boks habib zein

Upload: yazid-saleh-jr

Post on 16-Jul-2015

286 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Perjalanan Spiritual Habib Ali Z. Abidin Al Muhdor Bersama Tokoh Muslim Dunia Langganan Penasehat Spiritual Pejabat Penting Hingga Cikeas Pengalaman spiritual biasanya diperoleh dari seorang guru. Namun, tidak bagi Habib Ali Zainal Abidin Bin Al Anis yang mendapatkannya dari ratusan Habaib dan Ulama di Indonesia. Bahkan beberapa diantaranya dari mancanegara. Oleh karena itu, Habib Ali Zain, dipercaya menjadi penasehat spiritual bagi pejabat termasuk keluarga Cikeas. Rangga Mahardika, Jember Sepertinya tidak ada yang aneh dengan sebuah rumah yang ada di Jl. Raya Puger, Desa Puger Kulon. Meskipun bagungan tua, namun kebersihannya sangat terawat. Yang membedakan hanya di sebagian besar dindingnya terdapat puluhan foto yang terpajang mulai dari ruang tamu hingga ruang tengah. Semula, foto-foto tersebut dikiranya hanyalah pajangan foto keluarga. Namun, begitu didekati membuat cukup tercengang. Pasalnya, puluhan foto tersebut selain menunjukkan foto keluarga, juga banyak sekali foto seseorang dengan beberapa tokoh Indonesia. Mulai dari menteri-menteri, Akbar Tandjung, Amin Rais, Hamzah Has, Surya Paloh serta tokoh-tokoh lainnya, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bahkan, juga tampak beberapa foto kemesraan seseorang tersebut bersama mantan presiden Almarhum Gus Dur (Abdurrahman Wahid). Pria dalam foto tersebut adalah Habib Ali Zaenal Abidin Al Muhdor. Semua orng tidak pernah menyangka ternyata Habib Zain, panggilan akrabnya memang dikenal cukup dekat dengan para pejabat tersebut. Bukan hanya dekat, bahkan pria kelahiran asl Jember, 21 Januari 1969 silam itu beberapa kali menjadi penasehat spiritual bagi beberapa tokoh terkemuka tersebut. Semua kesukesan tersebut tidak didapatkan dengan mudah dan butuh proses panjang. Namun, tidaklah terlalu mengherankan jika melihat latar belakang keluarganya. Habib Zain merupakan putra pasangan ulama besar asal Puger yakni Almarhum Habib Anis dari Situbondo dan Hj. Siti Khadijah dari Sumenep yang merupakan keturunan Joko Tole. Semua pengalaman spiritual itu bermula saat habib Zain memulai perjalanan spiritual dengan bersilaturahmi ke pondok pesantren Muhammad Samsul Arifin di Kecamatan Banyuanyar, Pamekaan Madura tahun 1989. Perjalanan tersebut dimaksudkan untuk menjalin kembali tali silaturahmi setelah ayahnya meninggal dunia. Sembari menimba ilmu, dirinya juga sowan ke berbagai kyai di Madura yang juga dekat dengan almarhum Habib Anis seperti KH RA. Abdul Hamid bin Mahfud dari Batabata, Pamekasan, KH R Rofii di Banyuanyar serta KH Munif Suyudi asal Panepan Madura. Beberapa tahun menjalin silaturahim degngan berbagai ulama di Pulau Garam ternyata masih membuat hasrat Zain untuk mengenal dunia spiritual yang lebih hebat semakin terus menggebu-gebu. Dirinya pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan spiritualnya ke Jawa Barat yakni saat menuju PP Darul Tafsir di Desa Nuliyang Bogor, di kediaman KH Istikhori. Dari sinilah saya banyak kenal kyai-kyai asal Jawa Barat dan Banten, kenang Habib Zain saat ditemui di kediamannya beberapa waktu lalu. Dari situlah dirinya juga mulai mengenal dunia usaha serta berkenalan dengan pengusaha-pengusaha Jakarta. Ternyata kemauan Zain untuk lebih mengenal spiritual islam semakin menggebu-gebu hingga akhirnya dirinya bersama dengan KH Hasan Reki, KH Tijani dari Guluk-guluk Sumenep, KH Abdul Hamid dan KH Muhdor. Mereka bersama bertemu dengan Syekh Ismail. Yakni ulama besar asal Mekkah yang telah lama melakukan syiar ke Indonesia. Dari situlah dirinya kemudian banyak menimba ilmu kepada tokoh-tokoh muslim dunia. Seperti Habib Salim Al Syatin dan Habib Umar Bin Hafid (Yaman), Ada juga Syekh Amin dari Jeddah, Syekh Muhdi dan Nurudin dari Madinah. Semuanya adalah Mursyid Toriqoh Syadiliah dan Kodriyah. Yang paling berkesan adalah

perjalanan spiritual bersama Al Muhadis Al Alamah Sayid Muhammad Alwi Al Maliki yang merupakan ulama kelas dunia. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh muslim dari Mekkah, Madinah dan Yaman. Ketika Syekh Ismail meninggal. Sebagai penggantinya adalah Syekh Muhammad, putra Syekh Ismail melanjutkan syiar sang ayah di Indonesia. Bahkan, bersama dengan Syekh Muhammad, dirinya merasa berkesan saat makan disuapin. Dan sorban milik Syekh diberikan kepada dirinya. Hingga saat ini sering kontak untuk membicarakan berbagai permasalahan, ujarnya. Habib Zain juga memiliki pengalaman lain yag lebih seru dalam perjalanan spiritualnya. Yakni saat mertamu ke Ra Lilur (Kholilurrohman), cicit Kyai Holil dari Bangkalan Madura. Menurut dia, Ra Lilur jarang mau menemui tamu. Kalaupun ada tamu yang ditemui tidak lebih dari lima menit saja. Saat menemui Habib Zain, Ra Lilur pun seperti muncul tiba-tiba. Kamulah yang saya tunggu selama ini, ujar Habib Zain menuitrukan ucapan Ra Lilu waktu itu. Padahal, itu merupakan pertemuan mereka yang pertama. Seolah-olah seperti orang yang kenal lama. Bukan hanya itu, Habib Zain bahkan sempat ditemui Ra Lilur hingga empat jam. Yang lebih mencengangkan, dirinya diberi baju goib oleh Ra Lilur. Saat dipakai harum seperti minyak wangi dari timur tengah, ujarnya. saking sakralnya, dirinya pun lebih memilih menyimpan jubah tersebut sebagai kenang-kenangan. Bukan hanya itu, dirinya juga mendapatkan Mas Muhammad Surban Ulama Besar KH Holil Sidogiri Pasuruan, Surban Habib Sholeh dari Tanggul Jember, serta Tasbih Ghoib dari Al Masam KH Abdullah di Tulangan Sidoarjo. Berikutnya ada Surban dari KH Hamit Ulasyk, Pasuruan dan banyak lagi lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.Saat ditanya siapa gurunya saat ini, Zain malah tersenyum. Dia mengatakan jika gurunya bukan lagi guru manusia setelah mengenal guru gaoib. Sunan Prapen, tegas dirinya menyebutkan nama sang guru yang sekarang diikuti. Akibat pengalaman spiritual tersebut, dirinya pernah menjadi fasilitator gejolak dengklok di banten. Bahkan, untuk meredakan konflik tersebut, dirinya bersama Kapolda banten yang dikenalnya saat masih menjadi Kapolres Jember Eko Putu Bayu Seno tahun 2011. Akhirnya dirinya pun mengumpulkan 230 kyai diseluruh Banten. Dengan seizin Allah, akhirnya konflik tersebut mereda akibat perannya. Kemudian, selama berjalannya waktu, dirinya pun mulai banyak diundang sebagai penasehat spiritual. Bahkan, sempat menjadi penasehat Garuda Air saat masih dipegang Indra Setyawan. Selain itu juga banyak sekali artis dan tokoh-tokoh politik lainnya. Kalau artis memang tidak saya sebutkan, ujarnya sambil tersenyum karena memang bukan kebanggan saat menjadi penasehat spiritual bagi artis. Habib Zain pun mulai dikenal oleh pejabat di lingkungan Cikeas. Bahkan, saat ibunda SBY sakit, dirinya pun pernah dimintai doa untuk keselamatan dan kesejahteraan Habibah, ibunda presiden SBY. Saat dimintai keterangan tentang hubungannya dengan Bupati Jember MZA Djalal, Habib Zain hanya tersenyum. Habib mengaku pernah cukup kenal akrab dengan bupati kebanggan masyarakat Jember tersebut/. Namun, selama menjabat menjadi bupati, dirinya mengatakan sama sekali tidak pernah bertemu lagi dengan Djalal. Mungkin bupati sedang sibuk sekali, ujarnya sembari tersenyum. Selain itu, banyak sekali pengalaman spiritual yang dialami oleh Habib Zain. Antara lain dia pernah memiliki ATM BNI 46 di Mojokerto yang tidak habis saat diambil uangnya, padahal tidak pernah menabung. Dia juga pernah memindahkan kuburan goib di desa Ciyanti Bogor. Hebatnya lagi pemindahan tersebut tanpa disentuh. Selain itu, dirinya pernah mengalami pengalaman lain yang cukup mengejutkan. Yakni saat melakukan pengeboran di sumur minyak di Cepu dengan disaksikan orang satu kampong. Tiba-tiba mereka kedatangan goib sampai membuat ayam beterbangan dua

meter, serta dapur rumah goyang dan genteng. Saat habib bertanya mengapa makhluk ghoib datang, ternyata mereka menjawab jika selama dibor, sumur minyak itu tidak menyejahterakan masyarakat sekitar. Yang terbaru sekitar tahun 2010 saat dirinya mengajak Syekh Muhammad menghadiri acara di Pondok Pesantren Mlokorejo, Puger. Tiba-tiba Syekh yang dikagumi kyai-kyai Madura tersebut mengajak ke laut dan langsung spontanitas menuju ke arah pesisir pantai selatan. Sang Syekh sempat bertanya kepada Zain. Apa pekerjaan masyarakat sini, ujarnya. dirinya dengan polos menjawab jika masyarakat disekitar banyak yang menjadi nelayan, petani dan keluar negeri. Tanpa diduga, Syekh muhammad mengambil segenggam pasir pantai tersebut dan berdoa. Syekh Muhammad kemudian memberikan segenggam pasir itu kepada Zain. Ini buat antum dan bisa untuk kemaslahatan umat, ujar habib menirukan ucapan Syekh Muhammad waktu itu. Namun, dirinya sama sekali tidak mengetahui maksud perkataan tersebut. Betapa kagetnya dirinya saat setahun kemudian dirinya bertemu dengan Nurhalim, pengusaha asal Jakarta. Ternyata, Nurhalim yang juga merupakan Mualaf tersebut memiliki pandangan yang sama terhadap pasir pesisir selatan tersebut. Akhirnya mereka pun bersepakat untuk memanfaatkan pasir tersebut untuk masyarakat di sekitar. Bahkan, dirinya juga sempat memperoleh doa dari Syekh Muhammad terkait rencana pemanfaatan pasir besi di pesisir selatan tersebut. Semoga Lancar, ujar habib menirukan ucapan Syekh Muhammad dalam bahasa Indomesia saat mengucapkan doa tersebut. Dari semua pengalaman tersebut, Habib Zain masih belum bisa memenuhi permintaan Kyai Fakih Langitan. Beliau meminta saya duduk, ujarnya. Maksudnya adalah agar Habib Zain tidak lagi keluyuran memikirkan bisnisnya melainkan diam di rumah untuk mengamalkan ilmu yang dimilikinya untuk masyarakat. Habib Zain pun tidak membantah hal tersebut karena suatu saat nanti dirinya akan duduk seperti permintaan Kyai Fakih.(*)