2009 2010 2011 2012

Angka Kelulusan (AL) SMA/MA/SMK

Angka Kelulusan (AL) SMA/MA/SMK

Sumber : Dinas Pendidikan

90.23 91.98

87.36

109.59

89.54

0

20

40

60

80

100

120

2008 2009 2010 2011 2012

Angka Melanjutkan (AM) SD/MI ke SMP/MTs

Angka Melanjutkan (AM)SD/MI ke SMP/MTs

Page 78: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-61

tahun 2011 angka melanjutkan sebesar 109,59% namun turun pada tahun 2012 yaitu sebesar

89,54%. Dimana data yang didapat pada tahun 2011 untuk menghitung angka melanjutkan adalah

siswa kelas VII SMP/MTs sebanyak 2.115 siswa dibagi siswa lulus jenjang SD/MI sebanyak 1.930

siswa. Dan untuk data tahun 2012 siswa kelas VII SMP/MTs sebanyak 2.353 siswa dibagi siswa

lulus jenjang SD/MI sebanyak 2.628 siswa. Yang berarti untuk tahun 2011 siswa yang melanjutkan

dari SD/MI ke SMP/MTs dari siswa yang lulus dengan siswa tertinggi didapat bahwa ada 185 siswa

yang tidak melanjutkan sekolah kejenjang SMP/MTs. Begitupula pada tahun 2012 siswa yang

melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs dari siswa yang lulus dengan siswa tertinggi didapat bahwa

ada 275 siswa yang tidak melanjutkan sekolah kejenjang SMP/MTs yang mengalami peningkatan

dari tahun sebelumnya. Disebabkan karena banyak masyarakat yang melanjutkan sekolah

SMP/MTs diluar Kab. Bangka Tengah atau sebaliknya banyak siswa tamat SD/MI tidak melanjutkan

ke sekolah SMP/MTs.

b. AM SMP/MTs ke SMA/MA/SMK

Grafik II.64.

Untuk Angka Melanjutkan SMP/MTs ke SMA/MA/SMK dari tahun 2008 sampai tahun 2012

mengalami peningkatan maupun penurunan. Persentasenya dapat dilihat pada diagram diatas,

tahun 2011 angka melanjutkan sebesar 96,12% namun turun pada tahun 2012 yaitu sebesar

90,85%. Dimana data yang didapat pada tahun 2011 untuk menghitung angka melanjutkan adalah

siswa kelas X SMA/MA/SMK sebanyak 1.512 siswa dibagi siswa lulus jenjang SMP/MTs sebanyak

1.573 siswa. Dan untuk data tahun 2012 siswa kelas X SMA/MA/SMK sebanyak 1.569 siswa dibagi

siswa lulus jenjang SMP/MTs sebanyak 1.727 siswa. Yang berarti untuk tahun 2011 siswa yang

melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/MA/SMK dari siswa yang lulus dengan siswa tertinggi didapat

bahwa ada 61 siswa SMP/MTs yang tidak melanjutkan sekolah kejenjang SMA/MA/SMK.

Begitupula pada tahun 2012 siswa yang melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/MA/SMK dari siswa

yang lulus dengan siswa tertinggi didapat bahwa ada 158 siswa yang tidak melanjutkan sekolah

kejenjang SMA/MA/SMK yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Disebabkan karena

85.47 91.67

103.98

96.12 90.85

2008 2009 2010 2011 2012

Angka Melanjutkan (AM) SMP/MTs ke SMA/MA/SMK

Angka Melanjutkan (AM) SMP/MTs ke SMA/MA/SMK

Page 79: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-62

banyak masyarakat yang masuk sekolah SMA/MA/SMK diluar Kab. Bangka Tengah atau sebaliknya

banyak siswa tamat SMP tidak melanjutkan ke sekolah SMA/MA/SMK.

3. Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV

Grafik II.65.

Guru yang memenuhi kualifikasi S1/ D-IV

Untuk Guru yang memenuhi Kualifikasi S1/D-IV dari tahun 2008 sampai tahun 2012

mengalami peningkatan. Tahun 2008 sebesar 32,57%, tahun 2009 sebesar 30,00%, tahun 2010

sebesar 32,15%, tahun 2011 sebesar 46,27% dan tahun 2012 meningkat menjadi 56,68%.

Persentasenya dapat dilihat pada diagram diatas, tahun 2011 guru yang memenuhi kualifikasi

S1/D-IV sebesar 46,27% naik pada tahun 2012 yaitu sebesar 56,68%. Dimana data yang didapat

pada tahun 2011 guru yang berijazah kualifikasi S1/D-IV semua jenjang sebanyak 975 guru dibagi

jumlah guru semua jenjang sebanyak 2.107 guru. Dan untuk data tahun 2012 guru yang berijazah

kualifikasi S1/D-IV semua jenjang sebanyak 1.238 guru dibagi jumlah guru semua jenjang sebanyak

2.184 guru. Yang berarti untuk tahun 2011 guru yang telah berijazah kualifikasi S1/D-IV ada 975

guru berarti ada 1.132 guru lagi yang belum kualifikasi S1/D-IV dari jumlah guru seluruh ada 2.107

guru. Begitupula pada tahun 2012 guru yang telah berijazah kualifikasi S1/D-IV ada 1.238 guru

berarti ada 946 guru lagi yang belum kualifikasi S1/D-IV dari jumlah guru seluruh ada 2.184 guru.

mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.

2008, 32.57

2009, 30

2010, 32.15 2011, 46.27

2012, 56.68

Sumber : Dinas Pendidikan

Page 80: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-63

Grafik II.66.

Angka Melek Huruf Tahun 2008-2012

Dilihat dari diagram diatas persentase angka melek huruf dari tahun 2008 sampai dengan

tahun 2011 mengalami kenaikan, tetapi pada tahun 2012 sedikit mengalami penurunan yaitu

sebesar 99,94% tahun 2011 menjadi 99,86% tahun 2012. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk

yang melek huruf pada tahun 2011 sebesar 128.331 naik menjadi 151.057 pada tahun 2012.

Karena pada tahun 2012 mendata baru untuk penduduk yang buta aksara. Dimana pada tahun

2011 penduduk yang buta aksara ada 81 orang dan pada tahun 2012 pendataan ulang sebanyak

212 orang.

Grafik II.67.

APK PAUD Tahun 2011-2012

Untuk APK PAUD mengalami peningkatan dari tahun 2011 sebesar 36,93% meningkat

menjadi 40,19% pada tahun 2012. Dari tahun 2011 jumlah siswa PAUD sebanyak 3.926 siswa naik

pada tahun 2012 sebanyak 4.669 siswa. Sehingga untuk Angka Partisipasi Kasar PAUD menjadi

meningkat. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1. Jumlah lembaga PAUD bertambah dari tahun 2011 sebanyak 136 lembaga menjadi 153

lembaga pada tahun 2012.

2. Pembangunan UGB TK Pembina Pangkalan Baru,hal ini sangat mempengaruhi peningkatan

Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD sebesar 40,19% dari tahun sebelumnya sebesar

36,92%.

97, 2008

94.66, 2009

99.91, 2010

99.94, 2011

99.86, 2012

Sumber : Dinas Pendidikan

Persentase APK PAUD

36.93

40.19

2011 2012

Page 81: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-64

Grafik II.68.

Bagan Jumlah Lembaga PAUD Tahun 2011 dan Tahun 2012

Grafik II.69.

Angka Partisipasi Murni (APM)SD/MI + Paket A Tahun 2008-2012

Untuk APM SD/MI + Paket A dari diagram diatas juga mengalami penurunan dari tahun 2011

sebesar 91,55% turun menjadi 77,24% tahun 2012. Siswa pada jenjang SD/MI umur 7-12 tahun

berjumlah 17.310 siswa pada tahun 2011 dan mengalami penurunan pada tahun 2012 yaitu ada

17.274 siswa pada tahun 2012. Hal ini dikarenakan masih sangat rendah yaitu banyak anak

dibawah 7 tahun sudah dimasukkan kesekolah SD seharusnya usia dibawah 7 tahun adalah masa

bermain pada TK dan PAUD.

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

Tahun 2011

Tahun 2012

KB

TPA

SPS

TK/RA

0

20

40

60

80

10094.73 95.6

82.98 91.55

77.24

2008 2009 2010 2011 2012

Page 82: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-65

Grafik II.70.

Angka Partisipasi Murni (APM)SMP/MTs + Paket B Tahun 2008-2012

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa APM SMP/MTs + Paket B juga mengalami

penurunan. Dimana pada tahun 2011 sebesar 48,51% naik menjadi 54,41% pada tahun 2012. Dan

siswanya juga mengalami peningkatan yaitu siswa murni SMP/MTs tahun2011 sebanyak 4.226

siswa dan tahun 2012 naik menjadi 5.198 siswa. Dilihat dari target yang direncanakan belum

mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan :

a. Meningkatnya jumlah penduduk pendatang yang berusia 13-15 tahun yang tidak bersekolah.

b. Ada 1 PKBM yang pada tahun 2012 tidak ada siswa untuk belajar paket B yaitu PKBM Bintang

Prestasi di Kec. Sungai Selan karena mereka belum menerima siswa paket tetapi hanya

menerima siswa untuk sanggar tari, bimbingan belajar (bimbel) dan taman bacaan

masyarakat (tbm) sehingga jumlah siswa Paket menurun drastis.

Grafik II.71.

Angka Partisipasi Murni (APM)SMA/MA/SMK + Paket C Tahun 2008-2012

Dari diagram diatas dilihat bahwa untuk APM SMA/MA/SMK + Paket C tahun 2008 sampai

tahun 2010 mengalami kenaikan, namun tahun 2011 dan juga tahun 2012 mengalami penurunan.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

66.7

80.24 79.03

48.51

54.41

2008 2009 2010 2011 2012Sumber: Dinas Pendidikan

41.08

53.75 54.7

33.76 30.78

2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Dinas Pendidikan

Page 83: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-66

Tahun 2011 APK SMA/MA/SMK + Paket C sebesar 33,76% dan tahun 2012 sebesar 30,78%.

Dimana siswa murni untuk SMA/MA/SMK adalah usia 16-18 tahun. Tahun 2011 siswa murni

SMA/MA/SMK berjumlah 2.836 siswa dan tahun 2012 siswa murni turun berjumlah 2.806 siswa.

Hal ini dikarenakan meningkatnya jumlah penduduk pendatang yang berusia 16-18 tahun yang

tidak bersekolah, dimana pada tahun 2011 jumlah penduduk sebanyak 8.400 orang dan pada tahun

2012 meningkat menjadi 9.117 orang.

Grafik II.72.

Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Tahun 2008-2012

Untuk Guru yang memenuhi Kualifikasi S1/D-IV dari tahun 2008 sampai tahun 2012

mengalami peningkatan. Tahun 2008 sebesar 32,57%, tahun 2009 sebesar 30,00%, tahun 2010

sebesar 32,15%, tahun 2011 sebesar 46,27% dan tahun 2012 meningkat menjadi 56,68%.

Persentasenya dapat dilihat pada diagram diatas, tahun 2011 guru yang memenuhi kualifikasi

S1/D-IV sebesar 46,27% naik pada tahun 2012 yaitu sebesar 56,68%. Dimana data yang didapat

pada tahun 2011 guru yang berijazah kualifikasi S1/D-IV semua jenjang sebanyak 975 guru dibagi

jumlah guru semua jenjang sebanyak 2.107 guru. Dan untuk data tahun 2012 guru yang berijazah

kualifikasi S1/D-IV semua jenjang sebanyak 1.238 guru dibagi jumlah guru semua jenjang sebanyak

2.184 guru. Yang berarti untuk tahun 2011 guru yang telah berijazah kualifikasi S1/D-IV ada 975

guru berarti ada 1.132 guru lagi yang belum kualifikasi S1/D-IV dari jumlah guru seluruh ada 2.107

guru. Begitupula pada tahun 2012 guru yang telah berijazah kualifikasi S1/D-IV ada 1.238 guru

berarti ada 946 guru lagi yang belum kualifikasi S1/D-IV dari jumlah guru seluruh ada 2.184 guru.

mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.

2) Kesehatan

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang

dilakukan oleh nakes dengan kompetensi kebidanan. Persentase cakupan Pertolongan Persalinan

oleh NAKES. Dalam target MDGs salah satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan

kesehatan ibu adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup

pada tahun 2015 dari 425 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1992 (SKRT) serta

meningkatkan pertolongan persalinan oleh nakes menjadi 90% pada tahun 2015. Pada tahun 2008

sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan yang signifikan ini dikarenakan salah satu

2008, 32.57

2009, 30

2010, 32.15 2011, 46.27

2012, 56.68

Page 84: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-67

faktornya adalah bertambahnya tenaga kesehatan yang berkompetensi sehingga pada tahun 2012

tercapai 94,81%, dengan pencapaian pada tahun 2012 sudah tercapai hal ini menunjukkan bahwa

untuk target MDGs tahun 2015 sudah tercapai. Dengan kondisi ini upaya yang dilakukan minimal

dengan mempertahankan pencapaian yang ada.Namun demikian, upaya peningkatan cakupan

persalinan masih perlu dilakukan melalui upaya pelaksanaan program unggulan kesehatan ibu,

diantaranya adalah kemitraan Bidan Dukun, peningkatan persalinan di fasilitas kesehatan melalui

jaminan program persalinan, revitalisasi bidan koordinator dan peningkatan kualitas surveillance

kesehatan ibu melalui pelaksanaan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS

KIA).Pencapaian cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2008-2012 dapat

dilihat pada tabel III.38 dan grafik III.56 dibawah ini :

Tabel II.24.

Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Tahun 2008 – 2012

No Indikator Kinerja Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1

Pertolongan Persalinan oleh

Tenaga Kesehatan dengan

Kompetensi Kebidanan (Pn)

82,13% 95,71% 91,88% 94,36% 94,81%

Sumber : laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah 2008 – 2012

Grafik II.73.

Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh NAKES

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008-2012

Sumber : laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah 2008 – 2012

Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai

42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas

diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas

minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu. Pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan

meliputi :

82.13

95.71

91.88

94.36 94.81

Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

Pertolongan Persalinan oleh NAKES

Page 85: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-68

1) Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu,

2) Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya,

3) Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI Ekslusif 6 bulan,

4) Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali, dan

5) Pelayanan KB pasca persalinan.

Persentase cakupan pelayanan Ibu Nifas dapat dilihat pada tabel III.39 dan grafikIII.57

dibawah ini :

Tabel II.25.

Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 - 2012

No Indikator Kinerja Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Cakupan Pelayanan Nifas 86,02% 95,71% 91,23% 88,67% 86,15%

Sumber : laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah 2008 – 2012

Grafik II.74.

Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008-2012

Sumber : laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah 2008 – 2012

Berdasarkan data grafik diatas, persentase cakupan pelayanan nifas selama periode lima

tahun mengalami penurunan. Dimana dari tahun 2008 cakupan pelayanan nifas meningkat pada

tahun 2009. Dan mengalami penurunan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Penurunan ini

disebabkan adanya kebiasaan atau budaya masyarakat, dimana kondisi setelah melahirkan

kembali kerumah orang tua dan yang melahirkan kedokter kandungan, melakukan konsultasi masa

nifas kepada dokter kandungan yang menangani persalinannya. Namun untuk meningkatkan

pelayanan nifas tetap dilaksanakan, seperti kunjungan bidan kerumah ibu bersalin.

Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan

perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil

mempengaruhi kesehatan janin dalam kandungannya hingga kelahiran dan masa pertumbuhan

bayi dan anaknya. Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus berhubungan

dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan di

86.02

95.71

91.23

88.67

86.15

Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

Persentase Cakupan Pelayanan Nifas

Page 86: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-69

semua jenis fasilitas pelayanan kesehatan, dari posyandu sampai rumah sakit pemerintah maupun

fasilitas pelayanan kesehatan swasta.

Hasil pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan

indikator cakupan K1 dan K4 yang dihitung dengan membagi jumlah ibu hamil yang melakukan

pemeriksaan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan (untuk indikator K1) dan jumlah ibu

hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali sesuai standar oleh tenaga

kesehatan disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu (untuk indikator K4) dengan jumlah sasaran

ibu hamil yang ada diwilayah kerja dalam 1 tahun. Salah satu upaya dalam indikator K4 melalui

pelayanan antenatal. Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan

untuk ibu selama masa kehamilannya dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal

yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Sedangkan tenaga kesehatan yang

berkompeten memberikan pelayanan antenatal kepada ibu hamil antara lain dokter, bidan dan

perawat. Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan serta

memenuhi standar tersebut. Ditetapkan pula bahwa distribusi frekuensi pelayanan antenatal

adalah minimal 4 kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang

dianjurkan yaitu : minimal 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua dan 2 kali pada

triwulan ketiga. Standar waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk menjamin

perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganan

komplikasi. Persentase cakupan pelayanan Ibu Hamil K1 dan K4 dapat dilihat pada tabel dibawah

ini :

Tabel II.26.

Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil k1 dan k4

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 – 2012

No Indikator Kinerja Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Persentase Kunjungan

K1 98% 103,40% 97,30% 103,90% 98,50%

2 Persentase Kunjungan

K4 90,47% 94,28% 91,34% 94,65% 90,30%

Sumber : laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah 2008 – 2012

Page 87: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-70

Grafik II.75.

Persentase Kunjungan K1 dan K4

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008-2012

Sumber : laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah 2008 – 2012

Dari data grafik diatas terlihat bahwa cakupan K1 kabupaten Bangka Tengah pada tahun

2008 sampai dengan 2012 mengalami naik turun, namun penurunan K1 masih seimbang, jika

dibandingkan dengan kunjungan K4. Penurunan kunjungan dipengaruhi beberapa factor, yaitu

seperti untuk wilayah dekat perbatasan (benteng dan pangkalan baru), kunjungan k4 masih rendah

karena ibu hamil lebih banyak berkunjung ke dokter spesialis kandungan di Pangkalpinang. Namun

untuk mendapatkan angka K4, bidan didesa tetap bergerak dengan melakukan kunjungan rumah.

Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 29 hari – 11 bulan disarana

kesehatan (Polindes, Pustu, Puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit) maupun dirumah,

Posyandu, dan sebagainya melalui kunjungan petugas kesehatan. Pelayanan kesehatan yang

diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4 dan campak), stimulasi

deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi.

Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam melindungi bayi sehingga

kesehatannya terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan. Persentase Kunjungan Bayi dapat

dilihat pada table dibawah ini :

Tabel II.27. Persentase Kunjungan Bayi

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 - 2012

No Indikator Kinerja Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Cakupan Kunjungan bayi

85,97% 87,72% 38% 89,83% 92,73%

Sumber : laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah 2008 – 2012

98.00

103.40

90.30

103.90

98.50

90.47

94.28

91.34

94.65

90.30

Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012Persentase Kunjungan K1 Persentase Kunjungan K4

Page 88: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-71

Grafik II.76.

Persentase Cakupan Kunjungan Bayi Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008-2012

Sumber : laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah 2008 – 2012

Berdasarkan gambar grafik diatas, persentase cakupan kunjungan bayi dari tahun 2008

sampai dengan 2012, mengalami penurunan pada tahun 2010. Hal ini dikarenakanbanyaknya ibu

hamil yang memeriksakan kandungannya ke pelayanan kesehatan swasta dan untuk perhitungan

kunjungan bayi hanya diambil di pelayanan kesehatan Puskesmas dan tidak diambil di pelayanan

kesehatan swasta.

HIV & AIDS disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang

sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh

sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Penyakit ini ditularkan

melalui cairan tubuh penderita yang terjadi melalui proses hubungan seksual, transfusi darah,

penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi secara bergantian dan penularan dari ibu ke anak

dalam kandungan melalui plasenta dan kegiatan menyusui.

Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah setiap tahun tetap melakukan sosialisasi dan

pelacakan kasus ketempat-tempat atau ke populasi yang beresiko. Dari perbandingan dengan

kinerja tahun 2012 dengan tahun lalu untuk indikator terkendalingan HIV pada populasi dewasa

masih dibawah 80%, yaitu hanya 50%, dengan dukungan dana 0%.

85.97 87.72

38

89.83 92.73

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

Cakupan Kunjungan Bayi

Page 89: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-72

Grafik II.77.

Sumber : laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah 2008 – 2012

Pada Grafik diatas, tahun 2011 merupakan Jumlah Kasus HIV/AIDS tertinggi yang ditemukan

di Kabupaten Bangka Tengah yaitu sebanyak 14 Kasus. Untuk Tahun 2012 jumlah kasus HIV/AIDS

di Kabupaten Bangka Tengah adalah 9 kasus dengan prevalensi HIV (persentase kasus terhadap

penduduk beresiko) di Kabupaten Bangka Tengah sebesar 0,005% yaitu ditemukan 9 kasus dari

jumlah proyeksi penduduk Kabupaten Bangka Tengah yang beresiko pada Tahun 2012 sebanyak

171.325 orang.

Tuberkulosis(TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri

Mycobacterium tuberculosis.Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah

terinfeksi basil TB. Bersama dengan malaria dan HIV/AIDS, TB menjadi salah satu penyakit yang

pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs.Salah satu indikator yang digunakan

dalam pengendalian TB adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA

positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA posistif yang diperkirakan

ada dalam wilayah tersebut.

Capaian indikator menurunnya prevalensi tuberculosis per 100.000 penduduk pada tahun

2012 mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2011, ini berarti angka kesakitan

tuberculosis mengalami penurunan yaitu jumlah pasien TB berkurang. Termasuk juga kasus

malaria mengalami penurunan walaupun tidak mencapai target penurunan untuk kasus malaria.

Pada Realisasi akumulasi sasaran terhadap target jangka menengah untuk indikator diatas,

menunjukan angka yang masih banyak perlu untuk dicapai. Pada tahun 2012 Prevalensi

Tuberculosis per 100.000 penduduk yaitu 61,3 per 100.000 penduduk untuk mencapai 40 per

100.000 penduduk yaitu dengan meningkatkan penyembuhan kasus lama dan meningkatkan

penemuan penderita TB untuk segera dilakukan pengobatan. Untuk kasus baru pada tahun 2012

sebanyak 105 kasus TB Paru. Kasus TB di Bangka Tengah banyak ditemukan diwilayah kerja

Puskesmas Pangkalan Baru, hal ini dikarenakan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri

masih rendah, adanya pasien TB yang tidak patuh dalam meminum obat dan adanya stigma

masyarakat bahawa penyakit TB merupakan penyakit yang memalukan. Untuk pemecahan masalah

2

0

13

14

9

0

2

4

6

8

10

12

14

16

2008 2009 2010 2011 2012

Grafik Jumlah Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 s.d 2012

Jumlah KasusHIV/AIDS diKabupatenBangkaTengah Tahun2008 s.d 2012

Page 90: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-73

ini melakukan pelacakan kasus penemuan TB, melakukan penyuluhan tentang penyakit TB,

melakukan Pengawas Menelan Obat (PMO) bagi pasien TB.

Grafik II.78.

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah 2008-2011

Gambar diatas menunjukkan angka penemuan pasien baru TB BTA Positif di wilayah kerja

Dinas Kesehatan (Puskesmas) yang ada di Kabupaten Bangka Tengah. CDR (Case Detection Rate)

atau angka penemuan pasien baru TB BTA Positif Kabupaten Bangka Tengah yang paling tinggi

pada tahun 2010 yaitu sebesar 46,04%. Sedangkan Pada Tahun 2012, CDR ini mengalami

peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 42,55%. Untuk tahun berjalan atau tahun 2013

ditargetkan mengalami penurunan dengan lebih intens untukmelakukan pelacakan kasus

penemuan TB, melakukan penyuluhan tentang penyakit TB, melakukan Pengawas Menelan Obat

(PMO) bagi pasien TB

Pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin mencapai 100%, dalam arti semua

masyarakat miskin mempunyai jaminan kesehatan, Di kabupaten Bangka Tengah pada tahun 2012

jumlah masyarakat miskin 7.786 jiwa, yang dicakup sebanyak 7.786 jiwa. Dengan adanya dukungan

pemerintah daerah kabupaten Bangka Tengah, pada tahun 2011 seluruh penduduk Bangka Tengah

yang tidak mempunyai jaminan kesehatan, dijamin kesehatannya melalui program JAMKESTA

(Jaminan Kesehatan Semesta).

Berdasarkan evaluasi terhadap sasaran tersebut diatas, rasio Puskesmas per satuan

penduduk di Kabupaten Bangka Tengah yaitu 7 Puskesmas melayani 171.325 penduduk di

Kabupaten Bangka Tengah. Pada tahun 2012 untuk meningkatkan pelayanan dilakukan

penambahan pelayanan Puskesmas rawat inap di Kecamatan Lubuk Besar. Sehingga sarana

puskesmas perawatan di kabupaten Bangka Tengah berjumlah 2 (dua) puskesmas yaitu Puskesmas

Sungaiselan dan Puskesmas Lubuk Besar. Dan 5 (lima) Puskesmas non perawatan yaitu Puskesmas

Koba, Benteng, Namang, Pangkalan Baru dan Simpang Katis. Pada tahun 2012 telah dianggarakan

perencanaan pembangunan Puskesmas Lampur di Kecamatan Sungaiselan, hal ini bertujuan lebih

meningkatkan pelayanan serta pemerataan sarana kesehatan sesuai dengan pertambahan jumlah

penduduk.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

2008 2009 2010 2011 2012

29% 29.60%

46.04% 40.66% 42.55%

Grafik Angka Penemuan Pasien Baru TB BTA Postif

Grafik AngkaPenemuan PasienBaru TB BTA Postif

Page 91: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-74

Pencapaian indikator sasaran persentase rumah tangga berperilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) dan cakupan desa siaga aktif pada tahun 2012 capaian kinerja diatas 100%. Berdasarkan

data 2012 jumlah rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat sejumlah 7.961 rumah

tangga dari 11.970 rumah tangga yang diperiksa. Bila dibandingkan dengan tahun 2011 angka ini

mengalami kenaikan walaupun kenaikannya tidak terlalu tinggi. Upaya untuk lebih meningkatkan

perilaku hidup bersih dan sehat yaitu dengan meningkatkan kegiatan promosi kesehatan kepada

masyarakat melalui media informasi dan sosialisasi. Selain itu juga dilakukankerjsama lintas

sektoral dengan desa dan SKPD seperti KLH dan PU, misalnya untuk pelaksanaan penyediaan

jamban sehat serta penyedian pembuangan sampah. Capaian kinerja tahun 2012 mengalami

peningkatan dibandingkan dengan tahun 2011. Dan untuk anggaran peningkatan PHBS mengalami

kenaikan mencapai 410%.

Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat 89% termasuk kategori baik,

namun untuk cakupan desa siaga aktif masih dibawah 80% yaitu baru mencapai 59%. Untuk

meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dan cakupan desa siaga aktif sangat dibutuhkan

dukungan dari pemberdayaan masyarakat karena untuk mencapai desa siaga aktif kemampuan

suatu desa dari gerakan masyarakat sangat penting, sedangkan untuk sarana poskesdes yang

merupakan salah satu syarat desa siaga di seluruh desa kabupaten Bangka Tengah sudah berjumlah

58 Poskesdes, ini berarti semua desa sudah memiliki Poskesdes.

Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen dari suatu

penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu

tertentu. Morbiditas memiliki peran dalam penilaian derajat kesehatan masyarakat. Morbiditas

berhubungan dengan terjadinya atau terjangkitnya penyakit di dalam populasi, baik fatal maupun

non-fatal. Jelasnya morbidity statistics lebih cepat menentukan keadaan kesehatan dari masyarakat

daripada mortality statistics, karena banyak penyakit yang mempengaruhi kesehatan hanya

mempunyai mortalitas yang rendah (misalnya pilek). Di Kabupaten Bangka Tengah sejumlah

terbatas dari penyakit-penyakit telah dilaporkan pada petugas kesehatan masyarakat tetapi dalam

banyak hal, data untuk morbiditas harus diperoleh dari sumber-sumber statistik lainnya, misalnya

statistik program penyehatan, catatan rumah sakit, puskesmas dan klinik, catatan ketidak-hadiran

di sekolah maupun tempat kerja, dan pemeriksaan kesehatan rutin.

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan

masayarakat di Kabupaten Bangka Tengah. Keberhasilan dalam pengendalian malaria sangat

dipengaruhi oleh kerja cerdas SDM kesehatan dan kemitraan baik masyarakat, pemerintah dan

swasta. Upaya pengendalian penyakit malaria menjadi komitmen global dunia (MDG’s).

Annual Paracite Incidence (API) di Kabupaten Bangka Tengah pada tahun 2012 mencapai

4,28 per 1000 penduduk. Angka ini cenderung menurun dibandingkan tahun 2008 s.d tahun 2011.

API diharapkan dapat diturunkan secara bertahap sehingga mencapai kurang dari 2 per 1000

penduduk pada tahun 2015. Indikator penilaian kinerja pengendalian malaria di Kabupaten Bangka

Tengah mengacu pada indikator pengendalian malaria Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung dan Kementerian Kesehatan yaitu API atau Annual Paracite Incidence per 1000 penduduk.

Page 92: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-75

Pada umumnya Kabupaten Bangka Tengah termasuk wilayah endemis malaria. Hal-hal yang

mempengaruhi endemisitas malaria di Kabupaten Bangka Tengah adalah:

Kondisi lingkungan yang kurang baik.

Mobilitas penduduk yang tinggi sehingga penularan mudah terjadi.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagian masyarakat kurang baik.

Masih banyak masyarakay yang tidak mendatangi unit pelayanan kesehatan (minum obat

sendiri) sehingga tatalaksana pengobatan tidak optimal.

Terdapat tempat-tempat perindukan nyamuk malaria (anopheles)seperti rawa-rawa, kolong-

kolong eks penambangan yang belum diberi ikan ikan pemakan jentik.

Grafik II.79.

Capaian kinerja untuk menurunkan angka kasus malaria pada tahun 2012 dibandingkan

dengan target 2015 yaitu 200%, Angka kasus malaria terbanyak pada wilayah kecamatan Lubuk

Besar, hal ini dikarenakan banyak lubang sisa penambangan oleh masyarakat yang bisa

menimbulkan sarang nyamuk. Untuk penanganan masalah ini perlu dukungan masyarakat dan

lintas sektoral (dinas pertambangan), untuk meningkatkan kesehatan lingkungan.

Hal-hal yang telah dilakukan oleh Kabupaten Bangka Tengah dalam rangka pengendalian

malaria untuk mencapai tujuan MDG’s tahun 2015 adalah :

Penemuan aktif kasus malaria melalui kegiatan Mass Blood Survey (MBS) ke desa-desa

potensial malaria.

Penemuan secara pasif kasus malaria di unit pelayanan kesehatan.

Pembagian kelambu berinsektisida pda bayi, balita dan ibu hamil

Pengobatan malaria menggunakan ACT (kebijakan Kemenkes)

Penyemprotan malaria (Indoor Residual Spray/IRS) pada desa high endemis malaria.

Peningkatan kualitas SDM puskesmas dan rumah sakit melalui pelatihan terstandarisasi.

Penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di Kabupaten Bangka Tengah tahun 2007 s.d

2012 menurut data Daftar 10 Penyakit Terbanyak dari tahun 2007 s.d 2012 menunjukkan bahwa

penyakit terbanyak adalah penyakit Infeksi Akut Lain pada Saluran Pernafasan Bagian Atas (ISPA).

0

2

4

6

8

2008 2009 2010 2011 2012

API (Annual ParasiteIncidentce)

5.06 7.07 5.91 7.54 4.28

AP

I (P

er

Mil)

API (Annual Parasite Incidence)

Page 93: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-76

Grafik II.80.

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah 2008-2012

Berdasarkan Grafik diatas data Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Balita tertinggi

terdapat pada tahun 2009 sebesar 51,93%.Dibandingkan dengan tahun 2011, cakupan penemuan

penderita pneumonia balita di Kabupaten Bangka Tengah sebesar 35,48% nilai ini mengalami

penurunan yang artinya kenaikan kinerja pada tahun 2012, tetapi angka ini masih rendah

dibandingkan dengan pencapaian target nasional SPM (Standar Pelayanan Minimal) yaitu sebesar

100%.

PD3I merupakan penyakit yang diupayakan dapat diturunkan dan diberantas dengan

imunisasi diantaranya adalah tetanus neonatum, campak, difteri, pertusis dan hepatitis B. Pada

Tahun 2012 ini, dilaporkan terdapat 25 kasus campak terjadi diwilayah Kabupaten Bangka Tengah

dengan case fatality rate 0% yang berarti tidak ada yang meninggal. Jumlah Kasus campak 5 Tahun

terakhir berubah-ubah. Dibandingkan dengan Tahun 2011, kasus campak pada tahun 2012 ini

mengalami penurunan. Sedangkan Kasus campak tertinggi terjadi pada tahun 2011 dengan jumlah

kasus 70 kasus. Untuk kasus difteri pada tahun 2012 ini mengalami peningkatan dibandingkan

dengan tahun 2008 – 2011 yang tidak terjadi kasus difteri. Pada tahun 2012, kasus difteri ini telah

terjadi di kecamatan Lubuk Besar dengan jumlah 1 kasus dan pasien yang di diagnosa difteri ini

telah meninggal. Untuk kasus tetanus neonatorium, pada tahun 2008 telah terdiagnosa 2 kasus dan

tahun 2012 ini ada 1 kasus. Berikut jumlah kasus PD3I di Kabupaten Bangka Tengah tahun 2008

sampai dengan tahun 2012.

34.29%

51.93%

32.83% 35.48%

31.58%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

2008 2009 2010 2011 2012

Grafik Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Balita

Cakupan Penemuan PenderitaPneumonia Balita

Page 94: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-77

Grafik II.81.

Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Diare adalah salah satu penyakit yang berpotensi

KLB/Wabah.Seluruh penyakit potensial KLB ini banyak mengakibatkan kematian dan kerugian

secara ekonomi.Penderita DBD adalah penderita demam tinggi yang mendadak, terus menerus

berlangsung 2-7 hari tanpa sebab yang jelas.Tanda-tanda pendarahan dari atau pembesaran hati

serta hasil pemeriksaan laboratorium dinyatakan positif DBD.

Menurunkan angka kesakitan DBD, Realisasi ini tidak mencapai target, disebabkan faktor

cuaca, dimana terjadi musim panca roba, dari musim kemarau panjang ke musim penghujan. Selain

musim, factor lingkungan disekitar rumah penduduk juga sangat berpengaruh untuk

perkembangbiakan nyamuk aedes aegepty. Solusi yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten

Bangka Tengah yaitu dengan cara pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-

DBD), melakukan fogging serta meningkatkan promosi kesehatan untuk berperilaku hidup bersih

dan sehat. Dibawah ini angka kesakitan DBD per 100.000 penduduk pada tahun 2008 sampai

dengan tahun 2012.

0

10

20

30

40

50

60

70

2008 2009 2010 2011 2012

Hepatitis B 0 0 0 0 0

Polio 0 0 0 0 0

Difteri 0 0 0 0 1

Campak 19 29 36 70 25

Tetanus Neonatorium 2 0 0 0 1

2 0 0 0 1

19 29 36

70

25 0

0 0

0

1 Ju

mla

h K

asu

s

Jumlah Kasus PD3I di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 s.d 2012

Page 95: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-78

Grafik II.82.

Pada Tahun 2009 sampai dengan 2011 mengalami penurunan tetapi pada tahun 2012, angka

kesakitan DBD per 100.000 penduduk cenderung meningkat. Hal ini disebabkan beberapa faktor

terutama faktor iklim yang berubah-ubah dan banyaknya pendatang dari luar yang belum bisa

menyesuaikan kondisi dengan iklim yang ada.

Grafik II.83.

Sumber : Pengelolan Program Diare Dinkes Kabupaten Bangka Tengah, 2011

Berdasarkan grafik diatas, pada Tahun 2008 persentase diare yang ditemukan dan ditangani

mencapai kisaran 96% yang berarti hampir seluruh jumlah perkiraan kasus diare bisa ditemukan

dan ditangani. Persentase pada tahun 2008 ini lebih tinggi dibandingkan Tahun 2009-2012. Pada

tahun 2012 ini persentase diare yang ditemukan dan ditangani mencapai angka 60% hal ini juga

dikarenakanbeberapa faktor terutama faktor iklim yang berubah-ubah dan banyaknya pendatang

dari luar yang belum bisa menyesuaikan kondisi dengan iklim yang ada.

Bayi dan anak-anak memiliki resiko yang lebih tinggi terserang penyakit menular yang dapat

mematikan, seperti Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Typhus, radang selaput otak, radang paru-paru

dan masih banyak penyakit lainnya. Untuk itu salah satu pencegahan yang terbaik dan sangat vital

agar kelompok beresiko ini terlindungi adalah melalui imunisasi. Program imunisasi dasar lengkap

(LIL/Lima Imunisasi dasar lengkap) pada bayi meliputi : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4

2

51 38 33

111

0

20

40

60

80

100

120

2008 2009 2010 2011 2012

Angka Kesakitan DBD Per 100.000 Penduduk Tahun 2008 s.d 2012

Angka Kesakitan DBD Per100.000 Penduduk

96%

55% 58% 48%

60%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

2008 2009 2010 2011 2012

Persentase Diare Yang Ditemukan dan Ditangani Di kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2008-2012

Persentase Diare YangDitemukan dan Ditangani Dikabupaten Bangka TengahTahun 2008-2012

Page 96: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-79

dosis Hepatitis B dan 1 dosis campak. Diantara penyakit pada balita yang dapat dicegah dengan

imunisasi, campak adalah penyakit penyebab utama kematian pada balita. Oleh karena itu

pencegahan campak merupakan factor penting dalam mengurangi angka kematian balita.

Persentase jumlah Bayi yang mendapat Imunisasi Campak dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel II.28. Persentase Cakupan Desa UCI

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 – 2012

No Indikator Kinerja Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Cakupan Desa UCI 70,14% 87,72% 96,49% 92,98% 96,49%

Sumber : laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah 2008 – 2012

Grafik II.84.

Persentase Cakupan Desa UCI Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008-2012

Sumber : laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah 2008 – 2012

Berdasarkan data grafik diatas, persentase cakupan desa UCI pada tahun 2008 samapi

dengan 2012 mengalami kenaikan. Pada tahun 2012 dari 57 desa/kelurahan, yamg tercakup desa

UCI sebanyak 55 desa/kelurahan. Masih ada desa yang belum UCI dikarenakan masih ada

masyarakat yang takut membawa anaknya imunisasi karena akan menimbulkan panas bagi anak

setelah imunisasi dan factor adat istiadat yang tidak memperbolehkan ankan diimunisasi.

Tujuan Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yaitu untuk

meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan

hampir miskin agar tercapai derajat kesehatan yang optimal secara efektif dan efisien.Persentase

cakupan kesehatan masyarakat miskin dapat dilihat pada table berikut :

Tabel II.29. Persentase Cakupan Kesehatan Masyarakat Miskin

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 – 2012

No Indikator Kinerja Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Cakupan Kesehatan

Masyarakat Miskin 100% 100% 100% 100% 100%

Sumber : laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah 2008 – 2012

70.14% 87.72% 96.49% 92.98% 96.49%

Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

Cakupan Desa UCI

Page 97: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-80

Berdasarkan data tabel diatas, persentase Cakupan Kesehatan Masyarakat Miskin Kab.

Bangka Tengah tahun 2008 masih stabil sampai tahun 2012 sebesar 100% dmana pelayanan

kesehatan bagi orang miskin dan hampir miskin terlayani dengan optimal secara efektif dan efisian.

Pada tabel berikut ini dapat dilihat perkembangan jumlah kunjungan pasien dari tahun 2011

sampai dengan tahun 2012 :

Tabel II.30. Jumlah kunjungan pasien Tahun 2011-2012

NO JENIS KUNJUNGAN Jumlah Kunjungan Capaian (%)

Target Kunjungan

Tahun 2011 Tahun 2012 (5/4x100%) Tahun 2015

1 2 3 4 5 6

1 Pasien Umum 13.256 14.913 112,50 18.000

2 Pasien Askes 1.524 2.093 137,34 2.500

3 Pasien Askes Inh Health 26 - - 10

4 Pasien Jamkesmas 123 76 61,79 80

5 Pasien Jampersal 77 706 916,88 1.000

6 Pasien Jamkesda (Jamkesta)

340 3.346 984,12 4.000

7 Pasien Jamsostek 85 213 250,59 250

Jumlah 5.434 21.351 138,34 25.846

Dari tabel tersebut dapat dilihat peningkatan jumlah kunjungan pasien dari tahun 2011

sampai tahun 2012 mencapai 138,34%, jumlah kunjungan pasien jamkesta dan pasien jampersal

yang paling besar peningkatannya, hal ini dikarenakan pada tahun 2012 seluruh warga Bangka

Tengah yang memiliki kartu anggota berhak mendapatkan pelayanan pada kemitraan pengobatan

tersebut. Sedangkan pada tahun 2011 yang berhak mendapatkan pelayanan adalah masyarakat

miskin yang memiliki kartu anggota dan juga dikarenakan sudah adanya dokter spesialis (anak,

kandungan, bedah, penyakit dalam, anesthesi).

Anemia gizi adalah kekurangan kadar Haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan

karena kekurangan gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb tersebut. Penanggulangan

masalah anemia gizi besi saat ini terfokus pada pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil.

Ibu hamil mendapat tablet tambah darah 90 tablet selama kehamilannya. Persentase cakupan

Bumil mendapat tablet Fe3 dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel II.31. Persentase Cakupan Bumil Mendapatkan Tablet Fe3

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 – 2012

No Indikator Kinerja Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Cakupan Bumil mendapatkan

Tablet Fe3 80,97% 93,81% 99,8% 76,72% 91,76%

Sumber : laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah 2008 – 2012

Page 98: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-81

Grafik II.85.

Persentase Cakupan Bumil mendapat Tablet Fe3 Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008-2012

Sumber : laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah 2008 – 2012

Berdasarkan data grafik diatas, persentase cakupan Bumil mendapatkan Fe3 Kab. Bangka

Tengah tahun 2008 sampai tahun 2010 mengalami peningkatan mencapai 99,8%, namun pada

tahun 2011 terjadi penurunan sebesar 23,08% dan terjadi peningkatan sebesar 15,04% pada tahun

2012 hingga mencapai 91,76%.

Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara

ekslusif sejak lahir dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan.

Mulai umur 6 bulan, bayi mendapatkan makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan

kebutuhan tumbuh kembangnya. Persentase jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif dapat dilihat

pada table dibawah ini :

Tabel II.32. Persentase Jumlah Bayi yang Diberi ASI Eksklusif

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 – 2012

No Indikator Kinerja Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah Bayi yang diberi ASI

Eksklusif 49,80% 38,44% 33,99% 31,85% 33,47%

Sumber : laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah 2008 – 2012

80.97 93.81

99.8

76.72

91.76

Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

Cakupan Bumil mendapatkan Tablet Fe3

Page 99: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-82

Grafik II.86.

Persentase Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008-2012

Sumber : laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah 2008 – 2012

Berdasarkan data grafik diatas, persentase jumlah Bayi yang diberi ASI Ekskusif tahun 2008

mengalami penurunan sampai tahun 2011, dan naik kembali pada tahun 2012 sebesar 1,62%. Hal

ini dikarenakan adanya sosialisasi dan anjuran yang dilakukan tenaga kesehatan atau bidan

terhadap ibu sesudah melahirkan.

Sarana Kesehatan di kabupaten Bangka Tengah terdiri dari RSUD Bangka Tengah dan Pusat

Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), puskesmas merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis

(UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten, Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan Desa.Jumlah RSUD

sebanyak 1 unit, Puskesmas se-Kabupaten Bangka Tengah dari 2008 – 2012 masih stabil yaitu

berjumlah 7 (tujuh) unit, terdiri dari 5 (lima) unit Puskesmas Non Rawat Inap dan 2 (dua) unit

Puskesmas Rawat Inap. 7 (tujuh) Puskesmas ini adalah :

Puskesmas Koba

Puskesmas Pangkalan Baru

Puskesmas Benteng

Puskesmas Simpangkatis

Puskesmas Rawat Inap Sungai Selan

Puskesmas Namang dan,

Puskesmas Rawat Inap Lubuk Besar.

49.8

38.44 33.99 31.85 33.47

Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif

Page 100: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-83

Tabel II.33. Jumlah Pustu dan Poskesdes

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 – 2012

No Indikator Kinerja Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah Puskesmas Pembantu

(Pustu) 18 unit 18 unit 18 unit 18 unit 18 unit

2 Jumlah Poskesdes 10 unit 7 unit 28 unit 56 unit 58 unit

Sumber : laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah 2008 – 2012

Dan untuk Puskesmas Pembantu dari tahun 2008 sampai dengan 2012 masih berjumlah 18

Pustu. Dan untuk Poskesdes dari tahun 2008 sampi dengan 2012 bertambah sebanyak 48 unit.

Pembangunan poskesdes disesuai dengan program desa siaga, dimana satu desa satu poskesdes,

yang dilayani bidan dan perawat. Untuk tahun berikutnya jumlah poskesdes akan bertambah

seiring bertambahnya penduduk sehingga akan lebih optimal dalam pelayanan kesehatan.

Dalam pelayanan kesehatan masyarakat, khusunya di Kabupaten Bangka Tengah selain

sarana yang memadai, juga diperlukan tenaga Kesehatan yang memadai meliputi Medis, Perawat

dan Bidan, Farmasi, Gizi, Teknisi Medis, Sanitasi, dan Kesehatan Masyarakat yang tersebar di

Polindes/Poskesdes, Puskesmas Pembantu, Puskesmas dan Dinas Kesehatan.Berikut Dokter Umum

dan Dokter Gigi yang ada di Kabupaten Bangka Tengah :

Tabel II.34. Cakupan Jumlah Dokter Umum dan Dokter Gigi Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 – 2012

No Indikator Kinerja Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah Dokter Umum 27 orang 35 orang 30 orang 39 orang 42 orang

2 Jumlah Dokter Gigi 6 orang 8 orang 5 orang 7 orang 7 orang

Sumber : laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah 2008 – 2012

Berdasarkan data diatas, cakupan jumlah tenaga dokter di Kabupaten Bangka Tengah tahun

2008 – 2012 terus mengalami kenaikan sesuai dengan kebutuhan dan pemerataan pelayanan

kesehatan. Dokter umum yang ada yaitu terdiri dari PNS dan PPT daerah/PTT Pusat. Sedangkan

untuk dokter umum di kabupaten Bangka Tengah masih sangat sedikit.

Tabel II.35. Cakupan Jumlah Perawat

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 – 2012

No Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah Perawat 100 orang 133 orang 164 orang 194 orang 192 orang

2 Jumlah Bidan 59 orang 74 orang 89 orang 114 orang 126 orang

Sumber : laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah 2008 – 2012

Page 101: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-84

Berdasarkan data diatas, cakupan jumlah tenaga perawat dan bidan di Kabupaten Bangka

Tengah pada tahun 2008 sampai dengan 2012 mengalami penambahan. Data jumlah perawat dan

bidan terdiri dari perawat di Puskesmas, RSUD dan klinik swasta. Untu tenaga bidan terdiri dari

PNS dan Bidan PTT daerah/PTT pusat.

3) Pekerjaan Umum

Tabel II.36. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik

Uraian 2011 2012

Panjang jalan (Km) 271,74 378,89

Kondisi baik (Km) 150 228

Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik

55,20 60,18

Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik, terjadi perubahan yang cukup mendasar

pada Status Ruas Jalan Kabupaten, yang menyebabkan adanya perubahan status jalan Tahun 2011,

ruas jalan kabupaten sepanjang 271,74 Km. Pada Tahun 2012, panjang jalan Kabupaten dalam

kondisi baik sepanjang 228 Km.

Tabel II.37. Rekapitulasi Kondisi Jalan

No. Kondisi Panjang Persentase

1. Baik 176,71 Km 46,64%

2. Sedang 22,67 Km 5,98%

3. Sedang Rusak - 0%

4. Rusak Ringan 119,70 Km 31,59%

5. Rusak Berat 59,81 Km 15,78%

JUMLAH 378,89 Km 100%

Tabel II.38. Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat

Uraian 2011 2012

Panjang drainase (Km) 59,64 59,64

Kondisi baik (Km) 32 36

Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat

53,66 60,36

Page 102: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-85

Pada Tahun 2011, drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat

adalah sebesar 53,66%, dengan asumsi bahwa panjang drainase dalam kondisi baik sepanjang 32

Km berbanding panjang drainase Kabupaten sepanjang 59,64 Km. Dan Pada Tahun 2012, terjadi

peningkatan sebesar 60,36% dimana panjang drainase dalam kondisi baik sepanjang 36 Km

berbanding panjang drainase kabupaten sepanjang 59,64 Km.

Tabel II.39. Penanganan jalan dan jembatan dalam kondisi tanggap darurat

Uraian 2011 2012

Laporan 9 3

Ditindak lanjuti 9 3

Penanganan jalan dan jembatan dalam kondisi tanggap darurat

100 100

Penanganan jalan dan jembatan dalam kondisi tanggap darurat adalah upaya persiapan yang

dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Tengah dalam menangani masalah tanggap

darurat jalan dan jembatan. Pada Tahun 2011, ada 9 laporan mengenai tanggap darurat jalan dan

jembatan dan kesemuanya ditindaklanjuti dengan baik. Pada Tahun 2012, ada 3 laporan mengenai

tanggap darurat jalan dan jembatan, dan kesemuanya ditindaklanjuti dengan baik.

Tabel II.40. Pemenuhan kelengkapan sarana kebinamargaan

Uraian 2011 2012

Standar (Unit) 8 8

Tersedia (Unit) 2 3

Pemenuhan kelengkapan sarana kebinamargaan

25 37,5

Pemenuhan kelengkapan sarana kebinamargaan adalah sasaran yang ingin dicapai

Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Tengah dalam hal ketersediaan alat-alat bina marga yang

dapat dilakukan untuk kegiatan swakelola dan pencapaian PAD dari sewa alat berat tersebut. Pada

Tahun 2011, Pemenuhan kelengkapan sarana kebinamargaan mencapai 25% dimana diasumsikan

bahwa alat berat yang tersedia sebanyak 2 unit berbanding dengan standarisasi kelengkapan alat

Bina marga sebanyak 8 Unit. Pada Tahun 2012, bertambah 1 alat bina marga atau 37,5%.

Page 103: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-86

Tabel II.41. Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik

Uraian 2011 2012

Luas irigasi (Ha) 340 340

Kondisi baik (Ha) 50 65

Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik

14,71 19,12

Daerah Irigasi Kabupaten Bangka Tengah adalah Daerah Irigasi Namang (DI Namang) sesuai

dengan KEPMENPU Nomor 390/KPPS/M/2007. Berdasarkan data tersebut diatas, luas daerah

irigasi dalam kondisi baik terhitung pada tahun 2011 seluas 50 Ha dengan persentase 14,71% dan

Pada Tahun 2012, luas daerah irigasi dalam kondisi baik seluas 65% dengan persentase 19,12%.

Tabel II.42. Rasio Luasan Sumber Air Baku

Uraian 2011 2012

Air baku (m2) 5.613.489,56 5.613.489,56

Digunakan Masyarakat (m2) 1.011.125,96 1.122.148,07

Rasio luasan sumber air baku 18,01 19,99

Pada Tahun 2011, luasan sumber air baku yang digunakan untuk supply air ke SPAM IKK dan

Desa yang ada di Kabupaten Bangka Tengah adalah seluas 1.011.125,96 M² atau sebesar 18,01%.

Dan di Tahun 2012, luasan sumber air baku yang digunakan untuk SPAM IKK dan Desa seluas

1.122.148,07 M² atau sebesar 19,99% dimana total luasan sumber air baku yang ada di Kabupaten

Bangka Tengah diidentifikasikan seluas 5.613.489,56 M².

Tabel II.43. Rumah tangga pengguna air bersih

Uraian 2011 2012 2015

Rumah tangga 35.913 34.215 50.907

Pengguna air bersih 18.735 24.170 42.352

Rumah tangga pengguna air bersih 52,17 70,64 83,19

Rumah tangga pengguna air bersih, capaian sasaran pada Tahun 2011 adalah sebesar 52,17%

dimana diasumsikan bahwa jumlah Rumah Tangga pengguna air bersih sebanyak 18.735 RT

dibandingkan dengan jumlah rumah tangga sebanyak 35.913 RT. Pada Tahun 2012, pengguna air

Page 104: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-87

bersih sebesar 70,64% dimana diasumsikan bahwa pada Tahun 2012, jumlah pengguna air bersih

sebanyak 24.170 RT.

Tabel II.44. Penanganan Wilayah Kebanjiran

Uraian 2011 2012

Luas wilayah kebanjiran (Ha) N/A 21,23

Ditanggulangi (Ha) N/A 1,5

Penanganan wilayah kebanjiran N/A 7,07

Pada Tahun 2012, Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Tengah untuk penanganan wilayah

kebanjiran seluas 1,5 Ha atau sebesar 7,07% dimana ditetapkan 21,23 Ha merupakan daerah

penanganan wilayah kebanjiran.

Tabel II.45. Persentase desa/kelurahan yang memiliki infrastruktur yang baik

Uraian 2011 2012

Jumlah desa/kel 57 63

Infrastruktur baik 39 44

Persentase desa/ kelurahan yang memiliki infrastruktur yang baik

68,42 69,84

Pemerintah Daerah kabupaten Bangka Tengah pada Tahun 2011 memiliki 50 Desa dan 7

Kelurahan dimana tersebar dimasing- masing 6 kecamatan. Persentase desa/kelurahan yang

memiliki infrastruktur yang baik pada Tahun 2011 sebesar 68,42% dimana diasumsikan

bahwa jumlah desa/kelurahan yang memiliki infrastruktur yang baik sebanyak 39

Desa/Kelurahan. Pada Tahun 2012, jumlah desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Bangka

Tengah bertambah menjadi 63 dimana untuk Persentase Desa/Kelurahan yang memiliki

infrastruktur yang baik sebesar 69,84% dengan asumsi bahwa jumlah desa/kelurahan yang

memiliki infrastruktur yang baik sebanyak 44 Desa/Kelurahan.

4) Perumahan

Tabel II.46. Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten

Uraian 2011 2012

Luas wilayah (Km2) 2.155,77 2.155,77

Pelayanan bencana kebakaran (Km2) 353,25 353,25

Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten

16,39 16,39

Page 105: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-88

Cakupan pelayanan bencana kebakaran, pada Tahun 2011 sebesar 16,39% dengan Luas

Wilayah Menejemen Kebakaran seluas 353,25 Km² berbanding Luas Wialayah Kabupaten Bangka

Tengah seluas 2.155,77 Km². Luas Wilayah Menejemen Kebakaran ini mencakup wilayah di

Kecamatan Koba dan Kecamatan Simpang Katis. Pada Tahun 2012 sebesar 16,39%. Ini tidak terjadi

kenaikan dikarenakan cakupan luasan manajemen kebakaran masih dengan pola penerapan sama

seperti pada Tahun 2011.

Tabel II.47. Luas perumahan yang tersedia PSU

Uraian 2011 2012

Perumahan 11,31 11,31

PSU N/A 4

Luas perumahan yang tersedia PSU

N/A 35,37

Luas Permukman yang tersedia PSU, di Tahun 2012 Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka

Tengah telah melakukan pembangunan Perumahan PNS bekerjasama dengan Developer “Koba

Regency”. Sampai akhir Tahun 2012, Luasan perumahan yang tersedia PSU sebesar 35,37%,

dengan asumsi bahwa luasan PSU yang telah dibangun seluas 4 Ha, dibandingkan dengan Rencana

Luasan PSU yang akan dibangun seluas 11,31 Ha.

Tabel II.48. Rasio tempat pemakaman umum per satuan penduduk

Uraian 2011 2012 2015

Daya tampung 456.000 456.000 456.000

Jumlah penduduk 179.565 191.237 215.115

Rasio tempat pemakaman umum per satuan penduduk

39,38 41,94 47,17

Rasio tempat pemakaman umum, di Tahun 2011 sebesar 39,38 dengan perhitungan bahwa

Jumlah data tampung seluas 456.000 M² berbanding jumlah penduduk Kabupaten Bangka Tengah

sebanyak 179.565 jiwa. Untuk tahun 2012, terjadi peningkatan capaian sebesar 2,56 dimana pada

tahun 2012 sebesar 41,94 dengan perhitungan bahwa, luas daya tampung seluas 456.000 M²

berbanding dengan jumlah penduduk sebanyak 191.237 jiwa.

Page 106: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-89

5) Perhubungan

1. Jumlah arus penumpang angkutan umum

Pada tahun 2012, jumlah angkutan umum sebanyak 203 unit yang terdiri dari 105 unit bus

dan 98 unit mini bus dengan penumpang sebesar 939.904 orang Hal ini menunjukkan bahwa

pergerakan arus penumpang angkutan umum yang ada Kabupaten Bangka Tengah melebihi dari

ketersediaan angkutan umum yang ada.

Untuk mengantisipasi hal tersebut kedepan perlu diadakan penambahan armada angkutan

umum untuk memenuhi kebutuhan penumpang angkutan umum yang ada di Kabupaten Bangka

Tengah.

2. Angkutan darat,

Angkutan darat digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan penumpang dengan angkutan

umum dimana perbandingan antara jumlah angkutan umum sebanyak 106 unit dengan jumlah

calon penumpang angkutan umum sebanyak 6500 orang. Dengan maksud 1,6% tersebut untuk 1

unit bus masih memiliki kapasitas 61 orang dan umumnya untuk 1 unit bus memenuhi kapasitas 30

orang. Tahun 2012 sebesar 1,6%.

3. Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis.

Jumlah pelabuhan laut/ udara/ terminal bis digunakan untuk pemenuhan kebutuhan

pelabuhan laut/ udara/ terminal bus yang ada di Kabupaten Bangka Tengah, pada tahun 2012

pemenuhan kebutuhan pelabuhan laut/ udara/ terminal bus yang ada di Kabupaten Bangka

Tengah tidak ada perubahan dengan tahun sebelumnya yaitu 3 lokasi dimana pelabuhan laut satu

lokasi (pelabuhan Sungaiselan), pelabuhan udara satu lokasi (bandara Depati Amir) dan terminal

bus satu lokasi (terminal Koba).

4. Pemasangan Rambu-rambu,

Untuk kebutuhan pemasangan rambu-rambudi Kabupaten Bangka Tengah pada tahun 2012

ini sebanyak 1.461 unit

5. Jumlah uji kir angkutan umum.

Jumlah uji KIR angkutan umum di Kabupaten Bangka Tengah pada tahun 2012 sebanyak

2.297 unit yang terdiri dari mobil penumang umum sebanyak 105 unit; bus sebanya 37 unit; pick

up sebanyak 1157 unit; truck sebanyak 894 unit; pick up box sebanyak 15 unit; truck box sebanyak

57 unit dan tronton sebanyak 32 unit, hal ini disebabkan masih kurangnya kesadaran masyarakat

untuk melakukan uji kir, sehingga kedepan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Kabupaten Bangka Tengah akan lebih meningkatkan pengawasan kendaraan yang ada di

Kabupaten Bangka Tengah baik dengan sosialisasi maupun pengendalian di jalan.

Page 107: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-90

Tabel II.49. sarana dan prasarana bidang perhubungan

No Sarana dan prasarana Satuan Tahun 2012 Tahun 2011

1 Jumlah arus penumpang angkutan umum

Org/Thn 939.904 786.600

2 Angkutan Darat % 1,6 1,5

3 Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis

Lokasi 3 3

Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Bedasarkan tabel di atas, diperoleh gambaran bahwa jumlah arus penumpang angkutan

umum untuk tahun 2012 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya (tahun

2011), ini menandakan bahwa minat masyarakat menggunakan angkutan umum lebih besar jika

dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Tabel II.50. Meningkatnya fasilitas keamanan dan keselamatan bidang perhubungan

No Fasilitas Satuan Tahun 2012 Tahun 2011

K K 1 Pemasangan

Rambu-rambu

% 61 57

2 Jumlah uji kir angkutan umum

Unit 2.297 2.625

Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Berdasarkan tabel diatas, dapat digambarkan untuk pemasangan rambu-rambu pada tahun

2012 mengalami peningkatan sebesar dimana pada tahun 2011 pemasangan rambu-rambu sebesar

57% sedangkan pada tahun 2012 sebesar 61%, dalam hal ini pemenuhan kebutuhan rambu-rambu

terus ditingkatkan untuk mengurangi tingkat kecelakaan lalulintas,

Dan pada indikator jumlah uji kir angkutan umum, pada tahun 2012 mengalami penurunan

dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2011 dengan jumlah uji KIR angkutan umum sebanyak

2.297 unit sedangkan pada tahun 2012 sebanyak 2.625.

6) Lingkungan Hidup

Tabel II.51. Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk

Uraian 2011 2012

Daya tampung TPS (m3) 371.994,3 447.494,6

Jumlah penduduk X 3 ltr 502.695 573.711

Rasio 740 780

Page 108: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-91

Indikator rasio daya tampung tempat pembuangan sampah pada tahun 2012 dengan daya

tampung 447.494,6 m3 dibandingkan dengan produksi sampah masyarakat rata-rata sebesar 3 liter

perhari/jiwa. Dengan jumlah penduduk sebanyak 191.237 maka total produksi sampah masyarakat

sebesar 573.711 m3. Jadi rasio daya tampung tempat pembuangan sampah pada tahun 2012

sebesar 780. Sedangkan untuk 2011 daya tampung 371.994,3 m3 dibandingkan dengan produksi

sampah masyarakat rata-rata sebesar 3 liter perhari/jiwa. Dengan jumlah penduduk sebanyak

191.237 maka total produksi sampah masyarakat sebesar 502.695 m3. Jadi rasio daya tampung

tempat pembuangan sampah pada tahun 2011 sebesar 740.

7) Kependudukan dan Catatan Sipil

Penduduk Warga Negara Indonesia wajib melaporkan susunan keluarganya kepada Intansi

Pelaksana melalui kepala Desa/ Lurah dan Camat.Dalam penyelesaian dokumen kependudukan

terutama Dokumen Kartu Keluarga (KK) dapat diselesaikan dalam waktu 1 (satu) hari dengan

catatan data valid dan akurat, dan persyaratan lengkap. Adapun cakupan penerbitan Kartu

Keluarga (KK) terhadap jumlah Kepala Keluarga dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel II.52.

Cakupan Penerbitan Kartu Keluarga (KK) terhadap Jumlah Kepala Keluarga s.d Per 31 Desember 2012

NO KECAMATAN JUMLAH KEPALA

KELUARGA CAKUPAN

PENERBITAN KK PROSENTASE %

1 KOBA 11.736 11.379 96,96 %

2 PANGKALAN BARU 12.721 12.076 94,93 %

3 SUNGAI SELAN 10.283 9.969 96,95 %

4 SIMPANG KATIS 7.455 7.301 97,93 %

5 NAMANG 5.092 5.127 100,68 %

6 LUBUK BESAR 8.197 7.983 97,39 %

JUMLAH 55.484 53.835 97,03 %

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Grafik II.87.

Persentase Cakupan Penerbitan Kartu KeluargaTahun 2012

96.96 94.93

96.95 97.93

100.68

97.39

Koba Pangkalanbaru Sungaiselan Simpangkatis Namang Lubuk Besar

Page 109: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-92

Kepemilikan Kartu Keluarga terendah berada pada Kecamatan Pangkalanbaru sebanyak

12.076 Kartu keluarga dari jumlah Kepala Keluarga sejumlah 12.721 atau dengan rasio sebesar

94,93%, sedangkan kepemilikan Kartu Keluarga tertinggi berada pada Kecamatan Namang

sebanyak 5.127 Kartu keluarga dari jumlah Kepala Keluarga sejumlah 5.092 atau dengan rasio

sebesar 100,68%.

Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah mulai melaksanakan kegiatan KTP Elektronik tanggal

21 September 2011, dimana pencetakan KTP Elektronik untukdi Kabupaten/Kota masih

dilaksanakan oleh Direktorat Jendral kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementrian Dalam

Negeri Republik Indonesia.Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal

Tetap yang telah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau sudah kawin wajib memiliki Kartu Tanda

Penduduk Elektronik (e-KTP). Berikut Cakupan Penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP) terhadap

jumlah penduduk wajib KTP per 31 Desember 2012

Grafik II.88.

Persentase Cakupan Perekaman Data KTP Elektronik (e-KTP) Per 31 Desember 2012

Kecamatan yang perekaman data Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP)-nya terendah

berada pada kecamatan Pangkalan Baru yaitu Perekaman data Kartu Tanda Penduduk Elektronik

(e-KTP) sebesar 20.976 jiwa dari jumlah penduduk wajib KTP 30.477 jiwa atau cakupan

perekaman data Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) sebesar 68,83% sedangkan kecamatan

yang perekaman data Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP)-nya, tertinggi berada pada

kecamatan simpangkatis yaitu Perekaman data Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) sebesar

13.300 jiwa dari jumlah penduduk wajib KTP 17.544 jiwa atau cakupan perekaman data Kartu

Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) sebesar 75,77%.

Cakupan Penerbitan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) sebesar 49,72%.Hal ini

terjadi dikarenakan pencetakan KTP elektronik (e-KTP) untuk Kabupaten/Kota masih

dilaksanakan oleh Direktorat Jendral Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam

Negeri Republik Indonesia.

Sampai saat ini perekaman Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) masih tetap

dilaksanakan dikarenakan adanya dispensasi Pelayanan Penerbitan Kartu Tanda Penduduk

70.69%

68.83%

75.14%

75.77%

72.50%

73.07%

0

0

0 0

0 0

Koba Pangkalanbaru Sungaiselan Simpangkatis Namang Lubuk Besar

Persentase (%) Progress Perekaman data wajib KTP

Page 110: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-93

Elektronik (e-KTP) sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor

471.13/5266/SJ tanggal 30 Desember 2011, diperpanjang masa pemberlakuannya sampai dengan

tanggal 31 Oktober 2013. Bagi penduduk wajib KTP yang telah melakukan perekaman e-KTP

diberikan Surat Keterangan yang ditandatangani oleh Camat atau petugas yang diberikan

wewenang oleh Camat sebagai bukti yang bersangkutan telah melakukan perekaman e-KTP.Hal ini

sebagai dasar bagi lembaga pelayanan publik untuk tetap mengakui bahwa bagi penduduk yang

telah melakukan perekaman e-KTP tetapi belum mendapatkan fisik e-KTP, maka KTP Non

Elektronik (KTP lama) tetap berlaku sampai Dengan yang bersangkutan menerima e-KTP. Adapun

Pelaksanaan Penerapan KTP Elektronik Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2012 dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel II.53.

Pelaksanaan Penerapan KTP Elektronik Kabupaten Bangka Tengah

Tahun 2012

NO KODE

KECAMATAN KECAMATAN DATA

PEREKAMAN

JUMLAH KTP YG

TERCETAK

JUMLAH KTP YG TELAH

DIBAGIKAN

PROSENTASE % TELAH

DIBAGIKAN

1 19.04.01 KOBA 19.580 14.647 11.679 79,74 %

2 19.04.02 PANGKALAN BARU

20.976 10.900 7.933 72,78 %

3 19.04.03 SUNGAISELAN 18.081 11.186 8.858 79,19 %

4 19.04.04 SIMPANGKATIS 13.300 9.483 9.155 96,54 %

5 19.04.05 NAMANG 8.541 7.355 5.627 76,51 %

6 19.04.06 LUBUK BESAR 13.779 11.277 9.497 84,22 %

JUMLAH 94.257 64.848 52.749 81,34 % Sumber : Dinas Kependudukan dan pencatatan Sipil

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa belum semua e-KTP yang tercetak dari jumlah data

perekaman 94.257 jiwa di 6 kecamatan baru tercetak sejumlah 64.848 jiwa. Hal ini dikarenakan :

Data Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP)yang telah masuk ke Data Center Pusat di

Jakarta,belum semua yang tercetak dikarenakan harus melalui proses verifikasi data

(pencocokan sidik jari)1 : N (Jumlah seluruh wajib KTP yang telah melakukan perekaman

data, kemudian melalui tahapanProses Personalisasi (pemasukan data ke Chips pada e-KTP).

Adanya Keterbatasan jumlah mesin cetak yang melakukan proses percetakan Kartu Tanda

Penduduk Elektronik (e-KTP) yang masuk ke Data Center Pusat dari Pihak konsorsium

percetakan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP).

Penduduk wajib KTP melaksanakan perekaman data pada awal perekaman data secara

massa (Bulan September – Oktober 2012) sehingga e-KTP belum tercetak/ belum selesai.

Penerbitan Akta Kelahiran pada hakekatnya merupakan salah satu wujud pelaksanaan

tanggung jawab Negara dalam memberikan pengakuan dan perlindungan hukum mengenai status

individu, keperdataan dan kewarganegaraan setiap warganegara. Dimana pelayanan pencatatan

dan penerbitan akta kelahiran tetap mempedomani 3 (tiga) status hukum kelahiran yaitu : anak

Page 111: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-94

dari pasangan suami istri yang terkait dalam perkawinan yang sah, anak dari seorang perempuan

dan anak yang tidak diketahui asal/usulnya/orang tuanya.

Akta Kelahiran perlu dimiliki setiap individu sebagai bukti sah mengenai identitas diri

(seperti nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir serta kewarganegaraan), hubungan

keperdataan antara anak dengan orang tua yang diperlukan sebagai dasar :

Penerbitan dokumen identitas penduduk (KK, KTP) atau surat keterangan kependudukan

lainnya.

Perlindungan hukum oleh negara.

Persyaratan masuk sekolah, melamar pekerjaan, melangsungkan perkawinan, penetapan ahli

waris, penelusuran silsilah keluarga, dll.

Adapun jumlah kepemilikan akta kelahiran sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada

tabel di bawah ini :

Tabel II.54.

Jumlah Bayi Yang Memiliki Akta Kelahiran Tahun 2012

N0 KECAMATAN JENIS KELAMIN

TOTAL L P

1. KOBA 357 274 631 2. PANGKALANBARU 230 205 435 3. SUNGASISELAN 132 117 249 4. SIMPANG KATIS 201 211 412 5. NAMANG 187 182 369 6. LUBUK BESAR 282 222 504

JUMLAH 1.389 1.211 2.600

Tabel II.55.

Data Kelahiran Bayi Tahun 2012

No. Kecamatan Jenis Kelamin

TOTAL L P

1 Koba 482 438 920

2 Pangkalan Baru 321 286 607

3 Benteng 220 219 439

4 Namang 161 144 305

5 Simpangkatis 165 142 307

6 Sungaiselan 364 293 657

7 Lubuk Besar 259 222 481

TOTAL 1.972 1.744 3.716

Capaian target kepemilikan akta catatan sipil kelahiran pada tahun 2012 dengan jumlah

kelahiran tahun yang bersangkutan sejumlah 3.716 jiwa dan memperoleh akta kelahiran di tahun

2012 sebesar 2.600 akta. Berdasarkan hasil data yang diperoleh, dapat dinyatakan pelaksanaan

Page 112: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-95

tanggung jawab Negara dalam Penerbitan Akta Kelahiran tersebut, sudah memperoleh hasil

sebagaimana diharapkan.Hal ini menggambarkan bahwa telah meningkat pula kesadaran

masyarakat akan pentingnya identitas diri pada administrasi pencatatan sipil.

Grafik II.89.

Persentase Cakupan Penerbitan Akta Kelahiran Tahun 2012

Cakupan Penerbitan Akta Kelahiran terendah berada pada Kecamatan Pangkalanbaru

sebanyak 666 akta kelahiran dari jumlah penduduk sejumlah 2.847 jiwa, sedangkan Cakupan

Penerbitan akta Kelahiran tertinggi berada pada Kecamatan Namang sebanyak 461 akta kelahiran

dari jumlah penduduk sejumlah 746 jiwa.

Tabel II.56.

Jumlah Penduduk yang memiliki akta kelahiran Tahun 2012

No KECAMATAN JENIS KELAMIN

TOTAL L P

1.

2.

3.

4.

5.

6.

KOBA

LUBUK BESAR

NAMANG

PANGKALANBARU

SIMPANGKATIS

SUNGAISELAN

10.484

6.981

4.269

9.633

4.928

7.733

6.013

3.673

2.844

5.794

2.989

4.343

16.497

10.654

7.113

15.427

7.917

12.076

TOTAL 44.028 25.656 69.684

Kepemilikan akta catatan sipil kelahiran sampai dengan tahun yang bersangkutan (2012)

dengan jumlah penduduk Tahun 2012 sejumlah 191.237 jiwa dan memperoleh akta kelahiran pada

tahun 2012 sebesar 69.684 akta. Hal ini dikarenakan masa dispensasi penerbitan akta kelahiran

untuk usia> 1 tahun berakhir pada tahun per Desember 2012.

Koba

Pangkalanbaru

Sungaiselan

Simpangkatis

Namang

Lubuk Besar

39.25%

23.40%

46.53%

41.44%

61.79%

43.50% % Cakupan Penerbitan AktaKelahiran

Page 113: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-96

Adapun kendala yang dihadapi dilapangan, diantaranya sebagai berikut :

Kurangnya peran aktif dan sosialisasi yang dilakukan langsung oleh pemerintah desa baik

tingkat kecamatan maupun tingkat kelurahan terhadap pentingnya kelengkapan dokumen

akta catatan sipil khususnya dokumen akta kelahiran kepada masyarakat dalam upaya

mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten Bangka Tengah.

Berakhirnya masa dispensasi penerbitan akta kelahiran untuk usia> 1 tahun pada tahun per

Desember 2011.

Terbatasnya jumlah Sumber Daya Manusia/petugas yang ada di Pengadilan Negeri Sungailiat

yang melayani proses persidangan seluruh Kabupaten yang ada di Propinsi Kepulauan

Bangka Belitung sehingga proses pengadilan penerbitan akta kelahiran dari pemohon akta

kelahiran terlambat di kabupaten/kota disesuaikan dengan waktu pelayanan di Pengadilan

Negeri Sungailiat.

Dalam upaya meningkatkan kinerja di masa yang akan datang, strategi pemecahan masalah

yang perlu dilakukan adalah :

Meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam tertib administrasi

kependudukan dan pencatatan sipil

Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dalam pelayanan publik baik dengan pemerintah

daerah tingkat kecamatan dan kelurahan maupun dengan instansi terkait.

Meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat melalui safari pelayanan ke desa-desa

Melaksanakan Sosialisasi kebijakan kependudukan melalui penyuluhan catatan sipil dan

pendaftaran penduduk.

Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan ke kecamatan.

8) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Angka melek huruf perempuan usia 15 tahun ke atas pada tahun 2012 meningkat

dibandingkan pada tahun 2011. Hal ini berarti kesadaran masyarakat Kab. Bangka Tengah untuk

meningkatkan kualitas di bidang pendidikan terutama di kalangan perempuan meningkat dari

tahun sebelumnya. Prestasi ini perlu terus ditingkatkan menuju Bangka tengah yang sejahtera dan

untuk mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah dan sesuai dengan target Millenium Development

goals (MDGs) di bidang pendidikan.

Untuk partisipasi angkatan kerja perempuan di lembaga Pemerintah Daerah pada tahun

2012meningkat dibandingkan tahun 2011. Hal ini dikarenakan salah satu faktornya adalah

berkaitan dengan kebijakan pemerintah pusat tentang penerimaan pegawai baru di Pemerintah

Daerah.

Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum

pada tahun 2012 sebanyak 8kasus kekerasan dari 8kasus yang membutuhkan layanan tersebut.

Tahun 2012 mengalami penurunan dari 2011, hal ini dikarenakan seringnya pemerintah

melakukan sosialisasi.

Page 114: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-97

Tabel II.57.

Jumlah Kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan anak

TAHUN JUMLAH

2010 7 kasus

2011 10 kasus

2012 8 kasus

9) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Usia subur seorang wanita biasanya antara 15-49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur

jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita/pasangan ini lebih diprioritaskan untuk

menggunakan alat/cara KB. Persentase jumlah pasangan usia subur (PUS) dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel II.58.

Persentase Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 - 2012

No Indikator Kinerja Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Cakupan Peserta KB aktif 74,91% 74,42% 71,88% 68,20% 70,04%

Sumber : laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah 2008 – 2012

Grafik II.90.

Persentase Cakupan Kunjungan Bayi Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008-2012

Sumber : laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah 2008 – 2012

Berdasarkan data grafik diatas, persentase jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di kabupaten

Bangka Tengah dari tahun 2008 sejumlah 25.790 PUS mengalami penurunan sampai dengan tahun

2012 : 28.935 PUS, namun untuk capaian peserta KB aktif sudah mencapai target Nasional 70%.

Persentase remaja yang menikah usia dini (PUS < 20 tahun) tahun 2012 mengalami

penurunan yang signifikan dari sebesar 6,3% di tahun 2011 menjadi yang lalu yaitu sebesar 4,61%

74.91 74.42

71.88

68.2

Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

Cakupan Peserta KB aktif

Page 115: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-98

pada tahun 2012. Pada tahun 2011 jumlah PUS dibawah usia 20 th (<20th) sebanyak 1.838 orang

dibagi jumlah PUS (Pasangan Usia Subur) sebanyak 28.939 dikalikan 100% menghasilkan nilai

6,3% .Pada tahun 2012 Jumlah PUS dibawah umur 20 th sebanyak 1485 dari jumlah Pus sebesar

32.197 atau sebesar 4,61%.Untuk tahun-tahun selanjutnya diharapkan presentase remaja yang

menikah usia dini semakin menurun.

10) Kesatuan Bangsadan Politik Dalam Negeri

Tingkat Penyelesaian terhadap Pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan) pada

tahun 2012 adalah 70 kali penyelesaian terhadap 100 pelanggaran K3. Hal ini berupa penyelesaian

terhadap pelanggaran ketentraman masyarakat dan ketertiban umum serta Unjuk rasa.

Penyelesaian kasus pelanggaran K3 ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak terutama

masyarakat sendiri yang sudah mulai memahami dan mentaati PERDA/ PERKADA.

Tabel II.59.

Penyelesaian Pelanggaran K3 pada tahun 2012

No. Kecamatan Kegiatan Jumlah

penyelesaian Personil Keterangan

1 Pangkalan Baru Tibumtranmas 8 kali 160 Rata – rata sekali penertiban sebanyak 20 orang dengan perbandingan 5 PNS dan 15 Non PNS

2 Simpang Katis Tibumtranmas 3 kali 60

3 Sungai Selan Tibumtranmas 6 kali 120

4 Namang Tibumtranmas 8 kali 160

5 Lubuk Besar Tibumtranmas 10 kali 100

6 Koba Tibumtranmas 31 kali 620

Unjuk Rasa / Demo 4 kali 80

TOTAL 70 KALI 1.300

Menurut Permendagri no. 62 tahun 2008 Rasio jumlah Petugas LINMAS di wilayah

Kabupaten/Kota Daerah pemekaran Baru terhadap wilayah kerja = 100 orang petugas LINMAS di

Kabupaten/Kota daerah pemekaran Baru : 1 wilayah kerja Kabupaten/Kota. Ini berarti pada tahun

2012 Kabupaten Bangka Tengah telah mengalami Overload (Kelebihan) jumlah anggota LINMAS.

Dimana jumlah anggota LINMAS Kab. Bangka Tengah pada tahun 2012 sebanyak 420 orang. Angka

rasio di tahun 2012 mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun sebelumnya, yaitu pada

tahun 2011 angka rasio sebesar 59 % (Jumlah anggota LINMAS sebanyak 390 orang dan jumlah

TPS di tahun 2011 sebanyak 333 x 2).

Pada tahun 2012, meningkatnya kehandalan sistem penanggulangan bencana yang diukur

dengan tingkat waktu tanggap (respon time rate). Ketepatan waktu tanggap (respon time rate)

yang ditetapkan minimal kurang dari 3 jam sejak diterimanya laporan ataupun pengaduan kejadian

bencana dan Bidang Penanggulangan Bencana harus sudah tiba di lokasi kejadian dan melakukan

Page 116: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-99

tindakan - tindakan yang diperlukan. Tahun 2012 terjadi 22 kejadian bencana, dari 22 kejadian

tersebut sebanyak 18 kejadian dilakukan tindakan penanggulangan dalam kurun waktu dari 3 jam.

Terdapat beberapa upaya-upaya yang telah dilakukan tindakan penanggulangan,

diantaranya:

- Melakukan fasilitasi terhadap Pusat Pengendalian dan Operasional Penanggulangan Bencana

(PUSDALPOS) yang terdiri dari Satuan Reaksi Cepat yang bertugas selama 24 jam dengan

mekanisme pembagian shift kerja.

- Melakukan sosialisasi tentang daerah rawan bencana di Bangka Tengah melalui media massa,

media cetak dan pertemuan langsung (sosialisasi) kepada Kepala Desa

- Melaksanakan apel siaga bencana

- Melaksanakan pemenuhan terhadap kebutuhan logistik korban bencana bekerja sama

dengan BPBD Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan

Transmigrasi Kabupaten Bangka Tengah.

- Meningkatkan kapasitas petugas penanggulangan bencana melalui pendidikan dan pelatihan

- Melengkapi peralatan dan perlengkapan penanggulangan bencana.

Tabel II.60.

Data Potensi Konflik Tahun 2012

No Jenis

potensi Lokasi Penjelasan

Pihak-pihak yang bersengketa

1 Konflik Vertikal

Kec.Koba Aksi mogok kerja yang dilakukan oleh security PT. Kobatin (sentinel) yang disebabkan adanya keterlambatan pembayaran uang lembur dan gaji karyawan selama 3 (tiga) bulan

- Security PT. Kobatin (Sentinel)

- PT. Kobatin

2 Konflik Komunal

Desa Nibung, Kec.

Koba

Aksi penambangan timah yang dilakukan oleh warga desa nibung, kecamatan koba yang disebabkan tersebarnya isu bahwa penduduk desa nibung diperbolehkan untuk menambang di areal tambang PT. Kobatin. Warga kemudian meninggalkan areal pertambangan tersebut setlah ditertibkan aparatsetempat.

- Warga Desa Nibung Kecamatan Koba

- PT. Kobatin

3 Konflik Komunal

Bemban, Kec. Koba

Pal Besi dan Jongkong Kec. Koba

Aksi penambangan yang dilakukan warga di areal slam ponPT. Kobatin. Walaupun telah dilakukan sosialisasi oleh pihak Polres Bangka Tengah tetapi warga tetap tidak menghiraukan dan tetap melakukan aktifitas di areal penambangan tersebut Dilaksanakan upaya penertiban di areal penambangan bemban. Kecamatan Koba. Namun dalam pelaksanaannya sekitar 200 orang massa gabungan dari desa nibung dan kecamatan Koba meminta bergabung untuk mencari warga Selapan, tetapi tidak diperkenankan untuk bergabung sehingga terjadi pengerusakan dan pembakaran di areal camp penambangan warga Selapan oleh massa gabungan tersebut.

- Warga Desa Bemban

- Aparat Pemerintah Setempat

5 Konflik Komunal

Desa Bemban dan

Kel Berok, Kec. Koba

Masih terjadi aksi penambangan yang dilakukan oleh masyarakat pendatang (wargaSelapan) baik dengan menggunakan alat berat maupun secara manual di lokasi penambangan desa bemban dan

- Warga desa bemban dan kelurahan koba, Kecamatan Koba

Page 117: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-100

kelurahan berok, kec.Koba. Hal ini dapat menciptakan kecemburuan social dengan masyarakat pribumi yang tidak bisa melakukan penambangan yang dapat berujung dengan terjadinya konflik antar warga

- Warga pendatang (Selapan)

6 Konflik Vertikal

Kelurahan Sungaiselan,

Kec. Sungaiselan

Aksi tuntutan warga kelurahan sungaiselan yang tergabung dalam Kelompok Tani terhadap PT. TIAL terkait dengan sengketa lahan warga yang telah dirugikan karena adanya proses penjualan yang tidak transparan oleh oknum perwakilan yang telah ditunjuk oleh PT. TIAL.

- Warga Kelurahan Sungaiselan, Kec. Sungaiselan

- PT. TIAL

Berdasarkan data diatas, pada tahun 2012 terdapat 6 potensi konflik, dari enam potensi

tersebut sebanyak 5 potensi dapat ditangani sehingga tidak terjadi konflik, dan terdapat 1 potensi

konflik yang tidak berhasil ditangani sehingga terjadi konflik, yaitu tepatnya pada tanggal 19

Desember 2012, terjadi potensi konflik yang melibatkan masyarakat koba dan sekitarnya dengan

warga pendatang (warga Selapan) yang sebagian besar melaksanakan kegiatan penambangan

timah tanpa izin di wilayah penambangan PT. Koba Tin. Potensi konflik tersebut dipicu oleh

permasalahan pribadi yang kemudian meluas menjadi potensi konflik horizontal yang melibatkan

kedua belah pihak. Terjadi upaya sweeping terhadap warga selapan yang bermukim di areal

penambangan aktif PT. Kobatin sehingga terjadi pembakaran kamp-kamp dari pihak warga selapan

oleh oknum masyarakat. Pada tanggal 26 Desember 2012, telah dilakukan upaya perdamaian/islah

yang melibatkan unsur Pimpinan Daerah Kabupaten Bangka Tengah, Pimpinan Daerah Kabupaten

Bangka Selatan, Unsur Kepolisian Resort Bangka Tengah serta perwakilan kedua pihak yang

terlibat, namun telah diselesaikan melalui kesepakatan islah / damai antara kedua belah pihak.

Upaya – upaya yang telah dilakukan dalam pencapaian dimaksud adalah sebagai berikut:

Membentuk Forum Pembauran Kebangsaan yang terdiri dari perwakilan suku bangsa yang

berdomisili di Kabupaten Bangka Tengah.

Memfasilitasi Forum Komunikasi Umat Beragama di Kabupaten Bangka Tengah

Agar target kinerja dapat tercapai pada tahun-tahun mendatang, Pemerintah Kabupaten akan

melakukan upaya – upaya peningkatan wawasan kebangsaan masyarakat, dengan melakukan

upaya-upaya sebagai berikut:

Melaksanakan lomba cipta kampung aman pada tahun 2013.

Membentuk Tim antisipasi gangguan kemanan di Kabupaten Bangka Tengah yang terdiri dari

SKPD terkait beserta instansi vertikal yang ada di Kabupaten Bangka Tengah.

11) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat

Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Secara kualitas, dapat digambarkan melalui tingkat pendidikan dan standar kompetensi

jabatan yang dimiliki masing-masing PNS. Jumlah PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten

Bangka Tengah berdasarkan tingkat pendidikan dapat digambarkan pada tabel berikut :

Page 118: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-101

Tabel II.61.

PNS Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2012

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 2 3

1. S3 0 orang

2. S2 27 orang

3. S1 1210 orang

4. DIV 21 orang

5. DIII 500 orang

6. DII 606 orang

7. DI 48 orang

8. SLTA 489 orang

9. SLTP 17 orang

10. SD 8 orang

TOTAL 2.926 orang

Dari data tersebut diatas secara garis besar mayoritas PNS di lingkungan Pemerintah

Kabupaten Bangka Tengah berpendidikan S1, DII, DIII dan SLTA. Untuk itu diperlukan suatu upaya

peningkatan kualitas SDM melalui pemberian Izin Belajar maupun Tugas Belajar pada pendidikan

formal serta peningkatan kemampuan secara Teknis maupun Fungsional.

Berdasarkan komposisi jumlah PNS yang menduduki jabatan, terdapat 283 (eselon II, III dan

IV) yang belum terisi dan masih menjabat sebagai pelaksana tugas. Hal tersebut dikarenakan

disamping jenjang kepangkatan yang belum memenuhi persyaratan juga dari segi kompetensi

jabatan belum memenuhi standar yang diperlukan, yaitu pada level midle manajer dan lower

manajer. Untuk itu salah satu upaya dalam mengatasi kendala tersebut adalah dengan

menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan yang berkualitas serta kebijakan lain

yang menjadi syarat utama dalam menduduki jabatan struktural tersebut. Adapun jumlah PNS di

lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah berdasarkan kepangkatan /Gol, jumlah PNS

yang menduduki Jabatan Struktural dan jumlah PNS yang memasuki usia pensiun pada Tahun 2012

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel II.62.

Jumlah PNS berdasarkan Pangkat / Golongan

No Golongan Jumlah

1 2 3

1. I 9 orang

2. II 1.099 orang

3. III 1.334 orang

Page 119: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-102

4. IV 484 orang

TOTAL 2.926 orang

Tabel II.63.

Jumlah PNS yang menduduki Jabatan Struktural

No Eselon Formasi Terisi Pelaksana

Tugas

Belum

Terisi

1 2 3 4 5 6

1. II a 1 1 1 0

2. II b 28 25 14 11

3. III a 48 42 17 25

4. III b 64 58 25 33

5. IV a 322 130 82 48

6. IV b 68 27 4 23

TOTAL 531 283 143 140

Tabel II.64.

Jumlah PNS yang memasuki usia pensiun

Tahun 2012

No Golongan Jumlah

1 2 3

1. I 0 orang

2. II 1 orang

3. III 3 orang

4. IV 17 orang

TOTAL 21 orang

Tabel II.65.

Jumlah PNS Yang Akan Memasuki Usia Pensiun

Tahun 2011-Tahun 2015

BULAN JUMLAH PEGAWAI YANG PENSIUN

TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015

JANUARI 1 1 0 2 2

FEBRUARI 1 1 0 2 0

MARET 1 1 2 1 0

APRIL 2 2 3 0 3

MEI 1 2 1 1 1

JUNI 0 1 0 2 0

Page 120: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-103

JULI 1 3 0 3 3

AGUSTUS 2 3 4 4 2

SEPTEMBER 3 5 2 0 4

OKTOBER 2 3 1 4 6

NOVEMBER 0 1 2 2 3

DESEMBER 1 5 4 5 4

TOTAL 15 21 19 26 28

Dari uraian tersebut diatas, sejalan dengan perubahan kebijakan pemerintahan tentang

desentralisasi kewenangan di bidang kepegawaian dari sentralistik menjadi kewenangan daerah

otonom, akan memberikan tantangan bagi peningkatan kinerja dalam rangka memberikan

pelayanan kepada pelanggan (PNS) secara prima, seperti penyelesaian administrasi kepegawaian

di bidang kenaikan pangkat PNS, pengangkatan dalam jabatan, pemberian pensiun, peningkatan

disiplin dan kesejahteraan PNS serta pelaksanaan pendidikan dan pelatihan PNS. Kondisi yang

demikian hendaknya memerlukan kehandalan berbagai sumber daya. Namun kenyataan yang

dihadapi sekarang, dengan kondisi Sumber Daya yang dimiliki Badan Kepegawaian Daerah

diperlukan peningkatan jumlah (kuantitas/kualitas/kapasitas) Sumber Daya Manusia, sarana dan

prasarana fisik kantor maupun sarana dan prasarana diklat.

(1) Pejabat struktural yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan kepemimpinan

Jumlah pejabat struktural yang telah mengikuti diklat kepemimpinan sampai dengan tahun

2012 sebanyak 188 pegawai dibanding dengan jumlah jabatan struktural yang terisi di lingkungan

Pemkab.Bangka Tengah sebanyak 283 pegawai selama tahun 2012. Pejabat struktural yang telah

mengikuti diklat kepemimpinan masih sedikit dengan jumlah 188 pegawai dan terkendala pada

terbatasnya jumlah peserta yang dipanggil untuk mengikuti Diklat Kepemimpinan tersebut.

Sedangkan pada tahun 2011 jumlah pejabat struktural yang telah mengikuti diklat kepemimpinan

sampai dengan tahun 2011 sebanyak 114 pegawai dibanding dengan jumlah jabatan struktural

yang terisi di lingkungan Pemkab.Bangka Tengah sebanyak 264 pegawai selama tahun 2011.

(2) Pegawai yang memiliki sertifikat Diklat

Pada tahun 2012 jumlah pegawai yang telah memiliki sertifikat diklat sebanyak 2.080

pegawai sampai dengan tahun 2012 dibanding dengan jumlah PNS di lingkungan Pemkab.Bangka

Tengah sebanyak 2.926 pegawai selama tahun 2012. Sedangkan pada tahun 2011 jumlah pegawai

yang telah memiliki sertifikat Diklat sampai dengan tahun 2011 sebanyak 1.436 pegawai dibanding

dengan jumlah PNS di lingkungan Pemkab.Bangka Tengah sebanyak 2.943 pegawai selama tahun

2011.

(3) Rasio struktur jabatan eselonring yang terisi

Pada tahun 2012 jumlah jabatan struktural yang terisi sampai dengan tahun 2012 sebanyak

283 pegawai dibanding dengan jumlah formasi jabatan struktural di lingkungan Pemkab.Bangka

Tengah sebanyak 531 pegawai selama tahun 2012. Dengan adanya kenaikan pangkat dan golongan

dari pegawai juga bisa memberikan kontribusi dalam peningkatan jumlah jabatan struktural.

Page 121: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-104

Adanya seleksi penerimaan CPNS juga berpengaruh besar terhadap pergeseran-pergeseran jabatan

struktural yang ada dalam mengisi jabatan yang lowong, seperti halnya tahun 2011 terjadi

Moratorium Pegawai dimana pegawai yang seharusnya sudah cukup pangkat dan golongannya

untuk menduduki jabatan tertentu dan ternyata masih terpending untuk menduduki jabatan

tersebut dikarenakan masih adanya kekurangan pegawai di Instansi tersebut. Untuk tahun 2011

jumlah jabatan struktural yang terisi sebanyak 264 pegawai sampai dengan tahun 2011 dibanding

dengan jumlah formasi jabatan struktural sebanyak 519 formasi selama tahun 2011.

(4) Data base pegawai yang valid dan akurat

Pada tahun 2012 jumlah pegawai yang valid dan akurat sebanyak 1.892 pegawai sampai

dengan tahun 2012 dibanding dengan jumlah pegawai di lingkungan Pemkab.Bangka Tengah

sebanyak 2.926 pegawai selama tahun 2012. Realisasi kinerja dapat tercapai dikarenakan data base

pegawai selalu di update tiap harinya sehingga seluruh perubahan data pegawai dapat terkontrol

dengan baik. Dengan adanya data base yang valid dan akurat dibutuhkannya juga suatu sistem yang

baik sehingga dapat menunjang keakuratan data base tersebut, oleh karena itu sistem yang sudah

ada (Sistem Informasi Kepegawaian) sangat perlu sekali dikembangkan agar seluruh data base

pegawai dapat tercover secara detail dan akurat. Jumlah pegawai yang hampir setiap harinya

terjadi perubahan seluruhnya dapat dikontrol dengan baik, sehingga data base tersebut selalu

update tiap harinya. Sedangkan pada tahun 2011 jumlah pegawai yang valid dan akurat sebanyak

1.253 pegawai sampai dengan tahun 2011 dibanding dengan jumlah pegawai dilingkungan Pemkab.

Bangka Tengah sebanyak 2.943 pegawai selama tahun 2011.

12) Kearsipan

Tabel II.66.

Pengelolaan kearsipan daerah

Indikator Kinerja Realisasi Tahun2011 Tahun 2012

Target Realisasi Prosentase SKPD yang telah menerapkan aturan arsip secara baku

26% 75% 60.61%

Berdasarkan tabel di atas pada tahun 2011 prosentase SKPD di wilayah Kabupaten Bangka

Tengah yang telah menerapkan aturan pengelolaan arsip secara baku sebesar 26%(8 SKPD dari

total 33 SKPD). Sedangkan pada tahun 2012 prosentase tersebut meningkat menjadi 60.61% atau

dengan kata lain sebanyak 20 SKPD dari total 33 SKPD yang ada telah menerapkan aturan

pengelolaan arsip secara baku. Penilaian tersebut didasarkan atas hasil evaluasi penyelenggaraan

kearsipan daerah yang dilakukan oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan pada tahun 2012.

Beberapa aspek yang menjadi tolok ukur untuk menetapkan apakah SKPD tersebut telah

menerapkan pengelolaan arsip secara baku melalui beberapa kriteria sebagai berikut:

1. Telah melakukan pengklasifikasian dan penyusunan daftar arsip pada unit organisasinya;

2. Telah menetapkan jabatan fungsional sebagai tenaga pengelola kearsipan pada unit

organisasinya;

3. Telah memiliki sarana dan prasarana penyimpanan arsip yang sesuai standar.

Page 122: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-105

Hambatan utama pelaksanaan program ini adalah belum ditetapkannya jabatan fungsional di

tiap-tiap SKPD, selain itu juga belum dikeluarkannya Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik

Indonesia (ANRI) tentang pedoman teknis penyusunan Jadwal Retensi Arsip (JRA) sehingga sampai

saat ini Kabupaten Bangka Tengah Belum Bisa Menyusun JRA

Tabel II.67.

Penyelamatan arsip daerah

Indikator Kinerja Realisasi Tahun2011 Tahun 2012

Target Realisasi Prosentase arsip yang ditarik berbanding kapasitas sarana penyimpanan yang tersedia

100% 100% 100%

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa kapasitas sarana penyimpanan yang tersedia pada

Depo Arsip Daerah mencukupi untuk menyimpan semua arsip statis yang telah ditarik dari tiap-

tiap SKPD dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Ketercukupan kapasitas/volume sarana

penyimpanan tersebut harus tetap sesuai dengan jumlah arsip yang ditarik oleh Kantor Arsip dan

Perpustakaan.

Adapun gambaran mengenai perbandingan kapasitas sarana penyimpanan dan besaran

volume penarikan arsip sepanjang tahun 2010-2012 dapat di jelaskan melalui tabel berikut:

Tabel II.68.

Kapasitas Sarana Penyimpanan Arsip

NO Keterangan Jumlah Kapasitas/Volume

1. Sarana Penyimpanan:

Pengadaan Tahun 2010

- Almari Arsip (roll-o-pact)

- Rak Penyimpanan Arsip (kaca)

Pengadaan Tahun 2011

- Almari Arsip (roll-o-pact)

- Rak Penyimpanan Arsip (besi)

2 unit

10 unit

2 unit

20 unit

360 boks

1.120 boks

360 boks

720 boks

Kapasiatas sarana penyimpanan 2.560 boks

2. Penarikan Arsip:

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

131 boks

93 boks

100 boks

Arsip daerah yang telah dikumpulkan 324 boks

Kapasitas yang masih tersedia 2.236 boks

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kapasitas sarana penyimpanan yang dimiliki

mencukupi untuk menyimpan seluruh dokumen/arsip daerah yang telah dikumpulkan sepanjang

tahun 2010 sampai dengan 2012. Dokumen/arsip daerah yang telah dikumpulkan tersebut

sebelum disimpan akan didata dan ditata ulang terlebih dahulu sesuai dengan klasifikasi jenis,

tahun penciptaan dan SKPD pencipta dokumen/arsip.

Page 123: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-106

13) Komunikasi dan Informatika

Tabel II.69.

ketersediaan dan tersebarnya informasi yang faktual dan berimbang ke seluruh pelosok

dan lapisan masyarakat

No Uraian Satuan Tahun 2012 Tahun 2011

1 Jumlah fasilitas /

prasarana

informasi:

1. Papan

Pengumuman

2. Mobil kelililng

%

%

43

50

0

0

2 Jumlah surat kabar nasional/lokal

Examplar 7 7

3 Web site milik pemerintah daerah

Ada/Tidak Ada Ada

Berdasarkan tabel diatas, dapat digambarkan bahwa jumlah fasilitas/ prasarana informasi

yang terdiri dari papan pengumuman pada tahun 2012 meningkat dibandingkan dengan tahun

sebelumnya dimana belum pernah melaksanakan dan untuk mobil keliling tahun 2012 meningkat

dibandingkan tahun sebelumnya dimana belum melaksanakan indikator ini, pada tahun 2012

dilaksanakan pengadaan papan pengumuman.

Untuk jumlah surat kabar nasinonal/lokal, dimana pada tabel diatas dapat dilihat untuk

tahun 2012 sama dengan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 7 examplar, ini menandakan minat

masyarakat dalam memperoleh informasi melalui media surat kabar belum ada peningkatan.

14) Perpustakaan

Tabel II.70.

Peningkatan jumlah kunjungan perpustakaan

Indikator Kinerja Realisasi Tahun2011 Tahun 2012

Target Realisasi

Jumlah kunjungan pada perpustakaan 177.070 Kunjungan 188.681

Kunjungan 185,357

Kunjungan

Berdasarkan tabel di atas tahun 2011 jumlah kunjungan perpustakaan sebesar 177.070

kunjungan dan berdasarkan hasil rekapitulasi laporan kunjungan perpustakaan sekolah, desa, dan

perpustakaan umum daerah yang telah disusun menunjukkan total jumlah kunjungan

perpustakaan pada tahun 2012 sebanyak 185.357 kunjungan, hal ini berarti terdapat kenaikan

jumlah kunjungan perpustakaan sebesar 4,68% dari tahun sebelumnya.

Page 124: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-107

B. Fokus Layanan Urusan Pilihan

1) Pertanian

Tabel II.71.

Perkembangan Luas Areal dan Produksi Tanaman Pertanian Tahun 2010-2012

NO INDIKATOR 2010 2011 2012

1 Jumlah Luas Areal Tanaman Pertanian (Ha)

Tanaman Padi 616 226 193

Tanaman Palawija 779 724 721

Tanaman Sayuran dan Buah Semusim 1.316 1.244 1.071

Tanaman Buah-buahan Tahunan 581,25 683,45 1.430,5

2 Jumlah Produksi Tanaman Pertanian (Ton)

Tanaman Padi 985,6 251,6 509

Tanaman Palawija 9.401 5.158,82 4.544

Tanaman Sayuran dan Buah Semusim 8.803,6 7.319,85 7.135

Tanaman Buah-buahan Tahunan 3.663,38 3.861,32 2.191,48

3 Produktivitas Tanaman Pertanian (Ton/Ha) Tanaman Padi 1,6 2,1 2,8 Tanaman Palawija 6,4 5,21 8,98

Tanaman Sayuran dan Buah Semusim 6,69 7,88 8,43

Tanaman Buah-buahan Tahunan 6,30 8,37 9,30

Pada tahun 2012 rata-rata mengalami penurunan hal ini disebabkan banyak faktor yang

mempengaruhi produktivitas salah satunya faktor cuaca dimana terjadi musim kemarau yang

panjang sehingga kegiatan pemupukan terhambat dan juga intensitas pemupukan yang dilakukan

petani masih rendah sehingga berpengaruh terhadap produksi. Musim kemarau menyebabkan

proses pembentukan bunga dan buah terhambat karena tanaman kekurangan air, secara umum

tanaman perkebunan khususnya kelapa sawit membutuhkan air yang cukup, begitu juga untuk

komoditas perkebunan yang lain. Disamping itu juga pada tahun 2012 terjadi mutasi tanaman dari

Tanaman Menghasilkan (TM) menjadi Tanaman Tidak Menghasilkan(TTM)/peremajaan

tanaman/alih fungsi lahan, untuk tanaman karet yang telah diremajakan seluas 141,14 ha, tanaman

lada seluas 147,71 ha, kelapa sawit seluas 30 ha, dan kakao seluas 2,45 ha sehingga dengan adanya

mutasi tanaman akan berpengaruh terhadap produktivitas.

Bila dibandingkan tahun 2011 sedikit mengalami kenaikan terutama pada komoditas kelapa

sawit dan karet dimana produktivitas kelapa sawit pada tahun 2011 mencapai 3,06 ton/ha/th

(wujud produksi CPO) dan mengalami kenaikan sebesar 3,07 ton/ha/th dengan jumlah produksi

sebesar 73.459,69kwintal/ha/thatau terjadi kenaikan sebesar 0,33%, kenaikan ini disebabkan

pada tahun 2012 terjadi mutasi tanaman dari tanaman belum menghasilkan (TBM) menjadi

tanaman menghasilkan (TM) seluas 440,5 ha dengan bertambahnya tanaman menghasilkan (TM)

maka produksi akan meningkat dan berpengaruh terhadap produktivitas.

Page 125: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-108

Sedangkan mutasi tanaman pada komoditas karet dari TBM ke TM seluas 240,52 ha dengan

produktivitas karet sebesar 1,12 ton/ha/th tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 1,16

ton/ha/th (karet kering) dengan produksi sebesar 41.250,01 kwintal/ha/th atau kenaikan sebesar

3,4% pada tahun 2012. Hal ini disebabkan para petani sudah mulai mengunakan bibit unggul pada

tahun-tahun sebelumnya, dan penerapan sistem budidaya yang baik serta memberikan penyuluhan

dan pelatihan kepada petani. Grafik berikut menggambarkan pertumbuhan produktivitas tanaman

perkebunan selama tiga tahun terakhir:

Grafik II.91.

Tabel II.72.

Perkembangan Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Tahun 2010-2012

Tahun Komoditas Luas Lahan (ha) Produksi

TBM TM TR/TTM TOTAL Kwintal/ha

2012

Karet 3.480,08 3.547,47 1.479,54 8.507,09 41.250,01 Sawit 3.681.77 2.392,31 204,16 6.278,24 73.459,69 Lada 908,73 753,90 681,40 2.344,03 9.156,98 Kako 30,10 43,36 29,35 102,81 330,91

2011

Karet 3.301,34 3.442,72 1.620,68 8.364,74 38.574,60 Sawit 3.743,01 1.951,81 174,23 5.869,05 59.682,90 Lada 813,82 598,26 829,11 2.241,19 7.238,49 Kako 30,45 33,36 26,90 90,71 250,80

2010

Karet 3.067,15 3.306,95 1.645,85 8.019,95 36.705,55 Sawit 2.891,51 1.556,73 299,25 4.747,49 46.745,40 Lada 594,12 535,82 902,05 2.031,99 6.368,25 Kako 13,98 31,47 22,38 67,83 239.90

Sumber : Data Statistik Dinas Perkebunan dan Kehutanan

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00

2010

2011

2012

Karet

Sawit

Lada

Kakao

Tingkat Produktivitas Tanaman Perkebunan (ton/ha/th)

1.16

1.12

1.10 3.00

3.06

3.07 1.21

1.21

1.18

0.76

0.76

0.76

Page 126: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-109

2) Kehutanan

Pada tahun 2012 terdapat 4 produk yang dihasilkan berupa Gubal gaharu (jenis

kemedangan), Teh gaharu, Jamur pelawan dan Madu pelawan. Untuk gubal gaharu tahun 2012

terealisasi sebanyak 5 kg, hasil ini diperoleh dari hasil panen gaharu petani Kecamatan Lubuk yang

merupakan hasil penyuntikan inokulan gaharu terhadap tanaman gaharu pada tahun lalu.Untuk

produk hasil hutan bukan kayu jamur pelawan dilakukan melalui penyebaran spora jamur pelawan

di hutan pelawan yang mana spora tersebut diperbanyak di laboratorium hasil hutan bukan kayu.

Sedangkan madu pelawan melalui pelatihan kepada petani didesa Namang mengenai budidaya

lebah madu disamping itu juga telah dilakukan pengadaan stup (kotak) madu dan lebah yang

didatangkan dari luar Kabupaten Bangka Tengah.

Pada tahun 2012 produk baru dari hasil hutan bukan kayu yaitu Teh gaharu. Produk ini

merupakan hasil kerja sama dengan Universitas Sriwijaya Palembang. Latar belakang dibuatnya teh

gaharu karena tanaman gaharu (daun) memiliki kesamaan dengan tanaman teh pada umumnya,

disamping itu mengingat banyaknya bahan baku yang tersedia, karena Kabupaten Bangka Tengah

merupakan sentra pengembangan tanaman gaharu. Tahun 2013 direncanakan Teh gaharu akan di

produksi secara komersial melalui kelompok tani. Dari hasil penelitian ini, diketahui teh gaharu

yang dihasilkan mengandung antioksidan, dan komposisi gizi terdiri dari kadar air 4,8%, Kadar

lemak 1,5%, Protein 2,95%, mineral 2,93% dan serat 52,43% sehingga baik untuk kesehatan.

3) Energi dan Sumber Daya Mineral

Grafik II.92.

Pertambangan tanpa ijin

Dilihat dari tabel dan grafik diatas persentase pertambangan tanpa ijin yang ditertibkan dari

tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mengalami kenaikan. Penertiban terhadap pelaku

pertambangan tanpa ijin ini disamping dilakukan oleh staf Dinas Pertambangan dan Energi juga

berkoordinasi dengan dengan instansi terkait seperti Dinas Kehutanan, Kantor Lingkungan Hidup,

Satpol PP, Kecamatan serta dari pihak berwenang seperti dari Polres Bateng.

Persentase

0

5

10

15

20

Tahun2008

Tahun2009

Tahun2010

Tahun2011

Tahun2012

Persentase

Page 127: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-110

Namun luas area pertambangan liar terus bertambah hal ini disebakan area penambangan

liar ini selalu berpindah pidah dan fluktuatif.

Untuk menurunkan luas area penambangan liar ini harus terus dilakukan penertiban dan

diadakan sosialisasi kepada penambang agar melakukan kegiatan penambangan sesuai aturan

sehingga mengurangi kerusakan dan penambangan dilakukan berwawasan lingkungan.

Grafik II.93.

Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik

Dilihat dari tabel dan grafik diatas persentase rumah tangga yang menggunakan listrik dari

tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 terjadi penurunan hal ini disebabkan penambahan

sambungan baru oleh PLN tidak sebanding dengan pertambahan jumlah penduduk dan rumah

tangga di Kabupaten Bangka Tengah. Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik terjadi

peningkatan yang cukup signifikan di tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 karena PLN

melakukan penyambungan baru yang cukup banyak akibat telah selesainya jaringan baru serta

peningkatan daya listrik pada pembangkit listrik PLN.

Untuk meningkatkan persentase rumah tangga yang menggunakan listrik ini harus terus

dilakukan inventarisasi sehingga dapat mengetahui daerah-daerah rumah tangga yang belum

memiliki listrik sehingga bisa memberikan rekomendasi kepada PLN untuk melakukan

penyambungan listrik.

4) Kelautan dan Perikanan

Pada tahun 2012, produksi perikanan tangkap sebesar 16.889,30. Hal ini dipengaruhi oleh

semakin bertambah dan berkembangnya armada perikanan tangkap, serta semakin membaiknya

pendataan statistik perikanan tangkap oleh petugas di lapangan. Adapun produksi perikanan

tangkap menurut kecamatan dan sub sektor di Kabupaten Bangka Tengah tahun 2011 – 2012

secara rinci diuraikan pada tabel di bawah ini.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

Persentase

Persentase

Page 128: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 II-111

Tabel II.73.

Produksi Perikanan Tangkap menurut Kecamatan Tahun 2011 - 2012

Kecamatan Jumlah Produksi Perikanan

Tangkap (Ton)

Tahun 2011 Tahun 2012

Koba 8.280,59 9.079,70

Pangkalan Baru 1.863,67 1.970,20

Sungai Selan 3.269,90 3.541,00

Simpang Katis 0 0

Namang 768,90 749,7

Lubuk Besar 1.526,62 1.548,60

Jumlah 15.709,68 16.889,30

Pada tahun 2012, produksi perikanan budidaya sebesar 610,38 ton atau 261,70%. Hal ini

dipengaruhi beberapa faktor yang mendukung, yaitu semakin bertambah dan berkembangnya

kemampuan teknis pembudidaya ikan, sudah mulai tumubuhnya minat pembudidaya untuk

menjadikan kegiatan budidaya ikan sebagai pekerjaan utama dan berorientasi bisnis, serta semakin

membaiknya pendataan statistik perikanan budidaya oleh petugas di lapangan. Sedangkan

produktifitas lahan budidaya sebesar 2,65 kg/m2/tahun.Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya sebagian besar kegiatan budidaya ikan pembudidaya hanya 1 – 2 siklus per tahun

Adapun produksi perikanan budidaya menurut kecamatan dan sub sektor di Kabupaten Bangka

Tengah tahun 2011 – 2012 secara rinci diuraikan pada tabel di bawah ini.

Tabel II.74.

Produksi Perikanan Budidaya menurut Kecamatan

Tahun 2011 - 2012

Kecamatan Jumlah Produksi Perikanan

Budidaya (Ton)

Tahun 2011 Tahun 2012

Koba 95,680 86,198

Pangkalan Baru 363,820 186,400

Sungai Selan 6,110 81,267

Simpang Katis 18,310 85,900

Namang 10,170 66,840

Lubuk Besar 6,110 103,776

Jumlah 500,200 610,38

Page 129: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 III-1

BAB III

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

DAN KERANGKA PENDANAAN

Kemampuan keuangan di suatu daerah adalah bagian penting dalam menjawab aspek

keterkaitan perencanaan dan pembangunan yang dapat menentukan kualitas penyelenggaraan

pemerintahan daerah yang menjadi tanggung jawab daerah tersebut. Tingkat kemampuan

keuangan daerah, dapat diukur dari kapasitas pendapatan asli daerah, rasio pendapatan asli daerah

terhadap jumlah penduduk dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dengan melakukan

analisis keuangan daerah yang tepat akan melahirkan kebijakan yang efektif dalam pengelolaan

keuangan daerah, termasuk didalamnya kinerja keuangan pada periode sebelumnya dan kebijakan

yang melandasi pengelolaannya.

3.1 Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Tahun 2008-2012

Kemampuan keuangan di suatu daerah tidak terlepas dari batasan pengelolaan keuangan

daerah sebagaimana diatur dalam: (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang

Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah dan Pemerintah

Daerah; (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

(3) Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 juncto Permendagri

Nomor 21 tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Terkait dengan peraturan yang ada, kinerja keuangan pemerintah daerah sangat terkait

dengan aspek kinerja pelaksanaan APBD dan aspek kondisi neraca daerah. Kinerja pelaksanaan

APBD tidak terlepas dari struktur dan akurasi antara belanja daerah (belanja langsung dan belanja

tidak langsung) serta pendapatan daerah yang meliputi pendapatan asli daerah, dana perimbangan

dan lain-lain pendapatan yang sah. Sementara itu, neraca daerah akan mencerminkan

perkembangan dari kondisi aset pemerintah daerah, kondisi kewajiban pemerintah daerah serta

kondisi ekuitas dana yang tersedia. Kinerja pelaksanaan APBD Kabupaten Bangka Tengah sejak

tahun 2008 hingga tahun 2012, digunakan sebagai dasar untuk merumuskan kebijakan

pengelolaan keuangan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bangka

Tengah Tahun 2010-2015.

3.1.1 Kinerja Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

A. Kinerja Pendapatan Daerah

Pendapatan Daerah Kabupaten Bangka Tengah bersumber dari Pendapatan Asli Daerah

(PAD), Dana Perimbangan dan Pendapatan Lain-lain yang Sah. Dalam periode 2008–2012,

pendapatan daerah secara keseluruhan meningkat dari Rp. 356.703.270.556,36 pada tahun 2008

menjadi Rp. 516.280.325.565,11 pada tahun 2012.

Page 130: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 III-2

Kontribusi Pendapatan Daerah tersebar dalam 3 (tiga) komponen besar, yaitu Pendapatan

Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah. Jika dilihat dari sumber

dananya dalam 5 tahun terakhir, Pendapatan asli daerah memberikan kontribusi terhadap

pendapatan daerah rata-rata sebesar 6.18%, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan fiskal

pemerintah daerah Kabupaten Bangka Tengah termasuk kategori kurang. Dana perimbangan

memberikan sumbangan rata-rata sebesar 83,65%, hal ini berarti ketergantungan pendanaan

terhadap pemerintah pusat masih relatif besar, karena daerah tetap masih belum mampu

sepenuhnya lepas dari ketergantungan dengan pemerintah pusat. Dan lain-lain pendapatan daerah

yang sah memberikan sumbangan rata-rata sebesar 10.17%.

Kemampuan keuangan daerah dalam pembiayaan pembangunan, dapat dilihat dari rasio PAD

terhadap realisasi belanja. Pendapatan Asli Daerah hanya mampu membiayai rata-rata 4.67% dari

kebutuhan belanja daerah, sedangkan dana perimbangan berkontribusi rata-rata sebesar 83.72%.

Namun demikian, selama periode 2008-2012, trend kontribusi PAD terhadap APBD relatif naik

sedikit yang menunjukkan bahwa kecepatan pertumbuhan PAD belum mampu mengimbangi

pertumbuhan kebutuhan belanja daerah, walaupun masih harus ditutupi dengan pendanaan

lainnya.

0,00100,00200,00300,00400,00500,00600,00

2008 2009 2010 2011 2012

Mily

ar R

upia

h

Pendapatan Daerah Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008-2012

6,18

83,65

10,17

Rata-rata Proporsi Kontribusi terhadap Pendapatan Daerah

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008-2012

Pendapatan Asli Daerah

Dana Perimbangan

Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah

Page 131: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 III-3

Pendapatan Daerah

Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008-2012

Uraian 2008 (Rp)

2009 (Rp)

2010 (Rp)

2011 (Rp)

2012 (Rp)

Rata-rata Pertumbuhan

(%)

PENDAPATAN 356.703.270.556,36 337.624.570.615,02 332.848.247.281,44 479.469.885.366,78 516.280.325.565,00 11,24 Pendapatan Asli Daerah 20.272.758.109,96 19.387.622.083,66 20.162.809.820,75 27.977.193.763,64 37.276.789.992,00 17,91 Pajak daerah 2.746.018.027,17 2.576.265.210,34 2.395.691.911,00 5.841.982.497,00 12.875.629.244,50 62,77 Retribusi daerah 3.222.637.913,00 2.084.072.716,00 3.330.506.348,00 2.929.622.138,00 3.523.622.176,40 8,18 Hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan

1.586.363.804,30 2.857.393.112,46 3.552.889.555,56 4.875.656.711.84 5.794.090.775,33 40,13

Lain-lain PAD yang sah 12.717.738.365,49 11.869.891.044,86 10.883.722.006,19 14.329.932.416,80 15.083.447.795,64 5,49 Dana Perimbangan 316.887.470.431,00 291.061.796.716,00 281.537.318.185,00 384.248.103.829,00 418.336.883.117,00 8,48 Dana bagi hasil pajak /bagi hasil bukan pajak

67.292.223.431,00 53.315.147.716,00 53.020.903.185,00 121.324.857.829,00 79.400.029.117,00 18,24

Dana alokasi umum 205.620.247.000,00 196.780.649.000,00 204.185.915.000,00 235.206.446.000,00 303.044.784.000,00 10,87 Dana alokasi khusus 43.975.000.000,00 40.966.000.000,00 24.330.500.000,00 27.716.800.000,00 35.892.070.000,00 -1,01 Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 19.543.042.015,40 27.175.151.815,36 31.148.119.275,69 67.244.587.774,14 60.666.652.456,24 39,94 Hibah 3.089.112.000,00 0 0 0 1.283.242.000,00 Dana darurat 0 0 0 0 0 Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya ***)

14.903.716.015,40 14.659.237.815,36 14.733.830.075,69 17.561.958.434,74 27.601.732.606,24 18,81

Dana penyesuaian dan otonomi khusus****)

0 10.456.154.000,00 10.057.519.200,00 43.518.488.080,00 15.654.044.000,00 88,28

Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya

1.550.214.000,00 2.059.800.000,00 6.356.770.000,00 6.164.141.259,40 6.545.497.020,00 61,16

Page 132: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 III-4

1) Pendapatan Asli Daerah

Selama Periode 2008-2012 realisasi PAD mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal

ini disebabkan oleh upaya yang dilakukan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber

pendapatan daerah. Realisasi PAD sampai dengan tahun 2012 menurut jenis PAD dapat dilihat

pada tabel 3.4 berikut:

a) Pajak Daerah

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada periode 2008-2012 secara rata-rata,

pertumbuhan realisasi penerimaan dari pajak daerah telah mencapai 62,77 persen, dari

Rp. 2.746.018.027,17 pada tahun 2008 dan pada tahun 2012 mencapai Rp. 12.875.629.244,50,-.

b) Retribusi Daerah

Retribusi Daerah merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian

ijin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Kabupaten kepada

kepentingan pribadi atau badan, baik yang bersifat pelayanan umum, jasa usaha dan perizinan

tertentu. Retribusi daerah mempunyai potensi untuk dikembangkan, karena kinerjanya bersifat

pemenuhan atas permintaan berbagai jenis pelayanan yang diberikan Pemerintah Kabupaten

kepada masyarakat. Pada komponen retribusi daerah, selama periode 2008 – 2012 realisasi

retribusi daerah rata-rata mengalami pertumbuhan sebesar 8,18 persen dengan realisasi tertinggi

terjadi pada tahun 2012 sebesar 3.523.622.176,40-.

c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

Penerimaan Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

dipisahkan, diperoleh dari Bagian Laba Atas Penyertaan Modal pada perusahaan swasta. Realisasi

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

Pajak daerah Retribusi daerah Hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan

Lain-lain PAD yang sah

Mily

ar R

upia

h

Kontribusi Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008-2012

2008

2009

2010

2011

2012

Page 133: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 III-5

penerimaan hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

selama periode 2008-2012 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 40,13%. Dengan realisasi

terbesar pada tahun 2012 mencapai Rp. 5.794.090.775,33-.

d) Lain-lain PAD yang sah

Penerimaan Lain-lain PAD merupakan komponen penerimaan yang tidak termasuk pada

pajak daerah, retribusi daerah dan Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah yang Dipisahkan. Penerimaan lain-lain PAD utamanya bersumber dari Penerimaan Jasa

Giro, Rekening Deposito pada bank dan rupa-rupa pendapatan. Realisasi Penerimaan Lain-lain PAD

yang sah 2008-2012, secara rata-rata pertumbuhan sebesar 5,49% dengan realisasi terbesar pada

tahun 2012 mencapai Rp. 15.083.447.795,64-.

2) Dana Perimbangan

Dana Perimbangan merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang dialokasikan kepada Daerah untuk pendanaan

penyelenggaraan desentralisasi. Dana Perimbangan ditetapkan berdasarkan Undang-undang

Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah. Adapun realisasi Dana Perimbangan Kabupaten Bangka Tengah pada 2008-2012 secara

rata-rata mengalami peningkatan sebesar 8,48 persen, yang pada tahun 2011 realisasi dana

perimbangan meningkat tajam mencapai sebesar Rp. 384.248.103.829,00-, dan pada tahun 2012

meningkat mencapai sebesar Rp. 418.336.883.117,00- dengan rincian sebagaimana yang dapat

dilihat pada table 3.9 berikut:

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

300,00

350,00

Dana bagi hasil pajak /bagi hasil bukan

pajak

Dana alokasi umum Dana alokasi khusus

Mily

ar R

upia

h

Kontribusi Terhadap Dana Perimbangan Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008-2012

2008

2009

2010

2011

2012

Page 134: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 III-6

a) Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

Bagi Hasil Pajak merupakan dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada

daerah untuk mendanai pelaksanaan desentralisasi. Realisasi Bagi Hasil Pajak Kabupaten Bangka

Tengah selama tahun 2008-2012, dapat dilihat pada garfik berikut ini :

Bagi Hasil Bukan Pajak merupakan komponen pendapatan daerah yang meliputi Bagi Hasil

dari Sumber Daya Hutan dan Bagi Hasil dari Pertambangan selama tahun 2008-2012, adapun

realisasinya selama kurun waktu tersebut secara rata-rata mencapai 18,24 persen.

b) Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang dialokasikan kepada setiap Daerah Otonom

(provinsi/kabupaten/kota) setiap tahunnya sebagai dana pembangunan. DAU merupakan salah

satu komponen belanja pada APBN dan menjadi salah satu komponen pendapatan pada APBD.

Tujuan DAU adalah sebagai pemerataan kemampuan keuangan antardaerah untuk mendanai

kebutuhan Daerah Otonom dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Adapun realisasi DAU

Kabupaten Bangka Tengah pada tahun 2008-2012 adalah sebagaimana yang terlihat pada grafik

berikut ini:

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

2008 2009 2010 2011 2012

Mily

ar R

upia

h

Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008-2012

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

300,00

350,00

2008 2009 2010 2011 2012

Mily

ar R

upia

h

Realisasi Dana alokasi Umum Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008-2012

Page 135: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 III-7

Berdasarkan grafik di atas, dapat dijelaskan bahwa DAU selama tahun 2008-2012 secara

rata-rata mengalami pertumbuhan sebesar 10,87 persen. Upaya peningkatan DAU secara terus

menerus dilakukan, dengan mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk memasukkan luas

wilayah laut sebagai dasar perhitungan alokasi DAU ke daerah.

c) Dana Alokasi Khusus (DAK)

Dana Alokasi Khusus (DAK), adalah alokasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

kepada provinsi/kabupaten/kota tertentu dengan tujuan untuk mendanai kegiatan khusus yang

merupakan urusan Pemerintahan Daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.

Adapun DAK yang dialokasikan kepada Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah selama 2008-

2012 mencapai 99,99 persen. Hal ini bukan disebabkan karena kurangnya alokasi yang diberikan

Pemerintah Pusat namun karena adanya beberapa kegiatan yang telah direncanakan dan mendapat

alokasi DAK tidak dapat dilaksanakan. Secara periodik, realisasi DAK Kabupaten Bangka Tengah

pada 2008-2012 adalah sebagaimana terlihat pada grafik berikut ini:

3) Lain-lain Pendapatan Yang Sah

0,005,00

10,0015,0020,0025,0030,0035,0040,0045,0050,00

2008 2009 2010 2011 2012

Mily

ar R

upia

h

Kontribusi Terhadap Dana Perimbangan Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008-2012

0,005,00

10,0015,0020,0025,0030,0035,0040,0045,0050,00

Hibah Dana darurat Dana bagi hasil pajak dari

provinsi dan Pemerintah

Daerah lainnya ***)

Dana penyesuaian dan

otonomi khusus****)

Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah

Daerah lainnya

Mily

ar R

upia

h

Kontribusi Terhadap Lain-lain Pendapatan Yang Sah Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008-2012

2008

2009

2010

2011

2012

Page 136: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 III-8

Realisasi komponen Lain-lain Pendapatan Yang Sah yang meliputi hibah, dana darurat, dana

bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah lainnya, dana penyesuaian dan bantuan keuangan

dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten Bangka

Tengah. Secara keseluruhan rata-rata pertumbuhan realisasi Lain-lain Pendapatan Yang Sah selama

kurun waktu 2008-2012 sebesar 39,94%. Realisasi terbesar pada tahun 2011 sebesar

Rp. 67.244.587.774,14,- dan terkecil mencapai Rp. 19.543.042.015,40,- pada tahun 2008.

B. Kinerja Pengelolaan Belanja Daerah

Pengelolaan belanja daerah pada periode 2008–2012 dipergunakan untuk upaya percepatan

pembangunan, baik fisik maupun non fisik yang dijabarkan dalam periode perencanaan

pembangunan setiap tahun. Mengacu pada prioritas pembangunan Nasional dengan

mempertimbangkan ketersediaan sumberdaya dan kondisi daerah, maka prioritas pembangunan

daerah Kabupaten Bangka Tengah pada 2010 - 2015 adalah sebagai berikut:

(1) Reformasi birokrasi dan tata kelola

(2) Pendidikan

(3) Kesehatan

(4) Ketahanan pangan

(5) Penanggulangan kemiskinan

(6) Infrastruktur

(7) Iklim investasi dan iklim usaha

(8) Energi

(9) Lingkungan Hidup dan pengelolaan bencana

(10) Daerah tertinggal, terdepan dan terluar

(11) Kebudayaan, kreativitas dan inovasi teknologi

Untuk mewujudkan prioritas pembangunan daerah tersebut telah dilakukan upaya-upaya

antara lain dengan mengintensifkan segala sektor pendapatan yang dapat dijadikan sumberdaya

untuk membiayai pembangunan daerah.

Kinerja Belanja Daerah Kabupaten Bangka Tengah pada kurun waktu 2008-2012 adalah

sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

Page 137: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 III-9

Tabel III.6 Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2008 - 2012 (Rp.)

URAIAN Realisasi Rata-rata Pertumbuhan

(%) Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

BELANJA 328.065.743.992 337.217.892.005 379.566.166.254 426.261.017.213 568.629.260.342,13 15,26

1. Belanja Tidak langsung 103.363.147.608 135.536.911.834 187.046.805.844 192.415.099.206 222.395.722.890,00 21,90

- Belanja Pegawai 74.793.509.788 94.481.983.912 134.027.686.634 161.404.171.900 184.273.774.028,00 25,69

- Belanja Bunga

- Belanja Subsidi

- Belanja Hibah 5.286.220.500 4.884.700.000 11.455.880.960 6.448.660.456 12.955.448.000,00 46,03

- Belanja Bantuan Sosial 7.354.520.000 9.569.782.982 2.454.300.000 4.161.009.000 1.234.149.000,00 -11,26

- Belanja Bagi Hasil kepada Kabupaten/Kota dan Desa

- Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dan Desa

14.767.252.600 26.375.242.540 38.374.471.250 20.297.701.250 23.118.352.250,00 22,72

- Belanja Tidak Terduga 1.161.644.720 225.202.400 734.467.000 103.556.600 813.999.612,00 186,42

2. Belanja Langsung 224.702.596.384 201.680.980.171 192.519.360.410 223.845.918.007 346.233.537.452,13 14,04

- Belanja Pegawai 18.677.611.975 16.260.918.460 17.473.479.000 23.803.286.610 39.217.423.940,00 23,87

- Belanja Barang dan Jasa 35.089.197.321 53.131.163.321 61.644.262.473 96.904.911.662 133.900.021.485,00 40,70

- Belanja Modal 170.935.787.088 132.288.898.390 113.401.618.936 113.137.719.735 173.116.092.027,13 3,97

II. PEMBIAYAAN 5.149.200.000 6.989.240.200 3.999.240.200 10.498.143.100 7.498.852.000,00 31,72

1. Pengeluaran Daerah 5.149.200.000 6.989.240.200 3.999.240.200 10.498.143.100 7.498.852.000,00 31,72 Sumber : DPPKAD Kab. Bangka Tengah Tahun 2012

Page 138: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 III-10

Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur

No Uraian 2009 2010 2011 2012

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

A Belanja Tidak Langsung 94.481.983.912,00 134.027.686.634,00 161.404.171.891,00 222.395.722.890,00

1 Belanja Gaji dan Tunjangan 72.469.836.822,00 89.859.912.051,00 109.096.977.634,00 122.019.582.603,00

2 Belanja Tambahan Penghasilan**) 20.572.130.500,00 42.791.913.345,00 49.627.471.332,00 59.251.092.624,00

3 Belanja penerimaan anggota dan pimpinan DPRD serta operasional KDH/WKDH

935.976.350,00 922.380.000,00 1.761.600.000,00 1.761.600.000,00

4 Belanja pemungutan Pajak Daerah**) 504.040.240,00 453.481.238,00 918.122.925,00 854.690.020,00

B Belanja Langsung 44.025.280.895,00 46.267.071.138 60.838.209.190,00 90.009.833.673,00

1 Belanja Honorarium PNS**) 4.236.129.360,00 4.756.299.750,00 6.072.872.700,00 8.541.429.600,00

2 Belanja Uang Lembur**) 318.091.500,00 289.608.500,00 244.776.000,00 239.504.000,00

3 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 822.895.000,00 694.200.000,00 1.339.775.000,00 2.307.365.000,00

4 Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PNS**) 1.156.480.250,00 1.044.129.000,00 2.444.310.000,00 3.964.703.000,00

5 Belanja premi asuransi kesehatan 447.574.015,00 1.949.408.698,00 3.123.562.190,00 9.735.906.250,00

6 Belanja makanan dan minuman pegawai***) 5.411.199.790,00 5.766.747.520,00 6.607.634.329,00 7.137.737.644,00

7 Belanja pakaian dinas dan atributnya**) 1.615.328.000,00 645.341.250,00 922.238.000,00 2.481.863.000,00

8 Belanja Pakaian Khusus dan Hari-hari Tertentu*) 883.794.500,00 1.037.766.500,00 1.351.314.000,00 1.297.881.960,00

9 Belanja perjalanan dinas**) 10.793.580.300,00 13.559.032.340,00 18.316.611.146,00 25.825.864.479,00

10 Belanja perjalanan pindah tugas 0 0 0

11 Belanja Pemulangan Pegawai 0 0 0

12 Belanja Modal (Kantor, Mobil Dinas, Meubelair, peralatan dan perlengkapan dll)

18.340.208.180,00 16.524.537.580,00 20.415.115.825,00 28.477.578.740,00

TOTAL 138.507.264.807,00 180.294.757.772,00 222.242.381.081,00 312.405.556.563,00

Page 139: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 III-11

Belanja daerah tahun anggaran 2008 menunjukkan bahwa belanja langsung sebesar

68,49% dan belanja tidak langsung sebesar 31,51%. Belanja tidak langsung sebagian besar

digunakan untuk belanja pegawai 72,36% dan belanja bagi hasil kepada Desa 0,00%. Sementara

belanja langsung digunakan untuk belanja modal sebesar 76,07% dan belanja barang dan jasa

sebesar 23,93%. Belanja daerah tahun anggaran 2009 menunjukkan bahwa belanja langsung

sebesar 59,81% dan belanja tidak langsung sebesar 40,19%. Belanja tidak langsung sebagian besar

digunakan untuk belanja pegawai 69,71% dan belanja bagi hasil kepada Desa 0,00% sementara

belanja langsung digunakan untuk belanja modal sebesar 65,59% dan belanja barang dan jasa

sebesar 24,41%.

Belanja daerah tahun anggaran 2010 menunjukkan bahwa belanja langsung sebesar

50,72% dan belanja tidak langsung sebesar 49,28%. Belanja tidak langsung sebagian besar

digunakan untuk belanja pegawai 71,65% dan belanja bagi hasil kepada Desa 0,00%. Sementara

belanja langsung digunakan untuk belanja modal sebesar 58,90% dan belanja barang dan jasa

sebesar 32,10%. Belanja daerah tahun anggaran 2011 menunjukkan bahwa belanja langsung

sebesar 52,51% dan belanja tidak langsung sebesar 47,49%. Belanja tidak langsung sebagian besar

digunakan untuk belanja pegawai 83,88% dan belanja bagi hasil kepada Desa 0,00%. Sementara

belanja langsung digunakan untuk belanja modal sebesar 50,54% dan belanja barang dan jasa

sebesar 49,46%.

Belanja daerah tahun anggaran 2012 menunjukkan bahwa belanja langsung sebesar

60,89% dan belanja tidak langsung sebesar 39,11%. Belanja tidak langsung sebagian besar

digunakan untuk belanja pegawai 82,85% dan belanja bagi hasil kepada Desa 0,00%. Sementara

belanja langsung digunakan untuk belanja modal sebesar 49,99% dan belanja barang dan jasa

sebesar 50,01%.

3.1.2 Neraca Daerah

A. Pertumbuhan Neraca Daerah

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2001, Neraca Daerah adalah neraca yang

disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) secara bertahap sesuai dengan kondisi

masing-masing pemerintah. Neraca Daerah memberikan informasi mengenai posisi keuangan

berupa aset, kewajiban (utang), dan ekuitas dana pada tanggal neraca tersebut dikeluarkan. Aset,

kewajiban, dan ekuitas dana merupakan rekening utama yang masih dapat dirinci lagi menjadi sub

rekening sampai tingkat rincian obyek.

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar

Akuntasi Pemerintahan Berbasis Akrual, Neraca merupakan salah satu laporan keuangan yang

harus dibuat oleh Pemerintah Daerah. Laporan ini sangat penting bagi manajemen pemerintah

daerah, tidak hanya dalam rangka memenuhi kewajiban peraturan perundang-undangan yang

berlaku saja, tetapi juga sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang terarah dalam rangka

pengelolaan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh daerah secara ekonomis, efektif dan

Page 140: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 III-12

efisien atau memenuhi unsur value for money. Kinerja Neraca Daerah Pemerintah Daerah

Kabupaten Bangka Tengah selama kurun waktu 2009-2012 seperti terlihat pada Tabel dibawah ini

dan dapat dijelaskan secara rinci, sebagai berikut:

Aset daerah merupakan aset yang memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi yang

dimiliki dan dikuasai pemerintah daerah, memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi

pemerintah daerah maupun masyarakat di masa mendatang sebagai akibat dari peristiwa masa

lalu, serta dapat diukur dalam uang. Selama kurun waktu 2009-2012, pertumbuhan rata-rata

jumlah aset daerah Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah mencapai 11,46% yang berarti bahwa

jumlah aset Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah meningkat sebesar rata-rata 11,46% dalam tiga

tahun terakhir. Aset tersebut diklasifikasikan sebagai aset lancar, investasi dan aset tetap. Aset

lancar berupa kas, piutang, persediaan. Investasi berupa investasi jangka panjang. Sementara Asset

tetap berupa tanah, gedung dan bangunan serta sarana mobilitas dan peralatan kantor yang

semuanya dipergunakan untuk menunjang kelancaran tugas-tugas pemerintahan.

Pertumbuhan rata-rata aset lancar mencapai -7,99%, yaitu kas sebesar -11,00%, piutang

pajak daerah sebesar 69,00%, piutang lain-lain 25,71% dan persediaan mengalami pertumbuhan

sebesar 48,11%. Melihat komposisi selama periode 2009-2012, pertumbuhan aset lancar

menunjukkan bahwa kondisi aset lancar Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah berada pada

kondisi cukup sehat karena asset lancar yang pada umumnya berupa pendanaan tunai telah

tersebar dalam bentuk investasi dengan rata-rata pertumbuhan 20,34%. Selain itu asset lancar

memiliki karakteristik yang likuid, maka dengan sendirinya akan berfluktuasi sesuai dengan

penggunaannya. Bentuk investasi yang dilakukan berupa asset tetap (tanah, peralatan dan mesin,

gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan asset tetap lainnya) dengan rata-rata

pertumbuhan 15,95%.

Kewajiban, baik Jangka Pendek maupun Jangka Panjang, memberikan informasi tentang

utang pemerintah daerah kepada pihak ketiga atau klaim pihak ketiga terhadap arus kas

pemerintah daerah. Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau

tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan

pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang akan datang. Kewajiban Pemerintah Kabupaten

Bangka Tengah dalam kurun waktu 2009-2012 dengan rata-rata sebesar 4,15%, yang berarti

bahwa kewajiban kepada pihak ketiga atau klaim pihak ketiga terhadap arus kas pemerintah

daerah dari tahun 2009 sampai dengan 2012 selalu dapat melaksanakan kewajiban finansial jangka

pendek yang baik secara tepat waktu. Kewajiban Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah dalam

kurun waktu 2009-2012, merupakan kewajiban jangka pendek (atau kewajiban lancar) berupa

jaminan reklamasi yang bersifat kontingensi dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,15%.

Ekuitas Dana yang meliputi Dana Lancar dan Dana Investasi merupakan selisih antara aset

dengan kewajiban pemerintah daerah. Ekuitas Dana Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah selama

kurun waktu 2009-2012 mengalami pertumbuhan sebesar 11,47% yang berarti bahwa ekuitas

dana cukup sehat.

Page 141: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 III-13

NERACA DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2009-2012

No. Uraian 2009 2010 2011 2012 Rata-rata

Pertumbuhan (%)

1. ASET 855.774.231.204,56 919.658.578.278,32 1.084.677.657.922,98 1.181.952.572.575,31 11,46 1.1. ASET LANCAR 160.429.126.937,26 118.803.045.423,04 166.094.599.025,84 103.285.425.409,29 -7,99 1.1.1. Kas di Kas Daerah 150.449.040.768,55 99.771.783.657,67 142.321.539.657,45 82.598.686.843,43 -11,00 Kas di Bendahara Pengeluaran 192.990.401,00 92.915.000,00 314.057.393,00 189.123.430,00 48,79 Kas di Bendahara Penerimaan - - - - 0,00 1.1.2. Piutang Pajak Daerah 102.063.367,00 61.278.774,00 215.842.137,00 204.461.289,00 69,00 Piutang Retribusi Daerah - - 14.415.000,00 - 0,00 Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan - 60.173.339,00 - - 0,00 Piutang Lain-lain 3.728.711.922,37 5.180.408.206,68 9.930.095.331,15 4.619.133.606,71 25,71 1.1.3. Persediaan 5.956.320.478,34 13.636.486.445,69 13.298.649.507,24 15.674.020.240,15 48,11

1.2. INVESTASI JANGKA PANJANG 25.485.013.400,00 27.285.491.691,00 37.188.974.298,50 43.752.102.269,25 20,34 1.2.1. Investasi Non Permanen 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 2.000.000.000,00 - 0,00 Investasi Dana Bergulir 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 2.000.000.000,00 4.000.000.000,00 66,67 1.2.2. Investasi Permanen 24.485.013.400,00 26.285.491.691,00 35.188.974.298,50 - -19,59 Penyertaan Modal 24.485.013.400,00 26.285.491.691,00 35.188.974.298,50 39.752.102.269,25 18,06

1.3. ASET TETAP 649.036.521.792,97 745.055.550.764,95 853.360.325.430,31 1.011.321.846.762,44 15,95 1.3.1. Tanah 11.323.812.403,67 17.253.804.041,00 21.797.149.691,00 43.489.291.375,00 59,41 1.3.2. Peralatan dan mesin 94.683.730.137,98 108.394.622.135,90 122.259.792.408,26 150.126.171.441,26 16,69 1.3.3. Gedung dan bangunan 221.463.060.913,12 237.322.769.279,23 259.848.714.982,15 303.090.848.334,28 11,10 1.3.4. Jalan, irigasi, dan jaringan 314.170.469.873,20 367.309.716.621,90 433.976.775.659,90 493.312.529.985,90 16,25 1.3.5. Aset tetap lainnya 7.395.448.465,00 12.823.622.165,00 13.448.132.997,00 7.045.703.654,00 10,22 1.3.6. Konstruksi dalam pengerjaan - 1.951.016.521,92 2.029.759.692,00 14.257.301.972,00 303,22

1.4. ASET LAINNYA 20.823.569.074,33 28.514.490.399,33 28.033.759.168,33 23.593.198.134,33 6,47 1.4.1. Aset Lainnya 20.823.569.074,33 28.514.490.399,33 28.033.759.168,33 23.593.198.134,33 6,47

JUMLAH ASET 855.774.231.204,56 919.658.578.278,32 1.084.677.657.922,98 1.181.952.572.575,31 11,46

Page 142: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 III-14

No. Uraian 2009 2010 2011 2012 Rata-rata

Pertumbuhan (%)

2. KEWAJIBAN 1.500.037.950,00 1.684.319.250,00 1.684.319.250,00 1.687.333.164.00 4,15 2.1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 1.500.037.950,00 1.684.319.250,00 1.684.319.250,00 1.687.333.164,00 4,15 2.1.1. Jaminan Reklamasi yg bersifat

Kontingensi 1.500.037.950,00 1.684.319.250,00 1.684.319.250,00 1.687.333.164,00 4,15

2.2. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG - - - - 0,00 2.2.1. Jaminan Reklamasi dan Jaminan

Kesungguhan - - - - 0,00

3. EKUITAS DANA 854.274.193.254,56 917.974.259.028,32 1.082.993.338.672,98 1.180.265.239.411,31 11,47 3.1. EKUITAS DANA LANCAR 160.429.126.937,26 118.803.045.423,04 166.094.599.025,84 103.285.425.409,29 -7,99 3.1.1. SiLPA 150.642.031.169,55 99.924.871.996,67 142.635.597.050,45 82.787.810.273,43 -10,96 3.1.2. Pendapatan yang ditangguhkan - - - - 0,00 3.1.3. Cadangan piutang 3.830.775.289,37 5.241.686.980,68 10.160.352.468,15 4.823.594.895,71 26,05 3.1.4. Cadangan persediaan 5.956.320.478,34 13.636.486.445,69 13.298.649.507,24 15.674.020.240,15 48,11 3.1.5. Dana yang harus disediakan untuk

pembayaran utang jangka pendek - - - - 0,00

3.1.6. EDL lainnya - - - - 0,00

3.2. EKUITAS DANA INVESTASI 693.845.066.317,30 799.171.213.605,28 916.898.739.647,14 1.076.979.814.002,02 15,79 3.2.1. Diinvestasikan dalam investasi jangka

panjang 25.485.013.400,00 27.285.491.691,00 37.188.974.298,50 43.752.102.269,25 20,34

3.2.2. Diinvestasikan dalam aset tetap 649.036.521.792,97 745.055.550.764,95 853.360.325.430,31 1.011.321.846.762,44 15,95 3.2.3. Diinvestasikan dalam aset lainnya 19.323.531.124,33 26.830.171.149,33 26.349.439.918,33 21.905.864.970,33 6,73 3.2.3. Dana yang harus disediakan untuk

pembayaran utang jangka panjang - - - - 0,00

3.3. EKUITAS DANA CADANGAN - - - - 0,00 3.3.1. Diinvestasikan dalam dana cadangan - - - - 0,00

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 855.774.231.204,56 919.658.578.278,32 1.084.677.657.922,98 1.181.952.572.575,31 11,46

Page 143: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 15

B. Rasio Neraca

Selanjutnya, tingkat kualitas pengelolaan keuangan daerah dapat diketahui berdasarkan

analisis rasio atau perbandingan antara kelompok/elemen laporan keuangan yang satu dengan

kelompok yang lain. Beberapa rasio yang dapat diterapkan di sektor publik adalah rasio likuiditas,

rasio solvabilitas dan rasio utang. Rasio likuiditas terdiri rasio lancar (current ratio), rasio kas (cash

ratio) dan rasio cepat (quick ratio). Sedangkan rasio lancar (current ratio) adalah rasio standar

untuk menilai kesehatan organisasi. Rasio ini menunjukkan apakah pemerintah daerah memiliki

aset yang cukup untuk melunasi kewajiban yang jatuh tempo. Kualitas pengelolaan keuangan

daerah dikategorikan baik apabila nilai rasio lebih dari satu.

1) Rasio Likuiditas

Hasil analisis rasio menunjukkan bahwa rasio lancar Kabupaten Bangka Tengah selama

kurun waktu tahun 2011-2012 mempunyai nilai lebih dari satu, yang berarti bahwa pemerintah

daerah Kabupaten Bangka Tengah dapat memenuhi kewajiban yang jatuh tempo. Rasio lancar

pada tahun 2011 mencapai 98,61% yang berarti bahwa aset lancar pemerintah Kabupaten Bangka

Tengah adalah 98,61 kali lipat bila dibandingkan dengan kewajiban yang jatuh tempo. Pada tahun

2012 mengalami sedikit penurunan yaitu 61,21%. Persediaan masuk dalam kategori aset lancar,

namun memerlukan tahap untuk menjadi kas. Apalagi persediaan di pemerintah daerah bukan

merupakan barang dagangan, sehingga sebagai faktor pengurang dalam aset lancar.

Sama seperti halnya rasio lancar, rasio quick (quick ratio) Pemerintah Kabupaten Bangka

Tengah juga mempunyai nilai yang baik, yaitu mencapai 90,71% pada tahun 2011 dan menurun

pada tahun 2012 mencapai 51,92%. Rasio quick merupakan salah satu ukuran likuiditas terbaik,

karena mengindikasikan apakah pemerintah daerah dapat membayar kewajibannya dalam waktu

dekat.

Analisis Rasio Keuangan

NO Uraian 2010 (%)

2011 (%)

2012**) (%)

1. Rasio lancar (current ratio) 70,53 98,61 61,21

2. Rasio quick (quick ratio) 62,43 90,71 51,92

2) Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas, yaitu perbandingan total aset dengan total utang, dapat digunakan untuk

melihat kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban

jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio total kewajiban terhadap total aset sebesar 0,16%

pada tahun 2011 dan pada tahun 2012 sebesar 0.14% dan rasio kewajiban terhadap modal adalah

0,16% pada tahun 2011 dan pada tahun 2012 sebesar 0,14%. Hal ini menunjukan bahwa total

kewajiban Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah dapat ditutupi oleh total aset ataupun oleh modal

Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah.

Page 144: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 III-16

Analisis Rasio Keuangan

NO Uraian 2010 (%)

2011 (%)

2012**) (%)

1. Rasio total hutang terhadap total aset 0,18316 0,15528 0,14275

2. Rasio hutang terhadap modal 0,18348 0,15552 0,14296

3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah Masa Lalu

3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran

Selama periode tahun 2009-2012, rata-rata realisasi belanja daerah Kabupaten Bangka

Tengah untuk memenuhi kebutuhan belanja langsung adalah sebesar 84,78% dan tidak langsung

adalah sebesar 88,00%.. Hal ini menunjukkan bahwa alokasi belanja untuk memenuhi kebutuhan

pegawai relatif lebih kecil persentasenya apabila dibandingkan dengan belanja untuk masyarakat

(belanja publik). Dengan demikian, kebijakan pengelolaan keuangan daerah difokuskan untuk

pembiayaan pembangunan yang berorientasi kepada masyarakat, sedangkan pembiayaan dalam

rangka pemenuhan kebutuhan aparatur lebih pada fungsi-fungsi pemerintah yaitu sebagai

fasilitator pembangunan. Secara rinci proporsi penggunaan anggaran dapat dilihat pada tabel

berikut:

Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja

No Uraian 2009 2010 2011 2012 Rata-

rata

(%) (%) (%) (%) (%)

A Belanja Tidak Langsung 89,40 87,83 85,51 89,26 88,00

1 Belanja Pegawai 87,01 89,5 86,06 90,60 88,29

2 Belanja Bunga 0 0 0 0 0,00

3 Belanja Subsidi 0 0 0 0 0,00

4 Belanja Hibah 91,64 81,88 83,15 99,20 88,97

5 Belanja Bantuan Sosial 95,69 98,17 96,37 64,96 88,80

6 Belanja Bagi Hasil 0 0 0 0 0,00

7 Belanja Bantuan Keuangan

97,26 90,92 89,03 93,22 92,61

8 Belanja Tidak Terduga 38,82 29,37 6,9 40,70 28,95

B Belanja Langsung 85,89 79,62 85,24 88,36 84,78

1 Belanja Pegawai 81,09 82,82 81,2 86,53 82,91

2 Belanja Barang dan Jasa 78,23 72,64 83,68 83,94 79,62

3 Belanja Modal 90,08 83,49 87,57 92,57 88,43

Page 145: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 III-17

3.2.2 Analisis Pembiayaan Daerah

Pembiayaan Daerah merupakan semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau

pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun

pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan daerah terdiri dari pembiayaan penerimaan,

pembiayaan pengeluaran dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA).

Kondisi pembiayaan daerah Kabupaten Bangka Tengah dalam kurun tahun 2009-2012

sebesar 88-95% yang dipergunakan untuk menutupi defisit anggaran, sedangkan sisanya untuk

melakukan investasi. Defisit riil anggaran Kabupaten Bangka Tengah dapat diuraikan pada tabel

berikut:

Penutup Defisit Riil Anggaran

NO Uraian 2009 2010 2011 2012

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1. Realisasi Pendapatan Daerah

337.624.570.615,02 332.848.247.281,44 479.469.885.366,78 516.280.325.565,11

Dikurangi realisasi:

2. Belanja Daerah 337.217.892.005,20 379.566.166.254,32 426.261.017.213,00 568.629.260.342,13

3. Pengeluaran Pembiayaan Daerah

6.989.240.200,00 3.999.240.200,00 10.498.143.100,00 7.498.852.000,00

A Defisit/Surplus riil -6.582.561.590,18 -50.717.159.172,88 42.710.725.053,78 -52.348.934.777,02

Ditutup oleh realisasi Penerimaan Pembiayaan:

4. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya

157.224.592.759,73 150.642.031.169,55 99.924.871.996,67 142.635.597.050,45

5. Pencairan Dana Cadangan

0 0 0

6. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan

0 0 0

7. Penerimaan Pinjaman Daerah

0 0 0

8. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah

0 0 0

9. Penerimaan Piutang Daerah

0 0 0

B Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah

157.224.592.759,73 150.642.031.169,55 99.924.871.996,67 142.635.597.050,45

A-B Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan

150.642.031.169,55 99.924.871.996,67 142.635.597.050,45 82.787.810.273,43

Dari tabel di atas dapat dilihat pada tahun 2009, 2010 dan 2012 terjadi defisit anggaran

dikarenakan komposisi pendapatan lebih kecil dari belanja, untuk menutupi defisit anggaran

tersebut terdapat komposisi penutup anggaran seperti pada berikut :

Page 146: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 III-18

Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran

No. Uraian Proporsi dari total defisit riil (%)

2009 2010 2011 2012

1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya

157.224.592.759,73 150.642.031.169,55 99.924.871.996,67 142.635.597.050,45

2. Pencairan Dana Cadangan 0 0 0 0

3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan

0 0 0 0

4. Penerimaan Pinjaman Daerah

0 0 0 0

5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah

0 0 0 0

6. Penerimaan Piutang Daerah

0 0 0 0

7. Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan

150.642.031.169,55 99.924.871.996,67 142.635.597.050,45 82.787.810.273,43

Dilihat dari tabel di atas defisit riil anggaran pada tahun 2009-2012 dapat ditutupi dengan

menggunakan sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) tahun anggaran sebelumnya. adapun

realisasi sisa lebih perhitungan anggaran Kabupaten Bangka Tengah dapat dilihat pada tabel

berikut:

Page 147: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 19

Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

No Uraian 2009 2010 2011 2012 Rata-rata

pertumbuhan Rp % Rp % Rp % Rp %

1. Jumlah SiLPA 157.224.592.759,73 100,00 150.642.031.169,55 100,00 99.924.871.996,67 100,00 142.635.597.050,45 100,00 -6,30

2. Pelampauan penerimaan PAD 8.110.358.109,96 5,15 9.300.122.083,66 6,17 3.162.809.820,75 3,17 4.947.193.763,64 3,47 -28,56

3. Pelampauan penerimaan dana perimbangan

43.442.223.431,00 27,63 4.760.996.716,00 3,16 4.322.033.185,00 4,33 64.724.715.829,00 45,38 -182,32

4. Pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah

2.463.040.015,40 1,56 1.374.608.815,36 0,91 0 0,00 1.803.432.416,80 1,26 5,20

5. Sisa penghematan belanja atau akibat lainnya

103.208.971.203,37 65,66 135.206.303.554,53 89,76 92.440.028.990,92 92,50 71.160.255.041,01 49,89 -13,13

6. Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan

0 0 0 0 0 0

7. Kegiatan lanjutan 0 0 0 0 0 0

Page 148: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 20

3.3 Kerangka Pendanaan

Kebijakan pengelolaan keuangan daerah disusun dengan memperhatikan pada kebijakan

pendapatan, pembelanjaan serta pembiayaan APBD. Pengelolaan Keuangan daerah yang baik akan

mewujudkan keseimbangan antara optimalisasi pendapatan daerah, efisiensi dan efektivitas

belanja daerah serta ketepatan dalam memanfaatkan potensi pembiayaan daerah.

Terkait dengan hal tersebut, pengelolaan pendapatan daerah selama periode 2010–2015

diarahkan pada peningkatan penerimaan daerah melalui:

(1) Optimalisasi pendapatan daerah sesuai dengan kondisi daerah dan peraturan yang berlaku;

(2) Peningkatan kemampuan dan keterampilan SDM Pengelola Pendapatan Daerah;

(3) Peningkatan intensitas hubungan perimbangan keuangan pusat dan daerah secara adil dan

proporsional berdasarkan potensi Kabupaten Bangka Tengah dan asas pemerataan

pembangunan; dan

(4) Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajiban sebagai wajib pajak yang

taat.

Untuk itu digariskan sejumlah kebijakan yang terkait dengan pengelolaan pendapatan

daerah, yaitu:

1) Memantapkan atau menata kembali Kelembagaan dan Sistem Operasional yang berkenaan

dengan pendapatan daerah.

2) Melakukan peninjauan kembali terhadap perda terkait dengan retribusi dan pajak daerah,

guna mengoptimalkan pendapatan daerah.

3) Meningkatkan pendapatan daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber

pendapatan yang memperhatikan aspek legalitas, keadilan, kepentingan umum, karakteristik

daerah dan kemampuan masyarakat dengan memegang teguh prinsip-prinsip akuntabilitas,

transparansi serta cost effectiveness.

4) Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang Pendapatan Daerah dengan Pemerintah

Pusat, Pemerintah Provinsi dan SKPD Penghasil.

5) Meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah dalam upaya peningkatkan kontribusi

secara signifikan terhadap Pendapatan Daerah.

6) Meningkatkan pelayanan dan perlindungan masyarakat sebagai upaya meningkatkan

kesadaran masyarakat dalam membayar retribusi daerah.

7) Meningkatkan peran dan fungsi UPT dalam peningkatan pelayanan dan pendapatan daerah,

terutama optimalisasi retribusi

8) Meningkatkan akuntabilitas dalam pengelolaan asset dan keuangan daerah.

9) Meningkatkan kinerja pendapatan daerah melalui penyempurnaan sistem administrasi dan

efisiensi penggunaan anggaran daerah.

10) Meningkatkan kinerja pelayanan masyarakat melalui penataan organisasi dan tata kerja,

pengembangan sumber daya pegawai yang profesional dan bermoral, serta pengembangan

Page 149: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 III-21

sarana dan fasilitas pelayanan prima dan melaksanakan terobosan untuk peningkatan

pelayanan masyarakat.

Dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah hingga tahun 2015 mendatang, prioritas

kebijakan pendapatan daerah akan diarahkan melalui:

1) Menyiapkan revisi Perda Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang telah ditetapkan serta

implementasinya sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan pelaksanaannya.

2) Melakukan kajian penerapan pajak progresif, terutama yang terkait dengan imbasnya

terhadap sosial-ekonomi masyarakat Kabupaten Bangka Tengah.

3) Melakukan kajian penerapan insentif pajak yang tepat untuk mendorong pengusaha untuk

berinvestasi pada sektor-sektor strategis daerah.

4) Menjalankan kebijakan pendapatan daerah yang membuka peluang untuk menumbuhkan

pertumbuhan ekonomi lokal dan pengembangan sumber penerimaan lain, melalui pelibatan

sektor swasta dalam pembangunan daerah melalui kegiatan skema kerjasama pemerintah

(Public Private Partnership) dan swasta maupun corporate social responsibility (CSR). Untuk

itu sejumlah langkah yang akan dilakukan meliputi:

a. Deregulasi peraturan daerah untuk dapat meningkatkan minat berinvestasi dan

kepastian berusaha di Kabupaten Bangka Tengah.

b. Kerjasama investasi antara Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah dengan pihak

swasta atau dengan pihak pemerintah lainnya dengan perjanjian yang disepakati.

c. Mendorong peningkatan investasi langsung oleh masyarakat dan pengusaha lokal.

d. Penyelenggaraan Perijinan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang merupakan

wujud pelayanan publik dalam tata pemerintahan.

e. Meningkatkan koordinasi program melalui Corporate Social Responsibility (CSR).

f. Kegiatan investasi diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang

ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang dapat melibatkan peran masyarakat luas seperti

sektor pertanian, sektor industri berbasis pertanian dan kelautan, industri pengolahan,

dan industri manufaktur.

3.1.1 Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama

Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah disusun melalui

pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang

direncanakan dengan memperhatikan prestasi kerja setiap satuan kerja perangkat daerah dalam

pelaksanaan tugas, pokok dan fungsinya. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas

perencanaan anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam

program dan kegiatan.

Page 150: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 22

Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama

No Uraian 2009 2010 2011 2012 Rata-rata

Pertumbuhan (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%)

A Belanja Tidak Langsung 73.405.813.172,00 90.782.292.051,00 110.858.577.643,00 123.781.182.603,00 19,15 1 Belanja Gaji dan Tunjangan 72.469.836.822,00 89.859.912.051,00 109.096.977.643,00 122.019.582.603,00 19,08 2 Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD

serta Operasional KDH/WKDH 935.976.350,00 922.380.000,00 1.761.600.000,00 1.761.600.000,00 29,84

3 Belanja Bunga 0 0 0 0 0,00 4 Belanja bagi hasil 0 0 0 0 0,00 B Belanja Langsung 2.329.106.722,00 3.915.074.314,00 6.110.420.541,00 13.622.965.284,00 82,37 1 Belanja honorarium PNS khusus untuk guru dan

tenaga medis 0 0 0 0 1,00

2 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 822.895.000,00 694.200.000,00 1.339.775.000,00 2.307.365.000,00 49,86 3 Belanja Jasa Kantor ( khusus tagihan bulanan

kantor seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya ) 1.058.637.707,00 1.271.465.616,00 1.647.083.351,00 1.579.694.034,00 15,18

4 Belanja sewa gedung kantor( yang telah ada kontrak jangka panjangnya)

0 0 0 0 0,00

5 Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya)

0 0 0 0 0,00

6 Belanja Premi Asuransi 447.574.015,00 1.949.408.698,00 3.123.562.190,00 9.735.906.250,00 202,49 - C Pembiayaan Pengeluaran 0 0 0 0 0,00 1 Pembentukan Dana Cadangan 0 0 0 0 0,00 2 Pembayaran pokok utang 0 0 0 0 0,00

TOTAL (A+B+C) 75.734.919.894,00 94.697.366.365,00 116.968.998.184,00 137.404.147.887,00 22,01

Page 151: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 23

Strategi belanja daerah Tahun 2010-2015 diarahkan untuk mendukung:

a. Pencapaian pembangunan Nasional 2010-2014;

b. Pencapaian pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2012-2017;

c. Pencapaian tujuan pembangunan millennium development goals (MDG’s);

d. Penerapan standar pelayanan minimal (SPM);

Untuk itu, kebijakan belanja daerah tahun anggaran 2010-2015 dilakukan melalui

pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional, ekonomis, efisien dan efektif, yaitu:

1) Belanja daerah dialokasikan dalam rangka pelaksanaan urusan Kabupaten Bangka Tengah

yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan

perundang-undangan.

2) Efisiensi belanja dilakukan dengan mengoptimalkan belanja untuk kepentingan publik,

melaksanakan proper budgeting melalui analisis cost benefit dan tingkat efektifitas setiap

program dan kegiatan serta melaksanakan prudent spending melalui pemetaan profil risiko

atas setiap belanja kegiatan beserta perencanaan langkah antisipasinya.

3) Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi SKPD dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang

menjadi tanggungjawab Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah.

4) Belanja dalam rangka peyelenggaraan urusan wajib diarahkan untuk melindungi dan

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah

yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan,

fasilitas sosial dan fasilitas umum.

5) Pemenuhan kebutuhan dasar pendidikan dengan fokus pada penuntasan WAJAR DIKDAS 9

tahun dan perintisan WAJAR 12 tahun serta menciptakan pendidikan yang berkualitas dan

terjangkau.

6) Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dilaksanakan dengan memperbaiki

fasilitas dan pengadaan untuk pelayanan dasar kesehatan terutama untuk keluarga miskin

serta kesehatan ibu dan anak, memperbanyak tenaga medis terutama untuk daerah-daerah

yang sulit dijangkau, serta memperbaiki kualitas lingkungan dan pembudayaan perilaku

hidup bersih dan sehat.

7) Dalam rangka peningkatan daya beli masyarakat, anggaran belanja akan diarahkan pada

revitalisasi sektor pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan, penguatan

struktur ekonomi pedesaan, kesetaraan gender, pemberdayaan koperasi dan UMKM, serta

dukungan infrastruktur perdesaan.

8) Penurunan prosentase jumlah angkatan kerja yang menganggur diantaranya melalui

penyiapan SDM yang siap kerja, peningkatan investasi program multi sektor, peningkatan

sarana dan prasarana pelatihan ketenagakerjaan.

Page 152: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 III-24

9) Dalam mendukung pengembangan aktivitas pembangunan ekonomi di perdesaan,

pemeliharaan dan pembangunan infrastruktur akan diarahkan pada wilayah sentra produksi

di pedesaan, aksesibilitas sumber air baku dan listrik.

10) Untuk menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan Bangka Tengah, Pemerintah

Daerah akan mengarahkan anggaran pada kegiatan-kegiatan pengurangan pencemaran

lingkungan, pencapaian target kawasan lindung sebesar 30%, mitigasi bencana, pengendalian

alih fungsi lahan dan pengendalian eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam.

11) Penggunaan indeks relevansi anggaran dalam penentuan anggaran belanja dengan

memperhatikan belanja tidak langsung dan belanja langsung dengan kebijakan Pemerintah

Kabupaten Bangka Tengah, serta anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap pengguna

anggaran tetap terukur.

12) Kegiatan-kegiatan yang orientasinya terhadap pemenuhan anggaran belanja tetap (fixed

cost), Insentif Berbasis Kinerja, dan komitmen pembangunan yang berkelanjutan.

13) Kebijakan untuk belanja tidak langsung meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Mengalokasikan belanja pegawai yang merupakan belanja kompensasi, dalam bentuk

gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada Pegawai Negeri

Sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. Mengalokasikan belanja bantuan sosial yang digunakan untuk menganggarkan

pemberian bantuan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada masyarakat yang

bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat;

c. Mengalokasikan belanja hibah yang digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah

dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah daerah, dan kelompok

masyarakat perorangan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya;

d. Mengalokasikan belanja tidak terduga yang merupakan belanja untuk kegiatan yang

sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana

alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian

atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.

e. Mengalokasikan belanja bantuan keuangan kepada kecamatan/kelurahan/Pemerintah

Desa. Belanja bantuan keuangan kepada kecamatan/kelurahan/Pemerintah Desa

diarahkan dalam rangka mendukung Kebijakan Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah,

yaitu mendukung keseimbangan pembangunan perdesaan.

Untuk kebijakan pembiayaan daerah, dari aspek penerimaannya akan diarahkan untuk

meningkatkan akurasi pembiayaan yang bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran

sebelumnya (SiLPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan,

penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan piutang

daerah. Terkait dengan pinjaman daerah, Pemerintah Pusat telah membuka kesempatan bagi

pemerintah daerah yang memenuhi persyaratan, untuk melakukan pinjaman sebagai salah satu

Page 153: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 III-25

instrumen pendanaan pembangunan daerah. Hal ini bertujuan untuk mempercepat pembangunan

daerah dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Namun demikian, mengingat adanya konsekuensi kewajiban yang harus dibayar atas

pelaksanaan pinjaman pemerintah daerah dimaksud, seperti angsuran pokok, biaya bunga, denda,

dan biaya lainnya, pemerintah daerah akan terus mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudential

management), profesional, dan tepat guna dalam penggunaan potensi pinjaman daerah tersebut

agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi keuangan daerah.

Selain itu juga terdapat peluang bagi Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah untuk

menggalang dana pinjaman pemerintah daerah yang bersumber dari masyarakat sebagai salah satu

sumber pendanaan daerah. Sumber pendanaan tersebut adalah obligasi daerah untuk mendanai

investasi sektor publik yang menghasilkan penerimaan dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Pada aspek pengeluaran pembiayaan, sebagai pengeluaran yang akan diterima kembali baik

pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, akan

mencakup: pembentukan dana cadangan; penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah;

pembayaran pokok utang; dan pemberian pinjaman daerah. Untuk itu kebijakan pengeluaran

pembiayaannya meliputi:

1) Pengeluaran pembiayaan direncanakan untuk pembayaran hutang pokok yang jatuh tempo,

penyertaan modal BUMD;

2) Penyertaan modal dan pemberian pinjaman manakala terjadi surplus anggaran;

3) Penyertaan modal disertai dengan revitalisasi dan restrukturisasi kinerja BUMD dan

pendayagunaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan dalam rangka efisiensi pengeluaran

pembiayaan termasuk kajian terhadap kelayakan BUMD.

Page 154: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 26

Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama

No Uraian Data Tahun Dasar (2011)

Proyeksi (Rp) 2012 2013 2014 2015

A Belanja Tidak Langsung 127.547.592.836,00 136.642.248.050,45 140.486.176.000,00 154.358.633.600,00 169.618.336.000,00 1 Belanja Gaji dan Tunjangan 125.785.992.836,00 134.880.648.050,45 138.724.576.000,00 152.597.033.600,00 167.856.736.000,00 2 Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan

DPRD serta Operasional KDH/WKDH 1.761.600.000,00 1.761.600.000,00 1.761.600.000,00 1.761.600.000,00 1.761.600.000,00

3 Belanja Bunga - - - - - 4 Belanja bagi hasil - - - - -

B Belanja Langsung 6.979.850.351,00 14.339.246.034,00 11.176.165.000,00 11.795.744.361,40 13.212.673.557,78 1 Belanja honorarium PNS khusus untuk guru

dan tenaga medis. - - - - -

2 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 1.830.000.000,00 2.914.552.000,00 2.594.039.000,00 2.694.039.000,00 2.994.039.000,00 3 Belanja Jasa Kantor (khusus tagihan bulanan

kantor , listrik, air, telepon & sejenisnya ) 1.647.083.351,00 1.579.694.034,00 2.587.126.000,00 3.101.705.361,40 3.718.634.557,78

4 Belanja sewa gedung kantor(ada kontrak jangka panjangnya)

- - - - -

5 Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor (ada kontrak jangka panjangnya)

- - - - -

6 Belanja Premi Asuransi 3.502.767.000,00 9.845.000.000,00 5.995.000.000,00 6.000.000.000,00 6.500.000.000,00

C Pengeluaran Pembiayaan 11.000.000.000,00 8.000.000.000,00 4.000.000.000,00 6.000.000.000,00 6.000.000.000,00 1 Pembentukan Dana Cadangan 0 0 0 - - 2 Pembayaran pokok utang 0 0 0 - - 3 Penyertaan Modal 11.000.000.000,00 8.000.000.000,00 4.000.000.000,00 6.000.000.000,00 6.000.000.000,00

TOTAL BELANJA WAJIB DAN PENGELUARAN YANG WAJIB MENGIKAT SERTA PRIORITAS UTAMA

145.527.443.187,00 158.981.494.084,45 155.662.341.000,00 172.154.377.961,40 188.831.009.557,78

Page 155: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 27

3.3.2 Proyeksi

Jika memperhatikan kinerja pendapatan daerah pada 2008-2012, pendapatan daerah akan

diupayakan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Walaupun

kondisi perekonomian Bangka tengah dipengaruhi oleh kondisi perekonomian provinsi dan

nasional, Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah akan memaksimalkan strategi dan kebijakan

pendapatan daerah yang telah diuraikan diatas dalam meningkatkan Pertumbuhan dan realisasi

PAD. Hal ini dapat dipahami karena disparitas PAD memiliki kecenderungan yang tinggi akibat

kepastiannya masih rendah. Selama ini pendapatan daerah masih didominasi oleh pajak kendaraan

bermotor yang bersifat closed list dan pertumbuhannya memiliki keterbatasan (terbatasi oleh

ketersediaan ruang dan sarana prasarana infrastruktur), sehingga rentan terhadap perubahan

kondisi ekonomi.

Jika memperhatikan proyeksi perekonomian nasional yang akan mencapai pertumbuhan

ekonomi rata-rata 6,3%-6,8% pada periode 2010-2014 dengan asumsi perekonomian global tidak

akan mengalami penurunan dalam periode 2010, stabilitas sektor keuangan dunia sudah pulih,

serta harga komoditas pangan dan energi menyesuaikan secara bertahap dan tidak mengalami

gejolak tajam, maka pendapatan daerah pada tahun 2010 – 2015 diperkirakan akan dapat

memberikan kontribusi terhadap belanja daerah rata-rata sebesar 95,74%.

Prediksi Pendapatan Asli Daerah dalam kurun waktu 2010 – 2015 diasumsikan terjadi

peningkatan rata-rata sebesar 17,91%. Sedangkan untuk pajak daerah diprediksi akan mengalami

kenaikan secara bertahap rata-rata sebesar 62,77% pertahun, dengan asumsi kondisi

perekonomian stabil. Demikian juga dengan kontribusi retribusi daerah terhadap PAD, dengan

asumsi pertumbuhan sebesar sama dengan pajak daerah yaitu sebesar 8,18%,

Dalam era otonomi daerah, proporsi belanja daerah disesuaikan dengan karakteristik dan

kebutuhan daerah tersebut. Diperkirakan dalam periode 2010–2015, kebutuhan belanja daerah

akan mengalami kenaikan sebesar 3 – 10%. Hal ini disebabkan harapan masyarakat Bangka Tengah

terhadap keseimbangan pembangunan antar kecamatan serta mendukung pencapaian

pembangunan nasional 2010-2014 dengan memperhatikan prioritas pembangunan nasional

(11+3).

Untuk proyeksi sisa lebih pembiayaan anggaran pemerintah daerah, dengan kurun waktu

tahun 2011-2015, gambarannya seperti terlihat pada Tabel berikut ini.

Page 156: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 28

Proyeksi Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran

Kabupaten Bangka Tengah

No Uraian Data tahun dasar

2011 (Rp)

Data tahun 2012 (Rp)

Tingkat pertumbuhan

(%)

Proyeksi

2013 2014 2015

(Rp) (Rp) (Rp)

1. Saldo kas neraca daerah 142.635.597.050,45 82.787.810.273,43 -41,96 71.544.000.000,00 70.639.000.000,00 68.256.000.000,00

Dikurangi:

1. Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan

- - - - - -

2. Kegiatan lanjutan - - - - - -

Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran

142.635.597.050,45 82.787.810.273,43 -41,96 71.544.000.000,00 70.639.000.000,00 68.256.000.000,00

Page 157: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 III-29

3.3.3 Penghitungan Kerangka Pendanaan

Jika memperhatikan kapasitas riil kemampuan keuangan yang ada, maka merupakan modal

pemerintah daerah untuk membiayai:

a. Rencana alokasi pengeluaran prioritas I, yakni berkaitan dengan tema atau program

pembangunan daerah yang menjadi unggulan (dedicated) Kepala daerah serta melaksanakan

amanat pembangunan yang tertuang dalam RPJMN 2010-2014 dan amanat/kebijakan

nasional yang definitif harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana. Selain itu

program prioritas I berhubungan langsung dengan kepentingan publik, bersifat monumental,

berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi, memberikan dampak

luas pada masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah. Selain

itu, prioritas I juga diperuntukkan bagi prioritas belanja yang wajib sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

b. Rencana alokasi pengeluaran prioritas II, yakni berkaitan dengan program prioritas di tingkat

SKPD yang merupakan penjabaran dari analisis per urusan serta paling berdampak luas pada

masing-masing segementasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas dan

permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan fungsi SKPD

termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan yang berhubungan dengan itu.

c. Rencana alokasi pengeluaran prioritas III, yakni berkaitan dengan alokasi belanja-belanja

tidak langsung seperti: tambahan penghasilan PNS, belanja hibah, belanja bantuan sosial

organisasi kemasyarakatan, belanja bantuan keuangan kepada kabupaten/kota dan

pemerintahan desa serta belanja tidak terduga. Pengalokasian dana pada prioritas III baru

akan dipenuhi setelah pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih dahulu.

Adapun kapasitas riil kemampuan keuangan daerah untuk mendanai pembangunan daerah

Kabupaten Bangka Tengah tahun 2010-2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 158: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 30

Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah

untuk Mendanai Pembangunan Daerah

Kabupaten Bangka Tengah

No. Uraian

Proyeksi

2011 2012 2013 2014 2015

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1. Pendapatan 479.469.885.366,78 516.280.325.565,11 536.280.088.000,00 563.094.092.400,00 591.248.797.020,00

2. Pencairan dana cadangan (sesuai Perda) - - - - -

3. Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran 142.635.597.050,45 82.787.810.273,43 71.544.000.000,00 70.639.000.000,00 68.256.000.000,00

Total penerimaan 622.105.482.417,23 599.068.135.838,54 607.824.088.000,00 633.733.092.400,00 659.504.797.020,00

Dikurangi:

4. Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama

145.527.443.187,00 158.981.494.084,45 155.662.341.000,00 172.154.377.961,40 188.831.009.557,78

Kapasitas riil kemampuan keuangan 476.578.039.230,23 440.086.641.754,09 452.161.747.000,00 461.578.714.438,60 470.673.787.462,22

Page 159: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 31

Melihat proyeksi kapasitas riil keuangan daerah yang terus mengecil hingga tahun 2015

mendatang, sedangkan proyeksi jumlah pengeluaran terus meningkat, maka terdapat sejumlah

pertimbangan alokasi belanja ke depan, yaitu sebagai berikut:

1. Perlu pengetatan dalam memilah program dan kegiatan sesuai urutan prioritasnya.

2. Perlunya peningkatan keperansertaan sektor swasta dalam pendanaan pembangunan, baik

melalui skenario kemitraan pemerintah dan sektor swasta (public private partnership)

maupun potensi corporate social responsibility (CSR) dan Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan (PKBL) dari pelaku usaha daerah, yang tersebar diberbagai lapangan usaha di

Kepulauan Bangka Belitung;

3. Reorganisasi struktur organisasi pemerintah daerah yang semakin relevan dengan posisi dan

kedudukan pemerintahan kabupaten yang lebih difokuskan pada penyelenggaraan urusan

pemerintahan. Dengan reorganisasi ini, akan diperlukan besaran organisasi yang lebih efisien

serta gugus penugasan yang makin ahli dengan penguatan jabatan fungsional di berbagai lini.

Adapun rencana penggunaan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah dapat diuraikan

pada Tabel berikut ini.

Page 160: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 III-32

Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Bangka Tengah

No Uraian

Proyeksi

2011 2012 2013 2014 2015

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

I Kapasitas riil kemampuan keuangan 476.578.039.230,23 440.086.641.754,09 452.161.747.000,00 461.578.714.438,60 470.673.787.462,22

Rencana alokasi pengeluaran prioritas I

II.a Belanja Langsung 185.877.656.900,00 243.549.045.000,00 210.635.800.000,00 232.678.300.000,00 235.713.588.000,00

II.b Pembentukan dana cadangan 0 0 0 0 0

Dikurangi:

II.c Belanja Langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

II.d Pengeluaran pembiayaan yang wajib mengikat serta prioritas utama

0 0 0 0 0

II Total Rencana Pengeluaran Prioritas I (II.a+II.b-II.c-II.d)

185.877.656.900,00 243.549.045.000,00 210.635.800.000,00 232.678.300.000,00 235.713.588.000,00

Sisa kapasitas riil kemampuan keuangan daerah setelah menghitung alokasi pengeluaran prioritas I (I-II)

290.700.382.330,23 196.537.596.754,09 241.525.947.000,00 228.900.414.438,60 234.960.199.462,22

Rencana alokasi pengeluaran prioritas II

Page 161: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 III-33

III.a Belanja Langsung 88.439.613.470,00 146.001.185.870,00 110.842.773.000,00 118.096.293.800,00 122.727.391.020,00

III.b Pembentukan dana cadangan 0 0 0 0 0

Dikurangi:

III.c Belanja Langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama

6.979.850.351,00 14.339.246.034,00 11.176.165.000,00 11.795.744.361,40 13.212.673.557,78

III.d Pengeluaran pembiayaan yang wajib mengikat serta prioritas utama

11.000.000.000,00

8.000.000.000,00

4.000.000.000,00

6.000.000.000,00

6.000.000.000,00

III Total Rencana Pengeluaran Prioritas II (III.a+III.b-III.c-III.d)

70.459.763.119,00 123.661.939.836,00 95.666.608.000,00 100.300.549.438,60 103.514.717.462,22

Sisa kapasitas riil kemampuan keuangan daerah setelah menghitung alokasi pengeluaran prioritas II (I-II)

220.240.619.211,23 72.875.656.918,09 145.859.339.000,00 128.599.865.000,00 131.445.482.000,00

Rencana alokasi pengeluaran prioritas III

IV.a Belanja Tidak Langsung 225.011.039.500,00 245.160.770.050,45 286.345.515.000,00 282.838.498.600,00 300.958.818.000,00

Dikurangi:

IV.b Belanja tidak langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama

127.547.592.836,00 136.642.248.050,45 140.486.176.000,00 154.358.633.600,00 169.618.336.000,00

IV Total rencana pengeluaran prioritas III (IV.a-IV.b)

97.463.446.664,00 108.518.522.000,00 145.859.339.000,00 128.479.865.000,00 131.340.482.000,00

Surplus anggaran riil atau Berimbang (I-II-III-IV)*

122.777.172.547,23 -35.642.865.081,91 0,00 120.000.000,00 105.000.000,00

Page 162: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 III-34

Kerangka Pendanaan

Alokasi Kapasitas Riil Keuangan Daerah

No. Jenis Dana

Alokasi

Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V

% Rp % Rp % Rp % Rp % Rp

1. Prioritas I 52,54 185.877.656.900,00 51,19 243.549.045.000,00 46,58 210.635.800.000,00 50,42 232.678.300.000,00 50,09 235.713.588.000,00

2. Prioritas II 19,92 70.459.763.119,00 25,99 123.661.939.836,00 21,16 95.666.608.000,00 21,74 100.300.549.438,60 22,00 103.514.717.462,22

3. Prioritas III 27,55 97.463.446.664,00 22,81 108.518.522.000,00 32,26 145.859.339.000,00 27,84 128.479.865.000,00 27,91 131.340.482.000,00

Total 100,00 353.800.866.683,00 100,00 475.729.506.836,00 100,00 452.161.747.000,00 100,00 461.458.714.438,60 100,00 470.568.787.462,22

Page 163: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 1

B A B IV

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

4.1 Permasalahan Pembangunan

4.1.1 Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka Tengah masih sangat dipengaruhi oleh kondisi

perekonomian nasional dan global. Hal ini disebabkan karena produk ekonomi daerah ini sebagian

besar merupakan produk yang berorientasi ekspor, sehingga pertumbuhan ekonomi sangat

dipengaruhi oleh harga komoditas di pasar nasional dan global. Penyebab lainnya yaitu kegiatan

ekonomi masih sangat tergantung pada pengelolaan sumber daya alam. Untuk itu perlu dilakukan

langkah-langkah strategis yang dapat memacu dan memicu pertumbuhan ekonomi, seperti

pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis komoditas unggulan daerah, pengembangan industri

pengolahan, pengembangan pariwisata, pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh, serta

pengelolaan sumber daya alam yang ramah lingkungan.

Permasalahan pembangunan yang terkait dengan prioritas bidang ekonomi diuraikan

sebagai berikut:

1) Kemiskinan

Jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode 2006 sampai dengan 2010

berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada periode 2006 sampai dengan 2010 jumlah penduduk miskin

menurun sebanyak 2.900 orang, yaitu dari 16,0 ribu orang pada tahun 2006 menjadi 13,10 ribu

orang pada tahun 2010. Sama halnya dengan tingkat kemiskinan juga menurun dari 11,61 persen

pada tahun 2006 menjadi 8,07 persen pada tahun 2010.

Jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 mencapai 13,4 ribu orang, tetapi kemudian

mengalami penurunan pada tahun 2008 menjadi 11,24 ribu orang dan terus menurun pada tahun

2009 menjadi 10,39 ribu orang. Namun, pada tahun 2010 jumlah penduduk miskin mengalami

peningkatan menjadi 13,10 ribu orang.

Pengelolaan ekonomi yang mengarah pada pengembangan ekonomi kerakyatan adalah

langkah-langkah strategis yang melibatkan partisipasi masyarakat secara penuh dengan penguatan

usaha mikro, kecil dan menengah serta koperasi melalui optimalisasi pengembangan potensi lokal

yang berorientasi ekspor, seperti lada, karet, minyak sawit, hasil laut dan hasil pertambangan.

Langkah ini jika dilaksanakan dengan baik, berkelanjutan dan profesional, maka akan dapat

meningkatkan daya saing daerah. Selanjutnya penyebaran masyarakat Bangka Tengah yang masih

banyak berdomisili di wilayah perdesaan menjadi potensi penting untuk pengembangan ekonomi

kerakyatan.

Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena

penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita dibawah Garis

Kemiskinan. Selama periode 2009 – 2010 Garis Kemiskinan naik 10,09 persen yaitu dari Rp.

Page 164: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 2

311.419,- per kapita per bulan pada tahun 2009 menjadi Rp. 342.841,- per kapita per bulan pada

2010.

Garis Kemiskinan Kabupaten Bangka Tengah mengalami kenaikan setiap tahun dari tahun 2006 -

2010. Pada tahun 2006 Garis kemiskinan sebesar Rp. 244.769,- per kapita per bulan, kemudian naik

menjadi Rp. 258.815,- per kapita per bulan pada tahun 2007. Pada tahun 2008 Garis kemiskinan

naik lagi menjadi Rp. 281.739,- per kapita per bulan.

Jadi pengembangan ekonomi kerakyatan akan menjadi langkah strategis bagi pengurangan

kemiskinan di perdesaan. Oleh karena itu, keterlibatan dan pemberdayaan masyarakat desa secara

utuh dan terus menerus menjadi kunci keberhasilan dalam pengembangan ekonomi kerakyatan.

Pengembangan ekonomi kerakyatan di Bangka Tengah selama ini belum berjalan secara

optimal. Munculnya permasalahan tersebut salah satunya disebabkan karena masih kurangnya

kreativitas masyarakat dalam mengembangkan usaha produksi dan minimnya jiwa wirausaha.

Kondisi ini terjadi karena masih banyaknya masyarakat Bangka Tengah, khususnya di perdesaan

yang dominan bekerja di sektor primer. Di sisi yang lain, belum berkembangnya lembaga koperasi

yang berbasis potensi lokal, masalah pemasaran, serta masih terkendalanya permodalan dalam

pengembangan usaha mikro kecil dan menengah menjadi hambatan dalam pengembangan

ekonomi kerakyatan.

Upaya pengembangan ekonomi kerakyatan membutuhkan dukungan sektor lain, seperti

sektor perbankan, industri, pertanian, perikanan, dan lain-lain, yang dapat mendorong sektor-

sektor ekonomi rakyat untuk dapat lebih maju, mandiri dan berdaya saing. Jadi, kebijakan-

kebijakan pada sektor-sektor lain tersebut harus pula menopang dan bersinergi dengan

pengembangan ekonomi kerakyatan. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan pengembangan

ekonomi kerakyatan sangat terkait dengan permasalahan ekonomi yang lain, seperti daya saing,

inflasi, pengembangan pariwisata, kelautan, perikanan dan lain-lain. Sektor-sektor ekonomi

kerakyatan dapat maju ketika mampu berdaya saing dan dikembangkan sesuai dengan potensi

lokal, kondisi geografis, serta kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki. Pengembangan

sektor pariwisata, kelautan, perikanan, pertanian dan lain-lain dapat mendukung berbagai

pengembangan ekonomi kerakyatan.

Di samping itu, mengoptimalkan keunggulan komparatif juga penting dalam pengembangan

ekonomi kerakyatan. Keunggulan-keunggulan ini misalnya dapat digali dari kekhasan daerah yang

tidak dimiliki daerah lain sehingga sektor ekonomi kerakyatan yang dikembangkan memiliki

keunggulan dan bersifat lokal, seperti sektor pariwisata, perikanan, dan kelautan sebagai

kabupaten kepulauan.

2) Laju pertumbuhan penduduk

Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bangka Tengah dikategorikan pesat. Pada tahun

2010, jumlah penduduk di kabupaten ini sebesar 167.659 jiwa, pada tahun 2011 bertambah 11.906

jiwa atau menjadi 179.565 jiwa atau bertambah 50.623 jiwa dari tahun 2007. Laju pertumbuhan

penduduk adalah sebesar 5,4% dengan tingkat variasi yang berbeda antar kecamatan.

Page 165: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 3

Laju pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi di kabupaten ini pada dasarnya tidak

dikarenakan oleh faktor kelahiran, melainkan karena faktor migrasi. Laju pertumbuhan penduduk

dan faktor migrasi merupakan isu yang harus diperhatikan karena akan berimplikasi pada sektor

lain, misalnya pada sektor ketenagakerjaan, kesejahteraan, dan pada akhirnya akan berpengaruh

pada Indeks Pembangunan Manusia.

3) Inflasi

Inflasi menjadi perhatian dalam pembangunan di Kabupaten Bangka Tengah. Tingkat inflasi

di kabupaten ini mengalami fluktuasi yang cukup tajam. Selama tahun 2007–2011, inflasi

Kabupaten Bangka Tengah terendah terjadi pada tahun 2009 sebesar 3,44 persen dan tertinggi

pada tahun 2008 yang mencapai 15,80 persen..

Di sisi lain dampak inflasi yang tinggi juga akan mempengaruhi kondisi perekonomian dan

sosial budaya, seperti menambah angka kemiskinan dan pengangguran. Ada beberapa faktor

penyebab naik turunnya angka inflasi di Bangka Tengah, seperti naiknya harga kebutuhan pokok,

kebutuhan pertanian, supply-demand, psikologis musim, masyarakat yang konsumtif dan

transportasi. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan ekonomi yang melibatkan semua stakeholder

terkait untuk dapat melakukan berbagai upaya strategis multisektor untuk pengendalian angka

inflasi.

4) Disparitas variabel pembentuk IPM

Ada beberapa variabel pembentuk Indeks Pembangunan Manusia, yakni rata-rata lama

sekolah, angka melek huruf, angka harapan hidup, dan pendapatan perkapita. Rata-rata lama

sekolah untuk tahun 2011 adalah 6,95 tahun, angka melek huruf 95,98, angka harapan hidup 68,02,

dan pendapatan perkapita 633,87.

Oleh karena angka Indeks Pembangunan Manusia ditentukan oleh keempat variabel tersebut,

maka kesemua faktor saling mempengaruhi. Kesemua variabel harus mendapatkan porsi perhatian

yang sama jika menginginkan angka Indeks Pembangunan Manusia mengalami peningkatan. Dari

empat variabel tersebut, angka rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf terbilang lebih

rendah dibandingkan dengan dua variabel lainnya. Angka harapan hidup dan pendapatan perkapita

kabupaten ini terbilang baik. Perhatian pada aspek pendidikan sebagai komponen pembentuk

Indeks Pembangunan Manusia dengan demikian harus menjadi perhatian penting dalam

pembangunan lima tahun ke depan.

5) Disparitas Pendapatan

Selama kurun waktu lima tahun terakhir Indeks Williamson pendapatan Kabupaten Bangka

Tengah berada dalam kisaran antara 0,26 hingga 0,29. Jika dirinci secara lebih detail, terlihat

bahwa Indeks Williamson terbesar terjadi pada tahun 2008, hal ini mengindikasikan bahwa pada

tahun 2008, gap kesenjangan antar kecamatan berada pada kondisi terparah. Disparitas

pendapatan kecamatan akan berkurang dengan meningkatnya perekonomian daerah. Pada tahun

Page 166: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 4

2008 terjadi penurunan kinerja ekonomi Kabupaten Bangka Tengah dibandingkan tahun-tahun

sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka Tengah tahun 2008 hanya mencapai 3,38

persen dengan laju inflasi PDRB sebesar 15,80 persen. Hal ini disebabkan karena pengaruh

kenaikan bahan bakar minyak yang terjadi pada tahun 2008, yang mempengaruhi biaya produksi.

Dengan kenaikan BBM ini ada pelaku usaha yang masih bisa tetap eksis melaju dengan produk-

produknya tetapi ada juga yang mengalami pasang surut krisis ekonomi sehingga memaksa mereka

melakukan efisiensi antara lain dengan mengurangi jumlah tenaga kerja.

Selain itu, terdapat faktor lain yang menyebabkan perubahan kesenjangan antar kecamatan

di Kabupaten Bangka, yakni faktor internal seperti konsentrasi kegiatan ekonomi yang tinggi di

kecamatan tertentu, seperti Koba dan Pangkalan Baru. Akibat terkonsentasinya kegiatan ekonomi

di suatu wilayah mengindikasikan banyaknya penyerapan tenaga kerja sehingga output dari

kecamatan tersebut pun menjadi semakin tinggi.

Pada tahun 2009, indeks williamson berada pada posisi 0,26 dan terus menurun hingga

tahun 2011. Hal ini mengindikasikan kondisi perekonomian Kabupaten Bangka Tengah semakin

membaik dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 yang mencapai 6,23 persen dan laju

inflasi PDRB hanya sebesar 5,39 persen. Selain itu, pemerataaan pembangunan di seluruh

kecamatan mulai berjalan, sehingga output kegiatan ekonomi yang tercipta di Kabupaten Bangka

Tengah merata hampir di seluruh kecamatan

6) Disparitas pembangunan

Gambaran pembangunan di Bangka Tengah menunjukkan banyak kemajuan, baik

pembangunan fisik, ekonomi, maupun sosial budaya. Namun tidak dapat dihindari bahwa

pembangunan yang dilaksanakan masih belum optimal sehingga terjadinya disparitas

pembangunan, terutama antara kawasan desa dan kota. Keterkaitan pembangunan desa dan kota

tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena kedua kawasan tersebut mempunyai fungsi yang

berbeda namun saling melengkapi, yaitu kota berfungsi sebagai pusat jasa dan perdagangan,

sedangkan desa sebagai penopang produksi dan produktivitas. Sebagai daerah yang memiliki 306

perdesaan di 6 kecamatan, maka sudah selayaknya pembangunan yang dilaksanakan akan lebih

difokuskan kepada percepatan pembangunan perdesaan dengan memperkuat kelembagaan

perdesaan, pemberdayaan masyarakat serta meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur

dasar. Hal ini bertujuan untuk mengurangi disparitas pembangunan antara kota dan desa.

7) Peningkatan daya saing daerah

Daya saing daerah dimaknai sebagai kapasitas dan kemampuan berkompetisi yang dihasilkan

Kabupaten Bangka Tengah untuk menghadapi segala tantangan pembangunan dalam rangka

mewujudkan kesejahteraan masyarakat Bangka Tengah. Untuk memperkuat daya saing daerah,

Bangka Tengah harus memenuhi beberapa alat ukur daya saing daerah, yaitu:

· Perekonomian Wilayah, yang meliputi upaya penciptaan nilai tambah, tingkat konsumsi,

akumulasi capital dan tingkat biaya hidup;

Page 167: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 5

· Keterbukaan, berhubungan dengan wilayah lain misalnya dalam hal investasi, perdagangan,

dan akses transportasi;

· Sistem Keuangan, meliputi sistem finansial perbankan dan non perbankan;

· Infrastruktur dan SDA, meliputi modal fisik, geografis dan sumber daya alam;

· Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, penerapannya dalam aktivitas yang menghasilkan nilai

tambah;

· Sumber Daya Manusia, bertujuan untuk mengukur ketersediaan dan kualitas SDM;

· Kelembagaan, meliputi lembaga sosial, politik, hukum dan aspek keamanan;

· Kebijakan Pemerintah, meliputi perencanaan pembangunan dan peraturan-peraturan

daerah; dan

· Manajemen dan Ekonomi Makro, meliputi organisasi, pemasaran, inflasi, angka

pengangguran, pertumbuhan ekonomi.

Salah satu indikator untuk meningkatkan daya saing daerah melalui peningkatan

kemampuan ekonomi daerah, seperti pada konsumsi rumah tangga perkapita serta Nilai Tukar

Petani (NTP). Konsumsi rumah tangga perkapita dari tahun 2008 sampai tahun 2011 terus

mengalami peningkatan, begitu pula dengan NTP. Peningkatan ini akan mendorong kemampuan

ekonomi daerah, serta secara otomatis meningkatkan pula daya saing daerah.

8) Ketahanan pangan

Ketahanan pangan dalam negeri masih menjadi perhatian khusus karena pertumbuhan

produksi pangan masih belum stabil, bahkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri masih

mengimpor. Di sisi lain, terakhir rata-rata pertumbuhan produksinya masih lebih rendah dari

pertumbuhan penduduk. Memperhatikan keadaan tersebut, hal ini jelas akan mempengaruhi

stabilitas ketahanan pangan di Bangka Tengah karena hanya mampu menyediakan kebutuhan

pangan sekitar 7,24%, sedangkan sisa kebutuhan pangan lain masih tergantung dari daerah lain.

Meskipun produksi pangan dari luar daerah meningkat secara signifikan, tetapi

permasalahan pangan khususnya masih rendahnya produksi pangan dan distribusi yang belum

merata masih saja terjadi. Oleh karena itu, diperlukan upaya strategis untuk mendorong

swasembada pangan pokok yang sangat rentan terhadap lonjakan harga dan guna mengurangi

ketergantungan, serta solusi dari terhambatnya distribusi dari luar daerah.

9) Kelautan dan perikanan

Sektor ini merupakan salah satu sektor unggulan di Bangka Tengah. Potensi perikanan di sini

didominasi oleh perikanan laut karena lokasi daerah ini secara geografis berada diantara laut, selat,

dan pulau-pulau kecil. Selain sumber daya laut, juga memiliki potensi untuk budidaya air tawar dan

payau. Potensi sumber daya perikanan tangkap dengan luas areal 3.705 Km² sebesar 28.340

ton/tahun dengan nilai ekonomis Rp. 443.525.112.000,00. Jenis ikan yang dominan di perairan ini

antara lain: tenggiri, tongkol, kembung, laying, selar, tembang, kakap, kerapu, bawal hitam, bawal

Page 168: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 6

putih, kerisi, ekor kuning, udang windu dan udang putih. Selain potensi perikanan tangkap

tersebut, wilayah perairan Bangka Tengah cocok untuk usaha budidaya laut seperti ikan kerapu,

teripang, rumput laut, dan kerang-kerangan. Luas areal untuk budidaya laut adalah 156,544 Km2

dengan potensi produksi 93.926 ton/tahun.

Permasalahan yang dihadapi adalah armada tangkap yang rata-rata masih di bawah 10 GT

dan penggunaan alat tangkap yang sederhana, sementara lokasi tangkap semakin jauh karena

adanya penambangan timah di wilayah laut. Maraknya penambangan di laut berdampak terjadinya

pergeseran mata pencaharian dari nelayan menjadi penambang di laut. Kemudian masih minimnya

kesadaran nelayan yang menyebabkan masih adanya nelayan yang masih menangkap ikan

menggunakan bom, racun ikan, dan trawl. Di samping sarana dan prasarana, pengolahan hasil laut

juga penting mendapat perhatian dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat pesisir. Namun

industri pengolahan hasil laut saat ini masih rendah dan masih dilakukan secara tradisional.

Berbagai permasalahan di atas membutuhkan kebijakan strategis di sektor kelautan dan

perikanan, seperti sarana dan prasarana tangkap, pengendalian penambangan laut, peningkatan

kesadaran nelayan dan pengembangan ekonomi masyarakat pesisir.

10) Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam

Kabupaten Bangka Tengah memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah dan beraneka

ragam, seperti hasil tambang (timah, kuarsa, minyak bumi), hasil pertanian dan perkebunan (sawit,

lada, karet), hasil kelautan dan perikanan (ikan, rumput laut) yang memiliki nilai jual ekspor. SDA

yang dimiliki tersebut harus dimanfaatkan dan didistribusikan secara adil dan merata untuk

kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan dan pengelolaan SDA juga harus tetap memperhatikan

keberlangsungan dan keasrian lingkungan hidup serta pemanfaatan tata ruang. Jika dilaksanakan

secara efektif dan efisien, maka pemanfaatan dan pengelolaan SDA akan mampu mewujudkan

strategi pembangunan yang berorientasi kepada pro-poor, pro-job, pro-growth serta pro-

environment.

Timah saat ini masih menjadi komoditas utama sektor pertambangan. Timah merupakan SDA

yang tidak dapat diperbaharui dan suatu saat nanti pasti akan habis. Oleh karena itu, harus segera

disiapkan perencanaan paska timah dengan mempersiapkan berbagai sektor yang langsung

berhubungan dengan ekonomi kerakyatan, seperti pertanian, perkebunan, kelautan dan pariwisata.

11) Pengembangan pariwisata

Sektor pariwisata merupakan salah satu potensi yang dimiliki Kabupaten Bangka Tengah,

diantaranya wisata minat khusus, wisata alam, wisata agro, wisata budaya, wisata sejarah dan lain-

lain. Di antara jenis objek wisata yang paling dominan di kabupaten ini adalah wisata alam

terutama wisata pantai, dengan hamparan pantai yang berpasir putih, panorama yang indah, air

yang jernih dan pada beberapa tempat dihiasi batuan granit. Dengan memperhatikan geoposisi

Kepulauan Bangka Tengah yang terletak pada jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI-I), maka

Page 169: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 7

sektor pariwisata dapat berkembang karena daerah ini dapat menjadi sebagai daerah transit dari

Australia menuju Asia Tenggara dan Asia Timur maupun Asia Selatan dan sebaliknya.

Saat ini, pengembangan pariwisata di Bangka Tengah masih terkonsentrasi pada

pengembangan wisata alam, sementara wisata sejarah, wisata budaya, dan kuliner masih belum

tergarap secara optimal. Oleh karena itu, pengembangan sektor kepariwisataan ke depan kiranya

memperhatikan aspek pengembangan wisata alam dan wisata budaya, sejarah, kuliner, yang

ditopang dengan infrastruktur yang memadai. Rendahnya kualitas dan kuantitas promosi wisata

akan sangat berpengaruh sulitnya daerah menjadi tujuan wisata utama. Potensi destinasi wisata

yang ada di daerah-daerah strategis baru dan daerah pemekaran belum tergarap secara maksimal.

Untuk itu pengembangan destinasi unggulan di masing-masing daerah perlu segera dilaksanakan.

4.1.2 Sosial, Budaya, dan Sumber Daya Manusia

Persoalan-persoalan sosial, budaya, dan sumber daya manusia adalah persoalan yang pada

dasarnya bersifat nirfisik. Meski demikian, berbagai persoalan di bidang ini merupakan persoalan

yang sensitif karena berkaitan langsung dengan kebutuhan masyarakat. Persoalan-persoalan

penting di bidang sosial seperti pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan bersentuhan langsung

dengan kebutuhan masyarakat dan dapat dikategorikan sebagai kebutuhan dasar. Sedangkan

permasalahan budaya adalah yang berkenaan dengan nilai-nilai yang mengakar dalam kehidupan

masyarakat, menjadi pranata dasar, dan memiliki fungsi sebagai penyanggah tata tradisi daerah.

Adapun permasalahan sumber daya manusia pada prinsipnya sangat terkait erat dengan kualitas

anggota masyarakat, baik dalam kapasitas sebagai penyedia layanan maupun sebagai individu

terlayani.

Berdasarkan telaah data yang tersedia, beberapa permasalahan pembangunan yang terkait

dengan persoalan sosial, budaya, dan sumber daya manusia adalah sebagai berikut:

1) Akses pelayanan dasar

Di bidang kesehatan, akses terhadap pelayanan kesehatan dapat dilihat dari beberapa faktor.

Pertama, hal ini bisa dilihat dari angka kematian bayi yang cenderung mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun. Jika pada tahun 2008 angka kematian bayi 4, maka pada tahun 2012 justru

meningkat menjadi 10. Hal yang sama juga ditunjukkan juga pada aspek persentase balita dengan

gizi buruk yang pada tahun 2008 sebesar 0,07 dan pada tahun 2011 menjadi 0,03. Angka

perkembangan prevalensi HIV juga cenderung mengalami peningkatan, yakni 0,001 pada tahun

2008 menjadi 0,01 pada tahun 2011. Perkembangan angka kesakitan DBD per 100.000 penduduk

juga mengalami peningkatan, yakni 2 pada tahun 2008 menjadi 33 pada tahun 2011. Pada sektor

infrastruktur, jumlah Puskesmas pada tahun 2008 sebanyak 7 puskesmas, sementara pada tahun

2011 tetap sebanyak 7 Puskesmas.

Pelayanan di bidang pendidikan dapat dilihat dari tren angka partisipasi sekolah yang terus

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun di tiap jenjang pendidikan. Tren angka partisipasi sekolah

fluktuatif pada tahun 2008 untuk tingkat SD/MI sebesar 97,46 % dan pada tahun 2011 sebesar

Page 170: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 8

97, 79 %. Untuk tingkat SMP/MTs, data tahun 2008 menunjukkan angka 85,59 %, sementara pada

tahun 2011 turun ke angka 68,12 %. Tren penurunan untuk tingkat SMA/K juga menunjukkan

kondisi yang sama, yakni 45,26 % pada tahun 2008 dan turun ke angka 39,64 % pada tahun 2011.

Sementara untuk angka partisipasi kasar (APK) juga mengalami penurunan, yakni pada tahun 2008

untuk tingkat SD/MI sebesar 114,01 % dan pada tahun 2011 sebesar113,44 %. Untuk tingkat

SMP/MTs, data tahun 2008 menunjukkan angka 92,45 %, sementara pada tahun 2011 turun ke

angka 69,43 %. Tren penurunan untuk tingkat SMA/K juga menunjukkan kondisi yang sama, yakni

56,26 % pada tahun 2008 dan turun ke angka 51,07 % pada tahun 2011. Adapun angka partisipasi

murni (APM) mengalami penurunan, yakni pada tahun 2008 untuk tingkat SD/MI sebesar 94,73 %

dan pada tahun 2011 sebesar 91,55 %. Untuk tingkat SMP/MTs, data tahun 2008 menunjukkan

angka 66,70 %, sementara pada tahun 2011 turun ke angka 48,51 %. Tren penurunan untuk tingkat

SMA/K juga menunjukkan kondisi yang sama, yakni 41,08 % pada tahun 2008 dan turun ke angka

33,76 % pada tahun 2011.

Akses pelayanan dasar, terutama di sektor kesehatan dan pendidikan kiranya menjadi

persoalan penting dalam agenda pembangunan kabupaten untuk lima tahun ke depan. Dua aspek

yang menjadi kebutuhan dasar ini dengan demikian perlu menjadi salah satu skala prioritas utama.

2) Kualitas dan kuantitas SDM aparatur pelayanan publik

Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia aparatur pelayanan publik di kabupaten ini

relatif belum optimal sekalipun menunjukkan tren yang positif. Di sektor kesehatan, kualitas

sumber daya manusia diwarnai dengan persoalan keterbatasan pada jumlah tenaga medis.

Keterbatasan dokter spesialis masih menjadi kendala pengembangan di sektor kesehatan, meski

secara umum terjadi peningkatan jumlah tenaga medis.

Di sektor pendidikan, rasio antara jumlah guru dan murid tidak begitu mengalami

peningkatan signifikan dari tahun awal ke tahun akhir. Pada tahun 2008, rasio guru dan murid

untuk tingkat SD/MI sebesar 1:18 sementara pada tahun 2011 menjadi sebesar 1:17 %. Rasio guru

dan murid untuk tingkat SMP/MTs pada tahun 2008 sebesar 1:18 sementara pada tahun 2011

menjadi 1:16. Adapun untuk tingkat SMA/K, rasio guru dan murid pada tahun 2008 sebesar 1:15

sementara pada tahun 2011 menjadi sebesar 1:13.

3) Pemberdayaan perempuan

Indeks Pemberdayaan Gender Kabupaten Bangka Tengah cenderung menunjukkan kenaikan

dari tahun ke tahun. Secara berturut-turut Indeks Pemberdayaan Gender dari tahun 2007 sampai

dengan tahun 2010 adalah 46.1%, 46.07%, 46.56% dan 52.92%. Sementara itu, Indeks

Pembangunan Gender menunjukkan peningkatan yang tidak terlampau signifikan, yakni secara

berturut-turut sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 adalah 51,5%, 54,69%, 55,23% dan

56,46%. Kondisi ini mencerminkan bahwa masih ada persoalan dengan gender di kabupaten ini,

masih menunjukkan capaian yang rendah di bawah kabupaten lain, peningkatan dari tahun ke

tahun juga tidak menunjukkan angka yang signifikan.

Page 171: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 9

4) Degradasi budaya lokal

Kabupaten Bangka Tengah pada dasarnya adalah daerah dengan multietnis dan multibudaya.

Konsekuensinya adalah keragaman budaya yang saling berinteraksi satu sama lain membentuk

konfigurasi budaya yang unik dan khas Bangka Tengah. Sejauh ini, pengembangan budaya lokal

masih berjalan lambat karena berbagai faktor. Lemahnya daya tahan budaya yang ditandai dengan

budaya modernisasi di hampir semua lini membantu mempercepat degradasi budaya.

Pada saat yang bersamaan, pemerintah daerah seperti menghadapi kendala dalam

pengembangan budaya lokal karena fokus yang masih dominan di sektor ekonomi dan

pembangunan fisik. Budaya dan kekhasan lokal menjadi hal penting yang patut diperhatikan secara

bersama-sama karena akan berkaitan dengan artefak nilai yang akan menjadi warisan budaya

daerah. Sejauh ini, pengembangan budaya masih dilakukan secara tersekat oleh lembaga-lembaga

seni daerah, para pelaku seni, dan kreator seni. Kiranya perlu koordinasi dan sinergi lintas daerah

dan lintas bidang untuk kembali menjadikan budaya daerah sebagai bagian dari kearifan lokal yang

turut berkontribusi positif bagi pengembangan nilai-nilai lokal. Pembangunan daerah dalam lima

tahun ke depan kiranya diarahkan pada misi pengembangan budaya lokal.

4.1.3 Politik dan Pemerintahan

Keberhasilan kinerja suatu pemerintahan daerah dapat dilihat dari upaya untuk mewujudkan

tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa, serta tidak melaksanakan praktek Korupsi, Kolusi

dan Nepotisme (KKN) (good governance and clean government). Masyarakat kini juga sudah dapat

menilai kinerja pemerintahan melalui pelayanan publik yang diberikan. Selain itu, indikator lain

keberhasilan pemerintah daerah dalam sektor pemerintahan adalah kemampuannya dalam

mengelola belanja daerah untuk mendukung kebutuhan pembangunan dengan menyediakan

pendanaan terkait dengan kebutuhan masyarakat (sarana, prasarana dan infrastruktur lain).

Di sisi lain, kepastian hukum menjadi bagian penting dalam mewujudkan wibawa

pemerintahan. Dengan adanya kepastian hukum maka akan menciptakan iklim usaha yang

kondusif serta mendukung stabilitas sosial politik.

Pemerintahan yang baik juga tidak terlepas dari transparansi pengelolaan keuangan daerah

dan memberikan jaminan bagi efektivitas pelayanan publik. Oleh karena itu, pengelolaan keuangan

yang diharapkan adalah yang mampu membiayai pembangunan melalui penyediaan layanan dasar,

infrastruktur sarana dan prasarana, mendukung pertumbuhan ekonomi daerah serta mendukung

daya saing daerah.

4.1.4 Sumber daya alam dan lingkungan hidup

Segala sesuatu yang terkait dengan aktivitas pembangunan akan mempengaruhi daya dukung

dan daya tampung lingkungan hidup. Sebagai salah satu daerah penghasil tambang, maka Bangka

Tengah sangat rentan terhadap perubahan lingkungan hidup. Penataan tata ruang dan pengelolaan

lingkungan hidup merupakan satu kesatuan aktivitas yang tidak dapat dipisahkan, sehingga segala

Page 172: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 10

bentuk pemanfaatan tata ruang juga harus memperhatikan keberlanjutan dan kelestarian

lingkungan hidup.

Pengelolaan sumber daya alam harus memperhatikan keseimbangan lingkungan dan tata

ruang. Pembangunan Bangka Tengah masih tergantung pada pengelolaan sumber daya alam

disamping kualitas SDM. Oleh karena itu, pengelolaan hasil pertanian, perkebunan, hasil laut,

tambang dan lain-lain harus dioptimalkan dan dilaksanakan secara akuntabel, transparan,

partisipatif dan berwawasan lingkungan.

Persentase lahan kritis di Bangka Tengah semakin meningkat. Sementara laju kerusakan

lingkungan, baik di darat maupun di laut akibat aktivitas pertambangan harus diminimalisir agar

tidak berpengaruh terhadap sektor lainnya. Untuk itu percepatan reklamasi, rehabilitasi dan

pemanfaatan lahan bekas pertambangan harus menjadi konsentrasi bagi seluruh pemangku

kepentingan sebagai langkah untuk menjaga kualitas lingkungan hidup dan pengelolaan sumber

daya alam.

Permasalahan pembangunan yang terkait dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya

alam dan lingkungan hidup adalah sebagai berikut:

1) Alih fungsi hutan/lahan

Salah satu upaya menjadi kelestarian dan keseimbangan lingkungan adalah dengan alih

fungsi hutan yang selektif agar tidak berdampak pada kerusakan lingkungan. Alih fungsi hutan

harus mengikuti ketentuan dan syarat yang ketat sesuai dengan peruntukkannya. Alih fungsi

hutan/lahan yang tidak tepat akan berdampak bagi daerah sekitar, seperti menyebabkan terjadinya

longsor, banjir dan lain-lain.

2) Kerusakan wilayah pesisir

Wilayah pesisir merupakan potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Bangka Tengah. Potensi ini

dapat dikembangkan pada sektor kelautan, pariwisata, perikanan dan lain-lain. Namun adanya

kerusakan wilayah pesisir akan menghambat upaya pengembangan wilayah pesisir di berbagai

sektor tersebut. Aktivitas penambangan di sekitar wilayah pesisir, berpotensi merusak hutan bakau

dan terumbu karang yang ada dilaut. Oleh karena itu, perlu ada pengelolaan terpadu wilayah

pesisir dengan pengembangan potensi lintas sektor dan pengendalian pertambangan yang merusak

wilayah pesisir.

3) Lahan Kritis

Perbandingan lahan kritis di Kabupaten Bangka Tengah pada tahun 2008 dengan tahun 2011,

untuk lahan kritis mengalami penurunan dari 27,19% menjadi 26,22% atau hanya turun sebesar

2.197,5 Ha dengan luas lahan kritis menjadi seluas 59.752,82 Ha pada tahun 2011. Kondisi ini

cukup memprihatinkan dan diperlukan tindakan dan kebijakan yang menyeluruh sehingga dapat

mengurangi luas lahan kritis di Kabupaten Bangka Tengah.

Page 173: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 11

4) Pencemaran sungai dan wilayah pesisir

Pencemaran sungai kini sudah mulai terjadi dengan adanya aktivitas penambangan di sekitar

sungai, pembuangan sampah ke sungai dan menjadikan sungai tempat pembuangan limbah

industri. Sungai yang dulunya menjadi salah satu sumber air untuk kebutuhan masyaraat sehari-

hari, kini tidak lagi bisa digunakan. Diperlukan adanya strategi pencegahan pencemaran sungai

dengan sinergisitas antardaerah yang dilalui sungai, serta peningkatan kesadaran masyarakat akan

pentingnya pelestarian dan perlindungan lingkungan sungai.

5) Illegal Mining, Illegal Fishing dan Illegal Logging

Besarnya potensi mineral timah, kelautan, dan kehutanan di Kabupaten Bangka Tengah

menyebabkan munculnya berbagai praktek illegal dalam penambangan, pencurian ikan dan

perambahan hutan. Kejahatan-kejahatan seperti ini membuat pengelolaan SDA tidak optimal dan

menimbulkan dampak kerusakan lingkungan, baik di darat maupun di laut secara luas.

Permasalahan ini harus segera di atasi, baik secara preventif maupun represif melalui

penegakkan hukum yang tegas dan tidak pandang bulu. Berbagai bentuk pelanggaran hukum di

bidang lingkungan hidup dan pengelolaan SDA harus dilakukan secara kontinyu dan sanksi yang

tegas agar menimbulkan efek jera. Praktek-praktek illegal mining yang melakukan penambangan

tanpa izin, menambang di hutan lindung dan lain-lain, berpotensi akan merusak lingkungan dan

hutan dan berpotensi kerugian negara karena hasil tambang yang tidak terhitung pajaknya.

Begitupula dengan pencurian ikan dan hasil laut lainnya serta perusakan terumbu karang lambat

laun akan merusak laut dan mengurangi hasil tangkap nelayan. Praktek illegal logging pun masih

menjadi persoalan tersendiri di daerah ini di tengah keterbatasan kawasan hutan.

4.1.5 Infrastruktur, Sarana dan Prasarana

Infrastruktur, prasarana dan sarana menjadi salah satu kunci dalam pertumbuhan ekonomi

dan daya saing suatu daerah. Ketersediaan infrastruktur akan membuka akses suatu daerah dan

membuka akses segala aspek pembangunan. Sebagai daerah kepulauan, ketersediaan prasarana

dan sarana sangat diperlukan dalam mewujudkan konektivitas intern dan intrawilayah, terutama di

daerah pesisir dan pulau-pulau terpencil.

Penyediaan infrastruktur, sarana dan prasarana yang memadai bertujuan untuk mendukung

kebutuhan dasar masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan, seperti sarana dan

prasarana sumber daya air untuk memenuhi kebutuhan air minum, sanitasi dan penyehatan

lingkungan; sarana dan prasarana perumahan dan permukiman maupun sarana dan prasarana

energi dan kelistrikan bagi memenuhi kebutuhan energi dan listrik masyarakat Bangka Tengah;

serta pemenuhan sarana dan prasarana komunikasi dan informatika secara bertahap sampai ke

pelosok perdesaan. Adapun permasalahan pembangunan yang terkait dengan bidang infrastruktur,

sarana dan prasarana adalah sebagai berikut:

Page 174: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 12

1) Akses air bersih

Pemenuhan ketersediaan air bersih merupakan infrastruktur dasar. Salah satu indikator

keberhasilan pengembangan kawasan strategis cepat tumbuh, kawasan permukiman, perkantoran,

maupun industri pariwisata sangat tergantung ketersediaan pasokan air bersih. Sehingga

penyediaan akses air bersih perkotaan, perdesaan serta di kawasan wisata merupakan persoalan

yang penting. Ketika musim kemarau masyarakat mengalami kesulitan memperoleh air bersih

dengan kualitas baik, karena cadangan sumber air baku kering, sehingga masyarakat yang tidak

memiliki sumur bor akan sulit mendapatkan air bersih.

Maraknya pembukaan lahan, penebangan hutan secara liar, aktivitas penambangan, serta

peladangan berpindah-pindah memicu berkurangnya daerah resapan air, termasuk pembukaan

lahan untuk perkebunan sawit akan memicu penyusutan air di sumber-sumber penyimpanan air

seperti kolong (danau), rawa dan aliran sungai, sehingga ketika kemarau sumber-sumber air

tersebut kering.

2) Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana berkaitan erat dengan ketersediaan infrastruktur dalam satu wilayah

yang menunjang kelancaran pengembangan potensi yang tersedia. Ketersediaan sarana dan

prasarana pendukung pengembangan potensi sumberdaya yang ada di Kabupaten Bangka Tengah

belum cukup memadai, mulai dari sarana dan prasarana transportasi, komunikasi dan infrastruktur

lainnya. Sehingga sarana dan prasarana ini perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan kualitas

maupun kuantitas.

Pengembangan Kabupaten Bangka Tengah dengan di dukung sektor perhubungan memiliki

peran yang sangat penting, terutama dukungan transportasi laut dan udara. Perkembangan sarana

dan prasarana perhubungan cenderung meningkat dan dapat menunjang terhadap pembangunan

sektor-sektor lain. Untuk lebih mempercepat perkembangan sektor unggulan daerah, maka

peningkatan prasarana dan sarana perhubungan masih sangat dibutuhkan, terutama prasarana

transportasi untuk wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, termasuk peningkatan jalan dan jembatan

yang menghubungan dengan pusat-pusat pertumbuhan dan kawasan strategis.

3) Akses pelabuhan laut dan udara

Perhubungan laut dan udara merupakan transportasi strategis bagi Kabupaten Bangka

Tengah guna berinteraksi dengan daerah lain, baik antar wilayah di Bangka Tengah maupun

dengan wilayah kabupaten lainnya. Keberadaan pelabuhan sebagai prasarana perhubungan laut

maupun udara sangat menentukan kelancaran transportasi.

Pada tahun 2012 runway Bandara Depati Amir sudah selesai diperpanjang mencapai 2.600 m

dengan lebar 45 m sehingga telah dapat didarati oleh pesawat-pesawat berbadan lebar seperti

Boeing 737-500, Air Bus dan tipe-tipe pesawat yang lainnya. Pembangunan apron dan terminal

baru yang lebih representatif. Sejak 2007-2011, frekuensi kedatangan dan keberangkatan pesawat

di bandara Depati Amir meningkat sebesar 61,40% dengan 3.551 pada tahun 2007, meningkat

Page 175: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 13

menjadi 5.715 pada tahun 2011. Sementara untuk penumpang yang datang juga mengalami

peningkatan 80,10%, pada tahun 2007 sebanyak 365.016 orang meningkat menjadi 657.467 orang

pada tahun 2011. Sedangkan untuk penumpang yang berangkat dalam tahun lima tahun terakhir

juga mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 80,00%, dari 368.442 orang menjadi 666.793

orang.

Oleh karena itu, ke depan pembangunan daerah harus mampu menjawab tuntutan akan

kebutuhan terhadap pelabuhan laut dan udara sebagai jalur masuk dan keluar yang vital bagi

masyarakat. Akses pelabuhan dan bandar udara yang memadai akan memacu perkembangan di

sektor lain.

4) Akses listrik

Listrik merupakan salah satu faktor penting bagi keberlangsungan pembangunan,

ketersediaan listrik yang memadai dapat mendorong tumbuh dan berkembang sektor lain, dengan

demikian pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional juga akan ikut terdorong. Listrik dibutuhkan

sektor rumah tangga, bisnis, industri, pelayanan sosial, serta perkantoran pemerintah dan swasta.

Disisi lain kebutuhan akan listrik terus meningkat, berbanding lurus dengan pertumbuhan

penduduk dan kemajuan pembangunan daerah serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.

5) Infrastruktur perdesaan

Sistem dan manajemen transportasi yang baik merupakan faktor pendukung utama untuk

mengembangkan kegiatan ekonomi, sosial budaya, politik, keamanan dan ketertiban serta sarana

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu memelihara dan meningkatkan kualitas

prasarana transportasi agar tetap dalam kondisi mantap serta mengembangkan sarana

transportasi perdesaan dan perkotaan secara terpadu menjadi penting.

Page 176: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 1

BAB V

VISI, MISI, TUJUAN dan SASARAN

5.1 Visi

“Terwujudnya Negeri Selawang Segantang Yang Sejahtera Melalui Pemerintahan

Yang Amanah, Bersih, Berwibawa, Berbasis IPTEK Dan IMTAQ, Berorientasi Ekonomi

Masyarakat Serta Berwawasan Lingkungan”.

Visi ini merupakan akumulasi rumusan dari berbagai perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan daerah yang lebih terarah dan berlangsung sesuai dengan yang diinginkan

masyarakat. Hal tersebut tidak lain dalam rangka untuk mewujudkan kondisi masyarakat yang

sejahtera dengan menerima manfaat sebesar-besarnya dari pelaksanaan kegiatan pembangunan.

Oleh karena itu, Kabupaten Bangka Tengah akan melaksanakan sistem pembangunan yang

bertujuan untuk mencapai kemajuan dan kemakmuran daerah, serta kesejahteraan masyarakat

secara merata dan adil. Hasil kajian bersama semua pihak atau pelaku pembangunan

(stakeholders) di Kabupaten Bangka Tengah, ditambah analisis kondisi dan potensi daerah maka

harapan yang ingin diwujudkan pada masa mendatang dituangkan dalam bentuk Visi

Pembangunan Kabupaten Bangka Tengah tersebut di atas.

Negeri Selawang Segantang yang sejahtera berarti mewujudkan suatu keadaan masyarakat

Bangka Tengah yang memiliki mata pencaharian dan tingkat pendapatan yang memadai, yaitu

minimal yang mencukupi kebutuhan hidup primer dan sekunder, termasuk untuk pendidikan

generasi penerus, serta mempunyai hubungan yang harmonis di dalam keluarga dan didalam

masyarakat.

Pemerintahan yang amanah, bersih dan berwibawa adalah pemerintahan yang memiliki

pemimpin yang jujur dan mewujudkan masyarakat yeng memiliki kepastian hukum dalam

melaksanakan aktivitasnya secara aman, tertib dan damai.

Berbasis IPTEK dan IMTAQ artinya mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang religius

melalui peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan, pendidikan dan derajat kesehatan

masyarakat dengan memperbesar akses bagi masyarakat miskin serta penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Berorientasi Ekonomi Masyarakat mencerminkan pengembangan ekonomi kerakyatan

melalui peningkatan kesempatan berusaha, optimalisasi potensi ekonomi lokal, pemberdayaan

usaha sektor informal, Koperasi dan UMKM serta keadilan kesempatan untuk berusaha dalam

iklim yang kondusif.

Berwawasan Lingkungan mengandung pengertian dan kepedulian yang tinggi terhadap

keseimbangan alam dan kelestarian lingkungan yang didasari oleh kesadaran akan fungsi strategis

lingkungan terhadap keberlangsungan hidup manusia. Daya dukung dan kualitas lingkungan harus

menjadi acuan utama segala aktifitas pembangunan agar tercipta tatanan kehidupan yang

seimbang, nyaman dan berkelanjutan.

Page 177: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 2

5.2 Misi

Berdasarkan Visi Pembangunan tersebut di atas ditetapkan Misi Pembangunan Kabupaten

Bangka Tengah Periode Tahun 2010 - 2015 yaitu sebagai berikut.

1. Meningkatkan pengelolaan potensi sumber daya alam secara arif dan bijaksana melalui

penguasaan dan pengembangan IPTEK dan IMTAQ, berorientasi kepada ekonomi masyarakat.

2. Menciptakan situasi politik dan keamanan yang kondusif untuk memacu iklim usaha dan

investasi.

3. Meningkatkan sarana dan prasarana untuk memacu percepatan pelaksanaan pembangunan.

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik melalui penyelenggaraan pemerintahan

yang bersih dan terbuka.

5.3 Tujuan dan Sasaran

Guna mewujudkan misi pertama : “Meningkatkan pengelolaan potensi sumber daya alam

secara arif dan bijaksana melalui penguasaan dan pengembangan IPTEK dan IMTAQ, berorientasi

kepada ekonomi masyarakat” dalam kurun waktu 2010 - 2015 akan ditetapkan tujuan dan sasaran

sebagai berikut :

(1) Tujuan “Mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumber daya alam dengan

ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.”

dengan sasaran strategis sebagai berikut :

1.1 Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi unggulan daerah.

1.2 Meningkatnya ketahanan pangan masyarakat.

Guna mewujudkan misi kedua : “Menciptakan situasi politik dan keamanan yang kondusif

untuk memacu iklim usaha dan investasi” dalam kurun waktu 2010 - 2015 akan ditetapkan tujuan

dan sasaran sebagai berikut :

(2) Tujuan “Mewujudkan kehidupan berdemokrasi dan terpeliharanya keamanan serta semangat

berkebangsaan” memiliki sasaran strategis sebagai berikut :

2.1 Meningkatnya peran pemerintah dan masyarakat dalam pemeliharaan ketertiban umum,

ketentraman, berbangsa dan bernegara.

(3) Tujuan “Mendorong peningkatan investasi melalui penyediaan fasilitas dan insentif serta

kemitraan dengan UMKM, Koperasi dan IKM” dengan sasaran strategis sebagai berikut :

3.1 Meningkatnya peran kelembagaan dan permodalan KUMKM dan IKM berbasis

komoditi daerah serta berdaya saing.

3.2 Meningkatnya investasi yang mendorong kesempatan dan penciptaan lapangan kerja.

Guna mewujudkan misi ketiga : “Meningkatkan sarana dan prasarana untuk memacu

percepatan pelaksanaan pembangunan” dalam kurun waktu 2010 - 2015 akan ditetapkan tujuan

dan sasaran sebagai berikut :

Page 178: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 3

(4) Tujuan “Menyediakan infrastruktur wilayah yang mampu mendukung aktivitas ekonomi,

sosial, budaya dan pengembangan wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh” dapat

diwujudkan dengan sasaran strategis sebagai berikut :

4.1 Tersedianya infrastruktur transportasi yang handal dan terintegrasi.

4.2 Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar pemukiman.

4.3 Meningkatnya Kualitas dan kuantitas infrastruktur penunjang pembangunan.

(5) Tujuan “Mewujudkan pembangunan berkelanjutan dengan mengedepankan keseimbangan

lingkungan dan tata ruang yang sesuai peruntukan. “ dengan sasaran strategis sebagai

berikut :

5.1 Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap

lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

Guna mewujudkan misi keempat : “Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia” dalam

kurun waktu 2010 - 2015 akan ditetapkan tujuan dan sasaran sebagai berikut :

(6) Tujuan “Meningkatkan pendidikan, kesehatan jasmani dan rohani berdasarkan norma agama,

sosial dan budaya.” dengan sasaran strategis sebagai berikut :

6.1 Meningkatnya kualitas dan pemerataan pendidikan masyarakat.

6.2 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.

6.3 Meningkatnya pembinaan kesetaraan gender, keluarga berencana, Kesejahteraan Sosial,

dan penanggulangan korban bencana.

6.4 Meningkatnya peran pemuda dan prestasi olahraga serta revitalisasi nilai-nilai budaya dan

kearifan lokal.

Guna mewujudkan misi kelima : “Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik

melalui penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan terbuka” dalam kurun waktu 2010 - 2015

akan ditetapkan tujuan dan sasaran sebagai berikut :

(7) Tujuan “Mewujudkan birokrasi yang efektif, efisien, profesional dan akuntabel serta bebas

dari konflik kepentingan“ dapat dicapai dengan sasaran strategis sebagai berikut :

7.1 Meningkatnya kinerja dan disiplin aparatur

7.2 Terwujudnya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah daerah.

(8) Tujuan “Meningkatkan kapasitas kelembagaan untuk menciptakan kepuasan masyarakat atas

layanan publik“ dapat dicapai dengan sasaran strategis sebagai berikut :

8.1 Meningkatnya pelayanan publik yang dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh seluruh

lapisan masyarakat.

Page 179: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 4

Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kabupaten Bangka Tengah

Visi : Terwujudnya Negeri Selawang Segantang Yang Sejahtera Melalui Pemerintahan Yang Amanah, Bersih, Berwibawa, Berbasis IPTEK Dan IMTAQ, Berorientasi

Ekonomi Masyarakat Serta Berwawasan Lingkungan

Misi Tujuan Sasaran Meningkatkan pengelolaan potensi sumber daya alam secara arif dan bijaksana melalui penguasaan dan pengembangan IPTEK.

Mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumber daya alam dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi unggulan daerah. Meningkatnya ketahanan pangan masyarakat.

Menciptakan situasi politik dan keamanan yang kondusif untuk memacu iklim usaha dan investasi.

Mewujudkan kehidupan berdemokrasi dan terpeliharanya keamanan serta semangat berkebangsaan.

Meningkatnya peran pemerintah dan masyarakat dalam pemeliharaan ketertiban umum, ketentraman, berbangsa dan bernegara.

Mendorong peningkatan investasi melalui penyediaan fasilitas dan insentif serta kemitraan dengan UMKM, Koperasi dan IKM.

Meningkatnya peran kelembagaan dan permodalan KUMKM dan IKM berbasis komoditi daerah serta berdaya saing. Meningkatnya investasi yang mendorong kesempatan dan penciptaan lapangan kerja.

Meningkatkan sarana dan prasarana untuk memacu percepatan pelaksanaan pembangunan.

Menyediakan infrastruktur wilayah yang mampu mendukung aktivitas ekonomi, sosial, budaya dan pengembangan wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh.

Tersedianya infrastruktur transportasi yang handal dan terintegrasi. Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar pemukiman. Meningkatnya Kualitas dan kuantitas infrastruktur penunjang pembangunan.

Mewujudkan pembangunan berkelanjutan dengan mengedepankan keseimbangan lingkungan dan tata ruang yang sesuai peruntukan.

Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia.

Meningkatkan pendidikan, kesehatan jasmani dan rohani berdasarkan norma agama, sosial dan budaya.

Meningkatnya kualitas dan pemerataan pendidikan masyarakat. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Meningkatnya pembinaan kesetaraan gender, keluarga berencana, Kesejahteraan Sosial, dan penanggulangan korban bencana. Meningkatnya peran pemuda dan prestasi olahraga serta revitalisasi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.

Page 180: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 5

Misi Tujuan Sasaran Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik melalui penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan terbuka.

Mewujudkan birokrasi yang efektif, efisien, profesional dan akuntabel serta bebas dari konflik kepentingan.

Meningkatnya kinerja dan disiplin aparatur.

Terwujudnya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah daerah.

Meningkatkan kapasitas kelembagaan untuk menciptakan kepuasan masyarakat atas layanan publik.

Meningkatnya pelayanan publik yang dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh seluruh lapisan masyarakat.

Page 181: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 1

BAB VI

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Visi dan misi pembangunan daerah sesungguhnya merupakan untaian harapan masa depan

guna mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera. Harapan dapat diraih manakala visi dan

misi bukan utopia, namun harus realistis sesuai situasi dan kondisi daerah yang sudah, sedang

terjadi dan kecenderungan perkembangan masa depan. Untuk mempercepat implementasi

pencapaian visi dan misi pembangunan daerah, perlu dikembangkan strategi, arah kebijakan dan

kebijakan umum sehingga dinamika pembangunan tetap terarah menuju visi dan misi yang telah

ditetapkan.

Strategi merupakan pemikiran-pemikiran konseptual analitis dan komprehensif tentang

langkah-langkah yang diperlukan untuk memperlancar atau memperkuat pencapaian tujuan dan

sasaran yang telah ditetapkan. Berbagai strategi pembangunan yang ditetapkan dalam kurun waktu

lima tahun kedepan diarahkan pada kebijakan untuk meningkatkan posisi Bangka Tengah yang

diukur dari berbagai indikator, seperti Indeks Pembangunan Manusia serta memperhatikan konsep

pembangunan berkelanjutan.

Berdasar itulah, maka seluruh kebijakan dan program pembangunan Bangka Tengah

hendaknya memperhatikan isu-isu strategis. Perumusan langkah-langkah menentukan strategi dan

arah kebijakan pembangunan daerah, dapat dilakukan dengan analisis SWOT (kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman). Berdasarkan tujuan dan sasaran strategis pembangunan, maka

dirumuskan strategi, arah kebijakan dan kebijakan umum pembangunan Kabupaten Bangka

Tengah lima tahun kedepan.

Arah kebijakan strategi pembangunan daerah adalah kebijakan dalam mengimplementasikan

program Kepala Daerah, sebagai payung pada perumusan program dan kegiatan pembangunan

didalam mewujudkan visi dan misi Kabupaten Bangka Tengah. Disamping itu, strategi

pembangunan juga diperlukan agar setiap program dan kegiatan dapat dilaksanakan secara efektif

dan efisien. Proses penentuan strategi pembangunan dilakukan dengan menganalisis isu-isu yang

berkembang secara sistematis, dengan jalan melakukan identifikasi berbagai faktor dalam

lingkungan internal dan eksternal.

Dalam menentukan strategi pembangunan Kabupaten Bangka Tengah harus bersifat rasional

dan obyektif dengan mempertimbangkan keadaan masa lalu dan saat ini, kepentingan kebijakan

dan persepsi yang diharapkan oleh pihak pemangku kepentingan pembangunan. Strategi

pembangunan yang akan digunakan dalam pembangunan Kabupaten Bangka Tengah tahun 2010-

2015 guna mencapai visi, misi dan sasaran yang telah ditetapkan yaitu sebagai berikut :

1. Meningkatkan produksi, produktivitas dan kualitas produk komoditi unggulan daerah,

pengembangan benih/bibit unggul, ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana. Arah

kebijakan yang ditempuh adalah :

a. Peningkatan kapasitas produksi produk unggulan daerah melalui penerapan IPTEK dan

peningkatan prasarana sarana pendukung produksi.

Page 182: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 2

b. Mengembangkan aneka usaha non kayu sekitar hutan.

2. Pengembangan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat, arah kebijakan yang ditempuh

adalah :

a. Pengembangan komoditas unggulan daerah sebagai ikon produk pertanian.

b. Pengembangan kawasan integrasi ternak dan tanaman.

c. Fasilitasi pengembangan usaha penangkapan ikan dan pembudidaya ikan.

3. Meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi penciptaan layanan ketertiban umum dan keamanan

serta kerukunan bermasyarakat, dengan arah kebijakan :

a. Pemeliharaan kamtibmas melalui kemitraan antara masyarakat dengan aparat penegak

hukum

b. Peningkatan kualitas kerukunan bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara

4. Menguatkan kelembagaan, kapasitas SDM, dan peluang pasar KUMKM dan IKM yang sejalan

dengan perkembangan dunia usaha. Dengan arah kebijakan :

a. Pemberdayaan Koperasi dan UMKM

b. Pengembangan produk dan pemasaran bagi KUMKM

c. Peningkatan fasilitas pasar tradisional untuk menjamin kelancaran arus barang dan jasa,

kepastian usaha dan daya saing produk

d. Pengembangan produk dan peningkatan daya saing IKM

5. Menciptakan iklim usaha yang kondusif dalam rangka mempertahankan keberadaan

investasi yang ada serta menarik investasi baru dan penyerapan tenaga kerja. Dengan arah

kebijakan :

a. Meningkatkan promosi dan kerjasama investasi.

b. Peningkatan Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja Untuk Mencetak Tenaga Kerja dan

Wirausaha baru yang berdaya saing.

c. Peningkatan Intensitas dan Kualitas Pengawasan Tenaga Kerja, K3, Serta Penegakan Hukum

ketenagakerjaan.

d. Peningkatan Peran Masyarakat di daerah tujuan Wisata.

6. Meningkatkan pelayanan infrastruktur transportasi yang ada untuk mendukung tumbuhnya

pusat-pusat pertumbuhan, percepatan terhadap pembangunan di daerah tertinggal dan

kawasan strategis. Dengan arah kebijakan :

a. Pengembangan pembangunan infrastruktur perhubungan darat, laut dan udara, dan

modernisasi moda trasportasi.

b. Meningkatnya rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana lalulintas serta pegendalian

dan pengamanan lalulintas.

Page 183: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 3

7. Meningkatkan ketersediaan perumahan serta sarana dan prasarana dasar permukiman, dengan

arah kebijakan :

a. Mengembangkan Lingkungan Permukiman Sehat

b. Peningkatan Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

c. Peningkatan penataan areal pemakaman

8. Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar wilayah, dengan arah kebijakan :

a. Memantapkan kondisi transportasi jalan guna mendukung pelayanan pergerakan orang,

barang, dan jasa

b. Meningkatnya kualitas jalan serta berkurangnya resiko pengguna jalan

c. Meningkatkan kondisi infrastruktur sumber daya air dan irigasi untuk mendukung

konservasi, pendayagunaan sumber daya air, serta pengendalian daya rusak air

d. Meningkatkan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah

9. Meningkatkan kualitas perencanaan tata ruang serta konsistensi pemanfaatan ruang dalam

rangka pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Dengan arah kebijakan :

a. Penyediaan dokumen rencana tata ruang sesuai dengan kebutuhan

b. Meningkatkan penanganan persampahan

c. Meningkatkan pengawasan dan pembinaan lingkungan hidup terhadap kegiatan/usaha

masyarakat

10. Peningkatan kualitas pendidikan, baik mutu pendidikan, tenaga pendidik serta sarana dan

prasarana. Dengan arah kebijakan :

a. Meningkatkan Pemerataan dan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

b. Mewujudkan Pemerataan dan Mutu Pendidikan Dasar dalam rangka Penuntasan Wajar

Dikdas Sembilan Tahun

c. Meningkatkan Pemerataan dan Mutu Pendidikan Menengah

d. Menuntaskan Bebas Buta Aksara

e. Meningkatkan Kompetensi dan Kesejahteraan Guru Serta Tenaga Kependidikan

11. Percepatan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, dengan arah kebijakan :

a. Meningkatkan kewaspadaan dini dalam upaya kesehatan ibu dan anak

b. Menggerakkan dan mendorong serta mengembangkan kemitraan dalam rangka

pelaksanaan imunisasi, pengendalian faktor resiko serta penanggulangan dan

pemberantasan penyakit.

c. Meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan dengan mendekatkan fungsi pelayanan

pada masyarakat terutama di pedesaan dengan mengoptimalkan fungsi sarana dan

prasarana pelayanan kesehatan.

Page 184: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 4

d. Mengembangkan program PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat

e. Pemenuhan terhadap kualitas tenaga kesehatan dengan rasio yang seimbang dengan jumlah

masyarakat

f. Mengembangkan pelayanan rumah sakit yang prima, terjangkau dan merata sesuai standar

12. Peningkatan Pelayanan pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana

dalam rangka menciptakan keluarga yang aman dan sejahtera. Dengan arah kebijakan :

a. Peningkatan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dalam pembangunan yang

setara dan berkeadilan gender

b. Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender

c. Revitalisasi program KB untuk menurunkan tingkat kelahiran dan menuju terbentuknya

keluarga kecil yang berkualitas

13. Peningkatan Kelembagaan serta sarana dan prasarana olahraga, kesenian dan kebudayaan.

Dengan arah kebijakan :

a. Peningkatan ketahanan dan apresiasi budaya

b. Membina aspek kepemudaan dan olahraga dalam kerangka membentuk sumber daya

manusia yang tangguh.

14. Penguatan Kelembagaan pemerintahan dan kepegawaian yang berbasis Standar Pelayanan

Minimal sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas birokrasi dan aparatur. Dengan arah

kebijakan :

a. Peningkatan kualitas SDM aparatur pemerintahan melalui pendidikan dan pelatihan

lanjutan

b. Meletakan dasar-dasar yang kuat bagi pengelolaan sumber daya aparatur daerah

15. Melaksanakan reformasi birokrasi melalui penataan peraturan dan pengelolaan sumber daya

keuangan dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Dengan arah

kebijakan :

a. Penyusunan Peraturan Daerah dengan melibatkan partisipasi masyarakat

b. Meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel

16. Mengembangkan dan menerapkan teknologi informasi dalam manajemen pemerintahan dalam

rangka peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat. Dengan arah kebijakan :

a. Peningkatan pelayanan publik yang prima, akuntabel, dan transparan sebagai upaya untuk

meningkatkan indeks kepuasan masyarakat

b. Pemenuhan data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, tepat waktu untuk

mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah

Page 185: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 5

c. Mewujudkan tertib administrasi pertanahan

d. Pemanfaatan teknologi informasi guna memaksimalkan e-goverment dalam pelayanan

publik yang efektif dan efisien

6.1.1 Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan Misi 1

Dalam upaya mewujudkan Misi pertama: Meningkatkan pengelolaan potensi sumber daya

alam secara arif dan bijaksana melalui penguasaan dan pengembangan IPTEK dan IMTAQ,

berorientasi kepada ekonomi masyarakat, maka strategi dan arah kebijakan pembangunan yang

ditempuh adalah dalam Tabel VI.1:

Page 186: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 6

Tabel VI.1

Misi kesatu : Meningkatkan pengelolaan potensi sumber daya alam secara arif dan bijaksana melalui penguasaan dan pengembangan IPTEK

dan IMTAQ, berorientasi kepada ekonomi masyarakat.

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Mengoptimalkan

pengelolaan dan

pemanfaatan potensi

sumber daya alam

dengan ilmu

pengetahuan dan

teknologi (IPTEK) untuk

peningkatan

kesejahteraan

masyarakat.

a. Meningkatnya

produksi dan

produktivitas

komoditi unggulan

daerah.

Meningkatkan produksi,

produktivitas dan kualitas produk

komoditi unggulan daerah,

pengembangan benih/bibit unggul,

ketersediaan dan kualitas sarana dan

prasarana

a. Peningkatan kapasitas produksi produk unggulan daerah

melalui penerapan IPTEK dan peningkatan prasarana sarana

pendukung produksi.

b. Mengembangkan aneka usaha non kayu sekitar hutan.

b. Meningkatnya

ketahanan pangan

masyarakat.

Pengembangan cadangan pangan

pemerintah dan masyarakat

a. Pengembangan komoditas unggulan daerah sebagai ikon

produk pertanian.

b. Pengembangan kawasan integrasi ternak dan tanaman.

c. Fasilitasi pengembangan usaha penangkapan ikan dan

pembudidaya ikan.

Page 187: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 7

Tabel VI.2

Misi kedua : Menciptakan situasi politik dan keamanan yang kondusif untuk memacu iklim usaha dan investasi

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Mewujudkan kehidupan

berdemokrasi dan

terpeliharanya

keamanan serta

semangat

berkebangsaan.

Meningkatnya peran

pemerintah dan

masyarakat dalam

pemeliharaan

ketertiban umum,

ketentraman,

berbangsa dan

bernegara

Meletakkan dasar-dasar yang kuat

bagi penciptaan layanan ketertiban

umum dan keamanan serta

kerukunan bermasyarakat

a. Pemeliharaan kamtibmas melalui kemitraan antara

masyarakat dengan aparat penegak hukum

b. Peningkatan kualitas kerukunan bermasyarakat, beragama,

berbangsa dan bernegara

Mendorong peningkatan

investasi melalui

penyediaan fasilitas dan

insentif serta kemitraan

dengan UMKM, Koperasi

dan IKM.

Meningkatnya peran

kelembagaan dan

permodalan KUMKM

dan IKM berbasis

komoditi daerah serta

berdaya saing.

Menguatkan kelembagaan dan

usaha, kapasitas SDM, sistem

pembiayaan, dan peluang pasar

KUMKM dan IKM yang sejalan

dengan perkembangan dunia usaha

a. Pemberdayaan Koperasi dan UMKM

b. Pengembangan produk dan pemasaran bagi KUMKM

c. Peningkatan fasilitas pasar tradisional untuk menjamin

kelancaran arus barang dan jasa, kepastian usaha dan daya

saing produk

d. Pengembangan produk dan peningkatan daya saing IKM

Meningkatnya

investasi yang

mendorong

kesempatan dan

penciptaan lapangan

kerja.

Menciptakan iklim usaha yang

kondusif dalam rangka

mempertahankan keberadaan

investasi yang ada serta menarik

investasi baru dan penyerapan

tenaga kerja

a. Meningkatkan promosi dan kerjasama investasi

b. Peningkatan Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja

Untuk Mencetak TK dan Wirausaha baru yang berdaya saing

c. Peningkatan Intensitas dan Kualitas Pengawasan Tenaga

Kerja, K3, Serta Penegakan Hukum

d. Peningkatan Peran Masyarakat di daerah tujuan Wisata

Page 188: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 8

Tabel VI.3

Misi ketiga : Meningkatkan sarana dan prasarana untuk memacu percepatan pelaksanaan pembangunan.

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Menyediakan

infrastruktur wilayah

yang mampu

mendukung aktivitas

ekonomi, sosial, budaya

dan pengembangan

wilayah-wilayah

strategis dan cepat

tumbuh.

Tersedianya

infrastruktur

transportasi yang

handal dan

terintegrasi.

Meningkatkan pelayanan

infrastruktur transportasi yang ada

untuk mendukung tumbuhnya pusat-

pusat pertumbuhan, percepatan

terhadap pembangunan di daerah

tertinggal dan kawasan strategis

a. Meningkatnya rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana

lalulintas serta pegendalian dan pengamanan lalulintas

b. Pengembangan pembangunan infrastruktur perhubungan

darat, laut dan udara, dan modernisasi moda trasportasi

Meningkatnya akses

masyarakat terhadap

sarana dan prasarana

dasar pemukiman.

Meningkatkan ketersediaan

perumahan serta sarana dan

prasarana dasar permukiman

a. Mengembangkan Lingkungan Permukiman Sehat

b. Peningkatan Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan

Kebakaran

c. Peningkatan penataan areal pemakaman

Meningkatnya Kualitas

dan kuantitas

infrastruktur

penunjang

pembangunan.

Peningkatan kualitas dan kuantitas

infrastruktur dasar wilayah

a. Memantapkan kondisi transportasi jalan guna mendukung

pelayanan pergerakan orang, barang, dan jasa

b. Meningkatnya kualitas jalan serta berkurangnya resiko

pengguna jalan

c. Meningkatkan kondisi infrastruktur sumber daya air dan

irigasi untuk mendukung konservasi, pendayagunaan sumber

daya air, serta pengendalian daya rusak air

d. Meningkatkan kinerja pengelolaan air minum dan air

limbah

Mewujudkan

pembangunan

Terwujudnya

perlindungan fungsi

Meningkatkan kualitas perencanaan

tata ruang serta konsistensi

a. Penyediaan dokumen rencana tata ruang sesuai dengan

kebutuhan

Page 189: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 9

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

berkelanjutan dengan

mengedepankan

keseimbangan

lingkungan dan tata

ruang yang sesuai

peruntukan.

ruang dan pencegahan

dampak negatif

terhadap lingkungan

akibat pemanfaatan

ruang.

pemanfaatan ruang dalam rangka

pencegahan dampak negatif

terhadap lingkungan hidup

b. Meningkatkan penanganan persampahan

c. Meningkatkan pengawasan dan pembinaan lingkungan

hidup terhadap kegiatan/usaha masyarakat

Page 190: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 10

Tabel VI.4

Misi keempat : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatkan

pendidikan, kesehatan

jasmani dan rohani

berdasarkan norma

agama, sosial dan

budaya.

Meningkatnya kualitas

dan pemerataan

pendidikan masyarakat

Peningkatan kualitas pendidikan,

baik mutu pendidikan, tenaga

pendidik serta sarana dan prasarana

a. Meningkatkan Pemerataan dan Mutu Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD)

b. Mewujudkan Pemerataan dan Mutu Pendidikan Dasar dalam

rangka Penuntasan Wajar Dikdas Sembilan Tahun

c. Meningkatkan Pemerataan dan Mutu Pendidikan Menengah

d. Menuntaskan Bebas Buta Aksara

e. Meningkatkan Kompetensi dan Kesejahteraan Guru Serta

Tenaga Kependidikan

Meningkatnya derajat

kesehatan masyarakat

Percepatan peningkatan derajat

kesehatan masyarakat

a. Meningkatkan kewaspadaan dini dalam upaya kesehatan ibu

dan anak

b. Menggerakkan dan mendorong serta mengembangkan

kemitraan dalam rangka pelaksanaan imunisasi, pengendalian

faktor resiko serta penanggulangan dan pemberantasan

penyakit.

c. Meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan dengan

mendekatkan fungsi pelayanan pada masyarakat terutama di

pedesaan dengan mengoptimalkan fungsi sarana dan

prasarana pelayanan kesehatan.

d. Mengembangkan program PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat) untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

e. Pemenuhan terhadap kualitas tenaga kesehatan dengan rasio

Page 191: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 11

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

yang seimbang dengan jumlah masyarakat

f. Mengembangkan pelayanan rumah sakit yang prima,

terjangkau dan merata sesuai standar

Meningkatnya

pembinaan kesetaraan

gender, keluarga

berencana,

Kesejahteraan Sosial,

dan penanggulangan

korban bencana.

Peningkatan Pelayanan

pemberdayaan perempuan,

perlindungan anak dan keluarga

berencana dalam rangka

menciptakan keluarga yang aman

dan sejahtera

a. Peningkatan pemberdayaan perempuan dan perlindungan

anak dalam pembangunan yang setara dan berkeadilan gender

b. Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender

c. Revitalisasi program KB untuk menurunkan tingkat kelahiran

dan menuju terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas

Meningkatnya peran

pemuda dan prestasi

olahraga serta

revitalisasi nilai-nilai

budaya dan kearifan

lokal.

Peningkatan Kelembagaan serta

sarana dan prasarana olahraga,

kesenian dan kebudayaan

a. Peningkatan ketahanan dan apresiasi budaya

b. Membina aspek kepemudaan dan olahraga dalam kerangka

membentuk sumber daya manusia yang tangguh.

Page 192: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 12

Tabel VI.5

Misi kelima : Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik melalui penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan terbuka

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Mewujudkan birokrasi

yang efektif, efisien,

profesional dan

akuntabel serta bebas

dari konflik kepentingan.

Meningkatnya kinerja

dan disiplin aparatur.

Penguatan Kelembagaan

pemerintahan dan kepegawaian

yang berbasis Standar Pelayanan

Minimal sebagai upaya untuk

meningkatkan kapasitas birokrasi

dan aparatur

a. Peningkatan kualitas SDM aparatur pemerintahan melalui

pendidikan dan pelatihan lanjutan

b. Meletakan dasar-dasar yang kuat bagi pengelolaan sumber

daya aparatur daerah

Terwujudnya sistem

kelembagaan dan

ketatalaksanaan

pemerintah daerah.

Melaksanakan reformasi birokrasi

melalui penataan peraturan dan

pengelolaan sumber daya keuangan

dalam mendukung penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan

a. Penyusunan Peraturan Daerah dengan melibatkan partisipasi

masyarakat

b. Meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan daerah yang

akuntabel

Meningkatkan kapasitas

kelembagaan untuk

menciptakan kepuasan

masyarakat atas layanan

publik.

Meningkatnya

pelayanan publik yang

dapat diakses dengan

mudah dan cepat oleh

seluruh lapisan

masyarakat.

Mengembangkan dan menerapkan

teknologi informasi dalam

manajemen pemerintahan dalam

rangka peningkatan pelayanan

publik kepada masyarakat

a. Peningkatan pelayanan publik yang prima, akuntabel, dan

transparan sebagai upaya untuk meningkatkan indeks

kepuasan masyarakat

b. Pemenuhan data dan informasi kependudukan yang memadai,

akurat, tepat waktu untuk mendukung perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan daerah

c. Mewujudkan tertib administrasi pertanahan

d. Pemanfaatan teknologi informasi guna memaksimalkan e-

goverment dalam pelayanan publik yang efektif dan efisien

Page 193: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 1

BAB VII

KEBIJAKAN UMUM DAN

PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

7.1 Program Pembangunan Daerah

Dengan memperhatikan visi, misi, strategi dan arah kebijakan pembangunan, program

pembangunan daerah Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 :

1. Penanggulangan kemiskinan

2. Peningkatan kualitas pendidikan

3. Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat

4. Penguatan ekonomi dan ketahanan pangan masyarakat

5. Peningkatan pelayanan publik

6. Pengembangan KUMKM, IKM dan Investasi

7. Peningkatan pembangunan infrastruktur wilayah dan daerah tertinggal

8. Pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh

9. Pemberdayaan Perempuan dan KesejahteraanKeluarga

10. Revitalisasi komoditi unggulan daerah

11. Pengendalian lingkungan hidup dan pemanfaatan ruang

12. Pengembangan budaya dan tujuan wisata

Implementasi INPRES Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan

Prioritas Pembangunan Nasional

12 PRIORITAS KABUPATEN BANGKA TENGAH

1. Penanggulangan kemiskinan (P4) 2. Peningkatan kualitas pendidikan (P2) 3. Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat

(P3) 4. Penguatan ekonomi dan ketahanan pangan

masyarakat (P5, P13) 5. Peningkatan pelayanan publik (P1) 6. Pengembangan KUMKM, IKM dan Investasi

(P7) 7. Peningkatan pembangunan infrastruktur

wilayah dan daerah tertinggal(P6, P10) 8. Pengembangan kawasan strategis dan cepat

tumbuh (P6,P10) 9. Pemberdayaan Perempuan,

PerlindunganAnak dan KesejahteraanKeluarga (P14)

10. Revitalisasi komoditi unggulan daerah (P4,P5)

11. Pengendalian lingkungan hidup dan pemanfaatan ruang (P9)

12. Pengembangan budaya dan tujuan wisata

14 PRIORITAS NASIONAL

1. Reformasi Birokrasi dan Tata kelola; 2. Pendidikan 3. Kesehatan 4. Penanggulangan Kemiskinan 5. Ketahanan Pangan 6. Infrastruktur 7. Iklim Investasi dan Iklim Usaha 8. Energi 9. Lingkungan Hidup dan Pengelolaan

Bencana; 10. Daerah tertinggal, terdepan, terluar dan

Pascakonflik; 11. Kebudayaan, kreatifitas, dan Inovasi

teknologi; 12. Bidang Politik, Hukum dan Keamanan; 13. Bidang Perekonomian 14. Bidang Kesejahteraan Rakyat

Page 194: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 2

Implementasi Program PrioritasProvinsiKepulauan Bangka Belitung

ImplementasiTujuan Pembangunan MDG’s

No. Tujuan Pembangunan MDGs No. PRIORITAS KABUPATEN BANGKA TENGAH

(1) (2) (3) (4)

1 Memberantas kemiskinan dan kelaparan 1 Penanggulangan kemiskinan

2 Penguatan ketahanan pangan masyarakat

2 Mencapai pendidikan dasar untuk semua 3 Peningkatan kualitas pendidikan

3 Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

4 Pemberdayaan Perempuan, PerlindunganAnak dan KesejahteraanKeluarga

4 Menurunkan angka kematian anak 5 Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat

5 Meningkatkan kesehatan ibu 6 Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat

6 Mengendalikan HIV, AIDs, Malaria dan Penyakit menular lainnya

7 Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat

7 Menjamin kelestarian lingkungan hidup 8 Pengendalian lingkungan hidup dan pemanfaatan ruang

12 PRIORITAS KABUPATEN BANGKA TENGAH

1. Penanggulangan kemiskinan (P4) 2. Peningkatan kualitas pendidikan (P2) 3. Peningkatan kualitas kesehatan

masyarakat (P3) 4. Penguatan ekonomi dan ketahanan

pangan masyarakat (P5, P13) 5. Peningkatan pelayanan publik (P1) 6. Pengembangan KUMKM, IKM dan

Investasi (P7) 7. Peningkatan pembangunan infrastruktur

wilayah dan daerah tertinggal(P6, P10) 8. Pengembangan kawasan strategis dan

cepat tumbuh (P6,P10) 9. Pemberdayaan Perempuan,

PerlindunganAnak dan KesejahteraanKeluarga (P14)

10. Revitalisasi komoditi unggulan daerah (P4,P5)

11. Pengendalian lingkungan hidup dan pemanfaatan ruang (P9)

12. Pengembangan budaya dan tujuan wisata

14 PRIORITAS PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG

1. Pengembangan One Village One Product (OVOP) dan koperasi komoditi

2. Penguatan rural urban linkages 3. Pengembangan infrastruktur dan

peningkatan konektivitas antar wilayah 4. Peningkatan kualitas lingkungan hidup 5. Reklamasi lahan kritis dan lahan eks

tambang 6. Pengembangan wilayah strategis,

tertinggal, pesisir dan pulau-pulau kecil 7. Peningkatan manajemen pemerintahan

dan aparatur 8. Peningkatan kualitas Pendidikan Wajib

Belajar 12 Tahun 9. Peningkatan Pelayanan Kesehatan 10. Pemberdayaan masyarakat dan

penanggulangan kemiskinan 11. Pemberdayaan budaya lokal dan

destinasi wisata 12. Pengendalian pemanfaatan ruang 13. Program SATAM EMAS.

Page 195: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 3

9 Revitalisasi komoditi unggulan daerah

ImplementasiPenerapanStandarPelayanan Minimal (SPM)

No. Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) No.

PRIORITAS

KABUPATEN BANGKA TENGAH (1) (2) (3) (4)

1 Pendidikan Dasar 1 Peningkatan kualitas pendidikan

2 Kesehatan 2 Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat

3 Pekerjaan Umum 3 Peningkatan pembangunan infrastruktur wilayah dan daerah tertinggal

4 Perumahan 4 Pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh

5 Penataan Ruang 5 Pengendalian lingkungan hidup dan pemanfaatan ruang

6 Perhubungan 6 Peningkatan pembangunan infrastruktur wilayah dan daerah tertinggal

7 Lingkungan hidup 7 Pengendalian lingkungan hidup dan pemanfaatan ruang

8 Kependudukan dan Catatan Sipil 8 Peningkatan pelayanan publik

9 Pemberdayaan Perempuan danPerlindunganAnak 9

Pemberdayaan Perempuan, PerlindunganAnak dan KesejahteraanKeluarga

10 Keluarga Berencana 10 Pemberdayaan Perempuan, PerlindunganAnak dan KesejahteraanKeluarga

11 Sosial 11 Penanggulangan kemiskinan

12 Ketenagakerjaan 12 Pengembangan KUMKM, IKM dan Investasi

13 Penanaman Modal 13 Pengembangan KUMKM, IKM dan Investasi

14 Kesenian 14 Pengembangan budaya dan tujuan wisata

15 KesatuanBangsadanPolitikDalamNegeri 15 Peningkatan pelayanan publik

16 Ketahanan Pangan 16 Penguatan ketahanan pangan masyarakat

17 KomunikasidanInformasi 17 Peningkatan pelayanan publik

Page 196: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 4

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2010-2015

No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Urusan SKPD

Penanggung Jawab Kondisi

Awal Kondisi

Akhir

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi unggulan daerah.

Meningkatkan produksi, produktivitas dan kualitas produk komoditi unggulan daerah, pengembangan benih/bibit unggul, ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana

Peningkatan kapasitas produksi produk unggulan daerah melalui penerapan IPTEK dan peningkatan prasarana sarana pendukung produksi.

Tingkat Produktivitas tanaman perkebunan

Peningkatan produksi pertanian/ perkebunan

Pertanian Dinas Perkebunan

dan Kehutanan

- Karet (ton/ha/th) 1,11 1,35

- Sawit (ton/ha/th) 3,00 3,24

- Lada (ton/ha/th) 1,18 1,40

- Kakao (ton/ha/th) 0,76 0,86

Mengembangkan aneka usaha non kayu sekitar hutan

Jumlah produk hasil hutan bukan kayu

2 6 Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

Kehutanan Dinas Perkebunan

dan Kehutanan

2. Meningkatnya ketahanan pangan masyarakat.

Pengembangan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat

Pengembangan komoditas unggulan daerah sebagai ikon

Tingkat Produktivitas tanaman pertanian

Peningkatan produksi pertanian/ perkebunan

Pertanian Dinas Pertanian dan

Page 197: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 5

No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Urusan SKPD

Penanggung Jawab Kondisi

Awal Kondisi

Akhir

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

produk pertanian (ton/ha/th) Peternakan

- Padi 1,60 3,1

- Palawija 5,11 10,24

- Sayuran&buah semusim

7,08 8,81

- Buah-Buahan Tahunan

8,95 9,88

Pengembangan kawasan integrasi ternak

Produksi Daging (Ton) 88,17 403,91 Program peningkatan produksi hasil peternakan

Produksi Telur (Ton) 1.810,71 2.143,23

Fasilitasi pengembangan usaha penangkapan ikan dan pembudidaya ikan

Produksi Perikanan Tangkap (Ton)

12.710,10 19.600,69 Pengembangan Perikanan Tangkap

Kelautan dan Perikanan

Dinas Kelautan dan

Perikanan Produktifitas Lahan Budidaya (Kg/M2/Th)

0,75 6,00 Pengembangan Perikanan Budidaya

3. Meningkatnya peran pemerintah dan masyarakat dalam pemeliharaan ketertiban umum, ketentraman, berbangsa dan bernegara.

Meletakan dasar-dasar yang kuat bagi penciptaan layanan ketertiban umum dan keamanan serta kerukunan bermasyarakat

Pemeliharaan kamtibmas melalui kemitraan antara masyarakat dengan aparat penegak hukum

Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman,

60

86 Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan

Kesatuan bangsa dan

politik dalam negeri

Badan Penanggulang

an Bencana, Kesatuan Pemeliharaan

Page 198: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 6

No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Urusan SKPD

Penanggung Jawab Kondisi

Awal Kondisi

Akhir

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

keindahan) di Kabupaten

Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal

Bangsa dan Politik

Satuan Polisi Pamong Praja

Kecamatan

Rasio Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk

59 63 Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan

Tingkat waktu tanggap (response time rate) wilayah manajemen penanggulangan bencana

N/A 95 Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam

Peningkatan kualitas kerukunan bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara

Persentase konflik horizontal yang tertangani

100 100 Pengembangan wawasan kebangsaan

Kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan

Pendidikan politik masyarakat

4. Meningkatnya peran kelembagaan dan permodalan KUMKM dan IKM berbasis komoditi daerah serta berdaya saing.

Menguatkan kelembagaan dan usaha, kapasitas SDM, sistem pembiayaan, dan peluang pasar KUMKM dan IKM yang sejalan dengan perkembangan dunia usaha

Pemberdayaan Koperasi dan UMKM

Persentase Koperasi Aktif

55 90 Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi

Koperasi, Usaha Kecil dan

Dinas Perindustrian,

Page 199: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 7

No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Urusan SKPD

Penanggung Jawab Kondisi

Awal Kondisi

Akhir

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Pengembangan produk dan pemasaran bagi KUMKM

Jumlah UKM 10.195 14.500 Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UMKM

Menengah Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro

Kecil dan Menengah

Usaha Mikro dan Kecil 16.417 25.000

Peningkatan fasilitas pasar tradisional untuk menjamin kelancaran arus barang dan jasa, kepastian usaha dan daya saing produk

Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal

175

400 Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan

Perdagangan

Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri

Pengembangan produk dan peningkatan daya saing IKM

Pertumbuhan Industri 5 10 Pengembangan industri kecil dan menengah

Perindustrian

Pengembangan sentra-sentra industri potensial

5. Meningkatnya investasi yang mendorong kesempatan dan penciptaan lapangan kerja.

Menciptakan iklim usaha yang kondusif dalam rangka mempertahankan keberadaan investasi yang ada serta menarik investasi baru dan penyerapan tenaga kerja

Meningkatkan promosi dan kerjasama investasi

Jumlah persetujuan investasi

0 10 Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

Penanaman Modal

Bappeda-SPM

KPPTSP

Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

Page 200: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 8

No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Urusan SKPD

Penanggung Jawab Kondisi

Awal Kondisi

Akhir

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Peningkatan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja utk mencetak Tenaga Kerja dan wirausaha baru yang berdaya saing

Tingkat partisipasi angkatan kerja

67

72 Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

Ketenaga kerjaan

Dinas Sosial, Tenaga Kerja

dan Transmigrasi

Peningkatan Intensitas dan Kualitas Pengawasan Tenaga Kerja, K3, Serta Penegakan Hukum ketenagakerjaan.

Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun

75 100 Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

Peningkatan Peran Masyarakat di daerah tujuan Wisata

Kunjungan Wisata 16.962 20.000 Pengembangan Pemasaran Pariwisata

Pariwisata Dinbudparpora

6. Tersedianya infrastruktur transportasi yang handal dan terintegrasi.

Meningkatkan pelayanan infrastruktur transportasi yang ada untuk mendukung tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan, percepatan terhadap pembangunan di daerah tertinggal dan kawasan strategis

Pengembangan pembangunan infrastruktur perhubungan darat, laut dan udara, dan modernisasi moda trasportasi.

Jumlah arus penumpang angkutan umum

600.000 1.250.000 Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

Perhubungan Dinas Perhubungan, Komunikasi

dan Informasi

Meningkatnya rehabiltiasi dan pemeliharaan prasarana lalulintas serta pegendalian dan pengamanan lalulintas

Angkutan Darat 1,6 1,8 Peningkatan pelayanan angkutan

Pemasangan Rambu-rambu

24,84 100 Pengendalian dan pengamanan lalu lintas

Page 201: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 9

No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Urusan SKPD

Penanggung Jawab Kondisi

Awal Kondisi

Akhir

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Jumlah uji kir angkutan umum

2.428 3.500 Peningkatan kelayakan pengoperasian kendaraan bermotor

7. Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar pemukiman.

Meningkatkan ketersediaan perumahan serta sarana dan prasarana dasar permukiman

Mengembangkan Lingkungan Permukiman Sehat

Persentase Luas perumahan yang tersedia PSU

N/A 64,31 Pengembangan Perumahan

Perumahan Dinas Pekerjaan

Umum

Peningkatan Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten

16,39 24,57 Peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran

Peningkatan penataan areal pemakaman

Rasio tempat pemakaman umum per satuan penduduk

35,09 47,17 Pengelolaan areal pemakaman

8. Meningkatnya Kualitas dan kuantitas infrastruktur penunjang pembangunan.

Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar wilayah

Pekerjaan Umum

Dinas Pekerjaan

Umum

Memantapkan kondisi transportasi jalan guna mendukung pelayanan pergerakan orang, barang, dan jasa

Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik

50 73,26 Pembangunan Jalan dan Jembatan

Rehabilitasi/pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Page 202: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 10

No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Urusan SKPD

Penanggung Jawab Kondisi

Awal Kondisi

Akhir

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Meningkatnya kualitas jalan serta berkurangnya resiko pengguna jalan

Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat

45 83,84 Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong

Penanganan jalan dan jembatan dalam kondisi tanggap darurat

100 100 Tanggap darurat Jalan dan Jembatan

Pemenuhan kelengkapan sarana kebinamargaan

20 75 Peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan

Meningkatkan kondisi infrastruktur sumber daya air dan irigasi untuk mendukung konservasi, pendayagunaan sumber daya air, serta pengendalian daya rusak air

Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik

10 29,41 Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya

Rasio luasan sumber air baku

15 21,27 Penyediaan dan pengolahan air baku

Penanganan wilayah kebanjiran

N/A 47,10 Pengendalian banjir

Persentase desa/ kelurahan yang memiliki infrastruktur yang baik

61,40 77,78 Pembangunan infrastruktur perdesaaan

Pengembangan Wilayah

Page 203: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 11

No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Urusan SKPD

Penanggung Jawab Kondisi

Awal Kondisi

Akhir

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Strategis dan Cepat Tumbuh

Meningkatkan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah

Rumah tangga pengguna air bersih

40 83,19 Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah

9. Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

Meningkatkan kualitas perencanaan tata ruang serta konsistensi pemanfaatan ruang dalam rangka pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan hidup

Penyediaan dokumen rencana tata ruang sesuai dengan kebutuhan

Keberadaan PERDA RTRW

Tidak Ada ada Perencanaan Tata Ruang

Penataan Ruang Dinas Pekerjaan

Umum

Bappeda-SPM

Meningkatkan penanganan persampahan

Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk

700 850 Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

Lingkungan Hidup

Dinas Pekerjaan

Umum

Kantor Lingkungan

Hidup

Meningkatkan pengawasan dan pembinaan lingkungan hidup terhadap kegiatan/usaha masyarakat

Cakupan Pengawasan terhadap ketaatan pelaksanaan dokumen lingkungan hidup

100 100 Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

Penegakan hukum lingkungan

100 100 Perlindungan & konservasi Sumber Daya Alam

Page 204: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 12

No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Urusan SKPD

Penanggung Jawab Kondisi

Awal Kondisi

Akhir

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

10. Meningkatnya kualitas dan pemerataan pendidikan masyarakat

Peningkatan kualitas pendidikan, baik mutu pendidikan, tenaga pendidik, sertasarana danprasarana.

Meningkatkan Pemerataan dan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini

Persentase Angka Partisipasi Kasar PAUD

30 40 Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan Dinas Pendidikan

Mewujudkan Pemerataan dan Mutu Pendidikan Dasar dalam rangka Penuntasan Wajar Dikdas Sembilan Tahun

Persentase Angka Partisipasi Murni SD/MI + Paket A

82 85 Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun

Persentase Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs + Paket B

70 75,5

Meningkatkan Pemerataan dan Mutu Pendidikan Menengah

Persentase Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK + Paket C

30 56,5 Pendidikan Menengah

Menuntaskan Bebas Buta Aksara

Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf (tidak buta aksara)

95 100 Pendidikan Non Formal

Meningkatkan Kompetensi dan Kesejahteraan Guru Serta Tenaga Kependidikan

Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV

40 100 Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Page 205: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 13

No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Urusan SKPD

Penanggung Jawab Kondisi

Awal Kondisi

Akhir

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

11. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

Percepatan peningkatan derajat kesehatan masyarakat

Meningkatkan kewaspadaan dini dalam upaya kesehatan ibu dan anak

Persentase Ibu Bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih

91 94 · Obat dan Perbekalan Kesehatan

· Upaya Kesehatan Masyarakat

· Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

· Perbaikan Gizi

Masyarakat

· Pengembangan Lingkungan Sehat

· Pencegahan dan

Penanggulangan Penyakit Menular

· Standarisasi

Pelayanan Kesehatan

Kesehatan Dinas Kesehatan

Rumah Sakit Umum Daerah

Persentase Desa yang mencapai UCI

90 90

Menggerakkan dan mendorong serta mengembangkan kemitraan dalam rangka pengendalian faktor resiko serta penanggulangan dan pemberantasan penyakit

Menurunnya Prevalensi Tuberculosis per 100.000 penduduk

90 40

Menurunnya Kasus Malaria (Annual Paracite Index-API)

8 2

Terkendalinya HIV pada polulasi Dewasa

< 0,5 < 0,5

Menurunnya Angka Kesakitan DBD

75 40

Cakupan Pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin

100

100 · Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Page 206: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 14

No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Urusan SKPD

Penanggung Jawab Kondisi

Awal Kondisi

Akhir

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan dengan mendekatkan fungsi pelayanan pada masyarakat terutama di pedesaan dengan mengoptimalkan fungsi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.

Rasio Puskesmas/Pustu/ Poskesdes

0,15 0,15 · Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya

· Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita

· Peningkatan

Pelayanan Kesehatan Lansia

· Pengawasan dan

Pengendalian Kesehatan Makanan

· Pengadaan,

peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ RS jiwa/ RS paru-paru/ RS mata

Cakupan Desa Siaga Aktif

15 80

Mengembangkan program PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Persentase Rumah Tanggah Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat

60

75

Pemenuhan terhadap kualitas tenaga kesehatan dengan rasio yang seimbang dengan jumlah masyarakat

Rasio Dokter Spesialis/Umum/Gigi

0,21 0,26 · Obat dan Perbekalan Kesehatan

· Upaya Kesehatan Masyarakat

Page 207: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 15

No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Urusan SKPD

Penanggung Jawab Kondisi

Awal Kondisi

Akhir

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Mengembangkan pelayanan rumah sakit yang prima, terjangkau dan merata sesuai standar

Rasio Rumah Sakit 0,006 0,009 · Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

· Pengembangan Lingkungan Sehat Standarisasi Pelayanan Kesehatan

· Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan

· Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ RS jiwa/ RS paru-paru/ RS mata

· Pemeliharaan sarana

dan prasarana rumah sakit/ RS jiwa/ RS paru-paru/RS mata

12. Meningkatnya pembinaan kesetaraan gender, keluarga berencana, Kesejahteraan Sosial, dan penanggulangan korban bencana

Peningkatan Pelayanan pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana dalam rangka menciptakan keluarga yang aman dan sejahtera

Peningkatan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dalam pembangunan

Angka melek huruf perempuan usia 15 tahun ke atas

75 100 · Keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan

Pemberdayaan Perempuan & perlindungan

BPPKB

Page 208: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 16

No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Urusan SKPD

Penanggung Jawab Kondisi

Awal Kondisi

Akhir

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

yang setara dan berkeadilan gender

· Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan

· Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak

anak

Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender

Persentase Partisipasi angkatan kerja perempuan di lembaga Pemerintah Daerah

25 50

Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum

50 100

Revitalisasi program KB untuk menurunkan tingkat kelahiran dan menuju terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas.

Cakupan PUS yang ingin ber KB tidak terpenuhi

15 5 · Keluarga Berencana

· Kesehatan Reproduksi Remaja

· Pelayanan

Kontrasepsi

· Pembinaan Peran Serta Masyarakat

Keluarga Berencana dan

Keluarga Sejahtera

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

Berencana Cakupan PUS yang istrinya di bawah usia 20 tahun

6 3

Persentase pelayanan terpadu BKB, Posyandu dan Pos PAUD

10 50

Page 209: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 17

No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Urusan SKPD

Penanggung Jawab Kondisi

Awal Kondisi

Akhir

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Cakupan sasaran Pus yang menjadi peserta KB aktif

55 90 dalam Pelayanan KB/KR yang Mandiri

· Promosi Kesehatan

Ibu, Bayi dan Anak Melalui Kelompok Kegiatan diMasyarakat

· Pengembangan pusat

pelayanan informasi dan konseling KRR

· Pengumpulan Bahan

Informasi Tentang Pengasuhan dan Pembinaan Tumbuh Kembang Anak

· Penyiapan Tenaga

Pendamping Kelompok Bina Keluarga

· Peningkatan Daya

Jangkau dan kualitas Penyuluh, Penggerak dan Pembina Program KB

Page 210: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 18

No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Urusan SKPD

Penanggung Jawab Kondisi

Awal Kondisi

Akhir

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

· Pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU

13. Meningkatnya peran pemuda dan prestasi olahraga serta revitalisasi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.

Peningkatan Kelembagaan serta sarana dan prasarana olahraga, kesenian & budaya

Peningkatan ketahanan dan apresiasi budaya

Jumlah grup kesenian 0,89 1,86 Pengelolaan Kekayaan Budaya

Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Pariwisata,

Pemuda dan Olahraga

Pengelolaan Keragaman Budaya

Membina aspek kepemudaan dan olahraga dalam kerangka membentuk sumber daya manusia yang tangguh.

Jumlah klub olahraga 13,60 17,57 Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga

Kepemudaan dan Olahraga

14. Meningkatnya kinerja dan disiplin aparatur.

Penguatan Kelembagaan pemerintahan dan kepegawaian yang berbasis Standar Pelayanan Minimal sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas birokrasi dan aparatur

Page 211: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 19

No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Urusan SKPD

Penanggung Jawab Kondisi

Awal Kondisi

Akhir

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Peningkatan kualitas SDM aparatur pemerintahan melalui pendidikan dan pelatihan lanjutan

Pejabat struktural yang telah mengikuti pendidikan pelatihan kepemimpinan

50 85 Pendidikan Kedinasan Otonomi Daerah,

Pemerintahan Umum,

Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat

Daerah, Kepegawaian

dan Persandian

Badan Kepegawaian

Daerah

Pegawai yang memiliki sertifikat diklat

60 85 Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur

Meletakan dasar-dasar yang kuat bagi pengelolaan sumber daya aparatur daerah

Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi

48 70 Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

Data base pegawai yang valid dan akurat

60 80

15. Terwujudnya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah daerah.

Melaksanakanreformasibirokrasimelaluipenataanperaturandanpengelolaan sumber daya keuangan dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

Penyusunan Peraturan Daerah dengan melibatkan partisipasi masyarakat

PERDA Yang Ditetapkan 100

100

Peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah

Otonomi Daerah,

Pemerintahan Umum,

Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat

Sekretariat Dewan

Meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel;

Peningkatan PAD (%) 10 40 Intensifikasi dan Eksentifikasi sumber-sumber pendapatan daerah

Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan

Page 212: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 20

No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Urusan SKPD

Penanggung Jawab Kondisi

Awal Kondisi

Akhir

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Opini BPK terhadap LapKeu Daerah

WDP WTP Peningkatan pengelolaan keuangan daerah

Daerah, Kepegawaian

dan Persandian

Aset Daerah

Prosentase asset yang tidak digunakan oleh SKPD

3,5 0,5 Peningkatan manajemen aset/barang daerah

16. Meningkatnya pelayanan publik yang dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh seluruh lapisan masyarakat.

Mengembangkan dan menerapkan teknologi informasi dalam manajemen pemerintahan dalam rangka peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat.

Peningkatan pelayanan publik yang prima, akuntabel, dan transparan sebagai upaya untuk meningkatkan indeks kepuasan masyarakat

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

N/A 82,5 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

OTDA, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keu. Daerah,

Sekretariat Daerah KPPTSP Penataan Kelembagaan

dan Ketatalaksanaan

Perangkat Daerah,

Kepegawaian dan Persandian

Pemenuhan data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, tepat waktu untuk mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah

Dokumen administrasi kependudukan

Penataan Administrasi Kependudukan

Kependudukan dan catatan sipil

Dinas Kependudukan dan Catatan

Sipil - Cakupan Penerbitan e-KTP

N/A 100

- Cakupan Penerbitan Akta kelahiran

27 50

Page 213: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 21

No Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah Urusan SKPD

Penanggung Jawab Kondisi

Awal Kondisi

Akhir

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

- Cakupan Penerbitan KK

85 100

Mewujudkan tertib administrasi pertanahan

Persentase luas lahan bersertifikat

0,89 5,2 Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

Pertanahan Sekretariat Daerah

Pemanfaatan teknologi informasi guna memaksimalkan e-goverment dalam pelayanan publik yang efektif dan efisien

Jumlah surat kabar nasional/lokal

6 10 Kerjasama informasi dengan media massa

Komunikasi dan Informasi

Dinas Perhubungan, Komunikasi

dan Informasi Web site milik pemerintah daerah

Tidak Ada Ada Pengembangan komunikasi, informasi dan media massa

Penyempurnaan dan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Page 214: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

2013 2014 2015Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

RENCANA BELANJA LANGSUNG 274.317.270.370 389.550.230.870 ########### ########### ########### 1.552.418.593.311BELANJA LANGSUNG 274.317.270.370 389.550.230.870 ########### ########### ########### 1.627.442.037.240URUSAN "RUTIN" 54.841.178.600 79.298.493.000 52.011.254.000 53.100.000.000 53.650.000.000 292.900.925.600 Pelayanan Administrasi Perkantoran Tingkat Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan 80 100 19.029.703.600 100 21.755.762.000 100 20.135.440.500 100 20.200.000.000 100 20.500.000.000 100 101.620.906.100 LINTAS SKPDPeningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Sarana dan Prasarana Aparatur Dalam Kondisi Baik

60 70 31.655.373.000 75 50.076.476.000 78 27.730.959.500 80 28.500.000.000 85 28.500.000.000 85 166.462.808.500 LINTAS SKPD

Peningkatan Disiplin Aparatur Tingkat Kedisiplinan Aparatur 70 75 1.728.454.000 80 2.948.873.000 82 806.070.000 85 900.000.000 88 1.000.000.000 88 7.383.397.000 LINTAS SKPDPeningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur

Cakupan Sumber Daya Aparatur 40 50 1.551.494.000 55 2.915.425.000 60 1.611.900.000 65 1.700.000.000 70 1.750.000.000 70 9.528.819.000 LINTAS SKPD

Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Capaian Kinerja

Tepat Waktu Tepat Waktu

876.154.000 Tepat Waktu

1.601.957.000 Tepat Waktu

1.726.884.000 Tepat Waktu

1.800.000.000 Tepat Waktu

1.900.000.000 Tepat Waktu

7.904.995.000 LINTAS SKPD

Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Capaian Kinerja Keuangan

Tepat Waktu Tepat Waktu

Tepat Waktu

Tepat Waktu

Tepat Waktu

Tepat Waktu

Tepat Waktu

BELANJA URUSAN 219.476.091.770 310.251.737.870 ########### ########### ########### 1.334.541.111.640URUSAN WAJIB 189.379.816.770 264.298.287.870 ########### ########### ########### 1.168.310.126.640 URUSAN PENDIDIKAN 43.177.444.500 46.549.857.000 32.435.000.000 42.700.000.000 41.575.000.000 206.437.301.500Program Pendidikan Anak Usia Dini Jumlah Anak Usia Dini 30% 34% 440.241.000 37% 1.368.796.000 45% 785.000.000 50% 880.000.000 60% 803.000.000 60% 4.277.037.000 DINDIK

Persentase Angka Partisipasi Sekolah SD/MI 88% 90% 30.021.246.000 93% 24.098.549.000 86% 18.450.000.000 93% 26.000.000.000 100% 25.300.000.000 100% 123.869.795.000 DINDIKPersentase Angka Partisipasi Sekolah SMP/MTs 59% 60% 65% 75% 85% 100% 100% DINDIKPersentase Jarak Berjalan Kaki yang sudah Terjangkau untuk SD/MI 3 km dan SMP/MTs 6 km dari pemukiman

70% 70% 75% 100% 100% 100% 100% DINDIK

Rasio Guru/Siswa untuk SD/MI 1:20 1:18 1:17 1:18 1:18 1:18 1:18 DINDIKRasio Guru/Siswa untuk SMP/MTs 1:20 1:18 1:16 1:16 1:16 1:16 1:16 DINDIKPersentase SMP/MTs yang Telah Memiliki Ruang Lab. IPA dengan Meja & Kursi untuk 36 Peserta Didik

64% 64% 65% 85% 100% 100% 100% DINDIK

Persentase SD/MI yang Memiliki Ruang Guru dengan Meja + Kursi untuk Setiap Orang

30% 31% 35% 70% 100% 100% 100% DINDIK

Persentase SMP/MTs yang Memiliki Ruang Guru dengan Meja + Kursi untuk Setiap Orang

75% 78% 85% 90% 100% 100% 100% DINDIK

Persentase SD/MI yang Memiliki 6 Orang Guru 95% 96% 100% 100% 100% 100% 100% DINDIKPersentase SMP/MTs yang Memiliki 1 Orang Guru untuk Setiap Mata Pelajaran

45% 48% 80% 100% 100% 100% 100% DINDIK

Persentase SMP/MTs yang Memiliki Ruang Kepala Sekolah terpisah dari Ruang Guru

70% 71% 75% 85% 90% 100% 100% DINDIK

Rasio Siswa rata-rata perkelas untuk SD/MI 1:32 1:32 1:28 1:26 1:26 1:26 1:26 DINDIKRasio Siswa rata-rata perkelas untuk SMP/MTs 1:36 1:36 1:36 1:35 1:35 1:35 1:35 DINDIKPersentase Angka Melanjutkan (AM) SD/MI ke SMP/MTs

87% 88% 100% 90% 95% 100% 100% DINDIK

Persentase Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI 0,60% 0,59% 0,50% 0,50% 0,40% 0,30% 0,30% DINDIKPersentase Angka Lulusan (AL) SD/MI 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% DINDIKPersentase Angka Melanjutkan (AM) SMP/MTs ke SMA/MA/SMK

92% 95% 97% 93% 96% 100% 100% DINDIK

Persentase Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs

1,50% 1,49% 1,45% 0,70% 0,60% 0,50% 0,50% DINDIK

Persentase Angka Lulusan (AL) SMP/MTs 90% 92% 95% 100% 100% 100% 100% DINDIKPersentase Angka Partisipasi Sekolah SMA/MA/SMK

29% 30% 6.452.652.000 35% 12.126.587.000 55% 9.050.000.000 75% 9.000.000.000 100% 9.200.000.000 100% 45.829.239.000 DINDIK

Rasio Siswa Guru untuk SMA/MA/SMK 1:20 1:18 1:13 1:12 1:12 1:12 1:12 DINDIKRasio Siswa rata-rata perkelas untuk SMA/MA/SMK

1:36 1:36 1:32 1:31 1:31 1:31 1:31 DINDIK

Persentase Angka Putus Sekolah (APS) SMA/MA/SMK

0,70% 0,69% 0,65% 1,5% 1% 0,50% 0,50% DINDIK

Persentase Angka Lulusan (AL) SMA/MA/SMK 95% 98% 99,90% 100% 100% 100% 100% DINDIKProgram Pendidikan Non Formal Persentase Pendidikan Masyarakat yang Buta

Aksara0,98% 0,97% 4.356.465.000 0,80% 4.722.325.000 0,1% 1.200.000.000 0,05% 3.700.000.000 0,00% 3.392.000.000 0,00% 17.370.790.000 DINDIK

Presentase Pendidikan Luar Biasa (PLB) jenjang SDLB

0,1% 0,15% 144.750.000 0,25% 121.400.000 0,5% 100.000.000 0,7% 130.000.000 1% 117.000.000 1% 613.150.000 DINDIK

Presentase Pendidikan Luar Biasa (PLB) jenjang SMPLB

0,01% 0,02% 0,03% 0,05% 0,07% 0,1% 0,1% DINDIK

Persentase Kualifikasi Pendidikan Guru PAUD dari SMA ke S1

8% 10% 1.413.110.500 18% 3.725.902.000 30% 2.500.000.000 40% 2.600.000.000 50% 2.388.000.000 50% 12.627.012.500 DINDIK

Persentase Kualifikasi Pendidikan Guru SD/MI dari SMA ke S1

25% 30% 45% 70% 85% 100% 100% DINDIK

Persentase Kualifikasi Pendidikan Guru SMP/MTs dari SMA ke S1

70% 72% 80% 90% 100% 100% 100% DINDIK

Persentase Kualifikasi Pendidikan Guru SMA/MA/SMK dari SMA ke S1

73% 74% 95% 100% 100% 100% 100% DINDIK

Persentase Kualifikasi S1/D4 SD/MI yang Memiliki 2 Orang Guru

35% 37% 62,50% 85% 100% 100% 100% DINDIK

Persentase Sertifikat Pendidik SD/MI yang Memiliki 2 Orang Guru

35% 37% 62,50% 85% 100% 100% 100% DINDIK

Persentase Kualifikasi S1/D4 dan Sertifikat Pendidik SMP/MTs ≥ 35%

40% 42% 62,50% 87,50% 100% 100% 100% DINDIK

Capaian Akhir RPJMD SKPD PENANGGUNG

JAWAB2011 2012PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM Capaian

Awal RPJMD

Target dan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Sasaran/Program

Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun

Program Pendidikan Menengah

Program Pendidikan Luar Biasa

Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Page 215: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

2013 2014 2015Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Capaian Akhir RPJMD SKPD PENANGGUNG

JAWAB2011 2012PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM Capaian

Awal RPJMD

Target dan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Sasaran/Program

Persentase Kualifikasi S1/D4 telah Bersertifikat masing2 1 Orang untuk Mata Pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

4% 5% 5% 6% 8% 10% 10% DINDIK

Persentase Kepala SD/MI yg Berkualifikasi S1/D4 dan Bersertifikat

3% 3,5% 20% 65% 80% 100% 100% DINDIK

Persentase Kepala SMP/MTs yg Berkualifikasi S1/D4 dan Bersertifikat

20% 22% 60% 94% 100% 100% 100% DINDIK

Persentase Pengawas Sekolah yg Berkualifikasi S1/D4 dan Bersertifikat

45% 47% 60% 85% 100% 100% 100% DINDIK

Persentase SD/MI mendapat Kunjungan dari Pengawas Satu Kali dalam Sebulan selama ≥3 jam

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% DINDIK

Persentase SMP/MTs Mendapat Kunjungan dari Pengawas Satu Kali dalam Sebulan selama ≥3 jam

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% DINDIK

Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

Presentase Sekolah yang Terakreditasi 70% 72% 348.980.000 75% 386.298.000 88% 350.000.000 95% 390.000.000 100% 375.000.000 100% 1.850.278.000 DINDIK

URUSAN KESEHATAN 15.520.273.300 30.583.541.000 31.990.000.000 31.833.500.000 33.032.000.000 142.959.314.300* Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan

100% 100% 350.250.000 100% 728.900.000 100% 550.000.000 100% 560.000.000 100% 580.000.000 100% 2.769.150.000 DINKES

* Persentase Balita ditimbang berat badannya 48.7% 35% 50% 60% 70% 80% 80% 0 DINKES* Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak Usia 6 - 24 bln

100% 54% 80% 100% 100% 100% 100% 0 DINKES

* Bayi yang mendapat ASI Ekslusif (%) 19.59% 45% 30.000.000 45% 45.000.000 45% 50.000.000 50% 40.000.000 60% 42.000.000 60% 207.000.000 DINKES* Cakupan Pelayanan Anak Balita 50.19 % 18.99% 59% 52% 68.5% 90% 90% 0 DINKES* Cakupan Pelayanan Bayi 91.1 % 48.4 % 82.05% 70% 99% 100% 100% 0 DINKES

Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia

* Angka Usia Harapan Hidup 58 60 0 63 105.000.000 65 110.000.000 69 150.000.000 71 72.000.000 71 437.000.000 DINKES

* Acute Flacid Paralysis rate per 100.000 penduduk < 15 th

12.88 % >2 per 100.000

167.875.000 >2 per 100.000

385.900.000 >2 per 100.000

300.000.000 >2 per 100.000

290.000.000 >2 per 100.000

301.000.000 >2 per 100.000

1.444.775.000 DINKES

* Penemuan Penderita Penemonia Balita 35.48 % 46% 60% 73% 87% 100% 100% 0 DINKES* Penemuan Pasian Baru TB BTA Positif 40.66 % 51% 56% 60.42 56.21 100% 100% 0 DINKES* Penemuan Penderita Diare 47.9% 44% 51% 57% 64% 100% 100% 0 DINKES* Penemuan Penderita DBD yang ditangani 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 0 DINKES* Cakupan Desa/Kelurahan UCI 93% 97% 98% 99% 99% 100% 100% 0 DINKES* Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 0 DINKES* Angka Kesakitan Malaria per 1000 penduduk 8/1000. 6/1000 6/1000 5/1000 5/1000 4/1004 4/1004 0 DINKES* Prevalensi Kasus HIV < 0,5 < 0,5 < 0,5 < 0,5 < 0,5 < 0,5 0 DINKESCakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 94.65% 92.07% 5.212.881.000 95% 13.389.900.000 95% 9.100.000.000 95% 9.650.000.000 95% 10.155.000.000 95% 47.507.781.000 DINKESCakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani 17.14% 17.14% 42.30% 54.88% 67.46% 80% 80% 0 DINKESCakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang memiliki Kompetensi Kebidanan

92% 92% 90% 93% 93.5% 94% 94% 0 DINKES

Cakupan Pelayanan Nifas 92% 92% 92.50% 93% 93.5% 94% 94% 0 DINKESCakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani

30.22% 30.22% 80% 55.11% 67.56% 80% 80% 0 DINKES

Cakupan Peserta KB Aktif 68.20% 72% 72.5% 73% 73.5% 74% 74% 0 DINKES* Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 0 DINKES

* Persentase Masyarakat Miskin yang mendapat pelayanan Jamkesta

100% 75% 100% 100% 100% 100% 100% 0 DINKES

* Jumlah Peserta Jamkesmas yang menggunakan pelayanan

9.000 8.700 7.789 6.000 5.500 4.000 4.000 0 DINKES

* Jumlah dokter, perawat dan bidan yang bermitra

25 25 27 27 20 20 20 0 DINKES

Persentase terpenuhinya kebutuhan reagen laboratorium

na 100 200.000.000 100 101.500.000 100 100.000.000 100 120.000.000 100 125.000.000 100 646.500.000 RSUD

* Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin

1.45 % 70% 80% 100% 100% 100% 100% DINKES

* Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% DINKES

Persentase ketersediaan dokter spesialis dasar 50 50 3.326.652.500 75 4.144.400.000 100 3.500.000.000 100 5.559.000.000 100 5.560.000.000 100 22.090.052.500 RSUDPersentase ketersediaan dokter spesialis bertanggungjawab pelayanan kesehatan

25 50 75 100 100 100 100 RSUD

Jumlah kunjungan pasien rumah sakit 11.608 12.031 13.136 21.179 23.895 27.033 27.033 0 RSUDProgram Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya

* Persentase Pelayanan Kesehatan yang diperbaiki

0% 0% 950.917.000 60% 3.836.341.000 100% 7.050.000.000 100% 5.000.000.000 100% 5.000.000.000 100% 21.837.258.000 DINKES

* Persentase Kabupaten yang membuat Profil Kesehatan

100% 100% 100.980.000 100% 581.725.000 100% 430.000.000 100% 370.000.000 100% 381.000.000 100% 1.863.705.000 DINKES

Persentase pemberi pelayanan kegawat daruratan yang bersertifikat yang masih berlaku

0 0 0 2 4 6 6 RSUD

Persentase kemampuan menangani live saving 15 20 25 30 35 40 40 0 RSUDPersentase kemampuan menangani BBLR 100 100 100 100 100 100 100 0 RSUD

Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

Page 216: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

2013 2014 2015Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Capaian Akhir RPJMD SKPD PENANGGUNG

JAWAB2011 2012PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM Capaian

Awal RPJMD

Target dan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Sasaran/Program

Persentase pelayanan rumah sakit yang terakreditasi

100 100 100 100 100 100 100 0 RSUD

* Persentase Tempat-tempat Umum Sehat 93.84% 78% 154.520.000 80% 71.000.000 82% 50.000.000 85% 105.000.000 90% 131.000.000 90% 511.520.000 DINKES* Persentase TUPM Sehat 89.62% 78% 70% 72% 75% 80% 80% DINKES* Persentase Kualitas Air Minum yang memenuhi syarat

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% DINKES

* Persentase Rumah Sehat 70.06% 50% 60% 75% 80% 90% 90% DINKESPersentase pengolahan limbah padat berbahaya sesuai aturan

na 50 75 100 100 100 100 RSUD

Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan

* Persentase Penduduk yang menggunakan jamban sehat

50% 50% 65% 50.000.000 76% 50.000.000 80% 33.000.000 90% 34.000.000 90% 167.000.000 DINKES

* Persentase Obat Generik Berlogo dalam persediaan Obat

100% 100% 1.929.422.800 100% 1.810.115.000 100% 2.900.000.000 100% 3.350.000.000 100% 3.600.000.000 100% 13.589.537.800 DINKES

* Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% DINKES* Persentase terpenuhinya kebutuhan pasien akan obat dan perbekalan kesehatan

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% DINKES

* Persentase Item Obat dalam Formularium 0% 0% 40% 100% 100% 100% 100% DINKES* Tidak adanya kesalahan dalam pemberian obat

0% 0% 100% 100% 100% 100% 100% DINKES

Persentase peresepan obat sesuai formularium na 70 80 91 93 95 95 RSUD

* Persentase Rumah Tangga Berprilaku Hidup Bersih dan Sehat

63.3% 65% 91.060.000 70% 474.239.000 75% 285.000.000 80% 276.500.000 85% 289.000.000 85% 1.415.799.000 DINKES

* Cakupan Desa Siaga Aktif 19.30% 35% 60% 80% 100% 100% 100% DINKES* Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat

94.80% 100% 100% 100% 100% 100% 100% DINKES

* Persentase Sekolah Dasar yang mempromosikan Kesehatan

75% 75% 80% 90% 100% 100% 100% DINKES

Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata

Persentase ketersediaan sarana dan prasarana sesuai standar tipe C

65 70 2.814.965.000 75 4.552.199.000 80 7.250.000.000 90 6.060.000.000 100 6.478.000.000 100 27.155.164.000 RSUD

Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata

Persentase sarana dan prasarana rumah sakit dalam kondisi baik

100 100 190.750.000 100 307.322.000 100 265.000.000 100 270.000.000 100 284.000.000 100 1.317.072.000 RSUD

URUSAN PEKERJAAN UMUM 67.664.978.000 73.506.765.000 80.975.000.000 78.820.000.000 78.486.000.000 379.452.743.000Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Tersedianya jalan yang memudahkan masyarakat perindividu melakukan perjalanan.

90 100 20.285.000.000 100 12.128.550.000 100 42.000.000.000 100 29.650.000.000 100 26.700.000.000 100 130.763.550.000 DPU

Program Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong

Panjang saluran/drainase dalam kondisi baik 25000 M 30.000 M 5.657.000.000 35.000 M 6.238.655.000 40.000 M 3.400.000.000 45.000 M 5.000.000.000 50.000 M 5.442.000.000 50.000 M 25.737.655.000 DPU

Program Pembangunan turap/talud/brojong

320.000.000 50.000.000 100.000.000 180.000.000 191.000.000 841.000.000 DPU

Program rehabilitasi/pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendara dengan selamat.

90 100 15.025.035.000 100 7.450.000.000 100 8.900.000.000 100 11.000.000.000 100 12.100.000.000 100 54.475.035.000 DPU

Program tanggap darurat Jalan dan Jembatan

Tertanggulanginya jalan dan jembatan dalam kondisi tanggap darurat

75,00 100,00 1.400.000.000 100,00 700.000.000 100,00 900.000.000 100,00 1.100.000.000 100,00 1.150.000.000 100,00 5.250.000.000 DPU

Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan

Jumlah sarana kebinamargaan yang disediakan 1 unit 2 unit 150.000.000 3 unit 1.416.910.000 5 unit 150.000.000 7 Unit 540.000.000 8 Unit 555.000.000 8 Unit 2.811.910.000 DPU

Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya

Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada

40 50 Ha 1.938.850.000 65 Ha 2.388.000.000 75 Ha 3.800.000.000 85 Ha 2.500.000.000 100 Ha 2.690.000.000 100 Ha 13.316.850.000 DPU

Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku Tersedianya sumber air yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat

7 Sumber Air Baku

9 Sumber Air Baku

10 Sumber Air Baku

530.000.000 11 Sumber Air Baku

4.250.000.000 13 Sumber Air Baku

1.705.000.000 13 Sumber Air Baku

1.740.000.000 13 Sumber Air Baku

8.225.000.000 DPU

Pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan sumber daya air lainnya

1.650.000.000 - 495.000.000 506.000.000 2.651.000.000 DPU

Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah

Tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/ hari

50 50 6.163.890.000 60 6.142.700.000 75,1 5.000.000.000 79,6 6.000.000.000 83,2 6.120.000.000 83,19 29.426.590.000 DPU

Program pengendalian Banjir Tertanggulanginya penganan masalah banjir di daerah rawan banjir

100 100 1.000.000.000 100 500.000.000 100 1.050.000.000 100 950.000.000 100 969.000.000 100 4.469.000.000 DPU

Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh

4.710.000.000 11.045.000.000 8.800.000.000 8.200.000.000 8.410.000.000 41.165.000.000 DPU

Program pembangunan infrastruktur perdesaaan

Desa/Kelurahan yang memiliki infrastruktur yang baik

37 Desa 38 Desa 11.015.203.000 40 Desa 23.266.950.000 46 Desa 2.625.000.000 48 Desa 11.500.000.000 49 Desa 11.913.000.000 49 Desa 60.320.153.000 DPU

URUSAN PERUMAHAN 562.706.000 5.986.588.000 1.115.000.000 2.328.000.000 2.475.000.000 12.467.294.000Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran

Jumlah kecamatan yang terlayani kesiagaan penanganan bahaya kebakaran

1 Kec. 2 Kec. 312.706.000 4 Kec. 595.256.000 4 Kec. 415.000.000 6 Kec. 450.000.000 6 Kec. 473.000.000 6 Kec. 2.245.962.000 DPU

Pengembangan Perumahan Jumlah rumah tangga di areal perumahan yang tersedia PSU

168 Rumah 5.061.332.000 235 500.000.000 235 1.600.000.000 235 1.718.000.000 235 8.879.332.000 DPU

Program pengelolaan areal pemakaman

Tempat pemakaman umum yang dikelola 99 100 250.000.000 100 330.000.000 100 200.000.000 100 278.000.000 100 284.000.000 100 1.342.000.000 DPU

Program Pengembangan Lingkungan Sehat

Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Page 217: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

2013 2014 2015Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Capaian Akhir RPJMD SKPD PENANGGUNG

JAWAB2011 2012PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM Capaian

Awal RPJMD

Target dan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Sasaran/Program

URUSAN TATA RUANG 999.668.000 1.969.495.000 765.000.000 1.285.000.000 1.322.588.000 6.341.751.000Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata Ruang (RTR) wilayah kabupaten/kota beserta rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital

999.668.000 1.215.985.000 375.000.000 918.000.000 947.588.000 4.456.241.000 BAPPEDA-SPM

- Kabupaten dan Kecamatan 0% 50% 75% 80% 85% 90% 90% BAPPEDA-SPM- Kelurahan / Desa 0% 0% 30% 35% 40% 45% 50% BAPPEDA-SPMTerlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan program pemanfaatan ruang, yang dilakukan minimal 2 (dua) kali setiap disusunnya RTR dan program pemanfaatan ruang.

100% 100% 0 100% 183.510.000 100% 340.000.000 100% 178.000.000 100% 182.000.000 100% 883.510.000 BAPPEDA-SPM

Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan izin pemanfaatan ruang sesuai dengan Peraturan Daerah tentang RTR wilayah kabupaten/kota beserta rencana rincinya

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% BAPPEDA-SPM

Terlaksanakannya tindakan awal terhadap pengaduan masyarakat tentang pelanggaran di bidang penataan ruang, dalam waktu 5 (lima) hari kerja.

0% 0% 0 0% 570.000.000 0% 50.000.000 30% 189.000.000 40% 193.000.000 40% 1.002.000.000 BAPPEDA-SPM

Tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan.

0,05% 0,05% 2,00% 3,00% 4,00% 5,00% ? BAPPEDA-SPM

URUSAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

1.571.796.000 3.477.307.000 2.855.000.000 2.994.000.000 3.544.000.000 14.442.103.000

Program Pengembangan Data/ informasi

Dokumen kajian dalam bentuk saran tindak dan rencana pengembangan

0 1 86.905.000 3 391.835.000 5 240.000.000 7 240.000.000 7 247.000.000 7 1.205.740.000 Bappeda-SPM

Program Kerjasama Pembangunan Cakupan kerjasama pembangunan 30% 45% 196.250.000 55% 287.329.000 65% 375.000.000 80% 300.000.000 100% 313.000.000 100% 1.471.579.000 Bappeda-SPMProgram Perencanaan Pengembangan Kota-Kota Menengah dan Besar

Persentase kesesuaian pelaksanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar dengan perencanaan tata ruang

70% 75% 182.985.000 80% 149.744.000 85% 100.000.000 90% 159.000.000 95% 162.000.000 95% 753.729.000 Bappeda-SPM

Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kualitas aparat perencana 40% 50% 120.000.000 60% 535.000.000 70% 50.000.000 80% 220.000.000 100% 235.000.000 100% 1.160.000.000 Bappeda-SPM

Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD 90% 90% 684.061.000 80% 1.388.439.000 90% 1.450.000.000 90% 1.500.000.000 95% 2.000.000.000 95% 7.022.500.000 Bappeda-SPMKesesuaian prioritas pembangunan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Bappeda-SPM

Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi

Dokumen acuan perencanaan pembangunan ekonomi

40% 50% 99.525.000 60% 115.910.000 70% 150.000.000 80% 130.000.000 100% 134.000.000 100% 629.435.000 Bappeda-SPM

Program Perencanaan Sosial dan Budaya

Dokumen acuan perencanaan pembangunan sosial budaya

40% 50% 52.070.000 60% 369.970.000 70% 400.000.000 80% 278.000.000 100% 282.000.000 100% 1.382.040.000 Bappeda-SPM

Program Pengembangan Wilayah Perbatasan

Tingkat Penyelesaian konflik perbatasan 20% 25% 150.000.000 30% 239.080.000 35% 90.000.000 40% 167.000.000 50% 171.000.000 50% 817.080.000 Bappeda-SPM / SETDA

URUSAN PERHUBUNGAN 3.045.652.000 6.156.230.000 3.110.000.000 4.168.000.000 4.379.000.000 20.858.882.000Jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/terminal per tahun

800.537.000 1.472.000.000 550.000.000 980.000.000 1.000.000.000 4.802.537.000 DISHUBKOMINFO

Jumlah orang melalui dermaga per tahun 5.400 org 6.000 org 12.000 org 16.200 org 17.700 org 19.000 org 19.000 org DISHUBKOMINFO

Jumlah barang melalui dermaga per tahun 116.500 ton 130.000 160.000 190.000 210.000 230.000 230.000 DISHUBKOMINFO

Jumlah orang melalui bandara per tahun 1.096.298 1.200.000 1.600.000 1.750.000 1.800.000 1.850.000 1.850.000 DISHUBKOMINFOJumlah barang melalui bandara per tahun 10.260.613 kg 11.000.000 13.000.000 15.000.000 16.500.000 18.000.000 18.000.000 DISHUBKOMINFO

Jumlah orang melalui terminal per tahun 10.950 org 12.000 org 18.000 org 23.725 org 27.375 org 32.850 org 32.850 org DISHUBKOMINFO

Jumlah barang melalui terminal per tahun 21.900 kg 24.000 kg 35.000 kg 47.450 kg 54.750 kg 65.700 kg 65.700 kgRasio panjang jalan per jumlah kendaraan 0,02 0,019 0,016 0,016 0,015 0,014 0,014Tersedianya angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan Kabupaten/Kota

20% 20%268.025.000

20%4.288.160.000

60% 1.900.000.000

80%2.000.000.000

100%2.100.000.000

100%10.556.185.000

Tersedianya angkutan umum yang melayani jaringan trayek yang menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang telah tersedia jaringan jalan Kabupaten/Kota.

33,33% 33,33% 33,33% 66,66% 100% 100% 100%

Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang terminal pada Kabupaten/Kota yang telah memiliki terminal

0% 0% 0% 0% 100% 100% 100%

Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pengujian kendaraan bermotor pada Kabupaten/Kota yang telah melakukan pengujian berkala kendaraan bermotor

0% 25% 25% 25% 100% 100% 100%

Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang MRLL, Evaluasi Andalalin, Pengelolaan Parkir pada Kabupaten/Kota.

0% 0% 0% 0% 66,67% 100% 100%

Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang merniliki kompetensi sebagai pengawas kelaikan kendaraan pada setiap perusahaan angkutan umum

0% 0% 0% 0% 100% 100% 100%

Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Program Perencanaan Tata Ruang

Pemanfaatan Ruang

Program Perencanaan Pembangunan Daerah

Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

Program peningkatan pelayanan angkutan

Page 218: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

2013 2014 2015Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Capaian Akhir RPJMD SKPD PENANGGUNG

JAWAB2011 2012PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM Capaian

Awal RPJMD

Target dan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Sasaran/Program

Tersedianya kapal penyeberangan yang beroperasi pada lintas dalam Kabupaten/Kota pada wilayah yang telah ditetapkan Iintas penyeberangan dalam Kabupaten/Kota.

0% 0% 0% 20% 60% 100% 100%

Tersedianya kapal penyeberangan yang beroperasi pada lintas dalam Kabupaten/Kota untuk menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang telah ditetapkan lintas penyeberangan dalam kabupaten/Kota.

0% 0% 0% 66,67% 100% 100% 100%

Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi sebagai awak kapal penyeberangan dengan ukuran di bawah 7 GT atau yang beroperasi di lintas penyeberangan dalam Kabupaten/Kota

0% 0% 33,34% 33,34% 50% 100% 100%

Terpenuhinya standar keselamatan kapal dengan ukuran di bawah 7 GT yang beroperasi pada lintas dalam Kabupaten/Kota.

50% 50% 50% 83,33% 100% 100% 100%

Terpenuhinya standar keselamatan bagi angkutan umum yang melayani trayek di dalam Kabupaten/Kota.

33,33% 55,55% 66,67% 77,78% 100% 100% 100%

Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ

Terpeliharanya prasarana dan fasilitas LLAJ80% 80%

200.000.00085%

73.400.00090%

100.000.000 95%

140.000.000100%

200.000.000100%

713.400.000

Tersedianya halte pada setiap Kabupaten/Kota yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek.

0% 9,37%309.645.000

18,75%35.250.000

37,5% 100.000.000

100%178.000.000

100%181.000.000

100%803.895.000

Tersedianya terminal angkutan penumpang pada setiap Kabupaten/Kota yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek.

25% 25% 50% 50% 75% 100% 100%

Tersedianya pelabuhan penyeberangan padaKabupaten/ Kota yang memiliki pelayananangkutan penyeberangan yang beroperasi padalintas penyeberangan dalam Kabupaten/Kotapada wilayah yang memiliki alur pelayaran.

75% 75% 75% 75% 100% 100% 100%

Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka, dan guardrill) dan penerangan jalan umum (PJU) pada jalan Kabupaten/Kota.

298.345.000 285.500.000 300.000.000 320.000.000 329.000.000 1.532.845.000

Rambu dan PJU 24,84% 57,19% 65,15% 79,42% 87,63% 100% 100%guardrill 0% 0% 25% 50% 75% 100% 100%

Program peningkatan kelayakan pengoperasian kendaraan bermotor

Tersedianya unit pengujian kendaraan bermotor bagi Kabupaten/Kota yang memiliki populasi kendaraan wajib uji minimal 4000 (empat ribu) kendaraan wajib uji.

60% 62%

1.169.100.000

65%

1.920.000

75%

160.000.000

81%

550.000.000

100%

569.000.000

100%

2.450.020.000

URUSAN LINGKUNGAN HIDUP 5.208.584.000 7.889.108.000 8.955.000.000 7.539.000.000 7.774.000.000 37.365.692.000 Peraturan tentang persampahan kabupaten - - 3.850.004.000 1 4.148.358.000 - 3.725.000.000 - 4.230.000.000 1 4.278.000.000 2 20.231.362.000 KLH/DPU

Terlayaninya pengelolaan persampahan di setiap kecamatan

1 Kec. 2 Kec. 3 Kec. 4 Kec. 6 Kec. 6 Kec. 6 Kec.

Program Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)

Luas pemeliharaan ruang terbuka hijau 0,75 Ha 1 ha 901.195.000 1 ha 1.909.750.000 1 ha 4.500.000.000 1 ha 2.330.000.000 1 ha 2.466.000.000 1 ha 12.106.945.000 KLH/DPU

Prosentase (%) jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran air.

60% 100% 176.655.000 100% 1.407.500.000 100% 500.000.000 100% 650.000.000 100% 694.000.000 100% 3.428.155.000 KLH

Prosentase (%) jumlah usaha dan/ atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara.

60% 100% 100% 100% 100% 100% 100% KLH

Cakupan pengawasan titik pantau pada 5 sungai terhadap baku mutu air

30 30 36 40 46 50 50 KLH

Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

Prosentase (%) luasan lahan yang ditetapkan dan diinformasikan status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa

- - 0 60 292.500.000 10% 150.000.000 10% 142.000.000 10% 145.000.000 10% 729.500.000 KLH

Program peningkatan pengendalian polusi

Prosentase(%) jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pecemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti.

100% 100% 25.000.000 100% 0 100% 50.000.000 100% 28.000.000 100% 29.000.000 100% 132.000.000 KLH

Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Kualitas informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup (Hasil penilaian laporan status lingkungan hidup daerah)

60 point 65 point 255.730.000 65 point 131.000.000 70 point 30.000.000 70 point 159.000.000 75 point 162.000.000 75 point 737.730.000 KLH

URUSAN PERTANAHAN 9.269.500.000 18.349.100.000 11.800.000.000 13.000.000.000 13.350.000.000 65.768.600.000Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

terlaksananya Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

12% 23% 9.269.500.000 34% 18.349.100.000 45% 11.800.000.000 56% 13.000.000.000 67% 13.350.000.000 67% 65.768.600.000

Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan

Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

Page 219: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

2013 2014 2015Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Capaian Akhir RPJMD SKPD PENANGGUNG

JAWAB2011 2012PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM Capaian

Awal RPJMD

Target dan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Sasaran/Program

URUSAN KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

2.517.215.000 3.424.306.000 2.000.000.000 2.800.000.000 3.000.000.000 13.741.521.000

Cakupan penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

87,34 93 2.517.215.000 94 3.424.306.000 95 2.000.000.000 96 2.800.000.000 97 3.000.000.000 97 13.741.521.000 DINDUKCAPIL

Cakupan penerbitan Akta Kelahiran 27 37 47 57 67 77 77 DINDUKCAPILPengurusan KTP Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam DINDUKCAPILBiaya KTP Gratis Gratis Gratis Gratis Gratis Gratis Gratis DINDUKCAPILRasio pasangan berakte nikah DINDUKCAPILCakupan penerbitan Kartu Keluarga 85 87 89 91 93 95 95 DINDUKCAPIL

URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

334.380.000 949.681.000 519.181.000 650.000.000 775.000.000 3.228.242.000

Jumlah kebijakan tentang anak dan perempuan 0 0 0 0 132.698.000 2 4 50.000.000 6 75.000.000 6 257.698.000 BPPKBPersentase keterlibatan lembaga masyarakat dalam pemenuhan hak anak

16,67 25,00 41,67 50,00 91,67 100 100 0 BPPKB

Presentase Forum anak disetiap desa /kelurahan 0 0 0 50 100 100 100 0 BPPKB

Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan

Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah daerah

15 20 177.914.000 25 516.153.000 30 197.572.000 35 250.000.000 40 300.000.000 40 1.441.639.000 BPPKB

cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu

100 100 156.466.000 100 300.830.000 100 321.609.000 100 350.000.000 100 400.000.000 100 1.528.905.000 BPPKB

cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas mampu tatalaksana KtP/A dan PPT/PKT di Rumah Sakit

100 100 100 100 100 100 100 0 BPPKB

cakupan layanan rehabilitasi sosial yang diberikan oleh petugas rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu

10 20 35 50 60 75 75 0 BPPKB

cakupan layanan bimbingan rohani yang diberikan oleh petugas bimbingan rohani terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu

0 0 20 50 60 75 75 0 BPPKB

cakupan penegakan hukum dari tingkat penyidikan sampai dengan putusan pengadilan atas kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak: 80%;

0 0 20 45 65 85 85 0 BPPKB

cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum

50 50 50 50 50 50 50 0 BPPKB

cakupan layanan pemulangan bagi perempuan dan anak korban kekerasan.

0 10 20 30 40 50 50 0 BPPKB

cakupan layanan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan

0 10 40 60 80 100 100 0 BPPKB

URUSAN KELUARGA BERENCANA 924.863.100 2.976.738.000 3.207.326.000 3.560.000.000 3.785.000.000 14.453.927.100 BPPKBCakupan sasaran Pasangan Usia Subur menjadiPeserta KB aktif

30 35 481.310.000 45 852.069.000 55 1.540.116.000 65 1.500.000.000 65 1.600.000.000 65 5.973.495.000 BPPKB

Cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi(unmet need)

18,7 11 8 6 5 4 4 BPPKB

Program Kesehatan Reproduksi Remaja

Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yangistrinya dibawah usia 20 tahun

6 5,5 29.440.000 5 237.060.000 4,5 177.750.000 3,5 200.000.000 3 200.000.000 3 844.250.000 BPPKB

Program Pelayanan Kontrasepsi Cakupan penyediaan alat dan obat kontrasepsiuntuk memenuhi permintaan masyarakat

0 0 10 20 860.520.000 30 875.000.000 30 900.000.000 30 2.635.520.000 BPPKB

Ratio petugas Pembantu Pembina KB Desa(PPKBD)

100 100 158.475.600 100 315.900.000 100 205.380.000 100 210.000.000 100 210.000.000 100 1.099.755.600 BPPKB

Cakupan penyediaan Informasi Data MikroKeluarga di setiap desa

0 0 20 60 80 100 100 BPPKB

Program Promosi Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak Melalui Kelompok Kegiatan diMasyarakat

Cakupan PUS peserta KB anggota UsahaPeningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera(UPPKS) yang ber-KB

15 20 88.669.500 45 399.632.000 67 87 150.000.000 100 150.000.000 100 788.301.500 BPPKB

Pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR

Persentase PIK Remaja yang aktif 10 15 20 58.120.000 25 30 75.000.000 35 75.000.000 35 208.120.000 BPPKB

Program Pengumpulan Bahan Informasi Tentang Pengasuhan dan Pembinaan Tumbuh Kembang Anak

Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB yang menggunakan KKA

30 40 50 60 237.930.000 70 250.000.000 80 300.000.000 80 787.930.000 BPPKB

Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga

Ratio Penyuluh KB/Petugas Lapangan KB 1:6 1:6 166.968.000 1:5 123.300.000 1:3 1:2 100.000.000 1:2 100.000.000 1:2 490.268.000 BPPKB

Pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU

Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB

15 20 0 40 90.236.000 60 185.630.000 70 200.000.000 80 250.000.000 80 725.866.000 BPPKB

URUSAN SOSIAL 2.444.000.000 3.627.855.000 2.553.837.000 2.525.000.000 2.700.000.000 13.850.692.000Program Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT dan PMKS

Persentase (%) PMKS dalam 1 (satu) tahun skala kabupaten/kota yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar

36 40 1.353.815.000 44 2.111.610.000 48 1.590.219.000 53 1.600.000.000 60 1.700.000.000 60 8.355.644.000 DINSOSNAKERTRANS

Program Keluarga Berencana

Program Penataan Administrasi Kependudukan

Program Keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan

Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak

Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam Pelayanan KB/KR yang Mandiri

Page 220: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

2013 2014 2015Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Capaian Akhir RPJMD SKPD PENANGGUNG

JAWAB2011 2012PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM Capaian

Awal RPJMD

Target dan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Sasaran/Program

Persentase (%) jumlah PMKS dalam 1 (satu) tahun skala kab/kota yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya

9,16 13,09 11,00 12,19 14,34 15,78 15,78 DINSOSNAKERTRANS

Persentase (%) korban bencana skala kabupaten/kota dalam 1 (satu) tahun yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat.

100,00 100,00 796.141.000 100,00 1.033.103.000 100,00 439.185.000 100,00 450.000.000 100,00 500.000.000 100,00 3.218.429.000 DINSOSNAKERTRANS

Persentase (%) korban bencana skala kabupaten/kota yang dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap dalam 1 (satu) tahun.

100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 DINSOSNAKERTRANS

Persentase (%) penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial dalam 1 (satu) tahun.

0,33 46,55 38,34 31,76 38,34 38,34 38,34

Persentase penyandang cacat, trauma dan lansia yang mendapat bantuan alat bantu

12,15 9,91 100.000.000 11,89 142.460.000 6,61 201.150.000 6,61 150.000.000 6,61 150.000.000 6,61 743.610.000 DINSOSNAKERTRANS

jumlah penyandang cacat yang mandiri 9,55 1,59 2,55 1,91 3,18 3,18 3,18Keberadaan PERDA tentang PSK, PKL, atau PMKS

25.000.000 15.000.000 11.700.000 25.000.000 25.000.000 101.700.000 DINSOSNAKERTRANS

persentase eks penyandang penyakit sosial yang dibina

9,55 1,59 2,55 1,91 3,18 3,18 3,18

Persentase (%) panti sosial skala kabupaten/kota dalam 1 (satu) tahun yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial

40 60 169.044.000 80 325.682.000 100 311.583.000 100 300.000.000 100 325.000.000 100 1.431.309.000 DINSOSNAKERTRANS

Persentase (%) Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKBSM) dalam 1 (satu) tahun yang menyediakan sarana prasarana

25 50,00 75,00 75,00 100,00 100,00 100,00 DINSOSNAKERTRANS

URUSAN TENAGA KERJA 123.993.000 298.650.000 247.242.000 425.000.000 550.000.000 1.644.885.000 DINSOSNAKERTRANS

Besaran tenaga kerja yang mendapatkanpelatihan berbasis kompetensi

0 0 0 50 109.250.000 60 78.202.000 70 200.000.000 70 300.000.000 70 687.452.000 DINSOSNAKERTRANS

Besaran tenaga kerja yang mendapatkanpelatihan berbasis masyarakat

0 0 0 40 50 60 60 DINSOSNAKERTRANS

Besaran tenaga kerja yang mendapatkanpelatihan kewirausahaan

0 0 0 40 50 60 60 DINSOSNAKERTRANS

Peningkatan kesempatan kerja Besaran pencari kerja yang terdaftar yangditempatkan

0 40 40 12.760.000 50 0 60 25.000.000 70 50.000.000 70 87.760.000 DINSOSNAKERTRANS

Besaran Kasus yang diselesaikan denganPerjanjian Bersama (PB)

75 80 123.993.000 90 176.640.000 100 169.040.000 100 200.000.000 100 200.000.000 100 869.673.000 DINSOSNAKERTRANS

Besaran pekerja/buruh yang menjadi pesertaprogram Jamsostek aktif

60 70 80 85 88 90 90 DINSOSNAKERTRANS

Besaran Pemeriksaan Perusahaan 10 12,5 15 17,5 20 25 25 DINSOSNAKERTRANBesaran Pengujian Peralatan di Perusahaan 30 35 45 51 DINSOSNAKERTRAN

URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH

843.498.000 2.260.352.000 1.025.976.000 1.175.000.000 1.350.000.000 6.654.826.000

Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi

Jumlah koperasi yang dikelola secara profesional, akuntabel dan sesuai prinsip-prinsip perkoperasian

17 40 284.475.000 45 820.145.000 50 120.525.000 55 150.000.000 60 200.000.000 60 1.575.145.000 Disperindagkop-UMKM

Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi KUMKM

Penyaluran dana bergulir UKM Rp. 1 M per tahun

Rp. 2,45 M Rp. 1 M 80.000.000 Rp. 1 M 418.580.000 Rp. 1 M 73.575.000 Rp. 1 M 125.000.000 Rp. 1 M 150.000.000 Rp. 1 M 847.155.000 Disperindagkop-UMKM

Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UMKM

Jumlah produk KUMKM yang dipasarkan di tokooleh-oleh, toko modern, retail dan/atau bisnis terkait tourism di Pulau Bangka

2 5 479.023.000 6 1.021.627.000 7 831.876.000 8 900.000.000 10 1.000.000.000 10 4.232.526.000 Disperindagkop-UMKM

URUSAN PENANAMAN MODAL 296.540.000 458.480.000 194.200.000 700.000.000 850.000.000 2.499.220.000Terselenggaranya pelayanan perizinan dan non perizinan bidang penanaman modal melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di bidang Penanaman Modal

belum ada belum ada 0 belum ada 114.410.000 belum ada 130.000.000 ada 200.000.000 ada 250.000.000 ada 694.410.000 KPPTSP

Terimplementasikannya Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi secara elektronik (SPIPISE)

belum ada belum ada belum ada belum ada ada ada ada KPPTSP

Terselenggaranya sosialisasi kebijakan penanaman modal kepada masyarakat dunia usaha

belum ada belum ada belum ada belum ada ada ada ada Bappeda-SPM/KPPTSP

Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah)

10 15 17,39 33,33 35,00 48,15 48,15 Bappeda-SPM/KPPTSP

Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) 4 5 7 8 9 10 10 Bappeda-Rasio daya serap tenaga kerja 303,75 306,6 316,29 318,75 322,22 325 325 Bappeda-

Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

Terselenggaranya fasilitasi pemerintah daerah dalam rangka kerjasama kemitraan antara UMKMK tingkat Kabupaten/Kota dengan pengusaha tingkat Provinsi/Nasional

91 100 296.540.000 120 344.070.000 190 64.200.000 210 250.000.000 230 300.000.000 230 1.254.810.000 Bappeda-SPM/Disperindagkop-

UMKM

Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

Program Pembinaan para penyandang cacat dan trauma

Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks narapidana, PSK,narx dan penyakit sosial lainnya)

Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

Page 221: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

2013 2014 2015Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Capaian Akhir RPJMD SKPD PENANGGUNG

JAWAB2011 2012PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM Capaian

Awal RPJMD

Target dan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Sasaran/Program

Terselenggaranya promosi peluang penanaman modal Kabupaten/Kota

0 0 0 0 1 1 1 Bappeda-SPM/KPPTSP

Terselenggaranya bimbingan pelaksanaan kegiatan penanaman modal kepada masyarakat dunia usaha

0 0 0 0 1 1 1 Bappeda-SPM

Program Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan Prasarana

Tersedianya informasi peluang usaha sector/bidang usaha unggulan

belum ada belum ada 0 belum ada 0 belum ada 0 ada 250.000.000 ada 300.000.000 ada 550.000.000 Bappeda-SPM/KPPTSP

URUSAN KEBUDAYAAN 570.900.000 1.829.600.000 1.736.080.000 1.800.000.000 1.975.000.000 7.911.580.000Program Pengelolaan Kekayaan Budaya

Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang Dilestarikan

2 5 186.300.000 5 320.700.000 5 475.000.000 5 500.000.000 5 550.000.000 5 2.032.000.000 DINBUDPARPORA

Cakupan Fasilitas Seni 14,29 14,29 205.000.000 28,57 1.245.100.000 42,86 1.177.500.000 57,14 1.200.000.000 71,43 1.300.000.000 71,43 5.127.600.000 DINBUDPARPORACakupan Gelar Seni 25,00 50,00 50,00 75,00 75,00 100,00 100,00 DINBUDPARPORACakupan SDM Bidang Kesenian 12,50 25,00 25,00 37,50 37,50 50,00 50,00 DINBUDPARPORACakupan Tempat Kesenian 50,00 50,00 50,00 50,00 100,00 100,00 100,00 DINBUDPARPORACakupan Organisasi 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 100,00 100,00 DINBUDPARPORACakupan Kajian Seni 6,67 13,33 179.600.000 20,00 263.800.000 33,33 83.580.000 46,67 100.000.000 73,33 125.000.000 73,33 751.980.000 DINBUDPARPORACakupan Misi Kesenian 25,00 50,00 50,00 75,00 75,00 100,00 100,00 0 DINBUDPARPORA

URUSAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

1.387.485.000 1.960.442.000 1.206.000.000 1.250.000.000 1.350.000.000 7.153.927.000

Program peningkatan peran serta kepemudaan

Jumlah organisasi pemuda 2 5 336.325.000 5 363.902.000 5 50.000.000 5 75.000.000 5 100.000.000 5 925.227.000 Dinbudparpora

program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda

Jumlah kegiatan kepemudaan 7 6 0 7 0 4 0 4 0 4 0 4 0 Dinbudparpora

Program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga

Jumlah kegiatan dan organisasi olahraga 5 4 511.160.000 7 853.990.000 6 585.000.000 7 600.000.000 7 650.000.000 7 3.200.150.000 Dinbudparpora

Gelanggang/Balai Remaja (selain milik wisata) 0 1 540.000.000 1 742.550.000 1 571.000.000 1 575.000.000 2 600.000.000 2 3.028.550.000 DinbudparporaLapangan olahraga 132 132 171 171 171 171 171 DinbudparporaJumlah gedung olahraga 1 1 1 1 1 2 2 Dinbudparpora

URUSAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

2.803.474.000 5.361.953.000 5.288.147.000 5.445.000.000 5.780.000.000 24.678.574.000

Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan

Prosentase penegakan PERDA 60% 65% 450.320.000 70% 564.699.000 75% 429.962.000 81% 450.000.000 86% 475.000.000 86% 2.369.981.000 SATPOL-PP

Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 Penduduk

3,8 4,2 826.600.000 5,4 1.447.103.000 5,9 2.021.020.000 7,4 2.100.000.000 8,7 2.200.000.000 8,7 8.594.723.000 SATPOL-PP

Cakupan Patroli Petugas Satpol PP 17% 17% 17% 33% 67% 100% 100% 0 SATPOL-PP

Cakupan petugas Linmas di Kabupaten per TPS 59% 59% 702.923.000 63% 954.328.000 63% 1.004.421.000 63% 1.000.000.000 63% 1.100.000.000 63% 4.761.672.000 SATPOL-PPRasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan 2 : 3 2 : 3 103.848.000 1 : 1 1 : 1 2 : 1 3 : 1 3 : 1 103.848.000 SATPOL-PP / BPB-

KESBANGPOLPersentase anggota Kominda dan FKDM yang aktif

50% 75% 80% 85% 90% 95% 95% 0

Persentase laporan anggota FKDM yang ditindaklanjuti

0% 0% 60% 65% 70% 75% 75% 0

Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam

Persentase laporan kejadian bencana yang ditindaklanjuti

0% 0% 39.663.000 100% 600.109.000 100% 479.091.000 100% 500.000.000 100% 550.000.000 100% 2.168.863.000 BPB-KESBANGPOL

Program pengembangan wawasan kebangsaan

Tingkat penyelesaian terhadap konflik horizontal yang terjadi

100% 100% 548.465.000 100% 1.591.900.000 100% 1.140.793.000 100% 1.150.000.000 100% 1.200.000.000 100% 5.631.158.000 BPB-KESBANGPOL

Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan

Persentase forum kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan yang aktif

0% 50% 46.400.000 50% 50% 75% 25.000.000 100% 25.000.000 100% 96.400.000 BPB-KESBANGPOL

Jumlah kegiatan pembinaan terhadap LSM, ORMAS dan OKP

1 1 85.255.000 1 203.814.000 1 212.860.000 1 220.000.000 1 230.000.000 5 951.929.000 BPB-KESBANGPOL

Jumlah kegiatan pembinaan politik 1 2 4 4 4 4 19 0 BPB-KESBANGPOLPersentase LSM, ORMAS dan OKP yang aktif 17% 50% 60% 65% 70% 75% 75% 0 BPB-KESBANGPOL

URUSAN PEMERINTAHAN UMUM 23.264.151.000 32.606.332.000 20.139.933.000 22.825.000.000 23.300.000.000 122.135.416.000Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah

Prosentase jumlah perda yang disetujui 70% 80% 9.065.980.000 80% 9.388.890.000 85% 6.282.000.000 90% 7.000.000.000 95% 7.000.000.000 95% 38.736.870.000 SETWAN

Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH

Persentase sistem pengendalian intern SKPD yang handal, pengamanan aset yang baik serta laporan keuangan sesuai SAP dan SAK

60% 80% 1.094.525.000 80% 1.738.600.000 90% 967.000.000 90% 1.100.000.000 90% 1.150.000.000 90% 6.050.125.000 INSPEKTORAT

Program Peningkatan Profesionalism tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan

jumlah tenaga pemeriksa/aparatur pengawasan yang bersertifikat PFA

0 5 150.000.000 10 203.600.000 15 103.600.000 17 125.000.000 20 150.000.000 20 732.200.000 INSPEKTORAT

Program Pendidikan Kedinasan Prosentase pejabat struktural yang memiliki sertifikat diklat PIM

13% 22% 1.135.990.000 36% 2.254.461.000 40% 659.100.000 45% 700.000.000 50% 750.000.000 50% 5.499.551.000 BKD

Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur

prosentase pegawai yang memiliki sertifikat diklat teknis dan fungsional

55% 60% 2.478.686.000 65% 1.977.537.000 70% 461.550.000 75% 500.000.000 80% 500.000.000 80% 5.917.773.000 BKD

rasio PNS Kabupaten Bangka Tengah 1:67 1:65 2.452.613.000 1:60 4.173.780.000 1:57 3.277.407.000 1:55 3.500.000.000 1:50 3.500.000.000 1:50 16.903.800.000 BKDProsentase pegawai yang mengikuti tugas belajar dan ijin belajar

35% 40 78.750.000 45 50 55 60 60 78.750.000 BKD

prosentase pegawai yang memperoleh penghargaan

50% 60 65 70 75 80 80 0 BKD

prosentase pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan

45% 50 55 60 65 70 70 0 BKD

prosentase kasus pelanggaran yang tertangani 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 0 BKD

Program peningkatan sarana dan prasarana olahraga

Program Pengelolaan Keragaman Budaya

Program Pengembangan Nilai Budaya

Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal

Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan

Program pendidikan politik masyarakat

Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

Page 222: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

2013 2014 2015Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Capaian Akhir RPJMD SKPD PENANGGUNG

JAWAB2011 2012PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM Capaian

Awal RPJMD

Target dan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Sasaran/Program

keberadaan jabatan fungsional dalam struktur organisasi SKPD

ada ada ada ada ada ada ada 0 BKD

keberadaan sistem informasi kepegawaian ada ada ada ada ada ada ada 0 BKDProgram Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah

Meningkatnya Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah

85% 86% 3.211.911.000 87% 5.643.610.000 88% 3.841.356.000 89% 4.100.000.000 90% 4.250.000.000 90% 21.046.877.000 SETDA

Program Penataan Peraturan Perundang-undangan

terwujudnya pembentukan, pemahaman dan penataan terhadap peraturan perundang-undangan

46 produk hukum

96 produk hukum

956.576.000 116 produk hukum

985.125.000 136 produk hukum

883.130.000 156 produk hukum

900.000.000 175 produk hukum

1.000.000.000 175 produk hukum

4.724.831.000 SETDA

Prosentase besaran PAD terhadap seluruh pendapatan dalam APBD (realisasi)

5,3% 5,8% 5,0% 6,5% 7,0% 7,0% 7,0% 0 DPPKAD

Rasio realisasi PAD terhadap potensi PAD 100% 121,5% 100% 100% 100% 100% 100% 0 DPPKADpersentase dana perimbangan yang terserap dibandingkan dengan dana yang direncanakan

100% 120,3% 100% 100% 100% 100% 100% 0 DPPKAD

Persentase belanja publik terhadap DAU 100% 99,4% 2.353.320.000 100% 6.022.730.000 100% 3.339.440.000 100% 3.400.000.000 100% 3.500.000.000 100% 18.615.490.000 DPPKADProsentase belanja langsung terhadap total APBD

50% 54,9% 60% 65% 70% 75% 75% 0 DPPKAD

peningkatan manajemen aset/barang daerah

Prosentase keberadaan inventarisasi barang atau aset SKPD

97,95% 97,96% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 0 DPPKAD

Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

persentase pengaduan masyarakat terhadap pelayanan

25 20,00% 85.000.000 15,00% 76.399.000 0,00% 144.000.000 0,00% 500.000.000 0,00% 500.000.000 0,00% 1.305.399.000 SETDA

Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

persentase izin yang dikeluarkan tepat waktu 60 80,00% 200.800.000 83,00% 141.600.000 85,00% 181.350.000 90,00% 1.000.000.000 95,00% 1.000.000.000 95,00% 2.523.750.000 SETDA

URUSAN KETAHANAN PANGAN 528.998.000 625.000.000 775.000.000 1.704.998.000Ketersediaan energi dan protein perkapita 90 90 0 90 0 90 102.450.000 90 150.000.000 90 200.000.000 90 452.450.000 BKP3Pencapaian skor Pola Pangan Harapan (PPH) 75 75 0 75 80 85 90 90 BKP3Penguatan Cadangan Pangan 45 45 45 0 50 224.000.000 55 250.000.000 60 300.000.000 60 712.488.000 BKP3Penanganan Daerah Rawan Pangan 50 50 50 55 60 60 60 BKP3

Program Peningkatan pengawasan dan pembinaan keamanan pangan daerah

Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan 70 70 70 0 75 162.488.000 80 175.000.000 80 200.000.000 80 375.000.000 BKP3

Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan di Daerah

80 80 80 0 85 40.060.000 90 50.000.000 90 75.000.000 90 165.060.000 BKP3

Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan 75 75 80 80 85 90 90 BKP3URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

3.972.530.870 9.630.249.870 11.827.132.000 12.030.000.000 12.275.000.000 49.734.912.740

Jumlah desa yang difasilitasi dalam penataan dan pengembangan lembaga kemasyarakatan

0 50 241.311.000 50 4.728.438.000 56 7.756.330.000 56 7.800.000.000 56 7.900.000.000 56 28.426.079.000 BPMPD

Posyantek yang berfungsi baik 0 0 6 6 6 6 6 0 BPMPDProgram Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Kelurahan

Jumlah kelurahan yang difasilitasi dalam penataan dan pengembangan lembaga kemasyarakatan

0 0 580.420.870 7 976.844.870 7 587.185.000 7 600.000.000 7 650.000.000 7 3.394.450.740 BPMPD

Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM)

0 50 2.581.154.000 50 3.325.462.000 56 2.945.717.000 56 3.000.000.000 56 3.000.000.000 56 14.852.333.000 BPMPD

Jumlah desa yang memiliki profil desa sebagai pedoman dalam penyusunan perencanaan pembangunan desa

0 50 30 40 50 56 56 0 BPMPD

Jumlah fasilitasi pengelolaan keuangan dan aset desa serta kelurahan

0 0 569.645.000 34 599.505.000 28 213.900.000 40 250.000.000 56 275.000.000 56 1.908.050.000 BPMPD

Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik

50 50 56 56 56 56 56 0 BPMPD

Program Pengembangan lembaga ekonomi pedesaan

Jumlah desa yang difasilitasi dalam penataan dan pengembangan lembaga kemasyarakatan

0 50 0 50 0 56 24.000.000 56 30.000.000 56 50.000.000 56 104.000.000 BPMPD

Jumlah fasilitasi dalam pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga

0 56 0 63 0 63 300.000.000 63 350.000.000 63 400.000.000 63 1.050.000.000 BPMPD

Jumlah PKK aktif 0 56 56 63 63 63 63 BPMPDJumlah posyandu aktif 0 56 63 135 140 150 150 BPMPD

URUSAN STATISTIK 238.537.000 624.990.000 529.060.000 550.000.000 550.000.000 2.492.587.000Program Pengembangan Data/ informasi Statistik Daerah

Dokumen acuan dan bahan kebijakan perencanaan pembangunan daerah

2 4 238.537.000 5 624.990.000 5 529.060.000 5 550.000.000 5 550.000.000 5 2.492.587.000 Bappeda-SPM

URUSAN KEARSIPAN 189.085.000 130.638.000 124.415.000 175.000.000 200.000.000 819.138.000Prosentase SKPD yang telah melakukan pengklasifikasian dan penyusunan daftar arsip pada unit organisasinya

6% 15% 57.825.000 30% 116.375.000 55% 124.415.000 79% 125.000.000 100% 140.000.000 100% 563.615.000 KAP

Peningkatan SDM pengelola kearsipan - - - 27% 51% 76% 76% KAPProsentase SKPD yang telah memiliki sarana penyimpanan arsip yang sesuai standar

6% 15% 30% 52% 70% 91% 91% KAP

Prosentase dokumen/arsip statis daerah yang telah ditata

- - 131.260.000 50% 14.263.000 60% 0 70% 50.000.000 80% 60.000.000 80% 255.523.000 KAP

prosentase dokumen/arsip statis daerah yang telah di duplikasi dalam bentuk informatika

- - - - 70% 80% 80% KAP

URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI

2.187.775.000 2.945.950.000 3.084.094.000 3.175.000.000 3.285.000.000 14.677.819.000

Pelaksanaan diseminasi dan pendistribusianinformasi nasional melalui:

676.650.000 1.131.800.000 850.000.000 850.000.000 850.000.000 4.358.450.000 DISHUBKOMINFO

media luar ruang seperti media buletin, leaflet, booklet , brosur, spanduk, dan baliho

0 6 Kali 12 Kali 12 Kali 12 Kali 12 Kali 12 Kali DISHUBKOMINFO

media interpersonal seperti sarasehan,ceramah/diskusi, dan lokakarya; dan/atau

0 6 Kali 12 Kali 12 Kali 12 Kali 12 Kali 12 Kali DISHUBKOMINFO

Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam membangun Desa

Intensifikasi dan Eksentifikasi sumber-sumber pendapatan daerah

Peningkatan pengelolaan keuangan daerah

Program Peningkatan Ketersediaan PanganProgram Peningkatan penguatan cadangan pangan daerah

Program Pengembangan data dan informasi kewaspadaan pangan

Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan

Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa

Program Pemberdayaan perempuan dan peningkatan kesejahteraan keluarga

Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan

Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah

Program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa

Page 223: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

2013 2014 2015Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Capaian Akhir RPJMD SKPD PENANGGUNG

JAWAB2011 2012PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM Capaian

Awal RPJMD

Target dan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Sasaran/Program

Cakupan pengembangan dan pemberdayaanKelompok Informasi Masyarakat di TingkatKecamatan

0% 0% 0% 33,33% 50% 100% 100%DISHUBKOMINFO

Program fasilitasi peningkatan SDM bidang komunikasi & informasi

Tersedianya SDM bidang komunikasi dan informasi

0 0 84.000.000 11,76% 103.350.000 41,18% 140.000.000 70,59 150.000.000 100% 150.000.000 100% 627.350.000 DISHUBKOMINFO

media massa seperti majalah, radio, dantelevisi;

0 24 Kali 440.150.000 36 Kali 470.000.000 36 Kali 840.000.000 36 Kali 850.000.000 36 Kali 900.000.000 36 Kali 3.500.150.000 DISHUBKOMINFO

media tradisional seperti pertunjukan rakyat; 0 6 Kali 947.975.000 12 Kali 1.130.800.000 12 Kali 1.204.094.000 12 Kali 1.250.000.000 12 Kali 1.300.000.000 12 Kali 5.832.869.000 DISHUBKOMINFOPameran/expo 1 Kali 1 Kali 9.500.000 1 Kali 10.000.000 1 Kali 10.000.000 1 Kali 25.000.000 2 Kali 35.000.000 2 Kali 89.500.000 DISHUBKOMINFOmedia baru seperti website (mediaonline ) 0 Setiap hari 29.500.000 Setiap hari 100.000.000 Setiap hari 40.000.000 Setiap hari 50.000.000 Setiap hari 50.000.000 Setiap hari 269.500.000 DISHUBKOMINFORasio wartel/warnet terhadap penduduk 0,06 0,06 0,14 0,15 0,16 0,17 0,17 DISHUBKOMINFOPersentase penduduk yang menggunakan HP/telepon

60% 70% 80% 81% 82% 85% 85% DISHUBKOMINFO

Jumlah jaringan komunikasi 0,07 0,07 0,07 0,06 0,06 0,06 0,06 DISHUBKOMINFOJumlah penyiaran radio/TV lokal 5 radio 6 radio 6 radio 6 radio 6 radio 6 radio 6 radio DISHUBKOMINFO

URUSAN PERPUSTAKAAN 260.788.000 744.080.000 203.240.000 355.000.000 425.000.000 1.988.108.000Prosentase kunjungan perpustakaan sekolah per tahun

2,43% 4% 149.963.000 5% 226.700.000 6% 203.240.000 9% 205.000.000 11% 225.000.000 11% 1.009.903.000 KAP

prosentase kunjungan perpustakaan keliling per tahun

- - - 6% 9% 11% 11% KAP

prosentase kunjungan perpustakaan daerah per tahun

- - 110.825.000 - 517.380.000 6% 0 9% 150.000.000 11% 200.000.000 11% 978.205.000 KAP

prosentase kunjungan perpustakaan desa per tahun

2,25% 4% 5% 6% 9% 11% 11% KAP

URUSAN PILIHAN 30.096.275.000 45.953.450.000 27.438.333.000 28.070.000.000 29.895.000.000 149.316.187.000URUSAN PERTANIAN 17.139.118.000 19.480.426.000 11.553.355.000 12.600.000.000 13.175.000.000 61.811.028.000

Jumlah kelompok tani yang menerapkan teknologi pertanian

8 10 539.085.000 15 1.136.800.000 19 450.310.000 23 500.000.000 27 600.000.000 27 3.226.195.000 DPP

Jumlah kelompok tani yang memahami good agriculture

14% 16% 18% 28% 37% 50% 50% 0 DPK

Program peningkatan penerapan teknologi peternakan

Jumlah kelompok ternak yang menerapkan teknologi peternakan

22 29 746.430.000 40 920.000.000 45 0 50 400.000.000 55 500.000.000 55 2.566.430.000 DPP

Jumlah produksi (Kg) : 5.949.558.000 3.793.600.000 1.026.800.000 1.100.000.000 1.200.000.000 13.069.958.0001. Daging 88.167 101.507 190.888 285.449 372.356 403.914 403.914 0 DPP2. Telur 1.810.714 1.815.714 1.825.740 1.840.714 ###### 1.850.904 1.850.904 0 DPPProduktivitas tanaman pertanian/perkebunan (Ton/Ha/Tahun)

7.626.445.000 9.302.045.000 6.557.265.000 7.000.000.000 7.000.000.000 37.485.755.000

1. Padi 1,60 2,45 2,60 2,90 3,00 3,10 3,10 02. Palawija 5,11 8,88 9,10 9,47 9,85 10,24 10,24 03. Sayuran dan Buah Semusim 7,08 7,63 8,04 8,55 8,63 8,81 8,81 04. Buah Tahunan 8,95 9,13 9,31 9,50 9,69 9,88 9,88 05. Karet 1,11 1,15 1,20 1,25 1,30 1,35 1,35 06. Sawit 3,00 3,02 3,06 3,11 3,17 3,24 3,24 07. Lada 1,18 1,20 1,25 1,30 1,35 1,4 1,4 08. Kakao 0,76 0,82 0,83 0,84 0,85 0,86 0,86 0Luas areal tanaman pertanian (Ha) 673.179.000 1.679.841.000 494.620.000 500.000.000 600.000.000 3.947.640.0001. Padi 140 170 182 200 210 218 218 0 DPP2. Palawija 639 671 718 782 853 920 920 0 DPP3. Sayuran dan Buah Semusim 1020,00 1080,40 1102,01 1124,05 1146,53 1169,46 1169,46 0 DPP4. Buah Tahunan 1254,02 1306,27 1332,93 1439,56 1554,73 1679,11 1679,11 0 DPP

Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/pertanian

Jumlah kabupaten/kota yang mengenal produk perkebunan dan kehutan

15 17 200.000.000 20 200.000.000 23 205.000.000 26 200.000.000 30 225.000.000 30 1.030.000.000 DPK

Tingkat produksi hasil kaji terap penelitian dan pengembangan teknologi

75.000.000 116.250.000 93.800.000 100.000.000 100.000.000 485.050.000

1. VCO (liter) 50 50 100 100 100 110 110 02. Cocofit (Kg) 100 35 200 200 200 200 200 03. Cocofiber (Kg) 100 40 200 200 200 200 200 04. Anggrek (Batang) 200 200 200 200 200 200 200 05. Gaharu (Batang) 100 100 100 100 125 200 200 0

Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan

Teknologi Pertanian/Perkebunan Yang diterapkan

0 0 2 3 515.740.000 3 500.000.000 4 550.000.000 4 1.565.740.000

Kelas Kelompok Tani 1.329.421.000 2.331.890.000 2.209.820.000 2.300.000.000 2.400.000.000 10.571.131.000

Pemula 61 61 147 167 182 194 194Lanjutan 5 5 15 27 42 63 63Madya 2 2 3 5 8 12 12Utama 1 1 3 4 5 7 7

URUSAN KEHUTANAN 2.724.300.000 5.078.912.000 2.293.647.000 2.425.000.000 2.600.000.000 15.121.859.000Tingkat produksi hasil hutan bukan kayu 1.467.500.000 3.547.385.000 669.600.000 750.000.000 800.000.000 7.234.485.000Gubal gaharu (kg) 0 20 30 50 100 150 150Jamur pelawan (kg) 0 170 200 300 400 500 500Madu pelawan (ltr) 40 600 700 800 900 1000 1000Teh gaharu (kg) 0 0 5 6 7 8 8Minyak gaharu (ml) 0 0 0 50 100 150 150Dupa gaharu (kg) 0 0 0 0 5 10 10

Program peningkatan produksi hasil peternakan

Program kerjasama informasi dengan media massa

Program Penyempurnaan dan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan

Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

DPP

DPK

Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebunan

Program penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna

DPK

Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan

Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan

Page 224: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

2013 2014 2015Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Capaian Akhir RPJMD SKPD PENANGGUNG

JAWAB2011 2012PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM Capaian

Awal RPJMD

Target dan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Sasaran/Program

Program rehabilitasi hutan dan lahan Jumlah luas hutan hasil rehabilitasi (ha) 5.316,60 5.916,60 1.152.000.000 6.516,60 1.381.527.000 7.016,60 1.366.387.000 7.516,60 1.400.000.000 8.016,60 1.500.000.000 8.016,60 6.799.914.000 DPKProgram Perlindungan dan konservasi sumber daya hutan

Menurunya luas kerusakan hutan 60.830,30 60.230,65 104.800.000 59.630,65 150.000.000 59.130,65 140.000.000 58.630,65 150.000.000 58.130,65 150.000.000 58.130,65 694.800.000 DPK

Program Pembinaan dan penertiban industri hasil hutan

Persentase depot kayu yang mempunyai izin 0 0 0 35% 117.660.000 59% 125.000.000 82% 150.000.000 82% 392.660.000 DPK

URUSAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM

3.370.434.000 7.664.610.000 2.533.176.000 2.800.000.000 3.010.000.000 19.378.220.000

Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan

Cakupan pembinaan dan pengawasan Kegiatan Pertambangan

100% 100% 381.689.000 100% 147.119.000 100% 81.180.000 100% 100.000.000 100% 125.000.000 100% 834.988.000 DPE

Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat Yang Berpotensi Merusak Lingkungan

Cakupan pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat

9,80% 20% 0 45% 40.276.000 52% 22.836.000 57% 50.000.000 61% 60.000.000 61% 173.112.000 DPE

Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan

Cakupan Desa/Kelurahan teraliri listrik 88% 90% 2.896.354.000 95% 6.420.847.000 98% 1.844.750.000 99% 2.000.000.000 100% 2.100.000.000 100% 15.261.951.000 DPE

Program Pembinaan dan Pengawasan Bahan Bakar Minyak

Cakupan pembinaan dan pengawasan BBM 100% 100% 18.090.000 100% 244.028.000 100% 15.960.000 100% 50.000.000 100% 75.000.000 100% 403.078.000 DPE

Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Geologi, Sumber Daya Alam dan Air Tanah

Cakupan ijin Pengelolaan Air Tanah 0% 10% 21.906.000 25% 812.340.000 45,56 568.450.000 51,68 600.000.000 56,56 650.000.000 56,56 2.652.696.000 DPE

URUSAN PARIWISATA 95.000.000 3.392.510.000 325.000.000 400.000.000 500.000.000 4.712.510.000Capaian promosi ditingkat nasional menuju internasional

0 2 95.000.000 8 3.392.510.000 7 325.000.000 9 400.000.000 10 500.000.000 10 4.712.510.000 Dinbudparpora

Cakupan destinasi/objek wisata 0 2 3 3 5 7 7 DinbudparporaCakupan SDM pariwisata yang memiliki sertifikasi

0 2 3 2 3 4 4 Dinbudparpora

Rasio sarana dan prasarana 0 1 2 2 2 3 3 DinbudparporaURUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

5.073.107.000 7.492.570.000 7.228.507.000 7.110.000.000 7.485.000.000 34.389.184.000

Program Pengembangan Perikanan Tangkap

Jumlah Produksi Perikanan Tangkap (Ton) 12710,1 13091,4 681.785.000 16000 233.770.000 17120 3.404.052.000 18318,4 3.500.000.000 19600,69 3.750.000.000 52.721 11.569.607.000 DKP

Program Pengembangan Perikanan Budidaya

Produktivitas Budidaya Perikanan (Kg/ m2/ Tahun)

0,75 1,36 1.380.578.000 3 1.406.105.000 3,6 1.737.090.000 4,5 1.500.000.000 6 1.500.000.000 6 7.523.773.000 DKP

Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir

Jumlah Kelompok Nelayan yang Tangguh dan Mandiri

2 3 41.000.000 7 40.000.000 15 73.420.000 20 100.000.000 20 100.000.000 20 354.420.000 DKP

Jumlah Ikan yang Dikonsumsi (Ton) 847,73 857,25 72.125.000 876,3 85.000.000 885,83 105.840.000 904,88 110.000.000 952,5 125.000.000 2.715 497.965.000 DKPJumlah Produksi Olahan Hasil Perikanan (Ton) 98,7 123,38 131,6 125,84 148,05 164,5 421,94 DKP

Program Pengembangan dan Pengelolaan Masyarakat Peissir dan Pulau-pulau Kecil

Jumlah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil yang Dikelola

1 2 42.550.000 4 160.000.000 4 1.780.335.000 5 1.650.000.000 7 1.700.000.000 7 5.332.885.000 DKP

Program Peningkatan Kegiatan Budaya Kelautan dan Wawasan Maritim Kepada Masyarakat

Tingkat Pengenalan Budaya Kelautan dan Wawasan Maritim oleh Masyarakat

5% 10% 150.000.000 20% 198.000.000 25% 0 30% 100.000.000 30% 150.000.000 30% 598.000.000 DKP

Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan

Prosentase Tindakan Pelanggaran yang Dilaporkan dan Ditindaklanjuti

0 50 39.600.000 50 85.000.000 100 27.770.000 100 50.000.000 100 60.000.000 100 262.370.000 DKP

Program Peningkatan Kesadaran dan Penegakan Hukum dalam Pendayagunaan Sumberdaya laut

Jumlah Peraturan Perundang-undangan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan yang Disosialisasikan

2 2 29.444.000 2 50.000.000 2 100.000.000 2 100.000.000 2 100.000.000 14 379.444.000 DKP

URUSAN PERDAGANGAN 752.841.000 1.846.620.000 2.896.568.000 2.100.000.000 2.375.000.000 9.971.029.000Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan

Prosentase temuan pelanggaran pelaku usaha dalam perdagangan

40% 23% 340.253.500 22% 66.400.000 20% 82.590.000 18% 100.000.000 17% 125.000.000 17% 714.243.500 Disperindagkop-UMKM

Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri

Cakupan pengelolaan pasar tradisional 0 0 412.587.500 2 1.780.220.000 3 2.813.978.000 4 2.000.000.000 5 2.250.000.000 5 9.256.785.500 Disperindagkop-UMKM

URUSAN PERINDUSTRIAN 941.475.000 997.802.000 608.080.000 635.000.000 750.000.000 3.932.357.000Program pengembangan industri kecil dan menengah

Produk IKM yang memenuhi standar kesehatan dan kehalalan

0 2 941.475.000 2 964.802.000 2 593.080.000 2 600.000.000 2 700.000.000 10 3.799.357.000 Disperindagkop-UMKM

Program pengembangan sentra-sentra industri potensial

Jumlah KUB 0 1 0 1 33.000.000 1 15.000.000 1 35.000.000 1 50.000.000 5 133.000.000 Disperindagkop-UMKM

Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan

Page 225: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 1

BAB VIII

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

8.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah

Indikator kinerja pembangunan merupakan tolok ukur yang digunakan untuk mengukur

capaian tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015, serta

mengevaluasi pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan seluruh SKPD

Kabupaten Bangka Tengah.Penetapan indikator kinerja dan capaian sasaran dilakukan dengan

mempertimbangkan indikator yang khusus, terukur, dapat dicapai, rasional dan memperhitungkan

waktu pencapaian.

Page 226: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 2

Indikator Kinerja Daerah

Terhadap Visi “Terwujudnya Negeri Selawang Segantang Yang Sejahtera Melalui Pemerintahan Yang Amanah, Bersih, Berwibawa, Berbasis IPTEK Dan

IMTAQ, Berorientasi Ekonomi Masyarakat Serta Berwawasan Lingkungan”

No Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal 2011 2012 2013 2014 Kondisi

Akhir (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1. Meningkatkan pengelolaan potensi sumber daya alam secara arif dan bijaksana melalui penguasaan dan pengembangan IPTEK dan IMTAQ, berorientasi kepada ekonomi masyarakat

Mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumber daya alam dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat

Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi unggulan daerah

Tingkat Produktivitas tanaman perkebunan

- Karet (ton/ha/th) 1,11 1,15 1,20 1,25 1,30 1,35

- Sawit (ton/ha/th) 3,00 3,02 3,06 3,11 3,17 3,24

- Lada (ton/ha/th) 1,18 1,21 1,25 1,30 1,35 1,40

- Kakao (ton/ha/th) 0,76 0,82 0,83 0,84 0,85 0,86

Jumlah produk hasil hutan bukan kayu

2 3 4 5 6 6

Meningkatnya ketahanan pangan masyarakat

Tingkat Produktivitas tanaman pertanian (ton/ha/th)

- Padi 1,60 2,45 2,60 2,90 3,00 3,1

- Palawija 5,11 8,88 9,10 9,47 9,85 10,24

- Sayuran &buah semusim 7,08 7,22 7,37 8,25 8,45 8,81

- Buah-Buahan Tahunan 8,95 9,13 9,31 9,50 9,69 9,88

Produksi Daging (Ton) 88,17 101,51 190,89 285,45 372,36 403,91

Page 227: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 3

No Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal 2011 2012 2013 2014 Kondisi

Akhir (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Produksi Telur (Ton) 1.810,71 1.815,71 1.825,74 1.847,71 1.939,71 2.143,23

Produksi Perikanan Tangkap (Ton)

12.710,10 13.091,40 13.484,15 17.120,00 18.318,40 19.600,69

Produktifitas Lahan Budidaya (Kg/M2/Th)

0,75 1,36 3,00 3,60 4,50 6,00

2. Menciptakan situasi politik dan keamanan yang kondusif untuk memacu iklim usaha dan investasi

Mewujudkan kehidupan berdemokrasi dan terpeliharanya keamanan serta semangat berkebangsaan

Meningkatnya peran pemerintah dan masyarakat dalam pemeliharaan ketertiban umum, ketentraman, berbangsa dan bernegara

Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan)

60 65 70 75 81 86

Rasio Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk

59 59 63 63 63 63

Tingkat waktu tanggap (response time rate) wilayah manajemen penanggulangan bencana

N/A N/A 70 75 85 95

Persentase konflik horizontal yang tertangani

100 100 100 100 100 100

Mendorong peningkatan investasi melalui penyediaan fasilitas dan insentif serta kemitraan dengan UMKM, Koperasi dan IKM

Meningkatnya peran kelembagaan dan permodalan KUMKM dan IKM berbasis komoditi daerah serta berdaya saing

Persentase Koperasi Aktif 55 75 88 88,5 89 90

Jumlah UKM 10.195 10.500 11.500 12.500 13.500 14.500

Usaha Mikro dan Kecil 16.417 19.000 20.000 21.500 23.000 25.000

Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal

175 200 250 300 350 400

Pertumbuhan Industri 5 7 10 10 10 10

Page 228: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 4

No Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal 2011 2012 2013 2014 Kondisi

Akhir (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Meningkatnya investasi yang mendorong kesempatan dan penciptaan lapangan kerja

Jumlah persetujuan investasi 0 0 1 1 5 10

Tingkat partisipasi angkatan kerja

67 68 69 70 71 72

Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun

75 80 85 90 95 100

Kunjungan Wisata 16.962 17.000 17.000 18.000 19.000 20.000

3. Meningkatkan sarana dan prasarana untuk memacu percepatan pelaksanaan pembangunan

Menyediakan infrastruktur wilayah yang mampu mendukung aktivitas ekonomi, sosial, budaya dan pengembangan wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh

Tersedianya infrastruktur transportasi yang handal dan terintegrasi

Jumlah arus penumpang angkutan umum

600.000 800.000 850.000 980.000 1.100.000 1.250.000

Angkutan Darat 1,6 1,6 1,6 1,6 1,7 1,8

Pemasangan Rambu-rambu 24,84 41 62 79,42 87,63 100

Jumlah uji kir angkutan umum 2.428 2.500 2.600 3.000 3.250 3.500

Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar pemukiman

Persentase Luas perumahan yang tersedia PSU

N/A N/A 30 30 64,31 64,31

Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten

16,39 16,39 16,39 16,39 24,57 24,57

Rasio tempat pemakaman umum per satuan penduduk

35,09 39,38 40 43,62 45,36 47,17

Meningkatnya Kualitas dan kuantitas infrastruktur penunjang pembangunan

Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik

50 53 59 67,40 70,22 73,26

Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat

45 47,5 50 67,07 75,46 83,84

Page 229: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 5

No Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal 2011 2012 2013 2014 Kondisi

Akhir (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Penanganan jalan dan jembatan dalam kondisi tanggap darurat

100 100 100 100 100 100

Pemenuhan kelengkapan sarana kebinamargaan

20 25 37,5 50 62,5 75

Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik

10 14 16 22,06 25 29,41

Rasio luasan sumber air baku 15 18 19 20,49 21,27 21,27

Penanganan wilayah kebanjiran N/A N/A 5 33,91 40,04 47,10

Persentase desa/ kelurahan yang memiliki infrastruktur yang baik

61,40 66,67 70 71,43 73,02 77,78

Rumah tangga pengguna air bersih

40 50 65 75,1 79,6 83,19

Mewujudkan pembangunan berkelanjutan dengan mengedepankan keseimbangan lingkungan & tata ruang yang sesuai peruntukan

Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang

Keberadaan PERDA RTRW Tidak Ada Ada Ada Ada Ada ada

Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk

700 725 750 775 800 850

Cakupan Pengawasan terhadap ketaatan pelaksanaan dokumen lingkungan hidup

100 100 100 100 100 100

Penegakan hukum lingkungan 100 100 100 100 100 100

Page 230: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 6

No Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal 2011 2012 2013 2014 Kondisi

Akhir (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

Meningkatkan pendidikan, kesehatan jasmani dan rohani berdasarkan norma agama, sosial dan budaya

Meningkatnya kualitas dan pemerataan pendidikan masyarakat

Persentase Angka Partisipasi Kasar PAUD

30 34 36 37 38 40

Persentase Angka Partisipasi Murni SD/MI + Paket A

82 83 83,50 84 84,50 85

Persentase Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs + Paket B

70 73 74 74,5 75 75,5

Persentase Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK + Paket C

30 50 55 55,5 56 56,5

Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf (tidak buta aksara)

95 96 97 98 99 100

Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV

40 45 50 70 85 100

Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

Persentase Ibu Bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih

91 92 93 93 94 94

Persentase Desa yang mencapai UCI 90 93% 95 98 100 90

Menurunnya Prevalensi Tuberculosis per 100.000 penduduk

90 80 70 60 50 40

Menurunnya Kasus Malaria (Annual Paracite Index-API)

8 6 5 4 3 2

Page 231: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 7

No Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal 2011 2012 2013 2014 Kondisi

Akhir (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Terkendalinya HIV pada polulasi Dewasa

< 0,5 < 0,5 < 0,5 < 0,5 < 0,5 < 0,5

menurunnya Angka Kesakitan DBD

75 65 55 50 45 40

Cakupan Pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin

100 100 100 100 100 100

Rasio Puskesmas/Pustu/ Poskesdes

0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15

Cakupan Desa Siaga Aktif 15 19 40 50 65 80

Persentase Rumah Tanggah Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat

60 63 65 70 72 75

Rasio Dokter Spesialis/Umum/Gigi

0,21 0,23 0,24 0,25 0,25 0,26

Rasio Rumah Sakit 0,006 0,006 0,005 0,005 0,005 0,009

Meningkatnya pembinaan kesetaraan gender, keluarga berencana, Kesejahteraan Sosial, dan penanggulangan korban bencana

Angka melek huruf perempuan usia 15 tahun ke atas

75 80 80 85 90 100

Persentase Partisipasi angkatan kerja perempuan di lembaga Pemerintah Daerah

25 30 35 40 45 50

Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum

50 50 50 75 75 100

Page 232: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 8

No Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal 2011 2012 2013 2014 Kondisi

Akhir (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Cakupan PUS yang ingin ber KB tidak terpenuhi

15 11 8 7 6 5

Cakupan PUS yang istrinya di bawah usia 20 tahun

6 5,5 5 4,5 3,5 3

Persentase pelayanan terpadu BKB, Posyandu dan Pos PAUD

10 14 17 30 40 50

Cakupan sasaran Pus yang menjadi peserta KB aktif

55 65 75 80 85 90

Meningkatnya peran pemuda dan prestasi olahraga serta revita-lisasi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal

Jumlah grup kesenian 0,89 1,11 1,31 1,51 1,69 1,86

Jumlah klub olahraga 13,60 14,28 15,65 15,84 16,75 17,57

5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik melalui penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan terbuka

Mewujudkan birokrasi yang efektif, efisien, profesional dan akuntabel serta bebas dari konflik kepentingan

Meningkatnya kinerja dan disiplin aparatur

Pejabat struktural yang telah mengikuti pendidikan pelatihan kepemimpinan

50 60 70 75 80 85

Pegawai yang memiliki sertifikat diklat

60 65 70 75 80 85

Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi

48 50 53 60 65 70

Data base pegawai yang valid dan akurat

60 60 65 70 75 80

Terwujudnya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah daerah

PERDA Yang Ditetapkan 100 100 100 100 100 100

Peningkatan PAD (%) 10 10 10 20 30 40

Page 233: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 9

No Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja (outcome) Kondisi Awal 2011 2012 2013 2014 Kondisi

Akhir (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Opini BPK terhadap LapKeu Daerah

WDP WTP WTP WTP WTP WTP

Prosentase asset yang tidak digunakan oleh SKPD

3,5 3 2,5 1,5 1 0,5

Meningkatkan kapasitas kelembagaan untuk menciptakan kepuasan masyarakat atas layanan publik

Meningkatnya pelayanan publik yang dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh seluruh lapisan masyarakat

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

N/A 72,5 75 77,5 80 82,5

Dokumen administrasi kependudukan

- Cakupan Penerbitan e-KTP N/A N/A 45 55 65 100

- Cakupan Penerbitan Akta kelahiran

27 37 47 48 49 50

- Cakupan Penerbitan KK 85 87 89 92 95 100

Persentase luas lahan bersertifikat

0,89 1,11 2,2 3,2 4,2 5,2

Jumlah surat kabar nasional/lokal

6 7 7 8 9 10

Web site milik pemerintah daerah

Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada

Page 234: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 10

Penetapan Indikator Kinerja Daerah

Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Lainnya

NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Kinerja awal

periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kinerja akhir periode RPJMD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9

ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

1.1. Pertumbuhan PDRB 14.40 11,95 12,48 13,52 13,48 15,28 15,28

1.2. Laju inflasi 8,91 5,39 6,22 7,12 6,64 8,22 8,22

1.3. Pertumbuhan ekonomi 5,04 6,23 5,89 5,97 6,42 6,53 6,53

1.4. PDRB per kapita 20.452.311 22.199.309 24.249.486 25.779.179 27.842.038 30.608.486 30.608.486

1.5. Indeks Pembangunan Manusia 71,22 71,40 71,60 71,80 72,00 72,30 72,30

1.6. Indeks Gini 0,36114 0,36108 0,35922 0,35163 0,34315 0,33422 0,33422

1.7. Indeks ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional) 0,2641 0,2631 0,2532 0,2436 0,2316 0,2246 0,2246

1.8. Persentase penduduk diatas garis kemiskinan 91,93 94,44 95,15 95,75 96,50 97.00 97.00

1.9. Angka kriminalitas yang tertangani 5,05 5,05 5,05 4,83 4,61 4,17 4,17

Page 235: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 11

NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Kinerja awal

periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kinerja akhir periode RPJMD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Fokus Kesejahteraan Masyarakat

1. Pendidikan

1.1. Angka melek huruf 95 96 97 99,90 100 100 100

1.2. Angka rata-rata lama sekolah 6,86 6,90 7,00 7,11 7,23 7,35 7,35

1.3. Angka partisipasi kasar

1.3.1 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A 102 110 114 99 99,5 100 100

1.3.2 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B 68 69 70 80 85 90 100

1.3.3 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C 50 51 55 55 60 65 100

1.4. Angka pendidikan yang ditamatkan

1.4.1. APT SD 36,97 37,50 38,00 38,50 39,00 40,00 40,00

1.4.2. APT SMP 11,09 11,10 11,15 11,20 11,25 11,30 11,30

1.4.3. APT SMA 12,42 13,00 13,20 13,30 13,40 13,50 13,50

1.4.4. APT D1/D2/D3/D4/S1/S2/S3 2,35 2,45 2,55 2,65 2,80 3,00 3,00

2. Kesehatan

2.1. Angka kelangsungan hidup bayi 990 992 993 994 995 996 996

Page 236: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 12

NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Kinerja awal

periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kinerja akhir periode RPJMD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

2.2. Angka usia harapan hidup 67,92 68,00 68,10 68,20 68,30 68,40 68,40

2.3. Persentase balita gizi buruk 0,07 0,06 0,05 0,04 0,04 0,03 0,03

3. Ketenagakerjaan

3.1. Rasio penduduk yang bekerja 0,64 0,71 0,73 0,75 0,77 0,80 0,80

Fokus Seni Budaya dan Olahraga

1. Kebudayaan

1.1. Jumlah gedung kesenian 0,24 0,28 0,37 0,40 0,44 0,46 0,46

2. Pemuda dan Olahraga

2.1. Jumlah gedung olahraga 0,06 0,06 0,05 0,05 0,05 0,09 0,09

ASPEK PELAYANAN UMUM

Fokus Layanan Urusan Wajib

1. Pendidikan

1.1. Pendidikan dasar:

1.1.1. Angka partisipasi sekolah SD/MI 88% 90% 93% 86% 93% 100% 100%

1.1.2. Angka partisipasi sekolah SMP/MTs 59% 60% 65% 75% 85% 100% 100%

Page 237: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 13

NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Kinerja awal

periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kinerja akhir periode RPJMD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

1.1.3. Rasio guru/murid SD/MI 1:20 1:18 1:18 1:18 1:18 1:18 1:18

1.1.4. Rasio guru/murid SMP/MTs 1:20 1:18 1:16 1:16 1:16 1:16 1:16

1.1.5. Rasio murid per kelas rata-rata SD/MI 1:32 1:32 1:28 1:26 1:26 1:26 1:26

1.1.6. Rasio murid per kelas rata-rata SMP/MTs 1:36 1:36 1:36 1:35 1:35 1:35 1:35

1.2. Pendidikan menengah:

1.2.1. Angka partisipasi sekolah 29% 30% 35% 55% 60% 65% 65%

1.2.2. Rasio guru terhadap murid 1:20 1:18 1:13 1:12 1:12 1:12 1:12

1.2.3. Rasio murid per kelas rata- rata 1:36 1:36 1:32 1:31 1:31 1:31 1:31

1.2.4. Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf (tidak buta aksara) 95 96 97 99,90 100 100 100

1.3. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD):

1.3.1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 58 60 63 65 69 71 71

1.4. Angka Putus Sekolah:

1.4.1. Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI 0,60% 0,59% 0,50% 0,50% 0,40% 0,30% 0,30%

1.4.2. Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs 1,50% 1,49% 1,45% 0,70% 0,60% 0,50% 0,50%

1.4.3. Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA 0,70% 0,69% 0,65% 1,5% 1% 0,50% 0,50%

Page 238: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 14

NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Kinerja awal

periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kinerja akhir periode RPJMD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

1.5. Angka Kelulusan:

1.5.1. Angka Kelulusan (AL) SD/MI 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

1.5.2. Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs 90% 92% 95% 100% 100% 100% 100%

1.5.3. Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA 95% 98% 99,90% 100% 100% 100% 100%

1.5.4. Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs 87% 88% 100% 90% 95% 100% 100%

1.5.5. Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA 92% 95% 97% 93% 96% 100% 100%

1.5.6. Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV 40 45 50 70 85 100 100

2. Kesehatan

2.1. Rasio posyandu per satuan balita 10 10,15 10,15 10,20 10,20 10,25 10,25

2.2. Rasio tenaga medis per satuan penduduk 1,61 1,62 1,64 1,65 1,65 1,65 1,65

2.3. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

2.4. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

2.5. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA 39% 39% 40% 50% 70% 80% 80%

2.6. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Page 239: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 15

NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Kinerja awal

periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kinerja akhir periode RPJMD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

2.7. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

2.8. Cakupan kunjungan bayi 75% 80% 90% 90% 90% 90% 90%

2.9. Cakupan puskesmas 116,67% 116,67% 116,67% 116,67% 116,67% 116,67% 116,67%

2.10. Cakupan pembantu puskesmas 32,14% 32,14% 32,14% 32,14% 32,14% 33,33% 31,33%

3. Pekerjaan Umum

3.1. Rasio Jaringan Irigasi 3,75 3,75 3,30 2,75 3,03 3,33 3,33

3.2. Rasio tempat ibadah per satuan penduduk 1,60 1,60 1,62 1,62 1,62 1,63 1,63

3.3. Panjang jalan dilalui Roda 4 50 50 60 100 100 100 100

3.4. Jalan Penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (minimal dilalui roda 4) 100 100 100 100 100 100 100

3.5. Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam ) 70 70 75 60,42 63,02 65,62 65,62

3.6. Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air (minimal 1,5 m) 70 70 75 0,37 0,407 0,45 0,45

3.7. Sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar 0 0 0 0 0 0 0

3.8. Sempadan sungai yang dipakai bangunan liar 15 15 15 15,65 14,09 12,68 12,68

4. Perumahan

Page 240: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 16

NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Kinerja awal

periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kinerja akhir periode RPJMD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

4.1. Rumah tangga pengguna air bersih 6,01 6,01 7,90 9,20 10,12 11,14 11,14

4.2. Rumah tangga pengguna listrik N/A N/A N/A 26.700 29.370 32.307 32.307

4.3. Rumah tangga ber-Sanitasi 60 60 70 43,75 48,13 52,94 52,94

5. Penataan Ruang

5.1. Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB

9 : 1 9 : 1 9 : 1 9 : 1 9 : 1 10 : 1 10 : 1

5.2. Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan 1 : 10 1 : 10 1 : 10 1 : 10 1 : 9 1 : 9 1 : 9

5.3. Ruang publik yang berubah peruntukannya 40% 40% 37,5% 35% 32,5% 30% 30%

6. Perencanaan Pembangunan

6.1. Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada

6.2. Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada

6.3. Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada

6.4. Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD 90% 90% 90% 90% 95% 95% 95%

7. Perhubungan

7.1. Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis 3 3 3 3 4 4 4

Page 241: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 17

NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Kinerja awal

periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kinerja akhir periode RPJMD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

8. Lingkungan Hidup

8.1. Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air N/A N/A N/A 10% 15% 20% 20%

9. Pertanahan

10. Kependudukan dan Catatan Sipil

10.1. Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk 0,87 0,93 0,94 0,95 0,96 0,97 0,97

10.2. Kepemilikan KTP 87,34% 93% 94% 95% 96% 97% 97%

10.3. Kepemilikan Kartu Keluarga 89,00% 89% 89% 91% 93% 95% 95%

10.4. Penerapan KTP Nasional berbasis NIK Belum Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah

11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

11.1. Rasio KDRT 0,025 0,020 0,017 0,015 0,013 0,010 0,010

11.2. Partisipasi angkatan kerja perempuan 47,5% 50% 52,5% 55% 57,5% 60% 60%

11.3. Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan 80% 85% 90% 95% 100% 100% 100%

12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

12.1. Rata-rata jumlah anak per keluarga 2 2 2 2 2 2 2

12.2. Rasio akseptor KB 65 70 72 74 76 80 80

Page 242: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 18

NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Kinerja awal

periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kinerja akhir periode RPJMD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

12.3. Cakupan peserta KB aktif 30% 35% 45% 55% 65% 65% 65%

12.4. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I 22 17 19 16 13 10 10

13. Sosial

13.1. Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi 4 4 4 5 5 6 6

13.2. PMKS yg memperoleh bantuan sosial 36% 40% 44% 47% 50% 55% 55%

13.3. Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial 50% 55% 60% 65% 70% 75% 75%

14. Ketenagakerjaan

14.1. Tingkat pengangguran terbuka 6,65 6,20 6,00 5,90 5,80 5,70 5,70

14.2. Keselamatan dan perlindungan 50% 55% 60% 65% 70% 75% 75%

14.3. Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah 75% 80% 85% 90% 95% 100% 100%

15. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

15.1. Jumlah BPR/LKM 2 3 4 5 6 7 7

16. Penanaman Modal

16.1. Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) 4 5 7 8 9 10 10

Page 243: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 19

NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Kinerja awal

periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kinerja akhir periode RPJMD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

16.2. Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) (Rp. Milyar) 249,7 260 275 290 305 325 325

16.3. Rasio daya serap tenaga kerja 303,75 306,6 316,29 318,75 322,22 325 325

16.4. Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah) 5 20 25 33,33 35 48,15 48,15

17. Kebudayaan

17.1. Penyelenggaraan festival seni dan budaya 2 3 3 4 5 5 5

17.2. Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 1 1 1 1 2 2 2

17.3. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan 2 5 5 5 5 5 5

18. Kepemudaan dan Olahraga

18.1. Jumlah organisasi pemuda 20 25 30 35 40 50 50

18.2. Jumlah organisasi olahraga 30 30 35 35 35 40 40

18.3. Jumlah kegiatan kepemudaan 4 4 5 5 6 7 7

18.4. Jumlah kegiatan olahraga 5 6 7 8 9 10 10

18.5. Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta) 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

18.6. Lapangan olahraga 0,51 0,51 0,52 0,55 0,58 0,60 0,60

19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Page 244: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 20

NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Kinerja awal

periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kinerja akhir periode RPJMD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

19.1. Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP 1 1 1 1 1 1 5

19.2. Kegiatan pembinaan politik daerah 1 2 4 4 4 4 19

20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

20.1. Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk 3,8 4,2 5,4 5,9 7,4 8,7 8,7

20.2. Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan 2 : 3 2 : 3 1 : 1 1 : 1 3 : 2 2 : 1 2 : 1

20.3. Penegakan PERDA 60% 65% 70% 75% 80% 85% 85%

20.4. Cakupan patroli petugas Satpol PP 17% 17% 17% 33% 67% 100% 100%

20.5. Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) 50% 60% 70% 80% 90% 95% 95%

20.6. Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik 75 % 80% 85% 90% 95% 100% 100%

21. Ketahanan Pangan

21.1. Regulasi ketahanan pangan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada Ada Ada Ada

21.2. Ketersediaan pangan utama 35 37 39 41 42 43 44

22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

22.1. Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) 2 3 4 5 6 7 7

Page 245: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 21

NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Kinerja awal

periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kinerja akhir periode RPJMD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

22.2. Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK 3 3,5 4 4,5 5 5,5 5,5

22.3. LPM Berprestasi N/A 1 1 2 2 3 3

22.4. PKK aktif 56 56 56 63 63 63 63

22.5. Posyandu aktif 56 56 63 135 140 150 150

22.6. Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat 50 60 65 70 75 80 80

22.7. Pemeliharaan Pasca Program pemberdayaan masyarakat N/A 6 4 10 10 10 10

23. Statistik

23.1. Buku ”Kabupaten dalam angka” Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada

23.2. Buku ”PDRB kabupaten” Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada

24. Kearsipan

24.1. Pengelolaan arsip secara baku 6% 15% 30% 55% 79% 91% 91%

24.2. Peningkatan SDM pengelola kearsipan 1 1 2 2 3 3 12

25. Komunikasi dan Informatika

25.1. Jumlah jaringan komunikasi 0,07 0,07 0,07 0,06 0,06 0,06 0,06

25.2. Rasio wartel/warnet terhadap penduduk 0,06 0,06 0,14 0,15 0,16 0,17 0,17

Page 246: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 22

NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Kinerja awal

periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kinerja akhir periode RPJMD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

25.3. Jumlah penyiaran radio/TV lokal 5 6 6 6 6 6 6

25.4. Pameran/expo 1 1 1 1 1 2 2

26. Perpustakaan

26.1. Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun 2,34% 4% 5% 6% 9% 11% 11%

26.2. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah 1/3 21/76 1/3 1/3 1/2 25/71 25/71

Fokus Layanan Urusan Pilihan

1. Pertanian

1.1. Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB 11,04 11,34 11,42 11,65 11,89 12,15 12,15

1.2. Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap PDRB 36,13 37,16 38,26 39,11 40,23 42,43 42,43

1.3. Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB 26,81 25,61 25,03 25,46 26,36 27,41 27,41

1.4. Cakupan bina kelompok petani 0,012 0,024 0,036 0,047 0,057 0,067 0,067

2. Kehutanan

2.1. Rehabilitasi hutan dan lahan kritis 8,74% 10,7% 12,7% 11,87% 12,82% 13,79% 13,79%

2.2. Kerusakan Kawasan Hutan 50,08% 50% 49% 48,85% 48,43% 48,02% 48,02%

2.3. Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 2,81 2,75 2,63 2,12 1,96 1,89 1,89

Page 247: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 23

NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Kinerja awal

periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kinerja akhir periode RPJMD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

3. Energi dan Sumber Daya Mineral

3.1. Pertambangan tanpa ijin 9,80% 20% 45% 52% 57% 61% 61%

3.2. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB 24,96 23,66 22,12 21,89 21,11 20,10 20,10

4. Pariwisata

4.1. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB 1,41 1,49 1,69 1,94 2,09 2,43 2,43

5. Kelautan dan Perikanan

5.1. Konsumsi ikan 34 35,02 36,07 37,15 38,27 39,42 39,42

5.2. Cakupan bina kelompok nelayan 10% 25% 50% 55% 60% 65% 65%

6. Perdagangan

6.1. Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB 17,95 18,07 19,21 20,46 21,42 22,97 22,97

7. Perindustrian

7.1. Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB 23,85 22,99 21,78 20,65 19,82 18,25 18,25

7.2. Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri 1,02 1,12 1,85 2,05 2,56 3,89 3,89

ASPEK DAYA SAING DAERAH

Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Page 248: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 24

NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Kinerja awal

periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kinerja akhir periode RPJMD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

1.1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita 10.393.610 11.000.000 11.250.000 11.500.000 11.750.000 12.000.000 12.000.000

1.2. Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita 3.553.694 3.800.000 3.950.000 4.100.000 4.250.000 4.300.000 4.300.000

Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur

1. Perhubungan

1.1. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan 0,020 0,019 0,016 0,016 0,015 0,014 0,014

1.2. Jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/ terminal per tahun

1.3.1. Jumlah orang melalui dermaga 5.400 6.000 12.000 16.200 17.700 19.000 19.000

1.3.2. Jumlah barang melalui dermaga (Ton) 116.500 130.000 160.000 190.000 210.000 230.000 230.000

1.3.3. Jumlah orang melalui bandara 1.096.298 1.200.000 1.600.000 1.750.000 1.800.000 1.850.000 1.850.000

1.3.4. Jumlah barang melalui bandara (Kg) 10.260.613 11.000.000 13.000.000 15.000.000 16.500.000 18.000.000 18.000.000

1.3.5. Jumlah orang melalui terminal 10.950 12.000 18.000 23.725 27.375 32.850 32.850

1.3.6. Jumlah barang melalui terminal (Kg) 21.900 24.000 35.000 47.450 54.750 65.700 65.700

2. Penataan Ruang

2.1. Ketaatan terhadap RTRW 50% 55% 60% 65% 70% 75% 75%

Page 249: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 25

NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Kinerja awal

periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kinerja akhir periode RPJMD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

2.2. Luas wilayah produktif 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%

2.3. Luas wilayah industri 7.307 ha 7.307 ha 7.307 ha 7.307 ha 7.307 ha 7.307 ha 7.307 ha

2.4. Luas wilayah kebanjiran 37 ha 35,73 ha 34,23 ha 32,73 ha 31,23 ha 28,23 ha 28,23 ha

2.5. Luas wilayah kekeringan 0 0 0 0 0 0 0

2.6. Luas wilayah perkotaan 20.304 ha 20.304 ha 20.304 ha 20.304 ha 20.304 ha 20.304 ha 20.304 ha

3. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

3.1. Jenis dan jumlah bank dan cabang

3.1.1. Bank Pemerintah/Swasta 6 6 7 8 8 9 9

3.1.2. Bank Perkreditan Rakyat 1 1 2 3 4 5 5

4. Lingkungan Hidup

4.1. Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih 40 50 60 75,1 79,6 83,2 83,2

5. Komunikas dan Informatika

5.1. Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik 47% 60% 75% 85% 95% 100% 100%

5.2. Persentase penduduk yang menggunakan HP/telepon 60% 70% 80% 81% 82% 85% 85%

Fokus Iklim Berinvestasi

Page 250: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 26

NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR Kinerja awal

periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kinerja akhir periode RPJMD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

1.1. Angka kriminalitas 6,33 6,14 5,70 5,27 4,83 4,39 4,39

1.2. Jumlah demo 5 4 4 3 3 2 2

1.3. Lama proses perijinan (hari) 7 5 5 4 4 3 3

1.4. Persentase desa berstatus swasembada terhadap total desa 0,00 0,00 0,00 1,59 1,59 3,17 3,17

Fokus Sumber Daya Manusia

1. Ketenagakerjaan

1.1. Rasio lulusan S1/S2/S3 114,58 120 125 130 135 140 140

1.2. Rasio ketergantungan 47,30 45 43 42 41 40 40

Page 251: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

Draft Revisi RPJMD 2010-2015 1 1

BAB IX

PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

9.1 Pedoman Transisi

Program transisi merupakan salah satu acuan untuk penyesuaian program pembangunan

jangka menengah dalam periode berikutnya. Hal ini dimaksudkan untuk menjembatani kekosongan

dokumen perencanaan jangka menengah pada masa akhir jabatan Kepala Daerah. Program transisi

ini juga memberikan ruang gerak bagi Kepala Daerah terpilih untuk melakukan penyesuaian dan

penjabaran visi, misi, dan strategi pembangunan dalam periodenya.

Pentingnya program transisi menjadikan proses perencanaan pembangunan berdasarkan

pada dokumen yang baik sehingga kesinambungan pembangunan akan terjaga dalam sistem

perencanaan pembangunan yang konsisten. Berkaitan dengan hal itu, beberapa program transisi

yang harus diperhatikan antara lain:

1. Mempersiapkan rencana dokumen perencanaan satu tahun berikutnya setelah masa jabatan

Kepala Daerah berakhir pada tahun kelima.

2. Memberikan informasi hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan selama masa jabatan Kepala

Daerah yang akan berakhir.

3. Program transisi untuk perencanaan pembangunan ini sekaligus mencantumkan arah

kebijakan pengelolaan anggaran sehingga tidak menimbulkan perencanaan keuangan daerah

yang saling tumpang tindih.

9.2 Kaidah Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan penjabaran dari visi,

misi dan program Bupati dan Wakil Bupati yang memuat kebijakan umum pembangunan daerah,

kebijakan umum keuangan daerah, strategi dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD),

dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan

kerangka pendanaan yang bersifat indikatif, RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

RPJMD Kabupaten Bangka Tengah 2010-2015, bukan hanya merupakan penjabaran dari visi,

misi dan program Bupati dan Wakil Bupati yang terpilih yang mendapat legitimasi peraturan

daerah dan menjadi intrumen penting untuk mengarahkan dan mengendaliakan kegiatan program

pembangunan Kabupaten Bangka Tengah, tetapi juga merupakan pedoman bagi semua pemangku

amanah yang terlibat dalam proses pembangunan daerah. Artinya, RPJMD merupakan perwujudan

komitmen pemerintah, swasta dan masyarakat sekaligus dalam upaya pembangunan lima tahun

kedepan. Komitmen yang terbangun dalam perencanaan berupa RPJMD ini, sepatutnya dijadikan

pedoman dan ukuran dalam mengimplementasikan pembangunan Kabupaten Bangka Tengah

hingga tahun 2015.

Dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah tentang RPJMD Kabupaten Bangka Tengah

2010-2015, maka seluruh pemangku amanah diharapakan mampu memahami substansi dokumen

perencanaan dan menterjemahkannya secara kreatif dan inovatif. Bagi SKPD lingkup Kabupaten

Page 252: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

Draft Revisi RPJMD 2010-2015 2 2

Bangka Tengah, RPJMD Kabupaten Bangka Tengah 2010-2015 menjadi acuan utama untuk

penyusunan Rencana Strategis (Renstra) SKPD 2010-2015 dan Rencana Kerja (Renja) SKPD 2010-

2015, serta dijadikan pedoman untuk penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

dan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA), Prioritas dan Plafon

Anggaran Sementara (PPAS), Rencana Kerja Anggaran (RKA) SKPD yang merupakan bahan dasar

Penyusunan Rancangan APBD, serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD. Dokumen-

dokumen tersebut menjadi bahan dalam evaluasi dan pelaporan kinerja Kabupaten Bangka Tengah

selama kurun waktu 2010-2015.

RPJMD Kabupaten Bangka Tengah 2010-2015 merupakan acuan bagi pemerintah daerah

maupun masyarakat termasuk dunia usaha didalamnya, sehingga tercapai sinergi dalam

pelaksanaan program pembangunan. Implememtasi RPJMD ini mensyaratkan pentingnya

sinkronisasi dan koordinasi lintas program dan kegiatan, lintas instansi serta lintas pemerintahan,

dengan tetap memperhatikan peran, kewenangan, tanggung jawab dan tugas masing-masing,

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sikap yang mengedepankan

egosektoral harus dihilangkan agar terdapat sinergisitas, efisiensi dan lompatan ke depan

(akselarasi) dalam pelaksanaan pembangunan Kabupaten Bangka Tengah.

Terwujudnya Masyarakat Bangka Tengah perlu didukung:

(1) Komitmen dan kepemimpinan daerah yang baik, bersih dan amanah;

(2) Konsitensi kebijakan pemerintah daerah;

(3) Kebijakan yang berpihak kepada masyarakat; dan

(4) Partisipasi masyarakat, dunia usaha serta para pemangku amanah secara aktif, kreatif dan

inovatif. selain itu, penerapan tiga pilar prinsip Good Governance yaitu transparansi,

akuntabilitas dan partisipasi, dalam pelaksanaan berbagai strategi, kebijakan, program dan

kegiatan dalam rangka pencapaian visi pembangunan tersebut harus mendapat perhatian

secara sungguh-sungguh dari para pihak.

Transparansi berarti terbukanya semua akses bagi semua pihak yang berkepentingan

terhadap setiap informasi terkait terhadap berbagai peraturan perundang-undangan serta

kebijakan pemerintah dengan biaya yang minimal. Transparansi dibangun atas kebijakan

kebebasan arus informasi yang memadai, disediakan untuk dipahami dan dapat dipantau.

Akuntabilitas adalah kapasitas suatu instansi pemerintahan untuk bertanggung jawab atas

keberhasilan maupun kegagalannya dalam melaksanakan misinya untuk mencapai tujuan dan

sasaran yang ditetapkan secara periodik. Setiap instansi pemerintah mempunyai kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan pencapaian organisasinya dalam pengelolaan sumber daya yang

dipercayakan kepadanya, mulai dari tahap perencanaan, implementasi sampai pada pemantauan

dan evaluasi.

Partisipasi merupakan perwujudan dari berubahnya paradigma mengenai peran masyarakat

dalam pembangunan, masyarakat bukanlah sekedar penerima manfaat (beneficiaries) atau objek

belaka, melainkan subjek yang mempunyai peranan penting. pelaksanaan semua kegiatan baik

Page 253: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

Draft Revisi RPJMD 2010-2015 3 3

dalam kerangka regulasi maupun dalam kerangka anggaran (budget infention) sebaiknya

melibatkan masyarakat.

Pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha serta para pemangku amanah lainnya

berkewajiban untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan yang ditetapkan melalui pelaksanaan

berbagai program dan kegiatan pembangunan dengan sebaik-baiknya.

Dalam kaitan tersebut maka perlu ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan dalam mengawal

implementasi RPJMD Kabupaten Bangka Tengah 2010-2015 yang meliputi :

1. RPJMD Kabupaten Bangka Tengah 2010-2015 menjadi pedoman bagi SKPD dalam menyusun

Renstra SKPD 2010-2015 yang menjabarkan lebih lanjut, visi, misi dan agenda daerah serta

berbagai strategi, kebijakan, program dan kegiatan secara terukur, dapat dilaksanakan/

tercapai dan terarah pada tahapan rencana tahunan, termasuk secara kreatif dan inovatif

mendesain program terobosan dan prioritas sebagai upaya percepatan mengejar

ketertinggalan pembangunan di Kabupaten Bangka Tengah.

2. Unit satuan kerja vertikal setingkat, maupun lembaga-lembaga non pemerintah yang

melakukan kegiatan diwilayah Kabupaten Bangka Tengah serta komponen masyarakat dalam

berbagai bentuk patisipasinya berkewajiban berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan

menjamin konsistensi terhadap RPJMD Kabupaten Bangka Tengah 2010-2015.

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bangka Tengah dan seluruh jajaran

pemerintahan, masyarakat dan dunia usaha secara bersama-sama mendukung konsistensi

implementasi Rencana Pembangunan Jangka Panjang daerah (RPJPD) Kabupaten Bangka

Tengah 2005 - 2025, RPJMD Kabupaten Bangka Tengah 2010-2015 dan Rencana

Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Bangka Tengah selama kurun waktu 2010-2015

4. Dalam rangka optimallisasi pengawalan implementasi berbagai program dan kegiatan Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah, Statistik dan Penanaman Modal bersama-sama dengan

pemerintah Kabupaten Bangka Tengah berkewajiban melaksanakan sinkronisasi serta

penyerasian target dan sasaran melalui pengendalian terhadap penjabaran RPJMD

Kabupaten Bangka Tengah 2010-2015.

5. Dalam rangka meningkatkan efektivitas implementasi RPJMD Kabupaten Bangka Tengah

2010-2015 dan untuk mengetahui tingkat kemajuan pencapaian tujuan dan sasaran yang

telah ditetapkan, diselenggarakan evaluasi tahunan terhadap pelaksanaan program dan

kegiatan.

Page 254: BUPATI BANGKA TENGAH · Tabel II.38. Drainase dalam Kondisi Baik/ Pembuangan Aliran Air tidak tersumbat .....84 Tabel II.39. Penanganan Jalan dan Jembatan dalam Kondisi Tanggap Darurat

RPJMDP Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 1

BAB X

PENUTUP

Penyusunan RPJMD Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 ini akan menjadi pedoman

dan arahan bersama bagi seluruh pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan pemerintahan

dan pembangunan di Kabupaten Bangka Tengah, serta terpadu dan searah dengan pembangunan

nasional selama lima tahun mendatang. RPJMD Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015

menjadi pendorong membangun gerakan bersama menuju Bangka Tengah Sejahtera dan Terdepan

Bersama Masyarakat Cerdas yang Berbudaya. Keberhasilan pelaksanaan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010-2015 ditentukan oleh

dukungan yang solid seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah,

kerjasama Pemerintah Kabupaten/Kota, komitmen yang kuat dan dukungan DPRD Kabupaten

Bangka Tengah, serta kerjasama dengan perguruan tinggi dan masyarakat sipil. Pelaksanaan

RPJMD Kabupaten Bangka Tengah juga ditentukan kemitraan dengan pihak swasta.

Pembangunan daerah dilaksanakan secara sinergis oleh seluruh komponen dan potensi

bangsa dengan berlandaskan asas keseimbangan, pemerataan, pertumbuhan antar wilayah,

kemitraan antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha, komunikasi dan interaksi lintas pelaku

secara terbuka dan demokratis, manajemen publik yang efektif dan efisien, serta didukung dengan

instrumen pengelolaan tata ruang, pertanahan, sumberdaya alam, dan lingkungan hidup yang

memenuhi kaidah pembangunan berkelanjutan. Sejalan dengan itu, upaya untuk meningkatkan

pembangunan daerah merupakan salah satu agenda pembangunan yang integral dengan upaya

untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan, meningkatkan kehidupan demokrasi,

mewujudkan supremasi hukum dan pemerintahan yang baik dan bersih, mempercepat kemajuan

ekonomi dan memperkuat landasan pembangunan ekonomi berkelanjutan, serta membangun

kesejahteraan rakyat dan ketahanan budaya masyarakat.

Program pembangunan daerah Kabupaten Bangka Tengah yang telah disusun, dengan fokus

pada upaya memanfaatkan segala sumberdaya yang ada dan mengatasi permasalahan yang

dihadapi, diharapkan akan dijabarkan dalam perencanaan strategis dan perencanaan program

pembangunan tahunan.

Hal tersebut dapat dicapai apabila pembangunan di Kabupaten Bangka Tengah mendapatkan

dukungan dan partisipasi aktif seluruh rakyat serta peranan aparatur pemerintahan yang bersih

dan amanah.