bab iv desain file server

Upload: maggie-kurnialamsah

Post on 09-Jul-2015

420 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB IV

RANCANGAN SISTEM

A. Perencanaan Sistem Sistem file server merupakan sistem yang memanfaatkan jaringan komputer berbasis klien server untuk menyediakan data dan account pengguna secara terpusat. Dalam sistem file server, jaringan komputer yang dirancang dengan baik akan menentukan pula kinerja sebuah file server yang baik. Untuk itu diperlukan sebuah pengetahuan yang cukup mengenai konsep TCP/IP agar konektivitas klien dan server semakin baik. Sebuah desain file server yang baik harusnya mempertimbangkan kesesuaian antara hardware dan software yang akan digunakan. Spesifikasi hardware yang tinggi akan percuma jika software yang digunakan tidak mendukung teknologi yang dibawa hardware tersebut. Demikian juga sebaliknya, jika spesikasi software yang digunakan pada hardware tersebut terlampau tinggi maka kinerja software kurang maksimal, sebab kinerja hardware sudah maksimum hanya untuk menjalankan sebuah sistem operasi yang digunakan. Sehingga sumber daya hardware tersebut tidak sanggup lagi untuk menjalankan aplikasi. Untuk itu, hendaknya penggunaan spesifikasi hardware yang tinggi diimbangi dengan penggunaan software yang tinggi pula. Agar file server memiliki kinerja yang baik, maka dalam perencanaannya diperlukan tahapan-tahapan yang sistematis mulai dari perancangan, analisa, dan perancangan desain file server yang akan dibangun. Sistem file server hendaknya dipandang pada kenyataan bahwa file server merupakan suatu sistem yang terdiri dari teknologi, perangkat keras, perangkat lunak, sumber daya manusia dan lingkungan. Dalam tahap perencanaan ini akan diuraikan tahapantahapan yang dilakukan sebagai syarat untuk membuat dan membangun suatu desain sistem file server. Tahapan-tahapan yang dilakukan antara lain:

1.

Inventarisasi sumber daya file server a) Komputer Komputer merupakan bagian terpenting dalam pembangunan sebuah file server, karena komputer akan digunakan sebagai tempat penyimpanan data, manajemen account dan file secara terpusat. Komputer dengan spesifikasi tinggi sangat dibutuhkan agar File Server benar-benar memiliki kinerja yang baik untuk memberikan pelayanan. Adapun spesifikasi komputer yang telah ada di SMK Ma'arif NU Tirto Pekalongan untuk dijadikan sebagai file server adalah : a. Prosesor AMD Sempron 2.01 GHz b. RAM DDR2 512 MB c. Harddisk SATA Maxtor 80 GB d. Onboard NIC Via Technologies 10/100 Mbps e. Motherboard Via Technologies f. VGA Via Technologies g. Power Supply 450 Watt h. CDROM Samsung 52x b) Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) Kabel UTP dibutuhkan oleh file server agar terkoneksi dengan klien melalui Switch. Letak file server direncanakan 3,5 meter dari Switch, sehingga kebutuhan kabel UTP kurang dari 4 meter. SMK Ma'arif NU Tirto Pekalongan masih mempunyai kabel UTP sepanjang 7 meter, sehingga masih mencukupi jika digunakan untuk menghubungkan file server dengan Switch. c) Konektor RJ-45 Diperlukan 2 buah konektor RJ-45 digunakan untuk menghubungkan kabel, dari file server ke switch.

d) Switch Agar setiap klien dapat terhubung ke file server, maka diperlukan switch. Pada laboratorium KKPI SMK Ma'arif NU Tirto Pekalongan terdapat sebuah switch D-Link 24 port. 2. Studi Lapangan SMK Ma'arif NU Tirto Pekalongan beralamat di jalan Wonoprojo nomor 19 desa Pacar kecamatan Tirto kabupaten Pekalongan. Laboratorium KKPI SMK Ma'arif NU Tirto Pekalongan digunakan sebagai tempat pelaksanaan pembelajaran pratik mata pelajaran KKPI, Administrasi Perkantoran, dan Akuntansi. Laboratorium KKPI tersebut memiliki luas ruangan 65.25 m2 dan didalamnya terdapat 14 unit komputer, terdiri dari 13 komputer yang digunakan oleh siswa dan 1 komputer yang digunakan oleh guru. Pada laboratorium tersebut sudah terdapat jaringan komputer lokal, dimana topologi fisiknya menggunakan topologi star. Komputer yang berjumlah 14 unit tersebut terhubung semua ke sebuah switch melalui media kabel jaringan. Tetapi penggunaan jaringan komputer tersebut belum dioptimalkan. Penggunaannya masih sebatas untuk sharing file dan mengirimkan file dari komputer guru ke komputer siswa ataupun sebaliknya. Tetapi penggunaan sharing file dan transfer file tersebut juga masih terbatas hanya dilakukan oleh seorang Guru saja. SMK Ma'arif NU Tirto Pekalongan juga menyediakan komputer tersendiri yang akan dibangun sebagai file server. Spesifikasi komputer tersebut bisa dikatakan cukup untuk digunakan sebagai file server yang melayani 436 pengguna, yang terdiri dari 433 siswa dan 3 Guru. Dengan melihat kondisi yang ada di SMK Ma'arif NU Tirto Pekalongan maka sangatlah memungkinkan untuk dibangunnya

sebuah file server di laboratorium KKPI yang mampu menyediakan data dan account secara terpusat bagi siswa dan siswi SMK Ma'arif NU Tirto Pekalongan. Dalam proses pembelajaran praktik yang berlangsung di laboratorium KKPI, sistem operasi yang digunakan oleh siswa telah terkonfigurasi untuk login secara otomatis saat komputer dinyalakan. Setiap siswa juga menyimpan hasil pekerjaannya di harddisk setiap komputer. Hal ini mengakibatkan data seorang siswa bisa dilihat oleh siswa lainnya yang suatu saat juga akan memakai komputer yang sama. Sehingga dimungkinkan seorang siswa hanya mengubah isi file yang sudah ada yang dimiliki siswa lainnya. Contoh kasusnya adalah jika pada suatu hari pukul 07.00 WIB pada laboratorium KKPI berlangsung proses pembelajaran praktik KKPI dengan materi mengetik surat menggunakan aplikasi pengolah kata untuk kelas 1 AK (Akuntansi) selama dua jam pelajaran. Seorang siswa bernama Mutiyaroh terlihat mulai mengerjakan tugas, beberapa saat kemudian seorang Guru menyuruh siswanya untuk menyimpan hasil pekerjaan praktik tersebut pada harddisk yang ada di komputer. Seorang Guru memerintahkan siswanya untuk menyimpan file tersebut dengan format: nama siswa diikuti dengan nama tugas praktik dan nama kelas, misalnya dalam contoh kasus ini nama filenya adalah mutiyaroh1AK. Lalu jam pelajaran praktik untuk kelas 1 AK pun usai. Pada jam pelajaran berikutnya yakni pukul 08.30 WIB berlangsung lagi proses pembelajaran praktik KKPI dengan materi yang sama seperti pada jam sebelumnya untuk kelas 1 MO (Mekanik Otomotif). Seorang siswa bernama Nidhomudin memasuki laboratorium dan kebetulan dia menggunakan komputer yang sebelumnya digunakan oleh Mutiyaroh. Dikarenakan Nidhomudin mengetahui bahwa komputer yang dia gunakan sebelumnya digunakan siswa lain dari 1 AK, lalu dia memakai kecerdikannya untuk memanfaatkan file yang sudah dikerjakan oleh siswa sebelumnya. Nidhomudin membuka

aplikasi pengolah kata dan dia tinggal membuka Recent Documents yang ada di aplikasi pengolah kata tersebut. Dengan ini tugas Nidhomudin menjadi ringan, file tersebut tinggal dia ubah sesuai dengan yang diinginkannya. Dengan dibangunnya file server maka diharapkan kejadian pencurian data bisa diminimalisir atau bisa menyulitkan pelaku yang ingin melakukan tindakan curang seperti contoh kasus diatas. B. Analisa Dengan melihat kondisi laboratorium, ketersediaan hardware dan teknologi yang sudah ada di laboratorium KKPI, dapat dimungkinkan untuk dibangunnya file server yang menyediakan account dan data terpusat bagi siswa siswi SMK Ma'arif NU Tirto Pekalongan. File Server yang akan dibangun tersebut bertujuan untuk menyediakan data dan account secara terpusat bagi siswa siswi SMK Ma'arif NU Tirto Pekalongan di laboratorium KKPI. Dari keterpusatan data tersebut akan berdampak baik bagi perkembangan proses pembelajaran, seperti mempermudah dan mempercepat seorang Guru untuk menilai hasil pekerjaan siswa, meminimalisir kejadian pencurian data oleh siswa lain, menambah keamanan data siswa dari serangan virus pada komputer klien, dan mempermudah dan mempercepat dalam membuat data cadangan (backup data). Sehingga manfaat ini diharapakan mampu mengoptimalkan proses pembelajaran praktik di laboratorium KKPI SMK Ma'arif NU Tirto Pekalongan. C. Desain Pada tahap desain sistem ini, akan dijelaskan tentang penempatan file server di laboratorium KKPI, pemilihan sistem operasi untuk file server, penentuan topologi jaringan yang sesuai, instalasi dan konfigurasi sistem operasi Ubuntu Server 8.10, instalasi dan konfigurasi file server, manajemen user pada file server, dan mengkoneksikan komputer siswa

dengan file server. Pada tahap desain ini, penyusun menggunakan aplikasi emulator VirtualBox untuk menginstalasi dan mengkonfigurasi sistem operasi beserta aplikasi file server. Setelah desain yang dibuat ini bisa berjalan dengan baik pada program emulator tersebut, barulah konfigurasi desain tersebut akan diterapkan pada lokasi tugas akhir yang sebenarnya. 1. Pemilihan sistem operasi file server Dengan melihat spesifikasi perangkat file server yang disediakan oleh pihak SMK Ma'arif NU Tirto Pekalongan, maka penyusun mempertimbangkan untuk menggunakan sistem operasi dengan kriteria sebagai berikut: a. Mendukung kinerja hardware dengan baik. Dukungan sistem operasi terhadap hardware sangat baik, sehingga teknologi yang dibawa hardware bisa dioptimalkan kinerjanya; b. c. Mendukung automatic update. Diharapkan sistem akan selalu up to date secara otomatis, dengan syarat terkoneksi ke internet; Memang dirancang khusus untuk ditujukan sebagai server, sehingga aplikasi grafis tidak perlu disertakan dalam paket sistem operasi tersebut; d. e. Kemudahan instalasi dan konfigurasi; Didukung oleh pengembang maupun komunitas dengan baik, sehingga untuk mencari pemecahan masalah di internet sangat mudah didapatkan baik melalui situs resminya, blog orang lain, maupun forum yang terkait dengan sistem operasi tersebut; f. g. Memiliki dokumentasi yang lengkap terhadap sistem operasi tersebut; Gratis dan Open Source.

Setelah dipertimbangkan dengan kriteria yang penyusun inginkan dan setelah melakukan pencarian informasi di internet, maka penyusun menentukan pilihan sistem operasi kepada Ubuntu Server 8.10. Ubuntu Server merupakan sebuah sistem operasi yang berdasarkan distribusi Linux yang terkenal yaitu GNU/Linux Debian. Ubuntu Server kini telah mencapai versi 8.10, versi ini merupakan versi terbaru dari Ubuntu Server sejak dirilisnya bulan Oktober tahun 2008. Ubuntu Server memenuhi semua kriteria yang penyusun inginkan dalam pembangunan file server ini. 2. Penempatan File Server Dengan memperhitungkan luas ruangan yang ada yaitu 65.25 m2, dan dengan jumlah komputer yang terhitung sedikit yaitu 14 buah komputer, maka tidak terlalu susah untuk menempatkan file server, karena ruangan masih mencukupi. Penyusun mempertimbangkan untuk menempatkan file server pada pojok kiri belakang ruangan laboratorium KKPI agar tidak mengganggu ruang gerak siswa maupun Guru. Alasan lainnya yaitu agar jarak file server dengan Switch tidak terlalu jauh, sehingga aliran data dari file server ke Switch lebih efisien.

Gambar 4.1 Denah Penempatan File Server

3.

Desain Topologi Jaringan Dalam melakukan desain topologi jaringan, penyusun tetap

mempertahankan jaringan komputer lokal yang sudah ada di laboratorium KKPI, terutama pada topologi fisiknya dimana menggunakan topologi star. Hal yang perlu ditambahkan adalah sebuah kabel jaringan UTP straightthrough (lurus) yang akan dihubungkan dari file server ke Switch. Topologi logis yang sebelumnya digunakan hanya akan mengalami perubahan kecil saja, yaitu penyesuaian subnet mask dengan jumlah komputer yang ada. Topologi logis sebelumnya menggunakan IP 192.168.1.0 dengan subnet mask 255.255.255.0 untuk 14 komputer. Tentunya hal ini akan memperbesar broadcast domain di jaringan tersebut. Untuk menyesuaikannya dengan jumlah komputer, maka penyusun mengubah subnet masknya menjadi 255.255.255.0/27 dengan tetap menggunakan IP 192.168.1.0.

Gambar 4.2 Desain Topologi Fisik

Gambar 4.3 Desain Topologi Logis Pada topologi sebelumnya terdapat satu buah komputer siswa yang tidak terhubung ke switch melainkan langsung terkoneksi ke Internet. Dalam desain yang baru ini, semua komputer siswa akan dikoneksikan ke switch untuk dapat terhubung ke file server. Sedangkan untuk koneksi Internet, pihak SMK Ma'arif NU Tirto Pekalongan menganjurkan agar file server tersebut bisa berfungsi juga sebagai Router PC. Tetapi karena salah satu batasan masalah tugas akhir adalah instalasi dan konfigurasi file server maka konfigurasi Router PC tidak akan dibahas disini. 4. Instalasi dan Konfigurasi Sistem Operasi Ubuntu Server 8.10 Ubuntu Server 8.10 merupakan sistem operasi yang akan menjalankan file server. Dalam melakukan desain terhadap file server

penyusun menggunakan VirtualBox sebelum diimplementasikan ke lokasi proyek tugas akhir. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam membuat desain file server. a. Menjalankan aplikasi VirtualBox

Gambar 4.4 Tampilan pertama VirtualBox VirtualBox bisa diumpamakan sebagai lingkungan kerja dari komputer-komputer yang ada di suatu tempat, dalam hal ini VirtualBox bisa diumpamakan sebagai laboratorium KKPI. b. Membuat Virtual Machine untuk Ubuntu Server 8.10 Beberapa langkah berikut ini bisa diumpamakan sebagai langkah dalam menyiapkan / memilih komputer yang sebenarnya yang akan dijadikan sebagai file server hingga komputer tersebut benar-benar siap untuk diinstalasi dengan sistem operasi Ubuntu Server 8.10. 1) Menggunakan tombol New untuk memulai membuat Virtual

Machine baru

2) Memulai wizard pembuatan Virtual Machine

Gambar 4.5 Jendela Wizard dalam pembuatan Virtual Machine 3) Mengisi nama dan type sistem operasi yang akan diinstall dalam hal ini nama yang dipakai adalah ubuntuserver, OS Type Linux, version Ubuntu.

Gambar 4.6 Pengisian Nama dan OS Type 4) Menentukan Besar RAM yang akan digunakan untuk Ubuntu Server. Penyusun memberikan nilai yang sama sesuai dengan

spesifikasi komputer file server yaitu 512 MB.

Gambar 4.7 Menentukan besar RAM yang akan dipakai 5) Menyiapkan Harddisk Virtual

Gambar 4.8 Jendela awal pembuatan harddisk virtual

Memilih storage bertipe Dynamically Expanding Storage

Gambar 4.9 Pemilihan Storage Type Memberikan nilai kapasitas harddisk dan memberikan letak dimanakah harddisk virtual akan ditempatkan. Dalam hal ini penyusun memberikan nilai 80.00 GB disesuaikan dengan spesifikasi komputer file server.

Gambar 4.10 Jendela Pemberian Tempat dan Nilai Harddisk Virtual Pada gambar 4.11 di bawah ini merupakan kesimpulan Virtual Machine yang akan dibuat. Gambar 4.11 Kesimpulan konfigurasi Virtual Machine

Sampai pada langkah ini proses menyiapkan komputer sudah selesai. Bisa diumpamakan komputer file server sudah terdapat di laboratorium KKPI dan siap untuk diinstalasi ke Ubuntu Server 8.10. c. Menyiapkan CD Instalasi Ubuntu Server 8.10

Gambar 4.12 VirtualBox dengan Virtual Machine Ubuntu Server Untuk menggunakan CD Drive dalam aplikasi VirtualBox,

hendaknya perlu memperhatikan tab Details dan link CD/DVDROM karena di dalamnya memuat konfigurasi CD/DVD-ROM tersebut. Dalam hal pemilihan media untuk instalasi Ubuntu Server, penyusun memilih untuk memanfaatkan CD-ROM Drive Host pada konfigurasi CD/DVD-ROM. Sehingga instalasi Ubuntu Server pada aplikasi VirtualBox memanfaatkan CD Ubuntu Server.

Gambar 4.13 Mengaitkan CD-ROM Drive host ke program VirtualBox Jika CD/DVD-ROM sudah terkonfigurasi, CD Instalasi Ubuntu Server 8.10 sudah bisa dimasukkan ke dalam CD-ROM Drive host. d. Instalasi Ubuntu Server Memulai rangkaian proses instalasi Ubuntu Server dengan tombol Start. Selanjutnya Virtual Machine akan mulai dijalankan (booting). Tombol F12 berfungsi untuk memilih media yang akan di-booting, tombol C berfungsi agar Virtual Machine mulai membooting CD Instalasi Ubuntu Server 8.10. Berikut adalah uraian langkah-langkahnya. 1) Memilih bahasa untuk menu pilihan booting.

Penyusun memilih English sebagai bahasa yang digunakan untuk menampilkan menu pilihan booting.

Gambar 4.14 Menu Pilihan Bahasa saat Instalasi 2) Mulai Instalasi Option Install Ubuntu Server merupakan pilihan yang langsung dapat digunakan untuk memulai instalasi Ubuntu Server

Gambar 4.15 Menu Pilihan untuk booting 3) Memilih bahasa yang akan digunakan saat proses instalasi

berjalan. Dalam hal ini penyusun memilih menggunakan English sebagai bahasa yang akan digunakan saat proses instalasi Ubuntu Server.

Gambar 4.16 Menu Pilihan Bahasa 4) Memilih negara, wilayah, atau area Jika tidak terdapat pilihan negara Indonesia, hendaknya bisa merujuk ke pilihan Other.

Gambar 4.17 Menu Pilihan Negara 5) Memilih Keyboard Layout

Jika sudah mengetahui jenis keyboard yang digunakan, kiranya proses ini bisa diabaikan, dan langsung memilih keyboard layout yang sesuai.

Gambar 4.18 Jendela permintaan deteksi keyboard otomatis

Gambar 4.19 Jendela pemilihan asal keyboard layout Pendeteksian hardware untuk menemukan CD-ROM Drives akan dimulai setelah langkah pemilihan keyboard layout. Dan berikutnya berturut-turut adalah pemindaian isi CD-ROM Drives, dan memuat komponen tambahan untuk mendeteksi perangkat jaringan. 6) Mengkonfigurasi Jaringan

Di lingkungan jaringan yang tidak memiliki DHCP Server, agaknya perlu mengabaikan langkah awal tahap ini, dimana proses pencarian DHCP Server dilakukan. Jika IP Address belum dikonfigurasi pada langkah ini tidak menjadi persoalan yang berarti karena konfigurasi IP Address bisa dilakukan setelah proses instalasi selesai. Memberikan nama hostname juga merupakan langkah dalam mengkonfigurasi jaringan dalam tahap ini.

Gambar 4.20 Pengisian Hostname 7) Mengkonfigurasi Zona Waktu Jika pada saat instalasi komputer tidak terkoneksi internet, hendaknya bisa mengabaikan proses sinkronisasi waktu ke time server, dan bisa langsung memilih zona waktu yang sesuai dengan lokasi saat ini.

Gambar 4.21 Pemilihan Zona Waktu Kemudian proses instalasi berlanjut pada pendeteksian

disks dan perangkat keras lainnya. 8) Pembuatan Partisi Harddisk Terlihatnya jendela Starting up the partitioner berarti mengindikasikan bahwa proses instalasi akan sampai pada pembuatan partisi. Di sini akan diperlihatkan pilihan bagaimana metode yang akan dilakukan dalam pemartisian harddisk. Baiknya penyusunan antara partisi sistem dan partisi data bisa terpisah, sehingga data yang semakin banyak tidak mengganggu kerja sistem yang ada. Maka metode yang digunakan untuk hal tersebut adalah metode manual. Berikut adalah langkah-langkahnya dalam membuat partisi secara manual. a) b) Memilih metode manual Memilih Harddisk yang akan diinstalasi Ubuntu Server 8.10, dalam hal ini harddisk pertama, indikasinya mempunyai label device sda

Gambar 4.22 Memilh harddisk yang akan dipartisi c) Mengkonfirmasikan pembuatan tabel partisi kosong yang baru. Pada gambar 4.23 dibawah ini akan ditampilkan jendela tentang pembuatan tabel partisi baru dari harddisk yang masih kosong tersebut.

Gambar 4.23 Membuat tabel partisi kosong yang baru

d)

Menentukan partisi kosong yang akan diubah. Hendaknya yang masih memiliki banyak ruang kosong. Dalam hal ini partisi yang masih kosong memiliki keterangan free space.

Gambar 4.24 Memilih partisi kosong yang ada e) Memberikan nilai parisi yang ingin dipakai untuk partisi root atau slash ( / ) partition di server. Dalam hal ini penyusun menghendaki 7 GB.

Gambar 4.25 Memberikan nilai partisi root Memilih tipe partisi pada Primary, lokasi partisi baru

pada Beginning, Selanjutnya melakukan konfigurasi terhadap partisi root.

Gambar 4.26 Memilih tipe partisi

Gambar 4.27 Memilih lokasi partisi

Gambar 4.28 Konfigurasi partisi root Pada Gambar 4.28, tipe file sistem, Mount point, Mount options, Label, Reserved blocks, dan Typical usage sudah secara default sudah terkonfigurasi. Hal yang perlu dikonfigurasi ulang adalah Bootable flag harus diubah ke on agar Ubuntu Server bisa di-booting

langsung

dari

harddisk.

Untuk

menyelesaikan

pembuatan partisi root bisa mengacu kepada option Done setting up the partition. Nampaklah jendela tabel partisi yang sudah mempunyai satu partisi didalamnya.

Gambar 4.29 Tabel partisi baru, memiliki partisi root f) Pembuatan partisi home Dalam pembuatan partisi home, hendaknya ruang harddisk yang masih kosong bisa dijadikan tempat partisi tersebut, indikasinya terdapat kalimat free space. Proses ini hampir sama persis saat membuat partisi root.

Gambar 4.30 Memberikan nilai partisi home Sesuai dengan gambar 4.30 penyusun memberikan nilai partisi home sebesar 71.5 GB, alasannya karena semua data siswa akan ditempatkan di partisi home ini. Dalam membuat partisi home ini, Primary bisa dipilih sebagai type partisi, dan Beginning bisa dipilih juga sebagai lokasi dari partisi. Pada konfigurasi partisi, secara default file sistem yang akan digunakan adalah Ext3, Mount point-nya adalah /home, Mount optionsnya adalah relatime, Label-nya none, Reserved Blocks

5%, Typical usage standard, dan Bootable flag adalah off. Karena tidak perlu lagi ada perubahan, option Done setting up the partition bisa digunakan untuk langsung menyelesaikan pembuatan partisi home.

Gambar 4.31 Konfigurasi untuk partisi home Selanjutnya nampaklah jendela tabel partisi yang sudah mempunyai dua partisi didalamnya.

Gambar 4.32 Tabel partisi, terdapat dua partisi baru g) Pembuatan partisi swap Pada pembuatan partisi swap, hendaknya juga memperhatikan ruang kosong di harddisk yang masih ada. Dengan memilih option Create a new partition, partisi swap pun dapat segera terbuat dengan tetap dilakukan sedikit penyesuaian.

Gambar 4.33 Pilihan bagaimana memperlakukan ruang bebas harddisk Dikarenakan sisa ruang harddisk adalah 1.5 GB

maka sisa ruang itu akan gunakan seluruhnya untuk partisi swap.

Gambar 4.34 Pemberian nilai untuk partisi swap Untuk tipe partisi swap bisa mengacu ke Logical. Pada jendela konfigurasi partisi, hal yang perlu diperhatikan adalah pada option Use as: Ext3 journaling file system, harus dirubah ke swap area. Karena hal inilah yang menentukan apakah partisi ini sebagai swap atau bukan.

Gambar 4.35 Konfigurasi partisi swap Untuk menyelesaikan pembuatan partisi swap pilhan Done setting up the partition bisa segera digunakan. Agar semua partisi yang telah dibuat bisa digunakan oleh Ubuntu Server, konfirmasikan bahwa partisi siap untuk diterapkan ke harddisk.

Gambar 4.36 Jendela konfimasi apakah partisi akan

diterapkan 9) Instalasi sistem dasar

Gambar 4.37 Proses instalasi sistem dasar 10) Pembuatan user account yang pertama (Non-administratif) User account ini dibuat untuk menggantikan pengguna root dan dibutuhkan untuk tujuan-tujuan non-administratif. Pertama mengisi nama lengkap user account, dalam hal ini penyusun memberikan nama lengkap user account sebagai huda maman.

Gambar 4.38 Mengisi nama lengkap user account Untuk pengisian username penyusun menghendaki

menggunakan human sebagai username milik human maman.

Gambar 4.39 Mengisi username Dalam hal ini pemberian kata sandi, penyusun memberikan kata sandi untuk username human dengan human123.

Gambar 4.40 Jendela pengisian sandi

Gambar 4.41 Pengisian sandi kembali untuk verifikasi 11) Mengkonfigurasi bagaimana sistem menangani pemutahiran

Gambar 4.42 Mengkonfigurasi bagaimana sistem menangani pemutahiran Karena file server nantinya akan terkoneksi dengan internet maka penyusun menentukan untuk memilih pemutahiran otomatis kepada sistem. Dalam hal ini Install

security updates automatically bisa dijadikan sebagai pilihan. 12) Instalasi perangkat lunak (software) tambahan Pada tahap ini sebetulnya instalasi software tambahan tidak begitu penting, mengingat instalasi software tambahan juga bisa dilakukan setelah proses instalasi. Dan untuk mempercepat proses instalasi, penyusun tidak memilih software tambahan apapun untuk di-install.

Gambar 4.43 Menginstalasi software tambahan 13) Instalasi software pendukung sistem operasi Pada tahap ini proses instalasi akan meng-install software yang diperlukan oleh sistem operasi Ubuntu Server.

Gambar 4.44 Proses instalasi software pendukung sistem operasi

14) Instalasi boot loader

Gambar 4.45 Proses instalasi GRUB boot loader 15) Instalasi Ubuntu Server selesai

Gambar 4.46 Instalasi Ubuntu Server selesai Saat proses instalasi Ubuntu Server telah selesai CD Instalasi Ubuntu Server 8.10 bisa dikeluarkan dari CD-ROM Drive. Dan Virtual Machine pun siap untuk di-booting ulang dengan telah terinstalasi Ubuntu Server didalamnya. e. Konfigurasi Ubuntu Server Tahap instalasi selesai, Ubuntu Server siap dikonfigurasi untuk menunjang file server yang akan berjalan. Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang dilakukan penyusun dalam mengkonfigurasi Ubuntu Server. 1) Konfigurasi eth0 (antar muka kartu jaringan utama) Setelah Ubuntu Server di-boot ulang, barulah langkah ini bisa untuk dilakukan. Untuk melakukan berbagai macam konfigurasi terhadap Ubuntu Server, Login dari user account yang telah ada sangat mutlak diperlukan. Dalam hal ini user account human yang merupakan user account yang telah ada akan melakukan login.

Gambar 4.47 Tampilan pertama Ubuntu Server

Gambar 4.48 User human berhasil login Walaupun proses login telah dilakukan, perlu adanya satu perintah khusus yang mengaktifkan seorang user account biasa mempunyai hak sama dengan seorang Administrator sistem atau root. Perintah itu adalah sudo -i Barulah setelah perintah sudo -i sukses dieksekusi, user account non-administratif bisa berperan sebagai user account yang administratif.

Gambar 4.49 Perintah untuk login sebagai root Untuk memulai mengkonfigurasi eth0 (antar muka kartu jaringan utama), perintah yang dilakukan adalah nano /etc/network/interfaces Selanjutnya sebuah editor text akan siap untuk menyunting file konfigurasi antar muka kartu jaringan.

Gambar 4.50 Konfigurasi IP Address untuk eth0 (antar muka kartu jaringan utama). Dalam melakukan penyuntingan terhadap file tersebut, kombinasi tombol keyboard Ctrl+o disusul penekanan Enter bisa digunakan untuk melakukan penyimpanan terhadap berbagai perubahan yang terjadi pada file tersebut. Kombinasi tombol keyboard Ctrl+x bisa digunakan untuk mengakhiri penyuntingan terhadap file tersebut. File konfigurasi antar muka jaringan telah disunting, tetapi hal itu belum merubah apapun terhadap status eth0 sekarang. Status eth0 masih belum memiliki IP Address. Untuk menerapkan konfigurasi yang telah dibuat tersebut, perintahnya adalah: /etc/init.d/networking restart

Gambar 4.51 Menerapkan konfigurasi IP Address eth0

2) Konfigurasi sumber perangkat lunak Konfigurasi ini sangat diperlukan karena dengan ditentukannya sumber perangkat lunak maka memudahkan proses instalasi perangkat lunak tersebut. Jika sumber perangkat lunak merujuk ke suatu alamat internet, tentunya proses instalasi akan berjalan lambat karena harus menunggu proses unduh yang lama. Untuk menghindari hal itu. Penyusun akan merujuk sumber perangkat lunaknya ke CD instalasi Ubuntu Server. Karena setelah proses instalasi selesai, sumber perangkat lunak yang merujuk ke CD instalasi Ubuntu Server telah dinon-aktifkan. Langkah dalam mengkonfigurasikan sumber perangkat lunak ke CD instalasi Ubuntu Server adalah dengan menyiapkan CD Instalasi Ubuntu Server dan memasukkannya kembali ke dalam CD-ROM Drive, dan mengetikkan perintah: apt-cdrom add 3) Instalasi dan Konfigurasi Kuota a) Instalasi Kuota Untuk melakukan instalasi paket perangkat lunak kuota, perintah yang perlu diketikkan dalam Linux Shell adalah: apt-get install quota b) Konfigurasi Kuota Dalam konfigurasi kuota ini akan dilakukan penyuntingan terhadap file sistem yang digunakan pada partisi home. Adapun perintah yang digunakan adalah: nano /etc/fstab Hal yang perlu disunting adalah pada mount option milik partisi home yaitu ditambah dengan parameter usrquota dan grpquota. Sehingga hasil yang telah disunting adalah sebagai berikut:

UUID=4d8f9306-5728-40fc-89b8-56a020aba3c9 ext3 relatime,usrquota,grpquota 0 2

/home

Untuk melakukan pembatasan kapasitas penyimpanan, dalam mengkonfigurasi kuota juga harus membuat quota file yang menampung kapasitas kuota tiap-tiap user account. Perintahnya adalah: Tabel 4.1 Perintah-perintah dalam mengkonfigurasi kuota Perintah cd /home touch aquota.user touch aquota.group chmod 600 aquota.* Keterangan Berpindah ke direktori home area kerja

Membuat file kuota bagi user account Membuat file kuota bagi group Mengubah hak akses file kuota menjadi dapat dibaca dan ditulis oleh root, tetapi tidak untuk user atau group selain root. Melakukan pengaitan ulang terhadap partisi /home agar penambahan parameter usrquota dan grpquota pada partisi /home bisa diterapkan. Melakukan pemeriksaan terhadap file kuota dan partisi / home Mengaktifkan partisi /home kuota pada

mount -o remount /home

quotacheck -avugm

quotaon -avug

4) Pengaturan cron untuk menghapus secara otomatis tipe file tertentu Cron merupakan sebuah program pada sistem Linux yang berfungsi untuk membuat tugas-tugas yang sudah dijadwalkan untuk dieksekusi pada saat yang telah ditentukan. Dalam

pengaturan ini penyusun menghendaki agar cron secara periodik mampu menghapus file-file dengan tipe tertentu yang kurang penting yang tidak berkaitan dengan pelajaran dan tugas yang diberikan oleh seorang Guru. Adapun perintah yang digunakan untuk hal ini adalah: crontab -e Dan berikut ini adalah konfigurasi cron yang telah dibuat oleh penyusun. 0 14 * * * find /home/ -type f -name *.3gp -exec rm -f {} \; 0 14 * * * find /home/ -type f -name *.mpg -exec rm -f {} \; 0 14 * * * find /home/ -type f -name *.mpeg -exec rm -f {} \; 0 14 * * * find /home/ -type f -name *.wmv -exec rm -f {} \; 0 14 * * * find /home/ -type f -name *.mva -exec rm -f {} \; 0 14 * * * find /home/ -type f -name *.avi -exec rm -f {} \; 0 14 * * * find /home/ -type f -name *.mov -exec rm -f {} \; 0 14 * * * find /home/ -type f -name *.flv -exec rm -f {} \; 0 14 * * * find /home/ -type f -name *.rm -exec rm -f {} \; 0 14 * * * find /home/ -type f -name *.wav -exec rm -f {} \; 0 14 * * * find /home/ -type f -name *.mp3 -exec rm -f {} \; 0 14 * * * find /home/ -type f -name *.amr -exec rm -f {} \; 0 14 * * * find /home/ -type f -name *.dll -exec rm -f {} \; 0 14 * * * find /home/ -type f -name *.exe -exec rm -f {} \; 0 14 * * * find /home/ -type f -name *.pif -exec rm -f {} \; 0 14 * * * find /home/ -type f -name *.cmd -exec rm -f {} \; 0 14 * * * find /home/ -type f -name *.scr -exec rm -f {} \; 0 14 * * * find /home/ -type f -name *.rar -exec rm -f {} \; 0 14 * * * find /home/ -type f -name *.zip -exec rm -f {} \; 0 14 * * * find /home/ -type f -name *.cab -exec rm -f {} \;

Dari konfigurasi cron tersebut, bisa dilihat bahwa file dengan tipe 3gp, mpg, mpeg, wmv, wma, avi, mov, flv, rm, wav, mp3, amr, dll, exe, pif, cmd, scr, rar, zip akan dihapus secara otomatis setiap harinya pada jam 14.00 WIB. 5. Instalasi dan Konfigurasi File Server a. Instalasi paket software File Server Paket-paket software yang diperlukan untuk instalasi File Server adalah Samba dan Winbind. Untuk melakukan instalasi terhadap software tersebut dalam dilakukan dengan perintah seperti pada gambar 4.52 di bawah ini.

Gambar 4.52 Proses instalasi paket-paket software File Server b. Konfigurasi Samba sebagai File Server dan Domain Controller 1) Menyunting file konfigurasi Samba Sebelum melakukan konfigurasi terhadap Samba, hendaknya file konfigurasi Samba di-backup terlebih dahulu. Perintah untuk membuat backup file konfigurasi Samba adalah, cp /etc/samba/smb.conf /etc/samba/smb.conf.asli Pembuatan backup dimaksudkan agar file konfigurasi Samba yang asli tetap aman, dan jika hasil suntingan konfigurasi Samba terdapat kesalahan maka bisa dengan mudah dikembalikan ke konfigurasi awal yang masih asli. Perintah untuk memulai menyunting konfigurasi Samba

adalah: nano /etc/samba/smb.conf Dan berikut ini adalah hasil file konfigurasi Samba yang telah disunting oleh penyusun. [global] workgroup = smknutirto netbios name = labkkpi server string = %h data passdb backend = tdbsam security = user domain logons = yes preferred master = yes idmap uid = 15000-20000 idmap gid = 15000-20000 [homes] comment = Home valid users = %S read only = no browseable = no [profile] comment = User profiles path = /usr/local/samba/profiles valid users = %U create mode = 0600 directory mode = 0700 writeable = yes browseable = no [datasiswa] comment = Data-data siswa-siswi path = /home

valid users = guru root browseable = yes writeable = yes 2) Pembuatan direktori roaming profil untuk user account Roaming profile merupakan profil user account dari sisi klien. Setelah pengguna login menggunakan user account, secara otomatis sistem Windows akan membuatkan profil sementara kepada user account tersebut, karena di dalam sistem Windows belum terdapat user account tersebut. Setelah pengguna tersebut logout, maka akan terjadi proses pengunggahan (upload) profil dari komputer klien ke file server. Untuk itulah mengapa diperlukan pembuatan direktori roaming profile. Berikut adalah perintah yang digunakan. Tabel 4.2 Daftar perintah untuk menyediakan roaming profiles directory Perintah mkdir /usr/local/samba Keterangan Membuat direktori samba sebagai tempat bagi direktori profil

Membuat direktori profiles sebagai tempat bagi mkdir /usr/local/samba/profiles konfigurasi profil tiap-tiap user account chown -R root:users /usr/local/samba Mengubah kepemilikan direktori samba dan direktori dibawahnya menjadi milik root, dan milik group users.

Agar direktori profiles chmod -R 771 /usr/local/samba bisa diakses penuh oleh seluruh user account

6.

Manajemen User Account pada File Server a. Pembuatan atau Pengubahan User Account Dalam tahap ini dilakukan pembuatan password untuk root, Guru, dan siswa. Adapun perintahnya adalah sebagai berikut. Tabel 4.3 Perintah-perintah pembuatan atau pengubahan user account Perintah useradd guru -m -G users useradd 08.05.1777 -m -G users passwd guru Keterangan Membuat user account untuk Guru Membuat user account untuk siswa dengan NIS 08.05.1777 Merupakan perintah untuk membuat atau mengubah kata sandi milik user account guru Merupakan perintah untuk membuat atau mengubah kata sandi milik user account siswa dengan NIS 08.05.1777 Menambahkan user account guru sebagai anggota user Samba, sekaligus membuat atau mengubah kata sandi untuk login ke file server Menambahkan user account siswa dengan NIS 08.05.1777 sebagai anggota user Samba, sekaligus membuat atau mengubah kata sandi untuk login ke file server Membuat atau mengubah password untuk root. Password ini digunakan untuk melakukan proses joining komputer klien ke domain file server.

passwd 08.05.1777

smbpasswd -a guru

smbpasswd -a 08.05.1777

smbpasswd -a root

b.

Penghapusan User Account Dalam melakukan manajemen user account ada kalanya terjadi kesalahan penginputan user account, misalnya jika ingin menginput user account 08.05.1777, tetapi salah dalam pengetikkan sehingga menjadi 08.05.177 saja. Oleh sebab itu, user account yang salah tersebut harus dihapus. Dengan perintah sebagai berikut. Tabel 4.4 Perintah-perintah penghapusan user account Perintah Keterangan smbpasswd -x 08.05.177 Membuang keanggotaan user account 08.05.177 dari Samba Userdel -r 08.05.177 Membuang user account 08.05.177 dari sistem beserta home direktorinya

c.

Pemberian kuota ke masing-masing user account Pemberian kuota dimaksudkan agar setiap user account memiliki kapasitas penyimpanan yang terbatas sehingga harddisk pada file server tidak cepat penuh lantaran ada seorang pengguna menyimpan banyak file yang kurang penting ke file server. Adapun perintah untuk melakukannya adalah: edquota -u 08.05.177 Untuk melakukan pembatasan kapasitas penyimpanan, hal yang perlu diperhatikan adalah pada kolom soft dan hard, setelah kolom blocks sebelum kolom inodes. Tabel 4.5 Konfigurasi kuota untuk membatasi kapasitas penyimpanan Filesystem /dev/sda2 blocks 16 soft 102400 hard 102400 inodes soft hard 4 0 0

Dalam tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa user account 08.05.177 diberikan kapasitas penyimpanan sebesar 102400 KB atau sebesar 100 MB. Secara default, pembatasan kapasitas penyimpanan hanya berlaku selama 7 hari setelah diterapkan. Untuk mengatasi hal tersebut maka perintah yang dapat digunakan adalah. edquota -t Untuk mengatur seberapa lama kuota diterapkan, yang perlu diperhatikan adalah pada kolom Block grace period dan Inode grace period. Tabel 4.6 Konfigurasi untuk menentukan seberapa lama kuota diterapkan Filesystem /dev/sda2 Block grace period Inode grace period 1000days 1000days

Pada tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa lama waktu diterapkannya kuota adalah 1000 hari. Alasan penyusun mengatur lama waktu 1000 hari adalah kuota bisa terus diterapkan di file server sampai seorang siswa lulus dari SMK Ma'arif NU Tirto Pekalongan. 7. Konfigurasi Komputer Klien Dalam mengkoneksikan komputer klien dengan Ubuntu Server pada aplikasi VirtualBox yang perlu diperhatikan adalah konfigurasi Network di VirtualBox. Pada Virtual Machine Ubuntu Server dan Virtual Machine Windows XP konfigurasi Network harus memakai Internal Network, dan menggunakan Network Name yang sama.

Gambar 4.53 Konfigurasi Network pada kedua Virtual Machine Hal ini bisa diumpamakan juga dengan proses

mengkoneksikan komputer klien ke Ubuntu Server melalui Switch yang ada dalam satu jaringan yang sama. Pada jendela pengisian IP Address, yang perlu diperhatikan adalah menyamakan kelas IP Address dan Netmask yang digunakan oleh Ubuntu Server.

Gambar 4.54 Konfigurasi IP Address pada Windows XP

Untuk mengkoneksikan Windows XP ke Domain Ubuntu Server yang perlu diperhatikan adalah pada konfigurasi Computer Name di System Properties milik Windows XP tersebut.

Gambar 4.55 Jendela Computer Name di System Properties Untuk melakukan perubahan domain pada Computer Name hendaknya tombol Change perlu untuk digunakan.

Gambar 4.56 Pengisian Domain ke SMKNUTIRTO

Gambar 4.57 Jendela pengisian username dan password root Pada gambar 4.56 dilakukan pengisian terhadap domain. Dalam desain ini, penyusun menentukan nama domainnya adalah SMKNUTIRTO. Selanjutnya pada gambar 4.57 muncul jendela yang menghendaki diisikannya username dan password, maka username yang digunakan adalah root. Dimana root adalah user account dari sistem Ubuntu Server dan Samba.

Gambar 4.58 Proses joining domain ke SMKNUTIRTO sukses Gambar 4.58 muncul jika proses joining ke SMKNUTIRTO telah berhasil dilakukan. Setelah proses joinin sukses maka Windows XP menghendaki untuk di-boot ulang.