blue print new

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembang merupakan proses yang terjadi secara alamiah dalam hidup manusia. Perkembangan adalah proses berkembang.. Perkembangan seorang anak secara umum digambarkan dalam periode-periode, yaitu (1) periode prakelahiran (2) masa bayi (3) masa kanak-kanak awal (4) masa kanak-kanak tengah dan akhir (5) masa remaja Terdapat faktor yang mempengaruhi perkembangan seorang anak agar maksimal. Faktor intrinsik, yaitu proses kematangan, dalam hal fisik, kognitif, emosional dan sosial. Faktor ekstrinsik, yaitu semua faktor yang terdapat di luar pribadi anak yang dapat mempengaruhi 1

Upload: melisa-gustina

Post on 26-Jun-2015

85 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Blue Print New

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berkembang merupakan proses yang terjadi secara alamiah dalam hidup

manusia. Perkembangan adalah proses berkembang..

Perkembangan seorang anak secara umum digambarkan dalam periode-

periode, yaitu (1) periode prakelahiran (2) masa bayi (3) masa kanak-kanak awal (4)

masa kanak-kanak tengah dan akhir (5) masa remaja

Terdapat faktor yang mempengaruhi perkembangan seorang anak agar

maksimal. Faktor intrinsik, yaitu proses kematangan, dalam hal fisik, kognitif,

emosional dan sosial. Faktor ekstrinsik, yaitu semua faktor yang terdapat di luar

pribadi anak yang dapat mempengaruhi perkembangan anak, seperti pola asuh

orangtua, lingkungan tempat anak tinggal, teman sebaya, dan lain-lain.

Faktor tersebut akan membantu anak dalam aktifitas-aktifitas yang dilakukan

anak. Dalam menjalankan aktifitas tersebut anak dituntut agar memiliki rasa tanggung

jawab yang tinggi. Rasa tanggung jawab tersebut akan memberikan pengaruh

terhadap aspek perkembangan lain, misal inisiatif.

1

Page 2: Blue Print New

B. Rumusan Masalah

1. Seberapa jauh pengaruh yang diberikan faktor intrinsik dan faktor

ekstrinsik terhadap perkembangan anak usia 3-5 tahun?

2. Bagaimana pengaruh rasa tanggung jawab terhadap rasa inisiatif anak usia

3-5 tahun?

C. Tujuan penelitian

1. Mengetahui seberapa jauh pengaruh yang diberikan faktor intrinsik dan

faktor ekstrinsik terhadap perkembangan anak usia 3-5 tahun

2. Mengetahui pengaruh rasa tanggung jawab terhadap rasa inisiatif anak

usia 3-5 tahun

D. Manfaat Penelitian

1. Membantu orang tua dalam mendidik anak

2. Sebagai referensi bagi penilitian selanjutnya

2

Page 3: Blue Print New

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Perkembangan

Perkembangan adalah suatu proses perubahan yang progresif dan bersifat

kualitatif ke arah kemajuan yang bersifat positif.

Menurut Gessel (dalam Crain, 2007), perkembangan anak memiliki dua

faktor, yaitu :

1. Faktor intrinsik, yaitu proses kematangan, dalam hal fisik, kognitif, emosional dan

sosial.

2. Faktor ekstrinsik, yaitu semua faktor yang terdapat di luar pribadi anak yang dapat

mempengaruhi perkembangan anak, seperti pola asuh orangtua, lingkungan tempat

anak tinggal, teman sebaya, dan lain-lain.

Menurut Erikson (dalam Santrock, 2007), terdapat delapan tahapan dalam

perkembangan, yaitu 1) kepercayaan versus ketidakpercayaan (trust versus mistrust).

2) otonomi versus rasa malu dan ragu-ragu (automomy versus doubt and shame). 3)

inisiatif versus rasa bersalah (initiative versus guilt). 4) kerja keras versus rasa

inferior (industry versus inferiority). 5) identitas versus kebingungan identitas

(identity versus identity confusion). 6) keintiman versus isolasi (intimacy versus

3

Page 4: Blue Print New

isolation). 7) generativitas versus stagmasi. 8) integritas versus keputusasaan

(integrity versus despair).

B. Faktor Intrinsik

Menurut Gessel (dalam Crain, 2007), Faktor intrinsik, yaitu proses

kematangan, dalam hal fisik, kognitif, emosional dan sosial.

Pada masa prasekolah, proporsi tubuh anak sudah semakin mirip dengan

proporsi tubuh orang dewasa. Dengan proporsi tubuh tersebut, anak dimungkinkan

dapat melakukan aktivitas yang diperlukan untuk belajar, seperti duduk di bangku

sekolah dengan benar.

Pada usia prasekolah, perkembangan motorik anak sangat pesat. Ketika

berusia 4-5 tahun, anak dapat mengendalikan gerakan motorik kasar, yaitu gerakan

yang melibatkan bagian badan yang luas yang digunakan dalam berjalan, berlari,

melompat dan sebagainya (Santrock, 1995).

Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak telah semakin

meningkat dan menjadi lebih tepat. Setelah anak berusia 5 tahun, terdapat

perkembangan yang lebih besar dalam pengendalian gerakan motorik halus, yang

melibatkan kontrol jari dan tangan yang semakin baik, dan menggunakan kelompok

otot yang lebih kecil yang digunakan untuk menggenggam, melempar, menggambar,

4

Page 5: Blue Print New

menggunakan alat, dan sebagainya. Keterampilan-keterampilan tersebut sangat

bermanfaat bagi anak untuk belajar menulis dan menggambar (Triani, 2003; Hurlock,

1978). Keterampilan motorik halus juga membuat anak mendapatkan lebih banyak

kemandirian, seperti mengancingkan baju sendiri, mengikat tali sepatu, makan

sendiru, dan sebagainya (Papalia, dkk., 2003).

Salah satu perkembangan yang paling penting selama masa awal kanak-kanak

adalah perkembangan otak dan sistem syaraf. Bertambah matangnya otak,

digabungkan dengan peluang-peluang untuk mengalami dunia yang semakin luas

memberi sumbangan besar bagi lahirnya kemampuan-kemampuan kognitif anak

(Santrock, 1995).

Selama masa awal kanak-kanak, anak menunjukkan perkembangan pesat

dalam rentang perhatian dan kecepatan pengolahan informasi (Papalia, dkk., 2003).

Rentang perhatian adalah seberapa lama anak dapat berkonsentrasi pada suatu tugas.

Selain perkembangan memori, anak-anak juga mengembangkan sifat pelupa. Anak

dapat mempelajari sesuatu yang baru dan melupakan hal yang telah lebih dulu

dipelajari, atau sebaliknya (Kaplan, 1998).

Menurut Vaughn dkk. (2000), interaksi anak usia prasekolah dan usia

sekolah dengan teman sebaya akan meningkatkan kemampuan kognitif. Menurut

teori Vygotski (dalam Santrock, 1995), perkembangan kognitif anak yang banyak

berinteraksi sosial akan lebih baik daripada anak yang banyak menyendiri.

5

Page 6: Blue Print New

Salah satu nilai kognitif adalah kemampuan anak untuk beradaptasi terhadap

perubahan, baik perubahan pribadi maupun perubahan lingkungan (Hurlock, 1978).

Selain perkembangan kognitif, perkembangan sosial dan kepribadian juga sangat

penting bagi anak. Anak belajar banyak dari berinteraksi dengan orang lain dan

ketika bermain (Kaplan, 1998).

Selama awal masa kanak-kanak, emosi sangat kuat. Pada masa ini, anak

mudah terbawa ledakan emosional sehingga sulit dibimbing dan diarahkan. Emosi

yang tinggi ini biasanya disebabkan karena orangtua hanya memperbolehkan anak

melakukan beberapa hal, padahal anak merasa mampu melakukan lebih banyak lagi,

sehingga ia melawan larangan orangtua. Selain itu, anak menjadi marah jika ia

ternyata tidak dapat melakukan sesuatu yang menurutnya mudah untuk dilakukan

(Hurlock, 1980). Dengan meningkatnya usia anak, semua emosi diekspresikan

secara lebih lunak karena mereka harus mempelajari reaksi orang lain terhadap

luapan emosi yang berlebihan (Hurlock, 1978), anak juga menjadi lebih sadar akan

perasaan mereka dan perasaan orang lain (Papalia, dkk., 2003).

Apabila anak telah masak secara emosional, pernyataan emosi anak akan lebih

terkontrol, sehingga lebih rasional. Menurut Goleman (1996), mengajarkan

keterampilan emosional sangat penting untuk mempersiapkan anak belajar, karena di

sekolah anak harus dapat bekerjasama, saling menolong dan menunggu giliran.

6

Page 7: Blue Print New

Anak harus bisa bekerja sama dengan temannya di dalam kelompok, karena

dalam kelas anak akan diberi tugas secara berkelompok dengan kelompok yang

berganti-ganti. Selain itu, anak juga harus mengembangkan sikap saling menolong,

baik itu menolong teman, maupun menolong guru. Kemampuan untuk menunda

kepuasan dan menunggu giliran juga merupakan hal yang harus dimiliki anak ketika

memasuki sekolah dasar. Anak harus menunggu jam istirahat untuk dapat makan

dan minum, dan bergiiliran menggunakan alat bermain yang digunakan bersama.

Kemasakan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan

dukungan sosial. Dukungan sosial dapat berupa perhatian, penghargaan, pujian, atau

nasihat yang pada dasarnya memberi kekuatan psikologis pada seseorang agar orang

tersebut merasa berdaya dan membuatnya mampu menghadapi situasi yang sulit dan

tidak gampang menyerah. Dukungan sosial yang memadai akan mampu

mengembangkan aspek-aspek kecerdasan emosional anak, sehingga menimbulkan

perasaan bahagia dan berdaya dalam mengembangkan kepribadian dan kontak

sosialnya.

Perkembangan sosial merujuk pada kemampuan anak untuk berinteraksi

secara sosial. Anak perlu bersosialisasi dengan teman-temannya, dan juga

beradaptasi dengan struktur lingkungan belajar mengajar yang formal. Kemampuan

adaptasi yang positif terhadap lingkungan sekolah membutuhkan kemampuan sosial

untuk saling pengertian dan bekerja sama (Fadlyana, 2006).

7

Page 8: Blue Print New

Perkembangan sosial dan emosional anak merupakan dasar bagi

perkembangan kognitif mereka. Interaksi sosial anak-anak dipengaruhi dan dibatasi

oleh kemampuan kognitif mereka. Seiring dengan perkembangan kognitif anak,

kemampuan untuk dapat berinteraksi dengan orang lain juga semakin meningkat

(Kaplan, 1998).

C. Faktor Ekstrinsik

Menurut Gessel (dalam Crain, 2007), faktor ekstrinsik, yaitu semua faktor

yang terdapat di luar pribadi anak yang dapat mempengaruhi perkembangan anak,

seperti pola asuh orangtua, lingkungan tempat anak tinggal, teman sebaya, dan lain-

lain.

Pola asuh yang digunakan orang tua berpengaruh terhadap perkembangan

anak. Macam-macam gaya pengasuhan orang tua menurut Baumrind (dalam

Santrock, 2007) yaitu (1) pengasuhan otoritarian, dimana anak didesak untuk

mengikuti keinginan orang tua (2) pengasuhan otoritarif, dimana orang tua

menunjukkan kesenangan dan dukungan terhadap perilaku konstruktif anak (3)

pengasuhan yang mengabaikan, dimana orang tua tidak terlibat dalam kehidupan

anak (4) pengasuhan yang menuruti, dimana orang tua sangat terlibat dalam

kehidupan anak.

8

Page 9: Blue Print New

Hubungan pertemanan sering kali merupakan sumber dukungan yang penting

(Berndt,1999). Willard Hartup (1996, 2000) berhasil menyimpulkan bahwa anak-

anak sering menggunakan teman sebagai sumber daya sosial dan kognitif

D. Rasa Tanggung Jawab dan Inisiatif

Dalam tahap perkembangan Erikson yang ke-3 (inisiatif versus rasa bersalah),

terjadi selama tahun pra sekolah. Begitu anak pra sekolah memasuki dunia sosial

yang lebih luas, mereka mengahadapi lebih banyak tantangan daripada ketika mereka

bayi. Perilaku yang aktif dan bertujuan diperlukan untuk mengahadapi tantangan ini.

Anak diminta untuk memikirkan tanggung jawab terhadap tubuh, perilaku, mainan,

dan hewan peliharaan mereka. Mengembangkan rasa tanggung jawab meningkatkan

inisiatif. Meskipun demikian, rasa bersalah yang tidak nyaman dapat muncul, jika

anak tidak bertanggung jawab dan dibuat merasa sangat cemas. Erikson memiliki

pandangan positif terhadap tahap ini. Ia percaya bahwa sebagian besar rasa bersalah

dengan cepat digantikan oleh rasa ingin berprestasi.

9

Page 10: Blue Print New

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah anak usia pra

sekolah (usia Play Group dan Taman Kanak-kanak yang duduk di TK A dan TK

B)Penelitian dilakukan di dua tempat yaitu Taman Kanak-kanak ABA, Condong

Catur serta Play Group dan Taman Kanak-kanak Ceria, Demangan

B. Metode Pengambilan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipasi.

Dalam mengamati subjek, peneliti terlibat langsung dalam aktifitas subjek. Observasi

dilakukan selama dua hari. Hari pertama bertempat di Taman Kanak-kanak ABA.

Hari kedua bertempat di Play Group dan Taman Kanak-kanak Ceria.

10

Page 11: Blue Print New

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hari pertama, Taman Kanak-kanak ABA, Condong Catur

a. Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap hal-hal baru,

misal keingintahuan terhadap orang yang baru dikenal serta terhadap

materi baru yang diberikan oleh gurunya (ditunjukkan melalui

pertanyaan yang diajukan anak kepada gurunya).

b. Rasa tanggung jawab anak terhadap tugas yang diberikan cukup baik,

namun ada beberapa anak yang tidak dapat menyelesaikan tugas dengan

baik disebabkan beberapa faktor, yaitu pengaruh teman sebaya yang

mengajak bermain, materi yang diberikan dianggap tidak menarik oleh

anak, kurangnya rasa percaya diri anak dalam menyelesaikan tugas.

Adanya diskriminasi kelompok dalam bermain, misal sekumpulan anak

hanya ingin bermain dengan kelompoknya saja.

c. Rasa inisiatif dalam menolong teman sebayanya belum tampak. Hal ini

ditunjukkan dengan saling menyalahkan antar teman yang lain apabila

salah satu dari mereka kesusahan, misalnya si A terjatuh karena

didorong oleh si B, namun si B tidak menolongkan tetapi menyalahkan

si C sehingga terjadi pertengkaran antar si A, B, dan C.

11

Page 12: Blue Print New

d. Anak-anak dituntut untuk memiliki rasa tanggung jawab dengan

merapikan mainan dan alat-alat yang telah dipakai. Anak-anak memiliki

motivasi untuk menyelesaikan tugasnya sebelum bermain. Hal ini

menunjukkan adanya rasa tanggung jawab yang mempengaruhi rasa

inisiatif anak dalam menyelesaikan tugasnya.

2. Hari kedua, Taman Kanak-kanak Ceria, Demangan

a. Kelompok playgroup (2 – 4 tahun)

Di dalam kelompok ini anak-anak diajarkan berbagai permainan, di

dalam kelompok ini belum diajarkan membaca dan menulis, namun

permainan yang diberikan mampu meningkatkan kemampuan kognitif

dan motorik anak. Anak-anak diajak bermain sambil bernyanyi.

Pengenalan bahasa asing diselipkan pada lagu yang dinyanyikan oleh

anak-anak. Anak diberikan suatu istilah baru atau peristiwa baru, seperti

idul adha, thanksgiving dan lain- lain. Keberanian anak mulai tampak

dalam forum diskusi walaupun apa yang disampaikan anak belum jelas

arah dan tujuannya. Untuk memaksimalkan perkembangan anak, dalam

proses belajar-mengajar guru berusaha mengurangi pemakaian kata-kata

negatif dalam menegur anak, seperti ”tidak boleh” dan ”jangan”.

b. Taman kanak-kanak (usia 4-5 tahun)

Berbeda dengan playgroup, anak usia TK ini sudah diajarkan

banyak hal seperti menghitung, membaca, menulis dan berbagai

keterampilan lainnya. Rasa tanggung jawab anak dituntut lebih dalam

12

Page 13: Blue Print New

menyelesaikan suatu permasalahan, misal ketika seorang anak

mematahkan stir mobil-mobilan, dia memiliki rasa bersalah terhadap

perbuatannya tersebut. Kemudian si anak melaporkan hal tersebut

kepada gurunya dan berusaha memperbaikinya dengan dibantu teman-

temannya. Keberanian dalam bercerita dan menanggapi cerita temannya

dilatih melalui sebuah forum diskusi kecil. Keterampilan dalam

memimpin dilatih dengan cara bergiliran menjadi ketua kelas. Anak-

anak dituntut untuk lebih mandiri dengan cara membersihkan dan

merapikan peralatan yang telah dipakainya, seperti mencuci piring

sendiri setelah makan, dan mengembalikan mainan ke tempatnya. Rasa

toleransi dikembangkan dengan menghormati teman yang lain, seperti

saat bermain bowling, anak-anak menunggu gilirannya hal ini agar anak-

anak tidak saling rebutan. Anak-anak dilatih fokus terhadap tugas yang

diberikan. Untuk memaksimalkan perkembangan anak, dalam proses

belajar-mengajar guru berusaha mengurangi pemakaian kata-kata negatif

dalam menegur anak, seperti ”tidak boleh” dan ”jangan”

B. Pembahasan

Menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap insiatif, tanggung jawab,

kemampuan kognitif, dan kemampuan sosial anak-anak dipengaruhi faktor intrinsik

dan faktor ekstrinsik. Kematangan mental dan emosi anak serta pengaruh dari

lingkungan sekitar merupakan suatu kesinambungan dalam mencapai tahap-tahap

13

Page 14: Blue Print New

perkembangan yang dilalui anak. Pola asuh yang diberikan oleh guru mempengaruhi

proses perkembangan anak. Teman sebaya memberikan pengaruh yang besar

terhadap rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara tanggung jawab

dengan inisiatif. Semakin besar tanggung jawab yang dimiliki anak maka semakin

besar rasa inisiatif yang ditunjukkan anak tersebut. Rasa bersalah akan timbul apabila

anak tidak dapat bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan atau terhadap

suatu permasalahan yang sedang dihadapinya.

14

Page 15: Blue Print New

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor intrinsik dan faktor

ektrinsik terhadap perkembangan anak usia 3-5 tahun

2. Terdapat pengaruh antara rasa tanggung jawab terhadap inisiatif anak usia 3-

5 tahun. Semakin tinggi tanggung jawab, semakin tinggi pula inisiatif yang

dimiliki.

B. Saran

1. Hindari pemberian “label” tertentu pada anak

Pemberian label ini dapat menimbulkan efek negatif terhadap anak. Anak

akan merasa didiskriminasi dengan label tersebut

2. Hindari penggunaan kata-kata negatif dalam menegur anak, misal “tidak”

dan “jangan”

3. Dalam mendidik anak hendak orang tua dan guru memperhatikan keinginan

dan kemampuan anak dalam pencapaian tahap perkembangan.

15

Page 16: Blue Print New

DAFTAR PUSTAKA

Maharani, Astari Anindita. 2009. Kesiapan Bersekolah Siswa Taman Kanak-kanak

ditinjau dari Perilaku Prososial, Usia dan Jenis Kelamin. Jurnal Digital

Psikologi Perkembangan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Santrock, J. W. 2007. Perkembangan Anak Jilid 1. Edisi Kesebelas. Erlangga. Jakarta

____________. 2007. Perkembangan Anak Jilid 2. Edisi Kesebelas. Erlangga. Jakarta

Papalia, D.E., Olds, S.W. & Feldman, R.D. 2002. A Child’s World: Infancy Through

Adolescence. Ninth Edition. International Edition. McGraw-Hill Higher

Education. New York.

16

Page 17: Blue Print New

LAMPIRAN

1. Bermain dengan teman sebaya

2. Memperbaiki stir mobil yang rusak

17

Page 18: Blue Print New

3. Mencuci piring setelah makan

4. Seorang anak bercerita dalam forum diskusi

18