bertanam jeruk
DESCRIPTION
Referensi bertanam jerukTRANSCRIPT
i
PENGANTAR
Meningkatnya kesadaran konsumen terhadap mutu dan keamanan pangan produk yang mereka konsumsi mendorong peningkatan permintaan konsumen terhadap jaminan mutu. Oleh karena itu, kita perlu melakukan pembenahan dalam sistem produksi agar dapat memenuhi keinginan konsumen. Mengingat kondisi tersebut, maka perlu dilakukan upaya yang sungguh-sungguh dalam pengembangan agribisnis buah-buahan agar buah-buahan nusantara dapat mempunyai daya saing.
Dalam upaya meningkatkan daya saing buah jeruk yang dihasilkan petani di Indonesia, perlu adanya upaya-upaya peningkatan mutu buah serta efisiensi dalam melaksanakan usahataninya. Dukungan yang dapat diberikan oleh Direktorat Tanaman Buah dilakukan dengan mencoba mempersiapkan suatu acuan berupa Standar Prosedur Operasional (SPO). Melalui penerapan SPO yang dilaksanakan secara menyeluruh, diharapkan produk yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan mutu, aman dikonsumsi, dan efisien dalam pelaksanaan sistem budidayanya.
Standar Prosedur Operasional komoditas jeruk merupakan suatu acuan yang bersifat spesifik lokasi. Oleh karena itu, agar contoh acuan ini dibuat dengan mengambil contoh kasus “Jeruk Siem Madu di kabupaten Karo dan Dataran Tinggi Bukit Barisan Sumatera Utara”, yang juga ditujukan untuk mendukung program Pemda Kabupaten Karo yang memiliki program jeruk Kabupaten Karo “Memenuhi Standar Pasar Internasional Pada Tahun 2006”, dengan penekanan upaya-upaya peningkatan mutu pada tanaman yang telah menghasilkan. Contoh SPO
ii
jeruk Siem Madu Kabupaten Karo ini dapat diadopsi untuk daerah-daerah sentra produksi jeruk lainnya dengan penyesuaian-penyesuaian yang mengacu pada rekomendasi setempat.
SPO Jeruk Siem Madu Kabupaten Karo ini disusun bersama dengan Tim dari Direktorat Tanaman Buah, Direktorat Perlindungan Hortikultura, Balai Penelitian Buah-buahan (Dr. Ir. Nurhadi, M.Sc.), Loka Penelitian Tanaman Jeruk dan Hortikultura Subtropik Tlekung (Ir. Arry Supriyanto, MS), Dinas Pertanian Sumatera Utara, Dinas Pertanian Kabupaten Karo, BPTP Sumatera Utara, BPTPH Sumatera Utara, MJI kabupaten Karo, Simalungun, Dairi, serta para pelaku agribisnis jeruk di Kabupaten Karo, melalui pertemuan, apresiasi, workshop dan kunjungan lapang.
Jakarta, November 2004 Direktur, Prof. Dr. Ir. Roedhy Poerwanto, M.Sc
iii
DAFTAR ISI
Halaman
PENGANTAR..................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................iii
DAFTAR TABEL ...........................................................v
DAFTAR GAMBAR......................................................vi
DAFTAR GAMBAR......................................................vi
PENDAHULUAN...........................................................1
TARGET .........................................................................1
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL................. I-1
I. Perencanaan Kebun .......................................... I-1
II. Persiapan Lahan...............................................II-1
III. Penyiapan Benih .............................................III-1
IV. Penanaman..................................................... IV-1
V. Pembentukan Arsitektur Pohon.......................V-1
VI. Pemangkasan Pemeliharaan .......................... VI-1
VII. Pemupukan ...................................................VII-1
VIII. Pengairan .....................................................VIII-1
IX. Penjarangan Buah .......................................... IX-1
X. Pengendalian OPT ...........................................X-1
XI. Panen ............................................................. XI-1
XII. Pasca Panen ..................................................XII-1
iv
CONTOH FORM CATATAN KEGIATAN.................. 2
LAMPIRAN.................................................................. 14
TIM PENYUSUN......................................................... 26
v
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Jenis dan Jumlah Pupuk Untuk
Tanaman Jeruk (gr/ph/6 bln) ......................VII-3
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Contoh Desain Kebun ...............................I-2
Gambar 2. Teras Pada Lahan Miring ....................... II-2
Gambar 3. Pemisahan Tanah lapisan atas dan bawah ...................................................... II-3
Gambar 4. Benih Jeruk yang Baik ........................... III-2
Gambar 5. Kesiapan lubang tanam dan bibit ...........IV-2
Gambar 6. Membuka polybag dan memasukkan bibit ........................................................IV-3
Gambar 7. Penimbunan dan Pemadatan tanah.........IV-3
Gambar 8. Pengamatan dan Pemangkasan bentuk...................................................... V-3
Gambar 9. Pemangkasan..........................................VI-3
Gambar 10. Pemangkasan tunas air ...........................VI-4
Gambar 11. Bentuk L................................................VII-4
Gambar 12. Tugal Keliling .......................................VII-4
Gambar 13. Melingkar ..............................................VII-5
Gambar 14. Cara Pemupukan ...................................VII-5
Gambar 15. Pola Kebutuhan Air pada Jeruk .......... VIII-3
Gambar 16 Penjarangan buah ...................................IX-3
Gambar 17. Pencampuran dalam tangki sprayer ...... X-33
vii
Gambar 18. Penyemprotan tanaman dan penyaputan batang .................................X-33
Gambar 19. Perangkap Kuning dan Perangkap Lalat Buah .............................................X-33
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Tabel Jenis- jenis Pestisida Yang Terdaftar /Diizinkan Menteri Pertanian untuk pengendalian OPT pada Tanaman Jeruk ................................. 14
Lampiran 2. Pembuatan Bubur Bordo........................... 17
Lampiran 3. Pembuatan Bubur California.................... 18
Lampiran 4. Pembuatan Likat Kuning .......................... 19
Lampiran 5. Tabel Fase Kritis dan Prosedur Operasional ............................................... 21
1
PENDAHULUAN
Permasalahan utama yang dihadapi saat ini di kabupaten Karo adalah buah burik dan kusam. Dengan dukungan penelitian yang telah dilakukan oleh BPTP Sumatera Utara, dan Loka Penelitian Jeruk – Tlekung, maka pada saat pertemuan penyusunan GAP buah Indonesia telah diputuskan pada tahap awal SPO yang disusun adalah jeruk Siam untuk spesifik lokasi kabupaten Karo untuk tanaman yang telah berproduksi. Hal ini juga dilakukan untuk mendukung program “Memenuhi Standar Pasar Internasional Pada Tahun 2006” dan gerakan pengendalian lalat buah yang telah dilakukan di Kabupaten Karo sebelumnya.
TARGET
Target merupakan acuan utama yang digunakan untuk menyusun SPO yang akan diterapkan pada kebun petani sesuai dengan pasar yang dibidik. Pada saat ini target yang akan dicapai melalui penerapan SPO jeruk ini adalah : a. Produktivitas > 50 kg/pohon/th atau 20 ton/ha/th
pada tanaman usia 5-6 th b. Jumlah Grade A (5-6 butir/kg) 20% c. Jumlah Grade B (7-8 butir/kg) 30% d. Jumlah Grade C (9-11 butir/kg) 30% e. Jumlah Grade D (12 - 20 butir/kg) 20% f. Buah bebas burik dan kusam g. Warna buah cerah h. Kandungan Juice 33 – 40% i. Brix 10 – 12
I-1
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
I. Perencanaan Kebun A. Definisi
Membuat rencana tata letak : tempat penampungan hasil sementara, bak penampung air, dan arah barisan tanaman.
B. Tujuan Mendapatkan sketsa desain kebun untuk memudah-kan pemeliharaan tanaman hingga pemetikan hasil.
C. Validasi Hasil penelitian, literatur, Pengalaman petani jeruk maju (Sukardi) dari desa Dokan, kecamatan Merek, kabupaten Karo.
D. Bahan dan Alat a. Kertas/alat tulis/penggaris b. Alat ukur jarak/altimeter
E. Fungsi a. Kertas/alat tulis/penggaris, untuk membuat desain
kebun b. Alat ukur jarak/altimeter, untuk menghitung jarak
tanam dan ukuran kebun, kemiringan dan ketinggian lahan.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK I
Tanggal Nov 2004
Perencanaan Kebun
Halaman 1 / 2
Revisi .........
I-2
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Perhatikan letak, arah dan kemiringan lahan, dan letak akses jalan usahatani terdekat.
b. Buat sketsa kebun. c. Buat disain mengenai letak titik distribusi air, bak
penampung air, dan tempat pengumpulan buah sementara.
Gambar 1. Contoh Desain Kebun
d. Catat dan dokumentasikan sketsa rencana kebun
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK I
Tanggal Nov 2004
Perencanaan Kebun
Halaman 2 / 2
Revisi .........
Jalan
Parit/saluran air
II-1
II. Persiapan Lahan A. Definisi
Mempersiapkan lahan agar pertumbuhan tanaman jeruk baik dan menghasilkan buah jeruk bermutu dan menguntungkan.
B. Tujuan Menciptakan lingkungan yang sesuai agar tanaman jeruk dapat tumbuh baik dan berproduksi baik.
C. Validasi Hasil penelitian, literatur, Pengalaman petani jeruk maju (Sukardi) dari desa Dokan, kecamatan Merek, kabupaten Karo.
D. Bahan dan Alat a. Bambu/golok/pisau/palu besar b. Alat ukur jarak/altimeter c. Cangkul d. Pupuk kandang sapi/ayam e. Pupuk ZA, SP-36, ZK, Dolomit
E. Fungsi a. Bambu/golok/pisau, untuk membuat ajir b. Alat ukur jarak/altimeter, untuk menghitung jarak
tanam dan ukuran kebun, kemiringan dan keting-gian lahan.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK I
Tanggal Nov 2004
Persiapan Lahan Halaman 1 / 4
Revisi .........
II-2
c. Cangkul, untuk menggali tanah d. Pupuk kandang, untuk memperbaiki struktur
tanah e. Pupuk ZA, SP-36, ZK, Dolomit, untuk memper-
baiki sifat kimia tanah. F. Prosedur Pelaksanaan
a. Bongkar batu-batu besar yang terpendam dan keluarkan dari kebun.
b. Bongkar tunggak tanaman lain yang ada di kebun. c. Lakukan pembersihan lahan. d. Kumpulkan hasil pembersihan lahan pada lokasi
tertentu. e. Perhatikan letak dan kemiringan lahan. f. Bila tanah memiliki kemiringan > 40%, buat teras. g. Lihat sketsa desain kebun. h. Buat ajir dengan ukuran panjang 1 m dari bambu
dibelah delapan.
Gambar 2. Teras pada lahan miring
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK I
Tanggal Nov 2004
Persiapan Lahan Halaman 2 / 4
Revisi .........
II-3
i. Tancapkan ajir pada titik yang telah ditentukan
sebagai calon lubang tanam dengan jarak 5,0 m x 5,0 m.
j. Buat lubang tanam berukuran 60 x 60 x 60 cm. k. Pisahkan tanah bekas galian, yaitu tanah lapisan
atas ditempatkan terpisah dengan tanah lapisan bawah.
l. Biarkan terbuka selama dua minggu. m. Campur 10 kg (1 blek) pupuk kandang sapi/ayam
dengan tanah lapisan (bagian) atas pada setiap lubang tanam.
n. Beri pupuk dasar yang terdiri dari SP-36 200 gr, ZK 100 gr dan Dolomit 1 - 2 kg ke dalam lubang tanam.
o. Setelah tercampur rata, masukkan lagi tanah ke lubang tanam.
p. Biarkan selama 1 – 2 minggu sebelum ditanami.
Gambar 3. Pemisahan Tanah lapisan atas dan bawah
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK I
Tanggal Nov 2004
Persiapan Lahan Halaman 3 / 4
Revisi .........
II-4
q. Catat dan dokumentasikan sejarah penggunaan lahan serta perlakuan yang diterapkan dalam proses penyiapan lahan tersebut.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK I
Tanggal Nov 2004
Persiapan Lahan Halaman 4 / 4
Revisi .........
III-1
III. Penyiapan Benih A. Definisi
Mempersiapkan benih jeruk bermutu untuk menghasilkan buah bermutu
B. Tujuan Memperoleh benih jeruk unggul bermutu bebas penyakit dan memiliki pertumbuhan yang baik.
C. Validasi Petunjuk Teknis Budidaya Jeruk Siem Madu, BPTP Sumatera Utara, hal 4-5.
D. Bahan dan Alat Contoh benih (bibit) jeruk Pisau/gunting
E. Fungsi
Contoh benih, untuk digunakan sebagai sampel yang akan diperiksa.
Pisau/gunting, untuk memotong polybag.
G. Prosedur Pelaksanaan a. Hitung kebutuhan benih sesuai dengan luas lahan
yang akan ditanami dengan populasi 400 pohon/ha.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK II
Tanggal Nov 2004
Penyiapan Benih Halaman 1 / 3
Revisi .........
III-2
b. Beli benih bersertifikat varietas Siem Madu pada penangkar yang terjamin (terdaftar).
c. Pilih benih/bibit dengan diameter batang bawah ± 2 cm, tinggi minimal sambungan dari pangkal akar ± 20 cm, tinggi tanaman minimal ± 50 cm.
d. Periksa penampilan keseluruhan benih yang dibeli. e. Ambil beberapa contoh benih. f. Buka polybag dengan pisau atau gunting. g. Periksa perakaran. Perakaran harus lurus, sehat,
tidak melingkar. h. Periksa kelurusan sambungan antara batang
bawah dengan batang atas.
Gambar 4. Benih Jeruk yang Baik
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK II
Tanggal Nov 2004
Penyiapan Benih Halaman 2 / 3
Revisi .........
III-3
i. Buang tunas batang bawah yang tumbuh. j. Catat kondisi benih, rata-rata tinggi benih dan
sumber benih. k. Simpan label benih.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK II
Tanggal Nov 2004
Penyiapan Benih Halaman 3 / 3
Revisi .........
IV-1
IV. Penanaman A. Definisi Menanam benih bermutu dengan benar. B. Tujuan Agar benih ditanam dengan benar sehingga dapat
tumbuh dengan baik. C. Validasi Petunjuk Teknis Budidaya Jeruk Siem Madu, BPTP
Sumatera Utara, hal 6. D. Bahan dan Alat
a. Benih jeruk bermutu b. SP-36, KCl, Pupuk Kandang c. Cangkul/sekop d. Pisau/gunting
E. Fungsi
a. Benih jeruk bermutu, untuk ditanam di lubang yang telah disediakan.
b. SP-36, KCl, Pupuk Kandang, untuk menyediakan hara bagi pertumbuhan tanaman
c. Cangkul/sekop, untuk menggali dan menutup lubang tanam.
d. Pisau/gunting, untuk memotong polybag.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK III
Tanggal Nov 2004
Penanaman Halaman 1 / 3
Revisi .........
IV-2
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Periksa kesiapan lubang tanam. b. Hitung jumlah benih yang akan ditanam. c. Perkirakan jumlah pekerja yang diperlukan. d. Beri penjelasan tenaga pelaksana (pekerja) ten-
tang lokasi dan cara penanaman. e. Angkut benih ke lokasi penanaman dan letakkan
di dekat lubang tanam .
Gambar 5. Kesiapan lubang tanam dan bibit
f. Gali lubang seukuran polybag. g. Masukkan pupuk dan dolomit h. Buka polybag/keranjang secara hati-hati, jangan
sampai melukai akar. i. Periksa kondisi benih dan perakarannya. Benih
harus lurus dan perakarannya tidak melingkar. j. Masukkan benih ke dalam lubang tanam. k. Timbun dengan tanah hingga mencapai 3-4 cm di
atas leher akar. Tempat penyambungan (okulasi) tidak boleh tertutup tanah.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK III
Tanggal Nov 2004
Penanaman Halaman 2 / 3
Revisi .........
IV-3
Gambar 6. Membuka polybag dan memasukkan bibit
Gambar 7. Penimbunan dan Pemadatan tanah
l. Padatkan tanah timbunan dengan cara diinjak-
injak, lalu siram dengan air secukupnya. m. Lakukan pencatatan kegiatan penanaman antara
lain tanggal tanam, luas penanaman, setelah seluruh benih selesai ditanam.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK III
Tanggal Nov 2004
Penanaman Halaman 3 / 3
Revisi .........
V-1
V. Pembentukan Arsitektur Pohon
A. Definisi
Memotong cabang utama benih (bibit) jeruk yang telah ditanam dan membiarkan tiga cabang dan ran-ting tumbuh membentuk tajuk pohon yang diinginkan.
B. Tujuan Agar terbentuk arsitektur pohon/bentuk tajuk yang ideal sehingga dicapai produktivitas dan mutu buah yang optimal.
C. Validasi Petunjuk Teknis Budidaya Jeruk Siem Madu, BPTP Sumatera Utara, hal 13 – 23.
D. Bahan dan Alat a. Gunting pangkas/gergaji pangkas b. Klorox/alkohol 70%/lisol/bahan suci hama c. Kapas/ kain lap bersih d. Cat penutup luka/karbolinium/kuas e. Karung
E. Fungsi a. Gunting pangkas/Gergaji pangkas, untuk
memangkas/memotong tunas-tunas yang tidak diharapkan.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IV
Tanggal Nov 2004
Pembentukan Arsitektur Pohon
Halaman 1 / 4
Revisi .........
V-2
b. Klorox/alkohol 70%/lisol/bahan suci hama, untuk
mensterilkan alat yang digunakan. c. Kapas/kain lap bersih, untuk mengoles/mem-
bersihkan peralatan setelah terlebih dahulu diba-sahi dengan klorox/alkohol 70%/lisol/bahan suci hama.
d. Karung, untuk tempat mengumpulkan ranting/-cabang hasil pemangkasan
e. Cat penutup luka/kuas, untuk menutup luka bekas tindakan pemangkasan, khususnya pada ranting besar.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Periksa lokasi dan luas areal tanaman yang perlu dipangkas.
b. Hitung perkiraan kebutuhan pekerja c. Beri penjelasan tenaga pelaksana (pekerja) pe-
tugas tentang tindakan yang harus dilakukan, luas dan lokasi tanaman yang harus dipangkas.
d. Sterilkan gunting pangkas dengan klorox/lisol atau alkohol 70%.
e. Upayakan pohon yang akan dipangkas bentuk, kondisinya tidak bercabang mulai dari leher akar sekitar 40 – 50 cm (setinggi 40 – 50 cm dari leher akar). (Gambar 3.a.)
f. Pastikan tanaman tumbuh aktif dan mulai berpu-pus.
g. Potong setinggi 40 – 50 cm dari pangkal batang. h. Biarkan tunas-tunas di ketiak daun tumbuh hingga
jumlah maksimal. (Gambar 3.b.)
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IV
Tanggal Nov 2004
Pembentukan Arsitektur Pohon
Halaman 2 / 4
Revisi .........
V-3
i. Pilih tiga tunas yang tumbuh seimbang, biasanya pada tiga tunas yang letaknya berurutan. (Gambar 3.c.)
j. Buang tunas-tunas lain yang letaknya tidak seimbang.
Gambar 8. Pemangkasan bentuk k. Lakukan pemangkasan berikutnya setelah tumbuh
dua periode pupus. (Gambar 3.d.)
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IV
Tanggal Nov 2004
Pembentukan Arsitektur Pohon
Halaman 3 / 4
Revisi .........
a b
c d e
V-4
l. Pangkas bagian ujung dengan menyisakan tiga cabang utama sepanjang 20 – 30 cm dengan menyisakan minimal 3 daun di bawah bidang potongan.
m. Pilih dan pelihara tiga tunas yang tumbuh. n. Lakukan pengendalian hama ulat yang bisa me-
rusak pertumbuhan tunas. o. Lakukan pemangkasan bentuk selanjutnya dengan
memperhatikan keseimbangan tajuk pohon secara menyeluruh. (Gambar 3.e.)
p. Masukkan hasil pangkasan ke dalam karung lalu bakar di suatu tempat yang telah ditentukan, atau proses lebih lanjut untuk dijadikan kompos.
q. Periksa pelaksanaan prosedur pemangkasan r. Catat tindakan yang dilakukan.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IV
Tanggal Nov 2004
Pembentukan Arsitektur Pohon
Halaman 4 / 4
Revisi .........
VI-1
VI. Pemangkasan Pemeliharaan
A. Definisi
Memotong cabang dan ranting yang buahnya telah dipanen, ranting yang tidak produktif dan mengarah ke dalam, kering, mati, terserang OPT, dan tunas air.
B. Tujuan
Agar terbentuk percabangan ideal, bentuk tanaman ideal, merangsang tumbuhnya tunas-tunas produktif, dan menghilangkan tunas-tunas tidak produktif atau tunas-tunas yang mengarah ke dalam, memudahkan pemeliharaan tanaman, serta mengurangi resiko serangan OPT.
C. Validasi
Petunjuk Teknis Budidaya Jeruk Siem Madu, BPTP Sumatera Utara, hal 23-27.
D. Bahan dan Alat
a. Gunting pangkas/Gergaji pangkas b. Tangga c. Klorox/ alkohol 70%/lisol/bahan suci hama d. Kapas atau kain lap bersih e. Cat penutup luka/karbolinium/kuas f. Karung
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK V
Tanggal Nov 2004
Pemangkasan Pemeliharaan
Halaman 1 / 4
Revisi .........
VI-2
E. Fungsi
a. Gunting pangkas/Gergaji pangkas, untuk me-mangkas/memotong tunas-tunas yang tidak diha-rapkan.
b. Tangga, untuk mencapai bagian tanaman yang akan dipangkas tetapi tidak dapat dijangkau tangan tanpa alat bantu.
c. Klorox/lisol/alkohol 70%/bahan suci hama, untuk mensterilkan alat pangkas sebelum digunakan.
d. Kapas/kain lap bersih, untuk membersihkan per-alatan setelah terlebih dahulu dibasahi dengan klo-rox/lisol atau alkohol 70%.
e. Karung, untuk tempat mengumpulkan ranting/ca-bang tanaman hasil pemangkasan
f. Cat penutup luka/kuas, untuk menutup luka bekas tindakan pemangkasan, khususnya pada ranting besar.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Periksa lokasi dan luas areal tanaman yang perlu dipangkas.
b. Hitung perkiraan kebutuhan tenaga pelaksana (pekerja).
c. Beri penjelasan tenaga pelaksana (pekerja) ten-tang tindakan yang harus dilakukan, luas dan lokasi tanaman yang harus dipangkas.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK V
Tanggal Nov 2004
Pemangkasan Pemeliharaan
Halaman 2 / 4
Revisi .........
VI-3
d. Sterilkan gunting pangkas dengan kapas/kain lap bersih yang telah dibasahi klorox/lisol/alkohol 70%/bahan suci hama.
e. Perhatikan bentuk tanaman secara keseluruhan. f. Amati dan perhatikan tunas yang kering, me-
ngarah ke dalam, serta cabang dan ranting yang buahnya telah dipanen.
g. Potong/pangkas ranting/dahan/tunas yang dinilai merugikan : Tunas liar, tunas air (Gambar 3.a.) Dahan/ranting/tunas yang kering, mati, meng-
arah ke dalam (Gambar 3.b., 3.c., 3.d.) pada pangkalnya hingga membentuk sudut tegak agar sisa potongan/pangkasan tidak menahan air.
Gambar 9. Pemangkasan
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK V
Tanggal Nov 2004
Pemangkasan Pemeliharaan
Halaman 3 / 4
Revisi .........
a b
c d
VI-4
Gambar 10. Pemangkasan tunas air
h. Potong ranting bekas tumbuh buah di bagian pangkal bekas tangkai buah.
i. Olesi bagian yang luka dengan cat (karbolinium) atau bahan penutup luka.
j. Masukkan ranting-ranting hasil pangkasan ke dalam karung lalu dibakar di suatu tempat yang telah ditentukan, atau segera diproses untuk dijadikan kompos.
k. Periksa pelaksanaan pemangkasan l. Catat tindakan yang dilakukan.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK V
Tanggal Nov 2004
Pemangkasan Pemeliharaan
Halaman 4 / 4
Revisi .........
VII-1
VII. Pemupukan A. Definisi
Memberi pupuk organik atau anorganik dengan cara dibenamkan ke dalam tanah atau disemprotkan ke daun.
B. Tujuan a. Mempertahankan status hara dalam tanah b. Menyediakan unsur hara secara seimbang bagi
pertumbuhan tanaman. c. Meningkatkan mutu buah, khususnya ukuran dan
rasa buah. d. Meningkatkan produktivitas tanaman.
C. Validasi a. Petunjuk Teknis Budidaya Jeruk Siem Madu,
BPTP Sumatera Utara, hal 7-12. b. Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat, Lolit
Tlekung, hal 22-23.
D. Bahan dan Alat a. Pupuk kandang/organik/anorganik b. Cangkul c. Hand sprayer/power sprayer d. Beko/sorong
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK VI
Tanggal Nov 2004
Pemupukan Halaman 1 / 6
Revisi .........
VII-2
E. Fungsi
a. Pupuk, untuk meningkatkan/mempertahankan sta-tus hara dalam tanah dan untuk meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman.
b. Cangkul, untuk membuat lubang tempat meletak-kan/membenamkan pupuk ke dalam tanah.
c. Hand sprayer/power sprayer, untuk menyemprot-kan pupuk daun/mikro ke bagian daun.
d. Beko/sorong, untuk mengangkut Bahan dan Alat pemupukan dari gudang ke lokasi tanaman yang akan dipupuk.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Periksa lokasi dan luas lahan yang perlu dipupuk, sesuai dengan riwayat dan tingkat kesuburan (hasil uji/hasil analisa tanah dan tanaman).
b. Periksa tingkat keasaman tanah dengan pH meter. c. Beri dolomit bersamaan dengan pupuk kandang. d. Tutup tanah, baru diikuti dengan pemberian
pupuk anorganik lainnya. e. Pupuk Urea dan ZA diberikan tiga kali, yaitu :
1/2 dosis setelah pemberian pupuk kandang 1/4 dosis diberikan 1,5 – 2 bulan setelah Urea
dan ZA I 1/4 dosis diberikan 1,5 – 2 bulan setelah Urea
dan ZA II f. SP-36 diberikan seluruhnya bersamaan dengan
Urea dan ZA I
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK VI
Tanggal Nov 2004
Pemupukan Halaman 2 / 6
Revisi .........
VII-3
g. ZK diberikan dua kali (1/2 dosis bersamaan
dengan Urea dan ZA I, dan 1/2 dosis diberikan bersamaan dengan Urea dan ZA II).
h. Kiserit diberikan pada pemupukan Urea dan ZA II atau III atau pada saat buah sebesar telur ayam.
i. Hitung jenis dan jumlah pupuk yang diperlukan mengacu hasil uji disesuaikan dengan siklus pertumbuhan tanaman. Jenis dan jumlah pupuk yang diberikan mengacu pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis dan Jumlah Pupuk Untuk Tanaman Jeruk (gr/ph/6 bln)
Umur Tanaman
(th) Urea ZA SP-
36 ZK Kiserit Dolomit Pukan (kg/ph)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
100 200 300 400 500 600 700 800 900
1000 1050 1100 1150 1200 1250
200 400 600 800
1000 1200 1400 1600 1800 2000 2100 2200 2300 2400 2500
50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750
100 200 300 400 500 600 700 800 900
1000 1050 1100 1150 1200 1250
- - -
75 100 150 175 200 250 250 275 300 325 350 400
200 400 600 800
1000 1200 1400 1600 1800 2000 2100 2200 2300 2400 2500
10 20 30 40 50 60 70 80 90
100 100 100 100 100 100
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK VI
Tanggal Nov 2004
Pemupukan Halaman 3 / 6
Revisi .........
VII-4
j. Periksa ketersediaan pupuk. k. Beri penjelasan tenaga pelaksana pelaksana
(pekerja) tentang lokasi dan jumlah tanaman yang akan dipupuk.
l. Gali tanah sedalam ± 10 - 15 cm dengan cangkul, dengan jarak selebar tajuk tanaman dengan pola salah satu dari cara berikut : Bentuk L
Gambar 11. Bentuk L
Tugal keliling
Gambar 12. Tugal Keliling
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK VI
Tanggal Nov 2004
Pemupukan Halaman 4 / 6
Revisi .........
Keterangan : 1. Pemupukan pertama2. Pemupukan ke dua 3. Pemupukan ke tiga 4. Pemupukan ke empat
VII-5
Melingkar
Gambar 13. Melingkar
m. Masukkan/taburkan pupuk N (Urea, ZA) ke dalam lubang sesuai takaran secara merata. kemudian tutup dengan sebagian tanah.
Gambar 14. Cara Pemupukan
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK VI
Tanggal Nov 2004
Pemupukan Halaman 5 / 6
Revisi .........
VII-6
n. Masukkan/taburkan pupuk P (SP-36) dan/atau K
(ZK) ke lubang secara merata lalu tutup/timbun dengan sisa tanah yang ada.
o. Beri air dalam jumlah yang mencukupi sampai tanah kelihatan basah.
p. Catat jenis, jumlah, cara pemupukan, .
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK VI
Tanggal Nov 2004
Pemupukan Halaman 6 / 6
Revisi .........
VIII-1
VIII. Pengairan A. Definisi
Memberi air sesuai kebutuhan tanaman pada daerah perakaran tanaman dengan air yang memenuhi standar pada waktu, cara dan jumlah yang tepat.
B. Tujuan Menyediakan air bagi tanaman agar air cukup tersedia, sehingga penyerapan hara berjalan optimal, trans-pirasi berlangsung dengan baik dan tanaman dapat tumbuh dengan baik.
C. Validasi Pengalaman petani maju, Kardi Ginting dari Desa Dokan, Kecamatan Merek, kabupaten Karo.
D. Bahan dan Alat Selang, Power sprayer, Pompa irigasi, Bak penam-
pung air
E. Fungsi Selang, Power sprayer, Pompa irigasi, Bak penam-
pung air, untuk menyalurkan air ke tempat yang ditentukan
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK VII
Tanggal Nov 2004
Pengairan Halaman 1 / 3
Revisi .........
VIII-2
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Periksa lokasi dan luas areal tanaman yang perlu diairi.
b. Lakukan pemeriksaan gejala kekurangan air dengan cara : o Melihat gejala kelayuan pada tanaman. Bila
helaian daun tampak terkulai dan layu, perlu segera dilakukan tindakan pengairan.
o Periksa kelembaban tanah, dengan cara ambil tanah dari sekitar bawah tajuk. Kepalkan tanah tersebut dengan tangan lalu dijatuhkan dari ketinggian ± 1,5 m. Apabila tanah hancur berserak maka perlu dilakukan pengairan.
c. Lakukan pengairan sesuai kebutuhan air sesuai fase pertumbuhannya. Setiap tanaman jeruk diperkirakan memerlukan air sebesar 50 liter per bulan atau 1,6 liter per hari.
d. Pola kebutuhan air pada tanaman jeruk berdasar fase pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut : o Diperlukan dalam jumlah besar pada fase :
Setelah panen Tumbuh tunas Kuncup bunga Pembesaran buah
o Diperlukan dalam jumlah sedang pada fase : Buah gugur secara alami Setelah Pemupukan
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK VII
Tanggal Nov 2004
Pengairan Halaman 2 / 3
Revisi .........
VIII-3
o Diperlukan dalam jumlah sedikit/sangat sedikit pada fase : Inisiasi pembungaan Menjelang panen
Gambar grafik pola kebutuhan air pada tanaman jeruk dapat dilihat pada Gambar 15.
Siklus Pertumbuhan Tanaman
Kebutuhan air
Pengairan
periode bungaperiode
tunas periode pembesaran buah
periode panen
Gambar 15. Pola Kebutuhan Air pada Jeruk
e. Siapkan dan periksa kesiapan/kondisi power sprayer/pompa irigasi, selang, bak penampung air.
f. Letakkan selang pada tempat-tempat yang tepat untuk melakukan pengairan.
g. Hidupkan power sprayer/pompa irigasi. h. Hentikan pemberian air bila tanah telah cukup
lembab. Tanah yang lembab dicirikan oleh kepalan tanah yang dijatuhkan dari ketinggian ± 1,5 m tidak hancur/masih membentuk gundukan.
i. Periksa kelembaban tanah. Bila tanah kurang lembab ulangi langkah nomor g.
j. Bila tanah sudah cukup lembab, bersihkan per-alatan yang digunakan lalu simpan.
k. Catat tanggal, blok, fase pertumbuhan, waktu, cuaca, dan kegiatan yang dilakukan.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK VII
Tanggal Nov 2004
Pengairan Halaman 3 / 3
Revisi .........
IX-1
IX. Penjarangan Buah A. Definisi
Mengurangi jumlah buah yang terdapat dalam setiap pohon hingga sesuai dengan daya dukung tanaman untuk menghasilkan buah dengan mutu dan jumlah yang optimal sesuai target yang ditetapkan.
B. Tujuan Menghasilkan buah bermutu, seragam, memper-panjang masa berbuah, dan mengurangi resiko kerusakan/kematian tanaman
C. Validasi Petunjuk Teknis Budidaya Jeruk Siem Madu,
BPTP Sumut halaman 26-27 Hasil Penelitian BPTP Sumut dan Lolit Jeruk-
Tlekung.
D. Bahan dan Alat Gunting pangkas/gunting panen Tangga Karung
E. Fungsi
Gunting pangkas/gunting panen, untuk memetik/ memotong buah yang akan dijarangkan.
Tangga, untuk mencapai bagian yang tinggi
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK VIII
Tanggal Nov 2004
Penjarangan Buah Halaman 1 / 4
Revisi .........
IX-2
Karung, untuk mengumpulkan buah-buah kecil hasil penjarangan
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Periksa dan amati tanaman yang buahnya perlu dijarangkan.
b. Beri penjelasan tenaga pelaksana (pekerja) me-ngenai lokasi dan tanaman yang perlu dijarangkan.
c. Lakukan penjarangan buah saat pentil buah baru jadi, dan setelah buah selesai mengalami masa gugur atau saat buah sebesar kelereng.
d. Hitung jumlah buah yang ada dalam satu ranting. e. Hitung jumlah daun pendukung buah yang
terdapat dalam ranting yang sama. f. Hitung perbandingan jumlah buah dan daun
pendukung. Setiap buah harus didukung oleh 25 – 30 helai daun yang sehat.
g. Petik buah (jarangkan), apabila perbandingan jumlah buah dan daun kurang dari 1 : 25.
h. Petik buah yang tumbuh pada ujung ranting, menghadap ke atas, pertumbuhannya tidak normal.
i. Petik buah dengan tangan atau menggunakan gun-ting panen.
j. Kumpulkan buah hasil penjarangan ke dalam karung.
k. Kumpulkan karung-karung yang sudah penuh di sisi kiri jalan kolektor
l. Angkut dan buang karung di suatu tempat yang telah ditentukan lalu ditimbun dengan tanah.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK VIII
Tanggal Nov 2004
Penjarangan Buah Halaman 2 / 4
Revisi .........
IX-3
m. Periksa hasil tindakan penjarangan. Bila tidak se-
suai standar ulangi mulai langkah d.
Gambar 16. Penjarangan buah
n. Catat dalam lembar kegiatan.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK VIII
Tanggal Nov 2004
Penjarangan Buah Halaman 3 / 4
Revisi .........
X-1
X. Pengendalian OPT A. Definisi
Tindakan yang dilaksanakan untuk mencegah keru-gian pada budidaya tanaman yang diakibatkan oleh OPT utama yang menyerang tanaman jeruk di kabu-paten Karo (hama, patogen, dan gulma), dengan cara memadukan satu atau lebih teknik pengendalian yang dikembangkan dalam satu kesatuan.
B. Tujuan Mengendalikan OPT untuk menghindari kerugian
ekonomi berupa kehilangan hasil (kuantitas) dan penurunan mutu (kualitas) produk.
Menjaga kesehatan manusia dan kelestarian ling-kungan hidup.
C. Validasi
Undang-Undang (UU) Nomor 12 tahun 1992 ten-tang Sistem Budidaya Tanaman;
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman;
Keputusan Menteri Pertanian Nomor 887/Kpts/ OP.210/9/97 tentang Pedoman Pengendalian Orga-nisme Pengganggu Tumbuhan;
Pedoman Pengendalian Terpadu Tanaman Jeruk Penggunaan Pestisida Secara Bijaksana Pestisida Untuk Pertanian dan Kehutanan
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 1 / 33
Revisi .........
X-2
D. Bahan dan Alat
Pestisida (insektisida, fungisida, herbisida) yang terdaftar dan diizinkan, sesuai dengan Daftar Pes-tisida untuk Pertanian dan Kehutanan tahun 2003/ biopestisida/pestisida nabati/musuh alami.
Air Deterjen Minyak tanah Alkohol 70%/kloroks 1%/Bayclin/lysol/kalium
permanganat 0.05% Hand sprayer/knapsack sprayer/power sprayer/mist
blower, sikat, kuas Ember/Pengaduk Takaran (skala cc/ml dan liter) Pisau/Gunting pangkas/Gergaji Alat dan sarana pelindung: sarung tangan, masker,
topi, sepatu boot, baju lengan panjang. Perangkap OPT
E. Fungsi
Pestisida (pestisida kimiawi, biopestisida, pestisi-da nabati) untuk mengendalikan OPT (menurun-kan populasi dan intensitas serangan OPT);
Air, untuk bahan pencampur pestisida dan bahan pembersih;
Deterjen, untuk mencuci alat aplikator; mengen-dalikan hama dan penyakit tertentu; pencampur bahan pestisida nabati;
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 2 / 33
Revisi .........
X-3
Minyak tanah, untuk membakar sisa-sisa/bagian ta-naman yang terserang OPT;
Hand sprayer/knapsack sprayer/power sprayer/mist blower, sikat, kuas, untuk mengaplikasikan pesti-sida pada tanaman;
Ember/pengaduk, untuk mencampur pestisida dan air;
Takaran (gelas ukur), untuk menakar pestisida dan air (skala cc/ml dan liter);
Alkohol 70%/ kloroks 1% (Bayclin)/ lysol/ kalium permanganat 0.05%, untuk menyucihamakan (desinfektan) alat-alat pertanian (pisau, gunting pangkas, gergaji);
Pisau, gunting pangkas, gergaji, untuk memotong bagian tanaman yang terserang OPT;
Alat dan sarana pelindung, untuk melindungi bagian tubuh dari bahaya cemaran bahan kimiawi (pestisida).
Perangkap OPT, untuk menjebak/menghitung/ memperkirakan jumlah OPT dalam satu kawasan.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 3 / 33
Revisi .........
X-4
F. Prosedur Pelaksanaan
1. Hama Pengendalian Thrips/Tungau (Schirtothrips citri) a. Lakukan pengamatan terhadap OPT secara ber-
kala (seminggu sekali), terutama pada masa tunas. b. Amati gejala serangan hama thrips terutama pada
bagian daun dan tangkai daun. Serangan pada daun mengakibatkan daun menebal, kedua sisi tepi daun menggulung ke atas. Bagian daun yang terserang menjadi hitam dan kemudian gugur. Serangan pada buah terjadi ketika buah masih muda. Bekas luka akibat serangan berwarna coklat keabu-abuan yang kadang-kadang disertai garis nekrotis di sekeliling luka.
c. Kenali dan identifikasi gejala serangan, jenis OPT, dan musuh alaminya; gunakan alat bantu berupa gambar hama atau gejala (symptom) dari pada penyakit;
d. Apabila ragu, konsultasikan dengan petugas Pengamat Hama dan Penyakit (PHP)/POPT/Labo-ratorium Pengamatan Hama dan Penyakit/ Balai ProteksiTanaman Pangan dan Hortikultura;
e. Perkirakan OPT yang perlu diwaspadai dan diken-dalikan;
f. Lakukan tindakan pengendalian melalui salah satu atau kombinasi dari :
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 4 / 33
Revisi .........
X-5
Kultur teknis i. Potong cabang-cabang yang tidak produktif,
untuk mengurangi kepadatan tajuk, sehing-ga sinar matahari masuk ke dalam tajuk;
ii. Hindari penggunaan mulsa jerami yang dapat digunakan Thrips untuk meletakkan telur.
Biologi Manfaatkan musuh alami Coccinella sp., dan Metarrhizium sp.
Kimiawi i. Gunakan pestisida yang terdaftar dan
diizinkan Menteri Pertanian; seperti Arrivo 30 EC, Antimit 570 EC, Marshal 200 EC, Omite 570 EC, Pounce 20 EC, Petracrex 300 EC, Samite 135 EC. Gunakan dosis sesuai tercantum pada label kemasan.
ii. Lakukan pengendalian terutama pada saat tanaman sedang bertunas, berbunga, dan pembentukan buah;
iii. Siapkan insektisida, alat aplikator, dan alat-alat pelindung yang akan digunakan;
iv. Pakai alat-alat pelindung sebelum melaku-kan penyemprotan;
v. Baca label kemasan dan ikuti petunjuk penggunaan dengan seksama;
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 5 / 33
Revisi .........
X-6
vi. Siapkan larutan semprot sesuai dengan konsentrasi/dosis yang dianjurkan seperti tercantum pada label kemasan;
vii. Penyemprotan jangan berlawanan dengan arah angin.
Lalat buah (Bactrocera sp.) a. Lakukan pengamatan terhadap OPT secara
berkala (seminggu sekali), terutama sejak masa buah muda.
b. Amati gejala serangan hama lalat buah pada permukaan kulit buah terdapat bintik bekas tusukan dan daging buah menjadi busuk, akibatnya buah tidak dapat dipanen karena rusak atau gugur.
c. Bila ditemukan gejala, lakukan tindakan pengen-dalian dengan cara : Cara kultur teknis
o Sanitasi lingkungan, yaitu kumpulkan buah-buah yang terserang, baik yang jatuh maupun yang masih di pohon, kemudian musnahkan dengan cara:
Masukkan buah-buah yang terserang ke dalam kantong plastik, diikat rapat sehingga tidak mungkin lagi larva/lalat lepas; atau
Kubur dalam tanah (pastikan bahwa kedalaman tanah tidak memungkinkan larva dapat berkembang menjadi pupa.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 6 / 33
Revisi .........
X-7
o Gunakan tanaman perangkap, yaitu mena-nam selasih di sekeliling kebun.
o Lakukan pengasapan secara terus menerus selama 3 hari untuk mengusir lalat buah. Pengasapan yang efektif adalah selama 13 jam/hari.
Cara fisik o Bungkus buah dengan kertas atau kantong
plastik o Gunaan perangkap atraktan (bahan penarik
lalat buah) dalam alat perangkap yang terbuat dari botol bekas air minum mineral yang diberi lubang untuk masuknya lalat buah. bahan atraktan: metil eugenol (ME), protein hidrolisa, atau selasih
o Lakukan pendinginan dengan suhu 5oC atau dengan uap panas (VHT).
Cara biologi o Manfaatkan musuh alami:
i. Parasitoid: Famili Braconidae (Biosteres sp. dan Opius sp.)
ii. Predator: semut, laba-laba, kumbang, cocopet
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 7 / 33
Revisi .........
X-8
Pengendalian Kutu Daun Coklat (Toxoptera citricidus), Kutu Daun Hitam (T. Aurantii) dan Kutu Daun Hijau (Myzus persicae)
a. Perkirakan OPT yang perlu diwaspadai dan
dikendalikan; b. Lakukan pengamatan terutama pada fase bertunas,
berbunga, dan pembentukan buah. c. Amati keberadaan kutu daun terutama menyerang
bagian yang muda (tunas dan daun muda). Keberadaan kutu dicirikan dengan : Bagian yang terserang berkerut dan keriting.
Akibatnya pertumbuhan tanaman terhambat. Kutu daun mengeluarkan sekresi berupa madu
yang disukai semut. Selain itu cairan madu ini ditumbuhi jelaga.
Diantara ketiga kutu daun ini, kutu daun coklat yang paling berbahaya, karena merupakan vektor virus Tristeza yang paling efisien.
d. Lakukan tindakan pengendalian melalui satu atau kombinasi metode berikut : Biologi
Manfaatkan musuh alami Monochillus sp., Symnus sp., dan Aphytis sp.
Kimiawi i. Gunakan pestisida yang terdaftar dan
diizinkan Menteri Pertanian; seperti Bestox 50 EC, Exocet 50 EC, Kanon 400
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 8 / 33
Revisi .........
X-9
EC, Tetrin 30 EC, Trident 250 EC. Gunakan dosis sesuai tercantum pada label di kemasan.
ii. Lakukan pengendalian terutama pada saat tanaman sedang bertunas, berbunga, dan pembentukan buah;
iii. Siapkan insektisida, alat aplikator, dan alat-alat pelindung yang akan digunakan;
iv. Pakai alat-alat pelindung sebelum melakukan penyemprotan;
v. Baca label kemasan dan ikuti petunjuk pengunaan dengan seksama;
vi. Siapkan larutan semprot sesuai dengan konsentrasi/dosis yang dianjurkan seperti tercantum pada label kemasan;
vii. Penyemprotan jangan berlawanan dengan arah angin.
Ulat Penggerek Buah (Citripestis sagitiferella) a. Lakukan pengamatan pada buah b. Gejala serangan hama penggerek adalah :
Pada buah yang terserang terlihat bekas lubang yang mengeluarkan getah seperti blen-dok, kadang-kadang tertutup dengan kotoran.
Buah yang terserang adalah separuh bagian bawah, bila serangan berat buah busuk dan gugur.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 9 / 33
Revisi .........
X-10
c. Bila terdapat gejala serangan, lakukan tindakan pengendalian seperti berikut : Kultur Teknis
Sanitasi. Kumpulkan buah jeruk yang gugur, kemudian dimusnahkan dengan membakar atau mengubur dalam-dalam, agar larva-larva yang ada dalam buah tidak menjadi sumber infeksi.
Mekanis Petik buah jeruk yang terserang, kemudian dimusnahkan dengan membakar atau mengu-bur dalam-dalam, agar larva-larva yang ada dalam buah tidak menjadi sumber infeksi.
Biologi Memanfaatkan musuh alami parasit telur Trichogramma nana. dan Bracon sp.
Kimiawi i. Lakukan pengendalian secara kimia pada
saat telur belum menetas, agar larva segera terbunuh sebelum sempat menggerek buah.
ii. Gunakan insektisida yang terdaftar dan diizinkan Menteri Pertanian dengan dosis sesuai tercantum pada label pada kemasan.
iii. Siapkan insektisida, alat aplikator, dan alat-alat pelindung yang akan digunakan
iv. Sebelum melakukan penyemprotan pakai alat-alat pelindung
v. Baca label kemasan dan ikuti petunjuk penggunaan dengan seksama
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 10 / 33
Revisi .........
X-11
vi. Siapkan larutan semprot sesuai dengan konsentrasi/dosis yang dianjurkan
vii. Semprotkan pestisida pada kanopi tanaman
viii. Jangan menyemprot melawan arah angin.
Kutu Dompolan (Planococcus citri) a. Lakukan pengamatan pada bagian tanaman yang
terserang (pucuk, daun, tangkai daun, bunga, dan buah). Bagian tanaman yang terserang akan tampak dipenuhi oleh kutu-kutu putih menjadi kering. Kutu putih ini memproduksi cairan madu yang disukai semut. Cairan madu ini akan ditumbuhi embun jelaga, sehingga pertumbuhan bagian tanaman terserang tidak normal dan kualitas buah menurun.
b. Lakukan tindakan pengendalian dengan salah satu dan gabungan dari cara-cara berikut : Kultur teknis
Atur kepadatan tajuk tanaman, agar tidak terlalu padat dan saling menaungi
Mekanis Cegah datangnya semut yang sering memindahkan kutu
Biologi Manfaatkan musuh alami Symnus spiciflavus, Coccinella repanda, dan Metarrhizium anisopliae.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 11 / 33
Revisi .........
X-12
Kimiawi i. Gunakan pestisida yang terdaftar dan
diizinkan Menteri Pertanian; Gunakan dosis sesuai tercantum pada label kemasan.
ii. Lakukan pengendalian terutama pada saat tanaman sedang bertunas, berbunga, dan pembentukan buah;
iii. Siapkan insektisida, alat aplikator, dan alat-alat pelindung yang akan digunakan;
iv. Pakai alat-alat pelindung sebelum melakukan penyemprotan;
v. Baca label kemasan dan ikuti petunjuk pengunaan dengan seksama;
vi. Siapkan larutan semprot sesuai dengan konsentrasi/ dosis yang dianjurkan seperti tercantum pada label kemasan;
vii. Jangan menyemprot dari arah yang berlawanan dengan arah angin.
Ulat Peliang Daun (Phyllocnistis citrella) a. Lakukan pengamatan secara rutin, terutama pada
saat tumbuhnya daun muda baik di masa pembibitan maupun di pertanaman.
b. Perhatikan gejala serangan yang khas terlihat garis atau alur yang berliku-liku sesuai tempat yang dilalui ketika makan. Pada serangan berat dan lanjut daun tampak mengerut, menggulung atau keriting, sehingga tanaman tumbuh merana.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 12 / 33
Revisi .........
X-13
c. Bila ditemukan gejala, lakukan tindakan pengen-dalian, melalui salah satu atau kombinasi dari : Kultur teknis
Buat tempat pembibitan di tempat yang teduh di bawah pohon atau diberi atap. Keadaan ini akan menyebabkan parasit Ageniaspis sp. dapat berkembang dengan baik.
Mekanis Pangkas daun yang terserang dengan meng-gunakan gunting pangkas, kumpulkan, kemu-dian dibakar.
Biologi Manfaatkan musuh alami Trichogramma sp.; dan Ageniaspis sp.dengan cara melepaskannya ke pertanaamn jeruk
Kimiawi i. Gunakan pestisida yang terdaftar dan
diizinkan Menteri Pertanian; seperti Buldok 25 EC, Confidor 200 L, Exocet 50 EC, Raydock 28 EC, Supracide, Trident, Tetrin, Winder 100 EC, Winder 25 WP. Gunakan dosis sesuai tercantum pada label kemasan.
ii. Lakukan pengendalian terutama pada saat tanaman sedang bertunas, berbunga, dan pembentukan buah;
iii. Siapkan insektisida, alat aplikator, dan alat-alat pelindung yang akan digunakan;
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 13 / 33
Revisi .........
X-14
iv. Pakai alat-alat pelindung sebelum mela-kukan penyemprotan;
v. Baca label kemasan dan ikuti petunjuk penggunaan dengan seksama;
vi. Siapkan larutan semprot sesuai dengan konsentrasi/dosis yang dianjurkan seperti tercantum pada label kemasan;
vii. Jangan menyemprot dari arah yang ber-lawanan dengan arah angin.
Kutu Sisik (Lepidosaphes beckii) a. Lakukan pengamatan pada bagian tanaman batang,
cabang, ranting, dan buah secara rutin. Ciri se-rangan adalah : Bagian yang terserang kutu sisik terdapat
bercak-bercak klorotis, Bagian tanaman yang terserang menjadi kering
dan terdapat retakan-retakan pada kulit. Jika serangan terjadi di sekeliling batang, me-
nyebabkan buah gugur. Serangan pada buah, menyebabkan buah
terlihat kotor, bila dibersihkan akan mening-galkan bercak-bercak hijau atau kuning pada kulit buah.
b. Perhatikan secara teliti bagian yang terlindung, karena hama ini menyukai tempat-tempat terlin-dung.
c. Serangan berat biasanya terjadi pada bagian tengah tajuk.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 14 / 33
Revisi .........
X-15
d. Bila ditemukan gejala serangan, lakukan tindakan pengendalian dengan salah satu atau gabungan dari cara berikut : Kultur teknis
Lakukan sanitasi kebun. Bersihkan lahan dari gulma, dan sarasah-sarasah untuk mengurangi kelembaban.
Mekanis i. Potong cabang-cabang tanaman yang
tidak produktif dengan menggunakan parang/gergaji, untuk mengurangi ke-padatan tajuk.
ii. Pangkas/potong bagian tanaman yang terserang (batang, cabang, ranting, buah) yang terserang dengan menggunakan gunting pangkas/parang, kumpulkan, ke-mudian di bakar.
Biologi Manfaatkan musuh alami Aphytis lepidosaph dengan cara melepaskannya ke pertanaman jeruk
Kimiawi i. Gunakan pestisida yang terdaftar dan
diizinkan Menteri Pertanian; seperti Buldok 25 EC, Confidor 200 L, Exocet 50 EC, Raydock 28 EC, Supracide, Trident, Tetrin, Winder 100 EC, Winder 25 WP. Gunakan dosis sesuai tercantum pada label kemasan.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 15 / 33
Revisi .........
X-16
ii. Lakukan pengendalian terutama pada saat tanaman sedang bertunas, berbunga, dan pembentukan buah;
iii. Siapkan insektisida, alat aplikator, dan alat-alat pelindung yang akan digunakan;
iv. Pakai alat-alat pelindung sebelum melakukan penyemprotan;
v. Baca label kemasan dan ikuti petunjuk pengunaan dengan seksama;
vi. Siapkan larutan semprot sesuai dengan konsentrasi/dosis yang dianjurkan seperti tercantum pada label kemasan;
vii. Penyemprotan jangan berlawanan dengan arah angin.
Tungau Merah (Tetranychus sp.) a. Lakukan pengamatan pada bagian permukaan atas
dan bawah dari daun, tangkai daun, ranting dan buah. Ciri serangan adalah pada daun terdapat bercak-bercak putih seperti perunggu dan kemudian berubah warna dari kuning menjadi kecoklatan, dan umumnya dimulai dari pangkal daun, tulang daun, dan akhirnya menyebar ke seluruh daun. Pada populasi tinggi tunagu dapat berpindah dan menyerang permukaan kulit buah. Daun dan buah yang terserang tidak berkembang dan akhirnya gugur.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 16 / 33
Revisi .........
X-17
b. Bila ditemukan gejala serangan, lakukan pengendalian dengan salah satu atau kombinasi dari cara-cara berikut : Biologi
Manfaatkan musuh alami Phytoseiulus persimilis dan Coccinella repanda.
Kimiawi i. Gunakan pestisida yang terdaftar dan
diizinkan Menteri Pertanian dengan bahan aktif propargit; seperti Arrivo 30 EC, Antimit 570 EC, Marshal 200 EC, Omite 570 EC, Pounce 20 EC, Petracrex 300 EC, Samite 135 EC. Gunakan dosis seperti tercantum pada label kemasan.
ii. Siapkan insektisida, alat aplikator, dan alat-alat pelindung yang akan digunakan;
iii. Pakai alat-alat pelindung sebelum melakukan penyemprotan;
iv. Baca label kemasan dan ikuti petunjuk pengunaan dengan seksama;
v. Siapkan larutan semprot sesuai dengan konsentrasi/ dosis yang dianjurkan seperti tercantum pada label kemasan;
vi. Penyemprotan jangan berlawanan dengan arah angin.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 17 / 33
Revisi .........
X-18
Ulat Penggerek Bunga dan Puru Buah (Prays sp.) a. Lakukan pengamatan pada fase keluar kuncup
bunga hingga buah muda. b. Amati keberadaan ulat pada bagian bunga dan
buah muda. Serangan pada bunga menyebabkan bunga mudah rontok. Serangan pada buah menyebabkan buah tidak berkembang dan meninggalkan bekas berupa puru-puru (benjolan).
c. Bila ditemukan gejala serangan, lakukan tindakan pengendalian dengan salah satu atau gabungan dari cara-cara berikut : Kultur teknis
Kumpulkan bunga/buah jeruk yang gugur ke dalam karung, kemudian dimusnahkan dengan membakar atau mengubur dalam-dalam, agar larva-larva yang ada dalam buah tidak menjadi sumber infeksi.
Mekanis i. Petik bunga/buah jeruk yang terserang ii. Masukkan ke dalam karung, iii. Musnahkan dengan membakar atau
mengubur dalam-dalam, agar larva-larva yang ada dalam buah tidak menjadi sumber infeksi.
Biologi Manfaatkan musuh alami Amblysius citri, Ageniaspis sp., Enderus malayensis, dan Hirsutella sp.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 18 / 33
Revisi .........
X-19
Kimiawi i. Gunakan pestisida yang terdaftar dan
diizinkan Menteri Pertanian; Gunakan dosis seperti tercantum pada label kemas-an.
ii. Lakukan pengendalian terutama pada saat tanaman sedang bertunas, berbunga, dan pembentukan buah;
iii. Siapkan insektisida, alat aplikator, dan alat-alat pelindung yang akan digunakan;
iv. Pakai alat-alat pelindung sebelum melakukan penyemprotan;
v. Baca label kemasan dan ikuti petunjuk pengunaan dengan seksama;
vi. Siapkan larutan semprot sesuai dengan konsentrasi/ dosis yang dianjurkan seperti tercantum pada label kemasan;
vii. Penyemprotan jangan berlawanan dengan arah angin.
2. Penyakit Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides Penz.) a. Lakukan pengamatan pada daun. Penyakit ini
dicirikan dengan : Terdapat bercak-bercak coklat, bagian
nekrotik hitam berkembang dari ujung daun ke pangkal.
Pada serangan berat banyak daun gugur, sehingga pohon menjadi gundul.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 19 / 33
Revisi .........
X-20
Pada cuaca lembab, timbul bintik-bintik berwarna merah jambu kelabu-hitam (terdiri dari aservulus).
Pada ranting/cabang terdapat bercak-bercak berwarna coklat.
Gejala mati ujung pada ranting/cabang (die-back) dimulai dari daun yang terserang.. Ranting/cabang berwarna kuning, kemudian mati.
Pada umumnya bercak berbatas jelas, bila keadaan membantu perkembangan jamur, batas bercak tidak tegas.
b. Lakukan pengamatan pada buah. Penyakit ini dicirikan dengan : Adanya bercak/bintik-bintik coklat kemerahan
atau coklat hitam, berbentuk bulat pada permukaan kulit buah, lama-lama menjadi cekung, mengeras dan kering.
c. Bila ditemukan gejala-gejala serangan, lakukan tindakan pengendalian dengan salah satu atau kombinasi cara-cara pengendalian berikut : Kultur teknis
i. Gunakan bibit yang bukan berasal dari cangkokan.
ii. Jaga agar tanaman pada kondisi optimum dengan memperbaiki kondisi tanah (drainase dan kesuburan tanah yang baik)
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 20 / 33
Revisi .........
X-21
iii. Lakukan sanitasi terhadap bagian atau sisa-sisa tanaman yang dapat menjadi sumber infeksi, kemudian dibakar.
iv. Potong cabang yang rimbun untuk mengurangi kelembaban dan sinar matahari dapat masuk ke dalam tajuk.
Mekanis Potong cabang yang rimbun atau berlebihan agar sinar matahari dapat masuk ke setiap bagian tanaman dan daun.
Kimiawi i. Lakukan penyemprotan dengan fungisida
yang terdaftar dan diizinkan Menteri Pertanian atau yang berbahan aktif mankozeb dan propineb. Gunakan dosis seperti tercantum pada label kemasan.
ii. Siapkan fungisida, alat aplikator, dan alat-alat pelindung yang akan digunakan.
iii. Sebelum melakukan penyemprotan pakai alat-alat pelindung
iv. Baca label kemasan dan ikuti petunjuk pengunaan dengan seksama,
v. Siapkan larutan semprot sesuai dengan konsentrasi/dosis yang dianjurkan
vi. Semprotkan pestisida pada kanopi tanaman, jangan menyemprot melawan arah angin.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 21 / 33
Revisi .........
X-22
Busuk Pangkal Batang (Phytophthora spp.) a. Lakukan pengamatan, terutama pada bagian
pangkal batang dekat permukaan tanah atau pada bagian sambungan antara batang atas dan bawah bibit jeruk okulasi.
b. Bila pada bagian tersebut ditemukan gejala awal berupa : i. Bercak basah yang berwarna gelap/hitam
kebasah-basahan pada permukaan kulit pangkal batang.
ii. Jaringan kulit kayu yang terserang mengalami perubahan warna.
iii. Kulit batang permukaannya cekung dan mengeluarkan belendok, dan pada tanaman terserang sering terbentuk kalus.
iv. Kematian tanaman akibat serangan penyakit ini terjadi apabila bercak pada kulit melingkari batang. Perkembangan bercak ke bagian atas, umumnya terbatas hingga 60 cm di atas permukaan tanah, sedangkan perkembangan ke bagian bawah dapat meluas ke bagian akar tanaman.
c. Bila ditemukan gejala-gejala tersebut, lakukan tindakan pengendalian dengan salah satu atau kombinasi cara-cara berikut : Kultur teknis
i. Hindari air pengairan mengenai langsung pangkal batang dengan membuat selokan melingkar batang.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 22 / 33
Revisi .........
X-23
ii. Kurangi kelembaban kebun dengan me-ngatur drainase, jarak tanam, pemangkasan, dan sanitasi lingkungan/kebun.
iii. Hindarkan terjadinya pelukaan terhadap baik akar maupun pangkal batang pada waktu melaksanakan pemeliharaan/pe-nyiangan.
iv. Pemupukan berimbang sesuai anjuran dan pH tanah diupayakan lebih dari 6,5 dengan pemberian dolomit ( kapur).
Mekanis i. Bongkar tanaman (termasuk akarnya) yang
terserang berat, kemudian bakar. ii. Potong/buang bagian tanaman yang sakit,
termasuk 1--3 cm bagian kulit sekitarnya yang sehat, kemudian diolesi fungisida. Untuk mempercepat pemulihan (regenerasi), sebaik-nya bagian atas dan bekas luka potongan membentuk titik.
iii. Gunakan multiple foot stock (kaki ganda) dengan teknik aaneting/penyusuan (sambung samping) dengan batang bawah sehat 1 atau beberapa, tergantung besar tanaman yang akan ditolong untuk membantu funsi akar dan pohon yang rusak.
Biologi Gunakan agens antagonis Trichoderma spp., Gliocladium sp yang dicampur dengan pupuk kandang.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 23 / 33
Revisi .........
X-24
Genetika Gunakan batang bawah yang tahan terhadap Phytophthora, seperti “trifoliate orange” atau jeruk masam.
Kimiawi i. Lumuri pangkal batang dan akar-akar yang
tampak dari luar dengan ter (Carbolineum plantarum 50 %) sampai setinggi 50 cm.
ii. Lakukan pelumuran sejak tahun ketiga setelah tanam dan setiap awal musim hujan dan diulang setiap 6 bulan.
iii. Agar batang yang berwarna hitam tidak banyak menyerap panas sehingga kulitnya rusak, bagian yang diberi ter ditutup dengan larutan kapur yang ditambah dengan garam dapur (25 kg kapur mati, 2 kg garam dapur, dan dicampur dengan 25-35 liter air).
iv. Olesi luka pada bekas tanaman sakit yang dipotong dengan bubur California, bubur Bordo, Carbolineum-parafin (8 : 92), Mankozeb, atau tembaga oksiklorida. Kemudian luka ditutup dengan obat penutup luka, seperti ter, setelah kulit mengalami regenerasi/tumbuh.
v. Bersihkan alat-alat pertanian yang akan digunakan, misal dengan pemutih (klorok).
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 24 / 33
Revisi .........
X-25
Embun Jelaga (Capnodium sp.) a. Lakukan pengamatan pada daun, ranting dan buah b. Bagian yang terserang dilapisi oleh lapisan tipis
berwarna hitam. c. Bila ditemukan gejala tersebut, lakukan tindakan
pengendalian dengan salah satu atau kombinasi dari cara-cara berikut : Kultur teknis
i. Potong cabang-cabang yang tidak produktif, untuk mengurangi kelembaban.
ii. Potong daun dan cabang yang terinfeksi/terserang
Kimia a. Kendalikan kutu sisik dan kutu daun yang
membantu penyebaran penyakit dengan insektisida yang terdaftar dan diizinkan Menteri Pertanian, atau insektisida berbahan aktif deltametrin dan lamda sihalotrin. Gunakan dosis seperti tercantum pada label kemasan. Langkah pelaksanaan : Siapkan fungisida, alat aplikator, dan
alat-alat pelindung yang akan digunakan
Sebelum melakukan penyemprotan pakai alat-alat pelindung
Baca label kemasan dan ikuti petunjuk pengunaan dengan seksama,
Siapkan larutan semprot sesuai dengan konsentrasi/dosis yang dianjurkan
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 25 / 33
Revisi .........
X-26
Semprotkan pestisida pada kanopi tanaman, jangan menyemprot melawan arah angin.
b. Kendalikan kutu-kutu tanaman dengan deterjen.
c. Kendalikan cendawan dengan fungisida yang terdaftar dan diizinkan Menteri Per-tanian. Gunakan dosis seperti tercantum pada label kemasan. Langkah pelaksanaan sebagai berikut : Siapkan fungisida, alat aplikator, dan
alat-alat pelindung yang akan digu-nakan
Sebelum melakukan penyemprotan pakai alat-alat pelindung
Baca label kemasan dan ikuti petunjuk pengunaan dengan seksama,
Siapkan larutan semprot sesuai de-ngan konsentrasi/dosis yang dianjur-kan
Semprotkan pestisida pada kanopi ta-naman, jangan menyemprot melawan arah angin.
Penyakit Tristesa a. Lakukan pengamatan pada bagian, warna dan
bentuk daun. Tanaman yang terserang tristesa memiliki gejala : i. Daun menguning
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 26 / 33
Revisi .........
X-27
ii. Daun-daun tanaman yang berubah menjadi berwarna perunggu atau kuning dan gugur sedikit demi sedikit.
iii. Terjadi pemucatan tulang daun (vein clearing) berupa garis-garis putus atau memanjang pada tulang daun yang tembus.
iv. Pertumbuhan tanaman terhambat atau kerdil, daun kaku dan berukuran kecil serta melengkung ke atas.
v. Bunga yang dihasilkan sangat banyak tapi buah yang terbentuk tidak berkembang menjadi buah yang masak.
b. Bila ditemukan gejala-gejala tersebut, lakukan tindakan pengendalian dengan salah satu atau kombinasi dari cara pengendalian berikut : Kultur teknis
i. Gunakan bibit bermutu/sehat ii. Gunakan mata tempel yang bebas penyakit
dan batang bawah tahan terhadap virus Tristeza
iii. Lakukan eradikasi terhadap tanaman sakit dan tanaman inang serangga penular, kemudian dibakar.
Kimiawi i. Kendalikan serangga penular Diaphorina
citri dengan insektisida yang terdaftar dan diizinkan Menteri Pertanian. Gunakan do-sis seperti tercantum pada label kemasan.
ii. Siapkan insektisida, alat aplikator, dan alat-alat pelindung yang akan digunakan
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 27 / 33
Revisi .........
X-28
iii. Sebelum melakukan penyemprotan pakai alat-alat pelindung
iv. Baca label kemasan dan ikuti petunjuk pengunaan dengan seksama,
v. Siapkan larutan semprot sesuai dengan konsentrasi/dosis yang dianjurkan
vi. Penyemprotan jangan berlawanan dengan arah angin.
Penyakit Diplodia (Botryodiplodia theobromae) a. Lakukan pengamatan pada bagian batang, cabang,
dan ranting tanaman apakah terdapat blendok berwarna kuning keemasan.
b. Amati apakah pada bagian celah-celah kulit terlihat adanya massa spora cendawan berwarna putih atau hitam.
c. Amati apakah pada kulit batang, cabang dan ranting tanaman yang terserang mengering dan terdapat celah-celah kecil pada permukaan kulit, dan pada bagian kulit dan batang yang ada di bawahnya berwarna hitam kehijauan.
d. Bila terdapat gejala-gejala tersebut, lakukan tindakan pengendalian dengan salah satu atau kombinasi cara berikut : Kultur Teknis
i. Lakukan sanitasi tanaman. Potong ba-tang/cabang/ranting yang terserang berat, buang kulit yang terinfeksi sedang dan bersihkan kulit yang terinfeksi ringan serta lingkungan dari gulma.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 28 / 33
Revisi .........
X-29
ii. Kurangi kelembaban kebun dengan me-ngatur jarak tanam dan melakukan pe-mangkasan.
iii. Lakukan penjarangan buah, agar keadaan tanaman tidak terlalu berat, sehingga cabang/ranting tidak luka/retak.
iv. Hindari pelukaan terhadap akar maupun batang pada waktu melakukan penyiangan.
v. Lakukan pembersihan dengan menggosok batang tanaman, agar batang semakin halus.
vi. Lakukan pemupukan berimbang, terutama setelah panen.
vii. Pelihara sistem drainase. Jaga agar pe-ngairan tetap baik.
Mekanis i. Potong/buang bagian kulit batang, cabang,
ranting tanaman yang sakit, termasuk 1--2 cm bagian kulit sekitarnya yang sehat, kemudian diolesi dengan bahan penutup luka (karbolineum parafin, fungisida atau ter).
ii. Kumpulkan sisa-sisa tanaman dan potong cabang-cabang yang terserang penyakit berat, kemudian dibakar.
iii. Bongkar tanaman yang terserang berat dan dibakar.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 29 / 33
Revisi .........
X-30
Biologi Gunakan agens antagonis Trichoderma spp., Gliocladium spp., Pseudomonas fluorescens dan dilanjutkan dengan Bacillus subtilis yang telah dicampur dengan pupuk kandang/kom-pos, setelah kulit dikupas.
Kimiawi
i. Oleskan bubur California atau fungisida yang efektif berbahan aktif metil tiofanat dan siprokonazol pada bagian kulit batang/ranting tanaman yang sakit setelah dibersihkan lebih dulu, dan untuk pencegahan di daerah kronis endemis.
ii. Bersihkan alat-alat pertanian yang akan digunakan, misal dengan pemutih (klorok).
Embun Tepung (Oidium tingitanium) a. Lakukan pengamatan pada bagian daun dan
ranting muda, serta bagian tanaman yang masih tumbuh aktif. Bagian yang terserang dicirikan dengan lapisan tepung berwarna putih, dan dapat menyebabkan daun-daun menjadi mengeriting atau mengalami penyimpangan bentuk (malformasi), mengering, tetapi daun-daun tetap melekat pada ranting-ranting tanaman.
b. Bila ditemukan gejala tersebut, lakukan tindakan pengendalian dengan :
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 30 / 33
Revisi .........
X-31
Kultur teknis Lakukan sanitasi terhadap tunas atau daun-daun terinfeksi yang tidak produktif.
Kimiawi i. Semprot dengan serbuk belerang atau
penggunaan fungisida yang terdaftar dan diizinkan Menteri Pertanian. Gunakan do-sis seperti tercantum pada label kemasan.
ii. Bila menggunakan serbuk belerang, untuk tanaman jeruk dibutuhkan 20-30 kg tepung belerang per hektar.
iii. Penghembusan tepung belerang hen-daknya dilakukan pagi hari, saat bunga dan daun masih basah oleh embun.
iv. Bila penghembusan dilakukan saat hari telah panas dapat menimbulkan luka bakar pada bunga dan daun.
Jamur Upas (Cortisium salmonicolor) a. Lakukan pengamatan pada bagian batang, cabang,
dan ranting. b. Lakukan pengamatan pada bagian tersebut,
penyakit jamur upas dicirikan dengan : Pada bagian tersebut terlihat dilapisi oleh
benang-benang mengkilat seperti sarang laba-laba (stadium membenang).
Daun-daun menjadi gugur, ranting dan cabang yang terserang dapat mengalami kematian, ter-dapat bintil-bintil spora (stadium membintil).
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 31 / 33
Revisi .........
X-32
Pada stadium lanjut warna merah jambu berubah menjadi abu-abu dan lapisan miselium membentuk bercak-bercak tak beraturan atau seperti kerak (stadium nekator).
c. Bila ditemukan gejala tersebut, lakukan tindakan pengendalian dengan salah satu atau kombinasi dari cara berikut : Kultur teknis
i. Lakukan sanitasi kebun dengan mem-buang bagian tanaman yang sakit. Pemotongan dilakukan pada bagian tanaman sehat, yaitu + 5 cm dari batas bagian tanaman yang sakit dan sehat. Luka yang terjadi ditutup dengan bahan penutup luka. Potongan bagian tanaman yang sakit dikumpulkan dan dibakar.
ii. Jaga kebersihan kebun dan mencegah terjadinya kelembaban yang tinggi.
Kimiawi Oleskan/labur bagian tanaman sakit dengan fungisida yang terdaftar dan diizinkan Menteri Pertanian. Gunakan dosis seperti tercantum pada label kemasan. Bila dijumpai serangan, harus diiringi dengan pengendalian kutu-kutu daun dengan insektisida yang efektif.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 32 / 33
Revisi .........
X-33
Gambar 17. Pencampuran dalam tangki sprayer
Gambar 18. Penyemprotan tanaman dan penyaputan
batang
Gambar 19. Perangkap Kuning dan Perangkap Lalat Buah
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK IX
Tanggal Nov 2004
Pengendalian OPT Halaman 33 / 33
Revisi .........
XI-1
XI. Panen A. Definisi
Memetik buah yang telah siap panen atau mencapai kematangan optimal sesuai persyaratan yang telah ditentukan.
B. Tujuan Memetik buah yang siap panen untuk memperoleh buah pada standar mutu yang telah ditetapkan.
C. Validasi Pengalaman petani maju Kardi Ginting dari Desa Dokan, Kecamatan Merek, kabupaten Karo. Literatur.
D. Bahan dan Alat Gunting panen/gunting pangkas Keranjang pengumpul buah Tangga Timbangan, Refraktometer
E. Fungsi
Gunting panen,/gunting pangkas, untuk memetik buah dari tangkai buahnya.
Keranjang pengumpul buah, untuk mengumpul-kan buah jeruk yang telah dipetik.
Tangga, untuk mencapai bagian yang tinggi.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK X
Tanggal Nov 2004
Panen Halaman 1 / 3
Revisi .........
XI-2
Timbangan, refraktometer, untuk menimbang
perbandingan juice dengan berat buah, melihat nilai brix buah.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Periksa lokasi dan luas pertanaman yang sudah siap panen dan perkirakan jumlah pekerja yang diperlukan.
b. Ambil sampel dan uji kandungan juice dengan cara menimbang berat awal buah lalu peras dan ditimbang lagi. Selisih berat awal dengan berat akhir adalah nilai kandungan juice.
c. Uji nilai brix pada contoh buah dengan cara meneteskan juice dari hasil perasan buah pada uji kandungan juice lalu diteteskan pada tempat yang telah disediakan pada refraktometer. Lihat nilai brix pada jendela pengintai.
d. Buah siap panen bila kandungan juice 33 – 40%, dan nilai brix berkisar 10 – 12.
e. Beri penjelasan tenaga pelaksana panen tentang lokasi dan luas areal yang siap panen.
f. Petik buah dengan gunting pangkas pada bagian tangkai buah dengan menyertakan satu lembar daun.
g. Setelah buah dipisahkan dari tangkai buahnya, potong lagi tangkai buah sedekat mungkin dengan buah.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK X
Tanggal Nov 2004
Panen Halaman 2 / 3
Revisi .........
XI-3
h. Masukkan hasil panen ke dalam keranjang pengumpul secara hati-hati.
i. Letakkan keranjang plastik yang sudah penuh di tepi kebun pada bagian yang teduh.
j. Angkut keranjang plastik ke bangunan pengum-pulan buah.
k. Catat jumlah dan asal lokasi panen.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK X
Tanggal Nov 2004
Panen Halaman 3 / 3
Revisi .........
XII-1
XII. Pasca Panen A. Definisi
Melakukan pembersihan, sortasi buah, pelabelan dan pengemasan berdasarkan ukuran dan standar mutu yang telah ditentukan.
B. Tujuan Menghasilkan buah dalam standar mutu yang seragam pada satu kemasan yang sama. (Sesuaikan)
C. Validasi Pengalaman petani maju Kardi Ginting dari Desa Dokan, Kecamatan Merek, kabupaten Karo. Literatur.
D. Bahan dan Alat Air bersih Sikat halus/Lap bersih Grader/keranjang buah/kotak karton Stiker/spidol
E. Fungsi
a. Air bersih, untuk melembabkan lap bersih dan mencuci buah.
b. Sikat halus/lap bersih, untuk membersihkan kotoran yang melekat pada buah
c. Alat grading/Keranjang buah/kotak karton, untuk memisahkan buah berdasar ukuran
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK XI
Tanggal Nov 2004
Pasca Panen Halaman 1 / 4
Revisi .........
XII-2
d. Stiker/spidol, untuk memberi tanda pengenal pada buah/kemasan sesuai ukuran
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Perkirakan jumlah buah yang akan dipetik. b. Perkirakan kebutuhan pekerja, stiker, dan kotak
karton. c. Periksa ketersediaan stiker dan kotak karton. d. Beri penjelasan tenaga operator grader dan
asistennya mengenai volume dan standar mutu yang akan dibuat.
e. Inspeksi kebersihan dan kesiapan alat sortasi dan grading serta keranjang sortasi.
f. Letakkan keranjang sortasi pada tempat keluarnya buah dari alat grading.
g. Uji coba alat grading sebelum dioperasionalkan. h. Sortir buah berdasar penampilan buah (warna,
kebersihan, cacat pada buah). i. Jalankan mesin grading oleh operator. j. Masukkan buah ke dalam penampung buah pada
alat grading. k. Sortir ulang hasil pemilahan/grading berdasarkan
penampilan buah dan ukuran. l. Bersihkan buah dengan lap bersih yang dibasahi
dengan sedikit air atau dengan alat pembersih. m. Tempelkan stiker di bagian badan buah pada
setiap butir buah. n. Masukkan ke dalam kotak karton dengan
kapasitas 10 kg buah jeruk kemudian ditimbang.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK XI
Tanggal Nov 2004
Pasca Panen Halaman 2 / 4
Revisi .........
XII-3
o. Periksa hasil dalam kemasan. Bila tidak sesuai standar kembali ke langkah (k)
p. Tutup kemasan dan rekatkan dengan plester lakban.
q. Beri tanda ( ) pada kotak sesuai ukuran buah. r. Masukkan buah yang telah dikemas ke gudang
penyimpanan atau kedalam kendaraan pengangkut. s. Matikan alat sortasi dan grading. t. Bersihkan alat sortasi dan grading. u. Catat hasil pengemasan, buah yang disimpan atau
dikirim.
Standar Prosedur Operasional
Nomor SMK XI
Tanggal Nov 2004
Pasca Panen Halaman 3 / 4
Revisi .........
2
CONTOH FORM CATATAN KEGIATAN
Salah satu prinsip dari SPO dan GAP adalah kemampuan untuk dilakukan pelacakan dan konfirmasi kegiatan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diupayakan seluruh kegiatan penting harus dicatat. Dalam melaksa-nakan pencatatan sebaiknya dilakukan berdasarkan blok.
Tabel berikut merupakan contoh dari check list yang dapat dimanfaatkan. Chek list ini bukan hal yang baku dan sangat dimungkinkan untuk diubah baik isi, bentuk maupun ukurannya agar lebih memudahkan pelaksanaan-nya di lapang.
3
A. SPO Persiapan Lahan Nama Pemilik : ................................... Alamat Kebun : ...................................
Catatan Persiapan Lahan
Tanggal Blok Luas (ha)
Kondisi Lahan
Riwayat Penggunaan Cara Penyiapan Operator
4
B. SPO Penyiapan Benih Nama Pemilik : ................................... Alamat Kebun : ...................................
Catatan Pembelian Benih
Tanggal Kondisi Benih Jumlah Benih Sumber Benih Kondisi Benih Harga
5
C. SPO Penanaman Nama Pemilik : ................................... Alamat Kebun : ...................................
Catatan Penanaman
Tanggal Blok Kondisi Benih
Luas (ha)
Bahan dan Alat yang digunakan Operator
6
D. SPO Pemangkasan Pemeliharaan Nama Pemilik : ................................... Alamat Kebun : ...................................
Catatan Pemangkasan Pemeliharaan
Tanggal Blok Fase pertumbuhan tanaman
Luas (ha) Alat Kondisi
Tanaman Operator
7
E. SPO Pemupukan Nama Pemilik : ................................... Alamat Kebun : ...................................
Catatan Pemupukan
Tanggal Blok Fase
pertum buhan
Luas (ha)
Nama Pupuk Dosis Cuaca Operator
8
F. SPO Pengairan Nama Pemilik : ................................... Alamat Kebun : ...................................
Catatan Pengairan
Tanggal Blok Fase pertum buhan
Luas (ha)
Cara Pengairan
Lama Diairi/ Volume air Operator
9
G. SPO Penjarangan Buah Nama Pemilik : ................................... Alamat Kebun : ...................................
Catatan Penjarangan Buah
Tanggal Blok Kondisi buah
Luas (ha)
Jumlah Buah dipetik
Jumlah Buah dipelihara Operator
10
H. SPO Pengendalian OPT Nama Pemilik : ................................... Alamat Kebun : ...................................
Catatan Pengendalian OPT
Tanggal Blok Luas (ha)
Fase pertum buhan
Jenis OPT
Nama Bahan Pengendali
OPT Dosis Cara
Aplikasi Cuaca
11
I. SPO Panen Nama Pemilik : ................................... Alamat Kebun : ...................................
Catatan Panen
Tanggal Waktu Panen Blok Luas
(ha) Jumlah Produksi
(kg) Operator
12
J. SPO Pasca Panen Nama Pemilik : ................................... Alamat Kebun : ...................................
Catatan Pasca Panen % dalam Kelas Tanggal Jumlah
(kg) Kebersihan
tempat Kebersihan
alat A B C %
Rusak Operator
13
Nama Pemilik : ................................... Alamat Kebun : ...................................
Catatan Pembelian Pupuk/Pestisida
Tanggal Nama Pupuk/Pestisida
Jumlah (kg atau l)
Rasio Kandungan Nama Penjual Harga Jumlah
Stok
14
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Jenis- jenis Pestisida Yang Terdaftar /Diizinkan Menteri Pertanian untuk pengendalian OPT pada Tanaman Jeruk
No. Jenis OPT sasaran Formulasi Bahan Aktif
1. Hama Bestox 50 EC Alfa sipermetrin
Kutu loncat (Diaphorina citri) Bravo 50 EC Sipermetrin
Confidor 200 SL Imidakloprid Curacron 500 EC Profenofos Exocet 50 EC Sipermetrin Fenval 200 EC Fenvalerat Kanon 400 EC Dimetoat Matador 25 EC Lamda sihalotrin Perfektan 425 EC Dimetoat Perfekthion 400
EC Dimetoat
Sidazinon 600 EC Diazinon Supracide 40 EC* Metidation Talstar 25 EC Bifentrin Tetrin 30 EC Teta Sipermetrin Winder 100 EC Imidaklotrid Winder 25 WP Imidaklotrid Bestox 50 EC Alfa sipermetrin
Kutu daun (Toxoptera sp.) Exocet 50 EC Sipermetrin
Kanon 400 EC Dimetoat Tetrin 30 EC Teta Sipermetrin Trident 250 EC Triazofos Winder 100 EC Imidaklotrid
Aphid (T. citrida) Winder 25 WP Imidaklotrid
15
No. Jenis OPT sasaran Formulasi Bahan Aktif
Arrivo 30 EC Sipermetrin
Tungau (Tetranychus sp.) Antimit 570 EC Progargit
Marshal 200 EC Karbosulfan Omite 570 EC Propargit Pounce 20 EC Permetrin Petracrex 300 EC Dinobuton Samite 135 EC Piridaben Buldok 25 EC Betasiflutrin
Kutu daun (Aphis sp.) Chess 25 WP Pimetrozin
Confidor 200 SL Imidakloprid Lebaycid 500 EC Fention
Orthene 75 SP Asetat
Perfekthion 400 EC
Dimetoat
Perfektan 425 EC Dimetoat Raydock 28 EC Beta Siflutrin Supracide 25 WP Metidation Buldok 25 EC Betasiflutrin
Phyllocnictis citrella Confidor 200 L Imidakloprid
Exocet 50 EC Sipermetrin Raydock 28 EC Beta Siflutrin Supracide Metidation Trident Teta Sipermetrin Tetrin Triazofos Winder 100 EC Imidaklotrid Winder 25 WP Imidaklotrid Exocet 50 EC Sipermetrin
Nematoda Tylenculus semipenetran Trident Teta Sipermetrin
Tetrin Triazofos
16
No. Jenis OPT sasaran Formulasi Bahan Aktif
Winder 100 EC Imidaklotrid Winder 25 WP Imidaklotrid 2. Penyakit Busuk pangkal batang
dan akar Folirfos 400 AS Asam Fosfit
Phytophthora sp. Penyakit Diplodia sp. Alto 100 SL Siprokonazol Alto 100 SL Siprokonazol
Penyakit Embun tepung Oidium sp. Kocide 54 WDG Tembaga
hidroksida Togoling 75 WP Klorotalonil Antracol 70 WP Propineb
Penyakit tepung Oidium tingitaninum Benlate Benomil
Kocide 60 WDG Tembaga hidroksida
Score 250 EC Difenokonazol
17
Lampiran 2. Pembuatan Bubur Bordo
1. Bahan
Terusi (CuSO45H2O) kristal agak besar (untuk menghindarkan pemalsuan)
Kapur tohor 100 – 200 gram Air 10 liter
2. Cara Pembuatan
Terusi ditumbuk halus, kemudian dilarutkan dalam 5 liter air.
Kapur tohor disiram air sedikit demi sedikit, sehingga menjadi tepung, kemudian diayak/disaring dan dilarutkan dalam 5 liter air.
Kedua larutan di atas, kemudian dicampur dan diaduk sampai merata, sehingga berbentuk bubur (bubur Bordo)
3. Catatan
Bubur Bordo (BB) tidak dapat dismpan, sehingga harus segera diaplikasikan setelah dibuat
Larutan baku (larutan terusi dan larutan kapur) dapat disimpan secara terpisah, kemudian dicampur menjelang digunakan
18
Lampiran 3. Pembuatan Bubur California
1. Bahan
Belerang 1 Kg Kapur 2 Kg Air 10 liter
2. Cara Pembuatan
Serbuk belerang direbus sampai larut Kapur hidup dilarutkan di wadah terpisah Larutan kapur dimasukkan ke dalam larutan
belerang yang sedang mendidih Biarkan campuran tersebut mendidih ± 10 menit
19
Lampiran 4. Pembuatan Likat Kuning
1. Bahan :
Paralon 4 dim yag dipotong-potong sepanjang 25 cm,
Scotlight’ berwarna kuning yang mempunyai panjang gelombang ± 450 berukuran panjang x lebar (30,2 cm x 20 cm)
Plastik transparan berukuran folio.
3 cm Paralon plastik transparan 25 cm Lem tikus “scotlight kuning”
20
2. Cara Pembuatan :
a. Bagian atas dan bawah potongan paralon dicat warna hitam setinggi ± 3 cm dengan maksud agar lebih kontras.
b. ‘Scotlight’ kuning direkatkan melingkar pada paralon dan dipaku pada bagian ujung tiang kayu di bagian dalam paralon.
c. Pasang dalam posisi berdiri diantara pohon-pohon jeruk setinggi kanopi.
d. Dalam satu hektar tanaman jeruk diperlukan 10-14 perangkap kuning.
e. Plastik transparan yang telah dilapisi lem perangkap ‘tangle-trap’ atau dapat digunakan lem tikus, kemudian dipasang melingkar pada perangkap dan dikaitkan dengan klip.
f. Pengamatan dilakukan setiap 2 minggu tergantung jumlah populasi D. citri dengan mengambil plastik transparan yang telah ditutup plastik tipis.
g. Pada saat yang sama, plastik transparan berlem yang baru, dapat dipasang untuk periode pengamatan selanjutnya.
21
Lampiran 5. Tabel Fase Kritis dan Prosedur Operasional Prosedur Operasional
Fase Kritis
Pertumbuhan Tanaman Monitoring Potensi Serangan/
Resiko Kerusakan Titik Kritis
Pencegahan dan Pengendalian 1. Setelah Panen -
Pembentukan Kuncup Daun dan Bunga
Lakukan inspeksi kebun, periksa setiap tanaman dalam kebun dan periksa kehadiran OPT berikut: 1. Penyakit Busuk Pangkal
Batang 2. CVPD 3. Virus Tristeza 4. Tungau Coklat Jeruk
pada pangkal buah 5. Tungau Merah Kuning
Jeruk pada daun-daun tua dan buah
6. Kutu Loncat Jeruk pada tunas muda
7. Kutu Daun Jeruk pada tunas muda
8. Kumbang Jeruk pada tunas muda
1. Menurunkan
produktivitas pohon 2. Menurunkan
produktivitas pohon 3. Menurunkan
produktivitas pohon 4. Menurunkan mutu buah 5. Menurunkan mutu buah 6. Menurunkan
produktivitas pohon 7. Menurunkan
produktivitas pohon 8. Menurunkan
produktivitas pohon
1. Pengolesan BC pada pangkal batang
(Penyakit Busuk Pangkal Batang fase I) 2. Pengelupasan kulit dan pengolesan Bubur
California pada pangkal batang (Penyakit Busuk Pangkal Batang fase II)
3. Aplikasi Ridomil pada pangkal batang (Penyakit Busuk Pangkal Batang fase III)
4. Eradikasi tanaman terinfeksi berat CVPD dan Virus Tristeza
5. Pengolesan Confidor pada batang untuk Kutu Loncat Jeruk dan Kutu Daun Jeruk
6. Memotong ranting terinfeksi bila ditemukan Kumbang Jeruk
22
Prosedur Operasional
Fase Kritis Pertumbuhan
Tanaman Monitoring Potensi Serangan/ Resiko Kerusakan
Titik Kritis Pencegahan dan Pengendalian
2. Pembentukan Kuncup Daun dan Bunga – Awal Pertunasan dan Pembentukan Bunga
Lakukan inspeksi kebun, periksa setiap tanaman dalam kebun dan periksa kehadiran OPT berikut: 1. Kutu Loncat Jeruk pada
tunas muda 2. Kutu Daun Jeruk pada
tunas muda 3. Tungau Merah Kuning
Jeruk pada daun-daun tua dan buah
1. Menurunkan mutu buah 2. Menurunkan
produktivitas pohon 3. Menurunkan
produktifitas pohon
1. Pengolesan Confidor pada batang, pada
saat 75% tanaman kuncup mekar
3. Bunga Mekar – Pembentukan Pentil
Lakukan inspeksi kebun, periksa setiap tanaman dalam kebun dan periksa kehadiran OPT berikut: 1. Kutu Loncat Jeruk pada
kuncup daun 2. Kutu Daun Jeruk pada
kuncup daun
1. Menurunkan
produktivitas pohon 2. Menurunkan mutu buah 3. Menurunkan mutu buah
1. Penyemprotan spot Agrimec 0,05-0,1%
bila ditemukan OPT
23
Prosedur Operasional
Fase Kritis Pertumbuhan
Tanaman Monitoring Potensi Serangan/ Resiko Kerusakan
Titik Kritis Pencegahan dan Pengendalian
3. Tungau Coklat Jeruk pada kuncup daun
4. Tungau Merah Kuning Jeruk pada daun-daun tua
4. Menurunkan mutu buah
4. Pentil – Perkem-bangan Buah Muda (diameter Buah 6 cm)
Lakukan inspeksi kebun, periksa setiap tanaman dalam kebun dan periksa kehadiran OPT berikut: 1. Tungau Coklat Jeruk
pada pangkal buah 2. Tungau Merah Kuning
Jeruk pada daun-daun tua dan buah
3. Kutu Loncat Jeruk pada tunas muda
1. Menurunkan mutu buah 2. Menurunkan mutu buah 3. Menurunkan
produktivitas pohon 4. Menurunkan
produktivitas pohon 5. Menurunkan
1. Penyemprotan Spot Agrimec 0,05-0,1%,
bila ditemukan Tungau Coklat Jeruk dan Tungau Merah Kuning Jeruk
2. Penyemprotan Spot Matador 0,1 -0,2 % bila ditemukan Kumbang Jeruk
3. Penyemprotan Spot Score 0,025-0,05 % bila ditemukan Penyakit Kudis Jeruk
24
Prosedur Operasional
Fase Kritis Pertumbuhan
Tanaman Monitoring Potensi Serangan/ Resiko Kerusakan
Titik Kritis Pencegahan dan Pengendalian
4. Kutu Daun Jeruk pada tunas muda
5. KUMBANG JERUK
pada tunas muda 6. PENYAKIT KUDIS
JERUK pada buah masak
produktivitas pohon 6. Menurunkan mutu buah
5. Penuaan (diam. Buah 6 cm) dan Pemasakan Buah – Panen
Lakukan inspeksi kebun, periksa setiap tanaman dalam kebun dan periksa kehadiran OPT berikut: 1. TUNGAU MERAH
KUNING JERUK pada daun-daun tua dan buah
2. PENYAKIT KUDIS JERUK pada buah masak
3. KUTU SISIK JERUK
1. Menurunkan mutu buah 2. Menurunkan mutu buah 3. Menurunkan mutu buah 4. Menurunkan mutu buah
1. Sanitasi 2. Penyemprotan kanopi: Score 0,025-0,05
% bila ditemukan PENYAKIT KUDIS JERUK
3. Penyemprotan spot Supracide 0,3-0,4 % bila ditemukan KUTU SISIK JERUK dan KUTU BATOK JERUK
25
Prosedur Operasional
Fase Kritis Pertumbuhan
Tanaman Monitoring Potensi Serangan/ Resiko Kerusakan
Titik Kritis Pencegahan dan Pengendalian
tangkai buah masak, ranting
4. KUTU BATOK JERUK tangkai buah masak, ranting
6. Pasca Panen – Disposisi Buah
Lakukan inspeksi kebun, periksa setiap tanaman dalam kebun dan periksa kehadiran OPT berikut: 1. PENYAKIT JAMUR
HIJAU BUAH JERUK pada buah masak
2. PENYAKIT MELANOS JERUK pada buah masak
3. Penyakit Bopeng Buah pada buah masak
1. Menurunkan mutu buah 2. Menurunkan mutu buah 3. Menurunkan mutu buah
1. Sanitasi yang baik selama pasca panen
sangat efektif mereduksi insiden kerusakan buah:
2. Jangan mencampur buah terinfeksi dengan yang sehat
3. Semua buah yang sakit atau daun-daun kering dikumpulkan pada suatu wadah khusus dan buang jauh-jauh atau dibenam.
26
TIM PENYUSUN Direktorat Tanaman Buah
o Prof. Dr. Ir. Roedhy Poerwanto, M.Sc. o Ir. Susiami o Ir. A. Widodo Heru, M.Sc. o Ir. Dwi Iswari, M.Sc.P
Direktorat Perlindungan Hortikultura o Dr. Ir. Herdrajad, M.Sc. o Ir. Chahyaniati, M.Si. o Ir. Desmawati
Balai Penelitian Tanaman Buah – Solok o Dr. Ir. Nurhadi, M.Sc.
Loka Penelitian Jeruk – Tlekung o Ir. Arry Supriyanto, MS.
Balai Penelitian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara o Ir. Palmarum Nainggolan, MS. o Delima Napitupulu, SP.
Balai Penelitian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat o Ir. Agus Muharam, M.Sc.
Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Sumatera Utara o Utema Silan, SP.
Dinas Pertanian Kabupaten Karo Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan
dan Hortikultura (BPSBTPH) Sumatera Utara o Lamser Manurung
MJI komisariat Sumatera Utara dan Kabupaten Karo o Tumbungan Munthe
Petani Jeruk Kabupaten Karo