bab 1-5 sarma

60
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses alami dan normal. Masa ini merupakan salah satu fase kehidupan wanita pada masa reproduksi. Wanita akan mengalami sekali, dua kali, bahkan mungkin berkali-kali hamil dalam kehidupannya. Kehamilan melibatan aspek fisik dan psikis. Secara fisik kehamilan merupakan hal yang menakjubkan terjadi selama sembilan bulan. Diperkirakan lebih dari 50% wanita hamil mengalami mual, hanya sebagian dari mereka berakhir dengan muntah. 1 Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar bagi negara-negara berkembang. Menurut data statistik yang dikeluarkan Word Healt Organization (WHO) sebagai badan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani masalah bidang kesehatan, tercatat Angka Kematian Ibu (AKI) dalam kehamilan dan persalinan di dunia mencapai 585.000 jiwa setiap tahun. Wanita hamil umumnya akan mengalami mual dan muntah selama beberapa bulan pertama kehamilan, walaupun ada juga beberapa wanita hamil yang tidak mengalami mual selama kehamilan pertama mereka, tetapi merasa mual dengan kehamilan berikutnya. Mual (nausea) dan muntah (emesis) merupakan gangguan yang paling

Upload: vicco-aja

Post on 14-Aug-2015

92 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1-5 sarma

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan proses alami dan normal. Masa ini merupakan

salah satu fase kehidupan wanita pada masa reproduksi. Wanita akan mengalami

sekali, dua kali, bahkan mungkin berkali-kali hamil dalam kehidupannya.

Kehamilan melibatan aspek fisik dan psikis. Secara fisik kehamilan merupakan

hal yang menakjubkan terjadi selama sembilan bulan. Diperkirakan lebih dari

50% wanita hamil mengalami mual, hanya sebagian dari mereka berakhir dengan

muntah. 1

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah

besar bagi negara-negara berkembang. Menurut data statistik yang dikeluarkan

Word Healt Organization (WHO) sebagai badan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB)

yang menangani masalah bidang kesehatan, tercatat Angka Kematian Ibu (AKI)

dalam kehamilan dan persalinan di dunia mencapai 585.000 jiwa setiap tahun.

Wanita hamil umumnya akan mengalami mual dan muntah selama beberapa bulan

pertama kehamilan, walaupun ada juga beberapa wanita hamil yang tidak

mengalami mual selama kehamilan pertama mereka, tetapi merasa mual dengan

kehamilan berikutnya. Mual (nausea) dan muntah (emesis) merupakan gangguan

yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50-

70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Kurang lebih 66% wanita hamil

trimester pertaa mengalami mual-mual dan 44% mengalami muntah-muntah. 2

Di Amerika kehamilan menimbulkan dampak besar pada kesehatan

bangsa. Data dari berbagai sumber digunakan untuk memberikan gambaran

sekilas. Wanita Amerika rata-rara mengalami 3,2 kehamilan sepanjang usia

mereka, 1,8 dari kehamilan dianggap kehamilan yang diinginkan. 3

Setelah mengamati 2.400 wanita hamil di Amerika hasil penelitian

menemukan 89% diketahui mengalami berbagai gejala morning sickness selama

trimester pertama kehamilannya dengan gejala paling umum yakni mual dan

muntah.

Page 2: Bab 1-5 sarma

2

Kelompok mual muantah ini justru paling sedikit yang mengalami risiko

keguguran 3,2 kali lebih kecil disbanding kelompok yang tidak mengalami

morning sickness. 4

Di Indonesia menunjukkan bahwa hamper 50-90% dari wanita hamil

mengalami mual pada trimester pertama (3 bulan pertama kehamilannya). Mual

terhadap makanan tertentu, bahkan hanya karena mencium bau makanan tertentu

saja. Setiap wanita hamil akan memiliki derajat mual yang berbeda-beda, ada

yang tidak terlalu merakan apa-apa, tapi ada juga yang merasa mual dan ada yang

merasa sangat mual dan muntah setiap saat sehingga memerlukan pengobatan

(hiperemis gravidarum). Setiap wanita adalah special, dengan karakteristik

tersendiri. 5

Di Sumatera Utara angka kejadian mual muntah pada umur kehamilan 20

minggu mencapai 60%-80% pada kehamilan primigravida dan pada kehamilan

multigravida mencapai 40%-60%. 6

Mual muntah di pagi hari adalah salah satu gejala awal kehamilan yang

paling sering terjadi. Meskipun disebut mual muntah di pagi hari, rasa mual dam

muntah dapat terjadi kapan saja selama masa dalam kehamilan dan 75% ibu hamil

mengalaminya. Mual muntah ini biasanya palng parah terjadi pada awal trimester

pertama dan kebanyakan menghilang atau berkurang pada saat mendekati

trimester kedua. 7

Hasil survey awal yang dilakukan di RSU Sundari Medan dari Desember

2010 sampai dengan Januari 2011 dari 10 responden ibu hamil trimester I yang

dinayatajan hamil didapatkan 7 orang atau 70% yang mangalami penurunan berat

badan atau mual muntah dari 3 orang atau 30% tidak mengalami penurunan berat

badan atau mual muntah. Dengan demikian, dari data tersebut menunjukkan

bahwa masih banyak ibu hamil Trimester I yang belum mengerti bagaimana cara

mengatasi morning sickness.

Oleh seab itu bila cara mengatasi mual dan muntah (morning sickness)

dapat diketahui sejak dini maka masalah resiko yang terjadi atau dampak dari

morning sickness yang dapat membahayaan kesehatan ibu dan janinnya dapat

segera di cegah dan diatasi.

Page 3: Bab 1-5 sarma

3

Dengan melihat masih tingginya angka kejadian mual muntah pada ibu

hamil maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran

Pengetahuan Ibu Hamil Trimester I Tentang Cara Morning Sickness di RSU

Sundari Medan Tahun 2011”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka peneliti

merumuskan masalah penelitian sebagai beruikut :

Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Trimester I Tentang Cara

Mengatasi Morning Sickness di RSU Sundari Medan Tahun 2011 ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gamabaran pengetahuan ibu hamil trimester I tentang

cara mengatasi morning sickness di RSU Sundari Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu hamil trimester I tentang

cara mengatasi morning sickness di RSU Sundari Medan berdasarkan

umur.

2. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu hamil trimester I tentang

cara mengatasi morning sickness di RSU Sundari Medan berdasarkan

Pendidikan.

3. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu hamil trimester I cara

mengatasi morning sickness di RSU Sundari Medan berdasarkan

paritas.

4. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu hamil trimester I cara

mengatasi morning sickness di RSU Sundari Medan berdasarkan status

ekonomi.

5. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu hamil trimester I cara

mengatahui morning sickness di RSU Sundari Medan berdasarkan

sumber informasi.

Page 4: Bab 1-5 sarma

4

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian adalah :

1.4.1 Bagi Peneliti

Memberi pengalaman dan wawasan nyata bagi peneliti sebagai penelitian

pemula dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari

bangku kuliah dengan keadaan yang ada dilapangan.

1.4.2 Bagi Tenaga Kesahatan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukkan bagi profesi

dalam mengembangkan rencana asuhan kebidanan

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan tambahan dan masukan untuk bacaan pada Perpustakaan

Page 5: Bab 1-5 sarma

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang

melakukan pengideraan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. 8

Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya ( mata, hidung, telinga, dan lain

sebagainya )9

2.1.2 Tingkatan Pengetahuan

Ada 6 (enam) tingkatan pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif,

yaitu :

1. Tahu ( know)

Tahu diartikan sebagai pengetahuan suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang paling dipelajari antara lain menyebutka, menguraikan,

mengidentifikasikan, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami ( comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

Page 6: Bab 1-5 sarma

6

3. Aplikasi ( Applicatio )

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan matetri yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real ( sebenarnya). Aplikasidi sini dapat

diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus, metode,

prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisa ( analisa )

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih di dalam satu struktur

organisasi, dan masih ada kiatanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat

dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan ( membuat

bagan ), membedakan, memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya.

5. Sintesis ( Synthesis )

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau

menhubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi

– formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat

meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau

rumusan – rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi ( evaluation )

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian ini

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria

– kriteriayang telah ada. 10

2.2 Proses Adopsi Perilaku

Page 7: Bab 1-5 sarma

7

Dari pengalaman dan penelitian terbu kti bahwa perilaku yang didasari

oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak di dasarioleh

pengetahuan.

Menurut Notoatmodjo dari penelitian Rogers ( 1974 ) mengungkapkan

bahwa sebelum orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu :

1. Awarness ( kesadaran )

Dimana orang tersebutdapat menyadari dalam arti mengetahui stimulus

( objek) terlebih dahulu.

2. Interest ( tertarik )

Dimana orang mulai tertarik kepada stimulus. Hal ini terjadi karena sikap

responden sudah lebih baik.

3. Evalation ( Menimbang – nimbang )

Terhadap baik tidaknya stimulasi tersebut bagi dirinya. Hal ini terjadi sikap

responden sudah lebih baik lagi.

4. Trail ( mencoba )

`Dimana orang telah mencoba berperilaku baik.

5. Adoption ( adopsi )

Dimana orang telah mencoba berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers ( 1974 ) menyimpulkan

bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap – tahap tersebut.

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses ini,

dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka

perilaku akan bersifat langgeng ( long lasting ). Sebaiknya apabila perilaku

Page 8: Bab 1-5 sarma

8

ini tidak didasari pengetahuan dari kesadaran maka tidak akan berlangsung

lama8

2.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

2.3.1 Umur

Umur adalah variabel yang sudah diperhatikan dalam penyelidikan

epidemiologi, yaitu angka kesakitan atau angka kematian. Umur sangat erat

hubunganya dengan tingkat pengetahuan sesorangkarena semakin bertambahnya

umur manusia maka semakin banyak pula pengalaman yang didapatnya10.

Bertambahnya umur mempunyai hubungan dengan pengetahuan ibu

semakin bertambahnya umur seseorang semakin baik juga tingkat pengetahuan

dan kedewasaan sesorang11.

Usia di bawah 20 tahun merupakan masa individu untuk men gubah

perilaku kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa

dewasa. Masa ini merupakan masa untuk memiliki sikap untuk memiliki sikap

menerima perubahan keadaan fisik yang terjadi, sikap untuk mencari identitas

diri, sikap membentuk nilai-nilai yang sesuai dengan orang dewasa serta

menerima peran dewasa12.

Usia dewasa awal dimulai ketika individu berusia 20 tahun dan berakir

pada 30 tahun. Periode dewasa awal merupakan periode masa perpindahan dari

masa remaja yang mencari identitas diri kemasa yang lebih tenang untuk

menghadapi masa mandiri, masa bekerja dan masa kreatif. Sikap positif dan

pengetahuan cukup terkait dengan kesiapan wanita menerima perubahan yang

terjadipada diri kita.

Dewasa awal adalah periode masa reproduksi. Masa ini merupakan masa

yangtepat untuk menjalani peran seks dewasa karena seorang telah mampu

memiliki sikappositifdan pengetahuan cukup terkait dengan kesiapan wanita

menerima perubahan yang terjadi pada dirinya.

Page 9: Bab 1-5 sarma

9

Usia dewasa tengah dimulai pada usia 30 tahun keatas dan berakhir

padausia >35tahun. Masa dewasa tengah merupakan masa usia canggung, masa

jenuh dan masa sepi. Periode usia tengah ditandai dengan penurunan awal

kemauan organ tubuh khususnya organ reproduksi. Wanita yang memasuki usia

dewasa mulai mengalami kejenuhan menjalani peran seks dewasa12.

2.3.2 Pendidikan

Pendidikan memiliki peranan yang paling penting dalam menentukan

kualitas manusia. Kemampuan tersebut harus dikembangkan secara bersama-sama

dan seimbang, sehingga terbentuk manusia Indonesia seutuhnya (harmonis).

Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan menyampaikan pesan pada

masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan yang lebih

baik10.

Tingkat pendidikan mempunyai hubungan erat dengan faktor sosial,

budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya. Pendidikan juga merupakan salah satu

faktor yang sangat mempengaruhi persepsi seseorang agar lebih mudah menerima

ide/teknologi baru10.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan

negara13.

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan

berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan

kemampuan yang dikembangkan13.

Jalur pendidikan terdiri atas formal, non formal dan informal yang dapat

saling melengkapi.

Page 10: Bab 1-5 sarma

10

Menurut undang-undang No 20 Tahun 2003, pendidikan di bagi atas :

1. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 tahun

Pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan

menengah.

2. Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan

dasar.

3. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan

menengah mencakup DIII, SI, S2 yang di selenggarakan oleh perguruan

tinggi.

Pendidikan sebagai upaya untuk terciptanya kualitas sumber daya manusia

sebagai perasat utama dalam pembangun. Melalui pendidikan itu diharapkan

bangsa indonesia akan mampu membebaskan diri dari belenggu kemiskinan dan

keterbelakangan. Semakin banyak manusia yang membutuhkan pendidikan yang

semakin bervariasi mutu pendidikannya yang diharapkan.

Dengan adanya tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang

kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya14.

Pendidikan menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan

masyarakat. Pengetahuan akan berpengaruh kepada perilaku dari pendidikan,

selanjutnya perilaku akan berpengaruh kepada meningkatnya pengetahuan10.

2.3.3 Paritas

Paritas adalah rata – rata anak yang dilahirkan hidup atau mati oleh

seorang wanita subur yang pernah menikah pada tahun tertentu. Semakin tua

umur wanita, tingkat kesuburan wanita pun semakin berkurang sehingga hanya

sedikit dari mereka yang melahirkan10.

Seseorang ibu dengan paritas lebih dari 5 biasanya mengalami perubahan

fisik yang semakin lemah. Paritas 2-3 merupakan paritas yang paling aman

ditinjau dari sudut kematian maternal, dimana paritas 1 dan > 3 dapat ditangani

dengan asuhan obstric yang baik dan paritas tinggi >3 hanya dapat dikurangi atau

dicegah dengan keluarga berencana15.

Page 11: Bab 1-5 sarma

11

2.3.4 Status Ekonomi

Status sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang atau suatu

masyarakat, status sosial ekonomi adalah gambar tentang keadaan seseorang atau

suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi, gambar itu seperti

tingkat pendidikan, pendapatan dan sebagainya. Status ekonomi kemungkinan

besar merupakan pembentuk gaya hidup keluarga. Pendapatan keluarga memadai

akan menunjang tumbuh kembang anak. Karena orang tua dapat menyediakan

semua kebutuhan anak baik primer maupun skunder16.

Aspek financial ini potensial menjadi masalah, misalnya ibu hamil yang

suaminya belum kerja atau berhenti kerja ataupun yang penghasilanya kurang

otomatis, ibu akan mencoba membantu mengurangi beban suami dengan bekerja

ini tentu sangat beresiko bagi ibu yang sedang hamil, karena bagi ibu yang

kandungannya tergolong lemah akan mudah arbortus dan tentunya itu sangat

merugikan bagi ibu17.

Ada pula bila ibu tinggal di tempat yang kumuh, dan rumah kontrakan

yang sempit. Keadaan ini sangat tidak nyaman bagi ibu, dan pada akhirnya akan

membuat ibu sterss dan terganggu psikisnya17.

Meliputi kondisi kesehatan, asupan nutrisi cukup, tempat, periksa, dan

supan nutrisi selama hamil ialah sebagai berikut.

1. Ibu hamil dari ekonomi bawah

Kondisi kesehatan ibu hamil dari ekonomi bawah biasanya kurang. Ini

bisa disebabkan karena kurangnya fasilitas kesehatan yang tersedia atau karena

kurangnya dana bagi ibu dan bisa juga karena kurangnya pengetahuan si ibu untuk

menjaga kesehatanya. Frekuensi ANC bagi ibu hamil yang bersal dari ekonomi

bawah ini, jarang atau bahkan tidak memeriksakan kehamilanya karena

keterbatasan dana, dan pengetahuan ibu untuk memeriksakan kondisi keha

milannya. Ibu mungkin akan berkunjung ke rumah bidan untuk memeriksakan

kondisi kehamilanya bila merasakan adanya hal yang tidak beres pada

kehamilannya. Asupan nutrisi ibu hamil ini tentunya kurang karena janin yang ada

di kandungan membutuhkan banyak sekali nutrisi sedangkan untuk makan pun

hanya bisa satu kali sehari.

Page 12: Bab 1-5 sarma

12

2. Ibu hamil dari ekonomi menengah

Kondisi kesehatan ibu hamil dari ekonomi menengah umumnya cukup. Ini

disebabkan karena baik dari fasilitas kesehatan yang tersedia atau karena dana

bagi ibu yang memadai bagi ibu untuk memeriksa kehamilannya dan bisa juga

karena ibu berpengetahuan untuk menjaga kesehatannya. Frekuensi ANC bagi ibu

hamil yang berasal dari ekonomi menengah ini, cu kup rutin setiap trimesternnya

untuk memeriksakan kondisi kondisi kehamilannya. Biasanya si ibu akan

memeriksa kehamilanya di bidan. Asupan nutrisi ibu hamil ini cukup bagi janin

yang ada di kandungan, janin membutuhkan banyak sekali nutrisi. Ibu akan

berusahan untuk bisa memenuhi kebutuhan nutrisi bagi janinnya karena dengan

terpenuhinya nutrisi janin, janin akan berkembang maksimal.

3. Ibu hamil dari ekonomi atas

Kodisi kesehatan ibu hamil dari ekonomi atas umumnya baik. Ini

disebabkan karena baik dari fasilitas kesehatan yang tersedia atau dana bagi ibu

yang memadai bagi ibu untuk memeriksa kehamilanny a dan karena ibu

berpengetahuan untuk menjaga kesehatannya. Frekuensi ANC bagi ibu hamil

yang bersasl dari ekonomi atas ini, rutin setiap trimesternya untuk memeriksakan

yang ada dikandungan. Asupan nutrisi ibu hamil ini cukup bagi janin yang ada

dikandungan, janin membutuhkan banyak sekali nutrisi. Ibu akan akan berusaha

untuk bisa memenuhi kebutuhan nutrisi bagi janinnya karena dengan

terpenuhinnya nutrisi janin, janin akan berkembang maksimal. Selain asupan

nutrisi, ibu hamil dari ekonomi atas ini juga melakukan senam hamil untuk

menjaga kehamilannya baik dan berharap nantinya saat persalinan akan mudah.

2.3.5 Sumber Informasi

Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam

menyampaikan informasi, menerangkan fikiran dan kemampuan. Informasi yang

diperoleh dari berbagai sumber mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.

Jika seseorang banyak mendapat informasi cenderung memiliki pengetahuan

cukup luas8.

Page 13: Bab 1-5 sarma

13

Informasi didefenisikan sebagai data yang telah diproses sehingga

mempunyai arti dan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang yang

menggunakan data tersebut. Jadi sumber informasi adalah data yang merupakan

kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian dan kesatuan nyata.

Kejadian – kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu,

kesatuan nyata (fact and entity) berupa objek nyata seperti tempat, benda, dan

orang yang betul –betul ada dan terjadi18.

1. Media Massa

Media massa merupakan yang paling banyak memberikan informasi

kepada masyarakat. Tidak ada atau kurangnya informasi secara langsung akan

merugikan responden. Mengacu kepada defenisi komunikasi yaitu suatu proses

yang secara simultan diperuntukkan untuk pendidikan yang besar dan dalam skala

yang sangat besar, maka media massa berfungsi untuk membuat orang tertarik,

sebagai sumber informasi, merubah sikap dabn menstimulasi perubahan perilaku

serta meningktkan pengetahuan seseorang.

a. MediaCetak

Media Cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan – pesan kesehatan

sangat bervariasi antara lain :

1) Booklet : ialah suatu media untuk menyampaikan pesan – pesan dan

bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.

2) Leaflet : ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan – pesan kesehatan

melalui lembaran yang dilipat.

3) Flyer (selebaran) : ialah seperti leaflet tetapi, tidak dalam bentuk lipatan.

4) Flip chart (lembar balik) : media penyimpanan pesan atau informasi-

informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik.

5) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah, mengenai

bahasan suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan dengan

kesehatan.

6) Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan-pesan/informasi kesehatan,

yang biasanya ditempel di tembok-tembok, di tempat-tempat umum, atau

dikendaraan umum.

7) Foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.

Page 14: Bab 1-5 sarma

14

b. Media elektronik :

Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan atau

informasi-informasi kesehatan jenisnya berbeda-beda, antara lain :

1) Televisi : Penyampaian pesan atau informasi – informasi kesehatan

melalui media televise dapat dalam bentuk : sandiwara,

sinetron, forum diskusi atau Tanya jawab sekitar masalah

kesehatan, pidato (ceramah), TV, Sport, quiz atau cerdas

cermat, dan sebagainya.

2) Radio : Penyampaian informasi atau pesan-pesan

kesehatan melalui radio juga dapat berbentuk macam-macam

antara lain : obrolan ( Tanya jawab ), sandiwara radio,

ceramah, radio spot, dan sebagainya.

3) Video : Penyampaian informasi atau pesan – pesan kesehatan dapat

melalui video.

4) Slide : Slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau

informasi – informasi kesehatan.

c. Media papan ( Bill board )

Paoan ( Bill Board ) yang di pasang di tempat – tempat umum dapat di

pakai, diisi dengan pesan – pesan atau informasi – informasi kesehatan.8

2. Keluarga/ Kerabat

Ada sejumlah factor yang sangat di butuhkan oleh anak dalam proses

perkembangan sosialnya, yaitu kebutuhan akan rasa aman, dihargai, diterima, dan

kebebasan untuk menyatakan diri. Sesesorang anak yang merasa dirinya di

sayangi oleh orang tuanya akan memiliki kemudahan untuk dapat mendiskusikan

kesulitan yang di hadapinya karena merasa orang tua atau keluarga merupakan

yang selalu membantunya dimanapun dan kapanpun dirinya memerlukan19

Teman/ Kerabat

Teman adalah orang dengan siapa individu terlibat dalam kegiatan yang

mentenangkan. Usia dan jenis kelamin secara keseluruhan tidak sepenting seperti

minat dan keterampilan yang sama dengan yang dimiliki individu. Anak lebih

menyukai teman bermain yang sejenis.

3. Tenaga Kesehatan

Page 15: Bab 1-5 sarma

15

Dengan pesatnya kemajuan teknologi yang tidakdi gunakan dengan benar

oleh para remaja, maka tenaga kesehatan sangat bertanggung jawab agar tidak

terjadi hal – hal yang tidak diinginkan, karena tenaga kesehatanakan memberi

arahan dengan memberikan penyuluhan kesekolah – sekolah, membagikan,

selembaran – selembaran, poster – poster tenaga kesehatan remaja dan dapat juga

dengankonsultasi secara pribadi10.

2.4 Monitoring sickness

2.1.1 Defenisi

Kehamilan adalah suatu keadaan fisikologis, akan tetapi pentingnya

diagnosiskehamilan tidakdapat diabaikan20.

Kehamilan adalah hasil dari “kencan” sperma dan sel telur. Dalam

prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui sel telur ( ovum ) betul –

betulpenuh pejuangan. Deri sekitar 20-40 juta sperma yang dikeluarkan, hanya

sedikit yang bertahan dan berhasil mencapai tempat sel telur. Dari jumlah yang

sedikit itu, Cuma satu sperma saja yang bisa membuahi sel telur18.

Mual muntah sudah menjadi petanda awal alamiah bagi seorang wanita yang

hamil. Istilah lain dari mual dan muntah pada ibu hamil adalah morning

sickness.Morning sickness atau mual muntah akan terjad pada kehamilan trimester

pertama (0-12 minggu ) yang dialami sekitar 70-85 % wanita. Pada beberapa

wanita, terus berlanjut hingga sepanjang masa kehamilan18.

Orang hamil memang sering mual muntah ( morning sickness ). Gejala ini

dialami 40-90 wanita. Gejala mual muntah muncul pada awalkehamilan dan akan

berhenti secara perlahan. Biasanya hanya berlangsung selama 3 bulan pertama

kehamilan dan akan berhenti begitu memasuki bulan ke 4. Mengapa gejala

mualdan muntah dapat terjadi ? Gejala ini dapatterjadi karena disebabkan oleh

adanya hormone HCG (Human ChorionicGonadotrophin ) dalam aliran darah20.

Kasus yang umum dari rasa mual dipagi hari cukup menggangu nutrisi yang

memadai sehingga membahayakan janin yang sedang berkembang ( sebutan

mual pagi hari ini sebenarnya keliru karena serangan mual biasa terjadi dipagi

hari, siang, atau malam hari atau seperti kasus anda, ia terjadi sepanjang hari )

bahkan ibu yang kehilangan berat badan, selama beberapa bulan pertama

Page 16: Bab 1-5 sarma

16

kehamilan karena mereka sulit menekan makanan, juga tidak membahayakan

bayinya, sejauh mereka mengimbangi berat badan yang hilang di bulan – bulan

berikutnya. Dan bagi kebanyakan ibu, gejala mual pagihari tidak berlangsung

lebih lamadari bulan ketiga, meskipun kadang – kadang ada ibu yang mengalami

sampai trimester II, dan beberapaibu terutama yang mengandung bayi kembar, bsa

mengalami disepanjang Sembilan bulan21.

2.1.2 Gejala – gejala Morning Sickness

Gejala sickness meliputi :

Rasa mual dan muntah

Kehilangan selera makan

Efek psikologis : depresi, cemas

Gangguan system pencernaan

2.1.3 Etiologi

Penyebab yang pasti dalam morning sickness belum diketahui dan diduga

hal itu terjadi karena pengaruh perubahan psikologis dan adanya pengaruh

perubahan hormonal selama kehamilan. Biasanya, mereka akan mual terhadap

makanan tertentu, meskipun mereka hanya mencium bau makanan tersebut18.

Penyebab mual dan muntah ini bermacam – macam antara lain karena

adanya perubahan hormone dalam tubuh, psikologis, sampai gaya hidup. Pola

makan yang buru k sebelum maupun pada minggu – minggu awal kehamilan,

kurang tidur atau kurang istirahat dan stress dapat memperberat rasa mual dan

muntah. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi asa mual meskipun

tidak dapat dihilangkan sama sekali, misalnya dengan mengkonsumsi makanan

seimbang, cukup bergerak, dan cukup istirahat. Oleh karena itu, calon ibu

diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai mual agaribu dapat

menentukan sikap untuk mengatasi masalahnya pada awal kehamilan sehingga

tidakterjadi gangguan pada kehamilan selanjutnya.

2.1.4 Patofisiologi

Page 17: Bab 1-5 sarma

17

Patofisiologi pasti mengenai kejadian mornig sickness masih belum

sepenuhnya diketahui. Para ahli belum memiliki kesamaan pandangan mengenai

hal ini. Seorang ahli dari Universitas Colorado menyatakan bahwa morning

sickness dipicu oleh situasitertentu, seperti pandangan, bau – bauan, dan rasa diri

makanan ( daging atau sayuran ) yang mungkin akan membawa bahaya untuk

janin, termasuk terhadap rokok atau alcohol. Artinya, sesungguhnya morning

sickness adalah suatu bentuk mekanisme pertahanan diri baik ibu maupun

janinnya. Hal ini umumnya terjadi pada minggu ke – 6 sampai 18 kehamilan,

yang merupakan periode paling rentan bagi janin terhadap ketidak seimbangan

kimiawi22.

2.1.5 Komplikasi

Muntah menyebabkan ketegangan pada otot abdomen dan rasa sakit, namun

mekanisme fisik muntah tidakberbahaya pada fetus. Fetus terlindung secara

sempurna dalam kantong yang berisi cairan amnion. Namun muntah yang

berkepanjangan menyebabkan dehidrasi dan kehilangan berat badan ibu hamil

yang menyebabkan defrivasi nutrisi pada fetus dan meningkatnya resiko berat

badan bayi lahir rendah.

2.1.6 Komplikasi

Dehidrasi berat, ikterik, takikardia, suhu meningkat, alkalosis, kelaparan

gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan

keluarga, menarik diri dan depresi.

2.1.7 Penanggulangan

Cara mengatasi mual muntah23:

a. Selalu isi perut dengan sedikit makanan setiap waktu

Makan sedikit – sedikit tetapi sering sepanjang jalan

Makan rendah lemak dan karbohidrat lunak sering kali menjadi

pilihan yang baik saat anda mual.

Hindari makanan atau minum dalam jumlah banyak sekaligus

Makanlah krbohidrat kering seperti biskuat, kue beras, roti baker

atau sereal kering sebelum bangkit dari tempat tidur di pagi hari.

Page 18: Bab 1-5 sarma

18

Makanlah cemilan ringan sebelum tidur

Jika anda bangun dimalam hari, makanlah sedikitcemilan sebelum

kembali ketempat tidur

b. Hindari apapun yang meningkatkan rasa mual

Kehamilan meningkatkan indera pembau, membuat wanita hamil

lebih rentan untuk merasa mual akibat bau – bauan tertentu

Banyak wanita kesulitan menghadapi atau memasak daging

mentah. Jika anda merasakannya, mintalah orang lain

memasakannya

Tanyakan penyedia layanan medis mengenai konsumsi splemen

vitamin B6.

2.1.8 Pengobatan

Antasida – rendah sodium, menetralkan asam lambung

Vitamin B, asam folat, menetralkan mual

Larutan gula, mengganti cairan tubu karena dehidrasi

Apabila hamil mengalami takikardi, T. Nadi 24 x/ menit, menilai

detakan nadi ?

Anti alergi ( dengan resep dokter ) bila muntah menetap,

insufisiensi peningkatan berat badan dan tanda – tanda dehidrasi

BABIII

KERANGKA KONSEP

Page 19: Bab 1-5 sarma

19

a. Kerang ka Konsep

Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

b. Defenisi Operasional

Defenisi

Morning sickness adalah mual muntah yang terjadi pada ibu hamil dan ini

sering terjadi pada trimester pertama.

Pengetahuan

Pengetahuan adalah mual muntah yang terjadi pada ibu hamil morning

sickness.

Kategori :

a. Baik : Jika ibu menjawab benar 8-10( 80%-100%)

b. Cukup : Jika ibu menjawab benar 5- 7 ( 50%-70%)

c. Kurang : Jika ibu menjawab benar ≤ 4 soal (40%)

Skala ukur : Skala ; bisa diurutkan

Contoh : Umur

Alat Ukur : Kuesioner

Umur

Umur adalah umur ibu yang dihitung mulai dari sejaklahir sampai

penelitian saat ini dilakukan

Kategori :

a) < 20 tahun

- Umur- Pendidikan- Paritas - Status Ekonomi- Sumber Informasi

Pengetahuan ibu tentang cara mengatasi morning sickness

Page 20: Bab 1-5 sarma

20

b) 20-30 tahun

c) >30 tahun

Skala ukur : Ordinal

Alat ukur : Kuesioner

Pendidikan

Pendidikan adalah proses pendidikan ibu terakhir yang pernah ditempuh

dan diselesaikansecara formula dalam lembaga pendidikan.

Kategori :

a. Tidak sekolah : Sama sekali tidak sekolah

b. Pendidikan dasar : SD atau SLTP ( apabila tidak tamat SLTP masuk

ke SD, walaupun pernah mengikuti pelajaran SLTP)

c. Pendidikan menengah : SLTA ( apabila tamat SLTA)

Skala ukur : Ordinal

Alat ukur : Kuesioner

Paritas

Paritas adalah jumlah seluruh anak yang dilahirkan oleh seorang ibu baik

yang hidup maupun yang mati sampai penelitian dilakukan.

Kategori :

a. Primapara : ibu yang pertama kali melahirkan bayinya

b. Secundipara : ibu yang telah dua kali melahirkan bayinya

c. Multipara : ibu yang telah > 2 kali melahirkan bayinya

d. Grandemultipara : ibu yang telah > 5 kali melahirkan bayinya

Skala ukur : Ordinal

Alat ukur : kuesioner

Status ekonomi

Page 21: Bab 1-5 sarma

21

Sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan seseorang atau suatu

masyarakat yang ditinjau dari segi social ekonomi.

Kategori :

a. Ekonomi bawah

b. Ekonomi menengah

c. Ekonomi atas

Skala Ukur : Ordinal

Alat Ukur : Kuesioner

3.2.6 Sumber Informasi

Sumber informasi adalah asal yang menjadi perantara dalam penyampaian

informasi tentang ibu hamil dalam acara mengatasi morning sickness.

Kategori :

a. Media massa

Cetak

Elektronik

b. Petugas kesehatan

Dokter

Perawat

Bidan

c. Keluarga atau kerabat

Skala ukur : Nominal

Alat ukur : Koesioner

BAB IV

Page 22: Bab 1-5 sarma

22

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriftif yaitu menggambarkan pengetahuan ibu

hamil Trimester I tentang cara mengatasi morning sickness di RSU Sundari

Medan Tahun 2011.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di RSU Sundari Medan, karena rumah sakit tersebut

mempunyai populasi cukup untuk dijadikan penelitian, tempatnya strategis dan

terjangkau.

4.2.2 Waktu Penelitian

Waktu yang diperlukan dalam penyelesaian penelitian adalah mulai dari

bulan Mei 2011 – Juli 2011.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil Trimester I yang

dating untuk memeriksakan kehamilan di RSU Sundari Medan periode Mei 2011

– Juli 2011. Dari studi pendahuluan yang dilakukan penelitian terdapat jumlah ibu

hamil Trimester I yang memeriksakan kehamilan di RSU Sundari Medan periode

Mei 2011 – Juli 2011 adalah sebanyak 125 orang.

4.3.2 Sampel

Pada penelitian ini sample adalah sebagian objek yang diteliti yang

dianggap mewakili ibu yang hamil yang mengalami morning sickness di RSU

Page 23: Bab 1-5 sarma

23

Sundari Medan 2011. Jumlah sample dapat ditentukan dengan menggunakan

rumus formula sederhana, yaitu :

= 55,555556

= 56 orang

Keterangan :

N = Populasi

n = Sampel

d = Tingkat kepercayaan (0,1)

4.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dengan memberikan

penjelasan singkat tentang koesioner yang dibuat oleh penulis berdasarkan konsep

teoritis. Kuesioner bertujuan untuk mengukur pengetahuan ibu tentang morning

sickness selama kehamilan. Dimana terlebih dahulu sudah diberikan penjelasan

mengenai tujuan dan cara pengisian kuesioner kepada responden, kemudian

meminta persetujuan responden untuk menjadi sample penelitian, kuesioner ini

sebanyak 10 pertanyaan dan meminta responden untuk mengisi lembar kuesioner.

Setelah responden selesai mengisi lembar kuesioner Kemudian diserahkan

kembali kepada peneliti untuk diperiksa kelengkapannya. Bila ada masalah

mengenai pengumpulan kuesioner peneliti menyelesaikan saat itu juga. Peneliti

mengakhiri pertemuan bila kuesioner telah diisi dengan lengkap.

4.5 Pengolahan Data

Data yang diperoleh selanjutnya diolah sebagai berikut :

a. Editing

Dilakukan pengecekan kelengkapan data yang telah terkumpul terdapat

kesalahan dalam pengumpulan data tersebut dan telah dilakukan pendataan

ulang.

Page 24: Bab 1-5 sarma

24

b. Coding

Data yang telah terkumpul, diberi kode-kode khusus guna mempermudah

proses pengelolahan data.

c. Tabulating

Untuk mempermudah pengelolahan data, dimasukkan dalam bentuk table dan

distribusi frekuensi.

4.6 Analisis Data

Analisis data akan dilakukan secara deskriptif dengan melihat persentase

data yang akan terkumpul dan disajikan dalam table distribusi frekuensi. Analisis

data akan dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian berdasarkan teori

kepustakaan yang ada dan penelitian lain yang pernah dilakukan.

Page 25: Bab 1-5 sarma

25

DAFTAR PUSTAKA

1. Kasdu D.Solusi Problem Kehamilan.Jakarta:Puspa Suara,2005.

2. Hanifa.Atasi Mual Muntah.

http://nasional.kompas.com/read/2007/06/25/18002450/atasi.mual.mun

tah.saat.hamil.2007.Diakses pada tanggal 29 April 2011.

3. Cunningham F Gary,dkk.Obstetri Williams.Jakarta:Buku kedokteran

EGC.2004.

4. Ronna.Mual Muntah Pada Kehamilan Awal.

http://nasional.kompas.com/read/2008/06/25/18002450/atasi.mual.mun

tah.saat.hamil.2010. Diakses pada tanggal 29 April 2011.

5. Surininah.Mual Muntah Saat Awal

Kehamilan.http://ourfamilyhomewordpress.com/tag/mual/.2010.Diaks

es pada tanggal 29 April 2011.

6. Maizar.Penurunan angka

kematian.http://www.tenagakesehatan.or.id/publikasi.php?

do=detail&id136.2010.Diakses pada tanggal 29 April 2011.

7. Gardner B.Mual Muntah di Pagi Hari dan Tanda-tanda & Gejala

Kehamilan.http://www.pregnancyetc.com/maternity clothes.htm

(briand Gardner).2006.Diakses pada tanggal 29 April 2011.

8. Notoadmojo S.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.Jakarta:Rineka

Cipta.2007.

9. Taufik M.Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan Dalam Bidang

Keperawatan.Jakarta:CV.Infomedika.2007.

10. Notoadmojo S.Pendidikan dan Prilaku Kesehatan.Jakarta:Rineka

Cipta.2003.

11. Hurlock,Elizabeth B.Psikologi Perkembangan.Jakarta:Erlangga.2000.

12. Widayatun TR. Ilmu Prilaku M.A.104.Jakarta:CV Agung Seto.1999

13. Depdiknas.Pendidikan Nasional.Jakarta.2003 Diakses pada tanggal 29

April 2011

Page 26: Bab 1-5 sarma

26

14. Hartomo H.Ilmu Sosial Dasar.Jakarta:PT Bumi Aksara.2001

15. Winkjasastro Hanifa. Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina

Pustaka.2002

16. Soejiningsih.Tumbuh Kembang Anak.Jakarta:EGC.2004

17. M J Insani.Makalah PsikologiMengenai Faktor Sosial, Ekonomi, dan

Budaya pada Ibu

Hamil.http://insanimj.blogspotcom/com/2010/10/makalah-psikologi-

mengenai-faktor.html.Diakses pada 29 April 2011.

18. Maulana M.Seluk Beluk Reproduksi dan

Kehamilan.Yogyakarta:Garailu.2009.

19. Alimul H, A Aziz.Riset Keperawatan dan Tekhnik Penelitian

Ilmiah.Jakarta:Salemba Medika.2005.

20. Murni, Widandri H.Kiat Mengatasi Masalah Kehamilan dan

Janin.Yogyakarta:Elmatera Publishing.2009.

21. Heidi,dkk.Kehamilan.Jakarta.Arcan.2005.

22. Febri.Mual Muntah padaIbu

Hamil.http://bidanshop.blogspot.com/2009/12/mual-munth-pada-ibu-

hamil-html.Diakses 29 April 2010.

23. Tris Booth.Tanya Jawab Seputar Kehamilan.Jakarta:BIP.2010.

Page 27: Bab 1-5 sarma

27

Persetujuan Menjadi Responden

Saya yang bertandatangan dibawah ini

Nama :

Alamat :

Menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

yang berjudul Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Trimester I Tentang Cara

Mengatasi Morning Sickness di RSU Sundari Medan 2011.

Demikianlah surat pernyataan persetujuan ini saya sampaikan dengan

sadar tanpa ada paksaan dari siapapun.

Responden Peneliti

( ) (SARMA RUMONDANG)

Page 28: Bab 1-5 sarma

28

KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG

CARA MENGATASI MORNING SICKNESS DI RSU SUNDARI MEDAN TAHUN 2011

I. Persetujuan pengisian Quesioner

a. Isilah data dengan benar

b. Pilihlah salah satu jawaban dengan cara memberikan tanda silang (X) pada

jawaban yang menurut anda benar.

c. Setelah selesai, kembalikan questioner ini kepada penulis atau petugas

yang memberikan questioner kepada anda

II. Identitas

1. Nama responden :

2. Umur :

3. Pendidikan :

4. Paritas :

5. Pendapatan/bulan :

6. Sumber informasi :

Page 29: Bab 1-5 sarma

29

1. Apakah ibu hamil memahami pengertian dari morning sickness (mual muntah) pada kehamilan trimester 1?

a. Tahub. Tidak tahu

2. Apakah ibu hamil mengetahui siapa yang mengalami morning sickness (mual muntah)?

a. Tahub. Tidak tahu

3. Apakah ibu hamil mengetahui pengaruh buruk jika mengalami morning sickness (mual muntah) yang berkepanjangan?

a. Tahub. Tidak tahu

4. Apakah ibu hamil mengetahui morning sickness ( mual muntah) terjadi pada kehamilan trimester I?

a. Tahub. Tidak tahu

5. Apakah ibu hamil mengetahui penyebab terjadinya morning sickness (mual muntah)?

a. Tahub. Tidak tahu

6. Apakah ibu hamil mengetahui gejala dari morning sickness (mual muntah)?

a. Tahub. Tidak tahu

7. Apakah ibu hamil mengetahui factor pemicu terjadinya morning sickness (mual muntah)?

a. Tahub. Tidak tahu

8. Apakah ibu hamil mengetahui jenis obat yang dapat mengurangi gejala morning sickness (mual muntah)?

a. Tahub. Tidak tahu

9. Apakah ibu hamil mengetahui waktu terjadinya morning sickness (mual muntah)?

a. Tahub. Tidak tahu

10. Apakah ibu hamil mengetahui efek yang terjadi pada perut saat mengalami morning sickness (mual muntah)?

a. Tahub. Tidak tahu

BAB V

HASIL PENELITIAN

Page 30: Bab 1-5 sarma

30

4.1 Hasil Penelitian

Berikut ini akan dibahas hasil penelitian yang berjudul “Gambaran

Pengetahuan Ibu Hamil Trimester I Tentang Cara Mengatasi Morning

Sickness di RSU Sundari Medan Tahun 2011”.

4.1.1 Pengetahuan Ibu

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester I Tentang Cara

Mengatasi Morning Sickness di RSU Sundari Medan Tahun 2011.

Tabel 4.1Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester I Tentang

Cara Mengatasi Morning Sickness di RSU Sundari Tahun 2011

No Pengetahuan Jumlah Persentase1 Baik 26 46,422 Cukup 22 39,283 Kurang 8 14,28

Jumlah 56 100%

Berdasarkan dari table 4.1 diatas diketahui bahwa dari 56

responden yang berpengetahuan baik yaitu sebanyak 26 orang (46,42%),

pengetahuan cukup 22 orang (39,28%), pengetahuan kurang yaitu

sebanyak 8 orang (14,28%).

4.1.2 Pengetahuan Ibu Berdasarkan Umur

Tingkat pengetahuan Ibu Hamil Trimester I Tentang Cara

Mengatasi Morning Sicckess Berdasarkan Umur di RSU Sundari Medan

Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.2

Page 31: Bab 1-5 sarma

31

Distribusi Frekuensi Ibu Hami Trimester I Tentang Cara Mengatasi Morning Sickness Berdasarkan Umur

di RSU Sundari Medan Tahun 2011

No Umur Pengetahuan

Baik Cukup Kurang TotalF % F % F % F %

1 < 20 2 7,7 2 9.09 1 12,5 5 1002 20 – 30 22 84,61 20 90,91 5 62,5 47 1003 >30 2 7,69 - - 2 25 4 100

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat dari 47 responden

mayoritas berusia 20-30 tahun dan mayoritas berpengetahuan baik

sebanyak 22 orang (84,61%), dari 4 responden yang berusia > 30 tahun

berpengetahuan baik sebanyak 2 orang (7,69%), dan dari 5 responden

yang berusia < 20 tahun berpengetahuan baik sebanyak 2 orang (7,7%).

4.1.3 Pengetahuan Ibu Berdasarkan Pendidikan

Tingkat pengetahuan Ibu Hamil Trimester I Tentang Cara

Mengatasi Morning Sicckess Berdasarkan Pendidikan di RSU Sundari

Medan Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.3Distribusi Frekuensi Ibu Hami Trimester I Tentang Cara Mengatasi Morning Sickness Berdasarkan Pendidikan

di RSU Sundari Medan Tahun 2011

No Pendidikan Pengetahuan

Baik Cukup Kurang TotalF % F % F % F %

1 P. Tinggi 11 42,30 3 13,63 1 12,5 15 1002 P. Menengah 15 57,70 18 81,82 2 25 35 1003 P. Rendah - 1 4,55 5 62,5 6 100

Page 32: Bab 1-5 sarma

32

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat dari 15 responden

mayoritas pendidikan tinggi dan mayoritas berpengetahuan baik sebanyak

11 orang (42,30%), dari 35 responden yang pendidikan menengah

mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 15 orang (57,70%), dan dari 6

responden yang pendidikan rendah mayoritas berpengetahuan baik tidak

ada (0%).

4.1.4 Pengetahuan Ibu Berdasarkan Paritas

Tingkat pengetahuan Ibu Hamil Trimester I Tentang Cara

Mengatasi Morning Sicckess Berdasarkan Paritas di RSU Sundari Medan

Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Ibu Hami Trimester I Tentang Cara Mengatasi Morning Sickness Berdasarkan Paritas

di RSU Sundari Medan Tahun 2011No Paritas Pengetahuan

Baik Cukup Kurang TotalF % F % F % F %

1 Primipara 21 80,76 19 86,36 2 25 42 1002 Secundipara 4 15,40 3 13,64 5 62,5 12 1003 Multipara 1 3,85 1 12,5 2 1004 Grandemultipara

Berdasarkan table 4.4 diatas dapat dilihat dari 42 responden

mayoritas paritas primipara dan mayoritas berpengetahuan baik

sebanyak 21 orang (80,76%), dari 12 responden paritas secundipara

mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 4 orang (15,40%), dari 2

responden paritas multipara mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 1

orang (3,85%%), dan responden paritas grandemultipara tidak ada (0%).

Page 33: Bab 1-5 sarma

33

4.1.5 Pengetahuan Ibu Berdasarkan Status EkonomiTingkat pengetahuan Ibu Hamil Trimester I Tentang Cara

Mengatasi Morning Sicckess Berdasarkan Pendapatan di RSU Sundari

Medan Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.5Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Trimester I Tentang Cara

Mengatasi Morning Sickness Berdasarkan StatusEkonomi di RSU Sundari MedanTahun 2011

No Status Ekonomi PengetahuanBaik Cukup Kurang Total

F % F % F % F %1 Ekonomi Atas 10 38,47 4 18,18 3 37,5 17 1002 Ekonomi Menengah 16 61,53 18 81,82 5 62,5 39 100

Berdasarkan table 4.5 diatas dapat dilihat dari 17 responden

mayoritas ekonomi atas dan mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 10

orang (38,47%), dari 39 orang responden yang ekonomi menengah

mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 16 orang (61,53%)

4.1.6 Pengetahuan Ibu Berdasarkan Sumber Informasi

Tingkat pengetahuan Ibu Hamil Trimester I Tentang Cara

Mengatasi Morning Sicckess Berdasarkan Sumber Informasi di RSU

Sundari Medan Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.6Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Trimester I Tentang Cara

Mengatasi Morning Sickness Berdasarkan Sumber

Page 34: Bab 1-5 sarma

34

Informasi di RSU Sundari MedanTahun 2011

No SumberInformasi

PengetahuanBaik Cukup Kurang Total

F % F % F % F %1 Media Massa 19 73,1 15 68,18 2 25 36 1002 Tenaga Kesehatan 7 26,9 7 31,82 1 12,5 15 1003 Keluarga/ Teman - - 5 62,5 5 100

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat dari 36 responden

mayoritas sumber informasi media massa dan mayoritas berpengetahuan

baik sebanyak 19 orang (73,1%), dari 15 responden yang sumber

informasi tenaga kesehatan sebanyak 7 orang (26,9%), dan responden

yang sumber informasi keluarga/ teman tidak ada (0%).

4.2 Pembahasan

Adapun hasil dari penelitian yang berjudul ”Gambaran

Pengetahuan Ibu Hamil TrimesterI Tentang Cara Mengatasi Morning

Sickness Di RSU Sundari Medan Tahun 2011”, maka diperoleh

pembahasan sebagai berikut :

4.2.1 Pengetahuan Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan dari table 4.1 diatas diketahui bahwa dari 56

responden yang berpengetahuan baik yaitu sebanyak 26 orang (46,42%),

pengetahuan cukup 22 orang (39,28%), pengetahuan kurang yaitu

sebanyak 8 orang (14,28%).

Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil “tahu” dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni : indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau

Page 35: Bab 1-5 sarma

35

kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang (over behavior).

Pengetahuan sebagai pemahaman seseorang terhadap suatu

objek, pengalaman, dan akan mengalami perubahan terhadap

pemahaman - pemahaman baru.

Menurut asumsi penulis tidak ada perbedaan antara teori dengan

hasil penelitian dimana sebagian besar responden memiliki pengetahuan

baik jika didasari oleh pemahaman terhadap ilmu yang didapat. Hal ini

disebabkan karena semakin tingginya ilmu yang didapat ibu maka dalam

cara mengatasi morning sickness akan semakin baik karena didasarkan

atas ilmu pengetahuan.

4.2.2 Pengetahuan Responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat dari 47 responden

mayoritas berusia 20-30 tahun dan mayoritas berpengetahuan baik

sebanyak 22 orang (84,61%), dari 4 responden yang berusia > 30 tahun

berpengetahuan baik sebanyak 2 orang (7,69%), dan dari 5 responden

yang berusia < 20 tahun berpengetahuan baik sebanyak 2 orang (7,7%).

Umur sangat erat hubungannya dengan tingkat pengetahuan

seseorang, semakin bertambahnya umur maka akan semakin banyak

pengalaman yang didapat.

Bertambahnya umur mempunyai hubungan dengan pengetahuan

ibu semakin bertambahnya umur seseorang semakin baik juga tingkat

pengetahuan dan kedewasaan seseorang.

Page 36: Bab 1-5 sarma

36

Menurut asumsi penulis hasil penelitian ini sesuai dengan teori,

faktor umur ibu 20-30 dan >30 tahun mempunyai pengaruh besar

terhadap baik, cukup dan kurangnya pengetahuan ibu tentang cara

mengatasi morning sickness, karena semakin bertambahnya umur maka

akan semakin banyak pula pengalaman serta memiliki kemampuan yang

maksimal.

4.2.3 Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat dari 15 responden

mayoritas pendidikan tinggi dan mayoritas berpengetahuan baik sebanyak

11 orang (42,30%), dari 35 responden yang pendidikan menengah

mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 15 orang (57,70%), dan dari 6

responden yang pendidikan rendah mayoritas berpengetahuan baik tidak

ada (0%).

Pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas

manusia, dalam hal ini pendidikan juga berperan untuk membuat

kehidupan yang lebih baik. Ibu yang memiliki pendidikan lebih tinggi

cenderung lebih banyak mendapat informasi tentang manfaat pelayanan

kebidanan dibandingkan pada ibu yang memiliki pendidikan lebih rendah.

Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tingkah

laku seseorang atau mendewasakan manusia dengan pengajaran dan

pelatihan.

Menurut pendapat Pro-Health (2009) bahwa pendidikan

mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang maka

akan semakin mudah orang tersebut menerima informasi. Dengan

Page 37: Bab 1-5 sarma

37

pendidikan yang tinggi maka orang cenderung akan mudah memperoleh

informasi, baik dari orang lain, media massa dan pendidikan itu sendiri.

Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan, ilmu,

serta pengalaman yang dimiliki oleh individu tersebut.

Pendidikan adalah proses pertumbuhan seluruh kemampuan dan

prilaku melalui pengajaran sehingga dalam pendidikan perlu

dipertimbangkan umur (proses perkembangan) dan hubungannya dengan

proses belajar tingkat pendidikan, juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih mudah menerima ide-ide

dan teknologi baru.

Menurut asumsi penulis, tidak ada kesenjangan antara hasil

penelitian dengan teori. Hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan

seseorang sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan seorang ibu

tentang cara mengatasi morning sickness. Semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang maka orang tersebut akan lebih terpapar oleh

berbagai sumber informasi sehingga orang tersebut akan memliki ilmu

pengetahuan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan orang yang

pendidikannya rendah.

4.2.4 Pengetahuan Responden Berdasarkan Paritas

Berdasarkan table 4.4 diatas dapat dilihat dari 42 responden

mayoritas paritas primipara dan mayoritas berpengetahuan baik

sebanyak 21 orang (80,76%), dari 12 responden paritas secundipara

mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 4 orang (15,40%), dari 2

Page 38: Bab 1-5 sarma

38

responden paritas multipara mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 1

orang (3,85%%), dan responden paritas grandemultipara tidak ada (0%).

Jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu akan sangat

berpengaruh terhadap pengetahuan ibu tersebut. Ibu dengan anak yang

lebih banyak akan lebih paham dan mengerti dibandingkan dengan ibu

yang belum pernah melahirkan atau paritas sedikit khususnya tentang

kesehatan ibu. Hal ini akan mempengaruhi pengalaman ibu tentang

kesehatan ibu.

Seorang ibu dengan paritas lebih dari 5 biasanya mengalami

perubahan fisik yang semakin lemah. Paritas 2-3 merupakan paritas yang

paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal, dimana paritas 1 dan >

3 dapat ditangani dengan asuhan obstetric yang baik dan paritas tinggi > 3

hanya dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana.

Dari penelitian ini ditemukan ibu dengan paritas 1-2 memiliki tingkat

pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan paritas >2. Hal ini

dikarenakan pengetahuan ibu dengan paritas >2 pengetahuannya lebih

sedikit dibandingkan dengan ibu yang paritas 1-2 karena kurang

mendapatkan informasi dan tingkat pendidikannya lebih rendah.

4.2.5 Pengetahuan Responden Berdasarkan Status Ekonomi

Berdasarkan table 4.5 diatas dapat dilihat dari 17 responden

mayoritas ekonomi atas dan mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 10

orang (38,47%), dari 39 orang responden yang ekonomi menengah

mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 16 orang (61,53%)

Page 39: Bab 1-5 sarma

39

Status sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

dalam masyarakat, status sosial ekonomi adalah gambaran tentang

keadaan seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial

ekonomi, gambaran itu seperti tingkat pendidikan, pendapatan dan

sebagainya. Status ekonomi kemungkinan besar merupakan pembentuk

gaya hidup keluarga. Pendapatan keluarga memadai akan menunjang

tumbuh kembang anak. Karena orang tua dapat menyediakan semua

kebutuhan anak baik primer maupun skunder.

Menurut asumsi penulis tidak ada perbedaan antara teori dan hasil

penelitian. Hal ini disebabkan karena status ekonomi ibu mempengaruhi

kebutuhan sehari-hari dan perkembangan ibu hamil serta kesehatan anak.

4.2.6 Pengetahuan Responden Berdasarkan Sumber Informasi

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat dari 36 responden

mayoritas sumber informasi media massa dan mayoritas berpengetahuan

baik sebanyak 19 orang (73,1%), dari 15 responden yang sumber

informasi tenaga kesehatan sebanyak 7 orang (26,9%), dan responden

yang sumber informasi keluarga/ teman tidak ada (0%).

Sumber informasi kesehatan biasanya berasal dari petugas

kesehatan maupun media massa. Umumnya masyarakat cenderung

percaya terhadap informasi yang diterima dari orang yang mereka

percaya. Hal ini penting pada proses perencanaan informasi yang akan

dilakukan dalam rangka berkomunikasi dan mendidik masyarakat adalah

menentukan jenis media termasuk kombinasi media yang akan digunakan

dan dapat mencapai sasaran (Masyarakat).

Page 40: Bab 1-5 sarma

40

Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan

seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi

jika ia mendapat informasi yang baik dari berbagai media, hal itu akan

dapat meningkatkan pengetahun seseorang.

Sumber informasi yang paling akurat di desain khusus sejak tahun

1920 adalah media massa yang dapat menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan.

Menurut asumsi penulis tidak ada perbedaan dengan teori dan

hasil penelitian. Hal ini disebabkan karena tingkat pengetahuan ibu

tentang cara mengatasi morning sickness mayoritas berpengetahuan baik

lebih banyak mendapatkan informasi dari media massa. Hal ini terjadi

karena informasi yang paling mudah dan paling mudah dicerna dari media

massa karena lebih menarik.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 41: Bab 1-5 sarma

41

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil

Trimester I Tentang Cara Mengatasi Morning Sickness di RSU Sundari

Medan Tahun 2011” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengetahuan ibu tentang cara mengatasi morning sickness mayoritas

berpengetahuan baik sebanyak 26 orang (46,42%)

2. Pengetahuan ibu berdasarkan umur mayoritas berpengetahuan baik

sebanyak 22 orang (84,61%).

3. Pengetahuan ibu berdasarkan pendidikan mayoritas berpengetahuan

baik sebanyak dengan 11 orang (42,30%) berpendidikanan tinggi.

4. Pengetahuan ibu berdasarkan paritas mayoritas berpengetahuan baik

sebanyak 21 orang (80,76%) dengan paritas primipara.

5. Pengetahuan ibu berdasarkan status ekonomi mayoritas

berpengetahuan baik sebanyak 10 orang (38,47%) pada ekonomi

atas.

6. Pengetahuan ibu hamil berdasarkan sumber informasi mayoritas

berpengetahuan baik sebanyak 19 orang (73,1%) yang bersumber dari

media massa.

5.2Saran

5.2.1 Diharapkan kepada petugas kesehatan dapat meningkatkan

kemampuan dalam memberikan informasi kepada ibu hamil

tentang cara mengatasi morning sickness dengan

mengadakan penyuluhan – penyuluhan didaerah yang

Page 42: Bab 1-5 sarma

42

dianggap lambat mendapatkan informasi tentang cara

mengatasi morning sickness.

5.2.2 Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan

penelitian dengan variabel yang berbeda dan dapat

membantu memberikan informasi tentang cara mengatasi

morning sickness.

5.2.3 Diharapkan kepada instansi RSU Sundari Medan khususnya

bidan agar memberikan informasi dan penyuluhan terutama

tentang cara mengatasi morning sickness.

5.2.4 Bagi institusi Pendidikan Akademi Kebidanan Bakti Inang

Persada Medan diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat

bermanfaat dan dapat berguna sebagai tambahan bacaan

dan pengetahuan tentang cara mengatasi morning sickness.