bab i-iii sqa
TRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semakin besarnya tuntutan masyarakat terhadap lulusan Jurusan
Kimia yang mempunyai keahlian dan keterampilan dalam berbagai
bidang, khususnya tentang industri kimia. Oleh karena itu diadakan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) agar mahasiswa dapat mengamati dan
mengaplikasikan langsung teori-teori yang sudah dipelajari dalam
perkuliahan dan praktikum. Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan
mata kuliah yang harus diikuti dari Jurusan Kimia, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis memilih PT. INALUM sebagai
tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan, yang merupakan satu-
satunya perusahaan aluminium batangan (Aluminium Ingot) di Asia
Tenggara yang bergerak dibidang peleburan aluminium dan memiliki
pembangkit listrik dalam kapasitas tinggi.
Kekayaan alam Indonesia memiliki sejuta manfaat yang tersimpan
indah dan potensial yang masih menunggu tangan-tangan ahli untuk dapat
dimanfaatkan secara optimal demi kesejahteraan umat manusia. Sungai
Asahan yang mengalirkan air Danau Toba di Sumatera Utara ke Selat
Malaka merupakan salah satu contoh dari potensi alam tersebut.
Menyadari potensial yang tersimpan begitu besar, maka
pemerintah mengambil langkah strategis untuk memanfaatkan aliran
Sungai Asahan tersebut untuk membangkitkan tenaga listrik yang seiring
dengan pembangunan Pabrik Peleburan Aluminium sebagai konsumen
tunggal listrik yang dihasilkan, yaitu PLTA Siguragura yang terletak di
Paritohan, kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir dan
PLTA Tangga serta Pabrik Peleburan Aluminium PT. INALUM yang
terletak di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara
1
(dulu Kabupaten Asahan). Dengan demikian, PT. INALUM telah berhasil
mengangkat nama Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor
Aluminium Ingot (batangan) di dunia. Untuk mendapatkan produk yang
bermutu tinggi dan berdaya saing di pasar global, tentunya perlu dilakukan
pengujian terhadap bahan baku, bahan dalam proses dan juga produk
aluminium yang dihasilkan. Oleh karena itu penulis ingin mencoba
menganalisa seberapa besar kadar elemen yang terdapat dalam aluminium
ingot, hingga analisis yang berhubungan dengan Quality Control pada PT.
INALUM.
1.2. Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini antara lain:
1. Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan dalam bidang
analisis dan produksi dengan cara melihat, belajar, bekerja, dan
mempraktekkan ilmu yang diperoleh di perkuliahan.
2. Menciptakan keterampilan dalam hal penguasaan pekerjaan, disiplin dan
tanggung jawab.
3. Mampu menjelaskan penerapan teori-teori yang diperoleh di PT.
INALUM khususnya proses kimia dan operasi industri, pengendalian
mutu, dan dampak terhadap lingkungan sekitar.
4. Membiasakan diri dengan dunia kerja industri, menaati jam kerja yang
berlaku dan menunjukkan kedisplinan kerja yang tinggi.
5. Mampu menyelesaikan masalah-masalah yang dijumpai di PT.
INALUM.
2
1.3. Manfaat Praktek Kerja Lapangan
1. Untuk Mahasiswa
a) Menerapkan secara langsung ilmu pengetahuan yang didapat selama
perkuliahan dan membandingkan dengan kenyataan yang dijumpai di
lapangan.
b) Menambah wawasan dan pengetahuan untuk mempersiapkan diri
baik secara teoritis maupun praktis.
c) Memperoleh pengalaman dan latihan-latihan dalam menghadapi
suatu problem dalam pekerjaan sehingga dapat meningkatkan
kemampuan menganalisa masalah secara ilmiah, praktis, dan efisien
serta peningkatan wawasan berpikir.
d) Untuk membangun mental mahasiswa terhadap lapangan pekerjaan
yang sesungguhnya baik kesiapan menghadapi tugas-tugas yang
diberikan oleh perusahaan maupun kesiapan dalam membina
hubungan kerja dengan lingkungan perusahaan.
e) Melatih mahasiswa agar tidak kaku, dalam hal ini diharapkan dapat
memperbaiki sikap terutama cara berkomunikasi, penampilan, etika,
maupun sopan santun sebagaimana yang terdapat dalam suasana
kerja yang sebenarnya.
f) Sebagai salah satu sarana aplikasi ilmu pengetahuan dan
meningkatkan keterampilan dalam melaksanakan tugas-tugas yang
berhubungan dengan perusahaan.
2. Untuk Universitas
Melalui Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini diharapkan terjalinnya
kerjasama dalam bidang pendidikan antar Universitas dengan perusahaan.
3
3. Untuk Perusahaan
a) Memberikan bahan masukan / usulan dalam meningkatkan perbaikan
sistem yang ada pada perusahaan.
b) Mengetahui keadaan perusahaan dari sudut pandang dunia akademis.
c) Sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial perusahaan
dalam bidang pendidikan.
d) Mengetahui sudut pandang masyarakat terhadap PT. INALUM.
1.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam Praktek Kerja
Lapangan di PT. INALUM adalah :
a) Metode Diskusi
Diskusi ini dilaksanakan antar pembimbing dan operator
dengan mahasiswa praktek kerja lapangan yang dilakukan dengan cara
bertanya untuk mendapatkan penjelasan dan informasi yang
dibutuhkan dalam praktek kerja lapangan.
b) Metode Praktek Lapangan
Metode ini merupakan sinkronisasi aspek teoritis ke bentuk
praktis seperti pengamatan secara langsung pada kegiatan-kegiatan di
Quality Assurance Section (SQA) yakni hal-hal yang berhubungan
dengan Analisis Produk Metal, Analisis Bahan Baku, Analisis Air,
Analisis Minyak, Analisis Gas dan Lingkungan di laboratorium.
c) Metode Studi Literatur
Metode ini merupakan metode yang umum dan sangat mudah
dilakukan, karena metode ini dilakukan dengan cara membaca buku
yang berkaitan dengan praktek kerja lapangan yang sedang dilakukan.
4
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan praktek ini adalah:
a. BAB I Pendahuluan
Pada bagian ini dijelaskan latar belakang, tujuan praktek kerja
lapangan, manfaat praktek kerja lapangan, metode pengumpulan data
dan sistematika penulisan laporan.
b. BAB II Gambaran Umum Perusahaan
Pada bagian ini dijelaskan mengenai Visi, Misi dan Nilai PT.
INALUM, riwayat ringkas, ruang lingkup usaha, proses produksi,
perlindungan lingkungan, CDM, alih teknologi, hingga sertifikat dan
penghargaan yg di terima PT. INALUM.
c. BAB III Tinjauan Pustaka
Pada bagian ini dijelaskan kajian pustaka dalam praktek kerja lapangan
dengan topik aluminium, proses pembuatan, dan sifat-sifat dari
aluminium.
d. BAB IV Prosedur dan Pelaksanaan PKL
Pada bagian ini dijelaskan mengenai kegiatan di SQA dan analisis
yang dilakukan di SQA.
e. BAB V Kesimpulan dan Saran
Berisikan kesimpulan dan saran.
f. Daftar Pustaka
Berisikan buku-buku rujukan dan referensi-referensi lainnya yang
digunakan dalam proses penulisan laporan kerja praktek.
g. Lampiran
Berisikan data-data yang perlu dilampirkan yang berhubungan dengan
bahasan laporan kerja praktek.
5
BAB IIGAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1.1. Visi, Misi dan Nilai Perusahaan
1. Visi PT. INALUM
Untuk lebih menjelaskan tujuan ataupun target pencapaian
perusahaan, maka PT. INALUM memiliki visi, yaitu : PT. INALUM
Adalah Perusahaan Kelas Dunia Dalam Bidang Aluminium Dan Industri
Terkait.
2. Misi PT. INALUM
a) Menciptakan manfaat bagi semua pihak berkepentingan
(stakeholder) melalui produksi aluminum ingot yang berkualitas
tinggi dan produk-produk terkait serta mampu bersaing di pasar
global.
b) Mendukung operasi pabrik peleburan aluminium yang
menguntungkan dan berkelanjutan melalui pengoperasian
pembangkit listrik tenaga air yang efektif dan efisien.
c) Mendukung pengembangan kelompok industri aluminium nasional
yang pada akhirnya mendukung pengembangan ekonomi sosial.
d) Berpartisipasi dalam pengembangan ekonomi regional melalui
pengelolaan operasi yang optimum secara menguntungkan.
3. Nilai PT. INALUM
Dengan mengoperasikan pabrik peleburan aluminium dan
pembangkit listrik tenaga air (PLTA) untuk menciptakan manfaat bagi
semua pihak berkepentingan (stakeholder), PT. INALUM bekerja keras
untuk melestarikan lingkungan dan yakin bahwa komitmennya kepada
masyarakat dan ekonomi sekitar adalah hal yang paling mendasar untuk
mencapai misinya.
1.2. Riwayat Ringkas PT. INALUM
6
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda pembangunan
pembangkit listrik di aliran sungai Asahan tersebut bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan listrik Propinsi Sumatera Utara, tapi karena
kebutuhan tersebut masih sangat kecil jika dibandingkan dengan listrik
yang bisa dihasilkan, maka pengerjaannya mengalami kegagalan. Setelah
upaya memanfaatkan potensi Sungai Asahan yang mengalir dari Danau
Toba di Propinsi Sumatera Utara ke Selat Malaka itu mengalami
kegagalan, pemerintah Republik Indonesia bertekad mewujudkan
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di sungai tersebut.
Tahun 1968, Nippon Koei, perusahaan konsultan Jepang
menyerahkan laporan kelayakan intern proyek Alumunium Asahan,
disusul dengan laporan mengenai Power Development Project. Pada tahun
1970, dilanjutkan dengan penandatanganan perjanjian antara Departemen
Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) dengan Nippon Koei tentang
perencanaan dan penelitian. Laporan akhir diserahkan pada tahun 1972
yang menyatakan bahwa PLTA Asahan, akan dibangun dengan sebuah
peleburan Aluminium sebagai pemakai utama listrik yang dihasilkan.
Dalam rangka mewujudkan tekad tersebut, pada Tahun 1972
Pemerintah Indonesia mengadakan pelelangan terhadap pembangunan
proyek PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium yang dijadikan satu paket
untuk Penanaman Modal Asing, tapi tidak ada satu pun yang menyanggupi
sampai waktu pelelangan ditutup pada tahun 1973. Hal tersebut terjadi
karena proyek ini membutuhkan investasi yang sangat besar.
Pada tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundingan-
perundingan yang panjang dan dengan bantuan ekonomi dari Pemerintah
Jepang untuk proyek ini, pemerintah Republik Indonesia dan 12
Perusahaan Penanam Modal Jepang menandatangani Perjanjian Induk
untuk PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium Asahan yang kemudian
dikenal dengan sebutan Proyek Asahan. Kedua belas Perusahaan Penanam
Modal Jepang tersebut adalah Sumitomo Chemical Company Ltd.,
7
Sumitomo Shoji Kaisha Ltd., Nippon Light Metal Company Ltd., C Itoh &
Co., Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd., Nichimen Co., Ltd., Showa Denko K.K.,
Marubeni Copporation, Mitsubishi Chemical Industries Ltd., Mitsubishi
Corporation, Mitsui Aluminium Co., Ltd., Mitsui & Co., Ltd.
Selanjutnya, untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan
didirikan di Jakarta kedua belas Perusahaan Penanam Modal tersebut
bersama Pemerintah Jepang membentuk sebuah perusahaan dengan nama
Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd (NAA) yang berkedudukan di Tokyo
pada tanggal 25 Nopember 1975.
Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium
(INALUM), sebuah perusahaan patungan antara Pemerintah Indonesia dan
Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd, didirikan di Jakarta. INALUM
adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan Proyek Asahan,
sesuai dengan Perjanjian Induk. Perbandingan saham antara pemerintah
Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd. Pada saat perusahaan
didirikan adalah 10% dan 90%. Seiring bertambahnya waktu maka
perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dan NAA juga berubah.
Pada bulan Oktober 1978 perbandingan tersebut menjadi 25% dan 75%
dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%. Dan sejak 10
Februari 1998 menjadi 41,12% dengan 58,88%.
Untuk melaksanakan ketentuan dalam Perjanjian Induk,
Pemerintah Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No. 5/1976
yang melandasi terbentuknya Otorita Pengembangan Proyek Asahan
sebagai wakil Pemerintah yang bertanggung jawab atas lancarnya
pembangunan dan pengembangan Proyek Asahan.
PT. INALUM dapat dicatat sebagai pelopor dan perusahaan
pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang industri peleburan
aluminium dengan investasi 411 milyar Yen.
1.3. Ruang Lingkup Usaha
8
1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
PT. INALUM membangun dan mengoperasikan PLTA yang terdiri
dari stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga yang terkenal
dengan nama Asahan 2 yang terletak di Paritohan, Kabupaten Toba
Samosir, Propinsi Sumatera Utara. Stasiun pembangkit ini dioperasikan
dengan memanfaatkan air Sungai Asahan yang mengalirkan air Danau
Toba ke Selat Malaka.
Tenaga listrik yang dihasilkan sangat bergantung pada kondisi
permukaan air danau Toba. Pembangunan PLTA dimulai pada tanggal 9
Juni 1978. Pembangunan stasiun pembangkit listrik bawah tanah
Siguragura dimulai pada tanggal 7 April 1980 dan diresmikan oleh
Presiden RI, Soeharto dalam acara Peletakan Batu Pertama yang
diselenggarakan dengan tata cara adat Jepang dan tradisi lokal.
Pembangunan seluruh PLTA memakan waktu 5 tahun dan diresmikan oleh
Wakil Presiden Umar Wirahadikusuma pada tanggal 7 Juni 1983. Total
kapasitas tetap 426 MW dan output puncak 513 MW. Listrik yang
dihasilkan digunakan untuk pabrik peleburan di Kuala Tanjung.
a. Bendungan Pengatur
Bendungan ini terletak di desa Siruar, 14,6 km dari mulut Danau
Toba. Bendungan ini berfungsi mengatur tinggi permukaan air danau Toba
dan mengatur aliran air yang keluar dari Danau Toba. Bendungan ini
dibangun dengan tipe beton massa, tinggi 39 m, panjang 71 m.
Gambar 2.1 Bendungan Pengatur
b. PLTA Siguragura
9
Bendungan Penadah Air Siguragura (Siguragura Intake Dam)
terletak di Simorea, 9 km dari Bendungan Pengatur. Bendungan ini
berfungsi untuk mengontrol debit air yang masuk ke Stasiun Pembangkit
Siguragura (Siguragura Power Station). Tipe bendungan ini adalah beton
massa dengan ketinggian 46 meter, panjang 173 meter.
Stasiun Pembangkit Siguragura berada 200 m di dalam perut bumi dengan
4 unit generator di dalamnya, masing-masing generator tersebut
berkapasitas 71,5 MW. Stasiun Pembangkit ini merupakan stasiun
pembangkit bawah tanah pertama di Indonesia. Kapasitas tetap dari PLTA
Siguragura adalah 203 MW.
Gambar 2.2
Bendungan Siguragura
c. PLTA Tangga
Bendungan Penadah Air Tangga (Tangga Intake dam) yang
terletak di Tangga, 4 km di bagian hilir Stasiun Pembangkit Listrik
Siguragura. Tipe bendungan ini adalah beton massa berbentuk busur
dengan ketinggian 82 meter, panjang 125 m. Bendungan ini berfungsi
untuk mengatur pasokan air ke dalam Stasiun Pembangkit Listrik Tangga
(Tangga Power Station). Bendungan ini merupakan bendungan busur
pertama di Indonesia.
Air dari Bendungan pengatur dialirkan melalui sebuah terowongan
bawah tanah dengan panjang 3.150 meter. Stasiun pembangkit listrik ini
10
memiliki 4 generator yang masing-masingnya berkapasitas 79,2 MW dan
berada diatas permukaan tanah. Total kapasitas tetap dari PLTA tangga
adalah 223 MW.
Gambar 2.3
Bendungan Tangga
d. Jaringan Transmisi
Tenaga listrik yang dihasilkan stasiun pembangkit listrik
Siguragura dan Tangga disalurkan melalui jaringan transmisi sepanjang
120 km dengan jumlah menara 271 buah dan tegangan 275 kv ke Kuala
Tanjung. Melalui gardu induk Kuala Tanjung, tegangannya didistribusikan
ke tiga gedung tungku reduksi dan gedung penunjang lainnya 2 unit
penyearah silikon dengan DC 37 KA dan 800 V.
2. Pabrik Peleburan Aluminium
PT. INALUM membangun pabrik peleburan aluminium dan
fasilitas pendukungnya di atas area 200 ha di Kuala Tanjung, Kecamatan
Sei Suka, Kabupaten Batubara (dulu Asahan), kira-kira 110 km dari kota
Medan, Ibukota Propinsi Sumatera Utara.
Pabrik peleburan dengan kapasitas terpasang 225.000 ton
aluminium per tahun ini dibangun menghadap Selat Malaka.
Pembangunan pabrik peleburan ini dimulai pada tanggal 6 Juli 1979 dan
tahap I operasi dimulai pada tanggal 20 Januari 1982. Pembangunan ini
diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto yang didampingi oleh 12 Menteri
Kabinet Pembangunan II. Operasi pot pertama dilakukan pada tanggal 15
Pebruari 1982 dan Maret 1982, aluminum ingot pertama berhasil dicetak.
11
Pada tanggal 14 Oktober 1982, kapal Ocean Prima memuat 4.800
ton Aluminum Ingot meninggalkan Kuala Tanjung menuju Japan untuk
mengekspor produk PT. INALUM dan membuat Indonesia sebagai salah
satu negara pengekspor aluminium di dunia. Produksi ke satu juta ton
berhasil dicetak pada 8 Pebruari 1988, kedua juta ton pada 2 Juni 1993,
ketiga juta ton pada 12 Desember 1997, keempat juta ton 16 Desember
2003 dan kelima juta ton pada tanggal 11 Januari 2008.
Produk PT. INALUM menjadi komoditi ekspor ke Jepang dan juga
dalam negeri dan digunakan sebagai bahan baku industri hilir seperti
ekstrusi, kabel dan lembaran aluminium. Kualitas produk PT. INALUM
adalah 99,70% dan 99,90%.
Proses peleburan aluminum di Kuala Tanjung dilakukan dengan
sistem elektrolisa dengan cara mereduksi alumina menjadi aluminium
dengan mengunakan alumina, karbon, dan listrik sebagai material utama.
Pabrik ini memiliki 3 pabrik utama, pabrik Karbon, pabrik Reduksi dan
pabrik Penuangan serta fasilitas pendukung lainnya.
Pabrik peleburan di Kuala Tanjung terdiri dari 3 pabrik utama, yaitu:
a. Pabrik Karbon (Carbon Plant)
b. Pabrik Reduksi (Reduction Plant)
c. Pabrik Penuangan (Casting Plant)
a. Pabrik Karbon
Pabrik karbon memproduksi blok anoda karbon yang akan
digunakan pada tungku-tungku reduksi dan terdiri dari 3 bagian, yaitu :
bagian karbon mentah, bagian pemanggang anoda, dan bagian
penangkaian. Di bagian karbon mentah, bahan baku coke dan hard
pitch diaduk dan dibentuk menjadi balok-balok anoda mentah,
kemudian dibawa ke bagian pemanggang anoda, dimana 106 tungku
panggang tipe Riedhammer tertutup berada, yang bertujuan untuk
memanggang anoda sampai temperatur 1.250º C. Balok-balok anoda
12
yang selesai panggang, kemudian dipindahkan ke bagian penangkaian
untuk diberi tangkai yang terbuat dari cast iron yang berfungsi sebagai
lintasan arus pada tungku reduksi. Puntung balok anoda dari tungku
reduksi diolah dan digunakan kembali untuk memproduksi balok
karbon mentah.
Gambar 2.4 Pabrik Karbon (kiri) dan Anoda Tangkai (kanan)
b. Pabrik Reduksi
Pabrik reduksi terdiri dari tiga gedung yang masing-masing
dipasangi 170 tungku tipe anoda pra panggang (Prebaked Anode
Furnace) dengan desain 175 kA, namun saat ini telah dikembangkan
menjadi 188 kA dan 198 kA pada booster yang beroperasi pada suhu
960º C, dengan lisensi dari Sumitomo Aluminium Smelting Co, Ltd.
Total kapasitas desain produksi adalah 225.000 ton aluminium per
tahun atau 1,3 ton perhari dari setiap pot yang terpasang. Pada tungku
reduksi, bahan baku alumina (Al2O3) dilebur dengan proses elektrolisa
menjadi cairan aluminium.
c. Pabrik Penuangan
Di pabrik penuangan, aluminium cair dari tungku reduksi
diangkut ke bagian penuangan dan setelah dimurnikan lebih lanjut
dalam Holding Furnance. Di sini terdapat 10 unit Holding Furnance
yang masing-masing berkapasitas 35 ton. Pabrik ini memiliki 7 unit
Casting Machine dengan kapasitas 12 ton/jam untuk masing-masing
mesin dan menghasilkan aluminium batangan (ingot) yang beratnya
13
masing-masing 50 pon (± 22,7 kg), yang merupakan produk akhir PT.
INALUM yang dipasarkan ke dalam dan luar negeri.
d. Fasilitas Penunjang
Untuk kelancaran operasional pabrik, perusahaan juga
mendirikan beberapa fasilitas pendukung di kedua proyek seperti
sebuah pelabuhan dengan 3 dermaganya, dimana salah satunya
diserahkan ke Pemerintahan Indonesia pada tahun 1984 untuk
kepentingan umum, dan jalan penghubung. Kompleks perumahaan
untuk karyawan juga dibangun diatas areal 200 Ha di pabrik peleburan
dan 80 Ha di PLTA lengkap dengan fasilitas di dalamnya seperti
mesjid, gereja, Gedung Olah Raga dan Pertemuan, Rumah Sakit,
supermarket, kantor pos, fasilitas olahraga, telekomnikasi, dan lain
sebagainya.
1.4. Proses Produksi
Pabrik peleburan Aluminum disebut juga Proyek “Listrik Dalam
Kaleng”, sebab listrik yang dihasilkan oleh Pembangkit Listriknya
sebagian besar digunakan untuk kepentingan pabrik peleburan.
Listrik yang dihasilkan melalui PLTA PT. INALUM, yang terletak di
Sungai Asahan, disalurkan ke Pabrik Peleburan Aluminium di Kuala
Tanjung melalui 275 Kv jaringan transmisi.
Bahan baku untuk Aluminium dibongkar di pelabuhan PT.
INALUM dan dimasukkan ke dalam silo masing-masing melalui belt
conveyor. Alumina di dalam silo kemudian dialirkan ke Dry Scrubber
System untuk direaksikan dengan gas HF dari tungku reduksi. Reacted
alumina tersebut kemudian dibawa ke Hopper Pot dengan Anode
Changing Crane (ACC) dan dimasukkkan ke dalam tungku reduksi.
Kokas yang ada di dalam silo dicampur dengan butt atau puntung
anoda dan dipanaskan dulu. Material-material tersebut dicampur dengan
pitch sebagai perekatnya. Kemudian material tersebut dicetak di Shaking
14
Machine menjadi blok karbon mentah. Blok tersebut kemudian
dipanggang di Baking furnace. Anoda yang sudah dipanggang kemudian
dibawa ke pabrik penangkaian untuk diberikan tangkai, namanya Anode
Assembly.
Gambar 2.5 Proses Peleburan Aluminium
Anode assembly ini kemudian dibawa ke Pabrik Reduksi dengan
kendaraan khusus, Anode Transport Car (ATC) untuk digunakan sebagai
elektroda dalam proses elektrolisa. Setelah anoda tersebut dipakai selama
kurang lebih 30 hari di dalam pot, puntung anoda tersebut diganti dengan
yang baru. Puntung tersebut kemudian dipecah di pabrik penangkaian
untuk kemudian dipakai lagi.
Di dalam tungku reduksi, alumina akan dielektrolisa menjadi
aluminium cair. Setiap 32 jam, setiap pot akan dihisap 1,8 sampai 2 ton
aluminium. Aluminium cair ini kemudian dibawa ke pabrik Penuangan
dengan Metal Transport Car (MTC) dan dituangkan ke dalam Holding
Furnace. Setelah mendapat proses lanjutan, aluminium cair ini dicetak di
Casting Machine menjadi Ingot, beratnya 22,7 kg per batang. Aluminium
batangan (ingot) ini kemudian diikat dan siap untuk dipasarkan.
15
1.5. Lingkungan (Environment)
PT. INALUM sangat perduli dengan pengontrolan polusi untuk
menghindari pengaruh dari operasi pabrik peleburan. Investasi yang cukup
besar untuk manajemen lingkungan, khususnya sistem kontrol emisi
sebagai satu bagian dengan operasional pabrik peleburan.
Pabrik peleburan dilengkapi dengan Sistem Pembersih Gas untuk
menghindari polusi udara yang disebabkan oleh gas buang florida dan abu
dari pabrik peleburan dan juga SOx dan tar dari Pabrik Pemanggang
Anoda. Sistem Pembersih Gas tersebut memiliki 27 units Dry Scrubbing
yang terhubung dengan ketiga gedung reduksi. Pada saat mengolah emisi
gas, alumina disemprotkan ke dalam Gas Stream yang berisi florida.
Hampir semua florida di dalam gas bereaksi dengan alumina dan
bercampur dengannya. Alumina yang sudah bereaksi dengan gas dan
partikel lainnya kemudian dimasukkan ke dalam pot reduksi sementara
udara bersih dibuang melalui cerobong. Selain bermanfaat buat
lingkungan, recovery dan recycling florida ini juga dapat menghemat biaya
dalam menjalankan Dry Scrubbing System.
Gambar 2.4Sistem Pembersih Gas (kiri) dan Pengolahan Limbah Cair (kanan)
Perusahaan menjalan konsep R3, Reduction, Recovery, dan
Recycling. Semua bahan dari bahan baku hingga produk dapat didaur uang
(recycled) . Perusahaan juga memonitor polusi di sekitar pabrik peleburan
16
khususnya mengenai emisi florida di dalam udara, tanaman dan tanah dan
juga SOx di udara. Kualitas air sekitar juga menjadi target monitor.
1.6. CDM (Clean Development Mechanism)
PT. INALUM adalah salah satu pabrik peleburan yang
berwawasan lingkungan melanjutkan komitmennya untuk menurunkan
emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
1. CDM (Clean Development Mechanism) atau MPB (Mekanisme
Pembangunan Bersih) sebagai salah satu mekanisme untuk
menurunkan emisi GRK.
a. Di dalam Protocol Kyoto (1997), terdapat suatu komitmen dari
negara-negara maju untuk menurunkan emisi GRK paling sedikit 5%
dari kondisi 1990 yang akan dilaksanakan selama periode 2008 -
2012. Hal ini dikarenakan, kenaikan emisi GRK dapat menyebabkan
perubahan iklim global.
b. CDM adalah salah satu mekanisme untuk menurunkan emisi GRK
yang melibatkan baik negara maju maupun berkembang dan Inalum
sebagai salah satu industri di negara berkembang (Indonesia) yang
secara suka rela terlibat dalam implementasi CDM.
2. Inisiatif Industri Peleburan Aluminium Dalam Menurunkan
Emisi GRK
Terdapat suatu inisiatif yang mendunia di dalam industri peleburan
aluminium untuk menurunkan GRK khususnya PFC (Perflourocarbon).
Berdasarkan "IAI Sustanability Report" tahun 2006, emisi PFC dari
industri aluminium global telah diturunkan sebesar 76% per ton
aluminium yang diproduksi antara tahun 1990 sampai dengan 2005.
3. Potensi Penurunan Emisi PFC di PT. INALUM
17
1. Pada saat ini, PT. INALUM memproduksi kira-kira 250.000 ton
aluminium per tahun.
2. Aktivitas potensial dalam menurunkan emisi PFC adalah dengan
mengurangi Anode Effect (AE). Untuk melaksanakan hal ini, PT.
INALUM telah memperbaharui System Control operasi yang mampu
mengurangi Frekuensi AE, durasi dan over voltage.
3. AE adalah suatu kondisi dimana tegangan dalam tungku reduksi
mendadak meningkat ketika level alumina yang terlarut dalam
tungku peleburan jauh dbawah normal (≤1%).
4. PT. INALUM telah melakukan kesepakatan dengan konsultan, yaitu
South Pole Ltd, Switzerland yang bekerja sama dengan CER
Indonesia untuk membantu mengimplementasikan proyek CDM,
yang juga didukung oleh BAPEDALDASU dan Mitra Hijau.
5. Melalui CDM, sebagian dari penurunan emisi GRK potensial dapat
diklaim sebagai CER (Certified Emission Reduction).
4. Aspek Pembangunan Berkelanjutan
Proyek CDM PT. INALUM memenuhi semua kriteria dan
indikator pembangunan berkelanjutan, yaitu:
1. Aspek Keberlanjutan Lingkungan
a. Kegiatan proyek berupa penggantian sistem kontrol operasi
(software dan hardware komputer) sehingga tidak akan ada kontak
langsung dengan alam sekitar. Oleh karena itu dapat dipastikan
proyek ini tidak akan menimbulkan gangguan dengan
keanekaragaman hayati.
b. Dengan mengurangi emisi PFC melalui penurunan AE akan
memberikan dampak positif dimana udara di lingkungan maupun
di lokasi kerja akan semakin baik.
c. PT. INALUM telah menerapkan Sistem Manajemen K3 yang
dipersyaratkan dalam peraturan pemerintah dan telah mendapatkan
2 kali bendera Emas.
2. Aspek Keberlanjutan Ekonomi
18
a. Tidak akan terjadi penurunan pendapatan dan kualitas pelayanan
umum untuk masyarakat setempat bila proyek ini dijalankan.
b. Tidak ada indikasi akan terjadinya pemutusan hubungan kerja dari
perusahaan yang diakibatkan oleh proyek ini.
3. Aspek Keberlanjutan Sosial
a. Telah dilakukan kegiatan konsultasi masyarakat pada tanggal 15
Januari 2008 di Kantor Bapedalda Prov. Sumatera Utara dan
dihadiri oleh 29 orang yang mencakup perwakilan masyarakat
sekitar lokasi pabrik peleburan, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan serta Dinas Tenaga Kerja prov. Sumatera Utara,
Bapedalda Prov. Sumatera Utara, perwakilan dari Universitas
Sumatera Utara dan perwakilan dari LSM. Pada acara ini, pihak
pengembang proyek memaparkan mengenai rencana kegiatan. Dari
hasil acara tersebut, tidak ada komentar negatif dari masyarakat
terhadap proyek ini.
b. Pada dasarnya, para pemangku amanah yang hadir mendukung
kegiatan pengurangan emisi PFC yang dilakukan oleh PT Inalum
dengan harapan kegiatan ini akan dapat mendukung upaya
peningkatan kualitas lingkungan di Prov. Sumatera Utara serta
menarik lebih banyak pihak untuk berpartisipasi dalam kegiatan-
kegiatan mitigasi perubahan iklim seperti CDM.
4. Aspek Keberlanjutan Teknologi
a. Teknologi yang digunakan adalah teknologi mutahir yang telah
diaplikasikan di beberapa pabrik peleburan aluminium di dunia.
b. Penyedia sistem yang digunakan pada proyek ini merupakan pihak
asing, namun dalam instalasinya dilakukan bersama-sama dengan
karyawan PT. INALUM. Di samping itu, mengenai aspek
pemeliharaan dan operasional termasuk pengembangannya telah
dilakukan training khusus baik di tempat penyedia maupun di
lokasi proyek. Source Code serta algoritma dari sistem ini juga
19
sudah diserahkan kepada pihak PT. INALUM untuk bisa
dikembangkan lebih lanjut.
2.7. Alih Teknologi
Pembangunan PT. INALUM merupakan suatu kesempatan baik
untuk alih teknologi dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh putra-
putri Indonesia sebagai suatu medan latihan. Untuk memenuhi harapan ini
dilakukanlah alih teknologi dari pada kontraktor asing. Pembangunan PT.
INALUM membutuhkan teknologi yang rumit. Dengan berpartisipasi
dalam pembangunan proyek ini banyak karyawan Indonesia memperoleh
kesempatan untuk melangkahkan kakinya ke gerbang teknik konstruksi
modern yang diperolehnya dari para kontraktor Jepang. Banyak pula staff
Indonesia yang bekerja pada perusahaan kontraktor Jepang dan sub
kontraknya dikirim ke Jepang untuk mengikuti pelatihan.
1. Pelatihan dan Pendidikan
Agar PLTA dan pabrik peleburan aluminium ini secepatnya
dioperasikan oleh tenaga Indonesia diselenggarakanlah pelatihan dan
pendidikan intensif. PT. INALUM telah mengirimkan 102 teknisi
Indonesia untuk mengikuti pelatihan di Jepang selama 6 sampai 16 bulan,
masing-masing untuk pabrik peleburan 86 orang dan untuk PLTA 16
orang.
Pelatihan pra-operasi untuk para asisten dan para operator
dilaksanakan oleh teknisi-teknisi Jepang dan staf teknisi Indonesia yang
telah mendapat pelatihan di Jepang. Untuk mempertinggi kualifikasi
karyawannya, PT. INALUM mendirikan sebuah lembaga pelatihan dan
pendidikan di daerah peleburan pada bulan April 1980. Pelatihan-pelatihan
di luar tempat kerja juga dilaksanakan untuk setiap tingkat karyawan PT.
INALUM.
2. Pelatihan untuk teknisi pemerintah dan mahasiswa
20
Atas permintan pemerintah Indonesia dan inisiatif perusahaan, para
kontraktor dan konsultan proyek Asahan menerima sejumlah teknisi serta
insinyur yang bekerja pada kantor-kantor pemerintah dan perguruan tinggi
untuk menimba pengalaman kerja dalam konstruksi proyek dan praktek
kerja lapangan.
2.8. Sertifikasi dan Penghargaan
Sertifikat Internasional dan penghargaan yang telah diterima PT.
INALUM adalah:
1. Quality Management System (QMS)
PT. INALUM telah mendapatkan sertifikasi Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001 dari SGS International dan memperoleh (2) dua sertifikat,
masing-masing :
a) No.AU98/1054, sejak Pebruari 1998 untuk PLTA
b) No.ID03/0239, sejak April 1998 untuk Pabrik Peleburan
2. Enviromental Management System (EMS)
Dalam rangka turut melestarikan lingkungan, PT INALUM telah
mendapatkan sertifikat ISO 14001 tentang sistem manajemen lingkungan
No.GB02/55087 sejak April 2002 dari SGS International.
3. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
PT. INALUM telah menerapkan sistem manajemen K3 dan
mendapatkan predikat Bendera Emas (Gold Flag) sebanyak dua kali pada
tahun 2005 dan 2008 dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
a) No.00351/SE2004 & No.00351/SE/2007, untuk PLTA
b) No.00352/SE/2004 & No.00352/SE/2008, untuk Pabrik Peleburan
4. Proper
PT. INALUM juga telah mendapatkan tiga kali peringkat biru
dalam Program Penilian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) yaitu pada
21
tahun 2004, 2005 dan 2008 dari Kementerian Lingkungan Hidup
Indonesia.
5. International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code
Untuk mendeteksi ancaman keamanan dan tindakan pencegahan di
Pelabuhan, PT. INALUM telah mendapatkan sertifikat ISPS Code
No.02/0161-DV tanggal 3 Juni 2005 dari Pemerintah RI.
6. Syahwali Awards
Perusahaan juga menerima Syahwali Awards tentang
Environmentally Friendly Businessman pada tanggal 13 November 1992
dari Indonesia Environmental Management and Information Center
(IEMIC).
2.9. Perbandingan Saham Dan Tenaga Kerja
Tabel berikut ini adalah Perbandingan saham antara Pemerintah Indonesia
dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd.
Keterangan Pemerintah RI NAA Co., Ltd6 Januari (awal pendirian) 10,00 % 90,00 %
20 Oktober 1978 25,00 % 75,00 %29 Juni 1987 41,13 % 58,87 %
10 Pebruari 1998 - sekarang 41,12 % 58,88 %
Tabel 2.1 Perbandingan Saham
Tabel berikut ini adalah Jumlah karyawan PT. INALUM per 31 Januari 2010 :
Tabel 2.2 Jumlah Karyawan
2.10. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur Organisasi berbentuk garis dan staff berdasarkan fungsi:
a. Rapat umum pemegang saham (RUPS).
22
Lokasi Kerja Jumlah
Jakarta (IHO) 32 OrangMedan (IMO) 8 Orang
Kuala Tanjung (ISP) 1.728 OrangParitohan (IPP) 236 Orang
Total 2.003 Orang
i. RUPS adalah orang perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi.
RUPS terdiri dari:
Rapat tahunan yang diadakan selambat- lambatnya pada akhir bulan
September setiap tahun kalender.
Rapat Umum Luar Biasa diadakan setiap saat jika dianggap perlu oleh
direksi dan / atau Pemegang saham.
ii. Hak dan wewenang RUPS adalah mengangkat dan memberhentikan
komisaris dan Direksi.
b. Komisaris
i. Keanggotaan.
Komisaris terdiri dari sekurang- kurangnya 2 (dua) orang anggota, salah
seorang diantaranya bertindak sebagai Presiden Komisaris.
Para anggota Komisaris dan Presiden Komisaris diangkat oleh RUPS dari
calon-calon yang diusulkan oleh para Pemegang Saham pihak asing dan
Pemegang Saham pihak Indonesia sebanding dengan jumlah saham yang
dimiliki oleh masing-masing pihak dengan ketentuan sekurang-kurangnya
1 (satu) orang anggota Komisaris harus dari calon yang diusulkan oleh
Pemegang Saham pihak Indonesia.
Anggota komisaris dipilih untuk suatu jangka waktu yang berakhir pada
penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang kedua setelah
mereka terpilih dengan tidak mengurangi hak rapat umum Pemegang
Saham untuk memberhentikan para anggota Komisaris sewaktu-waktu
dan mereka dapat dipilih kembali oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
ii. Tugas dan Wewenang Komisaris.
Komisaris bertugas mengawasi kebijaksanaan Direksi dalam menjalankan
perseroan serta memberikan nasihat kepada direksi.
Komisaris dapat meminta penjelasan tentang segala hal yang
dipertanyakan.
Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara waktu
seortang atau lebih anggota Direksi berdasarkan keputusan yang disetujui
oleh lebih dari ½ jumlah anggota komisaris jikalau mereka bertindak
23
bertentangan dengan anggaran dasar dan undang-undang dan peraturan
yang berlaku.
c. Direksi
i. Keanggotaan
Direksi terdiri dari sekurang-kurangnya 6 (enam) orang anggota,
diantaranya seorang sebagai Presiden Direktur.
Para anggota direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat umum
pemegang Saham.
Para anggota Direksi diangkat dari calon-calon yang diusulkan oleh para
Pemegang Saham pihak Indonesia sebandingdengan jumlah saham yang
dimiliki oleh masing-masing pihak dengan ketentuan sekurang-
kurangnya 1 (satu) orang anggota Direksi harus dari calon yang diusulkan
oleh pemegang saham pihak Indonesia.
Tidak kurang dari dua orang anggota Direksi termasuk seorang anggota
yang dicalonkan oleh Pemegang Saham Indonesia harus berkebangsaan
Indonesia.
ii. Masa Jabatan
Para anggota direksi dipilih untuk suatu jangka waktu yang berakhir pada
penutupan Rapat umum Pemegang saham Tahunan, kedua setelah mereka
terpilih dengan tidak mengurangi hak rapat umum pemegang saham
untuk memberhentikan para anggota direksi sewaktu-waktu dan mereka
dipilih kembali oleh rapat Umum Pemegang Saham.
Dalam hal terdapat penambahan anggota Direksi, maka masa jabatan
anggota direksitersebut akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya
masa jabatan anggota direksi lainnya yang telah ada, kecuali Rapat
Umum pemegang Saham menetapkan lain.
iii. Tugas dan Wewenang
Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk
kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya.
24
Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota direksi ditetapkan oleh
rapat umum pemegang saham dan wewenang tersebut oleh rapat umum
pemegang saham dapat dilimpahkan kepada komisaris.
Direksi untuk perbuatan tertentu atas tanggungjawabnya sendiri, berhak
pula mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasa yang diatur
dalam surat kuasa.
Direksi berhak mewakili perseroan di dalam atau di luar pengadilan serta
melakukan segala tindakan dan perbuatan baik mengenai pengurusan
maupun mengenai pemilikan serta mengikat perseroan dengan pihak lain
atau pihak lain dengan perseroan, dengan pembatasan-pembatasan yang
ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
d. Presiden Direktur
Presiden Direktur adalah salah seorang Direksi yang oleh karena
jabatannya berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi
serta mewakili perseroan.
e. Direktur
Direktur adalah anggota Direksi yang oleh karena jabatannya
melaksanakan tugas untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan ruang
lingkup tugas/ fungsi masing- masing seperti tersebut dibawah ini:
Umum & Sumber Daya Manusia
Perencanaan & Keuangan
Bisnis
Produksi
Teknologi peleburan
Pembangkit Listrik
Koordinasi keuangan
f. Divisi
Badan atau orang yang dibentuk/ ditugaskan untuk membantu
Direktur dalam menuangkan ketentuan-ketentuan yang akan dilaksanakan
25
berdasarkan ruang lingkup/ fungsi Direktur masing-masing. Divisi
dikepalai oleh General manager.
g. Departemen
Badan atau orang yang dibentuk/ ditugaskan untuk mengawasi
pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan yang telah digariskan/ ditentukan
oleh divisi masing-masing. Departemen dikepalai oleh Senior Manager.
h. Seksi
Badan atau orang yang dibentuk/ ditugaskan untuk melaksanakan
setiap kebijaksanaan yang telah ditentukan/ digariskan oleh Departemen
masing- masing. Seksi dikepalai oleh Manager.
i. Sub-Seksi
Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk melaksanakan
setiap kebijaksanaan yang telah ditentukan/digariskan oleh Seksi masing-
masing. Sub seksi dikepalai oleh manager.
j. Auditor Internal
Auditor Internal merupakan unit organisasi yang berdiri sendiri
yang bertanggung jawab atas pemeriksaan dan penilaian kegiatan
perusahaan dan melaporkan hasil pemeriksaan dan penilaian tersebut
kepada Presiden Direktur. Auditor Internal dibawah pengawasan Presiden
Direktur membantu anggota organisasi yang bertanggung jawab atas
tugas yang mereka emban dengan cara memberikan analis, penilaian,
rekomendasi, pemberian nasihat dan informasi.
k. Wakil Manajemen untuk ISO 9001 dan ISO 14001 (MR)
Wakil Manajemen untuk sistem mutu (ISO – 9001) dan sistem
lingkungan (ISO – 14001) diangkat dan bertanggung jawab kepada
Presiden Direktur. Tugas dan tanggung jawab Wakil Manajemen antara
lain:
Memberikan arahan dan petunjuk kepada seluruh tingkatan Manajemen
mengenai implementasi sistem mutu dan sistem lingkungan perusahaan.
Sebagai penghubung antara Perusahaan dengan badan sertifikasi Sistem
Mutu (ISO- 9001) dan sistem Lingkungan (ISO – 14001).
26
Memberikan saran kepada Presiden Direktur untuk melakukan Tinjauan
Manajemen mengenai implementasi Sistem mutu dan Sistem lingkungan
tindakan pencegahan serta koreksi sesuai dengan prosedur Mutu dan
lingkungan.
Bertanggung jawab atas jaminan mutu , lingkungan dan K3 dengan
memberikan masukan-masukan kepada Presiden Direktur dan Direktur
terkait sesuai dengan permasalahan yang ditemukan atau yang timbul
sebagai upaya tindakan pencegahan dan koreksi demi peningkatan Sistem
Manajemen Mutu, Lingkungan dan K3 Perusahaan.
2.11. Struktur Organisasi Quality Assurance Section (SQA)
Quality Assurance Section (SQA) merupakan seksi yang menjamin
mutu/kualitas dari bahan baku, bahan dalam proses dan juga produk yang
dihasilkan. Selain itu, SQA juga bertanggung jawab melakukan analisa
dan inspeksi secara periodik/berkala terhadap lingkungan sekitar smelting
plant (environmental protection).
Semua itu seiring dengan ketentuan-ketentuan dalam ISO 9002
mengenai jaminan mutu dan ISO 14001 mengenai lingkungan. Gas
buangan yang berasal dari proses peleburan aluminium di tungku reduksi
harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum dibuang ke udara bebas melalui
stack. Pembersihan dilakukan di sebuah sistem yang disebut gas cleaning
system. Kandungan gas yang dibuang ke lingkungan harus memenuhi
spesifikasi yang telah ditetapkan dalam perjanjian induk (Master
Agreement), dan tidak melampaui nilai ambang batas yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia atau Peraturan Internasional.
Tidak hanya itu, air limbah yang berasal dari Smelting Plant juga di
analisa. Analisa juga dilakukan di setiap muara pembuangan air, hingga
sampel air dari sumur dan tanaman masyarakat sekitar pabrik dengan
radius 11 km.
1. Struktur Organisasi SQA
27
Seksi jaminan mutu (SQA) mempunyai struktur organisasi yang
berbeda dengan seksi lainnya. Struktur organisasi SQA berbentuk line
organization yang dipimpin oleh seorang manager dan tidak dibawahi oleh
Departemen, tetapi berada langsung di bawah DGM (Deputy General
Manager) Divisi Produksi.
Gambar 2.5 Struktur Organisasi Divisi Produksi - SQA
Dalam pelaksanaan tugas manager SQA dibantu oleh dua orang
Junior Manager (JM) yang masing-masingnya ditempatkan pada sub-seksi
QA & Administration dan Laboratory Operation. Di sub seksi QA &
Administration, terdapat seorang Senior Staff (SS).
Posisi selanjutnya adalh Staff / Foreman (S/F). Terdapat tiga orang
Staff dan dua orang Foreman, satu orang staff diantaranya di sub-seksi
QA & Admistration dan empat lainnya merupakan Staff / Foreman di
sub-seksi Laboratory Operation. Keempat orang Staff / Foreman ini
masing-masing di tempatkan di group / bagian Lingkungan, Produk, X-
Ray, Oil dan Instrument, Material, dan Anoda. Selanjutnya, terdapat 4
orang Leader Operator dan 29 orang Senior Operator / Operator yang
28
bersama-sama dengan Staff / Foreman menangani Job Description dari
masing-masing group / bagian.
2. QA dan ADM
Quality Assurance adalah suatu kualitas barang / benda yang sesuai
antara yang diinginkan dengan yang diberikan atau dengan kata lain
kesesuaian terhadap persyaratan pelanggan.
Di SQA dilakukan analisa-analisa yang berkenaan dengan Quality
Control dan Quality Assurance, secara umum tugas-tugas seksi SQA
meliputi :
1. Quality Assurance
a. Penelitian teknis (technical reseatch), pembelajaran dan
pengembangan standar kualitas dan spesifikasi produk, semi produk
dan bahan mentah.
b. Pelayanan (technical assistance) terhadap keluhan pelanggan.
c. Memastikan bahwa inspeksi yang dilakukan terhadap aluminium
ingot telah memenuhi standar yang telah ditentukan (standar JIS).
2. Inspeksi
a. Koordinasi dan administrasi untuk
perencanaan, penertiban dan perubahan serta pemusnahan dari
standar kualitas produk, semi produk dan bahan mentah.
b. Perencanaan, penerbitan, perubahan
dan pemusnahan standar inspeksi dan pelaksanaan inspeksi terhadap
produk, semi produk dan bahan mentah.
c. Studi, penilaian dan administrasi
terhadap masalah kualitas produk, semi produk dan bahan mentah.
3. Maintenance
29
Maintenance adalah sub bagian yang menangani masalah
perawatan dan pencegahan terhadap kerusakan alat-alat instrument
laboratorium dan alat di SQA yang meliputi :
a. Pemeliharaaan berkala
b. Pemeliharaan pencegahan
c. Pemeliharaan perbaikan
d. Perubahan design
Hasil pemeliharaan semua alat-alat yang rusak dan preventif dicatat semua
dalam LIMB (Laboratory Instrument Maintenance Book).
SQA (Smelter Quality Assurance) atau seksi jaminan mutu
merupakan seksi yang menjamin kualitas dan mutu bahan baku, bahan
dalam proses dan produk yang dihasilkan oleh PT. INALUM.
Karakteristik dari setiap material diinspeksi untuk memverifikasi
spesifikasi material yang ada dengan spesifikasi yang terdapat pada
Certificate of Analysis. Begitu pula dengan bahan dalam proses dan
produk ingot (finished product), inspeksi dan analisis dilakukan untuk
memverifikasi spesifikasi yang ada pada objek tersebut dengan standar
yang telah ditetapkan.
30
BAB IIITINJAUAN PUSTAKA
1.7. Sejarah Aluminium
Orang-orang Yunani dan Romawi kuno menggunakan alum
sebagai cairan penutup pori-pori dan bahan penajam proses pewarnaan.
Pada tahun 1761 de Morveau mengajukan nama alumine untuk basa alum
dan Lavoisier, pada tahun 1787, menebak bahwa ini adalah oksida logam
yang belum ditemukan.
Wohler yang biasanya disebut sebagai ilmuwan yang berhasil
mengisolasi logam ini pada 1827, walau aluminium tidak murni telah
berhasil dipersiapkan oleh Oersted dua tahun sebelumnya. Pada 1807,
Davy memberikan proposal untuk menamakan logam ini aluminum (walau
belum ditemukan saat itu), walau pada akhirnya setuju untuk
menggantinya dengan aluminium. Nama yang terakhir ini sama dengan
nama banyak unsur lainnya yang berakhir dengan “ium”.
Aluminium juga merupakan pengejaan yang dipakai di Amerika
sampai tahun 1925 ketika American Chemical Society memutuskan untuk
menggantikannya dengan aluminum. Untuk selanjutnya pengejaan yang
terakhir yang digunakan di publikasi-publikasi mereka.
Pada 1961, perusahaan General Electric mengembangkan Lucalox,
alumina transparan yang digunakan dalam lampu natrium. Pada Agustus
2006, ilmuwan Amerika Serikat yang bekerja untuk 3M berhasil
mengembangkan teknik untuk membuat alloy dari aluminium oksida dan
unsur-unsur lantanida, untuk memproduksi kaca yang kuat, yang disebut
alumina transparan.
1.8. Aluminium
31
Lambang aluminium ialah Al, dan nomor atomnya 13. Aluminium
ialah logam paling berlimpah. Aluminium merupakan logam yang paling
banyak ditemukan di kerak bumi (8.1%), tetapi tidak pernah ditemukan
secara bebas di alam. Selain pada mineral, ia juga ditemukan di granit dan
mineral-mineral lainnya.
Gambar 3.1 Logam Aluminium
Aluminum (Al), merupakan anggota golongan 13 berada sebagai
aluminosilikat di kerak bumi dan lebih melimpah daripada besi. Mineral
aluminum yang paling penting dalam metalurgi adalah bauksit,
AlOx(OH)3-2x (0 < x <1). Walaupun Al adalah logam mulia yang mahal di
abad ke- 19, harganya jatuh bebas setelah dapat diproduksi dengan jumlah
besar dengan elektrolisis alumina (Al2O3), yang dilelehkan dalam krolit,
Na3AlF6. Namun, karena produksinya memerlukan sejumlah besar energi
listrik, metalurgi aluminum hanya ekonomis di negara dengan harga energi
listrik yang rendah. Oleh karena itu, Jepang telah menutup peleburan
aluminum, tetapi konsumsi Jepang terbesar kedua setelah US. Sifat
aluminum dikenal dengan baik dan aluminum banyak digunakan dalam
keseharian, misalnya untuk koin, panci, kusen pintu, dan sebagainya.
Logam aluminum digunakan dengan kemurnian lebih dari 99 %, dan
logam atau paduannya (misalnya duralium) banyak digunakan.
Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Terang dan
kuat. Merupakan konduktor yang baik dan juga buat panas. Dapat ditempa
menjadi lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan
32
dengan bermacam-macam penampang. Aluminium digunakan dalam
banyak hal. Kebanyakan darinya digunakan dalam kabel bertegangan
tinggi. Juga secara luas digunakan dalam bingkai jendela dan badan
pesawat terbang. Ditemukan di rumah sebagai panci, botol minuman
ringan, tutup botol susu dsb. Aluminium juga digunakan untuk melapisi
lampu mobil dan compact disks.
Logam aluminum melarut dalam asam mineral, kecuali asam nitrat
pekat, dan dalam larutan hidroksida akan menghasilkan gas hidrogen.
Aluminum membentuk senyawa dengan alkali sebagian besar non logam
dan menunjukkan sifat kimia yang beragam, tetapi tidak seperti boron,
tidak ditemukan hidrida kluster aluminum.
Metoda untuk mengambil logam aluminium adalah dengan cara
mengelektrolisis alumina yang terlarut dalam cryolite. Metoda ini
ditemukan oleh Hall di AS pada tahun 1886 dan pada saat yang bersamaan
oleh Heroult di Perancis. Cryolite, bijih alami yang ditemukan di
Greenland sekarang ini tidak lagi digunakan untuk memproduksi
aluminium secara komersil. Penggantinya adalah cariran buatan yang
merupakan campuran natrium, aluminium dan kalsium fluorida.
http://id.wikipedia.org/wiki/Aluminium
1.9. Sifat Aluminium
Aluminium murni, logam putih keperak-perakan memiliki
karakteristik yang diinginkan pada logam. Ia ringan, tidak magnetik dan
tidak mudah terpercik, merupakan logam kedua termudah dalam soal
pembentukan, dan keenam dalam soal ductility.
33
Sifat – sifat penting yang dimiliki aluminium sehingga banyak
digunakan sebagai material teknik :
Berat jenisnya ringan (hanya 2,7 gr/cm³, sedangkan besi ± 8,1 gr/
cm³)
Tahan korosi
Penghantar listrik dan panas yang baik
Mudah di fabrikasi/ di bentuk
Kekuatannya rendah tetapi pemaduan (alloying) kekuatannya bisa
ditingkatkan
Sifat bahan korosi dari aluminium diperoleh karena terbentuknya
lapisan aluminium oksida (Al2O3) pada permukaan aluminium. Lapisan ini
membuat Al tahan korosi tetapi sekaligus sukar dilas, karena perbedaan
melting point (titik lebur). Aluminium umumnya melebur pada
temperature ± 600 derajat C dan aluminium oksida melebur pada
temperature 20000C.
Kekuatan dan kekerasan aluminium tidak begitu tinggi dengan
pemaduan dan heat treatment dapat ditingkatkan kekuatan dan
kekerasannya. Aluminium komersil selalu mengandung ketidakmurnian ±
0,8% biasanya berupa besi, silicon, tembaga dan magnesium.
Sifat lain yang menguntungkan dari aluminium adalah sangat mudah
difabrikasi, dapat dituang (dicor) dengan cara penuangan apapun. Dapat
deforming dengan cara: rolling, drawing, forging, extrusi dll. Menjadi
bentuk yang rumit sekalipun.
Dalam keadaan murni aluminium terlalu lunak, kekuatannya
rendah untuk dapat dipakai pada berbagai keperluan teknik.
Dengan pemaduan teknik (alloying), sifat ini dapat diperbaiki, tetapi
34
seringkali sifat tahan korosinya berkurang demikian pula keuletannya.
Sedikit mangan, silicon dan magnesium, masih tidak banyak mengurangi
sifat tahan korosinya, tetapi seng, besi, timah putih, dan tembaga cukup
drastic menurunkan sifat tahan korosinya.
Paduan aluminium dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Aluminium wronglt alloy (lembaran)
2. Aluminium costing alloy (batang cor)
http://gabunganteknik.wordpress.com/2008/04/13/aluminium/
1.10. Kegunaan
Aluminium banyak digunakan sebagai peralatan dapur, bahan
konstruksi bangunan dan ribuan aplikasi lainnya dimanan logam yang
mudah dibuat, kuat dan ringan diperlukan. Walaupun konduktivitas
listriknya hanya 60% dari tembaga, tetapi ia digunakan sebagai bahan
transmisi karena ringan. Aluminium murni sangat lunak dan tidak kuat.
Tetapi dapat dicampur dengan tembaga, magnesium, silikon, mangan, dan
unsur-unsur lainnya untuk membentuk sifat-sifat yang menguntungkan.
Campuran logam ini penting kegunaannya dalam konstruksi
pesawat modern dan roket. Logam ini jika diuapkan di vakum membentuk
lapisan yang memiliki reflektivitas tinggi untuk cahaya yang tampak dan
radiasi panas. Lapisan ini menjaga logam dibawahnya dari proses oksidasi
sehingga tidak menurunkan nilai logam yang dilapisi. Lapisan ini
digunakan untuk memproteksi kaca teleskop dan kegunaan lainnya.
1. Senyawa
Senyawa yang memiliki kegunaan besar adalah aluminium oksida,
sulfat, dan larutan sulfat dalam kalium. Oksida aluminium, alumina
35
muncul secara alami sebagai ruby, safir, corundum dan emery dan
digunakan dalam pembuatan kaca dan tungku pemanas.
Aluminium oksida adalah sebuah senyawa kimia dari aluminium
dan oksigen, dengan rumus kimia Al2O3. Nama mineralnya adalah
alumina, dan dalam bidang pertambangan, keramik dan teknik material
senyawa ini lebih banyak disebut dengan nama alumina.
Aluminium oksida adalah insulator (penghambat) panas dan listrik
yang baik. Umumnya Al2O3 terdapat dalam bentuk kristalin yang disebut
corundum atau α-aluminum oksida. Al2O3 dipakai sebagai bahan abrasif
dan sebagai komponen dalam alat pemotong, karena sifat kekerasannya.
Aluminium oksida berperan penting dalam ketahanan logam
aluminium terhadap perkaratan dengan udara. Logam aluminium
sebenarnya amat mudah bereaksi dengan oksigen di udara. Aluminium
bereaksi dengan oksigen membentuk aluminium oksida, yang terbentuk
sebagai lapisan tipis yang dengan cepat menutupi permukaan aluminium.
Lapisan ini melindungi logam aluminium dari oksidasi lebih lanjut.
Ketebalan lapisan ini dapat ditingkatkan melalui proses anodisasi.
Beberapa alloy (paduan logam), seperti perunggu aluminium,
memanfaatkan sifat ini dengan menambahkan aluminium pada alloy untuk
meningkatkan ketahanan terhadap korosi.
Al2O3 yang dihasilkan melalui anodisasi bersifat amorf, namun
beberapa proses oksidasi seperti plasma electrolytic oxydation
menghasilkan sebagian besar Al2O3 dalam bentuk kristalin, yang
meningkatkan kekerasannya. Secara alami, aluminium oksida terdapat
dalam bentuk kristal corundum. Batu mulia rubi dan sapphire tersusun atas
corundum dengan warna-warna khas yang disebabkan kadar
ketidakmurnian dalam struktur corundum.
36
Aluminium oksida, atau alumina, merupakan komponen utama
dalam bauksit bijih aluminium yang utama. Pabrik alumina terbesar di
dunia adalah Alcoa, Alcan, dan Rusal. Perusahaan yang memiliki
spesialisasi dalam produksi dari aluminium oksida dan aluminium
hidroksida misalnya adalah Alcan dan Almatis. Bijih bauksit terdiri dari
Al2O3, Fe2O3, and SiO2 yang tidak murni. Campuran ini dimurnikan
terlebih dahulu melalui Proses Bayer:
Al2O3 + 3 H2O + 2 NaOH + panas → 2 NaAl(OH)4
Fe2O3 tidak larut dalam basa yang dihasilkan, sehingga bisa
dipisahkan melalui penyaringan. SiO2 larut dalam bentuk silikat Si(OH)62-.
Ketika cairan yang dihasilkan didinginkan, terjadi endapan Al(OH)3,
sedangkan silikat masih larut dalam cairan tersebut. Al(OH)3 yang
dihasilkan kemudian dipanaskan, dan yang terbentuk adalah alumina.
2 Al(OH)3 + panas → Al2O3 + 3 H2O
Setiap tahunnya, 65 juta ton alumina digunakan, lebih dari 90%-
nya digunakan dalam produksi logam aluminium. Aluminium hidroksida
digunakan dalam pembuatan bahan kimia pengelolaan air seperti
aluminium sulfat, polialuminium klorida, dan natrium aluminat. Berton-
ton alumina juga digunakan dalam pembuatan zeolit, pelapisan pigmen
titania dan pemadam api.
Aluminium oksida memiliki kekerasan 9 dalam skala Mohr. Hal ini
menyebabkannya banyak digunakan sebagai abrasif untuk menggantikan
intan yang jauh lebih mahal. Beberapa jenis ampelas, dan pembersih
CD/DVD juga menggunakan aluminium oksida.
2. Senyawa organo-aluminum
37
Senyawa-senyawa organo-aluminum digunakan dalam jumlah
besar untuk polimerisasi olefin, dan di industri dihasilkan dari logam
aluminum, hidrogen, dan olefin seperti reaksi berikut:
2Al + 3 H2 + 6 CH2=CHR → Al2(CH2=CHR)6
Senyawa ini berupa dimer kecuali yang mengandung gugus
hidrokarbon yang meruah. Misalnya, trimetilaluminum, Al2(CH3)6,
adalah dimer dengan gugus metil menjembatani atom aluminum dengan
ikatan tuna elektron (Gambar 3.2). Senyawa organoaluminum sangat
reaktif dan terbakar secara spontan di udara. Senyawa-senyawa ini
bereaksi dengan hebat dengan air dan membentuk hidrokarbon jenuh,
dengan aluminium berubah menjadi aluminium hidroksida sesuai reaksi
berikut:
Al(CH2CH3)3 + 3 H2O → Al(OH)3 + 3 C2H6
Oleh karena itu, senyawa-senyawa ini harus ditangani di
laboratorium dalam atmosfer yang inert sempurna.
Gambar 3.2 Struktur trimetil aluminum
Katalis Ziegler-Natta, yang terdiri atas senyawa organoaluminium
dan senyawa logam transisi membuat fenomena dalam katalisis
polimerisasi, katalis ini dikembangkan tahun 1950-an, dan dianugerahi
Nobel tahun 1963.
38
Senyawa alkil logam transisi terbentuk bila senyawa
organoaluminum bereaksi dengan senyawa logam transisi. Senyawa alkil
logam transisi yang terbentuk dapat diisolasi bila ligan penstabil
terkordinasi dengan atom logam pusat.
1.11. Pembuatan Aluminium
Aluminium merupakan unsur yang tergolong melimpah di kulit
bumi. Mineral yang menjadi sumber komersial aluminium adalah bauksit.
Bauksit mengandung aluminium dalam bentuk aluminium oksida (Al2O3).
Pengolahan aluminium menjadi aluminium murni dapat dilakukan melalui
dua tahap yaitu:
1. Tahap pemurnian bauksit sehingga diperoleh aluminium oksida
murni (alumina)
2. Tahap peleburan alumina
Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan
pengotor utama dalam bauksit. Pengotor utama bauksit biasanya terdiri
dari SiO2, Fe2O3, dan TiO2. Caranya adalah dengan melarutkan bauksit
dalam larutan natrium hidroksida (NaOH),
Al2O3(s) + 2NaOH(aq) + 3 H2O(l) → 2 NaAl(OH)4(aq)
Aluminium oksida larut dalam NaOH sedangkan pengotornya
tidak larut. Pengotor-pengotor dapat dipisahkan melalui proses
penyaringan. Selanjutnya aluminium diendapkan dari filtratnya dengan
cara mengalirkan gas CO2 dan pengenceran.
2 NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) → 2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l)
39
Endapan aluminium hidroksida disaring,dikeringkan lalu
dipanaskan sehingga diperoleh aluminium oksida murni (Al2O3)
2Al(OH)3(s) → Al2O3(s) + 3H2O(g)
Selanjutnya adalah tahap peleburan alumina dengan cara reduksi
melalui proses elektrolisis menurut proses Hall-Heroult. Dalam proses
Hall-Heroult, aluminum oksida dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6)
dalam bejana baja berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode.
Selanjutnya elektrolisis dilakukan pada suhu 950 0C. Sebagai anode
digunakan batang grafit.
Gambar 3.3 Proses Hall-Heroult
Dalam proses elektrolisis dihasilkan aluminium di katode dan di
anode terbentuk gas O2 dan CO2
Al2O3(l) → 2 Al3+(l) + 3 O2-
(l)
Katode : Al3+(l) + 3e ---> Al(l)
Anode : Anode : 2O2-(l) ---> O2(g) + 4 e
C(s) + 2 O2-(l) → CO2(g) + 4e
http://afrahamiryano.blogspot.com/2009/06/pembuatan-aluminium.html
40