budidaya ikan di pen culture (fish pen)
DESCRIPTION
aquacultureTRANSCRIPT
Budidaya ikan di pen culture (fish pen)
Kelompok 6Amriana
alfian
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRANJURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN2014
PengertianPemeliharaan ikan di pen culture
pada dasarnya adalah upaya pemanfaatan bagian-bagian tertentu dari perairan umum seperti sungai, danau, atau waduk.
pen culture adalah bagian badan air yang di kurung seperti pagar dan di gunakan untuk memelihara biota air, terutama ikan. Ikan-ikan yang biasa di budidayakan yaitu ikan patin, nila, gurami dll.
A. Pemilihan lokasikedalaman air, sumber air, bentuk dasar perairan,
perlindungan dari hantaman arus/ aliran air yang deras, dan juga segi keamanannya.
Danau/Waduk
Saluran irigasi
Sungai
mempunyai pintu pengendali banjir
yang berarus relatif lambat dan bebas dari ancaman banjir bandang.
bagian teluk yang terlindung
Konstruksi dan pembuatan
Karena pen culture di terapkan untuk pembesaran maka pen culture harus dibuat kokoh agar tidak mudah diterobos. Caranya, pen diberi kerangka atau tiang penyangga pada jarak tertentu. Tiang penyangga ini sekaligus berfungsi sebagai tempat mengikatkan pen bambu. Jarak antar bilah bambu atau jeruji ditentukan oleh ukuran ikan yang akan dipelihara.
Kualitas airIkan dapat hidup dalam
penculture dengan baik pada air yang mempunyai kedalaman 50 - 100 cm. Kecerahan yang baik untuk kehidupan ikan adalah 25 - 40 cm. Pada tingkat kecerahan sebesar itu, jumlah cahaya matahari yang masuk ke perairan cukup untuk proses fotosintesis yang seimbang, pH 6,5-7,5.
Penebaran benih Hingga kini, penelitian mengenai
kepadatan penebaran yang ideal bagi ikan yang dipelihara di dalam penclture, belum menghasilkan data yang pasti. kepadatan penebaran secara umum yang berlaku yaitu 10 - 30 ekor/m2. Bila ukuran ikan yang ditebarkan lebih besar maka kepadatan penebarannya dikurangi
Pemberian pakan
Pembesaran ikan bersifat komersial sehingga di beri pakan tambahan berupa pelet, namun dapat juga tanpa pakan tambahan. Pada pen culture di danau atau waduk, pemberian pakan dapat mengikuti cara pemberian pakan pada jala apung yaitu dengan cara disebarkan langsung.
pengontrolanPengontrolan ikan pada pemeliharaan sistem pen lebih repot daripada pengontrolan ikan di jala apung. Hal ini karena pada pemeliharaan di pen culture, ikan lebih menyatu dengan alam (perairan umum), sehingga risiko yang dihadapi akan semakin besar pula. Pada periode tertentu disarankan dilakukan kontrol populasi. Untuk itu, pen segera ditelusuri, barangkali ada bagian yang rusak atau kurang rapat. Berkurangnya populasi ikan juga bisa disebabkan oleh hama yang menyusup masuk ke sistem pen.
PemanenanMasa pemeliharaan di sistem pen bisa diakhiri bila
ikan yang dipelihara mencapai bobot tertentu. Ikan yang dipelihara juga bisa dipanen secara selektif atau dipanen total (semua sekaligus). Pemanenan ikan di sistem pen sedikit lebih sulit karena ikan tidak dapat dikumpulkan pada suatu bagian tertentu hanya dengan menggulung jala apung Pemanenan ikan pada pemeliharaan sistem pen dilakukan dengan menggiring ikan. Penggiringan ikan ini dibantu dengan kere yang dipasang dengan posisi melintang pada lokasi pemeliharaan segi empat atau dengan posisi melengkung pada pemeliharaan di lokasi menyerupai lingkaran. Ikan-ikan yang tergiring itu lambat-laun akan terpojok. Dari sinilah kemudian ikan tersebut diserok atau ditangkap dengan tangan. Ikan juga dapat dipanen dengan cara di jala.
Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan : sebagai alternatif bagi orang yang tidak mempunyai lahan (kolam) dan juga menguntungkan secara teknis maupun ekonomis.
Kekurangan : Pengontrolan ikan pada pemeliharaan sistem pen lebih repot daripada pengontrolan ikan di jala apung. Hal ini dapat dimaklumi karena pada pemeliharaan sistem pen ikan lebih menyatu dengan alam perairan umum sehingga risiko yang dihadapi akan semakin besar pula.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH