bab ii landasan teori 2.1.1. pengertian pendidikan dan … · 6 bab ii landasan teori 2.1.1....
TRANSCRIPT
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan
Menurut Notoatmodjo (2009:16) “Pendidikan dan pelatihan merupakan
upaya untuk mengembangangkan sumber daya manusia terutama untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia”.
Tabel II. 1
Perbandingan antara pendidikan dan pelatihan
No Pendidikan Pelatihan
1. Pengembangan kemampuan Menyeluruh
(overall)
Mengkhususkan
(spesific)
2.
Area kemampuan (penekanan)
Kognitif,
afektif,
psychomolor
Psikomotor dan
ketrampilan
3. Jangka waktu pelaksanaan Panjang (long
term)
Pendek (short term)
4. Materi yang diberikan Lebih umum Lebih khusus
5. Penekanan penggunaan metode
belajar mengajar
Konventional Inconventional
(interaktif)
6. Penghargaan akhir proses Gelar (degree) Sertifikat (non-
degree)
Sumber : Notoadmodjo (2009)
Menurut Fathoni (2006:96) “Pendidikan dan pelatihan adalah salah satu
pembinaan terhadap tenaga kerja disamping adanya upaya yang lain. Pendidikan
6
7
dan pelatihan merupakan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia dalam melaksanakan tugasnya”
“Pendidikan adalah usaha-usaha yang sengaja dipilih untuk mempengaruhi
dan membantu anak dengan tujuan peningkatan keilmuan, jasmani da akhlak
sehingga secara bertahap dapat mengantarkan si anak ke tujuannya yang paling
tinggi” menurut Yunus (2008 :70).
Menurut sofyandi (2008:113) “Menyatakan bahwa pelatihan adalah suatu
usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam
melaksanakan pekerjaannya lebih efektif dan efisien”.
Jadi dari beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa
pendidikan dan pelatihan adalah upaya suatu organisasi atau instansi untuk
meningkatkan kemampuan dan ketrampilan para pegawai dalam melakukan suatu
pekerjaan di setiap organisasi agar pekerjaannya lebih efektif dan efisien.
2.1.2. Jenis – Jenis Pendidikan dan Pelatihan
Menurut Notoatmodjo (2009:23) jenis pelatihan terbagi menjadi 2 yakni:
1. Pelatihan sebelum menjalankan tugas (pre service training)
Sebelum karyawan menjalankan tugas atau pekerjaannya karyawan tersebut
harus menjalani pelatihan yang biasanya disebut pelatihan pra jabatan atau pre
service training. Tujuan pelatihan ini memberikan wawasan kepada para
karyawan tersebut terhadap organisasi atau instansi tempat mereka bekerja.
2. Pelatihan setelah menjalankan tugas (In service training)
8
Pelatihan ini ditujukan kepada karyawan yang sudah bekerja di berbagai unit atau
devisi dari suatu organisasi atau instansi.
Menurut Toha (2010:69) ada 4 jenis pendidikan dan pelatihan yaitu:
1. Pendidikan dan pelatihan prajabatan
Diklat prajabatan merupakan syarat peningkatan calon Pegawai Negeri Sipil
menjadi Pegawai Negeri Sipil dengan tujuan agar dapat terampil melaksanakan
tugas yang dipercayakan kepadanya. Diklat prajabatan terdiri dari:
a. Diklat prajabatan golongan I, diklat bagi mereka yang akan diangkat unutk
menjadi PNS golongan I
b. Diklat prajabatan golongan II, diklat bagi mereka yang akan diangkat untuk
menjadi PNS golongan II
c. Diklat prajabatan golongan III, diklat bagi mereka yang akan diangkat untuk
menjadi PNS golongan III
2. Diklat dalam jabatan
Diklat dalam jabatan merupakan suatu pelatihan yang bertujuan untuk
meningkatkan mutu, keahlian, kemampuan dan ketrampilan. Diklat dalam
jabatan selanjutnya disebut Diklat Kepemimpinan (Diklatpim) dilaksanakan
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tidak lagi
merupakan kewajiban pejabat sebelum diangkat sebagai pejabat struktural
melainkan merupakan persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur
pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural yang teridiri dari:
a. Diklatpim tingkat IV, mereka yang menduduki jabatan struktural Eselon IV
b. Diklatpim tingkat III, mereka yang menduduki jabatan struktural Eselon III
9
c. Diklatpim tingkat II, mereka yang menduduki jabatan struktural Eselon II
d. Diklatpim tingkat I, mereka yang menduduki jabatan struktural Eselon I
3. Diklat fungsional
Diklat fungsional adalah diklat yang ditujukan untuk menunjang
mengembangkan keahlian atau ketrampilan kerja dan di titikberatkan pada
perubahan pola kerja, cara bekerja dan penggunaan metode kerja mutakhir.
Dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan yang sesuai dengan jenis dan jenjang
jabatan fungsional, yang ditetapkan oleh instansi pembina jabatan fungsional
bersangkutan.
4. Diklat teknis
Diklat teknis dilaksanakan untuk memberikan ketrampilan dan atau penguasaan
pengetahuan teknis yang berhubungan secara langsung dengan pelaksanaan tugas
pokok instansi yang bersangkutan dan pengetahuan yang berkenan dengan
bidang pelayanan teknis yang bersifat umum, administratif, dan manajemen yang
keberadaannya menunjang pelaksanaan tugas pokok instansi yang bersangkutan.
Jenis-jenis pendidikan dan pelatihan menurut Danim dan Khairil (2011:41):
1. In-House Training (IHT)
Pelatihan dalam bentuk In-House Training (IHT) adalah pelatihan yang
dilaksanakan secara internal dikelompok kerja guru, sekolah atau tempat lain
yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan.
2. Program magang
10
Program magang adalah pelatihan yang dilaksanakan di dunia kerja atau industri
relevan. Dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional guru. Program
magang ini diperuntukan bagi guru dan dapat dilakukan selama periode tertentu.
3. Kemitraan sekolah
Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan antara sekolah yang baik
dengan yang kurang baik. Pembinaan lewat mitra sekolah diperlukan dengan
alasan bahwa beberapa keunikan atau kelebihan yang dimiliki mitra, misalnya
dibidang manajemen sekolah.
4. Belajar jarak jauh
Pelatihan melalui jarak jauh dapat dilaksanakan tanpa menghadirkan instruktur
dan peserta pelatihan dalam suatu tempat tertentu, melainkan dengan sistem
pelatihan melalui internet.
5. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus
Pelatihan ini dilaksanakan dilembaga-lembaga pelatihan yng diberi wewenang,
dimana program disusun secara berjenjang mulai dari jenjang dasar, menengah,
lanjut, dan tinggi. Pelatihan khusus (spesialisasi) disediakan berdasarkan
kebututhan khusus atau disebabkan adanya perkembangan baru dalam keilmuan
tertentu.
6. Kursus singkat di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya.
Kursus singkat dimaksudkan untuk melatih meningkatkan kemampuan guru
dalam beberapa kemampuan seperti kemampuan melakukan penelititan tindakan
kelas, menysusun karya ilmiah, merencakanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi pembelajaran.
11
7. Pembinaan internal oleh sekolah
Pembinaan internal ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru-guru yang
memiliki kewenangan membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas mengajar,
pemberian tugas-tugas internal tambahan, diskusi dengan rekan sejawat.
8. Pendidikan lanjut
Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut juga merupakan alternatif bagi
peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru.
2.1.3. Persiapan Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan
Menurut Notoatmodjo (2009:22) sebelum pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan, terlebih dahulu dilakukan persiapan yang pada umumnya mencakup
kegiatan-kegiatan administrasi antara lain:
1. Menyusun silabus dan jadwal diklat (penjabaran kurikulum dalam kegiatan
pembelajaran)
2. Pemanggilan dan seleksi peserta
3. Menghubungi para pengajar atau pelatih
4. Penyusunan materi pelatihan serta penyediaan bahan-bahan refrensi
5. Penyiapan tempat, akomodasi peserta (bila perlu)
2.1.4. Tujuan Pendidikan dan Pelatihan
Menurut Fathoni (2006:98) tujuan diadakannya pendidikan dan pelatihan
pada umumnya dalam rangka pembinaan terhadap tenaga kerja atau pegawai agar
dapat:
12
1. Meningkatkan kepribadian dan semangat pengabdian kepada organisasi dan
masyarakat.
2. Meningkatkan mutu dan kemampuan, serta ketrampilan baik dalam
melaksanakan tugasnya maupun kepemimpinannya.
3. Melatih dan meningkatkan mekanisme kerja dan kepekaan dalam
melaksanakan tugas.
4. Melatih dan meningkatkan mekanisme dalam merencanakan.
5. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan kerja.
“Tujuan diadakannya pelatihan yang diselenggarakan perusahaan terhadap
karyawan dikarenakan perusahaan menginginkan adanya perubahan dalam prestasi
kerja karyawan sehingga dapat sesuai dengan tujuan perusahaan” Menurut Sofyandi
(2008:114).
Menurut Notoatmodjo (2009:27) “Menyatakan bahwa tujuan pendidikan dan
pelatihan adalah meningkatkan kemampuan kerja dan rumusan kemampuan atau
perilaku baru dalam kategori pengetahuan, kecerdasan, sikap, ketrampilan yang
diharapkan untuk dimiliki oleh sasaran pendidikan atau pelatihan setelah
menyelesaikan program pendidikan atau pelatihan”.
“Tujuan pendidikan dan pelatihan pada hakekatnya merupakan perumusan
kemampuan yang diharapkan dari pendidikan dan pelatihan tersebut” (Sedarmayanti
2009:31).
Sedangkan menurut Triyono (2012:83) pelatihan dilakukan untuk
memberikan manfaat yang sebesar besarnya dari output yang dihasilkan. Beberapa
tujuan yang dapat diharapkan dari kegiatan pelatihan adalah:
13
1. Untuk memberikan kesempatan bagi ssegenap karyawan untuk mempertahankan
dan mengembangkan skill yang selama ini dimiliki karyawan ditempat kerjanya.
2. Memberikan para karyawan skill-skill baru yang sangat dibutuhkan untuk
kemajuan perusahaan.
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di perusahaan.Melibatkan karyawan
untuk mengembangkan wacana-wacana baru yang secara konstruktif dan
terancam dapat memberikan dampak positif bagi keberlanjutan dan masa depan
perusahaan.
Menurut Basri dan Rusdiana (2015:33) “menyatakan bahwa tujuan pendidikan
dan pelatihan adalah membantu mencapai tujuan perusahaan dengan memberikan
kesempatan kepada tenaga kerja pada semua tingkatan organisasi untuk
memperoleh pengetahuan, keahlian, kecakapan, ketrampilan, dan sikap yang
diperlukan”.
2.1.5. Fungsi pendidikan dan Pelatihan
Menurut Notoatmodjo (2009:76) fungsi pendidikan dan pelatihan sebagai
berikut:
1. Pelatihan pegawai (employee training) yaitu pelatihan-pelatihan para tenaga
untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan pengelolaan program-program dan
teknis fungsional program-program yang bersangkutan. Pelatihan-pelatihan ini
peningkatan kemampuan tugas dibidangnya masing-masing.
2. Pendidikan pegawai (employee education) yaitu kegiatan-kegiatan pendidikan
atau pelatihan yang bersifat promosi dan pengembangan karier bagi para
14
pegawai. Oleh sebab itu fokus pada pendidikan pegawai adalah pengembangan
individual pegawai.
3. Pembangunan pegawai (employee development) yaitu kegiatan-kegiatan atau
pelatihan pegawai yang ditujuakn kepada pengembangan, pertumbuhan
departemen atau unit-unit kerja di departemen.
Menurut Basri dan Rusdiana (2015:34) “fungsi pendidikan dan pelatihan
adalah membantu manajemen tenaga kerja dalam menentukan tujuan yang ingin
dicapai dan dalam pengembangan administrasi, kelakuaan, dan kelanjutan rencana
pendidikan dan pelatihan”.
2.1.6. Komponen Program Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan
Menurut Basri dan Rusdiana (2015:38-39) komponen program pelaksanaan
Diklat terdiri atas 3 yaitu:
1. Tujuan
Dalam usaha pelatihan, sangatlah bijak apabila sebelum pelaksaannya terlebih
dahulu disusun perencanaan yang disesuaikan dengan tujuan akhir. Apabila
proses pendidikan dan latihan dilihat kembali tujuan akhir proses tersebut adalah
perubahan tingkah laku yang diharapkan. Hal ini berarti bahwa pendidikan
hakikatnya bertujuan mengubah tingkah pendidikan.
2. Materi
Materi diklat adalah keseluruhan topik yang dibahas dalam diklat yang akan
berlangsung. Materi yang dibahas harus berkaitan dengan tujuan yang telah
ditetapakan sebelumnya. Selain itu, rumusan materi harus tersusun sesuai
15
struktur materi yang telah terintegrasi, yaitu memenuhi kebutuhan peserta akan
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap kerja. Prinsip-prinsip perumusan materi
meliputi:
a. Sesuai dengan tingkat kemampuan dan latar belakang peserta pelatihan.
b. Dipilih secara cermat dan di organisasi dengan mempertimbangkan aspek
kemanfaatan bagi peserta.
c. Harus bermanfaat bagi peserta pelatihan.
3. Metode
Banyak sekali metode untuk pelatihan yang dapat digunakan karena masing-
masing metode saling melengkapi dan tidak ada yang paling baik. Pemilihan
metode yang akan digunakan bergantung pada faktor-faktor seperti jenis
pelatihan yang diberikan, sasaran pelatihan, usia peserta, pendidikan dan
pengalaman peserta, dan tersedianya instruktur yang cakap dalam suatu metode
tertentu.
4. Media
Alat peraga (media pendidikan) harus digunakan untuk membantu penyajian,
bukan sebagai penolong untuk menggantikan penyajian. Media pendidikan yang
direncanakan dengan baik dapat membantu dalam mengilustrasikan materi yang
disampaikan.
5. Instruktur
Instruktur sering disebut juga dengan trainer. Dalam setiap sesi pelatihan,
instruktur harus dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dengan cara
16
memberikan kesan yang baik. Tindakan seorang instruktur di depan kelas
menunjukan jenis suasana yang peserta harapkan.
6. Evaluasi
Evaluasi pelatihan merupakan suatu proses yang sifatnya terus-menerus dan
harus direncanakan bersamaan waktu dengan program pelatihan. Keseluruhan
proses harus dilaksanakan secara ilmiah, mengunakan metode-metode ujian yang
tepat.
2.1.7. Faktor-faktor Pendukung Pelayanan Pendidikan dan Pelatihan
Menurut Basri dan Rusdiana (2015:94) faktor-faktor pendukung pelayanan
prima dalam pelaksanaan diklat dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Perumusan tujuan pembelajaran
Perumusan tujuan pembelajaran, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus yang ada
pada deskripsi materi diklat.
2. Peserta diklat
Peserta diklat meliputi persepsi dan motivasi mereka selama mengikuti diklat.
3. Fasilitas pembelajaran
Fasilitas pembelajaran merujuk pada pembelajaran kurikulum dan ketersediaan
media pendidik sebagai alat bantu proses belajar mengajar. Organisasi
penyelenggara merujuk pada struktur organisasi dan tata aliran kerja
penyelenggaraan yang mencerminkan dinamika proses belajar mengajar.
17
2.1.8. Pentingnya Program Pendidikan dan Pelatihan
Menurut Notoatmodjo (2009:18) pentingnya program pendidikan dan
pelatihan antara lain sebagai berikut:
1. Sumber daya manusia atau pegawai yang menduduki suatu jabatan tertentu
dalam organisasi belum tentu mempunyai kemampuan yang sesuai dengan
persyaratan yang diperlukan dalam jabatan tersebut.
2. Dengan adanya kemajuan ilmu dan teknologi jelas akan mempengaruhi suatu
organisasi/instansi. Oleh sebab itu jabatan-jabatan yang dulu belum diperlukan,
sekarang diperlukan. Kemampuan orang yang akan menempati jabatan tersebut
kadang-kadang tidak ada.
3. Promosi dalam suatu organisasi/instansi adalah suatu keharusan apabila
organisasi itu mau berkembang. Pentingnya promosi bagi seseorang adalah
sebagai salah satu reward dan incentive (ganjaran dan perangsang).
4. Di dalam masa pembangunan ini organisasi-organisasi atau instansi-instansi, baik
pemerintah maupun swasta merasa terpanggil untuk menyelenggarakan
pelatihan-pelatihan bagi para pegawai agar diperoleh efektivitas dan efisiensi
kerja sesuai dengan masa pembangunan.
2.1.9. Prinsip-prinsip Pendidikan dan Pelatihan
Menurut Basri dan Rusdiana (2015:34-37) prinsip-prinsip pendidikan dan
pelatihan di bagi menjadi 2 yaitu:
1. Prinsip Umum
18
Pendidikan dan pelatihan saat ini merupakan suatu keharusan dilakukan oleh
suatu organisasi dan tidak dapat diabaikan karena hal ini dapat dipandang sebagai
penanaman modal (investasi).
Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan harus diperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
a. Diklat sebagai penyempurnaan
Keluaran pendidikan normal pada umumnya masih dalam keadaan siap latih.
Terlebih lagi karena pendidikan di Indonesia masih bersifat massal karena
sangat mengutamakan pemerataan. Mereka belum siap dan mampu untuk
memegang jabatan tertentu. Oleh karena itu, sumber daya manusia ini masih
harus disempurnakan dalam satu diklat terprogram.
b. Diklat sebagai pelayanan Kemajuan IPTEK
Ledakan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dihindari lagi sehingga
apa yang dipelajari di bangku sekolah tahun ini mungkin telah berubah dan
diperbaiki.
c. Diklat sebagai Wahana Promosi
Organisasi selalu ditingkatkan mutu pelayanannya pada setiap tingkat
jabatan yang ada dalam organisasi itu. Semakin tinggi jabatan, semakin
dibutuhkan orang yang berkualitas. Peningkatan kulitas karyawan pada
umumnya diperoleh melalui pendidikan dan latihan yangdirencanakan
secara sistematis.
d. Diklat sebagai Pemenuhan Aspirasi Masyarakat
19
Mendapat pelayanan yang cepat dan tepat sangat mendesak dikarenakan
masyarakat dalam era informasi dan komunikasi bersedia membayar lebih
mahal asal urusan mereka dapat diselesaikan dengan cepat.
e. Diklat sebagai pemasuk ide inovatif
Mustahil pembaharuan dilaksanakan dalam kegiatan rutin. Hal ini karena
kegiatan rutin menimbulkan kejenuhan yang menghalangi kemajuan
lembaga atau organisasi. Oleh karena itu, diperlukan penyegaran berupa ide
inovatif yang sering diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan.
2. Prinsip Khusus
Pengetahuan, pemahaman, sikap, dan ketrampilan atas sesuatu senantiasa
diperoleh melalui proses belajar. Proses belajar ini dapat dilakukan dengan
sengaja dan dapat juga tanpa rencana. Proses belajar dapat secara terprogram
(seperti dalam pendidikan formal disekolah dan pendidikan nonformal di
masyarakat) ataupun tanpa program (seperti pendidikan informal di keluarga).
Belajar diperlihatkan melalui perubahan tingkah laku sebgai hasil pengalaman,
yang diperoleh pembelajar melalui interakasi dengan lingkungannya dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
2.1.10. Analisis Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan
Menurut Sedarmayanti (2009:30) Tahap analisis kebutuhan pada umumnya
mencakup 3 jenis yaitu:
1. Analisis organisasi
20
Analisis organisasi pada hakekatnya menyangkut pernyataan, dimana atau
bagaimana terdapat pegawai yang memerlukan pelatihan. Setelah itu
dipertimbangkan biaya, alat dan perlengkapan yang dipergunakan.
2. Analisis pekerjaan
Analisis pekerjaan antara lain menjawab pertanyaan, apa yang harus diajarkan
atau diberikan dalam pendidikan dan pelatihan, agar para pegawai mampu
melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien.
3. Analisis pribadi
Analisis pribadi dilakukan untuk menjawab pertanyaan: siapa membutuhkan
pendidikan dan pelatihan. Untuk diperlukan waktu, guna mengadakan diagnosa
yang lengkap tentang masing-masing kemampuan pegawai. Upaya yang perlu
dilakukan guna memperoleh informasi ini yaitu melalui achievement test,
observasi dan wawancara.
2.1.11. Strategi Metode Pembelajaran Pendidikan dan Pelatihan
Menurut Basri dan Rusdiana (2015:121-122) strategi metode pembelajaran
diklat terdiri atas 3 bagian yaitu:
1. Strategi untuk menambah pengetahuan
Tujuan pelatihan adalah memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan
kepada peserta. Setelah selesai pelatihan, setiap peserta diharapkan semakin luas
pengetahuan dan wawasannya sehingga berdaya guna dalam peningkatan kinerja
untuk mencari ide-ide dan pemikiran baru. Menambah pengetahuan dapat
dilaksanakan dengan metode:
21
a. Buku teks/materi tertulis
b. Kuliah dan presentasi
c. Permainan
d. Diskusi terpadu
e. Tayangan
2. Strategi untuk meningkatkan ketrampilan
Jika tujuan untuk menambah ketrampilan peserta, aktivitas lapangan menjadi
landasan sebuah keberhasilan pelatihan. Praktik di lapangan merupakan cara
efektif untuk meningkatkan ketrampilan karena banyaknya kasus yang akan
dihadapi. Kasus aktual yang terjadi merupakan pembelajaran yang tepat untuk
tujuan pelatihan tersebut. Bentuk pelatihan ini diantaranya dengan cara:
a. Role play
b. Simulasi
c. On the job training
d. Aktivitas sesuai arahan
3. Strategi untuk menumbuhkan sikap (perilaku)
Sikap atau perilaku merupakan salah satu paramater yang cukup penting dalam
membangun keberhasilan sebuah tim. Perilaku efektif, positif dan lainnya
menjadi dasar komunikasi dan berunjung pada sebuah win-win solusi jika
melibatkan beberapa pihak. Cara pelatihan ini dapat dilakukan dengan metode:
a. Diskusi terpadu
b. Diskusi kelompok
c. Debat
22
d. Studi kasus
2.1.12. Pendekatan Dalam Pemecahan Masalah Pendidikan dan Pelatihan
Menurut Fathoni (2006:97) ada lima pendekatan yang efisien dalam
memecahkan masalah pendidikan dan pelatihan, yaitu:
1. Mengembangkan dan mengidentifikasi masalah diklat.
2. Memeriksa seluruh perubahan yang terjadi sebelum masalah timbul
3. Tandai dan buat telaahan terhadap sebab-sebab yang paling mungkin dari
masalah yang timbul.
4. Lakukan penelitian melalui prioritas dan alternatif pemecahan masalah.
5. Adakan evaluasi terhadap peranan yang paling memungkinkan dalam diklat
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan.
2.1.13. Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan
Menurut Notoatmodjo (2009:23) setelah berakhirnya pendidikan dan
pelatihan, biasanya dilakukan evaluasi yang mencakup:
1. Evaluasi terhadap proses yang meliputi:
a. Organisasi penyelenggaraan pelatihan, misalnya: administrasi, konsumsi, dan
ruangannya.
b. Penyampaian materi pelatihan misalnya: relevansi, pengajarnya.
2. Evaluasi terhadap hasilnya, yang mencakup evaluasi sejauh mana materi yang
diberikan itu dapat dikuasai atau diserap oleh peserta diklat.
23
Menurut Samsudin (2006:123) beberapa alasan program pelatihan harus
dievaluasikan adalah sebagai berikut:
1. Memastikan bahwa pelatihan benar-benar merupakan sarana atau tindakan yang
tepat dalam usaha untuk memperbaiki kinerja dan produktivitas perusahaan.
2. Memastikan bahwa dana yang digunakan benar-benar dapat dipertanggung
jawabkan.
3. Membantu memperbaiki desain program pelatihan dimasa yang datang.
4. Membantu dalam menentukan metode pelatihan yang paling tepat.