bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori 2.1.1 pengertian...

13
5 KAJIAN PUSTAKA 2.1 K 2.1.1 Pe pemahaman yang benar mengenai arti bela dalam tingkah laku sebagai akibat / hasil dari pengala g dengan pengalaman yang nyata s BAB II ajian Teori ngertian Hasil Belajar PKn Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini mangandung arti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh oleh peserta didik atau siswa. Oleh karena itu jar sangat diperlukan bagi para pendidik. Menurut Skinner ( dalam Rizky, 2009:1) memberikan definisi belajar adalah Learning is a process of progressive behavior adaption”. Yaitu bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresi . Menurut Mc. Beach ( dalam Rizky, 2009:1 ) memberikan definisi mengenai belajar. “Learning is a change performance as a result of practice”. Ini berarti bahwa – bahwa belajar membawa perubahan dalam performance, dan perubahan itu sebagai akibat dari latihan ( practice ). C.T. Morgan dalam introduction to psychology belajar adalah suatu perubahan yang relatif menetap man yang lalu (Rizky, 2009:1). Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai batasan-batasan pengertian belajar maka dapat disimpulkan bahwa belajar pada dasarnya pengalaman yang sama dan berulang-ulang dalam situasi tertentu serta berkaitan dengan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan dan pemahaman. Dengan demikian kita sebagai seorang guru tentunya yelah memahami perlunya kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan kegiatan yang berhubungan langsun ebagai sarana peningkatan hasil belajar siswa. Untuk mengetahui hasil belajar harus melakukan pengukuran. Pengukuran adalah suatu proses yang dilakukan secara sistimatis untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku (Sridadi 2007) dan pengukuran menurut Rusli Lutan (2000:21) pengukuran ialah

Upload: phamngoc

Post on 02-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/3/T1_262010729_BAB II.pdf · Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai batasan-batasan

5  

KAJIAN PUSTAKA

2.1 K2.1.1 Pe

pemahaman yang benar mengenai arti bela

dalam tingkah laku sebagai akibat / hasil dari pengala

g dengan pengalaman yang nyata s

BAB II

ajian Teori ngertian Hasil Belajar PKn Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan

proses pendidikan. Hal ini mangandung arti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh oleh peserta didik atau siswa. Oleh karena itu

jar sangat diperlukan bagi para pendidik. Menurut Skinner ( dalam Rizky, 2009:1) memberikan definisi belajar adalah

“Learning is a process of progressive behavior adaption”. Yaitu bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresi . Menurut Mc. Beach ( dalam Rizky, 2009:1 ) memberikan definisi mengenai belajar. “Learning is a

change performance as a result of practice”. Ini berarti bahwa – bahwa belajar membawa perubahan dalam performance, dan perubahan itu sebagai akibat dari latihan ( practice ). C.T. Morgan dalam introduction to psychology belajar adalah suatu perubahan yang relatif menetap

man yang lalu (Rizky, 2009:1). Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai batasan-batasan pengertian

belajar maka dapat disimpulkan bahwa belajar pada dasarnya pengalaman yang sama dan berulang-ulang dalam situasi tertentu serta berkaitan dengan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan dan pemahaman. Dengan demikian kita sebagai seorang guru tentunya yelah memahami perlunya kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan kegiatan yang berhubungan langsun

ebagai sarana peningkatan hasil belajar siswa. Untuk mengetahui hasil belajar harus melakukan pengukuran. Pengukuran

adalah suatu proses yang dilakukan secara sistimatis untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku (Sridadi 2007) dan pengukuran menurut Rusli Lutan (2000:21) pengukuran ialah

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/3/T1_262010729_BAB II.pdf · Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai batasan-batasan

6  

proses pengumpulan informasi. Jadi, pengukuran adalah membandingkan suatu benda yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Pengukuran bersifat kuantitatif dari suatu obyek tertentu. Kegiatan yang selanjutnya setelah pengukuran yaitu melakukan penilaian. Penilaian adalah suatu usaha untuk mengumpulkan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa melalui kegiatan belajar mengajar yang ditetapkan sehingga dapat dijadikan dasar untuk menentukan langkah selanjutnya (Sridadi 2007). Menurut Griffin & Nix (1991) penilaian adalah suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseora

ividu dengan menggunakan ilmu politik dan pendidi

zenship

educatio

ng atau sesuatu. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara yang baik, yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Permendiknas , 2006:279). Secara akademis PKn dapat didefinisikan sebagai suatu bidang kajian yang memusatkan telaahannya pada seluruh dimensi psikologi dan sosial budaya kewarganegaraan ind

kan sebagai landasan kajiannya. Tugas PKn dengan paradigma baru adalah mengembangkan pendidikan

demokrasi yang mengemban tiga fungsi pokok, yakni mengembangkan tanggungjawab warga Negara (civic responsibility), mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intelligence), dan mendorong partisipasi warga Negara (civic

participation).Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu dari lima tradisi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yakni citizenship tranmission, saat ini sudah berkembang menjadi tiga aspek pendidikan Kewarganegaraan (citi

n), yakni aspek akademik aspek kurikuler, dan aspek social budaya. Secara akademik pendidikan kewarganegaraan dapat didefinisikan sebagai

suatu bidang kajian yang memusatkan telaahannya pada seluruh dimensi psikologis dan sosial budaya kewarganegaraan individu, dengan menggunakan ilmu politik, ilmu pendidikan sebagai landasan kajiannya atauan penemuannya intinya yang diperkaya dengan disiplin ilmu lain yang relevan, dan mempunyai implikasi kebermanfatan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/3/T1_262010729_BAB II.pdf · Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai batasan-batasan

7  

terhadap instrumentasi dan praksis pendidikan setiap warga negara dalam konteks ).

2.1.2 Te

-menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut selalu

melalui tahap-tahap berikut: (i) erasional (2-7 tahun), (iii) operasional konkret (7-

111.

ngkungan dengan kemampuan al lingkungan dengan penglihatan, penciuman,

2. persepsi tentang

nakan simbol, bahasa, konsep sederhana,

3. konkret anak dapat mengembangkan pikiran logis. Ia dapat

-kadang memecahkan masalah secara

4. atas) asi formal anak sudah dapat berpikir abstrak seperti pada orang

dewa

sistem pendidikan nasional (Winataputra, 2004ori-teori Belajar

a. Teori perkembangan intelektual Piaget Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab

individu melakukan interaksi terusberubah. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi

intelektualnya semakin berubah. Perkembangan intelektual menurut Piaget

sensori motor (0-2 tahun), (ii) pra op tahun), dan (iv) operasional formal (11 ke atas). Tahap sensori motor (0-2 tahun) Pada tahap sensori motor, anak mengenal lisensorik dan motorik. Anak mengenpendengaran, perabaan dan menggerakkannya. Tahap pra operasional (2-7 tahun) Dalam tahap pra operasional, anak mengandalkan diri padarealitas. Ia telah mampu mengguberpartisipasi, membuat gambar, dan menggolong-golongkan. Tahap operasi konkret (7-11 tahun) Tahap operasi mengikut penalaran logis, walau kadang“trial and error”. Tahap operasi formal (11 tahun kePada tahap oper

sa. (Dimyati dkk, 2002:14) 2.1.3 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Oemar Hamalik, 2001). Perolehan aspek-aspek perubahan tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan. Hasil belajar ini sangat dibutuhkan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/3/T1_262010729_BAB II.pdf · Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai batasan-batasan

8  

sebagai petunjuk untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar yang sudah dilaksanakan. Hasil belajar dapat diketahui melalui evaluasi untuk menguk

pa faktor yang mempengaruhi hasil belajar (Oemar Hamalik,

2001) y

an bersosialisasi dengan lingkungan. Kesempurnaan dan kualitas kondisi pengaruh terhadap kesiapan, proses dan hasil

belajar.

jari, tempat belajar, l

es dan hasil belajar. 2.1.4 Pe

feature

ur dan menilai apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari sesuai tujuan yang telah ditetapkan.

Ada beberaaitu sebagai berikut.

a. Faktor Internal Faktor internal mencakup kondisi fisik seperti kesehatan organ tubuh, kondisi

psikis seperti kemampuan intelektual, emosional dan kondisi sosial seperti kemampuinternal yang dimiliki siswa akan ber

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal antara lain kesulitan materi yang dipelaiklim, suasana lingkungan,motivasi dan budaya belajar masyarakat. Faktor eksternaini juga akan mempengaruhi kesiapan, pros

ngertian, Hakekat, dan Karakteristik Pembelajaran Kooperatif (STAD) a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan gabungan teknik instruksional dan filsafat mengajar yang mengembangkan kerjasama antar peserta didik untuk memaksimalkan pembelajaran peserta didik sendiri dan belajar dari temannya.(Killen, 1998). Ada dua komponen penting dalam pembelajaran kooperatif yaitu “a co-

poperative task” yaitu bekerja sama dalam kelompok atas dasar tugas (which is a

of most group work) dan “a co-operative incentive structure” yaitu bekerja sama atas dasar latar belajar peserta didik (which is unique to co-operative learning).

Pembelajaran kooperatif bukanlah suatu konsep yang baru.Selama ini, para guru sering menggunakan strategi kerja kelompok dalam pembelajarannya.Namun, pada strategi pembelajaran ini pembagian kelompok peserta didik masih kurang heterogen, tidak memperhatikan tingkat kepandaian, atau latar belakang peserta didik.Untuk memahami pengertian pembelajaran kooperatif sebaiknya kita membedakannya dengan pembelajaran secara kelompok.Cooperative learning

adalah suatu strategi belajar-mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/3/T1_262010729_BAB II.pdf · Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai batasan-batasan

9  

bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih.Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.Cooperative learning ini juga memandang bahwa keberhasilan dalam belajar bukan semata-mata harus diperoleh dari guru, melainkan bisa juga dari pihak lain yang terlibat dalam pembelajaran itu, yaitu teman sebaya. Jadi keberhasilan belajar dalam pendekatan ini bukan hanya ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh,

ila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompo

n seluruh peserta didik dalam suatu k

i kelompok sebagai prestasi setiap anggota kelompok, prestasi kelom

apat

iinformasikan kepada peserta didik:

melainkan perolehan itu akan baik bk kecil yang terstruktur dengan baik.

b. Hakikat Pembelajaran Kooperatif Berdasarkan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Slavin (2003), hakikat

pembelajaran kooperatif adalah adanya keterlibataelompok yang terstruktur. Struktur kelompok tersebut meliputi struktur tugas,

struktur tujuan, dan struktur penghargaan (reward). Struktur tugas mengacu kepada organisasi kerja dalam kelompok yang

tercermin salah satunya dari pembagian kerja (peran dan tanggung jawab anggota kelompok).Struktur tujuan mengacu kepada orientasi kelompok dalam mencapai tujuan (yaitu pretasi dan keberhasilan kelompok).Struktur ini dapat terlihat dari adanya saling ketergantungan dan kontribusi serta partisipasi yang merata.Mencapai tujuan merupakan semangat peserta didik untuk bekerjasama. Struktur Penghargaan mengacu pada prestas

pok merupakan keberhasilan bersama anggota kelompok, bukan ditentukan oleh anggota tertentu.

Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Agar peserta didik dmemahami pentingnya pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan kompetensi dan kecakapan hidup, penekanan berikut perlu d1. Peserta didik dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka

“sepenanggungan bersama”.2. Peserta didik bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya

seperti milik mereka sendiri.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/3/T1_262010729_BAB II.pdf · Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai batasan-batasan

10  

3. Peserta didik harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.

Peserta didik harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya .

Peserta didik akan dievaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.

Peserta didik berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

ecara individu materi yang

1. k menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh

2.

rta didik

3.

peran serta setiap anggota

4. Pro

lajar

Peserta didik diminta pertanggungjawabannya sditangani dalam kelompok kooperatif.

c. Karakteristik Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Beberapa karakteristik pendekatan Cooperative Learning, antara lain:

Akuntabilitas individu, yaitu, bahwa setiap individu di dalam kelompokmempunyai tanggung jawab untukelompok, sehingga keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh tanggung jawab setiap anggota. Keterampilan sosial, meliputi seluruh kehidupan sosial, kepekaan sosial dan mendidik peserta didik untuk menumbuhkan pengekangan diri dan pengarahan diri demi kepentingan kelompok. Keterampilan ini mengajarkan peseuntuk belajar memberi dan menerima, mengambil dan menerima tanggung jawab, menghormati hak orang lain dan membentuk kesadaran sosial. Kesalingtergantungan secara positif, adalah sifat yang menunjukkan saling ketergantungan satu terhadap yang lain di dalam kelompok secara positif. Keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh kelompok, karena setiap anggota kelompok dianggap memiliki kontribusi.Jadi peserta didik berkolaborasi bukan berkompetensi.

ses bekerja dalam kelompok, proses perolehan jawaban permasalahan dikerjakan oleh kelompok secara bersama-sama.

Untuk menciptakan ”kebersamaan” dalam belajar, guru harus merancang program pembelajarannya dengan mempertimbangkan aspek kebersamaan peserta didik, sehingga mampu mengkondisikan dan memformulasikan kegiatan be

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/3/T1_262010729_BAB II.pdf · Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai batasan-batasan

11  

peserta maan. elas, tetapi juga di luar lingkungan kelas.

2.1.5 Tu

erilaku kooperatif dan aspek akademis juga masuk di

bekerja sama atau kolaborasi dalam memecahkan didik sebagai bekal

untuk h

terhadap tipe-tipe pembelajaran kooperatif, Killen (1989) mengidentifikasi sintaks umum dalam pembelajaran kooperatif. Umumnya, terdapat enam fase atau tahapan pembelajaran dalam pembelajaran koperatif seperti yang tertera pada Tabel berikut.

didik dalam interaksi yang aktif interaktif dalam suasana kebersaKebersamaan ini bukan saja di dalam k

juan dan Tahapan Pada Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif memiliki tujuan dan tahapan sebagaiberikut :

a. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Pada awal pengembangannya, pembelajaran kooperatif dimaksudkan untuk

mengembangkan nilai-nilai demokrasi, aktivitas peserta didik, pmenghargai pluralisme. Akan tetapi sebenarnyadalamnya walaupun tidak tersirat. Killen (1989) menyatakan setidaknya terdapat tiga tujuan yang dapat dicapai dari pembelajaran kooperatif, yaitu:

peningkatan kinerja prestasi akademik, penerimaan terhadap keragaman (suku, sosial, budaya, kemampuan, dsb), keterampilan bekerja sama atau kolaborasi dalam pemecahan masalah.

Tujuan pertama yaitu membantu peserta didik memahami konsep-konsep yang sulit. Dengan strategi kooperatif diharapkan terjadi interaksi antar peserta didik untuk saling memberi pengetahuannya dalam memecahkan suatu masalah yang disajikan guru sehingga semua peserta didik akan lebih mudah memahami berbagai konsep. Tujuan

kedua, yaitu membuat suasana penerimaan terhadap sesama peserta didik yang berbeda latar belakang misalnya suku, sosial, budaya, dan kemampuan. Hal ini memberi kesempatan yang sama kepada semua peserta didik terlepas dari latar belakang serta menciptakan kondisi untuk bekerjasama dan saling ketergantungan yang positif satu sama lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Tujuan ketiga, yaitu mengajarkan keterampilan permasalahan. Keterampilan ini sangat penting bagi peserta

idup bermasyarakat. Selain itu, para peserta didik belajar untuk saling menghargai satu sama lain. b. Sintaks atau Tahap-Tahap pada Pembelajaran Kooperatif

Berdasarkan kajian

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/3/T1_262010729_BAB II.pdf · Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai batasan-batasan

12  

Fase/Tahapan Umum Model Pembelajaran Kooperatif

No .

Fase Perilaku Guru

1 Menyediakan obyek dan perangkat lajaran.

Guru mengemukakan tujuan, memotivasi peserta didik untuk belajar, menyediakan obyek dan membuat perangkat pembe

2 Menghadirkan/meyajikan informasi

n Guru menghadirkan/menyajikan informasi untuk peserta didik baik secara presentasi verbal ataupun dengan tulisan.

3 Mengorganisapeserta didik dalam

si

ompok etiap

belajar kel

Guru menjelaskan pada peserta didik bagaimana membentuk kelompok belajar dan membantu skelompok agar melakukan transisi secara efisien.

4 Membimbing bekerja dan belajar an tugas bersama.

Guru membimbing kelompok belajar ketika mereka sedang bekerja menyelesaik

5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok menyajikan hasil kerjanya.

6 Mengenali prestasi untuk mengenali baik usaha, dan prestasi individu juga kelompoknya dan memberi Guru mencari cara

penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu.

lavin (1995:76) membagi pembelajaran kooperatif dalam beberap

Pada dasarnya tipe-tipe dalam pembelajaran kooperatif adalah sama, yaitu lebih mengutamakan kerjasama kelompok. Namun, dalam pengelompokan tugas, tiap tipe tersebut berbeda. S

a tipe, di antaranya, Student Teams – Achievement Division (STAD), Teams

Games Tournament (TGT), Jigsaw, dan Team Assisted Individualization (TAI) dan Group Investigation (GI).

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/3/T1_262010729_BAB II.pdf · Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai batasan-batasan

13  

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tipe Student Teams – Achievement

Division (STAD). Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif ( tipe

Division ) adalah

njelaskan pada anggota yang ota dalam kelompok itu mengerti.

kepada seluruh siswa, dan pada saat menjawab

2.2 Ka1.

sama atau kolaborasi dalam memecahkan

2.

Student Teams – Achievement

Memebentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari empat orang secara heterogen ( campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dll )

Guru menyajikan pelajaran Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikrjakan oleh anggota-anggota

kelompok. Dan untuk anggota yang tahu melainnya sampai semua angg

Guru memberi kuis / pertanyaan kuis / pertanyaan tidak boleh saling membantu. Guru memberikan evaluasi.

jian Hasil Peneliti Yang Relevan Sri Muhayati Judul PTK “ Peningkatan Hasil Belajar PKn Melalui Metode STAD dengan Kompetensi Dasar Peran Indonesia di Asean Bagi Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Tirem Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2010/2011”. Menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa dengan menggunakan metode STAD memberi pengaruh besar terhadap hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Tirem Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan yang semakin meningkat. Hal ini bisa dilihat dari jumlah siswa kelas VI pada SD Negeri 1 Tirem Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan Tahun pelajaran 2010/2011 ada 18 siswa, kondisi awal sebanyak 45% yang tuntas dan 65% belum tuntas. Setelah melakukan penelitiandan perbaikan pada proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (Student Team Achieviement Devisien) ketuntasan siswa dalam kelas meningkat menjadi 75% dengan nilai rata-rata 71,5. Kesimpulan yang dapat peneliti ambil yaitu bahwa metode STAD dapat mengajarkan keterampilan bekerjapermasalahan, dan keterampilan ini sangat penting bagi peserta didik sebagai bekal untuk hidup bermasyarakat. Selain itu, para peserta didik belajar untuk saling menghargai satu sama lain. Judul PTK “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Menjelaskan Pentingnya Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia Melalui Metode STAD

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/3/T1_262010729_BAB II.pdf · Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai batasan-batasan

14  

Pada Kelas V SD Negeri 4 Karangsari Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan Semester 1 Tahun 2010/2011”. Penelitian Tindakan Tersebut disusun oleh : Agung Pramono Guru kelas SD Negeri 4 Karangsari Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan dengan kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode STAD memberi pengaruh besar terhadap hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 4 Karangsari Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan siswa yang kondisi awal ketuntasannya hanya 43% dapat meningkat menjadi76% dengan nilai rata-rata 73,5. Kajian yang dapat peneliti ambil dari penelitian ini adalah metode STAD membuat suasana penerimaan terhadap sesama peserta didik yang berbeda latar belakang misalnya suku, sosial, budaya, dan kemampuan. Hal ini memberi kesempatan yang sama kepada semua peserta didik

ai keyakinan bahwa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran TAD dapat meningkatkan hasil belajar PKn bagi siswa kelas VI SD

terlepas dari latar belakang serta menciptakan kondisi untuk bekerjasama dan saling ketergantungan yang positif satu sama lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

Dari hasil kedua penelitian tersebut diatas penulis dapat mengkaji bahwa dengan penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD akan dapat meningkatkan hasil belajar bagi siswa kelas VI SD Negeri 5 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan, karena pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat membantu peserta didik memahami konsep-konsep yang sulit, dan interaksi antar peserta didik untuk saling memberi pengetahuannya dalam memecahkan suatu masalah yang disajikan guru bisa terjadi, sehingga semua peserta didik akan lebih mudah memahami berbagai konsep. Disamping itu pembelajaran kooperatif tipe STAD juga dapat mengajarkan keterampilan bekerja sama atau kolaborasi dalam memecahkan permasalahan. Keterampilan ini sangat penting bagi siswa sebagai bekal untuk hidup bermasyarakat. Apalagi dengan kondisi awal yang ada pada siswa kelas VI SD Negeri 5 Karanganyar kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan, pada tes formatif mata pelajaran PKn dengan Kompetensi Dasar mendiskripsikan tugas dan fungsi pemerintah pusat dan daerah yang mendapat nilai diatas KKM (65) hanya 44,44% atau 12 siswa dari jumlah keseluruhan siswa (27), yang artinya masih ada 15 siswa (55,55%) yang belum mencapai ketuntasan. Dengan kondisi ini penulis mempunykooperatif tipe S

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/3/T1_262010729_BAB II.pdf · Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai batasan-batasan

15  

Negeri

2.3

n kooperatif yang dilaksanakan dengan membentuk suatu tim

laksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode ceramah. Pada p

n nantinya siswa bisa bekerja sama dengan kelompo

TAD). Pada penerapan metode tersebut peneliti memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I. Dengan harapan hasil belajar siswa pada PKn tentang Mendeskripsikan tugas dan fungsi pemerintah pusat dan daerah dapat meningkat secara maksimal.

5 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester I Tahun 2011/20. Kerangka Pikir

Model pembelajaran kooperatif memungkinkan semua siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar. STAD

adalah suatu model pembelajara yang memiliki kemampuan akedemik yang berbedadan latar belakang yang

heterogen, untuk saling bekerja sama dalammemahami konsep-konsep materi pelajaran dengan cara diskusi.

Pembelajaran PKn tentang Mendeskripsikan tugas dan fungsi pemerintah pusat dan daerah yang dilaksanakan di kelas VI SDN 5 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan diperoleh hasil,belajar siswa yang rendah. Hal ini disebabkab oleh pe

embelajaran PKn metode ceramah bukanlah metode yang tepat, sehingga peneliti memperbaikinya dengan menerapkan metode Student Teams –Achievement

Divisions (STAD). Pada siklus I peneliti menerapkan metode Student Teams –Achievement

Divisions (STAD). Diharapkaknya untuk mendiskusikan lembar kerja. Siswa yang telah mengerjakan

harus membantu siswa yang belum dapat mengerjakan sampai teman dalam satu kelompok dapat mengerjakan.

Perbaikan pembelajaran nantinya akan dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II kembali diterapkan metode Student Teams –Achievement Divisions (S

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/3/T1_262010729_BAB II.pdf · Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai batasan-batasan

16  

Kondisi awal

(Mengajar Konvensional)

Siswa hanya menjadi pendengar dan

urang aktif dalam kegiatan

kurang dapat memahami penjelasan

Siswa kurang tertarik pada penyampaian

guru.

Hasi belajar siswa rendah.

mencatat konsep yang diberikan oleh guru

Siwa k

pemnelajaran.

Siswa

guru.

2.4 H

Mengajar dengan

m tode STAD

Lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

.

ntar siswa dalam kelompok

t.

meningkat.

Kreatifitas siswa meningkat

Keberanian untuk mengemukakan

pendapat lebih meningkat.

Dapat menghargai pendapat orang lain

Kerja sama a

maupun kelas lebih meningka

Tanggung jawab pada tugasnya lebih

e

Hasil belajar siswa dapat meningkat.

ipotesis Tindakan. Berdasarkan rumusan masalah penelitian dan kerangka pemikiran seperti

yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan hepotesis tindakan kelas sebagai berikut : jika pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams –

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/3/T1_262010729_BAB II.pdf · Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai batasan-batasan

17  

Achievement Divisions (STAD) dilaksanakan sesuai dengan sintaks atau tahapan-tahapannya dengan baik, maka diduga atau ditafsirkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn dengan Kompetensi Dasar Mendeskripsikan tugas dan fungsi

ah dan menjelaskan proses pemilu dan pilkada bagi siswa kelas VI semester 1 SD Negeri 5 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2011/2012 akan meningkat.

pemerintah pusat dan daer