bab i-iii sqa

60
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin besarnya tuntutan masyarakat terhadap lulusan Jurusan Kimia yang mempunyai keahlian dan keterampilan dalam berbagai bidang, khususnya tentang industri kimia. Oleh karena itu diadakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) agar mahasiswa dapat mengamati dan mengaplikasikan langsung teori-teori yang sudah dipelajari dalam perkuliahan dan praktikum. Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan mata kuliah yang harus diikuti dari Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Negeri Medan. Pada kesempatan ini penulis memilih PT. INALUM sebagai tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan, yang merupakan satu-satunya perusahaan aluminium batangan (Aluminium Ingot) di Asia Tenggara yang bergerak dibidang peleburan aluminium dan memiliki pembangkit listrik dalam kapasitas tinggi. Kekayaan alam Indonesia memiliki sejuta manfaat yang tersimpan indah dan potensial yang masih menunggu tangan-tangan ahli untuk dapat 1

Upload: roni-boni-pakpahan

Post on 04-Jul-2015

4.350 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semakin besarnya tuntutan masyarakat terhadap lulusan Jurusan

Kimia yang mempunyai keahlian dan keterampilan dalam berbagai

bidang, khususnya tentang industri kimia. Oleh karena itu diadakan

Praktek Kerja Lapangan (PKL) agar mahasiswa dapat mengamati dan

mengaplikasikan langsung teori-teori yang sudah dipelajari dalam

perkuliahan dan praktikum. Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan

mata kuliah yang harus diikuti dari Jurusan Kimia, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis memilih PT. INALUM sebagai

tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan, yang merupakan satu-

satunya perusahaan aluminium batangan (Aluminium Ingot) di Asia

Tenggara yang bergerak dibidang peleburan aluminium dan memiliki

pembangkit listrik dalam kapasitas tinggi.

Kekayaan alam Indonesia memiliki sejuta manfaat yang tersimpan

indah dan potensial yang masih menunggu tangan-tangan ahli untuk dapat

dimanfaatkan secara optimal demi kesejahteraan umat manusia. Sungai

Asahan yang mengalirkan air Danau Toba di Sumatera Utara ke Selat

Malaka merupakan salah satu contoh dari potensi alam tersebut.

Menyadari potensial yang tersimpan begitu besar, maka

pemerintah mengambil langkah strategis untuk memanfaatkan aliran

Sungai Asahan tersebut untuk membangkitkan tenaga listrik yang seiring

dengan pembangunan Pabrik Peleburan Aluminium sebagai konsumen

tunggal listrik yang dihasilkan, yaitu PLTA Siguragura yang terletak di

Paritohan, kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir dan

PLTA Tangga serta Pabrik Peleburan Aluminium PT. INALUM yang

terletak di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara

1

(dulu Kabupaten Asahan). Dengan demikian, PT. INALUM telah berhasil

mengangkat nama Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor

Aluminium Ingot (batangan) di dunia. Untuk mendapatkan produk yang

bermutu tinggi dan berdaya saing di pasar global, tentunya perlu dilakukan

pengujian terhadap bahan baku, bahan dalam proses dan juga produk

aluminium yang dihasilkan. Oleh karena itu penulis ingin mencoba

menganalisa seberapa besar kadar elemen yang terdapat dalam aluminium

ingot, hingga analisis yang berhubungan dengan Quality Control pada PT.

INALUM.

1.2. Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini antara lain:

1. Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan dalam bidang

analisis dan produksi dengan cara melihat, belajar, bekerja, dan

mempraktekkan ilmu yang diperoleh di perkuliahan.

2. Menciptakan keterampilan dalam hal penguasaan pekerjaan, disiplin dan

tanggung jawab.

3. Mampu menjelaskan penerapan teori-teori yang diperoleh di PT.

INALUM khususnya proses kimia dan operasi industri, pengendalian

mutu, dan dampak terhadap lingkungan sekitar.

4. Membiasakan diri dengan dunia kerja industri, menaati jam kerja yang

berlaku dan menunjukkan kedisplinan kerja yang tinggi.

5. Mampu menyelesaikan masalah-masalah yang dijumpai di PT.

INALUM.

2

1.3. Manfaat Praktek Kerja Lapangan

1. Untuk Mahasiswa

a) Menerapkan secara langsung ilmu pengetahuan yang didapat selama

perkuliahan dan membandingkan dengan kenyataan yang dijumpai di

lapangan.

b) Menambah wawasan dan pengetahuan untuk mempersiapkan diri

baik secara teoritis maupun praktis.

c) Memperoleh pengalaman dan latihan-latihan dalam menghadapi

suatu problem dalam pekerjaan sehingga dapat meningkatkan

kemampuan menganalisa masalah secara ilmiah, praktis, dan efisien

serta peningkatan wawasan berpikir.

d) Untuk membangun mental mahasiswa terhadap lapangan pekerjaan

yang sesungguhnya baik kesiapan menghadapi tugas-tugas yang

diberikan oleh perusahaan maupun kesiapan dalam membina

hubungan kerja dengan lingkungan perusahaan.

e) Melatih mahasiswa agar tidak kaku, dalam hal ini diharapkan dapat

memperbaiki sikap terutama cara berkomunikasi, penampilan, etika,

maupun sopan santun sebagaimana yang terdapat dalam suasana

kerja yang sebenarnya.

f) Sebagai salah satu sarana aplikasi ilmu pengetahuan dan

meningkatkan keterampilan dalam melaksanakan tugas-tugas yang

berhubungan dengan perusahaan.

2. Untuk Universitas

Melalui Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini diharapkan terjalinnya

kerjasama dalam bidang pendidikan antar Universitas dengan perusahaan.

3

3. Untuk Perusahaan

a) Memberikan bahan masukan / usulan dalam meningkatkan perbaikan

sistem yang ada pada perusahaan.

b) Mengetahui keadaan perusahaan dari sudut pandang dunia akademis.

c) Sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial perusahaan

dalam bidang pendidikan.

d) Mengetahui sudut pandang masyarakat terhadap PT. INALUM.

1.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam Praktek Kerja

Lapangan di PT. INALUM adalah :

a) Metode Diskusi

Diskusi ini dilaksanakan antar pembimbing dan operator

dengan mahasiswa praktek kerja lapangan yang dilakukan dengan cara

bertanya untuk mendapatkan penjelasan dan informasi yang

dibutuhkan dalam praktek kerja lapangan.

b) Metode Praktek Lapangan

Metode ini merupakan sinkronisasi aspek teoritis ke bentuk

praktis seperti pengamatan secara langsung pada kegiatan-kegiatan di

Quality Assurance Section (SQA) yakni hal-hal yang berhubungan

dengan Analisis Produk Metal, Analisis Bahan Baku, Analisis Air,

Analisis Minyak, Analisis Gas dan Lingkungan di laboratorium.

c) Metode Studi Literatur

Metode ini merupakan metode yang umum dan sangat mudah

dilakukan, karena metode ini dilakukan dengan cara membaca buku

yang berkaitan dengan praktek kerja lapangan yang sedang dilakukan.

4

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan praktek ini adalah:

a. BAB I Pendahuluan

Pada bagian ini dijelaskan latar belakang, tujuan praktek kerja

lapangan, manfaat praktek kerja lapangan, metode pengumpulan data

dan sistematika penulisan laporan.

b. BAB II Gambaran Umum Perusahaan

Pada bagian ini dijelaskan mengenai Visi, Misi dan Nilai PT.

INALUM, riwayat ringkas, ruang lingkup usaha, proses produksi,

perlindungan lingkungan, CDM, alih teknologi, hingga sertifikat dan

penghargaan yg di terima PT. INALUM.

c. BAB III Tinjauan Pustaka

Pada bagian ini dijelaskan kajian pustaka dalam praktek kerja lapangan

dengan topik aluminium, proses pembuatan, dan sifat-sifat dari

aluminium.

d. BAB IV Prosedur dan Pelaksanaan PKL

Pada bagian ini dijelaskan mengenai kegiatan di SQA dan analisis

yang dilakukan di SQA.

e. BAB V Kesimpulan dan Saran

Berisikan kesimpulan dan saran.

f. Daftar Pustaka

Berisikan buku-buku rujukan dan referensi-referensi lainnya yang

digunakan dalam proses penulisan laporan kerja praktek.

g. Lampiran

Berisikan data-data yang perlu dilampirkan yang berhubungan dengan

bahasan laporan kerja praktek.

5

BAB IIGAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1.1. Visi, Misi dan Nilai Perusahaan

1. Visi PT. INALUM

Untuk lebih menjelaskan tujuan ataupun target pencapaian

perusahaan, maka PT. INALUM memiliki visi, yaitu : PT. INALUM

Adalah Perusahaan Kelas Dunia Dalam Bidang Aluminium Dan Industri

Terkait.

2. Misi PT. INALUM

a) Menciptakan manfaat bagi semua pihak berkepentingan

(stakeholder) melalui produksi aluminum ingot yang berkualitas

tinggi dan produk-produk terkait serta mampu bersaing di pasar

global.

b) Mendukung operasi pabrik peleburan aluminium yang

menguntungkan dan berkelanjutan melalui pengoperasian

pembangkit listrik tenaga air yang efektif dan efisien.

c) Mendukung pengembangan kelompok industri aluminium nasional

yang pada akhirnya mendukung pengembangan ekonomi sosial.

d) Berpartisipasi dalam pengembangan ekonomi regional melalui

pengelolaan operasi yang optimum secara menguntungkan.

3. Nilai PT. INALUM

Dengan mengoperasikan pabrik peleburan aluminium dan

pembangkit listrik tenaga air (PLTA) untuk menciptakan manfaat bagi

semua pihak berkepentingan (stakeholder), PT. INALUM bekerja keras

untuk melestarikan lingkungan dan yakin bahwa komitmennya kepada

masyarakat dan ekonomi sekitar adalah hal yang paling mendasar untuk

mencapai misinya.

1.2. Riwayat Ringkas PT. INALUM

6

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda pembangunan

pembangkit listrik di aliran sungai Asahan tersebut bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan listrik Propinsi Sumatera Utara, tapi karena

kebutuhan tersebut masih sangat kecil jika dibandingkan dengan listrik

yang bisa dihasilkan, maka pengerjaannya mengalami kegagalan. Setelah

upaya memanfaatkan potensi Sungai Asahan yang mengalir dari Danau

Toba di Propinsi Sumatera Utara ke Selat Malaka itu mengalami

kegagalan, pemerintah Republik Indonesia bertekad mewujudkan

pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di sungai tersebut.

Tahun 1968, Nippon Koei, perusahaan konsultan Jepang

menyerahkan laporan kelayakan intern proyek Alumunium Asahan,

disusul dengan laporan mengenai Power Development Project. Pada tahun

1970, dilanjutkan dengan penandatanganan perjanjian antara Departemen

Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) dengan Nippon Koei tentang

perencanaan dan penelitian. Laporan akhir diserahkan pada tahun 1972

yang menyatakan bahwa PLTA Asahan, akan dibangun dengan sebuah

peleburan Aluminium sebagai pemakai utama listrik yang dihasilkan.

Dalam rangka mewujudkan tekad tersebut, pada Tahun 1972

Pemerintah Indonesia mengadakan pelelangan terhadap pembangunan

proyek PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium yang dijadikan satu paket

untuk Penanaman Modal Asing, tapi tidak ada satu pun yang menyanggupi

sampai waktu pelelangan ditutup pada tahun 1973. Hal tersebut terjadi

karena proyek ini membutuhkan investasi yang sangat besar.

Pada tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundingan-

perundingan yang panjang dan dengan bantuan ekonomi dari Pemerintah

Jepang untuk proyek ini, pemerintah Republik Indonesia dan 12

Perusahaan Penanam Modal Jepang menandatangani Perjanjian Induk

untuk PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium Asahan yang kemudian

dikenal dengan sebutan Proyek Asahan. Kedua belas Perusahaan Penanam

Modal Jepang tersebut adalah Sumitomo Chemical Company Ltd.,

7

Sumitomo Shoji Kaisha Ltd., Nippon Light Metal Company Ltd., C Itoh &

Co., Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd., Nichimen Co., Ltd., Showa Denko K.K.,

Marubeni Copporation, Mitsubishi Chemical Industries Ltd., Mitsubishi

Corporation, Mitsui Aluminium Co., Ltd., Mitsui & Co., Ltd.

Selanjutnya, untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan

didirikan di Jakarta kedua belas Perusahaan Penanam Modal tersebut

bersama Pemerintah Jepang membentuk sebuah perusahaan dengan nama

Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd (NAA) yang berkedudukan di Tokyo

pada tanggal 25 Nopember 1975.

Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium

(INALUM), sebuah perusahaan patungan antara Pemerintah Indonesia dan

Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd, didirikan di Jakarta. INALUM

adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan Proyek Asahan,

sesuai dengan Perjanjian Induk. Perbandingan saham antara pemerintah

Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd. Pada saat perusahaan

didirikan adalah 10% dan 90%. Seiring bertambahnya waktu maka

perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dan NAA juga berubah.

Pada bulan Oktober 1978 perbandingan tersebut menjadi 25% dan 75%

dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%. Dan sejak 10

Februari 1998 menjadi 41,12% dengan 58,88%.

Untuk melaksanakan ketentuan dalam Perjanjian Induk,

Pemerintah Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No. 5/1976

yang melandasi terbentuknya Otorita Pengembangan Proyek Asahan

sebagai wakil Pemerintah yang bertanggung jawab atas lancarnya

pembangunan dan pengembangan Proyek Asahan.

PT. INALUM dapat dicatat sebagai pelopor dan perusahaan

pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang industri peleburan

aluminium dengan investasi 411 milyar Yen.

1.3. Ruang Lingkup Usaha

8

1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

PT. INALUM membangun dan mengoperasikan PLTA yang terdiri

dari stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga yang terkenal

dengan nama Asahan 2 yang terletak di Paritohan, Kabupaten Toba

Samosir, Propinsi Sumatera Utara. Stasiun pembangkit ini dioperasikan

dengan memanfaatkan air Sungai Asahan yang mengalirkan air Danau

Toba ke Selat Malaka.

Tenaga listrik yang dihasilkan sangat bergantung pada kondisi

permukaan air danau Toba. Pembangunan PLTA dimulai pada tanggal 9

Juni 1978. Pembangunan stasiun pembangkit listrik bawah tanah

Siguragura dimulai pada tanggal 7 April 1980 dan diresmikan oleh

Presiden RI, Soeharto dalam acara Peletakan Batu Pertama yang

diselenggarakan dengan tata cara adat Jepang dan tradisi lokal.

Pembangunan seluruh PLTA memakan waktu 5 tahun dan diresmikan oleh

Wakil Presiden Umar Wirahadikusuma pada tanggal 7 Juni 1983. Total

kapasitas tetap 426 MW dan output puncak 513 MW. Listrik yang

dihasilkan digunakan untuk pabrik peleburan di Kuala Tanjung.

a. Bendungan Pengatur

Bendungan ini terletak di desa Siruar, 14,6 km dari mulut Danau

Toba. Bendungan ini berfungsi mengatur tinggi permukaan air danau Toba

dan mengatur aliran air yang keluar dari Danau Toba. Bendungan ini

dibangun dengan tipe beton massa, tinggi 39 m, panjang 71 m.

Gambar 2.1 Bendungan Pengatur

b. PLTA Siguragura

9

Bendungan Penadah Air Siguragura (Siguragura Intake Dam)

terletak di Simorea, 9 km dari Bendungan Pengatur. Bendungan ini

berfungsi untuk mengontrol debit air yang masuk ke Stasiun Pembangkit

Siguragura (Siguragura Power Station). Tipe bendungan ini adalah beton

massa dengan ketinggian 46 meter, panjang 173 meter.

Stasiun Pembangkit Siguragura berada 200 m di dalam perut bumi dengan

4 unit generator di dalamnya, masing-masing generator tersebut

berkapasitas 71,5 MW. Stasiun Pembangkit ini merupakan stasiun

pembangkit bawah tanah pertama di Indonesia. Kapasitas tetap dari PLTA

Siguragura adalah 203 MW.

Gambar 2.2

Bendungan Siguragura

c. PLTA Tangga

Bendungan Penadah Air Tangga (Tangga Intake dam) yang

terletak di Tangga, 4 km di bagian hilir Stasiun Pembangkit Listrik

Siguragura. Tipe bendungan ini adalah beton massa berbentuk busur

dengan ketinggian 82 meter, panjang 125 m. Bendungan ini berfungsi

untuk mengatur pasokan air ke dalam Stasiun Pembangkit Listrik Tangga

(Tangga Power Station). Bendungan ini merupakan bendungan busur

pertama di Indonesia.

Air dari Bendungan pengatur dialirkan melalui sebuah terowongan

bawah tanah dengan panjang 3.150 meter. Stasiun pembangkit listrik ini

10

memiliki 4 generator yang masing-masingnya berkapasitas 79,2 MW dan

berada diatas permukaan tanah. Total kapasitas tetap dari PLTA tangga

adalah 223 MW.

Gambar 2.3

Bendungan Tangga

d. Jaringan Transmisi

Tenaga listrik yang dihasilkan stasiun pembangkit listrik

Siguragura dan Tangga disalurkan melalui jaringan transmisi sepanjang

120 km dengan jumlah menara 271 buah dan tegangan 275 kv ke Kuala

Tanjung. Melalui gardu induk Kuala Tanjung, tegangannya didistribusikan

ke tiga gedung tungku reduksi dan gedung penunjang lainnya 2 unit

penyearah silikon dengan DC 37 KA dan 800 V.

2. Pabrik Peleburan Aluminium

PT. INALUM membangun pabrik peleburan aluminium dan

fasilitas pendukungnya di atas area 200 ha di Kuala Tanjung, Kecamatan

Sei Suka, Kabupaten Batubara (dulu Asahan), kira-kira 110 km dari kota

Medan, Ibukota Propinsi Sumatera Utara.

Pabrik peleburan dengan kapasitas terpasang 225.000 ton

aluminium per tahun ini dibangun menghadap Selat Malaka.

Pembangunan pabrik peleburan ini dimulai pada tanggal 6 Juli 1979 dan

tahap I operasi dimulai pada tanggal 20 Januari 1982. Pembangunan ini

diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto yang didampingi oleh 12 Menteri

Kabinet Pembangunan II. Operasi pot pertama dilakukan pada tanggal 15

Pebruari 1982 dan Maret 1982, aluminum ingot pertama berhasil dicetak.

11

Pada tanggal 14 Oktober 1982, kapal Ocean Prima memuat 4.800

ton Aluminum Ingot meninggalkan Kuala Tanjung menuju Japan untuk

mengekspor produk PT. INALUM dan membuat Indonesia sebagai salah

satu negara pengekspor aluminium di dunia. Produksi ke satu juta ton

berhasil dicetak pada 8 Pebruari 1988, kedua juta ton pada 2 Juni 1993,

ketiga juta ton pada 12 Desember 1997, keempat juta ton 16 Desember

2003 dan kelima juta ton pada tanggal 11 Januari 2008.

Produk PT. INALUM menjadi komoditi ekspor ke Jepang dan juga

dalam negeri dan digunakan sebagai bahan baku industri hilir seperti

ekstrusi, kabel dan lembaran aluminium. Kualitas produk PT. INALUM

adalah 99,70% dan 99,90%.

Proses peleburan aluminum di Kuala Tanjung dilakukan dengan

sistem elektrolisa dengan cara mereduksi alumina menjadi aluminium

dengan mengunakan alumina, karbon, dan listrik sebagai material utama.

Pabrik ini memiliki 3 pabrik utama, pabrik Karbon, pabrik Reduksi dan

pabrik Penuangan serta fasilitas pendukung lainnya.

Pabrik peleburan di Kuala Tanjung terdiri dari 3 pabrik utama, yaitu:

a. Pabrik Karbon (Carbon Plant)

b. Pabrik Reduksi (Reduction Plant)

c. Pabrik Penuangan (Casting Plant)

a. Pabrik Karbon

Pabrik karbon memproduksi blok anoda karbon yang akan

digunakan pada tungku-tungku reduksi dan terdiri dari 3 bagian, yaitu :

bagian karbon mentah, bagian pemanggang anoda, dan bagian

penangkaian. Di bagian karbon mentah, bahan baku coke dan hard

pitch diaduk dan dibentuk menjadi balok-balok anoda mentah,

kemudian dibawa ke bagian pemanggang anoda, dimana 106 tungku

panggang tipe Riedhammer tertutup berada, yang bertujuan untuk

memanggang anoda sampai temperatur 1.250º C. Balok-balok anoda

12

yang selesai panggang, kemudian dipindahkan ke bagian penangkaian

untuk diberi tangkai yang terbuat dari cast iron yang berfungsi sebagai

lintasan arus pada tungku reduksi. Puntung balok anoda dari tungku

reduksi diolah dan digunakan kembali untuk memproduksi balok

karbon mentah.

Gambar 2.4 Pabrik Karbon (kiri) dan Anoda Tangkai (kanan)

b. Pabrik Reduksi

Pabrik reduksi terdiri dari tiga gedung yang masing-masing

dipasangi 170 tungku tipe anoda pra panggang (Prebaked Anode

Furnace) dengan desain 175 kA, namun saat ini telah dikembangkan

menjadi 188 kA dan 198 kA pada booster yang beroperasi pada suhu

960º C, dengan lisensi dari Sumitomo Aluminium Smelting Co, Ltd.

Total kapasitas desain produksi adalah 225.000 ton aluminium per

tahun atau 1,3 ton perhari dari setiap pot yang terpasang. Pada tungku

reduksi, bahan baku alumina (Al2O3) dilebur dengan proses elektrolisa

menjadi cairan aluminium.

c. Pabrik Penuangan

Di pabrik penuangan, aluminium cair dari tungku reduksi

diangkut ke bagian penuangan dan setelah dimurnikan lebih lanjut

dalam Holding Furnance. Di sini terdapat 10 unit Holding Furnance

yang masing-masing berkapasitas 35 ton. Pabrik ini memiliki 7 unit

Casting Machine dengan kapasitas 12 ton/jam untuk masing-masing

mesin dan menghasilkan aluminium batangan (ingot) yang beratnya

13

masing-masing 50 pon (± 22,7 kg), yang merupakan produk akhir PT.

INALUM yang dipasarkan ke dalam dan luar negeri.

d. Fasilitas Penunjang

Untuk kelancaran operasional pabrik, perusahaan juga

mendirikan beberapa fasilitas pendukung di kedua proyek seperti

sebuah pelabuhan dengan 3 dermaganya, dimana salah satunya

diserahkan ke Pemerintahan Indonesia pada tahun 1984 untuk

kepentingan umum, dan jalan penghubung. Kompleks perumahaan

untuk karyawan juga dibangun diatas areal 200 Ha di pabrik peleburan

dan 80 Ha di PLTA lengkap dengan fasilitas di dalamnya seperti

mesjid, gereja, Gedung Olah Raga dan Pertemuan, Rumah Sakit,

supermarket, kantor pos, fasilitas olahraga, telekomnikasi, dan lain

sebagainya.

1.4. Proses Produksi

Pabrik peleburan Aluminum disebut juga Proyek “Listrik Dalam

Kaleng”, sebab listrik yang dihasilkan oleh Pembangkit Listriknya

sebagian besar digunakan untuk kepentingan pabrik peleburan.

Listrik yang dihasilkan melalui PLTA PT. INALUM, yang terletak di

Sungai Asahan, disalurkan ke Pabrik Peleburan Aluminium di Kuala

Tanjung melalui 275 Kv jaringan transmisi.

Bahan baku untuk Aluminium dibongkar di pelabuhan PT.

INALUM dan dimasukkan ke dalam silo masing-masing melalui belt

conveyor. Alumina di dalam silo kemudian dialirkan ke Dry Scrubber

System untuk direaksikan dengan gas HF dari tungku reduksi. Reacted

alumina tersebut kemudian dibawa ke Hopper Pot dengan Anode

Changing Crane (ACC) dan dimasukkkan ke dalam tungku reduksi.

Kokas yang ada di dalam silo dicampur dengan butt atau puntung

anoda dan dipanaskan dulu. Material-material tersebut dicampur dengan

pitch sebagai perekatnya. Kemudian material tersebut dicetak di Shaking

14

Machine menjadi blok karbon mentah. Blok tersebut kemudian

dipanggang di Baking furnace. Anoda yang sudah dipanggang kemudian

dibawa ke pabrik penangkaian untuk diberikan tangkai, namanya Anode

Assembly.

Gambar 2.5 Proses Peleburan Aluminium

Anode assembly ini kemudian dibawa ke Pabrik Reduksi dengan

kendaraan khusus, Anode Transport Car (ATC) untuk digunakan sebagai

elektroda dalam proses elektrolisa. Setelah anoda tersebut dipakai selama

kurang lebih 30 hari di dalam pot, puntung anoda tersebut diganti dengan

yang baru. Puntung tersebut kemudian dipecah di pabrik penangkaian

untuk kemudian dipakai lagi.

Di dalam tungku reduksi, alumina akan dielektrolisa menjadi

aluminium cair. Setiap 32 jam, setiap pot akan dihisap 1,8 sampai 2 ton

aluminium. Aluminium cair ini kemudian dibawa ke pabrik Penuangan

dengan Metal Transport Car (MTC) dan dituangkan ke dalam Holding

Furnace. Setelah mendapat proses lanjutan, aluminium cair ini dicetak di

Casting Machine menjadi Ingot, beratnya 22,7 kg per batang. Aluminium

batangan (ingot) ini kemudian diikat dan siap untuk dipasarkan.

15

1.5. Lingkungan (Environment)

PT. INALUM sangat perduli dengan pengontrolan polusi untuk

menghindari pengaruh dari operasi pabrik peleburan. Investasi yang cukup

besar untuk manajemen lingkungan, khususnya sistem kontrol emisi

sebagai satu bagian dengan operasional pabrik peleburan.

Pabrik peleburan dilengkapi dengan Sistem Pembersih Gas untuk

menghindari polusi udara yang disebabkan oleh gas buang florida dan abu

dari pabrik peleburan dan juga SOx dan tar dari Pabrik Pemanggang

Anoda. Sistem Pembersih Gas tersebut memiliki 27 units Dry Scrubbing

yang terhubung dengan ketiga gedung reduksi. Pada saat mengolah emisi

gas, alumina disemprotkan ke dalam Gas Stream yang berisi florida.

Hampir semua florida di dalam gas bereaksi dengan alumina dan

bercampur dengannya. Alumina yang sudah bereaksi dengan gas dan

partikel lainnya kemudian dimasukkan ke dalam pot reduksi sementara

udara bersih dibuang melalui cerobong. Selain bermanfaat buat

lingkungan, recovery dan recycling florida ini juga dapat menghemat biaya

dalam menjalankan Dry Scrubbing System.

Gambar 2.4Sistem Pembersih Gas (kiri) dan Pengolahan Limbah Cair (kanan)

Perusahaan menjalan konsep R3, Reduction, Recovery, dan

Recycling. Semua bahan dari bahan baku hingga produk dapat didaur uang

(recycled) . Perusahaan juga memonitor polusi di sekitar pabrik peleburan

16

khususnya mengenai emisi florida di dalam udara, tanaman dan tanah dan

juga SOx di udara. Kualitas air sekitar juga menjadi target monitor.

1.6. CDM (Clean Development Mechanism)

PT. INALUM adalah salah satu pabrik peleburan yang

berwawasan lingkungan melanjutkan komitmennya untuk menurunkan

emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

1. CDM (Clean Development Mechanism) atau MPB (Mekanisme

Pembangunan Bersih) sebagai salah satu mekanisme untuk

menurunkan emisi GRK.

a. Di dalam Protocol Kyoto (1997), terdapat suatu komitmen dari

negara-negara maju untuk menurunkan emisi GRK paling sedikit 5%

dari kondisi 1990 yang akan dilaksanakan selama periode 2008 -

2012. Hal ini dikarenakan, kenaikan emisi GRK dapat menyebabkan

perubahan iklim global.

b. CDM adalah salah satu mekanisme untuk menurunkan emisi GRK

yang melibatkan baik negara maju maupun berkembang dan Inalum

sebagai salah satu industri di negara berkembang (Indonesia) yang

secara suka rela terlibat dalam implementasi CDM.

2. Inisiatif Industri Peleburan Aluminium Dalam Menurunkan

Emisi GRK

Terdapat suatu inisiatif yang mendunia di dalam industri peleburan

aluminium untuk menurunkan GRK khususnya PFC (Perflourocarbon).

Berdasarkan "IAI Sustanability Report" tahun 2006, emisi PFC dari

industri aluminium global telah diturunkan sebesar 76% per ton

aluminium yang diproduksi antara tahun 1990 sampai dengan 2005.

3. Potensi Penurunan Emisi PFC di PT. INALUM

17

1. Pada saat ini, PT. INALUM memproduksi kira-kira 250.000 ton

aluminium per tahun.

2. Aktivitas potensial dalam menurunkan emisi PFC adalah dengan

mengurangi Anode Effect (AE). Untuk melaksanakan hal ini, PT.

INALUM telah memperbaharui System Control operasi yang mampu

mengurangi Frekuensi AE, durasi dan over voltage.

3. AE adalah suatu kondisi dimana tegangan dalam tungku reduksi

mendadak meningkat ketika level alumina yang terlarut dalam

tungku peleburan jauh dbawah normal (≤1%).

4. PT. INALUM telah melakukan kesepakatan dengan konsultan, yaitu

South Pole Ltd, Switzerland yang bekerja sama dengan CER

Indonesia untuk membantu mengimplementasikan proyek CDM,

yang juga didukung oleh BAPEDALDASU dan Mitra Hijau.

5. Melalui CDM, sebagian dari penurunan emisi GRK potensial dapat

diklaim sebagai CER (Certified Emission Reduction).

4. Aspek Pembangunan Berkelanjutan

Proyek CDM PT. INALUM memenuhi semua kriteria dan

indikator pembangunan berkelanjutan, yaitu:

1. Aspek Keberlanjutan Lingkungan

a. Kegiatan proyek berupa penggantian sistem kontrol operasi

(software dan hardware komputer) sehingga tidak akan ada kontak

langsung dengan alam sekitar. Oleh karena itu dapat dipastikan

proyek ini tidak akan menimbulkan gangguan dengan

keanekaragaman hayati.

b. Dengan mengurangi emisi PFC melalui penurunan AE akan

memberikan dampak positif dimana udara di lingkungan maupun

di lokasi kerja akan semakin baik.

c. PT. INALUM telah menerapkan Sistem Manajemen K3 yang

dipersyaratkan dalam peraturan pemerintah dan telah mendapatkan

2 kali bendera Emas.

2. Aspek Keberlanjutan Ekonomi

18

a. Tidak akan terjadi penurunan pendapatan dan kualitas pelayanan

umum untuk masyarakat setempat bila proyek ini dijalankan.

b. Tidak ada indikasi akan terjadinya pemutusan hubungan kerja dari

perusahaan yang diakibatkan oleh proyek ini.

3. Aspek Keberlanjutan Sosial

a. Telah dilakukan kegiatan konsultasi masyarakat pada tanggal 15

Januari 2008 di Kantor Bapedalda Prov. Sumatera Utara dan

dihadiri oleh 29 orang yang mencakup perwakilan masyarakat

sekitar lokasi pabrik peleburan, Dinas Perindustrian dan

Perdagangan serta Dinas Tenaga Kerja prov. Sumatera Utara,

Bapedalda Prov. Sumatera Utara, perwakilan dari Universitas

Sumatera Utara dan perwakilan dari LSM. Pada acara ini, pihak

pengembang proyek memaparkan mengenai rencana kegiatan. Dari

hasil acara tersebut, tidak ada komentar negatif dari masyarakat

terhadap proyek ini.

b. Pada dasarnya, para pemangku amanah yang hadir mendukung

kegiatan pengurangan emisi PFC yang dilakukan oleh PT Inalum

dengan harapan kegiatan ini akan dapat mendukung upaya

peningkatan kualitas lingkungan di Prov. Sumatera Utara serta

menarik lebih banyak pihak untuk berpartisipasi dalam kegiatan-

kegiatan mitigasi perubahan iklim seperti CDM.

4. Aspek Keberlanjutan Teknologi

a. Teknologi yang digunakan adalah teknologi mutahir yang telah

diaplikasikan di beberapa pabrik peleburan aluminium di dunia.

b. Penyedia sistem yang digunakan pada proyek ini merupakan pihak

asing, namun dalam instalasinya dilakukan bersama-sama dengan

karyawan PT. INALUM. Di samping itu, mengenai aspek

pemeliharaan dan operasional termasuk pengembangannya telah

dilakukan training khusus baik di tempat penyedia maupun di

lokasi proyek. Source Code serta algoritma dari sistem ini juga

19

sudah diserahkan kepada pihak PT. INALUM untuk bisa

dikembangkan lebih lanjut.

2.7. Alih Teknologi

Pembangunan PT. INALUM merupakan suatu kesempatan baik

untuk alih teknologi dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh putra-

putri Indonesia sebagai suatu medan latihan. Untuk memenuhi harapan ini

dilakukanlah alih teknologi dari pada kontraktor asing. Pembangunan PT.

INALUM membutuhkan teknologi yang rumit. Dengan berpartisipasi

dalam pembangunan proyek ini banyak karyawan Indonesia memperoleh

kesempatan untuk melangkahkan kakinya ke gerbang teknik konstruksi

modern yang diperolehnya dari para kontraktor Jepang. Banyak pula staff

Indonesia yang bekerja pada perusahaan kontraktor Jepang dan sub

kontraknya dikirim ke Jepang untuk mengikuti pelatihan.

1. Pelatihan dan Pendidikan

Agar PLTA dan pabrik peleburan aluminium ini secepatnya

dioperasikan oleh tenaga Indonesia diselenggarakanlah pelatihan dan

pendidikan intensif. PT. INALUM telah mengirimkan 102 teknisi

Indonesia untuk mengikuti pelatihan di Jepang selama 6 sampai 16 bulan,

masing-masing untuk pabrik peleburan 86 orang dan untuk PLTA 16

orang.

Pelatihan pra-operasi untuk para asisten dan para operator

dilaksanakan oleh teknisi-teknisi Jepang dan staf teknisi Indonesia yang

telah mendapat pelatihan di Jepang. Untuk mempertinggi kualifikasi

karyawannya, PT. INALUM mendirikan sebuah lembaga pelatihan dan

pendidikan di daerah peleburan pada bulan April 1980. Pelatihan-pelatihan

di luar tempat kerja juga dilaksanakan untuk setiap tingkat karyawan PT.

INALUM.

2. Pelatihan untuk teknisi pemerintah dan mahasiswa

20

Atas permintan pemerintah Indonesia dan inisiatif perusahaan, para

kontraktor dan konsultan proyek Asahan menerima sejumlah teknisi serta

insinyur yang bekerja pada kantor-kantor pemerintah dan perguruan tinggi

untuk menimba pengalaman kerja dalam konstruksi proyek dan praktek

kerja lapangan.

2.8. Sertifikasi dan Penghargaan

Sertifikat Internasional dan penghargaan yang telah diterima PT.

INALUM adalah:

1. Quality Management System (QMS)

PT. INALUM telah mendapatkan sertifikasi Sistem Manajemen

Mutu ISO 9001 dari SGS International dan memperoleh (2) dua sertifikat,

masing-masing :

a) No.AU98/1054, sejak Pebruari 1998 untuk PLTA

b) No.ID03/0239, sejak April 1998 untuk Pabrik Peleburan

2. Enviromental Management System (EMS)

Dalam rangka turut melestarikan lingkungan, PT INALUM telah

mendapatkan sertifikat ISO 14001 tentang sistem manajemen lingkungan

No.GB02/55087 sejak April 2002 dari SGS International.

3. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

PT. INALUM telah menerapkan sistem manajemen K3 dan

mendapatkan predikat Bendera Emas (Gold Flag) sebanyak dua kali pada

tahun 2005 dan 2008 dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

a) No.00351/SE2004 & No.00351/SE/2007, untuk PLTA

b) No.00352/SE/2004 & No.00352/SE/2008, untuk Pabrik Peleburan

4. Proper

PT. INALUM juga telah mendapatkan tiga kali peringkat biru

dalam Program Penilian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) yaitu pada

21

tahun 2004, 2005 dan 2008 dari Kementerian Lingkungan Hidup

Indonesia.

5. International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code

Untuk mendeteksi ancaman keamanan dan tindakan pencegahan di

Pelabuhan, PT. INALUM telah mendapatkan sertifikat ISPS Code

No.02/0161-DV tanggal 3 Juni 2005 dari Pemerintah RI.

6. Syahwali Awards

Perusahaan juga menerima Syahwali Awards tentang

Environmentally Friendly Businessman pada tanggal 13 November 1992

dari Indonesia Environmental Management and Information Center

(IEMIC).

2.9. Perbandingan Saham Dan Tenaga Kerja

Tabel berikut ini adalah Perbandingan saham antara Pemerintah Indonesia

dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd.

Keterangan Pemerintah RI NAA Co., Ltd6 Januari (awal pendirian) 10,00 % 90,00 %

20 Oktober 1978 25,00 % 75,00 %29 Juni 1987 41,13 % 58,87 %

10 Pebruari 1998 - sekarang 41,12 % 58,88 %

Tabel 2.1 Perbandingan Saham

Tabel berikut ini adalah Jumlah karyawan PT. INALUM per 31 Januari 2010 :

Tabel 2.2 Jumlah Karyawan

2.10. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi berbentuk garis dan staff berdasarkan fungsi:

a. Rapat umum pemegang saham (RUPS).

22

Lokasi Kerja Jumlah

Jakarta (IHO) 32 OrangMedan (IMO) 8 Orang

Kuala Tanjung (ISP) 1.728 OrangParitohan (IPP) 236 Orang

Total 2.003 Orang

i. RUPS adalah orang perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi.

RUPS terdiri dari:

Rapat tahunan yang diadakan selambat- lambatnya pada akhir bulan

September setiap tahun kalender.

Rapat Umum Luar Biasa diadakan setiap saat jika dianggap perlu oleh

direksi dan / atau Pemegang saham.

ii. Hak dan wewenang RUPS adalah mengangkat dan memberhentikan

komisaris dan Direksi.

b. Komisaris

i. Keanggotaan.

Komisaris terdiri dari sekurang- kurangnya 2 (dua) orang anggota, salah

seorang diantaranya bertindak sebagai Presiden Komisaris.

Para anggota Komisaris dan Presiden Komisaris diangkat oleh RUPS dari

calon-calon yang diusulkan oleh para Pemegang Saham pihak asing dan

Pemegang Saham pihak Indonesia sebanding dengan jumlah saham yang

dimiliki oleh masing-masing pihak dengan ketentuan sekurang-kurangnya

1 (satu) orang anggota Komisaris harus dari calon yang diusulkan oleh

Pemegang Saham pihak Indonesia.

Anggota komisaris dipilih untuk suatu jangka waktu yang berakhir pada

penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang kedua setelah

mereka terpilih dengan tidak mengurangi hak rapat umum Pemegang

Saham untuk memberhentikan para anggota Komisaris sewaktu-waktu

dan mereka dapat dipilih kembali oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

ii. Tugas dan Wewenang Komisaris.

Komisaris bertugas mengawasi kebijaksanaan Direksi dalam menjalankan

perseroan serta memberikan nasihat kepada direksi.

Komisaris dapat meminta penjelasan tentang segala hal yang

dipertanyakan.

Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara waktu

seortang atau lebih anggota Direksi berdasarkan keputusan yang disetujui

oleh lebih dari ½ jumlah anggota komisaris jikalau mereka bertindak

23

bertentangan dengan anggaran dasar dan undang-undang dan peraturan

yang berlaku.

c. Direksi

i. Keanggotaan

Direksi terdiri dari sekurang-kurangnya 6 (enam) orang anggota,

diantaranya seorang sebagai Presiden Direktur.

Para anggota direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat umum

pemegang Saham.

Para anggota Direksi diangkat dari calon-calon yang diusulkan oleh para

Pemegang Saham pihak Indonesia sebandingdengan jumlah saham yang

dimiliki oleh masing-masing pihak dengan ketentuan sekurang-

kurangnya 1 (satu) orang anggota Direksi harus dari calon yang diusulkan

oleh pemegang saham pihak Indonesia.

Tidak kurang dari dua orang anggota Direksi termasuk seorang anggota

yang dicalonkan oleh Pemegang Saham Indonesia harus berkebangsaan

Indonesia.

ii. Masa Jabatan

Para anggota direksi dipilih untuk suatu jangka waktu yang berakhir pada

penutupan Rapat umum Pemegang saham Tahunan, kedua setelah mereka

terpilih dengan tidak mengurangi hak rapat umum pemegang saham

untuk memberhentikan para anggota direksi sewaktu-waktu dan mereka

dipilih kembali oleh rapat Umum Pemegang Saham.

Dalam hal terdapat penambahan anggota Direksi, maka masa jabatan

anggota direksitersebut akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya

masa jabatan anggota direksi lainnya yang telah ada, kecuali Rapat

Umum pemegang Saham menetapkan lain.

iii. Tugas dan Wewenang

Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk

kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya.

24

Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota direksi ditetapkan oleh

rapat umum pemegang saham dan wewenang tersebut oleh rapat umum

pemegang saham dapat dilimpahkan kepada komisaris.

Direksi untuk perbuatan tertentu atas tanggungjawabnya sendiri, berhak

pula mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasa yang diatur

dalam surat kuasa.

Direksi berhak mewakili perseroan di dalam atau di luar pengadilan serta

melakukan segala tindakan dan perbuatan baik mengenai pengurusan

maupun mengenai pemilikan serta mengikat perseroan dengan pihak lain

atau pihak lain dengan perseroan, dengan pembatasan-pembatasan yang

ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

d. Presiden Direktur

Presiden Direktur adalah salah seorang Direksi yang oleh karena

jabatannya berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi

serta mewakili perseroan.

e. Direktur

Direktur adalah anggota Direksi yang oleh karena jabatannya

melaksanakan tugas untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan ruang

lingkup tugas/ fungsi masing- masing seperti tersebut dibawah ini:

Umum & Sumber Daya Manusia

Perencanaan & Keuangan

Bisnis

Produksi

Teknologi peleburan

Pembangkit Listrik

Koordinasi keuangan

f. Divisi

Badan atau orang yang dibentuk/ ditugaskan untuk membantu

Direktur dalam menuangkan ketentuan-ketentuan yang akan dilaksanakan

25

berdasarkan ruang lingkup/ fungsi Direktur masing-masing. Divisi

dikepalai oleh General manager.

g. Departemen

Badan atau orang yang dibentuk/ ditugaskan untuk mengawasi

pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan yang telah digariskan/ ditentukan

oleh divisi masing-masing. Departemen dikepalai oleh Senior Manager.

h. Seksi

Badan atau orang yang dibentuk/ ditugaskan untuk melaksanakan

setiap kebijaksanaan yang telah ditentukan/ digariskan oleh Departemen

masing- masing. Seksi dikepalai oleh Manager.

i. Sub-Seksi

Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk melaksanakan

setiap kebijaksanaan yang telah ditentukan/digariskan oleh Seksi masing-

masing. Sub seksi dikepalai oleh manager.

j. Auditor Internal

Auditor Internal merupakan unit organisasi yang berdiri sendiri

yang bertanggung jawab atas pemeriksaan dan penilaian kegiatan

perusahaan dan melaporkan hasil pemeriksaan dan penilaian tersebut

kepada Presiden Direktur. Auditor Internal dibawah pengawasan Presiden

Direktur membantu anggota organisasi yang bertanggung jawab atas

tugas yang mereka emban dengan cara memberikan analis, penilaian,

rekomendasi, pemberian nasihat dan informasi.

k. Wakil Manajemen untuk ISO 9001 dan ISO 14001 (MR)

Wakil Manajemen untuk sistem mutu (ISO – 9001) dan sistem

lingkungan (ISO – 14001) diangkat dan bertanggung jawab kepada

Presiden Direktur. Tugas dan tanggung jawab Wakil Manajemen antara

lain:

Memberikan arahan dan petunjuk kepada seluruh tingkatan Manajemen

mengenai implementasi sistem mutu dan sistem lingkungan perusahaan.

Sebagai penghubung antara Perusahaan dengan badan sertifikasi Sistem

Mutu (ISO- 9001) dan sistem Lingkungan (ISO – 14001).

26

Memberikan saran kepada Presiden Direktur untuk melakukan Tinjauan

Manajemen mengenai implementasi Sistem mutu dan Sistem lingkungan

tindakan pencegahan serta koreksi sesuai dengan prosedur Mutu dan

lingkungan.

Bertanggung jawab atas jaminan mutu , lingkungan dan K3 dengan

memberikan masukan-masukan kepada Presiden Direktur dan Direktur

terkait sesuai dengan permasalahan yang ditemukan atau yang timbul

sebagai upaya tindakan pencegahan dan koreksi demi peningkatan Sistem

Manajemen Mutu, Lingkungan dan K3 Perusahaan.

2.11. Struktur Organisasi Quality Assurance Section (SQA)

Quality Assurance Section (SQA) merupakan seksi yang menjamin

mutu/kualitas dari bahan baku, bahan dalam proses dan juga produk yang

dihasilkan. Selain itu, SQA juga bertanggung jawab melakukan analisa

dan inspeksi secara periodik/berkala terhadap lingkungan sekitar smelting

plant (environmental protection).

Semua itu seiring dengan ketentuan-ketentuan dalam ISO 9002

mengenai jaminan mutu dan ISO 14001 mengenai lingkungan. Gas

buangan yang berasal dari proses peleburan aluminium di tungku reduksi

harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum dibuang ke udara bebas melalui

stack. Pembersihan dilakukan di sebuah sistem yang disebut gas cleaning

system. Kandungan gas yang dibuang ke lingkungan harus memenuhi

spesifikasi yang telah ditetapkan dalam perjanjian induk (Master

Agreement), dan tidak melampaui nilai ambang batas yang telah

ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia atau Peraturan Internasional.

Tidak hanya itu, air limbah yang berasal dari Smelting Plant juga di

analisa. Analisa juga dilakukan di setiap muara pembuangan air, hingga

sampel air dari sumur dan tanaman masyarakat sekitar pabrik dengan

radius 11 km.

1. Struktur Organisasi SQA

27

Seksi jaminan mutu (SQA) mempunyai struktur organisasi yang

berbeda dengan seksi lainnya. Struktur organisasi SQA berbentuk line

organization yang dipimpin oleh seorang manager dan tidak dibawahi oleh

Departemen, tetapi berada langsung di bawah DGM (Deputy General

Manager) Divisi Produksi.

Gambar 2.5 Struktur Organisasi Divisi Produksi - SQA

Dalam pelaksanaan tugas manager SQA dibantu oleh dua orang

Junior Manager (JM) yang masing-masingnya ditempatkan pada sub-seksi

QA & Administration dan Laboratory Operation. Di sub seksi QA &

Administration, terdapat seorang Senior Staff (SS).

Posisi selanjutnya adalh Staff / Foreman (S/F). Terdapat tiga orang

Staff dan dua orang Foreman, satu orang staff diantaranya di sub-seksi

QA & Admistration dan empat lainnya merupakan Staff / Foreman di

sub-seksi Laboratory Operation. Keempat orang Staff / Foreman ini

masing-masing di tempatkan di group / bagian Lingkungan, Produk, X-

Ray, Oil dan Instrument, Material, dan Anoda. Selanjutnya, terdapat 4

orang Leader Operator dan 29 orang Senior Operator / Operator yang

28

bersama-sama dengan Staff / Foreman menangani Job Description dari

masing-masing group / bagian.

2. QA dan ADM

Quality Assurance adalah suatu kualitas barang / benda yang sesuai

antara yang diinginkan dengan yang diberikan atau dengan kata lain

kesesuaian terhadap persyaratan pelanggan.

Di SQA dilakukan analisa-analisa yang berkenaan dengan Quality

Control dan Quality Assurance, secara umum tugas-tugas seksi SQA

meliputi :

1. Quality Assurance

a. Penelitian teknis (technical reseatch), pembelajaran dan

pengembangan standar kualitas dan spesifikasi produk, semi produk

dan bahan mentah.

b. Pelayanan (technical assistance) terhadap keluhan pelanggan.

c. Memastikan bahwa inspeksi yang dilakukan terhadap aluminium

ingot telah memenuhi standar yang telah ditentukan (standar JIS).

2. Inspeksi

a. Koordinasi dan administrasi untuk

perencanaan, penertiban dan perubahan serta pemusnahan dari

standar kualitas produk, semi produk dan bahan mentah.

b. Perencanaan, penerbitan, perubahan

dan pemusnahan standar inspeksi dan pelaksanaan inspeksi terhadap

produk, semi produk dan bahan mentah.

c. Studi, penilaian dan administrasi

terhadap masalah kualitas produk, semi produk dan bahan mentah.

3. Maintenance

29

Maintenance adalah sub bagian yang menangani masalah

perawatan dan pencegahan terhadap kerusakan alat-alat instrument

laboratorium dan alat di SQA yang meliputi :

a. Pemeliharaaan berkala

b. Pemeliharaan pencegahan

c. Pemeliharaan perbaikan

d. Perubahan design

Hasil pemeliharaan semua alat-alat yang rusak dan preventif dicatat semua

dalam LIMB (Laboratory Instrument Maintenance Book).

SQA (Smelter Quality Assurance) atau seksi jaminan mutu

merupakan seksi yang menjamin kualitas dan mutu bahan baku, bahan

dalam proses dan produk yang dihasilkan oleh PT. INALUM.

Karakteristik dari setiap material diinspeksi untuk memverifikasi

spesifikasi material yang ada dengan spesifikasi yang terdapat pada

Certificate of Analysis. Begitu pula dengan bahan dalam proses dan

produk ingot (finished product), inspeksi dan analisis dilakukan untuk

memverifikasi spesifikasi yang ada pada objek tersebut dengan standar

yang telah ditetapkan.

30

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

1.7. Sejarah Aluminium

Orang-orang Yunani dan Romawi kuno menggunakan alum

sebagai cairan penutup pori-pori dan bahan penajam proses pewarnaan.

Pada tahun 1761 de Morveau mengajukan nama alumine untuk basa alum

dan Lavoisier, pada tahun 1787, menebak bahwa ini adalah oksida logam

yang belum ditemukan.

Wohler yang biasanya disebut sebagai ilmuwan yang berhasil

mengisolasi logam ini pada 1827, walau aluminium tidak murni telah

berhasil dipersiapkan oleh Oersted dua tahun sebelumnya. Pada 1807,

Davy memberikan proposal untuk menamakan logam ini aluminum (walau

belum ditemukan saat itu), walau pada akhirnya setuju untuk

menggantinya dengan aluminium. Nama yang terakhir ini sama dengan

nama banyak unsur lainnya yang berakhir dengan “ium”.

Aluminium juga merupakan pengejaan yang dipakai di Amerika

sampai tahun 1925 ketika American Chemical Society memutuskan untuk

menggantikannya dengan aluminum. Untuk selanjutnya pengejaan yang

terakhir yang digunakan di publikasi-publikasi mereka.

Pada 1961, perusahaan General Electric mengembangkan Lucalox,

alumina transparan yang digunakan dalam lampu natrium. Pada Agustus

2006, ilmuwan Amerika Serikat yang bekerja untuk 3M berhasil

mengembangkan teknik untuk membuat alloy dari aluminium oksida dan

unsur-unsur lantanida, untuk memproduksi kaca yang kuat, yang disebut

alumina transparan.

1.8. Aluminium

31

Lambang aluminium ialah Al, dan nomor atomnya 13. Aluminium

ialah logam paling berlimpah. Aluminium merupakan logam yang paling

banyak ditemukan di kerak bumi (8.1%), tetapi tidak pernah ditemukan

secara bebas di alam. Selain pada mineral, ia juga ditemukan di granit dan

mineral-mineral lainnya.

Gambar 3.1 Logam Aluminium

Aluminum (Al), merupakan anggota golongan 13 berada sebagai

aluminosilikat di kerak bumi dan lebih melimpah daripada besi. Mineral

aluminum yang paling penting dalam metalurgi adalah bauksit,

AlOx(OH)3-2x (0 < x <1). Walaupun Al adalah logam mulia yang mahal di

abad ke- 19, harganya jatuh bebas setelah dapat diproduksi dengan jumlah

besar dengan elektrolisis alumina (Al2O3), yang dilelehkan dalam krolit,

Na3AlF6. Namun, karena produksinya memerlukan sejumlah besar energi

listrik, metalurgi aluminum hanya ekonomis di negara dengan harga energi

listrik yang rendah. Oleh karena itu, Jepang telah menutup peleburan

aluminum, tetapi konsumsi Jepang terbesar kedua setelah US. Sifat

aluminum dikenal dengan baik dan aluminum banyak digunakan dalam

keseharian, misalnya untuk koin, panci, kusen pintu, dan sebagainya.

Logam aluminum digunakan dengan kemurnian lebih dari 99 %, dan

logam atau paduannya (misalnya duralium) banyak digunakan.

Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Terang dan

kuat. Merupakan konduktor yang baik dan juga buat panas. Dapat ditempa

menjadi lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan

32

dengan bermacam-macam penampang. Aluminium digunakan dalam

banyak hal. Kebanyakan darinya digunakan dalam kabel bertegangan

tinggi. Juga secara luas digunakan dalam bingkai jendela dan badan

pesawat terbang. Ditemukan di rumah sebagai panci, botol minuman

ringan, tutup botol susu dsb. Aluminium juga digunakan untuk melapisi

lampu mobil dan compact disks.

Logam aluminum melarut dalam asam mineral, kecuali asam nitrat

pekat, dan dalam larutan hidroksida akan menghasilkan gas hidrogen.

Aluminum membentuk senyawa dengan alkali sebagian besar non logam

dan menunjukkan sifat kimia yang beragam, tetapi tidak seperti boron,

tidak ditemukan hidrida kluster aluminum.

Metoda untuk mengambil logam aluminium adalah dengan cara

mengelektrolisis alumina yang terlarut dalam cryolite. Metoda ini

ditemukan oleh Hall di AS pada tahun 1886 dan pada saat yang bersamaan

oleh Heroult di Perancis. Cryolite, bijih alami yang ditemukan di

Greenland sekarang ini tidak lagi digunakan untuk memproduksi

aluminium secara komersil. Penggantinya adalah cariran buatan yang

merupakan campuran natrium, aluminium dan kalsium fluorida.

http://id.wikipedia.org/wiki/Aluminium

1.9. Sifat Aluminium

Aluminium murni, logam putih keperak-perakan memiliki

karakteristik yang diinginkan pada logam. Ia ringan, tidak magnetik dan

tidak mudah terpercik, merupakan logam kedua termudah dalam soal

pembentukan, dan keenam dalam soal ductility.

33

Sifat – sifat penting yang dimiliki aluminium sehingga banyak

digunakan sebagai material teknik :

Berat jenisnya ringan (hanya 2,7 gr/cm³, sedangkan besi ± 8,1 gr/

cm³)

Tahan korosi

Penghantar listrik dan panas yang baik

Mudah di fabrikasi/ di bentuk

Kekuatannya rendah tetapi pemaduan (alloying) kekuatannya bisa

ditingkatkan

Sifat bahan korosi dari aluminium diperoleh karena terbentuknya

lapisan aluminium oksida (Al2O3) pada permukaan aluminium. Lapisan ini

membuat Al tahan korosi tetapi sekaligus sukar dilas, karena perbedaan

melting point (titik lebur). Aluminium umumnya melebur pada

temperature ± 600 derajat C dan aluminium oksida melebur pada

temperature 20000C.

Kekuatan dan kekerasan aluminium tidak begitu tinggi dengan

pemaduan dan heat treatment dapat ditingkatkan kekuatan dan

kekerasannya. Aluminium komersil selalu mengandung ketidakmurnian ±

0,8% biasanya berupa besi, silicon, tembaga dan magnesium.

Sifat lain yang menguntungkan dari aluminium adalah sangat mudah

difabrikasi, dapat dituang (dicor) dengan cara penuangan apapun. Dapat

deforming dengan cara: rolling, drawing, forging, extrusi dll. Menjadi

bentuk yang rumit sekalipun.

Dalam keadaan murni aluminium terlalu lunak, kekuatannya

rendah untuk dapat dipakai pada berbagai keperluan teknik.

Dengan pemaduan teknik (alloying), sifat ini dapat diperbaiki, tetapi

34

seringkali sifat tahan korosinya berkurang demikian pula keuletannya.

Sedikit mangan, silicon dan magnesium, masih tidak banyak mengurangi

sifat tahan korosinya, tetapi seng, besi, timah putih, dan tembaga cukup

drastic menurunkan sifat tahan korosinya.

Paduan aluminium dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Aluminium wronglt alloy (lembaran)

2. Aluminium costing alloy (batang cor)

http://gabunganteknik.wordpress.com/2008/04/13/aluminium/

1.10. Kegunaan

Aluminium banyak digunakan sebagai peralatan dapur, bahan

konstruksi bangunan dan ribuan aplikasi lainnya dimanan logam yang

mudah dibuat, kuat dan ringan diperlukan. Walaupun konduktivitas

listriknya hanya 60% dari tembaga, tetapi ia digunakan sebagai bahan

transmisi karena ringan. Aluminium murni sangat lunak dan tidak kuat.

Tetapi dapat dicampur dengan tembaga, magnesium, silikon, mangan, dan

unsur-unsur lainnya untuk membentuk sifat-sifat yang menguntungkan.

Campuran logam ini penting kegunaannya dalam konstruksi

pesawat modern dan roket. Logam ini jika diuapkan di vakum membentuk

lapisan yang memiliki reflektivitas tinggi untuk cahaya yang tampak dan

radiasi panas. Lapisan ini menjaga logam dibawahnya dari proses oksidasi

sehingga tidak menurunkan nilai logam yang dilapisi. Lapisan ini

digunakan untuk memproteksi kaca teleskop dan kegunaan lainnya.

1. Senyawa

Senyawa yang memiliki kegunaan besar adalah aluminium oksida,

sulfat, dan larutan sulfat dalam kalium. Oksida aluminium, alumina

35

muncul secara alami sebagai ruby, safir, corundum dan emery dan

digunakan dalam pembuatan kaca dan tungku pemanas.

Aluminium oksida adalah sebuah senyawa kimia dari aluminium

dan oksigen, dengan rumus kimia Al2O3. Nama mineralnya adalah

alumina, dan dalam bidang pertambangan, keramik dan teknik material

senyawa ini lebih banyak disebut dengan nama alumina.

Aluminium oksida adalah insulator (penghambat) panas dan listrik

yang baik. Umumnya Al2O3 terdapat dalam bentuk kristalin yang disebut

corundum atau α-aluminum oksida. Al2O3 dipakai sebagai bahan abrasif

dan sebagai komponen dalam alat pemotong, karena sifat kekerasannya.

Aluminium oksida berperan penting dalam ketahanan logam

aluminium terhadap perkaratan dengan udara. Logam aluminium

sebenarnya amat mudah bereaksi dengan oksigen di udara. Aluminium

bereaksi dengan oksigen membentuk aluminium oksida, yang terbentuk

sebagai lapisan tipis yang dengan cepat menutupi permukaan aluminium.

Lapisan ini melindungi logam aluminium dari oksidasi lebih lanjut.

Ketebalan lapisan ini dapat ditingkatkan melalui proses anodisasi.

Beberapa alloy (paduan logam), seperti perunggu aluminium,

memanfaatkan sifat ini dengan menambahkan aluminium pada alloy untuk

meningkatkan ketahanan terhadap korosi.

Al2O3 yang dihasilkan melalui anodisasi bersifat amorf, namun

beberapa proses oksidasi seperti plasma electrolytic oxydation

menghasilkan sebagian besar Al2O3 dalam bentuk kristalin, yang

meningkatkan kekerasannya. Secara alami, aluminium oksida terdapat

dalam bentuk kristal corundum. Batu mulia rubi dan sapphire tersusun atas

corundum dengan warna-warna khas yang disebabkan kadar

ketidakmurnian dalam struktur corundum.

36

Aluminium oksida, atau alumina, merupakan komponen utama

dalam bauksit bijih aluminium yang utama. Pabrik alumina terbesar di

dunia adalah Alcoa, Alcan, dan Rusal. Perusahaan yang memiliki

spesialisasi dalam produksi dari aluminium oksida dan aluminium

hidroksida misalnya adalah Alcan dan Almatis. Bijih bauksit terdiri dari

Al2O3, Fe2O3, and SiO2 yang tidak murni. Campuran ini dimurnikan

terlebih dahulu melalui Proses Bayer:

Al2O3 + 3 H2O + 2 NaOH + panas → 2 NaAl(OH)4

Fe2O3 tidak larut dalam basa yang dihasilkan, sehingga bisa

dipisahkan melalui penyaringan. SiO2 larut dalam bentuk silikat Si(OH)62-.

Ketika cairan yang dihasilkan didinginkan, terjadi endapan Al(OH)3,

sedangkan silikat masih larut dalam cairan tersebut. Al(OH)3 yang

dihasilkan kemudian dipanaskan, dan yang terbentuk adalah alumina.

2 Al(OH)3 + panas → Al2O3 + 3 H2O

Setiap tahunnya, 65 juta ton alumina digunakan, lebih dari 90%-

nya digunakan dalam produksi logam aluminium. Aluminium hidroksida

digunakan dalam pembuatan bahan kimia pengelolaan air seperti

aluminium sulfat, polialuminium klorida, dan natrium aluminat. Berton-

ton alumina juga digunakan dalam pembuatan zeolit, pelapisan pigmen

titania dan pemadam api.

Aluminium oksida memiliki kekerasan 9 dalam skala Mohr. Hal ini

menyebabkannya banyak digunakan sebagai abrasif untuk menggantikan

intan yang jauh lebih mahal. Beberapa jenis ampelas, dan pembersih

CD/DVD juga menggunakan aluminium oksida.

2. Senyawa organo-aluminum

37

Senyawa-senyawa organo-aluminum digunakan dalam jumlah

besar untuk polimerisasi olefin, dan di industri dihasilkan dari logam

aluminum, hidrogen, dan olefin seperti reaksi berikut:

2Al + 3 H2 + 6 CH2=CHR → Al2(CH2=CHR)6

Senyawa ini berupa dimer kecuali yang mengandung gugus

hidrokarbon yang meruah. Misalnya, trimetilaluminum, Al2(CH3)6,

adalah dimer dengan gugus metil menjembatani atom aluminum dengan

ikatan tuna elektron (Gambar 3.2). Senyawa organoaluminum sangat

reaktif dan terbakar secara spontan di udara. Senyawa-senyawa ini

bereaksi dengan hebat dengan air dan membentuk hidrokarbon jenuh,

dengan aluminium berubah menjadi aluminium hidroksida sesuai reaksi

berikut:

Al(CH2CH3)3 + 3 H2O → Al(OH)3 + 3 C2H6

Oleh karena itu, senyawa-senyawa ini harus ditangani di

laboratorium dalam atmosfer yang inert sempurna.

Gambar 3.2 Struktur trimetil aluminum

Katalis Ziegler-Natta, yang terdiri atas senyawa organoaluminium

dan senyawa logam transisi membuat fenomena dalam katalisis

polimerisasi, katalis ini dikembangkan tahun 1950-an, dan dianugerahi

Nobel tahun 1963.

38

Senyawa alkil logam transisi terbentuk bila senyawa

organoaluminum bereaksi dengan senyawa logam transisi. Senyawa alkil

logam transisi yang terbentuk dapat diisolasi bila ligan penstabil

terkordinasi dengan atom logam pusat.

1.11. Pembuatan Aluminium

Aluminium merupakan unsur yang tergolong melimpah di kulit

bumi. Mineral yang menjadi sumber komersial aluminium adalah bauksit.

Bauksit mengandung aluminium dalam bentuk aluminium oksida (Al2O3).

Pengolahan aluminium menjadi aluminium murni dapat dilakukan melalui

dua tahap yaitu:

1. Tahap pemurnian bauksit sehingga diperoleh aluminium oksida

murni (alumina)

2. Tahap peleburan alumina

Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan

pengotor utama dalam bauksit. Pengotor utama bauksit biasanya terdiri

dari SiO2, Fe2O3, dan TiO2. Caranya adalah dengan melarutkan bauksit

dalam larutan natrium hidroksida (NaOH),

Al2O3(s) + 2NaOH(aq) + 3 H2O(l) → 2 NaAl(OH)4(aq)

Aluminium oksida larut dalam NaOH sedangkan pengotornya

tidak larut. Pengotor-pengotor dapat dipisahkan melalui proses

penyaringan. Selanjutnya aluminium diendapkan dari filtratnya dengan

cara mengalirkan gas CO2 dan pengenceran.

2 NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) → 2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l)

39

Endapan aluminium hidroksida disaring,dikeringkan lalu

dipanaskan sehingga diperoleh aluminium oksida murni (Al2O3)

2Al(OH)3(s) → Al2O3(s) + 3H2O(g)

Selanjutnya adalah tahap peleburan alumina dengan cara reduksi

melalui proses elektrolisis menurut proses Hall-Heroult. Dalam proses

Hall-Heroult, aluminum oksida dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6)

dalam bejana baja berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode.

Selanjutnya elektrolisis dilakukan pada suhu 950 0C. Sebagai anode

digunakan batang grafit.

Gambar 3.3 Proses Hall-Heroult

Dalam proses elektrolisis dihasilkan aluminium di katode dan di

anode terbentuk gas O2 dan CO2

Al2O3(l) → 2 Al3+(l) + 3 O2-

(l)

Katode : Al3+(l) + 3e ---> Al(l)

Anode : Anode : 2O2-(l) ---> O2(g) + 4 e

C(s) + 2 O2-(l) → CO2(g) + 4e

http://afrahamiryano.blogspot.com/2009/06/pembuatan-aluminium.html

40