bab ii landasan pustaka 2.1 2.1.1 1. pengertian pasar modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/bab...

38
BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dimaksud dengan pasar modal adalah segala kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana untuk mempercepat akumulasi dana bagi pembiayaan pembangunan melalui mekanisme pengumpulan dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, right issue dan sejenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara perdagangan efek. Secara formal pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun swasta (Suad Husnan dan Eny Pudjiastuti, 2002 dalam Verawati, 2014). 12

Upload: phamthuan

Post on 30-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

BAB II

LANDASAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pasar Modal

1. Pengertian Pasar Modal

Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang

dimaksud dengan pasar modal adalah segala kegiatan yang bersangkutan dengan

penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan

dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan

efek. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana untuk mempercepat

akumulasi dana bagi pembiayaan pembangunan melalui mekanisme pengumpulan

dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut ke sektor-sektor yang

produktif.

Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung)

yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, right issue dan sejenis

surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara perdagangan efek.

Secara formal pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen

keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan dalam bentuk

hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public

authorities, maupun swasta (Suad Husnan dan Eny Pudjiastuti, 2002 dalam

Verawati, 2014).

12  

Page 2: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

13  

Menurut Eduardus Tandelilin (2001), Beberapa sekuritas yang umumnya

diperdagangkan di pasar modal antara lain :

1. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

menerbitkan saham.

2. Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah

tetap kepada pemiliknya.

3. Reksadana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya

menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksadana, untuk digunakan

sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupun pasar uang.

4. Instrument derivative adalah sekuritas yang nilainya merupakan turunan dari

sekuritas lain, sehingga nilai instrument derivative sangat bergantung dari

harga sekuritas lain yang ditetapkan sebagai patokan. Berbagai macam

instrumen derivatif antara lain:

1. Waran

Opsi yang diterbitkan oleh perusahaan untuk membeli saham dalam jumlah

dan harga yang telah ditentukan dalam jangka waktu tertentu.

2. Right issue

Turunan dari saham yang memberikan hak bagi pemiliknya untuk membeli

sejumlah saham baru yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan harga

tertentu.

3. Opsi

Hak untuk menjual atau membeli sejumlah saham tertentu pada harga yang

telah ditentukan.

  

Page 3: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

14  

4. Saham Bonus.

Perusahaan menerbitkan saham bonus yang akan dibagikan kepada

pemegang saham lama.

Definisi lain pasar modal menurut Jogiyanto (2010) merupakan tempat

bertemu antara pembeli dan penjual dengan resiko untung dan rugi. Kebutuhan

dana jangka pendek umumnya diperoleh di pasar uang (misalnya bank komersial).

Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana

jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi.

2. Jenis-jenis Pasar Modal

Menurut Brigham dan Houston (2006), Pasar modal terbagi dalam dua jenis

yaitu:

1. Pasar Perdana (Primary Market)

Pasar perdana (primary market) adalah pasar di mana perusahaan

memperoleh modal baru. Pasar perdana merupakan tempat penawaran saham

pertama kali dari emiten kepada para pemodal selama waktu yang ditetapkan

oleh pihak penerbit (issuer) sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar

sekunder. Biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja.

Harga saham di pasar perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan

perusahaan yang go public berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang

bersangkutan. Dalam pasar perdana, perusahaan akan memperoleh dana yang

diperlukan. Perusahaan dapat menggunakan dana hasil emisi untuk

  

Page 4: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

15  

mengembangkan dan memperluas barang modal untuk memproduksi barang

dan jasa. Harga saham pasar perdana tetap, pihak yang berwenang adalah

penjamin emisi dan pialang, tidak dikenakan komisi dengan pemesanan yang

dilakukan melalui agen penjualan.

2. Pasar Sekunder (Secondary Market)

Pasar sekunder adalah pasar di mana sekuritas yang telah beredar

diperdagangkan di antara para investor. Pasar sekunder merupakan tempat atau

sarana transaksi jual-beli antar investor dan harga dibentuk oleh investor

melalui perantara efek. Dengan adanya pasar sekunder para investor dapat

membeli dan menjual efek setiap saat.

Di pasar sekunder terbentuklah harga pasar karena harga ditentukan

oleh tawaran jual dan tawaran beli dari pasar investor yang disebut order

driven market. Dengan adanya pasar sekunder, investor dapat melakukan

perdagangan sekuritas untuk mendapatkan keuntungan (Mohamad Samsul:

2006).

3. Manfaat Pasar Modal

Menurut Mohamad Samsul (2006:43) manfaat pasar modal dapat dilihat

dari tiga sudut pandang yaitu:

1. Sudut pandang emiten

a. Sarana untuk mencari dana lebih besar dengan biaya yang lebih murah.

  

Page 5: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

16  

b. Memperbaiki struktur pemodalan perusahaan karena perusahaan memiliki

modal sendiri yang lebih tinggi dibandingkan dengan utang. Sehingga

ketergantungan modal pinjaman dari perbankan semakin berkurang.

c. Manajemen perusahaan yang tertutup menjadi manajemen yang terbuka

sehingga menguntungkan bagi pemegang saham karena lebih transparan.

d. Memperluas jaringan bisnis baik dengan perusahaan domestik maupun

perusahaan luar negeri.

2. Sudut Pandang Masyarakat

a. Sarana yang terbaik untuk investasi dengan jumlah yang tidak terlalu besar

bagi kebanyakan masyarakat.

b. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan yang tercermin pada

meningkatnya harga saham yang menjadi capital gain.

c. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrument untuk

memperkecil risiko secara keseluruhan dan memaksimumkan keuntungan.

3. Sudut Padang Pemerintah

a. Sebagai sumber pembiayaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sehingga

tidak tergantung lagi pada subsidi dari pemerintah.

b. Manajemen badan usaha menjadi lebih baik, manajemen di tuntut untuk

lebih profesional.

c. Meningkatkan pendapatan dari sektor pajak, penghematan devisa bagi

pembiayaan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja.

  

Page 6: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

17  

2.1.2 Saham

1. Pengertian Saham

Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor

akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah

dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan (Eduardus Tandelilin,

2001).

Pendapat lain menyatakan saham adalah selembar kertas yang

menunjukkan hak pemodal (yaitu memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh

bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut

(Suad Husnan, 1998 dalam Verawati, 2014).

2. Jenis-jenis Saham

Jenis-jenis saham yang diperdagangkan di Bursa Efek adalah sebagai

berikut:

1. Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya paling akhir

terhadap claim (Nor Hadi, 2013: 68). Saham biasa merupakan jenis saham

yang akan menerima laba setelah laba bagian saham preferen dibayarkan.

Apabila perusahaan bangkrut, maka pemegang saham biasa yang menderita

terlebih dahulu. Pemegang saham biasa memiliki suara dalam RUPS

(Mohamad Samsul, 2006:45). Beberapa hak yang dimiliki oleh pemegang

saham biasa antara lain (Jogiyanto, 2010):

  

Page 7: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

18  

a. Hak Kontrol

Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi.

Hal ini berarti pemegang saham biasa berhak untuk mengontrol siapa yang

akan memimpin perusahaan. Pemegang saham dapat melakukan hak

kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan

pemegang saham atau memveto pada tindakan-tindakan yang membutuhkan

persetujuan pemegang saham.

b. Hak Menerima Pembagian Keuntungan

Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapat

bagian dari keuntungan perusahaan.Laba dibagikan dalam bentuk dividen.

Pembagian dividen untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan

sudah membayarkan dividen untuk saham preferen.

c. Hak Preemptif

Hak preemptif (preemptive right) merupakan hak untuk mendapatkan

persentasi pemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan

lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham,

maka jumlah saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya

persentase kepemilikan pemegang saham yang lama akan turun. Hak

preemptif member prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli

tambahan saham yang baru, sehingga persentase pemilikannya tidak

berubah.

  

Page 8: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

19  

2. Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen (preferred stock) adalah jenis saham yang memiliki hak

laba kumulatif. Hak kumulatif adalah hak untuk mendapatkan laba yang tidak

dibagikan pada suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi dibayar pada

tahun yang mengalami keuntungan. Hak istimewa ini diberikan kepada

pemegang saham preferen karena merekalah yang memasok dana ke

perusahaan sewaktu mengalami kesulitan (Mohamad Samsul, 2006:45).

Menurut Jogiyanto (2010), karakteristik saham preferen adalah sebagai

berikut:

a. Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih

dahulu dibandingkan pemegang saham biasa.

b. Saham preferen umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu

memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-tahun

sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa

menerima dividennya.

c. Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan

dibanding hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi likuidasi.

2.1.3 Return Saham

1. Pengertian Return Saham

Return adalah hasil yang diperoleh dari investasi sedangkan saham

merupakan tanda bukti kepemilikan dalam suatu perusahaan yang berbentuk

Perseroan Terbatas (PT). Return (kembalian) adalah tingkat keuntungan yang

  

Page 9: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

20  

dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Tanpa adanya

keuntungan yang dapat dinikmati dari suatu investasi, tentunya pemodal tidak

melakukan investasi (Robert Ang, 1997 dalam Arista, 2012).

Dengan demikian, setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka

panjang mempunyai tujuan utama mendapatkan keuntungan yang disebut return

baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam melakukan investasi,

investor yang rasional akan mempertimbangkan dua hal, yaitu expected return

(tingkat pengembalian yang diharapkan) dan risk (risiko) yang terkandung dalam

alternatif investasi yang dilakukan.

Husnan (1998) dalam Martono (2009) mengungkapkan teori keuangan

yang membahas tentang analisis investasi yang memiliki risiko tinggi, para

investor mensyaratkan tingkat return yang semakin tinggi pula. Return saham

berbanding positif dengan risiko, artinya semakin besar risiko yang ditanggung

oleh pemegang saham, maka return (keuntungan) akan semakin besar pula, begitu

juga sebaliknya. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan return

saham merupakan keuntungan yang diperoleh pemegang saham karena

menginvestasikan dananya, keuntungan tersebut dapat berupa dividen (yield) dan

keuntungan dari selisih harga saham sekarang dengan periode sebelum (capital

gain).

Return atau tingkat pengembalian adalah selisih antara jumlah yang

diterima dengan jumlah yang diinvestasikan (Brigham dan Houston, 2006:215).

Menurut Yulianty Usman (2004) dalam Verawati (2014), komponen return terdiri

dari dua jenis yaitu :

  

Page 10: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

21  

1. Current income (pendapatan lancar)

Current income merupakan keuntungan yang diperoleh melalui

pembayaran yang bersifat periode seperti pembayaran bunga deposito, bunga

obligasi, dividen dan sebagainya.

Current income disebut sebagai pendapatan lancar, karena keuntungan

yang Diterima biasanya dalam bentuk kas, sehingga dapat diuangkan secara

cepat, seperti bunga atau jasa giro, dan dividen tunai, juga dapat dalam bentuk

setara kas seperti bonus atau dividen saham yaitu dividen yang dibayarkan

dalam bentuk saham dan dapat dikonversikan menjadi uang kas.

2. Capital Gain (keuntungan selisih harga).

Yaitu keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara harga jual

dengan harga beli saham suatu instrumen investasi. Capital gain sangat

bergantung dari harga pasar instrumen investasi, yang berarti bahwa instrumen

investasi harus diperdagangkan di pasar saham. Dengan adanya perdagangan di

pasar saham maka akan timbul perubahan nilai suatu instrumen investasi yang

memberikan capital gain.

Adanya capital gain dapat digunakan untuk menentukan besarnya tingkat

kembalian yang diperoleh melalui return histories yang terjadi pada periode

sebelumnya.

2. Macam-macam Return Saham

Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return

ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan dimasa mendatang. Return

  

Page 11: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

22  

realisasi merupakan return yang telah terjadi, dihitung berdasarkan data historis.

Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja

dari perusahaan. Return historis ini berguna sebagi dasar penentuan return

ekspektasi dan risiko di masa mendatang (Ang, 1997 dalam Arista, 2012).

Menurut Jogiyanto (2010: 205) return saham dibagi menjadi dua macam,

yaitu:

1. Return realisasi (realized return)

Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi.

Return realisasi dihitung dengan menggunakan data historis. Return realisasi

penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan.

Return realisasi atau return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan

return ekspektasi (expected return) dan risiko di masa datang.

2. Return ekspektasi (expected return)

Return ekspekasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan

diperoleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang

sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

Pada penelitian ini menggunakan return realisasi (realized return) yaitu

return yang telah terjadi atau return yang sesungguhnya terjadi. Pengukuran

return menurut teori pasar dapat diformulasikan sebagai berikut:

  

Page 12: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

23  

Keterangan:

Rit : Tingkat keuntungan saham I pada periode t

Pit : Harga penutupan saham I pada periode t (periode

penutupan/akhir)

Pit-1 : Harga penutupan saham I pada periode sebelumnya

(awal)

(Jogiyanto, 2003: 110)

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham

Menurut Mohamad Samsul (2006: 335) terdapat banyak faktor yang

mempengaruhi return saham baik yang bersifat makro maupun mikro ekonomi.

Faktor makro ada yang bersifat ekonomi maupun non ekonomi. Faktor ekonomi

makro (makro ekonomi) terinci dalam beberapa variable ekonomi misalnya

inflasi, suku bunga, kurs valuta asing, tingkat pertumbuhan ekonomi, harga bahan

bakar minyak di pasar internasional, dan indeks saham regional. Faktor makro

nonekonomi mencakup peristiwa politik domestik, peristiwa sosial, peristiwa

hukum, dan peristiwa politik internasional. Sementara itu, faktor mikro ekonomi

terinci dalam beberapa variabel, misalnya laba per lembar saham, dividen per

saham, nilai buku per saham, debt equity ratio, dan rasio keuangan lainnya.

Alwi Z. Iskandar (2003:87) dalam Verawati (2012), menyatakan ada

beberapa faktor yang mempengaruhi return saham atau tingkat pengembalian,

antara lain:

  

Page 13: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

24  

1. Faktor Internal, diantaranya :

a. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan,

rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi,

laporan keamanan produk dan laporan penjualan.

b. Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman

yang berhubungan dengan ekuitas atau hutang.

c. Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director

announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur manajemen, dan

struktur organisasi.

d. Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger,

investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi,

laporan divestasi dan lainnya.

e. Pengumuman investasi (investment announcements), seperti melakukan

ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutupan usaha lainnya.

f. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negoisasi

baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.

g. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum

akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, Earnings Per Share.

h. Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS), Price Earnings

Ratio (PER), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Return On

Equity (ROE), Price to Book Value (PBV), maupun Economic Value Added

(EVA), dan Market Value Added (MPV) yang nilainya tidak tercantum

dalam laporan keuangan dan lain-lain.

  

Page 14: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

25  

2. Faktor Eksternal, diantaranya :

a. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan

deposito, kurs valuta asing, inflasi serta berbagai regulasi dan deregulasi

ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

b. Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan

terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan

terhadap manajernya.

c. Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti laporan

pertemuan tahunan, insider trading, valume atau harga saham perdagangan,

pembatasan atau penundaan trading.

d. Gejolak politik luar negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor

yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di

bursa efek suatu negara.

e. Berbagai isu baik dalam negeri dan luar negeri.

2.1.4 Analisis Fundamental

Analisis fundamental merupakan analisis yang digunakan untuk mencoba

memprediksi harga saham diwaktu yang akan datang dengan mengestimasi nilai

faktor – faktor fundamental yang berpengaruh terhadap harga saham dan

menerapkan hubungan variabel – variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran

harga saham.

Dalam penelitian ini, langkah yang penting adalah mengidentifikasi faktor

– faktor fundamental (seperti penjualan, biaya, laba, pertumbuhan, penjualan,

  

Page 15: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

26  

kebijakan deviden dan lainlain) yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap

harga saham. Jika kemampuan perusahaan semakin meningkat (menghasilkan

laba yang meningkat) maka harga saham akan meningkat. Dengan kata lain

profitabilitas akan mempengaruhi harga saham (Husnan, 1998 dalam Martono

2009).

(Natarsyah, 2000 dalam Arista, 2012) menyatakan bahwa dalam analisis

fundamental setiap investasi saham mempunyai landasan kuat yaitu nilai intrinsik

yang dapat ditentukan melalui suatu analisis terhadap kondisi perusahaan pada

saat sekarang dan prospeknya di masa yang akan datang. Nilai intrinsik

merupakan suatu fungsi dari faktor-faktor perusahaan yang dikombinasikan untuk

menghasilkan keuntungan (return) yang diharapkan dengan suatu risiko yang

melekat pada saham tersebut. Nilai inilah yang akan diestimasi oleh para investor

atau analis, dan hasilnya akan dibandingkan dengan nilai pasar sekarang (current

market price) sehingga dapat diketahui saham-saham yang overprice maupun

yang underprice.

Analisis fundamental bertolak dari anggapan dasar bahwa setiap investor

adalah mahkluk rasional, karena itu seorang fundamentalis mencoba mempelajari

hubungan antara harga saham dengan kondisi peruashaan. Argumentasinya jelas

bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intrinsic tetapi

tidak kalah pentingnya harapan akan kemampuan perusahaan dalam

meningkatkan nilai di kemudian hari (Martono, 2009)

Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham yang akan

datang dengan cara (Husnan, 1998, dalam Martono 2009):

  

Page 16: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

27  

a. Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi

harga saham di masa yang akan datang.

b. Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh

taksiran harga saham.

2.1.5 Kinerja Keuangan

Analisa laporan keuangan yang dikemukakan oleh Van Horne (1994)

dalam Verawati (2014), mengatakan bahwa analisa laporan keuangan yang

berbeda tergantung dari kepentingan atau tujuan analisa yang selalu melibatkan

penggunaan berbagai laporan keuangan terutama neraca dan laporan laba rugi.

Neraca berisikan ringkasan aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik pada titik waktu

tertentu, sedangkan laporan laba/rugi berisikan ringkasan pendapatan dan bunga

perusahaan selama periode waktu tertentu. Van Horne (1994) dalam Verawati

(2014), menggunakan lima rasio keuangan terdiri dari :

1. Likuiditas, yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban jangka pendek.

2. Pengungkit Hutang, yaitu rasio yang menunjukkan batasan di mana perusahaan

didanai oleh hutangnya.

3. Pencakupan, yaitu rasio yang menghubungkan biaya keuangan perusahaan

dengan membayar biaya tersebut.

4. Aktivitas, yaitu rasio yang mengukur keefektifan perusahaan dalam

menggunakan aktiva yang dimilikinya.

  

Page 17: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

28  

5. Profitabilitas, yaitu rasio yang menghubungkan laba dengan penjualan dan

investasinya.

Rasio keuangan merupakan alat yang digunakan untuk menganalisa

kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Perhitungan rasio tersebut dilakukan

untuk memperoleh perbandingan yang dapat lebih berguna dibandigkan angka -

angka yang berdiri sendiri. Rasio keuangan yang hanya berdiri sendiri tidak akan

memberikan arti khusus, rasio-rasio keuangan tersebut harus dianalisa menurut

dasar perbandingan. Perbandingan dapat dilakukan dengan perusahaan sejenis

ataupun dengan industri yang berlaku. Perbandingan ini dapat mengungkapkan

petunjuk yang mengarah pada pengevaluasian perubahan dan tren dari kondisi

keuangan dan keuntungan perusahaan. Perbandingan ini mungkin bersifat historis,

namun dapat juga berisikan analisa masa depan berdasar proyeksi

laporankeuangan.

Menurut Agus Sartono (2001) dalam Verawati (2014) bahwa analisis

keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan

kekuatan di bidang financial akan sangat membantu dalam menilai prestasi

manajemen masa lalu dan prospeknya di masa mendatang. Dengan analisis

keuangan ini dapat diketahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh seorang

business enterprise. Rasio keuangan menurut Verawati (20014) digunakan untuk

dapat memberikan indikasi apakah perusahaan memiliki kas yang cukup untuk

memenuhi kewajiban financialnya, besarnya piutang yang cukup rasional,

efisiensi manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran investasi yang baik dan

  

Page 18: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

29  

struktur modal yang sehat sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran

pemegang saham dapat dicapai. Dengan menganalisa prestasi keuangan, seorang

analis keuangan akan dapat menilai apakah manajer keuangan dapat

merencanakan dan mengimplementasikan ke dalam setiap tindakan secara

konsisten dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham.

Pemegang saham preferen dan obligasi akan lebih menitikberatkan pada aliran kas

dalam jangka panjang. Sementara pemilik (pemegang saham) dan calon investor

akan melihat dari segi profitabilitas dan risiko, karena kestabilan harga saham

sangat tergantung dengan tingkat keuntungan yang diperoleh dan dividen di masa

datang. Bagi manajemen akan lebih memperhatikan semua aspek analisa

keuangan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio keuangan yang

digunakan sangat bervariasi dan tergantung oleh pihak yang memerlukan.

Verawati (2014) menggunakan empat rasio keuangan :

1. Rasio likuiditas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban financial yang berjangka pendek tepat pada waktunya.

2. Rasio aktivitas, yaitu rasio yang menunjukkan sejauh mana efisiensi

perusahaan dalam menggunakan assets untuk memperoleh penjualan.

3. Financial laverage ratio, rasio yang menunjukkan kapasitas perusahaan untuk

memenuhi kewajiban baik itu jangka pendek maupun jangka panjang.

4. Rasio probabilitas, rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar

kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan

penjualan, assets maupun laba bagi modal sendiri.

  

Page 19: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

30  

Analisa keuangan dilakukan baik oleh pihak luar perusahaan, seperti

kreditur dan para investor, maupun pihak perusahaan sendiri. Jenis analisa

bervariasi sesuai dengan kepentingan pihak-pihak yang melakukan analisa.

Seorang pemberi kredit dagang (jangka pendek) terutama akan tertarik pada

likuiditas perusahaan. Yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

financialnya yang harus segera dipenuhi (jangka pendek). Tagihan seorang

pemberi kredit dagang adalah bersifat jangka pendek, dan karenanya ia lebih

berminat pada kemampuan likuiditas perusahaan. Tagihan seorang pemberi kredit

jangka panjang, sebaliknya bersifat jangka panjang, dan karenanya ia akan lebih

berminat terhadap kemampuan aliran kas untuk melunasi utang dalam jangka

panjang. Manajemen akan berkepentingan dengan semua aspek analisa keuangan,

karena mereka harus mampu membayar utang jangka pendek maupun jangka

panjang, sebagaimana mendapatkan keuntungan para pemilik perusahaan (Suad

Husnan, 1994 dalam Verawati, 2014).

Pada umumnya berbagai rasio yang dihitung bisa dikelompokkan ke dalam

empat tipe dasar :

1. Rasio likuiditas, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban financial jangka pendek.

2. Rasio leverage, yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibelanjai dengan

utang.

3. Rasio aktivitas, yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan

sumber dayanya.

  

Page 20: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

31  

4. Rasio profitabilitas, yang mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan

sebagaimana ditunjukkan dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan dan

investasi.

Salah satu tahapan dalam proses akuntansi yang penting untuk keperluan

pengambilan keputusan manajemen adalah tahap interpretasi laporan keuangan,

yang didalamnya mencakup rasio keuangan. Rasio keuangan yang merupakan

bentuk informasi akuntansi yang penting bagi perusahaan selama satu periode

tertentu. Berdasarkan rasio tersebut, dapat dilihat keuangan yang dapat

mengungkapkan posisi, kondisi keuangan, maupun kinerja ekonomis di masa

depan dengan kata lain informasi keuangan (Verawati, 2014).

2.1.6 Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas biasa disebut juga sebagai Rasio Rentabilitas. Rasio

Profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan keberhasilan perusahaan

didalam menghasilkan keuntungan (Robbert Ang, 1997 dalam Arista, 2012).

Terdapat enam jenis pengukuran dalam rasio profitabilitas, yaitu

1. Gross Profit Margin (GPM)

2. Net Profit Margin (NPM),

3. Operating Return On Assets (OPROA),

4. Return On Assets (ROA),

5. Return On Equity (ROE),

6. Operating Ratio (OPR).

  

Page 21: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

32  

1. Return On Asset (ROA)

Return on asset (ROA) adalah analisis rentabilitas untuk mengukur

efisiensi dan profitabilitas dari perusahaan yang bersangkutan (Fakhrudin dan

Hardianto, 2001 dalam Puspitasari, 2012 ). Return on asset perusahaan akan

diukur dengan menggunakan:

Profitabilitas yang tinggi merupakan suatu keberhasilan perusahaan dalam

memperoleh laba berdasarkan aktivanya maupun berdasarkan modal sendiri.

Menjaga tingkat profitabilitas merupakan hal yang penting bagi perusahaan

karena profitabilitas yang tinggi merupakan tujuan dari perusahaan. Jika dilihat

dari perkembangan rasio profitabilitas menunjukkan suatu peningkatan hal

tersebut menunjukkan kinerja perusahaan yang efisien (Riyanto, 2000 dalam

Martono, 2009).

Return on asset mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan

seluruh sumber dana yang sering juga disebut hasil pengembalian atas investasi

(Ghozali dan Irwansyah, 2002 dalam Rasmin, 2007).

Perusahaan selalu berupaya agar ROA dapat selalu ditingkatkan. Hal ini

disebabkan karena semakin tinggi ROA menunjukkan semakin efektif

perusahaan memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan laba bersih setelah

pajak, dengan semakin meningkatnya ROA maka profitabilitas perusahaan

  

Page 22: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

33  

semakin baik. Rasio ini mengukur seberapa banyak laba bersih yang bisa

diperolah dari seluruh asset yang dimiliki dan ditanamkan ke dalam sebuah

perusahaan (efisiensi aktiva).

Semakin tinggi ROA menunjukkan semakin efektif perusahaan dalam

memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak.

Kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva untuk menghasilkan keuntungan

mempunyai daya tarik dan mampu mempengaruhi investor untuk membeli saham

perusahaan tersebut. Peningkatan ROA akan menambah daya tarik investor untuk

menanamkan dananya dalam perusahaan. Sehingga harga saham perusahaan akan

meningkat, dengan kata lain ROA akan berdampak positif terhadap return saham.

Pada penelitian ini pendekatan rasio return on asset yang digunakan

sebagai variabel independen merupakan salah satu faktor fundamental yang

mengukur efektifitas suatu perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan

memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

2.1.7 Rasio Solvabilitas (Leverage)

Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan suatu

perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjang yang dimiliki

perusahaan tersebut. Rasio solvabilitas mengamati penggunaan hutang dalam

memperoleh keuntungan. Rasio ini disebut juga sebagai leverage ratio, karena

merupakan rasio pengungkit yaitu menggunakan uang pinjaman (debt) untuk

memperoleh keuntungan (Robbert Ang, 1997 dalam Verawati, 2014).

Rasio solvabilitas meliputi:

  

Page 23: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

34  

1. Debt Ratio

2. Debt to Equity Ratio

3. Long term Debt to Equity Ratio

4. Long-term Debt to Capitalization Ratio

5. Times Interest Earned

6. Cash Flow Interest Coverage

7. Cash Flow toNet Income

8. Cash Return on Sales.

1. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

tingkat leverage dalam menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka panjang dimana Debt to Equity Ratio menghubungkan antara

total debt dengan total equitas. Menurut Suad Husnan (2005:70), rasio leverage

adalah rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan utang.

Beberapa analis menggunakan istilah rasio solvabilitas, yang berarti kemampuan

perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya.

Menurut Martono (2009), Debt to equity ratio (DER) adalah rasio yang

digunakan untuk mengukur total hutang yang diukur dari perbandingan total

hutang dengan ekuitas pemegang saham. Debt to equity ratio diperoleh dengan

rumus:

  

Page 24: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

35  

Agus Sartono (2001:120) dalam Verawati (2014) , Financial leverage

menunjukkan proporsi atas utang untuk membiayai investasinya. Penggunaan

utang sendiri bagi perusahaan mengandung tiga dimensi yaitu:

a. Pemberi kredit akan menitikberatkan pada besarnya jaminan atas

kredit yang diberikan.

b. Dengan menggunakan utang maka apabila perusahaan mendapatkan

keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya maka keuntungannya

pemilik perusahaan akan meningkat.

c. Dengan menggunakan utang maka pemilik memperoleh dana dan tidak

kehilangan pengendalian perusahaan

Brigham dan Houston (2006: 103) perusahaan dengan debt to equity yang

rendah akan memiliki risiko kerugian yang kecil ketika keadaan ekonomi

mengalami kemerosotan, namun ketika kondisi ekonomi membaik, kesempatan

dalam memperoleh laba juga rendah.

Sebaliknya perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi memang

menanggung risiko kerugian yang besar pula ketika perekonomian sedang

merosot, tetapi dalam keadaan baik, perusahaan ini memiliki kesempatan

memperoleh laba besar. Perusahaan dengan laba yang tinggi akan mampu

membayar dividen yang lebih tinggi, sehingga berkaitan dengan laba perlembar

saham yang akan naik karena tingkat utang yang lebih tinggi, maka leverage akan

dapat menaikkan harga saham (Brigham dan Houston, 2006: 24).

  

Page 25: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

36  

2.1.8 Rasio Pasar (Market Ratio)

Rasio nilai pasar menghubungkan harga saham perusahaan dengan laba

dan nilai buku per saham. Rasio ini memberikan manajemen petunjuk mengenai

apa yang dipikirkan investor atas kinerja perusahaan di masa lalu serta prospek di

masa mendatang (Brigham dan Houston, 2001).

Rasio pasar dibagi menjadi tujuh jenis, yaitu :

1. Dividend Yield (DY)

2. Dividend per Share (DPS)

3. Earning per Share (EPS)

4. Divident Payout Ratio (DPR)

5. Price Earning Ratio (PER)

6. Book Value per Share (BVS)

7. Price to Book Value (PBV).

1. Earnings Per Share (EPS)

Earnings per Share merupakan bagian besarnya laba bersih suatu periode

untuk satu lembar saham biasa yang beredar pada masa periode tersebut.

Informasi earnings per share (EPS) menunjukkan besarnya laba bersih

perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.

Besarnya EPS perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan

perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa dihitung berdasarkan informasi

laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan (Eduardus Tandelilin, 2001:241).

  

Page 26: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

37  

Earning per share (EPS) merupakan rasio yang mengukur berapa besar

laba bersih yang dihasilkan perusahaan untuk tiap-tiap lembar saham yang beredar

dan merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan (Fakhrudin dan

Hardianto, 2001 dalam Puspitasari , 2012).EPS dirumuskan sebagai berikut:

Menurut Sutrisno (2007:223), Earnings Per Share atau laba per lembar

saham merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

keuntungan per lembar saham pemilik. Laba yang digunakan sebagai ukuran

adalah laba bagi pemilik atau EAT. Semakin besar nilai Earnings per Share tentu

akan menguntungkan bagi pemegang saham karena semakin besar juga

keuntungan yang disediakan oleh perusahaan untuk pemegang saham.

Bagi para investor maupun calon investor, informasi ini merupakan salah

satu faktor fundamental yang sangat mempengaruhi dalam pengambilan

keputusan. Laba per lembar saham adalah jumlah pendapatan yang diperoleh

dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar dan akan dipakai oleh

pimpinan perusahaan untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan

(Zaki Baridwan, 2010 dalam Puspitasari, 2012 ).

Laba per lembar saham atau Earnings Per Share adalah bagian laba yang

menjadi hak untuk setiap saham perusahaan. Earnings Per Share menggambarkan

profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham. Earnings per

  

Page 27: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

38  

Share (EPS) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada satu

tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan (outstanding shares). Laba

bersih yang diperhitungkan tersebut setelah dikurangi dengan dividen untuk para

pemegang saham prioritas atau minoritas (preffered stock). Rumus untuk

menghitung EPS suatu perusahaan adalah sebagai berikut (Eduardus Tandelilin,

2001: 241-242).

2. Price to Book Value (PBV)

Market to Book atau Price to Book Value merupakan rasio pasar yang

digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai buku suatu

saham.

Menurut Suad Husnan dan Eny Pudjiastuti (2002) dalam Verawati (2014) ,

perusahaan dikatakan dapat beroperasi dengan baik jika memiliki rasio Price to

Book Value di atas satu. Hal ini menunjukkan nilai pasar lebih besar dari nilai

bukunya. Nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat

tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar, yaitu oleh permintaan dan penawaran

saham yang bersangkutan di pasar bursa. Bila nilai buku (book value) per lembar

saham menunjukkan aktiva bersih (net assets) yang dimiliki oleh pemegang

saham dengan memiliki satu lembar saham, karena aktiva bersih adalah sama

dengan total equitas pemegang saham. Sehingga nilai buku per lembar saham

adalah total equitas dibagi dengan jumlah saham yang beredar.

Price to book value (PBV) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. PBV adalah indikator lain yang

  

Page 28: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

39  

digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Price to book value (PBV) dihitung

dengan:

Semakin besar rasio Price to Book Value semakin tinggi perusahaan

dinilai oleh para pemodal relatif dibandingkan dengan dana yang telah

ditanamkan di perusahaan. Penilaian perusahaan oleh investor akan sangat

mempengaruhi keputusan investasi, karena investor akan berinvestasi

diperusahaan yang memiliki kinerja baik.

2.2 Penelitian Terdahulu

Desy Aista (2012), Penelitian Desy Aista (2012) menggunakan rasio profitabilitas

yang di gambarkan dengan return on asset (ROA), rasio solvabilitas yang

digambarkan dengan debt to equity ratio (DER), rasio nilai pasar digambarkan

dengan earning per share (EPS) dan price to book value (PBV). Hasilnya

menyatakan bahwa return on asset (ROA) tidak terbukti mempunyai pengaruh

yang positif dan signifikan terhadap return saham, debt to equity ratio (DER)

terbukti mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap return saham,

earning per share (EPS) tidak terbukti mempunyai pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap return saham, price to book value (PBV) terbukti mempunyai

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham.

  

Page 29: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

40  

Michael Aldo Carlo (2014), Penelitian Michael Aldo Carlo (2014) menguji

pengaruh return on equity (ROE, deviden payout ratio (DPR) dan price to book

value (PVB) terhadap return saham, hasil proses seleksi memperoleh sample

yang terdiri dari 47 perusahaan. Hasilnya menyatakan bahwa, variabel return on

equity (ROE) berpengaruh pada return saham, deviden payout ratio (DPR)

berpengaruh pada return saham, sedangkan price to book value (PVB) ditolak.

tidak berpengaruh pada return saham.

Agung Sugiarto (2011), dalam penelitian Agung Sugiarto (2011)

memeperlihatkan beberapa variable yang menjadi pemrediksi return saham yang

menyatakan bahwa,variabel Beta Saham berpengaruh positif signifikan terhadap

return saham, variable Size (ukuran) perusahaan berpengaruh positif signifikan

terhadap return saham, sedangkan variabel Debt to equity ratio (DER) perusahaan

yang termasuk dalam rasio manajemen utang berpengaruh negatif signifikan

terhadap return saham, dan price to book value (PBV) yang termasuk dalam

rasionilai pasar perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap return saham

dan terdapat perbedaan pengaruh Beta, Size, Debt to equity ratio (DER) dan price

to book value (PBV) terhadap return saham.

Tri Laksita (2014). Penelitian Tri Laksita (2014) menyatakan dari 47 perusahaan

sampel dapat didapatkan hasil bahwa variabel Current Rasio (CR) berpengaruh

negatif terhadap return saham, Debt to equity ratio (DER) berpengaruh negatif

  

Page 30: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

41  

terhadap return saham, Total Asset Turnover (TATO) berpengaruh positif terhadap

return saham, Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap return saham,

dan price to book value PBV berpengaruh positif terhadap return saham.

Sakti (2010),Dalam penelitian Sakti (2010) menggunakan sample 113 perusahaan

manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) dengan variable debt to

equtity ratio (DER) dan return on asset (ROA), menunjukkan hasil bahwa

variabel debt to equtity ratio (DER) yang merupakan rasio hutang terhadap

ekuitas terbukti memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham

sedangkan variabel return on asset (ROA) tidak terbukti berpengaruh positif dan

signifikan terhadap return saham.

Rangkuman penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1

Rangkuman Penelitian Terdahulu

Judul Peneliti Rincian Variabel Alat Uji Kesimpulan

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM (2012)

Desy Arista Alumni STIE Totalwin Semarang Astohar Dosen Tetap STIE Totalwin Semarang

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012

Dependen: Return saham Independen: Return On Asset (ROA) Debt to equity ratio (DER) Earning per share (EPS) Price to book value

Regresi Berganda

(H1) menunjukkan bahwa return on asset (ROA) tidak terbukti mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham. (H2) menunjukan bahwa debt to equity ratio (DER) terbukti mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap return saham. (H3) menunjukkan bahwa earning per share (EPS) tidak terbukti mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham.

  

Page 31: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

42  

(PBV) (H4) menunjukkan bahwa price to book value (PBV) terbukti mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham.

PENGARUH RETURN ON EQUITY, DIVIDEND PAYOUT RATIO, DAN PRICE TO EARNINGS RATIO PADA RETURN SAHAM (2014)

Michael Aldo Carlo Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: [email protected] / telp: +62 81244720410

ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.1 (2014):150-164)

Dependen: Return saham Independen ROE DPR PVB

Regresi Linier Berganda

(H1) menyatakan bahwa ROE berpengaruh pada return saham (H2) menyatakan bahwa DPR berpengaruh pada return saham (H3) ditolak, PBV tidak berpengaruh pada return saham

ANALISA PENGARUH BETA, SIZE PERUSAHAAN, DER DAN PBV RATIO TERHADAP RETURN SAHAM (2011)

Agung Sugiarto* Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UNIKA Soegijapranata Semarang, Indonesia Jalan Pawiyatan Luhur IV/1 Bendan Dhuwur Semarang 50234

Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 3, No. 1, Maret 2011, pp. 8-14

Dependen: Return saham Independen: Beta Size Debt to equity ratio (DER) Price to book value (PBV)

Regresi Sederhana

(H1) menyatakan bahwa Beta Saham berpengaruh positif signifikan terhadap return saham (H2) menyatakan bahwa Size (ukuran) perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap return saham (H3) bahwa rasio DER perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham (H4) menyatakan bahwa rasio PBV perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap return saham (H5) menyatakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh Beta,Size, DER dan PBV terhadap Return Saham

CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, TOTAL ASSET

Tri Laksita Asmi Fakultas Ekonomi, Universitas

Management Analysis Journal 3 (2) (2014)

Dependen: Return saham Independen:

Regresi Linier Berganda

(H1) CR berpengaruh negatif terhadap return saham (H2) DER berpengaruh negatif terhadap return saham

  

Page 32: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

43  

TURNOVER, RETURN ON ASSET, PRICE TO BOOK VALUE SEBAGAI FAKTOR PENENTU RETURN SAHAM

Negeri Semarang, Indonesia

Current Rasio (CR) Debt to equity ratio (DER) Total Asset Turnover (TATO) Return On Asset (ROA) Price to book value (PBV)

(H3) TATO berpengaruh positif terhadap return saham (H4) ROA berpengaruh positif terhadap return saham (H5) PBV berpengaruh positif terhadap return saham

PENGARUH RETURN ON ASSET DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP RETUN SAHAM (Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Sakti, Tutus Alun Asoka, 2010,

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol. 1 No. 1 pp. 1-12. Sasongko, Noer da

Dependen: Return saham Independen: return on asset (ROA), debt to equtity ratio (DER)

Regresi Berganda

(H1) return on asset (ROA), price to book tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham

(H2) debt to equtity ratio (DER) terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan

Sumber data diolah 2017

  

Page 33: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

44  

2.3 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Sumber data diolah 2017

Keterangan :

Pengaruh X1, X2, X3, X4 secara parsial terhadap return saham

Pengaruh X1, X2, X3, X4 secara simultan terhadap return saham

2.4 Hipotesis

1. Hubungan Return On Asset (ROA) dengan Return saham

Return on asset (ROA) adalah analisis rentabilitas untuk mengukur

efisiensi dan profitabilitas dari perusahaan. Profitabilitas yang tinggi merupakan

suatu keberhasilan perusahaan dalam memperoleh laba berdasarkan aktivanya

maupun berdasarkan modal sendiri.

Return on asset mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan

seluruh sumber dana yang sering juga disebut hasil pengembalian atas investasi.

Semakin tinggi ROA menunjukkan semakin efektif perusahaan dalam

  

Page 34: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

45  

memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak.

Kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva untuk menghasilkan keuntungan

mempunyai daya tarik dan mampu mempengaruhi investor untuk membeli saham

perusahaan tersebut. Peningkatan ROA akan menambah daya tarik investor untuk

menanamkan dananya dalam perusahaan. Sehingga harga saham perusahaan akan

meningkat, dengan kata lain ROA akan berdampak positif terhadap return saham.

Penelitian yang dilakukan oleh Tri Laksita (2014) , pada judul Current

Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Return On Asset, Price to Book

Value sebagai Faktor Penentu Return Saham, menunjukkan bahwa pada variable

Return On Asset (ROA) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap return saham, begitu juga penelitian Desy Arista (2012), yang berjudul

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham, juga menunjukkan

bahwa pada variable Return On Asset (ROA) mempunyai pengaruh yang positif

dan signifikan terhadap return saham, maka dalam penelitian ini diajukan

hipotesis sebagai berikut :

H1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan Return On Asset (ROA)

terhadap return saham perusahaan real estate and property yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2013 – 2015.

2. Hubungan Debt To Equity Ratio (DER) dengan Return saham

Debt to equity ratio (DER) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

total hutang yang diukur dari perbandingan total hutang dengan ekuitas pemegang

saham. Perusahaan dengan debt to equity yang rendah akan memiliki risiko

  

Page 35: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

46  

kerugian yang kecil ketika keadaan ekonomi mengalami kemerosotan, namun

ketika kondisi ekonomi membaik, kesempatan dalam memperoleh laba juga

rendah. Sebaliknya perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi memang

menanggung risiko kerugian yang besar pula ketika perekonomian sedang

merosot, tetapi dalam keadaan baik, perusahaan ini memiliki kesempatan

memperoleh laba besar. Perusahaan dengan laba yang tinggi akan mampu

membayar dividen yang lebih tinggi, sehingga berkaitan dengan laba perlembar

saham yang akan naik karena tingkat utang yang lebih tinggi, maka leverage akan

dapat menaikkan harga saham, tentunya akan berpengaruh terhadap return saham.

Pada penelitian Tri Laksita Asmi (2014), dengan judul Current Ratio,

Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Return On Asset, Price to Book Value

sebagai Faktor Penentu Return Saham, menunjukkan bahwa Debt to equity ratio

(DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, maka dalam

penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut :

H2 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan Debt to equity ratio (DER)

terhadap return saham perusahaan real estate and property yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2013 – 2015.

3. Hubungan Earning Per Share (EPS) dengan Return saham.

Earnings Per Share atau laba per lembar saham merupakan ukuran

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham

pemilik. Laba yang digunakan sebagai ukuran adalah laba bagi pemilik. Semakin

besar nilai Earnings per Share tentu akan menguntungkan bagi pemegang saham

  

Page 36: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

47  

karena semakin besar juga keuntungan atau return yang disediakan oleh

perusahaan untuk pemegang saham.

Bagi para investor maupun calon investor, informasi ini merupakan salah

satu faktor fundamental yang sangat mempengaruhi dalam pengambilan

keputusan. Laba per lembar saham adalah jumlah pendapatan yang diperoleh

dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar dan akan dipakai oleh

pimpinan perusahaan untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan.

Pada penelitian Sakti (2010), yang berjudul Pengaruh Return On Asset

(ROA) dan Earnings Per Share (EPS) terhadap Return Saham menunjukkan

adanya variabel Earnings Per Share (EPS) yang mempunyai pengaruh positif

dan signifikan terhadap return saham, begitu juga penelitian Desy Arista (2012),

yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham, juga

menunjukkan bahwa pada variabel Earnings Per Share (EPS) mempunyai

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham, maka dalam

penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut :

H3 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan Earnings Per Share (EPS)

terhadap return saham perusahaan real estate and property yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2013 – 2015.

4. Hubungan Price to Book Value (PBV) dengan Return saham.

Price to book value (PBV) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. PBV adalah indikator lain yang

digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Semakin besar rasio Price to Book

  

Page 37: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

48  

Value semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para pemodal relatif dibandingkan

dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan. Penilaian perusahaan oleh

investor akan sangat mempengaruhi keputusan investasi, karena investor akan

berinvestasi diperusahaan yang memiliki kinerja baik dan memberikan return

yang baik pula.

Pada penelitian Desy Arista (2012), yang berjudul Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Return Saham, juga menunjukkan bahwa pada variabel

Price to Book Value (PBV) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

return saham, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut :

H4 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan Price to Book Value (PBV)

terhadap return saham perusahaan real estate and property yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2013 – 2015.

5. Hubungan Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per

Share (EPS), Price to Book Value (PBV) dengan Return saham.

Rasio profitabilitas yang digambarkan dengan Return On Asset (ROA),

rasio solvabilitas yang digambarkan dengan Debt To Equity Ratio (DER), rasio

pasar yang digambarkan dengan Earning Per Share (EPS) dan Price to Book

Value (PBV) merupakan faktor fundamental dalam kinerja keuangan, rasio

tersebut selain berguna bagi kepentingan perusahaan juga berguna bagi pihak bagi

manajemen perusahaan, bagi analisis kredit, dan investor. Yang tentunya sebagai

indikator untuk memprediksi return bagi para investor.

  

Page 38: BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 1. Pengertian Pasar Modaleprints.mercubuana-yogya.ac.id/142/3/BAB II.pdfLANDASAN PUSTAKA . 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar

49  

  

Pada penelitian Desi Arista (2012), yang berjudul Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Return Saham menunjukkan adanya pengaruh yang positif

dan signifikan pada varabel bebas Return On Asset (ROA), Earning Per Share

(EPS) dan Price to Book Value (PBV) terhadap return saham . Hal tidak berbeda

ditunjukkan oleh penelitian Tri Laksita Asmi (2014), dengan judul Current Ratio,

Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Return On Asset, Price to Book Value

sebagai Faktor Penentu Return Saham, menunjukkan bahwa Debt to equity ratio

(DER) dan Return On Asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

return saham. Serta pada penelitian Sakti (2010), yang berjudul Pengaruh Return

On Asset (ROA) dan Earnings Per Share (EPS) terhadap Return Saham

menunjukkan adanya variabel Earnings Per Share (EPS) yang mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.

Dari bukti empiris tersebut menunjukkan bahwa secara simultan rasio

profitabilias yang digambarkan dengan Return On Asset (ROA), rasio solvabilitas

yang digambarkan dengan Debt To Equity Ratio (DER), rasio pasar yang

digambarkan dengan Earning Per Share (EPS) dan Price to Book Value (PBV),

mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham, maka

maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut :

H5 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan Return On Asset (ROA),Debt

to equity ratio (DER), Earnings Per Share (EPS) dan Price to Book Value

(PBV) terhadap return saham perusahaan real estate and property yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 – 2015.