bab 2.docx

Upload: asepwandi

Post on 17-Oct-2015

64 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab 2.docx

TRANSCRIPT

BAB I

MODUL 2. GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN

BAB I PENDAHULUAN

I.1 TUJUAN PERCOBAANPraktikum berjudul Gerak Lurus Berubah Beraturan " ini disusun dengan tujuan untuk : Menentukan besarnya percepatan yang terjadi dari suatu gerak lurus berubah beraturan Menentukan besarnya kecepatan dari suatu gerak jatuh bebasI.2 PERALATAN Rel presisi Kereta dinamika Balok bertingkat Perekam waktu Catu daya Beban Pita meteran Stopwatch

BAB II TEORI PENDAHULUAN

II.1 TEORI DASARGerak lurus berubah beraturan didefinisikan sebagai gerak suatu benda yang mempuyai lintasan berupa garis lurus dan perubahan kecepatan setiap saatnya tetap. Dengan kata lain, besar penambahan kecepatan rata-ratanya sama besar dalam selang waktu yang sama besar pula. Adapun set persamaan yang menggambarkan gerak lurus berubah beraturan adalah sebagai berikut :V = Vo + at(1)S = Vot + at2(2)V2= Vo2 + 2as(3)Persamaan (1) dapat ditafsirkan sebagai berikut : Percepatan a adalah perubahan kecepatan rata-rata, atau perubahan perubahan kecepatan persatuan waktu. Suku v adalah kecepatan akhir suatu benda bila mengalami perubahan kecepatan per satuan waktu a selama selang waktu t dari kecptan awal Vo.Sementara itu, perubahan posisi yang dialami benda selama pergerakan tersebut dinyatakan oleh s, yaitu selisih jarak antara posisi akhir dan posisi awal benda yang bersangkutan. Contoh gerak lurus berubah beraturan adalah gerak jatuh bebas. Percepatan yang dialami benda ini adalah sebesar percepatan gravitasi bumi g. Persamaan gerak jatuh bebas sama dengan persamaan gerak lurus berubah beraturan (3), dimana jarak s digantikan oleh tinggi h, dan percepatan a digantikan oleh percepatan gravitasi g.h = gt2(2)

II.2 TEORI TAMBAHANI.Gerak Lurus Beruban BeraturanSuatu benda dikatakan bergerak jika kedudukannya berubah terhadap suatu acuan tertentu. Misal seseorang duduk di dalam kereta api yang bergerak meninggalkan stasiun. Jika stasiun ditetapkan sebagai acuan, maka orang itu dan kereta dikatakan bergerak terhadap stasiun karena kedudukan orang tersebut dan kereta berubah terhadap stasiun. Tetapi jika kereta ditetapkan sebagai acuan, maka orang tersebut dikatakan diam terhadap kereta.Besaran-besaran yang berhubungan dengan gerak adalah sebagai berikut:a. Jarak dan PerpindahanJarak adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda,sedangkan perpindahan adalah perubahan posisi suatu benda dihitung dari posisi awal (acuan).

-3-1026BAOCD

Jarak OA (lintasan OA) = 2 satuan Jarak OA (lintasan OCDCOA) = OC + CD + DC + CO + OA = 1 + 2 + 2+ 1+ 2 = 8 satuan Perpindahan B A= 2 6 = - 4b. Kecepatan dan KelajuanKecepatan merupakan besaran vector sedang kelajuan merupakan besaran scalar.1. Kelajuan rata-rata dan Kecepatan rata-rataKelajuan rata-rata didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh tiap satuan waktu. s (persamaan 2.1) v =

tDengan v = kelajuan rata-rata (m/s)s = jarakt = waktu Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai perbandingan antara pergeseran/perpindahan dengan selang waktu yang digunakan. x2 x1v = === =

t2 t1

(persamaan 2.2)

Dengan v = kelajuan rata-rata (m/s) x2 x1= perpindahan posisi 1 ke 2 (m) t2 t1= selang waktu (s)

Grafik kecepatan rata-rata suatu partikel sebagai slope x fungsi t

2. Kecepatan sesaatKelajuan sesaat didefinisikan sebagai limit kelajuan rata-rata untuk selang waktu yang sangat kecil. Dalam bahasa matematika disebut harga limit perbandingan x dengan t apabi la t mendekati nol.(persamaan 2.3)Merupakan turunan dari pergeseran (perpindahan) x terhadap waktu atau derivatif x terhadap t.(persamaan 2.4)Kecepatan suatu benda dapat ditentukan dengan menggukur selang waktu t pada dua titik yang sangat berdekatan di lintasan yang dilalui benda tersebut. Jika kecepatan merupakan fungsi waktu, v = f(t), posisi x suatu partikel dapat ditentukan dengan mengintegralkan Persamaan (2.4) setelah ditulis menjadi dx = v dt.

(persamaan 2.5)Dengan x1 adalah harga x ketika waktunya t1 dan x2 adalah harga x ketika waktunya t2. Jadi :

(persamaan 2.6) 3. PercepatanPercepatan didefinisikan sebagai perubahan kecepatan terhadap waktu v vo(persamaan 2.7)a =

tdengan a= percepatan benda (m/s2)vo= kecepatan awal benda (m/s)v= kecepatan akhir benda (m/s)t= interval waktu (s)Apabila kecepatan partikel A disebut v1 dan kecepatan di B adalah v2, maka selisih kecepatan itu dibanding dengan selang waktunya disebut percepatan rata-rata antara posisi A dengan posisi B.(persamaan 2.8)Jadi, percepatan rata-rata selama selang waktu tertentu adalah perubahan dalam kecepatan per satuan waktu selama selang waktu tersebut. Apabila selang waktu atau interval t sangat kecil sehingga mendekati nol, maka limit kecepatan rata-rata disebut percepatan sesaat atau percepatan.(persamaan 2.9)atau (persamaan 2.10)Jadi, percepatan merupakan turunan atau derivatif kecepatan terhadap waktu. Jika percepatan diketahui, kecepatan dapat diperoleh dengan cara mengintegralkan Persamaan (2.10). Dari persamaan (2.10), dv = a dt diintegralkan, diperoleh :(persamaan 2.11)Dengan v1 adalah kecepatan pada t1 dan v2 adalah kecepatan pada t2. Selanjutnya, apabila :(persamaan 2.12)maka(persamaan 2.13)Karena kecepatan v merupakan turunan dari pergeseran x terhadap waktu, maka percepatan a merupakan turunan kedua dari pergeseran x terhadap waktu t.(persamaan 2.14)Arah percepatan konstan = arah kecepatan konstan = arah gerakan benda konstan = arah gerakan benda tidak berubah = benda bergerak lurus.Besar percepatan konstan bisa berarti kelajuan bertambah secara konstan atau kelajuan berkurang secara konstan. Ketika kelajuan benda berkurang secara konstan, kadang kita menyebutnya sebagai perlambatan konstan. Untuk gerakan satu dimensi (gerakan pada lintasan lurus), kata percepatan digunakan ketika arah kecepatan = arah percepatan, sedangkan kata perlambatan digunakan ketika arah kecepatan dan percepatan berlawanan.A. Penurunan Rumus Gerak Lurus Berubah BeraturanDalam GLBB, percepatan benda tetap atau konstan. Apabila percepatan benda tersebut tetap sejak awal benda tersebut bergerak, maka bisa dikatakan bahwa percepatan sesaat dan percepatan rata-ratanya sama. Jika percepatan benda tersebut tetap setiap saat, dengan demikian percepatan sesaatnya tetap. Percepatan rata-rata sama dengan percepatan sesaat karena baik percepatan awal maupun percepatan akhirnya sama, di mana selisih antara percepatan awal dan akhir sama dengan nol.Persamaan atau rumus percepatan rata-rata:(persamaan 2.15)Perubahan besar kecepatan (v) merupakan selisih besar kecepatan akhir (vt) dengan besar kecepatan awal (v0). Dengan demikian, persamaan diatas berubah menjadi :(persamaan 2.16)t0 adalah waktu awal ketika benda hendak bergerak, t adalah waktu akhir. Karena pada saat t0 benda belum bergerak maka kita bisa mengatakan t0 (waktu awal) = 0. Persamaan berubah menjadi :(persamaan 2.17)Satu masalah umum dalam GLBB adalah menentukan kecepatan sebuah benda pada waktu tertentu, jika diketahui percepatannya. Untuk itu, persamaan percepatan yang diturunkan di atas dapat digunakan untuk menyatakan persamaan yang menghubungkan kecepatan pada waktu tertentu (vt), kecepatan awal (v0) dan percepatan (a). Jika dibalik akan menjadi :

Ini adalah salah satu persamaan penting dalam GLBB, Untuk menentukan kecepatan benda pada waktu tertentu apabila percepatannya diketahui.Selanjutnya, persamaan di atas dikembangkan (persamaan I GLBB) untuk mencari persamaan yang digunakan untuk menghitung posisi benda setelah waktu t ketika benda tersebut mengalami percepatan tetap.Persamaan kecepatan rata-rata diturunkan:(persamaan 2.18)Untuk mencari nilai x, persamaan diatas ditulis ulang menjadi:

Karena pada GLBB kecepatan rata-rata bertambah secara beraturan, maka kecepatan rata-rata akan berada di tengah-tengah antara kecepatan awal dan kecepatan akhir :

Persamaan ini berlaku untuk percepatan konstan dan tidak berlaku untuk gerak yang percepatannya tidak konstan. Persamaan a ditulis kembali:

Persamaan ini digunakan untuk menentukan posisi suatu benda yang bergerak dengan percepatan tetap. Jika benda mulai bergerak pada titik acuan = 0 (atau x0 = 0), maka persamaan 2 dapat ditulis menjadix = vot + at2(persamaan 2.19)Selanjutnya diturunkan persamaan yang dapat digunakan apabila t (waktu) tidak diketahui. Persamaan a ditulis kembali :

Terdapat empat persamaan yang menghubungkan posisi, kecepatan, percepatan dan waktu, jika percepatan (a) konstan, antara lain :

Persamaan di atas tidak berlaku jika percepatan tidak konstan.B. Grafik GLBB Grafik percepatan terhadap waktuGerak lurus berubah beraturan adalah gerak lurus dengan percepatan tetap. Oleh karena itu, grafik percepatan terhadap waktu (a-t) berbentuk garis lurus horizontal, yang sejajar dengan sumbuh t. Seperti grafik a t di bawah ini.

Grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) untuk Percepatan PositifGrafik kecepatan terhadap waktu (v-t), dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Pertama, grafiknya berbentuk garis lurus miring ke atas melalui titik acuan O(0,0), seperti pada gambar di bawah ini. Grafik ini berlaku apabila kecepatan awal (v0) = 0, atau dengan kata lain benda bergerak dari keadaan diam.

Kedua, jika kecepatan awal (v0) tidak nol, grafik v-t tetap berbentuk garis lurus miring ke atas, tetapi untuk t = 0, grafik dimulai dari v0. lihat gambar di bawah

Persamaan matematis y = mx + n menghasilkan grafik y terhadap x ( y sumbu tegak dan x sumbu datar) seperti pada gambar di bawah.

Kemiringan grafik (gradien) yaitu tangen sudut terhadap sumbu x positif sama dengan nilai m dalam persamaan y = n + m x. Persamaan y = n + mx mirip dengan persamaan kecepatan GLBB v = v0 + at. Berdasarkan kemiripan ini, jika kemiringan grafik y x sama dengan m, maka didapat bahwa kemiringan grafik v-t sama dengan a,

Jadi kemiringan pada grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) menyatakan nilai percepatan (a). Grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) untuk Perlambatan Contoh grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) untuk perlambatan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Grafik Kedudukan Terhadap Waktu (x-t)Persamaan kedudukan suatu benda pada GLBB yang telah diturunkan : x = xo + vot + at2Kedudukan (x) merupakan fungsi kuadrat dalam t. dengan demikian, grafik x t berbentuk parabola. Untuk nilai percepatan positif (a > 0), grafik x t berbentuk parabola terbuka ke atas, sebagaimana tampak pada gambar di bawah ini.

Apabila percepatan bernilai negatif (a < 0), di mana benda mengalami perlambatan, grafik x t akan berbentuk parabola terbuka ke bawah.

II.Gerak Jatuh BebasA. Persamaan Gerak Jatuh BebasDalam gerak jatuh bebas, digunakan persamaan GLBB. Dipilih kerangka acuan yang diam terhadap bumi. Pada persamaan GLBB x atau s digantikan dengan y, karena benda bergerak vertikal. Juga bisa menggunakan h, menggantikan x atau s. Kedudukan awal benda kita tetapkan y0 = 0 untuk t = 0. Percepatan yang dialami benda ketika jatuh bebas adalah percepatan gravitasi, sehingga digantikan a dengan g. Dengan demikian, persamaan gerak jatuh bebas tampak seperti pada kolom tabel di bawah.

B. Pembuktian Matematis Persamaan Gerak Jatuh BebasSecara matematis, gerak jatuh bebas bahwa massa benda tidak mempengaruhi laju jatuh benda. Di samping itu, setiap benda yang jatuh bebas mengalami percepatan tetap, semakin tinggi kedudukan benda dari permukaan tanah, semakin cepat gerak benda ketika hendak mencium tanah. Demikian pula, semakin lama waktu yang dibutuhkan benda untuk jatuh, semakin cepat gerak benda ketika hendak mencium batu dan debu.Rumus-rumus gerak jatuh gebas yang telah diturunkan diatas, ditulis kembalivy = vyo + gt Persamaan 1y = vyot + gt2 Persamaan 2vy2 = vyo2 + 2gh Persamaan 3 Pembuktian NolDalam rumus di atas, tidak terdapat massa (m). Dapat disimpulkan massa tidak ikut disertakan dalam gerak jatuh bebas. Pembuktian Pertamavy = vyo + gt Persamaan 1Misalnya kita meninjau gerak buah mangga yang jatuh dari tangkai pohon mangga. Kecepatan awal Gerak Jatuh Bebas buah mangga (vy0) = 0 Dengan demikian, persamaan 1 berubah menjadi :vy = gtMelalui persamaan ini, dapat diketahui bahwa kecepatan jatuh buah mangga sangat dipengaruhi oleh percepatan gravitasi (g) dan waktu (t). Karena g bernilai tetap (9,8 m/s2), maka pada persamaan di atas tampak bahwa nilai kecepatan jatuh benda ditentukan oleh waktu (t). semakin besar t atau semakin lamanya buah mangga berada di udara maka nilai vy juga semakin besar.Kecepatan buah mangga tersebut selalu berubah terhadap waktu atau dengan kata lain setiap satuan waktu kecepatan gerak buah mangga bertambah. Percepatan gravitasi yang bekerja pada buah mangga bernilai tetap (9,8 m/s2), tetapi setiap satuan waktu terjadi pertambahan kecepatan, di mana pertambahan kecepatan alias percepatan bernilai tetap. Alasan ini yang menyebabkan Gerak Jatuh Bangun termasuk GLBB. Pembuktian KeduaMeninjau hubungan antara jarak atau ketinggian dengan kecepatan jatuh bendavy2 = vyo2 + 2gh Persamaan 3Misalnya kita meninjau batu yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu, di mana batu tersebut dilepaskan (bukan dilempar ke bawah). Jika dilepaskan maka kecepatan awal alias v0 = 0, seperti buah mangga yang jatuh dengan sendirinya tanpa diberi kecepatan awal. Jika batu tersebut dilempar, maka terdapat kecepatan awal.Karena vy0 = 0, maka persamaan 3 berubah menjadi :vy2 = 2ghDari persamaan ini tampak bahwa besar/nilai kecepatan dipengaruhi oleh jarak atau ketinggian (h) dan percepatan gravitasi (g). Percepatan gravitasi bernilai sama (9,8 m/s2). Karena gravitasi bernilai tetap, maka nilai kecepatan sangat ditentukan oleh ketinggian (h). semakin tinggi kedudukan benda ketika jatuh, semakin besar kecepatan benda ketika hendak menyentuh tanah. setiap satuan jarak/tinggi terjadi pertambahan kecepatan saat benda mendekati tanah, di mana nilai pertambahan kecepatan alias percepatannya tetap.

BAB III PROSEDUR PERCOBAAN

III.1 Gerak Lurus Berubah Beraturan Persiapan Percobaan1. Disambung rel presisi dengan penyambung rel dan dipasang pula kaki rel pada kedua ujung rel.2. Dipasang perekam waktu pada ujung kiri rel presisi dan dipasang katrol rel pada ujung kanan rel.3. Dipasang kereta dinamika yang dilengkapi beban di sebelah kanan perekam waktu.4. Dipasang kertas perekam waktu dan ujung kertas dijepit pada kertas dinamika.5. Dihubungkan catu daya ke sumber listrik (PLN) dan dipilih tegangan pada catu daya 12 volt DC.6. Dihubungkan kabel perekam waktu catu daya.

Langkah Percobaan1. Diletakkan balok bertingkat di dekat ujung kiri rel presisi, pegan kereta, kemudian diangkat ujung kiri rel presisi untuk diletakkan pada tangga pertama balok bertingkat. Kereta tetap dipegang agar tidak meluncur. Dirapatkan posisi pada perekam waktu.2. Bersamaan dengan menghidupkan perekam waktu, kereta dilepaskan agar bergerak. Diukur pula lama pergerakan dengan menggunakan stopwatch.3. Pada saat kereta menyentuh tumpukan berpenjepit/berhenti, perekam waktu dimatikan.4. Dikeluarkan kertas perekam dan amati jarak titik-titk data. Bila jaraknya semakin menjauh/dekat berarti kereta tidak bergerak lurus beraturan.5. Diulangi langkah 1-4 dengan terlebih dahulu meletakan ujung kiri rel posisi pada tangga balok bertingkat.6. Potongan-potongan kertas perekam disusun dalam diagram hasil pengamatan.

III.2 Gerak Jatuh Bebas1. Beban diikat dengan tali (15 cm) dan ujung tali yang lain diikatkan pada klip kertas. Kemudian, dihubungkan klip kertas dengan perekam waktu.2. Dipegang kertas perekam yang dijepit dengan klip, dan dibiarkan beban bebas tergantung. Kemudian dimiringkan rel presisi hampir vertikal.3. Bersamaan dengan menghidupkan perekam waktu, dilepaskan pegangan dari kertas perekam, dan dibiarkan benda jatuh bebas, Diukur pula lama pergerakan dengan stopwatch.4. Dimatikan perekam waktu pada saat beban berhenti.5. Dikeluarkan kertas perekam dan amati jarak-jarak titik-titik data.6. Kertas perekam waktu dipotong-potong sepanjang 2 titik data.7. Potongan kertas perekam disusun secara sejajar vertikal pada hasil pengamatan.8. Diulangi langkah 1-8 dengan mengubah jarak ketinggian beban.

BAB IV DATA PENGAMATAN DAN ANALISA DATA

IV.1.DATA PENGAMATAN Gerak Lurus Berubah BeraturanKondisiWaktu (t)Jarak

Posisi 1t1 = 3,1 s0,845 m

Posisi 2t2 = 2,5 s0,845 m

Posisi 3t3 = 2,0 s0,845 m

Gerak Jatuh BebasKondisiWaktu (t)Jarak

Posisi 1t1 = 0,25 s0,742 m

Posisi 2t2 = 0,40 s0,906 m

Posisi 3t3 = 0,50 s0,967 m

IV.2.ANALISA PERCOBAAN GLBBIV.2.1.ANALISA MATEMATIS Hitunglah besarnya percepatan dari tiap-tiap percobaan GLBB!S= Vot + a t2Vt= Vo + at Percobaan IPercepatan (a) :0,845m= 0 x 3,1s + a (3,1s)2a= 0,845m/4,805 s2= 0,1759 m/s2Kecepatan (Vt) :Vt= 0,1759m/s2 x 3,1s= 0,5453 m/s

Percobaan IIPercepatan (a) :0,845m= 0 x 2,5s + a (2,5s)2a= 0,845m/3,125 s2= 0,2704 m/s2Kecepatan (Vt) :Vt= 0,2704m/s2x 2,5s= 0,676 m/s

Percobaan III0,845m= 0 x 2,0s+ a (2,0s)2a= 0,845 m/2,0 s2= 0,4225 m/s2Kecepatan (Vt) :Vt= 0,4225m/s2 x 2,0s= 0,845 m/s

KondisiWaktu (t)Jarak (s)Percepatan (a)Kecepatan (Vt)

Rendaht1 = 3,1 s0,845 cm0,1759 m/s20.5453m/s

Sedangt2 = 2,5 s0,845 cm0,2704 m/s20,6760m/s

Tinggit3 = 2,0 s0,845 cm0,4225 m/s20,845m/s

Buatlah grafik hubungan antara kecepatan dan waktu dari tiap percobaan GLBB!

IV.2.2.ANALISA TEORITISDari hasil yang diperoleh, semakin tinggi kedudukan benda maka semakin cepat gerak benda ketika hendak mencapai tujuan dan semakin cepat pula waktu yang dibutuhkan.Persamaan kedudukan suatu benda pada GLBB yang telah diturunkan : x = xo + vot + at2Kedudukan (x) merupakan fungsi kuadrat dalam t. dengan demikian, grafik x t berbentuk parabola. Untuk nilai percepatan positif (a > 0), grafik x t berbentuk parabola terbuka ke atas, sebagaimana tampak pada gambar di bawah ini.

Apabila percepatan bernilai negatif (a < 0), di mana benda mengalami perlambatan, grafik x t akan berbentuk parabola terbuka ke bawah.

Kasus percobaan di atas merupakan GLBB dipercepat , arah kemiringan bernilai positive sehingga kurva naik menurut waktu. Pada umumnya untuk kasus GLBB dipercepat akan mempunyai nilai percepatan yang positive yaitu berati di percepat.

IV.3.ANALISA PERCOBAAN GJBIV.3.1.ANALISA MATEMATIS Hitunglah besarnya kecepatan akhir dari tiap-tiap percobaan gerak jatuh bebas!Vt2 = 2 g h Percobaan IKecepatan (Vt) :Vt= = 3,8136 m/s Percobaan IIKecepatan (Vt) :Vt= = 4,2140 m/s Percobaan IIIKecepatan (Vt) :Vt= = 4,3535 m/sKetinggian (h)Waktu (t)Kecepatan akhir (Vt)

0,742 mt1 = 0,25 s3,8136m/s2

0,906 mt2 = 0,40 s4,2140m/s2

0,967 mt3 = 0,50 s4,3535m/s2

Buatlah grafik hubungan antara kecepatan dan waktu dari tiap percobaan gerak jatuh bebas!

IV.3.2.ANALISA TEORITISMeninjau hubungan antara jarak atau ketinggian dengan kecepatan jatuh bendavy2 = vyo2 + 2ghBenda yang dijatuhkan pada saat percobaan dari ketinggian tertentu, di mana benda tersebut dilepaskan (bukan dilempar ke bawah). Jika dilepaskan maka kecepatan awal alias v0 = 0, Karena vy0 = 0, maka persamaan berubah menjadi :vy2 = 2ghDari persamaan ini tampak bahwa besar/nilai kecepatan dipengaruhi oleh jarak atau ketinggian (h) dan percepatan gravitasi (g). Percepatan gravitasi bernilai sama (9,8 m/s2). Karena gravitasi bernilai tetap, maka nilai kecepatan sangat ditentukan oleh ketinggian (h). semakin tinggi kedudukan benda ketika jatuh, semakin besar kecepatan benda ketika hendak menyentuh tanah. setiap satuan jarak/tinggi terjadi pertambahan kecepatan saat benda mendekati tanah, di mana nilai pertambahan kecepatan alias percepatannya tetap.

BAB V KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah di lakukan dengan topik percobaan Gerak Lurus Berubah Beraturan maka dapat kami simpulkan sebagai berikut :1. Gerak lurus berubah beraturan dengan lintasan yang lurus maka percepatannya konstan / tetap2. Jarak antar titik-titik pada kertas perekam berbeda3. Semakin cepat laju kereta presisi maka jarak titik-titik pada kertas perekam semakin jauh sedangkan waktu yang diperlukan semakin sedikit.4. Dari hasil yang diperoleh praktikum GLBB dan GJB, semakin tinggi kedudukan benda maka semakin cepat gerak benda ketika hendak mencapai tujuan dan semakin cepat pula waktu yang dibutuhkan.5. Hasil GLBBKondisiWaktu (t)Jarak (s)Percepatan (a)Kecepatan (Vt)

Rendaht1 = 3,1 s0,845 cm0,1759 m/s20.5453m/s

Sedangt2 = 2,5 s0,845 cm0,2704 m/s20,6760m/s

Tinggit3 = 2,0 s0,845 cm0,4225 m/s20,845m/s

6. Hasil GJBKetinggian (h)Waktu (t)Kecepatan akhir (Vt)

0,742 mt1 = 0,25 s3,8136m/s2

0,906 mt2 = 0,40 s4,2140m/s2

0,967 mt3 = 0,50 s4,3535m/s2

DAFTAR PUSTAKA

Gudang Ilmu Fisika GratisHalliday, Resnick, Silaban dan Sucipto, Fisika, ErlanggaKanginan,M. 1993. Seribu Pena Fisika SMU Kelas 3. Jakarta: ErlanggaSears, Zemansky, Ssoedarjana, Fisiska untuk Universitas, BinaciptaSuratman,M. 2000. Fisika 3 SMK Teknologi dan Industri. Bandung: ArmicoSutrisno, Gie; Seri Fisika Dasar;Penertbit ITBTim Penyusun PT Intan Pariwara. PR Fisika. Klaten: Intan Pariwara

24