boraks & formalin

25
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II “Uji Boraks & Formalin” DISUSUN OLEH: LEO SAPUTRA S NIM. 06121010030 Dosen Pengasuh : MAEFA EKA HARYANI, S.PD., M.PD. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Upload: leo-s-simanjuntak

Post on 07-Apr-2016

252 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: Boraks & Formalin

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II

“Uji Boraks & Formalin”

DISUSUN OLEH:

LEO SAPUTRA S

NIM. 06121010030

Dosen Pengasuh :MAEFA EKA HARYANI, S.PD., M.PD.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIAJURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015

Page 2: Boraks & Formalin

I. PERTEMUAN KE : 6

II. JUDUL PERCOBAAN : Uji Boraks dan Formalin

III. TUJUAN PERCOBAAN : Menguji ada tidaknya kandungan boraks dan

formalin pada makanan bakso, pempek, tahu dan mie kuning.

IV. LANDASAN TEORI

BORAKS

Bleng (IPA: /bləŋ/, dari bahasa Jawa) adalah campuran garam mineral

konsentrasi tinggi yang dipakai dalam pembuatan beberapa makanan tradisional,

seperti karak dan gendar. Sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat, natrium

tetraborat. Bleng adalah bentuk tidak murni dari boraks, sementara asam borat murni

buatan industri farmasi lebih dikenal dengan nama boraks.[2] Dalam dunia industri,

boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan

pengontrol kecoak. Dalam bentuk tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi

sejak tahun 1700 di Indonesia, dalam bentuk air bleng. Bleng biasanya dihasilkan dari

ladang garam atau kawah lumpur (seperti di Bledug Kuwu, Jawa Tengah).

(http://id.wikipedia.org/wiki/Bleng).

Boraks.Rumus Molekul. Na2B4O7·10H2O or Na2[B4O5(OH)4]·8H2O

Boraks berasal dari bahasa arab yaitu BOURAQ yang berarti kristal lunak yang

mengandung unsur-unsur boron, berwarna dan larut dalam air. Boraks merupakan

kristal lunak dengan nama kimia Natrium Tetrabonat ( Na2.B4O7.10H2O). Boraks

mempunyai nama lain natrium biborat, natrium piroborat, natrium

tetraborat yang seharusnya hanya digunakan dalam industri non pangan.

Karakteristik Boraks, antara lain:

berbentuk kristal putih

tidak berbau

Page 3: Boraks & Formalin

larut dalam air

stabil pada suhu serta tekanan normal

Boraks dipasaran terkenal dengan nama pijer, petitet, bleng, gendar dan air kl.

Boraks juga biasa digunakan sebagai bahan pembuat deterjen, khususnya

industri kertas, gelas, pengawet kayu, keramik, antiseptik dan pembasmi kecoak, dan

mengurangi kesadahan air. Dapat dijumpai dalam bentuk padat dan jika larut dalam air

akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3) atau yang lazim kita kenal

dengan nama Bleng. Asam borat (H3BO3) merupakan asam organik lemah yang sering

digunakan sebagai antiseptik, dan dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat

(H2SO4) atau asam khlorida (HCl) pada boraks. Asam borat juga sering digunakan

dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air (3%)

digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater.

Boraks seringkali disalah gunakan dalam proses pembuatan bahan makanan, seperti

digunakan sebagai bahan tambahan untuk pembuatan bakso, nuget, tahu, cenil,

kecap, ketupat/lontong serta kerupuk. Bahkan yang lebih ironis, penggunaan boraks

sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Padahal pemerintah

telah melarang penggunaan boraks per Juli 1979, dan dimantapkan melalui SK Menteri

KesehatanRINo.733/Menkes/Per/IX/1988.

Dampak Negatif Atau Bahaya Boraks Dalam Makanan

Sudah tidak asing lagi bahwa banyak zat-zat berbahaya yang langsung dicampur

sebagai bahan pembuat makanan, salah satu zat yang sering digunakan yaitu ‘Boraks’

atau ‘Bleng’. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta

berakibat buruk secara langsung, tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit

karena diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi

makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Boraks tidak

hanya diserap melalui pencernaan, namun juga melalui kulit. Boraks akan menganggu

enzim-enzim metabolisme.

Ada beberapa ciri Gejala Keracunan Boraks, antara lain sebagai berikut:

Keadaan umum: lemah, sianosis, hipotensi

Terhirup: iritasi membran mukosa, tenggorokan sakit, dan batuk, efek pada

sistem saraf pusat berupa hiperaktifitas, agitasi dan kejang. Aritmia berupa atrial

Page 4: Boraks & Formalin

fibrilasi, syok dan asidosis metabolik. Kematian dapat terjadi setelah pemaparan,

akibat syok, depresi saraf pusat atau gagal ginjal.

Kontak dengan kulit: Eritrodemik rash (merah), iritasi dan gejala seperti orang

mabuk, deskuamasi dalam 3-5 hari setelah pemaparan.

Tertelan: mual, muntah, diare, gangguan pencernaan, denyut nadi tidak

beraturan, nyeri kepala, gangguan pendengaran dan penglihatan, sianosis, kejang

dan koma. Keracunan berat dan kematian umumnya terjadi pada bayi dan anak-

anak dalam 1-7 hari setelah penelanan, sedangkan pada orang dewasa jarang

terjadi.

Dalam jumlah banyak boraks dapat menimbulkan keracunan kronis akibat timbunan

boraks, antara lain:

·         demam

·         anuria (tidak terbentuknya urin)

·         Koma

·         merangsang sistem saraf pusat

·         menimbulkan depresi

·         apatis

·         sianosis

·         tekanan darah turun

·         kerusakan ginjal

·         pingsan

·         kematian.

Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tak sertamerta

berakibat buruk terhadap kesehatan. Tetapi boraks yang sedikit ini akan diserap dalam

tubuh konsumen secara kumulatif. Selain melalui saluran pencernaan, boraks juga bisa

diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh ini akan disimpan secara

kumulatif di dalam hati, otak, dan testes (buah zakar).

Daya toksitasnya adalah LD-50 akut 4,5-4,98 gr/kg berat badan (tikus). Dalam

dosisi tinggi, boraks di dalam tubuh manusia bisa menyebabkan pusing-pusing, muntah,

mencret, kram perut, dan lain-lain. Pada anak kecil dan bayi, boraks sebanyak 5 gram di

dalam tubuhnya dapat menyebabkan kematian. Sedangkan kematian pada orang dewasa

terjadi jika dosisnya mencapai 10-20 gram atau lebih.

Page 5: Boraks & Formalin

Dampak Positif Atau Manfaat Boraks

Boraks juga memilki dampak positif. Boraks bermanfaat tentu saja selain

makanan. Hal tersebut juga didukung oleh Peraturan Mentri Kesehatan yang telah

melarang penggunaan Boraks bagi makanan. Boraks hanya boleh digunakan pada selain

makanan dan selain yang berhubungan dengan makanan (gelas, piring, sendok, dlkl).

Beberapa diantaranya dalam pembuatan bahan material, pembuatan bahan bangunan,

antiseptik, pembasmi serangga dll.

Contoh pemanfaatan boraks pada selain makanan:

Salah satu bahan untuk membuat keramik

Campuran membuat kertas

Pembasmi kecoa

Dapat digunakan untuk mengurangi kesadahan air, dll.

Namun, ada beberapa manfaat boraks dalam makanan antara lain :

Memberi tekstur yang bagus dan memberi kesan  menarik

Mengawetkan makanan

Mengenyalkan dan memberi rasa gurih, dll.

(http://palupikesling.blogspot.com/2012/02/identifikasi-boraks-dalam-makanan.html)

FORMALINFormaldehid adalah senyawa organic dengan struktur CH20, dihasilkan dari

pembakaran tak sempurna dari sejumlah senyawa organic. Terdapat dalam asap

batubara dan kayu, terutama asap yang dihasilkan untuk mengasapi daging babi dan

ikan. Ditemukan di udara, terutama kota-kota besar. Dibuat secara komersial

menggunakan oksidasi fase uap katalitik methanol menggunakan udara sebagai

pengoksidasi dan perak, tembaga, alumina, atau batubara arang sebagai katalisnya.

Formaldehid merupakan senyawa kimia berbentuk gas atau larutan dan

kedalamnya ditambahkan methanol 10 - 15% untuk mencegah polimerisasi. Dalam

perdagangan tersedian larutan folmaldehid 37% dalam air yang dikenal sebagai

formalin. Larutan ini mempunyai sifat tidak berwarna atau hamper tidak berwarna

seperti air, sedikit asam baunya sangat menusuk dan korosif, terurai jika dipanaskan dan

melepaskan asam formiat. Formaldehid merupakan reduktor kuat yang bereaksi kuat

dengan bahan pengoksidasi dan berbagai senyawa organic. Bereaksi dengan asam

Page 6: Boraks & Formalin

klorida menghasilkan senyawa biskloromrtil eter (BCME) yang sangat beracun.

Formalin memiliki titik didih 101°C; pH: 2,8 – 4,0; densitas:1,067 (udara=1); pKa =

13,27 pada suhu 25°C; titik nyala 85°C; larut dalam alcohol, eter, aseton dan benzene.

Kelarutan dalam air: 4 x 105mg/L pada suhu 20°C.

Formalin dikenal luas sebagai pembunuh hama (disinfectant) dan pengawet spesimen

(Fiksatif), dan banyak digunakan dalam industri termasuk industri plywood sebagai

perekat. Sejauh ini pemanfaatannya tidak dilarang namun setiap pekerja yang terlibat

pengangkutan dan pengolahan bahan ini harus hati-hati mengingat resiko yang berkaitan

dengan bahan ini cukup besar. Formalin 2 – 8% digunakan sebagai germisida.

Pengunaan formalin yang salah (misuse) kerap kali dilakukan dalam

mengawetkan pangan walaupun senyawa ini sesungguhnya dilarang (mengingat

bahayanya) untuk digunakan sebagai pengawet pangan. Praktek yang salah semacam ini

dilakukan oleh produsen pangan yang tidak bertanggung jawab. Beberapa contoh

produk pangan yang mengandung formalin meliputi ikan asin, ikan segar, ayam potong,

mie basah, dan tahu yang beredar dipasaran.

Penggunaan Utama

Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih: lantai, kapal,

gudang, dan pakaian           

Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna cermin, kaca dan bahan

peledak

Dalam dua fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan

kertas

Page 7: Boraks & Formalin

Bahan penbuatan pupuk lepas lambat (sustained release) dalam bentuk urea-

formaldehyde

Bahan untuk pembuatan produk parfum

Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku

Pencegah korosi untuk sumur minyak

Bahan untuk insulasi busa

Bahan perekat untuk produk kayu lapis (plywood)

Dalam konsetrasi yang sangat kecil (<1%) digunakan sebagai pengawet untuk

berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci

piring, pelembut, perawat sepatu, sampo mobil, lilin dan pembersih karpet.

Aspek Toksikologi Dan Batas Paparan

Data Toksisitas: 

LD50 (oral, tikus) = 100 mg/kg

LD50 (oral, mencit) = 42 mg/kg

LD50 (oral, marmut) = 260 mg/kg

LD50 (oral, kelinci) = 270 ul/kg

LD50 (subkutan, tikus) = 420 mg/kg

LD50 (intravena, tikus) = 87 mg/kg

 Data Karsinogenisitas: 

IARC : Karsinogenik pada manusia (Kelas 1)

ACGIH : Menyebabkan kanker pada manusia (Kelas A2)

 Batas Paparan: 

OSHA : 0,75 ppm

OSHA STEL : 2 ppm 15 menit

OSHA : 0,5 ppm

ACGIH ciling : 0,3 ppm (0,37 mg/m3)

NIOSH direkomendasi TWA 0,016 ppm 10 jam

NIOSH direkomendasi ceiling 0,1 ppm 15 menit

Bahaya Utama Terhadap Kesehatan

Bahaya utama dapat terjadi dan berpotensi fatal jika terhirup, berbahaya jika

kontak dengan kulit atau tertelan, dapat menyebabkan kulit melepuh, selaput mukosa

Page 8: Boraks & Formalin

terbakar, iritsai saluran pernafasan dan mata (kemungkinan parah), lakrimasi, reaksi

alergi bahaya kanker (pada manusia). (lihat gambar berikut).

Bahaya Paparan Jangka Pendek (Akut)

Jika Terhirup

konsentrasi 0,1 - 5,0 bpj dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan; 10

- 20 bpj dapat menyebab susah bernafas, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan,

dan batuk; 25 - 5- bpj dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan luka saluran

pernafasan seperti pneumonitis   dan kadang-kadang udem paru. gejala lain seperti

bersin, sulit bernafas, radang tenggorokan, radang batang tenggorok, sakit kepala,

disfagia, sangat haus (exessive thirst), kelelahan, berdebar-debar, mual dan muntah.

Pada konsentrasi sangat tinggi akan menyebabkan kematian. REaksi hipersensitifitas

seperti udem laring, asma bronkhitis, bronkhitis parah, dan dilaporkan terjadi urtikaria

pada orang yang pernah terpapar.      

Page 9: Boraks & Formalin

Jika Kontak Dengan Kulit

Uap atau larutan dapat menyebabkan rasa sakit, perubahan warna putih, keras, mati

rasa, dan luka bakar tingkat. Sensitisasi dermatitis yang ditandai dengan eksim, reaksi

vesikular disertai dengan erupsi pada kelopak mata, wajah, leher, skrotum, dan

pundak terjadi pada orang yang pernahterpapar. Juga dilaporan terjadi urtikaria. Dosis

letal pada kelinci sebesar 270 mg/kg.

Jika Kontak Dengan Mata

KOnsentrasi 0,05 - 3,0 bpj dapat menyebabkan iritasi dengan kemerahan, gatal, sakit,

berair, penglihatan kabur, dan lakrimasi sedang. 4 - 20 bpj dapat menyebabkan

lakrimasi hebat, dan kerusakan mata permanen, dan kebutaan.

Jika Tertelan

Kasus tertelan formalin dalam bentuk gas tidak mungkin terjadi, tapi jika terjadi,

dapat menyebabkan mulut, tenggorokan dan lambung terbakar, sulit bernafas, mual,

muntah dan diare, kemungkinan pendarahan, sakit perut parah, sakit kepala, hipotensi,

vertigo, stupor, kejang, pingsan, dan koma. Perubahan degeneratif dari hati, jantung

dan otak, dan gangguan limpa, pankreas, susunan saraf pusat, dan ginjal dengan

albuminuria, hematuria, anuria, dan asidosis dapat terjadi.

Bahaya Paparan Jangka Panjang (Kronis)

Jika Terhirup

Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan sakit kepala, rinitis mual,

mengantuk, gangguan pernafasan, gangguan ginjal, dan sensitisasi paru. Efek

neuropsikologi seperti gangguan tidur, iritabilitas, ganggguan keseimbangan,

penurunan daya ingat, hilang konsentrasi dan perubahan kejiwaan. Gangguan haid

dan sterilitas pada wanita. Efek reproduktifi pada hewan.

Jika Kontak Dengan Kulit

Paparan berulang atau jangka panjang mungkin akan menyebabkan luka bakar tingkat

dua, mati rasa, gatal, gangguan pada kuku, pengerasan dan penyamakan kulit dan

sesitisasi. Dermatitis dapat terjadi atau terlihat beberapa tahun kemudian dimulai

dengan erupsi pada area digital, dan bagian lain tubuh. Kerusakan hati yang parah

Page 10: Boraks & Formalin

pada mencit mengikuti percobaan seperti pada kulit.

Jika Kontak Dengan Mata

Efek tergantung pada konsentrasi dan lama paparan. Keterulangan atau kontak lama

dengan bahan korosif dapat menimbulkan konjungtivitas atau efek seperti pada

paparan jangka pendek.

Jika Tertelan

Tertelan formalin dalam jumlah sedikit secara berulang dapat menyebabkan iritasai

saluran pencernaan, muntah, dan pusing. Reaksi Sensitisasi pernah dilaporkan. Pria

yang menelan formalin dalan susu selama 15 hari mengeluh sakit pada lambung dan

sakit kepala. gejala lain yang dilaporan termasuk rasa terbakar pada tenggorokan,

penurunan suhu badan, dan 4 orang pria mengalami gatal-gatal pada dada dan paha.

(http://www.enviro.bppt.go.id/sipop/B3/Formalin/Formalin.httm)

V. ALAT DAN BAHAN

Alat:

Pipet tetes

Mortar dan pestle

Gelas kimia/beker glass

Gelas ukur

Plat tetes

Bahan :

Kunyit

Buah naga

Ubi jalar ungu

Boraks

Asam borat

Air

Bakso

Pempek

Tahu

Mie kuning

Page 11: Boraks & Formalin

VI. PROSEDUR PERCOBAAN

Identifikasi Boraks:

1. Haluskan kunyit, buah naga ungu dan ubi ungu yang telah dikupas

kulitnya lalu disaring dan diambil sarinya.

2. Membuat larutan kunyit, larutan buah naga ungu, dan larutan ubi ungu

sebagai indikator.

3. Membuat larutan boraks sebagai pembanding dengan indikator.

4. Haluskan bahan yaitu bakso, mie kuning, pempek dan tahu yang akan

diuji.

5. Letakkan sedikit bahan-bahan (bakso, mie kuning, pempek dan tahu)

yang telah dihaluskan ke dalam wadah plat.

6. Teteskan bahan-bahan yang akan diuji tersebut dengan meneteskan

larutan indikator kunyit ke dalam setiap bahan.

7. Amati perubahan yang terjadi. Apabila bahan uji positif mengandung

boraks warnanya berubahan menjadi merah atau akan sama dengan

warna larutan boraks yang digunakan sebagai pembanding. Hasil ujinya

negatif apabila tidak terjadi perubahan warna.

8. Lakukan langkah ke 6-7 dan mengganti indikator kunyit dengan larutan

buah naga ungu dan ubi ungu.

Identifikasi Formalin :

1. Membuat larutan indikator KMnO4

2. Haluskan semua sampel yang akan diuji (bakso, mie kuning, pempek dan

tahu).

3. Letakkan sampel yang akan diuji ke dalam wadah plat.

4. Teteskan sampel uji tersebut dengan larutan KMnO4

5. Amati perubahan yang terjadi. Apabila bahan uji positif mengandung

boraks warnanya berubahan menjadi coklat atau akan sama dengan

warna larutan boraks yang digunakan sebagai pembanding. Hasil ujinya

negatif apabila tidak terjadi perubahan warna.

VII. HASIL PENGAMATAN

Identifikasi Boraks

Page 12: Boraks & Formalin

Indikator Sampel Uji Hasil Pengamatan Kesimpulan

Kunyit

Tahu

Sampel berwarna kuning kecoklatan setelah ditetesi kunyit Positif

Pempek

Sampel berwarna kuning kecoklatan setelah ditetesi kunyit Positif

Bakso akiSampel berwarna kuning tua setelah ditetesi kunyit Positif

Bakso depan SMAN 1 Indralaya

Sampel berwarna kuning kecoklatan setelah ditetesi kunyit Positif

Mie kuningSampel berwarna merah setelah ditetesi kunyit Positif

Buah naga ungu

Tahu Sampel berwarna ungu tua Positif

Pempek Sampel berwarna ungu tua Positif

Bakso akiSampel berwarna ungu muda agak tua Positif

Bakso depan SMAN 1 Indralaya

Sampel berwarna ungu tuaPositif

Mie kuning Sampel berwarna ungu tua Positif

Ubi ungu

Tahu Sampel berwarna coklat tua Positif

Pempek Sampel berwarna coklat agak tua Positif

Bakso aki Sampel berwarna coklat agak tua Positif

Bakso depan SMAN 1 Indralaya

Sampel berwarna coklat tuaPositif

Mie kuning Sampel berwarna coklat agak tua Positif

Identifikasi Formalin

Sampel Uji Hasil Pengamatan Kesimpulan

Page 13: Boraks & Formalin

Tahu Sampel berwarna coklat Positif

Pempek Sampel berwarna coklat positif

Bakso aki Sampel berwarna keunguan negatif

Bakso depan SMAN 1

IndralayaSampel berwarna coklat Positif

Mie Kuning Sampel berwarna coklat tua Positif

VIII. Reaksi

Uji Boraks

Reaksi yang terjadi pada percobaan identifikasi boraks pada makanan adalah:

Boraks + Kurkumin → Rosocyanine

     Na2B4O7 + C21H20O6 → B[C21H19O6]2Cl

Uji Formalin

Aldehid dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan oksidator

kuat seperti KMnO4. Tes positif jika ion MnO4- (warna ungu) berubah menjadi

endapan MnO2 (warna coklat).

R-CHO + 2KMnO4 R-COOH + MnO2 + H2O

Ungu Coklat

IX. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, kami menguji kandungan boraks dan formalin pada

makanan bakso, pempek, tahu dan mie kuning. Adapun alasan memilih sampel tersebut

dikarenakan banyak beredar di masyarakat dimana kualitas dan kandungannya belum

terjamin karena pada masa ini banyak sekali makanan jajanan seperti sampel yang

kedapatan mengandung boraks serta formalin sebagai pengawet.

Pertama identifikasi kandungan boraks. Sebelum dilakukan identifikasi boraks,

kami melakukan uji standar indikator boraks terlebih dahulu. Dimana bahan yang kami

gunakan adalah kunyit, buah naga dan ubi jalar ungu. Adapun alasan mengapa kunyit,

buah naga dan ubi jalar ungu digunakan sebagai indikator dalam identifikasi boraks

karena adanya kandungan kurkumin. Kurkumin jika bereaksi dengan boraks yaitu

sampel yang mengandung boraks akan menghasilkan rosocyanine. Sedangkan cara

untuk identifikasi yang dilakukan adalah dengan mengamati perubahan warna yang

Page 14: Boraks & Formalin

dihasilkan setelah ditetesi indikator. Warna yang dihasilkan oleh reaksi sampel dengan

indikator yang ditetesi disesuaikan warnanya. Bila terjadi kecocokan warna baik yang

pekat maupun yang kurang, itu artinya bahwa sampel yang diuji mengandung atau

teridentifikasi boraks. Dari hasil pengamatan kami, semua sampel yang diuji yaitu

bakso terdiri dari 2 tempat berbeda, pempek, tahu dan mie kuning teridentifikasi atau

positif mengandung boraks.

Kedua identifikasi kandungan formalin. Formalin merupakan golongan aldehid.

Pada uji ini, ada reagent yang digunakan yaitu larutan kalium permanganat (KMnO4).

Kalium permanganat memiliki warna ungu. Maka jika bereaksi dengan aldehid akan

mengahasilkan endapan yang berwarna coklat. Sesuai dengan persamaan reaksi berikut:

R-CHO + 2KMnO4 R-COOH + MnO2 + H2O

Ungu Coklat

Oleh karena itu, uji sampel akan positif teridentifikasi formalin jika warna sampel

setelah ditetesi larutan KMnO4 berubah warna menjadi warna coklat. Dari hasil

pengamatan kami, dari kelima sampel yang diuji hanya terdapat satu sampel yang

negatif teridentifikasi mengandung formalin sedangkan sampel yang lainnya positif

teridentifikasi mengandung formalin.

X. KESIMPULAN

1. Hasil pengamatan menyatakan semua sampel positif teridentifikasi mengandung

boraks.

Page 15: Boraks & Formalin

2. Hasil pengamatan juga menyatakan hanya terdapat satu sampel yaitu bakso aki

yang negatif teridentifikasi mengandung formalin, selain dari itu keempat

sampel yang lain positif teridentifikasi mengandung formalin.

3. Boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga

menghasilkan rupa yang bagus.

4. Boraks bersifat basa, maka keberadaan boraks dapat dideteksi dengan

menggunakan indikator basa (larutan kurkumin dalam alkohol), yang akan

menunjukkan warna merah kecoklatan.

5. Dalam pengidentifikasian boraks pada makanan jika boraks direaksikan dengan

kurkumin akan menghasilkan senyawa berwarna merah yang disebut rososiania.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2015. http://id.wikipedia.org/wiki/Bleng (diakses pada tanggal 26 Maret 2015).

Anonim. 2015. http://www.enviro.bppt.go.id/sipop/B3/Formalin/Formalin.httm (diakses

pada tanggal 26 Maret 2015).

Palupi. 2012. http://palupikesling.blogspot.com/2012/02/identifikasi-boraks-dalam-

makanan.html (diakses pada tanggal 26 Maret 2015).

LAMPIRAN

Page 16: Boraks & Formalin
Page 17: Boraks & Formalin