belajar tentang gunung berapi
TRANSCRIPT
Private Library of Simamora, Helmut Todo Tua
Environment, Research and Development Agency
Samosir Regency Government of North Sumatera Province
INDONESIA
BELAJAR TENTANG GUNUNG BERAPI
Berikut merupakan kutipan ilmiah yang sangat bermanfaat, disusun dan digunakan
Penulis sebagai referensi pribadi.
Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam
perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi,
yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava.
Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa
batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa
membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung
berapi aktif.
Letusan freatik atau letusan yang diakibatkan oleh tekanan uap air panas akibat pemanasan air
tanah permukaan secara konduksi dan konveksi oleh panas di bawah gunung api (Gede
Suantika PVMBG dalam detik ) .
CIRI GUNUNGAPI AKTIF (1)
1. suka meletus; mengeluarkan lava atau abu volkanik, atau pasir, kerikil dan bebatuan;
2. berpotensi meletus;
3. gunungnya umumnya berbentuk kerucut yang bagus (untuk type strato);
4. memiliki kepundan;
5. mengeluarkan asap, gas belerang;
6. mengeluarkan bau belerang yang menyengat;
7. menghasilkan mata air panas;
8. menimbulkan gempa vulkanik (seringkali tidak dapat dirasakan dan hanya dapat
dideteksi menggunakan seismometer).
CIRI GUNUNGAPI TIDAK AKTIF
1. gunung tersebut bukan gunungapi;
2. tidak memperlihatkan ciri2 sebagaimana gunungapi aktif;
3. pada bekas kepundan atau di puncak gunung pohonnya / hutannya lebat
CIRI-CIRI GUNUNG BERAPI YANG AKAN MELETUS
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain
Suhu di sekitar gunung naik.
Mata air menjadi kering
Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
Tumbuhan di sekitar gunung layu
Binatang di sekitar gunung bermigrasi
HASIL DARI LETUSAN GUNUNG BERAPI
Hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :
Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon
monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida(S02),
dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.
Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke
permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan
lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan
membentuk bermacam-macam batuan.
Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar
sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
Hujan Abu
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena
sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer
jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.
Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini
terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar
dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka
seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.
TIPE GUNUNG BERAPI
1. Gunung berapi kerucut atau gunung berapi strato (strato vulcano)
2. Gunung berapi perisai (shield volcano)
3. Gunung berapi maar
4. Gunung berapi besar atau gunung berapi supervolcano
ERUPSI
Erupsi menghasilkan jatuhan piroklastika, aliran piroklastika, dan lava. Endapan jatuhan
piroklastika merupakan endapan hasil erupsi awal yang eksplosif kemudian diikuti oleh
magmatik efusif yang volumenya lebih besar, sehingga membentuk suatu kubah lava dari lubang
erupsi dan karena ketidakstabilan kubah lava baru maka terjadi retakan-retakan serta dipicu oleh
faktor gravitasi lava baru yang masih panas dan retak-retak itu berguguran ke arah lembah
melanda daerah perkebunan dan hutan di sekitar Gunung.
Potensi bahaya Gunung Berapi (Volkano) terdiri dari bahaya langsung (bahaya primer) dan
bahaya tidak langsung (bahaya sekunder). Jenis bahaya primer terdiri dari aliran piroklastika
(awan panas), jatuhan piroklastika, lontaran batu (pijar), hujan abu lebat, dan aliran lava.
Sedangkan jenis bahaya sekunder adalah guguran dan lahar aliran piroklastika (awan panas),
berupa suatu aliran massa yang terdiri dari pencampuran antara gas dan material lepas berbagai
ukuran yang mengalir dengan kecepatan tinggi (V=70-150km/jam), bersuhu tinggi (300-5000 C)
dan bergumpal-gumpal seperti wujudnya awan.
Aliran piroklastika ini adalah produk erupsi magmatik atau freato-magmatik eksplosif tipe
Vukano. Awan panas dapat terjadi akibat ketidakstabilan kubah lava yang masih bersuhu tinggi
dan mengalami retak-retak sehingga terjadi guguran lava panas yang ditunjang lereng terjal dan
faktor gravitasi, gejala tersebut disebut awan panas guguran.
Jatuhan Piroklastika (lontaran batu pijar dan hujan abu)
Besar/kecilnya bahaya erupsi akan sangat tergantung kepada jenis dan tipe erupsinya. Untuk
jenis magmatik tipe vulkano yang bersifat eksplosif cukup membahayakan, karena pada
umumnya dapat menghasilkan volume endapan awan panas cukup besar, dan menghasilkan
endapan jatuhan piroklastika yang tersebar jauh hingga berjarak beberapa km dari pusat erupsi.
Begitu juga bahan lontaran batu (pijar) yang berukuran < 2 cm dapat tersebar dalam radius lebih
kurang 5 km. Sementara bahan lontaran batu (pijar) yang berukuran >2 cm tersebar dalam radius
lebih kurang 3 km dari pusat erupsi.
Gas beracun keluar pada saat erupsi, misalnya tercium gas belerang atau terdeteksinya SO2 dari
lokasi pusat erupsi.
Produk erupsi Gunung Berapi adalah aliran lava, jatuhan piroklastika, dan aliran piroklastik
(awan panas). Produk erupsi yang disebut pertama berbentuk kubah dengan tinggi tertentu di atas
lubang erupsi yang masih panas dan labil serta membentuk rekahan-rekahan berpotensi terjadi
guguran.
Endapan guguran ini dapat menjadi endapan awan panas guguran dan endapan guguran biasa
Rock Fall). Umumnya guguran batuan ini terjadi karena faktor gravitasi. Gas beracun
diperkirakan hanya terdapat di sekitar kawah aktif dan lembah-lembah sungai besar yang berhulu
di puncak.
Erupsi freatomagmatik eksplosif dan efusif, yang menghasilkan aliran piroklastika (awan panas),
jatuhan piroklastika (lontaran batu pijar dan abu vulkanik), aliran lava dan kubah lava.
Kegiatan vulkanik dewasa ini berupa hembusan asap solfatara dari lubang kubah lava.
Beberapa jenis gempa Gunung Berapi antara lain gempa guguran, gempa vulkanik dalam (VA),
vulkanik dangkal (VB), gempa tektonik jauh dan gempa tektonik lokal.
Erupsi freato-magmatik eksplosif tipe vulkanian dan strombolian yang menghasilkan jatuhan
piroklastika (lontaran batu pijar dan abu vulkanik), aliran piroklastika (awan panas) serta erupsi
efusif magmatik yang menghasilkan aliran lava dan kubah lava.
Tipe erupsi Stromboli (Strombolian) dan atau Vulkano (Vulkanian) disertai dengan aliran lava
yang berasal dari sumber erupsi. Potensi bahayanya, terdiri dari aliran piroklastika (awan panas),
aliran lava, lontaran batu (pijar), serta hujan abu dan pasir. Material letusan yang bersifat aliran
seperti aliran piroklastika (awan panas) dan aliran lava hanya akan menjangkau daerah sempit di
sekitar puncak. Produk letusan berupa jatuhan piroklastika berupa abu gunung api dapat
menjangkau daerah yang lebih jauh.
Erupsi yang berskala besar mempunyai ciri-ciri berikut; nilai Indeks Letusan Gunung Api (VEI):
4-5, tipe erupsi Vulkano kuat hingga tipe Plini. Potensi bahayanya diperkirakan terdiri dari aliran
piroklastika (awan panas), lontaran batu (pijar) berukuran lapili sampai bom vulkanik dapat
mencapai 3-4 km dari pusat erupsi, aliran lava, hujan pasir dan abu lebat serta lahar.
Produk awan panasnya dapat mencapai belasan sampai puluhan kilometer, hal ini sangat
tergantung kepada tinggi kolom erupsi dan arah jatuhnya kolom erupsi tersebut. Bahan jatuhan
piroklastika berbutir kasar dan bahan lontaran batu (pijar), kemungkinan besar dapat mencapai
jarak 5-8 km dari pusat erupsi.
Letusan berskala besar dengan nilai VEI: 4-5 kemungkinan terjadinya karena ada penyimpangan
dari sifat atau karakter, tipe, dan skala letusan Gunung Berapi. Apabila letusan cukup besar ini
terjadi maka daerah yang akan terlanda produk letusan akan jauh lebih luas.
Tiga kawasan rawan bencana gunung api, yaitu: Kawasan Rawan Bencana III yang berpotensi
terlanda awan panas, aliran lava, guguran lava dan gas beracun terutama di daerah puncak dan
lereng atas bagian barat laut, timur laut dan berpotensi terlanda bahan jatuhan/lontaran batu
(pijar) diperkirakan mencapai radius 1 km dari pusat erupsi. Kawasan Rawan Bencana II yang
berpotensi terlanda awan panas, aliran lava,
Guguran lava di lereng Gunung Berapi berpotensi terlanda bahan jatuhan/lontaran batu (pijar)
diperkirakan mencapai radius 3 km dari pusat erupsi. Kawasan Rawan Bencana I yang
berpotensi terlanda aliran lahar hujan adalah lereng dan kaki Gunung Berapi.
Pegunungan Kubah
Kubah diartikan sebagai struktur dari suatu daerah yang luas dengan s i f a t
l i p a t a n r e g i o n a l d e n g a n s u d u t k e m i r i n g a n y a n g k e c i l .
A d a beberapa sebab terjadinya kubah, antara lain oleh intrusi garam atau diapir,
intrusi lakolit, dan intrusi batuan beku seperti batolit. Bentuk kubah,biasanya dijumpai
pada gunung api lava. Kubah lava merupakan b e n t u k a n d a r i l e l e r a n l a v a k e n t a l
y a n g k e l u a r m e l a l u i c e l a h d a n dibatasi oleh sisi curam di sekelilingnya.
Bentuk-bentuk kubah sangatdipengaruhi oleh viskositas lava. Dome Mountains,
terbentuk ketikabatu cair mendorong keatas dari bawah bumi. Dalam tahapan muda
pegunungan kubah akan dikikis oleh sungai-sungai namun belum dalam, bentuk kubah masih
utuh, pengikisandimulai di puncak dengan membentuk cekungan erosi. Kadang-kadang inti
kubah yang keras tampak di dasar cekungan erosi kubah. Pada tahapan dewasa, pengikisan di
puncak makin meluas dan mendalam.Undak-undak gawir terbentuk sesuai dengan banyaknya
lapisan-lapisan yang resistan, serta punggungan-punggungan dengan lapisanmiring (hogbacks)
terbentuk.Pada tahapan tua, mempunyai bentuk akhir dari pengikisan kubahakan membentuk
peneplane. Pola aliran annular hampir-hampir hilang. Kubah besar dan tinggi dihasilkan oleh
intrusi-intrusi batolit;yang lebih kecil dihasilkan oleh intrusi lakolit, dan berbentuk kubahlandai
yang dihasilkan oleh sill. Kubah-kubah kecil dapat dihasilkan oleh intrusi garam atau diapir
lempung.I n t i k u b a h y a n g t e r d i r i d a r i b a t u a n k r i s t a l i n s e r i n g m e m b e r i
a r t i sebagai sumber mineral logam; pertambangan sering dijumpai kubah-kubah garam
tentunya memberi makna sebagai sumber garam. Jika tidak berpotensi akan mineral, inti
kubah yang bertekstur kasar seringm e r u p a k a n d a e r a h h u t a n d a n s e k a l i g u s
m e r u p a k a n d a e r a h t a d a h hujan. Juga lereng-lereng terjal dari hogbacks
sebaiknya merupakandaerah hutan untuk mencegah longsoran dan untuk tujuan konservasiair.
Vulkanisme
Semua gejala di dalam bumi sebagai akibat adanya aktivitas magmadisebut vulkanisme. Gerakan
magma itu terjadi karena magmamengandung gas yang merupakan sumber tenaga magma
untukmenekan batuan yang ada di sekitarnya. Lalu apa yang disebut magma? Magma adalah
batuan cair pijar bertemperatur tinggi yang terdapat di dalam kulit bumi, terjadi dari berbagai
mineral dan gas yang terlarut di dalamnya. Magma terjadi akibat adanya tekanan di dalam bumi
yang amat besar, walaupunsuhunya cukup tinggi, tetapi batuan tetap padat. Jika terjadi
pengurangan tekanan, misalnya adanya retakan, tekanannya punakan menurun sehingga batuan
tadi menjadi cair pijar atau disebut magma. Magma bisa bergerak ke segala arah, bahkan bisa
sampai kepermukaan bumi. Jika gerakan magma tetap di bawah permukaanbumi disebut intrusi
magma. Sedangkan magma yang bergerak dan mencapai ke permukaan bumi disebut ekstrusi
magma. Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan gunung api atau disebut jugavulkan.Hal ini
berarti intrusi magma tidak mencapai ke permukaan bumi. Mungkin hanya sebagian kecil intrusi
magma yang bisa mencapai ke permukaan bumi. Namun yang perlu diingat bahwa intrusi
magma bisa mengangkat lapisan kulit bumi menjadi cembung hingga membentuk tonjolan
berupa pegunungan. Secara rinci, adanya intrusi magma(atau disebut plutonisme) menghasilkan
bermacam-macam bentuk (perhatikan gambar penampang gunung api), yaitu:
1. Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapurmagma, sebagai akibat
penurunan suhu yang sangat lambat.
2. Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang
menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkatsehingga menyerupai lensa cembung,
sementara permukaan atasnya tetap rata.
3. Keping intrusi atau sill adalah lapisan magma yang tipis menyusup di antara
lapisan batuan.
4. Intrusi korok atau gang adalah batuan hasil intrusi magma memotong lapisan-
lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.
5. Apolisa adalah semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil.
6. Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai
dari dapur magma sampai ke permukaan bumi.
KLASIFIKASI DAN KARAKTERISTIK BATUAN VOLKANIK
KOMPOSISI KANDUNGAN KIMIA