bpa bismillah

31
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah yang maha pemurah dan penyayang yang telah memberikan karunia kepada kita semua sehingga dikesempatan kali ini penulis bisa menyelesaikan tugas pada mata kuliah Bimbingan Perawatan Anak yang berjudul “ Karakteristik Perkembangan Anak Sekolah Rendah “. Tugas eksplorasi ini amat dapat diharapkan berguna dalam rangka menambah wawasan tentang karakteristik tugas perkembangan anak sekolah rendah, dan perkembangan apa saja yang terjadi pada periode perkembangan anak sekolah kelas rendah. Upaya yang dapat menjadi acuan untuk menyelesaikan tugas perkembangan yang hadir pada periode perkembangannya menemukan solusi untuk mengatasi masalah yang muncul pada masa perkembangan anak sekolah rendah. Penulis mengucapkan terima kasih kepada yang sudah membantu dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Bimbingan Perawatan Anak, kepada: 1. Allah Swt yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada penulis. 2. Orang tua yang selalu mendukung untuk menyelesaikan tugas ini. 3. Prof. Dr. Hj. Melly Sri Sulastri Rifa’i M.Pd yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini. 4. Teman-teman yang telah memberikan semangat dan motivasi. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya, sekiranya makalah yang telah disusun i

Upload: anisa-fitri-mandagi

Post on 08-Dec-2015

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bpa bismillah

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang maha pemurah dan penyayang yang telah memberikan karunia kepada kita semua sehingga dikesempatan kali ini penulis bisa menyelesaikan tugas pada mata kuliah Bimbingan Perawatan Anak yang berjudul “ Karakteristik Perkembangan Anak Sekolah Rendah “.

Tugas eksplorasi ini amat dapat diharapkan berguna dalam rangka menambah wawasan tentang karakteristik tugas perkembangan anak sekolah rendah, dan perkembangan apa saja yang terjadi pada periode perkembangan anak sekolah kelas rendah. Upaya yang dapat menjadi acuan untuk menyelesaikan tugas perkembangan yang hadir pada periode perkembangannya menemukan solusi untuk mengatasi masalah yang muncul pada masa perkembangan anak sekolah rendah.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada yang sudah membantu dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Bimbingan Perawatan Anak, kepada:

1. Allah Swt yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada penulis.2. Orang tua yang selalu mendukung untuk menyelesaikan tugas ini.3. Prof. Dr. Hj. Melly Sri Sulastri Rifa’i M.Pd yang telah membimbing

dalam pembuatan makalah ini.4. Teman-teman yang telah memberikan semangat dan motivasi.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya, sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis maupun orang yang membacanya , sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Bandung, 10 Agustus 2015

Penyusun:

Sofya Widianti

Yuli Mariana

Zhofarina Hibatillah

i

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR..............................................................................................i

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

BAB II......................................................................................................................2

PEMBAHASAN......................................................................................................2

A. Karakteristik Siswa pada Masa Sekolah Kelas Rendah..................................2

B. Kebutuhan Anak pada masa Sekolah KelasRendah........................................3

C. Tugas-Tugas Perkembangan Anak pada masa Sekolah Kelas Rendah dan Implementasinya Terhadap Pendidikan...........................................................5

D. Karakteristik Perkembangan Fisik, Sosial Emosional, Bahasa, Kognitif, dan Moral Anak pada Masa Sekolah Kelas Rendah.......................................9

RESUME...............................................................................................................17

ANALISIS..................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

ii

BAB I

PENDAHULUAN

Tulisan ini adalah tugas eksplorasi yang berjudul “Tugas Eksplorasi Karakteristik Anak pada Masa Sekolah Kelas Rendah”, untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan Perawatan Anak.

Tugas Eksplorasi Karakteristik Anak pada Masa Sekolah Kelas Rendah ini membahas tentang karakteristik anak pada masa sekolah kelas rendah, karakteristik kebutuhan anak pada masa sekolah kelas rendah, karakteristik tugas perkembangan anak pada masa sekolah kelas rendah, dan karakteristik perkembangan fisik, sosial emosional, bahasa, kognitif, dan moral anak pada masa sekolah kelas rendah.

Di Indonesia, rentang usia siswa SD, yaitu antara 6 atau 7 tahun sampai 12 tahun. Usia siswa pada kelompok kelas rendah, yaitu 6 atau 7 sampai 8 atau 9 tahun. Siswa yang berada pada kelompok ini termasuk dalam rentangan anak usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.

Kebutuhan anak pada masa sekolah kelas rendah terdiri atas pemenuhan kebutuhan fisiologis, pemenuhan rasa aman, pemenuhan kebutuhan kasih sayang atau penerimaan, pemenuhan kebutuhan harga diri dan pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri.

Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.

1

BAB II

PEMBAHASAN

Karakteristik Anak pada Masa Sekolah Kelas Rendah

Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan Perawatan Anak (BPA).

A. Karakteristik Siswa pada Masa Sekolah Kelas Rendah

Tingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi menjadi dua, yaitu kelas rendah dan kelas tinggi. Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga, sedangkan kelas-kelas tinggi terdiri dari kelas empat, lima, dan enam (Supandi, 1992: 44). Di Indonesia, rentang usia siswa SD, yaitu antara 6 atau 7 tahun sampai 12 tahun. Usia siswa pada kelompok kelas rendah, yaitu 6 atau 7 sampai 8 atau 9 tahun. Siswa yang berada pada kelompok ini termasuk dalam rentangan anak usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.

Beberapa keterampilan akan dimiliki oleh anak yang sudah mencapai tugas-tugas perkembangan pada masa kanak-kanak akhir dengan rentang usia 6-13 tahun (Soesilowindradini, ttn: 116, 118, 119). Keterampilan yang dicapai diantaranya, yaitu social-helpskills dan play skill. Social-help skills berguna untuk membantu orang lain di rumah, di sekolah, dan di tempat bermain seperti membersihkan halaman dan merapikan meja kursi. Keterampilan ini akan menambah perasaan harga diri dan menjadikannya sebagai anak yang berguna, sehingga anak suka bekerja sama (bersifat kooperatif). Dengan keterampilan ini pula, anak telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelamin, mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, mampu berbagi, dan mandiri. Sementara itu, play skill terkait dengan kemampuan motorik seperti melempar, menangkap, berlari, keseimbangan. Anak yang terampil dapat membuat penyesuaian-penyesuaian yang lebih baik di sekolah dan di masyarakat. Anak telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting.

Pertumbuhan fisik sebagai salah satu karakteristik perkembangan siswa kelas rendah biasanya telah mencapai kematangan. Anak telah mampu

2

mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Untuk perkembangan emosi, anak usia 6-8 tahun biasanya telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, mengontrol emosi, mau dan mampu berpisah dengan orang tua, serta mulai belajar tentang benar dan salah. Perkembangan kecerdasan siswa kelas rendah ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.

B. Kebutuhan Anak pada masa Sekolah KelasRendah1. Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis

a. Menyediakan program makan siang yang murah atau bahkan gratis.b. Menyediakan ruangan kelas dengan kapasitas yang memadai dan

temperatur yang tepat.c. Menyediakan kamar mandi/toilet dalam jumlah yang seimbang. d. Menyediakan ruangan dan lahan untuk istirahat bagi siswa yang

representatif.

2. Pemenuhan Kebutuhan Rasa Amana. Sikap guru menyenangkan, mampu menunjukkan penerimaan

terhadap siswanya, dan tidak menunjukkan ancaman atau bersifat menghakimi.

b. Adanya ekspektasi yang konsisten.c. Mengendalikan perilaku siswa di kelas/sekolah dengan menerapkan

sistem pendisiplinan siswa secara adil. d. Lebih banyak memberikan penguatan perilaku (reinforcement)

melalui pujian/ganjaran atas segala perilaku positif siswa dari pada pemberian hukuman atas perilaku negatif siswa.

3. Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang atau Penerimaana. Hubungan Guru dengan Siswa

1) Guru dapat menampilkan ciri-ciri kepribadian : empatik, peduli dan intereres terhadap siswa, sabar, adil, terbuka serta dapat menjadi pendengar yang baik.

2) Guru dapat menerapkan pembelajaran individu dan dapat memahami siswanya (kebutuhan, potensi, minat, karakteristik kepribadian dan latar belakangnya).

3) Guru lebih banyak memberikan komentar dan umpan balik yang positif dari pada yang negatif.

4) Guru dapat menghargai dan menghormati setiap pemikiran, pendapat dan keputusan setiap siswanya.

3

5) Guru dapat menjadi penolong yang bisa diandalkan dan memberikan kepercayaan terhadap siswanya.

b. Hubungan Siswa dengan Siswa1) Sekolah mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya

kerja sama mutualistik dan saling percaya di antara siswa.2) Sekolah dapat menyelenggarakan class meeting, melalui berbagai

forum, seperti olah raga atau kesenian. 3) Sekolah mengembangkan diskusi kelas yang tidak hanya untuk

kepentingan pembelajaran.4) Sekolah mengembangkan bentuk-bentuk ekstra kurikuler yang

beragam.

4. Pemenuhan Kebutuhan Harga Diria. Mengembangkan Harga Diri Siswa

1) Mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan latar pengetahuan yang dimiliki siswanya (scaffolding)

2) Mengembangkan sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa

3) Memfokuskan pada kekuatan dan aset yang dimiliki setiap siswa.4) Mengembangkan strategi pembelajaran yang bervariasi.5) Selalu siap memberikan bantuan apabila para siswa mengalami

kesulitan.6) Melibatkan seluruh siswa di kelas untuk berpartisipai dan

bertanggung jawab.7) Ketika harus mendisiplinkan siswa, sedapat mengkin dilakukan

secara pribadi, tidak di depan umum.b. Penghargaan dari pihak lain

1) Mengembangkan iklim kelas dan pembelajaran kooperatif dimana setiap siswa dapat saling menghormati dan mempercayai, tidak saling mencemoohkan.

2) Mengembangkan program “star of the week”.3) Mengembangkan program penghargaan atas pekerjaan, usaha dan

prestasi yang diperoleh siswa. 4) Mengembangkan kurikulum yang dapat mengantarkan setiap

sisiwa untuk memiliki sikap empatik dan menjadi pendengar yang baik.

5) Berusaha melibatkan para siswa dalam setiap pengambilan keputusan yang terkait dengan kepentingan para siswa itu sendiri.

c. Pengetahuan dan Pemahaman

4

1) Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengeksplorasi bidang-bidang yang ingin diketahuinya.

2) Menyediakan pembelajaran yang memberikan tantangan intelektual melalui pendekatan discovery-inquiry.

3) Menyediakan topik-topik pembelajaran dengan sudut pandang yang beragam.

d. Estetik 1) Menata ruangan kelas secara rapi dan menarik.2) Menempelkan hal-hal yang menarik dalam dinding ruangan,

termasuk di dalamnya memampangkan karya-karya seni siswa yang dianggap menarik.

3) Ruangan dicat dengan warna-warna yang menyenangkan.4) Memelihara sarana dan pra sarana yang ada di sekeliling sekolah.5) Ruangan yang bersih dan wangi.6) Tersedia taman kelas dan sekolah yang tertata indah.

5. Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi Diria. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk melakukan hal

yang terbaiknya.b. Memberikan kebebasan kepada siswa untuk menggali dan menjelajah

kemampuan dan potensi yang dimilikinya.c. Menciptakan pembelajaran yang bermakna dikaitkan dengan

kehidupan nyata.d. Perencanaan dan proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas meta

kognitif siswa.

C. Tugas-Tugas Perkembangan Anak pada masa Sekolah Kelas Rendah dan Implementasinya Terhadap PendidikanTugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau

suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.

Beberapa tugas pekembangan terutama bersumber dari kebudayaan seperti belajar membaca, menulis dan berhitung, belajar tanggung jawab sebagai warga

5

negara. Sementara tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari nilai-nlai kepribadian individu diantaranya memilih dan mempersiapkan untuk bekerja.

Anak usia kelas rendah ditandai oleh tiga dorongan ke luar yang besar yaitu (1)kepercayaan anak untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok sebaya (2)kepercayaan anak memasuki dunia permainan dan kegiatan yang memerlukan keterampilan fisik, dan (3) kepercayaan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan simbolis dan komunikasi orang dewasa.

Dengan demikian pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan tugas-tugas perkembangan anak sekolah kelas rendah dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.

Setiap individu mempunyai tugas-tugas perkembangan untuk memenuhinya. Demikian anak sekolah kelas rendah memerlukan kemampuan untuk memenuhi tugas-tugas perkembangannya.Perincian tugas-tugas perkembangan anak sekolah kelas rendah menurut Havigusrt (1961) dan implikasinya terhadap pelaksanaan pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebayaAnak pada usia SD mulai belajar tidak bergantung pada lingkungan keluarga. Anak (siswa) SD mulai untuk belajar memberi dan menerima dalam kehidupan sosial diantara teman sebaya. Proses pembelajaran dalam memasuki kelompok sebaya merupakan proses pembelajaran “kepribadian sosial” yang sesungguhnya.

Pemenuhan tugas perkembangan ini membawa implikasi terhadap penyelenggarakan pendidikan di SD. Sekolah merupakan tempat yang kondusif bagi kebanyakan siswa untuk belajar bergaul dan bekerja bersama teman sebaya. Guru harus terampil mempelajari dan memahami budaya teman pada lingkungan sekolah dan masyarakat.

2. Mempelajari peran sosial sebagai pria dan wanitaMulyani Sumantri dan Nana Syaodih (2006), menjelaskan dalam

mencapai tugas perkembangan perbedaan anatomi antara pria dan wanita tidak menuntut perbedaan peran jenis kelamin selama anak Sekolah Dasar. Tubuh anak wanita sebagaimana anak laki-laki tumbuh dengan baik melalui aktivitas fisik sehingga menjadi kuat dan besar. Baru mulai usia 9 atau 10 tahun terdapat perbedaan anatomi antara anak laki-laki dengan anak wanita.

6

Peran bimbingan perawatan anak sesuai dengan jenis kelaminnya telah diawali dalam asuhan keluarga. Harapan yang sama berlanjut pada usia sekolah melalui pergaulan dalam budaya teman sebaya. Dalam hal ini sekolah hendaknya lebih menekankan pada fungsi perbaikan jika ada anak yang mengalami hambatan dalam pencapaian tugas perkembangan ini.

3. Pengembangan keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitungHasil studi psikologis menunjukkan, bahwa membaca dipelajari

oleh kebanyakan masyarakat hingga usia 12 atau 13tahun. Kecepatan membaca dalam hati dan kemauan membaca bersuara jarang meningkat lagi setelah usia tersebut. Namun tentang kemampuan dalam mengambil makna isi bacaan terus bertambah selama ia belajar.

Keterampilan menulis sejalan dengan membaca, bahwa penguasaan menulis dipengaruhi oleh frekuensi anak melakukan/belajar menulis, karena menulis memerlukan kebiasaan penggunaan aktivitas fisik/tangan. Pada anak usia SD sudah mencapai kematangan dalam hal aktivitas fisik/tangan. Keterampilan berhitung berkembang hingga usia 12 atau 13 tahun, dan jarang berkembang lagi jika tidak melanjutkan ke sekolah menengah atau perguruan tinggi memungkinkan anak SD memperoleh ilmu pengetahuan serta menggunakan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh untuk dihubungkan dengan lingkungan dan  masalah-masalah yang terjadi di sekitar anak.

Secara umum Menurut Yusuf (2006:1), anak pada usia sekolah dasar (6-12) tahun, anak sudah dapat mereaksi rangsang dan inteklektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif seperti menulis, membaca,  menghitung. Pada tahap perkembangan kognitif ini, anak SD harus dibekali pengalaman-pengalaman kemampuan tertentu untuk menambah pengertian menanamkan tingkah laku dengan pola-pola baru agar mereka dapat mempergunakannya secara efektif.

Implikasi perkembangan ini ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan baru yaitu mengkalisifikasikan (mengelompokkan), menyusun, atau mengasosiasikan (menghubungkan atau menghitung) angka-angka atau bilangan, dan kegiatan yang berkaitan dengan perhitungan angka, seperti menambah, mengurangi, mengalikan,  membagi. Disamping itu, anak SD sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah.

Pada tahap ini juga kemampuan intelektual anak cukup dapat dibekali kecapakan untuk berfikir  bernalar, termasuk pemberian pengetahuan tentang manusia, hewan, berserta lingkungan alam sekitar. Disamping itu, anak cukup mampu untuk mengungkapkan pendapat

7

gagasan atau penilaian atas berbagai hal yang dialami di lingkungan dan sekitarnya.

Sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam pengembangan kemampuan intelektual anak. Dalam hal ini guru harus memberikan perhatian agar menunjang proses pendidikan anak. Guru juga harus memberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan hasil belajarnya serta memberikan komentar terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh anak SD dalam proses belajar. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat membentuk proses pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah.

Hal tersebut dipertegas oleh Piaget bahwa kemampuan berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. ini berarti bahwa urutan bahan pendidikan dan metode harus menjadi perhatian utama. Anak SD akan sulit memahami bahan pelajaran jika urutan bahan pelajaran ini tidak teratur. Bagi anak SD, pengoperasian suatu penjumlahan harus menggunakan benda-benda nyata, terutama di kelas-kelas awal karena tahap perkembangan berfikir mereka baru mencapai pada tahap kongret.

4. Pengembangan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hariKeterkaitan manusia dengan lingkungannya menjadikan ia harus

mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut. Untuk dapat menyesuaikan diri maka ia perlu memahami dan mengembangkan konsep-konsep tertentu yang perlu dalam kehidupan sehari-hari. Tugas perkembangan ini menuntut anak usia SD untuk memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk bisa berfikir efektif berkenaan dengan pekerjaan, kewarganegaraan, dan peristiwa-peristiwa sosial.Secara psikologis pada saat anak siap memasuki sekolah, ia sebenarnya telah memiliki perbendaharaan banyak konsep, terutama konsep-konsep yang sederhana.

Berkenaan dengan tugas-tugas perkembangan tersebut, maka sekolah merupakan tempat yang kondusif untuk mempelajari sejumlah konsep dalam kehidupan. Kurikulum sekolah hendaknya memberikan pengalaman dan pembelajaran yang sekonkret mungkin terutama pada kelas-kelas bawah. Hal ini akan membantu anak dalam membangun konsep-konsep baru berdasar hal-hal yang nyata, misalnya tentang konsep yang berhubungan dengan waktu, ruang, tempat, dan angka.  

5. Pengembangan kata hati, moral dan nilai-nilaiPerkembangan moral adalah perkembangan moral anak yang

merupakan hal yang sangat bagi perkembangan kepribadian dan sosial

8

anak dalam kehidupannya sehari-hari. Anak usia SD sudah dituntut untuk mengembangkan kontrol moral dari dalam, menghargai aturan moral,dan memulai dengan skala nilai yang rasional. Melalui proses identifikasi terhadap kedua orang tuanya, anak mengembangkan sendiri penerapan “peringatan-hukuman” dari orang tua sebagai perwujudan kata hati. Piaget berpendapat, bahwa anak usia SD merupakan tahapan yang sangat penting dalam mempelajari moralitas kerja sama.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, mempunyai peranan penting dalam rangka pengembangan kata hati, moral dan nilai-nilai melalui proses pembelajaran. Bimbingan merupakan salah satu tehnik untuk membantu siswa utamanya yang mengalami hambatan atau permasalahan yang berkaitan dengan pengembangan ini.

Impliksi perkembangan terhadap penyelenggraaan pendidikan di SD guru mengarahkan anak didikanya untuk melakukan kebaikan dan selalu menanamkan kejujuran karena pada tahap perkembangan ini anak SD sudah mengetahui peraturan dan tuntutan dari orang tua atau lingkungan sosial, disamping itu anak telah dapat mengasosiasikan perbuatannya dengan lingkungan di sekiranya. Misalnya perbuatan nakal, jujur, adil serta sikap hormat baik terhadap orang tua, guru dan lingkuangan sekitamya.

6. Mancapai kemandirian pribadiTugas-tugas perkembangan ini menuntut anak usia SD mampu

menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Kemandirian ini ditunjukkan pada kemampuan membuat perencanaan dan melaksanakan kegiatan belajar/sekolahnya tanpa harus selalu diarahkan oleh guru maupun orang tua.

Sehubungan tugas pencapaian kemandirian ini, maka guru dalam melaksanakan proses pembelajarannya mengacu pada kemandirian. Baik kemandirian dalam tugas individual maupun kemandirian dalam tugas-tugas kelompok.

D. Karakteristik Perkembangan Fisik, Sosial Emosional, Bahasa, Kognitif, dan Moral Anak pada Masa Sekolah Kelas Rendah

1. Perkembangan Fisika. Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan fisik anak berbeda-beda ada yang tinggi, pendek, tegap, langsing gemuk dan lain lain. Pertumbuhan di masa kanak-kanak pertengahan dianggap melambat. Walaupun perubahan dari hari ke

9

hari tidak begitu nyata, akan tetapi mereka terus tumbuh mencapai perbedaan yang mengejutkan antara usia 6 tahun, yang masih merupakan ank kecil, dan 11 tahun yang banyak di antara mereka pada saat ini yang berubah menjadi dewasa.

Anak usia sekolah pada saat ini tumbuh sekitar 1-3 inci setiap tahun dan bertambah 5-8 pon atau lebih, melipatgandakan berat rata-rata tubuh mereka. Anak perempuan mempertahankan lapisan lemak yang lebih banyak dibandingkan anak laki-laki, karakteristik yang terus berlanjut sampai usia dewasa.

Sebagian besar anak tumbuh normal, tetapi ada pula yang tidak. Salah satu tipe gangguan pertumbuhan muncul dari kegagalan tubuh untuk memproduksi hormon pertumbuhan yang cukup atau terkadang semua hormon pertumbuhan. Pemberian hormon pertumbuhan sintesis pada kasus tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan tinggi yang cepat terutama dalam dua tahun pertama ( Albanese & stanhope, 1993; Vance & Mauras, 1999).

b. Nutrisi Sebagai besar anak sekolah memiliki cita rasa yang baik dan

makan lebih banyak anak yang lebih muda. Untuk mendukung kemantapan pertumbuhan dan pengerahan tenaga yang konstan, seorang anak membutuhkan, rata-rata, 2.400 kalori tiap hari lebih banyak bagi anak yang masih muda.

Para pakar nutrisi merekomendasi sebagai makanan termasuk banyak sayur, buah, dan biji-bijian, yang mengandung gizi alami yang tinggi, dan level tinggi karbohidrat sederhana yang terdapat dalam kentang, pasta, roti, sereal.

c. Perkembangan motoris.Keterampilan motoris terus meningkat pada masa kanak-kanak

pertengahan , walaupun demikian, pada masa ini anak-anak dalam kebanyakan masyarakat yang buta huruf dan tradisional pergi bekerja, dan kondisi ini masih ditambah dengan banyaknya tugas rumah, terutama untuk anak perempuan, menyisakan sedikit waktu untuk bermain ( Larson & Verma , 1999).

2. Perkembangan Bahasa

Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atau gerak dengan menggunakan kata-kata , kalimat bunyi, gambar, lambang atau lukisan. Usia sekolah dasar merupakan masa berkembang pesatnya

10

kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata (vocabulary) .pada awal masa ini anak sudah menguasai sekitar 2.500 katadan pada masa akhir usia 11-12 tahun telah dapat menguasai sekitar 50.000 kata (Abin Samsudin M 1991 Nama Syaodih S 1990).

Terdapat dua faktor penting yang mempengaruhi perkembangan bahasa yaitu sebagai berikut :

a. Proses jadi matang dengan perkataan lain anak itu menjadi matang (organ-organ suara sudah berfungsi)untuk berkata-kata.

b. Proses belajar, mempelajari bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi atau meniru ucapan/ kata-kata yang di dengarnya.

Di sekolah diberikan pelajaran bahasa yang dengan sengaja menambah perbendaharaan katanya, mengajar menyusun struktur kalimat, peribahasa, kesusastraan dan keterampilan mengarang , dengan dibekali pelajaran bahasa ini diharapkan peserta didik dapat menguasai dan mempergunakannya untuk :

a. Berkomunikasi dengan orang lainb. Menyatakan isi hatinya (perasaannya)c. Memahami keterampilan mengolah informasi yang diterimanya d. Berpikir (menyatakan gagasan atau pendapat)e. Mengembangkan kepribadiannya, seperti menyatakan sikap dan

keyakinannya.

3. Perkembangan Emosi

Menurut English and English, emosi adalah “ a complex feeling state accompained by characteristic motor and glandular activies” (suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris). Sedangkan Sarlito Wirawan Sarwono berpendapatbahwa emosi merupakan “setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah maupun pada tingkat yang luas (mendalam).

Anak menginjak usia sekolah kelas rendah, maka anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidak diterima di masyarakat. Oleh karena itu, anak mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak melalui peniruan dan latihan (pembiasaan). Dalam proses peniruan, kemampuan orangtua dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Apabila anak dikembangkan dalam lingkungan keluarga

11

yang suasana emosionalnya stabil, maka perkembangan emosi anak cenderung stabil. Akan tetapi, apabila kebiasaan orangtua dalam mengekspresikan emosinya kurang stabil dan kurang kontrol (seperti, melampiaskan kemarahan dengan sikap agresif, mudah mengeluh, kecewa atau pesimis dalam menghadapi masalah), maka perkembangan emosi anak cenderung kurang stabil. Emosi-emosi yang secara umum dialami pada tahap perkembangan usia sekolah kelas rendah ini adalah marah, takut, cemburu, iri hati, kasih sayang, rasa ingin tahu, dan kegembiraan (rasa senang, nikmat, atau bahagia).

Pengaruh emosi terhadap perilaku individu di antaranya sebagai berikut:

a. Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah dicapai.

b. Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa (frustasi).

c. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup dan gagap dalam berbicara.

d. Terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.

e. Suasana emosional yg diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi sikapnya dikemudian hari baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.

Jenis-jenis emosi dan dampaknya pada perubahan fisik

Jenis emosi Perubahan fisik

Terpesona Reaksi elektris pada kulit

Marah Peredaran darah bertambah cepat

Terkejut Denyut jantung bertambah cepat

Kecewa Bernapas panjang

Sakit/marah Pupil mata membesar

Takut/tegang Air liur mengering, terganggu pencernaan

12

Karakteristik emosi anak pada masa sekolah kelas rendah

a. berlangsung secara singkat dan berakhir tiba-tiba,b. terlihat lebih kuat/hebat,c. bersifat sementara/dangkal,d. lebih sering terjadi,e. dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya

Emosi dapat dikelompokan kedalam dua bagian, yaitu emosi sensoris dan emosi kejiwaan (psikis). Emosi sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rngsangan dari luar tehadap tubuh. Seperti rasa dingin, manis, sakit, lelah, lenyang dan lapar. Emosi psikis, yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan. Yang termasuk emosi ini diantaranya adalah :

a. perasaan intelektual,b. perasaan sosial,c. perasaan susila,d. perasaan keindahan,e. perasaan ketuhanan.

4. Perkembangan Sosiala. Makna Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, agama dan tradisi.

Perkembangan usia pada anak-anak sekolah dasar ditandai dengan adanya perluasan hubungan, disamping dengan keluarga juga dia mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya (peer group) atau teman sekelas, sehingga ruang gerak sosial hubungannya telah bertambah luas.

Pada usia ini anak kelas rendah mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri sendiri (egosentris) kepada sikap yang kooperatif (bekerja sama) atau sosiosentris (mau memperhatikan kepentingan oranglain). Anak dapat berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman sebayanya dan bertambah kuat keinginannya untuk diterima menjadi

13

anggota kelompok (gang), dia merasa tidak senang apabila tidak diterima dalam kelompoknya. Berkat perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman sebaya maupun dengan linkungan masyarakat sekitarnya dalam proses belajar disekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat dimanfaatkan atau dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik (seperti membersihkan kelasdan halaman sekolah), maupun tugas yang membutuhkan pikiran (seperti merencanakan kegiatan camping, membuat laporan study tour).

Tugas-tugas kelompok ini harus memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk menunjukan prestasinya, tetapi juga diarahkan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan melaksanakan tugas kelompok, peserta didik dapat belajar tentang sikap dan kebiasaa bekerja sama, saling menghormati, bertenggang rasa dan bertanggung jawab.

Anak dilahirkan belum bersifat sosial. Dalam arti, dia belum memiliki kemampuan untuk bergaul dengan oranglain. Untuk mencapai kematangan sosial, anak harus belajar tentang cara-cara menyesuaikan diri dengan orang lain. Kemampuan ini diperoleh anak melalui berbagai kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya, baik orangtua, saudara, teman sebaya atau orang dewasa lainnya. Apabila lingkungan sosial tersebut memfasilitasi atau memberikan peluang terhadap perkembangan anak secara positif, maka anak akan dapat mencapai perkembangan sosialnya secara matang.

5. Perkembangan IntelektualPada usia sekolah dasar (6-12 tahun) anak sudah dapat mereaksi

rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti: membaca, menulis, dan menghitung).

Sebelum masa ini, yaitu masa prasekolah, daya pikir anak masih bersifat imajinatif, berangan-angan (berkhayal), sedangkan daya pikirnya sudah berkembang ke arah berpikir konkret dan rasional (dapat diterima akal). Piaget menamakannya sebagai masa operasi konkret, masa berakhirnya berpikir khayal dan mulai berpikir konkret (berkaitan dengan dunia nyata).

Periode ini ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan baru, yaitu mengklasifikasikan (mengelompokkan), menyusun, atau

14

mengasosiasikan (menghubungkan atau menghitung) angka-angka atau bilangan. Kemampuan yang berkaitan dengan perhitungan (angka), seperti menambah, mengurangi, mengalikan, dan membagi. Di samping itu, pada akhir masa ini anak sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah (problem selving) yang sederhana.

Kemampuan intelektual pada masa ini sudah cukup untuk menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya. Kepada anak sudah dapat diberikan dasar-sadar keilmuan, seperti membaca, menulis dan berhitung. Di samping itu, kepada anak diberikan juga pengetahuan-pengetahuan tentang manusia, hewan, lingkungan alam sekitar dan sebagainya. Untuk mengembangkan daya nalarnya dengan melatih anak untuk mengungkapkan pendapat, gagasan atau penilaiannya terhadap berbagai hal, baik yang dialaminya maupun peristiwa yang terjadi di lingkungannya. Misalnya, yang berkaitan dengan materi pelajaran, tata tertib sekolah, pergaulan yang baik dengan teman sebaya atau orang lain dan sebagainya. Sebaiknya, berikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pertanyaan, memberikan komentar atau pendapatnya.

6. Perkembangan Moral

Anak mulai mengenal konsep moral (mengenal benar salah atau baik-buruk) pertama kali dari lingkungan keluarga. Pada mulanya, mungkin anak tidak mengerti konsep moral ini, tetapi lambat laun anak akan memahaminya. Usaha menanamkan konsep moral sejak usia dini (prasekolah) merupakan hal yang seharusnya, karena informasi yang diterima anak mengenai benar-salah atau baik-buruk akan menjadi pedoman pada tingkah lakunya di kemudian hari.

Pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat mengikuti pertautan atau tuntutan dari orangtua atau lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini, anak sudah dapat memahami alasan yang mendasari suatu peraturan. Disamping itu, anak sudah dapat mengasosiasikan setiap bentuk perilaku dengan konsep benar-salah atau baik-buruk. Misalnya, dia memandang atau menilai bahwa perbuatan nakal, berdusta, dan tidak hormat kepada orangtua merupakan suatu yang salah atau buruk. Sedangkan perbuatan jujur, adil, dan sikap hormat kepada orangtua dan guru merupakan suatu yang benar/baik.

15

RESUME

Pada periode anak sekolah kelas rendah ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan baru, yaitu:1. Mengklasifikasikan (mengelompokan)2. Menyusun atau mengasosiasikan angka-angka atau bilangan3. Kegiatan yang berkaitan dengan perhitungan angka

Pencapaian keterampilan social-helpskills dan play skill, akan menambah perasaan harga diri dan menjadikannya sebagai anak yang berguna, sehingga anak suka bekerja sama, misalnya seorang anak yang sudah bisa mengoprasikan alat permainan edukatif dalam kelompok bermain, akan bertambah perasaan harga diri karena di akui keberadaannya dalam kelompok bermain karena sudah mampu membantu temannya dalam mengoprasikan alat permainan edukatif.

Dengan keterampilan, anak dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelamin, sebagai contoh seorang anak laki-laki yang diberikan balon berwarna pink oleh gurunya, anak tersebut tidak mau menerima sebab anak tersebut sudah dibekali pemahaman jika warna pink tersebut identik dengan wanita sedangkan ia adalah seorang anak laki-laki.

Anak mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, mampu berbagi, dan mandiri. Anak yang terampil dapat membuat penyesuaian-penyesuaian yang lebih baik di sekolah dan di masyarakat. Keterampilan tersebut didukung dengan kemampuan anak yang telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya, dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, mengontrol emosi, mau dan mampu berpisah dengan orang tua, serta mulai belajar tentang benar dan salah, sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif, daya pikirnya sudah berkembang ke arah berpikir konkret dan rasional, sudah dapat mengikuti pertautan atau tuntutan dari orangtua atau lingkungan sosialnya.

Perkembangan kecerdasan ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.

Berikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pertanyaan, memberikan komentar atau pendapat. Kemampuan intelektual pada masa ini sudah cukup untuk menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya.

16

ANALISIS

Dari analisa kami anak pada masa sekolah kelas rendah memiliki karakteristik dimana pada masa ini seluruh potensi anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal seperti social help skill dan paly skill. dan pada masa ini Perkembangan kecerdasan siswa kelas rendah ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.Seiring dengan karakteristik perkembangan pada masa ini ada beberapa pemenuhan kebutuhan yang harus diperoleh anak yaitu pemenuhan kebutuhan fisiologis, pemenuhan kebutuhan rasa aman, pemenuhan kebutuhan kasuh sayang, pemenuhan kebutuhan harga diri dan pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri.

Seiring dengan hal itu juga muncul tugas-tugas yang harus diselesaikan anak pada masa perkembangan anak sekolah kelas rendah yaitu belajar bergaul dan bekerja dengan kelompok sebaya , mempelajari peran sosial sebagai pria dan wanita , pengambangan keterampilan membaca, menulis dan berhitung, pengambangan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari, pengembangan kata hati, moral dan nilai-nilai, dan mencapai kemandirian pribadi yang apabila tidak terselesaikan akan berdampak terhadap perkembangan anak.

Perkembangan dari segi fisik , emosi, bahasa sosial, intelektual, dan moral perlu didorong oleh orangtua agar dapat berkembang baik dan tugas-tugas yang muncul pada masa sekolah kelas rendah dapat terselesaikan sehingga perkembangan anak tidak terganggu

DAFTAR PUSTAKA

17

Yusuf, S. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya Offset.

Yusuf, S. (201 (Yusuf, 2011)). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Offset.

Papalia, D. dkk. (2010). Human Development (Psikologi Perkembangan). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Rosyid. (2009). Karakteristik Anak Usia SD. [Online]. Diakses dari http://www.rosyid.info/2009/10/karakteristik-anak-usia-sd.html.

Kawuryan, S.K. (t.t). Karakteristik Siswa SD Kelas Rendah dan Pembelajarannya. Yogyakarta: PPSD FIP UNY.

18