bst mioma uteri

30
MIOMA UTERI DEFINISI Mioma uteri adalah suatu neoplasma jinak dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehinggga dalam kepustakaan dikenal juga dengan istilah fibromioma, leimioma, atau pun uterine fibroid. INSIDENSI Merupakan tumor uterus yang paling sering dijumpai. Usia tersering > 35 tahun. Jarang pada usia premenarche dan post menopause. Hampir selalu pada usia reproduktif. Bila ditemukan pada usia post menopause pikirkan suatu keganasan. Sering pada : nulli para dan wanita yang infertil, tumbuh lebih cepat pada masa hamil. 10% dari seluruh penyakit alat genital. Dikenal dengan 4F: Fibroid, Fourty, Fatty, Female. ETIOLOGI Belum begitu jelas.

Upload: helvi-fridayani-dalimunthe

Post on 13-Sep-2015

300 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

obgyn

TRANSCRIPT

MIOMA UTERI

MIOMA UTERIDEFINISI

Mioma uteri adalah suatu neoplasma jinak dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehinggga dalam kepustakaan dikenal juga dengan istilah fibromioma, leimioma, atau pun uterine fibroid.

INSIDENSI Merupakan tumor uterus yang paling sering dijumpai. Usia tersering > 35 tahun. Jarang pada usia premenarche dan post menopause. Hampir selalu pada usia reproduktif. Bila ditemukan pada usia post menopause pikirkan suatu keganasan. Sering pada : nulli para dan wanita yang infertil, tumbuh lebih cepat pada masa hamil. 10% dari seluruh penyakit alat genital. Dikenal dengan 4F: Fibroid, Fourty, Fatty, Female.ETIOLOGI Belum begitu jelas. Teori Stimulasi Esterogen: diduga ada pengaruh stimulasi esterogen pada otot-otot uterus yang immatur (genitopblast). Teori ini dibantah karena tidak semua wanita dalam masa reproduksi terkena mioma uteri, malahan cuma 20%. Teori stimulasi growth hormon pada uterus.

Pada wanita hamil cepat membesar dan mengecil setelah partus.

Pada wanita menopause mengecil dan mengalami atropi.PATOLOGILokasi Mioma Uteri: 1. pada serviks (3%)

2. pada korpus (97%)Jenis mioma uteri yang paling sering adalah jenis intramural ( 54% ), subserosa ( 48,2% ), submukosa ( 6,1% ) dan jenis intraligamenter ( 4,4% )I. Mioma uteri pada korpus uteri dibagi 3 berdasarkan posisi mioma terhadap lapisan uterus yaitu:

A. Mioma uteri submukosa (5%)

Lokasinya berada dibawah endometrium dan tumbuh menonjol ke arah kavum uteri.

Menoragia merupakan gejala tersering, karena luas endometrium bertambah dan kontraksi uterus terganggu.

Mioma uteri submukosa sering bertumbuh terus tangkai yang panjang sehingga menonjol keluar dari serviks disebut miom geburt. Mioma uteri submukosa dirasakan waktu kuretase sebagai suatu tonjolan curet bump. Mioma uteri submukosa yang lebih besar, berkemungkinan untuk mejadi degenerasi sarkoma.B. Mioma uteri intramural/interstisial

Terletak pada miometrium.

Bila besar atau multipel uterus menjadi besar dan berbenjol.C. Mioma uteri subserosa/subperitonel

Letaknya dibawah tunika serosa dan tumbuh menonjol ke permukaan uterus.

Kadang-kadang vena dipermukaan pecah dan terjadi perdarahan intra abdomen.

Mioma dapat tumbuh diantara ligamentum miom intraligamenter menekan ureter dan A. Iliaka hati-hati waktu operasi.

Jika terdapat vaskularisasi dari omentum, lambat laun terlepas dari uterus parasitic miom/wandering fibroid.

Jika bertangkai dapat menjadi torsi.

II. Miom Serviks

Didalam pertumbuhannya umumnya menojol ke dalam serviks.

Insidensi jarang (3%).

Bila ukurannya besar dapat menekan vesika urinaria gangguan miksi.

Tehnik operasi lebih sukar.

OUE terasa seperti bulan sabit oleh karena serviks menipis karena terdesak oleh masa tumor yang besarApabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri atas otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti konde/pusaran air (whorl like pattern), dengan pseudocapsule yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak karena pertumbuhan sarang mioma ini.

PERUBAHAN SEKUNDER PADA MIOMASebagian besar bersifat degeneratif yang berhubungan dengan kurangnya suplai darah. Perubahan-perubahan tersebut adalah:1. Atropi

Terjadi sesudah menopause atau sesudah partus mioma mengecil.

2. Degenerasi hialin

Paling sering terjadi pada penderita berusia lanjut. Tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen.

3. Degenerasi kistik

Yaitu degenerasi hialin yang mengalami pencairan. Tumor menjadi lembek, mirip kehamilan atau kista ovarium.

4. Degenerasi lemak

Jarang terjadi, terjadi pada degenerasi hialin lanjut.

5. Degenerasi sarkomatous

Bisa juga disebut dengan degenerasi merah dimana terjadi perubahan yang biasanya timbul pada kehamilan dan nifas. Patogenesis: diperkirakan karena suatu nekrosis subakut sebagai gangguan vaskularisasi. Pada pembelahan dapat dilihat sarang mioma seperti daging mentah berwarna merah disebabkan oleh pigmen hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi merah tampak khas apabila terjadi kehamilan muda disertai emesis, haus, sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan.6. Kalsifikasi

Terjadi pada wanita lanjut dengan miom yang mengalami gangguan sirkulasi disertai pengendapan kapur pada sarang miom. Mioma akan menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto rontgen.7. Infeksi dan supurasi

Sering terjadi pada mioma subserosum oleh karena adanya ulserasi.

8. Nekrosis

Sering terjadi pada masa kehamilan atau nifas. Oleh karena nekrosis subakut sebagai gangguan sirkulasi. Saat dibelah sarang miom seperti daging mentah oleh karena pigmen hemosiderin dan hemofusin.

Selain pertumbuhan yang degeneratif dapat pula pertumbuhan yang supuratif, yang bersifat ganas disebut sarkoma/leiomiosarkom sangat ganas.

MIKROSKOPIS

Terdiri dari otot-otot spindle dan tersusun sebagai whorl (konde), dengan sel-sel yang sama besar ukurannya.Pada pembelahan jaringan mioma tampak lebih putih dari jaringan sekitarnya. Pada pemeriksaan secara mikroskopik dijumpai se-sel otot polos panjang, yang membentuk bangunan yang khas sebagai kumparan ( whorle like pattern). Inti sel juga panjang dan bercampur dengan jaringan ikat. Pada pemotongan tranversal, sel berbentuk polihedral dengan sitoplasma yang banyak mengelilinginya. Pada pemotongan longitudinal inti sel memanjang, dan ditemukan adanya mast cells diantara serabut miometrium sering diinterprestasi sebagai sel tumor atau sel raksasa ( giant cells ).GEJALA KLINIS

Adanya miom tidak selalu menimbulkan gejala, tergantung kepada:

1. Lokasi miom.

2. Besarnya miom.

3. Perubahan-perubahan dalam miom.Gejala-gejala klinis yang muncul antara lain:

1. Massa tumor pada perut bagian bawah/vagina (miom geburt). Kadang-kadang disertai nyeri, rasa penuh, dan berat pada perut bagian bawah.

2. Perdarahan yang abnormal (menoragia atau metroragia).

3. Tanda-tanda penekanan.

4. Infertilitas

5. Abortus.

6. Dismenorea.

7. Gejala sekunder seperti anemia gravis ok menoragia atau hipermenorea, pusing, sesak nafas, fibrois heart & erithrositosis pada miom yang besar.

Perdarahan:

Dalam bentuk menoragia, pada mioma submukosa, oleh karena pecahnya pembuluh darah. Sedangkan pada mioma intramural karena gangguan kontraksi otot-otot uterus. Pada miom subserosa tidak ada perdarahan, bila ada perdarahan periksa adanya atau bersamaan dengan: adenokarsinoma, polip atau DUB.Mekanisme perdarahan abnormal pada mioma uteri :

1) Peningkatan ukuran permukaan endometrium

2) Peningkatan vaskularisasi aliran vaskuler ke uterus

3) Ganguan kontraktilitas uterus

4) Komprei pada pleksus venosus di dalam miometriumNyeri:

Tidak khas untuk mioma. Yang sering biasanya perasaan berat atau dismenorea oleh karena gangguan peredaran darah dan nekrosis setempat atau proses radang dengan perlengketan ke omentum, usus atau terjadinya torsi pada miom subserosa dengan gejala akut (kadang-kadang muntah). Bila miom besar maka nyeri akibat penekanan terhadap urat syaraf yang menjalar ke pinggang dan tungkai bawah.

Tanda penekanan dan pressure effect.

Tergantung pada besarnya miom dan lokasi miom. Pada vesika urinaria distrorsi dengan gangguan miksi seperti polakisuria, bladder iritability, disuria, pada ureter terjadi hidronefrose, jarang terjadi retensio urin. Pada rektum terjadi obstipasi dan gangguan buang air besar. Pada pembuluh darah panggul gejala pelebaran vena, edema tungkai dan nyeri pelvik.

Infertilitas dan Abortus.

Infertilitas karena mioma intramural yang menutupi/menekan tuba pars interstitialis. Abortus oleh karena mioma submukosum karena terjadi distorsi rongga uterus. Rubin (1958) menyatakan bahwa apabila penyebab lain infertilitas sudah disingkirkan, dan mioma merupakan penyebab infertilitas tersebut, maka merupakan suatu indikasi untuk dilakukan miomektomi.Mekanisme infertilitas :

1) Gangguan transportasi gamet dan embrio

2) Penurunan kemampuan pertumbuhan uterus

3) Perubahan aliran vaskular

4) Perubahan histologi endometriumDASAR-DASAR DIAGNOSIS MIOMA UTERI

1. Anamnesis :

Rasa berat/penuh/nyeri pada perut bagian bawah.

Haid yang banyak dari biasanya (menoragia) dan di luar siklus haid (metroragia) dan tidak teratur. Gejala penekanan terhadap sekitar.

2. Pemeriksaan Fisik

Palpasi: teraba massa bulat, kenyal/padat di bagian bawah perut, bentuk tidak teratur, gerakan tidak terbatas, tidak nyeri, letaknya di tengah.

Palpasi-bimanual: massa terasa lebih jelas, uterus terasa lebih besar dengan massa tumor di fundus/korpus, keras, berbenjol-benjol, bila uterus digerakan tumor ikut bergerak, begitu juga halnya dengan portio akan retraksi/tertarik.

3. Laboratorium

Anemia: oleh karena perdarahan yang abnormal

Policitema: mioma menekan uterer faal ginjal terganggu merangsang ginjal untuk menghasilkan eritropoitin.

Lekositosis: sampai 20.000/m3 bila terjadi infeksi/degenerasi merah.

4. Radioogi Bayangan jaringan lunak dan dapat terlihat kalsifikasi tumor.

5. Histerografi dan Histeroskopi6. USGUltrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam menetapkan adanya mioma uteri. Ultrasonografi transvaginal terutama bermanfaat pada uterus yng kecil. Uterus atau massa yang paling besar paling baik diobservasi melalui ultrasonografi transabdominal. Mioma uteri secara khas menghasilkan gambaran ultrasonografi yang mendemonstrasikan irregularitas kontur maupun pembesaran uterus. Adanya kalsifikasi ditandai oleh fokus-fokus hiperekoik dengan bayangan akustik. Degenerasi kistik ditandai adanya daerah yang hipoekoik7. Sondage uterus

Kavum uteri besar, tidak rata, terasa distrosi dan asimetris.

Pada mioma subserosa normal.8. MRI ( Magnetic Resonance Imaging ) MRI sangat akurat dalam menggambarkan jumlah,ukuran dan lokasi mioma, tetapi jarang diperlukan. Pada MRI, mioma tampak sebagai massa gelap terbatas tegas dan dapat dibedakan dari miometrium yang normal. MRI dapat mendeteksi lesi sekecil 3 mm yang dapat dilokalisasi dengan jelas, termasuk mioma submukosa. MRI dapat menjadi alternatif ultrasonografi pada kasus -kasus yang tidak dapat disimpulkan

DIFERENSIAL DIAGNOSIS MIOMA UTERI

1. Tumor padat ovarium.

2. Tumor adneksa lainnya.

3. Uterus gravida.

4. Vesika urinaria yang penuh.

5. Kista ovarium.

6. Inversio uteri.

7. Endometriosis interna (adenomiosis).PENATALAKSANAAN MIOMA UTERI

Penatalaksanaan mioma uteri tergantung pada:

Besar dan ukuran mioma

Lokasi dan jenis tumor.

Umur pasien

Paritas

Masih menginginkan anak atau tidak

Keadaan umum pasien.Sebelum dilakukan tindakan, terlebih dahulu dilakukan kuretase PA dengan tujuan :

1. Menegakan apakah diagnosa mioma benar atau tidak.

2. Jika bukan mioma dan terjadi keganasan hasil PA bisa menentukan jenis keganasan apa yang sedang terjadi.

3. Menentukan terapi apa yang akan dilakukan.4. Sebagai tindakan theraupetic sekaligus.

1. KONSERVATIF

Tanpa penyulit lain dan ukuran uterus kecil dari kehamilan 12 minggu.

Mungkin tidak diperlukan tindakan pada suatu mioma bila tidak timbul keluahan, lebih kurang 55% mioma tidak perlu tindakan apapun, mis: bila mioma kecil tidak menimbulkan gejala, terutama mendekati menopause terapi tidak diperlukan.

Yang penting pemeriksaan periodik dengan pemeriksaan pelvik setiap 3-6 bulan bila mendadak membesar harus ditindak.2. MEDIKAMENTOSAa) GNRH analog Dalam dekade terakhir ada usaha untuk mengobati mioma uterus dengan GnRH agonist (GnRHa). Hal ini didasarkan atas pemikiran leimioma uterus terdiri atas sel-sel otot yang diperkirakan dipengaruhi oleh estrogen. GnRHa yang mengatur reseptor gonadotropin di hipofisis akan mengurangi sekresi gonadotropin yang mempengaruhi leimioma. Pemberian GnRHa (buseriline acetate) selama 16 minggu pada mioma uteri menghasilkan degenerasi hialin di miometrium hingga uterus dalam keseluruhannya menjadi lebih kecil. Akan tetapi setelah pemberian GnRHa dihentikan, leimioma yang lisut itu tumbuh kembali di bawah pengaruh estrogen, oleh karena mioma itu masih mengandung reseptor estrogen dalam konsentrasi yang tinggi. Perlu diingat bahwa penderita mioma uteri sering mengalami menopause yang terlambat.Keuntungan pemberian pengobatan medikamentosa dengan analog GnRH adalah.2 1. Mengurangi volume uterus dan volume mioma uteri

2. Mengurangi anemia akibat pendarahan

3. Mengurangi pendarahan pada saat operasi

4. Tidak diperlukan insisi yang luas pada uterus saat pengangkatan mioma

5. Mempermudah tindakan histerektomi vaginal

6. Mempermudah pengangkatan mioma submukosa dengan histeroskopi

b) Progesteron Peneliti Lipschutz tahun 1939, melaporkan perkembangan mioma uteri dapat dihambat atau dihilangkan dengan pemberian progesteron. Dimana progesteron yang diproduksi oleh tubuh dapat berinteraksi secara sinergis dengan estrogen, tetapi mempunyai aksi antagonis.

Tahun 1946 Goodman melaporkan terapi injeksi progesteron 10 mg dalam 3 kali seminggu atau 10 mg sehari selama 2 6 minggu, terjadi regresi dari mioma uteri, setelah pemberian terapi. Segaloff tahun 1949, mengevaluasi 6 pasien dengan perawatan 30 sampai 189 hari, dimana 3 pasian diberi 20 mg progesteron intramuskuler tiap hari, dan 3 pasian lagi diberi 200 mg tablet. Pengobatan ini tidak mempengaruhi ukuran mioma uteri.

Goldhiezer, melaporkan adanya perubahan degeneratif mioma uteri pada pemberian progesteron dosis besar. Dengan pemberian medrogestone 25 mg pr hari selama 21 hari. Pada pemberian 2 mg norethindrone tiap hari selama 30 hari tidak mempengaruhi perubahan ukuran volume mioma uteri. Perkiraan ukuran mioma uteri sebelum dan sesudah terapi tidak dilakukan dan efektifitasnya dimulai berdasarkan temuan histologis. Terapi progesteron mungkin ada berhasil dalam pengobatan mioma uteri, hal ini belum terbukti saat ini.c) Danazol Danazol merupakan progestogen sintetik yang berasal dari testoteron, dan pertama kali digunakan untuk pengobatan endometrosis. Prof. Maheux tahun 1983 pada pertemuan tahunan perkumpulan fertilitas Amerika, mempresentasikan hasil studinya di Universitas Yale, 8 pasien mioma uteri diterapi 800 mg danazol setiap hari, selama 6 bulan. Dosis substansial didapatkan hanya menyebabkan pengurangan volume uterus sebesar 20 25 %, dimana diperoleh fakta bahwa damazol memiliki substansi androgenik.

Tamaya, dan rekan-rekan tahun 1979, melaporkan reseptor androgen pada mioma terjadi peningkatan aktivitas 5 - reduktase dibandingkan dengan miometrium dan endometrium normal. Yamamoto tahun 1984, dimana mioma uteri, memiliki suatu aktifitas aromatase yang tinggi dan dapat membentuk estrogen dari androgen.c) Gestrinon. Gestrinon adalah suatu trienic 19- nonsteroid sintetik, juga dikenal sebagai R 2323 yang terbukti efektif dalam pengobatan endometrosis. Coutinho tahun 1986 melaporkan, 97 wanita, kelompok A (n = 34) menerima 5 mg gestrinon peroral 2 kali seminggu, kelompok B (n = 36) 2,5 mg gestrinon peroral 2 kali seminggu, dan kelompok C (n = 27) menerima 2,5 mg gestrinon pervaginan 3 kali seminggu.3,14 Data masing-masing pasien di evakuasi setelah 4 bulan pengobatan dengan gesterinon, didapatkan volume uterus berkurang 18 % pada kelompok A, 27% pada kelompok B, tetapi pada kelompok C meningkat 5 %.

Setelah masa pengobatan selama 4 bulan berakhir, 95 % pasien mengalami amenorce. Coutinho, menyarankan penggunaan gesterinon sebagai terapi preoperatif untuk mengontrol perdarahan menstruasi yang banyak berhubungan dengan mioma uteri.

d) Tamoksifen Tamoksifen merupakan turunan trifeniletilen mempunyai khasiat estrogenik maupun antiestrogenik. Dan dikenal sebagai selective estrogen receptor modulator (SERM) dan banyak digunakan untuk pengobatan kanker payudara stadium lanjut. Karena khasiat sebagai estrogenik maupun antiestrogenik. Beberapa peneliti melaporkan, pemberian tamoksifen 20 mg tablet perhari untuk 6 wanita premenopause dengan mioma uteri selama 3 bulan dimana, volumae mioma tidak berubah.

Kerja tamoksifen pada mioma uteri, dimana konsentrasi reseptor estradiol total secara signifikan lebih rendah. Hal ini terjadi karena peningkatan kadar progesteron bila diberikan secara berkelanjutan.e) Goserelin Goserelin merupakan GnRH agonis, dimana ikatan reseptornya terhadap jaringan sangat kuat, sehingga kadarnya dalam darah berada cukup lama. Dan pada pemberian goserelin dapat mengurangi setengah ukuran mioma uteri dan dapat menghilangkan gejala menorargia dan nyeri pelvis. Pada wanita premenopause dengan mioma uteri, pengobatan jangka panjang dapat menjadi alternatif tindakan histerektomi terutama pada saat menjelang menopause. Pemberian goserelin 400 mikrogram 3 kali sehari semprot hidung sama efektifnya dengan pemberian 500 mikrogram sehari sekali dengan cara injeksi subkutan.15,16,17 Untuk pengobatan mioma uteri, dimana kadar estradiol kurang signifikan disupresi selama pemberian goserelin dan pasien sedikit mengeluh efek samping berupa keringat dingin. Pembereian dosis yang sesuai, agar dapat menstimulasi estrogen tanpa tumbuh mioma kembali atau berulangnya peredaran abnormal sulit diterima. Peneliti mengevaluasi efek pengobatan dengan formulasi depot bulanan goserelin dikombinasi dengan HRT (estrogen konjugasi 0.3 mg ) dan medroksiprogesteron asetat 5 mg pada pasien mioma uteri, parameter yang diteliti adalah volume mioma uteri, keluhan pasien, corak perdarahan, kandungan mineral tulang dan fraksi kolesterol.

Dapat disimpulkan dari hasil penelitian, dimana pemberian goserelin dikombinasi dengan HRT dilaporkan mioma uteri berkurang, dengan keluhan berupa keringat dingin dan pola perdarahan spotting, bila pengobatan dihentikan. Dimana kandungan mineral tulang berkurang bila pemberian pengobatan selama 6 bulan pertama. Tiga bulan setelah pengobatan perlu dilakukan observasi, dan konsentrasi HDL kolesterol meningkat selama pengobatan, sedangkan plasma trigliserida konsentrasi menetap selama pemberian terapi.f) Antiprostaglandin Penghambat pembentukan prostaglandin dapat mengurangi perdarahan yang berlebihan pada wanita dengan menoragia, dan hal ini beralasan untuk diterima atau mungkin efektif untuk menoragia yang diinduksi oleh mioma uteri.

Ylikorhala dan rekan-rekan, melaporkan pemberian naproxen 500 1000 mg setiap hari untuk terapi selama 5 hari tidak memiliki efek pada menoragia yang diinduksi mioma, meskipun hal ini mengurangi perdarahan menstruasi 35,7 % wanita dengan menoragia idiopatik. Studi ini didasarkan hanya penilaian secara simptomatik, sedangkan ukuran mioma tidak diukur.3 g) Agen-agen lain ( Gossypol dan Amantadin ) Gossypol Meiling pada tahun 1980, melaporkan penggunaan gossypol pada 30 wanita dengan perdarahan menopause fungsional, mioma uteri dan endometrosis. Kadar ekstrogen menurun pada 70 kasus endometrium, menunjukkan tingginya kejadian atrofi endometrium.3 Pada 65.5 % didapatkan pengurangan volume mioma yang terbatas. Perhatian utama dengan agen ini ada kemungkinan efek-efek samping. Pada uji klinik, dilaporkan kelelahan dan hipokalemu irreversibel dan efek permanen secara langsung pada gonad atau kontrasepsi pria.

Amantadin Amantadin telah dibuktikan oleh FDA untuk pengobatan parkinson, dan reaksi ekstra piramidal yang diinduksi obat. Dan menyebabkan pelepasan dopamin endogen dan mengaktivasi neuron dopaminergik dan noradrenergik.

Luisi dan luisi, melaporkan selama 10 tahun pengalamannya mengobati mioma simptomatik dengan amantadin. Keseluruhan dengan 160 pasien menerima amantadin ( 200 mg perhari ) untuk 20 hari dalam sebulan selama 6 bulan. Setelah 6 bulan pengobatan, pertumbuhan mioma dihambat, dimana konsistensinya berkurang secara bertahap dan gejalanya berkurang. Mekanisme kerjanya tidak jelas, diduga bahwa pengurangan ukuran tumor berhubungan dengan penurunan aliran darah. Amantadin mungkin berguna untuk pengobatan mioma uteri, kemanjuran tidak ditunjukkan secara tepat dengan efek samping gagal jantung kongestif, gagal ginjal dan hipotensi ortostatik

3. OPERATIF

Bila ukuran mioma sebesar gravida 12-14 minggu dengan pertumbuhan yang cepat, walaupun tanpa gejala sebaiknya dioperasi saja.

Mioma serviks: bila ukurannya lebih dari 3-4 cm harus diangkat.

Mioma post menopause menjadi besar, curigai sebagai leiomiosarkom dan segera ditindak.

Mioma intramural/subserosa, hanya diangkat bila besarnya lebih dari uterus gravida 14 minggu atau multipel atau terjadi torsi.Indikasi lain menurut American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG) dan American Society of Reproductive Medicine (ASRM) :

1) Perdarahan uterus yang tidak berespon terhadap pengobatan konservatif

2) Diduga ada keganasan

3) Masa menopause

4) Infertilitas karena gangguan pada cavum uteri atau oklusi tuba

5) Nyeri dan penekanan yang sangat mengganggu

6) Gangguan berkemih atau obstruksi traktus urinarius

7) Anemia akibat perdarahan

Jenis tindakan Operasi yang Dipiliha. Miomektomi

Pada mioma subserosum bertangkai.

Pada wanita yang ingin punya anak lagi atau mempertahankan fungsi fertilitasnya.

Pada wanita muda.

Syaratnya harus dikuret dulu untuk menyingkirkan kemungkinan keganasan.

Kerugiannya:

Melemahkan dinding otot uterus dan dapt menyebabkan ruptura uteri saat kehamilan.

Menyebabkan perlengketan dan residif.

b. Histerektomi Totalis & Supravaginalis

Mioma yang besar dan multipel.

Pada wanita muda sebaiknya ovarium ditinggal 1 atau 2.

Histerektomi Totalis sebaiknyaa jika:

Fungsi reproduksi tidak diperlukan lagi.

Pertumbuhan mioma yamg cepat.

Terdapat perdarahan yang membahayakan.

4. OBSERVASI

Bila uterus ukurannya kurang atau sama dengan kehamilan 12 minggu, tanpa penyulit yang lain.

5. RADIOTHERAPI

Hanya dilakukan pada wanita yang tidak mungkin untuk dioperasi.

Uterus harus lebih kecil dari kehamilan 3 bulan.

Bukan dari jenis mioma submukosum.

Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum.

Tidak dilakukan pada wanita muda ok dapat terjadi menopause prekok.

KOMPLIKASI

1. Degenerasi ganas

Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemuken hanya 0.32 0.6 % dari seluruh mioma serta merupakan 50 75 % dari semua sarkoma uterus. Keganasan umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus yang telah diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.2,6 Novak dan Woodruff melaporkan insiden leiomiosarkoma adalah dibawah 0.5 %.

2. Torsi ( putaran tangkai )

Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Keadaan ini dapat terjadi pada semua bentuk mioma tetapi yang paling sering adalah jenis mioma submukosa pendinkulata.

INDIKASI RAWAT PASIEN MIOMA UTERI

1. Bila terjadi perdarahan hebat/anemia gravis.

2. Bila rencana akan dioperasi.MIOMA UTERI DALAM KEHAMILAN

I. PENGARUH MIOMA UTERI TERHADAP KEHAMILAN

1. Inferitlitas oleh karena keadaan endometrium yang kurang baik.2. Abortus, lebih besar kemungkinannya karena distorsi rongga uterus khususnya pada mioma submukosum.

3. kelainan letak, plasenta previa, plasenta akreta, retensio plasenta.

4. menimbulkan inersia uteri, atonia uteri perdarahan post partum.

5. menghalangi jalan lahir, pada mioma serviks.

II. PENGARUH KEHAMILAN TERHADAP MIOMA UTERI

1. Mioma bertambah besar.

2. Pospartum:

Degenerasi merah, infeksi dan nekrosis.

Mengecil, tapi apabila infeksi dan nekrosis saat nifas bertambah besar.

3. Torsi tangkai terutama mioma subserosa.

PENANGANAN MIOMA UTERI DALAM KEHAMILAN

1. Sedapat mungkin konservatif saja, oleh karena miomektomi dalam kehamilan dapat menimbulkan perdarahan hebat.

2. Indikasi operasi bila:

Timbul gejala-gejala penyulit yang menyebabkan akut abdomen/torsi umumnya mioma uteri yang sangat besar.

Seksio Cesaria bila mioma uteri menghalangi jalan lahir.

Histerektomi total bila persalinan berlarut-larut/ lama dengan infeksi intra partum.

Enukleasi miom/miomektomi lebih baik tunda sampai masa nifas oleh karena bahaya perdarahan.

Miomektomi dapat bersamaan dengan Seksio Cesaria bila miomia uteri subserosum dengan tangkai yang panjang perdarahan tidak banyak. DAFTAR PUSTAKA

1. Bagian Obstetri Ginecologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung: Ginecologi, Elstar Offset, Bandung, 6 : 154 163.

2. Wiknjosastro, Hanifa : Ilmu Kandungan, edisi ke-3, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1997, 13 : 338-345.

3. http://www.emedicine.com/med/topic3319.htm, Gynecologic Myomectomy, last update 9 May 2005.4. http://www.netterimages.com/images/vpv/000/000/005/5170-0550x0475.jpg5. http://www.netterimages.com/publication/9780914168751/IX-167.htm6. http://members.aol.com/fertilmd/surgery.html