bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori 2.1.1 pengertian pembelajaran...
TRANSCRIPT
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
Kajian teori merupakan uraian dari para ahli yang mendukung penelitian.
Beberapa teori tersebut mengkaji hal yang sama, Pembahasan kajian teori dalam
penelitian ini berisi tentang pengertian pembelajaran IPA,pengertian belajar, hasil
belajar
2.1.1 Pengertian Pembelajaran IPA
IPA merupakan cabang ilmu pengetahuan yang berawal dari fenomena
alam. IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan
fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan
yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan
metode ilmiah.
Definisi di atas dapat diartikan bahwa IPA merupakan cabang
pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, dan
biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif,
yang melibatkan aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap gejala-
gejala alam. Dengan demikian, pada hakikatnya IPA merupakan ilmu
pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip
dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam
metode ilmiah.
2.1.1.1Karakteristik IPA
Disiplin IPA memiliki ciri-ciri sebagaimana disiplin ilmu lainnya. Setiap
disiplin ilmu selain mempunyai ciri umum, juga mempunyai ciri
khusus/karakteristik. Adapun ciri umum dari suatu ilmu pengetahuan adalah
merupakan himpunan fakta serta aturan yang yang menyatakan hubungan antara
satu dengan lainnya. Fakta-fakta tersebut disusun secara sistematis serta
dinyatakan dengan bahasa yang tepat dan pasti sehingga mudah dicari kembali
8
dan dimengerti untuk komunikasi (Prawirohartono, 1989: 93). Ciri-ciri khusus
tersebut dipaparkan sebagai berikut :
1) IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan
lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur
seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya.
2) IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala
alam.
3) IPA merupakan pengetahuan teoritis teori IPA diperoleh atau disusun
dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi,
eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi
dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara
yang lain
4) IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan
bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen
dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih
lanjut (Depdiknas, 2006).
5) IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap. Produk
dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses merupakan prosedur
pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi
pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan
atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui eksperimentasi; evaluasi,
pengukuran, dan penarikan kesimpulan.
2.1.2 Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dari kehidupan
manusia sejak lahir, manusia mulai melakukan kegiatan belajar untuk memenuhi
kebutuhan dan mengembangkan dirinya.
Menurut Piaget, dalam belajar telah terjadi dua proses dalam dirinya, yaitu proses
organisasi informasi dan adaptasi. Proses organisasi adalah proses ketika manusia
menghubungkan informasi yang diterimanya dengan struktur-struktur
pengetahuan yang sudah disimpan atau sudah ada sebelumnya dalam otak. Proses
9
adaptasi adalah proses yang berisi dua kegiatan. Pertama proses menggabungkan
atau mengintegrasikan pengetahuan yang diterima oleh manusia disebut dengan
asimilasi. Kedua, mengubah struktur pengetahuan yang sudah dimiliki dengan
struktur pengetahuan baru, sehingga terjadi keseimbangan (equilibrium).
Menurut Vygotsky (Esa Nur Wahyuni: 2008), belajar adalah sebuah proses yang
melibatkan dua elemen penting. Pertama, belajar merupakan proses secara
biologi sebagai proses dasar. Kedua, proses secara psikososial sebagai proses
yang lebih tinggi dan esensinya berkaitan dengan lingkungan sosial budaya.
Dari dua pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
proses yang dialami manusia yang berasal dari proses penggabungan informasi
yang alami.
2.1.2.1 Hasil Belajar
Menurut Gagne (dalam Prayitno, 2007:8) mengatakan bahwa hasil belajar
adalah dicapainya sebuah kemampuan setelah mengikuti proses belajar mengajar,
yaitu keterampilan intelektual (pengetahuan), strategi kognitif (memecahkan
masalah), informasi verbal (mendeskripsikan sesuatu), keterampilan motorik,
sikap dan nilai.
Winkel (dalam Purwanto:2011) berpendapat bahwa hasil belajar adalah
merupakan salah satu bukti yang menunjukan kemampuan atau keberhasilan
seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot atau nilai yang
berhasil diraihnya.
Dari kedua pendapat di atas disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
hasil yang dicapai dalam suatu proses pembelajaran untuk menunjukan
kemampuan seseorang dalam suatu bidang tertentu.
2.1.2.2 Faktor-faktor Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari
dalam diri siswa (internal) dan faktor yang datang dari luar diri siswa (eksternal)
(Slameto, 2003:54-72) faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah:
a. Faktor internal: Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), psikologi (intelegensi,
perhatian, minat, bakat, kesiapan), dan kelelahan.
10
b. Faktor eksternal:
- Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang
kebudayaan)
- Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin
sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, tugas rumah)
- Masyarakat (kegiatan siswa di masyarakat, media masa, teman bergaul,
bentuk kehidupan masyarakat).
2.1.3 Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implementasi pada
tingkat oprasional di kelas (Suprijono, 2009:46). Menurut Joyce dan Well model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-
bahan pembelajaran, dan membimbing pelajaran dikelas atau yang lain (Rusman,
2010:133).
Dari pendapat diatas yang dikemukakan oleh ahli tersebut dapat dipahami bahwa
model pembelajaran adalah suatu konsep atau pedoman yang digunakan untuk
menyusun suatu kegiatan pembelajaran, untuk penyampaian suatu ilmu atau
pengetahuan.
2.1.3.1 Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams-Achievement
Division (STAD)
Menurut Isjoni (2013 : 20) Pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan
sebagai satu pendekatan mengajar dimana murid bekerjasama diantara satu sama
lain dengan kelompok belajar yang kecil untuk menyelesaikan tugas individu atau
kelompok yang diberikan oleh guru. Menurut Agus Suprijono (2013:58)
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok.
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
memiliki kriteria khusus dan bukan hanya sekedar kelompok. Secara umum
pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru
11
menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan
informasi yang dirancang untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang
dimaksud.
Student Teams-Achievement Division (STAD) merupakan suatu kondisi
dimana siswa diagi kedalam suatu kelompok yang heterogen. Siswa yang sudah
dibagi dalam suatu kelompok kemudian diberi materi untuk dipelajari dengan
anggota kelompoknya. Siswa yang lebih memahami materi tersebut dapat
mengajari teman yang belum mengerti. Setelah semua memahami materi
kemudian siswa diuji secara individual melalui kuis. Hasil dari kuis yang
dilaksanakan dapat menjadi acuan bagi guru untuk mengetahui seberapa jauh
pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.
Student Teams-Achievement Division (STAD) adalah salah satu tipe model
pembelajaran kooperatif yang terdiri dari kelompok belajar heterogen
beranggotakan 4-5 orang siswa dan setiap siswa saling bekerjasama, berdiskusi
dalam menyelesaikan tugas dan memahami bahan pelajaran yang diberikan (Budi
Wahyono, 2012). Menurut Pradyo Wijayanti (2002) STAD merupakan salah satu
tipe model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan
pendekatan yang lebih baik untuk guru yang baru memulai menerapkan model
pembelajaran kooperatif dalam kelas.
Menurut Slavin (2005) STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu presentasi
kelas, tim/kelompok, kuis, skor perkembangan individu, dan rekognisi tim. STAD
dibagi menjadi beberapa kegiatan pengajaran, yaitu sebagai berikut:
a. Presentasi kelas
Tujuan pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai
dengan yang direncanakan. Setiap awal dalam model pembelajaran kooperatif
tipe STAD selalu dimulai dengan penyajian kelas. Penyajian ini mencakup
pembukaan, pengembangan, dan latihan terbimbing dari keseluruhan pengajaran.
b. Tim
Tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan
membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi
lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan yang sedang
12
diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok. Guru
mengamati kegiatan pembelajaran secara seksama, memperjelas perintag,
mereview konsep, atau menjawab pertanyaan.
c. Kuis
Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Tujuannya untuk menunjukan apa
saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis
digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai
kelompok.
d. Skor Kemajuan Individu
Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada
tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih
giat dan memberikan kinerja yang lebih baik dari pada sebelumnya. Tiap siswa
dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada tinmyadalam sistem
skor ini, tetapi tak ada siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha
mereka yang terbaik. Tiap siswa diberikan skor “awal”, yang diperoleh dari rata-
rat kinerja siswa selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka
berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal
mereka.
e. Rekognisi Tim
Langkah awal adalah menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan
individu. Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rat-rata nilai
perkembangan individu.
2.1.3.2 Langkah-langkah penerapan metode Student Teams-Achievement
Divisions (STAD) dengan media pembelajaran powerpoint
Tahap Kegiatan
Awal 1. Guru membuka pelajaran
2. Guru melakukan apersepsi untuk mendorong semangat siswa
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
dalam pembelajaran
4. Guru menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran yang akan
13
dilakukan.
Inti 1. Siswa dibentuk ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5
orang secara heterogen baik kemampuan, jenis kelamin dan lain-
lain (pembagian tim).
2. Guru menampilkan materi dalam powerpoint (presentasi kelas
penyampaian materi oleh guru)
3. Siswa mendengarkan guru dalam menyajikan pelajaran melalui
powerpoint.
4. Siswa dengan panduan guru saling membantu mempelajari
materi kepada teman dalam kelompok, siswa yang sudah
memahami materi membantu teman yang lain (kerjasama tim)
5. Guru membagi lembar kegiatan siswa
6. Guru menjelaskan petunjuk kegiatan yang akan dilakukan siswa
7. Siswa dengan bimbingan guru mengerjakan latihan soal dari
materi yang telah dipelajari.
8. Guru menjawab pertanyaan dari kelompok siswa yang belum
memahami materi.
9. Guru membagikan soal untuk kuis dari materi yang telah
dipelajari. (pelaksanaan kuis)
10. Guru menjelaskan petunjuk pengerjaan kuis kepada siswa, dalam
mengerjakan kuis siswa tidak diperkenankan saling membantu.
11. Siswa bersama guru membahas kuis (Untuk memberikan skor
kemajuan individu).
12. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai hasil kuis siswa.
Akhir 1. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
memperoleh nilai tertinggi (rekognisi tim).
2. Siswa bersama guru membuat kesimpulan dari materi yang
dipelajari
3. Siswa bersama guru melakukan refleksi apakah kegiatan
pembelajaran menyenangkan atau tidak, dan menyampaikan
14
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
4. Guru memberikan pertanyaan berkaitan dengan materi yang
sudah dijelaskan.
5. Guru memberikan latihan soal sebagai tindak lanjut siswa, dalam
kegiatan ini guru membagikan soal pilihan ganda untuk
dikerjakan secara individu, sebagai sarana pengukuran tingkat
pemahaman.
6. Guru menutup kegiatan pembelajaran.
2.1.4 Media Belajar
Gagne (Ahsa 2012) mengemukakan bahwa “media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar”.
Media berasal dari bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara atau
pengantar terjadinya komunikasi. “Secara umum media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan” (Adi, 2009). Sedangkan
menurut Sarwono (2008, 6) kata media dalam “media pembelajaran: secara
harafiah berarti perantara atau pengantar, sedangkan kata pembelajaran diartikan
sebagai suatu kondisi yang diciptakan untuk membuat seseorang malakukan suatu
kegiatan belajar. Dengan demikian, media pembelajaran memberikan penekanan
pada posisi media sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar untuk
mengkondisikan seseorang untuk belajar.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media belajar merupakan
salah satu wahana yang digunakan guru selain buku teks untuk menyampaikan
atau melakukan pembelajaran sehingga materi yang disampaikan lebih menarik
dan mudah dicerna siswa.
Manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran
adalah sebagai berikut:
a. Pengajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar.
15
b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa, serta memungkinkan siswa menguasai tujuan
pengajaran dengan baik.
c. Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata lisan dari guru, siswa tidak bosan, dan
guru tidak kehabisan tenaga.
d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan penjelasan dari guru saja, tetapi juga ada aktifitas lain yang
dilakukan seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-
lainnya.
2.1.4.1 Media Powerpoint
Powerpoint merupakan salah satu file program komputer multimedia.
Menurut Sutopo dalam Hasrul (2003:2) komputer multimedia mulai mendapat
perhatian pada saat digunakan untuk pelatihan atau pendidikan dari suatu keadaan
ke keadaan lain dengan siswa. Hasrul (2003) juga mengungkapkan bahwa
presentasi multimedia dapat menggunakan beberapa macam teks, chart, audio,
video, animasi, simulasi, atau foto. Bila macam-macam komponen tersebut
digabungkan secara interaktif, maka akan menghasilkan suatu pembelajaran yang
efektif.
Dari pengertian diatas media powerpoint diharapkan dapat meningkatkan
antusias siswa mendengarkan maupun melihat materi yang disampaikan guru
dengan bantuan media.
2.2 Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian Apriyanto Riyadi Nugroho (2013) Penggunaan
metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) berdasarkan penelitian
tindakan kelas ini sudah teruji dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang
energi siswa kelas IV SDN Candiwulan, Kecamatan Adimulyo tahun ajaran
2012/2013. Hal ini ditunjukan dengan tercapainya indikator kinerja penelitian
yaitu jumlah siswa yang tuntas mencapai 85%. Selain itu, pada siklus I rata-rata
mencapai 75,26, siklus II 80,40 dan pada siklus III kembali meningkat menjadi
16
83,26. Sedangkan tingkat ketuntasan siswa pada siklus I dan II mencapai 96,55%
dan siklus III mencapai 100%.
Berdasarkan penelitian Kartika Yuni Purwanti tahun 2013 dalam
skripsinya yang berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan
Alam Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement
Divisions (STAD) Berbantuan VCD Pembelajaran Siswa Kelas 5 SD Negeri
Lanjan 01 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Semester II Tahun
Pelajaran 2012/2013” terbukti bahwa hasil belajar IPA meningkat setelah
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan VCD
pembelajaran. Peningkatan dapat terlihat dari nilai rata-rata kelas dan yang pasti
yaitu jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas KKM ≥70 atau dapat dilihat
dari indikator ketuntasan yaitu sebesar ≥85%.
2.3 Kerangka Pikir
Berdasarkan kajian teori yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran STAD dengan bantuan powerpoint mampu meningkatkan
hasil belajar siswa. Model STAD pada dasarnya menuntut siswa bekerja aktif
dalam kelompoknya, proses pembelajaran dimana siswa yang mampu membantu
yang belum jelas, mendidik karakter siswa untuk berani tampil dan
mengungkapkan tentang pendapat maupun ilmu yang sudah dipahami. Dengan
menggunakan model STAD siswa juga tertantang untuk mendapatkan nilai yang
lebih tinggi dari kelompok lain, nilai yang bagus juga memacu siswa untuk
terlibat aktif dalam pembelajaran. Penggunaan media powerpoint dalam
pembelajaran IPA juga dapat digunakan sebagai cara untuk menarik minat siswa
dalam memperhatikan pembelajaran di kelas, bantuan media dalam
menyampaikan materi juga diharapkan mampu untuk merangsang daya ingat
siswa menjadi lebih baik.
17
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
PEMBELAJARAN IPA
Guru
menyampaikan
materi dengan
ceramah
Pembelajaran
Konvensional
Siswa jenuh,
sibuk
sendiri,materi
tidak dikuasai
Model STAD
dengan
Powerpoint
Guru sebagai
fasilitator Tingkat
pemahaman siswa
kurang, hasil
belajar rendah Proses berpikir
Konkret Abstrak
Pembelajaran dalam kelompok (Teams)
Melatih siswa melakukan pembelajaran
tutor sebaya
Siswa belajar secara mandiri dalam
menyelesaikan kuis untuk melatih siswa
dalam memecahkan masalah
Tingkat pemahaman
siswa naik, hasil belajar
IPA diatas KKM
18
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah
dikemukakan, maka dapat dirumuskan hipotesis proses dan hasil tindakan sebagai
berikut:
Penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions
(STAD) dengan powerpoint dalam pembelajaran IPA pokok bahasan cahaya
dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa pada kelas 5 semester II SD Negeri
Pagergunung tahun ajaran 2014/2015 secara signifikan minimal 10%. Penerapan
model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan
powerpoint dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5
semester II SD Negeri Pagergunung tahun ajaran 2014/2015 secara signifikan
dengan nilai rata-rata hasil belajar IPA ≥65 sesuai KKM yang ditentukan sekolah
atau ketuntasan belajar secara klasikal sebesar ≥80% dari 19 siswa.