bab iii @ ophi

39
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Berdasarkan tujuannya, penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran dari variabel penelitian (Sugiyono, 2003). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai variabel penelitian yang diteliti meliputi: nilai yang diterima wajib pajak, komunikasi pemasaran terpadu, dan proses keputusan membayar pajak. Sedangkan penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, di mana dalam penelitian ini diuji pengaruh nilai yang diterima wajib pajak dan komunikasi pemasaran terpadu terhadap proses keputusan membayar pajak. Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui 114

Upload: ilas-adriansyah

Post on 25-Jan-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bb

TRANSCRIPT

Page 1: Bab III @ Ophi

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian yang Digunakan

Berdasarkan tujuannya, penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif.

Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran

dari variabel penelitian (Sugiyono, 2003). Penelitian ini bertujuan untuk

memperoleh gambaran mengenai variabel penelitian yang diteliti meliputi: nilai

yang diterima wajib pajak, komunikasi pemasaran terpadu, dan proses keputusan

membayar pajak.

Sedangkan penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran

dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, di

mana dalam penelitian ini diuji pengaruh nilai yang diterima wajib pajak dan

komunikasi pemasaran terpadu terhadap proses keputusan membayar pajak.

Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan

verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka

metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif survey dan metode

explanatory survey.

Metode deskriptif survey dan metode explanatory survey merupakan

metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data

yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut,

sehingga ditemukan deskripsi dan hubungan-hubungan antar variabel. Dalam

penelitian yang menggunakan metode ini informasi dari sebagian populasi

114

Page 2: Bab III @ Ophi

dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk

mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak

lingkungan Kanwil Jakarta Pusat. Sedangkan unit observasinya adalah wajib

pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak lingkungan Kanwil Jakarta Pusat..

Pengamatan menggunakan cakupan waktu (time horizon) bersifat cross

section/one shoot, artinya informasi atau data yang diperoleh adalah hasil

penelitian yang dilakukan pada satu waktu tertentu yaitu pada tahun 2008.

3.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel yang dikaji dalam penelitian ini meliputinilai yang diterima oleh

wajib pajak dan komunikasi pemasaran terpadu sebagai variabel bebas

(independent). Dari variabel tersebut dicari bagaimana pengaruhnya terhadap

proses keputusan membayar pajak sebagai variabel terikat (dependent). Skala

pengukuran yang digunakan adalah ordinal. Secara lebih rinci operasionalisasi

variabel dalam penelitian ini ditampilkan dalam Tabel 3.1 sebagai berikut.

Tabel 3.1Operasionalisasi Variabel

Variabel/ Sub Variabel

Konsep Indikator Ukuran Skala

1 2 3 4 5Nilai yang diterima oleh Wajib Pajak

Perbandingan antara total manfaat yang diterima dengan total korbanan yang dikeluarkan wajib pajak

Total customer value Seperangkat manfaat yang diterima wajib pajak dari produk atau jasa tertentu yang dikonsumsinya

Produk Tingkat kemenarikan produk-produk baru dari kantor pajak

Tingkat kelengkapan fasilitas kantor pajak

Tingkat kenyaman kantor pajak

Ordinal

Ordinal

Ordinal Layanan Tingkat kecepatan Ordinal

115

Page 3: Bab III @ Ophi

Variabel/ Sub Variabel

Konsep Indikator Ukuran Skala

1 2 3 4 5pelayanan perpajakan

Karyawan Tingkat Keramahan karyawan

Tingkat Kesopanan karyawan

Tingkat kemenarikan penampilan karyawan

Tingkat kebersihan penampilan karyawan

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Citra Tingkat kepercayaan wajib pajak terhadap kantor pajak

Ordinal

Total customer cost Seperangkat biaya yang dikorbankan wajib pajak dalam mengevaluasi, mendapatkan, memepergunakan dan membuang suatu produk atau jasa tertentu

Moneter Jumlah pajak yang dibayarkan

Ordinal

Waktu Tingkat korbanan waktu untuk membayar pajak dalam hal sistem antrian

Tingkat korbanan waktu untuk membayar pajak dalam hal lokasi kantor pajak

Ordinal

Ordinal

Energi Tingkat korbanan energi untuk membayar pajak dalam hal sistem antrian

Tingkat korbanan energi untuk membayar pajak dalam hal lokasi kantor pajak

Ordinal

Ordinal

Psikologis Tingkat korbanan psikologis dalam membayar pajak

Ordinal

Integrated Marketing Communication

Advertising Segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang, atau jasa secara non-personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.

Tujuan Ketepatan tujuan periklanan dalam memberikan informasi kepada wajib pajak

Ketepatan tujuan periklanan dalam membujuk wajib pajak

Ketepatan tujuan periklanan dalam mengingatkan wajib

Ordinal

Ordinal

Ordinal

116

Page 4: Bab III @ Ophi

Variabel/ Sub Variabel

Konsep Indikator Ukuran Skala

1 2 3 4 5pajak

Pesan Kemenarikan isi pesan yang disampaikan

Ordinal

Media Kemenarikan bintang iklan baik pada media televisi, radio, surat kabar, maupun billboard

Ketepatan penggunaan media iklan televisi, radio, surat kabar dan billboard

Kesesuaian desain gambar dan warna baik pada media televisi, radio, surat kabar, maupun billboard

Frekuensi penayangan iklan pada media televisi

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Publicity Saluran komunikasi nonpersonal yang didesain untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.

Kejelasan informasi

Kemenarikan Penampilan

Ketepatan dengan sasaran

Tingkat kejelasan informasi

Tingkat kemenarikan penampilan

Tingkat ketepatan dengan sasaran

Ordinal

OrdinalOrdinal

Event Menunjukkan dukungan dari masyarakat terhadap kegiatan-kegiatan atau aktvitas yang berhubungan dengan olahraga, seni, hiburan, atau sebab-sebab sosial.

Ketepatan dengan sasaran

Ketepatan pasar yang dituju

Ketepatan waktu penyelenggaraan

Ketepatan lokasi penyelenggaraan

Tingkat ketepatan dengan sasaran

Tingkat ketepatan pasar yang dituju

Tingkat ketepatan waktu penyelenggaraan

Tingkat ketepatan lokasi penyelenggaraan

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Sponsorship Aktivitas komunikasi yang diikatkan pada kegiatan lain dengan tetap bertujuan memperkuat kesadaran merek dan membangun citra perusahaan.

Daya tarik sponsorship

Frekuensi penyelenggaraan sponsorship

Kejelasan logo

Tingkat daya tarik sponsorship

Tingkat frekuensi penyelenggaraan sponsorship

Tingkat kejelasan logo

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Corporate identity Identitas perusahaan digunakan untuk mengisyaratkan suatu citra perusahaan

Daya tarik logo kantor pajak

Daya tarik nama kantor pajak

Tingkat daya tarik logo kantor pajak

Tingkat daya tarik nama kantor pajak

OrdinalOrdinal

Keputusan Membayar Pajak

Pengenalan kebutuhan

Pengenalan kebutuhan merupakan tahap pertama proses pengambilan keputusan dimana wajib pajak mengenali

Pengenalan terhadap kewajiban membayar pajak

Tingkat pengenalan terhadap kewajiban membayar pajak

Ordinal

117

Page 5: Bab III @ Ophi

Variabel/ Sub Variabel

Konsep Indikator Ukuran Skala

1 2 3 4 5suatu masalah atau kebutuhan.Schiffman dan Kanuk, (2004:561)

Pencarian Informasi Pencarian informasi adalah tahap proses pengambilan keputusan membayar pajak di mana wajib pajak telah tertarik untuk mencari lebih banyak informasi.Schiffman dan Kanuk, (2004:561)

Informasi dari sumber pribadi

Informasi dari sumber komersial

Informasi dari sumber publik

Informasi dari sumber pengalaman

Tingkat informasi dari sumber pribadi

Tingkat informasi dari sumber komersial

Tingkat informasi dari sumber publik

Tingkat informasi dari sumber pengalaman

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Keputusan membayar pajak

Keputusan untuk membayar pajak Schiffman dan Kanuk, (2004:561)

Keputusan membayar pajak berdasarkan layanan

Keputusan membayar pajak berdasarkan jenis pajak

Keputusan membayar pajak berdasarkan manfaat pajak

Keputusan membayar pajak berdasarkan jumlah pajak

Tingkat keputusan membayar pajak berdasarkan layanan

Tingkat keputusan membayar pajak berdasarkan jenis pajak

Tingkat keputusan membayar pajak berdasarkan manfaat pajak

Tingkat keputusan membayar pajak berdasarkan jumlah pajak

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Perilaku pasca membayar pajak

Sikap/perilaku wajib pajak setelah melakukan pembayaran pajakSchiffman dan Kanuk, (2004:561)

Kepuasan

Membayar ulang

Tingkat kepuasan setelah membayar pajak

Tingkat kemungkinan wajib pajak untuk membayar pajak kembali

Ordinal

Ordinal

3.3 Sumber dan Cara Penentuan Data

3.3.1 Sumber Data

118

Page 6: Bab III @ Ophi

Menurut Sugiyono (2003) berdasarkan sumbernya, data dibedakan

menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data sekunder adalah data yang

telah dikumpulkan oleh pihak lain atau lembaga pengumpul data dan

dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Sedang data primer adalah data

yang diperoleh dari responden secara langsung yang dikumpulkan melalui survei

lapangan dengan menggunakan alat pengumpulan data tertentu yang dibuat secara

khusus untuk itu. (Sakaran, 2000; Kuncoro, 2003; Zikmund, 2000).

Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data tentang karakteristik

responden dan data tentang masing-masing variabel yang dikaji. Sedangkan

sumber data, yaitu (1) sumber data sekunder terdiri dari Direktorat Jenderal

Pajak, (2) sumber data primer yaitu wajib pajak orang pribadi KPP Pratama

Jakarta Pusat.

Secara rinci jenis dan sumber data dalam penelitian ini disajikan pada

Tabel 3.2berikut:

Tabel 3.2Jenis Dan Sumber Data

Jenis Data Sumber Data Digunakan Untuk Tujuan PenelitianT-1 T-2 T-3 T-4 T-5 T-6 T-7

Nilai yang diterima oleh wajib pajak

Wajib Pajak Orang Pribadi

- - -

Komunikasi Pemasaran Terpadu

Wajib Pajak Orang Pribadi

- - -

Proses Keputusan Membayar Pajak

Wajib Pajak Orang Pribadi

- - -

Keterangan :T – 1 : Tujuan penelitian 1T – 2 : Tujuan penelitian 2T – 3 : Tujuan penelitian 3T – 4 : Tujuan penelitian 4

T – 5 : Tujuan penelitian 5T – 6 : Tujuan penelitian 6T – 7 : Tujuan penelitian 7

3.3.2 Cara Penentuan Data

119

Page 7: Bab III @ Ophi

Untuk memperoleh sampel yang representative, ada beberapa langkah

yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Pertama, menginventarisasi kantor

wilayah, dan KPP Pratama di Jakarta Pusat. Kedua, menentukan ukuran sampel

dari besarnya populasi sebesar 220.525. Populasi ini diperoleh dari jumlah wajib

pajak efektif pada tahun 2007 sampai dengan tanggal 31 Maret 2008 di Kanwil

Jakarta Pusat.

Dalam penelitian ini populasi dan sampel ditentukan dengan

menggunakan uji statistik cluster sampling. Cluster sampling adalah teknik

memilih sebuah sampel dari kelompok-kelompok unit-unit yang kecil, atau

cluster. (Nazir, 2003:311). Langkah-langkah cluster sampling adalah sebagai

berikut:

1. Berdasarkan data dari Kanwil Jakarta Pusat, jumlah KPP Pratama lingkungan

Kanwil Jakarta Pusat 7 daerah yang terdapat di Gambir, Tanah Abang,

Menteng, Sawah Besar, Senen, Kemayoran, dan Cempaka Putih

2. Peneliti secara random memilih psu (primary sampling unit) sebagai sampel

dengan menggunakan sampel fraction = 100%. Jumlah psu dalam sampel

pertama dicari dengan rumus :

f = 1; M = 7, maka m = f.m = 1 X 7 = 7 daerah

120

Jakarta Pusat

Gambir Tanah Abang

Menteng Sawah Besar

Senen Kemayoran Cempaka Putih

Page 8: Bab III @ Ophi

Peneliti kemudian mencari jumlah KPP yang ada dari setiap daerah di

lingkuangan Kanwil Jakarta Pusat. Berdasarkan dari data Kanwil Jakarta

Pusat maka diperoleh KPP Pratama Gambir I, KPP Pratama Gambir II, KPP

Pratama Gambir III, KPP Pratama Tanah Abang I, KPP Pratama Tanah

Abang II, KPP Pratama Tanah Abang I II, KPP Pratama Menteng I, KPP

Pratama Menteng II, KPP Pratama Menteng III , KPP Pratama Sawah Besar

I, KPP Pratama Sawah Besar II, KPP Pratama Senen, KPP Pratama

Kemayoran, dan KPP Pratama Cempaka Putih.

3. Peneliti menarik secara random memilih ssu (secondary sampling unit) untuk

tahap kedua dengan sampel fraction = 25%, maka jumlah KPP Pratama dari

kantor wilayah Jakarta Pusat adalah 4 KPP Pratama. Pemilihan KPP Pratama

melalui penarikan secara random dengan menggunakan Tabel angka random

menghasilkan 4 KPP Pratama yang terpilih :

KPP Pratama Gambir I = Membawahi 3925 WP efektif

KPP Pratama Tanah Abang III= Membawahi 3235 WP efektif

KPP Pratama Menteng III = Membawahi 3150 WP efektif

KPP Pratama Senen = Membawahi 5048 WP efektif

4. Peneliti menarik secara random sampel untuk tahap ketiga dengan sampel

fraction =5%, maka jumlah wajib pajak dari setiap KPP Pratama adalah:

KPP Pratama Gambir I = 0,05 X 3925 = 196,25 197 WP efektif

KPP Pratama Cempaka Putih = 0,05 X 3235 = 161,75 162 WP efektif

121

Page 9: Bab III @ Ophi

KPP Pratama Menteng III = 0,05 X 3150 = 157,50 158 WP efektif

KPP Pratama Senen = 0,05 X 5048 = 252,40 253WP efektif +

= 400 WP efektif

Berdasarkan perhitungan sampel dengan teknik cluster sampling di atas

maka wajib pajak yang menjadi responden minimal sebesar 400 orang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data, mengacu pada cara apa data yang diperlukan

dalam penelitian dapat diperoleh. Kaitannya dalam hal tersebut, serta dengan

melihat konsep analitis dari penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang

digunakan dapat melalui kombinasi secara langsung atau tidak.

Sumber data yang diperoleh penulis dengan menggunakan teknik sebagai

berikut:

a) Wawancara, sebagai teknik komunikasi langsung untuk memperoleh data

yang dibutuhkan. Dilakukan kepada Kepala KPP Pratama di lingkungan

Kanwil Jakarta Pusat untuk memperoleh data mengenai profil KPP Pratama

dan wajib pajak

b) Observasi, yaitu dilakukan dengan meninjau dan melakukan pengamatan

langsung terhadap objek yang diteliti (unit pengamatan atau unit analisis).

mengenai aktivitas pelayanan perpajakan di KPP lingkungan Kanwil Pratama

Jakarta Pusat.

122

Page 10: Bab III @ Ophi

c) Studi kepustakaan, yaitu usaha untuk mengumpulkan informasi yang

berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan

variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini adalah nilai yang diterima wajib

pajak , komunikasi pemasaran terpadu, dan proses keputusan membayar pajak

d) Angket (kuesioner), yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran

seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadi anggota

sampel penelitian. Kuesioner berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai

karakteristik wajib pajak orang pribadi, pengalaman wajib pajak orang pribadi

pada pelayanan perpajakan, nilai yang diterima wajib pajak, komunikasi

pemasaran terpadu, proses keputusan membayar pajak.

Untuk lebih jelasnya mengenai teknik pengumpulan data dalam penelitian

ini, maka peneliti mengumpulkan dan menyajikannya dalam Tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.3Teknik Pengumpulan Data

Cara Pengumpulan Data Sumber Data Digunakan Untuk Tujuan PenelitianT-1 T-2 T-3 T-4 T-5 T-6 T-7

Wawancara Kepala KPP Pratama lingkungan Kanwil Jakarta Pusat

- - - -

Observasi KPP Pratama lingkungan Kanwil Jakarta Pusat

Studi Kepustakaan Dokumen laporan dari majalah, jurnal dan karya ilmiah lain

Kuesioner Wajib pajak orang pribadi KPP Pratama lingkungan Kanwil Jakarta Pusat

Keterangan :T – 1 : Tujuan penelitian 1T – 2 : Tujuan penelitian 2T – 3 : Tujuan penelitian 3T – 4 : Tujuan penelitian 4

T – 5 : Tujuan penelitian 5T – 6 : Tujuan penelitian 6T – 7 : Tujuan penelitian 7

123

Page 11: Bab III @ Ophi

Konstruksi item angket tertutup untuk setiap variabel berupa pertanyaan

atau pernyataan tentang sifat dan ciri dari setiap variabel, disertai lima alternatif

jawaban, yaitu sangat rendah/sangat lemah, rendah/lemah, sedang, tinggi/kuat dan

sangat tinggi/sangat kuat. Jumlah item untuk setiap variabel dan sub variabel

berbeda sesuai dengan sifat dan ciri yang diukur. Setiap jawaban untuk setiap item

diberi skor dengan kriteria berikut:

Tabel 3.4Kriteria Pemberian Skor Angket

JawabanSKOR

Item Positif Item NegatifSangat Rendah/Sangat LemahRendah/LemahSedang/SedangTinggi/KuatSangat Tinggi/Sangat Kuat

12345

54321

Sumber: Sugiyono (2003)

3.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis

3.5.1 Rancangan Analisis

Dalam menganalisis hubungan antarvariabel indikator, variabel penelitian,

dan kekeliruan pengukurannya digunakan pendekatan SEM (structural equation

model). Untuk memperoleh data variabel laten (unobservable variable), setiap

variabel terlebih dahulu dijabarkan ke dalam indikator yang merupakan refleksi

atau manifest dari konsep sehingga dapat diamati atau dapat diukur secara

langsung (observable variable) . Setiap indikator diukur dengan ukuran peringkat

jawaban dengan skala ordinal.

Sebelum kuesioner didistribusikan dilakukan beberapa pengujian terlebih

dahulu, yaitu pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. Untuk pengujian

validitas dan reliabilitas digunakan 40 responden yang diambil secara acak.

124

Page 12: Bab III @ Ophi

1) Pengujian Validitas Instrumen

Validitas ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang

digunakan dapat dipakai untuk mengukur akurasi penelitian, sedangkan

reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauhmana instrumen pengukur dapat

dipercaya (Singarimbun, 1997).

Rumus untuk menguji validitas yang digunakan adalah rumus Korelasi

Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

(Suharsimi Arikunto,2002:146)

r = Koefisien korelasi antara variabel X dan varaibel Y, dua variabel yang dikorelasikan.

Keputusan pengujian validitas pengguna telepon seluler CDMA adalah

sebagai berikut:

a) Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika rhitung > rtabel

b) Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika rhitung < rtabel

Berdasarkan jumlah angket yang diuji sebanyak 40esponden dengan

tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 (40-2=38), maka didapat

nilai rtabel sebesar 0,320. Berdasarkan Lampiran 4 dapat diketahui bahwa

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada responden dapat dikatakan valid,

karena setiap pertanyaan memiliki rhitung lebih besar daripada rtabel. Sehingga

pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukur terhadap konsep

yang seharusnya diukur.

2) Pengujian Reliabilitas Instrumen

125

Page 13: Bab III @ Ophi

Reliabilitas menunjukan suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen

tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukan tingkat keterandalan tertentu

(Suharsimi Arikunto, 2002).

Pengujian reliabilitas instrumen dengan rentang skor antara 1-5

menggunakan rumus Cronbach Alpha, yaitu:

dimana:r11 = reliabilitas instrumenk = banyak butir pertanyaan

= varians total

= jumlah varian butir

Jumlah varians butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varians tiap

butir, kemudian jumlahkan, seperti yang dipaparkan berikut ini:

Kriteria pengambilan keputusan untuk reliabilitas adalah sebagai berikut:

rhitung > rtabel maka instrumen dikatakan reliabel

rhitung < rtabel maka instrumen dikatakan tidak reliabel

(Suharsimi Arikunto,2002)

Berdasarkan jumlah angket yang diuji sebanyak 40 responden dengan

tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 (40-2=38), maka didapat

nilai rtabel sebesar 0,320. Berdasarkan Lampiran 4 dapat diketahui bahwa

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada responden dapat dikatakan reliabel,

karena hasil rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung > rtabel). Sehingga pertanyaan-

126

Page 14: Bab III @ Ophi

pertanyaan di atas kapanpun dan dimanapun ditanyakan terhadap responden akan

memberikan hasil ukur yang sama.

3) Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan bagi variabel yang bersifat kualitiatif.

Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai variabel yang akan

diteliti dari hasil wawancara maupun kuesioner. Analisis deskriprif dalam

penelitian disertasi ini akan dilakukan melalui analisis terhadap angket tertutup

yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang gambaran kinerja nilai yang

diterima wajib pajak, dan komunikasi pemasaran terpadu serta proses keputusan

membayar pajak. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan distribusi

frekuensi dan persentase melalui skala Likert.

3.5.2 Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan secara

deskriptif dan varifikatif yang akan dilanjutkan dengan pembahasan.

1) Uji Hipotesis Deskriptif

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa instrumen yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat pertanyaan yang bersifat

tertutup dengan lima alternatif jawaban. Penentuan skor terbesar (maksimal), skor

terkecil (minimal), median, kuartil I dan kuartil III dilakukan dengan cara:

- Skor Maksimal = Skor tertinggi (5) x jumlah item x jumlah responden

- Skor Minimal = Skor terendah (1) x jumlah item x jumlah responden

- Median = Skor Minimal + Skor maksimal : 2

- Kuartil I = Skor Minimal + Median : 2

127

Page 15: Bab III @ Ophi

- Kuartil III = Median + Skor Maksimal : 2

Setelah mengetahui nilai skor maksimal, minimal, median, kuartil, I dan

kuartil III, selanjutnya menentukan definisi/batasan baik setiap nilai yang didapat.

Menurut Al-rasyid (1997:128), batasan skor itu jika:

a) ≥ Kuartil III, disebut sikap sangat positifb) Median s.d < Kuartil III, disebut sikap positifc) Kuartil I s.d < Median, disebut sikap negatifd) < Kuartil I, disebut sikap sangat negatif

2) Uji Hipotesis Verifikatif

Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan statistik untuk

menguji hipotesis yaitu teknik analisis model persamaan struktural atau lajim

dikenal dengan sebutan SEM (Structural Equation Modeling), Latent Variables

Analysis atau LISREL (LInear Structural RELationships) (Schumacker & Lomax,

1996; Kerlinger, 1990: 1047).

Berkenaan dengan teknik analisis SEM, Jöreskog dan Sörbom (1996)

memberikan penjelasan sebagai berikut:

The LISREL model, in its most general form, consist of two parts: the measurement model and the structural equation model. The measurement model specifies how the latent variables or hyphotetical contructs depend upon or are indicated by the observed variables. The structural equation model specifies the causal relationships among the latent variables, describes the causal effects, and assigns the explained and unexplained variance.

Lebih rinci lagi, Hair, Anderson, Tatham dan Black (1998:20) memberi

penjelasan bahwa:

Structural equation modeling, often referred to simply as LISREL (the name of one of the more popular software packages), is…Multivariate technique combining aspects of multiple regression and factor analysis to estimate a series of interrelated dependence relationships simultaneously….It is characterized by two basic components: (1) the structural model and (2) the measurement model. The structural model is

128

Page 16: Bab III @ Ophi

the “path” model, which relates independent to dependent variables. The measurement model allows the researcher to use several variables (indicators) for a single independent or dependent variable.

Dari kedua batasan tersebut dapat diidentifikasi keunggulan teknik analisis

SEM bila dibandingkan dengan teknik analisis data multivariat dipendensi lainnya

sebagai berikut: (1) SEM merupakan kombinasi secara kompak dua metode

analisis data multivariat, yaitu analisis faktor konfirmatori dan analisis jalur, (2)

SEM mampu mengevaluasi kualitas data, khususnya berkenaan dengan masalah

reliabilitas pengukuran variabel laten yang diteliti, dan (3) SEM mampu

menganalisis model pengukuran dan model struktural secara simultan.

1. Asumsi SEM

Seperti halnya dalam analisis statistika multivariat dependensi pada

umumnya, maka dalam analisis SEM ada beberapa asumsi yang perlu dipenuhi.

Jöreskog dan Sörbom (1996) mengemukakan asumsi utama SEM sebagai berikut:

“The fundamental assumption in SEM is that the error term in each relationship

is uncorrelated with all the independent constructs”. Hair, Anderson, Tatham dan

Black (1998) mengemukakan tiga asumsi utama SEM sebagai berikut: (1)

observasi data atau sampel bersifat independen, (2) sampel diambil secara

random, dan (3) hubungan antarvariabel bersifat linier.

Menurut Ghozali (2004): “Asumsi terpenting berkaitan dengan model

persamaan struktural adalah data harus berskala kontinyu dan data berdistribusi

normal.” Asumsi lainnya dikemukakan oleh Ferdinand (2002) bahwa di antara

variabel laten eksogen tidak ada multikolinieritas sempurna, dan ukuran sampel

minimal adalah 100 atau 5 sampai 10 responden untuk setiap parameter yang akan

diestimasi.

129

Page 17: Bab III @ Ophi

Mengenai ukuran sampel minimal, Kelloway (1998) menyarankan sebesar

200. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Hair, Anderson, Tatham dan Black

(1998) serta Ghozali (2004) yang menyatakan bahwa ukuran sampel minimal

untuk aplikasi SEM adalah 100 sampai 200 dengan syarat asumsi normalitas data

terpenuhi.

2. Uji Normalitas Data

Mengingat SEM sangat mensyaratkan data variabel penelitian

berdistribusi secara normal, maka sebelum data dianalisis lebih lanjut terlebih

dahulu akan diuji normalitasnya. Ada beberapa statistik uji yang biasa digunakan

untuk menguji normalitas data, diantaranya melalui statistik Z Skewness dan Z

Kurtosis sebagaimana disarankan Hair, Anderson, Tatham dan Black (1998:72).

Untuk regresi multivariate uji normalitas data yang digunakan adalah Q-Q Plot.

(Hair, 1998).

Dalam pengujian hipotesis peneliti menggunakan model persamaan

struktural atau Structural Equation Modeling (SEM), yaitu merupakan salah satu

teknik multivariat yang memeriksa rangkaian hubungan ketergantungan antar

variabel. SEM dapat digunakan untuk menganalisis secara sekaligus variabel

indikator, variabel laten (unobservable variable), dan kekeliruan pengukurannya.

Dengan SEM dapat dianalisis persamaan pengukuran (measurement equation),

persamaan struktur (structural equation), dan hubungan dua arah (reciprocal).

Dengan memperhatikan langkah-langkah yang dikemukakan Hair,

Anderson, Tatham, dan Black (1998: 592-614) dalam mengaplikasikan SEM,

maka dalam penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

130

Page 18: Bab III @ Ophi

1) Merumuskan Model Berbasis Teori

Seperti telah dikemukakan, SEM tidak dimaksudkan untuk menghasilkan

model, tetapi memkonfirmasikan model (Ferdinand, 2002, Maruyama,

1998). Karena itu langkah pertama dalam penggunaan SEM adalah

mengembangkan model berbasis teori dan empiris tertentu.

2) Mengkonstruksi Diagram Jalur

Setelah model berhasil dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah

meragakan model yang hendak diuji ke dalam bentuk diagram jalur lengkap

(full path diagram). Dalam terminologi program LISREL, diagram jalur

lengkap ini disebut sebagai Basic Model (Jöreskog dan Sörbom, 1993: 87).

Mengacu pada kerangka pemikiran dan operasionalisasi variabel penelitian

sebagaimana telah dipaparkan terdahulu, maka Gambar 3.1 berikut

meragakan diagram jalur lengkap model pengukuran dan model struktural

pengaruh nilai yang diterima wajib pajak dan komunikasi pemasaran terpadu

terhadap proses keputusan membayar pajak.

Gambar 3.1Diagram Jalur Penuh Basic Model Penelitian

131

Page 19: Bab III @ Ophi

Keterangan:X1 = Total customer value Y3 = Keputusan membayar pajakX2 = Total customer cost Y4 = Perilaku pasca membayar pajakX3 = Advertising 1 = Customer delivered value X4 = Event 2 = Integrated marketing communication X5 = Sponsorship = Proses keputusan membayar pajakX6 = Corporate identity ε(1,2,...,4) = Kekeliruan Pengukuran Pada Variabel EndogenX7 = Internet/website (1,2,…,10) = Kekeliruan Pengukuran Pada Variabel

EksogenX8 = Public relationX9 = point of purchaseX10 = word of mouthY1 = Pengenalan kebutuhanY2 = Pencarian informasi

3) Merumuskan Persamaan

Model penelitian di atas pada hakekatnya memperlihatkan bahwa customer

delivered value (X1) dan integrated marketing communication (X2) dan

adalah variabel eksogen yang secara langsung mempengaruhi proses

keputusan membayar pajak sebagai konsekuensi yang disebut sebagai

variabel endogen sesuai dengan persamaan model matematis berikut.

Model :

4) Menentukan Matriks Data Input

Model persamaan struktural umumnya menggunakan matriks kovarians dan

matriks korelasi sebagai dasar analisis atau sebagai input datanya.

Pengamatan individu dapat menjadi input dalam program tetapi pengamatan

itu dikonversikan ke dalam satu atau dua tipe matriks sebelum estimasi.

Dalam penelitian ini digunakan matriks kovarians untuk dianalisis.

132

Page 20: Bab III @ Ophi

5) Uji Kesesuaian Model

Yang dimaksud dengan kesesuaian adalah kesesuaian antara struktur

matriks varians-kovarians model teoritis dengan struktur matriks varians-

kovarians model empiris. Jika kedua matriks tersebut identik, maka model

teoritis tersebut dapat disimpulkan diterima secara sempurna.

Evaluasi model persamaan struktural dapat dilakukan secara deskriptif yang

dikenal sebagai indeks kecocokan (goodness of-fit indices, GFI). Untuk

keperluan praktis kriteria suatu model disimpulkan diterima adalah jika GFI

lebih dari atau sama dengan 0,9 (Hair, Anderson, Tatham, dan Black (1998)

6) Uji Hipotesis dan Interpretasi

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan melalui uji statistik

F untuk menguji hipotesis secara simultan dan student’s t untuk menguji

hipotesis secara parsial. Uji statistik ini beserta nilai signifikansinya dapat

dilakukan dengan menggunakan paket program LISREL. Kriteria yang

digunakan adalah hipotesis diterima jika nilai uji statistik student’s t lebih

besar dari 1,96 dan ditolak jika lebih kecil atau sama dengan 1,96.

Hipotesis 1

Terdapat hubungan antara nilai yang diterima wajib pajak yang terdiri dari

total customer value dan total customer cost dengan kinerja komunikasi

pemasaran terpadu secara parsial.

Hipotesis di atas dapat digambarkan sebagai berikut.

133

Page 21: Bab III @ Ophi

Gambar 3.2 Diagram Jalur Hipotesis 1

Hipotesis 2

Terdapat pengaruh nilai yang diterima wajib pajak yang terdiri dari total

customer value dan total customer cost terhadap keputusan membayar pajak

secara parsial.

Hipotesis di atas dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.3Diagram Jalur Hipotesis 2

Model struktural untuk diagram di atas adalah:

= γ11 1 + ζ1

134

Page 22: Bab III @ Ophi

Hipotesis 3

Terdapat pengaruh komunikasi pemasaran terpadu yang terdiri dari

advertising, event, sponsorship, corporate identity, internet/website, public

relation, point of purchase dan word of mouth terhadap keputusan membayar

pajak secara parsial.

Hipotesis di atas dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.4 Diagram Jalur Hipotesis 3

Model struktural untuk diagram di atas adalah:

= γ21 2+ ζ2

Hipotesis 4

Terdapat pengaruh nilai yang diterima wajib pajak dan komunikasi

pemasaran terpadu terhadap proses keputusan membayar pajak secara simultan.

Hipotesis di atas dapat digambarkan sebagai berikut.

135

Page 23: Bab III @ Ophi

Gambar 3.5Diagram Jalur Hipotesis 4

Model struktural untuk diagram di atas adalah:

= γ11 1+ γ21 2+ ζ3

3.6 Rancangan Pemecahan Masalah

Adapun rancangan pemecahan masalah dalam penelitian ini dirumuskan

dalam bagan berikut ini:

Gambar 3.6Rancangan Pemecahan Masalah

136

RENCANA EVALUASI DAN KONTROL: INDIKATOR DAN ALAT VERIFIKASI

RENCANA TINDAKAN:IMPLEMENTASI SARAN

OPERASIONALISASI STRATEGI (PENYUSUNAN DAN PENGGUNAAN

KRITERIA) KELUAR: SARAN KONKRIT

STRATEGY MAPPING(OPERASIONALISASI VARIABEL SOLUSI)

KELUAR: SASARAN

RUMUSAN MASALAHRUMUSAN MASALAH

RUMUSAN TUJUANRUMUSAN TUJUAN

Page 24: Bab III @ Ophi

3.6.1 Rumusan Tujuan

Rumusan tujuan pemecahan masalah penelitian ini merupakan kelanjutan

dari perumusan masalah. Selain itu rumusan tujuan dapat terukur dan

dimungkinkan pula dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel solusi. Dalam

penelitian ini diidentifikasi masalah penerimaan pajak yang masih belum dapat

memenuhi target APBN selama dua tahun berturut-turut yaitu tahun 2006 dan

2007 Ditjen Pajak tidak dapat memenuhi target yang ditetapkan dalam APBN. Hal

ini disinyalir karena masih rendahnya kesadarab wajib pajak untuk memutuskan

membayar pajak. Dalam hal ini kantor pajak dituntut untuk dapat memberikan

nilai kepada wajib pajak agar dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan

kepada wajib pajak. Nilai yang diberikan harus didukung oleh komunikasi dari

pihak kantor pajak kepada wajib pajak bahwa saat ini kantor pajak telah

melakukan modernisasi perpajakan yang dapat mempermudah wajib pajak.

3.6.2 Pemetaan Strategi (Stategy Mapping)

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditentukan variabel solusi, dan

selanjutnya dapat dibuat pemetaan strategi (strategy mapping). Variabel solusi

ditentukan dari nilai yang diterima wajib pajak dan komunikasi pemasara terpadu

yang berpengaruh terhadap proses keputusan membayar pajak.

Model rancangan pemecahan masalah yang dibuat dapat dilihat pada

Gambar 3.5, di mana model tersebut dimaksudkan untuk dapat menjadi dasar

penentu strategi pemecahan masalah yang KPP Pratama di lingkungan Kanwil

Jakarta Pusat.

137

Page 25: Bab III @ Ophi

Gambar 3.7Model Rancangan Pemecahan Masalah

3.6.3 Operasionalisasi Strategi

Berdasarkan pemetaan strategi (stategy mapping) yang dibuat, akan dilihat

seberapa jauh kemungkinan alternatif-alternatif strategi dapat dijalankan oleh KPP

Pratama Jakarta Pusat. Alternatif-alternatif strategi ditentukan berdasarkan hasil

penelitian mengenai aspek-aspek nilai yang diterima wajib pajak dan komunikasi

pemasaran terpadu dalam upaya meningkatkan proses keputusan membayar pajak

oleh wajib pajak.

3.6.4 Rencana Tindakan

Berdasarkan pemetaan strategi (strategy mapping) yang kemudian

dilanjutkan dengan penentuan kriteria agar dapat dihasilkan saran-saran yang

lebih konkrit, maka disusun rencana tindakan pemecahan masalah meliputi bagian

yang akan diberi beban dan tanggung jawab dalam pelaksanaan saran pemecahan

masalah, jadwal/schedule, serta anggaran atau dana yang dibutuhkan untuk

melaksanakan program tersebut. Uraian rencana tindakan berisi argumentasi

138

Page 26: Bab III @ Ophi

mengenai tindakan yang sepatutnya dilakukan untuk mencapai tujuan pemecahan

masalah.

3.6.5 Rencana Evaluasi dan Kontrol

Berdasarkan rencana tindakan yang tercermin pada implementasi saran

daripada variabel solusi kemudian dilanjutkan pada tahap evaluasi dan kontrol di

mana tahapan ini merupakan tahapan akhir dari pemecahan masalah yang

bertujuan untuk menilai sejauh mana implementasi saran menjadi tindakan sudah

tepat dilaksanakan dan memperlihatkan hasil berupa indikator yang dapat diukur

sebagai alat verifikasi bahwa saran tersebut telah dilaksanakan sesuai guna

laksana dan tujuan pemecahan masalah yang ditetapkan.

139