bab iii manajemen humas di mi taufiqiyah semarang a...
TRANSCRIPT
59
BAB III
MANAJEMEN HUMAS DI MI TAUFIQIYAH SEMARANG
A. Gambaran Umum MI Taufiqiyah Semarang
1. Tinjauan Sejarah
MI taufiqiyah adalah lembaga pendidikan yang dikelola oleh
yayasan at-Taufiqiyah. Didirikan pada tahun 1996 bertempat di jalan
Tegalkangkung kelurahan Gemah Semarang (Dokumentasi Profil MI
Taufiqiyah Semarang). Artinya dari Madrasaah taufiqiyah adalah
“petunjuk yang sudah dilaksanakan”. Setelah sepakat dengan nama
tersebut, kemudian diajukan ijin operasional ke Kantor Departemen
Agama Semarang dan diresmikan pada tanggal 1 Januari 1966. Pada tahun
1980 menempati gedung baru dengan tanah wakaf dari bapak H. Sobih
(alm). Tahun 1981 gedung MI Taufiqiyah mulai dibangun setelah
mendapat bantuan sebesar Rp. 900.00,-. Kemudian dari tahun ke tahun MI
Taufiqiyah mengalami kemajuan dalam pembangunan tahun 1986
mengalami perluasan dengan perolehan tanah wakaf dari bapak Ngadimin
(alm) pada tahun 1995 juga mendapat tambahan tahan wakaf dari bapak G.
Sju’eb sehingga pada tahun 1996 MI Taufiqiyah bisa mewujudkan
bangunan permanen berlantai. Dan akhir – akhir ini juga mendapatkan
tambahan tanah wakaf dari bapak Moh. Idris al-Amin (alm) yang
rencananya akan dibangun gedung serba guna dan lapangan olahraga.
60
Pada tahun berdirinya, murid MI Taufiqiyah hanya berjumlah 42
anak. Dan sampai sekarang memiliki 10 rombel dengan jumlah siswa 328
siswa dengan jumlah guru dan karyawan 17orang yang terdiri dari 4 guru
negeri yang diperbantukan. Tenaga pengajar MI Taufiqiyah seluruhnya
lulusan sarjana kependidikan yang sesuai dengan profesinya.
Adapun status MI Taufiqiyah adalah sebagai berikut:
a. Tahun 1966 – 1977 status terdaftar
b. Tahun 1977 – 1978 status diakui
c. Tahun 1994 – 20002 status disamakan
d. Tahun 2002 – 2005 status terakreditas B
e. Pada tahun 2005 – sekarang berstastus terakreditas A
2. Letak Geografis
Lokasi MI Taufiqiyah Tembalang Semarang cukup strategis dan
mudah dijangkau oleh anak-anak masyarakat sekitar. Yaitu tidak jauh dari
pusat kota Semarang, sehingga anak – anak yang akan ke sekolah tidak
mengalami hambatan. MI Taufiqiyah Tembalang Semarang tepatnya di
JL. Fatmawati No. 188 Semarang. Berikut peta MI Taufiqiyah Tembalang
Semarang
Jl. Majap
ahit
Jl. Fatmawati
MI T
aufiq
iyah
61
B. Pelaksanaan Manajemen Humas di MI Taufiqiyah Semarang
Bentuk manajemen Humas dalam meningkatkan partisipasi masyarkat
di MI Taufiqiyah Semarang adalah melalui penerapan fungsi-fungsi:
perencanaan, pengorganisasian, aktualisasi dan pengawasan dengan
menggunakan dan memanfaatkan fasilitas maupun sumberdaya yang tersedia
yang pada prinsipnya dimulai dari proses perencanaan, pengorganiasian,
pengarahan, dan pengawasan atau evaluasi terhadap semua program kerja
Humas dengan pengaturan yang baik oleh para profesional untuk
mengeliminasi pemborosan (efisien) dan memaksimalkan sumber daya yang
tersedia meningkatkan pencapaian.
1. Perencanaan Manajemen Humas
Perencanaan dalam sebuah lembaga adalah sangat esensial, karena
dalam kenyataannya perencanaan memegang peranan yang lebih penting
dibandingkan dengan fungsi-fungsi lainnya. Tanpa adanya perencanaan,
maka akan sulit mencapai tujuan. Adapun secara garis besar, perencanaan
program Humas yang ada di MI Taufiqiyah Semarang (Dokumen Waka
Humas MI Taufiqiyah, tanggal 9 Februari 2015).
Perencanaan program jangka pendek dan jangka panjang yang
dilakukan oleh waka Humas MI Taufiqiyah Semarang diantaranya:
a. Program Kerja Jangka Pendek
Adapun program jangka pendek merupakan suatu rencana
pencapaian tujuan kegiatan dalam kurun waktu 1 semester sampai 1
tahun, diantaranya:
62
1) Menyusun program kerja.
2) Menyusun jadwal kegiatan kemasyarakatan.
3) Pengadaan pengajian atau istighosah selapanan (1 bulan) sekali
yaitu setiap Jumat kliwon.
4) Membantu kegiatan ekstra kulikuler.
5) Menjalin hubungan baik dengan guru (Dokumen Waka Humas MI
Taufiqiyah, tanggal 9 Februari 2015).
b. Program Kerja Jangka Panjang
Program jangka panjang merupakan suatu rencana pencapaian
tujuan kegiatan dalam kurun 2 – 5 tahun, diantaranya:
1) Membangun madrasah yang berwawasan disiplin dan patuh terhadap
aturan yang berlaku;
2) Mengaktifkan peran serta masyarakat;
3) Membangun image madrasah ke masyarakat
4) Mendata dan memberdayakan seluruh alumni MI Taufiqiyah
Semarang (Dokumen Waka Humas MI Taufiqiyah, tanggal 9 Februari
2015).
Waka Humas MI Taufiqiyah Semarang dalam merencanakan
program humas itu sendiri juga terdapat tahap yang tak terduga. Misalnya
ketika ada salah satu keluarga MI Taufiqiyah Semarang yang mempunyai
acara (hajat) seperti pernikahan, pindah rumah dan sakit.
Program perencanaan yang menjadi agenda tahunan MI Taufiqiyah
Semarang adalah melaksanakan penerimaan siswa baru dengan
63
mengadakan perencanaan Humas, perencanaan Humas MI Taufiqiyah
Semarang terdiri dari sensus madrasah dan penetapan calon siswa baru
yang akan diterima. Sensus madrasah yaitu perkiraan anak-anak usia
tanaman-kanak-kanak yang akan masuk madrasah MI. Sensus madrasah
juga akan mempengaruhi penetapan penentuan jumlah siswa baru yang
akan diterima (H. Moch Sholeh, S.Ag, Waka Humas MI Taufiqiyah
Semarang, wawancara tanggal 9 Februari 2015).
Penerimaan siswa baru merupakan agenda rutin pada setiap tahun
bagi MI Taufiqiyah Semarang. Dalam penerimaan siswa baru MI
Taufiqiyah Semarang memiliki beberapa kegiatan yang dilaksanakan,
promosi kegiatan madrasah dan melakukan door to door kepada
masyarakat sekitar MI Taufiqiyah Semarang.
2. Organisasi Humas
MI Taufiqiyah Semarang senantiasa mengorganisir seluruh
kegiatan yang telah direncanakan. Pelaksanaan pengorganisasian secara
lengkap termuat dalam program kerja semester (Promes) dan program kerja
tahunan (Prota). Beberapa program yang telah direncanakan dilengkapi
dengan koordinator pelaksana, sehingga kegiatan pengorganisasian telah
termaktub dalam program kerja semester (Promes) dan program kerja
tahunan (Prota). Demi lancarnya seluruh pelaksanaan program yang di
laksanakan oleh MI Taufiqiyah Semarang tersebut, maka selain pembagian
tugas sebagai koordinator program, masing-masing guru dan karyawan
64
mempunyai kewajiban untuk mensukseskan program-program humas yang
telah direncanakan.
Koordinator program yang telah ditentukan harus bertanggung
jawab dengan tugas yang diembannya. Hal ini dilakukan dengan
mengadakan rapat atau pertemuan tiap pekan dan tiap bulanan untuk
mengadakan struktur kepanitiaan atau seperti tim sukses yang dilakukan
oleh masing-masing koordinator program (H. Moch Sholeh, S.Ag, Waka
Humas MI Taufiqiyah Semarang, wawancara tanggal 9 Februari 2015).
3. Actuating Manajemen Humas
Pengarahan atau aktualisasi yang dilakukan Waka Humas bagi
peningkatan partisipasi masyarakat di MI Taufiqiyah Semarang dengan
melaksanakan program yang sudah ada dalam rangka partisipasi
masyarakat dan kegiatan PHBI untuk melibatkan masyarakat (H. Moch
Sholeh, S.Ag, Waka Humas MI Taufiqiyah Semarang, wawancara tanggal
9 Februari 2015).
Pelaksanaan (Actuating) juga dilakukan melalui berbagai
pengarahan dan pemotivasian yang dilakukan oleh Humas MI Taufiqiyah
Semarang setiap komponen-komponen madrasah (guru, karyawan, dan
siswa) dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran,
tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
Melihat perkembangan zaman yang semakin cepat berubah dengan
persaingan yang semakin kompetitif dan tuntutan masyarakat terhadap
pendidikan yang makin berkembang, maka pihak MI Taufiqiyah Semarang
65
menyusun strategi untuk mempertahankan eksistensinya dengan senantiasa
mengikuti perubahan zaman namun tetap mempertahankan jati dirinya
sebagai madrasah berciri khas Islam (H. Moch Sholeh, S.Ag, Waka Humas
MI Taufiqiyah Semarang, wawancara tanggal 9 Februari 2015).
Untuk mengimbangi arus perkembangan zaman yang cepat
berkembang ini, disusunlah berbagai macam strategi untuk
mempertahankan eksistensinya dalam dunia pendidikan, bahkan berusaha
menjadi lebih unggul dalam hal prestasi dari madrasah-madrasah lainnya.
Salah satu strategi yang mendapat perhatian lebih adalah strategi humas
yang dilaksanakan untuk mendapat dukungan dari masyarakat, baik dari
masyarakat intern MI (para guru, staf karyawan, siswa-siswanya dan
pegawai MI), masyarakat umum maupun pejabat pemerintahan.
Hubungan yang baik dengan masyarakat dan berbagai pihak yang
baik, maka penyelenggaraan pendidikan dapat berkembang ke arah yang
lebih bagus, prestasi MI dapat meningkat dan pelayanan pendidikan
semakin memuaskan MI Taufiqiyah Semarang.
Adapun keseluruhan program dari manajemen humas MI
Taufiqiyah Semarang sebagai berikut:
a. Konsolidasi antara kepala, guru, pegawai, dan karyawan
b. Mengoptimalkan peran dan fungsi komite dalam hal ini peran sebagai
mediator yang fungsinya melakukan kerjasama dengan masyarakat
66
c. Meningkatkan hubungan yang harmonis antara orang tua peserta didik
dengan Kepala MI, Guru, Pegawai, dan Karyawan MI Taufiqiyah
Semarang
d. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai
kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat
e. Meningkatkan hubungan yang harmonis antara kepala, guru, pegawai,
dan karyawan MI Taufiqiyah Semarang melalui Pembinaan setiap tgl
17, Halal Bi Halal, Pengajian Keluarga.
f. Membuat Forum Silaturrahim antara Wali Kelas dengan orang Tua
Wali di kelas masing-masing.
g. Dengan Guru Bimbingan dan Konseling memfasilitasi orang tua
peserta didik dalam membuat program kerja 1).program belajar peserta
didik, 2). problem belajar peserta didik, 3). masalah yang biasa
dihadapi diluar belajar peserta didik).
h. Waka Humas memfasilitasi bantuan dana bantuan siswa miskin untuk
membantu orang keluarga siswa yang tidak mampu (Dokumen Wa. Ka
Humas MI Taufiqiyah, tanggal 9 Februari 2015).
Adapun kelebihan pelaksanaan Humas MI Taufiqiyah Semarang
dalam menjalin hubungan dengan masyarakat antara lain, meliputi:
67
a. Strategi madrasah dalam menjalin hubungan antar warga sendiri
(internal public)
1) Ziarah
Pengadaan ziarah yang dilakukan di MI Taufiqiyah
Semarang dimaksudkan agar terjalin komunikasi antara peserta
didik, para guru dan karyawan atau staff. Untuk waktunya sendiri
belum terencana dengan baik, bisa saja di tengah semester atau di
akhir tahun. Dan kegiatan ini sifatnya tidak menentu atau dadakan.
2) Istighosah
Sebelum menghadapi ujian madrasah (UM) MI Taufiqiyah
Semarang menyelenggarakan istighosah. Doa tersebut diadakan di
depan madrasah setempat. Dalam istighosah ini MI Taufiqiyah
Semarang menghadirkan ulama’ setempat
3) Class meeting
Dalam class meeting ini, diisi dengan perlombaan-
perlombaan antar kelas. Pengadaan perlombaan dalam class
meeting ini adalah untuk memberikan kebugaran pada para siswa
setelah mengikuti ujian semesteran, dan untuk meningkatkan
motivasi anak berkompetensi secara sehat.
4) Halal Bihalal
Acara ini adalah sebagai wujud silaturahmi antara guru,
karyawan, komite, dan peserta didik MI Taufiqiyah Semarang.
Acara ini diadakan pada hari pertama efektif masuk setelah libur
68
hari raya Idul Fitri, diawali dengan upacara bendera kemudian
dilanjutkan dengan do’a bersama dan salam- salaman antara guru,
karyawan, dan peserta didik MI Taufiqiyah Semarang
5) PGOTW (pertemuan guru dan orang tua/ wali siswa)
Kegiatan ini dilakukan oleh wali kelas dan humas yang
bertujuan untuk mempererat silaturrahmi madrasah dengan orang
Tua wali murid dan tersosialisasikannya informasi madrasah
dengan siswa. Dengan cara menyampaikan kondisi pembelajaran
waktu KBM, pemantauan ibadah- ibadah di rumah, konsultasi dan
dialog masalah siswa. Kegiatan ini di laksanakan 6 kali dalam satu
tahun, dengan waktu pelaksanaannya yaitu awal semester, mid
semester dan Akhir semester.
6) Home Visit
Kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan informasi
permasalahan dan penghargaan (reward) bagi siswa dan
menyambung silaturrahmi madrasah dengan orang tua wali.
Adapun untuk pelaksananannya dilakukan dua kali dalam satu
semester yaitu pada pekan ke-2. Sedangkan yang bertanggung
jawab dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah humas, Wali
kelas/guru.
7) Gerakan Infaq dan Shodaqoh (Jum’at beramal)
Gerakan Infaq dan Shodaqoh (Jum’at beramal) ini berfungsi
sebagai sarana latihan berinfaq civitas madrasah dan melatih
69
kepedulian terhadap sesama. Kegiatan ini dilakukan oleh petugas
(siswa) setiap hari Jum’at. Kemudian hasil infaq beramal ini
dilaporkan kepada humas/rohis dan digunakan seperlunya untuk
civitas madrasah.
8) Kunjungan Sosial dan Baksos
Kunjungan Sosial ini dilakukan secara insidental dengan
tujuan memberikan bantuan ke lokasi bencana, pada saat itu daerah
yang terkena bencana. Selain itu, Baksos juga dilakukan dengan
mengunjungi panti asuhan. Sedangkan baksos ini dilaksanakan
dalam rangka untuk menjalin keharmonisan antara madrasah
dengan masyarakat sekitar. Kegiatan ini direncanakan terus
menerus. Dalam setahun minimal sekali pada waktu penerimaan
siswa baru, disamping dapat menjadi wahana siswa mengenal dunia
sosial sekitarnya.
9) Pertemuan Wali kelas
Pertemuan Wali kelas dilaksanakan pada pekan III dengan
target pelaksanaannya 3 kali dalam tiap semester. Adapun
pertemuan ini merupakan sarana komunikasi Wali kelas dengan
madrasah dan terselesaikannya masalah (problem) siswa siswi pada
waktu kegiatan belajar mengajar di kelas.
10) Pengajian dan Pembinaan
Pengajian dan pembinaan ini dilaksanakan pada pekan I,
dengan target terlaksana enam kali dalam tiap semester. Kegiatan
70
ini bertujuan menambah wawasan keagamaan (Dien) bagi siswa
dan sebagai sarana komunikasi madrasah dengan lembaga (H.
Moch Sholeh, S.Ag, Waka Humas MI Taufiqiyah Semarang,
wawancara tanggal 9 Februari 2015).
b. Strategi manajemen humas dengan publik ekstern Strategi manajemen
humas dengan publik ekstern di MI Taufiqiyah Semarang dapat
dikelompokkan menjadi tiga strategi, yaitu strategi kerja sama, strategi
pencitraan dan strategi promosi. Semua strategi ini bertujuan untuk
mendapatkan kerja sama yang baik dengan berbagai pihak, baik kerja
sama dalam hal finansial, dukungan moral, peningkatan prestasi
akademik hingga untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat
terhadap MI Taufiqiyah Semarang untuk membimbing putra-putrinya
sebagai siswa dari MI ini (H. Moch Sholeh, S.Ag, Waka Humas MI
Taufiqiyah Semarang, wawancara tanggal 9 Februari 2015). beberapa
bentuk strategi sebagai berikut:
1) Strategi kerja sama
Pengelolaan bidang humas MI Taufiqiyah Semarang
diarahkan pada upaya membina dan menjalin hubungan serta kerja
sama dengan berbagai pihak, yaitu:
a) Kerja Sama dengan Orang Tua Peserta Didik Orang tua
peserta didik merupakan pelanggan utama yang harus
mendapat pelayanan lebih. Oleh karena itu MI Taufiqiyah
Semarang selalu berusaha meningkatkan hubungan yang
71
harmonis antara orang tua peserta didik dengan kepala MI,
guru, pegawai dan karyawan MI Taufiqiyah Semarang, yaitu
dengan mengadakan pertemuan guru dan orang tua murid pada
setiap awal dan akhir semester serta membuat forum
silaturrahim antara wali kelas dengan orang tua wali di kelas
masing-masing.
Selain itu, waka humas juga membuat sebuah program,
yaitu dengan menyediakan sejenis layanan kotak suara yang
berupa pertanyaan, kritik dan saran dari orang tua terhadap MI
melalui layanan pesan singkat (sms) yang dapat dikirim pada
handphone khusus MI.
b) Kerja Sama dengan Komite Madrasah dan Instansi Terkait
Komite Madrasah merupakan lembaga independen yang
bekerja sama dengan penyelenggaraan pendidikan dengan
memberikan peran yang sangat besar dalam memberikan
sumbangan pemikiran terhadap penyelenggaraan pendidikan di
MI.
Fungsi Komite Madrasah bertugas sebagai mitra utama
madrasah untuk menyelenggarakan pendidikan. Dalam
pertemuan koordinasi pihak madrasah dan Komite madrasah,
dibahas berbagai hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pendidikan beserta konsekuensi-konsekuensinya, termasuk
dalam penggalian dan penggunaan dana bagi penyelenggaraan
72
pendidikan. Komite Madrasah MI Taufiqiyah Semarang terdiri
dari tokoh masyarakat setempat dan sebagian orang tua murid
yang berpengaruh, seperti guru atau tokoh masyarakat di
daerahnya.
c) Hubungan Kerja Sama dengan Lingkungan Masyarakat
Hubungan kerja sama ini dimaksudkan untuk :
(1) Menjaga keamanan MI Taufiqiyah Semarang dan
lingkungannya, sebagai tenaga keamanan madrasah
diupayakan mengambil dari lingkungan masyarakat
setempat.
(2) Menata dan menjaga taman madrasah dan lingkungannya.
(3) Kerja bakti memperbaiki jalan
d) Hubungan Kerja Sama dengan Lembaga Bimbingan Belajar.
Beberapa lembaga bimbingan belajar di Taufiqiyah
Semarang diajak bekerja sama dalam upaya peningkatan
prestasi peserta didik. Kerja sama tersebut dilaksanakan dalam
rangka penjajakan (Try Out) UNAS yang juga sekaligus
meringankan beban biaya. Bimbingan di madrasah lebih murah
dibandingkan dengan di luar madrasah yang dengan
pertimbangan mutu menjadi skala prioritas (H. Moch Sholeh,
S.Ag, Waka Humas MI Taufiqiyah Semarang, wawancara 9
Februari 2015).
73
2) Strategi pencitraan
Upaya menciptakan citra positif dari masyarakat, MI
Taufiqiyah Semarang memanfaatkan berbagai keunggulan MI dan
memanfaatkan even-even tertentu serta menyusun program yang
dapat menimbulkan kesan yang baik dari masyarakat sekaligus
menarik minat masyarakat, seperti sebagai berikut:
a) Peserta didik
Sikap, penampilan dan tutur kata peserta didik dapat
dijadikan sebagai barometer dari lembaga pendidikan yang
mendidiknya. Para guru MI Taufiqiyah Semarang senantiasa
mengarahkan dan membimbing siswanya untuk terbiasa
bersikap sopan santun kepada siapapun, berpenampilan rapi
dan rajin beribadah. Namun prilaku tersebut bukan berarti
diniatkan agar dinilai baik oleh orang lain, melainkan untuk
membentuk jiwa yang berakhlaqul karimah sesuai dengan
tuntunan agama Islam dan misi MI.
Namun, perilaku akhlaqul karimah dari peserta didik
tersebut dapat berdampak pula pada ketertarikan masyarakat
pada MI yangmengasuhnya. Selain itu, peserta didik juga dapat
menceritakan sesuatu yang dilihat, dirasakan dan dihayati oleh
peserta didik di MI kepada orang tuanya atau kepada
masyarakat luas.
74
b) Meningkatkan Prestasi MI
Salah satu faktor yang paling membuat masyarakat
tertarik dengan suatu lembaga adalah pada prestasi hasil
keluarannya. Oleh karena itu, MI Taufiqiyah Semarang selalu
berusaha meningkatkan prestasi pendidikannya, baik prestasi
akademik maupun non akademik, dengan mengadakan
berbagai program. Dalam beberapa tahun terakhir ini, MI telah
berhasil meluluskan 100% siswanya dan menjuarai beberapa
perlombaan.
Apabila MI selalu berprestasi, maka upaya
mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dapat semakin
mudah.
c) Merenovasi bangunan gedung
Untuk menarik minat masyarakat, kepala MI
memperbaiki dan membangun bangunan yang menarik di MI
Taufiqiyah Semarang, seperti membangun gapura yang megah,
mengecat ulang semua gedung MI, menata taman dan sarana
prasarana yang ada serta menambahkan sarana dan prasarana
yang diperlukan. Dengan gedung yang megah dan menarik ini,
diharapkan masyarakat dapat tertarik terhadap MI Taufiqiyah
Semarang.
75
d) Menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap
MI Taufiqiyah Semarang terkenal dengan sarana dan
prasarana belajarnya yang lengkap. Dengan tersedianya sarana
dan prasarana yang lengkap tentu dapat menimbulkan persepsi
yang baik, seperti proses belajar mengajar dan kegiatan
ekstrakurikulernya yang dapat semakin mudah dan inovatif
karena sudah tersedia berbagai sarana pendukung, apalagi juga
terdapat beberapa fasilitas MI yang dapat digunakan oleh
masyarakat, seperti Masjid MI Taufiqiyah Semarang yang
biasa digunakan oleh masyarakat sekitar untuk sholat Jum’at
dan Pengajian Mingguan untuk masyarakat sekitar setiap hari
Minggu sore, lapangan olah raga, ruang kelas yang dapat
digunakan sebagai tempat pemilihan umum, dll.
e) Mengundang tokoh masyarakat
Tokoh-tokoh masyarakat yang diundang oleh MI
diantaranya adalah tokoh masyarakat keagamaan, pejabat
pemerintahan, pakar pendidikan dan orang-orang yang ahli
dalam suatu bidang. Biasanya tokoh-tokoh ini diundang untuk
mengisi even-even MI, seperti mengundang Pejabat
Pemerintahan pada saat penyematan prestasi kepada MI
Taufiqiyah Semarang, mengundang Kepala Kementerian
Agama Kab. Semarang untuk menjadi pembina upacara,
76
mengundang kepolisian untuk melatih ekstrakurikuler
pramuka, dan lain-lain
Maksud dari mengundang tokoh ini adalah selain untuk
memajukan MI dari sisi kualitas, juga diharapkan dapat
menarik animo masyarakat terhadap MI.
f) Memanfaatkan momen HBI dan HBN
Moment Hari Besar Islam dan Hari Besar Nasional
dapat pula dijadikan sebagai ajang unjuk gigi MI Taufiqiyah
Semarang untuk menarik simpati masyarakat. Dalam
Peringatan Kemerdekaan Indonesia misalnya, terdapat parade
drum band atau marching band yang selalu diikuti oleh MI
Taufiqiyah Semarang, mengikuti jambore nasional pada hari
Pramuka, menyelenggarakan pengajian keagamaan dalam
peringatan maulud Nabi, isra’ mi’raj, nuzulul qur’an dan
sebagainya yang juga dapat berimbas pada dikenalnya MI
Taufiqiyah Semarang oleh masyarakat.
Khusus untuk marching band, ekstrakurikuler ini telah
dikenal oleh masyarakat luas karena sering diundang ke
berbagai daerah, sehingga MI ini dikenal juga dengan
marching bandnya.
g) Ekstrakulikuler pramuka
Kegiatan pramuka kerap dilaksanakan di luar
lingkungan madrasah, seperti hiking (gerak jalan) dan camping
77
(berkemah). Kegiatan tersebut tentu akan dilihat oleh
masyarakat tempat berlangsungnya kegiatan tersebut, sehingga
akan dengan mudah dikenal oleh masyarakat. Dalam kegiatan
itu juga diadakan berbagai kegiatan atau program yang dapat
memunculkan kesan yang baik dari masyarakat, seperti
menunjukkan keahlian dan keterampilan khusus yang dimiliki
oleh anggota pramuka tersebut, berprilaku mulia dan
sebagainya, sehingga dapat menarik minat masyarakat terhadap
MI ini.
3) Strategi promosi
Dalam usahanya meningkatkan penerimaan siswa baru, MI
Taufiqiyah Semarang juga menerapkan berbagai promosi sebagai
salah satu strategi dari manajemen humas. Strategi ini disusun oleh
kepala MI, waka humas, panitia penerimaan siswa baru dan seluruh
elemen MI Taufiqiyah Semarang yang bekerja sama dengan media
cetak maupun media elektronik. Strategi promosi dalam
meningkatkan penerimaan siswa baru ini dilakukan dengan dua
metode, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung
(melalui media cetak atau elektronik).
a) Metode langsung
(1) Kunjungan Panitia Penerimaan Siswa Baru
Pada masa-masa penerimaan siswa baru, ada
kepanitiaan khusus dari panitia penerimaan siswa baru yang
78
mendatangi TK/RA sekitar dan langsung door to door ke
calon peserta didik untuk mempromosikan MI Taufiqiyah
Semarang. Dalam kunjungannya ini, selain
memperkenalkan MI Taufiqiyah Semarang kepada orang
tua yang anaknya tamatan TK/RA yang hendak mencari
madrasah lanjutan, para petugas tersebut juga
menyampaikan berbagai keunggulan MI Taufiqiyah
Semarang., syarat-syarat pendaftaran dan fasilitas yang
disediakan bagi para siswa yang nantinya bermadrasah di
sana.
(2) Open House
Program ini merupakan suatu teknik untuk
mempersilahkan masyarakat yang berminat untuk meninjau
secara langsung, serta mengobservasi segala bentuk
kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil pekerjaan siswa di
madrasah yang diadakan pada waktu-waktu tertentu.
maksud kegiatan ini ialah agar masyarakat mengetahui
keadaan madrasah, baik fisik madrasah, lingkungan, status,
program, hasil-hasil kreasi siswa dan sebagainya.
Model ini membuat masyarakat tambah percaya
dengan MI Taufiqiyah Semarang, sebab dengan adanya
kebijakan ini masyarakat akan tahu tentang MI Taufiqiyah
Semarang secara keseluruhan. Dan ketika kepercayaan
79
keduanya sudah ada, maka tidak segan-segan masyarakat
akan menjadi partner tetap dalam mengembangkan lembaga
pendidikan.
(3) Pengajian akhir sanah Laporan kepada orang tua
Laporan tentang kemajuan anak yang merupakan
hubungan antara madrasah dengan orang tua murid
(masyarakat) secara tertulis, laporan tersebut diberikan
kepada orang tua dalam setiap ahir semester. Laporan itu
hendaknya menjelaskan tentang hasil pekerjaan anak
dengan jelas kepada orang tuanya.
Tidak hanya sekedar angka-angka, tetapi laporan itu
harus berfungsi sebagai diagnosa, memperlihatkan
kekuatan-kekuatan anak, memberi saran-saran tentang
prosedur memperbaiki kelemahan-kelemahan anak dan
mungkin termasuk kesan umum tentang anak tersebut.
Dengan program ini, MI Taufiqiyah Semarang sebagai
salah satu lembaga penyelenggara pendidikan bertanggung
jawab dengan perkembangan prestasi siswa, yang tidak
hanya angka- angka mati juga laporan secara sikap dan
kreatifitas siswa selama belajar. Lembaga bisa melaporkan
hasil akhir yang ditempuh oleh siswa dalam akhir ajaran.
Model inilah yang dijadikan lembaga sebagai
referensi keberhasilan guru dan siswa.
80
(4) Pengajian guru dan orang tua/ wali siswa
Kegiatan ini biasanya dilaksanakan sebelum
datangnya bulan Ramadhan, kegiatan ini MI Taufiqiyah
Semarang (H. Moch Sholeh, S.Ag, Waka Humas MI
Taufiqiyah Semarang, wawancara 9 Februari 2015).
b) Metode tidak langsung (melalui media cetak atau elektronik)
1) Brosur
Brosur merupakan sebuah lembaran yang biasa
digunakan menjadi alat untuk memperkenalkan sebuah
lembaga. Begitupun MI Taufiqiyah Semarang, MI yang
berbangunan megah ini juga biasa menggunakan brosur
untuk mempromosikan dan memperkenalkan MI kepada
masyarakat luas. Brosur yang biasanya diedarkan
menjelang awal tahun pelajaran ini berisi tentang waktu dan
prosedur pendaftaran penerimaan siswa baru, yang
dilengkapi dengan informasi tentang fasilitas-fasilitas yang
tersedia, muatan kurikulumnya, kegiatan ekstrakuriler,
kualitas tenaga pendidik, akreditasi MI dan berbagai
keunggulan MI Taufiqiyah Semarang dengan kemasan
yang menarik.
Brosur mempunyai kelebihan sebagai bentuk
Humas, karena di dalamnya terdapat informasi yang cukup
lengkap dengan berbagai aksesoris misalnya foto yang
81
menarik. Sedangkan kelemahanya pada kuantitasnya yang
mengharuskan banyak, dan sifatnya yang mengharuskan
bersifat tahan lama. Karena brosur sifatnya informal
individual, bukan kelompok, sehingga membutuhkan dana
yang relative tinggi. Begitu juga di MI Taufiqiyah
Semarang, brosur yang biasa dibuat adalah ketika masa
penerimaan siswa baru. Brosur yang dirancangnya hanya
sekedar laporan kecil yang dianggap mewakili
(representative) tentang informasi yang ada di MI
Taufiqiyah Semarang.
2) Kalender
Kalender dapat digunakan sebagai strategi untuk
mempromosikan MI Taufiqiyah Semarang ke masyarakat
luas. Di dalamnya memuat foto-foto yang menarik dari MI
Taufiqiyah Semarang (yaitu foto seluruh jajaran guru dan
staf TU di depan gapura MI Taufiqiyah Semarang, foto-
foto kegiatan ekstrakurikulernya, foto penyematan siswa
berprestasi oleh kepala MI, foto bareng kepala MI
Taufiqiyah Semarang dan Wali Kota Semarang pada saat
menerima penghargaan, kegiatan belajar mengajar di ruang
kelas dan sebagainya), visi, misi dan tujuan MI Taufiqiyah
Semarang, berbagai macam fasilitas yang tersedia,
kalender akademiknya, beberapa ekstra kurikuler dan
82
berbagai prestasi yang telah diraih MI Taufiqiyah
Semarang tersebut.
Kalender tersebut dibagikan secara cuma-cuma
kepada para guru dan siswa untuk dipajang di masjid atau
tempat sosial lain di daerahnya masing-masing, sehingga
MI ini dapat dikenal luas oleh masyarakat.
3) Plangisasi
Plangisasi dalam MI Taufiqiyah Semarang
digunakan untuk menunjuk arah lokasi MI Taufiqiyah
Semarang tersebut. Plang atau papan penunjuk arah ini
ditempatkan di sebuah tempat yang strategis, yaitu di
sebuah tempat ramai yang dapat dengan mudah dilihat oleh
siapapun yang melewatinya.
Dalam papan ini, selain terdapat penunjuk arah,
disebutkan juga sekelumit keunggulan MI Taufiqiyah
Semarang dengan foto-foto yang menarik (H. Moch
Sholeh, S.Ag, Waka Humas MI Taufiqiyah Semarang,
wawancara 9 Februari 2015).
4. Controlling Manajemen Humas
Kegiatan pengawasan di MI Taufiqiyah Semarang dilakukan oleh
ketua yayasan dan kepala madrasah di Bantu oleh guru-guru lain yang
terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan yaitu dengan cara mengontrol atau
meninjau langsung, seperti peninjauan langsung aktifitas-aktifitas siswa.
83
Seperti, kegiatan kepemimpinan, pramuka, olah raga dan yang lainnya
yang berhubungan dengan kegiatan madrasah yang berhubungan dengan
madrasah. Selain itu juga dilakukan juga melalui kegiatan penelaahan
laporan tertulis, mencermati laporan lewat lisan dari beberapa koordinator
yang mengikuti kegiatan tersebut (H. Moch Sholeh, S.Ag, Waka Humas
MI Taufiqiyah Semarang, wawancara 9 Februari 2015).
Setelah setiap kerja dilakukan oleh waka humas, dilakukan
evaluasi dengan meneliti dan mengetahui sampai di mana pelaksanaan
yang dilakukan di dalam proses keseluruhan kegiatan, untuk mencapai
hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah ditetapkan dalam
rangka pencapaian tujuan pendidikan. Adapun evaluasi kegiatan program
Humas di MI Taufiqiyah Semarang, dilakukan pada akhir kegiatan dan
akhir tahun. Dan bentuk evaluasi atau laporannya, berupa komunikasi
secara langsung yang berupa dialog-dialog yang disampaikan ke kepala
madrasah. Serta laporan tulis yang dibuat rangkap dua, kemudian dari
laporan itu diseleksi di mana kekurangannya dan di mana kelemahannya.
Adapun langkah dalam mengevaluasi suatu kegiatan dilakukan
dengan beberapa langkah, diantaranya adalah:
a. Melakukan pengamatan atau memonitoring untuk melihat apakah ada
kekurangannya dan kelemahannya.
b. Menindaklanjuti secara langsung
c. Melengkapi
84
d. Membentuk laporan secara tertulis (H. Moch Sholeh, S.Ag, Waka
Humas MI Taufiqiyah Semarang, wawancara 9 Februari 2015).
Selanjutnya untuk melakukan pengawasan kinerja waka dan guru
MI Taufiqiyah Semarang, kepala madrasah melakukan tindakan sebagai
berikut:
a. Monitoring dan evaluasi di laksanakan secara keseluruhan meliputi
yayasan dan segenap civitas madrasah.
b. Monitoring atau pengendalian ini di lakukan dengan menggunakan
laporan tertulis atau menggunakan rapat. Dalam rapat kepala madrasah
melakukan evaluasi
c. Monitoring dilakukan dengan memantau secara langsung kegiatan
yang ada di madrasah kemudian menanyakan kepada waka Humas dan
melihat catatan- catatan yang ada. Monitoring yang dilakukan terhadap
siswa baru yaitu dengan melihat catatan-catatan yang di buat oleh
waka Humas juga menanyakan langsung kepada panitia PSB dan
melihat langsung kegiatan yang ada di lapangan. Kemudian kepala
madrasah dalam melakukan pengawasan di madrasah di lakukan
seminggu sekali dengan cara memantau Supervisi dalam KBM di
kelas. Dalam mengawasi PSB di lakukan seminggu tiga kali dan
kepala madrasah bekerjasama dengan para guru dan karyawan (Siti
Aropah, S.Ag., Kepala madrasah, wawancara tanggal 11 Februari
2015).
85
C. Partisipasi Masyarakat di Madrasah Ibtidaiyah Taufiqiyah Semarang
Melihat madrasah dan masyarakat memiliki hubungan yang rasional,
dan madrasah sendiri didirikan dari, oleh dan untuk masyarakat, maka tidak
mungkin masyarakat tidak memperdulikan keberadaan Madrasah. Untuk itu
diperlukan wadah partisipasi masyarakat untuk dapat menampung partisipasi
masyarakat dan membantu madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan
agama Islam khusunya dan pendidikan pada umumnya. Karena terbentuknya
wadah partisipasi masyarakat dalam pendidikan sekarang ini. Peran
masyarakat di Madrasah Ibtidaiyah Taufiqiyah Semarang adalah mendukung
program kerja madrasah untuk mengikatkan mutu madrasah baik secara
finansial berupa ikut menyumbang pembangunan madrasah yang pada tahun
2014 terealisasi gedung baru dan dukungan non finansial seperti ikut terlibat
dalam acara yang dilakukan madrasah, ikut mempromosikan madrasah dan
membantu pemikiran.
Secara umum peran serta masyarakat terhadap di Madrasah Ibtidaiyah
Taufiqiyah Semarang dilakukan dengan cara:
1. Konsultasi, biasanya dalam bentuk jasa. Dalam pendidikan, masyarakat
mengadakan bimbingan keagamaan yang diprakarsai oleh tokoh ulama
setempat.
2. Sumbangan spontan berupa uang dan barang. Sumbangan ini didasari atas
musyawarah seluruh komponen masyarakat yang berkepentingan. Seperti
kepala madrasah, guru, siswa, orang tua siswa, tokoh masyarakat, tokoh
ulama dan perangkat desa.
86
3. Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan donornya berasal dari
sumbangan individu, kelompok, dan instansi yang berada di luar
lingkungan desa.
4. Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan dibiayai seluruhnya oleh
komuniti, biasanya diputuskan oleh rapat komunitas madrasah yang
menentukan anggarannya.
5. Sumbangan dalam bentuk kerja, biasanya dilakukan oleh tenaga ahli
setempat
6. Aksi massa atau gotong royong.
7. Mengadakan pembangunan dikalangan keluarga desa sendiri. (Abdul
Rozak, masyarakat, wawancara tanggal 23 Februari 2014)
Peran serta yang tidak kalah penting adalah menyekolahkan anak ke
MI Taufiqiyah Semarang, memberikan sumbangan ikut merencanakan
program MI Taufiqiyah Semarang terkait peningkatan mutu madrasah, ikut
serta melaksanakan kerja humas dengan mensukseskan program madrasah dan
melakukan kontrol terhadap kinerja humas dengan melaksanakan program
humas dan madrasah setiap semester
D. Peran Manajemen Humas Dalam Mengembangkan Partisipasi
Masyarakat MI Taufiqiyah Semarang
Tugas Waka Humas adalah membantu kepala madrasah dalam rangka
mengkomunikasikan program madrasah kepada masyarakat. Fungsi Waka
Humas di MI Taufiqiyah Semarang diantaranya:
1. Mengkoordinir kegiatan yang berkaitan dengan masyarakat
87
2. Kegiatan yang berbentuk ekstra kurikuler
3. Membantu kondisi madrasah yang terkait dengan keterlibatan masyarakat.
4. Menyampaikan visi dan misi MI Taufiqiyah Semarang dan sebagai
penghubung dengan masyarakat
5. Memberikan informasi program pendidikan, informasi kegiatan di MI
Taufiqiyah Semarang, prestasi MI Taufiqiyah Semarang butuh di
informasikan ke masyarakat sehingga masyarakat lebih percaya dan yakin
6. Menyusun program dan menyelenggarakan hubungan madrasah dengan
masyarakat serta orang tua murid.
7. Memelihara hubungan antara madrasah dengan BP
8. Memelihara pengembangan hubungan antara madrasah dengan lembaga
sosial lainnya termasuk dunia kerja.
9. Mengembangkan hubungan kekeluargaan madrasah secara harmonis, yang
mampu menciptakan suasana akrab yang islami.
10. Menyusun program kegiatan peringatan hari-hari besar Islam dan nasional.
11. Menyusun laporan secara berkala/ insidental pelaksanaan kegiatan.
Melaporkan kegiatan kepada Kepala Madrasah
12. Ikut mengusahakan pencarian dana diluar orang tua, untuk mencukupi
kebutuhan dana peningkatan madrasah terutama yang bersifat fisik.
Berperan aktif dalam mempromosikan MI Taufiqiyah Semarang ke
masyarakat (H. Moch Sholeh, S.Ag, Wa.Ka Humas MI Taufiqiyah
Semarang, Wawancara tanggal 9 Februari 2015).
88
Waka Humas juga berfungsi menyampaikan aspirasi masyarakat,
keluhan masyarakat dan menyampaikan program madrasah ke masyarakat
sehingga terjadi keseimbangan antara komunikasi madrasah dan masyarakat.
Tugas Waka Humas di MI Taufiqiyah Semarang tidak terkait dengan kegiatan
intern madrasah yang berkaitan dengan proses belajar mengajar baik itu
perekrutan guru, penjadwalan pelajaran, dan peningkatan proses pembelajaran
melalui les atau pelajaran tambahan, akan tetapi jika kebijakan madrasah
tentang proses belajar mengajar itu berkaitan dengan finansial yang
melibatkan orang tua dan masyarakat sebagai penyokong dananya maka Waka
Humas di MI Taufiqiyah Semarang bertindak sebagai penengah yang
menyalurkan aspirasi masyarakat madrasah dalam hal ini orang tua dan
masyarakat kepada pihak madrasah, begitu juga Waka Humas di MI
Taufiqiyah Semarang juga menjadi kepanjangan tangan dari pihak madrasah
kepada masyarakat madrasah tentang kebijakan dan programnya sehingga
nantinya di dapatkan satu keputusan yang bulat yang tidak merugikan kedua
belah pihak (H. Moch Sholeh, S.Ag, Waka Humas MI Taufiqiyah Semarang,
wawancara tanggal 9 Februari 2015).
Kalau menyangkut akademis Wa. Ka Humas di MI Taufiqiyah
Semarang tidak turut campur dalam perencanaan dan pelaksanaan bahkan
sistem evaluasinya. Akan tetapi jika sudah menyangkut non akademis atau
masalah akademis itu juga merambah ke wilayah non akademis maka akan
tetap menjadi tugas Wa.Ka Humas di MI Taufiqiyah Semarang seperti
pelaksanaan ekstra kurikuler yang tentunya membutuhkan dana dari orang tua,
89
ini membutuhkan keterkaitan humas terutama menyangkut format kegiatan
dan biaya yang dikeluarkan
Waka Humas di MI Taufiqiyah Semarang dalam mengembangkan
perannya, juga sudah mulai memperhatikan pada proses pembelajaran
minimal dilakukan oleh Waka Humas di MI Taufiqiyah Semarang sebulan
sekali, ini dilakukan untuk menjadikan bahan Waka Humas di MI Taufiqiyah
Semarang untuk peningkatan proses pembelajaran dan untuk dapat
mengevaluasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh madrasah sudah baik,
dengan menilai apakah para guru sudah profesional dalam mengajar dan guru
mengajar sesuai dengan kompetensinya, bagaimana sistem regulasi
pembelajaran, kinerja tata usaha sampai perpustakaan dan keterkaitan lainnya.
Keterlibatan Waka Humas di MI Taufiqiyah Semarang dalam meneliti proses
pembelajaran bukanlah untuk mencampuri akan tetapi pihak Waka Humas di
MI Taufiqiyah Semarang memposisikan sebagai partner yang akan
meningkatkan proses pembelajaran yang sesuai dengna harapan masyarakat
dan lebih dari itu dengan melihat proses pembelajaran akan mengetahui
kelebihan dan kekurangan sehingga dapat dinetralisir kelemahan yang ada.
Ketika terjadi protes terhadap kebijakan madrasah (seperti:
pembangunan) oleh orang tua siswa maka Waka Humas dan komite madrasah
mengambil langkah seribu untuk mengatasinya dengan memanggil para
orang tua wali untuk ikut berbicara melalui rapat yang dilakukan oleh
madrasah dengan orang tua siswa, setelah disepakati hasil musyawarah itu,
90
maka hasil musyawarah itu diberikan oleh kepala madrasah untuk di
pertimbangkan dan ditindaklanjuti.
Wa.ka Humas yang begitu urgen membutuhkan pengelolaan atau
manajemen yang baik. Manajemen Humas sangat penting dalam membentuk
partisipasi aktif masyarakat karena tanpa adanya manajemen yang baik maka
akan kecenderungan peran serta masyarakat menjadi pasif. Hal ini dilakukan
dengan melakukan program-program Humas baik yang berada dibawah
naungan waka Humas seperti proses penerimaan siswa baru, kegiatan
kemasyarakat. Atau dibawah pembinaan OSIS melalui kegiatan OSIS seperti
kegiatan kepramukaan, ekstra kurikuler, pentas seni dan sebagainya (Siti
Aropah, S.Ag., Kepala madrasah, wawancara tanggal 11 Februari 2015).
Manajemen berarti tata laksana proses sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran tertentu yang berkaitan dengan sebuah lembaga atau
organisasi. Fungsi manajemen Humas di MI Taufiqiyah Semarang yaitu
pertama untuk mengatur agar masyarakat aktif dalam segala yang yang
menjadi program madrasah baik itu formal maupun non formal. Kedua dalam
kegiatan komunikasi madrasah dengan masyarakat dapat berjalan dengan
lancar (Hj. Siti Malihatun, S.Ag, Guru kelas IV, wawancara tanggal 14
Februari 2015).
Bentuk manajemen tersebut dilakukan untuk terus meningkatkan
eksistensinya dan meningkatkan kinerjanya. Kehumasan melkaukan rapat
setiap semester dan rapat akhir tahun, jika terjadi permasalahan yang datang
secara tiba-tiba maka waka humas melakukan rapat secara insidental yang
91
arahnya agar segala masalah yang terjadi bisa dieliminir dan untuk
mendapatkan keputusan yang mengarah pada kebaikan bersama
Evaluasi ini berkaitan tentang beberapa kegiatan yang telah dilakukan
oleh pihak kehumasan baik itu berupa pengawasan, penengah maupun
pengusahaan dana dan promosi madrasah yang telah dilakukan, sehingga
nantinya di dapatkan in put dan out put bagi perkembangan MI Taufiqiyah
Semarang di masa mendatang.
Waka Humas juga mengkoordinasi job description yang jelas diantara
panitia dan anggota setiap kegiatan, pengawasan, dan evaluasi yang rutin maka
akan di dapatkan hasil yang baik bagi peningkatan MI Taufiqiyah Semarang di
masa-masa yang akan datang (H. Moch Sholeh, S.Ag, Waka Humas MI
Taufiqiyah Semarang, wawancara tanggal 9 Februari 2015).
Lebih dari itu Dalam rangka pengembangan MI Taufiqiyah Semarang
menuju kearah yang lebih baik juga diperlukan komunikasi yang jelas diantara
dua unsur yaitu pihak madrasah dan masyarakat madrasah, komunikasi
merupakan salah satu faktor utama yang turut serta dalam penentuan
pencapaian tujuan pendidikan, atau kata lain dapat dikatakan bahwa
komunikasi merupakan sarana atau media dalam rangka pencapaian tujuan
yang di inginkan.
Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti pola
komusikasi yang dilakukan diantara kedua elemen tadi, terutama antara guru
dan kmasyarakat di kakukan dengan komunikasi dua arah dimana diantara
elemen madrasah selalu melakukan musyarawarah dan diskusi dalam
92
menetapkan sebuah kebijakan, dan keputusan diambil bukan berasal dari
egoisitas salah satu elemen tentunya dengan waka humas dan komite sebagai
jembatan yang menghubungkan kedua elemen lainnya (Observasi pada
tanggal 16-21 Februari 2015 dan Siti Aropah, S.Ag., Kepala madrasah,
Wawancara tanggal 21 Februari 2015).
Untuk menciptakan suasana yang kondusif diantara elemen madrasah
maka diperlukan suasana keakraban yang terjalin diantara kedua unsur tadi
yaitu pihak madrasah dan masyarakat madrasah. Waka Humas madrasah
selalu berusaha menjadikan pihak madrasah sebagai partner kerja yang
berusaha bersama-sama meningkatkan kualitas madrasah menuju madrasah
yang handal dan menjadi rujukan masyarakat yang ingin menyekolahkan
anaknya. Dan terwujudnya tujuan yang di cita-citakan madrasah.
Khusus komunikasi pihak madrasah sebagai pelaksana proses belajar
mengajar dan masyarakat biasanya dilakukan ketika pihak madrasah
mempublikasikan programnya terutama program pendanaan demi peningkatan
kualitas pembelajaran pihak madrasah bersama staf tata usaha biasanya
memanggil waka kesiswaan dan komite untuk rapat sehingga nantinya
program itu tidak menjadi masalah yang pelik diwaktu mendatang tentunya
dengan mendengarkan menerima saran dari komite dan mengkonsultasikan
programnya sehingga didapatkan formulasi yang baik untuk semua pihak.
Selain itu kepala madrasah juga sering melibatkan Waka Humas dan
komite untuk bersama-sama mengatasi masalah yang terjadi baik itu mengenai
proses pembelajaran maupun tentang program madrasah yang penting dalam
93
meningkatkan madrasah terutama yang berkaitan dengan pihak masyarakat
madrasah.
Untuk lebih cermat dalam melakukan pantauan dan rancangan
pembangunan baik yang bersifat pembelajaran atau sarana prasarana maka
Waka humas pun sering melakukan tukar pendapat diluar rapat formal kepada
kepala madrasah, dan wakil madrasah, dan TU, karena proses pekerjaan yang
dikembangkan oleh pihak humas tidak hanya bersifat formal menjadikan
kebutuhan untuk selalu berunding menjadikan kewajiban yang tidak dapat
ditinggalkan waka bumas untuk mengetahui perkembangan proses belajar
mengajar dan pertumbuhan madrasah pada umumnya, ini menjadikan kesan
bahwa sistem kekeluargaan juga dikembangkan pihak madrasah dengan
masyarakat madrasah, proses yang penuh dengan mengakomodasikan
beberapa pendapat keluhan yang tentunya berkembang setiap hari dan lebih
bersifat tak terduga menjadikan waka humas harus selalu tanggap dengan
perkembangannya dan kekeluargaan menjadi wahana untuk dapat
merealisasikan itu. Khusus hubungan yang berkembang antara guru dan
masyarakat dilakukan dengan diajak berpartisipasi juga waka Humas dan
komite madrasah dalam merancang RAPBM (rancangan anggaran proses
belajar mengajar) sehingga hasil rancangan yang telah di godok itu
dikonfirmasikan dan disosialisasikan pihak humas kepada orang tua wali
melalui rapat dengan orang tua, pada akhirnya konfirmasi itu menjadi putusan
yang matang dan dilaksanakan dalam perjalanan pengelolaan madrasah
94
(Observasi pada tanggal 16-21 Februari 2015 dan Siti Aropah, S.Ag., Kepala
madrasah, Wawancara tanggal 21 Februari 2015).
Dengan bentuk-bentuk komunikasi yang dilakukan diatas
memungkinkan tidak terjadinya kesalahpahaman elemen-elemen yang ada di
MI Taufiqiyah Semarang sehingga program pengembangan yang telah
dirancang dapat berjalan lancar
E. Problematika yang dihadapi
Kurangnya daya pendukung baik secara Internal maupun Eksternal,
yaitu kurang lengkapnya sarana prasarana dan semangat dari pihak sekolah
dalam pelaksanaan humas sehingga menghambat proses pelaksanaan humas di
sekolah, dan manajemen dalam arti luas yang sepenuhnya belum bisa
maksimal dalam peningkatan humas yang ada di sekolah.
Rata-rata anak-anak yang sekolah di MI Taufiqiyah Semarang berasal
dari keluarga menengah kebawah sehingga sering meminta keringanan
pembayaran sumbangan, itu menjadikan beban tersendiri bagi sekolah dalam
meningkatkan kualitas sekolah, karena rata-rata pembiayaan sekolah di dapat
dari sumbangan yang diberikan siswa setiap bulan
Pelaksanaan humas di MI Taufiqiyah Semarang dirasa sudah cukup
baik, di mana kegiatan yang berkenaan dalam pengembangan program humas
sudah terkoordinir baik secara Intern maupun Ekstern yang ada di sekolah
tersebut, tetapi dalam pelaksanaannya belum maksimal sesuai dengan target
sekolah karena masih banyak program- program yang belum terealisir dengan
baik.
95
Sedangkan dalam program Ekstern banyak sekali kendala yang terjadi
diantaranya, kerjasama yang dijalin dengan masyarakat dalam hal penyuluhan,
kerjasama yang dilakukan biasanya terkendala tema dan waktu yang akan
dilakukan sekolah. Sedangkan kerjasama dengan pihak sponsor, tidak
sepenuhnya berjalan dengan lancar dikarenakan kerjasama dan kesepakatan
yang dibuat tidak sesuai dengan pelaksanaan kegiatan humas yang dicapai
karena banyak permasalahan teknis dalam pelaksanaan manajemen humas.
Proses Monitoring pelaksanaan humas dilaksanakan oleh pihak
internal sekolah dalam hal ini di lakukan oleh pimpinan sekolah, sedangkan
pengawasan yang bersifat eksternal dilakukan oleh masyarakat, sifatnya tidak
formal karena pengawasan yang dilakukan sifatnya feedback terhadap
kegiatan humas yang dilakukan di sekolah, Evaluasi pelaksanaan humas
dilaksanakan secara bersama-sama, biasanya evaluasi ini bersifat insidental
dan di lakukan setiap selesai kegiatan humas yang telah dilaksanakan, evaluasi
program secara keseluruhan di laksanakan di akhir tahun dengan mengadakan
raker (rapat kerja) untuk mengevaluasi kegiatan humas setahun yang lalu dari
hasil evaluasi diwujudkan menjadi program tahun berikutnya, proses
monitoring dan evaluasi yang dilakukan dalam pelaksanaan humas masih
lemah dikarenakan pengawasan dan evaluasi yang dilakukan tidak ada
koordinasi dan kurangnya antusiasme dari berbagai pihak (H. Moch Sholeh,
S.Ag, Waka Humas MI Taufiqiyah Semarang, wawancara 9 Februari 2015).