bab iii prolaps uteri
DESCRIPTION
prolaps uteriTRANSCRIPT
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Angka kejadian prolapsus alat genitalia cenderung meningkat seiring
dengan bertambahnya usia harapan hidup penduduk di Indonesia.
2. Penyebab prolapsus genitalia multifaktorial dan semakin berkembang
dari tahun ke tahun namun pada dasarnya disebabkan oleh kelemahan
“pelvic floor” yang terdiri dari otot-otot, fascia endopelvik dan
ligamentum-ligamentum yang menyokong organ-organ genitalia.
Penyebab yang paling sering adalah karena multiparitas.
3. Gejala klinik dari prolapsus itu sendiri berbeda-beda dan berifat
individual. Bisanya gejala yang dirasakan penderita adalah adanya
suatu benda yang menonjol atau mengganjal di genitali eksterna, rasa
sakit di pinggang, miksi yang sedikit tapi sering.
4. Penatalaksanan pada prolapsus genitalis pada umumnya adalah
konservatif, sedangkan tindakan operatif baru dilakukan jika secara
konservatif tidak berhasil dan jika tidak ada kontraindikasi.
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu Kandungan. Edisi
kedua. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. 2008. Hal.1-7.
2. Widjaja S. Anatomi Alat-Alat Rongga Panggul. Jakarta: Balai Pustaka
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2002. Hal 12.
3. Moeloek FA, Hudono ST. Penyakit dan Kelainan Alat Kandungan. Dalam:
Wiknjosastro H, ed. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
2005. hal.402-428.
4. Mailhot T. Uterine prolapse. (http://www.emedicine.com, diaskes tanggal
15 September 2015).
5. Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Prolaps genital. Dalam
Ilmu Kandungan. Edisi kedua. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta;1994; ha.428-33.
22