buku panduan aai

113
1 BAB I WHO AM I ? ertanya dan menjawab tentu bukan hal yang baru untuk kita. Dimana saja kita berada kadang ada saja sesuatu yang bisa menjadi bahan pertanyaan, apalagi ketika kita berada di tempat baru ataupun bertemu dengan orang-orang baru. Siapa dia ya? Tapi sebelum mengenal orang lain, ada baiknya jika kita mengenal diri kita lebih dulu. Who am….. i? Sobat kalo kita ditanya siapa sih kita mau jawab apa.??? kalo yang terbersit dalam pikiranmu saya adalah anak bapak ibu…bener bget….saya adalah manusia bener sekali…sya adalah mahasiswa jurusan ini….shiip jawaban yang tepat….tapi penahkah menjawab kalo saya mahluk Allah….yang diciptakan sangat sepurna dan sangat detail….kalo belum mari kita liat kronolgis kejadiannya di TMII ya Jaksel (tempat mencari ilmu ya jajaki selalu buku ini…) Dalam Al-Quran, Allah swt. menjelaskan kronologis kejadian penciptaan manusia. Mulai dari bahan baku penciptaannya, proses perkembangannya, dan pertumbuhannya dalam rahim ibu, hingga ia kemudian dimatikan dan dibangkitkan kembali dari kematian itu. Dan kronolis ini samapai sekarang belum terbantahkan sob…jadi tdak menyesatkan . Perhatikanlah Allah swt. berfirman dalam Al - Quran : B

Upload: dita-wahyu

Post on 22-Jun-2015

390 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

buku pegangan buat menghadapi test AAI, khususnya buat mahasiswa semester 1 di UNS

TRANSCRIPT

Page 1: Buku Panduan AAI

1

BAB I

WHO AM I ?

ertanya dan menjawab tentu bukan hal yang baru untuk kita.

Dimana saja kita berada kadang ada saja sesuatu yang bisa

menjadi bahan pertanyaan, apalagi ketika kita berada di tempat

baru ataupun bertemu dengan orang-orang baru. Siapa dia ya?

Tapi sebelum mengenal orang lain, ada baiknya jika kita mengenal diri kita

lebih dulu.

Who am….. i?

Sobat kalo kita ditanya siapa sih kita mau jawab apa.??? kalo yang

terbersit dalam pikiranmu saya adalah anak bapak ibu…bener bget….saya

adalah manusia bener sekali…sya adalah mahasiswa jurusan ini….shiip

jawaban yang tepat….tapi penahkah menjawab kalo saya mahluk

Allah….yang diciptakan sangat sepurna dan sangat detail….kalo belum

mari kita liat kronolgis kejadiannya di TMII ya Jaksel (tempat mencari ilmu

ya jajaki selalu buku ini…)

Dalam Al-Quran, Allah swt. menjelaskan kronologis kejadian

penciptaan manusia. Mulai dari bahan baku penciptaannya, proses

perkembangannya, dan pertumbuhannya dalam rahim ibu,

hingga ia kemudian dimatikan dan dibangkitkan kembali dari

kematian itu. Dan kronolis ini samapai sekarang belum terbantahkan

sob…jadi tdak menyesatkan . Perhatikanlah Allah swt. berfirman dalam Al-

Quran :

B

Page 2: Buku Panduan AAI

2

“Hai manusia jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari

kubur), maka ketahuilah sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari

tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,

kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak

sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam

rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang telah ditentukan,

kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan

berangsur-angsur) kamu sampai pada kedewasaan, dan diantara kamu ada

yang diwafatkan dan ada pula yang dipanjangkan umurnya sampai pikun,

supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dulu diketahuinya. Dan

kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah kami turunkan air di

atasnya, hidup dan suburlah bumi itu dan menumbuhkan berbagai macam

tumbuh-tumbuhan yang indah” (QS. Al-Hajj : 5)

Subhanallah! Segala sesuatu sudah diperhitungkan Allah

sedemikian rupa. Cermati sekali lagi, kita akan mendapatkan pengetahuan

yang luar biasa dari ayat ini. Masih ada lagi ayat yang berbicara tentang

proses penciptaan manusia. Ini khusus berkaitan dengan janin di dalam

rahim yang mengalami 3 kegelapan. Kita perhatikan ayatnya yuk!

“…Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam

tiga kegelapan. Yang berbuat demikian itu adalah Allah…” (QS. Az-Zumar:

6)

Tiga kegelapan yang dimaksud ayat tersebut adalah kegelapan

dalam perut, kegelapan dalam rahim dan kegelapan dalam

selaput yang menutup anak dalam rahim. Hal ini juga tidak

Page 3: Buku Panduan AAI

3

terbantahkan secara ilmiah. Ilmu kedokteran telah membuktikannya. Nah

sobat dari sinilah kita akan memulai menjelajah dunia dari kecil remaja

dewasa kemudian menjadi tua…lalu…Mati uups…Mati dah

siap….harus siap ya‘ …..hal yang satu ini kagak pake ngantri…

karena kita muslim yang kuat….

Allah menciptakan manusia melalui dua tahap. Allah pertama kali

menciptakan jasadnya, kemudian meniupkan ruh ke dalam jasad itu,

sebagaimana firman Allah swt.:

“Maka apabila Aku telah menyempurnakan (penciptaan jasadnya),

lalu Kutiupkan dari ruh-Ku ke dalamnya, maka bersujudlah kamu sekalian

kepadanya.” (QS. Shaad: 72)

Nah dari ayat Allah ditas kita tau bawasannya manusia itu punya 3

unsur materi berupa fisik…ruh adalah hati kita , kemudian yang

signifikan yang membedakan kita dengan makhluk Allah yang laen adalah

akal….

Fisik atau jasad kita jelas terlihat secara kasat mata (kalau nggak

kelihatan kan serem, hiii…). Perlakukanlah jasad ini dengan baik jangan

diperlakukan seperti mesin kalo Aus gak ada gantinya lho… Dalam sebuah

hadits shohih dikatakan,

―Mukmin yang kuat itu lebih baik atau disukai Allah daripada

mukmin yang lemah‖ (HR Muslim).

Bagaimana cara kita menjadi sosok muslim yang kuat? Pertama kita

harus memperhatikan makanan. Makanan yang kita konsumsi harusnya

halalan thayyiban (halal dan baik). Buka QS ‗Abasa: 24, Al Baqarah: 168

dan 172. Jangan sembarang makan, asal perut kenyang, tapi gizi tidak

terpenuhi. Kemudian istirahat yang tepat (QS. An Naba‘: 9), jangan sering

begadang yang tak bermanfaat (inget kata bang roma…jangan bergadang

Page 4: Buku Panduan AAI

4

kalo tiada artinya) tapi juga jangan istirahat trus…yang sedang-sedang saja.

Rasulullah biasanya langsung tidur ba‘da Isya‘, lalu bangun di 1/3 malam

untuk bermunajat pada Allah. Kita juga harus olahraga teratur, jaga

kebersihan, kesehatan diri serta lingkungan sekitar…siap menunaikan hak

jasad kitaaa???

Lalu Ruh….ruh seperti air mengalir pada batang pohon….bahkan

kita hanya sedikit sekali diberi ilmu tetang Ruh karena ini memang hanya

urusanya Allah…waluapun hanya sedikit ilmu yang kita tau tapi kita juga

musti menunaikan hak ruh ini…berikan vitamin dengan dzikrullah

ingat kepada Allah (QS. Surat Ra‘d: 28 dan QS. Al Jumu‘ah: 9-10). Jika

kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka kita akan merasakan hidup ini hampa.

Sobat mungkin pernah merasakan hampa?

Mungkin saat itu kita lagi jauh dari Allah.

Nah ini juga sebagai pembeda kita dengan hewan ,manusia diciptakan

memiliki akal….akallah yang akan mengerakkan otak kemudian diproses

dalam hati.. dan menjadi sebuah reflek atau tindakan fisik .

Karena itulah Al-Qur‘an sering menyatakan bahwa kerja akal itu dalam hati,

sebab memang tidak ada jeda waktu dari proses-proses itu. Hak atas akal

adalah ilmu (QS. Ali Imron: 190). So bersemangatlah menuntut

ilmu…ilmu apa aja tapi jangan ilmu hitam….ilmu agama itu penting sobat

jangan ditunda-tunda…bukankankah sangat menyedihkan kalau

penyandang cumlaude tapi QS. Al-Fatihah aja gak tau…..

Kalo diibaratkan tiga unsur ini munsyid maka ini adalah trio tak bisa

terpisahkan kalo satu sakit pasti gak jadi tampil cz pasti suaranya jadi

sumbang…. Nah ini ada pembagian suaranya biar gak pada binggung

Page 5: Buku Panduan AAI

5

Unsur Wilayah yang

terbentuk

Hasil proses Kebutuhannya

Fisik Cara berperilaku Karakter Makan, olahraga,

istirahat, dll

Ruh/hati Cara merasa Mental Ibadah (sholat, dzikir,

puasa, dll)

Akal Cara berpikir Visi Belajar (ilmu dunia

dan akhirat)

Arti kebahagiaan….

Seorang aktris bernama Laila Murad, bercerita tentang suaminya (Anwar

Wajd) yang berkeinginan mempunyai uang sejuta poundsterling untuk

membeli kebahagiaan (emang bisa ya??). Selang beberapa waktu setelah

suaminya bekerja dengan menguras tenaga, pikiran, dan waktu (sampai lalai

dari semua hal selain uang), cita-citanya pun menjadi kenyataan. Ia

memperoleh uang lebih dari sejuta poundsterling, tetapi mendadak ia

diserang penyakit kanker hati. Uang yang ia miliki habis untuk berobat.

Namun penyakit yang ia derita tak kunjung sembuh. Sampai-sampai setiap

hari pun ia tak bisa makan kecuali sedikit. Akhirnya ia meninggal dengan

membawa penyesalan yang amat dalam.‖

Pandai-pandailah engkau memilih…

“Maka Dia (Allah) mengilhamkan kepada manusia (jalan) fujur

dan taqwa.” (QS. Asy Syams: 8)

Hanya ada dua pilihan fujur atau taqwa!!!

Fujur representasi dari kebatilan kejahatan keburukan yang

menjadikan hidup hancur bergelimang dosa yang tak terukur. Sementara

taqwa representasi kebenaran, kebaikan dan keindahan bonusnya adalah

Page 6: Buku Panduan AAI

6

pahala yang tiada terkira dan menjadikan kita bahagia dalam syurga..mau

...mau???.

Sebab sesungguhnya dua potensi itu tidak akan pernah bertemu

pada satu waktu dalam diri manusia. Tidak akan beriman seseorang ketika

ia sedang dalam kemaksiatan, sebagaimana bukanlah disebut ahli maksiat

ketika ia sedang melakukan aktivitas amal kebaikan. Maka, Allah swt.

menjanjikan kepada orang-orang yang bertakwa, balasan sesuatu yang tidak

diberikan kepada orang-orang kafir yang berbuat fujur.

Sebagaimana Allah swt. berfirman:

―Sesungguhnya orang kafir, ahli kitab, dan orang musyrik masuk

ke dalam neraka jahanam dan mereka kekal di dalamnya, mereka itulah

sejelek-jelak makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan

mengerjakan amal saleh mereka itulah sebaik-baik makhluk. Balasan

mereka di sisi Tuhan mereka adalah surga Adn yang mengalir di bawahnya

sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya….‖ (QS.Al-

Bayyinah: 6-8)

So….pandai pandailah memilih….sobat…!!!!

Ubah Cara Berpikir Kita

Apa yang sobat semua lakukan ketika dihadapkan dalam kondisi yang sulit?

Masalah keluarga yang rumit? Dead line tugas yang menumpuk? Dan lain

sebagainya. Apakah akan mengalami stress? Marah-marah? Atau kita akan

merasa diri kita orang paling malang di dunia? Tunggu,dunia belum runtuh

sobat.

Banyak hikmah tersimpan dibalik setiap ujian. Lalu gimana seharusnya kita

bersikap?? Sebelumnya, kita dengar obrolan Hanif dan jono (mahasiswa

semester 1 UNS Solo) yang notabene sedang ikut AAI

Page 7: Buku Panduan AAI

7

Hanif : What happen Jon? Kenapa nangis… aduh, malu kalo dilihat

temen2!

Jono : Gue ga‘ peduli Nip, bayangin! Udah baik gue mau ngerjain

laporan praktikum, eh tega aja tu asisten ngasih nile 27, mana

barusan gue diputus sama Cici lagi. Oh, dunia ga adil!!!!

Hanif : Istighfar Jon…. Mungkin tu ujian or peringatan dari Alloh, kan

kemarin laporannya memang copy paste, lagian pacaran malah

bikin tekor, istri bukan, tapi permintaannya selangit.

Jono : Wah, lo tu, tega banget malah ngomong gitu, temen gue bukan sih

lo.

Hanif : Sabar Sob,,,,,, denger ni, masih banyak yang lebih menderita dari

ente, tu temen sekelas kita si Ais, dilarang pake jilbab sama ibu

tirinya, sampai disuruh pergi dari rumah gara2 nekat pakai jilbab.

Ada juga di berita tadi siang seorang bayi baru lahir di Palestina

ditembak , bayangin gimana perasaan ibu yang susah payah

mengandungnya 9 bulan.

Jono : Iya ya, tapi tetep sedih bro.

Hanif : Ane ada cerita ni Jon. Suatu hari ada orang yang gagal bisnis

milyaran rupiah, dia sedih banget lalu pergi ke kakek yang bijak.

Kakek itu memberikan segenggam garam, lalu disuruh masukkan

dalam segelas air dan disuruh minum orang itu. Pastinya asin

sekali rasanya. Trus si kakek mengajak orang itu pergi ke telaga

blakang rumahnya, garam segenggam itu ditaburkan di telaga dan

orang iitu meminum airnya lagi. Ternyata rasanya segar. Nah!

Sudah tau belum hikmahnya?

Jono : Ooooo, ga tau.hehe

Page 8: Buku Panduan AAI

8

Hanif : wah ente ni, maksudnya semua tergantung cara pikir en

kelapangan hati kita Sob. Kalau tiap masalah kita hadapi dengan

hati yang lapang ―all is well‖ ―all is well‖ ―all is well‖ dan possitif

thinking sama Alloh, tiap masalah tu kecil. Lagi pula ni bukan

pertama kali ente diputusin pacar kan???

Jono : Iya ya bro, ok deh senyum lagi. Btw, lo kayak kakek tua bijak Nip!

Hanif : Wah dah dinasehatin malah ngejek

Ingat sabda Rosul tercinta

― Menakjubkan keadaan orang-orang beriman, urusan apapun

baginya jadi baik dan tidak ada yang demikian itu pada siapapun kecuali

pada orang-orang yang beriman. Jika mereka mendapat nikmat, mereka

bersyukur. Maka yang demikian itu baik baginya. Jika mereka tertimpa

keburukan atau musibah, mereka bersabar. Maka yang demikian itu baik

baginya.‖

Nah sikap kaya gini neh sikapnya seorang mukmin sejati… satu lagi yang

musti kita ingat bahwa Alloh SWT juga telah berfirman dalam Q.S. Al-

Baqoroh:286

―…Alloh tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya. Ia mendapat pahala yang diusahakannya dan ia

mendapat siksa yang dikerjakannya…‖

Ujian juga merupakan cara Alloh untuk mengukur kadar keimanan kita.

―Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan „Kami

telah beriman‟, sedang mereka tidak diuji lagi?‖ (Q.S. Al-Ankabut:2)

Sudah tahu kan sekarang kenapa manusia hidup itu selalu diuji??

Page 9: Buku Panduan AAI

9

Mulai sekarang, yukz kita berbaik sangka pada Alloh. Biar hati lebih

tenang....

Karena engkau Begitu Istimewa….

Sobat, seperti dijelaskan di awal, manusia mempunyai

keistimewaan yang tidak dimiliki makhluk lain. Keistimewaan tersebut

antara lain:

a. segi penciptaan

Manusia adalah satu-satunya makhluk yang dinyatakan Allah

sebagai sebaik-baik penciptaan, sebagaiman firman-Nya :

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang

sebaik-baiknya.” (QS. At-Tin: 4)

Coba bandingkan organ tubuh kita dengan organ tubuh makhluk

Allah yang lain, pastilah kita akan melihat manusia lebih sempurna

penciptaannya. Wajah kita yang cantik dan ganteng ini tentulah tidak

disamai oleh hewan. Lalu mata kita yang jernih, hidung kita yang bisa

lancar menghirup udara, telinga yang normal mendengar, jantung kita yang

tak henti berdetak dan organ lainnya. Demikian pula penciptaan mekanisme

kerja dalam tubuh manusia, tak ada satupun makhluk yang mampu

melakukan kreasi sesempurna ciptaan Allah pada diri manusia.

b. segi ilmu

Allah menciptakan manusia dengan kelengkapan otak dan

potensinya agar manusia mampu mengembangkan diri dan alam

disekitranya itlah salah satu keistimewaan kita… berbeda denga hewan

hanya memiliki instink, sehingga segala geraknyapun hanya naluri

alamiah… Apalagi dibandingkan dengan tumbuhan yang tak diberi indera,

Page 10: Buku Panduan AAI

10

maka terbukti manusia adalah satu-satunya makhluk yang bisa mencerna

ilmu dan teknologi secara baik.

c. segi kehendak

Kita sebagai manusia pastilah punya kehendak. Kita bisa memilih

mana jalan yang baik dan mana yang sesat. Sekedar ilmu belum tentu bisa

mengarahkan kepada kebaikan. Yang bisa mengarahkan orang pada

kebaikan adalah kemauan dan kehendak yang kuat. Manusia bebas

berkendak bebas menentukan arah mana yang akan dituju lain halnya

dengan hewan atau malaikat mreka hanya diberikan satau pilihan untuk

bertaqwa kepada Allah.

d. segi posisi

Allah memberikan kedudukan yang tinggi kepada manusia diantara

makhluk lainnya di bumi, yakni ia sebagai pemimpin atau khalifah di bumi

ini, sehingga manusia bisa memanfaatkan alam semesta ini untuk keperluan

hidupnya. Sebagaimana firman Allah:

“Dialah (Allah) yang menjadikan segala hal yang ada di bumi

ini untuk kamu.” (QS. Al-Baqarah: 29)

Dengan ilmu yang dimilikinya, manusia bisa memanfaatkan segala

sesuatu di alam ini sehingga bermanfaat untuk kemakmuran bersama.

e. segi kemampuan bicara

Jika kita perhatikan semua makhluk hidup yang diberi mulut,

semuanya dapat berbicara dengan bahasa masing-masing. Binatang-

binatang berbicara dengan krakter khas mereka masing-masing seperti

mengembik, mengaum, berkicau, dan lain-lain. Adapun manusia, ia bisa

berbicara dengan berbagai macam bahasa dan suara, termasuk menirukan

suara alam dan binatang. Allah swt. berfirman:

Page 11: Buku Panduan AAI

11

“Ar-Rahman yang telah mengajarkan Al-Qur‟an. Dia menciptakan

manusia, mengajarnya pandai berbicara.” (QS. Ar-Rahman: 1-4).

f. segi tendensi moral

Manusia dapat dibentuk menjadi baik atau buruk, bahkan bisa juga

berperan ganda sebagaimana orang munafik. Dalam segi ini sangat tampak

perbedaan manusia dengan binatang. Binatang sulit atau malah tidak bisa

dibentuk dengan sifat dan karakter mereka yang bermacam-macam.

Karenanya tidak ada ya binatang munafik? Sedangkan manusia bisa saja

melakukannya dan bisa membentuk moralnya menjadi apapun yang

diinginkan.

On mission

Kita hidup didunia ini harus punya misi…sobat banyak misi yang harus kita

jalani agar hidup didunia ini tak sia-sia…

1. Beribadah kepada Allah swt.

Pernah bepikir kalo ternyta selama kita hidup ini belum pernah

membaca bahwa udara kita hirup ini harus bayar….air yang kita pakai

sehari-hari ini akan habis atau nelayan yang kehabisan ikan padahal

setiap hari ditangkapi…..seberapa nikmat allah yang telah kita syukuri

bahkan tinta sebanyak air lautan yang ada dimuka bumi inipun tidak

akan cukup untuk menuliskan nikmat allah tersebut….seperti

disampaikan dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56 berikut.

―Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka menyembah-Ku.

Page 12: Buku Panduan AAI

12

Jadi pekerjaan utama kita adalah menyembah (beribadah) kepada

Allah, bukan untuk yang lainnya. Kita harus ingat, ibadah disini dalam

arti luas yang tidak melulu sholat, zakat, puasa, naik haji dan

sebagainya, namun bermakna luas…tersenyum pada saudara seiman

juga ibadah…bahkan menyingkirkan duri dijalan saja udah dihitung

ibadah…

maka bekerjalah hanya untuk Allah maka Allah akan

membereskan semua pekerjaanmu…..kalau semua sudah

diniatkan hanya untuk ibadah kepada Allah tidak akan ada yang mampu

menghalangi kehendak Allah….siap bekerja hanya untuk allah…kuliah

hanya untuk Allah, tersenyum hanya untuk Allah….kalao kita sudah

siap tinggal tunggu surprise apa yang akan Allah berikan pada

kita…Segala sesuatu yang diperbuat seseorang karena

ketaatan dan ketundukannya kepada Allah adalah ibadah.

Dan kunci ibadah adalah kesyukuran dalam setiap proses

sobat…so pandai-pandailah mensyukuri nikmat Allah.

2. Sebagai pemimpin di muka bumi (khalifah fil ardhi)

Allah swt. memilih manusia untuk memimpin dan mengelola

bumi dengan seluruh isinya. Hal ini karena kelebihan manusia atas

kehendak Allah swt. yang tidak dimiliki oleh makhluk lain, yakni

kecerdasan yang dimilikinya. Perhatikan firman Allah swt. berikut;

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat,

„sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi.‟

Mereka berkata, „Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di

bumi ini orang yang akan membuat kerusakan padanya dan

menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan

Page 13: Buku Panduan AAI

13

memuji Engkau dan mensucikan Engkau?‟ Tuhan berfirman,

‟Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang engkau tidak ketahui.” (QS.

Al-Baqarah: 30)

Nah, ternyata manusialah yang dipilih Allah untuk memimpin di

bumi, bukan malaikat atau yang lainnya. Memimpin disini bukan dalam

arti sekehendaknya, tapi tetap ada aturannya. Pertama, orang yang

diangkat sebagai pemimpin (khalifah) bukan berfungsi sebagai

penguasa mutlak, karena jelas, penguasa mutlak itu hanya Allah swt.

Kedua, ia harus berbuat berdasarkan perintah yang mengangkatnya,

bukan atas kemauannya sendiri. Ketiga, ia tidak boleh bertindak

melampaui batas yang telah ditentukan. Keempat, ia harus berbuat

menurut kehendak yang mengangkat. Jadi, tetap ada ketundukan dan

kepatuhan kepada Allah swt.

Disinilah fungsi amar ma‟ruf nahi munkar itu. Manusia diberi

pilihan untuk bisa memimpin dengan baik atau sebaliknya, menjadikan

kerusakan. Dan kembali kepada konsekuensi di awal, segala perbuatan

kita akan bermuara pada surga atau neraka di akhirat nanti.

“Setiap kalian (manusia) adalah pemimpin yang kelak pastilah

akan dimintai pertanggungjawabannya” (Al-Hadits)

3. Untuk Membangun Peradaban

Manusia adalah makhluk berperadaban sebagaimana Islam itu

sendiri. Dalam ayat-ayat Al-Quran telah membahas tema-tema global

seperti alam, manusia, dan kehidupan. Tema-tema ini merupakan

landasan peradaban manusia. Al-Quran juga menghadirkan realitas

sejarah masa lalu yang dibingkai dalam perspektif peradaban serta

menghadirkan tema-tema baru dalam ruang lingkup pembahasan

peradaban.

Page 14: Buku Panduan AAI

14

Kita tentu ingat bagaimana Rasulullah dan para sahabat

membentuk peradaban yang luar biasa indah. Yang mampu

menghidupkan Islam hampir dua pertiga bagian dunia dengan

kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan yang dibawanya.

Subhanallah… Kisah teladan itulah yang kita contoh untuk membangun

peradaban manusia agar kembali kepada Al-Quran dan sunnah Rasul.

Yup Sobat, setelah kita memahami tujuan kita diciptakan, sekarang saatnya

kita untuk menjadi muslim yang baik—bukan sekadar muslim KTP.

Jadikan Pandangan Allah swt sebagai yang Utama.

Jangan sampai kita melakukan atau meninggalkan suatu amal karena

manusia (Wah bahaya bisa mengarah ke syirik tuh). Pakai baju ala amerika

biar dianggap gaul, makan fastfood biar ga ketinggalan jaman, sampai bela-

belain maksa ortu beliin blackberry. Haduh...

Sobat, yang musti kita yakini adalah

sesuatu yang baik menurut manusia, belum tentu baik menurut Allah.

Demikian juga sebaliknya, sesuatu yang buruk menurut manusia,

belum tentu buruk menurut Allah.

So..selagi apa yang kita lakukan tidak melanggar syari‘at Alloh Just do it!!!

And remember , pada hari kiamat nanti hukum Allahlah yang akan berlaku.

Akhirnya dari semua uraian di atas, kita akan mendapatkan jawaban

dari pertanyaan di awal tentang siapa sebenarnya diri kita.

Who am I? I am a…………………………………

Page 15: Buku Panduan AAI

15

BAB II

Jatuh Cinta Berjuta Rasanya

”If you ask me about love

And what i know about it

My answer would be

It‟s everything about Allah

The pure love, to our souls

The creator of you and me,the heaven and whole universe

The one that made us whole and free

The guardian of HIS true believers”

(maher zain : )

Pernahkah sahabat muda merasakan jatuh cinta pada seseorang? Pasti

pernah ya?

Kata orang, saat kita jatuh cinta, dunia serasa bergerak lambat, berseri-seri,

tiap orang dirasakan ramah, alam sekelilingnya terasa indah. Pokoknya apa

yang ada disekeliling kita…wah! Apalagi kalau orang yang kita cintai itu

juga mencintai kita, wah! (lagi). Pokoknya, falling in love itu berjuta

rasanya!

Sepenggal lirik lagu Maher Zain tentang cinta diatas . Di situ

disebutin kalau ada yang tanya tentang cinta, maka jawabannya adalah

Allah. Dialah tempat cinta sejati kita (pure love). Lho, kok bisa begitu? Ada

hubungan apa antara cinta dengan Allah?

Aku ingin tau cinta sejatiku…

Page 16: Buku Panduan AAI

16

Banyak orang bicara tentang cinta dan tak habis-habis

menafsirkannya. Cinta bagi Rama adalah menyelamatkan Sinta dari

cengkraman Rahwana. Cinta bagi Bandung Bondowoso adalah

membuatkan seribu candi untuk Roro Jonggrang. Cinta bagi Romeo adalah

menelan pahitnya racun dan mati bersama Juliet. Cinta bagi Laila adalah

menjadi gila (majnun) demi bersatu dengan Qais. Cinta bagi Joko Tarub

adalah menyembunyikan selendang agar sang bidadari tetap bersamanya.

Cinta adalah kekuatan yang mengubah duri menjadi mawar, mengubah cuka

menjadi anggur, mengubah malang jadi mujur, mengubah sedih jadi riang,

mengubah sakit jadi sehat…(ini versi Ketika Cinta Bertasbih, hehe…).

Banyak orang yang kita cintai dalam hidup ini, tentu saja dengan rasa

cinta yang berbeda-beda. Cinta kita pada ayah bunda tidak sama dengan

cinta kita pada sahabat. Cinta kita pada anak yatim berbeda dengan cinta

kita pada guru kita. Semua sesuai porsinya. Di dalam Islam, rasa cinta

seperti itu adalah fitrah, manusiawi. Tapi sebagai muslim kita tidak boleh

mengumbar cinta itu menuruti nafsu karena kita punya Rasulullah saw.

Beliau adalah teladan kita dalam segala hal, termasuk bagaimana kita

harusnya meletakkan cinta.

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia, kecintaan kepada

apa-apa yang diingini (syahwati), yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta

yang banyak dari jenis emas dan perak, kuda pilihan, binatang ternak dan

sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah

tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Al Imran: 14)

Ayat itu menunjukkan bahwa kita boleh mencintai lawan jenis, anak-

anak, harta kekayaan, kendaraan, dan kesenangan hidup lainnya. Tapi kita

harus ingat bahwa semua cinta itu karena Allah swt. Pada akhir ayat

ditegaskan bahwa di sisi Allah lah tempat kembali yang baik.

Page 17: Buku Panduan AAI

17

Lalu gimana kalau kita jatuh cinta dengan lawan jenis? Sahabat

pernah mengalaminya bukan? Maka kita harus kembali pada cinta tertinggi

kita, yaitu Allah. Dan Allah sudah mengutus seorang Muhammad sebagai

manusia yang patut kita teladani.

“Katakanlah, jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah

aku (Muhammad), niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-

dosamu….” (QS. Ali ‗Imran: 31)

Kalau kita jatuh cinta pada seseorang, tanyalah ―Allah ridho nggak

ya dengan ini?‖ Sehingga saat kita akan melakukan pelanggaran, kita akan

takut pada Allah swt. Misalnya saja saat hendak berkencan, kita kemudian

ingat Rasulullah melarang laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim

berduaan, karena yang ketiga adalah setan. Apalagi jika hendak melakukan

yang lebih dari bersentuhan tangan, kita akan ingat bahwa Allah melarang

perzinaan. Begitu seterusnya sehingga Allah selalu menjadi pertimbangan

kita dalam setiap gerak dan langkah.

Tidak hanya masalah lawan jenis, friend, masalah harta dan fasilitas

pun begitu. Misalnya kita punya uang banyak, kita akan mengontrol

pengeluarannya sesuai dengan yang Allah ridhoi sehingga uang itu tidak

kita gunakan untuk maksiat—beli miras atao narkoba misalnya. Fasilitas

pun demikian, saat membuka internet kita tidak akan lirak-lirik ke web yang

memperlihatkan gambar porno karena itu jelas dilarang Allah swt. Hingga

sampai pada saat kita memilih pekerjaan pun, tentunya kita akan

menetapkan kerja yang halal—yang Allah ridho—sebagai pekerjaan kita.

Itulah maksudnya Allah sebagai cinta sejati. Bahwa segala sesuatu

harus dilandaskan pada Allah. Dan itu akan terwujud kalau kita sebelumnya

mengenal Allah. Kenal yang benar-benar kenal lho… bukan kenal yang

Page 18: Buku Panduan AAI

18

hanya sekadar hafal (asmaul husna) tapi tidak memahami arti dari nama

indah Allah tersebut.

Aku ingin lebih mengenal cinta ku…

Ada sebuah kisah yang sangat fenomenal sepanjang sejarah. Kisah

tentang Nabi Ibrahim saat meninggalkan istri dan bayinya yang baru lahir,

di tengah padang pasir yang tandus dan gersang. Apakah Nabi Ibrahim tidak

mencintai istri dan anaknya? Bukan itu sebabnya. Nabi Ibrahim sangat

mencintai istri dan anaknya, apalagi anak tersebut telah dinantikan

kehadirannya sejak lama. Nabi Ibrahim meninggalkan istri dan anaknya

tersebut karena harus melaksanakan perintah Allah. Nabi Ibrahim sangat

mengenal dan mencintai Allah. Beliau percaya bahwa Allah akan

melindungi mereka. Dan ternyata benar, dengan keyakinan seperti itu Allah

membalas dengan memberikan perlindungan terhadap Siti Hajar dan Ismail

kecil. Bahkan memberikan sumber air zam-zam yang hingga saat ini masih

bisa dinikmati oleh umat Islam. Luar biasa bukan?

Lalu bagaimana cara mengenal cinta ku…

Pertama, Jalan Akal

Adakah dari kita yang pernah melihat listrik? Atau aliran elektron?

Tentu tidak ada yang bisa melihatnya bukan? Tapi kita yakin bahwa listrik

dan elektron itu ada. Mengapa? Karena kita bisa melihat pengaruh atau

gejala yang ditimbulkan. Begitu pun dengan cintamu kepada Allah yang

bisa kita rasakan keberadaa-Nya namun tidak bisa kita tangkap dengan

indera kita.

Keesaan Allah swt. memiliki bukti yang amat banyak. Kita lihat

keteraturan alam semesta yang amat luas dan megah ini jelas tidak akan

berlangsung kecuali dengan adanya Sang Pencipta yang Mahatunggal. Bumi

Page 19: Buku Panduan AAI

19

berputar pada porosnya mengelilingi matahari dengan kemiringan yang

tertentu dan waktu yang teratur, menimbulkan pergantian musim yang

teratur pula. Permukaan bumi yang diselubungi atmosfer (udara) yang tidak

pernah lari ke luar angkasa.

Semua itu melahirkan kesimpulan para ahli bahwa karena keadaan-

keadaan itulah makhluk hidup bisa bertahan di muka bumi. Tentu ini bukan

kebetulan lagi, pastilah ada yang mengatur. Siapa lagi yang melakukannya

kalau bukan Allah swt.

―Ðan satu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka

adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta

merta mereka berada dalam kegelapan. Dan matahari berjalan di tempat

peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Mahaperkasa lagi Maha

Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah,

sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia

sebagai bentuk tandan yang tua.” (QS. Yunus: 37-39)

Bayangkan jika ada dua pengatur alam, tentu rusaklah harmoni

semesta!

Cara kita mengenal Allah dengan jalan akal itulah yang disebut

dalil „aqli (menggunakan akal). Hanya saja, jalan akal ini penuh

keterbatasan, sebagaimana terbatasnya akal manusia. Tenang Allah tidak

akan membiarkan gelisah dalam keterbatasannya maka allah menurunkan

wahyu kepada para Rasul. Karena kita Ummat Muhammad maka untuk

mengenal Allah kita harus mengenal Al-quran dan hadist. Sebagai dasar kita

mngenal dri kita dan hakikat kita…..ingat tak kenal maka ta‘aruf (kenalan)

Kedua, Jalan Wahyu.

Kalo kita sudah kenalan dengan Al-quran maka rajinlah engkau

mengkajinya maka engkau akan mengetahui siapa cinta sejatimu…

Page 20: Buku Panduan AAI

20

Allah telah mewartakan dirinya dalam banyak ayat Al-Quran. Dia

antaranya Allah swt. berfirman:

“Katakanlah: ‟Dialah Allah Yang Maha Esa‟.” (Al-Ikhlas: 1)

“Dialah yang awal dan yang akhir, yang dzahir dan yang batin

dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al-Hadid: 3)

“Semua yang ada di muka bumi akan binasa. Dan tetap kekal

wajah Rabbnya yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (Ar-Rahman:

26-27)

“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia dan Dialah Yang

Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Asy-Syura:11)

Tentu saja dalil naqli (yang terdapat dalam nash Al-Quran dan As-

Sunah) masih sangat banyak untuk membimbing kita mengenal Sang

Pencipta. Dengan mengenal-Nya, kita bisa mentauhidkan Dia dengan utuh.

Maka Dia lah cinta sejatiku…

Cinta adalah meyakini bahwa Dialah satu-satunya yang terbaik

untuk ku….oleh karena itu sobat untuk mencintai Allah kita hrus mengenal

tauhid dan Apakah tauhid itu? Kata at-tauhid berasal dari kata kerja

wahhada-yuwahhidu yang berarti sikap mengesakan. Allah adalah Zat yang

Mahaesa (Al-Ahad dan Al-Waahid). Namun pengakuan tentang keesaan

Allah sesungguhnya belumlah cukup. Pengakuan tentang keesaan Allah

haruslah ditindaklanjuti dengan sikap mengesakan-Nya. Dua hal ini harus

dibedakan, karena kalau hanya pengakuan bahwa Allah Mahaesa, itu telah

diyakini oleh iblis sekalipun. Namun keyakinan ini tidak menjadikan iblis

mendapatkan ridha dari Allah swt. ketika ternyata ia mengingkari perintah-

Nya.

Page 21: Buku Panduan AAI

21

“Sesungguhnya, aku ini Allah, tidak ada tuhan selain aku, maka

sembahlah Aku dan laksanakan shalat untuk mengingatku.” (Q.S

Thaaha:14)

Sikap tauhid kepada Allah (tauhidullah) dibagi menjadi tiga

macam tauhid yang pokok, yaitu Tauhid Rububiyah (Allah sebagai Rabb),

Tauhid Mulkiyah (Allah sebagai Malik), Tauhid Uluhiyah (Allah sebagai

Ilaah). Selain itu, para ulama akidah menambahkan pembahasan yang

dianggap bagian dari tauhid yang sangat penting, yaitu Tauhid Asma wa

Sifat (Tauhid dalam Nama dan Sifat Allah).

Hal ini dapat kita simak dari firman Allah dalam surat An-Naas

ayat 1-3 sebagai berikut:

“Katakanlah: „Aku berlindung kepada Rabb (tuhan) manusia,

Malik manusia, Ilah manusia.” (QS. An-Naas: 1-3)

Agar teman-teman mudah mengingatnya, keempat sifat tauhid itu

kita sebut dengan RUMA. Apa itu RUMA? Ini dia,

Tauhid Rubbubiyah (Allah sebagai Rabb)

Tauhid Uluhiyah (Allah sebagai Illah)

Tauhid Mulkiyah (Allah sebagai Raja)

Tauhid Asma wa Sifat

Selanjutnya kita bahas satu per satu ya…

1. Tauhid Rubbubiyah

Artinya kita yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa cuma Allah lah

yang:

menghidupkan kita

mematikan

menciptakan

memberi rizki

mengelola

Page 22: Buku Panduan AAI

22

mengatur

menguasai alam semesta

Di antara kita pasti ada yang sering melihat semut, kecil-kecil ya…

Pernahkah kita berpikir siapa yang memberi rezeki mereka? Pasti Allah! Ini

membuktikan kalau rizki Allah diberikan pada semua makhluknya, bahkan

ke semut-semut yang kecil itu.

“Katakanlah, „Siapakah yang memberi rezeki kepada kalian dari

langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa menciptakan pendengaran dan

penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati

dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur

segala urusan?‟ Maka mereka akan menjawab : „Allah‟. Maka katakanlah,

„Mengapa kalian tidak bertakwa (kepada-Nya)?” (QS. Yunus: 31)

“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka,

„Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?‟, tentu mereka akan

menjawab „Allah‟. Katakanlah, „Segala puji bagi Allah‟, tetapi kebanyakan

mereka tidak mengetahuinya.” (QS. Luqman: 25)

Implementasinya dalam kehidupan sehari-hari, kalau kita sudah

bertauhid Rubbubiyah ini, kita tidak akan terjerumus dalam perbuatan

syirik. Misalnya menganggap suatu benda memiliki kekuatan ghaib, atau

meyakini dukun sebagai orang yang dapat memberi petunjuk rezeki,

meyakini hari-hari tertentu sebagai hari bertuah, atau isyarat-isyarat tertentu

(dari binatang, burung, atau cuaca) sebagai pertanda akan terjadinya

sesuatu. Seorang muslim tidak boleh meyakini sesuatu yang tidak ada

korelasinya dengan konsep ilmu pengetahuan.

2. Tauhid Uluhiyah

Page 23: Buku Panduan AAI

23

Makna tauhid uluhiyah adalah sebuah keyakinan bahwa Allah

adalah satu-satunya Zat yang memiliki dan yang menguasai langit, bumi

dan seisinya, satu-satunya yang wajib ditaati, yang menentukan hukum dan

segala aturan, yang melindungi dan Dialah yang menjadi tumpuan harapan

dan kepada-Nya ditujukan semua amalan. Dan pada puncaknya, Dialah

satu-satunya ilah yang Maha berhak disembah.

“Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada ilah selain Allah

dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin

laki-laki dan perempuan.” (QS. Muhammad: 19)

“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada ilah selain Aku,

maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS.

Thaha: 14)

Implementasi dalam keseharian saat kita bertauhid uluhiyah ini

adalah cinta, takut dan penuh harap, berserah diri dan memohon hanya

kepada Allah swt. Semua itu tidak pantas dilakukan kecuali hanya kepada

Allah saja. Siapa yang menyekutukan-Nya dengan sesuatu makhluk dalam

perkara ini, akan merusak keikhlasan seseorang dalam berikrar Laa ilaha

illa Allah. Oleh karena itulah, orang-orang yang beriman kepada Allah,

mencintai Allah diatas segala bentuk kecintaan terhadap apapun, dan

mereka mencintai segala sesuatu karena kecintaan mereka kepada Allah. Ini

berkaitan dengan penjelasan di awal bab ini tentang cinta sejati hanya untuk

Allah.

Tauhid uluhiyah menuntut totalitas dalam mengabdi kepada Allah

swt. dengan segenap aktivitas kita. Ibadah harus kita lakukan dengan

khusyuk hanya mengharap ridha Allah. Ketika menyantap rezeki, kita hanya

berharap keberkahan dari-Nya. Ketika melakukan aktivitas apa pun, kita

hanya mengharap perkenan dan kesuksesan dari Allah. Pun ketika kita

Page 24: Buku Panduan AAI

24

mengalami musibah, kita tidak sekali-kali berusaha mencari pemecahan

dengan sesuatu yang tidak diridhai Allah swt.

3. Tauhid Mulkiyah

Artinya kita yakin bahwa Allah adalah yang menguasai seluruh

kerajaan langit dan bumi (mulk = raja). Allah adalah pemilik segala

kerajaan, dengan hak penuh atas penetapan peraturan atas kehidupan. Hal

itu disampaikan Allah dalam firman-Nya

“Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau

berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau

cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan

orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau

kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau

Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ali Imran: 26)

Maka, orang yang benar-benar mengesakan Allah sebagai malik,

setiap apapun yang dilakukan olehnya harus diselesaikan dengan

kehendak dan aturan-Nya. Kita harus mempunyai loyalitas, kerelaan,

pembelaan hanya kepada Allah swt. Intinya friend, kita harus taat dengan

aturan Allah swt karena Dia lah raja alam semesta ini.

4. Tauhid Asma wa Sifat

Asma adalah jamak dari kata ismun, yaitu nama-nama. Dengan

demikian, tauhid asma wa sifat berarti keyakinan bahwa Allah adalah esa

dalam nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Kita diperintahkan untuk menerima

dan mengimani nama serta sifat Allah sebagaimana yang disampaikan

sendiri oleh Allah di dalam Al-Qur‘an dan Rasulullah saw.

“Katakanlah; ”Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan

nama yang mana saja kalian dapat menyeru, Dia memiliki asma‟ul

husna...‟.” (QS. Al-Isra: 110)

Page 25: Buku Panduan AAI

25

Memahami dan mendalami asma dan sifat Allah sangat penting

bagi kita sebagai hamba-Nya yang beriman. Mengapa? Karena sebuah sikap

biasanya akan ditentukan oleh sejauh mana pengenalan seseorang terhadap

pihak yang disikapinya. Orang yang tidak mengenal dengan baik orang lain,

ia akan menunjukkan sikap yang kurang tepat, atau bahkan salah sama

sekali. Semakin mengenal dan semakin dalam pengenalannya, tentu

semakin pas dan tepat dalam bersikap.

Demikian juga dengan Allah swt. Seorang muslim, betapa pun ia

telah beriman kepada Allah, namun jika tidak mengenal dengan baik dan

mendalami sifat-sifat Allah, ia boleh jadi akan bersikap kurang tepat, atau

bahkan keliru. Karena itu, coba pahami dan renungkan nama-nama atau

sifat-sifat Allah atau yang dikenal dengan Asma‘ul Husna, yaitu 99 nama

indah milik Allah.

Nah, teman… Kita sudah belajar mengenal Allah. Setelah kita

kenal, kita harus ‗mengakrabi‘ Allah dengan banyak berdzikir (ingat Allah),

sholat (seakan-akan bertemu Allah), tilawah (membaca ‗surat cinta‘ Allah),

puasa (taat pada Allah), dan ibadah-ibadah lainnya. Dengan begitu, Allah

pun ‗akrab‘ dengan kita dan mengabulkan doa-doa kita. Urgensi mengenal

Allah ini diantaranya akan menimbulkan sikap optimis, istiqomah di jalan

Allah, berani/tidak pengecut, hidup penuh berkah, ikhlas dalam beramal dan

tidak mudah putus asa.

dan akhirnya cinta sejatiku hanya tertambat pada-Mu ya

Rabbulizzati….yuks lebih mencintai Allah….

Page 26: Buku Panduan AAI

26

BAB III

You know me….

Sang idola…

Setiap kita pasti memiliki idola. Bener kan? Dan yang kita

idolakan pastilah istimewa menurut kita, entah secara fisik (cantik or

ganteng, tinggi atletis, bersuara merdu) maupun secara psikis (pinter,

cerdas, lembut). Misalnya aja di kalangan remaja putri mengidolakan

Smash, boysband yang sedang ngetop, karena hampir seluruh personilnya

keren dan tampan. Mereka rela berjubel saat sang idola sedang manggung,

kepanasan atau kehujanan, senggal-senggol dengan lawan jenis, dan merasa

pengap karena orang di sekelilingnya banjir keringat (kok mau ya…).

Bahkan sebagian rela ngejar-ngejar idola demi mendapatkan tanda-tangan

atau sekadar foto bersama. Semua itu dilakukan dengan kerelaan hati demi

sang idola. Dulu pernah ada lho, beberapa orang yang meninggal karena

terinjak-injak saat menonton sang idola pentas. Ya…., nyawa pun bisa

dipertaruhkan demi sang idola.

Secara psikologi bila kita mengidolakan seseorang pasti kita akan

meniru segaa..la yang dilakukan oleh idola kita. Dan kita menganggap baik

segaa..la yang dia lakukan walaupun itu belum tentu baik juga menurut

kebanyakan orang. Padahal, sebagian besar idola itu (terutama di kalangan

artis) mempunyai gaya hidup yang tidak begitu pantas dicontoh. Beberapa

waktu yang lalu kita tentu tahu kasus narkoba yang melibatkan para artis.

Mereka tertangkap membawa sabu atau ganja, bahkan ada yang tertangkap

saat sakaw. Ada juga kasus artis yang baru beberapa bulan menikah, tahu-

tahu sudah melahirkan anak. Bahkan ada yang terang-terangan mengakui

perzinaan mereka, tidak menikah tapi hamil, dan membesarkan anaknya

Page 27: Buku Panduan AAI

27

sendiri (tanpa pasangan). Semua itu tidak hanya satu dua artis, tapi banyak

kasus. Nah, sekarang sosok seperti apa yang kita idolakan? Bukan yang

seperti contoh kasus tadi kan?

Sobat Jika kita mengidolakan seseorang, memang bisa diibaratkan

seribu keburukannya tertutupi hanya dengan satu kebaikan. Karena

prestasi menyanyinya bagus, kita lupa bahwa sang idola pernah melakukan

kawin cerai beberapa kali. Karena wajahnya yang cantik, kita lupa bahwa

dia sering mengenakan pakaian seronok yang tidak pantas dilihat. Karena

iklannya banyak di televisi, kita melupakan bahwa dia pernah berzina dan

merekamnya menjadi video yang sangat tidak pantas dilihat. Lupa sudah

kita pada perilaku buruk bahkan amoral yang pernah dilakukan, dan masih

saja mereka diidolakan banyak orang.

Siapa sih yang Pantas Diidolakan?

Suatu pagi yang biasa seperti pagi-pagi biasanya, Hanif datang

Kampus pagi-pagi, dia ingin lebih awal dari teman-temannya sekalian bisa

sarapan di kantin sekolah (mumpung juga masih sepi). Sewaktu siap

menyantap sarapan sayur pecelnya, dikejutkan dengan kedatangan

temannya Jono, Sebagai teman yang baik, Hanif pun menyapa:

Hanif : Jon, Assalamualaikum…

Jono : Walaikumsalam…, gimana kabarnya Nif?

Hanif : Baik Jon, lha kamu?

Jono : Baik Juga, eh Nif tahu tidak minggu kemarin ada artis terkenal

dari luar negeri datang ke Indonesia lho!

Page 28: Buku Panduan AAI

28

Hanif : Iya tahu, gimana menurut pendapatmu artis itu?

Jono : Kereen banggeeet lah Nif lha wong penggemarnya banyak.

Hanif : Kamu mengidolakan artis itu ya Jon?

Jono : Ya banget lha nif lha wong banyak sekali yang mengidolakan

artis itu kok, nyanyinya bagus banget lho Nif,

Hanif : Wah.... nggak keren sekali kalau kita sebagai seorang muslim

mengidolakan artis-artis itu.

Jono : Lho kok nggak keran Nif kenapa? Emang yang harus kita

idolakan orang seperti apa? Dan siapa?

Hanif : Menurut mas Salim, penulis buku yang terkenal itu lho Jon. Tau

nggak?

Jono : Ya tau-tau, gimana menurut bang Salim?

Hanif : Kata beliau setidaknya musti memenuhi empat syarat :

1. Dia itu tokoh nyata, bukan fiksi

2. Tidak tercela

3. Manusia biasa

4. Data-data tentangnya lengkap,akurat dan terpercaya.

Jono : Gitu ya Nif. Lha terus siapa dong yang memenuhi syarat-syarat

itu Nif?

Hanif : Yang harus kita idolakan sebagai seoarang muslim adalah beliau

Nabi Muhammad SAW.

Jono : Iya ya Nif.

Page 29: Buku Panduan AAI

29

Hanif : Bukan iya, hehe

Jono : Ya sudah Nif saya ada kuliah ni, sampai ketemu lagi,

Assalamualaikum

Hanif : Iya Jon, Walaykumsalam Warohmatullah

Nah sobat…Sekarang coba kita lihat diri kita sendiri, siapa yang

selama ini kita idolakan. Sudah pantaskah dia kita sebut idola? Wah,

ternyata setelah merenung, idola kita cuma ‗begitu aja‘ ya? Padahal idola itu

akan memberi pengaruh besar buat orang yang mengidolakannya.

Bayangkan saat remaja kita mengidolakan artis-artis Opera Van Java, dalam

keseharian mereka selalu bercanda dan berhaha-hihi meniru banyolan-

banyolan mereka. Jarang sekali mereka serius. Bahkan di saat-saat yang

harusnya serius pun jadi guyonan karena terbiasa ngusilin atau ngerjain

orang. Apalagi kalau sudah menyebut atau menjelekkan fisik sebagai bahan

candaan. Wah, itu sudah pelanggaran!

Idola = refleksi diri ???..

Sobat, Sebagai muslim, orang yang pantas untuk kita idolakan

adalah, pertama, dia harus muslim juga. Kedua, dia harus memegang

nilai-nilai Islam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari

dengan benar. Ketiga, dia seorang yang sangat mencintai Allah dan

Rasul-Nya sehingga apapun yang dilakukannya selalu mencari ridho

Allah. Wah, berat ya? Nah kalo dah begini siapa coba yang harusnya kita

idolakan…..Justine Biebbier mah lewat…artis indo mah lewat….artis korea

lewat….ada lagi yang sanggup memenuhi kreteria ????

Sobat mengidolakan manusia itu bagus sebagai motivasi untuk

perbaikan diri…kitakan dari tadi dah belajar tentang siapa kita trus siapa

Page 30: Buku Panduan AAI

30

sebenernya cinta sejati itu….lalu kalo idola = refleksi diri kenapa musti ragu

untuk mengatakan ke seluruh penjuru UNS bahkan dunia kalo

Muhammad Rasulullah SAW adalah idola ku….Muhammad is my new

idol….!! Beliau lah orang yang terjaga dari dosa, yang paling diridhoi oleh

Allah swt. Betul! Dialah Muhammad Nabi akhir zaman yang membawa

perubahan untuk umat manusia di dunia ini. Beliau lah sebaik-baik orang

yang pantas diidolakan.

Eits, masih ada yang tidak sepakat karena beranggapan bahwa

Rasulullah kan nabi sedang kita manusia, jadi wajar dong kalau beliau

sempurna?? Justru karena beliau itu nabi, berasal dari manusia seperti kita,

kita bisa meneladaninya. Kalau beliau dari kalangan malaikat, mana bisa

kita menirunya. Karena kesempurnaan akhlak beliau lah kita pantas

mengidolakan dan meneladaninya. Sepakaaat….!!!

Idola sejati telah datang…

Sobat tentu tidak menolak kalau kita mengidolakan Rasulullah

kan… Itu hal yang pasti dan wajib karena kita umatnya. Tapi masalahnya

kita tidak pernah bertemu beliau, tidak tahu wajah beliau seperti apa, tidak

mengenalnya, dan kurang bisa memahami karakter dan kepribadian beliau.

Beda kalau kita bisa mengenalnya langsung, hemmm tenang… jangan

khawatir Rasullah itu ganteng,berkulit putih,matanya indah,selalu necis

pokoknya tidak ada yang bisa mngalahkan kecakapan beliau….mau tau

lebih jauh rajin-rajinlah membaca sirah nabawiyah sobat….disana

tergambar jelas bagaimana kepribadian ,akhlaqnya….bahkan bisa-bisa kita

menggelengkan kepala berkali-kali kok ada manusia yang dijaga Allah

sampai segitunya….gak percaya buktikan….

Page 31: Buku Panduan AAI

31

Supaya lebih yakin lagi untuk menjadikan Rasulullah idola kita,

nih ada beberapa bukti ketinggian akhlak dan perilaku beliau. Dan

yang paling penting, kita mesti mencontohnya dalam kehidupan sehari-hari.

Oke, lanjut deh!

1. Akhlak beliau terhadap tetangga

Rasulullah tidak hidup sendiri, tapi juga bertetangga seperti kita.

Meskipun posisi beliau sebagai Rasul, beliau tidak melupakan adab

terhadap tetangga. Sikap beliau terhadap tetangga tertuang dalam satu

hadist,

“Tolonglah ia ketika minta tolong kepadamu. Berilah ia pinjaman

ketika meminjam. Kunjungi dia ketika sakit. Ucapkan selamat bila

memperoleh kebaikan (missal: rezki, anak, kepulihan). Sampaikan

takziah bila mendapatkan musibah. Antarkan jenazahnya bila

meninggal. Jangan kamu tinggikan bangunanmu sehingga

menghalangi udara ke rumahnya kecuali dengan izinya dan jangan

kamu sakiti tetanggamu dengan bau masakanmu kecuali engkau

berikan sebagian kepadanya. Jika engkau membeli buah-buahan

berikanlah sebagian. Jika engkau tidak (mau) memberinya, masukkan

buah-buahan itu ke dalam rumahmu secara sembunyi-sembunyi.

Janganlah anakmu keluarkan membawa buah yang membuat anaknya

kecewa. (HR Thabrani Lihat : At Targhib wat Tarhib, jilid 3 hal. 357).

2. Akhlak beliau terhadap istri beliau

Ini salah satu episode dalam kehidupan Rasulullah yang memuat

istrinya Aisyah. Suatu hari menjelang subuh Aisyah khawatir tidak

mendapati suaminya di sampingnya. Aisyah lalu keluar membuka pintu

rumah. Betapa terkejut ia melihat suaminya tidur di depan pintu.

Aisyah bertanya, "Mengapa engkau tidur di sini?"

Page 32: Buku Panduan AAI

32

Rosulullah menjawab, "Aku pulang sudah larut malam, aku

khawatir mengganggu tidurmu sehingga aku tidak mengetuk pintu.

itulah sebabnya aku tidur di depan pintu."

Hebat ya Rasulullah? Hanya karena takut mengganggu tidur

istrinya aja beliau rela tidur di depan pintu. Beliau juga mengingatkan,

"Berhati-hatilah kamu terhadap isterimu, karena sungguh kamu

akan ditanya di hari akhir tentangnya." Maka para sahabat pada masa

Rosulullah memperlakukan isteri mereka dengan hormat, begitu pun

seharusnya kita sebagai umat Rasulullah.

3. Akhlak beliau sebagai sahabat dan pemimpin

Episode yang paling indah ketika sahabat tersebut terlambat datang

ke majelis nabi. Tempat sudah penuh sesak. Ia minta izin untuk

mendapat tempat, namun sahabat yang lain tak ada yang mau

memberinya tempat. Di tengah kebingungannya, Rasul

memanggilnya. Rasul memintanya duduk di dekatnya. Tidak cukup

dengan itu, Rasul pun melipat sorbannya lalu diberikan pada

sahabat tersebut untuk dijadikan alas tempat duduk. Sahabat tersebut

dengan berlinangan air mata, menerima sorban tersebut namun

tidak menjadikannya alas duduk akan tetapi mencium sorban Nabi.

Senangkah kita kalau orang yang kita hormati, pemimpin yang kita

junjung tiba-tiba melayani kita bahkan memberikan sorbannya untuk

tempat alas duduk kita. Bukankah kalau mendapat kartu lebaran dari

seorang pejabat saja kita sangat bersuka cita. Begitulah akhlak

Rosulullah, sebagai pemimpin ia ingin menyenangkan dan melayani

bawahannya.

Rosulullah juga terkenal suka memuji sahabatnya. Kalau kita baca

kitab-kitab hadist, kita akan kebingungan menentukan siapa sahabat

Page 33: Buku Panduan AAI

33

yang paling utama. Terhadap Abu Bakar, Rasul selalu memujinya. Abu

Bakar-lah yang menemani Rasul ketika hijrah. Abu Bakar-lah yang

diminta menjadi Imam ketika Rasul sakit. Tentang Umar, Rasul pernah

berkata, "Syetan saja takut dengan Umar, bila Umar lewat jalan yang

satu, maka syetan lewat jalan yang lain." Dalam riwayat lain

disebutkan, "Rosulullah bermimpi meminum susu. Belum habis satu

gelas, Rosulullah memberikannya pada Umar yang meminumnya

sampai habis. Para sahabat bertanya, Ya Rasul apa maksud (ta'wil)

mimpimu itu? Rasul menjawab ilmu pengetahuan."

Tentang Utsman, Rasul sangat menghargai Utsman karena

Utsman menikahi dua putri nabi, hingga Utsman dijuluki dzu an-nurain

(pemilik dua cahaya). Mengenai Ali, Rasul bukan saja menjadikannya

ia menantu, tetapi banyak sekali riwayat yang menyebutkan keutamaan

Ali. "Aku ini kota ilmu, dan Ali adalah pintunya." "Barang siapa

membenci Ali, maka ia merupakan orang munafik."

Semua itu menunjukkan penghargaan Rasulullah pada para

sahabatnya. Masih banyak kisah persahabatan lainnya yang kalau kita

telaah lebih dalam, semakin menunjukkan pada kita bagaimana

seharusnya berteman yang baik. Pantaslah jika Rasulullah kita jadikan

teladan.

4. Akhlak beliau di dalam majelis

Dalam satu kesempatan lain, ketika di Mekkah, Nabi didatangi

utusan pembesar Quraisy, Utbah bin Rabi'ah. Ia berkata pada Nabi,

"Wahai keponakanku, kau datang membawa agama baru, apa yang

sebetulnya kau kehendaki. Jika kau kehendaki harta, akan kami

kumpulkan kekayaan kami. Jika kau inginkan kemuliaan akan kami

muliakan engkau. Jika ada sesuatu penyakit yang dideritamu, akan

Page 34: Buku Panduan AAI

34

kami carikan obat. Jika kau inginkan kekuasaan, biar kami jadikan

engkau penguasa kami."

Nabi mendengar dengan sabar uraian tokoh musyrik ini. Tidak

sekalipun beliau membantah atau memotong pembicaraannya. Ketika

Utbah berhenti, Nabi bertanya, "Sudah selesaikah, Ya Abal Walid?"

"Sudah." kata Utbah. Nabi membalas ucapan utbah dengan membaca

surat Al Fushshilat. Ketika sampai pada ayat sajdah, Nabi bersujud.

Sementara itu Utbah duduk mendengarkan Nabi sampai menyelesaikan

bacaannya.

Peristiwa ini sudah lewat ratusan tahun lalu. Kita tidak heran

bagaimana nabi dengan sabar mendengarkan pendapat dan usul

Utbah, tokoh musyrik. Kita mengenal akhlak nabi dalam

menghormati pendapat orang lain. Inilah akhlak Nabi dalam majelis

ilmu. Utbah si musyrik pun mau mendengarkan nabi dan menyuruh

kaumnya membiarkan Nabi berbicara. Bagaimana dengan kita?

Jangankan mendengarkan pendapat orang kafir, kita bahkan tidak mau

mendengarkan pendapat saudara kita sesama muslim. Dalam pengajian,

suara pembicara kadang-kadang tertutup suara obrolan kita.

Astagfirullah..

5. Akhlak beliau kepada musuh

Sobat…Semoga kita tidak punya musuh, tapi kalau pun punya, kita

bermusuhan dengannya karena dia mengingkari Allah dan Rasul-Nya.

Menghadapi musuh, kita harus mencontoh Rasulullah. Ada satu

peristiwa yang menunjukkan begitu luar biasanya akhlak beliau kapada

musuh. Setelah beliau berhasil menaklukan kota Mekah tempat

kelahiran yang beliau diusir darinya, beliau mengampuni musuh-

musuhnya yang telah mencaci dan melukainya. Beliau bersabda,

Page 35: Buku Panduan AAI

35

“Pergilah kalian karena kalian adalah orang-orang yang bebas”

Begitupula ketika orang-orang Yahudi bilang pada Rasulullah,

“Kebinasaan semoga menimpamu”. Aisyah, sang istri tercinta yang

tidak terima langsung menjawab, “Semoga kebinasaan dan untuk

kalian” Tetapi Rasulullah justru bersabda, “Wahai Aisyah, apa itu?

Sesungguhnya Allah tidak menyukai ucapan jorok dan keji; tapi bila

kamu ingin menjawab ucapan mereka, katakan,

„Wa‟alaikum‟(Begitupun kalian).” (HR Bukhori-Muslim dari Aisyah

ra.)

Nah,sobat…luar biasa bukan akhlak Rosulullah. Dari sisi

manapun tetep TOP. Kata Asy-Syaikhani beliau itu orang yang paling

bagus wajahnya, paling baik dari ciptaan-Nya; tidak terlalu tinggi

dan tidak terlalu pendek, Pas pokoknya. Kemudian dari sisi

kepribadiannya bagaimana ya? Yuk, sama-sama kita cermati sifat

Rasulullah!

a. Benar atau jujur (Shidiq)

Sangat-sangat tidak mungkin bin mustahil, seorang rasul mempunyai

sifat pembohong. Jangankan menjadi sifat, sekali saja pernah melakukan

kebohongan, ajarannya patut dipertanyakan. Selama hidup beliau belum

pernah melakukan satupun kebohongan. Tak hanya orang muslim yang

mengakui kejujuran Rasulullah, bahkan orang kafir seperti Abu Jahal pun

mengakuinya. Dia berkata, “Demi Allah, sesungguhnya aku tahu apa yang

ia (Muhammad) sampaikan ini memang benar. Cuma sepertinya ada

sesuatu yang menghalangiku.”

Page 36: Buku Panduan AAI

36

Dalam sesi yang lain, saat bersama dengan Rasulullah, Abu Jahal

juga berkata, “Sesungguhnya kami tidak mendustakanmu, tetapi kami

mendustakan apa yang kamu bawa.”

Itu sekelumit persaksian dari seorang yang menyatakan diri

sebagai musuh dalam dakwah beliau. Dari kalangan sahabat, kita tidak akan

pernah menjumpai seorang sahabat yang mencela kepribadian beliau. Kita

tidak akan menjumpai seorang pun menjadi murtad gara-gara melihat

syakhsiyah (kepribadian) beliau. Bahkan yang terjadi, semakin orang dekat

dan akrab dengan beliau justru semakin menambah keimanan mereka. Demi

cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, akhirnya mereka dengan sukarela

mengorbankan harta dan jiwa untuk berjuang di jalan Islam.

b. Komitmen yang paripurna

Sifat yang mendasar dari beliau adalah komitmen yang penuh

dalam menjalankan perintah Allah. Ketaatan yang fantastik dalam

pelaksanaan perintah dan kedisiplinan yang tinggi dalam menunaikan

kewajiban senantiasa beliau teladankan. Beliau adalah orang pertama kali

melakukan apa yang Allah perintahkan, dan pertama kali yang

meninggalkan apa yang Allah larang, sebelum akhirnya beliau mengajak

umatnya mengikuti keteladanan itu. Tak ada jarak antara apa yang beliau

ucapkan dengan apa yang beliau lakukan.

Dari sifat beliau yang luar biasa itu, tidak mengherankan dan

berlebihan kalau Aisyah ra. menggambarkan sifat beliau, “Sesungguhnya

akhlak beliau adalah Al-Qur‟an”. Dalam arti yang lain, beliau adalah Al-

Quran yang berjalan karena seluruh sifat, sikap, dan perbuatannya

mencerminkan Al Qur‘an. Sebuat contoh tentang kemitmen yang paripurna

beliau adalah ketika beliau datang ke Thaif untuk menyampaikan Islam.

Bukan sambutan yang baik yang beliau dapatkan tetapi malah lemparan

Page 37: Buku Panduan AAI

37

batu yang beliau dapatkan. Lebih menyedihkan lagi bukan hanya orang tua

yang melempari tetapi anak-anakpun ikut melempari beliau dengan batu.

Dan dengan tangan kiri beliau melindungi wajahnya dari lemparan batu,

sampai berlindung di sebuah kebun. Bukan sumpah serapah yang keluar

dari mulut beliau tetapi lantunan do‘a nan indah, “Asal Engkau tidak

murka padaku, maka aku tidak peduli, hanya keselamatan dari-Mu yang

akan melapangkan dada ini!”

c. Menyampaikan misi Islam

Jujur aja nih, kalau melihat begitu luar biasanya beliau

memperjuangkan dakwah Islam ini, akan memberikan keyakinan bahwa

cinta memang memiliki kekuatan yang begitu dahsyat! Kalau bukan karena

cinta akan kebenaran Islam ini, tidak mungkin Rasulullah dan para sahabat

rela berkorban, baik harta dan jiwa mereka. Mereka terus menyampaikan

Islam selama 13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah.

Ada satu cerita tentang kecintaan beliau terhadap dakwah islam ini.

Nabi Muhammad ketika saat haji Wada', di padang Arafah yang terik,

dalam keadaan sakit, masih menyempatkan diri berpidato. Di akhir

pidatonya itu Nabi dengan dibalut sorban dan tubuh yang menggigil

berkata,

"Nanti di hari pembalasan, kalian akan ditanya oleh Allah apa

yang telah aku, sebagai Nabi, perbuat pada kalian. Jika kalian ditanya

nanti, apa jawaban kalian?"

Para sahabat terdiam dan mulai banyak yang meneteskan air mata.

Nabi melanjutkan,

"Bukankah telah kujalani hari-hari bersama kalian dengan

lapar, bukankah telah kutaruh beberapa batu diperutku karena menahan

lapar bersama kalian, bukankah aku telah bersabar menghadapi

Page 38: Buku Panduan AAI

38

kejahilan kalian, bukankah telah ku sampaikan pada kalian wahyu dari

Allah?"

Untuk semua pertanyaan itu, para sahabat menjawab, "Benar ya

Rasul!"

Rasul pun mendongakkan kepalanya ke atas, dan berkata, "Ya

Allah saksikanlah, ya Allah saksikanlah, ya Allah saksikanlah!". Nabi

meminta kesaksian Allah bahwa Nabi telah menjalankan tugasnya.

d. Cemerlang Akalnya (Fathanah)

Rasulullah adalah orang yang sangat cerdas. Tidak mungkin dakwah

beliau dapat diterima dengan baik jika beliau tidak memiliki kecerdasan

untuk menyampaikan dan kemampuan untuk menguasai orang lain yang

didakwahinya. Firman Allah:

“(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira

dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia

membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah

Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa:165).

Kecerdasan beliau juga terlihat pada waktu terjadi perjanjian

Hudaibiyah yang terkenal itu (masih ingat cerita tentang perjanjian itu?).

Saat itu Rasulullah memutuskan menyepakati perjanjian itu, para sahabat

banyak yang protes, terutama Umar bin Khatab. Intinya mereka keberatan

pada perjanjian itu karena terkesan merugikan kaum muslimin. Tapi

Rasulullah tetap pada pandiriannya karena sejatinya dengan perjanjian itu

terbuka kesempatan luas dan leluasa untuk menyebarkan Islam pada

kabilah-kabilah Arab yang sedang haji dan pada negeri sekitar Mekkah. Ini

yang tidak disadari oleh kebanyakan sahabat Nabi saat itu. Karena

kecerdasannya pula Islam yang datang dalam keadaan asing, bisa diterima

masyarakat jahiliyah dalam kurun waktu 23 tahun.

Page 39: Buku Panduan AAI

39

Mulianya idola kita…

Dengan akhlak yang luar biasa dan pribadi sempurna yang beliau

miliki, perjuangan yang tiada tara, maka pantas jika banyak orang berdecak

kagum ketika membaca sejarah hidup beliau. Salah satunya adalah Michael

H. Hart. Si abang bule ini meneliti riwayat hidup tokoh-tokoh besar dunia

yang pernah ada. Akhirnya dia menetapkan Nabi Muhammad saw sebagai

urutan pertama orang yang paling berpengaruh dalam sejarah dunia. Luar

biasa bukan!

Ada sedikit cerita tentang kecintaan sahabat kepada Rasulullah

(disimak dengan baik ya!)

Dalam suatu kesempatan menjelang akhir hayatnya, Nabi berkata

pada para sahabat, “Mungkin sebentar lagi Allah akan memanggilku, aku

tak ingin di padang mahsyar nanti ada diantara kalian yang ingin

menuntut balas karena perbuatanku pada kalian. Bila ada yang

keberatan dengan perbuatanku pada kalian, ucapkanlah!”

Sahabat yang lain terdiam, namun ada seorang sahabat yang tiba-

tiba bangkit dan berkata, “Dahulu ketika engkau memeriksa barisan di

saat ingin pergi perang, kau meluruskan posisi aku dengan tongkatmu.

Aku tak tahu apakah engkau sengaja atau tidak, tapi aku ingin menuntut

qishash hari ini.”

Para sahabat lain terpana, tidak menyangka ada yang berani

berkata seperti itu. Kabarnya Umar langsung berdiri dan siap

„membereskan‟ orang itu. Nabi melarangnya. Nabi pun menyuruh Bilal

mengambil tongkat ke rumah Nabi. Aisyah yang berada di rumah nabi

keheranan ketika nabi meminta tongkat. Setelah Bilal menjelaskan peristiwa

Page 40: Buku Panduan AAI

40

yang terjadi, Aisyah pun semakin heran, mengapa ada sahabat yang berani

berbuat senekat itu setelah semua yang Rasul berikan pada mereka.

Rasul memberikan tongkat tersebut pada sahabat itu seraya

menyingkapkan bajunya, sehingga terlihatlah perut Nabi. Nabi berkata,

―Lakukanlah!‖ Detik-detik berikutnya menjadi sangat menegangkan. Tetapi

terjadi suatu keanehan. Sahabat tersebut malah memeluk Nabi dan

menciumi perut beliau seraya menangis,

“Sungguh maksud tujuanku hanyalah untuk memelukmu dan

merasakan kulitku bersentuhan dengan tubuhmu! Aku ikhlas atas semua

perilakumu wahai Rasulullah.” Seketika itu juga terdengar ucapan Allahu

Akbar berkali-kali. Sahabat itu tahu bahwa saat perpisahan semakin dekat,

ia ingin memeluk Nabi sebelum Allah memanggilnya.

Begitu besar cinta sahabat kepada Rasulullah! Kita sebagai

umatnya juga harus mencintai Rasulullah. Mencintai dan mengidolakan

Rasulullah, menimbulkan konsekuensi yang wajib kita lakukan

atasnya. Apa saja konsekuensi tersebut, tetap simak ulasan berikut ini!

Pertama, membenarkan setiap apa yang beliau kabarkan.

Mengimani rasul merupakan suatu kewajiban yang mutlak bagi

seorang muslim yang beriman kepada Allah swt. Hal ini dicontohkan

kepada para sahabat ketika Rasulullah saw. Isra` dan mi`raj. Kaum kafir

Quraisy mencemooh, mengolok-olok dan menghina dengan kata-kata yang

menyakitkan serta menganggap Rasulullah saw. Tidak waras karena yang

dialami beliau sesuatu yang tidak rasional bagi mereka. Namun lain halnya

dengan para sahabat; Abu Bakar As-Shidiq misalnya. Ia langsung percaya

dan membenarkannya. Bahkan beliau mengatakan bahwa jika ada kabar

Page 41: Buku Panduan AAI

41

atau peristiwa yang lebih aneh pun, kalau itu dari Muhammad saw, beliau

akan mempercayainya.

Hal ini ditegaskan dalam Al-Quran bahwa sesungguhnya apa yang

disampaikan oleh Rasulullah Muhammad saw. Adalah semata-mata berasal

dari Allah swt. Firman Allah,

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut

kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang

diwahyukan (kepadanya).” (QS. An-Najm: 3-4)

Kedua, taat dan patuh.

Ketaatan kita kepada Rasulullah merupakan perwujudan taat kita

kepada Allah. Firman Allah,

“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah

mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu),

maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.”

(QS. An-Nisa: 80)

Kalau kita menjadikan Rasulullah sebagai idola, maka kita harus

taat dan patuh pada beliau. Misalnya beliau menyuruh kita untuk berbakti

pada orang tua, ya kita kudu melakukannya. Apalagi Allah juga

menegaskannya dalam Al Qur‘an.

Ketiga, menjadikan Rasulullah sebagai teladan.

Dengan melihat kepribadian dan akhlaq beliau tidak diragukan

lagu untuk menjadikan beliau sebagai teladan dalam segala hal, seperti

firman Allah :

Page 42: Buku Panduan AAI

42

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan

yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-

Ahzab: 21).

Yup, teladan alias contoh! Kita harus mencontoh idola kita,

Rasulullah saw. Kejujurannya, akhlaknya pada keluarga, akhlaknya pada

teman dan musuh, kecintaannya pada Allah dan segala hal yang melekat

padanya. Jangan ngaku umatnya kalau nggak meneladaninya!

Keempat, tidak dikatakan ibadah kecuali dengan mengikuti syariatnya

Ibadah kita akan diterima minimal dengan dua syarat, yakni ikhlas

dan ada tuntunannya dari Rasul. Misalnya kita shalat, selain harus ikhlas

karena Allah, kita juga harus melakukan sholat dengan cara-cara yang

dicontohkan Rasulullah. Kalau tidak—misalnya beranggapan sholat cukup

dalam hati saja—maka semua itu tidak akan diterima oleh Allah.

Finally, sudah paham kan siapa yang pantas kita idolakan dan

mengapa kita mengidolakannya? Semuanya tidak lain karena kita adalah

umat muslim yang layaknya memang hanya menjadikan Rasulullah sebagai

idola. Semoga kita bisa dibersamakan dengan beliau di padang mahsyar dan

diakui sebagai umat beliau yang pantas mendapat syafa‘at (pertolongan).

Amiin.

Karena engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai,

seandainya kau benar-benar cinta sesungguhnya engkau akan menaati,

karena orang yang mencintai akan taat pada orang yang dia cintai.

Page 43: Buku Panduan AAI

43

BAB 1V

Your soul….is….

PDKT Yuk…!

Jiwa adalah ruh dalam diri….

“…Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah

Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhoi Islam itu menjadi

agama bagimu.” (QS. Al Maidah: 3)

Sobat, ayat di atas adalah pernyataan dari Allah swt. bahwasannya

Allah telah menyatakan agama Islam sebagai agama paripurna dan

sempurna di muka bumi ini, dan Islam adalah agama yang diridhoi oleh

Allah untuk dipeluk semua umat manusia di dunia ini. Lho, mengapa Islam?

Lalu bagaimana dengan agama-agama yang lain di muka bumi ini? Begitu

mungkin pertanyaan yang berkelebat di benak kita. Kalau menurut Allah di

ayat tersebut, hanya Islam yang sempurna dan hanya Islam yang diridhai-

Nya. Islam mengatur seluruh aspek kehidupan kita dari bangun tidur hingga

tidur lagi. Tak hanya urusan antara hamba sebagai makhluk dengan

Tuhannya (habluminallah), tapi juga antara sesama manusia atau makhluk

Allah (habluminannaas).

Oya sobat, mungkin kita sudah Islam sejak lahir dapat warisan dari

orang tua. Islam menurut etimologi (bahasa) berasal dari kata aslama-

yuslimu yang artinya menyerahkan. Singkatnya, Islam bermakna

menyerahkan diri. Eits, jangan dipikir seperti menyerahkan diri ke kantor

polisi karena berbuat salah lho ya. Yang dimaksud disini adalah

menyerahkan diri sepenuhnya pada Allah swt. dalam segala aspek

kehidupan kita.

Kedua adalah makna kata Islam menurut terminologis (istilah)

yaitu ketundukan kepada wahyu Ilahi yang diturunkan kepada para nabi dan

Page 44: Buku Panduan AAI

44

rasul, khususnya Nabi Muhammad saw., sebagai aturan yang diberikan oleh

Allah untuk membimbing umat manusia menuju kebahagiaan dunia dan

akhirat.

Di hadits, Rasulullah menyampaikan bahwa “Islam itu bersaksi

tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu hamba dan utusan-Nya,

dan mendirikan sholat, menunaikan zakat, puasa di bulan Ramadhan, dan

haji ke Baitulloh bagi yang mampu di jalan-Nya” (Dikeluarkan oleh Imam

hadits yang lima, kecuali Imam Bukhori)

Kemudian kalo menurut ulama, misalnya dari Sa‘id Hawwa dalam

buku beliau yang berjudul Al-Islam (seri 1-4), jilid 1 menyatakan bahwa

makna Islam yaitu menerima segala perintah dan larangan Allah swt, yang

terdapat dalam wahyu yang diturunkan kepada Nabi. Barangsiapa yang

menghadapkan wajah dan hatinya—dalam semua persoalan hidup—kepada

Allah maka ia adalah seorang muslim. Para Nabi dan Rasul adalah orang-

orang yang paling menerima segala perintah dal larangan Allah dan

sepenuhnya berserah diri kepada-Nya. Oleh karena itu mereka disebut

sebagai orang-orang Islam terkemuka. Allah berfirman,

“Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan

matiku hanyalah untuk Alloh Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-

Nya, dan dengan itu aku diperintah, dan aku adalah orang-orang Islam

pertama.” (QS. Al-An‘am : 162-163)

Oya teman, nama Islam sendiri asli dari Allah lho, bukan bikinan

manusia. Kalau agama yang lain pada umumnya, nama agama disandarkan

pada nama penyeru atau nama asal munculnya. Misalnya budha diambil dari

nama pencetusnya, yaitu Budha (Sidartha Gautama), Kristen dari Kristus,

atau istilah lainnya Nasrani (karena Yesus lahir di daerah Nazaret). Para

orientalis, yang memusuhi Islam menyebut Islam dengan sebutan

Page 45: Buku Panduan AAI

45

Muhammadanisme, yang maknanya adalah Islam sebagai ajaran dari

Muhammad. Islam bukanlah Muhammadanisme. Islam sesungguhnya nama

yang secara langsung merupakan pemberian Allah swt. Allah swt.

berfirman:

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah

Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi al-kitab kecuali

sudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada)

diantara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, maka

sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS. Ali ‗Imran: 19)

Agama Islam merupakan wahyu dari Allah swt. untuk umat

manusia, yang diturunkan melalui nabi dan rasul-rasul-Nya. Karena itu,

agama ini sering disebut sebagai dienullah (agama Allah). Orisinalitas

ajarannya bebas dari penambahan dan pengurangan manusia, serta bisa

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sumber ajaran yang diserukan

Rasulullah Muhammad saw. dapat diketahui dari Al-Qur‘an. Bahkan hingga

akhir zaman, sebagai sumber ajaran Islam, Al-Qur‘an memperoleh jaminan

keaslian dari Allah swt.

“Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al-Qur‟an ketika

Al-Qur‟an itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan

sesungguhnya Al-Qur‟an itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang

kepadanya (Al-Qur‟an) kebatilan baik dari depan maupun dari

belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan yang Maha Bijaksana lagi Maha

Terpuji.” (QS. Fushshilat: 41-42)

Nah, sekarang semakin yakin kan bahwa Islam memang satu-

satunya agama yang top banget? Berikutnya, yuk kita pahami beberapa

karakteristik Islam!

Page 46: Buku Panduan AAI

46

Pertama, Islam memiliki karakter Robbaniyah (Ketuhanan). Rabb

berarti Tuhan. Islam disebut sebagai agama yang Robbani, yang artinya

bahwa ajaran Islam adalah agama yang penisbatannya selalu kepada Tuhan

(Rabb oriented). Agama Islam membawa pesan-pesan dari Tuhan,

tujuannya untuk mengagungkan Tuhan, nilai-nilainya mengarahkan umat

manusia kepada Tuhan, sistemnya juga berorientasi menegakkan

‗kekuasaan‘ Tuhan di dunia ini. Sehingga manusia yang Rabbani (Rabb

Oriented Man) berarti manusia yang hidupnya selalu mengarahkan sikap

dan perilakunya kepada ridho Tuhan.

Kedua, Islam memiliki karakter Insaniyah (manusiawi). Islam

adalah ajaran yang mengakomodasi seluruh kecenderungan manusia melalui

ajaran aqidah, ibadah, syariat dan arahan-arahannya. Islam adalah agama

manusia. Al Qur‘an sebagai kitab suci kita semua berbicara tentang manusia

dan ditujukan kepada manusia. Disamping itu, ibadah-ibadah yang

disyariatkan oleh Islam juga mengandung dimensi kemanusiaan, misalnya

zakat, sholat berjamaah, sedekah, dan haji. Nabi Muhammad pun berasal

dari golongan manusia. So, buah dari agama insaniyah ini adalah

terwujudnya persaudaraan antar umat manusia dan tegaknya prinsip

persamaan hak bagi seluruh umat manusia. Prinsip persaudaraan dalam

Islam adalah karena asal satu keturunan, yaitu berasal dari Adam dan Hawa.

Di samping itu, dasar keimanan merupakan bagian dari dasar persaudaraan

yang mengikat kaum muslimin dimana pun berada. Allah swt. berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara.” (QS.

Al-Hujurat: 10)

Ketiga, Islam memiliki karakteristik syumul (universal). Artinya bahwa

Islam meliputi semua zaman, kehidupan, dan eksistensi manusia. Islam

adalah sebuah sistem yang komprehensif yang mencakup berbagai aspek

Page 47: Buku Panduan AAI

47

hidup dan kehidupan, Islam adalah negara dan tanah air, pemerintahan dan

umat, akhlak dan kekuatan, ekonomi dan hukum, kasih sayang dan

kepedulian, usaha dan kekayaan, militer dan ideologi, serta aqidah yang

murni dan ibadah yang benar sekaligus. Islam juga mengatur segala

permasalahan seperti pernikahan, perdagangan, pemerintahan, politik,

hukum, sosial, budaya, seni, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Sekarang

kita lihat di lingkungan sekitar kita. Sering nggak melihat orang yang

beragama Islam tapi cuma sebagian ajaran Islam yang diamalkan, misalkan

ada yang sholat, tapi ia tidak mau bersedekah. Ada yang sukanya

bersedekah, tapi sholat nggak pernah. Ada juga yang mengkotak-kotakkan

bahwa Islam itu ya cuma sholat, puasa, zakat, haji, udah. Padahal kalau kita

sudah meyakini bahwa Islam adalah ajaran yang sempurna dan paripurna,

kita akan memasukinya secara menyeluruh, bukan mengambil sebagian

yang enak saja menurut kita. Allah menegaskannya di dalam Al Qur‘an

yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam

Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu mengikuti langkah-

langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”

(QS. Al Baqoroh: 208)

Keempat, Islam memiliki karakteristik tawazun (moderat atau

seimbang). Islam itu berada dalam keseimbangan di antara dua jalan atau

dua arah yang saling berhadapan atau bertentangan, dimana salah satu di

antara dua jalan tadi tidak bisa berpengaruh dengan sendirinya dan

mengabaikan jalan lain. Contohnya: individu dengan kolektif (bersama-

sama), kontekstual dengan idealisme, konsisten dengan perubahan. Islam

memberikan haknya secara adil terhadap aspek-aspek kehidupan seperti

masalah spiritualisme, materialisme, individualisme, kolektivitas,

konsistensi, perubahan, dan tidak berada pada poros yang ekstrim. Contoh

Page 48: Buku Panduan AAI

48

mudahnya nih teman, Islam itu memberikan porsi yang tepat pada masing-

masing hal. Islam tidak melulu mengurusi akhirat dan mengabaikan dunia,

atau hanya mengurusi dunia melupakan akhirat, tapi Islam seimbang dalam

keduanya. Saat ingin mendapatkan akhirat, pastilah urusan dunia akan ikut

serta di dalamnya.

Kelima, Islam memiliki karakteristik Al Waqi‟iyyah (aktual).

Maksudnya nih, Allah sudah menjamin bahwa Islam sebagai ajaran yang

sesuai dengan kondisi manusia di manapun, kapanpun, dan siapapun

(manusia). Islam senantiasa menjaga dan memelihara (aktual) bahwa sistem

ajaran Islam bersifat kontekstual di setiap aspek yang didakwahkan pada

manusia, mulai aspek aqidah, ibadah, akhlak dan syari‘at. Jadi meski Islam

pertama kali muncul lebih dari 14 abad yang lalu, namun ajarannya akan

terus bisa digunakan sampai kapanpun juga.

Keenam, karakter Islam yaitu Al Wudhuh (jelas). Yang dimaksud

jelas disini adalah hal dasar-dasar dalam Islam seperti masalah aqidah,

moral dan syari‘at Islam, sudah jelas aturannya. Shalat misalnya, telah

ditentukan waktu, rukun-rukunnya serta jumlah rakaatnya. Zakat pun

demikian, telah jelas siapa yang harus membayarnya dan siapa yang harus

menerimanya; berapa nisab-nya (ukurannya), telah rinci tanpa ada

kekurangan sedikit pun. Demikian pula ibadah-ibadah yang lain. Begitu

pula moral, sudah sangat jelas bahwa berbakti kepada orang tua adalah

tugas seorang anak pada ibu dan bapaknya. Jelas pula moralitas kita pada

anak-anak yatim dan fakir miskin, bertetangga, dan lain-lain yang

berhubungan dengan moralitas, semuanya sudah jelas dalam risalah Islam.

Islam juga jelas dalam sumber hukumnya, yaitu Al Qur‘an dan hadits.

Ketiga, Islam jelas sasaran dan tujuannya, yaitu sebagai rahmat bagi seluruh

alam.

Page 49: Buku Panduan AAI

49

Beberapa Aspek Keyakinan Seorang Muslim Terhadap Islam

Sebagai muslim, kita seharusnya yakin bahwa Islam adalah agama

yang terbaik dan satu-satunya yang diridoi Allah. Namun untuk lebih

meyakinnya, kembali akan dipaparkan aspek apa saja yang membuat

seorang muslim itu yakin terhadap Islam.

1. Islam adalah wahyu Allah

“Demikian Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana

mewahyukan kepada kamu dan kepada orang-orang sebelum kamu.” (QS.

Asy Syura: 3)

2. Islam adalah dienul haq (agama yang benar)

“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan

agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-

agama meskipun orang-orang musyrik benci.” (QS. Ash Shaff: 9)

3. Islam adalah dien yang lurus

“Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya

(menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-

buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama

itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan

agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi

kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Yusuf: 40)

4. Islam adalah dien yang bersih

“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari

syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata):

“Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan

kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Alloh akan

Page 50: Buku Panduan AAI

50

memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya.

Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan

sangat ingkar.” (QS. Az Zumar:3)

5. Bersih dari syirik

“Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepada mereka

bergembira dengan kitab yang diturunkan kepadamu, dan diantara

golongan-golongan (Yahudi dan Nasrani) yang bersekutu, ada yang

mengingkari sebahagiannya. Katakanlah: “Sesungguhnya aku hanya

diperintah utnuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun

dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya

aku kembali” (QS. Ar Ra‘du: 36)

6. Bersih dari kesalahan dan kekurangan

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur‟an? Kalau

kiranya Al Qur‟an itu bukan dari sisi Alloh, tentulah mereka mendapat

pertentangan yang banyak di dalamnya.” (QS. An Nisa‘: 82).

Islam jelas bersih dari kesalahan dan kekurangan karena memang

agama dari Allah. Allah yang membuat makhluk-Nya dan membuat

aturannya pula, maka pastilah keduanya akan bisa seiring sejalan.

Perbedaan Dienul Islam dengan Jahiliyah

1. Sistem Islam sumbernya dari ayat Allah sedangkan sistem jahiliyah

sumbernya selain Allah, yaitu akal manusia.

2. Allah adalah pencipta sedangkan selain Allah adalah makhluk

3. Allah Maha Mengetahui kebutuhan manusia sedangkan manusia

bahkan sering tidak mengetahui kebutuhannya sendiri.

4. Allah Maha Bijaksana sedangkan manusia sering berbuat alpha dan

sering salah perhitungan

Page 51: Buku Panduan AAI

51

5. Setiap yang datang dari Allah adalah kebenaran adanya, sedangkan

yang datang dari manusia banyak mengandung kebatilan

6. Agama yang datang dari Allah pasti agama yang benar, sedangkan

sistem yang dipenuhi kerancuan hanya akan menyeret manusia semakin

jauh dari petunjuk

Nah teman, kita semakin mengenal Islam agama kita yang

sempurna ini. Semoga setelah mengenal lebih dalam, kita pun bisa lebih

mencintai Islam dan mengamalkan ajarannya. Insya Allah.

Page 52: Buku Panduan AAI

52

BAB V

KEMBALIKAN KEJAYAAN ISLAM KITA

ekali waktu kita memang dianjurkan belajar sejarah. Proklamator kita,

bapak Soekarno, juga sering mengatakan ‗jas merah‘ yang artinya

jangan sekali-sekali melupakan sejarah! Sejarah memang masa lalu, tapi

justru karena ada masa lalu itulah kita enjoy hidup pada masa kini. Iya dong.

Kalau Thomas Alfa Edison nyerah dalam percobaan lampu pijarnya,

sepertinya kamar kita masih dihiasi lampu templok, lilin, atau petromak

deh. Kalo dulu Alexander Graham Bell nggak kreatif bikin nenek

moyangnya telepon, mungkin saja sekarang kita masih pakai bekas kaleng

susu yang dihubungkan dengan benang biar bisa komunikasi hii…flinstone

punya euy… Belajar dari hal-hal yang telah lampau lah kemudian

penemuan-penemuan baru lahir.beneeer gak tuh…

Begitu juga kalau kita menoleh ke belakang, bagaimana Islam bisa

sampai kepada kita yang di Indonesia, padahal Islam muncul dari negeri

onta sana. Kita akan tahu bahwa ternyata dulu Islam pernah mencapai

kejayaannya dan menguasai hampir ¾ dunia. Pada masa kejayaan Islam

dengan peradabannya yang agung dan modern, para ilmuwan Islam pun jadi

‗jagoan' untuk setiap bidang IPTEK yang digelutinya. Malah kecanggihan

peradaban Barat masa kini diawali ketika mereka mengenal peradaban

Islam. Penasaran kan, bagaimana semua itu bisa? Jangan kemana2 stay trun

in…..wokeee…tariik….

Kejayaan Islam Tempo Doloe

Sobat , Sejak diutusnya Muhammad sebagai nabi dan rasul, beliau

berdakwah memperbaiki masyarakat sehingga masyarakat yang mulanya

S

Page 53: Buku Panduan AAI

53

jahiliyah berubah menjadi masyarakat Islam yang penuh dengan kemuliaan.

Kemudian dakwah Rasulullah tersebut diteruskan oleh para sahabat

(khulafaurrasyidin) dan seterusnya hingga sekarang ini. Sejarah udah

ngebuktiin Mekkah, Khaibar, Bahrain, seluruh jazirah Arab, dan seluruh

wilayah Yaman berhasil dibebaskan (terbebas dari kekufuran dan tunduk di

bawah pemerintahan Islam). Berlanjut pada kekhalifahan Abu Bakar r.a.

sebagian daerah Syams, Bashrah, Damaskus, dan negeri-negeri sekitarnya

berhasil dibebaskan. Khalifah Umar bin Khathab-lah yang membebaskan

seluruh wilayah Syam, seluruh wilayah Mesir, dan sebagian kekuasaan

Byzantium. Dan di bawah pemerintahan Utsman bin Affan, Islam telah

sampai ke penjuru Timur dan Barat. Negeri-negeri di kawasan Maroko dan

sekitarnya dapat dibebaskan sampe negerinya Jet Li…..

Pada tahun 92 H/711M. 7000 pasukan Muslim di bawah pimpinan

Panglima Thariq bin Ziyad bela-belain menyebrangi selat Gibraltar (Jabal

Thariq) biar bisa sampe di Spanyol. Atas pertolongan Allah, pasukan raja

Rhoderick (Spanyol) yang berkekuatan 100.000 pasukan tumbang di tangan

pasukan Thariq bin Ziyad yang hanya berjumlah 7000 plus 5000 pasukan

tambahan. Allahu Akbar! Inilah awal penyebaran dakwah Islam di Eropa.

Jadi nggak usah bingung kalo kita sempet mimpi ke Spanyol ngeliat masjid

Cordoba yang megah nan indah. Masjid yang dibangun pada masa

Abdurrahman III dari Bani Umayyah

Page 54: Buku Panduan AAI

54

Ada satu bukti kejayaan Islam sobat yaitu bidang kesehatan. Pada

saat kekhalifahan Sultan Malik Mansur tahun 931 M di setiap kota terdapat

rumah sakit. Di Cordoba (kota kecil di Spanyol) terdapat 50 rumah sakit.

Setiap rumah sakit merupakan sekolah kedokteran. Rumah sakit Ibnu

Thoulan di Kairo terdapat perpustakaan yang berisikan 100.000 buku dari

segala jenis ilmu. Para dokter muda dilarang praktik sebelum diuji oleh

dokter ahli yang ditunjuk oleh khalifah. Pada saat itu, hampir 4000 orang

setiap hari keluar masuk dari rumah sakit itu, bahkan bagi pasien yang baru

sembuh diberi pakaian dan uang agar pasien beristirahat, tidak bekerja dulu.

Wizzzz.....kereen...

Runtuhnya Peradapan Umat

Sobat, setelah umat Islam mencapai zaman keemasannya,

kesejahteraan dan kemakmuran kebanyakan umat islam mulai melupakan

Al-Quran dan Sunah. Bahkan mereka tenggelem dalam kemewahan harta

dunia dan kekuasaan. Umat Islam sudah mulai mengabaikan sunah-sunah

Rasul-Nya, bahkan banyak yang mulai haus dengan pangkat dan jabatandan

ini masih berlangsung ampe sekarang maka dari itu perpecahan uamt islam

tidak terelakkan lagi . ditambah intimidasi orang oknum yang

berkepentingan….sehingga masalah akan menjadi bola salju semakin

membesar…contohnya…

Perang Salib terjadi ampe tujuh kali berlansung hampir satu abad umat

islam selalu menang why???..karena pada saat itu umat Islam masih

berpegang pada Al-Quran sekalipun saat itu kekuatan Nasrani dan Yahudi

bersatu. Tapi sekarang kita liat umat islam Cuma islam diktp jauh dari Al-

Quran lebih mentingin dunia Dan akhirnya, tepat pada tanggal 3 Maret

1924 M (27 Rajab 1324 H) kekhilafahan Utsmaniyah dihapus. Setelah

Page 55: Buku Panduan AAI

55

seorang agen Inggris, Mustafa Kemal mengumumkan pemecatan khalifah,

pembubaran sistem khilafah, dan menjauhkan Islam dari negara. Sejak saat

itulah kondisi kaum Muslimin kian sekarat. Negeri-negeri kaum Muslimin

terpecah-belah dan kejayaan Islam pun tinggal sejarah.

Sejak saat itulah bola salju umat islam dimulai entah sampai kapan

bola salju itu akan membesar....

Bola Saju peradaban….

Sobat muslim muda bola salju ini akan terus membesar sampai ada yang

sanggup menghentikan.permasalahan umat semakin banyak dan semakin

menambah terpuruknya islam ini. Sebenernya permasalahan ini dimulai dari

individu kita sendiri. Lemahnya akidah lemahnya spiritualitas, kurangnya

wawasan keislaman, hingga lemahnya harga diri dan cita-cita kita. Masih

banyaknya umat islam yang percaya akan adanya ramalan dan didukung

banyaknya media massa yang berusaha melemahkan umat islam, tayangan

televisi atau majalah yang tidak pantas tetapi bisa lulus sensor....Secara

tidak lansung kita yang menikmati turut berperan dalam memundurkan

islam...hii serem....

Lemahnya wawasan diantra kita juga mendukung kemunduran

islam lho ternyata... Jangankan kita atau masyarakat pada umumnya, para

tokoh dan dainya pun terkadang masih apa adanya jauh dari memadai,

padahal merekalah panutan dan rujukan umat. Pemikiran, arahan, dan

perilakunya adalah pedoman bagi umat di sekitarnya. Sehingga jika kondisi

para tokoh panutannya saja tidak memiliki sesuatu yang bisa diteladani,

maka bisa dibayangkan betapa umat yang rata-rata awam itu semakin tidak

mendapatkan bimbingan keagamaan yang baik, apalagi pencerahan

wawasan dan pemikiran betuuul.... Ditambah lagi sobat, televisi yang

Page 56: Buku Panduan AAI

56

harusnya memberikan wawasan, justru lebih banyak menyuguhkan hiburan

yang tidak mendidik. Lihat saja acara-acara yang disajikan, dari mulai

sinetron yang ceritanya nggak masuk akal, banyolan lawak yang terlalu

berlebihan, sampai acara reality show yang mengajari hidup bebas antara

laki-laki dan perempuan. Semuanya itu sangat berdampak lho, karena

televisi selalu ditonton oleh hampir semuanya.

Ini juga internal umat Islam yang gak bersatu dalam ukhuwah

Islamiyah. Persaudaraan dalam sebuah komunitas hanya dapat terwujud

manakala masing-masing individunya tidak lagi mengedepankan egoisme

dan individualisme. Kita beda partai saja ribut, beda doa saja dipersoalkan,

seakan-akan dengan bedanya itu kita tak lagi bersaudara. Padahal ibarat

taman bunga, akan indah jika banyak warna di sana.

Dengan begitu, mestinya kita memiliki ‘pekerjaan rumah‘ yang

sangat besar, yakni mengembalikan umat kepada kejayaannya yang pernah

diraih pada masa lalu, bahkan membangun lebih besar lagi dari prestasi itu,

untuk menjadi pembimbing umat manusia di masa depan. Namun kini, arah

menuju ke sana justru semakin kabur dan tidak jelas. Arah perjuangan

dakwah tidak fokus, karena tidak terprogram dan tidak terencana. Umat,

jika pun memiliki dinamika gerak dakwah di berbagai sektor—dan ini kita

akui—masih bersifat sporadis, rancu arah, ada pula yang menyeleweng, dan

bahkan paradoks. Inilah kondisi yang seringkali menyebabkan umat merasa

apatis, lalu frustasi, hingga akhirnya terjangkitlah penyakit masa bodoh

yang demikian akut.

Jika fenomena individu banyak kejangkitan berbagai cacat dan

kelemahan, lalu secara sosial juga tidak kalah lemahnya, maka jadilah umat

kita sebagaimana pernah disabdakan oleh Rasulullah saw.,

Page 57: Buku Panduan AAI

57

“Saya cemas bahwa suatu saat nanti umat akan diperebutkan

sebagaimana hidangan di atas meja makan yang diperebutkan.”

Lalu para sahabat bertanya, “Apakah karena bilangan kita sedikit,

wahai Rasulullah?”

‖Tidak,” jawab Rasul, “Bahkan kalian ketika itu lebih banyak.

Hanya saja kalian menjadi buih seperti buihnya banjir.” Selanjutnya beliau

bersabda, “Sungguh perasaan gentar akan dicabut dari musuh-musuh

kalian dan wahn akan ditanamkan dalam dada kalian.”

Para sahabat bertanya, “Apa wahn itu, wahai Rasulullah?”

“Cinta dunia dan takut mati,” jawab Rasul.

Itulah realitas umat saat ini. Keakutan penyakit pada individu dan

masyarakat sebagaimana telah diuraikan tadi, secara lebih luas akan

menjadi penyakit sosial yang menimpa umat, yaitu wahn. Dan ini tentunya

adalah kondisi realitas yang sangat memprihatinkan.

Hot isu...

Mereka (orang Yahudi dan Nasrani) senantiasa menggalang

kekuatan dalam rangka memadamkan cahaya Allah swt., karena mereka

sebenarnya satu milah, satu kepentingan, yaitu menghalang-halangi

tegaknya agama Allah swt. Usaha mereka memadamkan cahaya Allah swt.

menyeluruh dan mempergunakan segala cara. Minimal ada dua usaha yang

dilakukan yaitu usaha secara fisik dan usaha melalui pemikiran. Apa saja

bentuk usaha mereka itu, simak yang berikut ya...

Usaha secara fisik dengan invasi milter. Yaitu menduduki negeri-

negeri Islam, membinasakan, serta merebut kemerdekaan mereka.

Akibatnya penduduk negeri tersebut akan mengalami berbagai penderitaan

dan kerusakan serta kehinaan. Contohnya penjajahan Yahudi Israel

Page 58: Buku Panduan AAI

58

la‟natullahu ‟alaih terhadap negara Islam Palestina yang terus berlangsung

sampai sekarang.

Sedangkan penjajahan secara pemikiran dilakukan dengan invasi

pemikiran dan ideologi (ghazwul fikri/perang pemikiran). Metode ghazwul

fikri (perang pemikiran) yang digunakan:

Pertama, tasykik (menanamkan keraguan). Yaitu menciptakan

keragu-raguan terhadap Islam dengan cara pendangkalan ajaran Islam.

Sehingga terwujud krisis keyakinan di tengah-tengah umat Islam terhadap

kebenaran agamanya. Kita jadi dibuat ragu terhadap Islam yang muncul

pada zaman unta, bisakah mengatasi masalah di zaman teknologi sekarang.

Mampukah Al Qur‘an menjawab permasalahan di era digitalisasi ini. Hati-

hati friends, bagaimanapun kita harus yakin bahwa Islam dan Al Qur‘an

adalah yang terbaik.

Kedua, tasywih (pengkaburan persepsi). Cara ini bertujuan

menghilangkan kebanggaan umat terhadap agamanya dengan memberikan

gambaran yang buruk terhadap Islam. Di antaranya dengan mendistorsi

sejarah Islam yang akan menghilangkan kebanggaan umat terhadap

agamanya. Contoh lain dengan mempropagandakan bahwa Islam identik

dengan teroris, Islam adalah pembunuhan dan peperangan, dan sebagainya.

Hilangnya kebanggaan ini menyebabkan umat Islam kurang berani

memunculkan Islam dalam bentuk sistem Islam, politik, ekonomi, dan

sebagainya. Islam hanya sebatas di masjid, mushala, dan pesantren-

pesantren.

Ketiga, tadzwib (pelarutan). Yaitu mengeliminasi ajaran Islam

dengan melakukan akulturasi nilai Islam dengan budaya dan pemikiran

setempat yang bertentangan dengan Islam. Akibatnya, batasan antara Islam

dengan syirik tidak jelas. Hal ini menyebabkan kebenaran dan kebatilan pun

Page 59: Buku Panduan AAI

59

juga menjadi kabur, bahkan umat akan terkubang dengan banyak

kesyirikan.

Keempat, taghrib (pembaratan). Adalah upaya agar umat

menerima semua pemikiran barat yang jahiliyah tanpa terkecuali. Hal ini

akan memunculkan sosok muslim yang jauh dari sosok muslim yang

sempurna. Karena secara penampilan, pemikiran, dan perilaku mereka

mengekor kepada barat.

Kebangkitan Kejayaan Islam!

Sejarah umat Islam penuh dengan kemuliaan, sedangkan sekarang

umat berada dalam lingkaran permasalahan yang sangat kompleks dan

tantangan dari musuh-musuh Allah swt. Ibaratnya umat Islam seperti singa

yang sedang tidur, tidak sadar bahwa ia dalam sebuah bahaya besar yang

mengancamnya. Apabila ia tidak segera bangkit dari tidur panjangnya,

maka kerugian dan kehinaan akan terus menyelimutinya. Sehingga

kebangkitan umat Islam merupakan sebuah kemestian yang harus disambut

oleh seluruh umat Islam.

Oleh karena itu untuk mengubah wajah umat Islam yang suram

diperlukan dakwah islamiyah yang syamilah (sempurna) untuk

menyingkirkan penyakit dalam tubuh umat Islam. Hingga umat Islam

menyadari tugas dan fungsinya secara benar yang harus dijalankannya di

muka bumi ini. Dakwah Islamiyah dengan membina kembali umat Islam

dengan tarbiyah Islamiyah agar umat Islam memahami Islam secara

integral, tidak sekedar simbol tanpa makna, apalagi tanpa diamalkan dalam

kehidupan.

Page 60: Buku Panduan AAI

60

Sekarang yang jadi pertanyaan, kira-kira posisi apa yang bisa kita

tempati untuk ikut andil dalam perjuangan Islam sekarang ini? Mudah kok,

jangan terlalu mempersulit diri. Sebagai mahasiswa, kita bisa melakukan

banyak hal sebenarnya, tapi kita mulai dulu dari yang paling sederhana.

Pertama kita perbaiki diri dulu, selalu belajar, memperdalam Islam secara

rutin. Kemudian ajak teman-teman di sekitarmu untuk ber-Islam lebih baik,

misalnya sholat lima waktunya diperhatikan, puasa dijalankan, menjaga

pergaulan dan mengajak mereka ikut kajian juga. Tunjukkan bahwa umat

Islam itu umat yang baik, bukan teroris, dengan sikap profesional kita dalam

beribadah, belajar dan bekerja.

Nah, sobat muda muslim, kejayaan Islam memang tinggal sejarah,

tapi dakwah Islam nggak boleh punah dong. Bahkan kita dan mungkin

anak-cucu kita akan kembali mengukir sejarah ini. Islam pasti akan

memimpin kembali dunia ini. Hari ini dan esok milik kita umat muslim.

Insya Allah.

―Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di

antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-

sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah

menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa‖ (QS. An-Nûr: 55)

Belajar dari Ibnu Sina, Sang Ilmuwan Muslim

Syeikhur Rais Abu Ali Husein bin Abdillah Bin Hasan bin Ali Bin

Sina, Nama Bekennya Ibnu Sina Atau Avicena lahir ke dunia 370 H di desa

Khormeisan dekat Bukhara dari keluarga bermahzab Ismailiyah. Beliau dari

keluarga terpelajar dan sejak kecil sudah akrab dengan hal-hal ilmiyah

karena bapaknya juga hobi dengan keilmiahan. Ibnu Sina adalah anak yang

Page 61: Buku Panduan AAI

61

jenius. Walaupun masih muda, Ibnu Sina sudah mahir dalam bidang

kedokteran. Saking terkenalnya, Raja Bukhara yang bernama Nuh bin

Massyur (366-387 H) yang sedang sakit minta diobati Ibnu Sina. Sebuah

keuntungan buat Ibnu Sina menjadi dokter kepercayaan raja sehingga dia

bisa keluar masuk perpustakaan kerajaan. Dari situ banyak ilmu yang

semakin dikuasai sehingga pada umur 18 tahun Ibnu Sina sudah menguasai

semua bidang ilmu hikmah, mantiq, matematika dan banyak cabangnya.

Ibnu sina juga aktif di dunia perpolitikan, menjadi menteri di

pemerintahan Abu Tahir Syamsul. Namun pada masa ini terjadi konflik

perebutan kekuasaan antarkelompok bangsawan. Ibnu Sina aktif melakukan

safari ke penjuru dunia bahkan ke penjara Tajuk Muk beberapa bulan

Aktivitas seperti itu pun tidak menyurutkan semangatnya untuk menambah

ilmu dan mengeluarkan karya kitab Qanun dalam ilmu kedokteran, atau

ensiklopedia filsafatnya yang diberi nama kitab Al-Asyfa‘ Al-Syifa‘ ditulis

dalam 18 jilid. Kitab tersebut membahas ilmu filsafat, mantiq, matematika,

ilmu alam dan ilahiyyat. Mantiq Al-Syifa‘ saat ini dikenal sebagai buku

yang paling otentik dalam ilmu mantiq islami, sementara pembahasan ilmu

alam dan ilahiyyat dari kitab Al-Syifa‘ sampai saat ini juga masih menjadi

bahan telaah, sekarang telah diterjemahkan di Eropa sebagai rujukan

universitas kedokteran di Eropa. Syair-syair indah bahkan bait-bait

perenungan dalam agamanya pun tercipta dari tangan jeniusnya.

Ibnu Sina juga memiliki peran besar dalam mengembangkan

berbagai bidang keilmuan. Beliau menerjemahkan karya Aqlides dan

menjalankan observatorium untuk ilmu perbintangan. Dalam masalah

energy, Ibnu Sina memberikan hasil penelitiannya akan masalah ruangan

hampa, cahaya dan panas kepada khazanah keilmuan dunia. Dikatakan

bahwa Ibnu Sina memiliki karya tulis yang dalam bahasa Latin berjudul de

Page 62: Buku Panduan AAI

62

conglutineation lagibum. Dalam salah satu bab karya tulis itu, Ibnu Sina

membahas tentang asal nama gunung-gunung. Pembahasan ini sungguh

menarik. Ibnu Sina mengatakan, ―Kemungkinan gunung tercipta karena dua

penyebab. Pertama menggelembungnya kulit luar bumi dan ini terjadi

lantaran goncangan gempa hebat. Kedua karena proses air yang mencari

jalan untuk mengalir sehingga mengakibatkan munculnya lembah-lembah

bersama dan melahirkan penggelembungan pada permukaan bumi. Ini

karena sebagian permukaan bumi keras dan sebagian lagi lunak. Angin juga

berperan dengan meniup sebagian dan meninggalkan sebagian pada

tempatnya. Ini adalah penyebab munculnya gundukan di kulit luar bumi.

Ibnu sina sangat cermat dalam mempelajari pandangan-pandangan

Aristoteles di bidang filsafat. Ketika menceritakan pengalamannya

mempelajari pemikiran Aristoteles, Ibnu Sina mengaku bahwa beliau

membaca kitab metafisika karya Aristoteles sebanyak 40 kali. Beliau

menguasai maksud dari kitab itu secara sempurna setelah membaca syarah

atau penjelasan ‗metafisika Aristoteles‘ yang ditulis oleh Farabi, filosof

muslim sebelumnya. Berkat telaah dan studi filsafat yang dilakukan para

filosof sebelumnya semisal Al-Kindi dan Farabi, Ibnu Sina berhasil

menyusun sistem filsafat Islam yang terkoordinasi dengan rapi. Pekerjaan

besar yang dilakukan Ibnu Sina adalah menjawab berbagai persoalan filsafat

yang tak terjawab sebelumnya.

Dalam filsafat, kehidupan Ibnu Sina mengalami dua periode yang

penting. Periode pertama adalah periode ketika beliau mengikuti faham

filsafat paripatetik. Pada periode ini, Ibnu Sina dikenal sebagai penerjemah

pemikiran Aristoteles. Periode kedua adalah periode ketika Ibnu Sina

menarik diri dari faham paripatetik dan seperti yang dikatakannya sendiri

cenderung kepada pemikiran iluminasi.

Page 63: Buku Panduan AAI

63

Pengaruh pemikiran filsafat Ibnu Sina seperti karya pemikiran dan

telaahnya di bidang kedokteran tidak hanya tertuju pada dunia Islam, tetapi

juga merambah Eropa. Albertos Magnus, ilmuan asal Jerman dari aliran

dominique yang hidup antara tahun 1200-1280M, adalah orang Eropa

pertama yang menulis penjelasan lengkap tentang filsafat Aristoteles. Ia

dikenal sebagai perintis utama pemikiran Aristoteles kristen. Dia lah yang

mengawinkan dunia kristen dengan pemikiran Aristoteles. Dia mengenal

pandangan dan pemikiran filosof besar Yunani itu dari buku-buku Ibnu

Sina. Filsafat metafisika Ibnu Sina adalah ringkasan dari tema-tema filosofis

yang kebenarannya diakui dua abad setelahnya oleh para pemikir barat.

Ibnu Sina wafat pada tahun 428 Hijriyah pada usia 58 tahun.

Beliau pergi setelah menyumbangkan banyak hal kepada khazanah

keilmuan umat manusia dan namanya akan selalu dikenang sepanjang

sejarah. Ibnu Sina adalah contoh dari peradaban besar Islam di zamannya.

Page 64: Buku Panduan AAI

64

BAB VI

Muslim Pembelajar....

Setiap langkah kecil

Tiap gerakan tangan

Lintasan pikiran

Suara hati kita...

Suatu ukiran sejarah hidup

Kan menjadi jejak-jejak

Menorehkan kisah

Dalam.., penuh makna.

Hmm... lagi sok puitis nih! Bukan sekadar puisi biasa lho, tapi

kalau dicermati lebih dalam, puisi itu memberikan satu pesan buat kita.

Bahwa menjalani hidup ini, pastilah kita akan melakukan banyak hal. Dan

apa yang kita lakukan itulah yang akan menunjukkan siapa jati diri kita

sesungguhnya. Seperti Superman tuh, yang kerjaannya tiap saat nolongin

orang, maka pastilah dia akan dielu-elukan sebagai hero atau pahlawan

yang suka menolong. Tapi kalau seperti Tom and Jerry yang tiap hari

bertengkar melulu, maka pastilah mereka akan mendapat julukan si Biang

Kerok. Lalu kita bagaimana? Itu tergantung apa yang kita lakukan setiap

harinya.

Sobat, tentunya kita ingin menjadi orang yang baik, pintar dan

bermanfaat kan? Semua itu bisa kita dapatkan kalau kita melakukannya

selalu. Sering berbuat baik, maka kita dikenal sebagai orang baik. Sering

Page 65: Buku Panduan AAI

65

belajar dan menjadi juara, maka kita dikenal sebagai si Pintar. Tapi itu

semua bukan sim salabim lho! Tapi berproses dengan ilmu. Nah, ilmu ini

nih yang paling berperan mengubah seseorang. Makanya kita selalu

dianjurkan untuk menuntut ilmu agar jalan kita menuju kesuksesan itu

terbuka lebar. Tidak salah kalau Rasulullah mengatakan bahwa menuntut

ilmu itu hukumnya wajib, dari buaian bunda hingga ke liang lahat. Tentu

saja ilmu yang bermanfaat.

Pengen pintar?? makanya belajar....

Kalau diawal buku ini kita dituntut seimbang memberikan gizi

kedalam unsur kita....iya sob, hak akal akan ilmu harus terpenuhi....mari

menuntut ilmu sampai kepenjuru dunia....Menuntut ilmu tidak hanya

dilakukan di bangku sekolah seperti yang kita dapat dari bangku SD, SMP,

SMA sampai perguruan tinggi. Misalnya ilmu sopan santun, kita sudah

mendapatkannya dari ayah dan ibu sebelum kita masuk TK. Ilmu baca Al

Qur‘an kadang juga sudah kita dapatkan dari TPA sebelum kita diajarinya

di bangku sekolah. Pokoknya, sesuatu yang bermanfaat kadang kita

mendapatkannya tidak dari sekolah. Karenanya, menuntut ilmu itu bisa di

mana aja dan kapan aja.

Mengapa sih kita dianjurkan untuk menuntut ilmu? Pertanyaan

penting nii.. sob, Karena kalo mau melakukan sesuatu itu pasti ada ilmunya

bahkan berbuat maksiat juga ada ilmunya....eits gak ngajarin. Contoh

sederhananya nih, chef di sebuah restoran, bisa terkenal karena kelezatannya

membuat makanan. Berarti si chef itu mempunyai ilmu bagaimana membuat

masakan lezat sehingga semua orang berselera untuk makan. Ilmu si chef ini

Page 66: Buku Panduan AAI

66

gak sembarangan orang punya, nah buwat yang masak suka gosong ato

rasanya meledak-ledak...hmmm perlu banyak belajar thu...hihi, ini

ngebuktikan kalo masak butuh ilmu juga kan...? Itu baru ilmu memasak

lho, belum lagi ilmu yang lainnya. Ilmu mengajar, ilmu bela diri, ilmu

pengetahuan, ilmu agama dan sebagainya. Nah, itulah contoh kehebatan

ilmu.

Sobat kita bisa kaya dengan ilmu tapi gak akan bisa kaya kalo

cuma mengandalkan fisik....nah disini kita diwajibkan menuntut ilmu

tentunya ilmu yang bermanfaat karena ilmu yang bermanfaat kekal

pahalanya...dan dengan amal ini kita bisa berusaha trus jadi kaya trus ahli

sedekah trus masuk syurga....tentunya diimbangi dengan ibadah juga sobat...

Pernah denger pepatah, ”Ibarat padi, semakin menunduk semakin

berisi.” Dia akan selalu kehausan untuk mencari ilmu selalu beranggapan

bahwa saya bukan siapa-siapa dan tak punya apa-apa. Berbeda dengan

orang yang sedikit ilmunya, dia menganggap dirinya seakan-akan sudah

banyak ilmu dan enggan untuk belajar lagi. Seperti kata pepatah ”tong

kosong berbunyi nyaring”. Tentunya kita bukan tong tapi kalo kita

seperti tong sekali dipukul maka nyerocos tak ada ilmu...hmm hati-hati

thu....sekali lagi mencari ilmu itu wajib dan bisa ilmu apa aja asal jangan

ilmu hitam.... dan bisa didapat dimana saja.....

Sobat jadikan semgat menuntut ilmu ini adalah semngat meraih

cinta sejati juga....cinta Allah tentunya....jangan samapi niat yang mulia ini

terkotori oleh hal-hal fana...kuliah tinggi ampe lantai 5 misalnya...hanya

biar dipandang tetangga, ooo si fulan sekolah tinggi...trus dapet pekerjaan

juga biar tetangga....ooo sia anu kerjanya ditempat yang enak.....siap

menuntut ilmu.....sobat, kalopun niat kita sudah lurus trus tetangga tetep

bilang si anu bla..bla...ya sudah itu bonus dari ilmu yang

Page 67: Buku Panduan AAI

67

bermanfaat....semuanya butuh proses...gak ada yang instant...ini tips buwat

yang mau belajar dan dapet barakah Allah...ya menyelam sambil

nangkep ikan gituuu.....

1. Motivasi yang ikhlas

Just for Allah oke sobat....ortu juga iya karena ridha Allah ada pada

ridha orang tua...

2. Belajar dengan sebaik-baiknya

Hmmmm siapa yang kalo ujian suka bikin mini catatan...n dibuka

pas ujian....dah gak jaman thu....katanya mau dapet cinta sejati...cinta sejati

gak cuma liat hasil yang memuaskan...tapi proses sob...sekarang kalo kita

dapat nilai bagus tapi prosesnya gak bersih...hmm prosesnya gak syumul

alias gak sempurna...hayo..apa bedanya edenga Koruptor..????

3. Pemanfaatan hasil usaha dengan tepat

Kalo kita bangga dengan hasil yang memuaskan atas proses yang

gak bersih...kita kemblikan lagi sabarnya kita nyari ilmu ini buwat orang

lain ato untuk diri sendri padahal Allah sangat membanggakan orang yang

mampu membrikan kemanfaatan untuk orang laen... Dalam sebuah hadits

disebutkan,

”Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya

bagi orang lain” ( HR. Ahmad dan Tabroni)

Ini perlu dicatat sob... hasil kerja keras kita ini harus bermafaat

untuk orang laen apalagi umat islam tentunya ilmu ini harus bermafaat

untuk islam...kita dapet gelar sarjana dengan tidak bersih dan hasil

memuaskan dielu-elukan banyak orang si anu cumlaude....masih bangga

kalo ternyata ilmu yang akan kita tularkan ini hasil yang gak bersih....malu

dunk sama Allah...

Page 68: Buku Panduan AAI

68

Tidak ada kata terlambat...

Sobat, Sebagai seorang muslim, kita memang mempunyai

kewajiban untuk belajar, menuntut ilmu, dan meningkatkan kualitas

kepribadian kita. Nah, disini akan kita kupas, mengapa kita harus

menumbuhkan kemampuan kita setahap demi setahap hingga mencapai

batas kesempurnaannya. Ada beberapa hal yang melandasi pentingnya

menuntut ilmu sepanjang hayat harus dilakukan, diantaranya:

1. Membentuk kepribadian islami yang ideal

Sepakat nggak ketika dibilang kepribadian itu sangat penting??

Sok pasti... Jauh lebih penting dibanding nilai-nilai yang tertulis secara

normatif. Pribadi islami disini adalah pribadi yang menjadikan nilai-nilai

islam sebagai unsur-unsur pembentuk kepribadiannya, sehingga ia

benar-benar mencerminkan keislamannya. Pendidikan yang islami disini

diharapkan mampu membentuk sosok muslim ideal yang mengaplikasikan

nilai-nilai islam secara kaffah atau keseluruhan.

Yuk kita simak kisah Jono dan Hanif berikut.

Suatu sore setelah sholat ashar di Masjid Nurul Huda, Jono dan Hanif

ngobrol berdua, tentang kegelisahan Jono.

Jono : Nif, aku jadi kepikiran apa yang dikatakan ustad tadi pagi, ‖kita

harus berusaha menjadi muslim yang ideal‖, emang gimana caranya?

Perasaan aku udah sahadat, sholat, puasa, zakat, tapi mang belum haji

sih....apa karena belum haji itu ya sehingga kita belum bisa dibilang ideal??

Aku bingung ##??%

Hanif : Jono...Jono...itu kan Rukun Islam...Islam itu,gak cuma cukup

dengan Rukun Islam doang,,kamu sih kemaren gak datang kajian.

Page 69: Buku Panduan AAI

69

Kemaren aku dengar ustad menyampaikan ada beberapa hal yang menjadi

ciri seorang muslim ideal...

Jono : Ow...gitu?? ditransfer dong....

Hanif : Oke. Begini, yang pertama adalah Benar Aqidahnya.

Jono : Maksudnya??

Hanif : Ya Aqidah kita harus lurus, percaya dan yakin sepenuhnya pada

Allah, contohnya ni kita tidak boleh percaya dengan zodiak. Kamu gak suka

buka zodiak lagi kan Jon??

Jono : Tenang saja sob...Temanmu ini tidak lagi suka ngintip zodiak

yang menyesatkan itu....trus?

Hanif : Bagus-bagus...nah yang ke dua Benar Ibadahnya, ibadah itu

luas...sholat, puasa, zakat itu memang ibadah wajib.....tapi meniatkan semua

aktifitas kita misal belajar, makan, dll karena Allah juga akan dicatat

sebagai ibadah, tentunya dengan menteladani Rosulullah. Dan yang penting

ibadah kita karena Allah saja.

Jono : Ya...ya...

Hanif : Nah, yang ketiga Kokoh Akhlaqnya, kemaren ustad menjelaskan

dalam Hadits Riwayat Abu Daud dan Tirmidzi dari Abu Huroiroh

‖Sesungguhnya yang paling sempurna imannya dari orang-orang mukmin

adalah yang paling baik akhlaknya”maka dari itu Jon, kita harus muliakan

diri dengan akhlak yang baik...

Jono : Hm....

Hanif : Yang keempat Berwawasan Luas, kita harus banyak menuntut

ilmu untuk kemajuan islam sob...dan bisa nyambung kalau diajak diskusi

apa aja. Kelimanya Kuat Fisiknya..haditsnya ‖Mukmin yang kuat lebih baik

dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, pada keduanya ada

kebajikan.” (HR.Muslim) jadi harus jaga diri biar nggak sakit-sakitan..

Page 70: Buku Panduan AAI

70

Jono : Eit...kalo itu aku jagonya...kan slalu joging tiap pagi, hehe...

Lanjutkan pren...

Hanif : Hm, keenam...Mandiri Kehidupannya, kita berusaha kreatif,

inovatif dan produktif. Usaha kecil-kecilan juga boleh...

Jono : Iya, percaya yang udah bisa ngantongi uang sendiri...aku ikut

gabung dong...

Hanif : Boleh, kebetulan diusaha Fotokopi-ku belum ada

satpamnya,hehe... bercanda teman..

Jono : Ye...tampang keren gini jadi satpam...

Hanif : Yang ketujuh bisa Bermanfaat bagi orang lain ‖Khairunnas

anfa‟uhum linnas‖ (HR.Ahmad dan Thobrani) bermanfaatnya dalam hal

kebaikan lho!

Kedelapan ni..Menjaga waktu dengan sungguh-sungguh, ingat QS.Al Ashr?

semua orang dalam keadaan merugi kecuali orang yang beramal shaleh.

Jono : Udah?

Hanif : Belum... kesembilan Bersungguh-sungguh mengendalikan hawa

nafsunya. Karena seseorang yang paling kuat adalah yang paling bisa

menahan hawa nafsunya, hawa nafsu makan, marah,dll....

Terakhir...Teratur dalam urusan, kita harus belajar menjadi muslim yang

tertata urusannya, karena hal itu juga mencerminkan sebuah profesionalisme

umat islam, gitu Jono..

Insya Allah kalau hal-hal tersebut ada dalam diri seseorang, sukseslah dia

dunia dan akhirat. Sulit untuk meraihnya? Makanya kita harus belajar

sepanjang hayat.

Jono : Oke..oke...banyak banget ya..

udah kayak pak Ustad aja kamu Nif :>>

Page 71: Buku Panduan AAI

71

Hanif : Itung-itung belajar jadi ustad,hehe

Lagipula bukankah ketika kita sudah belajar, lebih baik lagi jika bisa

mengajarkan..ya gak? Kata pak Ustad tadi siang..

Jono : Baiklah sob, syukron jazaaa....

Hanif : Jazakallah khair...

Jono : Ya itu maksudku, semoga Allah membalas dengan yang lebih

baik

Hanif : Amin....yuk sekarang brangkat AAI,

Jono : Oke.

2. Membentuk jiwa kebersamaan

Amal yang dikerjakan bersama akan mempunyai kekuatan yang

luar biasa dibandingkan dengan kerja sendirian. Ketika suatu masalah

dipikirkan dengan satu kepala saja, hasilnya tidak akan sebaik jika

banyak kepala yang memikirkannya. Biasakan beramal jama‘i (kerjasama)

dalam amal kita, tentunya bukan ketika ujian ya. Sholat jamaah pahalanya

lebih banyak daripada sholat sendiri kan?

Kita dianjurkan untuk belajar sepanjang hayat karena dengan

belajar itu kita pasti melibatkan orang lain. Kita butuh teman kita, guru kita,

orang tua, orang lain, dan segala sesuatu yang mendukung proses belajar

kita. Karena itulah, nelajar sepanjang hayat akan membentuk jiwa

kebersamaan.

3. Membentuk kepribadian magnetis

Sobat, tahu magnet kan?? Itu lhoo.., besi yang suka narik-narik

apaupun yang baunya sama dengan dia. Maksud dari kepribadian magnetis

ini adalah pribadi kita seperti magnet yang bisa menarik orang lain ke jalan

yang benar.....

Page 72: Buku Panduan AAI

72

”Dan serulah kepada (dien) Rabb-mu. Karena sesungguhnya

kamu benar-benar berada berada di jalan yang lurus” (QS. Al Hajj: 67)

Seorang muslim yang diharapkan adalah muslim yang mampu

mengajak atau menyeru dalam syariat islam, yang memiliki pemahaman

yang benar dan luas, iman yang mantap, dan hubungan yang kokoh dengan

Allah. Sehingga ia akan mampu melaksanakan amal islami dan mampu

memikul beban dan menghadapi resiko di hadapannya.

4. Mengembangkan potensi individu

Sobat, hendaknya kita mampu selalu meningkatkan potensi yang

ada dalam diri kita untuk menjadi mahasiswa luar biasa. Contohnya nih, kita

di kampus selain kuliahnya beres, coba carilah pengalaman dan ilmu yang

lain buat mengembangkan softsklill kita. Salah satunya ikut organisasi-

organisasi yang ada. Dengan itu pasti bakalan banyak yang didapat,

misalnya jadi tahu gimana caranya buat suatu acara, mempublikasikan suatu

acara, nambah jaringan karena banyak kenalannya, gimana caranya ketemu

dengan birokrat, dll. Kita jadi siap menjadi problem solver atas tiap

masalah yang ada dengan banyaknya pengalaman.

Potensi masing-masing individu banyak dan berbeda-beda. Kita

coba mengembangkannya sesuai dengan yang kita minati. Misalnya nih,

kita punya potensi menyanyi, bergabunglah dengan grup-grup vokal yang

ada. Tapi yang harus diingat, lagu-lagu yang kita bawakan harusnya lagu-

lagu yang berlirik baik dan mengajak kebaikan, bukan sebaliknya ya.

5. Memberdayakan dan mengarahkan potensi individu

Dengan kita belajar tentang banyak hal tadi, maka potensi kita

yang sudah nampak tadi bisa diarahkan sesuai kapasitasnya masing-masing.

Dan nantinya kita bisa memberikan kontribusi terbaik kita dalam dakwah

dan umat islam. Misalnya jadi sarjana hukum, maka dia akan kebal dengan

Page 73: Buku Panduan AAI

73

sogokan karena suap menyuap itu dilarang dalam Islam. Jadi pendidik,

maka dia akan senantiasa mengajari muridnya nilai-nilai kebaikan. Jadi

sastrawan, maka dia akan melahirkan karya sastra yang meninggikan Islam.

Jadi ilmuwan, maka dia akan melahirkan penelitian-penelitian yang hasilnya

semakin mendekatkan orang pada Allah dan mengakui kebesaran-Nya. Jadi

apapun, maka dia akan menjadi orang yang bermanfaat untuk Islam.

Orang besar juga nyari ilmu...

Alkisah, suatu saat khalifah Harun Al Rasyid pernah meminta

Imam Malik untuk mendatanginya. ‖Datanglah ke tempat kami,‖ katanya,

‖agar anak-anak kami dapat mendengarkan kitab Al Muwatha,‖

Dengan tegas Imam Malik mengatakan, ‖Semoga Allah

menjayakan Amirul Mukminin. Ilmu itu datang dari lingkungan kalian. Jika

kalian memuliakannya, ia jadi mulia. Jika kalian merendahkannya ia jadi

hina. Ilmu harus didatangi, bukan mendatangi.‖

Maka ketika khalifah Harun Al Rasyid menyuruh kedua putranya

datang ke masjid untuk belajar dengan rakyat, Imam Malik mengatakan

‖Tak apa, tapi dengan syarat mereka tidak boleh melangkahi bahu jama‘ah

dan bersedia duduk di posisi mana saja yang lapang bagi mereka.‖

Apa yang kalian ambil dari penggalan kisah di atas sobat?

Yup, betul. Kisah di atas memberi kita ibroh (pelajaran atau

hikmah) bahwa ilmu itu perlu dicari dan diusahakan. Tidak bisa kita diam

aja nunggu di rumah, terus ilmu turun dengan sendirinya dari langit. Kita

harus mencari ilmu itu. Kemudian ibrah kedua adalah, meskipun anak

khalifah, mereka tidak mendapatkan keistimewaan dalam menuntut ilmu—

Page 74: Buku Panduan AAI

74

misalnya dapat duduk di depan—kecuali mereka mengusahakannya sendiri.

Kita pun harusnya demikian, berupaya maksimal dalam mendapatkan ilmu.

Kisah lain yang juga dapat mendidik kita adalah kisah sahabat

Rasulullah saw, Mush‟ab bin Umair. Dia adalah anak seorang bangsawan

dan sangat berkecukupan pada saat itu. Hidup dengan penuh kemewahan.

Apa yang dia inginkan pasti terpenuhi. Namun kondisi tersebut tidak

membuatnya merasa nyaman, dan ia tidak merasakan kebahagiaan. Setelah

Islam datang, dan ajarannya sampai kepada Mush‘ab bin Umair, ia

menyambutnya dengan suka cita dan segera bergabung dengan yang lain.

Mush‘ab meninggalkan segala kehidupannya yang penuh dengan

kemewahan—namun tidak memberinya kebahagiaan dan ketenangan

jiwa—dengan kehidupan yang sangat sederhana namun memberinya banyak

sekali manfaat hidup. Ia rela hidup susah, karena ia tahu bahwa kehidupan

di dunia tidak kekal selamanya, namun ada akhir dari kehidupan ini yaitu

kehidupan di akhirat. Ia tersentuh dengan nilai–nilai Islam yang kemudian

membentuk karakter dirinya menjadi pemuda yang bersahaja dan senantiasa

membela Islam. Meskipun dengan berbagai kekurangan yang ada pada

dirinya, ia merasakan ada hal yang membuatnya tenang berada dalam Islam.

Nah dah dapet inspirasi tha buwat belajar all out...jadikan orang

sukses ini sebagai motivasi kita juga bisa seperti mereka...islam punya

aturan tersenditi yang mengatur aktivitas manusia. ...pake ilmu

tentunya...bimbingan dan pembinaan yang kontinue maka selamatlah kita

sampai akhirat....tapi karena diawal tadi manusia punya potensi fujur dan

taqwa..buruk dan taqwa maka perlunya belajar ala islam yang tepat n pas

serta sesuai....

Page 75: Buku Panduan AAI

75

This is‟t... nyari ilmu ala islam

this is‘t...belajar ala islam...islam punya ciri atau karakteristik

dalam memperdalam ilmu....

1. Komplit (gak terdistorsi alias kridit )

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah membuat

perumpamaan kalimat yang baik, akarnya teguh dan cabangnya

(menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim

dengan seizin Tuhan-Nya. Allah membuat perumpamaan–perumpamaan itu

untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS. Ibrahim: 24-25)

Jadi gini sobat , ibarat pohon di atas, seperti itulah kepribadian

yang akan dibentuk di dalam sistem pendidikan islam, yaitu seseorang yang

memiliki kepribadian yang kokoh, tahan banting dan berguna bagi orang

lain. Tumbuh kembangnya juga seimbang (fisik, hati, akal) biar

berkembang dengan baik. Seperti yang dicontohkan Rasulullah, selain

menanamkan akidah pada diri para sahabat, beliau juga membina jasad dan

akal para sahabat, sehingga terbentuk individu–individu yang memiliki

kepribadian Islami yang menyeluruh(syumuliyyah)

2. Step by step (Mutadarrijah)

“…Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi

kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah,

Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain

Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (Az-Zumar: 6)

Setiap apa saja yang kita lakukan memerlukan proses, setahap

demi setahap, tidak bisa terjadi begitu saja. Proses pembentukan individu

tidak bisa secara instan, tapi butuh proses yang panjang, sehingga harus

dilakukan secara bertahap sesuai dengan fase–fase kehidupannya. Ibarat

seorang bayi, ia awalnya hanya minum ASI, kemudian bubur atau pisang,

Page 76: Buku Panduan AAI

76

lalu beranjak besar mencoba nasi. Ketika dewasa, maka ia bisa mencicipi

makanan apa saja yang halal dan toyyib.

Nah belajar ala islam juga harus bertahap ..luruskan dulu

aqidahnya….biar cinta sejatinya tercapai brati ibadahnya musti

dibenerin…nah semua butuh proses sob…gak bisa belajar ala islam masuk

trus sukses….sekali lagi cinta sejati hanya butuh proses bukan hasil…

3. Continue (Istimrarriyah)

Belajar ala islam pasti mengalami pasang surut karena pasti

berkaitan dengan kimanan kadang dipuncak gunung kadang didasar

jurang….makanya perlu dijaga setiap hari 5 kali sehari….boleh nambah

sunnahnya cz masih kurang…nah kalo keimnan lagi didasar jurang yang

dalam pasti gampang terbawa angin tapi kalo udah belajar ala islam semua

bisa dipegang…sebenernya waktu kita didunia ini tak akan pernah cukup

untuk mencari ilmu islam yang sangat luas ini…but don‘t give up…

4. Penuh kesungguhan (Jiddiyah)

Sobat belajar ala islam ini gak bisa setengah-setengah kalo longgar

aja....hmm gawat klo gitu….jadikan belajar itu selezat coklat selalu

ketagihan terus…disegala kesempatan pasti diserbu…dan selalu

bersungguh-sungguh untuk mendapatkannya….katenangan dengan

kesungguhan inilah berkah Allah ikut membersamai jadi gampang dech

blajarnya… walaupun badai menghadang terjang terus…

Sobat, tanpa adanya proses belajar ini, selamanya tidak akan

tercapai predikat umat Islam sebagai khairu ummah (umat terbaik),

ummatan wasathan (umat yang menjadi tolak ukur umat yang lain).

Sudah selayaknya kita selalu berusaha untuk terus berjalan bersama untuk

perbaikan. Berusaha sungguh-sungguh belajar dari yang diajarkan

Rasulullah saw. kemudian bersama menggapai predikat pribadi muslim

Page 77: Buku Panduan AAI

77

yang memiliki kepribadian islami dan bersama-sama pula menegakkan

kembali peradaban Islam. Wallahu a‟lam bish shawwab.

don‟t give up, Allah always in your side…

Page 78: Buku Panduan AAI

78

BAB VII

Ibadah ala RASULULLAH SAW

“Allah tidak akan menerima shalat seseorang diantara kalian apabila

berhadats, sehingga ia berwudhu.” (HR. Bukhari Muslim, Abu Dawud

dan At-Tirmidzi)

WUDHU

Sobat, salah satu syarat sahnya shalat yang merupakan ibadah

wajib bagi kita seorang muslim, adalah suci badan. Mensucikan badan

sebelum kita sholat kita kenal dengan wudhu. Mungkin setiap hari kita

memang sudah berwudhu. Namun benarkah... wudhu yang selama ini telah

kita lakukan itu sudah sesuai dan benar dengan apa yang diajarkan oleh

Rasulullah?? Pada lembaran-lembaran berikutnya kita akan memperdalam

kembali ilmu kita tentang aktivitas wudhu ini. Oke!

Wudhu adalah membasuh bagian tertentu dari anggota badan

dengan air sebagai persiapan bagi seorang muslim untuk menghadap Allah

swt. (mendirikan shalat). Dalam hal ini Allah Azza Wa Jalla sendiri

memerintahkannya dan telah menetapkan bagian-bagian anggota badan

yang harus dibasuh pada saat berwudhu.

Dalil yang menunjukkan kewajiban berwudhu antara lain :

1. Allah swt berfirman :

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak

mengerjakan shalat, maka basuhlah muka dan tangan kalian

Page 79: Buku Panduan AAI

79

`sampai ke siku. Kemudian sapulah kepada kalian dan basuhlah

kaki kalian sampai pada kedua mata kaki.” (Al-Maidah : 6)

2. Hadits Rasulullah yang diriwatkan dari Abu Hurairah, dimana

Nabi saw. bersabda :

“Allah tidak akan menerima shalat seseorang diantara kalian

apabila berhadats, sehingga ia berwudhu.” (HR. Bukhari

Muslim, Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Jelaslah bagi kita bahwa memang tata cara wudhu itu telah

ditetapkan, jadi wajib bagi kita untuk menyempurnakan wudhu kita. Wudhu

itu memiliki beberapa fardhu dan rukun yang ditertibkan secara

berurutan . Jika ada salah satu rukun itu yang tertinggal, maka

wudhunya tidak sah menurut syari‟at.

RUKUN WUDHU

1. Niat, adalah kemauan dan keinginan hati untuk berwudhu, sebagai

wujud mentaati perintah Allah swt.

2. Membasuh wajah, yaitu membasuh dengan air pada bagian atas

dahi sampai bagian dagu yang bawah dan dari bagian bawah satu

telinga ke bagian bawah telinga lain. Air wudhu tersebut harus

mengalir pada wajah.

3. Membasuh kedua tangan, yaitu membasahi kedua tangan dari

ujung jari sampai ke siku.

Page 80: Buku Panduan AAI

80

4. Membasuh kepala. Pengertian mengusap di sini adalah membasahi

kepala dengan air, lalu mengusapnya dari arah depan ke belakang.

5. Membasuh ke dua kaki, yaitu membasuh kaki hingga mencapai

kedua mata kaki.

6. Tertib dalam membasuh anggota-anggota tubuh di atas. Membasuh

muka terlebih dahulu, lalu kedua tangan, kemudian mengusap

kepala dan selanjutnya membasuh ke dua kaki.

7. Berwudhu satu kali (sekaligus) dalam satu waktu, yaitu tidak

berselang waktu yang terlalu lama antara satu rukun wudhu dengan

rukun yang lain.

SUNNAH WUDHU

Sudah paham Sunnah kan?? Sunnah adalah ketetapan dari

Rasulullah saw. baik berupa perbuatan maupun perkataan . Adapun Sunnah

wudhu itu antara lain adalah sebagai berikut :

a. Membaca basmalah

b. Membersihkan kedua telapak tangan tiga kali

c. Bersiwak atau menggosok gigi

Disunatkan ketika bau mulut mengalami perubahan, baik karena

bangun tidur maupun saat hendak melaksanakan shalat.

d. Berkumur tiga kali

e. Istinsyaq dan istintsar tiga kali

- Istinsyaq adalah memasukkan atau menghirup air sampai ke

dalam rongga hidung. (disunahkan dengan tangan kanan)

Page 81: Buku Panduan AAI

81

- Istintsar berarti mengeluarkan air tersebut dari dalam hidung.

(disunatkan dengan tangan kiri)

f. Membersihkan sela-sela jari

g. Mendahulukan yang kanan

h. Memperlebar basuhan pada dahi, lengan dan kaki

i. Membaca do‘a setelah wudhu.

Nah, sekarang gimana CARA WUDHU YANG SEMPURNA, simak

ya…., penting ni…!!

1. Berniat di dalam hati

2. Membaca basmalah

3. Mencuci telapak tangan sampai pergelangan tangan sebanyak tiga

kali

4. Berkumur tiga kali

5. Bersiwak

6. Istinsyaq dan istintsar tiga kali

7. Membasuh muka sebanyak tiga kali.

Dalam membasuh muka ini dimulai dari tempat tumbuhnya rambut

kepala sampai ke ujung dagu paling bawah dan dari bagian bawah

telinga satu ke telinga yang lain.

8. Selanjutnya basuhlah tangan sebelah kanan sampai siku sebanyak

tiga kali, lalu tangan sebelah kiri juga tiga kali. Dalam membasuh

Page 82: Buku Panduan AAI

82

tangan ini, hendaklah dimulai dari jari-jari, yaitu dengan menyela-

nyela antara jari-jari tersebut.

9. Kemudian usaplah kepala secara keseluruhan atau seperempat

kepala pada bagian depan satu kali saja, yaitu dengan

menggunakan kedua telapak tangan setelah membasuh keduanya

dengan air. Air sisanya boleh digunakan untuk mengusap kedua

telinga baik bagian dalam maupun bagian luar sebanyak satu kali

saja.

10. Kemudian basuhlah kaki sebelah kanan sebanyak tiga kali dan

sebelah kiri juga tiga kali. Keduanya sampai mata kaki. Hal ini

dilakukan dengan disertai penyelaan terhadap jari-jari kaki dan

meratakan basuhannya mencapai tumit.

Urutan-urutan ini harus benar-benar diperhatikan ya....dan berhati-

hatilah untuk tidak membiarkan sedikitpun dari bagian anggota wudhu

yang harus dibasuh tidak terkena basuhan air, sehingga wudhu dan

shalat yang kita lakukan menjadi sah, dan tidak batal. Di dalam

membasuh dan mengusap bagian-bagian yang harus dibasuh dan diusap,

tidak diperbolehkan menyelang waktu yang terlalu lama antara bagian

satu dengan yang lain, sehingga bagian sebelumnya telah menjadi

kering. Juga tidak di perbolehkan berbicara ketika berwudhu kecuali

adanya suatu kepentingan yang diperbolehkan.

11. Setelah selesai wudhu ucapkanlah do‘a.

HAL-HAL YANG MEMBATALKAN WUDHU

Inilah hal-hal yang musti kita berhati-hati terhadapnya :

Page 83: Buku Panduan AAI

83

1. Mengeluarkan sesuatu melalui dua jalan keluar, misal: kencing,

kotoran, angin, baik berjumlah sedikit atau banyak.

2. Tidur, dalam hal ini ada dua macam tidur :

a. Tidur telentang: jelas membatalkan wudhu

b. Tidur bersandar/duduk.. Dalam hal ini ada dua pendapat, yaitu

:

Menurut Imam Malik dan Ats-Tsauri, apabila tidur

bersandar dilakukan dalam waktu yang lama, maka

wudhunya dianggap batal, tetapi bila tidurnya tidak lama

maka wudhunya tidak batal.

Menurut Imam Asy Syafi‘i bahwa tidur dalam posisi

bersandar itu tidak membatalkan wudhu, meskipun

dilakukan dalam waktu yang lama. Dengan catatan, jika

orang yang duduk tersebut tetap pada posisi semula dan

menjaga agar tidak ada sesuatu pun yang keluar dari

duburnya, dengan cara menempelkannya ke lantai.

3. Pingsan

4. Tidur dalam shalat.

5. Murtad. (keluar dari islam)

6. Menyentuh kemaluan (dengan telapak tangan dengan sengaja)

7. Memakan daging hewan sembelihan (tidak membatalkan, tetapi

memang dianjurkan berwudhu setelahnya)

Page 84: Buku Panduan AAI

84

Dari hadits Jabir bin Samurah radhiallahu „anhu, seseorang pernah

bertanya kepada Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam : “Apakah aku

berwudhu setelah makan daging kambing?” Beliau menjawab: “Kalau

engkau mau engkau berwudhu, kalau mau maka engkau tidak perlu

berwudhu.” Beliau ditanya lagi: “Apakah aku berwudhu karena makan

daging unta?” Beliau menjawab: “Ya, berwudhulah setelah makan

daging unta.” (Shahih HR. Muslim)

KEUTAMAAN-KEUTAMAAN WUDHU

Sobat, Wudhu mempunyai beberapa keutamaan seperti beberapa

hadits yang telah disabdakan Rasulullah saw. antara lain:

1. Menyempurnakan wudhu dari hal-hal yang makruf, banyak

melangkahkan menuju masjid dan menunggu-nuggu waktu shalat,

dosa-dosanya akan dihapuskan Allah dan ditinggikan derajatnya.

2. Dapat memberikan pengaruh positif pada jiwa untuk senantiasa

berusaha suci, dan jauh dari perbuatan maksiat.

3. Wajah dan tubuh mereka (orang yang menjaga wudhunya) bersinar

dan bercahaya cemerlang kelak di hari akhir dan disambut

kedatangannya oleh Rasulullah.

Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, berkata, "Aku mendengar

Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, "Sesungguhnya umatku

dipanggil pada hari kiamat dalam keadaan ghurran muhajjilin (wajahnya

bercahaya dan badannya bersinar) karena bekas wudhu, maka barang siapa

mampu untuk memanjangkan ghurrah hendaklah melakukannya." (HR al

Bukhari dan Muslim).

Page 85: Buku Panduan AAI

85

4. Kesalahan-kesalahan dari seorang yang berwudhu dari bagian

anggota wudhunya akan keluar bersamaan dengan jatuhnya air

wudhu dari bagian anggota wudhunya itu.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu‘anhu, Rasulullah shallallahu

‗alaihi wa sallam bersabda, ―Apabila seorang hamba muslim atau mukmin

berwudhu, kemudian dia membasuh wajahnya maka akan keluar dari

wajahnya bersama air itu -atau bersama tetesan air yang terakhir- segala

kesalahan yang dia lakukan dengan pandangan kedua matanya. Apabila dia

membasuh kedua tangannya maka akan keluar dari kedua tangannya

bersama air itu -atau bersama tetesan air yang terakhir- segala kesalahan

yang dia lakukan dengan kedua tangannya. Apabila dia membasuh kedua

kakinya maka akan keluar bersama air -atau bersama tetesan air yang

terakhir- segala kesalahan yang dia lakukan dengan kedua kakinya, sampai

akhirnya dia akan keluar dalam keadaan bersih dari dosa-dosa.‖ (HR.

Muslim dalam Kitab at-Thaharah)

Alhamdulillahirrobbil‘alamin sobat….., kita telah mendapatkan

tambahan atau penyegaran ilmu, tentang ibadah kita yang satu ini. Semoga

kita lebih bersemangat dan meluruskan niat untuk menyempurnakan wudhu

kita, dan mungkin saatnya kita berusaha menjaga wudhu kita (senantiasa

memperbaharui wudhu apabila sudah batal dalam setiap saat), karena ada

Shahabat Rasulullah—Bilal bin Rabhah—yang dijamin masuk surga

karena mempunyai salah satu amalan yaitu menjaga wudhunya

SIFAT SHALAT NABI

dari Tarbir hingga Salam

Sobat, kita mau belajar lagi sesuatu yang seharusnya sudah kita

lakukan nie…yaitu Sholat..

Page 86: Buku Panduan AAI

86

Shalat hukumnya fardhu bagi setiap orang yang beriman, baik laki-laki

maupun perempuan. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memerintahkan kita

untuk mendirikan shalat, sebagai-mana disebutkan dalam beberapa ayat Al-

Qur'anul Karim. Di antaranya adalah firman Allah Ta'ala:

"Maka dirikanlah shalat itu, sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban

yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman."

(An-Nisa': 103)

"Peliharalah segala shalat(mu) dan (peliharalah) shalat wusthaa (shalat

Ashar)." (Al-Baqarah: 238)

Dan Rasulullah menempatkannya sebagai rukun yang kedua di

antara rukun-rukun Islam yang lima, sebagaimana sabdanya yang berbunyi:

"Islam itu dibangun berdasarkan rukun yang lima; yaitu: Bersaksi

bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah dan Nabi Muhammad

itu utusanNya, mendirikan shalat, membayar zakat, melaksanakan

ibadah haji ke Baitullah dan berpuasa di bulan Ramadhan."

(Muttafaq 'alaih)

So….., buat kamu- kamu yang masih muda tunakanlah sholat

karena orang yang meninggalkan shalat itu hukumnya kafir dan

dilaksanakan hukum bunuh terhadapnya, sedangkan orang yang melalaikan

shalat dihukumi sebagai orang fasik.

Syarat-syarat Shalat

Yaitu syarat-syarat yang harus terpenuhi sebelum shalat. Kalau

kalian mau ngelamar kerja pasti ada syaratnya kan? begitu juga kalau mau

sholat. Apalagi sholat adalah interaksi kita dengan yang maha agung

(Allah), pastinya harus sempurna.

Page 87: Buku Panduan AAI

87

Adapun syarat-syarat itu adalah sebagai berikut:

1. Islam;

Maka, tidak sah shalat yang dilakukan oleh orang kafir, dan tidak

diterima. Begitu pula amalan lain yang mereka lakukan. Allah Subhanahu

wa Ta'ala berfirman:

"Tidaklah pantas bagi orang-orang musyrik itu untuk memakmurkan

masjid- masjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri

kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka

kekal di dalam Neraka." (At-Taubah: 17)

2. Berakal Sehat;

Maka tidaklah wajib shalat itu bagi orang gila, sebagaimana sabda

Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:

"Ada tiga golongan manusia yang telah diangkat pena darinya (tidak diberi

beban syari'at) yaitu; orang yang tidur sampai dia terjaga, anak kecil

sampai dia baligh dan orang yang gila sampai dia sembuh." (HR. Abu

Daud dan lainnya, hadits shahih)

3. Baligh;

Maka, tidaklah wajib shalat itu bagi anak kecil sampai dia baligh,

sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas. Akan tetapi anak kecil itu

hendaknya dipe-rintahkan untuk melaksanakan shalat sejak berumur tujuh

tahun dan shalatnya itu sunnah baginya, sebagaimana sabda Rasulullah

shallallaahu alaihi wasallam:

"Perintahkanlah anak-anak untuk melaksanakan shalat apabila

telah berumur tujuh tahun, dan apabila dia telah berumur sepuluh

tahun, maka pukullah dia kalau tidak melaksanakannya." (HR. Abu Daud

dan lainnya, hadits shahih)

4. Suci Dari Hadats Kecil dan Hadats Besar;

Page 88: Buku Panduan AAI

88

Hadats kecil ialah tidak dalam keadaan berwudhu dan hadats besar

adalah belum mandi dari junub. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu

wa Ta'ala:

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak

mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai

siku, dan sapulah kepalamu dan (basuhlah) kakimu sampai kedua mata

kaki, dan jika kamu junub maka mandilah." (Al-Maidah: 6)

Sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:

"Allah tidak akan menerima shalat yang tanpa disertai bersuci".

(HR. Muslim)

5. Suci Badan, Pakaian dan Tempat Untuk Shalat ;

Adapun dalil tentang suci badan adalah sabda Rasulullah

shallallaahu alaihi wasallam terhadap perempuan yang keluar darah

istihadhah:

"Basuhlah darah yang ada pada badanmu kemudian

laksanakanlah shalat."

(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Adapun dalil tentang harusnya suci pakaian, yaitu firman Allah

Subhanahu wa Ta'ala:

"Dan pakaianmu, maka hendaklah kamu sucikan."

(Al-Muddatstsir: 4)

Adapun dalil tentang keharusan sucinya tempat shalat

yaitu hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata:

"Telah berdiri seorang laki-laki dusun kemudian dia kencing di

masjid Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam , sehingga orang-orang

ramai berdiri untuk memukulinya, maka bersabdalah Rasulullah

shallallaahu alaihi wasallam, 'Biarkanlah dia dan

Page 89: Buku Panduan AAI

89

tuangkanlah di tempat kencingnya itu satu timba air, sesungguhnya kamu

diutus dengan membawa kemudahan dan tidak diutus dengan

membawa kesulitan." (HR. Al-Bukhari).

6. Masuk Waktu Shalat ;

Shalat tidak wajib dilaksanakan terkecuali apabila sudah masuk

waktunya, dan tidak sah hukumnya shalat yang dilaksanakan sebelum

masuk waktunya. Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

"Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang diten-tukan

waktunya atas orang-orang yang beriman." (An-Nisa': 103)

Maksudnya, bahwa shalat itu mempunyai waktu tertentu. Dan

malaikat Jibril pun pernah turun, untuk mengajari Nabi shallallaahu alaihi

wasallam tentang waktu-waktu shalat. Jibril mengimaminya di awal waktu

dan di akhir waktu, kemu-dian ia berkata kepada Nabi shallallaahu alaihi

wasallam: "Di antara keduanya itu adalah waktu shalat."

7. Menutup aurat;

Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

"Wahai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap

(memasuki) masjid." (Al-A'raf: 31)

Yang dimaksud dengan pakaian yang indah adalah yang menutup

aurat. Para ulama sepakat bahwa menutup aurat adalah merupakan syarat

sahnya shalat, dan barangsiapa shalat tanpa menutup aurat, sedangkan ia

mampu untuk menutupinya, maka shalatnya tidak sah.

8. Niat ;

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:

"Sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung niatnya, dan

sesungguhnya setiap orang akan men-dapatkan (balasan) sesuai

dengan niatnya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Page 90: Buku Panduan AAI

90

9. Menghadap Kiblat ;

Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

"Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit,

maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai.

Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu

berada, maka palingkanlah mukamu ke arahnya."

(Al-Baqarah: 144)

Rukun-rukun Shalat

Shalat mempunyai rukun-rukun yang sangat penting sob…yang

apabila salah satu-nya ditinggalkan, maka batallah shalat tersebut. Berikut

ini penjelasannya secara terperinci:

1. Berniat;

Yaitu niat di hati untuk melaksanakan shalat tertentu, hal ini

berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:

"Sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung niatnya".

(Muttafaq 'alaih)

Dan niat itu dilakukan bersamaan dengan melaksana-kan takbiratul

ihram dan mengangkat kedua tangan, tidak mengapa kalau niat itu sedikit

lebih dahulu dari keduanya.

2. Membaca Takbiratul Ihram;

Yaitu dengan lafazh (ucapan): . Hal ini berdasarkan

sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam :

"Kunci shalat itu adalah bersuci, pembatas antara per-buatan

yang boleh dan tidaknya dilakukan waktu shalat adalah takbir, dan

pembebas dari keterikatan shalat adalah salam."

(HR. Abu Daud, At-Tirmidzi dan lainnya, hadits shahih )

Page 91: Buku Panduan AAI

91

3. Berdiri bagi yang sanggup ketika melaksana-kan shalat wajib;

Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

"Peliharalah segala shalat(mu) dan (peliharalah) shalat wustha

(Ashar). Berdirilah karena Allah (dalam shalat-mu) dengan khusyu'."

(Al-Baqarah: 238)

Dan berdasarkan Sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam

kepada Imran bin Hushain:

"Shalatlah kamu dengan berdiri, apabila tidak mampu maka

dengan duduk, dan jika tidak mampu juga maka shalatlah dengan

berbaring ke samping." (HR. Al-Bukhari)

4. Membaca surat Al-Fatihah tiap rakaat shalat fardhu dan shalat sunnah;

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:

"Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca surat Al-

Fatihah." (HR. Al- Bukhari)

5. Ruku';

Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

"Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujud-lah kamu,

sembahlah Rabbmu dan perbuatlah kebajikan supaya kamu

mendapat kemenangan." (Al-Hajj: 77)

Juga berdasarkan sabda Nabi shallallaahu alaihi wasallam kepada

seseorang yang tidak benar shalatnya:

" ... kemudian ruku'lah kamu sampai kamu tuma'ninah dalam

keadaan ruku'." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

6. Bangkit dari ruku' ;

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam

terhadap seseorang yang salah dalam shalat-nya:

Page 92: Buku Panduan AAI

92

" ... kemudian bangkitlah (dari ruku') sampai kamu tegak lurus

berdiri." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

7. I'tidal

(berdiri setelah bangkit dari ruku'); Hal ini berdasarkan hadits

tersebut di atas tadi dan berdasarkan hadits lain yang berbunyi:

"Allah tidak akan melihat kepada shalat seseorang yang tidak

menegakkan tulang punggungnya di antara ruku' dan sujudnya."

(HR. Ahmad, dengan isnad shahih)

8. Sujud ;

Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah

disebutkan di atas tadi. Juga berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu

alaihi wasallam:

"Kemudian sujudlah kamu sampai kamu tuma'ninah dalam sujud."

(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

9. Bangkit dari sujud;

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:

"Kemudian bangkitlah sehingga kamu duduk dengan tuma'ninah."

(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

10. Duduk di antara dua sujud ;

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:

"Allah tidak akan melihat kepada shalat seseorang yang tidak

menegakkan tulang punggungnya di antara ruku' dan sujudnya."

(HR. Ahmad, dengan isnad shahih)

11. Tuma'ninah ketika ruku', sujud, berdiri dan duduk;

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam

kepada seseorang yang salah dalam melaksanakan shalatnya:

"Sampai kamu merasakan tuma'ninah."

Page 93: Buku Panduan AAI

93

(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Dan tuma'ninah tersebut beliau tegaskan kepadanya pada saat

ruku', sujud dan duduk sedangkan i'tidal pada saat berdiri. Hakikat

tuma'ninah itu ialah bahwa orang yang ruku', sujud, duduk atau berdiri itu

berdiam sejenak, sekadar waktu yang cukup untuk membaca:

satu kali setelah semua anggota

tubuhnya berdiam. Adapun selebihnya dari itu adalah sunnah hukumnya.

12. Membaca tasyahhud akhir serta duduk;

Ada-pun tasyahhud akhir itu, maka berdasarkan perkataan Ibnu

Mas'ud radhiyallahu anhu yang bunyinya:

"Dahulu kami membaca di dalam shalat sebelum diwajibkan

membaca tasyahhud adalah:

'Kesejahteraan atas Allah, kesejahteraan atas malaikat Jibril dan

Mikail.'

Maka bersabdalah Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:

'Janganlah kamu membaca itu, karena sesungguhnya Allah Yang

Maha Perkasa lagi Maha Mulia itu sendiri adalah Maha Sejahtera, tetapi

hendaklah kamu membaca:

"Segala penghormatan, shalawat dan kalimat yang baik bagi

Allah. Semoga kesejahteraan, rahmat dan berkah Allah dianugerahkan

kepadamu wahai Nabi. Semoga kesejahteraan dianugerahkan

kepada kita dan hamba-hamba yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak

ada sesembahan yang hak melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa

Muhammad adalah hamba dan rasulNya."

(HR. An-Nasai, Ad-Daruquthni dan Al-Baihaqi dengan sanad shahih)

Dan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:

Page 94: Buku Panduan AAI

94

"Apabila salah seorang di antara kamu duduk (tasyah-hud),

hendaklah dia mengucapkan: 'Segala penghormatan, shalawat dan

kalimat-kalimat yang baik bagi Allah'." (HR. Abu Daud, An-Nasai dan

yang lainnya, hadits ini shahih dan diriwayatkan pula dalam

dalam "Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim")

Adapun duduk untuk tasyahhud itu termasuk rukun juga karena

tasyahhud akhir itu termasuk rukun.

13. Membaca salam;

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:

"Pembuka shalat itu adalah bersuci, pembatas antara perbuatan

yang boleh dan tidaknya dilakukan waktu shalat adalah takbir, dan

pembebas dari keterikatan shalat adalah salam."

(HR. Abu Daud, At-Tirmidzi dan lainnya, hadits shahih )

14. Melakukan rukun-rukun shalat secara ber-urutan;

Oleh karena itu janganlah seseorang membaca surat Al-Fatihah

sebelum takbiratul ihram dan jangan-lah ia sujud sebelum ruku'. Hal ini

berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam :

"Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat."

(HR. Al-Bukhari)

Maka apabila seseorang menyalahi urutan rukun shalat

sebagaimana yang sudah ditetapkan oleh Rasulullah shallallaahu alaihi

wasallam, seperti mendahulukan yang semestinya diakhirkan atau

sebaliknya, maka batallah shalatnya.

Sunnah-sunnah Shalat

Shalat mempunyai beberapa sunnah yang dianjurkan untuk kita

kerjakan sehingga menambah pahala kita menjadi banyak. Di antaranya:

Page 95: Buku Panduan AAI

95

1. Mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau sejajar dengan

kuping pada keadaan sebagai berikut:

- Ketika ber-takbiratul ihram.

- Ketika ruku'.

- Ketika bangkit dari ruku'.

- Ketika berdiri setelah rakaat kedua ke rakaat ketiga.

Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Umar radhiyallahu anhu:

"Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wasallam apabila beliau

melaksanakan shalat, beliau mengangkat kedua tangannya sampai sejajar

dengan kedua bahu beliau, kemudian membaca takbir. Apabila beliau ingin

ruku' beliau pun mengangkat kedua tangannya seperti itu, dan begitu pula

kalau beliau bangkit dari ruku'." (Muttafaq 'alaih)

Adapun ketika berdiri untuk rakaat ketiga, hal ini ber-dasarkan apa

yang dilakukan Ibnu Umar, dimana beliau apabila berdiri dari rakaat kedua

beliau mengangkat kedua tangannya. (HR. Al-Bukhari secara mauquf, Al-

Hafidz Ibnu Hajar berkata: Dan riwayat ini dihukumi marfu'). Dan Ibnu

Umar menisbatkan hal tersebut kepada Nabi Shallallaahu alaihi wasallam.

2. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada atau di

bawah dada dan di atas pusar.

Hal ini berdasar-kan perkataan Sahl bin Sa'd radhiyallahu anhu:

"Orang-orang (di masa Nabi Shallallaahu alaihi wasallam) disuruh untuk

meletak-kan tangan kanan di atas tangan kiri dalam shalat." (HR. Al-

Bukhari secara mauquf. Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata: ''Riwayat ini

dihukumi marfu')

Dan berdasarkan hadits Wail bin Hijr radhiyallahu anhu:

Page 96: Buku Panduan AAI

96

"Saya pernah shalat bersama NabiShallallaahu alaihi wasallam , kemudian

beliau meletakkan tangan kanannya di atas tangan kiri di atas dadanya."

(HR. Ibnu Huzaimah, shahih)

3. Membaca do'a iftitah. Ada beberapa contoh do'a iftitah, di antaranya:

"Ya Allah, jauhkanlah jarak antara aku dan dosa-dosaku sebagaimana

Engkau jauhkan jarak antara timur dan barat. Ya Allah bersihkanlah aku

dari segala dosa-dosaku sebagaimana pakaian yang putih dibersihkan dari

noda. Ya Allah, basuhlah dosa-dosaku dengan air, es dan embun."

(Muttafaq 'alaih)

"Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memujiMu. Maha Suci namaMu

dan Maha Tinggi kebesaranMu, dan tiada Ilah selain Engkau." (HR.

Muslim secara mauquf -terhenti sanadnya kepada Umar bin Khattab dan

diriwayatkan oleh Abu Daud, At-Tirmidzi dan Al-Hakim secara marfu' -

bersambung sanad-nya hingga kepada Nabi Shallallaahu alaihi

wasallam-, shahih)

4. Membaca isti'adzah pada rakaat pertama dan membaca basmalah

dengan suara pelan pada tiap-tiap rakaat.

Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

"Maka apabila kamu membaca Al-Qur'an, maka hen-daklah kamu

memohon perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk."

(An-Nahl: 98)

5. Membaca aamiin setelah membaca surat Al-Fatihah.

Hal ini disunnahkan kepada setiap orang yang shalat, baik sebagai

imam maupun makmum atau shalat sendirian. Hal ini berdasarkan hadits

Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam:

Page 97: Buku Panduan AAI

97

"Apabila imam membaca maka bacalah aamiin. Maka sesungguhnya

barangsiapa yang bacaan aamiin-nya berbarengan dengan aamiin-nya

malaikat, maka akan diampuni segala dosa-dosanya yang terdahulu."

(HR. Al-Bukhari dan Muslim dengan maknanya)

Juga dikarenakan apabila Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam

membaca: beliau

membaca aamiin dan beliau pun memanjangkan suaranya. (HR. Abu Daud

dan At-Tirmidzi dari sahabat Wa'il bin Hijr dengan sanad shahih).

6. Membaca ayat setelah membaca surat Al-Fatihah.

Dalam hal ini cukup dengan satu surat atau beberapa ayat Al-

Qur'an pada dua rakaat shalat Subuh dan dua rakaat pertama pada shalat

Dhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah

Shallallaahu alaihi wasallam:

"Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam ketika shalat dzuhur membaca

Ummul Kitab (Al-Fatihah) dan dua surat pada dua rakaat pertama, dan

beliau membaca Ummul Kitab saja pada dua rakaat berikutnya dan

terkadang beliau perdengar-kan ayat (yang dibacanya) kepada para

sahabat." (Muttafaq 'alaih)

7. Mengeraskan bacaan Al-Fatihah dan surat pada waktu shalat

jahriah (yang dikeraskan bacaannya) dan merendahkan suara pada

shalat sirriah (yang dipelankan bacaannya).

Yaitu mengeraskan suara pada dua rakaat yang pertama pada shalat

Maghrib dan Isya dan pada kedua rakaat shalat Subuh. Dan merendahkan

suara pada yang lainnya. Ini semuanya dalam pelaksanaan shalat fardhu,

dan ini tsabit (dicontohkan) dan populer dari Rasulullah Shallallaahu alaihi

wasallam, baik secara perkataan maupun perbuatan.

Page 98: Buku Panduan AAI

98

Adapun pada shalat sunnah, maka dianjurkan untuk merendahkan

suara apabila dilaksanakan pada siang hari dan disunnahkan mengeraskan

suara jika shalat sunnah itu dilaksanakan pada waktu malam hari, terkecuali

apabila takut mengganggu orang lain dengan bacaannya itu, maka

disunnahkan baginya untuk merendahkan suara ketika itu.

8. Memanjangkan bacaan pada shalat Subuh, membaca dengan bacaan yang

sedang pada shalat Dzuhur, Ashar dan Isya', dan disunnahkan

memendekkan bacaan pada shalat Maghrib. Hal ini berdasarkan hadits

berikut:

"Dari Sulaiman bin Yasar, dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu, beliau

berkata, 'Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih mirip shalatnya

dengan shalat Rasulullah daripada si Fulan -seorang imam di Madinah-.'

Sulaiman berkata, 'Kemudian aku shalat di belakang orang tersebut, dia

memperpanjang bacaan pada dua rakaat pertama shalat Dzuhur dan

mempercepat pada dua rakaat berikutnya. Mempercepat bacaan surat

dalam shalat Ashar. Dan pada dua rakaat pertama shalat Maghrib ia

membaca surat mufashshal(1) yang pendek, sedang pada dua rakaat

pertama shalat Isya' ia membaca surat mufashshal yang sedang,

selanjutnya pada shalat Subuh ia membaca surat-surat mufashshal yang

panjang'." (HR. Ahmad dan An-Nasai, shahih)

9. Cara duduk yang tsabit

(diriwayatkan) dari Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam dalam

shalat adalah duduk iftirasy (bertumpu pada paha kiri) pada semua posisi

duduk dan semua tasyahhud selain tasyahhud akhir.

Apabila ada dua tasyahhud dalam shalat itu, maka dia harus duduk

tawar-ruk pada tasyahhud akhir. Hal ini berdasarkan perkataan Abu Hamid

As-Sa'idi di hadapan para sahabat. Ketika ia menerangkan shalat Rasulullah

Page 99: Buku Panduan AAI

99

Shallallaahu alaihi wasallam, di antaranya menyebut-kan: "Maka apabila

beliau duduk setelah dua rakaat, beliau duduk di atas kaki kiri sambil

menegakkan telapak kaki kanan, dan apabila beliau duduk pada rakaat akhir

beliau majukan kaki kiri sambil menegakkan telapak kaki yang satunya, dan

beliau duduk di lantai." (HR. Al-Bukhari)

Dari penjelasan di atas dapat kita pahami apa arti iftirasy dan apa arti

tawarruk.

Iftirasy: Yaitu duduk di atas kaki kiri sambil menegak-kan telapak

kaki kanan.

Tawarruk : Yaitu Meletakkan telapak kaki kiri di bawah betis

kanan, kemudian mendudukkan pantat di alas/lantai dan menegakkan

telapak kaki kanan.

Keterangan:

Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam, apabila duduk tasyahhud, beliau

meletakkan tangan kirinya di atas paha kiri dan tangan kanannya di atas

paha kanan, kemudian beliau menelunjukkan dengan jari telunjuk.

(HR. Muslim)

Dan beliau tidak melebihkan pandangannya dari telunjuk itu.

(HR. Abu Daud, shahih)

10. Berdo'a pada waktu sujud. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah

Shallallaahu alaihi wasallam:

"Ketahuilah! Sesungguhnya aku dilarang membaca Al-Qur'an ketika ruku'

dan sujud. Adapun yang dilakukan pada waktu sujud maka hendaklah kamu

membesarkan Rabbmu dan pada waktu sujud maka hendaklah kamu

bersungguh-sungguh berdoa, niscaya dikabulkan do'a-mu." (HR. Muslim)

11. Membaca shalawat untuk Nabi Shallallaahu alaihi wasallam pada

waktu tasyahhud akhir, yaitu setelah membaca tasyahhud

Page 100: Buku Panduan AAI

100

lalu membaca:

"Ya Allah, bershalawatlah Engkau untuk Nabi Muhammad dan juga

keluarganya sebagaimana Engkau bershalawat kepada Nabi Ibrahim dan

keluarganya. Dan berkatilah Nabi Muhammad beserta keluarganya seba-

gaimana Engkau telah memberkati Nabi Ibrahim dan juga keluarganya.

Pada sekalian alam, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha

Mulia). (HR. Muslim dan lainnya dengan sanad shahih)

12. Berdo'a setelah selesai dari membaca tasyahhud dan membaca

shalawat untuk Nabi dengan do'a yang dicontohkan Rasulullah

Shallallaahu alaihi wasallam. Beliau bersabda:

"Apabila salah seorang kamu selesai membaca shalawat, maka hendaklah

ia berdo'a untuk meminta perlindungan dari empat hal, kemudian dia boleh

berdo'a sekehendaknya, keempat hal tersebut adalah:

"Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari siksa Neraka Jahannam, siksa

kubur, fitnah hidup dan fitnah mati serta fitnah Al-Masih Ad-Dajjal."

(HR. Al-Baihaqy, shahih)

13. Salam kedua ke kiri. Hal ini berdasarkan hadits riwayat Muslim:

"Bahwasanya Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam melakukan salam ke

kanan dan ke kiri sehingga terlihat putihnya pipi beliau." (HR. Muslim)

14. Beberapa dzikir dan do'a setelah salam.

Telah diriwayatkan beberapa dzikir dan do'a setelah salam dari

Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam yang disunnahkan untuk dibaca.

Di sini akan kami pilihkan beberapa dzikir dan do'a, di antaranya:

Dari Tsauban radhiyallaahu anhu, ia berkata, 'Rasulullah Shallallaahu

alaihi wasallam, apabila selesai shalat beliau membaca istighfar tiga

kali(1) dan membaca:

Page 101: Buku Panduan AAI

101

"Ya Allah, Engkaulah Yang Maha Sejahtera, dari Mulah kesejahteraan,

Maha Suci Engkau wahai Rabb Yang Maha Agung dan Maha Mulia."

(HR. Muslim)

"Dari Mu'adz bin Jabal , bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wasallam

pada suatu hari memegang tangannya, kemudian bersabda, 'Wahai Mu'adz,

sesungguhnya aku mencintai kamu, aku berpesan kepadamu wahai Mu'adz,

janganlah kamu tinggalkan setelah selesai shalat membaca do'a:

"Ya Allah, tolonglah aku di dalam berdzikir, bersyukur dan beribadah

dengan baik kepadamu."

(HR. Imam Ahmad, Abu Daud dan Al-Hakim, hadits shahih)

"Dari Mughirah bin Syu'bah , bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi

wasallam membaca pada tiap selesai shalat fardhu:

"Tiada sesembahan yang hak melainkan Allah Yang Maha Esa, tidak ada

sekutu bagiNya. MilikNyalah ke-rajaan dan pujian, sedang Dia Maha

Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah tidak ada yang mampu mencegah apa

yang Engkau berikan dan tidak ada yang mampu memberi apa yang

Engkau cegah. Dan tidaklah berguna kekuasaan seseorang dari ancaman

siksaMu." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

"Dari Abu Hurairah , bahwa Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda,

'Siapa yang membaca tasbih ' ' 33 kali dan tahmid '

' 33 kali serta takbir ' ' 33 kali (jumlahnya menjadi

99), kemudian menggenapkan hitungan keseratus dengan bacaan:

(Tiada sesembahan yang haq melainkan Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu

bagiNya. MilikNya kerajaan dan segala pujian, sedang Dia Maha Kuasa

atas segala sesuatu), maka ia akan diampuni kesalahan-kesalahannya

sekalipun sebanyak buih di lautan'." (HR. Muslim)

Page 102: Buku Panduan AAI

102

"Dari Abu Umamah , bahwa NabiShallallaahu alaihi wasallam bersabda,

'Ba-rangsiapa membaca Ayat Kursi pada tiap-tiap selesai shalat, maka

tidak ada lagi yang menghalanginya untuk masuk Surga hanya saja dia

akan meninggal dunia'."

(HR. An-Nasai, Ibnu Hibban dan Ath-Thabrani, shahih)

Dari Sa'd bin Abi Waqqas , bahwasanya dia mengajari anak-anaknya

beberapa bacaan sebagaimana halnya ketika seorang guru mengajari

anak-anak menulis, dan dia berkata, 'Sesungguhnya Rasulullah

Shallallaahu alaihi wasallam memohon perlindungan kepada Allah dengan

membaca bacaan-bacaan tersebut pada tiap-tiap selesai shalat, yaitu:

"Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari sifat kikir dan pengecut. Aku

berlindung kepadaMu agar aku tidak dija-dikan pikun. Dan aku berlindung

kepadaMu dari fitnah (cobaan) dunia dan dari siksa kubur."

(HR. Al-Bukhari)

TATACARA SHALAT NABI _ DARI TAKBIR HINGGA

SALAM

Sobat….Seorang muslim yang hendak melakukan shalat hendaklah

berdiri tegak setelah masuk waktu shalat dalam keadaan suci dan menutup

aurat serta menghadap kiblat dengan seluruh anggota badannya tanpa

miring atau menoleh ke kiri dan ke kanan.

1. Kemudian berniat untuk melakukan shalat yang ia mak-sudkan di

dalam hatinya tanpa diucapkan.

2. Kemudian melakukan takbiratul ihram, yaitu membaca Allahu

Akbar sambil mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua

bahunya ketika takbir.

Page 103: Buku Panduan AAI

103

3. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada atau di

bawahnya, tetapi di atas pusar.

4. Kemudian membaca do'a iftitah, ta'awwudz (a'udzu billahi minasy

syaithanirrajim) dan basmalah, kemudian membaca Al-Fatihah

dan apabila sampai pada bacaan dia membaca

aamiin.

5. Kemudian membaca salah satu surat atau apa yang mudah baginya

di antara ayat-ayat Al-Qur'an.

6. Kemudian mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahunya lalu

ruku' sambil mengucapkan Allahu Akbar selanjutnya memegang

dua lutut dengan kedua tapak tangan dengan meratakan tulang

punggung, tidak me-ngangkat kepalanya juga tidak terlalu

membungkuk-kannya, dan jari-jari tangannya hendaknya dalam

ke-adaan terbuka.

7. Pada saat ruku', membaca "Maha Suci

Rabbku Yang Maha Agung" tiga kali atau lebih.

8. Kemudian bangkit dari ruku' seraya mengangkat kedua tangan

sejajar dengan kedua bahu sambil membaca

"Allah Maha Mendengar orang yang memujiNya" sehingga tegak

berdiri dalam keadaan i'tidal, kemudian membaca:

"Wahai Rabb kami, bagiMu segala puji, (aku memuji-Mu) dengan

pujian yang banyak, baik dan penuh dengan keberkahan di

dalamnya."

Page 104: Buku Panduan AAI

104

9. Kemudian sujud sambil mengucapkan Allahu Akbar, lalu sujud

bertumpu pada tujuh anggota sujud, yaitu dahi (yang termasuk di

dalamnya) hidung, dua telapak tangan, dua lutut dan ujung dua

tapak kaki. Hendaknya diperhatikan agar dahi dan hidung betul-

betul mengenai lantai, serta merenggangkan bagian atas lengannya

dari samping badannya dan tidak meletakkan lengannya (hastanya)

ke lantai dan mengarahkan ujung jari-jarinya ke arah kiblat.

10. Membaca "Maha Suci Rabbku Yang

Maha Tinggi" tiga kali atau lebih dalam sujud.

11. Bangkit dari sujud sambil mengucapkan Allahu Akbar, kemudian

duduk iftirasy, yaitu bertumpu pada kaki kiri dan duduk di atasnya

sambil menegakkan telapak kaki kanan seraya membaca:

"Wahai Rabbku

ampunilah aku, rahmatilah, berikanlah petunjuk dan rezki

kepadaku."

12. Kemudian sujud lagi seperti di atas, lalu bangkit untuk

melaksanakan rakaat kedua sambil bertakbir. Kemu-dian

melakukan seperti pada rakaat pertama, hanya saja tanpa membaca

do'a iftitah lagi. Apabila telah menye-lesaikan rakaat kedua

hendaknya duduk untuk melak-sanakan tasyahhud. Apabila

shalatnya hanya dua rakaat saja seperti shalat Subuh, maka

membaca tasyahhud kemudian membaca shalawat Nabi

shallallaahu alaihi wasallam, lalu langsung salam, dengan

mengucapkan: " Semoga

Page 105: Buku Panduan AAI

105

kesejahteraan dan rahmat Allah bagimu." Sambil menoleh ke

kanan, kemudian mengucapkan salam lagi sambil menoleh ke kiri.

13. Jika shalat itu termasuk shalat yang lebih dari dua rakaat, maka

berhenti ketika selesai membaca tasyahhud awwal, yaitu pada

ucapan:

"Aku bersaksi tidak ada sesembahan yang haq melainkan Allah

dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan

utusanNya."

Kemudian bangkit berdiri sambil mengucapkan takbir dan

mengangkat kedua tangan sejajar dengan kedua bahu, lalu

mengerjakan rakaat berikutnya seperti rakaat sebelumnya, hanya

saja terbatas pada bacaan surat Al-Fatihah saja.

14. Kemudian duduk tawarruk, yaitu dengan menegakkan telapak kaki

kanan dan meletakkan telapak kaki kiri di bawah betis kaki kanan,

kemudian mendudukkan pantat di lantai serta meletakkan kedua

tangan di atas kedua paha. Lalu membaca tasyahhud, membaca

shalawat kepada Nabi shallallaahu alaihi wasallam dan meminta

perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari empat

perkara berikut

"Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari siksa api Neraka, siksa

kubur, fitnah hidup dan mati, dan dari fitnah Al-Masih Ad-Dajjal."

15. Kemudian mengucapkan salam dengan suara yang jelas sambil

menoleh ke kanan, lalu mengucapkan salam kedua sambil menoleh

ke kiri.

Page 106: Buku Panduan AAI

106

ILMU TAJWID

A. Definisi Ilmu Tajwid

Lafadz tajwid menurut bahasa (lughowi) artinya membaguskan,

sedangkan menurut istilah :

mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya dengan memberikan hak

(berupa sifat huruf) dan mustahaknya (berupa hukum-hukum).

Yang dimaksud dengan hak huruf adalah sifat asli yang selalu bersamanya

seperti sifat Al-Jahr, Isti‘la‘, istifal dan lain sebagainya. Sedangkan yang

dimaksud dengan mustahak huruf adalah sifat yang nampak sewaktu-waktu

seperti tafkhim, tarqiq, ikhfa‘ dan lain sebaginya.

B. Hukum Ilmu Tajwid

Hukum mempelajari ilmu tajwid secara teori adalah fardhu

kifayah, sedangkan membaca Al Qur‘an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid

hukumnya fardhu ‘ain.

Dalil kewajiban membaca Al Qur‘an dengan tajwid adalah:

1. Firman Allah SWT dalam Al Qur‘an :

‖Dan bacalah Al Qur‘an dengan tartil‖. (Al Muzammil : 4)

Al-Imam Ali bin Abi Tolib menjelaskan arti tartil dalam ayat ini, yaitu

mentajwidkan huruf-hurufnya dan mengetahui tempat-tempat waqof.

2. Sabda Rasulullah saw sebagai berikut:

‖Bacalah Al Qur-än sesuai dengan cara dan suara orang-orang Arab.

Dan jauhilah olehmu cara baca orang-orang fasik dan berdosa besar,

maka sesungguhnya akan datang beberapa kaum setelah aku

melagukan AL Qur‘an seperti nyanyian dan Rohbaniah (membaca

tanpa tadabbur dan pengamalan) suara mereka tidak dapat melewati

Page 107: Buku Panduan AAI

107

tenggorokan mereka (tidak dapat meresap dalam hati), hati mereka

dan orang-orang yang simpati kepada mereka telah terfitnah (keluar

dari jalan yang lurus)‖. (Al Burhan fi Tajwidiil Qur‘an)

3. Adapun hukum fardhu ‘ain, Imam Ibnul Jazari mengatakan :

‖Membaca Al Qur-än dengan tajwid hukumnya wajib, barangsiapa

tidak membacanya dengan tajwid ia berdosa. Karena dengan tajwid

Allah menurunkan Al Qur-an, dan demikianlah Al Qur-an sampai

kepada kita dari-Nya‖.

C. Fadhilah (Keutamaan) Ilmu Tajwid

Ilmu tajwid adalah ilmu yang sangat mulia, karena berhubungan langsung

dengan Al Qur‘an. Diantara keistimewaannya adalah sebagai berikut:

1. Mempelajari dan mengajarkan Al Qur-an adalah tolok ukur kualitas

seorang muslim.

Sabda Rasulullah SAW:

‖Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur‘an dan

mengajarkannya.‖ (HR.Bukhari)

2. Mempelajari Al Qur-an adalah sebaik-baik kesibukan. Allah swt

berfirman dalam hadist qudsi :

‖Barangsiapa yang disibukkan oleh Al Qur‘an dalam rangka berdzikir

kepadaku, dan memohon kepadaku, niscaya Aku akan berikan sesuatu

yang lebih utama daripada apa yang telah Aku berikan kepada orang-

orang yang telah meminta. Dan keutamaan kalam Allah daripada

seluruh kalam selain-Nya, seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya.‖

(HR. At-Turmudzi)

Page 108: Buku Panduan AAI

108

3. Dengan mempelajari Al Qur‘an, maka akan turun sakinah

(ketentraman), rahmat, malaikat, dan Allah menyebaut-nyebut orang

yang mempelajari kepada makhluk yang ada disisi-Nya.

Tempat Keluarnya Huruf dan Sifatnya

Secara global makhroj huruf ada lima tempat:

1. Rongga mulut

2. Tenggorokan

3. Lidah

4. Dua bibir

5. Rongga hidung

Keterangan:

1. Yang keluar dari rongga mulut berupa huruf-huruf mad, yaitu

( و - ي - ا )

contoh:

.pengucapannya dengan memonyongkan kedua bibir ن - و 1.1

.pengucapannya dengan menurunkan bibir bagian bawah ح - ی 1.2

.pengucapannya dengan membuka mulut ه - ا 1.3

2. Yang keluar dari tenggorokan yaitu huruf-huruf : ء - ه - ع - ح - غ - خ

Perinciannya adalah sebagai berikut:

keluar dari tenggorokan bawah ء - ه .2.1

keluar dari tenggorokan tengah ع - ح .2.2

keluar dari tenggorokan atas غ - خ .2.3

3. Yang keluar dari lidah yaitu huruf-huruf sebagai berikut:

ق - ك - ج - ش - ي - ض - ل - ن - ر - ط - د - ت - ظ - ث - ذ - ص - ز - س

Page 109: Buku Panduan AAI

109

keluar dari pangkal lidah dekat tenggorokan, mengangkat ( ق ) 3.1

ke langit-langit

seperti makhroj qof namun pangkal lidah diturunkan ( ك ) 3.2

-keluar dari tengah lidah bertemu dengan langit ( ج - ش - ي) 3.3

langit

keluar dari dua sisi lidah atau salah satunya bertemu ( ض) 3.4

dengan geraham

keluarnya dengan menggerakkan semua lidah dan ( ل) 3.5

bertemu dengan ujung langit-langit

keluar dari ujung lidah sedikit di bawah makhroj ( ن) 3.6

keluar dari ujung lidah hampir sama seperti dengan ( ر) 3.7

memasukkan punggung lidah

keluar dari ujung lidah yang bertemu dengan gusi ( ط - د - ت) 3.8

bagian atas

keluar dari ujung lidah, hampir bertemu gigi depan ( ص - ز - س ) 3.9

bagian bawah

ujung lidah keluar sedikit bertemu dengan ujung gigi ( ظ - ث - ذ) 3.10

depan atas

4. Yang keluar melalui dua bibir yaitu ف - و - ب - م

keluar dari bibir bawah bagian dalam bertemu dengan ujung ( ف ) 4.1

gigi atas

keluar dari dua bibir ( و - ب - م ) 4.2

5. Yang keluar dari rongga hidung hanya satu yaitu ghunnah (dengung)

HUKUM NUN MATI DAN TANWIN

Page 110: Buku Panduan AAI

110

Ada empat hukum yang berkaitan dengan hukum nun mati dan

tanwin.

1. Idzar artinya jelas. Apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan

salah satu huruf idzar ( ء - ه - ح - خ - ع - غ ) maka membacanya harus

jelas.

Contoh :

Nun mati وهني ن

Tanwin ي ن ان

2. Idghom artinya memasukkan. Kaidah tajwid ini ada dua macam, yaitu

a. Idghom Ma‘alghunnah (idghom bighunnah)

Artimya memasukkan dengan disertai dengung, yaitu apabila ada nun

mati atau tanwin bertemu dengan huruf ي ن م و maka dibaca

dengan disertai dengung.

Contoh :

tanwin ( ) bertemu dengan ي ( ن bertemu dengan م )

b. Idghom Bilaghunnah, artinya membaca tanpa dengung, apabila ada

nun mati ( ر dan ل atau tanwin ( ) bertemu dengan huruf ( ن

maka dibaca tanpa disertai dengungan.

Contoh :

Tanwin bertemu ل (lam)

Nun mati ( (lam) ( ل ) bertemu ( ن

3. Ikhfa - artinya menutupi. Apabila ada nun mati atau tanwin

bertemu dengan huruf-huruf ikhfa‘ maka dibaca dengan samar-samar

(antara idzar dan idham).

Huru-huruf ikhfa‘ ada 15 yaitu semua huruf selain huruf idhzar, idgham

dan iqlab. Huruf-huruf itu adalah:

Page 111: Buku Panduan AAI

111

ت - ث - ج – د - ذ – ز - س - ش - ص - ض - ط - ظ - ف - ق - ك

Contoh: nun mati ن ط ن tanwin ب ر ي ل

4. Iqlab, artinya mengubah. Apabila ada nun mati atau tanwin bertemu

dengan huruf amak berubah menjadi mim dan disertai dengan

dengung.

HUKUM MIM MATI

Apabila terdapat mim mati dalam bacaan Al- Qur‘an, maka hukum

bacaannya adalah sebagai berikut (ada 3 macam hukum bacaan mim

sakinah):

1. Ikhfa‘ Syafawi

Yaitu apabila ada mim mati ( maka dibaca ,( ب) ‘bertemu dengan ba ( م

samar disertai ghunnah.

Contoh: ت ر ه م ب ح ار ة

2. Idghom Mistlain

Yaitu apabila ada mim mati ( maka ,( م ) bertemu dengan mim ( م

dibaca dengan ghunnah (dengungan).

Contoh: ن ا م ي د ة

3. Idzhar Syafawi

Yaitu apabila terdapat mim mati ( bertemu dengan selain dua huruf ( م

diatas (م dan ب ), maka mim harus dibaca dengan jelas tanpa ghunnah,

terutama ketika bertemu dengan fa‘ dan waw (ف dan و ).

Contoh: م ن ر ح (mim mati bertemu ن )

HUKUM MAD

Page 112: Buku Panduan AAI

112

Arti mad menurut bahasa adalah ‘tambahan‘, sedangkan secara

istilah berarti memanjangkan suara dengan lama ketika mengucapkan huruf

mad. Hukum mad ada tiga, yaitu :

1. waw sukun ( ,( ) yang sebelumnya berharakat dlommah ( و

2. ya‘ sukun ( yang huruf sebelumnya berharakat kasrah ( ) dan (ي

3. alif yang sebelumnya berharakat fathah ( ).

Jenis-jenis mad terdiri dari:

1. Mad Thabi‘i atau mad asli, panjangnya 2 harakat.

Contoh: יح ر ك ا ن

Mad Far‘i, panjangnya 2 sampai 6 harakat. Pemanjangan mad ini ada

yang disebabkan betemu dengan hamzah (۶) dan ada yang disebabakan

waqaf (berhenti), ada yang karena bertemu huruf sukun dan ada yang

karena aslinya harus dibaca panjang. Mad ini dibagi lagi menjadi:

1.1. Mad yang dibaca panjang karena bertemu dengan hamzah.

1.1.1. Mad Wajib Muttasil: mad yang bertemu dengan hamzah dalam

satu kalimat, dengan panjang 5 harakat ketika washol dan 6

harakat ketika waqaf.

Contoh : و ذ ا ا

1.1.2. Mad Jaiz Muntasil: mad yang bertemu dengan hamzah pada

kalimat yang terpisah. Panjang 2 – 5 harakat, dibaca seragam,

kalau memulai dengan 2 harakat, maka seterusnya harus dibaca

2 harakat.

Contoh : ا ح ن ت و يم

1.1.3. Mad Badal: jika hamzah bertemu dengan huruf Mad. Panjangnya

2 harakat.

Contoh : ي ا ن ا ― و ت

Page 113: Buku Panduan AAI

113

1.1.4. Mad ‘aid Lis sukun: jika mad thabi‘i jatuh sebelum huruf yang

diwaqafkan. Panjangnya 2 sampai 6 harakat.

Contoh : ا ح د ر ب ا ا ي ن

1.1.5. Mad Layyin: jika berhenti pada satu huruf yang sebelumnya

waw (و) sukun atau ya‘ (ي) sukun yang didahului oleh huruf

berharakat fathah ( ), panjangnya 2 sampai 6 harakat.

Contoh : ي - ا ب ي ت