bab iii - laporan akhir pantura dki

Upload: markus-vanbaston

Post on 17-Jul-2015

239 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB III RENCANA TATA RUANG KAWASAN PANTURA3.1 Rencana Struktur Tata Ruang Rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang kawasan strategis Pantura DKI pada dasarnya diarahkan pada perwujudan pemanfaatan ruang kota yang menggambarkan susunan unsur-unsur pembentuk kawasan yang secara hirarkis dan struktural berhubungan satu dengan lainnya membentuk tata ruang kota; serta pola pemanfaatan ruang yang menggambarkan ukuran, fungsi, dan karakteristik kegiatan perkotaan. 3.1.1 Rencana Sebaran Penduduk Dengan mempertimbangkan daya dukung ketersediaan lahan di atas, maka ditetapkan batasan yang relevan bagi ketersediaan lahan layak huni DKI Jakarta hingga 2030 yang direpresentasikan oleh kepadatan penduduk agregatif bagi DKI Jakarta. Untuk itu dipergunakan beberapa rujukan kepadatan penduduk rata-rata dengan seluruh pelayanan

(services) yang diperlukan agar tercipta kehidupan yang layak bagiwarga DKI Jakarta. Kisaran kepadatan penduduk yang dapat diacu adalah sebagai berikut : Kepadatan penduduk skala rendah berkisar antara kurang dari 100 jiwa/Ha hingga 150 jiwa/Ha. Kepadatan penduduk skala sedang berkisar antara 100 jiwa/Ha hingga 300 jiwa/Ha. Kebutuhan lahan skala tinggi berkisar antara lebih dari 200 jiwa/Ha hingga lebih dari 300 jiwa/Ha.

Penyiapan Data dan Analisis dalam Rangka Penyusunan Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis PANTURA

| BAB III Halaman

1

LAPORAN AKHIR

2010

Dengan mempertimbangkan daya dukung ketersediaan lahan yang di dalamnya mengandung pengertian lahan yang layak huni termasuk kebutuhan pelayanan warga kota akan infrastruktur publik, fasilitas dan utilitas umum dan sosial, ruang terbuka, serta keamanan dari bencana banjir dan genangan, maka prediksi penduduk DKI Jakarta menggunakan acuan kepadatan penduduk pada skala sedang hingga tinggi dengan kisaran 200 jiwa/Ha hingga tahun 2030. Dengan demikian penduduk DKI Jakarta pada akhir tahun perencanaan akan berjumlah sekitar 12,5 juta jiwa. Jumlah tersebut dapat dirujuk sebagai threshold jumlah penduduk yang dapat didukung oleh DKI Jakarta. Jika dikaitkan dengan proyeksi penduduk DKI Jakarta hingga 2030, maka kecenderungan pertambahan penduduk dapat dialokasikan lebih tinggi dibandingkan hasil proyeksi penduduk dengan metode parabolik atau Lung Gomertz sebagaimana ditunjukkan oleh gambar berikut. Untuk itu dikaji kawasan dengan probabilitas tertinggi untuk menampung lebih banyak penduduk di DKI Jakarta berdasarkan kecenderungan pertambahan penduduk, kegiatan perkotaan yang direncanakan, serta rencana pengembangan lahan baru pada skala kota. 3.1.2 Rencana Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Rencana struktur ruang di kawasan pantai utara DKI Jakarta, direncanakan beberapa pusat primer, dan pusat kegiatan tersier, yang diselaraskan dalam rencana struktur ruang DKI Jakarta dan Kota Jakarta Utara. A. Pusat Kegiatan Primer Pusat kegiatan primer yang dikembangkan di kawasan Pantai Utara DKI Jakarta bertujuan untuk melayani seluruh wilayah kota Jakarta dan sekitarnya, bahkan untuk wilayah nasional. Pusat utama atau pusat primer tersebut terdiri dari: pusat utama Mangga 2 sebagai pusat kegiatan komersial (perdagangan dan jasa). Pusat komersial Mangga 2,Penyiapan Data dan Analisis dalam Rangka Penyusunan Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis PANTURA

| BAB III Halaman

2

LAPORAN AKHIR

2010

merupakan salah satu pusat komersial skala nasional. Beberapa daerah di luar Jakarta, bahkan luar jawa menjadikan kawasan mangga 2 menjadi pusat pelayanan untuk penyediaan barang dan jasa.

pusat utama Marunda (kawasan ekonomi khusus).Dikembangkan sebagai pusat kegiatan perdagangan, pelabuhan industri dengan skala regional dan nasional.

pusat utama pengembangan pantura (reklamasi). Pusatpengembangan ini ditujukan untuk kegiatan jasa dan perdagangan yang setara dengan pusat utama Mangga 2. Kedua pusat utama tersebut saling mendukung satu sama lain. B. Pusat Kegiatan Tersier Pusat tersier ditujukan untuk melayani kawasan yang ada di dalam wilayah Jakarta Utara, termasuk kawasan reklamasi. Pusat Kegiatan Tersier di kawasan Pantai Utara DKI Jakarta terdiri dari: Kawasan Pasar Koja Kawasan Pasar Pluit Kawasan Pasar Madara Permai Kawasan Pasar Cilincing Kawasan Pasar Ikan Muara Karang Kawasan Pasar Muara Angke Kawasan Pasar Ikan Suda Kelapa Kawasan Pasar Seni Ancol

Sistem pusat kegiatan yang direncanakan di kawasan pantai utara DKI Jakarta dapat dilihat pada gambar 3.1.

Penyiapan Data dan Analisis dalam Rangka Penyusunan Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis PANTURA

| BAB III Halaman

3

LAPORAN AKHIR

2010

Gambar 3. 1 Rencana Sistem Pusat Kegiatan Pantai Utara Dki Jakarta

3.1.3

Rencana Pengembangan Sistem Transportasi Agar sistem pusat yang direncanakan dapat berfungsi seperti yang diharapkan, maka perlu dukungan rencana sistem transportasi. Pelayanan Transportasi yang dikembangkan di kawasan Pantai Utara DKI Jakarta, terdiri dari transportasi darat/jalan raya, kereta api, dan transportasi laut.

Penyiapan Data dan Analisis dalam Rangka Penyusunan Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis PANTURA

| BAB III Halaman

4

LAPORAN AKHIR A. Transportasi Darat

2010

1.

Jaringan Jalanuntuk mendukung rencana sistem pusat yang

Rencana jaringan jalan di kawasan pantai utara DKI Jakarta dibangun direncanakan. berdasarkan undang-undang jalan, jaringan jalan yang direncanakan terdiri dari: Jalan Arteri primer, untuk melayani pergerakan antarpusat primer, antara pusat primer dengan pusat lainnya Jalan Arteri Sekunder, untuk melayani pergerakan antara

pusat kota dengan pusat bagian kota lainya Jalan Kolektor Sekunder, untuk melayani pergerakan atar

kegiatan tersier. Jalan TOL, yaitu jalan bebas hambatan yang dikenai tarif.

Sistem jaringan jalan yang direncanakan di kawasan pantai utara DKI Jakarta dapat dilihat pada gambar 3.2.

Gambar 3. 2 Rencana Jaringan Jalan Jakarta UtaraPenyiapan Data dan Analisis dalam Rangka Penyusunan Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis PANTURA

| BAB III Halaman

5

LAPORAN AKHIR

2010

2.Sarana

Sarana transportasi darattransportasi ditujukan untuk melayani pergerakan

antarpusat kegiatan. Sarana trnasportasi yang menggunakan jalan raya terdiri dari angkutan yang mempunyai rute dan yang tidak mempunyai rute. Untuk angkutan yang mempunyai rute diarahkan pada jalan arteri dan kolektor. Semakin tinggi rirarki jalan semakin besar ukuran kendaraan umum yang dapat dilalukan. B. Transportasi Kereta Api. Jalur Kereta Api yang dikembangkan berada di pantai utara terdiri jalur ke Tanjung priok (prioritas barang) untuk dan ke bandara Sukarno-Hatta (untuk melayani pergerakan penumpang ke bandara). Jalur kereta api menuju Tanjung Priok dikembangkan dengan meingkatkan jalur kereta api yang ada, sementara jalur menuju dikembangkan jalur baru di sekitar jalan TOL Bandara. C. Transportasi Laut Transportasi laut yang dikembangkan di kawasan Pantai Utara DKI Jakarta, terdiri dari trasnportasi lokal, nasional dan internasional. Transportasi Internasional lebih untuk melayani pergerakan barang antar negara. Tranpotasi laut internasional dikembangkan jalur dari dan ke pelabuhan Tanjung Priuk. Transportasi laut regional dan nasional ditujukan untuk melayanu pergerakan barang dan manusia antar pulau dan antar seluruh wilayah nusantara. Tranpotasi laut nasional dan regional dikembangkan jalur dari dan ke pelabuhan Tanjung Priuk dan Sunda Kelapa. Transportasi lokal yang dikembangkan di kawasan Pantai Utara DKI Jakarta, ditujukan untuk melayani pergerakan barang dan penumpang ke dan dari pulau seribu. Tranpotasi laut lokal dikembangkan jalur dari dan ke pelabuhan Ancol dan muara Angke.Penyiapan Data dan Analisis dalam Rangka Penyusunan Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis PANTURA

| BAB III Halaman

6

LAPORAN AKHIR 3.1.4 Rencana Pengembangan Infrastruktur A. Air Bersih

2010

Prasarana konservasi sumber daya air dan air bersih di wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara, dilaksanakan berdasarkan: Pembangunan jaringan prasarana air limbah dan pembangunan Instalasi Pengolahan Air di Waduk Pluit dan Waduk Sunter; Pembangunan septictank komunal pada kawasan permukiman dengan kepadatan penduduk sedang terutama pada kawasan kumuh; Pembatasan pengambilan air tanah secara bertahap; Menjadikan daerah sepadan sungai sebagai RTH

Rehabiltasi

dan

pembangunan

waduk

sebagai

tempat

penampungan air sementara Sunter, Marunda, Don Bosco, Pluit, Muara Angke, Teluk Gong,Tol Sedyatmo Penambahan sumber air baku (peningkatan penggunaan air hasil desalinisasi, peningkatan pemanfaatan air secara recycling, perluasan pemanfaatan air hujan sebagai sumber air bersih) Pengembangan sarana dan prasarana sanitasi (jaringan

prasarana air limbah & instalasi pengolahan limbah) Prasarana Pendayagunaan/ pemanfaatan Sumber Daya Air di wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara, dilaksanakan berdasarkan: Perluasan jaringan air bersih melalui peningkatan kegiatan pendistribusian dan penyediaan hidran umum di lokasi yang belum terlayani air bersih, terutama pada kawasan yang padat penduduk;dan Pemanfaatan waduk/situ sebagai sumber air baku, tempat rekreasi, sumber air pemadam kebakaran.

Penyiapan Data dan Analisis dalam Rangka Penyusunan Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis PANTURA

| BAB III Halaman

7

LAPORAN AKHIR B. Air Kotor

2010

Pengembangan prasarana pengendalian daya rusak air di wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara, dilaksanakan berdasarkan arahan sebagai berikut: Normalisasi sungai dan kali Cakung Drain, Kali Cakung Lama, Kali Cipinang, Kali Sunter, Kali Ciliwung, Kali Jati Kramat, Banjir Kanal Barat, dan Kali Baru; Menunjang pembangunan Banjir Kanal Timur, terutama dalam hal pembebasan lahan; Pembangunan dan peningkatan kapasitas saluran drainase untuk mengatasi masalah genangan air, terutama di kawasan jalan tol Sediyatmo, kawasan Pluit, Kelapa Gading, Tugu Utara, Kebon Bawang, Rawa Badak,dan Pademangan; Penataan bantaran sungai melalui penertiban bangunan ilegal di Kali Kamal, Banjir Kanal Barat, Kali Sunter, Kali Cakung, dan Kali Ciliwung; Pembangunan fisik diarahkan menghadap sungai (river front development) Pembangunan sistem polder baru dan pemulihan sistem polder yang sudah ada (pembuatan tanggul penahan limpasan, pengadaan pompa, penambahan kapasitas tampung waduk) terutama pada sistem polder Sunter Timur III, Kelapa Gading, Tanjungan, Yos Sudarso, Muara Angke, Pluit, Sunter Selatan, Sunter Timur I, Sunter Utara, Teluk Gong, Bimoli, Gaya Motor, dan Kapuk Muara; Pembangunan dan pemulihan Situ Rawa Kendal

Pengendalian pembuangan sampah ke dalam sungai dan kanaldengan melibatkan peran serta masyarakat.Penyiapan Data dan Analisis dalam Rangka Penyusunan Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis PANTURA

| BAB III Halaman

8

LAPORAN AKHIR C. Drainase

2010

Kejadian banjir dan genangan yang melanda Kota Jakarta secara rutin merupakan persoalan utama yang menjadi dasar perencanaan tata ruang. Kota Jakarta merupakan muara dari beberapa sungai yang mengalir menuju Teluk Jakarta, sehingga aliran permukaan yang berasal dari hulu akan membebani sistem pematusan di Kota Jakarta. Di lain pihak hampir 40% wilayah Kota Jakarta berada di bawah muka laut, sehingga dipengaruhi oleh pasang-surut laut. Perkembangan kini mengindikasikan potensi kejadian ekstrim pada kondisi hidrooseanografis di perairan laut, sehingga terjadi beberapa kali kejadian rob yang melanda wilayah bagian Utara Kota Jakarta. Secara geologis Kota Jakarta juga rentan terhadap kejadian amblesan berlangsung tanah pada

(land

subsidence)bagian

sebagaimana wilayah kota.

tercatat Kejadian

beberapa

amblesan tanah diperburuk oleh

pengambilan air tanah secara

besar-besaran. Selian itu, sistem dan jaringan drainase DKI Jakarta juga belum mendukung upaya pematusan aliran permukaan. Selain pengaruh kondisi fisik terhadap kejadian banjir dan

genangan, perilaku masyarakat juga menurunkan kemampuan fungsi badan sungai dan situ dan waduk sebagai tempat retensi dan pengaliran aliran permukaan menuju laut. Kecenderungan tersebut dapat diamati dari berkurangnya situ dan waduk oleh invasi bangunan yang teridentifikasi melalui menurunnya rasio badan air

(water body ratio) serta beban sampah yang dibuang ke sungaisejak dari hulu hingga muara. Pengembangan prasarana sanitasi di wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara, dilaksanakan berdasarkan arahan sebagai berikut: Pembangunan jaringan prasarana air limbah dan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah;

Penyiapan Data dan Analisis dalam Rangka Penyusunan Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis PANTURA

| BAB III Halaman

9

LAPORAN AKHIR

2010

Pembangunan septictank komunal pada kawasan permukiman dengan kepadatan penduduk sedang terutama pada kawasan kumuh.

Gambar 3. 3 Upaya Mengatasi Banjir DKI

Penyiapan Data dan Analisis dalam Rangka Penyusunan Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis PANTURA

| BAB III Halaman

10

LAPORAN AKHIR

2010

Gambar 3. 4 Penanganan Struktural dan Non Struktural Banjir DKI

Gambar 3. 5 Implementasi Pengendalian Banjir di Masa Depan

Gambar 3. 6 Implementasi Sistim Polder

Penyiapan Data dan Analisis dalam Rangka Penyusunan Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis PANTURA

| BAB III Halaman

11

LAPORAN AKHIR

2010

Gambar 3. 7 Polder di DKI

Penyiapan Data dan Analisis dalam Rangka Penyusunan Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis PANTURA

| BAB III Halaman

12

LAPORAN AKHIR

2010

Gambar 3. 8 Perbaikan Tanggul Pantai

D.

Persampahan prasarana persampahan di wilayah Kota

Pengembangan sebagai berikut:

Administrasi Jakarta Utara, dilaksanakan berdasarkan arahan Pengembangan penggunaan teknologi pengolahan sampah di antaranya penggunaan incinerator yang ditempatkan pada kawasan-kawasan yang memungkinkan; Pengadaan kelurahan; Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah, dengan penerapan konsep 3R (reused, reduced, dan recycling); dan Penanganan sampah/limbah di perairan laut. lokasi penampungan sementara pada setiap

Penyiapan Data dan Analisis dalam Rangka Penyusunan Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis PANTURA

| BAB III Halaman

13

LAPORAN AKHIR E. Energi

2010

Prasarana Energi di wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara, dilaksanakan berdasarkan arahan sebagai berikut:

Pengembangan jaringan transmisi dan distribusi tenaga listrikuntuk memenuhi kebutuhan masyarakat;

Pemerataan pelayanan penerangan jalan umum pada seluruhlingkungan permukiman dan peningkatankualitas penerangan jalan umum pada jalan protokol, jalan penghubung, taman serta pusat-pusat aktivitas masyarakat;

Pengembangan pelayanan dan penambahan jaringan distribusigas terutama di kawasan industri,perdagangan dan jasa, serta rumah susun; dan

Pengembangan pelayanan energi dan gas untuk transportasimelalui pemerataan pengadaan Stasiun Pengadaan Bahan Gas (SPBBG). F. Komunikasi Pengembangan sebagai berikut: Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi telekomunikasi yang memadai; Penambahan dan pembangunan sentral-sentral telepon baru; dan Perluasan pengadaan telepon umum dan peningkatan pelayanan warung telekomunikasi di kawasan perumahan dan permukiman padat penduduk. prasarana Telekomunikasi di wilayah Kota

Administrasi Jakarta Utara, dilaksanakan berdasarkan arahan

Penyiapan Data dan Analisis dalam Rangka Penyusunan Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis PANTURA

| BAB III Halaman

14

LAPORAN AKHIR 3.2 Rencana Pola Ruang 3.2.1 Rencana Kawasan Lindung A. Kawasan Lindung

2010

Pengembangan Kawasan Hutan Kota di Kota Administrasi Jakarta Utara meliputi: Menata dan melestarikan hutan kota di sekitar Waduk Pluit, Waduk Sunter Barat, Waduk Sunter Timur, dan wilayah lainnya di Kota administrasi Jakarta Utara; Mengembangkan kawasan terbuka hijau melalui reklamasi di Pantai Utara Jakarta; Mengembangkan jalur hijau di sepanjang garis pantai yang dipadukan dengan budi daya perikanan; Pengembangan Kawasan Taman Kota di Kota Administrasi Jakarta Utara meliputi: Mengembangkan kawasan terbuka hijau di kawasan kota tua; Mengembangkan dan mempertahankan kawasan terbuka hijau; Mendorong penanaman pohon dan tanaman hias di halaman rumah, tepi dan median jalan, tepi sungai, dan jaringan pipa; Menata dan memelihara jalur hijau pada tepi dan median jalan tol Sediyatmo, Cakung Cilincing, dan tol pelabuhan; Mendorong masyarakat untuk mengembangkan roof garden dan dinding hijau pada kawasan perumahan dan perkantoran khususnya di daerah dengan kdb tinggi; Penataan dan pemeliharaan taman; dan Peruntukan lahan pada kawasan terbuka hijau publik tidak dapat diubah. Pengembangan Kawasan terbuka hijau lainnya, di Kota Administrasi Jakarta Utara meliputi:

Mempertahankan lahan pertanian yang ada di kawasan Cilincing,Marunda, Kamal, dan Kamal Muara;

Penyiapan Data dan Analisis dalam Rangka Penyusunan Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis PANTURA

| BAB III Halaman

15

LAPORAN AKHIR

2010

Mempertahankan lahan pemakaman dan lapangan olahraga yang ada B. Kawasan Sempadan Sungai

Rencana pengembangan kawasan sempandan sungai dan kanal di wilayah kota adminitrasi Jakarta Utara ialah dengan menata dan membangun ruang terbuka hijau di sekitar muara 13 sungai dan kanal.

Gambar 3. 9 Rencana Kawasan Sempadan Sungai Jakarta Utara

C. Kawasan Sempadan Pantai Rencana pengembangan kawasan sempandan pantai di wilayah kota adminitrasi Jakarta Utara ialah dengan melestarikan dan merehabilitasi hutan mangrove di sepanjang pantai utara Jakarta.

Penyiapan Data dan Analisis dalam Rangka Penyusunan Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis PANTURA

| BAB III Halaman

16

LAPORAN AKHIR

2010

D. Kawasan Cagar Budaya dan Pariwisata Kawasan cagar budaya merupakan kawasan yang ditujukan untuk melestarikan obyek dan warisan budaya agar tidak musnah. Kawasan ini berada di obyek budaya dan sekitarnya. Kegiatan melestarikan cagar budaya dilakukan melalui pemugaran untuk bangunan dan obyek bersejarah di kawasan Masjid dan Makam Keramat Luar Batang, Museum Bahari, Komplek Menara Syah Bandar Museum Bahari, Komplek Gedung Palang, Masjid Al- Mukaromah, Sisa sisa Benteng, Pasar Heksagon, Pasar Ikan, Yacht Club, Gereja Tugu, Makam Kapiten Yonker, Masjid Al-Alam Marunda, Asrama Perikanan, Masjid Al- Alam Cilincing, Langgar Tinggi / Rumah Si Pitung, Stasiun Kereta Api Tanjung Priok dan Gudang Gandum. Pemanfaatan dan pengelolaan ruang kawasan cagar budaya

dilaksanakan melalui: Pelestarian budaya, hasil budaya atau peninggalan sejarah yang bernilai tinggi dan khusus untuk kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kehidupan; Pemugaran hasil budaya atau peninggalan sejarah yang bernilai tinggi untuk kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kehidupan; dan Pelarangan kegiatan dan pendirian bangunan yang tidak sesuai dengan Rencana. Pengembangan Kawasan Pariwisata di Kota Administrasi Jakarta Utara adalah diarahkan untuk pengembangan kawasan destinasi wisata pesisir Jakarta Utara : Taman Suaka Margasatwa Muara Angke; Sentra Perikanan Muara Angke; Masjid dan Makam Luar Batang; Pelabuhan dan Kota Tua Sunda Kelapa; Pusat Perbelanjaan Mangga Dua; Taman Impian Jaya Ancol; Bahtera Jaya dan Yacht Club;Penyiapan Data dan Analisis dalam Rangka Penyusunan Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis PANTURA

| BAB III Halaman

17

LAPORAN AKHIR E. Stasiun Kereta Api Tanjung Priok; Masjid Islamic Center; Gereja Tugu; Kampung Tugu; Cagar Budaya Rumah si Pitung; Masjid Al Alam; dan Pusat Perbelanjaan Kelapa Gading Kawasan Ruang Terbuka Hijau

2010

Dengan demikian, rencana RTH DKI Jakarta tidak berorientasi pada besaran atau proporsi menurut kepemilikan dan penguasaan lahan, namun sesuai dengan esensi fungsi RTH untuk meningkatkan kualitas lingkungan bagi kehidupan warga dan produktifitas kota, maka penyediaan RTH di DKI Jakarta lebih berorientasi pada kinerja fungsional RTH dalam mendukung kehidupan kota. Terkait dengan hal tersebut, pemahaman RTH di DKI Jakarta perlu diperluas secara fungsional, dimana fungsi-fungsi RTH dapat bekerja dengan layak. Diantara kepentingan meningkatkan fungsi RTH, maka introduksi berbagai sarana yang dapat menjalankan fungsi RTH untuk perbaikan kualitas udara, ameliorasi iklim mikro, keindahan dan estetika, dan peresapan air permukaan akan direncanakan secara komplementer, seperti atap hijau (roof garden), dinding hijau (green wall), tegakan, tumbuhan, sumur resapan, dan lainnya. Mengacu pada kebutuhan minimal RTH di kawasan perkotaan sesuai ketentuan pada UU No. 26 Tahun 2007 dan PP No. 15 Tahun 2010 sebesar 30% dan mempertimbangkan potensi RTH di Pantai Utara DKI Jakarta direncanakan sebesar 30% dari luas wilayah. Kebutuhan RTH bagi Pantai Utara DKI Jakarta direncanakan berorientasi pada bekerjanya fungsi-fungsi ekologis, hidrorologis, ekonomi, sosial, dan estetika, sehingga RTH publik direncanakan senantiasa ditingkatkan hingga mencapai proporsi 14,27% termasuk RTH pada areal reklamasi Pantura Jakarta. RTH privat direncanakan minimal sebesar 15,73% melalui penerapan ketentuan KDB dan KDH pada areal danPenyiapan Data dan Analisis dalam Rangka Penyusunan Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis PANTURA

| BAB III Halaman

18

LAPORAN AKHIR

2010

persil masyarakat secara taat asas dan mendorong kontribusi pihak swasta dalam penyediaan RTH bagi umum. Di samping rencana proporsi RTH menurut luasan, juga dilakukan intensifikasi bekerjanya fungsi-fungsi RTH secara ekologis melalui roof garden, green wall, pengaturan tegakan dan tumbuhan untuk meningkatkan kemampuan menyerap dan intersepsi pencemar udara 3.2.2 Rencana Kawasan Budidaya A. Kawasan Permukiman Rencana pengembangan kawasan perumahan horisontal dan

fasilitasnya, di Kota Administrasi Jakarta Utara adalah;

Mengembangkan peremajaan lingkungan pada kawasan

perumahan kumuh berat; Mendorong pengembangan kawasan perumahan secara

vertikal dan memperkecil perpetakan untuk penyediaan perumahan golongan menengah bawah yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai;

Mengembangkan permukiman masyarakat menengah-

atas pada areal reklamasi pantai utara; Mengembangkan kawasan perumahan baru terutama di

Kecamatan Cilincing dan Penjaringan; Membatasi perubahan fungsi kawasan perumahan di

kawasan kota tua/bersejarah dan pelabuhan sunda kelapa sekaligus melestarikan lingkungannya; Mengembangkan permukiman nelayan yang bernuansa Mempertahankan fungsi perumahan pada kawasan Melengkapi fasilitas umum di kawasan perumahan Mengembangkan kawasan perumahan pada kawasan wisata dan berwawasan lingkungan di kawasan pantai lama; mantap; horisontal; dan pantai lama.

Penyiapan Data dan Analisis dalam Rangka Penyusunan Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis PANTURA

| BAB III Halaman

19

LAPORAN AKHIR Rencana pengembangan kawasan

2010 vertikal dan

perumahan

fasilitasnya, di Kota Administrasi Jakarta Utara adalah: Pemanfaatan ruang kawasan perumahan vertikal di wilayah Kota administrasi Jakarta Utara, dilaksanakan berdasarkan arahan pengendalian pembangunan perumahan baru di Pademangan, Cilincing, dan Penjaringan untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup; pembangunan vertikal atau rumah susun sederhana pada kawasan perumahan kumuh berat di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok, Kamal, Kalibaru, Koja, Cilincing, Pademangan dan Penjaringan, dan melengkapi dengan penataan ruang terbuka hijau yang berfungsi ekologis dan sosial; Pembangunan rumah susun untuk masyarakat berpenghasilan menengah dan tinggi pada areal reklamasi Pantai Utara, Kelapa Gading dan Penjaringan, dan melengkapi dengan situ yang berfungsi sebagai penampung air dan pengendali banjir; dan Perbaikan bangunan rumah dan lingkungan di kawasan perumahan kumuh ringan melalui Program Tribina. B. Kawasan Pelayanan Umum

Rencana pengembangan kawasan pelayanan umum dan sosial Kota administrasi Jakarta Utara terdiri atas : Membangun gedung kelurahan yang memenuhi standard yang ditentukan oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta;

Kelurahan yang kondisi fisiknya belum memenuhi standar sebagaimana huruf a, yang dimaksudkan adalah bangunan lama, berada pada lokasi jalan yang sempit, tidak memiliki lahan parkir yang memadai serta telah mempunyai lahan yang dibebaskan; Mewujudkan kelurahan siap dan tanggap pelayanan publik yang dapat menjadi percontohan bagi kelurahan lainnya; Mempersiapkan satu kelurahan di wilayah Jakarta Utara untuk mendapatkan sertifikasi; dan Meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Penyiapan Data dan Analisis dalam Rangka Penyusunan Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis PANTURA

| BAB III Halaman

20

LAPORAN AKHIR C. Kawasan Komersial

2010

Rencana pengembangan Kawasan Perkantoran di Kota Administrasi Jakarta Utara adalah mengembangkan fasilitas perkantoran di kawasan Yos Sudarso, Kelapa Gading, Sunter, Enggano. Rencana pengembangan Kawasan Perdagangan di Kota Administrasi Jakarta Utara adalah: Mengembangkan fasilitas perdagangan terutama untuk pasar tradisional sesuai kebutuhan dan jangkauan pelayanannya; Mengembangkan Pantai Utara di sub-kawasan tengah dengan pola pengembangan multifungsi/Super Blok dengan fasilitasnya yang bertaraf internasional; Menata fungsi kawasan kota tua/bersejarah untuk mendukung kegiatan perkantoran, perdagangan, jasa dan pariwisata; Mengembangkan kawasan perdagangan, jasa dan perkantoran di Bandar Baru Kemayoran, Tanjung Priok dan sebagian Kelapa Gading;dan Membatasi pengembangan perdagangan, jasa dan perkantoran sepanjang jalan arteri primer dengan memperhatikan lalu lintas dan penyediaan parkir. Pemanfaatan ruang kawasan bangunan umum di wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara, dilaksanakan berdasarkan arahan penataan kawasan perdagangan dan jasa di Kawasan Yos Sudarso untuk menunjang kegiatan Pelabuhan Tanjung Priok; Mengembangkan perdagangan KDB rendah terutama di Kamal, Kapuk, Pademangan, Ancol, Cilincing dan sebagian Kelapa Gading. D. Kawasan Pelabuhan Pemanfaatan dan pengelolaan kawasan perikanan dilakukan melalui:

Pelarangan kegiatan yang dapat mengancam keberadaan biotalaut yang dilindungi; Pengembangan prasarana budidaya perikanan; danPenyiapan Data dan Analisis dalam Rangka Penyusunan Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis PANTURA

| BAB III Halaman

21

LAPORAN AKHIR Pelarangan kegiatan yang dapat

2010 mengganggu kelestarian

lingkungan hidup. E. Kawasan Industri dan Pergudangan

Rencana Pengembangan Kawasan Industri di Kota administrasi Jakarta Utara, yaitu: Membatasi kegiatan industri pada kawasan yang sudah ada di Penjaringan, Kelapa Gading dan Cilincing; Mengembangkan industri selektif di Marunda dan Cilincing; Pengaturan untuk lahan parkir truk dan trailer agar tidak menggunakan jalan-jalan lokal. Pemanfaatan ruang kawasan industri dan pergudangan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara, dilaksanakan berdasarkan arahan sebagai berikut: Penataan industri kecil termasuk penyediaan pengelolaan limbah di Cilincing dan Kali baru; Relokasi industri menengah dan besar yang berpolusi dari Ancol Barat, Marunda dan Cilincing; Rencana Pengembangan Kawasan Pergudangan di Kota administrasi Jakarta Utara, yaitu; Mengembangkan kawasan pergudangan untuk mengatasi perkembangan pelabuhan Tanjung Priok dan menunjang kegiatan industri, perdagangan dan jasa; Rerelokasi kawasan pergudangan dari kawasan kota tua; dan

Pengaturan untuk lahan parkir truk dan trailer agar tidakmenggunakan jalan-jalan lokal. Pemanfaatan penyediaan Cilincing. ruang fasilitas kawasan pergudangan untuk di wilayah Kota

Administrasi Jakarta Utara, dilaksanakan berdasarkan arahan melalui pergudangan menunjang kegiatan perdagangan dan jasa di Penjaringan, Koja, Kelapa Gading, dan

Penyiapan Data dan Analisis dalam Rangka Penyusunan Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis PANTURA

| BAB III Halaman

22

LAPORAN AKHIR

2010

Penyiapan Data dan Analisis dalam Rangka Penyusunan Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis PANTURA

| BAB III Halaman

23