bab ii kajian literatur a. tinjauan museum 1....

27
BAB II KAJIAN LITERATUR A. Tinjauan Museum 1. Pengertian museum : a. Museum berasal dari kata “Mouseion ” yang merupakan kuil klasik tempat pemujaan Dewi Muse dalam mitologi Yunani, yang dipercaya sebagai lambang cabang ilmu pengetahuan dan kesenian. (Moh. Amir Sutaarga, 1989:17) b. Museum adalah suatu lembaga yang bersifat badan hukum, tidak mencari keuntungan dalam pelaksanaannya kepa masyarakat, tetapi untuk memajukan masyarakat lingkungannya serta terbuka untuk umum. Museum mengadakan kegiatan pengadaan, pengawetan, riset, komunikasi dan pameran segala macam benda bahan pembuktian tentang kehadiran umat manusia dan lingkungannya untuk tujuan tertentu, pengkajian dan pendidikan maupun kesenangan. (Moh. Amir Sutaarga, 1989 :33 ) c. Merupakan gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda- benda yang patut mendapat perhatian umum sepert peninggalan sejarah, seni dan ilmu, tempat penyimpanan barang- barang kuno. (Kamus Bahasa Indonesia: 1962 :675) 2. Sejarah dan Perkembangan Museum Sejarah Museum diawali dengan munculnya naluri ilmiah manusia, yaitu naluri untuk melakukan pengumpulan sejak 85.000 tahun silam sudah merupakan tukang himpun terbukti oleh hasil penelitian dari para arkeolog. Di dalam gua-gua berdiam manusia Neanderthal dimana didalam gua ini terdapat kepingan-kepingan batu yang disebut juga fosil . Koleksi ini merupakan penyajian pertama dan merupakan yang tertua. Akhir abad 18 di Eropa Barat, banyak muncul kegiatan - yang dilakukan oleh masyarakat Eropa dalam bidang ilmiah, hingga banyak pula berdiri perkumpulan atau lembaga ilmiah, salahsatunya berdiri sejenis museum yang disebut dengan institusional museum.Diawali dengan pecahnya revolusi perancis, yang kemudian dikenal dengan semboyan Liberte, Egalite et Fratemite, membawa perubahan pada sendi yang lama dengan lahirnya bibit - bibit demokrasi barat yang menjadi

Upload: volien

Post on 06-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • BAB II

    KAJIAN LITERATUR

    A. Tinjauan Museum

    1. Pengertian museum :

    a. Museum berasal dari kata Mouseion yang merupakan kuil klasik tempat

    pemujaan Dewi Muse dalam mitologi Yunani, yang dipercaya sebagai lambang

    cabang ilmu pengetahuan dan kesenian. (Moh. Amir Sutaarga, 1989:17)

    b. Museum adalah suatu lembaga yang bersifat badan hukum, tidak mencari

    keuntungan dalam pelaksanaannya kepa masyarakat, tetapi untuk memajukan

    masyarakat lingkungannya serta terbuka untuk umum. Museum mengadakan

    kegiatan pengadaan, pengawetan, riset, komunikasi dan pameran segala macam

    benda bahan pembuktian tentang kehadiran umat manusia dan lingkungannya

    untuk tujuan tertentu, pengkajian dan pendidikan maupun kesenangan. (Moh.

    Amir Sutaarga, 1989 :33 )

    c. Merupakan gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-

    benda yang patut mendapat perhatian umum sepert peninggalan sejarah, seni dan

    ilmu, tempat penyimpanan barang- barang kuno. (Kamus Bahasa Indonesia: 1962

    :675)

    2. Sejarah dan Perkembangan Museum

    Sejarah Museum diawali dengan munculnya naluri ilmiah manusia, yaitu

    naluri untuk melakukan pengumpulan sejak 85.000 tahun silam sudah merupakan

    tukang himpun terbukti oleh hasil penelitian dari para arkeolog. Di dalam gua-gua

    berdiam manusia Neanderthal dimana didalam gua ini terdapat kepingan-kepingan

    batu yang disebut juga fosil .

    Koleksi ini merupakan penyajian pertama dan merupakan yang tertua.

    Akhir abad 18 di Eropa Barat, banyak muncul kegiatan - yang dilakukan oleh

    masyarakat Eropa dalam bidang ilmiah, hingga banyak pula berdiri perkumpulan

    atau lembaga ilmiah, salahsatunya berdiri sejenis museum yang disebut dengan

    institusional museum.Diawali dengan pecahnya revolusi perancis, yang kemudian

    dikenal dengan semboyan Liberte, Egalite et Fratemite, membawa perubahan

    pada sendi yang lama dengan lahirnya bibit - bibit demokrasi barat yang menjadi

  • sebuah tatanan kehidupan bagi bangsa Eropa.Perubahan tatanan kehidupan ini

    menyebabkan disitanya banya istana milik raja maupun para bangasawan oleh

    negara dan semua awalnya hanya diperuntukkan khusus bagi keluarga raja

    kerabatnya dan para bangsawan, menjadi terbuka untuk rakyat. Sebagai contoh

    adalah museum Le Louvre di Paris, Perancis, yang berasal dari Raja Frans 1 yang

    seianjumya oleh Raja Louis XIV dari Fotainebleau ke istana Louvre

    Sejak saat itulah kemudian museum menjadi salah satu lambang bagi

    kedaulatan rakyat khususnya dibidang ilmu kebudayaan maupun seni dan tidak

    lagi hanya menjadi monopoli ilmu bangsawan dan kaum cendikiawan saja, tetapi

    telah menjadi milik umum dan seluruh lapisan masyarakat. Pada perkembangan

    berikutnya museum lebih menonjolkan fungsi rekreasi daripada fungsi

    edukatifnya. Setelah perang dunia II banyak negara yang sadar bahwa kehidupan

    cultural, seperti halnya dunia pendidikan dipandang perlu untuk dimasukkan

    dalam jangakauan strategis kebudayaan dan dikelola oleh sistem adminstrasi

    kebudayaan. Secara internasional perlu adanya kerjasama di bidang tersebut, dan

    tugas ini kemudian dipercayakan pada UNESCO, salahsatu badan PBB yang

    mengurusi masalah pendidikan, dan ilmu pengetahuan. Selanjutnya dibidang

    permuseuman, UNESCO membentuk lembaga yang mengurusi masalah

    permuseuman yang disebut dengan International Council of Museum, disingkat

    ICOM. Pada tahun 1981, ICOM memiliki anggota kurang 7600 anggota dari

    semua negara anggota PBB.

    Di Indonesia sendiri mempunyai sejarah ilmu dan kesenian tua diantara

    Negara-negara Asia Tenggara lainnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya sejarah

    jaman kolonialisme dan Imperialisme.Pada tanggal 24 April 1778, Bataviaasch

    Genootschap van en Wetenschappen, badan usaha yang bertujuan memajukan

    dalam bidang seni, ilmu, khususnya bidang ilmu sejarah,arkeologi, etnografi, dan

    fisika serta menerbitkan berbagai penelitian, suatu lembaga ilmu pengetahuan.

    JCM Radermacher, sebagai pendiri menyumbangkan sebuah rumah berikut

    koleksi budaya sebagai cikal bakal museum di indonesia.

    Dan dengan bertambahnya jumlah koleksi, pada awal abad ke19 Sir

    Thomas Stamford Raflles membangun gedung baru di Jalan Majapahit nomor 3,

  • yang diberi nama Literzuy Society. Dan pada tahun 1862, pemerintah Hindia

    Belanda memutuskan untuk membangun gedung museum baru yang dapat

    digunakan sebagai kantor sekaligus untuk memamerkan koleksi. Gedung itu

    terletak di jalan Medan Merdeka Barat nomor 12, Jakarta Pusat. Diresmikan pada

    tahun 1868, yang kemudian dikenal dengan nama Museum Gajah, karena terdapat

    patung Gajah yang terbuat dari perunggu, yang merupakan hadiah dari raja

    Culalongkom dari Thailand.

    Museum ini juga disebut Museum Arca, karena didalamnya tersimpan

    berbagai jenis dan bentuk arca yang berasal dari berbagai daerah. Pada tanggal 29

    Febuari 1950, lembaga tersebut menjadi lembaga Kebudayaan Indonesia, dan

    pada tanggal 17 September diserahkan kepada pemerintah Indonesia dan menjadi

    Museum dan pada tanggal 28 Mei 1979 berubah nama menjadi MuseumNasional

    yang merupakan museum tertua di Indonesia.

    Pada tahun 1662 didirikan De Ambonsche Raritteinkamer, Rumpuis, tetapi

    kemudian lenyap dimakan tahun. Pada abad 20 didirikan museum Aceh pada

    masa pemerintahan hindia belanda dan diresmikan oleh gubemur sipil pada

    tanggal 31 Iuli 1915. Museum Ini dkembangkan menjadi museum negeri provinsi

    Aceh. Tahun 1922 , warga Surabaya keturunan Jerman mendirikan museum

    Steelijk historish museum Surabaya, yang saat ini berubah namanya menjadi

    Museum Negeri Mpu Tantular.

    Di Bali pada tanggal 8 September 1932 diresmikan sebuah nama Bali

    museum, yang kemudian pada tahun 1965 diserahkan pemerintah, dan saat ini

    namanya menjadi Museum Negeri propinsi bali. Di Yogyakarta sejak tahun 1924

    dirintis Sebuah museum oleh java institute yang pada tahun 1935 dirresmikan

    menjadi Museum sonobudoyo, kemudian setelah proklamasi museum ini Dikelola

    oleh pemerintah daerah, dan akhirnya pada tahun 1974 museum ini diserahkan

    pada pemerintah pusat . Setelah tahun 1945 Museum-Museum di Indonesia terus

    bermunculan baik yang didirikan oleh pihak pemerintah maupun saat ini telah

    berdiri sekitar 140 buah museum di indonesia

    3. Fungsi, tujuan dan tugas museum

    a) Fungsi

  • Menurut IOCM, fimgsi Museum dengan praktek museum sehari-hari,

    sebagai berikut:

    a) Pengumpulan dan pengamatan warisan dan budaya

    b) Dokumentasi, infomasi, dan penelitian alam

    e) Konservasi dan preservasi

    d) Penyebaran dan pemerataan ilmu pengetahuan untuk masyarakat

    umum

    e) Pengenalan dan penghayatan kesenian

    f) Pengenalan kebudayaan lintas daerah dan lintas bangsa

    g) Visualisasi warisan budaya alam dan budaya

    h) Cerminan tumbuhnya dan berkembangnya peradaban umat

    manusia

    i) Pembangkit rasa bertaqwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang

    Maha Esa

    j) Rekreasi dan berbagai aktivitas masyarakat.

    b) Tujuan Museum

    Tujuan museum menurut Sampumo Kadarsan, dapat dibagimenjadi dua

    tujuan, yaitu tujuan institutional dan tujuan fungsional

    1) Tujuan institutional

    Memberikan pengertian kepada Bangsa lndonesia,khususnya generasi

    muda tentang kebudayaan yang pemah ada, hal ini merupakan watak dan

    kesadaran bangsa, bahwa kebudayaan yang dimililki Indonesia khususnya, sangat

    agung juga sebagai pelindung dan pemelihara dari pengaruh budaya asing yang

    tidak sesuai.

    2. Tujuan Fungsional

    sebagai wadah tujuan fungsional agar dapat berlaku secara efektif

    terhadap dua kepentingan yang saling berpengaruh yaitu :

    (a) kepentingan obyek

    Memberikan wadah atau tempat untuk menyimpan Serta melindungi

    benda - benda koleksi yang mempunyai nilai budaya, dari kerusakan

  • atau kemusnahan yang disebabkan antara lain pengaruh iklim, alam,

    biologis maupun manusia

    (b) kepentingan umum

    menyimpulkan penemuan - penemuan benda,pemeliharaan dari

    kerusakan, penyajian benda benda koleksi kepada masyarakat umum

    agar dapat:

    (1) Menarik sehingga menimbulkan rasa bangga dan

    bertanggungjawab.

    (2) Dipelajari dan menunjang ilmu pengetahuan.

    c) Tugas museum

    Tugas museum disamping sebagai koleksi, preparasi.edukasi maupun

    rekreasi, tugas pokok museum dapat diterangkan

    a) Melaksanakan pengumpulan, perawatan dan penyajian benda yang

    bernilai budaya dan bemilai historis

    b)Memperkenalkan dan menyebarluaskan hasil penelitian kebudayaan

    daerah dan bangsa berdasarkan koleksi

    c)Menjadi pusat perpustakaan,dokumentasi ,dan penelitian ilmiah

    d)Membuat reproduksi karya kebudayaan nasiomal

    e)Melaksanakan tata usaha.

    4. Jenis Museum

    Muhammad Amir Sutaarga dalam buku Persoalan Museum di Indonesia,

    membagi - bagi jenis museum yang ada dewasa ini berdasarkan macam - macam

    ilmu pengetahuan. Adanya perbedaan materi yang dipelajari dalam setiap ilmu

    pengetahuan dengan sendirinya membawa pengaruh dalam segala hal yang

    berkaitan dengan ilmu pengetahuan tersebut, seperti halnya teori, obyek obyek

    yang dipelajari dan sebagainya.

    Pembagian museum berdasarkan perbedaan dalam ilmu pengetahuan

    adalah sebagai berikut :

    a) Museum ilmu pengetahuan alam dan teknologi, yang termasuk museum

    ini adalah museum zoologi, museum botani, museum industri, museum

    kesehatan, museum pertanian, museum lalu lintas dan lain-lain.

  • b) Museum sejarah dan kebudayaan, termasuk di dalamnya adalah

    museum seni rupa, museum etnografi, museum arkeologi, museum

    kesenian, museum antropologi, museum perjuangan, museum pendidikan

    jasmani dan lain - lain.

    Disamping perbedaan berdasarkan kategori ilmu pengetahuan,pembagian

    museum dapat diklasifikasikan berdasarkan tipenya, seabagai berikut :

    1) Museum ilmu hayat

    2) Museum sejarah dan asetropologi

    3) Museum ilmu pengetahuan dan teknologi

    4) Museum seni

    Dalam surat keputusan mentri Pendidikan dan Kebudayaan no

    075/1975bagian XFVI. pasal 728, dikemukakan bahwa sistem klasifikasi museum

    lebih bersifat fleksibel agar dapat menuju kearah tujuan yang hendak dicapai yaitu

    pembinaan dan pengembangan - pengembangan museum di lndonesia. Hal

    tersebut di atas dikemukakan lagi dalam seminar pengelolaan dan pendayagunaan

    museum di Indonesia, yang selanjutnya diterbitkan dalam buku dengan judul yang

    sama dengan tema tersebut di atas. Dalam buku tersebut disebutkan bahwa,

    Direktorat Permuseuman membagi museum menjadi tiga tipe :

    (berdasarkan jenis koleksinya), sebagai berikut:

    1) Museum Umum, yaitu museum yang tidak membatasi jenis koleksinya,

    berupa kumpulan bukti material manusia dan lingkungannya yang

    berkaitan dengan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi

    maupun berbagai cabang - cabang seni.

    2) Museum Khusus, yaitu museum yang membatasi jenis

    koleksinya,berupa kumpulan bukti material atau lingkungannya yang

    berkaitan dengan satu cabang ilmu pengetahuan atau satu cabang seni atau

    satu cabang teknologi.

    3) Museum Pendidikan, yaitu museum yang jenis koleksinya dikhususkan

    pada tingkat pendidikan umum.

    Museum juga dapat digolongkan menurut kedudukannya(ruang lingkup

    wilayah tugas), sebagai berikut :

  • 1) Museum Nasional, adalah museum yang koleksinya terdiri dari

    kumpulan benda - benda yang mewakili maupun yang berkaitan dengan

    bukti material manusia dan atau lingkungannya dari seluruh wilayah

    Indonesia yang bernilai nasional.

    2) Museum Regional Propinsi, adalah museum yang benda koleksinya

    merupakan kumpulan benda yang berasal, mewakili, serta berkaitan

    dengan bukti material manusia atau lingkungannya dari wilayah propinsi

    tertentu.

    3) Museum Lokal, adalah museum yang benda koleksinya terdiri

    kumpulan benda yang berasal, mewakili, dan berkaitan dengan bukti

    material manusia dan lingkungannya dari wilayah lokal setempat,

    kabupaten atau kotamadya tertentu.

    Sedangkan menurut penyelenggaraannya(berdasarkan status hukumnya),

    museum dapat dibagi dalam kategori, sebagai berikut :

    1) Museum Pemerintah, yaitu museum yang diselenggarakan serta

    dikelola oleh pemerintah.Museum ini dapat dibagi lagi menjadi museum

    yang dikelola oleh pemerintah pusat dan museum yang dikelola oleh

    pemerintah daerah.

    2) Museum swasta, yaitu museum yang diselenggarakan serta dikelola

    oleh pihak swasta.

    Sedangkan Berdasarkan Bentuk Bangunannya, museum dapat dibagi

    dalam kategori, sebagai berikut :

    1) Museum Tertutup, museum yang koleksinya berada didalam suatu

    bangunan permanen.

    2) Museum Terbuka, museum yang sebagian besar koleksinya berada di

    luar bangunan pennanen.

    3) Museum Kombinasi, museum yang koleksinya berada di dalam dan di

    luar bangunan permanen.

    5. Persyaratan Museum

    a) Lingkungan Museum

    1) Lokasi museum harus strategis, mudah dijangkau untuk umum.

  • 2) Lokasi museum harus sehat;

    (a) Tidak terletak di daerah industri yang udaranya sudah tercemar

    (b) Tidak berada pada daerah berawa, tanah berlumpur, tanah

    berpasir, dengan elemen-elemen iklim yang berpengaruh pada

    lokasi tersebut.

    (c) Nilai lingkungan sekitar museum yang bersifat sebagai pusat

    rekreasi.

    (d) Sesuai dengan peruntukkan bangunan umum.

    b) Persyaratan Bangunan

    1) Persyaratan Umum:

    (a) Bangunan dikelompokkan dan dipisahkan menurut:

    (1) Fungsi dan aktivitasnya

    (2) Ketenangan dan keramaian

    (3) Keamanan

    (b) Pintu masuk utama (main entrance) adalah untuk pengunjung museum

    (c) Pintu masuk khusus (service entrance) untuk bagian pelayanan,

    perkantoran, rumah serta ruang-ruang pada bangunan khusus.

    (d) Area publik (Public Area), terdiri dari bagian:

    (1) Bagian utama (Pameran tetap dan pameran temporer)

    (2) Auditorium, gift shop, kafetaria, pos jaga, ticket box,dan

    penitipan barang, ruang duduk, toilret, dan sebagainya.

    (e) Area semi publik (Semi Public Area), terdiri dari:Bangunan

    administrasi (perpustakaan dan ruang penerangan, ruang rapat, dan lain-

    lain)

    (f) Area privat (Private Area), terdiri dari:

    (1) Pelayanan teknis (laboratorium, storage, dan lain-lain)

    (2) Kantor pengelola

    2) Persyaratan Khusus:

    (a) Bangunan Utama (pameran tetap dan temporer)

    (1) Memuat benda-benda koleksi yang dipamerkan

    (2) Mudah dicapai dari luar maupun dalam

  • (3) Merupakan bangunan yang harus memiliki daya tarik sebagai

    bangunan pertama yang dikunjungi oleh pengunjung museum

    (4)Memiliki sistem keamanan yang baik ,baik dari segi konstruksi

    ataupun aplikasi ruangan.

    (b) Bangunan Auditorium

    (1) Mudah dipakai untuk umum

    (2) Dapat dipakai untuk ruang pertemuan, diskusi, dan ceramah.

    (c) Bangunan Khusus

    (1) Terletak pada ruang tenang

    (2) Mempunyai pintu masuk khusus

    (3) Memiliki sistem keamanan yang baik (terhadap kerusakan,

    kebakaran, kriminalitas) yang menyangkut segi-segi konstruksi

    maupun spesifikasi ruang.

    (d) Bangunan Administrasi;

    (1) Terletak strategis baik terhadap pencapaian umum maupun

    bangunan-bangunan lain

    (2) Mempunyai pintu masuk khusus

    6. Koleksi Museum

    a) Pengertian koleksi

    Pengertian koleksi secara harafiah adalah kumpulan (gambar,

    benda - benda bersejarah, lukisan dan sebagainya) yang sering dikaitkan

    dengan minat atau hobby obyek (yang lengkap),berarti pula sebagai

    kumpulan segala hal yang berhubungan dengan studi penelitian. (KBBI,

    1995: 450)

    b) Syarat-syarat koleksi Museum

    Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh koleksi Museum,

    yaitu antara lain:

    1) Mempunyai nilai sejarah dan ilmiah (tennasuk nilai estetika)

    2) Dapat didefinisikan mengenai wujudnya (morfologi),tipenya

    (tipologi), gayanya (style),fungsinya,maknanya,asalnya secara

    historis dan geografis genusnya, (dalam orda biologi), atau

  • periodenya (dalam geologi khususnya benda-benda sejarah alam

    dan teknologi).

    3) Harus dapat dijadikan dokumen dalam arti sebagai bukti

    kenyataan dan kehadirannya realitas dan eksistensinya bagi

    penelitian ilmiah.

    4) Dapat dijadikan suatu monumen atau bakal jadi monumen

    dalam sejarah alam atau budaya.

    5) Benda asli, replika atau reproduksi yang sah menurut

    persyaratan permuseuman.

    c) Jenis-jenis Koleksi Museum

    Terbagi dalam dua kategori:

    1) Koleksi Umum, yang berkaitan dengan berbagai cabang

    seni,disiplin ilmu dan teknologi

    2) Koleksi Khusus, yang berkaitan dengan satu cabang seni,disiplin

    ilmu dan teknologi.

    Adapun koleksi dari sebuah museum itu dapat bermacam -macam

    bentuknya, yaitu dapat berupa :

    a) Emografika : yaitu kumpulan benda - benda hasil budaya suku -

    suku bangsa

    b) Prehistorika : yaitu kumpulan benda - benda prasejarah

    c) Arkeologika : yaitu kumpulan benda ~ benda arkeologi

    d) Historika : yaitu kumpulan benda - benda bemilai sejarah

    e) Numisfika dan heraldika, yaitu kumpulan benda - benda alat

    tukar dan lambang peninggalan sejarah, misalnya mata uang,cap,

    lencana, tanda jasa, dan surat - surat berharga.

    f) Naskah - naskah kuno dan bersejarah

    g) Keramik asing

    h) Buku dan majalah anti kuariat

    i) Karya seni dan seni kiiya

    j) Benda - benda grafika, berupa foto, peta asli atau setiap

    reproduksi yang dapat dijadikan dokumen

  • k) Diorama, yaitu gambaran berbentuk tiga dimensi.

    l) Benda - benda sejarah alam, berupa flora, fauna, benda batu

    maupun mineral

    m) Replika yaitu tiruan dari benda sesungguhnya

    n) Miniatur yaitu tiruan dari benda sesungguhnya namun berukuran

    kecil

    o) Koleksi hasil abstraksi Alam S. Wittlin merumuskan tentang

    koleksi museum sebagai berikut:

    a) Economic hoard collection (koleksi persediaan ekonomi).

    b) Social prestige collection (koleksi kebanggaan social).

    c) Magic collectioan (koleksi kepercayaan magis). '

    d) Collection as an expression of group loyalty (koleksi sebagai

    sebuah pemyataan kesetiaan kelompok).

    e) Collection stimulating curiosity and inguire (koleksi memancing

    keingintahuan dan pertanyaan).

    f) Collection of art stimulating emotional experience (koleksi seni

    yang memancing pengalaman emosional).(Moh. Amir Sutaarga,

    1989 : 77)

    Berdasarkan sumber dasar materialnya, terdiri dari dua sumber, yaitu:

    a) In Organik

    Merupakan koleksi yang berupa batuan dan kekayaan alam-Seperti

    batu alam, metal, keramik, kaca,

    b) Organik

    Merupakan koleksi yang sumber dasamya terbuat dari tanaman

    dan hewan.

    d) Pengadaan

    Sebuah museum, untuk melengkapi koleksinya diperlukan adanya

    suatu proses pengadaan koleksi museum, yaitu suatu kegiatan

    pengumpulan benda - benda realita atau pembuatan replika,yang dapat

    dijadikan suatu koleksi museum dan berguna sebagai bahan pembuktian

    sejarah alam dan budaya manusia serta lingkungannya.

  • Tujuan dari pengadaan koleksi museum ini sendiri adalah untuk

    menghimpun, mencatat, melestarikan dan mengkomunikasikan benda -

    benda sejarah dan budaya untuk kepentingan studi, pendidikan dan

    rekreasi yang sehat, sehingga terhimpunnya dan termanfaatkannya benda -

    benda sejarah dan budaya tersebut bagi masyarakat.Adapun pengadaan

    koleksi dilakukan dengan :

    a) Penemuan/penggalian.

    b) Pembelian.

    c) Hadiah/hibah.

    d) Titipan dari perorangan atau badan hukum.

    5) Konservasi Koleksi

    Pada suatu bangunan museum terdapat beberapa hal yang harus

    menjadi perhatian khusus, agar keutuhan koleksi didalamnya dapat terjaga

    dengan baik dan aman. Diantaranya hal-hal yang harus diperhatikan antara

    lain:

    a) Debu dan Sinar

    Debu dan sinar cahaya dalam banyak hal dapat masuk dengan

    mudah ke ruang-ruang penyimpanan dan ruang pameran. Hal ini

    dapat dihindari dengan mengadakan perbaikan-perbaikan pada

    bangunan, seperti dengan mengunakan penolak debu, penolak

    cahaya pada jendela-jendela, dan sebagainya.

    b) Gas

    Ada kerusakan yang disebabkan oleh gas-gas yang merusakkan

    yang dapat disebabkan oleh bahan vitrin. Hal ini dapat dihindari

    dengan pemilihan bahan vitrin yang tidak mengandung asam dan

    pengutamaan pada ventilasi.

    c) Perlindungan terhadap pencurian.

    Di ruang pamer harus terdapat suatu instruksi agar para

    pengunjung tidak dapat memegang obyek.

    d) Ruang penyimpanan

    Syarat-syarat pada mang penyimpanan, antara lain:

  • (1) Tempatkan obyek koleksi pada lemari yang cukup

    vetilasi.

    (2) usahakan mang gerak secukupnya untuk dapat

    menangani obyek.

    (3) Jangan meletakkan obyek di tempat orang-orang

    berjalan.

    (4) Kumpulkan bagian obyek di satu tempat.

    (5) Jangan saling menumpuk obyek.

    e) Sinar Cahaya dan Penolakan Sinar Matahari

    Cahaya terlihat dan sinar UV dapat merusakkan obyek-obyek,

    seperti rapuhnya dan lunturnya wama-wama tekstil, kertas, kayu.

    Kerusakan ini dalam kebayakan hal permanen dan komulatif. Banyaknya

    cahaya yang terlihat dinyatakan dalam Lux, banyaknya sinar UV dengan

    mikro-Watt per Lumen. Nilai ini diukur dengan meteran Lux dan UV.

    Standar yang berlaku adalah 50 Lux dan 75 Mikro Watt per lumen untuk

    bahan peka cahaya seperti kertas dan tekstil, maksimal 200 Lux dan

    75Mikro-Watt per Lumen untuk bahan kurang peka cahaya seperti kayu

    yang tidak di cat dan lukisan. Untuk batu tidak berlaku nilai Lux.

    Penerangan didalam vitrin mempunyai kerugian tambahan yaitu

    temperature dalam vitrin naik dan kelembaban udara relative turun. Tetapi

    kalau lampu dimatikan yang terjadi kebalikannya. Didalam ruang-ruang

    pameran semua museum dipakai berbagai macam lampu, dengan

    temperature wama berbeda.Lampu fluoresensi bertemperatur lebih tinggi

    dari pada lampu pijar, yang terlihat cahaya putih. Lampu pijar memberi

    cahaya kekuning-kuningan.

    f) Kutu dan Serangga

    Di gedung-gedung banyak digunakan pemakaian bahan kimia

    seperti penyemprotan insektisida, dengan memperhatikan cara

    pertahanan, pencegahan. dan pensialiran adanya serangga

    tersebut,yaitu disebut pendekatan IPM (Integrated Pest Management)

    Di gedung-gedung tidak terdapat alat penahan masuknya serangga,

  • pintu dan jendela terbuka untuk waktu yang lama dan bercelah-celah

    dibagian sambungan-sambungan dan ambang-ambang pintu.Inspeksi

    memang sulit karena ruangan-ruangan museum tidak teratur secara

    sistematis.

    g) Musibah

    Dilengkapi alat pemadam kebakaran C02 pada tiap ruang dan

    disertai penjaga malam pada gedung. Lima menit pertama sangat

    menentukan apakah kebakaran tersebut menjalar atau tidak.

    7. Metode Penyajian Koleksi

    a) Pengertian Metode Penyajian Koleksi

    Merupakan sebuah cara yang bertujuan untukmengkomunikasikan suatu

    gagasan yang berhubungan dengan koleksi terhadap pihak lain.

    b) Jenis Jenis Metode Penyajian Koleksi

    Metode Penyajian Koleksi terbagi 3, yaitu:

    1) Metode Intelektual/ Edukatif

    Memamerkan benda-benda beserta segi-segi yang berkaitan

    dengan benda tersebut, seperti proses pembuatan,cara penggunaan,

    fungsi dan lainnya dalam rangka penyebarluasan informasi tentang

    arti, guna dan fungsi koleksi.

    2) Artistik/ Estetik

    Memamerkan benda-benda yang mengandung unsur keindahan

    untuk mengangkat penghayatan terhadap nilai-nilai artistik dari

    koleksi tersebut.

    3) Romantik/ Evokatif

    Benda-benda yang dipamerkan disertai unsur lingkungan dirnana

    benda tersebut berada untuk menggugah suasana penuh pengertian

    dan harmoni pengunjung

    8. Peralatan museum

    a) Pengertian Peralatan Museum

    Setiap alat atau benda yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan-

    kegiatan administrasi dan teknik permuseuman

  • b) Jenis-Jenis Peralatan Museum

    Peralatan museum terbagi menjadi:

    1) Peralatan kantor

    Setiap benda bergerak yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan-

    kegiatan administratif perkantoran museum.

    2) Peralatan teknis

    Setiap jenis alat atau benda bergerak yang dipergunakan untuk

    melaksanakan kegiatan-kegiatan teknik permuseuman.

    9. Struktur Organisasi Museum

    Sistem dan struktur permuseuman di Indonesia diatur antara lain :

    a) Keputusan Presiden RINo. 45 Th. 1974

    b) Surat Keputusan Mentri P & K No. 079 / O / Th. 1975

    Pada dasamya museum di Indonesia ditangani langsung oleh Departemen

    Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang Depdiknas) termasuk di dalamnya adalah

    Direktorat Museum, direktorat sejarah dan kebudayaan, sedangkan direktorat

    Jendral Kebudayaan akan menugaskan kepada unit - unit pembina teknis terhadap

    masing -masing badan dengan bidangnya.

    Berdasarkan tugas dan fungsi museum, setiap museum mempunyai

    struktur organisasi sebagai berikut :

    1) Bidang Tata Usaha, meliputi kegiatan dalam registrasi

    ketertiban/kearnanan, kepegawaian dan keuangan.

    2) Bidang Pengelolaan Koleksi yang meliputi kegiatan yang berhubungan

    dengan identifikasi, klasifikasi, katalogisasi koleksi sesuai dengan jenis

    koleksi. Menyusun konsepsi dalam kegiatan presentasi,

    penelitian/pengkajian koleksi termasuk penulisan ilmiah dan persiapan

    bahan koleksi.

    3) Bidang Pengelola Koleksi yang meliputi konservasi preventif dan

    kuratif serta mengendalikan keadaan kelembaban suhu ruang koleksi dan

    gudang serta penanganan laboratorium koleksi.

  • 4) Pembidangan Preparasi yang meliputi pelaksanaan restorasi koleksi,

    reproduksi, penataan pameran, pengadaan alat untuk menunjang kegiatan

    edukatif cultural dan penanganan bengkel reparasi.

    5) Bidang Bimbingan dan Publikasi yang meliputi kegiatan bimbingan

    edukatif cultural dan penerbitan yang bersifat ilmiah dan popular dan

    penanganan peralatan audiovisual.

    10. Pengunjung Museum

    a) Pembagian pengunjung museum Berdasarkan jumlahnya, terbagi menjadi 2

    bagian, yaitu:

    1) Perorangan

    (a) Pengunjung perorangan pada umumnya sudah tahu seluk beluk

    museum.

    (b) Yang sudah biasa berurusan dengan orang dalam

    (c) Mntuk keperluan studi atau riset.

    (d) Mengisi waktu luang dengan melihat pameran

    2) Kelompok

    Berdasarkan Status Sosial, terbagi atas;

    (a) Pelajar/ Mahasiswa

    (b) Seniman

    (c) Tamu Bisnis

    (2) Berdasarkan Asalnya, terbagi atas:

    (a) Pengunjung Lokal, dikunjungi oleh pengunjung pada radius 5 mil dari

    museum

    (b) Pengunjung Regional, mencakup pengunjung pada jarak 2jam dari

    sekitar museum,

    (c) Pengunjung Nasional, mencakup seluruh penduduk satu negara

    (d) Pengunjung lntemasional, untuk dikunjungi oleh pengunjung dari luar

    Negara pada waktu-waktu tertentu.

    A. Tinjauan Wayang

  • Wayang adalah seni pertunjukkan asli Indonesia yang berkembang pesat di

    Pulau Jawa dan Bali. Selain itu beberapa daerah seperti Sumatera dan

    Semenanjung Malaya juga memiliki beberapa budaya wayang yang terpengaruh

    oleh kebudayaan Jawa dan Hindu.

    UNESCO, lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB, pada 7

    November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukkan bayangan boneka

    tersohor dari Indonesia, sebuah warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam

    seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).

    Sebenarnya, pertunjukan boneka tak hanya ada di Indonesia karena banyak

    pula negara lain yang memiliki pertunjukan boneka. Namun pertunjukan

    bayangan boneka (Wayang) di Indonesia memiliki gaya tutur dan keunikan

    tersendiri, yang merupakan mahakarya asli dari Indonesia. Untuk itulah UNESCO

    memasukannya ke dalam Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan

    Manusia pada tahun 2003.

    Tak ada bukti yang menunjukkan wayang telah ada sebelum agama Hindu

    menyebar di Asia Selatan. Diperkirakan seni pertunjukan dibawa masuk oleh

    pedagang India. Namun demikian, kejeniusan lokal dan kebudayaan yang ada

    sebelum masuknya Hindu menyatu dengan perkembangan seni pertunjukan yang

    masuk memberi warna tersendiri pada seni pertunjukan di Indonesia. Sampai saat

    ini, catatan awal yang bisa didapat tentang pertunjukan wayang berasal dari

    Prasasti Balitung di Abad ke 4 yang berbunyi si Galigi mawayang

    Ketika agama Hindu masuk ke Indonesia dan menyesuaikan kebudayaan yang

    sudah ada, seni pertunjukan ini menjadi media efektif menyebarkan agama Hindu.

    Pertunjukan wayang menggunakan cerita Ramayana dan Mahabharata.

    Demikian juga saat masuknya Islam, ketika pertunjukan yang menampilkan

    Tuhan atau Dewa dalam wujud manusia dilarang, munculah boneka wayang

    yang terbuat dari kulit sapi, dimana saat pertunjukan yang ditonton hanyalah

    bayangannya saja. Wayang inilah yang sekarang kita kenal sebagai wayang kulit.

    Untuk menyebarkan Islam, berkembang juga wayang Sadat yang

    memperkenalkan nilai-nilai Islam.

  • Ketika misionaris Katolik, Pastor Timotheus L. Wignyosubroto, SJ pada tahun

    1960 dalam misinya menyebarkan agama Katolik, ia mengembangkan Wayang

    Wahyu, yang sumber ceritanya berasal dari Alkitab.

    Jenis- jenis Wayang menurut Bahan Pembuatannya

    1. Wayang Kulit Purwa, dibagi menjadi dua :

    a.Wayang kulit Gragag yogyakarta

    Wayang Kulit Gagrag Yogyakarta atau Wayang Kulit Gaya Yogyakarta

    merupakan wayang kulit yang secara morfologi memiliki ciri bentuk, pola

    tatahan, dan sunggingan (pewarnaan) yang khas. Selain itu dalam pertunjukan

    Wayang Kulit Gagrag Yogyakarta juga memiliki unsur-unsur khas yaitu, lakon

    wayang ( penyajian alur cerita dan maknanya), catur ( narasi dan percakapan) ,

    karawitan ( gendhing, sulukan dan properti panggung ).

    b. Wayang Kulit Gragag Banyumasan

    Wayang Kulit Gagrag Banyumasan merupakan salah satu gaya pedalangan

    di tanah Jawa, yang lebih dikenal dengan istilah pakeliran, dan berperan sebagai

    bentuk seni klangenan serta dijadikan wahana untuk mempertahankan nilai etika,

    devosional dan hiburan, yang kualitasnya selalu terjaga dan ditangani sungguh-

    sungguh oleh para pakar yang memahami benar. Pakeliran ini mencakup unsur-

    unsur yaitu, lakon wayang (penyajian alur cerita dan maknanya), sabet (seluruh

    gerak wayang), catur (narasi dan cakapan) , karawitan (gendhing, sulukan dan

    properti panggung).

    2. Wayang Madya

    Wayang madya adalah Wayang kulit yang diciptakan oleh Mangkunegara IV

    sebagai penyambung cerita Wayang Purwa dengan Wayang Gedog. Cerita

    Wayang madya merupakan peralihan cerita Purwa ke cerita Panji. Salah satu

    cerita Wayang Madya yang terkenal adalah cerita Anglingdarma. Wayang madya

    tidak sempat berkembang di luar lingkungan Pura Mangkunegaran.Cerita Wayang

  • madya menceritakan sejak wafatnya Prabu Yudayana sampai Prabu Jayalengkara

    naik tahta. Cerita Wayang Madya ditulis oleh R.Ngabehi Tandakusuma dengan

    judul Pakem Ringgit Madya yang terdiri dari lima jilid, dan tiap jilid berisi 20

    cerita atau lakon.

    3. Wayang Gedog

    Wayang Gedog atau Wayang Panji adalah wayang yang memakai cerita dari

    serat Panji. Wayang ini mungkin telah ada sejak zaman Majapahit. Bentuk

    wayangnya hampir sama dengan wayang purwa. Tokoh-tokoh kesatria selalu

    memakai tekes dan rapekan. Tokoh-tokoh rajanya memakai garuda mungkur dan

    gelung keling. Dalam cerita Panji tidak ada tokoh raksasa dan kera. Sebagai

    gantinya, terdapat tokoh Prabu Klana dari Makassar yang memiliki tentara orang-

    orang Bugis. Namun, tidak selamanya tokoh klana berasal dari Makassar, terdapat

    pula tokoh-tokoh dari Bantarangin (Ponorogo), seperti Klana Siwandana,

    kemudian dari Ternate seperti prabu Geniyara dan Daeng Purbayunus, dari Siam

    seperti Prabu Maesadura, dan dari negara Bali.

    Wayang gedog yang kita kenal sekarang, konon diciptakan oleh Sunan Giri

    pada tahun 1485 (gaman naga kinaryeng bathara) pada saat mewakili raja Demak

    yang sedang melakukan penyerbuan ke Jawa Timur (invasi Trenggono ke

    Pasuruan).

    Wayang Gedog baru memakai keris pada zaman panembahan Senapati di

    Mataram. Barulah pada masa Pakubuwana III di Solo wayang gedog diperbarui,

    dibuat mirip wayang purwa, dengan nama Kyai Dewakaton.

    Dalam pementasannya, wayang gedog memakai gamelan berlaras pelog dan

    memakai punakawan Bancak dan Doyok untuk tokoh Panji tua , Ronggotono dan

    Ronggotani untuk Klana, dan Sebul-Palet untuk Panji muda.Seringkali dalam

    wayang gedog muncul figur wayang yang aneh, seperti gunungan sekaten, siter

    (kecapi), payung yang terkembang, perahu, dan lain-lain.

    4. Wayang Wahyu

    Wayang Wahyu secara resmi ada sejak tanggal 02 Februari 1960, didirikan di

    Solo-Jawa Tengah dengan nama "Wayang Wahyu Ngajab Rahayu" oleh seorang

    biarawan Katolik, Bruder L. Timotius Wignyosubroto, FIC. Wayang Wahyu ini

  • merupakan upaya pendalaman Kitab Suci kepada umat Katolik Jawa. Maka,

    wayang tuntunan ini terbatas untuk keperluan renungan umat di Gereja-gereja dan

    instansi- instansi yang terkait.

    Pada tanggal 12 Desember 2009, Wayang Wahyu Keuskupan Purwokerto

    diperkenalkan kepada umat Paroki Tyas Dalem Kroya-Cilacap, oleh Romo

    Agustinus Handi Setyanto, Pr. Paguyuban Wayang Wahyu di Keuskupan

    Purwokerto ini bernama "Hamangunsih," yang artinya: membangun kasih.

    5. Wayang Suluh

    Wayang Suluh adalah wayang yang terbuat dari kulit dan berbentuk manusia

    biasa, dengan tokoh wayang keseharian, misalnya P Lurah, P Haji, Ibu Guru,

    Bapak Guru, petani, saudagar, anak sekolah, mahasiswa dan lainya. Ceritanya pun

    tentang permasalahan sehari-hari dalam keluarga, masyarakat,dan kehidupan

    masyarakat pedesaan, sangat sederhana sesuai dengan keadaan masyarakat waktu

    itu.

    Suluh berarti "secercah sinar" terang. Wayang Suluh pada jaman setelah

    kemerdekaan digunakan untuk kepentingan Departemen Penerangan dalam

    melakukan penuluhan pembangunan kepada masyarakat. Menteri Penerangan Ali

    Murtopo, Boediharjo dan Harmoko maberarti sih sempat wayang suluh dijadikan

    media penerangan yang handal. Bahkan Dalang wayang Kulit waktu itu dalam

    adegan Intermeso Limbukan, diselingi dengan memainkan wayang Suluh. Mbah

    Cermo dari Pacitan adalah Dalang wayang suluh ternama di daerah Pacitan

    tsekitar Tahun 70an.

    "Sesuluh" berarti memberikan penjelasan atau membuat hati yang gelap

    menjadi terang, memberikan pencerahan dari yang belum tahu menjadi mengerti.

    "Penyuluhan" memberikan pengertian, penjelasan suatu hal baru kepada

    masyarakat yang belum mengerti sehingga mereka paham akan suatu program

    pembangunan yang dilakukan pemerintah Orde Baru, bahasa sekarang

    "Sosialisasi"."Penyuluh" atau Juru penerang, adalah orang atau pegawai

    pemerintah yang tugasnya memberikan penyuluhan atau penerangan tentang

    berbagai program pemerintah kepada masyarakat."Dalang" pada jaman itu juga

    berlaku sebagai juru penerang pemerintah ikut menyebar luaskan program-

  • program pembangunan, dan salah satu medianya dengan menggunakan Wayang

    Suluh.

    6. Wayang Kancil

    Pencipta Wayang Kancil adalah bangsa Cina bernama Babah Bo Liem, tahun

    1925. Pembuat Wayang Babah Liem Too Hien. Pada kiri dan kanan kelir

    digambar hutan, di tengah ada bundaran tanpa gambar untuk paseban kalau

    wayang keluar.

    Wayang Berupa binatang buruan, binatang merangkak, binatang merayap,

    binatang yang terbang yang termasuk dalam dongeng kancil. Wujud orang hanya

    sedikit. Jumlah wayang hanya 100 buah. Dalang yang mampu menjalankan

    wayang hanya dua orang:

    1. Ki Lagutama dari Kampung Badran Mangkubumen. Sala

    2. Ki Sutapradangga dari kampung Sangkrah. Sala.

    7. Wayang Calonarang

    Wayang Calonarang juga sering disebut sebagai Wayang Leyak, adalah salah

    satu jenis wayang kulit Bali yang dianggap angker karena dalam pertunjukannya

    banyak mengungkapkan nilai-nilai magis dan rahasia pangiwa dan panengen.

    Wayang ini pada dasarnya adalah pertunjukan wayang yang mengkhususkan

    lakon-lakon dari ceritera Calonarang. Sebagai suatu bentuk seni perwayangan

    yang dipentaskan sebagai seni hiburan, wayang Calonarang masih tetap

    berpegang pada pola serta struktur pementasan wayang kulit tradisional Bali

    (Wayang parwa).

    Pagelaran wayang kulit Calon arang melibatkan sekitar 12 orang pemain

    yang terdiri dari:1 orang dalang ,2 orang pembantu dalang ,9 orang penabuh. Di

    antara lakon-lakon yang biasa dibawakan dalam pementasan wayang Calonarang

    ini adalah: Katundung Ratnamangali, Bahula Duta, Pangesengan Beringin.

    Kekhasan pertunjukan wayang Calonarang terletak pada tarian sisiya-nya dengan

    teknik permainan ngalinting dan adegan ngundang-ngundang di mana sang dalang

    membeberkan atau menyebutkan nama-nama mereka yang mempraktekkan

    pangiwa. Hingga kini wayang Calonarang masih ada di beberapa Kabupaten di

    Bali walaupun popularitasnya masih di bawah wayang Parwa.

  • 8. Wayang Krucil

    Wayang krucil adalah kesenian khas Ngawi, Jawa Timur dari bahan kulit dan

    berukuran kecil sehingga lebih sering disebut dengan Wayang Krucil. Wayang ini

    dalam perkembangannya menggunakan bahan kayu pipih (dua dimensi) yang

    kemudian dikenal sebagai Wayang Klithik.

    Di daerah Jawa Tengah wayang krucil memiliki bentuk yang mirip dengan

    wayang gedog. Tokoh-tokohnya memakai dodot rapekan, berkeris, dan

    menggunakan tutup kepala tekes (kipas). Sedangkan, di Jawa Timur tokoh-

    tokohnya banyak yang menyerupai wayang kulit purwa , raja-rajanya bermahkota

    dan memakai praba. Di Jawa Tengah, tokoh-tokoh rajanya bergelung Keling atau

    Garuda Mungkur saja.

    Cerita yang dipakai dalam wayang krucil umumnya mengambil dari zaman

    Panji Kudalaleyan di Pajajaran hingga zaman Prabu Brawijaya di Majapahit.

    Namun, tidak menutup kemungkinan wayang krucil memakai cerita wayang

    purwa dan wayang menak, bahkan dari babad tanah jawa sekalipun.

    Gamelan yang dipergunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang ini amat

    sederhana, berlaras slendro dan berirama playon bangomati (srepegan). Namun,

    ada kalanya wayang krucil menggunakan gendhing-gendhing besar.

    9. Wayang Sasak

    Wayang Kulit Sasak berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Disebut

    Sasak karena pembuatannya berasal dari etnis Sasak. Penatah wayang Sasak

    sampai saat ini ialah Amak Rahimah. Dahulu wayang Sasak dipergunakan untuk

    berdakwah agama Islam di pulau Lombok. Sekarang dipertontonkan dan untuk

    upacara adat, misalnya di masyarakat Malang kecamatan Gerung, kabupaten

    Lombok Barat. Bentuk wayang Sasak mirip dengan wayang kulit Gedog. Koleksi

    wayang kulit Sasak yang ada di Museum Wayang dibuat tahun 1925. Cerita

    wayang Sasak mengisahkan Amir Hamzah (paman Nabi Muhammad SAW).

    Amir Hamzah dalam wayang kulit Sasak, namanya diganti sesuai dengan nama

    indonesia (Jawa) yaitu Wong Agung Menak Jayengrana. Pedoman yang dipakai

    huruf bahasa Jawa, diambil dari serat Menak karangan Yosodipura.

  • 10. Wayang Sadat

    Suryadi Warnosuharjo, 48 tahun (1986) Klaten, Jawa Tengah, selaku

    pencipta dan sekaligus dalang wayang Sadat, menyatakan kalau umat Nasrani

    memiliki wayang Wahyu, maka umat Islam mempunyai wayang Sadat .

    Wujud wayang kulit Sadat, jelas bukan berbentuk wayang Purwa ataupun wayang

    Gedog, juga bukan berbentuk wayang Menak atau wayang Beber. Bentuk wayang

    Sadat ber-wanda mendekati realistis dan hampir serupa dengan wayang Suluh

    atau wayang Wahyu. Bahkan sebuah gending utama sengaja diciptakan untuk

    pergelaran tersebut bernama gending Istigfar.

    Suryadi menciptakan wayang Sadat tersebut pada pertengahan tahun

    1985 sebagai imbangan bagi umat Islam di Jawa yang berkaitan dengan

    pengembangan sejarah agama Islam dalam penyebarannya oleh para Wali, di

    samping itu untuk melanjutkan roh Islam yang pernah terdapat dalam sejumlah

    gubahan pakeliran wayang purwa di masa zaman Demak antara lain cerita Jimat

    Kalimusadha.

    Kata Sadat berasal dari kata Syahadattain atau sebagai akronim dari kata

    dakwah dan Tabligh. Misi pergelarannya bernafaskan dakwah agama Islam serta

    melanjutkan tradisi para Wali yang pernah berdakwah pada perayaan Sekatenan di

    zaman kerajaan Demak. Sebagaimana diketahui, Sekatenan merupakan

    pembacaan Syahadat secara massal.

    11. Wayang Parwa

    Wayang Parwa adalah Wayang kulit yang membawakan lakon - lakon yang

    bersumber dari wiracarita Mahabrata yang juga dikenal sebagai Astha Dasa

    Parwa. Wayang Parwa adalah Wayang Kulit yang paling populer dan terdapat di

    seluruh Bali. Wayang Parwa dipentaskan pada malam hari, dengan memakai kelir

    dan lampu blencong dan diiringi dengan Gamelan Gender Wayang.

    Walaupun demikian, ada jenis Wayang Parwa yang waktu

    penyelenggaraannya tidak harus pada malam hari. Jenis itu adalah Wayang

  • Upacara atau wayang sakral, yaitu Wayang Sapuh Leger dan Wayang Sudamala.

    Waktu penyelenggaraannya disesuaikan dengan waktu upacara keseluruhan.

    Wayang Parwa dipentaskan dalam kaitannya dengan berbagai jenis upacara

    adat dan agama walaupun pertunjukannya sendiri berfungsi sebagai hiburan yang

    bersifat sekuler. Dalam pertunjukannya, dalang Wayang Parwa bisa saja

    mengambil lakon dari cerita Bharata Yudha atau bagian lain dari cerita

    Mahabharata. Oleh sebab itu jumlah lakon Wayang Parwa adalah paling banyak.

    12. Wayang Arja

    Wayang arja adalah sebuah wayang ciptaan baru yang diciptakan pada tahun

    1975 oleh dalang I Made Sidja dari desa Bona, atas dorongan almarhum I Ketut

    Rindha. Permunculan wayang ini banyak dirangsang oleh kondisi kehidupan

    Dramatari Arja yang ketika itu memprihatinkan, didesak oleh Drama Gong.

    Walaupun masih tetap mempertahankan pola pertunjukan wayang tradisional

    Bali, Wayang Arja menampilkan lakon-lakon yang bersumber pada cerita Panji

    (Malat).

    Dalam Wayang Arja, peran utama yang memegang pokok cerita adalah

    tentang kerajaan-kerajaan yang terbagi dalam sisi "kanan" dan "kiri". Kerajaan-

    kerajaan yang terangkum dalam sekutu "kanan" antara lain adalah seperti Daha,

    Koripan, Singasari, dan Gegelang, sementara pihak "kiri"-nya adalah Lasem

    Metaum, Pajang Mataram, Cemara, dan Pajarakan.

    Dalam wayang ini plot dramatik disusun hampir sama dengan yang terdapat

    di dalam Dramatari Arja. Oleh sebab itu pertunjukan Wayang Arja berkesan

    pagelaran Arja dalam bentuk Wayang Kulit. Pertunjukan Wayang Arja

    melibatkan sekitar 12 orang pemain yang terdiri dari: 1 orang dalang, 2 orang

    pembantu dalang, 9 orang penabuh Gamelan Gaguntangan yang berlaras pelog

    dan slendro.

    Di antara lakon-lakon yang biasa ditampilkan antara lain adalah:Waringin

    Kencana, Klimun Ilang Srepet Teka, Pakang Rara, Banda Kencana

  • Kekhasan pertunjukan Wayang Arja terasa pada seni suara vokalnya yang

    memakai tembang-tembang macapat yang biasa dipergunakan dalam pertunjukan

    Dramatari Arja. Juga, bentuk wayangnya menirukan tokoh-tokoh utama dalam

    Arja dengan segala atributnya. Wayang Arja kurang begitu populer di Bali,

    walaupun dalang yang biasa membawakan wayang ini terdapat hampir di seluruh

    Bali.

    13. Wayang Gambuh

    Wayang Gambuh adalah salah satu jenis wayang Bali yang langka, pada

    dasarnya adalah pertunjukan wayang kulit yang melakonkan ceritera Malat,

    seperti wayang panji yang ada di Jawa.Karena lakon dan pola acuan pertunjukan

    adalah Dramatari Gambuh, maka dalam banyak hal wayang Gambuh merupakan

    pementasan Gambuh melalui wayang kulit. Tokoh-tokoh yang ditampilkan

    ditransfer dari tokoh-tokoh Pegambuhan, demikian pula gamelan pengiring dan

    bentuk ucapan-ucapannya.

    Konon perangkat wayang Gambuh yang kini tersimpan di Blahbatuh adalah

    pemberian dari raja Mengwi yang bergelar I Gusti Agung Sakti Blambangan,

    yang membawa wayang dari tanah Jawa (Blambangan) setelah menaklukan raja

    Blambangan sekitar tahun 1634. Almarhum I Ketut Rinda adalah salah satu

    dalang wayang Gambuh angkatan terakhir yang sebelum meninggal sempat

    menurunkan keahliannya kepada I Made Sidja dari (Bona) dan I Wayan Nartha

    (dari Sukawati).

    14. Wayang Cupak

    Wayang Cupak termasuk wayang kulit Bali yang sangat langka, adalah

    pertunjukan wayang kulit yang melakonkan cerita Cupak Grantang yang

    mengisahkan perjalanan hidup dari dua putra Bhatara Brahma yang sangat

    berbeda wataknya.Bentuk pertunjukan wayang ini tidak jauh berbeda dengan

    wayang kulit Bali lainnya hanya saja tokoh-tokoh utamanya terbatas pada Cupak

    dan Grantang, Men Bekung dan suaminya Pan Bekung, Raksasa Benaru, Galuh

    Daha, Prabu Gobagwesi dan lain sebagainya

    Pertunjukan wayang Cupak pada dasarnya masih tetap berpegang kepada pola

    serta struktur pementasan wayang kulit tradisional Bali (wayang Parwa).Pagelaran

  • Wayang Cupak melibatkan sekitar 12 orang pemain yang terdiri dari:1 orang

    dalang, 2 orang pembantu dalang, 9 orang penabuh gamelan batel gender

    wayang.Di antara lakon-lakon yang biasa dibawakan dalam pementasan wayang

    Cupak, adalah:Matinya Raksasa Benaru, Cupak Dadi Ratu, Cupak Nyuti Rupa

    (Cupak ke sorga)

    Kekhasan pertunjukan wayang Cupak ini terasa pada seni suara vokalnya

    yang memakai tembang-tembang macapat (ginada) dan penampilan tokoh-tokoh

    Bondres yang sangat ditonjolkan. Wayang Cupak sangat populer di daerah

    Kabupaten Tabanan.

    15. Wayang Beber

    Wayang Beber adalah seni wayang yang muncul dan berkembang di Jawa

    pada masa pra Islam dan masih berkembang di daerah daerah tertentu di Pulau

    Jawa. Dinamakan wayang beber karena berupa lembaran lembaran (beberan) yang

    dibentuk menjadi tokoh tokoh dalam cerita wayang baik Mahabharata maupun

    Ramayana.Wayang beber muncul dan berkembang di Pulau Jawa pada masa

    kerajaan Majapahit. Gambar-gambar tokoh pewayangan dilukiskan pada selembar

    kain atau kertas, kemudian disusun adegan demi adegan berurutan sesuai dengan

    urutan cerita. Gambar-gambar ini dimainkan dengan cara dibeber. Saat ini hanya

    beberapa kalangan di Dusun Gelaran, Desa Bejiharjo, Karangmojo Gunung Kidul,

    yang masih menyimpan dan memainkan wayang beber ini.

    Konon oleh para Wali di antaranya adalah Sunan Kalijaga wayang beber ini

    dimodifikasi bentuk menjadi wayang kulit dengan bentuk bentuk yang bersifat

    ornamen yang dikenal sekarang, karena ajaran Islam mengharamkan bentuk

    gambar makhluk hidup (manusia, hewan) maupun patung serta menambahkan

    Pusaka Hyang Kalimusada. Wayang hasil modifikasi para wali inilah yang

    digunakan untuk menyebarkan ajaran Islam dan yang kita kenal sekarang. nSalah

    satu Wayang Beber tua ditemukan di Daerah Pacitan, Donorojo, wayang ini

    dipegang oleh seseorang yang secara turun-temurun dipercaya memeliharanya dan

    tidak akan dipegang oleh orang dari keturunan yang berbeda karena mereka

    percaya bahwa itu sebuah amanat luhur yang harus dipelihara. Selain di Pacitan

  • juga sampai sekarang masih tersimpan dengan baik dan masing dimainkan ada di

    Dusun Gelaran Desa Bejiharjo, Karangmojo Gunungkidul.

    B. Tinjauan Wilayah Yogyakarta

    1. Etimologi

    Nama Yogyakarta terambil dari dua kata, yaitu Ayogya atau

    '''Ayodhya''' yang berarti "kedamaian" (atau tanpa perang, a "tidak", yogya

    merujuk pada yodya atau yudha, yang berarti "perang"), dan Karta yang

    berarti "baik". Ayodhya merupakan kota yang bersejarah di India dimana

    wiracarita Ramayana terjadi. Tapak keraton Yogyakarta sendiri menurut

    babad (misalnya Babad Giyanti) dan leluri telah berupa sebuah dalem yang

    bernama Dalem Gerjiwati; lalu dinamakan ulang oleh Sunan Pakubuwana II

    sebagai Dalem Ayogya.

    2. Letak Geografis

    Kota Yogyakarta terletak di lembah tiga sungai, yaitu Sungai Winongo,

    Sungai Code (yang membelah kota dan kebudayaan menjadi dua), dan Sungai

    Gajahwong. Kota ini terletak pada jarak 600 KM dari Jakarta, 116 KM dari

    Semarang, dan 65 KM dari Surakarta, pada jalur persimpangan Bandung -

    Semarang - Surabaya - Pacitan. Kota ini memiliki ketinggian sekitar 112 m

    dpl. Meski terletak di lembah, kota ini jarang mengalami banjir karena sistem

    drainase yang tertata rapi yang dibangun oleh pemerintah kolonial, ditambah

    dengan giatnya penambahan saluran air yang dikerjakan oleh Pemkot

    Yogyakarta.

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=%27%27%27Ayodhya%27%27%27&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ayodhyahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ramayanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Keratonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Babadhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Pakubuwana_II