bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1.1 profil...

18
43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Perusahaan Food and Beverage Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011. Sampel dalam penelitian ini ada sebanyak 10 perusahaan dengan menggunakan teknik sampel sensus, dimana semua populasi dijadikan sampel penelitian. Setiap perusahaan Food and Beverage yang menjadi sampel, memiliki profil perusahaan masing-masing yang menjelaskan secara detail tentang perusahaan tersebut. Untuk itu, penulis akan menyajikan profil dari perusahaan Food and Beverage sebagai berikut: 1. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk berpusat di Jl. Prof. Dr. Soepomo No.233 Jakarta. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 26 Januari 1990. Ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi usaha bidang perdagangan, perindustrian, peternakan, perkebunan, pertanian, perikanan, dan jasa. Produk perusahaan yang utama adalah usaha industri mie, perdagangan mie, khususnya mie kering dan mie instan. Sedangkan perusahaan anak bergerak dalam bidang industri biskuit, permen, perkebunan kelapa sawit, dan pembangkit tenaga listrik. 2. PT Cahaya Kalbar Tbk PT Cahaya Kalbar, Tbk (“Perusahaan”) awalnya bernama CV Tjahaja Kalbar pada tahun 1968 di Pontianak. Kantor pusat perusahaan terletak di Jl. Industri

Upload: lythu

Post on 10-Apr-2019

287 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Profil Perusahaan Food and Beverage

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011.

Sampel dalam penelitian ini ada sebanyak 10 perusahaan dengan menggunakan

teknik sampel sensus, dimana semua populasi dijadikan sampel penelitian. Setiap

perusahaan Food and Beverage yang menjadi sampel, memiliki profil perusahaan

masing-masing yang menjelaskan secara detail tentang perusahaan tersebut.

Untuk itu, penulis akan menyajikan profil dari perusahaan Food and Beverage

sebagai berikut:

1. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk berpusat di Jl. Prof. Dr. Soepomo No.233

Jakarta. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 26 Januari 1990. Ruang lingkup

kegiatan perusahaan meliputi usaha bidang perdagangan, perindustrian,

peternakan, perkebunan, pertanian, perikanan, dan jasa. Produk perusahaan yang

utama adalah usaha industri mie, perdagangan mie, khususnya mie kering dan mie

instan. Sedangkan perusahaan anak bergerak dalam bidang industri biskuit,

permen, perkebunan kelapa sawit, dan pembangkit tenaga listrik.

2. PT Cahaya Kalbar Tbk

PT Cahaya Kalbar, Tbk (“Perusahaan”) awalnya bernama CV Tjahaja Kalbar

pada tahun 1968 di Pontianak. Kantor pusat perusahaan terletak di Jl. Industri

44

Selatan 3 blok GG No. 1, Cikarang, Bekasi 17550, Jawa Barat. Ruang lingkup

kegiatan usaha Perusahaan meliputi bidang industri makanan berupa industri

minyak nabati, dan minyak nabati spesialitas, termasuk perdagangan umum,

impor, dan ekspor.

3. PT Delta Djakarta Tbk

Pabrik “Anker Bir” didirikan pada tahun 1932 dengan nama Archipel

Brouwerij. Dalam perkembangannya, kepemilikan pabrik ini telah mengalami

beberapa kali perubahan sehingga berbentuk PT Delta Djakarta pada tahun 1970.

Perusahaan dan pabriknya berlokasi di Jalan Inspeksi Tarum Barat, Bekasi Timur-

Jawa Barat. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan yaitu untuk memproduksi dan

menjual bir pilsener dan bir hitam dengan merek “Anker”, “Carlsberg”, “San

Miguel”, “Kuda Putih”, dan “San Mig Light”. Perusahaan juga memproduksi dan

menjual produk minuman non-alkohol dengan merek “Sodaku”, dan “Soda Ice”.

4. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (dahulu PT. Indofood Sukses

Makmur Tbk, PT Gizindo Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Indobiskuit

Mandiri Makmur, dan PT Ciptakemas Abadi) merupakan produsen berbagai jenis

makanan dan minuman yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Kantor pusat di

Sudirman Plaza, Indofood Tower Lantai 23 Jl. Jend. Sudirman Kav 76-78 Jakarta.

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1990 oleh Sudono Salim dengan nama

Panganjaya Intikusuma yang pada tahun 1994 menjadi Indofood. Perusahaan ini

mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa.

45

5. PT Indofood Sukses Makmur Tbk

PT Indofood Sukses Makmur, Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Republik

Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya

Intikusuma. Kantor pusat Perusahaan bertempat di Sudirman Plaza, Indofood

Tower, Lantai 27, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 76-78, Jakarta. Perusahaan bergerak di

bidang usaha pembuatan mie dan penggilingan gandum menjadi tepung terigu.

6. PT Multi Bintang Indonesia, Tbk

PT Multi Bintang Indonesia, Tbk didirikan pada tanggal 3 Juni 1929.

Perseroan beroperasi dalam industri bir dan minuman lainnya. Kantor pusat

perusahaan di Jl. Daan Mogot Km.19 Tangerang. Perseroan melakukan aktivitas

produksi bir dan minuman lainnya dan produk-produk lain yang relevan,

pemasaran produk-produk pada pasar lokal dan internasional, dan impor atas

bahan-bahan promosi yang relevan dengan produk-produknya. Perseroan memulai

operasi komersial pada tahun 1929.

7. PT Mayora Indah Tbk

PT Mayora Indah, Tbk (Perusahaan) didirikan dengan Akta No. 204 tanggal

17 Februari 1977. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah menjalankan bidang

usaha industri makanan, kembang gula, dan biskuit. Perusahaan menjual

produknya di pasar lokal dan luar negeri. Perusahaan memulai usahanya secara

komersial pada bulan Mei 1978. Kantor pusat Perusahaan terletak di Gedung

Mayora, Jl. Tomang Raya No. 21-23, Jakarta.

46

8. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk

PT Prasidha Aneka Niaga, Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT

Aneka Bumi Asih pada tanggal 16 April 1974. Penggantian nama Perusahaan

menjadi PT Prasidha Aneka Niaga, Tbk dilakukan pada tanggal 29 Desember

1993. Perusahaan berdomisili di Jalan Jenderal Sudirman No. 47, Jakarta Selatan.

Ruang lingkup Perusahaan yaitu dalam bidang pengolahan dan perdagangan hasil

bumi. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1974.

9. PT. Sekar Laut Tbk

PT Sekar Laut, Tbk (“Perusahaan”) didirikan pada tanggal 19 Juli 1976.

Perusahaan bergerak dalam bidang industri pembuatan kerupuk, saos tomat,

sambal, dan bumbu masak, serta menjual produknya di dalam negeri maupun di

luar negeri. Perusahaan beroperasi secara komersial pada tahun 1976. Kantor

pusat Perusahaan terletak di Jl. Jend. Sudirman Kav. 7-8 Jakarta.

10. PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk

PT Sekar Laut, Tbk (“Perusahaan”) didirikan pada tanggal 19 Juli 1976.

Perusahaan bergerak dalam bidang industri pembuatan kerupuk, saos tomat,

sambal, dan bumbu masak, serta menjual produknya di dalam negeri maupun di

luar negeri. Perusahaan beroperasi secara komersial pada tahun 1976. Kantor

Pusat Perusahaan terletak di Bandung, Jawa Barat.

4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah 10 perusahaan. Food

and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari 10 perusahaan tersebut

47

indikator yang diperhatikan adalah nilai Return On Assets (ROA) dan perubahan

laba dari masing-masing perusahaan selama periode 2008-2011. Nilai Return On

Assets dan perubahan laba diperoleh berdasarkan laporan keuangan yang

dipublikasikan oleh masing-masing perusahaan.

4.1.2.1 Variabel Return On Assets (ROA)

Return On Assets (ROA) merupakan variabel independen (X) dalam

penelitian ini. Secara lengkap, nilai rata-rata Return On Assets (ROA) untuk setiap

perusahaan dapat ditampilkan dalam grafik 4.2 pada halaman berikut:

Gambar 4.2 : Rata-Rata Return On Assets (ROA) Perusahaan Food and Beverage

Sumber : Data Olahan, 2012

Dari grafik diatas terlihat bahwa seluruh perusahaan manufaktur sektor

food and beverages selama periode 2008-2011memperoleh ROA yang positif.

Artinya selama periode tersebut manajemen mampu mengoptimalkan aset yang

0.0000

0.0500

0.1000

0.1500

0.2000

0.2500

0.3000

0.3500

7.09%

17.53%

10.05%

6.02%

9.13%

34.60%

5.31%3.47% 3.43%

7.74%

48

dimiliki dalam menghasilkan laba. Perusahaan yang mempunyai nilai ROA

tertinggi adala PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk yakni sebesar 34.6% sedangkan

perusahaan yang memiliki ROA terendah adalah PT. Tiga Pilar Sejahtera Food,

Tbk dengan nilaiu ROA secara rata-rata sebesar 3.43%

Dari hasil diatas dapat ditarik kesimpulan awal bahwa kinerja

perusahaan-perusahan manufaktur sektor food and beverages selama periode

2008-2011 menunjukkan kinerja yang baik. Kondisi ini merupakan sinyalemen

yang positif bagi investor yang ingin berinvestasi di bursa saham terutama yang

tertarik untuk berinvestasi di sektor manufaktur.

4.1.2.2 Variabel Perubahan Laba

Perubahan laba merupakan variabel dependen (Y) dalam penelitian ini.

Secara lengkap, nilai rata-rata perubahan laba untuk setiap perusahaan dapat

ditampilkan dalam grafik 4.2 adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3 : Rata-Rata Perubahan Laba Perusahaan Food and Beverage

Sumber : Data Olahan, 2012

0.0000

0.5000

1.0000

1.5000

2.0000

2.5000

69.01%

36.76%

201.02%

54.59%39.57%

65.31% 69.31%

33.89%

78.04%

222.92%

49

Demikian pula untuk kondisi laba dari perusahaan manufaktur sektor food

and beverages selama periode 2008-2011 dimana seluruh perusahaan yang

diamati menunjukkan perubahan laba yang positif. Dengan kata lain seluruh

perusahaan manufaktur sektor food and beverages yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia berhasil memperoleh peningkatan laba selama periode 2008-2011.

Dilihat dari pencapaian laba, dua perusahaan berhasil memperoleh pertumbuhan

laba lebih dari 2x lipat selama periode 2008-2011. Kedua perusahaan itu adalah

PT. Ultra Jaya Milk, Tbk dengan peningkatan laba secara rata-rata mencapai

222.92% dan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk dengan peningkatan laba

mencapai 201.02%.

Peningkatan laba dari perusahaan sektor food and beverages ini banyak

dikontribusikan oleh kenaikan konsumsi masyarakat akibat dari membaiknya

kondisi ekonomi secara keseluruhan. Berdasarkan hasil analisis diatas dapat

menggambarkan kemampuan perusahaan sektor food and beverages dalam

menghasilkan laba sehingga kedepannya dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan bagi investor untuk berinvestasi di pasar saham.

4.1.3 Analisis Regresi Data Panel

4.1.3.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel

yang digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam

penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Untuk melakukan

50

pengujian asumsi normalitas data tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan

pengujian metode Jarque Berra (JB). Adapun hipotesis yang akan diuji adalah :

H0 : Data variabel yang diamati berdistribusi normal

H1 : Data variabel yang diamati tidak berdistribusi normal

: 5%

Statistik uji :

22 1

36 4

n kJB S K

Dimana : n adalah jumlah observasi ; k adalah jumlah variabel bebas (k

akan sama dengan nol untuk pengujian data tunggal) ; S adalah

nilai Skewness; dan K adalah nilai Kurtosis.

Kriteria uji : Jika nilai probabilitas dari statistik JB lebih kecil dari tingkat

signifikansi yang digunakan maka H0 ditolak. Sebaliknya jika nilai

probabilitas dari statistik JB lebih besar dari tingkat signifikansi

yang digunakan maka H0 diterima

Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan E-Views adalah sebagai

berikut :

Date: 05/22/12

Time: 10:13

Sample: 2008 2011

LABA_

CAHAYA

LABA_

DELTA

LABA_

INDOCBP

LABA_INDO

SUKSES

LABA_

MAYORA

LABA_

MULTI

LABA_

PRASIDHA

LABA_

SEKAR

LABA_

TIGAPILAR

LABA_

ULTRA

Mean 0.690095 0.367570 2.010240 0.545902 0.395665 0.653102 0.693050 0.338872 0.780433 2.229230

Median 0.452665 0.306840 1.380185 0.560825 0.343330 0.416210 0.469795 -0.009795 0.898485 0.348795

Maximum 2.257750 0.769560 5.069330 1.006850 0.896540 1.634440 2.434490 1.997530 1.007510 9.017980

Minimum -0.402700 0.087040 0.211260 0.055110 -0.000540 0.145550 -0.601880 -0.622450 0.317250 -0.798650

Std. Dev. 1.150883 0.331943 2.211147 0.405002 0.372808 0.673163 1.302992 1.160427 0.319492 4.569900

Skewness 0.598883 0.287641 0.708044 -0.107545 0.465056 0.970101 0.504065 0.853020 -0.944563 1.088844

Kurtosis 1.916363 1.376537 1.900692 1.717182 2.016910 2.184695 1.871674 2.095192 2.140174 2.282672

Jarque-Bera 0.434819 0.494430 0.535631 0.281981 0.305263 0.738184 0.381574 0.621542 0.718017 0.876147

51

Probability 0.804600 0.780973 0.765049 0.868498 0.858446 0.691362 0.826308 0.732882 0.698369 0.645278

Sum 2.760380 1.470280 8.040960 2.183610 1.582660 2.612410 2.772200 1.355490 3.121730 8.916920

Sum Sq. Dev. 3.973593 0.330559 14.66752 0.492079 0.416958 1.359443 5.093363 4.039776 0.306226 62.65197

Observations 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Sumber : Data Olahan, 2012

Berdasarkan hasil diatas terlihat bahwa nilai JB untuk variabel perubahan

laba pada seluruh perusahaan yang diamati mempunyai nilai signifikansi diatas

0.05 sehingga Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dari

variabel perubahan laba untuk seluruh perusahaan yang diamati telah berdistribusi

normal.

4.1.3.2 Hasil Analisis Regresi Data Panel

Hasil analisis pengaruh ROA terhadap perubahan laba dengan

menggunakan regresi data panel sebagai berikut :

Dependent Variable: LABA?

Method: Pooled EGLS (Cross-section weights)

Date: 05/22/12 Time: 10:10

Sample: 2008 2011

Included observations: 4

Cross-sections included: 10

Total pool (balanced) observations: 40

Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.337987 0.420567 -0.803646 0.4281

ROA? 11.57890 3.953590 2.928706 0.0066

Fixed Effects (Cross)

_CAHAYA--C 0.206849

_DELTA--C -1.324224

_INDOCBP--C 1.185126

_INDOSUKSES--C 0.186550

_MAYORA--C -0.322923

_MULTI--C -3.014921

_PRASIDHA--C 0.415908

_SEKAR--C 0.275651

_TIGAPILAR--C 0.721263

_ULTRA--C 1.670721

Effects Specification

52

Cross-section fixed (dummy variables)

Weighted Statistics

R-squared 0.337555 Mean dependent var 1.663694

Adjusted R-squared 0.109126 S.D. dependent var 2.108571

S.E. of regression 1.695900 Sum squared resid 83.40626

F-statistic 2.477722 Durbin-Watson stat 2.500778

Prob(F-statistic) 0.017883

Unweighted Statistics

R-squared 0.235946 Mean dependent var 0.870416

Sum squared resid 83.93545 Durbin-Watson stat 1.811781

Sumber : Data Olahan, 2012

Jika hasil analisis di atas diinterpretasikan ke dalam model regresi data

panel maka hasilnya adalah sebagai berikut:

Yit = β0 + β1 Xit

= -0,34 + 11,58 x 1

= 11,24

Jadi, jika ROA (X) meningkat 1% maka akan mempengaruhi perubahan

laba (Y) sebesar 11,24%.

4.1.3.3 Pengujian Regresi Data Panel Secara Keseluruhan

Setelah diperoleh model persamaan regresi taksiran maka langkah

selanjutnya adalah melakukan pengujian signifikansi koefisien regresi secara

bersama-sama (Testing The Overall Significance of Regression). Pengujian secara

simultan dilakukan dengan melakukan pengujian F. Langkah-langkah

pengujiannya adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis

H0 : β0 = β1 = 0

53

H1 : Sekurang-kurangnya ada sebuah 0i

2. Taraf signifikansi

α = 0.05

3. Statistik Uji

Re / 1

Re /

JK gresi N kF

JK sidu NT N k

4. Kriteria pengujian :

Tolak Ho jika ; 1 ,hit N k NT N kF F

atau p-value α. Terima Ho dalam hal

lainya.

Dengan menggunakan bantuan E-Views 7 dan Microsoft Excel 2003

didapat nilai F-hitung sebesar 2.4777. Adapun nilai F-tabel pada tingkat

signifikansi 5% dan derajat bebas pembilang (df1) sebesar N+k-1 = 10+1-1 = 10

dan derajat bebas penyebut (df2) sebesar NT-N-k = 10*40-10-1 = 40-10-1 = 29

adalah sebesar 2.18. Jika dibandingkan kedua nilai F ini maka nilai F-hitung

masih lebih besar dari F-tabel sehingga Ho ditolak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel ROA secara bersama-

sama mempunyai pengaruh yang signifikan dalam menentukan besarnya

perubahan laba di perusahaan manufaktur sektor industri food and beverage yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011.

4.1.3.4 Pengujian Secara Parsial

Setelah diketahui bahwa secara keseluruhan model pengaruh ROA

terhadap perubahan laba telah signifikan langkah selanjutnya adalah melakukan

54

pengujian terhadap signfikansi pengaruh variabel ROA terhadap perubahan laba.

Untuk keperluan itu dilakukan pengujian koefisien regresi secara individual

(Testing Individual Regression Coefficient). Pengujian hipotesis secara parsial

menggunakan uji t. Jika nilai t-hitung yang diperoleh lebh besar dari nilai t-tabel

pada tingkat signifikansi tertentu dan derajat bebas (NT-N-k) maka Ho ditolak.

Secara eksplisit hipotesis di atas dapat dinyatakan sebagai berikut

Pengujian Pengaruh Variabel ROA terhadap perubahan laba

Ho : 1 0 (tidak terdapat pengaruh variabel ROA terhadap laba)

H1 : 1 0 (terdapat pengaruh variabel ROA terhadap laba)

: 5%

Dari hasil analisis sebelumnya diketahui nilai t-hitung untuk variabel ROA

sebesar 2.9287. Sedangkan nilai t-tabel pada tingkat signfikansi 5% dan derajat

bebas 29 sebesar 2.0452. Jika dibandingkan dengan nilai t-hitung yang diperoleh

maka nilai t-hitung masih lebih besar dari t-tabel sehingga Ho ditolak. Dengan

demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel ROA

terhadap perubahan laba di perusahaan manufaktur sektor industri food and

beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011 pada

tingkat kepercayaan 5%.

4.1.4 Interpretasi Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan

variabel bebas dalam menjalankan perubahan pada variabel tidak bebas secara

bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan

55

antar variable dalam model yang digunakan. Besarnya nilai R2 berkisar antara 0<

R2

<1. Jika nilai R2 semaikn mendekati satu maka model yang diusulkan

dikatakan baik karena semakin tinggi variasi variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh variabel independen.

Berdasarkan hasil estimasi model persamaan regresi yang telah dilakukan

diatas diperoleh nilai koefisien determinasi R2

sebesar 0.3376. Nilai ini berarti

bahwa sebesar 33.76% perubahan laba di perusahaan manufaktur sektor industri

food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-

2011 dapat diterangkan oleh nilai ROA yang diperoleh, sedangkan sisanya

sebesar 66.24% dipengaruhi oleh variabel lain.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan analisis dengan menggunakan regresi data panel yang telah

dilakukan sebelumnya, diketahui bahwa nilai ROA mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap perubahan laba. Ini didasarkan terhadap hasil pengujian

statsitika baik secara keseluruhan maupun secara parsial.

Jika dilihat dari koefisien regresi yang dihasilkan, maka ROA memiliki

pengaruh yang positif terhadap perubahan laba dari perusahaan manufaktur sektor

industri food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode

2008-2011. Semakin tinggi nilai ROA suatu perusahaan maka laba yang akan

dipeoleh juga semakin meningkat. Setiap kenaikan ROA sebesar satu persen maka

akan mampu meningkatkan perubahan laba perusahaan secara rata-rata sebesar

11.24%.

56

Sedangkan jika dianalisis per perusahaan mengenai kenaikan laba yang

akan diperoleh setiap perusahaan jika seandainya ROA meningkat satu persen

adalah sebagai berikut:

1. PT. Cahaya Kalbar, Tbk, meningkatnya ROA sebesar 1% akan

mempengaruhi peningkatan laba pada perusahaan sebesar 11,45%. Hasil

ini diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:

Laba_Cahaya = 0.206848560861 - 0.337987238738 + 11.5789027547 x 1

= 11,45

2. PT. Delta Djakarta, Tbk, meningkatnya ROA sebesar 1% akan

mempengaruhi peningkatan laba pada perusahaan sebesar 9,92%. Hasil ini

diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:

Laba_Delta = -1.32422441416 - 0.337987238738 + 11.5789027547 x 1

= 9,92

3. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, meningkatnya ROA sebesar 1% akan

mempengaruhi peningkatan laba pada perusahaan sebesar 11,43%. Hasil

ini diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:

Laba_Isukses = 0.186550320336 - 0.337987238738 + 11.5789027547 x 1

= 11,43

4. PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk, meningkatnya ROA sebesar 1%

akan mempengaruhi peningkatan laba pada perusahaan sebesar 12,43%.

Hasil ini diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:

Laba_IndoCBP = 1.18512645703 - 0.337987238738 + 11.5789027547 x 1

= 12,43%

57

5. PT. Mayora Indah, Tbk, meningkatnya ROA sebesar 1% akan

mempengaruhi peningkatan laba pada perusahaan sebesar 10,92%. Hasil

ini diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:

Laba_Mayor = -0.322922637629 - 0.337987238738 + 11.5789027547 x 1

= 10,92%

6. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk, meningkatnya ROA sebesar 1% akan

mempengaruhi peningkatan laba pada perusahaan sebesar 8,23%. Hasil ini

diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:

Laba_Multi = -3.01492114182 - 0.337987238738 + 11.5789027547 x 1

= 8,23

7. PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk, meningkatnya ROA sebesar 1% akan

mempengaruhi peningkatan laba pada perusahaan sebesar 11,66%. Hasil

ini diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:

Laba_Prasidh = 0.415908029894 - 0.337987238738 + 11.5789027547 x 1

= 11,66

8. PT. Sekar Laut, Tbk, meningkatnya ROA sebesar 1% akan mempengaruhi

peningkatan laba pada perusahaan sebesar 11,52%. Hasil ini diperoleh dari

perhitungan sebagai berikut:

Laba_Sekar = 0.275650758288 - 0.337987238738 + 11.5789027547 x 1

= 11,52

9. PT. Tiga Pilra Sejahtera Food, Tbk, meningkatnya ROA sebesar 1% akan

mempengaruhi peningkatan laba pada perusahaan sebesar 11,96%. Hasil

ini diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:

58

Laba_TPSJ = 0.721263374252 - 0.337987238738 + 11.5789027547 x 1

= 11,96

10. PT. Ultrajaya Milk, Tbk, meningkatnya ROA sebesar 1% akan

mempengaruhi peningkatan laba pada perusahaan sebesar 12,91%. Hasil

ini diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:

Laba_Ultra = 1.67072069296 - 0.337987238738 + 11.5789027547 x 1

= 12,91

Hasil selengkapnya mengenai kenaikan laba yang akan diperoleh setiap

perusahaan jika seandainya ROA meningkat sebesar satu persen dirangkum dalam

tabel berikut :

Tabel 4.3 : Tingkat Perubahan Laba pada 1% Return On Assets (ROA)

No Perusahaan Perubahan

Laba (%)

1 PT. Cahaya Kalbar, Tbk 11.448

2 PT. Delta Djakarta, Tbk 9.917

3 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 11.427

4 PT. Indofood Cbp Sukses Makmur, Tbk 12.426

5 PT. Mayora Indah, Tbk 10.918

6 PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk 8.226

7 PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk 11.657

8 PT. Sekar laut, Tbk 11.517

9 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk 11.962

10 PT. Ultra Jaya Milk, Tbk 12.912

Sumber : Data Olahan, 2012

Dari tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa PT.Ultra Jaya Milk, Tbk yang

memperlihatkan kinerja yang cukup bagus. Penentuan bagus tidaknya kinerja

didasarkan pada perubahan laba yang akan dicapai ketika ROA naik sebesar 1%.

Hasil analisis dengan data panel menunjukkan bahwa jika ROA berubah satu

59

persen maka laba yang akan diperoleh PT.Ultra Jaya Milk, Tbk akan meningkat

sebesar 12,9116%. Perusahaan selanjutnya yang memiliki kinerja yang baik

adalah PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk dengan rata-rata perubahan laba

jika seandainya ROA naik sebesar 1% adalah sebesar 12.426%.

Perubahan ROA menunjukkan perubahan kemampuan manajemen dalam

menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang digunakan dalam kegiatan

operasi. Semakin besar perubahan ROA menunjukkan semakin baik kemampuan

manajemen dalam memanfaatkan aktiva yang ada. Jika dikaitkan dengan

kemampuan menghasilkan laba, maka ROA digunakan untuk mengukur

efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva

yang dimiliki. Semakin besar ROA yang dimiliki oleh sebuah perusahaan maka

semakin efesien penggunaan aktiva sehingga akan memperbesar laba.

Hasil penelitian ini mendukung teori dari beberapa penelitian terdahulu

yaitu penelitian yang dilakukan oleh Meythi (2005) bahwa Return On Assets

(ROA) merupakan rasio yang paling baik dalam memprediksi perubahan laba

pada perusahaan Basic and Chemical periode 2000-2003, penelitian yang

dilakukan oleh Sunarwan (2007) bahawa Return On Assets (ROA) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap perubahan laba pada Bank Umum Di Indonesia

periode 2001-2005, dan penelitian yang dilakukan oleh Eka Kharunnisa (2009)

bahwa Return On Assets (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

perubahan laba pada perusahaan manufaktur periode 2005-2007.

Dari penjelasan mengenai ROA diatas maka dapat dikatakan bahwa

perusahaan-perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di

60

Bursa Efek Indonesia secara rata-rata telah memiliki kinerja yang baik. Ini terlihat

dari nilai ROA yang dimiliki oleh setiap perusahaan yang senantiasa bernilai

positif di sepanjang periode yang diamati (2008-2011). Nilai ROA yang dimiliki

oleh perusahaan secara rata-rata sebesar 10.44% menunjukkan bahwa manajemen

mampu mengoptimalkan aktiva yang ada dalam menghasilkan laba.

Demikian pula untuk rata-rata perubahan laba yang berhasil dicapai oleh

perusahaan manufaktur sektor food and beverages menunjukkan nilai yang cukup

signifikan mencapai 87.04%. Ini menunjukkan selama periode 2008-2011 secara

keseluruhan perusahaan manufaktur sektor food and beverages mengalami

pertumbuhan laba sebesar 87.04%. Besarnya peningkatan laba ini menjadi

sinyalemen bahwa manufaktur sektor food and beverages menunjukkan kinerja

yang sangat baik.