backpackin’ magazine.edisi v.september ... dengan menggunakan kereta api dan bus. khusus kereta...

25
BACK PACKIN’ PANTAI KIDUL PANDU MENUJU GUNUNG KIDUL BULOK SEDEKAH LAUT BERSYUKUR KEPADA LAUT CATPER PANTAI-PANTAI BERPASIR KUNING * * AKSESORIS : LIFESTRAW KOMUNITAS : BLACKPACKER TIPS : MEMOTRET ALAM WWW.BACKPACKINMAGAZINE.COM BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER-OKTOBER 2010 fun, relax, low budget

Upload: lamhanh

Post on 20-Apr-2018

226 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER ... dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api, harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari. Sampai

BACKPACKIN’

P A N T A IK I D U L

PANDU

MENUJU GUNUNG KIDUL

BULOK

SEDEKAH LAUTBERSYUKUR KEPADA LAUT

CATPER

PANTAI-PANTAI BERPASIR KUNING

* *AKSESORIS : LIFESTRAW KOMUNITAS : BLACKPACKER TIPS : MEMOTRET ALAM WWW.BACKPACKINMAGAZINE.COM

BACKPACKIN ’ MAGAZINE .EDISI V .SEPTEMBER-OKTOBER 2010

f u n , r e l a x , l o w b u d g e t

Page 2: BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER ... dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api, harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari. Sampai

0102030405060708091011121314151617181920

2122232425262728293031323334353637383940

4142434445464748

0102030405060708091011121314151617181920

2122232425262728293031323334353637383940

4142434445464748

SALAM RANSELDAFTAR ISI

BACKPACKIN’ 2

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 20

10

BACKPACKIN’SEPTEMBER-OKTOBER 2010

KAMUDI SINI

PANTAI-PANTAIBERPASIR KUNING

Aku baru saja pulang dari liburan singkat bersama keluarga ke pantai-pantai Gunung Kidul. Pertama kali Aku ke sana, yaitu Pantai Sadranan, adalah ke-tika libur Waisak, 28 Mei 2010 kemarin, bersama teman-teman Manajemen UGM 2005. Selanjut-nya, Aku jadi ‘ngebet’ mengajak keluargaku untuk liburan ke sana.

3

BERSYUKURKEPADA LAUT

Tebagai masyarakat yang hidupnya masih sangat bergantung kepada alam, warga pesisir Gunung Kidul memiliki beberapa ritual adat yang diadakan secara rutin untuk menjaga keselarasan dengan alam. Sedekah laut dan melasti adalah beberapa diantaranya.

15

GALERI PANTAI KIDUL

Debur ombak, pasir putih, karang pantai, dan ke-hangatan warga Gunung Kidul... Seperti racikan masakan ibu, tidak ada duanya!

23

PANDU : MENUJU GUNUNG KIDUL

Untuk mencapai kabupaten Gunung Kidul, Wonosa-ri sebagai ibukotanya, ada banyak jalan yang dapat ditempuh. Berikut ini kami sajikan rute ke Wonosa-ri dengan menggunakan kereta api dan bus.

11

DARI LANDAK LAUTHINGGA GURITA

Bermacam biota laut telah menjadi santapan sehari-hari warga pantai Gunung Kidul. Upaya pe-merintah daerah untuk mengembangkan pantai Gunung Kidul menjadikan wisatawan dapat ikut menikmatinya.

19

PULUHAN PANTAIDALAM SATU GARIS

Sudah beberapa tahun Banten dinobatkan men-jadi provinsi baru sapihan Jawa Barat. Pemban-gunan Banten seakan berlari, tapi tidak dengan Baduy. Himpunan suara serangga dan hutan masih mendominasinya.

25

KOMUNITAS :BLACKPACKER INDONESIA

Lagu Indonesia Raya, semakin jauh kita mengu-mandangkannya, semakin dalam maknanya mera-suk.

35

AKSESORIS :LIFESTRAW

Satu minggu tanpa makanan, manusia masih bisa hidup, tapi tiga hari saja tanpa air, manusia pada umumnya tidak mampu bertahan. Nilai air menja-di lebih penting bagi backpackers yang sering kali tidak mengetahui kondisi sekitar.

41

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 2

01

0

1 BACKPACKIN’

Saat langit berwarna merah saga adalah

salah satu waktu paling baik untuk me-

nikmati pantai. Yogyakarta merupakan

salah satu provinsi yang mendapat anugrah

mempunyai pantai-pantai bagus di ujung Se-

latan-nya. Namun, belum banyak tulisan yang

mengemukakan secara detail bagaimana akses

menuju ke sana dengan

anggaran berapa, ada apa

saja di sana, bisa melaku-

kan aktivitas apa saja, ba-

gaimana cerita-cerita lokal,

dsb. Backpackin’ menco-

ba membahasnya dengan

detail sehingga pembaca

mempunyai bekal penuh

menuju ke sana hanya den-

gan membaca edisi ini.

Parangtritis, pantai ini terkenal dan lebih

banyak referensi dari Google jika kita menge-

tik namanya. Tapi rupanya bukan Parangtritis

yang terbaik di Selatan Jogja. Masih ada Siung

dan Wediombo yang lebih sepi, lebih bersih,

dan lebih indah. Memang, akses ke sana relatif

lebih sulit, terutama bagi solo backpacker. Tapi,

ya justru di situlah serunya.

Pesan kami, jangan menjadi penikmat

alam, tapi jadilah pecinta alam sejati. Karena

seorang penikmat hanya akan menikmati kein-

dahan alam, tapi pecinta alam merawat kein-

dahan tersebut agar terus terjaga.

Redaksi.

PIMPINAN UMUM : Jeremy Gemarista

PIMPINAN REDAKSI :Ambar Arum

TIM REDAKSI :Muhammad Iqbal

Sri Anindiaty Nursastri

TIM ARTISTIK :Galih Permadi

Odie Destrana

MARKETING :Putri Uloly

KONTAK REDAKSI :[email protected]

WEBSITE :www.backpackinmagazine.com

KRU BACKPACKIN’ MAGAZINE

Page 3: BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER ... dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api, harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari. Sampai

CATPERPANTAIKIDUL

BACKPACKIN’ 4

Aku baru saja pulang dari liburan singkat bersama keluarga ke pantai-pantai Gunung

Kidul. Pertama kali Aku ke sana, yaitu Pantai Sadranan, adalah ketika libur Waisak, 28

Mei 2010 kemarin, bersama teman-teman Manajemen UGM 2005. Selanjutnya, Aku

jadi ‘ngebet’ mengajak keluargaku untuk liburan ke sana.

CATPERPANTAIKIDUL

OLEH : AURELIA CLARESTA UTOMO

PANTAI-PANTAIBERPASIR KUNING

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 20

10

Page 4: BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER ... dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api, harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari. Sampai

5 BACKPACKIN’

BACKPACKIN’ 6

Senang sekali ketika melihat pantai berpasir kuning yang masuk wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini. Rasanya seperti melihat sesuatu yang indah yang be-lum pernah kulihat sebelumnya, setidaknya itu yang kurasakan di tiga puluh detik perta-ma, agar tidak dianggap berlebihan. Apalagi pantai yang Aku kunjungi ini adalah pantai yang masih alami alias tidak ada pedagang dan tidak terlalu banyak orang di sana. Kenapa Aku sangat senang? Karena selama ini di Yogyakarta yang kulihat hanya Pantai Parangtritis dan Pantai Depok, yang warna pasirnya abu-abu tua menuju hitam, selain itu banyak andong dan kotoran kuda yang sangat mengganggu pemandangan. Pantainya juga kurang bersih karena banyak

pengunjung meninggalkan sampah begitu saja. Dan yang paling menyebalkan adalah pantainya terlalu ramai dengan pengunjung dan pedagang. Kebetulan sekali adikku yang baru lu-lus SD sedang libur. Maka, kami sekeluarga kemudian merencanakan liburan ke Pantai Sadranan. Walaupun Aku tidak hapal jalan menuju sana, tapi karena pede yang tinggi, Aku yakin kami akan bisa sampai sana den-gan GPS konvensional (baca:tanya sana-sini) dan sedikit mengingat perjalananku beber-apa waktu lalu bersama teman-teman kam-pus. Kami sekeluarga berangkat agak ter-lambat dari rencana karena packing-nya dilakukan sebelum berangkat. Seharusnya

kami berangkat pukul 13.30 dari rumah kami di daerah Depok, Sleman, karena pukul 15.30 adalah waktu yang pas untuk sampai di sana, dengan perkiraan matahari sudah tidak ter-lalu terik lagi. Pada akhirnya kami berangkat pukul 14.15 dan sebelumnya mampir dulu di Mister Burger untuk kepentingan perut dan mu-lut. Berbekal keterangan dari Pak Zulkar-nain, pemilik tempat penginapan Kampoeng Baron yang akan kami singgahi, lantas Aku mengambil patokan pada nama Pantai Sun-dak yang lebih terkenal daripada Pantai Sad-ranan. Katanya, kalau ketemu plang petunjuk jalan, ambil jalan yang ke Pantai Sundak. Setelah memilih jalan ke arah Sundak (kiri) dan bukan ke arah Baron (lurus), Aku

merasa, ini adalah jalan yang belum pernah Aku lewati. Waktu ke Sadranan sebelumnya, nampaknya bukan lewat jalan yang ini. Walau agak-agak cemas, Aku mencoba memper-baiki keadaan dengan menyetir agak ngebut supaya tidak terlalu sore ketika sampai di Sadranan. Singkat cerita, Pantai Sadranan akh-irnya berhasil kutemukan dengan patokan villa di atas bukit yang sempat Aku incar untuk tempat bermalam kami. Namun hasil browsing di internet mengatakan harga se-malam di villa tersebut adalah empat juta ru-piah. Tidaaak! Waktu menunjukkan pukul 16.30 ketika kami tiba di Pantai Sadranan. Mantap! Me-mang benar, Pantai Sadranan terletak sekitar

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 20

10

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 2

01

0CATPERPANTAIKIDULCATPERPANTAIKIDUL

Page 5: BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER ... dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api, harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari. Sampai

CATPERBADUYJU

LI -

AG

US

TU

S I

20

10

7 BACKPACKIN’

BACKPACKIN’ 8

Foto :Sunset di Pantai Sepanjang

500 meter di sebelah barat Sundak. Jalanan-nya berbatu-batu, tapi masih bisa dilewati mobil. Aku sedikit kecewa karena ketika sam-pai di sini, langitnya sedang berawan, sehing-ga kurang biru. Selain itu, air lautnya sedang surut, karang-karang yang ditumbuhi rumput laut jadi kelihatan, main air jadi agak susah. Tapi pasir di sini tetap indah, kuning dan ber-sih. Aku juga bersyukur karena masih belum ada pedagang yang menjamah pantai ini, sehingga benar-benar terasa seperti pantai pribadi. Wow senangnya! Adik-adikku langsung bermain di ping-gir pantai, sedangkan Aku penasaran sekali ingin ke villa ‘empat juta rupiah’ di atas bukit karang itu. Mama juga setuju untuk naik ke sana. Singkatnya kami sampai di atas dan ternyata pemandangan dari atas sini kurang begitu bagus. Dari sini hanya terlihat peman-dangan Pantai Krakal yang agak ramai orang

dan sudah ada bangunannya. Tidak seindah yang kubayangkan. Villanya juga seperti tidak ada yang menjaga. Tapi tanaman di sana ter-lihat sangat terawat. Di dalamnya ada dua pondokan dan satu buah ruang berdinding kaca yang mirip restoran atau ruang per-temuan. Namun, semuanya terkunci. Entah di mana pelayannya. Kamipun segera kem-bali ke Pantai Sadranan. Pukul 18.00 kami bergegas dari Pantai Sadranan untuk menuju guest house Kam-poeng Baron, tempat kami menginap. Awal-nya kami sempat salah jalan, tapi akhirnya ketemu juga. Kampoeng Baron berada tidak jauh dari gerbang retribusi kawasan wisata Baron. Aku mengetahui tempat penginapan ini dari selebaran yang dibagikan ketika Aku ke sini sebelumnya.

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 20

10

CATPERPANTAIKIDUL

Page 6: BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER ... dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api, harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari. Sampai

BACKPACKIN’ 10

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 20

10

9 BACKPACKIN’

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 2

01

0CATPERPANTAIKIDULCATPERPANTAIKIDUL

Kami memesan kamar AC double bed dengan menambah satu buah extra bed. Tem-pat ini adalah yang terbaik yang bisa kami temukan dan cocok untuk kami sekeluarga. Sebelumnya Aku sempet depresi melihat harga villa empat juta rupiah dan hotel-hotel melati yang harganya dua puluh ribuan. Tem-pat ini sangat recommended! Tapi saranku, datanglah beramai-ramai bersama teman,

karena saat malam tiba, di sini sepiiii sekali. Pagi keesokan harinya, kami memilih Pantai Sepanjang untuk kami singgahi. Ini juga pantai yang keren! Lagi-lagi karakteris-tiknya sama seperti Pantai Sadranan, masih alami. Jalan menuju pantai ini belum beras-pal, sama dengan Sadranan. Selain itu tidak ada lahan parkir, tidak ada kamar mandi bilas, tidak ada pedagang. Dan pagi ini hanya ada

satu orang duduk mancing di sana. Horeeee!!! Serasa pantai milik sendiri! Senang! Pasir di Sadranan memang lebih halus dan bagus, tapi Pantai Sepanjang tidak kalah bagus karena punya batu-batu karang yang indah di sisi timurnya. Kami main air dari pukul 05:30-07:00. Jam-jam ini merupakan waktu terbaik untuk bermain di pantai agar tidak gosong.

Aahh.. itulah pantai-pantai favoritku di Gunung Kidul. Say sorry to Krakal, Baron, and other beaches… I love virgin beaches like this one. Audris, adikku, bilang bahwa Tanjung Tinggi di Belitong jauh lebih indah diband-ing di sini. Ah, tapi ini kan Jogja! Setidaknya kedua pantai itu adalah pantai terbaik yang bisa kami temukan di Jogja sini. Love them!!!

Page 7: BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER ... dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api, harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari. Sampai

PANDUWONOSARI

11 BACKPACKIN’ 12BACK

PACKIN’

JADWAL KERETA JAKARTA - YOGYAKARTA

PANDUWONOSARI

Untuk mencapai kabupaten Gunung Kidul, Wonosari sebagai ibukotanya, ada banyak jalan yang dapat ditempuh. Berikut ini kami sajikan rute ke Wonosari dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api,

harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari.

Sampai di stasiun Tugu (untuk kereta Eksekutif), jalan kaki 10 menit ke arah Jl. Malioboro, lanjut naik bus jalur 4, turun di terminal Giwangan

Sampai di stasiun Lempuyangan (un-tuk kereta Ekonomi), jalan kaki 10 me-nit ke arah Jl. Hayam Wuruk, lanjut naik bus jalur 10, turun di terminal Giwangan

Sampai di terminal Giwangan, naik bus menuju terminal Wonosari.

Harga kereta Eksekutif:Rp 210.000,00 – Rp 320.000,00Bisnis: Rp 100.000,00 – Rp 150.000,00Ekonomi:Rp 26.000,00 – Rp 37.000,00

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 20

10

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 2

01

0

Nama Kereta Jenis-Stasiun Ke-berangkatan Berangkat Datang

Argo Lawu EKS - Gambir 20.00 03.38Argo Dwipangga EKS - Gambir 08.00 15.10Taksaka II EKS - Gambir 20.45 04.30Taksaka I EKS - Gambir 08.45 16.28

Bima EKS - Gambir 17.00 00.42Gajayana EKS - Gambir 17.30 01.25Gajayana EKS - Kota 17.15 01.25Fajar Utama Yogya BIS - Senen 06.57 14.53Senja Utama Yogya BIS - Senen 19.42 04.10Senja Utama Solo BIS - Senen 20.27 05.12Progo EKO - Senen 21.00 07.04Bengawan EKO - Tanah Abang 19.30 05.53Gaya Baru Malam EKO - Kota 12.00 21.10

Kontak pentingDinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunung Kidul :0274 - 391 031Kereta Api :121 atau 021 - 21391121 ,atau kunjungiwebsite http://kereta-api.co.id/ Terminal Bus Pulo Gadung :021 - 4893 742Terminal Bus Kampung Rambutan : 021 – 84 000 62Terminal Bus Lebak Bulus :021 – 750 9773

Page 8: BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER ... dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api, harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari. Sampai

13 BACKPACKIN’ 14

PANDUWONOSARI

Rute Bus Bus menuju Wonosari dapat ditem-puh melalui terminal Lebak Bulus. Pulo Ga-dung, dan Kampung Rambutan. Namun, bus ke Wonosari hanya ada antara jam 1-2 siang di terminal-terminal tersebut. Sampai di terminal Wonosari, menuju

Pantai Baron dapat menggunakan minibus jurusan Pantai Baron. Sedangkan untuk pan-tai-pantai Gunung Kidul yang lain, tidak ada kendaraan umum. Jalan terbaik adalah menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa kendaraan dari kota terdekat seperti Wonosari atau Yo-gyakarta. Sewa kendaraan di Yogyakarta bisa ditemukan di sekitar Stasiun Tugu, sedangkan

dari Wonosari, dapat juga ditemukan di sekitar terminal Wonosari. Panduan dari Wonosari menuju pantai-pantai Gunung Kidul dapat dilihat di peta.

1. Tarif Bus Eksekutif :Rp 200–Rp 250 ribu2. Tarif Bus Ekonomi :Rp 100–Rp 150 ribu

3. Biaya sewa motor :Rp 50–Rp 85 ribu / hari4. Biaya sewa mobil :Rp 300- Rp 450 ribu / hari

BACKPACKIN’

Page 9: BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER ... dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api, harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari. Sampai

BULOKSEDEKAHLAUTBULOKSEDEKAHLAUT

15 BACKPACKIN’ 16BACK

PACKIN’

Sebagai masyarakat yang hidupnya

masih sangat bergantung kepada

alam, warga pesisir Gunung Kidul

memiliki beberapa ritual adat yang diadakan

secara rutin untuk menjaga keselarasan den-

gan alam. Sedekah laut dan melasti adalah

beberapa diantaranya.

Bersyukur Kepada LautOLEH : AMBAR ARUMFOTO : BERBAGAI SUMBER

Sedekah Laut Upacara ini merupakan bentuk rasa syukur atas hasil panen petani dan nelayan yang tinggal di pesisir pantai selatan, sekali-gus memohon berkat agar tidak ada kesuli-tan atau musibah bagi warga pinggir pantai dalam mencari nafkah di kemudian hari. Sedekah laut dilakukan dengan me-lepas sesaji di tengah laut. Sesaji tersebut berisi tujuh macam benda dengan makna yang berbeda-beda :

• Ayam jantan Melambangkan bahwa nelayan adalah laki-laki yang berani dan gigih mencari ikan ditengah-tengah samudera.

• Gunungan bentuk perahu Sebagai tanda penghidupan nelayan.

• Jenang-jenangan Jenang abang sebagai simbol ibu, dan jenang putih simbol bapak.

• Tanaman tebu Simbol untuk melindungi masyarakat pesisir.

• Lauk pauk dari kambing Dipersembahkan kepada Ratu Pantai Selatan sebagai lambang korban untuk men-cari ikan.

• Kemben sutera ungu Merupakan simbol busana Kanjeng Ratu Kidul untuk diberikan kepada prajurit-nya agar tidak mengganggu nelayan dalam mencari ikan.

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 20

10

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 2

01

0

Page 10: BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER ... dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api, harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari. Sampai

BULOKSEDEKAHLAUT

17 BACKPACKIN’

• Buah-buahan Ditujukan kepada penunggu pesisir su-paya tidak mengganggu nelayan.

Prosesi upacara sedekah laut dimulai dengan pembacaan doa oleh juru kunci se-tempat, setelah itu sesaji dibawa ketengah laut dengan satu kapal nelayan yang dikawal empat perahu. Bersamaan dengan itu di-mainkan gendhing Kebogiro untuk mengir-ingi perjalanan sesaji. Setelah sampai kurang lebih satu kilometer dari bibir pantai, sesaji tersebut dibuang ke laut dengan membaca-kan doa permohonan agar nelayan selamat sekaligus dapat memperoleh banyak ikan. Selain upacara inti itu, sedekah laut biasanya juga disertakan dengan acara syu-kuran dimana masyarakat berkumpul dan makan-makan bersama. Terkadang juga di-adakan pengajian dan pagelaran wayang semalam suntuk. Namun semua ini sifatnya tentatif. Sedekah laut, atau sering juga disebut

dengan labuhan, diadakan rutin setiap bulan suro dalam penanggalan Jawa. Pelaksanaan-nya dilakukan di berbagai tempat sepanjang pantai selatan pulau Jawa, jadi tidak hanya di pantai Gunung Kidul saja. Untuk daerah Gu-nung Kidul, upacara labuhan biasanya dilaku-kan di Pantai Baron, Kukup, Drini, Sadeng, dan Ngrenehan. Di kalangan warga daerah Wediombo, tradisi ini disebut Ngalangi. Ritualnya kurang lebih sama dengan upacara sedekah laut, na-mun disini beberapa pakaian sesepuh adat yang telah meninggal juga disertakan dalam gunungan sesaji untuk ikut dilepas ke laut.

Melasti Menjelang hari raya Nyepi, umat Hin-du umumnya mengadakan ritual melasti un-tuk menyucikan diri sebelum Nyepi dimulai. Masyarakat Hindu yang tinggal di daerah Gunung Kidul melakukan upacara melasti di Pantai Ngobaran. Pantai ini dianggap suci oleh warga sekitar sebab mereka percaya bahwa Pantai Ngobaran pernah menjadi tempat bertapa raja terakhir Majapahit, yaitu Prabu Brawijaya.

Pertama-tama dilakukan upacara Dewa Yadnya atau persembahan suci kepada Sang Pencipta di Pura Sagara Wukir dan upacara Bhuta Yadnya atau persembahan kepada Bhuta Kala di Paseban Segoro Wukir. Setelah itu benda-benda suci dibawa ke pantai untuk dibersihkan, air laut diper-caya sebagai air yang abadi dan dapat me-nyucikan diri dan alam semesta. Berbagai ha-sil alam pun dipersembahkan ke laut lepas. Upacara melasti berpatokan pada Tri Hita Karana, yang berarti tiga hal pokok un-tuk mencapai kesejahteraan dan kemakmu-ran hidup. Tiga hal itu adalah menjaga kes-elarasan dengan Tuhan, alam, dan sesama manusia. Keselarasan dengan Tuhan ditandai dengan melepas hasil alam ke tengah-ten-gah laut. Sedangkan keseimbangan dengan alam dilakukan umat Hindu di Gunung Kidul dengan menanam sekitar seribu pohon di sejumlah lokasi. Semuanya itu dilakukan oleh

masyarakat Gunung Kidul baik tua maupun muda. Upacara melasti ini pun terbuka bagi warga beragama lain untuk datang dan me-lihat ritual ini. Demikianlah perwujudan dari keharmonisan dengan sesama manusia. Selain dua upacara ini, masih ada be-berapa upacara lain, tapi tidak diadakan di pantai melainkan di gunung atau di desa-de-sa. Budaya seperti inilah yang masih diper-tahankan masyarakat Gunung Kidul. Budaya ini pula yang dipercaya menjadi penyebab penduduk lokal memiliki ketahanan pangan yang cukup kuat. Meski telah banyak terjadi modernisasi, tapi masyarakat Gunung Kidul masih sangat kuat menjaga budaya ini yang sepertinya akan sukar tercerabut dari Agen-da Wisata Budaya terbitan Kementrian Bu-daya dan Pariwisata.

BACKPACKIN’ 18

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 20

10

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 2

01

0BULOKSEDEKAHLAUT

Page 11: BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER ... dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api, harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari. Sampai

PENGANANWONOSARIPENGANANWONOSARI

Bermacam biota laut telah menjadi

santapan sehari-hari warga pantai

Gunung Kidul. Upaya pemerintah

daerah untuk mengembangkan pantai Gu-

nung Kidul menjadikan wisatawan dapat ikut

menikmatinya.

Dari Landak LautHingga GuritaOLEH : AMBAR ARUMFOTO : BERBAGAI SUMBER

20 BACKPACKIN’ 21

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 2

01

0

Hampir di semua pantai yang telah dijabarkan, terdapat minimal satu warung makan, kecuali di Pantai Baron dan di pan-tai-pantai sebelahnya, kehadiran warung-warung tersebut tidak terlalu mengganggu keindahan pantai, sebab pada umumnya mereka menjaga kebersihan dengan baik. Keberadaan warung-warung itu malah dapat membuat interaksi pengunjung den-gan warga setempat menjadi lebih cair. Set-elah memancing, pengunjung dapat minta

BACKPACKIN’

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 20

10

Page 12: BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER ... dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api, harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari. Sampai

PENGANANWONOSARIPENGANANWONOSARI

21 BACKPACKIN’ 22

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 2

01

0

tolong dimasakkan ikan hasil tangkapan mereka, atau malah memperkenalkan resep baru kepada pedagang makanan di sana. Harga yang dipatok ada dalam kisaran nor-mal, malah sedikit lebih murah ketimbang di pasaran. Salah satu makanan laut yang tidak bi-asa antara lain landak laut goreng. Umumnya warga mencari landak laut ini di sekitar ping-gir pantai. Cukup membawa ember, saringan kelapa, dan sabit, maka landak laut siap di-tangkap. Pemandangan ini dapat Anda lihat di Pantai Ngobaran kala siang hari. Cara mengolahnya pun tidak sulit. Landak laut yang sudah ditangkap awalnya

dikeprek hingga rata untuk menghancurkan durinya, kemudian badannya dipecah den-gan sabit, dari situ dagingnya diambil. Dag-ing landak tersebut lalu digoreng bersamaan dengan bumbu cabai dan garam secukup-nya. Jadilah landak laut goreng yang kenyal dan lezat! Apabila beruntung, gurita juga dapat menjadi santapan pilihan. Tentu bukan gurita utuh yang akan tersaji, namun potongan ba-dan dan tentakel-tentakelnya yang kemudian diolah dengan bumbu rica-rica, saus tiram, atau bisa juga disate. Namun kedua makanan tersebut tidak banyak dijual penduduk sekitar, selain karena

jarang didapat, juga karena makanan terse-but belum terlalu populer sehingga jarang di-tawarkan kepada pengunjung. Untuk dapat mencicipinya, pengunjung dapat bertanya dulu apakah makanan tersebut tersedia atau tidak. Di luar makanan laut tersebut, juga ter-dapat beberapa makanan unik yang dapat kita temukan sepanjang perjalanan menuju pantai. Beberapa diantarnya adalah tiwul dan belalang goreng. Tiwul adalah makanan berbahan dasar gaplek atau singkong yang telah dikeringkan, kemudian ditumbuk hingga menjadi tepung, lalu dikukus dan diberi gula merah. Biasan-ya tiwul dimakan dengan parutan kelapa.Dulunya, saat terjadi kesulitan beras, tiwul menjadi makanan pokok pengganti nasi. Na-mun sekarang tiwul hanya menjadi makanan pengganjal perut seperti layaknya kue.

Satu makanan lagi yang juga menarik adalah belalang goreng. Konon saking ban-yaknya belalang di sawah-sawah pertanian masyarakat, maka kemudian belalang menja-di komoditas untuk penganan yang disajikan dengan digoreng begitu saja. Tak disangka belalang goreng yang gurih ini banyak disu-kai dan kemudian menjadi barang dagangan di beberapa daerah Jawa yang masih memi-liki sawah, termasuk di daerah Gunung Kidul ini. Masyarakat Gunung Kidul, mulai dari daerah pesisir hingga di pegunungan dan pedesaan, dalam kehidupannya sehari-hari sangat dekat dengan alam. Sebagian be-sar dari mereka berprofesi sebagai nelayan, petani dan peternak. Karena itu mereka su-dah dapat hidup dari hasil panen mereka sendiri. Masih banyak desa-desa di Gunung Kidul yang memiliki kebiasaan makan ber-sama-sama sekampung. Bukan karena ada pesta nikahan atau perayaan tertentu, tapi itu merupakan kebiasaan yang mereka laku-kan hampir setiap hari. Umumnya mereka berkumpul di tengah-tengah desa. Ada yang membawa nasi, yang lain membawa lauk, yang lain lagi membawa sayur mayur, kemu-dian seluruh warga desa dipanggil dan mer-eka makan bersama. Semuanya saling kenal. Kalau ada pendatang baru malah mereka senang dan menjamunya dengan makanan hasil panen. Begitulah kehidupan masyarakat Gunung Kidul yang amat sederhana dan sarat kekeluargaan.

BACKPACKIN’

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 20

10

Page 13: BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER ... dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api, harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari. Sampai

GALERI

MembingkaiPantai SelatanDebur ombak, pasir putih, karang pantai, dan kehangatan warga Gunung Kidul...Seperti racikan masakan ibu, tidak ada duanya!

BACKPACKIN’

Foto : Ambar Arum

Page 14: BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER ... dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api, harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari. Sampai

Puluhan Pantai

OLEH : AMBAR ARUM

ORDINATWONOSARI

dalam Satu Garis

Tempat yang indah umumnya tidak

diketahui banyak orang. Pantai-pan-

tai di Gunung Kidul merupakan salah

satunya. Pantai Baron, Siung, atau Wediombo

memang sudah terkenal. Namun, tidak semua

orang tahu tentang pantai Ngobaran atau Pan-

tai Sepanjang.

Maklum, terdapat sekitar 46 pantai

terserak di Selatan Gunung Kidul. Tidak se-

muanya sudah tereksplorasi untuk tempat

wisata, kebanyakan malah tidak ada data sama

sekali. Seperti barang baru, segalanya masih

alami. Pasirbersih, airmasih biru, karangnya

masih terawat. Jalur menuju beberapa pantai

memang belum baik, sebagian berbatu. Akses

kendaraan umum sulit. Sedangkan listrik dan

sinyal untuk handphone pun nyaris karam.

Tapi apalah arti semua itu apabila pantai yang

indah terhidang di depan mata Anda? Berikut

Backpackin’ tunjukkan beberapa yang terbaik

Page 15: BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER ... dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api, harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari. Sampai

ORDINATWONOSARIORDINATWONOSARI

27 BACKPACKIN’

PANTAI GESING PANTAINGOBARAN*

PANTAI NGRENEHAN

PANTAI BARON

Pantai ini kecil dan dipenuhi dengan ka-pal-kapal nelayan. Gesing merupakan pantai yang cukup indah, tapi sayang, jalan menuju pantai ini banyak yang rusak dan berbatu. Di pantai ini terdapat Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

Fasilitas : WC

HTM: Rp 0

Apabila ingin merasakan nuansa lain dari sekedar pantai biasa, di sinilah tempat-nya. Pantai Ngobaran memiliki arca dewa-dewa yang oleh pengikut aliran Kejawan di-jadikan tempat ziarah Raja Majapahit ketujuh, yaitu Prabu Brawijaya V. Tak jauh dari tem-pat itu, kita dapat melihat pura, peribadatan umat Hindu. Lalu beberapa meter kemudian, kita akan menemukan masjid berukuran 3x4 meter beralaskan pasir. Pantai yang unik, bu-kan?

Fasilitas : WC dan Warung Makan HTM: Rp 3.500/orang(termasuk pantai Ngrenehan).

Persis berada disebelah Pantai Ngo-baran. Pantai Ngrenehan merupakan tempat nelayan berlabuh setelah mencari ikan, seka-ligus menjual ikannya di sini. Dua tebing yang mengapit pantai sempit ini membuat ombak deras dari Samudra Hindia tidak langsung sampai ke bibir pantai. Di pantai ini terdapat TPI.

Fasilitas : WC dan Warung Makan

Merupakan pantai yang paling populer di daerah ini. Pantai berpasir cokelat ini telah sangat ramai dengan para pedangang, ter-masuk nelayan, dan sampah. Di pantai ini ter-dapat TPI.

Fasilitas :WC, warung Makan, dan Penginapan.HTM: Rp 5.000(termasuk Pantai Krakal, Kukup, Drini, Sepa-njang, dan Sundak)

Parkir :Rp 2.500 (mobil)Rp 1.000 (motor)

BACKPACKIN’ 28

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 20

10

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 2

01

0

Page 16: BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER ... dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api, harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari. Sampai

ORDINATWONOSARI

29 BACKPACKIN’ 30BACK

PACKIN’

ORDINATWONOSARI

PANTAIKUKUP

PANTAISEPANJANG

PANTAIDRINI

PANTAI KRAKAL

Bersebelahan dengan pantai Baron, pantai ini memiliki warna pasir yang berbeda, yaitu cokelat muda. Pantai ini terkenal dengan kekayaan biota lautnya. Sepanjang pantai, terdapat banyak karang yang menjadi tem-pat tinggal ikan-ikan hias. Pengunjung dapat membeli ikan-ikan hias tersebut yang banyak dijual di sepanjang jalan menuju pantai. Atau pengunjung dapat mengambil sendiri ikan-ikan tersebut langsung di karang-karang pinggir pantai dengan membeli jaring kecil yang banyak dijual di pinggir pantai. Namun, ini sangat tidak direkomendasikan.

Fasilitas :WC, Warung Makan, dan Penginapan

Saking panjangnya pantai ini, maka namanya pun menjadi Pantai Sepanjang. Pa-sirnya yang bersih dan ombak yang indah membuat pantai ini dikenal dengan Kuta tempo dulu.

Fasilitas : WC dan Warung Makan

Pantai ini relatif lebih tenang ketim-bang pantai-pantai di sebelahnya, Baron dan Kukup. Pantainya lebih luas, dan pasirnya lebih cerah. Di pantai ini terdapat TPI.

Fasilitas : WC dan Warung Makan

Pantai ini luas, setipe dengan pantai-pantai disebelahnya, Krakal memiliki pasir yang masih relatif bersih dengan karang di pinggir pantainya. Kapal-kapal nelayan dan orang-orang yang sedang memancing men-jadi pemandangan sejuk di sana. Di pantai ini terdapat TPI.

Fasilitas :WC, Warung Makan, dan Penginapan

PANTAISUNDAK

Pantai ini luas dan bersih. Pasirnya putih. Konon Sundak berasal dari kata Asu (anjing) dan Landak. Katanya, pernah suatu kali asu mengejar-ngejar landak sampai masuk ke goa, tak lama kemudian, asu keluar dari goa dengan basah kuyup. Dari situlah diketahui bahwa goa itu memiliki sumber air tawar, se-suatu yang langka di daerah Gunung Kidul.

Fasilitas :WC, Warung Makan, dan Penginapan

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 20

10

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 2

01

0

Page 17: BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER ... dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api, harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari. Sampai

ORDINATWONOSARI

31 BACKPACKIN’ 32BACK

PACKIN’

ORDINATWONOSARI

PANTAI SIUNG*

Pantai ini terkenal dengan karang-nya yang sering dipakai untuk arena panjat tebing. Nama Siung diambil dari salah satu batu karang yang bentuknya menyerupai si-ung (gigi) kera. Jika beruntung, Anda dapat menjumpai kera ekor panjang di pantai ini. Fasilitas : WC dan Warung Makan

HTM: Rp. 3.000/orang

Karang, pasir dan ombak membentuk komposisi sempurna. Berbeda dengan pan-tai lain yang lurus memanjang, Pantai Wedi-ombo memiliki garis pantai yang melingkar ke dalam, seperti teluk, sehingga sebagian arealnya menghadap ke arah barat, pas un-tuk melihat sunset.

Fasilitas : WC dan Warung Makan

HTM: Rp. 2.500/orang

*) Direkomendasikan oleh Redaksi

PANTAIWEDIOMBO*

Selain memanjakan mata dan pikiran di pinggir pantai-pantai Gunung Kidul, ak-

tivitas lain dapat kita lakukan, yaitu:

Memancing Arus ombak pantai selatan yang ken-cang merupakan medan yang menantang bagi para pemancing. Terlebih apabila aktivi-tas memancing ini dilakukan di atas tebing karang, atau biasa disebut rock fishing, ten-tunya mencakup hiking untuk mencapai atas tebing dan camping apabila ingin memanc-ing di malam hari agar mendapat ikan be-sar. Umumnya para pemancing di sini dapat menangkap beberapa jenis ikan, seperti ikan cucut (panjo), kakap merah, kakap batu, bar-akuda, kerapu, layur, dan ikan-ikan besar lain-nya. Memancing di sini harus sangat berhati-hati, karena apabila jatuh, maka ombak dan karang siap menyambut. Memancing dapat dilakukan di hampir semua pantai, tapi um-umnya yang terkenal adalah di Wediombo, Baron, Ngerenehan, dan Gesing.

Panjat Tebing (rock climbing) Pantai-pantai Gunung Kidul memiliki banyak tebing untuk dipanjat. Namun yang paling terkenal adalah Pantai Siung dengan 250 jalur panjatnya. Tidak heran tempat ini kerap menjadi tuan rumah dalam berbagai

kompetisi panjat tebing. Tahun 2005 yang lalu Asian Climbing Gathering diadakan di Pantai ini. Jalur yang paling terkenal adalah jalur kuda laut. Disebut demikian karena di atas tebing tersebut ada batu yang bentuknya menyerupai kuda laut. Posisi tebingnya menghadap ke laut. Pemandangan luar biasa indah dari puncaknya.

Berselancar (surfing) Pantai-pantai selatan dikenal memiliki ombak yang kencang dan tinggi. Oleh kar-enanya cocok untuk tempat berselancar. Ar-eal pantai yang luas, ombak yang khas dan pemandangan yang indah menjadikan Wedi-ombo sebagai tempat yang paling tepat un-tuk berselancar.

AKTIVITASLAIN

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 20

10

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 2

01

0

Page 18: BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER ... dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api, harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari. Sampai

M e n y a d a r i hal tersebut, diben-tuklah Kelompok Sadar Wisata (Pok-darwis) di pantai-pantai Gunung Kidul, sebuah upa-ya untuk menjaga keasrian pantai agar tidak rusak, seka-lipun telah menjadi tempat wisata. Sebenarnya Pokdarwis merupakan program pemerintah yang diadakan di berbagai daerah. Pelaksanaan-nya melibatkan masyarakat set-empat yang tinggal langsung di tempat wisata tersebut. Rubrik Tokoh kali ini akan menampilkan Pak Sute, salah satu penggiat Kelompok Sadar Wisata di Pan-tai Sundak, Gunung Kidul.

Sudah sejak kapan ada kel-ompok Sadar Wisata di Pantai Sundak ini? Sekitar sepuluh tahun yang lalu.

Apa saja kegiatannnya? Biasanya kami sering mengadakan

33 BACKPACKIN’ 34

TOKOHPAK SETU

OLEH : AMBAR ARUM

bersih-bersih pan-tai, terus kalau ada pengunjung yang mau merusak pan-tai, ya kami perin-gatkan.

Ada kesulitan men-gajak warga untuk ikut bersih pantai? Tidak ada. Karena kami ser-ing mengadakan

pertemuan rutin, dan dari situ diberitahu tentang perlunya menjaga kebersihan di sini. Kan untuk kepentingan kita juga, jadi secara sukarela warga mau membersihkan pantai ini.

Bagaimana upaya mengajak pengunjung untuk ikut serta menjaga kebersihan di sini? Ya kami beritahu. Tapi me-mang kadang masih ada saja sampah yang tertinggal, karena

kan kami tidak bisa mengawasi seluruh pen-gunjung yang datang kesini. Tapi kalau kami lihat ada yang ninggalin sampah atau mau merusak pohon, pasti langsung kami tegur.

BACKPACKIN’

TOKOHSETU

“Biasanya kami ser-

ing mengadakan

bersih-bersih pantai,

terus kalau ada pen-

gunjung yang mau

merusak pantai, ya

kami peringatkan.”

PenjagaKeasrianPantai Gunung Kidul

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 2

01

0 S

EP

TE

MB

ER

-OK

TO

BE

RI 2

01

0

Tempat-tempat wisata alam pada umumnya tidak lagi menjadi indah setelah banyak orang mengunjunginya, dan kemudian, baik secara sadar maupun tidak, merusaknya. Buah simalakama telah tumbuh di halaman belakang dunia pariwisata, mempromosi-

kan keindahan suatu tempat, berarti meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dan menambah pemasukan pemerintah daerah. Namun di sisi lain, keindahan alam tersebut teran-cam oleh tangan-tangan pihak tidak bertanggung jawab dari berbagai pihak.

Page 19: BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER ... dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api, harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari. Sampai

KOMUNITASBLACKPACKERKOMUNITASBLACKPACKER

Lagu Indonesia Raya, semakin jauh

kita mengumandangkannya, se-

makin dalam maknanya merasuk.

Kalau Susi Susanti tidak peduli mata merah

berairnya tampak ketika namanya disebut

sebagai peraih medali emas olimpiade, pu-

luhan anak muda lain di Ujung Kulon juga

bisa hening sesaat untuk merah putih. WR

Supratman memang dahsyat.

Setahun Blackpacker

Indonesia

35 BACKPACKIN’ 36

Kemerdekaan Indonesia tahun lalu, 2009, sebagian anggota yang sudah aktif di komunitas Backpacker Indonesia mengada-kan perjalanan ke Ujung Kulon dengan dip-impin oleh Yuni Artha. Kebetulan ada tanggal merah hari Jumat, jadi, bolehlah sekali-sekali ke tempat yang jauh tanpa cuti. Sesama mer-eka adalah orang-orang yang belum saling kenal, sangat lumrah bagi orang yang me-mang terbiasa jalan-jalan murah.

Di salah satu pulau kawasan Ujung Ku-lon, mereka ikut acara hormat bendera yang kebetulan waktu itu juga diikuti komunitas Couch Surfing Indonesia. Mungkin dari se-mangat merah putih, beberapa orang men-gusulkanuntk membuat komunitas baru, yang itu jadi semacam negara bagian dari Backpacker Indonesia, maka muncullah Blackpacker Indonesia. Dipilih nama “Blackpacker” karena mer-

eka suka main ke pantai dan pantai membuat kulit hitam (black). Awalnya, ide-ide itu hanya mengalir begitu saja, tidak terlalu ngoyo un-tuk betul-betul menggodoknya. Tapi ternya-ta, Yudhistira Rangga Wahesya, salah satu dari mereka, kebetulan baru punya modem baru. Dia, antara iseng dan serius, membuat fan page Blackpacker Indonesia. Tanggapan awalnya kering. Mencari 100 orang saja untuk join fan page ini su-

OLEH : MUHAMMAD IQBAL

BACKPACKIN’

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 20

10

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 2

01

0

Page 20: BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER ... dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api, harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari. Sampai

37 BACKPACKIN’ 38BACK

PACKIN’

sahnya minta ampun. Tapi perjalanan-perjalanan berikutnya tetap dibuat dan tetap seru, dengan orang yang itu lagi itu lagi. Ujung Genteng (Sept 09), Kepulauan Seribu (Sept 09, Okt 09, Apr 10), Desa Sawarna (Nov 09), Dieng-Magelang-Jog-ja (Des 09), Nusa Kambangan - Pangan-daran - Green Canyon - Galunggung (Des 09), Krakatau (Feb 10), Malang (Mei 10), Surabaya (Mei 10), dan Baduy (Juni 10) adalah daftar panjang perjalanan mereka. Tidak jarang, “merger” perjalanan dilaku-kan dengan komunitas setipe lain. Ke de-pannya, mereka ingin sekali menjelajahi Lombok, Pulau Komodo, Wakatobi, Tora-ja, Alor, dan Raja Ampat. Mungkin kar-ena ngiler dengan perjalanan-perjalanan tersebut yang menjadi motif 1.400 orang untuk join Blackpacker Indonesia. Tentu tidak semua peserta yang ikut di

Ujung Kulon ikut ke seluruh perjalanan terse-but. Tapi itu “ditambal” dengan orang-orang baru yang hampir selalu ada di setiap per-jalanan. Ini bisa jadi indikator bahwa Black-packer Indonesia bukanlah komunitas ter-tutup. Mereka justru senang dengan warna karakter baru. Kegiatan kumpul-kumpul tidak hanya dilakukan waktu perjalanan, tapi dalam kes-eharian juga makin intensif. Hampir setiap minggu mereka kumpul-kumpul, entah untuk makan bareng, nonton bareng, atau sekedar ngobrol bareng. Mereka tumbuh menjadi sebuah komunitas yang terkait secara emo-sional, seperti keluarga. Blackpacker menja-di “comfort zone” bagi sebagian besar dari mereka. Karena mayoritas anggota berdomisili

di Jabodetabek, jadilah acara kumpul-kum-pul seringkali dilakukan di Jakarta. Biasanya di Setia Budi, Plaza Semanggi, Sarinah, Ta-man Menteng, atau Taman Suropati. Terka-dang, angkringan juga menjadi pilihan buat mereka. Tidak ada base camp khusus, tapi memang sepertinya mereka tidak perlu itu. Lebih menyenangkan kumpul di tempat yang berbeda-beda, sesuai keinginan saat itu. Selanjutnya, muncullah ide-ide untuk berkegiatan di luar jalan-jalan. Hunting dan sharing foto semakin rutin dilakukan. Bere-nang bisa dibilang sudah menjadi agenda ru-

tinan beberapa orang dari mereka. Kegiatan-kegiatan ini seperti kaki gurita yang walaupun banyak dan besar, tapi tetap punya kepala yang lebih besar, ya tentu saja jalan-jalan. Informasi jalan-jalan selalu dilempar ke mailing list [email protected] walau punya fan page Blackpack-er Indonesia, tapi milis lebih sering dijadikan papan informasi perjalanan komunitas. Kalau mau mencari komunitas jalan-jalan yang pu-nya hubungan hangat, Blackpacker Indone-sia adalah salah satu pilihan bagus.

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 20

10

KOMUNITASBLACKPACKERKOMUNITASBLACKPACKER

Page 21: BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER ... dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api, harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari. Sampai

RESENSIBUKU RESENSIBUKU

39 BACKPACKIN’ 40BACK

PACKIN’

Betul kata Ibnu Batuta, bahwa seorang petualang punya insting menulis lebih besar

daripada sebelum ia bertualang. Itu pula yang terjadi pada Norman Edwin. Ia besar dari banyak media nasional, termasuk Kompas. Buku yang baru saja diter-bitkan oleh KPG dengan judul Nor-man Edwin: Catatan Sahabat Sang Alam, berusaha merangkum semua hasil tu-lisan pria tersebut yang tersebar di berbagai tempat menjadi satu literatur yang dapat menjadi panduan bagi mereka yang memiliki hasrat yang sama untuk menjelajahi alam. Enam puluh empat catatan perjalanan-nya dalam buku eks Mapala UI ini sungguh menjadi tambang emas bagi pencari ilmu ekowisata. Norman memaparkan sedemikian rupa sehingga mampu menyentil pembenah-

an ekowisata. Beberapa cerita yang ia papar-kan adalah ketika mengarungi Sungai Kapuas di Kalimantan Barat, menyusuri Gua Luweng Ombo di Pacitan, Jawa Timur, dan mengarun-gi Samudera Indonesia dengan perahu pinisi Ammana Gappa. Sampai akhirnya perjalan-an ‘sahabat alam’ ini pun berakhir di sebuah gunung bersalju bernama Aconcagua pada tanggal 21 Maret 1992. Pengalaman dalam bukunya ini membuat kaki ingin segera ber-lari ke tempat-tempat tersebut.

Bagi para backpack-er, Afghanistan mungkin menjadi

pilihan nomor bontot untuk dikunjungi. Wajar saja, kar-ena siapa yang ingin men-empuh bahaya memasuki sebuah daerah peperan-gan, tidak sengaja mengin-jak ranjau di padang pasir, dan hanya disuguhi pe-mandangan puing-puing gedung runtuh di sepan-jang perjalanan? Namun, tidak de-mikian bagi Agustinus Wibowo. Alumnus Univer-sitas Beijing ini justru ge-mar menjelajahi negara-negara bahaya seperti Iran, Pakistan, Tajikistan, dan Turkemistan. Perjalanan Agustinus di Afghanistan menghabis- kan waktu yang tidak singkat. Dua tahun ia menetap di Ka-bul sebagai seorang fotografer jurnalis, sibuk naik turun truk untuk menyisir lokasi-lokasi di

Catatan ‘Norman Edwin’

SangSahabat Alam

Menghirup Debudi Afghanistan

OLEH : GEREMY GEMARISTA

OLEH :GEREMY GEMARISTA

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 20

10

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 2

01

0

pelosok negeri tersebut, dan menjelajahi bu-daya lokal warga setempat. Ia menggambar-kan dengan baik tentang wajah Afghanistan yang sebenarnya dalam buku ini.

Page 22: BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER ... dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api, harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari. Sampai

AKSESORISSOLIO

41 BACKPACKIN’ 42BACK

PACKIN’

Satu minggu tanpa makanan, manu-sia masih bisa hidup, tapi tiga hari saja tanpa air, manusia pada umum-

nya tidak mampu bertahan. Nilai air menjadi lebih penting bagi backpackers yang sering kali tidak mengetahui kondisi sekitar. Tidak semua tempat memiliki akses air bersih yang mudah. Untuk itulah LifeStraw® diciptakan.

LifeStraw SebagaiFilter Air Praktis

Alat ini merupakan filter air berbentuk sedotan yang sangat praktis dibawa. Peng-gunaannya semudah menggunakan sedotan biasa, tinggal menyedot air dari sumber air manapun. Bakteri dan virus dengan sendi-rinya akan tersaring sehingga tidak masuk ke mulut kita. Vestergaard Frandsen adalah perusa-haan Swiss di bidang pengadaan alat bantu kesehatan yang menggagas sedotan canggih ini. Target distribusinya adalah negara-neg-

OLEH : AMBAR ARUM

ara berkembang yang kesulitan mengakses air bersih. Dua jenis produk keluarannya yaitu LifeStraw® Personal untuk kebutuhan pribadi dan LifeStraw® Family yang lebih cocok di-gunakan sekeluarga. Satu buah LifeStraw® Personal dapat menyaring bakteri dalam air hingga 700 liter, atau setara dengan penggunaan satu tahun oleh satu orang. Sedangkan LifeStraw® Fam-ily memiliki kemampuan menyaring hingga 18.000 liter air, cukup untuk satu keluarga se-lama dua tahun. Dengan LifeStraw®, pendaki gunung tidak perlu lagi membawa air terlalu banyak,

cukup mengambil dari sumber mata air sep-erti air terjun atau aliran sungai, dan tidak perlu repot-repot memasak untuk menghil-angkan bakteri-bakterinya. LifeStraw® dapat melakukan itu hanya dengan sekali sedotan! Banyak toko on line yang menjual LifeStraw®, termasuk Forum Jual Beli Kaskus. Kisaran harga untuk LifeStraw® Personal yaitu Rp 150 ribu-Rp 300 ribu. Sayangnya belum ada info yang jelas tentang harga LifeStraw® Family yang dipatok. Keterangan lebih detail mengenai LifeStraw® dapat dilihat dihttp://www.vestergaard-frandsen.com/lifestraw

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 20

10

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 2

01

0

Page 23: BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER ... dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api, harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari. Sampai

TIPSFOTO

BACKPACKIN’ 44

1. Bawalah tas yang proporsional untuk kam-era Anda dan aksesorinya.

2. Persiapkan beberapa baterai cadangan, memory card, dan tripod untuk memotret dalam keadaan tertentu, seperti intensitas cahaya rendah, komposisi tinggi, atau foto bersama.

3. Baik juga jika Anda menambah pengeta-huan tentang fotografi lebih dulu sebelum pergi. Jelajahi saja internet untuk itu.

4. Ambil beberapa frame dengan beragam angle untuk satu tempat atau momen seh-ingga Anda bisa memilih mana yang terbaik.

5. Terakhir, ini yang paling penting, jangan lupa menikmati perjalanan wisata Anda. Jan-gan sampai, karena Anda begitu berseman-gat mencari gambar-gambar bagus, Anda jadi tidak menikmati suasana. Jadi, sempat-kan pula untuk mencium bunga, menghirup udara segar, atau mencuci wajah dengan air sungai yang bening.

Ketimbang Anda kehilangan momen-momen yang mengesankan di tempat yang Anda kunjungi, pelajari dulu kiat-kiat memotret selama Anda bepergian.

MenangkapMomen IndahOLEH : MUHAMMAD IQBAL

TIPSFOTO S

EP

TE

MB

ER

-OK

TO

BE

RI 2

01

0

foto : galih.dok

Page 24: BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER ... dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api, harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari. Sampai

INFOBIINFOBI

45 BACKPACKIN’ 46BACK

PACKIN’

KegiatanBlackpackerdanTim Sergap

Info Trip

Berikut ini adalah beberapa trip yang rencananya akan dilangsungkan se-lama bulan September dan Oktober.

Redaksi Backpackin’ hanya mengumpulkan info-info trip dari berbagai komunitas back-packer, Backpackin’ tidak bertindak sebagai penyelenggara acara. Informasi lebih lanjut dapat menghubungin langsung komunitas yang bersangkutan. Selamat berpetualang!

SEPTEMBER

1. Gunung ArgopuroProbolinggo-Jawa Timur 12 September – 16 September 2010

Diadakan oleh : Share TravellerKontak : [email protected] grup : Share Traveller

OKTOBER

1. Sabang, Pulau Weh - NAD (Short trip)23 Oktober - Oktober 27 2010

Diadakan oleh : Share TravellerKontak : [email protected] Fb grup : Share Traveller

2. Panjat Tebing di CitatahCitatah, BandungOktober 2010(tanggal pasti belum ditentukan)

Diadakan oleh : Tim Sergap IndonesiaFb grup: TIM SERGAP INDONESIA www.sergapindonesia.com

OLEH : AMBAR ARUM

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 20

10

SE

PT

EM

BE

R-O

KT

OB

ER

I 2

01

0

Tanggal 17 agustus 2010. Sejak ten-gah malam, terdengar keramaian dari salah villa di kawasan puncak. Suara

tawa mulai dari yang cekikikan sampai yang terbahak-bahak terdengar hingga menje-lang subuh. Setelah diselidiki, ternyata dis-

itu berkumpul para blackers, sebutan dari anggota kelompok Blackpacker Indonesia. Disini sekitar 37 blackers berkumpul untuk merayakan hari jadi kelompok Blackpacker Indonesia yang pertama. Sejumlah trip te-lah mereka lakukan mulai dari Ujung Kulon, Ujung Genteng, Nusa Kambangan, sampai Baduy. Kedepannya Blackpacker Indonesia masih memiliki setumpuk rencana perjalan-an ke sudut-sudut Indonesia lain yang ek-sotis. Pada kesempatan ini pula para black-ers mengibarkan bendera merah putih dan melakukan bakti sosial ke anak-anak jalanan di Bogor. Mau ikutan jalan-jalan seru bareng Blackpacker Indonesia? Segera bergabung dengan milisnya di [email protected]

TIM SERGAP

Menjelang bulan puasa, tepatnya tanggal 31 Juli 2010 lalu, Tim Sergap melakukan caving di Goa Buniayu,

Sukabumi. Setelah berjam-jam menyusuri stalagnit ditemani dengan kelelawar-kelela-war, akhirnya mereka keluar dengan senyum puas dan lumpur diseluruh badan dan wajah mereka. Sehari sebelumnya, Tim Sergap baru saja merayakan ulang tahunnya yang kedua. Caving merupakan salah satu aktivitas yang mereka lakukan, selain caving juga ada susur pantai, wall climbing, arung jeram dan juga mendaki gunung. Kunjungi www.sergapindo-nesia.com untuk informasi lebih lanjut.

Page 25: BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER ... dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api, harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari. Sampai