bab iii manajemen humas di mi taufiqiyah semarang a...

37
59 BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A. Gambaran Umum MI Taufiqiyah Semarang 1. Tinjauan Sejarah MI taufiqiyah adalah lembaga pendidikan yang dikelola oleh yayasan at-Taufiqiyah. Didirikan pada tahun 1996 bertempat di jalan Tegalkangkung kelurahan Gemah Semarang (Dokumentasi Profil MI Taufiqiyah Semarang). Artinya dari Madrasaah taufiqiyah adalah “petunjuk yang sudah dilaksanakan”. Setelah sepakat dengan nama tersebut, kemudian diajukan ijin operasional ke Kantor Departemen Agama Semarang dan diresmikan pada tanggal 1 Januari 1966. Pada tahun 1980 menempati gedung baru dengan tanah wakaf dari bapak H. Sobih (alm). Tahun 1981 gedung MI Taufiqiyah mulai dibangun setelah mendapat bantuan sebesar Rp. 900.00,-. Kemudian dari tahun ke tahun MI Taufiqiyah mengalami kemajuan dalam pembangunan tahun 1986 mengalami perluasan dengan perolehan tanah wakaf dari bapak Ngadimin (alm) pada tahun 1995 juga mendapat tambahan tahan wakaf dari bapak G. Sju’eb sehingga pada tahun 1996 MI Taufiqiyah bisa mewujudkan bangunan permanen berlantai. Dan akhir akhir ini juga mendapatkan tambahan tanah wakaf dari bapak Moh. Idris al-Amin (alm) yang rencananya akan dibangun gedung serba guna dan lapangan olahraga.

Upload: doandang

Post on 05-Apr-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

59

BAB III

MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG

A. Gambaran Umum MI Taufiqiyah Semarang

1. Tinjauan Sejarah

MI taufiqiyah adalah lembaga pendidikan yang dikelola oleh

yayasan at-Taufiqiyah. Didirikan pada tahun 1996 bertempat di jalan

Tegalkangkung kelurahan Gemah Semarang (Dokumentasi Profil MI

Taufiqiyah Semarang). Artinya dari Madrasaah taufiqiyah adalah

“petunjuk yang sudah dilaksanakan”. Setelah sepakat dengan nama

tersebut, kemudian diajukan ijin operasional ke Kantor Departemen

Agama Semarang dan diresmikan pada tanggal 1 Januari 1966. Pada tahun

1980 menempati gedung baru dengan tanah wakaf dari bapak H. Sobih

(alm). Tahun 1981 gedung MI Taufiqiyah mulai dibangun setelah

mendapat bantuan sebesar Rp. 900.00,-. Kemudian dari tahun ke tahun MI

Taufiqiyah mengalami kemajuan dalam pembangunan tahun 1986

mengalami perluasan dengan perolehan tanah wakaf dari bapak Ngadimin

(alm) pada tahun 1995 juga mendapat tambahan tahan wakaf dari bapak G.

Sju’eb sehingga pada tahun 1996 MI Taufiqiyah bisa mewujudkan

bangunan permanen berlantai. Dan akhir – akhir ini juga mendapatkan

tambahan tanah wakaf dari bapak Moh. Idris al-Amin (alm) yang

rencananya akan dibangun gedung serba guna dan lapangan olahraga.

Page 2: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

60

Pada tahun berdirinya, murid MI Taufiqiyah hanya berjumlah 42

anak. Dan sampai sekarang memiliki 10 rombel dengan jumlah siswa 328

siswa dengan jumlah guru dan karyawan 17orang yang terdiri dari 4 guru

negeri yang diperbantukan. Tenaga pengajar MI Taufiqiyah seluruhnya

lulusan sarjana kependidikan yang sesuai dengan profesinya.

Adapun status MI Taufiqiyah adalah sebagai berikut:

a. Tahun 1966 – 1977 status terdaftar

b. Tahun 1977 – 1978 status diakui

c. Tahun 1994 – 20002 status disamakan

d. Tahun 2002 – 2005 status terakreditas B

e. Pada tahun 2005 – sekarang berstastus terakreditas A

2. Letak Geografis

Lokasi MI Taufiqiyah Tembalang Semarang cukup strategis dan

mudah dijangkau oleh anak-anak masyarakat sekitar. Yaitu tidak jauh dari

pusat kota Semarang, sehingga anak – anak yang akan ke sekolah tidak

mengalami hambatan. MI Taufiqiyah Tembalang Semarang tepatnya di

JL. Fatmawati No. 188 Semarang. Berikut peta MI Taufiqiyah Tembalang

Semarang

Jl. Majap

ahit

Jl. Fatmawati

MI T

aufiq

iyah

Page 3: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

61

B. Pelaksanaan Manajemen Humas di MI Taufiqiyah Semarang

Bentuk manajemen Humas dalam meningkatkan partisipasi masyarkat

di MI Taufiqiyah Semarang adalah melalui penerapan fungsi-fungsi:

perencanaan, pengorganisasian, aktualisasi dan pengawasan dengan

menggunakan dan memanfaatkan fasilitas maupun sumberdaya yang tersedia

yang pada prinsipnya dimulai dari proses perencanaan, pengorganiasian,

pengarahan, dan pengawasan atau evaluasi terhadap semua program kerja

Humas dengan pengaturan yang baik oleh para profesional untuk

mengeliminasi pemborosan (efisien) dan memaksimalkan sumber daya yang

tersedia meningkatkan pencapaian.

1. Perencanaan Manajemen Humas

Perencanaan dalam sebuah lembaga adalah sangat esensial, karena

dalam kenyataannya perencanaan memegang peranan yang lebih penting

dibandingkan dengan fungsi-fungsi lainnya. Tanpa adanya perencanaan,

maka akan sulit mencapai tujuan. Adapun secara garis besar, perencanaan

program Humas yang ada di MI Taufiqiyah Semarang (Dokumen Waka

Humas MI Taufiqiyah, tanggal 9 Februari 2015).

Perencanaan program jangka pendek dan jangka panjang yang

dilakukan oleh waka Humas MI Taufiqiyah Semarang diantaranya:

a. Program Kerja Jangka Pendek

Adapun program jangka pendek merupakan suatu rencana

pencapaian tujuan kegiatan dalam kurun waktu 1 semester sampai 1

tahun, diantaranya:

Page 4: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

62

1) Menyusun program kerja.

2) Menyusun jadwal kegiatan kemasyarakatan.

3) Pengadaan pengajian atau istighosah selapanan (1 bulan) sekali

yaitu setiap Jumat kliwon.

4) Membantu kegiatan ekstra kulikuler.

5) Menjalin hubungan baik dengan guru (Dokumen Waka Humas MI

Taufiqiyah, tanggal 9 Februari 2015).

b. Program Kerja Jangka Panjang

Program jangka panjang merupakan suatu rencana pencapaian

tujuan kegiatan dalam kurun 2 – 5 tahun, diantaranya:

1) Membangun madrasah yang berwawasan disiplin dan patuh terhadap

aturan yang berlaku;

2) Mengaktifkan peran serta masyarakat;

3) Membangun image madrasah ke masyarakat

4) Mendata dan memberdayakan seluruh alumni MI Taufiqiyah

Semarang (Dokumen Waka Humas MI Taufiqiyah, tanggal 9 Februari

2015).

Waka Humas MI Taufiqiyah Semarang dalam merencanakan

program humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya

ketika ada salah satu keluarga MI Taufiqiyah Semarang yang mempunyai

acara (hajat) seperti pernikahan, pindah rumah dan sakit.

Program perencanaan yang menjadi agenda tahunan MI Taufiqiyah

Semarang adalah melaksanakan penerimaan siswa baru dengan

Page 5: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

63

mengadakan perencanaan Humas, perencanaan Humas MI Taufiqiyah

Semarang terdiri dari sensus madrasah dan penetapan calon siswa baru

yang akan diterima. Sensus madrasah yaitu perkiraan anak-anak usia

tanaman-kanak-kanak yang akan masuk madrasah MI. Sensus madrasah

juga akan mempengaruhi penetapan penentuan jumlah siswa baru yang

akan diterima (H. Moch Sholeh, S.Ag, Waka Humas MI Taufiqiyah

Semarang, wawancara tanggal 9 Februari 2015).

Penerimaan siswa baru merupakan agenda rutin pada setiap tahun

bagi MI Taufiqiyah Semarang. Dalam penerimaan siswa baru MI

Taufiqiyah Semarang memiliki beberapa kegiatan yang dilaksanakan,

promosi kegiatan madrasah dan melakukan door to door kepada

masyarakat sekitar MI Taufiqiyah Semarang.

2. Organisasi Humas

MI Taufiqiyah Semarang senantiasa mengorganisir seluruh

kegiatan yang telah direncanakan. Pelaksanaan pengorganisasian secara

lengkap termuat dalam program kerja semester (Promes) dan program kerja

tahunan (Prota). Beberapa program yang telah direncanakan dilengkapi

dengan koordinator pelaksana, sehingga kegiatan pengorganisasian telah

termaktub dalam program kerja semester (Promes) dan program kerja

tahunan (Prota). Demi lancarnya seluruh pelaksanaan program yang di

laksanakan oleh MI Taufiqiyah Semarang tersebut, maka selain pembagian

tugas sebagai koordinator program, masing-masing guru dan karyawan

Page 6: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

64

mempunyai kewajiban untuk mensukseskan program-program humas yang

telah direncanakan.

Koordinator program yang telah ditentukan harus bertanggung

jawab dengan tugas yang diembannya. Hal ini dilakukan dengan

mengadakan rapat atau pertemuan tiap pekan dan tiap bulanan untuk

mengadakan struktur kepanitiaan atau seperti tim sukses yang dilakukan

oleh masing-masing koordinator program (H. Moch Sholeh, S.Ag, Waka

Humas MI Taufiqiyah Semarang, wawancara tanggal 9 Februari 2015).

3. Actuating Manajemen Humas

Pengarahan atau aktualisasi yang dilakukan Waka Humas bagi

peningkatan partisipasi masyarakat di MI Taufiqiyah Semarang dengan

melaksanakan program yang sudah ada dalam rangka partisipasi

masyarakat dan kegiatan PHBI untuk melibatkan masyarakat (H. Moch

Sholeh, S.Ag, Waka Humas MI Taufiqiyah Semarang, wawancara tanggal

9 Februari 2015).

Pelaksanaan (Actuating) juga dilakukan melalui berbagai

pengarahan dan pemotivasian yang dilakukan oleh Humas MI Taufiqiyah

Semarang setiap komponen-komponen madrasah (guru, karyawan, dan

siswa) dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran,

tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

Melihat perkembangan zaman yang semakin cepat berubah dengan

persaingan yang semakin kompetitif dan tuntutan masyarakat terhadap

pendidikan yang makin berkembang, maka pihak MI Taufiqiyah Semarang

Page 7: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

65

menyusun strategi untuk mempertahankan eksistensinya dengan senantiasa

mengikuti perubahan zaman namun tetap mempertahankan jati dirinya

sebagai madrasah berciri khas Islam (H. Moch Sholeh, S.Ag, Waka Humas

MI Taufiqiyah Semarang, wawancara tanggal 9 Februari 2015).

Untuk mengimbangi arus perkembangan zaman yang cepat

berkembang ini, disusunlah berbagai macam strategi untuk

mempertahankan eksistensinya dalam dunia pendidikan, bahkan berusaha

menjadi lebih unggul dalam hal prestasi dari madrasah-madrasah lainnya.

Salah satu strategi yang mendapat perhatian lebih adalah strategi humas

yang dilaksanakan untuk mendapat dukungan dari masyarakat, baik dari

masyarakat intern MI (para guru, staf karyawan, siswa-siswanya dan

pegawai MI), masyarakat umum maupun pejabat pemerintahan.

Hubungan yang baik dengan masyarakat dan berbagai pihak yang

baik, maka penyelenggaraan pendidikan dapat berkembang ke arah yang

lebih bagus, prestasi MI dapat meningkat dan pelayanan pendidikan

semakin memuaskan MI Taufiqiyah Semarang.

Adapun keseluruhan program dari manajemen humas MI

Taufiqiyah Semarang sebagai berikut:

a. Konsolidasi antara kepala, guru, pegawai, dan karyawan

b. Mengoptimalkan peran dan fungsi komite dalam hal ini peran sebagai

mediator yang fungsinya melakukan kerjasama dengan masyarakat

Page 8: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

66

c. Meningkatkan hubungan yang harmonis antara orang tua peserta didik

dengan Kepala MI, Guru, Pegawai, dan Karyawan MI Taufiqiyah

Semarang

d. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai

kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat

e. Meningkatkan hubungan yang harmonis antara kepala, guru, pegawai,

dan karyawan MI Taufiqiyah Semarang melalui Pembinaan setiap tgl

17, Halal Bi Halal, Pengajian Keluarga.

f. Membuat Forum Silaturrahim antara Wali Kelas dengan orang Tua

Wali di kelas masing-masing.

g. Dengan Guru Bimbingan dan Konseling memfasilitasi orang tua

peserta didik dalam membuat program kerja 1).program belajar peserta

didik, 2). problem belajar peserta didik, 3). masalah yang biasa

dihadapi diluar belajar peserta didik).

h. Waka Humas memfasilitasi bantuan dana bantuan siswa miskin untuk

membantu orang keluarga siswa yang tidak mampu (Dokumen Wa. Ka

Humas MI Taufiqiyah, tanggal 9 Februari 2015).

Adapun kelebihan pelaksanaan Humas MI Taufiqiyah Semarang

dalam menjalin hubungan dengan masyarakat antara lain, meliputi:

Page 9: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

67

a. Strategi madrasah dalam menjalin hubungan antar warga sendiri

(internal public)

1) Ziarah

Pengadaan ziarah yang dilakukan di MI Taufiqiyah

Semarang dimaksudkan agar terjalin komunikasi antara peserta

didik, para guru dan karyawan atau staff. Untuk waktunya sendiri

belum terencana dengan baik, bisa saja di tengah semester atau di

akhir tahun. Dan kegiatan ini sifatnya tidak menentu atau dadakan.

2) Istighosah

Sebelum menghadapi ujian madrasah (UM) MI Taufiqiyah

Semarang menyelenggarakan istighosah. Doa tersebut diadakan di

depan madrasah setempat. Dalam istighosah ini MI Taufiqiyah

Semarang menghadirkan ulama’ setempat

3) Class meeting

Dalam class meeting ini, diisi dengan perlombaan-

perlombaan antar kelas. Pengadaan perlombaan dalam class

meeting ini adalah untuk memberikan kebugaran pada para siswa

setelah mengikuti ujian semesteran, dan untuk meningkatkan

motivasi anak berkompetensi secara sehat.

4) Halal Bihalal

Acara ini adalah sebagai wujud silaturahmi antara guru,

karyawan, komite, dan peserta didik MI Taufiqiyah Semarang.

Acara ini diadakan pada hari pertama efektif masuk setelah libur

Page 10: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

68

hari raya Idul Fitri, diawali dengan upacara bendera kemudian

dilanjutkan dengan do’a bersama dan salam- salaman antara guru,

karyawan, dan peserta didik MI Taufiqiyah Semarang

5) PGOTW (pertemuan guru dan orang tua/ wali siswa)

Kegiatan ini dilakukan oleh wali kelas dan humas yang

bertujuan untuk mempererat silaturrahmi madrasah dengan orang

Tua wali murid dan tersosialisasikannya informasi madrasah

dengan siswa. Dengan cara menyampaikan kondisi pembelajaran

waktu KBM, pemantauan ibadah- ibadah di rumah, konsultasi dan

dialog masalah siswa. Kegiatan ini di laksanakan 6 kali dalam satu

tahun, dengan waktu pelaksanaannya yaitu awal semester, mid

semester dan Akhir semester.

6) Home Visit

Kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan informasi

permasalahan dan penghargaan (reward) bagi siswa dan

menyambung silaturrahmi madrasah dengan orang tua wali.

Adapun untuk pelaksananannya dilakukan dua kali dalam satu

semester yaitu pada pekan ke-2. Sedangkan yang bertanggung

jawab dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah humas, Wali

kelas/guru.

7) Gerakan Infaq dan Shodaqoh (Jum’at beramal)

Gerakan Infaq dan Shodaqoh (Jum’at beramal) ini berfungsi

sebagai sarana latihan berinfaq civitas madrasah dan melatih

Page 11: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

69

kepedulian terhadap sesama. Kegiatan ini dilakukan oleh petugas

(siswa) setiap hari Jum’at. Kemudian hasil infaq beramal ini

dilaporkan kepada humas/rohis dan digunakan seperlunya untuk

civitas madrasah.

8) Kunjungan Sosial dan Baksos

Kunjungan Sosial ini dilakukan secara insidental dengan

tujuan memberikan bantuan ke lokasi bencana, pada saat itu daerah

yang terkena bencana. Selain itu, Baksos juga dilakukan dengan

mengunjungi panti asuhan. Sedangkan baksos ini dilaksanakan

dalam rangka untuk menjalin keharmonisan antara madrasah

dengan masyarakat sekitar. Kegiatan ini direncanakan terus

menerus. Dalam setahun minimal sekali pada waktu penerimaan

siswa baru, disamping dapat menjadi wahana siswa mengenal dunia

sosial sekitarnya.

9) Pertemuan Wali kelas

Pertemuan Wali kelas dilaksanakan pada pekan III dengan

target pelaksanaannya 3 kali dalam tiap semester. Adapun

pertemuan ini merupakan sarana komunikasi Wali kelas dengan

madrasah dan terselesaikannya masalah (problem) siswa siswi pada

waktu kegiatan belajar mengajar di kelas.

10) Pengajian dan Pembinaan

Pengajian dan pembinaan ini dilaksanakan pada pekan I,

dengan target terlaksana enam kali dalam tiap semester. Kegiatan

Page 12: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

70

ini bertujuan menambah wawasan keagamaan (Dien) bagi siswa

dan sebagai sarana komunikasi madrasah dengan lembaga (H.

Moch Sholeh, S.Ag, Waka Humas MI Taufiqiyah Semarang,

wawancara tanggal 9 Februari 2015).

b. Strategi manajemen humas dengan publik ekstern Strategi manajemen

humas dengan publik ekstern di MI Taufiqiyah Semarang dapat

dikelompokkan menjadi tiga strategi, yaitu strategi kerja sama, strategi

pencitraan dan strategi promosi. Semua strategi ini bertujuan untuk

mendapatkan kerja sama yang baik dengan berbagai pihak, baik kerja

sama dalam hal finansial, dukungan moral, peningkatan prestasi

akademik hingga untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat

terhadap MI Taufiqiyah Semarang untuk membimbing putra-putrinya

sebagai siswa dari MI ini (H. Moch Sholeh, S.Ag, Waka Humas MI

Taufiqiyah Semarang, wawancara tanggal 9 Februari 2015). beberapa

bentuk strategi sebagai berikut:

1) Strategi kerja sama

Pengelolaan bidang humas MI Taufiqiyah Semarang

diarahkan pada upaya membina dan menjalin hubungan serta kerja

sama dengan berbagai pihak, yaitu:

a) Kerja Sama dengan Orang Tua Peserta Didik Orang tua

peserta didik merupakan pelanggan utama yang harus

mendapat pelayanan lebih. Oleh karena itu MI Taufiqiyah

Semarang selalu berusaha meningkatkan hubungan yang

Page 13: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

71

harmonis antara orang tua peserta didik dengan kepala MI,

guru, pegawai dan karyawan MI Taufiqiyah Semarang, yaitu

dengan mengadakan pertemuan guru dan orang tua murid pada

setiap awal dan akhir semester serta membuat forum

silaturrahim antara wali kelas dengan orang tua wali di kelas

masing-masing.

Selain itu, waka humas juga membuat sebuah program,

yaitu dengan menyediakan sejenis layanan kotak suara yang

berupa pertanyaan, kritik dan saran dari orang tua terhadap MI

melalui layanan pesan singkat (sms) yang dapat dikirim pada

handphone khusus MI.

b) Kerja Sama dengan Komite Madrasah dan Instansi Terkait

Komite Madrasah merupakan lembaga independen yang

bekerja sama dengan penyelenggaraan pendidikan dengan

memberikan peran yang sangat besar dalam memberikan

sumbangan pemikiran terhadap penyelenggaraan pendidikan di

MI.

Fungsi Komite Madrasah bertugas sebagai mitra utama

madrasah untuk menyelenggarakan pendidikan. Dalam

pertemuan koordinasi pihak madrasah dan Komite madrasah,

dibahas berbagai hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan

pendidikan beserta konsekuensi-konsekuensinya, termasuk

dalam penggalian dan penggunaan dana bagi penyelenggaraan

Page 14: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

72

pendidikan. Komite Madrasah MI Taufiqiyah Semarang terdiri

dari tokoh masyarakat setempat dan sebagian orang tua murid

yang berpengaruh, seperti guru atau tokoh masyarakat di

daerahnya.

c) Hubungan Kerja Sama dengan Lingkungan Masyarakat

Hubungan kerja sama ini dimaksudkan untuk :

(1) Menjaga keamanan MI Taufiqiyah Semarang dan

lingkungannya, sebagai tenaga keamanan madrasah

diupayakan mengambil dari lingkungan masyarakat

setempat.

(2) Menata dan menjaga taman madrasah dan lingkungannya.

(3) Kerja bakti memperbaiki jalan

d) Hubungan Kerja Sama dengan Lembaga Bimbingan Belajar.

Beberapa lembaga bimbingan belajar di Taufiqiyah

Semarang diajak bekerja sama dalam upaya peningkatan

prestasi peserta didik. Kerja sama tersebut dilaksanakan dalam

rangka penjajakan (Try Out) UNAS yang juga sekaligus

meringankan beban biaya. Bimbingan di madrasah lebih murah

dibandingkan dengan di luar madrasah yang dengan

pertimbangan mutu menjadi skala prioritas (H. Moch Sholeh,

S.Ag, Waka Humas MI Taufiqiyah Semarang, wawancara 9

Februari 2015).

Page 15: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

73

2) Strategi pencitraan

Upaya menciptakan citra positif dari masyarakat, MI

Taufiqiyah Semarang memanfaatkan berbagai keunggulan MI dan

memanfaatkan even-even tertentu serta menyusun program yang

dapat menimbulkan kesan yang baik dari masyarakat sekaligus

menarik minat masyarakat, seperti sebagai berikut:

a) Peserta didik

Sikap, penampilan dan tutur kata peserta didik dapat

dijadikan sebagai barometer dari lembaga pendidikan yang

mendidiknya. Para guru MI Taufiqiyah Semarang senantiasa

mengarahkan dan membimbing siswanya untuk terbiasa

bersikap sopan santun kepada siapapun, berpenampilan rapi

dan rajin beribadah. Namun prilaku tersebut bukan berarti

diniatkan agar dinilai baik oleh orang lain, melainkan untuk

membentuk jiwa yang berakhlaqul karimah sesuai dengan

tuntunan agama Islam dan misi MI.

Namun, perilaku akhlaqul karimah dari peserta didik

tersebut dapat berdampak pula pada ketertarikan masyarakat

pada MI yangmengasuhnya. Selain itu, peserta didik juga dapat

menceritakan sesuatu yang dilihat, dirasakan dan dihayati oleh

peserta didik di MI kepada orang tuanya atau kepada

masyarakat luas.

Page 16: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

74

b) Meningkatkan Prestasi MI

Salah satu faktor yang paling membuat masyarakat

tertarik dengan suatu lembaga adalah pada prestasi hasil

keluarannya. Oleh karena itu, MI Taufiqiyah Semarang selalu

berusaha meningkatkan prestasi pendidikannya, baik prestasi

akademik maupun non akademik, dengan mengadakan

berbagai program. Dalam beberapa tahun terakhir ini, MI telah

berhasil meluluskan 100% siswanya dan menjuarai beberapa

perlombaan.

Apabila MI selalu berprestasi, maka upaya

mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dapat semakin

mudah.

c) Merenovasi bangunan gedung

Untuk menarik minat masyarakat, kepala MI

memperbaiki dan membangun bangunan yang menarik di MI

Taufiqiyah Semarang, seperti membangun gapura yang megah,

mengecat ulang semua gedung MI, menata taman dan sarana

prasarana yang ada serta menambahkan sarana dan prasarana

yang diperlukan. Dengan gedung yang megah dan menarik ini,

diharapkan masyarakat dapat tertarik terhadap MI Taufiqiyah

Semarang.

Page 17: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

75

d) Menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap

MI Taufiqiyah Semarang terkenal dengan sarana dan

prasarana belajarnya yang lengkap. Dengan tersedianya sarana

dan prasarana yang lengkap tentu dapat menimbulkan persepsi

yang baik, seperti proses belajar mengajar dan kegiatan

ekstrakurikulernya yang dapat semakin mudah dan inovatif

karena sudah tersedia berbagai sarana pendukung, apalagi juga

terdapat beberapa fasilitas MI yang dapat digunakan oleh

masyarakat, seperti Masjid MI Taufiqiyah Semarang yang

biasa digunakan oleh masyarakat sekitar untuk sholat Jum’at

dan Pengajian Mingguan untuk masyarakat sekitar setiap hari

Minggu sore, lapangan olah raga, ruang kelas yang dapat

digunakan sebagai tempat pemilihan umum, dll.

e) Mengundang tokoh masyarakat

Tokoh-tokoh masyarakat yang diundang oleh MI

diantaranya adalah tokoh masyarakat keagamaan, pejabat

pemerintahan, pakar pendidikan dan orang-orang yang ahli

dalam suatu bidang. Biasanya tokoh-tokoh ini diundang untuk

mengisi even-even MI, seperti mengundang Pejabat

Pemerintahan pada saat penyematan prestasi kepada MI

Taufiqiyah Semarang, mengundang Kepala Kementerian

Agama Kab. Semarang untuk menjadi pembina upacara,

Page 18: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

76

mengundang kepolisian untuk melatih ekstrakurikuler

pramuka, dan lain-lain

Maksud dari mengundang tokoh ini adalah selain untuk

memajukan MI dari sisi kualitas, juga diharapkan dapat

menarik animo masyarakat terhadap MI.

f) Memanfaatkan momen HBI dan HBN

Moment Hari Besar Islam dan Hari Besar Nasional

dapat pula dijadikan sebagai ajang unjuk gigi MI Taufiqiyah

Semarang untuk menarik simpati masyarakat. Dalam

Peringatan Kemerdekaan Indonesia misalnya, terdapat parade

drum band atau marching band yang selalu diikuti oleh MI

Taufiqiyah Semarang, mengikuti jambore nasional pada hari

Pramuka, menyelenggarakan pengajian keagamaan dalam

peringatan maulud Nabi, isra’ mi’raj, nuzulul qur’an dan

sebagainya yang juga dapat berimbas pada dikenalnya MI

Taufiqiyah Semarang oleh masyarakat.

Khusus untuk marching band, ekstrakurikuler ini telah

dikenal oleh masyarakat luas karena sering diundang ke

berbagai daerah, sehingga MI ini dikenal juga dengan

marching bandnya.

g) Ekstrakulikuler pramuka

Kegiatan pramuka kerap dilaksanakan di luar

lingkungan madrasah, seperti hiking (gerak jalan) dan camping

Page 19: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

77

(berkemah). Kegiatan tersebut tentu akan dilihat oleh

masyarakat tempat berlangsungnya kegiatan tersebut, sehingga

akan dengan mudah dikenal oleh masyarakat. Dalam kegiatan

itu juga diadakan berbagai kegiatan atau program yang dapat

memunculkan kesan yang baik dari masyarakat, seperti

menunjukkan keahlian dan keterampilan khusus yang dimiliki

oleh anggota pramuka tersebut, berprilaku mulia dan

sebagainya, sehingga dapat menarik minat masyarakat terhadap

MI ini.

3) Strategi promosi

Dalam usahanya meningkatkan penerimaan siswa baru, MI

Taufiqiyah Semarang juga menerapkan berbagai promosi sebagai

salah satu strategi dari manajemen humas. Strategi ini disusun oleh

kepala MI, waka humas, panitia penerimaan siswa baru dan seluruh

elemen MI Taufiqiyah Semarang yang bekerja sama dengan media

cetak maupun media elektronik. Strategi promosi dalam

meningkatkan penerimaan siswa baru ini dilakukan dengan dua

metode, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung

(melalui media cetak atau elektronik).

a) Metode langsung

(1) Kunjungan Panitia Penerimaan Siswa Baru

Pada masa-masa penerimaan siswa baru, ada

kepanitiaan khusus dari panitia penerimaan siswa baru yang

Page 20: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

78

mendatangi TK/RA sekitar dan langsung door to door ke

calon peserta didik untuk mempromosikan MI Taufiqiyah

Semarang. Dalam kunjungannya ini, selain

memperkenalkan MI Taufiqiyah Semarang kepada orang

tua yang anaknya tamatan TK/RA yang hendak mencari

madrasah lanjutan, para petugas tersebut juga

menyampaikan berbagai keunggulan MI Taufiqiyah

Semarang., syarat-syarat pendaftaran dan fasilitas yang

disediakan bagi para siswa yang nantinya bermadrasah di

sana.

(2) Open House

Program ini merupakan suatu teknik untuk

mempersilahkan masyarakat yang berminat untuk meninjau

secara langsung, serta mengobservasi segala bentuk

kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil pekerjaan siswa di

madrasah yang diadakan pada waktu-waktu tertentu.

maksud kegiatan ini ialah agar masyarakat mengetahui

keadaan madrasah, baik fisik madrasah, lingkungan, status,

program, hasil-hasil kreasi siswa dan sebagainya.

Model ini membuat masyarakat tambah percaya

dengan MI Taufiqiyah Semarang, sebab dengan adanya

kebijakan ini masyarakat akan tahu tentang MI Taufiqiyah

Semarang secara keseluruhan. Dan ketika kepercayaan

Page 21: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

79

keduanya sudah ada, maka tidak segan-segan masyarakat

akan menjadi partner tetap dalam mengembangkan lembaga

pendidikan.

(3) Pengajian akhir sanah Laporan kepada orang tua

Laporan tentang kemajuan anak yang merupakan

hubungan antara madrasah dengan orang tua murid

(masyarakat) secara tertulis, laporan tersebut diberikan

kepada orang tua dalam setiap ahir semester. Laporan itu

hendaknya menjelaskan tentang hasil pekerjaan anak

dengan jelas kepada orang tuanya.

Tidak hanya sekedar angka-angka, tetapi laporan itu

harus berfungsi sebagai diagnosa, memperlihatkan

kekuatan-kekuatan anak, memberi saran-saran tentang

prosedur memperbaiki kelemahan-kelemahan anak dan

mungkin termasuk kesan umum tentang anak tersebut.

Dengan program ini, MI Taufiqiyah Semarang sebagai

salah satu lembaga penyelenggara pendidikan bertanggung

jawab dengan perkembangan prestasi siswa, yang tidak

hanya angka- angka mati juga laporan secara sikap dan

kreatifitas siswa selama belajar. Lembaga bisa melaporkan

hasil akhir yang ditempuh oleh siswa dalam akhir ajaran.

Model inilah yang dijadikan lembaga sebagai

referensi keberhasilan guru dan siswa.

Page 22: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

80

(4) Pengajian guru dan orang tua/ wali siswa

Kegiatan ini biasanya dilaksanakan sebelum

datangnya bulan Ramadhan, kegiatan ini MI Taufiqiyah

Semarang (H. Moch Sholeh, S.Ag, Waka Humas MI

Taufiqiyah Semarang, wawancara 9 Februari 2015).

b) Metode tidak langsung (melalui media cetak atau elektronik)

1) Brosur

Brosur merupakan sebuah lembaran yang biasa

digunakan menjadi alat untuk memperkenalkan sebuah

lembaga. Begitupun MI Taufiqiyah Semarang, MI yang

berbangunan megah ini juga biasa menggunakan brosur

untuk mempromosikan dan memperkenalkan MI kepada

masyarakat luas. Brosur yang biasanya diedarkan

menjelang awal tahun pelajaran ini berisi tentang waktu dan

prosedur pendaftaran penerimaan siswa baru, yang

dilengkapi dengan informasi tentang fasilitas-fasilitas yang

tersedia, muatan kurikulumnya, kegiatan ekstrakuriler,

kualitas tenaga pendidik, akreditasi MI dan berbagai

keunggulan MI Taufiqiyah Semarang dengan kemasan

yang menarik.

Brosur mempunyai kelebihan sebagai bentuk

Humas, karena di dalamnya terdapat informasi yang cukup

lengkap dengan berbagai aksesoris misalnya foto yang

Page 23: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

81

menarik. Sedangkan kelemahanya pada kuantitasnya yang

mengharuskan banyak, dan sifatnya yang mengharuskan

bersifat tahan lama. Karena brosur sifatnya informal

individual, bukan kelompok, sehingga membutuhkan dana

yang relative tinggi. Begitu juga di MI Taufiqiyah

Semarang, brosur yang biasa dibuat adalah ketika masa

penerimaan siswa baru. Brosur yang dirancangnya hanya

sekedar laporan kecil yang dianggap mewakili

(representative) tentang informasi yang ada di MI

Taufiqiyah Semarang.

2) Kalender

Kalender dapat digunakan sebagai strategi untuk

mempromosikan MI Taufiqiyah Semarang ke masyarakat

luas. Di dalamnya memuat foto-foto yang menarik dari MI

Taufiqiyah Semarang (yaitu foto seluruh jajaran guru dan

staf TU di depan gapura MI Taufiqiyah Semarang, foto-

foto kegiatan ekstrakurikulernya, foto penyematan siswa

berprestasi oleh kepala MI, foto bareng kepala MI

Taufiqiyah Semarang dan Wali Kota Semarang pada saat

menerima penghargaan, kegiatan belajar mengajar di ruang

kelas dan sebagainya), visi, misi dan tujuan MI Taufiqiyah

Semarang, berbagai macam fasilitas yang tersedia,

kalender akademiknya, beberapa ekstra kurikuler dan

Page 24: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

82

berbagai prestasi yang telah diraih MI Taufiqiyah

Semarang tersebut.

Kalender tersebut dibagikan secara cuma-cuma

kepada para guru dan siswa untuk dipajang di masjid atau

tempat sosial lain di daerahnya masing-masing, sehingga

MI ini dapat dikenal luas oleh masyarakat.

3) Plangisasi

Plangisasi dalam MI Taufiqiyah Semarang

digunakan untuk menunjuk arah lokasi MI Taufiqiyah

Semarang tersebut. Plang atau papan penunjuk arah ini

ditempatkan di sebuah tempat yang strategis, yaitu di

sebuah tempat ramai yang dapat dengan mudah dilihat oleh

siapapun yang melewatinya.

Dalam papan ini, selain terdapat penunjuk arah,

disebutkan juga sekelumit keunggulan MI Taufiqiyah

Semarang dengan foto-foto yang menarik (H. Moch

Sholeh, S.Ag, Waka Humas MI Taufiqiyah Semarang,

wawancara 9 Februari 2015).

4. Controlling Manajemen Humas

Kegiatan pengawasan di MI Taufiqiyah Semarang dilakukan oleh

ketua yayasan dan kepala madrasah di Bantu oleh guru-guru lain yang

terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan yaitu dengan cara mengontrol atau

meninjau langsung, seperti peninjauan langsung aktifitas-aktifitas siswa.

Page 25: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

83

Seperti, kegiatan kepemimpinan, pramuka, olah raga dan yang lainnya

yang berhubungan dengan kegiatan madrasah yang berhubungan dengan

madrasah. Selain itu juga dilakukan juga melalui kegiatan penelaahan

laporan tertulis, mencermati laporan lewat lisan dari beberapa koordinator

yang mengikuti kegiatan tersebut (H. Moch Sholeh, S.Ag, Waka Humas

MI Taufiqiyah Semarang, wawancara 9 Februari 2015).

Setelah setiap kerja dilakukan oleh waka humas, dilakukan

evaluasi dengan meneliti dan mengetahui sampai di mana pelaksanaan

yang dilakukan di dalam proses keseluruhan kegiatan, untuk mencapai

hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah ditetapkan dalam

rangka pencapaian tujuan pendidikan. Adapun evaluasi kegiatan program

Humas di MI Taufiqiyah Semarang, dilakukan pada akhir kegiatan dan

akhir tahun. Dan bentuk evaluasi atau laporannya, berupa komunikasi

secara langsung yang berupa dialog-dialog yang disampaikan ke kepala

madrasah. Serta laporan tulis yang dibuat rangkap dua, kemudian dari

laporan itu diseleksi di mana kekurangannya dan di mana kelemahannya.

Adapun langkah dalam mengevaluasi suatu kegiatan dilakukan

dengan beberapa langkah, diantaranya adalah:

a. Melakukan pengamatan atau memonitoring untuk melihat apakah ada

kekurangannya dan kelemahannya.

b. Menindaklanjuti secara langsung

c. Melengkapi

Page 26: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

84

d. Membentuk laporan secara tertulis (H. Moch Sholeh, S.Ag, Waka

Humas MI Taufiqiyah Semarang, wawancara 9 Februari 2015).

Selanjutnya untuk melakukan pengawasan kinerja waka dan guru

MI Taufiqiyah Semarang, kepala madrasah melakukan tindakan sebagai

berikut:

a. Monitoring dan evaluasi di laksanakan secara keseluruhan meliputi

yayasan dan segenap civitas madrasah.

b. Monitoring atau pengendalian ini di lakukan dengan menggunakan

laporan tertulis atau menggunakan rapat. Dalam rapat kepala madrasah

melakukan evaluasi

c. Monitoring dilakukan dengan memantau secara langsung kegiatan

yang ada di madrasah kemudian menanyakan kepada waka Humas dan

melihat catatan- catatan yang ada. Monitoring yang dilakukan terhadap

siswa baru yaitu dengan melihat catatan-catatan yang di buat oleh

waka Humas juga menanyakan langsung kepada panitia PSB dan

melihat langsung kegiatan yang ada di lapangan. Kemudian kepala

madrasah dalam melakukan pengawasan di madrasah di lakukan

seminggu sekali dengan cara memantau Supervisi dalam KBM di

kelas. Dalam mengawasi PSB di lakukan seminggu tiga kali dan

kepala madrasah bekerjasama dengan para guru dan karyawan (Siti

Aropah, S.Ag., Kepala madrasah, wawancara tanggal 11 Februari

2015).

Page 27: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

85

C. Partisipasi Masyarakat di Madrasah Ibtidaiyah Taufiqiyah Semarang

Melihat madrasah dan masyarakat memiliki hubungan yang rasional,

dan madrasah sendiri didirikan dari, oleh dan untuk masyarakat, maka tidak

mungkin masyarakat tidak memperdulikan keberadaan Madrasah. Untuk itu

diperlukan wadah partisipasi masyarakat untuk dapat menampung partisipasi

masyarakat dan membantu madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan

agama Islam khusunya dan pendidikan pada umumnya. Karena terbentuknya

wadah partisipasi masyarakat dalam pendidikan sekarang ini. Peran

masyarakat di Madrasah Ibtidaiyah Taufiqiyah Semarang adalah mendukung

program kerja madrasah untuk mengikatkan mutu madrasah baik secara

finansial berupa ikut menyumbang pembangunan madrasah yang pada tahun

2014 terealisasi gedung baru dan dukungan non finansial seperti ikut terlibat

dalam acara yang dilakukan madrasah, ikut mempromosikan madrasah dan

membantu pemikiran.

Secara umum peran serta masyarakat terhadap di Madrasah Ibtidaiyah

Taufiqiyah Semarang dilakukan dengan cara:

1. Konsultasi, biasanya dalam bentuk jasa. Dalam pendidikan, masyarakat

mengadakan bimbingan keagamaan yang diprakarsai oleh tokoh ulama

setempat.

2. Sumbangan spontan berupa uang dan barang. Sumbangan ini didasari atas

musyawarah seluruh komponen masyarakat yang berkepentingan. Seperti

kepala madrasah, guru, siswa, orang tua siswa, tokoh masyarakat, tokoh

ulama dan perangkat desa.

Page 28: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

86

3. Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan donornya berasal dari

sumbangan individu, kelompok, dan instansi yang berada di luar

lingkungan desa.

4. Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan dibiayai seluruhnya oleh

komuniti, biasanya diputuskan oleh rapat komunitas madrasah yang

menentukan anggarannya.

5. Sumbangan dalam bentuk kerja, biasanya dilakukan oleh tenaga ahli

setempat

6. Aksi massa atau gotong royong.

7. Mengadakan pembangunan dikalangan keluarga desa sendiri. (Abdul

Rozak, masyarakat, wawancara tanggal 23 Februari 2014)

Peran serta yang tidak kalah penting adalah menyekolahkan anak ke

MI Taufiqiyah Semarang, memberikan sumbangan ikut merencanakan

program MI Taufiqiyah Semarang terkait peningkatan mutu madrasah, ikut

serta melaksanakan kerja humas dengan mensukseskan program madrasah dan

melakukan kontrol terhadap kinerja humas dengan melaksanakan program

humas dan madrasah setiap semester

D. Peran Manajemen Humas Dalam Mengembangkan Partisipasi

Masyarakat MI Taufiqiyah Semarang

Tugas Waka Humas adalah membantu kepala madrasah dalam rangka

mengkomunikasikan program madrasah kepada masyarakat. Fungsi Waka

Humas di MI Taufiqiyah Semarang diantaranya:

1. Mengkoordinir kegiatan yang berkaitan dengan masyarakat

Page 29: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

87

2. Kegiatan yang berbentuk ekstra kurikuler

3. Membantu kondisi madrasah yang terkait dengan keterlibatan masyarakat.

4. Menyampaikan visi dan misi MI Taufiqiyah Semarang dan sebagai

penghubung dengan masyarakat

5. Memberikan informasi program pendidikan, informasi kegiatan di MI

Taufiqiyah Semarang, prestasi MI Taufiqiyah Semarang butuh di

informasikan ke masyarakat sehingga masyarakat lebih percaya dan yakin

6. Menyusun program dan menyelenggarakan hubungan madrasah dengan

masyarakat serta orang tua murid.

7. Memelihara hubungan antara madrasah dengan BP

8. Memelihara pengembangan hubungan antara madrasah dengan lembaga

sosial lainnya termasuk dunia kerja.

9. Mengembangkan hubungan kekeluargaan madrasah secara harmonis, yang

mampu menciptakan suasana akrab yang islami.

10. Menyusun program kegiatan peringatan hari-hari besar Islam dan nasional.

11. Menyusun laporan secara berkala/ insidental pelaksanaan kegiatan.

Melaporkan kegiatan kepada Kepala Madrasah

12. Ikut mengusahakan pencarian dana diluar orang tua, untuk mencukupi

kebutuhan dana peningkatan madrasah terutama yang bersifat fisik.

Berperan aktif dalam mempromosikan MI Taufiqiyah Semarang ke

masyarakat (H. Moch Sholeh, S.Ag, Wa.Ka Humas MI Taufiqiyah

Semarang, Wawancara tanggal 9 Februari 2015).

Page 30: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

88

Waka Humas juga berfungsi menyampaikan aspirasi masyarakat,

keluhan masyarakat dan menyampaikan program madrasah ke masyarakat

sehingga terjadi keseimbangan antara komunikasi madrasah dan masyarakat.

Tugas Waka Humas di MI Taufiqiyah Semarang tidak terkait dengan kegiatan

intern madrasah yang berkaitan dengan proses belajar mengajar baik itu

perekrutan guru, penjadwalan pelajaran, dan peningkatan proses pembelajaran

melalui les atau pelajaran tambahan, akan tetapi jika kebijakan madrasah

tentang proses belajar mengajar itu berkaitan dengan finansial yang

melibatkan orang tua dan masyarakat sebagai penyokong dananya maka Waka

Humas di MI Taufiqiyah Semarang bertindak sebagai penengah yang

menyalurkan aspirasi masyarakat madrasah dalam hal ini orang tua dan

masyarakat kepada pihak madrasah, begitu juga Waka Humas di MI

Taufiqiyah Semarang juga menjadi kepanjangan tangan dari pihak madrasah

kepada masyarakat madrasah tentang kebijakan dan programnya sehingga

nantinya di dapatkan satu keputusan yang bulat yang tidak merugikan kedua

belah pihak (H. Moch Sholeh, S.Ag, Waka Humas MI Taufiqiyah Semarang,

wawancara tanggal 9 Februari 2015).

Kalau menyangkut akademis Wa. Ka Humas di MI Taufiqiyah

Semarang tidak turut campur dalam perencanaan dan pelaksanaan bahkan

sistem evaluasinya. Akan tetapi jika sudah menyangkut non akademis atau

masalah akademis itu juga merambah ke wilayah non akademis maka akan

tetap menjadi tugas Wa.Ka Humas di MI Taufiqiyah Semarang seperti

pelaksanaan ekstra kurikuler yang tentunya membutuhkan dana dari orang tua,

Page 31: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

89

ini membutuhkan keterkaitan humas terutama menyangkut format kegiatan

dan biaya yang dikeluarkan

Waka Humas di MI Taufiqiyah Semarang dalam mengembangkan

perannya, juga sudah mulai memperhatikan pada proses pembelajaran

minimal dilakukan oleh Waka Humas di MI Taufiqiyah Semarang sebulan

sekali, ini dilakukan untuk menjadikan bahan Waka Humas di MI Taufiqiyah

Semarang untuk peningkatan proses pembelajaran dan untuk dapat

mengevaluasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh madrasah sudah baik,

dengan menilai apakah para guru sudah profesional dalam mengajar dan guru

mengajar sesuai dengan kompetensinya, bagaimana sistem regulasi

pembelajaran, kinerja tata usaha sampai perpustakaan dan keterkaitan lainnya.

Keterlibatan Waka Humas di MI Taufiqiyah Semarang dalam meneliti proses

pembelajaran bukanlah untuk mencampuri akan tetapi pihak Waka Humas di

MI Taufiqiyah Semarang memposisikan sebagai partner yang akan

meningkatkan proses pembelajaran yang sesuai dengna harapan masyarakat

dan lebih dari itu dengan melihat proses pembelajaran akan mengetahui

kelebihan dan kekurangan sehingga dapat dinetralisir kelemahan yang ada.

Ketika terjadi protes terhadap kebijakan madrasah (seperti:

pembangunan) oleh orang tua siswa maka Waka Humas dan komite madrasah

mengambil langkah seribu untuk mengatasinya dengan memanggil para

orang tua wali untuk ikut berbicara melalui rapat yang dilakukan oleh

madrasah dengan orang tua siswa, setelah disepakati hasil musyawarah itu,

Page 32: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

90

maka hasil musyawarah itu diberikan oleh kepala madrasah untuk di

pertimbangkan dan ditindaklanjuti.

Wa.ka Humas yang begitu urgen membutuhkan pengelolaan atau

manajemen yang baik. Manajemen Humas sangat penting dalam membentuk

partisipasi aktif masyarakat karena tanpa adanya manajemen yang baik maka

akan kecenderungan peran serta masyarakat menjadi pasif. Hal ini dilakukan

dengan melakukan program-program Humas baik yang berada dibawah

naungan waka Humas seperti proses penerimaan siswa baru, kegiatan

kemasyarakat. Atau dibawah pembinaan OSIS melalui kegiatan OSIS seperti

kegiatan kepramukaan, ekstra kurikuler, pentas seni dan sebagainya (Siti

Aropah, S.Ag., Kepala madrasah, wawancara tanggal 11 Februari 2015).

Manajemen berarti tata laksana proses sumber daya secara efektif

untuk mencapai sasaran tertentu yang berkaitan dengan sebuah lembaga atau

organisasi. Fungsi manajemen Humas di MI Taufiqiyah Semarang yaitu

pertama untuk mengatur agar masyarakat aktif dalam segala yang yang

menjadi program madrasah baik itu formal maupun non formal. Kedua dalam

kegiatan komunikasi madrasah dengan masyarakat dapat berjalan dengan

lancar (Hj. Siti Malihatun, S.Ag, Guru kelas IV, wawancara tanggal 14

Februari 2015).

Bentuk manajemen tersebut dilakukan untuk terus meningkatkan

eksistensinya dan meningkatkan kinerjanya. Kehumasan melkaukan rapat

setiap semester dan rapat akhir tahun, jika terjadi permasalahan yang datang

secara tiba-tiba maka waka humas melakukan rapat secara insidental yang

Page 33: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

91

arahnya agar segala masalah yang terjadi bisa dieliminir dan untuk

mendapatkan keputusan yang mengarah pada kebaikan bersama

Evaluasi ini berkaitan tentang beberapa kegiatan yang telah dilakukan

oleh pihak kehumasan baik itu berupa pengawasan, penengah maupun

pengusahaan dana dan promosi madrasah yang telah dilakukan, sehingga

nantinya di dapatkan in put dan out put bagi perkembangan MI Taufiqiyah

Semarang di masa mendatang.

Waka Humas juga mengkoordinasi job description yang jelas diantara

panitia dan anggota setiap kegiatan, pengawasan, dan evaluasi yang rutin maka

akan di dapatkan hasil yang baik bagi peningkatan MI Taufiqiyah Semarang di

masa-masa yang akan datang (H. Moch Sholeh, S.Ag, Waka Humas MI

Taufiqiyah Semarang, wawancara tanggal 9 Februari 2015).

Lebih dari itu Dalam rangka pengembangan MI Taufiqiyah Semarang

menuju kearah yang lebih baik juga diperlukan komunikasi yang jelas diantara

dua unsur yaitu pihak madrasah dan masyarakat madrasah, komunikasi

merupakan salah satu faktor utama yang turut serta dalam penentuan

pencapaian tujuan pendidikan, atau kata lain dapat dikatakan bahwa

komunikasi merupakan sarana atau media dalam rangka pencapaian tujuan

yang di inginkan.

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti pola

komusikasi yang dilakukan diantara kedua elemen tadi, terutama antara guru

dan kmasyarakat di kakukan dengan komunikasi dua arah dimana diantara

elemen madrasah selalu melakukan musyarawarah dan diskusi dalam

Page 34: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

92

menetapkan sebuah kebijakan, dan keputusan diambil bukan berasal dari

egoisitas salah satu elemen tentunya dengan waka humas dan komite sebagai

jembatan yang menghubungkan kedua elemen lainnya (Observasi pada

tanggal 16-21 Februari 2015 dan Siti Aropah, S.Ag., Kepala madrasah,

Wawancara tanggal 21 Februari 2015).

Untuk menciptakan suasana yang kondusif diantara elemen madrasah

maka diperlukan suasana keakraban yang terjalin diantara kedua unsur tadi

yaitu pihak madrasah dan masyarakat madrasah. Waka Humas madrasah

selalu berusaha menjadikan pihak madrasah sebagai partner kerja yang

berusaha bersama-sama meningkatkan kualitas madrasah menuju madrasah

yang handal dan menjadi rujukan masyarakat yang ingin menyekolahkan

anaknya. Dan terwujudnya tujuan yang di cita-citakan madrasah.

Khusus komunikasi pihak madrasah sebagai pelaksana proses belajar

mengajar dan masyarakat biasanya dilakukan ketika pihak madrasah

mempublikasikan programnya terutama program pendanaan demi peningkatan

kualitas pembelajaran pihak madrasah bersama staf tata usaha biasanya

memanggil waka kesiswaan dan komite untuk rapat sehingga nantinya

program itu tidak menjadi masalah yang pelik diwaktu mendatang tentunya

dengan mendengarkan menerima saran dari komite dan mengkonsultasikan

programnya sehingga didapatkan formulasi yang baik untuk semua pihak.

Selain itu kepala madrasah juga sering melibatkan Waka Humas dan

komite untuk bersama-sama mengatasi masalah yang terjadi baik itu mengenai

proses pembelajaran maupun tentang program madrasah yang penting dalam

Page 35: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

93

meningkatkan madrasah terutama yang berkaitan dengan pihak masyarakat

madrasah.

Untuk lebih cermat dalam melakukan pantauan dan rancangan

pembangunan baik yang bersifat pembelajaran atau sarana prasarana maka

Waka humas pun sering melakukan tukar pendapat diluar rapat formal kepada

kepala madrasah, dan wakil madrasah, dan TU, karena proses pekerjaan yang

dikembangkan oleh pihak humas tidak hanya bersifat formal menjadikan

kebutuhan untuk selalu berunding menjadikan kewajiban yang tidak dapat

ditinggalkan waka bumas untuk mengetahui perkembangan proses belajar

mengajar dan pertumbuhan madrasah pada umumnya, ini menjadikan kesan

bahwa sistem kekeluargaan juga dikembangkan pihak madrasah dengan

masyarakat madrasah, proses yang penuh dengan mengakomodasikan

beberapa pendapat keluhan yang tentunya berkembang setiap hari dan lebih

bersifat tak terduga menjadikan waka humas harus selalu tanggap dengan

perkembangannya dan kekeluargaan menjadi wahana untuk dapat

merealisasikan itu. Khusus hubungan yang berkembang antara guru dan

masyarakat dilakukan dengan diajak berpartisipasi juga waka Humas dan

komite madrasah dalam merancang RAPBM (rancangan anggaran proses

belajar mengajar) sehingga hasil rancangan yang telah di godok itu

dikonfirmasikan dan disosialisasikan pihak humas kepada orang tua wali

melalui rapat dengan orang tua, pada akhirnya konfirmasi itu menjadi putusan

yang matang dan dilaksanakan dalam perjalanan pengelolaan madrasah

Page 36: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

94

(Observasi pada tanggal 16-21 Februari 2015 dan Siti Aropah, S.Ag., Kepala

madrasah, Wawancara tanggal 21 Februari 2015).

Dengan bentuk-bentuk komunikasi yang dilakukan diatas

memungkinkan tidak terjadinya kesalahpahaman elemen-elemen yang ada di

MI Taufiqiyah Semarang sehingga program pengembangan yang telah

dirancang dapat berjalan lancar

E. Problematika yang dihadapi

Kurangnya daya pendukung baik secara Internal maupun Eksternal,

yaitu kurang lengkapnya sarana prasarana dan semangat dari pihak sekolah

dalam pelaksanaan humas sehingga menghambat proses pelaksanaan humas di

sekolah, dan manajemen dalam arti luas yang sepenuhnya belum bisa

maksimal dalam peningkatan humas yang ada di sekolah.

Rata-rata anak-anak yang sekolah di MI Taufiqiyah Semarang berasal

dari keluarga menengah kebawah sehingga sering meminta keringanan

pembayaran sumbangan, itu menjadikan beban tersendiri bagi sekolah dalam

meningkatkan kualitas sekolah, karena rata-rata pembiayaan sekolah di dapat

dari sumbangan yang diberikan siswa setiap bulan

Pelaksanaan humas di MI Taufiqiyah Semarang dirasa sudah cukup

baik, di mana kegiatan yang berkenaan dalam pengembangan program humas

sudah terkoordinir baik secara Intern maupun Ekstern yang ada di sekolah

tersebut, tetapi dalam pelaksanaannya belum maksimal sesuai dengan target

sekolah karena masih banyak program- program yang belum terealisir dengan

baik.

Page 37: BAB III MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG A ...eprints.walisongo.ac.id/7520/4/135112030_bab3.pdfprogram humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya ketika

95

Sedangkan dalam program Ekstern banyak sekali kendala yang terjadi

diantaranya, kerjasama yang dijalin dengan masyarakat dalam hal penyuluhan,

kerjasama yang dilakukan biasanya terkendala tema dan waktu yang akan

dilakukan sekolah. Sedangkan kerjasama dengan pihak sponsor, tidak

sepenuhnya berjalan dengan lancar dikarenakan kerjasama dan kesepakatan

yang dibuat tidak sesuai dengan pelaksanaan kegiatan humas yang dicapai

karena banyak permasalahan teknis dalam pelaksanaan manajemen humas.

Proses Monitoring pelaksanaan humas dilaksanakan oleh pihak

internal sekolah dalam hal ini di lakukan oleh pimpinan sekolah, sedangkan

pengawasan yang bersifat eksternal dilakukan oleh masyarakat, sifatnya tidak

formal karena pengawasan yang dilakukan sifatnya feedback terhadap

kegiatan humas yang dilakukan di sekolah, Evaluasi pelaksanaan humas

dilaksanakan secara bersama-sama, biasanya evaluasi ini bersifat insidental

dan di lakukan setiap selesai kegiatan humas yang telah dilaksanakan, evaluasi

program secara keseluruhan di laksanakan di akhir tahun dengan mengadakan

raker (rapat kerja) untuk mengevaluasi kegiatan humas setahun yang lalu dari

hasil evaluasi diwujudkan menjadi program tahun berikutnya, proses

monitoring dan evaluasi yang dilakukan dalam pelaksanaan humas masih

lemah dikarenakan pengawasan dan evaluasi yang dilakukan tidak ada

koordinasi dan kurangnya antusiasme dari berbagai pihak (H. Moch Sholeh,

S.Ag, Waka Humas MI Taufiqiyah Semarang, wawancara 9 Februari 2015).