bab iii metodologi penelitian -...
TRANSCRIPT
79
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.
Alasan peneliti menggunakan metode penelitian kualitiatif adalah
agar penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai
kebahagiaan pada imam biarawan secara mendalam serta dapat
melihat keunikan dari masing-masing partisipan penelitian.
A. JENIS PENELITIAN
Untuk memperoleh dan menganalisa data dari
penelitian ini,peneliti menggunakan metode penelitian
kualitatif. Menurut Williams, metodologi penelitian kualitatif
adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan
menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang
atau peneliti yang tertarik secara alamiah. Senada dengan
pendapat di atas, Denzin & Lincoln menyatakan bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan
latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang
terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai
metode yang ada (dalam Moleong, 2005).
Penelitian kualitatif sendiri merupakan penelitian
yang datanya dikumpulkan dalam bentuk kata-kata, atau
gambar dan tidak menekankan pada angka statistik,
sebagaimana yang diungkapkan oleh Bogdan & Taylor
(dalam Moleong, 2005) bahwa metode penelitian kualitiatif
80
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Secara khusus, peneliti menggunakan teknik Teori Dari
Dasar (Grounded Theory). Teknik ini membantu peneliti
untuk dapat memahami bagaimana orang mendefinisikan
realitas dan bagaimana kepercayaan mereka berkaitan
dengan tindakan-tindakannya (Moleng, 2005).
B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Pada penelitian ini, variabel yang hendak diteliti
adalah gambaran kebahagiaanpada imam biarawan.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Seligman (2005)
bahwa kebahagiaan merupakan konsep yang mengacu pada
emosi positif yang dirasakan individu (seperti ketika
menggunakan ekstasi) serta aktivitas positif yang tidak
mempunyai komponen perasaan sama sekali (seperti
keterlibatan individu secara menyeluruh pada kegiatan yang
disukainya). Seligman memberikan gambaran individu yang
mendapatkan kebahagiaan yang autentik (sejati) yaitu
individu yang telah dapat mengidentifikasikan dan mengolah
atau melatih kekuatan dasar (terdiri dari kekuatan dan
keutamaan) yang dimilikinya dan menggunakannya pada
kehidupan sehari-hari, baik dalam pekerjaan, cinta,
permainan dan pengasuhan.
81
Sebagai acuan dalam wawancara, penelitian ini
menggunakan teori definisi kebahagiaan dan aspek-aspek
kebahagiaan yang dipaparkan oleh Seligman (2005) yaitu
emosi positif pada yaitu emosi positif pada masa lalu, emosi
positif pada masa depan, dan emosi positif pada saat ini.
Seligman mengatakan bahwa emosi positif yang dirasakan
individu dapat membantu individu tersebut untuk memaknai
kehidupannya. Ketiga kelompok emosi ini berbeda dan tidak
selalu berhubungan erat. Ketika seseorang dapat mengetahui
dan mempelajari ketiga bentuk emosi positif ini, diharapkan
ia dapat mengarahkan emosinya ke arah yang positif dengan
mengubah perasaan tentang masa lalu, cara berpikir tentang
masa depan, dan cara menjalani kehidupannya saat ini.
Ketiga emosi positif inilah yang akan digunakan untuk
melihat gambaran kebahagiaan pada imam biarawan.
C. PARTISIPAN PENELITIAN
1. Karakteristik Partisipan
Sesuai dengan tujuan penelitian yakni untuk
mengetahui gambaran kebahagiaan pada imam biarawan,
maka karakteristik partisipan penelitian yaitu seorang
imam biarawan dengan rentang usia 18-80 tahun.
Karakteristik lainnya adalah masih aktif berkarya di salah
satu gereja Katolik di Salatiga.
82
2. Teknik Pengambilan Partisipan
Penelitian ini menggunakan teknik sampel
bertujuan atau purposive sample. Hal ini bertujuan untuk
menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai
macam sumber dan bangunannya (Moleong, 2005).
Dengan menggunakan teknik ini, maka penentuan jumlah
partisipan tidak ditentukan atau ditarik terlebih dahulu.
Penentuan jumlah partisipan dalam penelitian kualitiatif
baru dapat ditetapkan setelah penelitian dimulai, dan
kurang bermanfaat bila ditentukan lebih terlalu cepat dari
awal. Karena penelitian kualitatif ini tidak memfokuskan
upaya generalisasi jumlah melalui sampel acak,
melainkan berupaya memahami sudut pandang dan
konteks partisipan penelitian secara mendalam
(Poerwandari, 2007).
Strauss (dalam Poerwandari, 2007) mengatakan
bahwa tidak ada kriteria baku tentang jumlah partisipan
minimal yang harus dipenuhi pada suatu penelitian
kualitatif. Ditambahkan oleh Santarakos (dalam
Poerwandari, 2007) Peneliti yang melakukan
pengambilan sampel akan terus menambah unit-unit baru
dalam sampelnya, sampai penelitian tersebut mencapai
titik jenuh (saturation aspekt), yaitu saatdimana
penambahan data dianggap tidak lagi memberikan
tambahan informasi baru dalam analisis.
83
D. METODE PENGUMPULAN DATA
1. Wawancara
Menurut Moleong (2005) wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban
atas pertanyaan itu. Tujuan dilakukannya wawancara
menurut Lincoln dan Guba (dalam Moleong, 2005)
antara lain mengkonstruksi mengenai orang, kejadian,
organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan
lain-lain.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
pendekatan wawancara dengan pedoman terstandar yang
terbuka, yaitu dalam wawancara ini pedoman wawancara
ditulis secara rinci, lengkap dengan set pertanyaan dan
penjabarannya dalam kalimat (Poerwandari, 2005).
2. Observasi
Observasi bisa dikatakan sebagai metode yang
paling dasar dan paling tua dari ilmu-ilmu sosial, karena
dalam cara-cara tertentu kita selalu terlibta dlam proses
mengamati. Istilah observasi diturunkan dari bahasa latin
yang berarti melihat dan memperhatikan hubungan antar
aspek dalam fenomena tersebut. Observasi selalu menjadi
bagian dalam penelitian psikologis, dapat berlangsung
84
dalam konteks laboratorium (ekperimental) maupun
dalam konteks alamiah (Beinster dkk, dalam
Poerwandari, 2007).
Alasan memilih observasi menurut Guba dan
Lincoln (dalam Moleong, 2005), antara lain adalah yang
pertama karena observasi didasarkan atas pengalaman
secara langsung. Kedua, observasi juga memungkinkan
peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri kemudian
mencatat perilaku dan kejadiaan sebagaimana terjadi
pada keadaan yang sebenarnya. Ketiga, observasi
memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi
yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun
pengetahuan yang langsung diperoleh dari data.
Keempat, adalah dengan observasi dapat membantu
peneliti untuk mengecek lagi apa yang ada di data
wawancara, sehingga meminimalkan munculnya bias
data. Kelima, observasi memungkinkan untuk memahami
situasi-situasi yang rumit. Keenam, dalam kasus-kasus
tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak dapat
digunakan, observasi dapat menjadi alat yang sangat
bermanfaat. Misalnya ketika hendak mengumpulkan data
mengenai seorang yang tuna rungu atau tuna wicara.
85
E. PROSEDUR PENELITIAN
1. Tahap Pra Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan
persiapan penelitian. Adapun tahapan-tahapan pra
penelitiannya adalah :
a) Menyusun Rancangan Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih
dahulu menyusun rancangan penelitian. Disini
merancang segala sesuatu seperti latarbelakang dan
alasan melakukan penelitian ini, kajian kepustakaan
tentang topik yang akan diteliti, jadwal penelitian,
pemilihan alat pengambilan data, rancangan
pengambilan data, rancangan prosedur analisis data,
rancangan uji keabsahan data.
b) Memilih Partisipan Penelitian dan Lapangan
Penelitian
Sebelum memilih partisipan, peneliti mendatangi
beberapa gereja dan informan yang mengetahui
tentang orang-orang yang bisa dijadikan partisipan
dalam penelitian ini. Setelah itu peneliti memilih
partisiapan yang sesuai dengan latarbelakang dan
tujuan penelitian itu sendiri, selain itu peneliti juga
memilih dimana penelitian ini bisa dilakukan (dalam
hal ini dimana partisipan tersebut tinggal dan
berkarya sebagai imam)
86
c) Mengurus Perizinan
Setelah mendapat partisipan yang akan dilibatkan
dalam penelitian ini, peneliti mempersiapkan surat
izin penelitian yang di sediakan oleh fakultas atas
persetujuan dari dekan dan kedua pembimbing.
Dalam penelitian ini, dikarenakan yang menjadi
partisipan adalah seorang imam biarawan, maka surat
izin meneliti peneliti serahkan pada sekretariat gereja
dan novisiat dimana imam tersebut berkarya. Selain
itu, peneliti juga secara lisan meminta izin kepada
setiap partisipan.
d) Mempersiapkan Perlengkapan Penelitian
Disini peneliti mempersiapkan segala sesuatu
perlengkapan yang akan diperlukan dalam penelitian
ini, misal alat bantu penelitian seperti alat perekam
suara dan alat tulis.
e) Menjalin Rapport Dengan Partisipan
Sebelum menemui partisipan untuk mengambil data,
peneliti akan menemui partisipan terlebih dahulu
untuk membangun rapport. Hal ini agar saat
mengambil data nantinya, partisipan tidak merasa
canggung dengan peneliti, karena telah bertemu dan
telah membangun kedekatan sebelumnya.
87
2. Analisis data
Menurut Moleong (2005), secara umum proses analisis
data kualitatif terdiri dari :
a) Reduksi data
Identifikasi satuan (unit). Pada mulanya
diidentifikasikan adanya satuan yaitu bagian
terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki
makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah
penelitian.
b) Sesudah satuan diperoleh, langkah berikutnya
adalah membuat koding. Membuat koding berarti
memberikan kode pada setiap satuan, agar supaya
tetap dapat ditelusuri data/satuannya berasal dari
sumber mana.
c) Setelah itu peneliti melakukan pengujian
keabsahan data. Dalam penelitian kualitatif, ada
kriteria kredibilitas atas derajat kepercayaan.
Teknik pemeriksaan dari kriteria kredibilitas
adalah dengan triangulasi. Triangulasi adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu dari yang lain di uar itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data tersebut.
d) Setelah semua tahap di atas selesai, maka kini
masuk ke dalam tahap penafsiran atau interpretasi
88
data, dalam mengolah hasil sementara menjadi
teori substantif dengan menggunakan metode-
metode tertentu.
3. Uji keabsahan data.
Menurut (Moleong, 2005), yang dimaksud dengan
keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus
memenuhi :
1. Mendemonstrasikan nilai yang benar.
2. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan.
3. Memperbolehkan keputusan kuat yang dapat
dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya dan
kenetralan dari temuan dan keputusan-
keputusannya.
Menurut Denzin (dalam Moleong, 2005)
triangulasi dapat dibedakan menjadi empat, yaitu :
a. Triangulasi dengan sumber, berarti
membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif dengan jalan membandingkan
data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara; membandingkan apa yang dikatakan
orang di depan umum dengan apa yang
dikatakannya secara pribadi; membandingkan apa
yang dikatakan orang-orang tentang situasi
89
penelitian dengan apa yang dikatakannya
sepanjang waktu; membandingkan keadaan dan
perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang
yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang
berada, orang pemerintahan; membandingkan
hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
b. Triangulasi yang kedua adalah triangulasi dengan
metode, yang menurut Paton (dalam Moleong,
2005) terdapat dua strategi, yaitu pengecekan
derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian
beberapa teknik pengumpulan data dan
pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber
data dengan metode yang sama.
c. Triangulasi dengan penyidik adalah triangulasi
yang memanfaatkan peneliti atau pengamat
lainnya untuk keperluan pengecekan kembali
derajat kepercayaan data.
d. Triangulasi teori. Menurut Lincoln dan Guba
(dalam Moleong, 2005), adalah triangulasi
berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat
diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu
atau lebih teori.
90
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk
melaksanakan uji keabsahan data pada setiap
partisipan. Akan tetapi, terdapat beberapa hambatan
yang peneliti alami dalam melakukan triangulasi yang
pertama adalah peneliti tidak dijinkan oleh salah satu
partisipan bertemu dengan orang terdekatnya dalam
hal ini orangtuanya. Kedua, peneliti mengalami
kesulitan dalam bertemu dan membuat janji dengan
orang-orang terdekat lainnya dikarenakan profesi
mereka yang juga sebagai romo (imam) di paroki
pusat, ditambah tempat tinggal mereka berada di luar
kota Salatiga dan bahkan di luar pulau Jawa.
Selanjutnya, agar dapat memastikan
kesesuaian data yang diperoleh dengan data yang
diberikan sumber informasi maka peneliti akan
melakukan member check dengan para partisipan
penelitian. Member check adalah proses pengecekan
data yang diperoleh peneliti kepada sumber datanya.
Tujuannya adalah untuk mengetahui kesesuaian data
yang diberikan oleh sumber data (Dharma, 2008).