bioakustik fisioterapi

29
Bioakustik Page 1 FISIKA KESEHATAN BIOAKUSTIK DISUSUN OLEH: 1. Aidha Maya K (E2014001) 2. Ani Sugiarti (E2014003) 3. Dian Indah P (E2014009) 4. Dian Intan P (E2014010) 5. Murni Sri Sofiyani (E2014026) Dosen Pengampu: Ari Sapti Mei Leni, SSt, Ft PRODI FISIOTERAPI (D4) STIKES ‘AISYIYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

Upload: dian-intan-p

Post on 27-Sep-2015

260 views

Category:

Documents


35 download

DESCRIPTION

Fisioterapi

TRANSCRIPT

  • Bioakustik Page 1

    FISIKA KESEHATAN

    BIOAKUSTIK

    DISUSUN OLEH:

    1. Aidha Maya K (E2014001)

    2. Ani Sugiarti (E2014003)

    3. Dian Indah P (E2014009)

    4. Dian Intan P (E2014010)

    5. Murni Sri Sofiyani (E2014026)

    Dosen Pengampu: Ari Sapti Mei Leni, SSt, Ft

    PRODI FISIOTERAPI (D4)

    STIKES AISYIYAH SURAKARTA

    TAHUN AJARAN 2014/2015

  • Bioakustik Page 2

    Kata Pengantar

    Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

    berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada

    waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Fisika

    Kesehatan .

    Adapun makalah ini mengenai Bioakustik. Kami mengucapkan terima

    kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan memberikan bimbingan dalam

    penyusunan makalah ini, terutama kepada Dosen Fisika Kesehatan Ibu Ary. Serta

    teman teman sejawat.

    Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak

    kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka kami

    dengan senang hati menerima kritikan serta saran-saran yang bersifat membangun

    demi kesempurnaan makalah ini.

    Semoga hasil dari penyusunan makalah ini dapat dimanfaatkan bagi generasi

    mendatang, khususnya mahasiswa/mahasiswi D-IV Fisioterapi Stikes Aisyiyah

    Surakarta.

    Akhir kata, melalui kesempatan ini kami penyusun makalah mengucapkan ba

    nyak terimakasih.

    Surakarta, 12 Oktober 2014

    Penyusun

  • Bioakustik Page 3

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul. ......................................................................................................... i

    Kata pengantar. ....................................................................................................... ii

    Daftar isi ................................................................................................................. iii

    BAB 1 PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang .................................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

    C. Batasan Masalah .................................................................................................. 2

    D. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2

    BAB II PEMBAHASAN

    A. Definisi Bunyi ..................................................................................................... 3

    B. Sifat dan Kecepatan Gelombang Bunyi .............................................................. 4

    C. Intensitas Bunyi ( I ) ............................................................................................ 6

    D. Aplikasi Gelombang Bunyi dalam Bidang Kesehatan ........................................ 6

    E. Kebisingan ........................................................................................................ 15

    F. Suara ................................................................................................................. 17

    G. Vibrasi ............................................................................................................... 19

    BAB III PENUTUP

    3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 22

    3.2 Saran ................................................................................................................. 22

  • Bioakustik Page 4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Suatu perubahan mekanik terhadap zat gas, zat cair atau zat padat yang

    merambat ke depan dengan kecepatan tertentu sering menimbulkan gelombang

    bunyi. Gelombang bunyi ini merupakan vibrasi getaran dari molekul zat dan

    saling beradu satu sama lain namun demikian zat tersebut terkoordinasi

    menghasilkan gelombang. Gelombang bunyi dapat menjalar secara transversal

    atau longitudinal.

    Bunyi berhubungan dengan indra pendengaran yaitu fisiologi telinga.

    Telinga berfungsi secara efisien untuk mengubah energi getaran dari gelombang

    menjadi sinyal listrik yang dibawa ke otak melalui syaraf. Telinga manusia

    merupakan detektor bunyi yang sangat sensitif.

    Bising didefinisikan sebagai bunyi yang kehadirannya tidak dikehendaki

    dan dianggap mengganggu pendengaran. Bising dapat berasal dari bunyi atau

    suara yang merupakan aktivitas alam seperti bicara, pidato, tertawa dan lain

    lain. Bising juga dapat berasal dari bunyi atau suara buatan manusia seperti bunyi

    mesin kendaraan dan mesin mesin yang ada di pabrik. Untuk menilai bunyi

    sebagai bising sangatlah relatif. Misalnya musik di tempat tempat diskotik,

    bagi orang yang biasa mengunjungi tempat itu tidaklah merasa suatu kebisingan,

    tetapi bagi orang orang yang tidak pernah berkunjung di tempat diskotik akan

    merasa suatu kebisingan yang mengganggu.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang,maka rumusan makalah ini adalah :

    1. Apa itu bunyi?

    2. Bagaimana sifat dan kecepatan gelombang bunyi?

    3. Bagaimana intensitas bunyi?

    4. Bagaimana penerapan gelombang bunyi dalam bidang kesehatan?

  • Bioakustik Page 5

    5. Bagaimana pengaruh dan pencegahan dari kebisingan?

    6. Bagaimana pembentukan suara?

    7. Bagaimana vibrasi itu ?

    C. Batasan Masalah

    Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah,maka dalam penulisan

    makalah ini hal-hal yang dibahas adalah mengenai pengertian bunyi,sifat dan

    kecepatan gelombang bunyi,penerapan gelombang bunyi dalam bidang

    kesehatan dan bagaimana pengaruh dan pencegahan dari kebisingan,maupun

    bagaimana mekanisme pembentukan suara dan mengetahui apa yang dimaksud

    dengan vibrasi itu.

    D. Tujuan Penulisan

    1. Tujuan Umum

    Membantu mahasiswa memahami tentang bioakustik dan aplikasinya dalam

    kesehatan.

    2. Tujuan Khusus

    a. Mengetahui pengertian bunyi dan gelombang bunyi

    b. Memahami sifat dan kecepatan gelombang bunyi

    c. Memahami intensitas bunyi

    d. Mengetahui penerapan gelombang bunyi

    e. Mengetahui pengaruh dan pencegahan dari bising

    f. Mengetahui bagaimana mekanisme pembentukan suara

    g. Mengetahui apa yang dimaksud dengan vibrasi

  • Bioakustik Page 6

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Definisi Bunyi

    Bunyi merupakan getaran yang menimbulkan gelombang longitudinal

    yang merambat melalui medium perambatannya (zat cair, zat padat, dan udara)

    sehingga dapat didengar. (Fisika, 2006 : 41).

    Gelombang bunyi merupakan vibrasi atau gerakan dari molekul-molekul

    zat dan saling beradu satu sama lain dimana zat tersebut terkoordinasi

    menghasikan gelombang serta mentransmisikan energi tanpa disertai

    perpindahan partikel. (Fisika Kedokteran, 1996 : 65).

    1. Sumber Bunyi

    Sumber bunyi adalah semua benda yang bergetar dan menghasilkan suara

    merambat melalui medium atau zat perantara sampai ke telinga. Contoh

    sumber bunyi yaitu: pembakaran minyak dalam mesin, instrumen musik,

    gerakan dahan pohon, lonceng, garputala, dan sebagainya.Syarat terjadinya

    bunyi yaitu:

    Ada sumber bunyi yang bergetar.

    Ada zat perantara (medium) yang merambatkan gelombang bunyi dari

    sumber ke telinga.

    Getaran mempunyai frekuensi tertentu (20 Hz 20.000 Hz).

    Indra pendengar dalam keadaan baik

    2. Mendeteksi Bunyi

    Untuk mendeteksi bunyi perlu mengkonversikan gelombang bunyi bentuk

    vibrasi sehingga dapat dianalisa frekuensi dan intensitasnya.Untuk perubahan

    ini diperlukan alat mikrofon dan telinga manusia.Alat mikrofon merupakan

    transduser yang memberi respon terhadap tekanan bunyi (sound pressure0 dan

    menghasilkan isyarat/signal listrik.Mikrofon yang banyak digunakan adalah

    mikrofon kondensor. Pemilihan mikrofon ini sangat penting oleh karena

  • Bioakustik Page 7

    berguna untuk mendeteksi kebisingan lingkungan perusahaan (merupakan

    medan difus segala arah atau medan bebas) disamping itu perlu diperhatikan

    faktor kecepatan angin, cuaca oleh karena sangat mempengaruhi pada

    mikrofon.

    3. Pengelompokan Bunyi

    Menurut frekuensinya, bunyi dikelompokan menjadi:

    a. Bunyi infrasonik (0 20 Hz)

    Infrasonik merupakan bunyi yang tidak dapat didengar telinga manusia,

    tetapi dapat di dengar oleh jangkrik dan anjing. Frekuensi ini biasanya

    ditimbulkan oleh getaran tanah, gempa bumi, getaran gunung berapi.

    b. Bunyi audiosonik (20 20.000 Hz)

    Bunyi audio merupakan bunyi yang dapat didengar manusia.

    Audiofrekuensi berhubungan dengan nilai ambang pendengaran (rata-rata

    nilai ambang pendengaran 1000 Hz = 0 dB).

    c. Bunyi Ultrasonik (di atas 20.000 Hz)

    Ultrasonik merupakan bunyi yang tidak dapat didengar telinga manusia.

    Frekuensi ini dalam bidang kedokteran digunakan dalam 3 hal yaitu

    pengobatan, destruktif dan diagnosis.Hal ini dapat terjadi oleh karena

    frekuensi yang tinggi mempunyai daya tembus jaringan cukup besar.

    4. Azaz Doppler

    Efek Doppler adalah peristiwa berubahnya frekuensi sumber bunyi yang

    didengar akibat perubahan gerak antara pendengar dan sumber bunyi. Pada

    tahun 1800, Christian Johann Doppler mengemukakan Efek Doppler ini

    berlaku secara umun pada gelombang.Efek Doppler ini dipergunakan untuk

    mengukur bergeraknya zat cair di dalam tubuh misalnya darah. Berkas

    ultrasonik/bunyi ultra uynag mengenai darah (darah bergerak menjauhi bunyi)

    darah akan memantulkan bunyi ekho dan diterima oleh detektor.

    B. Sifat dan Kecepatan Gelombang Bunyi

  • Bioakustik Page 8

    1. Sifat Gelombang Bunyi

    Gelombang bunyi mempunyai sifat memantul, diteruskan, dan diserap

    benda. Apabila gelombang suara mengenai tubuh manusia (dinding) maka

    bagian dari gelombang akan dipantulkan dan bagian lain akan diteruskan ke

    dalam tubuh. Penyerapan energi bunyi ini akan mengakibatkan

    berkurangnya amplitudo gelombang bunyi.

    Nilai amplitudo bunyi yang menetap pada jaringan dinyatakan dalam rumus:

    A = A-x

    Keterangan :

    A = amplitudo bunyi yang menetap pada jaringan yang tebal X cm

    Ao = amplitudo bunyi mula-mula

    = koefisien adsorpsi jaringan (cm-1)

    x = tebal jaringan (cm)

    2. Kecepatan Gelombang Bunyi

    Gelombang bunyi timbul akibat terjadi perubahan mekanik pada zat

    padat, zat cair dan gas yang merambat ke depan dengan kecepatan tertentu.

    Gelombang bunyi ini menjalar secara longitudinal, lain dengan cahaya yang

    menjalar secara transversal.

    Pada suatu percobaan, apabila terjadi vibrasi dari suatu bunyi maka

    akan terjadi suatu peningkatan tekanan dan penurunan tekanan pada tekanan

    atmosfer, peningkatan tekanan ini disebut kompresi sedangkan penurunan

    tekanan disebut rarefaksi (peregangan).

    Bunyi mempunyai hubungan antara frekuensi vibrasi (f) bunyi,

    panjang gelombang () dan kecepatan (v), secara sistematis hubungan itu

    dapat dinyatakan dalam rumus.

    f = v/

    Keterangan :

  • Bioakustik Page 9

    f = frekuensi

    v = kecepatan

    = panjang gelombang

    Kecepatan bunyi berbeda-beda dalam melewati berbagai medium.

    Berikut tabel perbedaannya.

    Temperatur Material Masa Jenis ()

    Kg/m3

    Kecepatan (v)

    cm/s

    Z (=)

    Kg/m2s

    20o C Udara 1,29 331 430

    0o C CO2 1,98 258 430

    0o C H2 8,99 x 10

    -2 1.270 430

    20o C Alkohol 791 1.210 430

    20o C Air 1.000 1.480 430

    20o C Besi 7.900 5.130 430

    37o C Darah 1.056 1.570 430

    20o C Otak 1.020 1.530 1,56 x 106

    20o C Otot 1.040 1.580 1,64 x 106

    20o C Lemak 920 1.450 1,33 x 106

    20o C Tulang 1.900 4.040 7,68 x 106

    Gelombang bunyi dibawa oleh zat padat, cair, dan gas. Pada

    umumnya, makin keras zat, makin cepat gelombang bunyi merambat.Hal ini

    masuk akal, karena kekerasan zat menyatakan secara tidak langsung bahwa

    partikel-partikel tergandeng secara kuat sehingga lebih responsif terhadap

    gerak partikel lainnya.

    C. Intensitas Bunyi ( I )

    Intensitas Bunyi yaitu energi yang melewati medium 1 m2/detik atau

    watt/m2. Ketika mendengarkan bunyi yang terlalu keras, tentunya telinga akan

    merasa sakit. Sebaliknya, bunyi yang terlalu lemah tidak akan mampu didengar.

  • Bioakustik Page 10

    Kenyataan ini membuktikan bahwa intensitas bunyi yang dapat didengar

    manusia dengan baik berada pada batas-batas tertentu. Intensitas bunyi yang

    mampu didengar manusia mempunyai intensitas 10-12

    watt/m2 sampai dengan 1

    watt/m2. Intensitas bunyi 10

    -12 watt/m

    2 adalah intensitas bunyi terendah yang

    masih dapat didengar telinga manusia. Intensitas ini disebut intensitas ambang

    pendengaran. Sementara itu, intensitas bunyi terbesar yang masih dapat

    didengar telinga manusia tanpa menimbulkan rasa sakit adalah 1 watt/m2 dan

    disebut intensitas ambang perasaan.

    D. Aplikasi Gelombang Bunyi dalam Bidang Kesehatan

    1. Alat Pendengaran

    Telinga merupakan alat penerima gelombang suara atau udara kemudian

    diubah menjadi sinyal listrik dan diteruskan ke korteks pendengaran melalui

    saraf pendengaran. Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali

    getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga

    manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.Telinga

    luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan

    getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga

    dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls

    ke otak untuk diolah.

    a. Susunan Telinga

    Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan

    telinga dalam.

    1) Telinga luar

    Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran

    timpani (gendang telinga).Daun telinga manusia mempunyai bentuk

    yang khas, mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul

    getaran suara. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga

    dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda

  • Bioakustik Page 11

    asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan

    saluran luar dan gendang telinga tidak kering. Membran timpani

    tebalnya 0,1 mm, luas 65 mm2, mengalami vibrasi dan diteruskan ke

    telinga tengah

    2) Telinga tengah

    Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan

    udara agar seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang

    menghubungkan telinga tengah dengan faring. Suara yang masuk itu,

    99% mengalami refleksi dan hanya 0,1 % saja yang ditransmisi.

    Telinga tengah ini memiliki peranan proteksi.Karena adanya tuba

    eustachi yang mengatur tekanan didalam telinga, dimana eustachi

    berhubungan langsung dengan mulut.

    3) Telinga dalam

    Telinga dalam (labirin) adalah suatu struktur yang kompleks, yang

    terjdiri dari 2 bagian utama:

    koklea (organ pendengaran)

    kanalis semisirkuler (organ keseimbangan).

    Koklea merupakan saluran berrongga yang berbentuk seperti rumah

    siput, terdiri dari cairan kental dan organ corti, yang mengandung

    ribuan sel-sel kecil (sel rambut) yang memiliki rambut yang mengarah

    ke dalam cairan tersebut.

    Getaran suara yang dihantarkan dari tulang pendengaran di telinga

    tengah ke jendela oval di telinga dalam menyebabkan bergetarnya

    cairan dan sel rambut.Sel rambut yang berbeda memberikan respon

    terhadap frekuensi suara yang berbeda dan merubahnya menjadi

    gelombang saraf. Gelombang saraf ini lalu berjalan di sepanjang serat-

    serat saraf pendengaran yang akan membawanya ke otak. Walaupun

    ada perlindungan dari refleks akustik, tetapi suara yang gaduh bisa

    menyebabkan kerusakan pada sel rambut. jika sel rambut rusak, dia

  • Bioakustik Page 12

    tidak akan tumbuh kembali. Jika telinga terus menerus menerima suara

    keras maka bisa terjadi kerusakan sel rambut yang progresif dan

    berkurangnya pendengaran.

    Cara Kerja Telinga :

    a. Getaran bunyi terkumpul di daun telinga.

    b. Getaran bunyi tersebut kemudian masuk ke dalam lubang telinga.

    c. Bila getaranbunyi tersebut mencapai gendang telinga maka

    gendang tersebut ikut bergetar dan menggetarkan tulang- tulang

    pendengaran demikan pula cairan di rumah siput ikut bergetar.

    d. Gerakan ini mengubah energi mekanik tersebut menjadi energi

    elektrik ke saraf pendengaran (auditory nerve,) dan menuju ke

    pusat pendengaran di otak.

    e. Pusat ini akan menerjemahkan energi tersebut menjadi suara yang

    dapat dikenal oleh otak.

    Proses Pendengaran Manusia :

    a. Proses pendengaran manusia Pertama di mulai dari daun telinga

    (outer Ear) yang fungsinya menangkap suara-suara di sekitar dan

    memasukkan nya ke canal/ lubang telinga.

    b. Proses kedua suara yang masuk melalui lubang telinga di terima

    oleh gendang telinga yang berakibat bergetarnya tiga tulang

    pendengaran yaitu maleus,inkus dan stapes(middle Ear). Dan

    menyalurkan ke cohlea / rumah siput.

    c. Proses ke tiga di dalam cohlea / Rumah siput terdapat hear sell

    yang yang bergetar akibat suara dan getarannya menghasilkan

    getaran listrik yang dihasilkan dari energy kinestetik. Sehingga

    aliran listrik itu menjadikan sinyal yang menyalurkan ke otak,

    yang di aliri oleh syaraf pendengaran, untuk selanjutnya otak yang

    bekerja mengartikan semua suara-suara yang masuk tadi.

  • Bioakustik Page 13

    d. Gangguan pendengaran bisa terjadi pada siapa saja dan pada

    semua umur , bisa sementara dan bahkan permanen.

    e. Gangguan pendengaran disebabkan karena salah satu atau lebih,

    bagian dari telinga tidak dapat berfungsi secara normal.

    Jenis Gangguan Pendengaran

    a. Gangguan pendengaran Konduktif : terjadi ketika gelombang

    suara, terhalang masuknya dari lubang telinga dan gendang

    telinga menuju ke rumah siput ( koklea ) dan Saraf

    Pendengaran(Auditory Nerve).

    b. Gangguan pendengaran Sensorineural/Saraf : terjadi ketika

    rumah siput ( koklea) atau saraf pendengaran fungsinya menurun

    c. Gangguan pendengaran campuran : campuran antara gangguan

    pendengaran konduktif dan saraf.

    Pemeriksaan

    1. Otoscopy

    Pemeriksaan dengan menggunakan alat semacam teropong ini

    tergolong pemeriksaan awal. Fungsinya untuk melihat liang telinga,

    apakah ada infeksi atau kotoran telinga.

    2. Tympanometry

    Pemeriksaan lanjutan ini bertujuan untuk mengetahui fungsi telinga

    tengah.

    3. Oto Acoustic Emissions (OAE)

    Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui fungsi sel rambut

    pada cochlea/rumah siput. Hasilnya dapat dikategorikan menjadi

    dua, yakni pass dan refer. Pass berarti tidak ada masalah, sedangkan

    refer artinya ada gangguan pendengaran hingga harus dilakukan

    pemeriksaan berikut.

  • Bioakustik Page 14

    4. Auditory Brainstem Response (ABR)

    Cara pemeriksaannya hampir sama dengan OAE. berfungsi sebagai

    screening, juga dengan 2 kategori, yakni pass dan refer. Hanya saja

    alat ini cuma mampu mendeteksi ambang suara hingga 40 dB.

    5. Conditioned Oriented Responses (CORs)

    Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada bayi usia 9 bulan sampai 2,5

    tahun untuk mengetahui perkiraan ambang dengar anak. Caranya,

    gunakan alat yang dapat mengeluarkan bunyi-bunyian dan biarkan

    anak mencari sumber bunyi tersebut.

    6. Visual Reinforced Audiometry (VRA)

    Pemeriksaan yang hampir sama dengan CORs ini juga berfungsi

    untuk mengetahui ambang dengar anak. Tergolong pemeriksaan

    subjektif karena membutuhkan respons anak.Namun pada tes ini

    selain diberikan bunyi-bunyi, alat yang digunakan juga harus dapat

    menghasilkan gambar sebagai reward bila anak berhasil memberi

    jawaban.Pemeriksaan ini dapat dilakukan sambil bermain.

    7. Play Audiometry

    Pemeriksaan yang juga berfungsi mengetahui ambang dengar anak

    ini dapat dilakukan pada anak usia 2,5-4 tahun.

    Caranya?Menggunakan audiometer yang menghasilkan bunyi

    dengan frekuensi dan intensitas berbeda.Bila anak mendengar bunyi

    itu berarti sebagai pertanda anak mulai bermain misalnya harus

    memasukkan benda ke kotak di hadapannya atau bermain pasel.

    8. Conventional Audiometry

    Pemeriksaan ini dapat dilakukan anak usia 4 tahun sampai remaja.

    Fungsinya untuk mengetahui ambang dengar anak.Caranya dengan

    menggunakan alat audiometer yang mampu mengeluarkan beragam

    suara, masing-masing dengan intensitas dan frekuensi yang

  • Bioakustik Page 15

    berbeda-beda.Tugas si anak adalah menekan tombol atau

    mengangkat tangan bila mendengar suara.

    9. Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA)

    Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada semua usia. Fungsinya, untuk

    mengetahui respons ambang dengar seseorang.Pemeriksaan yang

    tergolong objektif ini mengharuskan anak dalam keadaan tidur,

    hingga anak harus dikondisikan tidur lebih dulu.

    10.Tes suara berbisik

    Telinga normal dapat mendengar suara berbisik dengan nada

    rendah.Misalnya suara konsonan dan palatal pada jarak 5-10 meter.

    Suara berbisik dengan nada tinggi misalnya suura desis pada jarak

    20 meter.

    11.Tes Weber

    Garputala di getarkan kemudian diletakkan pada dahi atau puncak

    dahi. Pada penderita tuli kunduktif akan terdengar baik terang atau

    baik pada telinga yang sakit. Pada penderita tuli persepsi, getaran

    garpu tala terdengar terang pada telinga normal.

    12.Tes Rinne

    Tes ini membandinkan antara konduksi tulang dan udara. Garputala

    digetarkan kemudian diletakkan pada prosesus mastoid setelah tidak

    mendengar getaran lagi garputala dipindahkan di depan liang

    telinga, tanyakan penderita apakah masih mendengarnya.

    Normal : konduksi udara 85-90 detik. Konduksi melalui tulang

    45 detik.

    Tes rinne positif : pendengaran penderita baik juga pada

    penderita tulipersepsi.

    Tes rinne negative : pada penderita tuli konduksi diman jarak

    waktu konduksi tulang mungkin sama atau bahkan lebih panjang.

    13.Tes Schwabach

  • Bioakustik Page 16

    Tes ini membandingkan jangka waktu konduksi tulang melalui

    vertex atau prosesus mastoid penderita dengan konduksi tulang si

    pemeriksa.

    Pada tuli konduksi : konduksi tulang penderita lebih panjang

    daii pada si pemeriksa

    Pada tuli persepsi : konduksi tulang sangat pendek.

    Spesialisasi Dalam Pendengaran/Telinga

    Didalam bidang kedokteran dibagi dalam masing masing bagian

    sesuai dengan keahlian:

    1. Otologist : seorang dokter yang ahli dalam bidang telinga dan

    pendengaran. Otolaryngologist : seorang dokter yang ahli

    dalam bidang penyakit telinga dan operasi Telinga.

    2. ENT specialist : dokter ahli THT yaitu seorang dokter yang ahli

    dalam hal telinga, hidung dan tenggorokan.

    3. Audiologist : Seseorang yang bukan dokter, tetapi ahli dalam

    mengukur respon pendengaran, diagnosis kelainan

    pendengaran melalui test pendengaran, rehabilitasi yang

    berkaitan dengan hilangnya pendengar.

    2. Ultrasonik dalam Bidang Medis

    Bunyi ultrasonik dihasilkan oleh magnet listrik dan kristal plezo elektrik

    dengan frekuensi diatas 20.000 Hz.Magnet listrik adalah batang feromagnet

    dilingkari kawat kemudian dialiri listrik yang dan menghasilkan

    ultrasonik. Piezo elektrikKristal piezo electric ditemukan oleh Piere Curie

    dan Jacques pada tahun sekitar 1880; tebal kristal 2, 85 mm. apabila kristal

    piezo electric dialiri tegangan listrik maka lempengan kristal akan

    mengalami vibrasi sehingga timbul frekuensi ultra; demikian pula vibrasi

    kristal akan menimbulkan listrik. Berdasarkan sifat itu maka kristal electric

    dipakai sebagai transduser pada ultrasonografi (USG).

  • Bioakustik Page 17

    a. Prinsip dan Efek Penggunaan Ultrasonik

    Efek Doppler merupakan dasar penggunaan ultrasonik yaitu terjadi

    perubahan frekuensi akibat adanya pergerakan pendengar atau sebaliknya;

    dan getaran bunyi yang dikirim ke tempat tertentui (ke objek) akan

    direfleksi oleh objek itu sendiri.

    Efek gelombang ultrasonik :

    1) Mekanik

    Efek secara mekanik yaitu membentuk emulsi asap/awan dan

    disintegrasi beberapa benda padat, dipakai untuk menentukan lokasi

    batu empedu.

    2) Panas

    Nelson Heerich dan Krusen, menunjukkan bahwa sebagian ultrasonik

    mengalami refleksi pada titik yang bersangkutan, sedangkan sebagian

    lagi pada titik tersebut mengalami perubahan panas.Pada jaringan bisa

    terjadi pembentukan rongga dengan intensitas yang tinggi.

    3) Kimia

    Gelombang ultrasonik menyebabkan proses oksidasi dan terjadi

    hidrolisis pada ikatan polyester.

    4) Efek biologis

    Efek yang ditimbulkan ultrasonik ini merupakan gabungan dari

    berbagai efek misalnya akibat pemanasan menimbulkan pelebaran

    pembuluh darah. Selain itu ultrasonik menyebabkan peningkatan

    permeabilitas membran sel dan kapiler serta merangsang aktifitas sel.

    Sesuai hukum Vant Hoff (menimbulkan panas) otot mengalami

    paralyse dan sel-sel hancur; bakteri, virus dapat mengalami

    kehancuran. Selain itu menyebabkan keletihan pada tubuh manusia

    apabila daya ultrasonik ditingkatkan.

  • Bioakustik Page 18

    b. Frekuensi Dan Daya Ultrasonik

    1) Untuk diagnostik: f = 1-5 MHz,daya = 0,01 W/cm2

    2) Untuk pengobatan: daya sampai 1 W/cm2

    3) Untuk merusak sel-sel/jaringan kanker: daya 103 W/cm

    2

    c. Ultrasonik Sebagai Pelengkap Diagnosis

    Berkaitan dengan efek yang ditimbulkan gelombang ultrasonik dan sifat

    gelombang bunyi ultra maka gelombang ultrasonik dipergunakan sebagai

    diagnosis dan pengobatan.

    1) CRT (Ossiloskop)

    Kristal piezo electric yang bertindak sebagai transduser mengirim

    gelombang ultrasonik mencapai pada dinding berlawanan, kemudian

    gelombang bunyi dipantulkan dan diterima oleh transduser tersebut

    pula. Transduser yang menerima gelombang balik akan diteruskan ke

    amplifier berupa gelombang listrik kemudian gelombang tersebut

    ditangkap oleh CRT (ossiloskop).

    Bunyi yang dihasilkan oleh piezo electric melalui transduser akan

    dipantulkan dan diterima oleh transduser. Gerakan transduser mula-

    mula akan menghasilkan echo dapat dilihat adanya dot (dot ini

    disimpan pada CRT) kemudian transduser digerakkan kearah lain

    menghasilkan echo pula sehingga kemudian tercipta suatu gambaran

    dua dimensi.

    2) MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan USG (Ultrasonography)

    MRI adalah salah satu cara pemotretan organ tubuh

    menggunakan resonansi magnetis. Sistem kerjanya adalah pasien

    berbaring dalam sebuah tabung.Kemudian gelombang bunyi ultrasonik

    ditembakkan ke tubuhnya. Gema dari gelombang bunyi itu akan

    mencitrakan gambar tubuh bagian dalam pasien.

  • Bioakustik Page 19

    Gelombang ultrasonik juga dapat mendeteksi keadaan bayi dalam

    kandungan, yang dikenal dengan sebutan USG.

    Pada dasarnya, prinsip kerja dari MRI dan USG adalah

    sama. Sebuah pulsa singkat dari bunyi ultra dipancarkan oleh sebuah

    transduser.transduser adalah sebuah alat yang dapat mengubah pulsa

    listrik menjadi pulsa bunyi. Sebagian dari pulsa dipantulkan pada

    berbagai permukaan dalam tubuh, dan sebagian besar akan diteruskan.

    Transduser yang sama digunakan juga untuk mendeteksi pulsa listrik.

    Pilsa-pulsa ini dapat diperlihatkan pada layar monitor.

    Penggunaan citra bunyi ini merupakan kemajuan yang

    sangat penting dalam bidang medis. Penggunaan bunyi ultra, dalam

    banyak kasus, telah menggantikan prosedur lain yang berbahaya,

    seperti penggunaan sinar X. Tidak ada bukti efek yang berbahaya dari

    penggunaan bunyi ultra ini, sehingga sering dikenal dengan pengujian

    yang tidak merusak (non destructive testing).

    d. Hal-Hal Yang Didiagnosis Dengan Ultrasonik

    Ultrasonik dapat dipergunakan untuk beberapa diagnosis, diantaranya:

    a. Mendiagnosis tumor otak (echo encephalo graphy), memberi informasi

    tentang penyakit-penyakit mata, daerah / lokasi yang dalam dari bola

    mata, menentukan apakah cornea atau lensa yang opaque atau ada

    tumor-tumor retina.

    b. Untuk memperoleh informasi struktur dalam dari tubuh manusia.

    Misalnya hati, lambung, usus, mata, mamma, jantung janin.

    c. Untuk mendeteksi kehamilan sekitar 6 minggu, kelainan dari uterus/

    kandung peranakan dan kasus-kasus perdarahan yang abnormal serta

    treatened abortus (abortus yang sdang berlangsung).

    d. Memberi informasi tentang jantung, valvula jantung, pericardial

    effusion (timbunan zat cair dalam kantong jantung).

  • Bioakustik Page 20

    e. Penggunaan Ultrasonik Dalam Pengobatan

    Sebagaimana telah diketahui bahwa ultrasonik mempunyai efek

    kimia dan biologi maka ultrasonik dapat dipergunakan dalam

    pengobatan.Ultrasonik memberi efek kenaikan temperature dan

    peningkatan tekanan; efek ini timbul karena jaringan mengabsorpsi energi

    bunyi dengan demikian ultrasonik dipakai sebagai diatermi/ pemanasan

    lokal pada otot yang cedera.

    Selain itu ultrasonik dapat dipakai untuk menghancurkan

    jaringan ganas (kanker). Sel-sel ganas akan hancur pada beberapa bagian

    sedangkan di daerah lain kadang-kadang menunjukkan rangsangan

    pertumbuhan ; masih diselidiki lebih lanjut.

    Pada penderita Parkinson, penggunaan ultrasonik dalam

    pengobatan sangat berhasil namun sangat disayangkan untuk

    memfokuskan bunyi kearah otak sangat sulit. Sedangkan pada penyakit

    meniere dimana keadaan penderita kehilangan pendengaran dan

    keseimbangan, apabila diobati dengan ultrasonik dikatakan 95 % berhasil

    baik, ultrasonik menghansurkan jaringan dekat telinga tengah.

    E. Kebisingan

    Bising ialah bunyi yang tidak dikehendaki yang merupakan aktivitas

    alam (bicara, pidato) maupun buatan (bunyi mesin) dan dapat menggangu

    kesehatan, kenyamanan serta dapat menimbulkan ketulian yang bersifat relatif.

    Alat ukur kebisingan adalah sound level meter.

    1. Pembagian Kebisingan

    Berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan, tingkat bunyi dan tenaga bunyi, maka

    bising dibagi dalam 3 katagori :

    a. Audible noise (bising pendengaran)

    Bising ini disebabkan oleh frekuensi bunyi antara 31,5 8.000 Hz

    b. Occupational noise ( bising yang berhubungan dengan pekerjaan)

  • Bioakustik Page 21

    Bising ini disebabkan oleh bunyi mesin di tempat kerja, bising dari mesin

    ketik.

    c. Impuls noise (impact noise = bising impulsif)

    Bising yang terjadi akibat adanya bunyi yang menyentak, misalnya

    pukulan palu, ledakan meriam, tembakan dan lain lain. Berdasarkan waktu

    terjadinya, maka bising dibagi dalam beberapa jenis :

    a. Bising kontinyu dengan spektrum luas, misalnya karena mesin, kipas angin

    b. Bising kontinyu dengan spektrum sempit, misalnya bunyi gergaji, penutup

    gas

    c. Bising terputus putus, misalnya lalu lintas, bunyi kapal terbang di udara

    d. Bising sehari penuh (full noise time)

    e. Bising setengah hari (part time noise)

    f. Bising terus menerus (steady noise)

    g. Bising impulsive (impuls noise) ataupun bising sesaat (letupan)

    2. Pengaruh Bising pada Kesehatan

    a. Hilangya pendengran sementara

    b. Kebal atau imun terhadap bising

    c. Telinga berdengung

    d. Kehilangan pendengaran menetap, biasanya dimulaidari frekuensi 4000 Hz

    3. Daftar Skala Intensitas Kebisingan

    Tingkat kebisingan Intensitas (dB) Batas dengar tertinggi

    Menulikan 100-120

    Halilintar

    Meriam

    Mesin uap

    Sangat hiruk pikuk 80-90 Jalan hiruk pikuk

  • Bioakustik Page 22

    Perusahaan sangat

    gaduh

    Pluit polisi

    Kuat 60-70 Kantor gaduh

    Jalan pada umumnya

    Radio

    Perusahaan

    Sedang 40-50 Rumah gaduh

    Kantor umunya

    Percakapan kuat

    Radio perlahan

    Tenang 20-30 Rumah tenang

    Kantor perorangan

    Auditorium

    Percakapan

    Sangat tenang 0-10 Bunyi daun

    Berbisik

    Batas dengar terendah

    4. Pencegahan Ketulian dari Proses Bising

    Prinsip pencegahan ketulian dari proses bising adalah menjauhi dari sumber

    bising. Untuk tujuan itu dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

    a. Memberikan pelumas dan peredam pada mesin yang menghasilkan bising

    b. Menggunakan tembok pemisah antara sumber bising dengan tempat

    kerja.

    c. Menggunakan pelindung telinga

  • Bioakustik Page 23

    F. Suara

    Suara dihasilkan oleh getaran suatu benda.Selama bergetar, perbedaan tekanan

    terjadi di udara sekitarnya.Peningkatan tekanan disebut kompresi, sedangkan

    penurunannya disebut rarefaction.Suara adalah fenomena fisik yang dihasilkan

    oleh getaran benda, getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan

    amplitudo yang berubah secara kontinyu terhadap waktu. Pada hakekatnya suara

    dan bunyi adalah sama. Hanya saja kata suara dipakai untuk makhluk hidup,

    sedangkan bunyi dipakai untuk benda mati.

    a. Aliran udara yang dihasilkan dorongan otot paru-paru bersifat konstan.

    Ketika pita suara dalam keadaan berkontraksi, aliran udara yang lewat

    membuatnya bergetar.

    b. Aliran udara tersebut dipotong-potong oleh gerakan pita suara menjadi sinyal

    pulsa yang kemudian mengalami modulasi frekuensi ketika melewati

    pharynx, rongga mulut ataupun pada rongga hidung. Sinyal suara yang

    dihasilkan pada proses ini dinamakan sinyal voiced sound.

    c. Suara bicara normal merupakan hasil dari modulasi udara yang keluar dari

    dalam tubuh.

    d. Beberapa bunyi ayang dihasilkan melalui mulut tanpa menggunakan pita

    suara disebut Unvoiced sound, merupakan aliran udara melalui

    penciutan/konstriksi yang dibentuk oleh lidah, gigi, bibir dan langit-langit.

    Misalnya p, t, k, s, dan ch, secara perinci:

    e. p, t, dan k suara/bunyi letupan (plosive sound)

    f. S, f, dan ch suara/bunyi frikatif (fricative sound)

    Proses produksi suara pada manusia dapat dibagi menjadi tiga buah proses

    fisiologis, yaitu :

    pembentukan aliran udara dari paru-paru,

  • Bioakustik Page 24

    perubahan aliran udara dari paru-paru menjadi suara, baik voiced, maupun

    unvoiced yang dikenal dengan istilah phonation, dan artikulasi yaitu proses

    modulasi/ pengaturan suara menjadi bunyi yang spesifik.

    Organ tubuh yang terlibat pada proses produksi suara adalah : paru-paru,

    tenggorokan (trachea), laring (larynx), faring (pharynx), pita suara (vocal

    cord), rongga mulut (oral cavity), rongga hidung (nasal cavity), lidah

    (tongue), dan bibir (lips).

    PEMBENTUKAN SUARA(FONASI)

    Pada pembentukan suara vokal, pita suara tertarik saling mendekat oleh otot,

    udara di paru dihembuskan, tekanan dibawah pita suara meningkat dan pita

    suara yang tertutup dipaksa membuka.

    Terjadi aliran cepat udara ke atas yang menyebabkan penurunan tekanan di

    antara pita, menyebabkan pita suara bergerak bersama, menghambat

    keluarnya udara secara parsial.

    Rongga mulut berubah bentuk akibat garakan lidah, rahang bawah, palatum

    lunak, dan pipi untuk menentukan suara yang diucapkan.

    Kadang-kadang hilangnya suara, gangguan bicara, atau rasa sakit timbul

    akibat obstruksi di pita suara.

    Hal tersebut perlu dilakukan pemeriksaan, salah satu metode yang digunakan

    adalah laringoskopi.

    Metode lain juga yang digunakan adalah MRI, USG, dan berbagai prosedur

    radiologis misalnya sinar-X, CT-scan, dan sebagainya.

    Frekuensi dasar dari hasil vibrasi yang kompleks tergantung dari massa dan

    tegangan dari pita suara :

    Laki-laki mempunyai frekuensi suara 125 Hz.

    Wanita mempunyai frekuansi suara 250 Hz.

  • Bioakustik Page 25

    Suara berhubungan erat dengan rasa mendengar.

    Pada sistem pengenalan suara oleh manusia terdapat tiga organ penting yang

    saling berhubungan yaitu :

    Telinga yang berperan sebagai transduser dengan menerima sinyal masukan

    suara dan mengubahnya menjadi sinyal syaraf,

    Jaringan syaraf yang berfungsi mentransmisikan sinyal ke otak,

    Dan otak yang akan mengklasifikasi dan mengidentifikasi informasi yang

    terkandung dalam sinyal masukan.

    G. Vibrasi

    Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran

    mekanis lainnya.Dibedakan menjadi:

    Vibrasi karena getaran udara yang pengaruhnya pada akustik

    Vibrasi karena getaran mekanis mengakibatkan timbulnya resonansi/ turut

    bergetarnya alat-alat tubuh dan pengaruh terhadap alat alat tubuh.

    1. Penjalaran Vibrasi Udara dan Efek yang Timbul

    Vibrasi udara oleh karena benda bergetar dan diteruskan melalui udara akan

    mencapai telinga. Getaran dengan frekuensi 1-20 Hz tidak akan terjadi

    gangguan penguatan pendengaran tetapi pada intensitas lebih dari 140 dB

    akan terjadi gangguan vestibuler yaitu gangguan orientasi,kehilangan

    keseimbangan dan mual-mual. Akan timbul nyeri telinga,nyeri dada dan bisa

    terjadi getaran seluruh tubuh.

    2. Penjalaran Vibrasi Mekanik dan Efek yang Timbul

    Penjalaran vibrasi mekanik melalui sentuhan atau kontak dengan

    permukaan benda yang bergerak,sentuhan ini melalui daerah yang

  • Bioakustik Page 26

    terlokalisasi (tool-hand vibration) atau mengenai seliruh tubuh (whole body

    vibration). Bentuk tool hand vibration merupakan bentuk yang terlazim dalam

    proses pekerjaan.Efek vibrasi terhadap tubuh tergantung besar kecilnya

    frekuensi yang mengenai tubuh. Pada frekuensi :

    3-9 Hz : akan timbul resonansi pada dada dan perut

    6-10 Hz :dengan intensitas 0.6 g tekanan darah,denyut jantung,pemakaian

    O2 dan volume perdenyut sedikit berubah. Pada intensitas 1.2 g terlihat

    banyak perubahan system peredaran darah.

    10 Hz : leher,kepala,pinggul,kesatuan otot dan tulang akan beresonansi.

    Tenggorokan akan mengalami resonansi.

    Pada frekuensi kurang dari 20 Hz,tonus otot akan meningkat, akibat

    kontraksi statis ini otot menjadi lemah,rasa tidak enak dan kurang ada

    perhatian. Pada frekuensi diatas 20 Hz otot-otot menjadi kendor dan frekuensi

    30-50 Hz digunakan dalam kedokteran olahraga untuk memulihkan otot-otot

    sesudah kontraksi luar biasa.

    Efek vibrasi terhadap tangan :

    Getaran dalam jangka waktu cukup lama menimbulkan kelainan pada tangan

    berupa :

    Kelainan pada persyarafan dan peredaran darah. Gejala kealinan ini mirip

    dengan phenomena Raynaud yaitu keadaan pucat dan biru dari anggota

    badan,pada saat anggota badan kedinginan, tanpa ada penyumbatan

    pembuluh darah tepid an tanpa kelainan- kelainan gizi. Phenomena

    Reynaud ini terjadi pada frekunsi sekitar 30-40 Hz.

    Kerusakan-kerusakan pada persendian tulang

    Sikap Tubuh Terhadap Getaran Mekanis

  • Bioakustik Page 27

    Badan merupakan susunan elastic yang kompleks dengan tulang

    sebagai penyokong alat-alat dan landasan kekuatan serta kerja oto.

    Kerangka,alat-alat,urat danotot memiliki sifat elastic yang bekerja secara

    serentak sebagai peredam dan penghantar getaran.Pengaruh getaran terhadap

    tubuh ditentukan sekali oleh posisi tubuh atau sikap tubuh. Pada tungkailurus

    akan mengahanta 100% getaran ke dalam badan, sedangkan dalam posisi

    duduk tungkai akan berlaku sebagai peredam.

    Mencegah getaran mekanis :

    Getaran suatu benda dapat dihindari dengan meletakkan bahan peredam

    dibawah benda yang bergetar. Bhan peredam sebaiknya sekitar 1 Hz.

    Selain itu tempat duduk atau alas kaki diletakkan bahan peredam. Tebal

    tempat duduk dan alas kaki sangat menentukan besar redaman.

  • Bioakustik Page 28

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Gelombang bunyi merupakan vibrasi atau gerakan dari molekul-molekul

    zat dan saling beradu satu sama lain dimana zat tersebut terkoordinasi

    menghasikan gelombang yang merambat melalui medium padat, cair, dan udara.

    Berkaitan dengan efek yang ditimbulkan gelombang ultrasonik dan sifat

    gelombang bunyi ultra maka gelombang ultrasonik dipergunakan sebagai

    diagnosis dan pengobatan.

    Bioakustik dalam kesehatan banyak manfaatnya baik untuk diagnosis suatu

    penyakit maupun dalam pengobatan. Kebisingan merupakan penyakit akibat kerja

    yang mana dapat merugikan kesehatan yang berdampak pada gangguan

    pendengaran dan bila pemaparan dalam waktu yang lama akan menyebabkan

    ketulian. Pada dasarnya pengendalian kebisingan dapat dilakukan terhadap

    sumbernya, perjalanannya dan penerimanya. Langkah terakhir adalah penggunaan

    alat pelindung pendengaran.

    B. Saran

    Pentingnya penerapan gelombang bunyi dalam kehidupan sehari-hari

    sehingga diharapkan mahasiswa lebih mendalami pemahaman tentang

    bioakustik terutama dalam kesehatan.

    Aplikasi gelombang bunyi dalam bidang kesehatan diharapkan terus dipelajari

    mahasiswa kesehatan.

    Telinga sebagai alat pendengaran penting untuk dijaga dari berbagai pengaruh

    kebisingan.

  • Bioakustik Page 29

    DAFTAR PUSTAKA

    Dr. J. F. Gabriel 1988 Fisika Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Denpasar

    Daton, Goris Seran, Stephanus Legiyo, C.Cosma Elsih Lestari, Yohanes Bambang

    Suparmono. (2007) . Fisika, Jakarta: Penerbit Grasindo

    Siti Rohmi Datul Nuri (2013). Penerapan Bioakustik Dalam Keperawatan. From

    http://ranrintansnote.blogspot.com/2013/06/penerapan-bioakustik-dalam-keperawatan_8.html

    Mardiansyah Andi (2012). Ilmu Kesehatan. From

    http://andimardiansyahsiemon.blogspot.com/2012/06/bioakustik.html

    Bertha Wulan (2013). Bioakustik. From

    http://beequinn.wordpress.com/nursing/fisika/bioakustik.html