bab ii landasan teori 2.1 malaria 2.1.1 definisi · 7 bab ii landasan teori . 2.1 malaria 2.1.1...

31
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata mal (jelek) dan aria (udara) atau udara buruk. Hal ini dikarenakan dahulu penyakit ini banyak terdapat di daerah rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai beberapa nama lain, seperti demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme (Prabowo, 2004). Penyakit malaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit genus plasmodium yang termasuk golongan protozoa, melalui perantaraan gigitan nyamuk Anopheles spp. Penyebaran penyakit malaria berhubungan dengan perubahan iklim, baik musim kemarau maupun penghujan. Pergantian musim berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan vektor penyakit malaria. Kondisi iklim yang menyangkut temperatur, kelembaban, curah

Upload: others

Post on 30-Jul-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Malaria

2.1.1 Definisi

Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad

pertengahan dari kata mal (jelek) dan aria (udara) atau

udara buruk. Hal ini dikarenakan dahulu penyakit ini

banyak terdapat di daerah rawa-rawa yang

mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga

mempunyai beberapa nama lain, seperti demam roma,

demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam

charges, demam kura dan paludisme (Prabowo, 2004).

Penyakit malaria merupakan penyakit tropis yang

disebabkan oleh parasit genus plasmodium yang

termasuk golongan protozoa, melalui perantaraan

gigitan nyamuk Anopheles spp. Penyebaran penyakit

malaria berhubungan dengan perubahan iklim, baik

musim kemarau maupun penghujan. Pergantian

musim berdampak langsung maupun tidak langsung

terhadap kehidupan vektor penyakit malaria. Kondisi

iklim yang menyangkut temperatur, kelembaban, curah

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

8

hujan, cahaya dan pola tiupan angin, mempunyai

dampak langsung pada reproduksi vektor,

perkembangannya, lama hidup dan perkembangan

parasit dalam tubuh vektor. Sedangkan dampak tidak

langsung karena pergantian vegetasi dan pola tanam

pertanian yang dapat memengaruhi kepadatan

populasi vektor (Depkes RI, 2001).

Malaria merupakan penyakit menular yang sangat

berbahaya dapat menyebabkan kematian, terutama

pada kelompok-kelompok yang mempunyai risiko

tinggi seperti bayi, anak balita dan ibu hamil, serta

kelompok usia produktif, sehingga secara langsung

dapat menurunkan produktivitas kerja (Hasan, 2006).

2.1.2 Etiologi

Etiologi terjadinya penyakit malaria pada manusia

menurut Prabowo (2004) disebabkan oleh:

2.1.2.1 Parasit

Ada empat spesies plasmodium penyebab

malaria pada manusia, yaitu; Plasmodium vivax

menyebabkan malaria vivax / tertiana;

Plasmodium falciparum menyebabkan malaria

falciparum / tropika; Plasmodium malariae

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

9

menyebabkan malaria malariae / quartana;

Plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale.

Di Indonesia, di daerah Kalimantan, Sulawesi

Tengah sampai Utara, Maluku, Papua dan

Lombok sampai Nusa Tenggara Timur

merupakan daerah endemis malaria karena

Plasmodium Falciparum dan Plasmodium Vivax.

Penderita paling banyak dihinggapi dua jenis

parasit malaria, yakni campuran antara

Plasmodium Falciparum dan Plasmodium Vivax

atau Plasmodium Ovale.

Ciri utama genus plasmodium adalah dua

siklus hidup, yaitu siklus hidup aseksual dan

siklus seksual.

Pada fase aseksual, siklus dimulai ketika

Anopheles betina menggigit manusia dan

memasukkan sporozoit yang terdapat pada air

liurnya ke dalam tubuh manusia. Sporozoit

langsing dan lincah ini dalam waktu 30 menit -

satu jam memasuki sel parenkim hati dan

berkembang biak membentuk skizon hati yang

mengandung ribuan merozoit. Proses ini disebut

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

10

fase skizogoni eksoeritrosit karena parasit belum

masuk ke sel darah merah. Lama fase ini berbeda

untuk tiap spesies plasmodium.

Pada akhir fase skizogoni, skizon di jaringan

parenkim hati pecah dan merozoit keluar, lalu

masuk dalam aliran darah (disebut sporulasi).

Pada Plasmodium Vivax dan Plasmodium Ovale,

sebagian sporozoit membentuk hipnozoit dalam

hati (atau sporozoit yang “tidur” selama periode

tertentu) sehingga mengakibatkan relaps jangka

panjang, yaitu kembalinya penyakit setelah

tampak mereda dan rekurens.

Fase eritrosit dimulai saat merozoit dalam

darah menyerang sel darah merah dan

membentuk trofozoit. Proses berlanjut menjadi

trofozoid-skizon-merozoit. Setelah dua sampai

tiga generasi, merozoit terbentuk, lalu sebagian

merozoit berubah menjadi bentuk seksual.

Pada fase seksual, diawali nyamuk

anopheles betina mengisap darah manusia yang

mengandung parasit malaria, dan parasit bentuk

seksual masuk ke dalam tubuh nyamuk. Bentuk

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

11

ini mengalami pematangan menjadi mikrometosit

dan makrogametosis dan terjadilah pembuahan

yang disebut zigot (ookinet). Selanjutnya, ookinet

menembus dinding lambung nyamuk dan menjadi

ookista. Jika ookista pecah, ribuan sporozoit

dilepaskan dan mencapai kelenjar liur nyamuk

dan siap ditularkan jika nyamuk mengigit tubuh

manusia.

2.1.2.2 Nyamuk Anopheles

Di seluruh dunia terdapat sekitar 2.000

spesies anopheles, 60 spesies diantaranya

diketahui sebagai penular malaria. Di Indonesia

ada sekitar 80 jenis anopheles, 24 spesies

diantaranya telah terbukti vektor penular malaria.

Sifat masing-masing spesies berbeda-beda

tergantung banyak faktor, seperti penyebaran

geografis, iklim, dan tempat perindukannya.

Semua nyamuk malaria hidup sesuai dengan

kondisi ekologi setempat, contohnya nyamuk

malaria yang hidup di air payau (Anopheles

sundaicus dan Anopheles subpictus), di sawah

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

12

(Anopheles aconitus), atau air bersih di

pegunungan (Anopheles maculatus).

Nyamuk anopheles hidup di daerah iklim

tropis dan subtropis, tetapi juga bisa hidup di

daerah yang beriklim sedang. Nyamuk ini jarang

ditemukan pada daerah dengan ketinggian lebih

dari 2.000 - 2.500 meter. Tempat perindukannya

bervariasi tergantung spesies, dan dapat dibagi

menjadi tiga kawasan, yaitu pantai, pedalaman

dan kaki gunung. Biasanya, nyamuk anopheles

betina menggigit manusia pada malam hari atau

sejak senja hingga subuh. Jarak terbangnya tidak

lebih dari 0,5 - 3 km dari tempat perindukannya,

kecuali jika ada tiupan angin kencang bisa

terbawa sejauh 20 - 30 km. Nyamuk anopheles

juga dapat terbawa mobil, pesawat terbang atau

kapal laut, dan menyebarkan malaria ke daerah

non-endemis. Umur nyamuk anopheles dewasa

di alam bebas belum banyak diketahui, tetapi di

laboratorium dapat mencapai 3 - 5 minggu

(Depkes, 2008).

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

13

Nyamuk Anopheles mengalami metamorfosis

sempurna. Telur yang diletakkan nyamuk betina

di atas permukaan air akan menetas menjadi

larva, melakukan pengelupasan kulit (sebanyak 4

kali), lalu tumbuh menjadi pupa dan menjadi

nyamuk dewasa jantan/betina. Waktu yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan (sejak telur

sampai menjadi bentuk dewasa) bervariasi antara

2 - 5 minggu, tergantung spesies, makanan yang

tersedia dan suhu udara (Prabowo, 2004).

2.1.2.3 Manusia Rentan terhadap Infeksi Malaria

Secara alami, penduduk di suatu daerah

endemis malaria, ada yang mudah dan yang

sukar terinfeksi malaria. Perpindahan penduduk

dari dan ke daerah endemis malaria hingga kini

masih menimbulkan masalah. Sejak dulu, telah

diketahui bahwa wabah penyakit ini sering terjadi

di daerah-daerah pemukiman baru, seperti di

daerah perkebunan dan transmigrasi. Hal ini

terjadi karena pekerja yang datang dari daerah

lain belum mempunyai kekebalan sehingga

rentan terinfeksi (Prabowo, 2004).

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

14

2.1.2.4 Lingkungan

Keadaan lingkungan berpengaruh besar

terhadap ada tidaknya malaria di suatu daerah.

Adanya danau air payau, genangan air di hutan,

persawahan, pembukaan hutan, tambak ikan,

dan pertambangan di suatu daerah akan

meningkatkan kemungkinan timbulnya penyakit

malaria, karena tempat-tempat tersebut

merupakan tempat perindukan nyamuk malaria

(Prabowo, 2004).

2.1.2.5 Iklim

Suhu dan curah hujan juga berperan penting

dalam penularan penyakit malaria. Biasanya,

penularan malaria lebih tinggi pada musim hujan

dibandingkan kemarau. Air hujan yang

menimbulkan genangan air, merupakan tempat

yang ideal untuk perindukan nyamuk malaria.

Dengan bertambahnya tempat perindukan,

populasi nyamuk malaria juga bertambah

sehingga bertambah pula jumlah penularannya

(Prabowo, 2004).

2.1.3 Patogenesis dan Patofisiologi

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

15

Menurut Prabowo (2004), patogenesis penyakit

malaria terdiri atas serangan demam yang disertai oleh

gejala lain dan diselingi oleh periode bebas penyakit.

Ciri khas demam malaria adalah periodisitasnya.

Patogenesis penyakit malaria yang pertama adala

masa tunas intrinsik yaitu waktu antara sporozoit

masuk dalam badan hospes sampai timbulnya gejala

demam, biasanya berlangsung antara 8-37 hari,

tergantung pada spesies parasit (terpendek untuk

Plasmodium falciparum dan terpanjang untuk

Plasmodium malariae), pada beratnya infeksi dan pada

pengobatan sebelumnya serta pada derajat resistensi

hospes. Kedua adalah masa tunas pre-paten yang

berlangsung sejak saat infeksi sampai ditemukan

parasit malaria dalam darah untuk pertama kali, karena

jumlah parasit telah melewati ambang mikroskopik

(microscopic treshold). Ketiga adalah masa tunas

ekstrinsik yaitu masa dimana parasit malaria yang

ditularkan melalui nyamuk kepada manusia, 12 hari

untuk Plasmodium falciparum, 13 - 17 hari untuk

Plasmodium ovale dan vivax, dan 28 - 30 hari untuk

plasmodium malariae (malaria kuartana).

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

16

Ada 4 proses patologi yang terjadi pada malaria,

yaitu demam, anemia, imunopatologi, dan anoksia

jaringan, yang disebabkan oleh perlekatan eritrosit

yang terinfeksi pada endotel kapiler. Demam pada

malaria bersifat periodik dan berbeda waktunya,

tergantung dari plasmodium penyebabnya.

Plasmodium Vivax menyebabkan malaria tertiana yang

menimbulkan demam teratur tiap tiga hari.

Plasmodium Malariae menyebabkan malaria quartana

yang menimbulkan demam teratur tiap empat hari dan

Plasmodium Falciparum menyebabkan malaria tropika

dengan demam yang timbul secara tidak teratur tiap 24

- 48 jam (Prabowo, 2004).

Anemia disebabkan oleh destruksi eritrosit yang

berlebihan, hemolisis autoimun, dan gangguan

eritropoesis. Diduga terdapat toksin malaria yang

menyebabkan gangguan fungsi eritrosit dan sebagian

eritrosit pecah saat melalui limpa dan keluarlah parasit.

Splenomegali disebabkan oleh adanya

peningkatan jumlah eritrosit yang terinfeksi parasit

sehingga terjadi aktivasi sistem RES (Reticulo

Endothelial System) untuk memfagositosis eritrosit

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

17

baik yang terinfeksi parasit maupun yang tidak.

Kelainan patologi pembuluh darah kapiler disebabkan

karena eritrosit yang terinfeksi menjadi kaku dan

lengket, perjalanannya dalam kapiler terganggu,

sehingga melekat pada endotel kapiler, menghambat

aliran kapiler, timbul hipoksia/anoksia jaringan. Juga

terjadi gangguan integritas kapiler sehingga terjadinya

perembesan plasma. Monosit/makrofag merupakan

partisipan seluler terpenting dalam fagositosis eritrosit

yang terinfeksi (Soegijanto, 2004).

2.1.4 Manifestasi Klinis

Gejala-gejala penyakit malaria dipengaruhi oleh

daya tahan tubuh penderita, jenis plasmodium malaria,

serta jumlah parasit yang menginfeksinya (Prabowo,

2004).

Umumnya manifestasi klinis yang disebabkan

Plasmodium Falciparum lebih berat dan lebih akut

dibandingkan dengan jenis plasmodium yang lain,

sedangkan gejala yang disebabkan oleh Plasmodium

Malariae dan Plasmodium Ovale adalah yang paling

ringan

2.1.4.1 Gejala Umum

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

18

Waktu terjadinya infeksi pertama kali sampai

timbulnya gejala penyakit disebut masa inkubasi,

sedangkan waktu antara terjadinya infeksi

sampai ditemukannya parasit malaria di dalam

darah disebut periode prapaten. Masa inkubasi

maupun periode prapaten ditentukan oleh jenis

plasmodiumnya.

Tabel 2.1 Periode Prapaten dan Masa Inkubasi Plasmodium

(Sumber: Harijanto, 2009).

2.1.4.2 Malaria Berat

Malaria berat adalah penyakit malaria akibat

infeksi Plasmodium Falciparum yang disertai

gangguan berbagai sistem/organ tubuh. Kriteria

Jenis Plasmodium

Periode Prapaten

Masa Inkubasi

Tipe Panas

Manifestasi klinis

Plasmodium Falciparum

11 hari 9 - 14 hari

24-48 jam

Hemolisis; gejala gastrointestinal; anemia; syok; edema paru; hipoglikemi; gagal ginjal; gangguan kehamilan; kematian.

Plasmodium Vivax

12,2 hari 12 - 17 hari

48 jam Anemia kronik; splenomegali, ruptur limpa.

Plasmodium Ovale

12 hari 16 - 18 hari

48 jam Anemia kronik; splenomegali, ruptur limpa.

Plasmodium Malariae

32,7 hari 18 - 40 hari

72 jam

Rekrudensi sampai 50 tahun, slenomegali menetap, limpa jarang ruptur, sindrom nefrotik.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

19

diagnosis malaria berat yang ditetapkan WHO

(1990), yaitu adanya satu atau lebih komplikasi,

seperti malaria serebral, anemia berat, gagal

ginjal akut, edema paru, hipoglikemia (kadar gula

<40 mg%), syok, pendarahan spontan dari

hidung, gusi, dan saluran cerna, kejang berulang,

asidemia (pH arteri/vena <7,35;plasma

bicarbonate <15mmol/l atau base excess >10)

dan asidosis (penurunan pH darah karena

gangguan asam-basa di dalam tubuh), serta

hemoglobinuria makroskopik (adanya darah

dalam urine) (Prabowo, 2004).

Infeksi malaria falciparum pada ibu hamil

dapat menyebabkan anemia pada ibu dan

janinnya, dan bayi yang dilahirkannya akan

mempunyai berat badan rendah.

2.1.5 Pemberantasan dan Pencegahan

2.1.5.1 Pemberantasan

Tujuan dari pemberantasan malaria adalah

menurunkan angka kesakitan dan kematian

sedemikian rupa sehingga penyakit ini tidak lagi

merupakan masalah kesehatan masyarakat.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

20

Antara tahun 1959 dan 1968 Indonesia, sesuai

dengan kebijaksanaan WHO (World Health

Organization) yang diputuskan dalam WHA

(World Health Assembly) tahun 1955,

dilaksanakan program pembasmian malaria di

Jawa-Bali. Program pembasmian ini pada

permulaannya sangat berhasil, namun kemudian

mengalami berbagai hambatan baik yang bersifat

administratif maupun teknis operasional,

sehingga pada tahun 1969 ditinjau kembali oleh

WHA. Meskipun pembasmian tetap menjadi

tujuan akhir, cara-cara yang ditempuh

disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan

masing-masing negara dan wilayah (Harijanto,

2000).

Tabel 2.2 Perbedaan Antara Program Pembasmian dan

Pemberantasan Malaria (Harijanto, 2010).

No Keterangan Pembasmian Pemberantasan

1.

Tujuan Menghentikan transmisi malaria dan menghilangkan reservoir malaria

Menurunkan malaria sehingga tidak menjadi masalah kesehatan

2. Jangkauan Seluruh wilayah yang

mempunyai transmisi malaria

Tidak seluruh wilayah transmisi malaria

3. Waktu Terbatas sekitar 8 tahun Tidak terbatas

4. Biaya Relatif besar namun

tidak terus menerus Relatif kecil namun terus menerus

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

21

5. Manajemen / standar pengelolaan

Harus sempurna Harus baik

6. Penemuan kasus

Sangat penting/mutlak Perlu

Sesuai kemampuan

7.

Pengelolaan Harus membuktikan tidak adanya kasus indegenous. ACD (Active case detection) mutlak perlu

Harus membuktikan tidak adanya kasus indigenous. ACD mutlak perlu

Untuk pelaksanaan program pembasmian

malaria dibutuhkan suatu organisasi tersendiri

yang disebut KOPEM (Komando Operasi

Pembasmian Malaria) yang mempunyai unit

sampai di desa. Sejak tahun 1968 KOPEM telah

dibubarkan dan program pemberantasan malaria

diintegrasikan ke dalam pelayanan kesehatan

umum yang ada. Program pemberantasan

malaria dapat didefinisikan sebagai usaha

terorganisasi untuk melaksanakan berbagai

upaya menurunkan penyakit dan kematian yang

diakibatkan malaria, sehingga tidak menjadi

masalah kesehatan yang utama (Harijanto,

2000).

Berbagai kegiatan yang dapat dijalankan

untuk menanggulangi malaria (Harijanto, 2000),

adalah :

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

22

1) Menghindari atau mengurangi kontak/gigitan

nyamuk Anopheles (pemakaian kelambu,

repelen, obat nyamuk).

2) Membunuh nyamuk dewasa (dengan

menggunakan berbagai insektisida).

3) Membunuh jentik (kegiatan antilarva) baik

secara kimiawi (larvisida) maupun biologik

(ikan, tumbuhan, jamur, bakteri).

4) Mengurangi tempat perindukan (source

redution).

5) Pemberian pengobatan pencegahan

(profilaksis).

6) Vaksinasi (masih dalam tahap riset dan

clinical trial).

Para pengelola kesehatan di setiap tingkat

harus menyesuaikan strategi ini pada tingkat lokal

dan para petugas kesehatan harus mendapat

pendidikan tambahan untuk menghadapi malaria

secara efektif. Direktur Jenderal WHO yang baru

Dr. Gro Harlem Bruntland telah mengambil

inisiatif Roll Back Malaria untuk meningkatkan

pembangunan pelayanan kesehatan dan kerja

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

23

sama intersektoral dalam rangka pemberantasan

malaria (Harijanto, 2000).

2.1.5.2 Pencegahan

Di Indonesia usaha pembasmian penyakit

malaria belum mencapai hasil yang optimal

karena beberapa hambatan, yaitu tempat

perindukan nyamuk malaria yang tersebar luas,

jumlah penderita yang sangat banyak, serta

keterbatasan sumber daya manusia, infastruktur,

dan biaya. Oleh karena itu, usaha yang paling

mungkin di lakukan adalah usaha-usaha

pencegahan dan pemberantasan terhadap

penularan parasit. Beberapa usaha yang dapat

dilakukan untuk mencegah dan memberantas

penularan parasit malaria (Prabowo, 2004).

Di daerah yang jumlah penderitaannya

sangat banyak, tindakan untuk menghindari

gigitan nyamuk sangat penting. Di daerah

pedesaan atau pinggiran kota yang banyak

sawah, rawa-rawa, atau tambak ikan (tempat

ideal untuk perindukan nyamuk malaria),

disarankan untuk memakai baju lengan panjang

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

24

dan celana panjang saat keluar rumah, terutama

pada malam hari.

Sebaiknya mereka yag tinggal di daerah

endemis malaria memasang kawat kasa di

jendela dan ventilasi rumah, serta menggunakan

kelambu saat tidur. Masyarakat juga dapat

memakai minyak anti nyamuk (mosquito

repellent) saat tidur di malam hari untuk

mencegah gigitan nyamuk malaria.

Membunuh jentik dan nyamuk malaria

dewasa, dapat dilakukan beberapa tindakan

berikut ini : seperti penyemprotan rumah

Larvaciding dan Biological control.

Pada penyemprotan rumah sebaiknya,

penyemprotan rumah-rumah di daerah endemis

malaria dengan insektisida dilaksanakan dua kali

dalam setahun dengan interval waktu enam

bulan. Larvaciding merupakan kegiatan

penyemprotan rawa-rawa yang potensial sebagai

tempat perindukan nyamuk malaria. Biological

control adalah kegiatan penebaran ikan kepala

timah (panchax-panchax) dan ikan guppy/wader

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

25

cetul (Lebistus reticulatus) di genangan-

genanangan air yang mengalir dan persawahan.

Ikan-ikan tersebut berfungsi sebagai pemangsa

jentik-jentik nyamuk malaria.

Tempat perindukan nyamuk malaria

bermacam-macam, tergantung spesies

nyamuknya. Ada nyamuk malaria yang hidup di

kawasan pantai, rawa-rawa, empang, sawah,

tambak ikan, atau hidup di air bersih pegunungan.

Di daerah endemis malaria, yaitu daerah yang

langganan terjangkit penyakit malaria,

masyarakatnya perlu menjaga kebersihan

lingkungan. Tambak ikan yang kurang dipelihara

harus dibersihkan, parit-parit di sepanjang pantai

bekas galian yang terisi air payau harus ditutup,

persawahan dengan saluran irigasi, airnya harus

dipastikan mengalir dengan lancar, bekas roda

yang tergenang air atau bekas jejak kaki hewan

pada tanah berlumpur yang berair harus segera

ditutup untuk mengurangi tempat

perkembangbiakan larva nyamuk malaria.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

26

Pemberian obat pencegahan (profilaksis)

malaria bertujuan untuk mencegah terjadinya

infeksi, serta timbulnya gejala-gejala penyakit

malaria. Orang yang akan berpergian ke daerah-

daerah endemis malaria harus minum obat

antimalaria sekurang-kurangnya seminggu

sebelum keberangkatannya sampai empat

minggu setelah orang tersebut meninggalkan

daerah endemis malaria. Wanita hamil yang akan

berpergian ke daerah endemis malaria harus

diperingatkan tentang risiko yang mengancam

kehamilannya. Sebelum berpergian, ibu hamil

disarankan untuk berkonsultasi ke klinik atau ke

rumah sakit dan mendapatkan obat antimalaria.

Bayi dan anak-anak yang berusia di bawah empat

tahun dan hidup di daerah endemis malaria harus

mendapat obat antimalaria karena tingkat

kematian pada bayi/anak akibat infeksi malaria

cukup tinggi.

Pemberian vaksin malaria merupakan

tindakan yang diharapkan dapat membantu

mencegah infeksi malaria sehingga dapat

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

27

menurunkan angka kesakitan dan angka

kematian akibat infeksi malaria. Sampai saat ini,

usaha untuk menemukan vaksin malaria yang

baik dan efektif masih berjalan dan dalam tahap

penelitian (Prabowo, 2004).

Tabel 2.3 Obat Kemoprofilaksis Malaria (Harijanto, 2009)

Regimen Indikasi Dosis Dewasa Keterangan

Klorokuin

Digunakan di daerah plasmodium falsiparum sensitif klorokuin

500mg basa, per oral, sekali seminggu, dimulai 2 minggu sebelum berangkat dan dilanjutkan sampai 4 minggu setelah meninggalkan daerah endemis

Aman untuk kehamilan

Meflokuin

Digunakan di daerah plasmodium falsiparum resistensi klorokuin

250 mg per oral, sekli seminggu, dimulai 2 minggu sebelum berangkat sampai 4 minggu setelah pulang

Aman untuk kehamilan. Tidak direkomendasikan untuk pasien dengan kejang, kelainan konduksi jantung, psikosis.

Doksisiklin

Alternatif terhadap meflokuin, digunakan di daerah resistensi klorokuin.

100mg per oral sekali sehari, dimulai 2 hari sebelum berangkat dan dilanjutkan sampai 4 minggu setelah pulang.

Kontraindikasi pada kehamilan, wanita menyusui, anak kurang dari 8 tahun. Diberikan bersama makanan.

Atovakuon -

Proguanulin

Alternatif terhadap meflokuin dan Doksisiklin, untuk daerah dengan Plasmodium resistensi klorokuin

1 tablet dewasa (250mg atovakuon / 100mg proguanulin) per oral,sekali sehari, dimulai 1 atau 2 hari sebelum berngkat dilanjutkan sampai 1 minggu setelah pulang

Kontra indikasi pada kehamilan, gagal ginjal berat atau bersihan kreatinin kurang dari 30 ml/menit. Diberikan bersama makanan

Primakuin

Profilaksis terminal untuk P.vivax dan P. Ovale

30 mg basa (2 tablet), per oral, sekali sehari, diberikan sesegera mungkin sesudah terpapar nyamuk sampai total 14 hari, atau jika

Kontraindikasi pada kehamilan, defisiensi G6PD, harus diberikan bersama atau sesudah mkan,

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

28

paparan tidak jelas dapat diberikan selama 14hari setelah meninggalkan daerah endemis vivax

dapat timbul methemoglobinemia.

2.1.6 Pengobatan Malaria

Cara mengetahui dengan pasti seseorang telah

terinfeksi malaria, yaitu dengan menemukan parasit

malaria di dalam darahnya saat dilakukan pemeriksaan

mikroskop. Pada darah penderita, akan tampak bentuk

parasit malaria serta perubahan pada sel-sel darah

merah yang terinfeksi (berbeda-beda bentuknya

sesuai dengan jenis plasmodium yang menginfeksi).

Pemeriksaan ini harus dilakukan pada orang yang

tinggal di daerah endemis malaria atau orang yang

pernah berpergian ke daerah endemis malaria dalam

jangka waktu satu tahun. Dengan melakukan

pemeriksaan darah, jenis plasmodium malaria yang

menginfeksi penderita dapat teridentifikasi sehingga

dapat digunakan sebagai dasar dalam pemilihan obat

malaria secara tepat.

Ada 3 cara pengobatan malaria berdasarkan

kebutuhan yaitu pengobatan untuk mencegah

(profilaksis) yaitu, pemberian obat antimalaria yang

bertujuan untuk mencegah timbulnya infeksi atau

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

29

gejala-gejala penyakit malaria. Pengobatan terapeutik

(kuratif) yaitu pemberian obat antimalaria, yang

digunakan untuk penyembuhan infeksi malaria yang

telah diderita, penanggulangan serangan malaria akut,

serta pengobatan radikal. Pengobatan untuk

mencegah terjadinya penularan yaitu pengobatan yang

bertujuan untuk mencegah infeksi nyamuk atau

mempengaruhi perkembangan sporogoni pada

nyamuk.

2.1.6.1 Obat Anti Malaria

Hampir semua obat antimalaria (OAM) yang

dikembangkan bekerja dengan menghambat

atau mematikan bentuk aseksual parasit yang

berada dalam eritrosit manusia (skizontosida

darah) dan menimbulkan gejala klinis. Obat

antimalaria yang efektif dan bekerja cepat di

antaranya adalah klorokuin, kina, kinidin,

meflokuin, atovakun, derivat artemisinin. Obat-

obat lain seperti proguanil, pirimetamin,

sulfonamid, sulfon, dan antibiotik yang berkhasiat

sebagai OAM (tetrasiklin, doksisiklin, dan lain-

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

30

lain) bekerja lambat dan kurang efektif.

Sedangkan primakuin merupakan satu-satunya

obat yang dapat mengeradikasi parasit laten

dalam jaringan yang menyebabkan relaps pada

infeksi Plasmodium Vivax dan Plasmodium Ovale

(Gunawan, 2009).

2.2 Penyebaran Malaria

Malaria merupakan penyakit endemis yang menyerang

negara-negara dengan penduduk yang padat. Batas

penyebaran malaria adalah 64 Lintang Utara (Rusia) dan 32

Lintang Selatan (Argentina). Ketinggian yang

memungkinkan parasit malaria hidup adalah 400m di bawah

permukaan laut (Laut Mati) sampai 2.600 meter di atas

permukaan laut (Bolivia). Plasmodium Vivax mempunyai

distribusi geografis yang luas, mulai dari daerah yang

beriklim dingin, subtropis, sampai ke daerah tropis.

Plasmodium Falciparum terutama menyebabkan malaria di

benua Afrika dan daerah tropis lainnya (Hiswani, 2004).

Di Indonesia malaria dapat berjangkit di daerah dengan

ketinggian sampai 1.800 m di atas permukaan laut. Spesies

yang paling banyak dijumpai adalah Plasmodium falciparum

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

31

dan Plasmodium vivax. Plasmodium malariae dijumpai di

Indonesia bagian Timur, sedangkan Plasmodium ovale

pernah ditemukan di Papua dan Nusa Tenggara Timur.

Secara umum, setiap orang dapat terinfeksi malaria,

tetapi ada beberapa orang yang memiliki kekebalan

terhadap parasit malaria, baik yang bersifat bawaan/alamiah

maupun didapat. Orang yang paling beresiko terinfeksi

malaria adalah anak balita, wanita hamil, serta penduduk

nonimun yang mengunjungi daerah endemis malaria, serta

para pengungsi, transmigran dan wisatawan (Prabowo,

2009).

Penyakit malaria ditularkan melalui dua cara, yaitu

alamiah dan nonalamiah. Penularan secara alamiah adalah

melalui gigitan nyamuk Anopheles yang mengandung

parasit malaria dan nonalamiah melalui jalur lain seperti;

Malaria bawaan (kongenital), yaitu malaria pada bayi yang

baru dilahirkan karena ibunya menderita malaria.

Penularannya terjadi karena adanya kelainan pada sawar

plasenta (selaput yang melindungi plasenta) sehingga tidak

ada penghalang infeksi dari ibu kepada janinnya. Selain

melalui plasenta, penularan dari ibu kepada bayinya juga

dapat melalui tali pusat. Gejala pada bayi yang baru lahir

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

32

berupa demam, iritabilitas (mudah terangsang sehingga

sering menangis/rewel), pembesaran hati dan limpa,

anemia, tidak mau makan/minum, serta kuning pada kulit

dan selaput lendir. Keadaan ini harus dibedakan dengan

infeksi kongenital lainnya, seperti toxoplasmosis, rubella,

sifilis kongenital dan anemia hemolitik. Pembuktian pasti

dilakukan dengan deteksi parasit malaria pada darah bayi.

Penularan mekanik (transfusion malaria) yaitu infeksi

malaria yang ditularkan melalui transfusi darah dari donor

yang terinfeksi malaria, pemakaian jarum suntik secara

bersama-sama pada pecandu narkoba, atau melalui

transplantasi organ. Penularan melalui jarum suntik banyak

terjadi pada para pecandu obat bius yang menggunakan

jarum suntik yang tidak steril. Parasit malaria dapat hidup

selama tujuh hari dalam darah donor. Biasanya, masa

inkubasi transfusion malaria lebih singkat dibanding infeksi

malaria secara alamiah (Prabowo, 2009).

2.3 Masyarakat Kabupaten Intan Jaya

2.3.1 Kondisi Masyarakat kabupaten Intan Jaya

Dari data Badan Pusat Statistik Provinsi Papua

(BPSPP) dan Badan Perencanaan Pembangunan

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

33

Daerah Provinsi Papua (BPPDPP) tahun 2011 (Papua

dalam Angka, 2011)

2.3.1.1 Kondisi Fisik

Kabupaten Intan Jaya, adalah kabupaten

yang baru berdiri pada tahun 2009, dan

merupakan kabupaten pemekaran dari

kabupaten sebelumnya yaitu Nabire Kabupaten

Intan Jaya sendiri adalah kabupaten yang berada

di dataran tinggi dengan banyak pegunungan.

Ketinggiannya mencapai 2.000 meter dari

permukaan laut. Suhu normal di Intan Jaya

sendiri berkisar 19-25⁰C. Kabupaten Intan Jaya

memiliki 6 kecamatan yaitu Kecamatan Homeyo,

Sugapa, Hitadipa, Agisiga, Biandoga, dan

Wandai. Pemerintah Kabupaten Intan Jaya

berpusat dan beribukota di Distrik Sugapa. Dari

Masing-masing distrik memiliki beberapa desa,

yaitu Kecamatan Homeyo 10 desa, Kecamatan

Sugapa 9 desa, Kecamatan Hitadipa 5 desa,

Kecamatan Agisiga 6 desa, Kecamatan Biandoga

6 desa, dan Kecamatan Wandai 1 desa.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

34

Jumlah penduduk Kabupaten Intan Jaya

sebanyak 40.490 jiwa. Terdiri dari 20.745 orang

laki-laki dan 19.745 orang perempuan. Untuk

mencapai Kabupaten Intan Jaya sendiri

sangatlah sulit, hal ini dikarenakan transportasi

yang ada di Intan Jaya satu-satunya adalah lewat

udara dan tidak memiliki transportasi darat juga

tranportasi air.

2.3.1.2 Kondisi Ekonomi

Kondisi Ekonomi di Kabupaten Intan Jaya

masih tergolong menengah ke bawah, dan

penghasilan sehari-hari masyarakat di

Kabupaten Intan Jaya lebih banyak dari hasil

hutan dan berkebun. Hutan sangat luas, dan

banyak yang belum tersentuh. Luas hutan yang

digunakan sebagai hutan produksi adalah 20.787

hektar dan luas hutan lindung adalah 209.893

hektar. Hasil hutan yang paling sering ditemui

adalah ubi jalar, kacang tanah, wortel, kentang,

buah merah, dan sayuran yang bisa hidup di suhu

dingin.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

35

Struktur pemerintahan Kabupaten Intan Jaya,

terdapat 203 Pegawai Negeri Sipil (PNS), yang

terdiri dari 145 laki-laki, dan 58 perempuan.

2.3.1.3 Kondisi Pendidikan

Kondisi pendidikan di Intan Jaya Jaya masih

tergolong minim. Kabupaten Intan Jaya belum

memiliki Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),

Sekolah Tinggi (ST) ataupun Perguruan Tinggi.

Tabel 2.4 Jumlah Sekolah di Kabupaten Intan Jaya.

No Jenis Sekolah Jumlah Sekolah

Jumlah Guru Jumlah Murid

L P L P

1. TK (Taman Kanak-Kanak)

2 30 20 2 5

2.

SD ( Sekolah Dasar)

29

2.65

1

1.45

9

48

4

3. SMP ( Sekolah Menengah Pertama)

5 357 175 6 2

4. SMA ( Sekolah Menengah Atas)

1 67 18 3 -

2.3.1.3 Kondisi Kesehatan

Kondisi kesehatan di Kabupaten Intan Jaya

masih sangat minim. Hal ini berkaitan dengan

sarana tranportasi menuju Kabupaten Intan Jaya

yang tergolong minim, namun upaya pelayanan

kesehatan di sini sudah mulai berkembang.

Walaupun belum ada rumah sakit, namun sudah

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

36

ada 6 puskesmas, 3 pustu, 89 posyandu dan 4

klinik KB.

Tenaga kesehatan di Kabupaten Intan Jaya

masih sangat sedikit juga. Hanya terdapat 1

dokter umum, 4 bidan, 4 perawat, 1 gizi, 1 laboran

dan 11 ahli kesehatan masyarakat.

Penyakit yang sering diderita oleh

masyarakat adalah ISPA (Infeksi Saluran

Pernapasan Akut) dan Malaria.

2.3.2 Malaria pada Masyarakat Kabupaten Intan Jaya

Malaria banyak diderita oleh masyarakat. Dengan

adanya 142 kasus malaria dan 36 orang meninggal

pada bulan Mei Tahun 2010 membuktikan jika malaria

adalah masalah yang serius. Sementara itu

penanganan dari pihak pemerintah setempat belum

maksimal karena minimnya stok obat-obatan, serta

terkendala transportasi karena hanya bisa dijangkau

dengan pesawat.

Kondisi lingkungan masyarakat Kabupaten Intan

Jaya sangat memicu tingginya angka kejadian malaria

hal ini dikarenakan sekitar rumah warga berada di

antara hutan. Selain itu kurangnya pengetahuan

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi · 7 BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi . Istilah Malaria berasal dari bahasa Italia di abad pertengahan dari kata

37

masyarakat juga mempengaruhi tingginya malaria,

karena tingkat pendidikan masyarakatnya masih

rendah. Demikian juga kurangnya kesadaran dari

warga untuk menjaga lingkungan yang bebas nyamuk.

(Dinas Kesehatan dan Sosial Kab. Intan Jaya 2010).