bab ii kajian pustaka 2.1 lari sambung pengertian lari … ii.pdflari sambung atau lari estafet atau...

24
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sambung 2.1.1 Pengertian Lari Sambung Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak dijumpai pada nomor lari lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari sebelumnya ke pelari berikutnya. Lari sambung atau lari estafet atau lari berantai merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda atau alat dari satu pelari ke pelari yang lainnya (Widya, 2004). Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu nomor lomba lari pada perlombaan cabang olahraga atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau berantai(Anonim 2012) 2.1.2 Teknik Lari Sambung (Estafet) Suksesnya lari estafet sangat bergantung dari kelancaran pergantian tongkat. Waktu yang dicapai akan lebih baik (lebih cepat) jika pergantian tongkat estafet berlangsung dengan baik pula. Pada lari sambung ada beberapa macam cara dalam pemberian tongkat estafet dari pelari kepada pelari berikutnya. Secara garis besar, pergantian tongkat estafet itu ada 2 macam, yaitu dengan melihat (visual) dan tanpa melihat (nonvisual) yaitu;

Upload: nguyenmien

Post on 08-Mar-2019

265 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sambung Pengertian Lari … II.pdfLari sambung atau lari estafet atau lari berantai merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Lari Sambung

2.1.1 Pengertian Lari Sambung

Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak dijumpai pada

nomor lari lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari

sebelumnya ke pelari berikutnya. Lari sambung atau lari estafet atau lari berantai

merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda atau alat

dari satu pelari ke pelari yang lainnya (Widya, 2004). Lari sambung atau lari

estafet adalah salah satu nomor lomba lari pada perlombaan cabang olahraga

atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau berantai(Anonim 2012)

2.1.2 Teknik Lari Sambung (Estafet)

Suksesnya lari estafet sangat bergantung dari kelancaran pergantian

tongkat. Waktu yang dicapai akan lebih baik (lebih cepat) jika pergantian tongkat

estafet berlangsung dengan baik pula.

Pada lari sambung ada beberapa macam cara dalam pemberian tongkat

estafet dari pelari kepada pelari berikutnya. Secara garis besar, pergantian tongkat

estafet itu ada 2 macam, yaitu dengan melihat (visual) dan tanpa melihat

(nonvisual) yaitu;

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sambung Pengertian Lari … II.pdfLari sambung atau lari estafet atau lari berantai merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda

9

1. Keterampilan teknik penerimaan tongkat dengan cara melihat (Visual)

Pelari yang menerima tongkat melakukannya dengan berlari sambil

menolehkan kepala untuk melihat tongkat yang diberikan oleh pelari sebelumnya.

Gambar 2.1. Serah terima tongkat visual (Anonim 2012)

2. Keterampilan teknik penerimaan tongkat estafet dengan cara tidak melihat

(Non Visual)

Pelari yang menerima tongkat melakukannya dengan berlari tanpa melihat

tongkat yang akan diterimanya. Pelari penerima tongkat terus berlari dan hanya

menjulurkan tangan ke belakang untuk mengambil tongkat dari pelari

sebelumnya.

Gambar 2.2. Serah terima tongkat non visual (Anonim 2012)

Dilihat dari cara menerima tongkat, keterampilan gerak penerima

tongkat tanpa melihat lebih sulit dari pada dengan cara melihat. Dalam

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sambung Pengertian Lari … II.pdfLari sambung atau lari estafet atau lari berantai merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda

10

pelaksanaannya, antara penerima dan pemberi perlu melakukan latihan yang

lebih lama melalui pendekatan yang tepat (Anonim 2013).

2.2 Kecepatan Lari 80 Meter

2.2.1 Pengertian Kecepatan

Kecepatan (gerakan) adalah kemampuan untuk mengerjakan suatu

aktivitas berulang yang sama serta kesinambungan dalam waktu yang sesingkat-

singkatnya (Nala, 2011). Kecepatan (speed) merupakan kemampuan seseorang

untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam

waktu yang sesingkat-singkatnya (Dumadi dan Sajoto, 2000). Kecepatan berlari

sprint adalah kemampuan alami untuk mencapai kecepatan lari yang sangat tinggi

dan untuk menempuh jarak pendek dalam waktu yang sangat pendek (Anonim,

2013). Kecepatan adalah kemampuan untuk bergerak dari satu tempat ke tempat

lain dalam waktu sesingkat mungkin (Lutan, 2003)

Menurut Pesurnay dan Sidik (2006) kecepatan dalam olahraga ada dua yaitu:

1. Kecepatan adalah kemampuan untuk bereaksi secepat mungkin terhadap

rangsangan. Kecepatan tersebut dinyatakan sebagai waktu reaksi hasilnya

adalah kecepatan reaksi.

2. Kemampuan membuat gerak (gerakan) melawan tahanan gerak yang

berbeda-beda dengan kecepatan yang setinggi-tingginya. Kecepatan

tersebut diartikan sebagai kecepatan maksimal yang siklis dan/atau

kecepatan maksimal yang asiklis.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sambung Pengertian Lari … II.pdfLari sambung atau lari estafet atau lari berantai merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda

11

Menurut Soegijono dan Subarkah (2003) kecepatan dapat dibagi menjadi

beberapa jenis yaitu:

1. Kecepatan maksimal adalah fase dimana gerak mencapai pada titik kecepatan

maksimal penuh setelah didahului dengan percepatan.

2. Kecepatan optimal adalah kemampuan mengembangkan kecepatan maksimal

dengan pengontrolan.

3. Daya tahan kecepatan kemampuan untuk bergerak cepat dalam waktu yang

lama tanpa merasa kelelahan yang berarti.

4. Kecepatan reaksi adalah waktu antara datangnya stimulus dengan gerakan

awal.

Menurut Garincha (2011) komponen kecepatan memiliki beberapa fase latihan

diantaranya:

1. Aerobik dan an-aerobik endurance diberikan dalam fase persiapan sebagai

pembentuk pondasi daya tahan. Bentuk latihan dapat berupa fartlek, speed

play, lari di bukit dan cross country.

2. Kecepatan alaktik dan daya tahan an-aerobik, diberikan pada fase kompetisi,

karena latihan lebih intensif dan disesuaikan dengan karakteristik cabang

olahraga.

3. Kecepatan spesifi adalah kecepatan gabungan antara kecepatan alaktik dan

laktik dan daya tahan kecepatan.

4. Kecepatan spesifik kelincahan dan waktu reaksi; fase ini bertujuan untuk

membentuk kecepatan khusus sesuai karakter cabang olahraganya, terutama

komponen kelincahan dan kecepatan reaksi.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sambung Pengertian Lari … II.pdfLari sambung atau lari estafet atau lari berantai merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda

12

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan

Jarver (2005) mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi

kecepatan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal seperti umur, tinggi badan, panjang tungkai, dan kebugaran jasmani.

Faktor eksternal seperti suhu dan kelembaban.

Menurut Bompa (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan

seseorang yang menghasilkan gerakan kecepatan tinggi yaitu faktor fisiologis

dan kinerja seperti:

1. Sistem energi, berlari cepat melibatkan pelepasan energi yang

memungkinkan pergerakan yang tinggi dari cross bridge dalam otot dan

produksi yang cepat dan berulang kekuatan otot.

2. Sistem neuromuskuler, karakteristik morfologi otot serta adaptasi terhadap

pola aktivitas saraf dapat memainkan peran penting dalam ekspresi bergerak

kecepatan tinggi.

3. Komposisi otot, tipe serabut otot atau komposisinya tampaknya berperan

dalam menentukan kemampuan kinerja yang cepat.

4. Faktor saraf, gerakan kecepatan tinggi seperti yang digunakan selama

melakukan sprint dengan intensitas maksimal, membutuhkan tingkat tinggi

aktivitas saraf.

5. Aktivasi otot, ketika melakukan gerakan berlari banyak otot yang berbeda

diaktifkan pada waktu tertentu dan intensitas umtuk mengoptimalkan

kecepatan gerak.

6. Stretch reflex, muncul untuk mempengaruhi kerja lari.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sambung Pengertian Lari … II.pdfLari sambung atau lari estafet atau lari berantai merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda

13

7. Kelelahan syaraf-syaraf, kelelahan dapat mempengaruhi performa sprint

dengan mengurangi kapasitas kekuatan menghasilkan sukarela.

8. Technical systems, aktivitas balistik yang menjalankan serangkaian langkah

peluncuran tubuh ke depan dengan percepatan maksimal atau kecepatan

lebih dari beberapa jarak.

9. Akselerasi, selama periode percepatan awal dari memulai statis, baik satu

langkah dan panjang akan meningkat selama 15 pertama sampai 20 lebih 8-

10 langkah.

10. Kecepatan maksimal, kecepatan maksimal dicapai pada (15-20 meter atau

8-10 langkah) akan tegak dan laju langkah dan panjang akan baik

memberikan kontribusi terhadap kecepatan gerak.

Selain faktor di atas faktor lain yang mempengaruhi kecepatan adalah

sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh atlet yaitu:

a. Umur

Kecepatan pada usia anak-anak rendah dan meningkat pada usia

remaja dan akan mencapai puncak kecepatan pada usia 25 tahun.

Pelatihan atletik khusus pada lari jarak pendek dilatih dari umur 10-

12 tahun, dan spesialisasi pada umur 13-14 tahun sehingga puncak

prestasi pada usia 18-23 tahun (Bompa, 2009).

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sambung Pengertian Lari … II.pdfLari sambung atau lari estafet atau lari berantai merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda

14

b. Genetik

Faktor genetik adalah berkaitan dengan serabut otot yang dimiliki

atlet dimana otot putih atau otot cepat berpengaruh terhadap kegiatan

yang bersifat anaerobik, seperti lari jarak pendek.

c. Jenis Kelamin

Jenis kelamin antara pria dan wanita sudah tentu berbeda, begitu juga

proporsi dan besar otot dalam tubuh juga berbeda frekuensi denyut

nadi istirahat laki-laki dan wanita sama, tetapi setelah melakukan

aktivitas sebesar 50% dari kemampuan konsumsi oksigen

maksimumnya, ternyata denyut nadi wanita naik lebih tinggi daripada

laki-laki.

d. Berat Badan

Berat badan akan berpengaruh besar terhadap kecepatan lari, karena

semakin berat tubuh atlet dan kekuatan otot sama akan menghasilkan

kecepatan yang lebih rendah.

e. Tinggi Badan

Tinggi badan atlet sangat berhubungan dengan panjang tungkai,

sehingga semakin panjang tungkai seseorang akan semakin panjang

langkahnya dan berpengaruh terhadap kecepatan berlari

f. Kebugaran Fisik

Kebugaran fisik adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas dalam

waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Dengan

demikian kebugaran fisik mutlak harus dimiliki oleh sprinter, agar

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sambung Pengertian Lari … II.pdfLari sambung atau lari estafet atau lari berantai merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda

15

dapat melakukan pelatihan secara maksimal dan prestasi yang dicapai

juga maksimal.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal sangat berpengaruh terhadap penampilan atlet. Faktor

eksternal meliputi: suhu dan kelembaban lingkungan, arah dan kecepatan angin,

ketinggian tempat, dan pakaian dan sepatu.

a. Suhu dan Kelembaban Udara

Suhu udara yang tinggi akan menyebabkan naiknya suhu badan kita.

Dengan latihan olahraga akan menambah suhu lebih panas lagi terhadap badan

kita. Akibatnya penimbunan-penimbunan panas pada badan kita makin lama

makin banyak, terjadilah yang disebut heatstroke (Harisenjaya, 2007). Suhu

lingkungan tempat melakukan pelatihan harus nyaman dengan suhu yang

normal untuk melakukan pelatihan sehingga atlet dapat berlatih dengan baik

dan tidak cepat lelah.

b. Arah dan Kecepatan Angin

Kecepatan angin yang terlalu tinggi akan menghambat gerakan berlari

sehingga akan mengurangi kecepatan.

c. Ketinggian Tempat

Semakin tinggi tempat berlatih akan semakin berpengaruh terhadap

kinerja atlet, karena semakin tinggi tempat kadar oksigen semakin rendah.

d. Pakaian dan Sepatu

Pakaian dan sepatu merupakan faktor pendukung bagi penampilan atlet,

baik dalam berlatih maupun dalam perlombaan. Dimana sekarang ini atlet

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sambung Pengertian Lari … II.pdfLari sambung atau lari estafet atau lari berantai merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda

16

sprinter telah menggunakan sepatu khusus untuk berlari (spike) yang sangat

berpengaruh terhadap kecepatan atlet.

2.2.3 Lari 80 Meter

Lari 80 meter atau lari cepat merupakan salah satu nomor yang

dilombakan pada cabang olahraga atletik. Pada nomor lari 80 meter biasanya

dilombakan pada atlet pemula usia dini atau pada usia anak-anak Sekolah Dasar

maupun pada olimpiade olahraga SMP khusus pada laki-laki. Tapi kalau di

tingkat Nasional diperlombakan untuk laki-laki dan wanita.

Pada lari cepat teknik dasar harus dipelajari untuk mendapatkan prestasi

yang maksimal. Teknik lari sprint terdiri dari beberapa tahapan adalah sebagai

berikut:

1. Tahap reaksi dan dorongan badan

2. Tahap lari akselerasi

3. Tahap transisi atau perubahan

4. Tahap kecepatan maksimal

5. Tahap pemeliharan kecepatan

6. Finish.

Kecepatan dalam lari sprint adalah hasil dari kontraksi yang kuat dan cepat

dari otot-otot yang diubah menjadi gerakan yang halus, lancar-efisien dibutuhkan

bagi berlari dengan kecepatan tinggi.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sambung Pengertian Lari … II.pdfLari sambung atau lari estafet atau lari berantai merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda

17

Kelangsungan gerak lari cepat atau sprint dapat dibagi menjadi tiga, yaitu;

1. Start

Start adalah persiapan awal seorang pelari untuk malakukan gerakan

lari. Untuk nomor lari jarak pendek start yang digunakan adalah start jongkok

(crouch start). Ada 3 aba-aba dalam start jongkok yaitu, “bersedia”, “siap”, dan

“ya atau bunyi pistol”. Seorang pelari jarak pendek dalam perlombaan lari tidak

diperkenankan berlari mendahului aba-aba ya atau bunyi pistol. Jika pelari

mendahului aba-aba ya atau bunyi pistol maka akan diberikan hukuman kartu

merah dan tidak boleh meneruskan lomba.

Start jongkok ada tiga macam, yaitu:

1) Start pendek (bunch start)

2) Start menengah (medium start)

3) Start panjang (long start)

Adapun cara melakukan start jongkok adalah sebagai berikut:

1) Bersedia

a. Letakkan tangan sedikit lebih lebar dari bahu

b. Jari-jari dan ibu jari membentuk huruf V terbalik dan diletakkan tepat di

belakang garis start

c. Kepala dalam posisi yang nyaman sehingga leher tidak tegang

d. Jarak kaki dengan garis start disesuaikan dengan kenyamanan atau

tergantung dari start yang digunakan

e. Pusatkan perhatian pada aba-aba selanjutnya

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sambung Pengertian Lari … II.pdfLari sambung atau lari estafet atau lari berantai merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda

18

Gambar 2.3. Sikap Start Dalam Aba-aba Bersedia (Anonim 2012)

2) Siap

a. Angkat panggul ke arah depan atas sedikit lebih tinggi dari bahu

b. Berat badan lebih ke depan

c. Kepala rendah, leher tetap kendor atau tidak tegang

d. Lengan lurus dan siku tidak bengkok

e. Pusatkan perhatian pada aba-aba berikutnya

Gambar 2.4. Sikap Start Dalam Aba-aba Siap (Anonim 2012)

3) Ya atau bunyi pistol

a. Kaki depan menolak kuat-kuat, sedangkan kaki belakang melangkah

dan secepatnya menyentuh tanah

b. Berat badan meluncur ke depan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sambung Pengertian Lari … II.pdfLari sambung atau lari estafet atau lari berantai merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda

19

Gambar 2.5. Sikap Start Dalam Aba-aba Ya/Bunyi Pistol (Anonim 2012)

2. Gerak Lari Cepat

1). Gerakan kaki

Kaki melangkah selebar dan secepat mungkin

Kaki saat menolak dari tanah harus cepat, lutut ditekuk secara wajar

agar paha mudah terayun ke depan

Pendaratan kaki pada tanah menggunakan ujung kaki

2). Gerakan ayunan lengan

Lengan diayun dengan cepat

Sikut ditekuk kurang lebih 90°

3). Sikap badan

Badan rileks, tidak bergoyang-goyang

Pandangan ke depan

Teknik lari perlu dilatih. Adapun latihan dasar lari adalah sebagai

berikut:

Gerak mengayun kedua lengan di tempat dengan sikap berdiri, kedua

kaki dibuka selebar bahu

Gerak mengayun tangan dan kaki di tempat dan pendaratan kaki

menggunakan ujung kaki

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sambung Pengertian Lari … II.pdfLari sambung atau lari estafet atau lari berantai merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda

20

Gambar 2.6. Teknik Gerak Lari Cepat (Anonim 2012)

3. Teknik Finish

Cara melakukan:

a. Tetap berlari secepat mungkin tanpa mengurangi kecepatan sedikit pun

b. Mendorong torso (bagian tubuh selain kepala, tangan dan kaki) ke

depan agar dapat terlebih dahulu melewati garis finish (Anonim 2013)

Gambar 2.7. Teknik Melewati Garis Finish (Anonim 2012)

2.3 Pelatihan

2.3.1. Pengertian Pelatihan

Pelatihan merupakan gerakan fisik dan aktivitas mental yang dilakukan

secara sistematis dan berulang-ulang (repetitif) dalam jangka waktu (durasi) lama,

dengan pembebanan yang meningkat secara progresif dan individual, yang

bertujuan untuk memperbaiki sistem serta fungsi fisiologis dan psikologis tubuh

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sambung Pengertian Lari … II.pdfLari sambung atau lari estafet atau lari berantai merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda

21

agar pada waktu melakukan aktivitas olahraga dapat mencapai penampilan yang

optimal (Nala, 2011). Yang dimaksud dengan pelatihan adalah adanya

pengulangan suatu yang dilakukan secara teratur dan terencana dengan takaran

yang selalu ditingkatkan sehingga terjadinya suatu perubahan baik itu perubahan

fisik maupun perubahan lainnya. Pelatihan adalah sejumlah semua rangsangan

yang dilaksanakan pada jarak waktu tertentu tujuannya untuk meningkatkan

prestasi (Kosasih, 1993). Pelatihan adalah kegiatan yang dilakukan dalam jangka

waktu lama serta sistematis dan progresif sesuai dengan tingkat kemampuan

individu, bertujuan untuk meningkatkan fungsional tubuh sehingga dapat

melakukan kegiatan olahraga secara optimal (Soetopo, 2007).

2.3.2. Aspek-Aspek Pelatihan

1. Pelatihan Fisik

Pelatihan fisik harus diprogramkan sedemikian rupa secara kontinyu

dan meningkat sehingga kondisi tubuh atlet meningkat dalam hal ketahanan

dan kebugarannya dalam mempersiapkan diri berkompetisi (Jarver, 2005).

Pelatihan fisik merupakan faktor utama dan terpenting sebagai unsur yang

diperlukan dalam pelatihan untuk mencapai prestasi yang tinggi serta dalam

setiap pengaturan program pelatihan fisik harus dikembangkan secara bertahap

yaitu: pelatihan fisik umum, pelatihan fisik khusus dan pelatihan komponen

biomotorik (Soetopo, 2007). Pada prinsipnya pelatihan fisik adalah pemberian

fisik pada organ tubuh (kaki, tangan, lengan, tungkai dan punggung) secara

teratur, sistematis berkesinambungan sedemikian rupa sehingga dapat

meningkatkan kemampuan fisik dan keterampilan secara nyata (Kosasih,

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sambung Pengertian Lari … II.pdfLari sambung atau lari estafet atau lari berantai merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda

22

1999). Pelatihan fisik adalah memberikan beban fisik pada organ tubuh, secara

teratur, sistematis berkesinambungan sedemikian rupa sehingga dapat

meningkatkan kemampuan fisik dan keterampilan secara nyata (Soetopo,

2007).

2. Pelatihan Teknik

Pelatihan teknik ini dimaksudkan untuk membentuk dan

mengembangkan saraf otot, kesempurnaan teknik-teknik dasar dari setiap

gerakan adalah penting karena akan menentukan gerakan keseluruhan. Teknik

dapat dipertimbangkan sebagai cara yang khusus untuk melaksanakan suatu

latihan-latihan fisik (Soetopo, 2007). Latihan teknik bertujuan memahirkan

penguasaan keterampilan gerak dalam suatu cabang olahraga (Dumadi dan

Sajoto 2000). Latihan teknik kemampuan melakukan gerakan gerakan

keterampilan suatu cabang olahraga dari mulai gerak keterampilan suatu

cabang olahraga dari mulai gerak keterampilan yang sulit, termasuk gerak tipu

yang menjadi ciri cabang olahraga (Santosa, 2010). Menurut Harsono (2004)

latihan teknik adalah untuk memahirkan teknik-teknik gerakan yang diperlukan

agar atlet terampil melakukan cabang olahraga yang digeluti.

3. Pelatihan Taktik

Pelatihan taktik bertujuan untuk mengembangkan dan menumbuhkan

kemampuan daya tafsir pada atlet ketika melaksanakan kegiatan olahraga yang

bersangkutan (Dumadi dan Sajoto, 2000). Pelatihan taktik yaitu memperbaiki

teknik atau menggali taktik-taktik baru kecabangan, yang dapat dipakai saat

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sambung Pengertian Lari … II.pdfLari sambung atau lari estafet atau lari berantai merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda

23

pertandingan (Garincha, 2011). Menurut Harsono (2004), taktik bertujuan

untuk menumbuhkan perkembangan interpretife atau daya tafsir pada atlet.

4, Pelatihan Mental

Pelatihan mental merupakan pembentukan mental yang diawali dari

penerapan disiplin baik secara umum untuk tim maupun untuk masing -

masing individu, membangun kekompakan tim, membangun semangat latihan

dan kondisi yang kondusif di lingkungan tim serta fokus pada tugas latihan

(Garincha, 2011). Latihan mental adalah latihan yang lebih banyak

menekankan pada perkembangan kedewasaan (maturitas) serta emosional

atlet, seperti semangat bertanding, sikap pantang menyerah, keseimbangan

emosi terutama ketika berada dalam situasi stres, fair play, percaya diri,

kejujuran, kerjasama, serta sifat-sifat positif lainnya (Yunus, 2000).

2.3.3. Prinsip-Prinsip Pelatihan

Prinsip-prinsip latihan bagian dari seluruh konsep dan tidak dapat dilihat

secara sempit saja (Bompa, 2009). Prinsip pelatihan adalah suatu petunjuk dan

peraturan yang sistematis, dengan pemberian beban yang ditingkatkan secara

progresif, yang harus ditaati dan dilaksanakan agar tercapai tujuan pelatihan

(Nala, 2011).

Menurut Nala (2011), prinsip dasar pelatihan terdiri dari tujuh prinsip

yaitu:

1. Prinsip aktif dan sungguh-sungguh

Setiap atlet harus selalu aktif dan sungguh-sungguh dalam berlatih

2. Prinsip pengembangan multilateral

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sambung Pengertian Lari … II.pdfLari sambung atau lari estafet atau lari berantai merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda

24

Spesifikasi olahraga yang digeluti, hendaknya dibekali dengan dasar-dasar

kebugaran badan antara lain: Daya tahan, kecepatan, kelincahan, daya

ledak, kelentukan, kecepatan, keseimbangan dan koordinasi.

3. Prinsip spesialisasi dalam pelatihan

Pelatihan spesialisasi selalu ditingkatkan secara progresif dan ajeg

berkesinambungan.

4. Prinsip individualisasi

Jenis pelatihan tidak bisa disamaratakan atau diseragamkan untuk seluruh

atlet.

5. Prinsip variasi atau keseragaman

Macam dan jenis pelatihan harus bervariasi agar atlet selalu bergairah dan

tetap pada tujuan dari pelatihan.

6. Prinsip mempergunakan model proses pelatihan

Suatu simulasi dari kenyataan yang dibuat dari elemen atau unsur spesifik

dari fenomena yang dicari atau diamati serta mendekati keadaan

sebenarnya.

7. Prinsip peningkatan beban progresif dalam pelatihan

Peningkatan beban latihan dari yang ringan menjadi berat secara bertahap

atau dari yang sederhana ke yang rumit.

2.3.4. Variabel - Variabel Pelatihan

Rencana pelatihan harus menekankan variabel-variabel latihan dalam

proporsi yang sesuai kebutuhan atlet. Pelatih harus terus memonitor secara terus

menerus tanggapan-tanggapan atlet terhadap rencana latihan untuk menentukan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sambung Pengertian Lari … II.pdfLari sambung atau lari estafet atau lari berantai merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda

25

variable-variabel itu memerlukan penyesuaian lebih lanjut. Adapun variabel

latihan adalah sebagai berikut:

1. Volume Latihan

Volume latihan adalah komponen yang utama dari latihan karena volume

merupakan prasyarat untuk mencapai teknik, taktik dan fisik yang tinggi (Bompa,

2009). Volume latihan merupakan total kualitas dalam aktivitas latihan yang

dilakukan (Garincha, 2011). Volume latihan merupakan jumlah seluruh aktivitas

yang dilakukan selama pelatihan (Nala, 2011).

2. Intensitas Latihan

Intensitas latihan adalah komponen kualitas kerja yang dilakukan dalam

kurun waktu yang diberikan (Garincha, 2011). Intensitas latihan adalah fungsi

kekuatan rangsangan saraf yang dilakukan dalam latihan (Soetopo, 2007).

Intensitas latihan adalah sebuah fungsi dari aktivitas neuromuskular, dengan

intensitas yang lebih tinggi (e.g, keluaran power yang lebih tinggi, beban eksternal

yang lebih tinggi) menurut aktivitas neuromuskular (Bompa, 2009). Intensitas

latihan adalah suatu dosis jatah latihan yang harus dilakukan seorang atlet,

menurut program yang ditentukan (Sajoto, 1995).

3. Densitas Latihan

Densitas latihan menunjukkan kepadatan (densitas) atau kerapatan

(frekuensi) dari suatu seri sedang berlatih (Nala, 2011). Densitas latihan dapat

didefinisikan sebagai frekuensi atau distribusi sesi latihan atau frekuensi dimana

seorang atlet melaksanakan satu rangkaian pengulangan dari kerja per unit waktu

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sambung Pengertian Lari … II.pdfLari sambung atau lari estafet atau lari berantai merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda

26

(Bompa, 2009). Densitas merupakan kepadatan latihan antara kerja dan istirahat

dari latihan (Garincha, 2011).

2.3.5. Komponen Sistem Pelatihan

Komponen sistem pelatihan terdiri dari tiga komponen utama yaitu:

1. Bagian pendahuluan (pemanasan atau warming up)

Pemanasan memiliki fungsi khusus yaitu untuk mempersiapkan

tubuh supaya dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan pelaksanaan tugas

(Rusli dan Hartono, 2003). Pemanasan amat perlu dilakukan oleh setiap atlet

baik sebelum berlatih (pra pelatihan) maupun sebelum bertanding (pra

pertandingan). Tujuan dari pemanasan untuk mempersiapkan sistem organ

tubuh supaya dapat bekerja dalam tingkat efisiensi yang tinggi sewaktu

berlatih atau bertanding (Nala, 2011).

Dalam pemanasan umum, intensitas harus ditingkatkan secara

bertahap, yaitu untuk meningkatkan kapasitas kerja organisme melalui

augmentasi fungsional sistem saraf otonom, yang selanjutnya proses

metabolisme secara menyeluruh akan terjadi lebih cepat. Aliran darah akan

meningkat, suhu tubuh naik ini akan merangsang pusat pernapasan.

Peningkatan oksigen dan aliran darah akan melebarkan potensi kerja

organisme yang dapat membantu atlet dalam melakukan unjuk kerja secara

lebih efektif. Pemanasan sebaiknya dilakukan antara 20–30 menit.

Pemanasan khusus tujuannya adalah mengarahkan atlet kepada jenis

yang sangat menonjol dari suatu kerja yang dilakukan dalam latihan intinya,

fase pengarahan pada pemanasan ini tidak hanya ditujukan pada persiapan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sambung Pengertian Lari … II.pdfLari sambung atau lari estafet atau lari berantai merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda

27

mentalnya saja atau koordinasi dari bentuk latihan tertentu, tetapi juga

mempersiapkan sistem syaraf pusatnya dan meningkatkan kapasitas kerja

organismenya.

2. Bagian Inti

Pelatihan inti berisi kegiatan pokok pembinaan terhadap komponen

kebugaran jasmani (Lutan, 2003). Isi pelatihan inti tergantung dari berbagai

macam faktor, selain dari derajat latihan, jenis olahraga, jenis kelamin, usia

dan fase latihan memainkan peranan yang sangat penting (Bompa, 2009).

3. Bagian Pendinginan

Kegiatan pendinginan berisi kegiatan yang tujuannya untuk

menyesuaikan keadaan tubuh secara bertahap, agar kembali ke posisi normal

(Lutan, 2003). Secara fisiologis latihan pendinginan ialah gerakan–gerakan

ringan itu akan membantu memperlancar sirkulasi mengaktifkan pompa vena

sehingga akan membantu mempercepat pembuangan sampah–sampah sisa

olah daya dari otot–otot yang aktif pada waktu melakukan olahraga

sebelumnya (Santosa dan Sidik, 2010).

2.3.6 Pelatihan Kecepatan

Untuk melatih kecepatan atlet harus mempunyai kemampuan bertoleransi

terhadap tingkat/jumlah asam laktat tinggi, yang menyebabkan kelelahan otot.

Toleransi tinggi terhadap asam laktat dapat dicapai dengan melakukan latihan

anerobik, untuk seluruh tubuh atau kelompok otot tertentu. Untuk meningkatkan

dan mengembangkan kecepatan maksimal perlu diidentifikasi terlebih dahulu

factor-faktor yang mempengaruhi kecepatan maksimal yang dapat dilatih dan

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sambung Pengertian Lari … II.pdfLari sambung atau lari estafet atau lari berantai merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda

28

dikembangkan (Yunus, 2000). Adapun factor-faktor yang mempengaruhi

kecepatan sprint yaitu: kecepatan reasi (pada start), kekuatan dan kecepatan

(power), kecepatan sprint atau kecepatan gerak maksimal, dan daya tahan

kecepatan.

Menururt Ambarukmi (2008) ada beberapa metode pelatihan kecepatan

yaitu;

1. Accelation Sprint merupakan sprint secara teratur meningkatkan kecepatan

berlari dari sikap rolling start ke jogging, tingkatkan lagi ke striding

kemudian ke pace maksimal.

2. Hollow Sprint adalah bentuk latihan kecepatan yang terdiri dari dua jarak

sprint dan diikuti oleh sebuah periode pemulihan dalam bentuk lari ringan.

3. Repetition sprint adalah latihan dengan jarak yang tetap, kecepatan lari

yang konstan dan waktu pemulihan yang cukup panjang.

Menurut Yunus (2008) metode latihan kondisi fisik yang dapat digunakan

untuk melatih dan mengembangkan kecepatan adalah sebagai berikut:

1. Metode pengulangan

a. Intensitas tinggi sekali atau maksimal (90-100%)

b. Volume beban rendah (1-6 ulangan)

c. Recovery relative lama (3-5 menit)

d. Durasi beban sangat singkat

2. Metode interval intensif,

a. Intensitas beban submaksimal (80-90%)

b. Volume beban menengah (6-10 ulangan perseri)

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sambung Pengertian Lari … II.pdfLari sambung atau lari estafet atau lari berantai merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda

29

c. Recovery agak lama (90-180 detik)

d. Durasi beban menengah (30-60 detik)

Bentuk-bentuk latihan kecepatan adalah sebagai berikut:

1. Latihan kecepatan aksi dan reaksi.

a. Bergerak cepat ke depan, ke belakang, ke samping kiri dan kanan dengan

memperatikan gerakan tangan pelatih.

b. Lari dengan memperhatikan dan mendengarkan aba-aba pluit (akustik) dan

intruksi pelatih

c. Permainan hitam putih.

2. Latihan kekuatan kecepatan

a. Lari menaiki tangga

b. Lari dipasir pantai

c. Lari sprint dengan membawa bola mendisin

d. Bermacam-macam latihan pengembangan kekuatan kecepatan dengan

mempergunakan barbel, damel, rompi pasir, dan lainnya.

3. Latihan kecepatan maksimal

a. Lari melayang

b. Lari meningkat

c. Lari dengan pergantian tempo

d. Sprint melayang

e. Lari koordinasi (lari dalam kecepatan submaksimal, lari gawang dan lari

bolak balik)

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sambung Pengertian Lari … II.pdfLari sambung atau lari estafet atau lari berantai merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda

30

4. Latihan daya tahan kecepatan

a. Dalam bentuk permainan kecil

b. Lari dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya

c. Lari tempo dengan intensitas maksimal dan submaksimal serta dengan

perubahan arah menurut prinsip interval.

d. Lari zig-zag dan lari bolak balik

2.4 Metabolisme Energi

Olahraga meliputi aktivitas kerja yang kadang-kadang harus dilakukan

dengan cepat, yakni tenaga dengan kecepatan. Kerja yang ada dalam gerakan

manusia terjadi melalui pemindahan energi potensial, energi kimia, ke energi

kinetik, energi mekanik, pemindahan ini dilakukan oleh serabut-serabut otot

rangka yang mengubah energi kimia ATP menjadi energi mekanik kontraksi otot

(Pete dan McClenaghan, 1993). Menurut Hairy (2003) dalil dasar dalam stiap

program latihan adalah mengetahui sistem energi utama yang digunakan atau

yang lebih dikenal dengan sistem energi predominan dalam olahraga yang

bersangkutan. Penampilan seorang atlet dari penampilannya mengeksploitasi

energi yang dihasilkan melalui proses metabolisme energi (Carr, 1997).

Secara garis besar sistem produksi energi terdiri dari sistem energi cepat

atau sistem metabolisme anaerobik dan sistem energi lambat atau metabolisme

aerobik. Sistem metabolisme anaerobik merupakan suatu rentetan reaksi kimia

yang tidak membutuhkan oksigen, sedangkan metabolisme aerobik merupakan

rangkaian reaksi kimia yang memerlukan oksigen (Powers & Howley, 1990).

Menurut Ambarukmi (2008) sistem energi ada dua macam yaitu:

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sambung Pengertian Lari … II.pdfLari sambung atau lari estafet atau lari berantai merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda

31

1. Sistem energi anaerobik (Laktasit) adalah sistem energi serabut otot cepat

yang tidak membutuhkan oksigen (o2) tetapi menghasilkan asam laktat.

Sistem ini digunakan bila kita melanjutkan gerak awal (alaktasit) dengan

pengulangan gerak dinamis yang berlangsung sepuluh detik sampai satu

menit.

2. Sistem energi aerobik adalah sistem serabut otot lambat yang membutuhkan

oksigen dan tidak menghasilkan asam laktat. Energi dengan sistem ini

dibutuhkan untuk mempertahankan gerak dinamis yang berlangsung lebih

lama dari 1 menit.

Proses penyediaan energi ATP-KP disebut dengan sistem phospagen yang

merupakan sistem energi yang dapat digunakan dengan cepat setiap olahraga yang

membutuhkan waktu singkat seperti pada lari jarak pendek. Pelatihan

meningkatkan sistem phospagen atau ATP-KP dipergunakan sistem pelatihan

dengan sistem pelatihan dengan intensitas tinggi dalam interval (5-10 detik) sesuai

dengan kelompok otot yang dipergunakan dalam pertandingan.