bab iii @ ophi
DESCRIPTION
bbTRANSCRIPT
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian yang Digunakan
Berdasarkan tujuannya, penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif.
Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran
dari variabel penelitian (Sugiyono, 2003). Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran mengenai variabel penelitian yang diteliti meliputi: nilai
yang diterima wajib pajak, komunikasi pemasaran terpadu, dan proses keputusan
membayar pajak.
Sedangkan penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran
dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, di
mana dalam penelitian ini diuji pengaruh nilai yang diterima wajib pajak dan
komunikasi pemasaran terpadu terhadap proses keputusan membayar pajak.
Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan
verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka
metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif survey dan metode
explanatory survey.
Metode deskriptif survey dan metode explanatory survey merupakan
metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data
yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut,
sehingga ditemukan deskripsi dan hubungan-hubungan antar variabel. Dalam
penelitian yang menggunakan metode ini informasi dari sebagian populasi
114
dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk
mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.
Unit analisis dalam penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak
lingkungan Kanwil Jakarta Pusat. Sedangkan unit observasinya adalah wajib
pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak lingkungan Kanwil Jakarta Pusat..
Pengamatan menggunakan cakupan waktu (time horizon) bersifat cross
section/one shoot, artinya informasi atau data yang diperoleh adalah hasil
penelitian yang dilakukan pada satu waktu tertentu yaitu pada tahun 2008.
3.2 Operasionalisasi Variabel
Variabel yang dikaji dalam penelitian ini meliputinilai yang diterima oleh
wajib pajak dan komunikasi pemasaran terpadu sebagai variabel bebas
(independent). Dari variabel tersebut dicari bagaimana pengaruhnya terhadap
proses keputusan membayar pajak sebagai variabel terikat (dependent). Skala
pengukuran yang digunakan adalah ordinal. Secara lebih rinci operasionalisasi
variabel dalam penelitian ini ditampilkan dalam Tabel 3.1 sebagai berikut.
Tabel 3.1Operasionalisasi Variabel
Variabel/ Sub Variabel
Konsep Indikator Ukuran Skala
1 2 3 4 5Nilai yang diterima oleh Wajib Pajak
Perbandingan antara total manfaat yang diterima dengan total korbanan yang dikeluarkan wajib pajak
Total customer value Seperangkat manfaat yang diterima wajib pajak dari produk atau jasa tertentu yang dikonsumsinya
Produk Tingkat kemenarikan produk-produk baru dari kantor pajak
Tingkat kelengkapan fasilitas kantor pajak
Tingkat kenyaman kantor pajak
Ordinal
Ordinal
Ordinal Layanan Tingkat kecepatan Ordinal
115
Variabel/ Sub Variabel
Konsep Indikator Ukuran Skala
1 2 3 4 5pelayanan perpajakan
Karyawan Tingkat Keramahan karyawan
Tingkat Kesopanan karyawan
Tingkat kemenarikan penampilan karyawan
Tingkat kebersihan penampilan karyawan
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Citra Tingkat kepercayaan wajib pajak terhadap kantor pajak
Ordinal
Total customer cost Seperangkat biaya yang dikorbankan wajib pajak dalam mengevaluasi, mendapatkan, memepergunakan dan membuang suatu produk atau jasa tertentu
Moneter Jumlah pajak yang dibayarkan
Ordinal
Waktu Tingkat korbanan waktu untuk membayar pajak dalam hal sistem antrian
Tingkat korbanan waktu untuk membayar pajak dalam hal lokasi kantor pajak
Ordinal
Ordinal
Energi Tingkat korbanan energi untuk membayar pajak dalam hal sistem antrian
Tingkat korbanan energi untuk membayar pajak dalam hal lokasi kantor pajak
Ordinal
Ordinal
Psikologis Tingkat korbanan psikologis dalam membayar pajak
Ordinal
Integrated Marketing Communication
Advertising Segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang, atau jasa secara non-personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.
Tujuan Ketepatan tujuan periklanan dalam memberikan informasi kepada wajib pajak
Ketepatan tujuan periklanan dalam membujuk wajib pajak
Ketepatan tujuan periklanan dalam mengingatkan wajib
Ordinal
Ordinal
Ordinal
116
Variabel/ Sub Variabel
Konsep Indikator Ukuran Skala
1 2 3 4 5pajak
Pesan Kemenarikan isi pesan yang disampaikan
Ordinal
Media Kemenarikan bintang iklan baik pada media televisi, radio, surat kabar, maupun billboard
Ketepatan penggunaan media iklan televisi, radio, surat kabar dan billboard
Kesesuaian desain gambar dan warna baik pada media televisi, radio, surat kabar, maupun billboard
Frekuensi penayangan iklan pada media televisi
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Publicity Saluran komunikasi nonpersonal yang didesain untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.
Kejelasan informasi
Kemenarikan Penampilan
Ketepatan dengan sasaran
Tingkat kejelasan informasi
Tingkat kemenarikan penampilan
Tingkat ketepatan dengan sasaran
Ordinal
OrdinalOrdinal
Event Menunjukkan dukungan dari masyarakat terhadap kegiatan-kegiatan atau aktvitas yang berhubungan dengan olahraga, seni, hiburan, atau sebab-sebab sosial.
Ketepatan dengan sasaran
Ketepatan pasar yang dituju
Ketepatan waktu penyelenggaraan
Ketepatan lokasi penyelenggaraan
Tingkat ketepatan dengan sasaran
Tingkat ketepatan pasar yang dituju
Tingkat ketepatan waktu penyelenggaraan
Tingkat ketepatan lokasi penyelenggaraan
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Sponsorship Aktivitas komunikasi yang diikatkan pada kegiatan lain dengan tetap bertujuan memperkuat kesadaran merek dan membangun citra perusahaan.
Daya tarik sponsorship
Frekuensi penyelenggaraan sponsorship
Kejelasan logo
Tingkat daya tarik sponsorship
Tingkat frekuensi penyelenggaraan sponsorship
Tingkat kejelasan logo
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Corporate identity Identitas perusahaan digunakan untuk mengisyaratkan suatu citra perusahaan
Daya tarik logo kantor pajak
Daya tarik nama kantor pajak
Tingkat daya tarik logo kantor pajak
Tingkat daya tarik nama kantor pajak
OrdinalOrdinal
Keputusan Membayar Pajak
Pengenalan kebutuhan
Pengenalan kebutuhan merupakan tahap pertama proses pengambilan keputusan dimana wajib pajak mengenali
Pengenalan terhadap kewajiban membayar pajak
Tingkat pengenalan terhadap kewajiban membayar pajak
Ordinal
117
Variabel/ Sub Variabel
Konsep Indikator Ukuran Skala
1 2 3 4 5suatu masalah atau kebutuhan.Schiffman dan Kanuk, (2004:561)
Pencarian Informasi Pencarian informasi adalah tahap proses pengambilan keputusan membayar pajak di mana wajib pajak telah tertarik untuk mencari lebih banyak informasi.Schiffman dan Kanuk, (2004:561)
Informasi dari sumber pribadi
Informasi dari sumber komersial
Informasi dari sumber publik
Informasi dari sumber pengalaman
Tingkat informasi dari sumber pribadi
Tingkat informasi dari sumber komersial
Tingkat informasi dari sumber publik
Tingkat informasi dari sumber pengalaman
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Keputusan membayar pajak
Keputusan untuk membayar pajak Schiffman dan Kanuk, (2004:561)
Keputusan membayar pajak berdasarkan layanan
Keputusan membayar pajak berdasarkan jenis pajak
Keputusan membayar pajak berdasarkan manfaat pajak
Keputusan membayar pajak berdasarkan jumlah pajak
Tingkat keputusan membayar pajak berdasarkan layanan
Tingkat keputusan membayar pajak berdasarkan jenis pajak
Tingkat keputusan membayar pajak berdasarkan manfaat pajak
Tingkat keputusan membayar pajak berdasarkan jumlah pajak
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Perilaku pasca membayar pajak
Sikap/perilaku wajib pajak setelah melakukan pembayaran pajakSchiffman dan Kanuk, (2004:561)
Kepuasan
Membayar ulang
Tingkat kepuasan setelah membayar pajak
Tingkat kemungkinan wajib pajak untuk membayar pajak kembali
Ordinal
Ordinal
3.3 Sumber dan Cara Penentuan Data
3.3.1 Sumber Data
118
Menurut Sugiyono (2003) berdasarkan sumbernya, data dibedakan
menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data sekunder adalah data yang
telah dikumpulkan oleh pihak lain atau lembaga pengumpul data dan
dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Sedang data primer adalah data
yang diperoleh dari responden secara langsung yang dikumpulkan melalui survei
lapangan dengan menggunakan alat pengumpulan data tertentu yang dibuat secara
khusus untuk itu. (Sakaran, 2000; Kuncoro, 2003; Zikmund, 2000).
Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data tentang karakteristik
responden dan data tentang masing-masing variabel yang dikaji. Sedangkan
sumber data, yaitu (1) sumber data sekunder terdiri dari Direktorat Jenderal
Pajak, (2) sumber data primer yaitu wajib pajak orang pribadi KPP Pratama
Jakarta Pusat.
Secara rinci jenis dan sumber data dalam penelitian ini disajikan pada
Tabel 3.2berikut:
Tabel 3.2Jenis Dan Sumber Data
Jenis Data Sumber Data Digunakan Untuk Tujuan PenelitianT-1 T-2 T-3 T-4 T-5 T-6 T-7
Nilai yang diterima oleh wajib pajak
Wajib Pajak Orang Pribadi
- - -
Komunikasi Pemasaran Terpadu
Wajib Pajak Orang Pribadi
- - -
Proses Keputusan Membayar Pajak
Wajib Pajak Orang Pribadi
- - -
Keterangan :T – 1 : Tujuan penelitian 1T – 2 : Tujuan penelitian 2T – 3 : Tujuan penelitian 3T – 4 : Tujuan penelitian 4
T – 5 : Tujuan penelitian 5T – 6 : Tujuan penelitian 6T – 7 : Tujuan penelitian 7
3.3.2 Cara Penentuan Data
119
Untuk memperoleh sampel yang representative, ada beberapa langkah
yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Pertama, menginventarisasi kantor
wilayah, dan KPP Pratama di Jakarta Pusat. Kedua, menentukan ukuran sampel
dari besarnya populasi sebesar 220.525. Populasi ini diperoleh dari jumlah wajib
pajak efektif pada tahun 2007 sampai dengan tanggal 31 Maret 2008 di Kanwil
Jakarta Pusat.
Dalam penelitian ini populasi dan sampel ditentukan dengan
menggunakan uji statistik cluster sampling. Cluster sampling adalah teknik
memilih sebuah sampel dari kelompok-kelompok unit-unit yang kecil, atau
cluster. (Nazir, 2003:311). Langkah-langkah cluster sampling adalah sebagai
berikut:
1. Berdasarkan data dari Kanwil Jakarta Pusat, jumlah KPP Pratama lingkungan
Kanwil Jakarta Pusat 7 daerah yang terdapat di Gambir, Tanah Abang,
Menteng, Sawah Besar, Senen, Kemayoran, dan Cempaka Putih
2. Peneliti secara random memilih psu (primary sampling unit) sebagai sampel
dengan menggunakan sampel fraction = 100%. Jumlah psu dalam sampel
pertama dicari dengan rumus :
f = 1; M = 7, maka m = f.m = 1 X 7 = 7 daerah
120
Jakarta Pusat
Gambir Tanah Abang
Menteng Sawah Besar
Senen Kemayoran Cempaka Putih
Peneliti kemudian mencari jumlah KPP yang ada dari setiap daerah di
lingkuangan Kanwil Jakarta Pusat. Berdasarkan dari data Kanwil Jakarta
Pusat maka diperoleh KPP Pratama Gambir I, KPP Pratama Gambir II, KPP
Pratama Gambir III, KPP Pratama Tanah Abang I, KPP Pratama Tanah
Abang II, KPP Pratama Tanah Abang I II, KPP Pratama Menteng I, KPP
Pratama Menteng II, KPP Pratama Menteng III , KPP Pratama Sawah Besar
I, KPP Pratama Sawah Besar II, KPP Pratama Senen, KPP Pratama
Kemayoran, dan KPP Pratama Cempaka Putih.
3. Peneliti menarik secara random memilih ssu (secondary sampling unit) untuk
tahap kedua dengan sampel fraction = 25%, maka jumlah KPP Pratama dari
kantor wilayah Jakarta Pusat adalah 4 KPP Pratama. Pemilihan KPP Pratama
melalui penarikan secara random dengan menggunakan Tabel angka random
menghasilkan 4 KPP Pratama yang terpilih :
KPP Pratama Gambir I = Membawahi 3925 WP efektif
KPP Pratama Tanah Abang III= Membawahi 3235 WP efektif
KPP Pratama Menteng III = Membawahi 3150 WP efektif
KPP Pratama Senen = Membawahi 5048 WP efektif
4. Peneliti menarik secara random sampel untuk tahap ketiga dengan sampel
fraction =5%, maka jumlah wajib pajak dari setiap KPP Pratama adalah:
KPP Pratama Gambir I = 0,05 X 3925 = 196,25 197 WP efektif
KPP Pratama Cempaka Putih = 0,05 X 3235 = 161,75 162 WP efektif
121
KPP Pratama Menteng III = 0,05 X 3150 = 157,50 158 WP efektif
KPP Pratama Senen = 0,05 X 5048 = 252,40 253WP efektif +
= 400 WP efektif
Berdasarkan perhitungan sampel dengan teknik cluster sampling di atas
maka wajib pajak yang menjadi responden minimal sebesar 400 orang.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data, mengacu pada cara apa data yang diperlukan
dalam penelitian dapat diperoleh. Kaitannya dalam hal tersebut, serta dengan
melihat konsep analitis dari penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang
digunakan dapat melalui kombinasi secara langsung atau tidak.
Sumber data yang diperoleh penulis dengan menggunakan teknik sebagai
berikut:
a) Wawancara, sebagai teknik komunikasi langsung untuk memperoleh data
yang dibutuhkan. Dilakukan kepada Kepala KPP Pratama di lingkungan
Kanwil Jakarta Pusat untuk memperoleh data mengenai profil KPP Pratama
dan wajib pajak
b) Observasi, yaitu dilakukan dengan meninjau dan melakukan pengamatan
langsung terhadap objek yang diteliti (unit pengamatan atau unit analisis).
mengenai aktivitas pelayanan perpajakan di KPP lingkungan Kanwil Pratama
Jakarta Pusat.
122
c) Studi kepustakaan, yaitu usaha untuk mengumpulkan informasi yang
berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan
variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini adalah nilai yang diterima wajib
pajak , komunikasi pemasaran terpadu, dan proses keputusan membayar pajak
d) Angket (kuesioner), yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran
seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadi anggota
sampel penelitian. Kuesioner berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai
karakteristik wajib pajak orang pribadi, pengalaman wajib pajak orang pribadi
pada pelayanan perpajakan, nilai yang diterima wajib pajak, komunikasi
pemasaran terpadu, proses keputusan membayar pajak.
Untuk lebih jelasnya mengenai teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini, maka peneliti mengumpulkan dan menyajikannya dalam Tabel 3.3 berikut ini:
Tabel 3.3Teknik Pengumpulan Data
Cara Pengumpulan Data Sumber Data Digunakan Untuk Tujuan PenelitianT-1 T-2 T-3 T-4 T-5 T-6 T-7
Wawancara Kepala KPP Pratama lingkungan Kanwil Jakarta Pusat
- - - -
Observasi KPP Pratama lingkungan Kanwil Jakarta Pusat
Studi Kepustakaan Dokumen laporan dari majalah, jurnal dan karya ilmiah lain
Kuesioner Wajib pajak orang pribadi KPP Pratama lingkungan Kanwil Jakarta Pusat
Keterangan :T – 1 : Tujuan penelitian 1T – 2 : Tujuan penelitian 2T – 3 : Tujuan penelitian 3T – 4 : Tujuan penelitian 4
T – 5 : Tujuan penelitian 5T – 6 : Tujuan penelitian 6T – 7 : Tujuan penelitian 7
123
Konstruksi item angket tertutup untuk setiap variabel berupa pertanyaan
atau pernyataan tentang sifat dan ciri dari setiap variabel, disertai lima alternatif
jawaban, yaitu sangat rendah/sangat lemah, rendah/lemah, sedang, tinggi/kuat dan
sangat tinggi/sangat kuat. Jumlah item untuk setiap variabel dan sub variabel
berbeda sesuai dengan sifat dan ciri yang diukur. Setiap jawaban untuk setiap item
diberi skor dengan kriteria berikut:
Tabel 3.4Kriteria Pemberian Skor Angket
JawabanSKOR
Item Positif Item NegatifSangat Rendah/Sangat LemahRendah/LemahSedang/SedangTinggi/KuatSangat Tinggi/Sangat Kuat
12345
54321
Sumber: Sugiyono (2003)
3.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis
3.5.1 Rancangan Analisis
Dalam menganalisis hubungan antarvariabel indikator, variabel penelitian,
dan kekeliruan pengukurannya digunakan pendekatan SEM (structural equation
model). Untuk memperoleh data variabel laten (unobservable variable), setiap
variabel terlebih dahulu dijabarkan ke dalam indikator yang merupakan refleksi
atau manifest dari konsep sehingga dapat diamati atau dapat diukur secara
langsung (observable variable) . Setiap indikator diukur dengan ukuran peringkat
jawaban dengan skala ordinal.
Sebelum kuesioner didistribusikan dilakukan beberapa pengujian terlebih
dahulu, yaitu pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. Untuk pengujian
validitas dan reliabilitas digunakan 40 responden yang diambil secara acak.
124
1) Pengujian Validitas Instrumen
Validitas ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang
digunakan dapat dipakai untuk mengukur akurasi penelitian, sedangkan
reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauhmana instrumen pengukur dapat
dipercaya (Singarimbun, 1997).
Rumus untuk menguji validitas yang digunakan adalah rumus Korelasi
Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:
(Suharsimi Arikunto,2002:146)
r = Koefisien korelasi antara variabel X dan varaibel Y, dua variabel yang dikorelasikan.
Keputusan pengujian validitas pengguna telepon seluler CDMA adalah
sebagai berikut:
a) Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika rhitung > rtabel
b) Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika rhitung < rtabel
Berdasarkan jumlah angket yang diuji sebanyak 40esponden dengan
tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 (40-2=38), maka didapat
nilai rtabel sebesar 0,320. Berdasarkan Lampiran 4 dapat diketahui bahwa
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada responden dapat dikatakan valid,
karena setiap pertanyaan memiliki rhitung lebih besar daripada rtabel. Sehingga
pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukur terhadap konsep
yang seharusnya diukur.
2) Pengujian Reliabilitas Instrumen
125
Reliabilitas menunjukan suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen
tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukan tingkat keterandalan tertentu
(Suharsimi Arikunto, 2002).
Pengujian reliabilitas instrumen dengan rentang skor antara 1-5
menggunakan rumus Cronbach Alpha, yaitu:
dimana:r11 = reliabilitas instrumenk = banyak butir pertanyaan
= varians total
= jumlah varian butir
Jumlah varians butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varians tiap
butir, kemudian jumlahkan, seperti yang dipaparkan berikut ini:
Kriteria pengambilan keputusan untuk reliabilitas adalah sebagai berikut:
rhitung > rtabel maka instrumen dikatakan reliabel
rhitung < rtabel maka instrumen dikatakan tidak reliabel
(Suharsimi Arikunto,2002)
Berdasarkan jumlah angket yang diuji sebanyak 40 responden dengan
tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 (40-2=38), maka didapat
nilai rtabel sebesar 0,320. Berdasarkan Lampiran 4 dapat diketahui bahwa
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada responden dapat dikatakan reliabel,
karena hasil rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung > rtabel). Sehingga pertanyaan-
126
pertanyaan di atas kapanpun dan dimanapun ditanyakan terhadap responden akan
memberikan hasil ukur yang sama.
3) Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan bagi variabel yang bersifat kualitiatif.
Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai variabel yang akan
diteliti dari hasil wawancara maupun kuesioner. Analisis deskriprif dalam
penelitian disertasi ini akan dilakukan melalui analisis terhadap angket tertutup
yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang gambaran kinerja nilai yang
diterima wajib pajak, dan komunikasi pemasaran terpadu serta proses keputusan
membayar pajak. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan distribusi
frekuensi dan persentase melalui skala Likert.
3.5.2 Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan secara
deskriptif dan varifikatif yang akan dilanjutkan dengan pembahasan.
1) Uji Hipotesis Deskriptif
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa instrumen yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat pertanyaan yang bersifat
tertutup dengan lima alternatif jawaban. Penentuan skor terbesar (maksimal), skor
terkecil (minimal), median, kuartil I dan kuartil III dilakukan dengan cara:
- Skor Maksimal = Skor tertinggi (5) x jumlah item x jumlah responden
- Skor Minimal = Skor terendah (1) x jumlah item x jumlah responden
- Median = Skor Minimal + Skor maksimal : 2
- Kuartil I = Skor Minimal + Median : 2
127
- Kuartil III = Median + Skor Maksimal : 2
Setelah mengetahui nilai skor maksimal, minimal, median, kuartil, I dan
kuartil III, selanjutnya menentukan definisi/batasan baik setiap nilai yang didapat.
Menurut Al-rasyid (1997:128), batasan skor itu jika:
a) ≥ Kuartil III, disebut sikap sangat positifb) Median s.d < Kuartil III, disebut sikap positifc) Kuartil I s.d < Median, disebut sikap negatifd) < Kuartil I, disebut sikap sangat negatif
2) Uji Hipotesis Verifikatif
Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan statistik untuk
menguji hipotesis yaitu teknik analisis model persamaan struktural atau lajim
dikenal dengan sebutan SEM (Structural Equation Modeling), Latent Variables
Analysis atau LISREL (LInear Structural RELationships) (Schumacker & Lomax,
1996; Kerlinger, 1990: 1047).
Berkenaan dengan teknik analisis SEM, Jöreskog dan Sörbom (1996)
memberikan penjelasan sebagai berikut:
The LISREL model, in its most general form, consist of two parts: the measurement model and the structural equation model. The measurement model specifies how the latent variables or hyphotetical contructs depend upon or are indicated by the observed variables. The structural equation model specifies the causal relationships among the latent variables, describes the causal effects, and assigns the explained and unexplained variance.
Lebih rinci lagi, Hair, Anderson, Tatham dan Black (1998:20) memberi
penjelasan bahwa:
Structural equation modeling, often referred to simply as LISREL (the name of one of the more popular software packages), is…Multivariate technique combining aspects of multiple regression and factor analysis to estimate a series of interrelated dependence relationships simultaneously….It is characterized by two basic components: (1) the structural model and (2) the measurement model. The structural model is
128
the “path” model, which relates independent to dependent variables. The measurement model allows the researcher to use several variables (indicators) for a single independent or dependent variable.
Dari kedua batasan tersebut dapat diidentifikasi keunggulan teknik analisis
SEM bila dibandingkan dengan teknik analisis data multivariat dipendensi lainnya
sebagai berikut: (1) SEM merupakan kombinasi secara kompak dua metode
analisis data multivariat, yaitu analisis faktor konfirmatori dan analisis jalur, (2)
SEM mampu mengevaluasi kualitas data, khususnya berkenaan dengan masalah
reliabilitas pengukuran variabel laten yang diteliti, dan (3) SEM mampu
menganalisis model pengukuran dan model struktural secara simultan.
1. Asumsi SEM
Seperti halnya dalam analisis statistika multivariat dependensi pada
umumnya, maka dalam analisis SEM ada beberapa asumsi yang perlu dipenuhi.
Jöreskog dan Sörbom (1996) mengemukakan asumsi utama SEM sebagai berikut:
“The fundamental assumption in SEM is that the error term in each relationship
is uncorrelated with all the independent constructs”. Hair, Anderson, Tatham dan
Black (1998) mengemukakan tiga asumsi utama SEM sebagai berikut: (1)
observasi data atau sampel bersifat independen, (2) sampel diambil secara
random, dan (3) hubungan antarvariabel bersifat linier.
Menurut Ghozali (2004): “Asumsi terpenting berkaitan dengan model
persamaan struktural adalah data harus berskala kontinyu dan data berdistribusi
normal.” Asumsi lainnya dikemukakan oleh Ferdinand (2002) bahwa di antara
variabel laten eksogen tidak ada multikolinieritas sempurna, dan ukuran sampel
minimal adalah 100 atau 5 sampai 10 responden untuk setiap parameter yang akan
diestimasi.
129
Mengenai ukuran sampel minimal, Kelloway (1998) menyarankan sebesar
200. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Hair, Anderson, Tatham dan Black
(1998) serta Ghozali (2004) yang menyatakan bahwa ukuran sampel minimal
untuk aplikasi SEM adalah 100 sampai 200 dengan syarat asumsi normalitas data
terpenuhi.
2. Uji Normalitas Data
Mengingat SEM sangat mensyaratkan data variabel penelitian
berdistribusi secara normal, maka sebelum data dianalisis lebih lanjut terlebih
dahulu akan diuji normalitasnya. Ada beberapa statistik uji yang biasa digunakan
untuk menguji normalitas data, diantaranya melalui statistik Z Skewness dan Z
Kurtosis sebagaimana disarankan Hair, Anderson, Tatham dan Black (1998:72).
Untuk regresi multivariate uji normalitas data yang digunakan adalah Q-Q Plot.
(Hair, 1998).
Dalam pengujian hipotesis peneliti menggunakan model persamaan
struktural atau Structural Equation Modeling (SEM), yaitu merupakan salah satu
teknik multivariat yang memeriksa rangkaian hubungan ketergantungan antar
variabel. SEM dapat digunakan untuk menganalisis secara sekaligus variabel
indikator, variabel laten (unobservable variable), dan kekeliruan pengukurannya.
Dengan SEM dapat dianalisis persamaan pengukuran (measurement equation),
persamaan struktur (structural equation), dan hubungan dua arah (reciprocal).
Dengan memperhatikan langkah-langkah yang dikemukakan Hair,
Anderson, Tatham, dan Black (1998: 592-614) dalam mengaplikasikan SEM,
maka dalam penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
130
1) Merumuskan Model Berbasis Teori
Seperti telah dikemukakan, SEM tidak dimaksudkan untuk menghasilkan
model, tetapi memkonfirmasikan model (Ferdinand, 2002, Maruyama,
1998). Karena itu langkah pertama dalam penggunaan SEM adalah
mengembangkan model berbasis teori dan empiris tertentu.
2) Mengkonstruksi Diagram Jalur
Setelah model berhasil dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah
meragakan model yang hendak diuji ke dalam bentuk diagram jalur lengkap
(full path diagram). Dalam terminologi program LISREL, diagram jalur
lengkap ini disebut sebagai Basic Model (Jöreskog dan Sörbom, 1993: 87).
Mengacu pada kerangka pemikiran dan operasionalisasi variabel penelitian
sebagaimana telah dipaparkan terdahulu, maka Gambar 3.1 berikut
meragakan diagram jalur lengkap model pengukuran dan model struktural
pengaruh nilai yang diterima wajib pajak dan komunikasi pemasaran terpadu
terhadap proses keputusan membayar pajak.
Gambar 3.1Diagram Jalur Penuh Basic Model Penelitian
131
Keterangan:X1 = Total customer value Y3 = Keputusan membayar pajakX2 = Total customer cost Y4 = Perilaku pasca membayar pajakX3 = Advertising 1 = Customer delivered value X4 = Event 2 = Integrated marketing communication X5 = Sponsorship = Proses keputusan membayar pajakX6 = Corporate identity ε(1,2,...,4) = Kekeliruan Pengukuran Pada Variabel EndogenX7 = Internet/website (1,2,…,10) = Kekeliruan Pengukuran Pada Variabel
EksogenX8 = Public relationX9 = point of purchaseX10 = word of mouthY1 = Pengenalan kebutuhanY2 = Pencarian informasi
3) Merumuskan Persamaan
Model penelitian di atas pada hakekatnya memperlihatkan bahwa customer
delivered value (X1) dan integrated marketing communication (X2) dan
adalah variabel eksogen yang secara langsung mempengaruhi proses
keputusan membayar pajak sebagai konsekuensi yang disebut sebagai
variabel endogen sesuai dengan persamaan model matematis berikut.
Model :
4) Menentukan Matriks Data Input
Model persamaan struktural umumnya menggunakan matriks kovarians dan
matriks korelasi sebagai dasar analisis atau sebagai input datanya.
Pengamatan individu dapat menjadi input dalam program tetapi pengamatan
itu dikonversikan ke dalam satu atau dua tipe matriks sebelum estimasi.
Dalam penelitian ini digunakan matriks kovarians untuk dianalisis.
132
5) Uji Kesesuaian Model
Yang dimaksud dengan kesesuaian adalah kesesuaian antara struktur
matriks varians-kovarians model teoritis dengan struktur matriks varians-
kovarians model empiris. Jika kedua matriks tersebut identik, maka model
teoritis tersebut dapat disimpulkan diterima secara sempurna.
Evaluasi model persamaan struktural dapat dilakukan secara deskriptif yang
dikenal sebagai indeks kecocokan (goodness of-fit indices, GFI). Untuk
keperluan praktis kriteria suatu model disimpulkan diterima adalah jika GFI
lebih dari atau sama dengan 0,9 (Hair, Anderson, Tatham, dan Black (1998)
6) Uji Hipotesis dan Interpretasi
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan melalui uji statistik
F untuk menguji hipotesis secara simultan dan student’s t untuk menguji
hipotesis secara parsial. Uji statistik ini beserta nilai signifikansinya dapat
dilakukan dengan menggunakan paket program LISREL. Kriteria yang
digunakan adalah hipotesis diterima jika nilai uji statistik student’s t lebih
besar dari 1,96 dan ditolak jika lebih kecil atau sama dengan 1,96.
Hipotesis 1
Terdapat hubungan antara nilai yang diterima wajib pajak yang terdiri dari
total customer value dan total customer cost dengan kinerja komunikasi
pemasaran terpadu secara parsial.
Hipotesis di atas dapat digambarkan sebagai berikut.
133
Gambar 3.2 Diagram Jalur Hipotesis 1
Hipotesis 2
Terdapat pengaruh nilai yang diterima wajib pajak yang terdiri dari total
customer value dan total customer cost terhadap keputusan membayar pajak
secara parsial.
Hipotesis di atas dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.3Diagram Jalur Hipotesis 2
Model struktural untuk diagram di atas adalah:
= γ11 1 + ζ1
134
Hipotesis 3
Terdapat pengaruh komunikasi pemasaran terpadu yang terdiri dari
advertising, event, sponsorship, corporate identity, internet/website, public
relation, point of purchase dan word of mouth terhadap keputusan membayar
pajak secara parsial.
Hipotesis di atas dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.4 Diagram Jalur Hipotesis 3
Model struktural untuk diagram di atas adalah:
= γ21 2+ ζ2
Hipotesis 4
Terdapat pengaruh nilai yang diterima wajib pajak dan komunikasi
pemasaran terpadu terhadap proses keputusan membayar pajak secara simultan.
Hipotesis di atas dapat digambarkan sebagai berikut.
135
Gambar 3.5Diagram Jalur Hipotesis 4
Model struktural untuk diagram di atas adalah:
= γ11 1+ γ21 2+ ζ3
3.6 Rancangan Pemecahan Masalah
Adapun rancangan pemecahan masalah dalam penelitian ini dirumuskan
dalam bagan berikut ini:
Gambar 3.6Rancangan Pemecahan Masalah
136
RENCANA EVALUASI DAN KONTROL: INDIKATOR DAN ALAT VERIFIKASI
RENCANA TINDAKAN:IMPLEMENTASI SARAN
OPERASIONALISASI STRATEGI (PENYUSUNAN DAN PENGGUNAAN
KRITERIA) KELUAR: SARAN KONKRIT
STRATEGY MAPPING(OPERASIONALISASI VARIABEL SOLUSI)
KELUAR: SASARAN
RUMUSAN MASALAHRUMUSAN MASALAH
RUMUSAN TUJUANRUMUSAN TUJUAN
3.6.1 Rumusan Tujuan
Rumusan tujuan pemecahan masalah penelitian ini merupakan kelanjutan
dari perumusan masalah. Selain itu rumusan tujuan dapat terukur dan
dimungkinkan pula dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel solusi. Dalam
penelitian ini diidentifikasi masalah penerimaan pajak yang masih belum dapat
memenuhi target APBN selama dua tahun berturut-turut yaitu tahun 2006 dan
2007 Ditjen Pajak tidak dapat memenuhi target yang ditetapkan dalam APBN. Hal
ini disinyalir karena masih rendahnya kesadarab wajib pajak untuk memutuskan
membayar pajak. Dalam hal ini kantor pajak dituntut untuk dapat memberikan
nilai kepada wajib pajak agar dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan
kepada wajib pajak. Nilai yang diberikan harus didukung oleh komunikasi dari
pihak kantor pajak kepada wajib pajak bahwa saat ini kantor pajak telah
melakukan modernisasi perpajakan yang dapat mempermudah wajib pajak.
3.6.2 Pemetaan Strategi (Stategy Mapping)
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditentukan variabel solusi, dan
selanjutnya dapat dibuat pemetaan strategi (strategy mapping). Variabel solusi
ditentukan dari nilai yang diterima wajib pajak dan komunikasi pemasara terpadu
yang berpengaruh terhadap proses keputusan membayar pajak.
Model rancangan pemecahan masalah yang dibuat dapat dilihat pada
Gambar 3.5, di mana model tersebut dimaksudkan untuk dapat menjadi dasar
penentu strategi pemecahan masalah yang KPP Pratama di lingkungan Kanwil
Jakarta Pusat.
137
Gambar 3.7Model Rancangan Pemecahan Masalah
3.6.3 Operasionalisasi Strategi
Berdasarkan pemetaan strategi (stategy mapping) yang dibuat, akan dilihat
seberapa jauh kemungkinan alternatif-alternatif strategi dapat dijalankan oleh KPP
Pratama Jakarta Pusat. Alternatif-alternatif strategi ditentukan berdasarkan hasil
penelitian mengenai aspek-aspek nilai yang diterima wajib pajak dan komunikasi
pemasaran terpadu dalam upaya meningkatkan proses keputusan membayar pajak
oleh wajib pajak.
3.6.4 Rencana Tindakan
Berdasarkan pemetaan strategi (strategy mapping) yang kemudian
dilanjutkan dengan penentuan kriteria agar dapat dihasilkan saran-saran yang
lebih konkrit, maka disusun rencana tindakan pemecahan masalah meliputi bagian
yang akan diberi beban dan tanggung jawab dalam pelaksanaan saran pemecahan
masalah, jadwal/schedule, serta anggaran atau dana yang dibutuhkan untuk
melaksanakan program tersebut. Uraian rencana tindakan berisi argumentasi
138
mengenai tindakan yang sepatutnya dilakukan untuk mencapai tujuan pemecahan
masalah.
3.6.5 Rencana Evaluasi dan Kontrol
Berdasarkan rencana tindakan yang tercermin pada implementasi saran
daripada variabel solusi kemudian dilanjutkan pada tahap evaluasi dan kontrol di
mana tahapan ini merupakan tahapan akhir dari pemecahan masalah yang
bertujuan untuk menilai sejauh mana implementasi saran menjadi tindakan sudah
tepat dilaksanakan dan memperlihatkan hasil berupa indikator yang dapat diukur
sebagai alat verifikasi bahwa saran tersebut telah dilaksanakan sesuai guna
laksana dan tujuan pemecahan masalah yang ditetapkan.
139