aum proposal
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, semakin terasa pula betapa
pentingnya matematika dalam dunia ilmu pengetahuan, baik sebagai ilmu pengetahuan
maupun sebagai pembentuk sikap. Selain itu, matematika juga dapat membantu
memecahkan berbagai permasalahan, seperti dalam pemerintahan, industri dan sains.
Betapa pentingnya matematika, sehingga diajarkan di setiap jenjang pendidikan.
Matematika bertujuan mendidik siswa agar memiliki kemampuan nalarr yang tinggi dan
berfikir logis serta dapat menggunakan matematika dan pola piker matematika dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
ST Negoro dan B.Harahap mengemukakan bahwa aritmetika merupakan cabang
matematika. Aritmetika disebut juga Ilmu Hitung. Aritmetika adalah cabang dari
matematika yang harus dikuasai oleh siswa, sebab aritmetika digunakan pada hamper
setiap materi/bahan kajian matematika sekolah.
Kemampuan aritmetika sangat diperlukan dalam kegiatan belajar matematika. Siswa yang
kemampuan aritmetikanya rendah akan mengalami kesulitan dan berbagai hambatan
dalam mempelajari matematika, yang akan menyebabkan siswa merasa bahwa matematika
adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan. Sebaliknya siswa yang mempunyai
kemampuan aritmetika yang baik, akan mudah mempelajari konsep-konsep matematika
yang lain, dan hasilnya pun akan memuaskan.
Dengan alasan tersebut di atas , maka penulis perlu mengadakan penelitian untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh antara kemampuan aritmetika dengan hasil belajar
matematika siswa. Untuk itulah penulis mengangkat sebuah judul dalam penulisan skripsi
ini yaitu :
“ Pengaruh Kemampuan Aritmetika dengan Hasil Belajar Matematika Siswa”.
B. Identifikasi Masalah
1. Apakah matematika mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia ilmu
pengetahuan ?
2. Mengapa matematika diajarkan di setiap jenjang pendidikan ?
3. Mengapa dalam matematika, setiap siswa harus menguasai aritmetika ?
4. Apakah kemampuan aritmetika sangat diperlukan untuk diterapkan pada setiap
materi/bahan ajar matematika ?
5. Apakah terdapat pengaruh antara kemampuan aritmetika dengan hasil belajar
matematika siswa ?
C. Pembatasan Masalah
Masalah yang akan diteliti dibatasi pada masalah apakah terdapat pengaruh antara
kemampuan aritmetika dengan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan
barisan dan deret ?
Kemampuan aritmetika siswa dibatasi pada pengoperasian bilangan bulat dan bilangan
pecahan, pada penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan penarikan akar.
Sedangkan hasil belajar matematika siswa dibatasi pada merumuskan dan menentukan
suku ke-n dan jumlah n suku deret aritmetika dan deret geometri serta menghitung
jumlah deret tak hingga.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pemilihan pokok masalah tersebut maka masalah yang akan diteliti
dirumuskan sebagai berikut : “ Apakah terdapat pengaruh antara kermampuan aritmetika
dengan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan barisan dan deret ? “
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui terdapat atau tidaknya pengaruh
antara kemampuan aritmetika dengan hasil belajar matematika siswa pada poko bahasan
barisan dan deret.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna terutama bagi :
a. Sebagai prasayrat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Metode Penelitian yang ada
di Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof.DR.Hamka.
b. Sebagai tambahan informasi dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
c. Sebagai masukan dalam usaha meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Kemampuan Aritmetika
Kemampuan dari kata mampu, yaitu sesuatu yang dapat dilakukan atau diperbuat.
Menurut Drs. Yandianto dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata mampu
mempunyai arti sanggup atau dapat melakukan sesuatu.
Apabila kata mampu yang diberikan awalan dan akhiran ke-an sehingga menjadi kata
kemampuan yang artinya kesanggupan atau kekuatan yang dapat dilakukan oleh
seseorang. Menurut W.S Winkel, Abilitas adalah suatu kemampuan atau keterampilan
dalam bidang tertentu yang telah terbukti dalam prestasi-prestasi nyata.
Jadi istilah kemampuan pada dasarnya merupakan suatu kesanggupan untuk
melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan nilai yang berharga. Yang dimaksud
menimbulkan nilai yang berharga disini adalah mendapatkan suatu pelajaran yang
berarti dari yang belum tahu menjadi tahu, dari yang belum bias menjadi bisa.
Meskipun aritmetika merupakan cabang matematika, aritmetika mempunyai peranan
yang sangat penting karena digunakan pada hamper setiap materi dalam pelajaran
matematika. Aritmetika ada pada aljabar, ilmu ukur (geometri), teori kemungkinan
(peluang), statistic, teori fungsi, dan sebagainya.
Jadi hakikat kemampuan aritmetika adalah kesanggupan dalam melakukan operasi-
operasi hitung baik pada operasi-operasi hitung baik pada operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian dan penarikan akar serta pemakaian hasilnya dalam
kehidupan sehari-hari.
Sebagai ilmu tentang bilangan, maka kajian utama aritmetika adalah tentang bilangan.
Bilangan yang akan dibahas pada skripsi ini dibatasi pada bilangan bulat dan bilangan
pecahan. Agar pengertian bilangan-bilangan tersebut menjadi jelas, maka terlebih dahulu
akan diuraikan tentang pengertian bilangan-bilangan tersebut.
a. Bilangan Bulat
Menurut
Operasi hitung bilangan bulat
1) Penjumlahan
Apabila dua bilangan a dan b dijumlahkan, maka hasilnya ditunjukkan dengan a+b. a
disebut tertambah ( bilangan yang ditambah) dan b disebut penambah.
Hukum-hukum penjumlahan :
a) Hukum Komutatif
Urutan dari penjumlahan dua bilangan tidak mempengaruhi hasilnya.
Jadi a + b = b + a , Contoh : 5 + 3 = 3 + 5 = 8
b) Hukum Asosiatif
Bentuk dari penjumlahan boleh dikelompokkan secara sembarangan tanpa
mempengaruhi hasilnya.
Jadi : a + b + c = a + (b + c) = (a + b) + c
Contoh : 3 + 4 + 1 = 3 + (4 + 1) = (3 + 4) + 1 = 8 (footer)
c) Hukum penjumlahan bilangan nol
a + 0 = a
0 + a = a
0 + 0 = 0
2) Pengurangan
Apabila bilangan a dikurangi bilangan b, maka hasil pengurangannya ditunjukkan
dengan a – b. Pengurangan juga diartikan sebagai pengerjaan mencari suku yang
tidak diketahui. Apabila jumlah dan salah satu suku diketahui, maka suku yang lain
dapat dicari dengan pengurangan.
Hukum-hukum pengurangan :
a) (a – b) + c = (a + c) – b ; syarat : a > b
b) (a – b) + c = a – (b – c) ; syarat : a > b dan b > c
c) a – b = (a + c) – (b + c) ; syarat ; a > b
d) (a – b) – c = (a – c) – b ; syarat : a > b dan (a – b) > c
e) (a – b) – c = a – (b + c) ; syarat : a > b dan (a – b) > c
f) a – b = (a – c) – (b – c) ; syarat : a > b dan b > c
g) (a + b+ c) – (p + q + r) = (a – p) + (b –q) + (c –r) ; syarat : a > p , b > q , c > r
3) Perkalian
Definisi : a x b = b + b + b + ……………….. b ( a suku )
Jika a x b = c, maka a disebut pengali, b disebut bilangan yang dikalikan ( terkalikan )
dan c disebut hasil kali.
Hukum-hukum perkalian :
a) Hukum Komutatif
Urutan daripada factor-faktor perkalian tidak mempengaruhi hasil kalinya.
Jadi a x b = b x a
b) Hukum Asosiatif
Faktor-faktor dari sebuah perkalian dapat dikelompokkan secara sembarangan
tanpa mempengaruhi hasilnya.i suku yang tidak diketahui. Apabila
Jadi a x b x c = a x (b x c) = (a x b) x c
c) Hukum Distributif
Perkalian dari sebuah bilangan dengan penjumlahan dua bilangan (b + c) adalah
sama dengan penjumlahan dari dua perkalian ab dan ac.
Jadi a x (b + c) = ab + ac
d) Hukum Perkalian dengan Bilangan Satu a x 1 = 1 x a = a
e) Hukum Perkalian dengan Bilangan No :
a x 0 = 0
0 x a = 0
0 x 0 = 0
4) Pembagian
Apabila sebuah bilangan a dibagi dengan sebuah bilangan b, maka hasil bagi yang
diperoleh ditulis a : b, a/b, atau ab
; a dan b bilangan bulat serta b ≠ 0 , dimana a
disebut yang dibagi dan b disebut pembagi. Pembagian diartikan sebagai pengerjaan
mencari suku yang tidak diketahui. Apabila hasil bagi dan salah satu suku diketahui,
maka suku lain dapat dicari dengan pembagian.
Hukum-hukum pembagian :
a) Hukum Bilangan Nol
0 : a = 0
a : 0 = 0
0 : 0 = 0
b) (a : b) x c = a : (b : c)
Syarat : b faktor dari a dan c factor dari b
c) Hukum Distributif (a + b) : c = (ac) + (
bc)
Syarat : c faktor dari a dan b
d) (a : b) : c = (a : c) : b
Syarat ; b dan c faktor-faktor dari a
e)ac
< bc
; Syarat : a > b ; c factor dari a dan b
5) Penarikan Akar
Bila a2=16 , a disebut bilangan pokok. Mencari bilangan pokok dimana hasil
perpangkatan dan pangkatnya diketahui dinamakan penarikan akar. a2=16 sama
artinya dengan ± √16 = a. Dengan rumus yang :n√c = a sama artinya dengan an = c
a disebut bilangan pokok
n pada n√❑ disebut eksponen akarn√c= a disebut kalimat penarikan akar.
Sifat-sifat Penarikan Akar :
a) Sifat Distributif terhadap perkalian3√a x b = 3√a x 3√b
b) Sifat distributif terhadap pembagian
3√ ab
= 3√a : 3√b = 3√a3√b
; b ≥ 0
c) √ab = ab :2= ab2
d) √ab = b : 2√a
e) √ 3√a = 2 x 3√a
f) (√a)c = √ac
g) Bilangan nol dalam penarikan akar a√0 = 0
2. Belajar dan Hasil Belajar
Belajar merupakan hal yang sangat penting dalam penyelengaraan pendidikan. Hal ini
menunjukkan bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pengajaran bergantung
pada bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Bagi siswa
belajar itu merupakan suatu proses dimana dalam proses tersebut siswa menggunakan
segala kemampuan mentalnya untuk mempelajari segala sesuatunya dan untuk
mencapai tujuan belajar. Belajar bukan sekedar menambah pengetahuan saja tapi
belajar juga merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan dalam
pribadi seseorang.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa belajar akan menimbulkan
perubahan pada individu yang belajar. Perubahan sebagai hasil belajar dapat
ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap
dan juga tingkah lakunya. Oleh karena itu tingkah laku orang yang belajar akan
berunah dubanding tingkah laku sebelum belajar. Seseorang yang belajar akan
berusaha untuk mengubah pengetahuan yang dimilikinya kemudian pengetahuannya
itu akan digunakan dalam situasi kehidupan sehari-hari.
Dalam pengertian yang umum, belajar merupakan sktifuatu aktifitas menimbulkan
perubahan yang relative permanaen sebagai akibat dari pengalaman dan latihan.
Belajar juga dapat dihasilkan melalui kegiatan-kegiatan meniru hal-hal yang diamati
dari lingkungannya ; misalnya : seseorang yang belajar bagaimana cara menggunakan
pisau dan garpu, maka cara yang sangat efektif untuk melakukannya adalah melalui
peniruan perilaku orang-orang yang sedang menggunakan pisau dan garpu.
Dalam melakukan kegiatan belajar biasanya terjadi pemahaman dan penguasaan
terhadap materi yang diberikan. Pemahaman dan penguasaan ini disebut dengan hasil
belajar. Pada hakekatnya hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan
pada diri siswa setelah mengalami proses belajar.
Hasil belajar merupakan factor penting dalam pendidikan, hasil belajar tidak hanya
berupa nilai, tes formatif, maupun ulangn harian. Akan tetapi ada hasil belajar lain
yang sangat penting dalam proses pendidikan yaitu pengetahuan, kepribadian,
motivasi, kedisiplinan serta sikap siswa terhadap pelajaran yang diberikan.
Hasil belajar dapat diketahui melalui proses pengukuran atau evaluasi. Evaluasi hasil
belajar merupakan usaha untuk mendapatkan informasi tentang siswa baik mengenai
kemampuan kognitif, kemampuan afektif maupun kemampuan psikomotor. Dalam
evaluasi atau pengukuran, tes merupakan alat yang penting disamping alat lain seperti
observasi, wawancara, angket dan lainnya. Dalam proses belajar mengajar di sekolah
biasanya seorang guru tidak terlepas dari penggunaan alat tes untuk mengevaluasi
hasil belajar siswa. Dengan kata lain hanya tes yang paling layak untuk mengetahui
sejauh mana tujuan dapat tercapai.
3. Matematika
Matematika mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan tehnologi. Hal ini pula yang menyebabkan matematika dijadikan
sebagai salah satu pelajaran pokok di sekolah, agar siswa memiliki kemampuan nalar
yang tinggi dan berfikir logis serta dapat menggunakan matematika dan pola pikir
matematika dalam kehidupan sehari-hari dan mempelajari berbagai ilmu
pengetahuan.
B. Penyusunan Kerangka Berpikir
Dalam kajian di atas, terlihat betapa pentingnya kemampuan aritmetika untuk kelancaran
terselenggaranya proses belajar mengajar. Kurangnya kemampuan aritmetika siswa dapat
menjadi suatu hambatan bagi guru dalam menanamkan pengertian atau konsep-konsep
matematika yang membutuhkan kemampuan aritmetika sebagai dasarnya.
Dalam pengajaran matematika, aritmetika yang meliputi pembahasan tentang bilangan
dan operasi-operasinya, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan
penarikan akar merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh siswa sejak
Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Meskipun hanya merupakan salah
satu cabang dari matematika, aritmetika ada pada setiap bagian dalam matematika.
Aritmetika digunakan untuk mempelajari aljabar, geometri, peluang, trigonometri,
statistika dan lain-lain.
Sebagai konsep dasar , aritmetika sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan soal-soal yang
membutuhkan keterampilan aritmetika, baik yang bersifat dasar maupun aplikasi. Hal ini
berarti, siswa yang menguasai suatu konsep baru dalam matematika, tidak akan
memberikan hasil yang memuaskan jika tidak didukung oleh kemampuan aritmetika yang
baik. Pada saat evaluasi misalnya, soal-soal yang diberikan memerlukan keterampilan
aritmetika untuk menyelesaikannya, karena siswa tidak mempunyai keterampilan yang
dibutuhkan ini, tentunya akan mendapat hasil yang buruk dari evaluasi tersebut, padahal
hasil evaluasi merupakan cermin keberhasilan proses belajar mengajar.
Tetapi pada kenyataannya, proses belajar mengajar matematika di Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas seringkali mengalami hambatan, karena siswa tidak dapat memahami
konsep yang berhubungan dengan aritmetika, sehingga waktu tersita hanya untuk
mengulang ulang materi aritmetika yang seharusnya telah dikuasai siswa sejak Sekolah
Dasar dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Untuk itu, aritmetika perlu mendapat penekanan sejak awal mempelajari konsep-konsep
dalam matematika, sehingga proses belajar matematika dapat berjalan lancer dan tercapai
tujuan yang telah ditetapkan semula. Sehinggadiduga terdapat pengaruh antara
kemampuan aritmetika dengan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan
barisan dan deret.
C. Pengajuan Hipotesis
Dengan memperhatikan masalah-masalah di atas dapat dirumuskan suatu hipotesis
penelitian sebagai berikut :
Ho : Terdapat pengaruh antara kemampuan aritmetika dengan hasil belajar
matematika siswa pada pokok bahasan barisan dan deret.
H1 : Tidak terdapat pengaruh antara kemampuan aritmetika dengan hasil belajar
matematika siswa pada pokok bahasan barisan dan deret.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat kemampuan aritmetika siswa.
2. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan barisan
dan deret.
3. Untuk mengetahui apakah kemampuan aritmetika merupakan prasyarat yang
harus dikuasai siswa dalam belajar matematika pada pokok bahasan barisan
dan deret.
4. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan aritmetika dengan hasil belajar
matematika siswa pada pokok bahasan barisan dan deret.
b. Bilangan Pecahan
Bilangan pecahan adalah bilangan rasional yang bisa disajikan dalam bentuk desimal
( angka belakang koma bukan nol semuanya ) apakah terbatas atau periodic terbatas.
Operasi Bilangan Pecahan :
1) Penjumlahan
a) Penjumlahan dua pecahan yang mempunyai penyebut yang sama adalah
menjumlahkan pembilang-pembilang pecahan tersebut dan penyebutnya
merupakan persekutuan penyebut.
ab
+ cb
= a+c
b dengan a, b, c bilangan bulat dan b ≠ 0 .
b) Penjumlahan dua pecahan yang mempunyai penyebut yang berbeda diperoleh
dengan menulis pecahan dengan sebuah persekutuan penyebut.
ab
+ cd
= adbd
+ bcbd
= ad+bc
bd dengan a, b, c, dan d bilangan bulat, b dan d ≠ 0 .
Sifat-sifat penjumlahan pecahan :
a) Sifat Komutatif
ab
+ cd
= cd
+ ab
; b dan d ≠ 0
b) Sifat Asosiatif
( ab
+ cd
¿ + pq
= ab
+ ( cd
+ pq
) ; b, d dan q ≠ 0
c) Bilangan nol dalam pecahan
0a
= 0 dan a0
= tidak didefinisikan
2) Pengurangan
a) Pengurangan dua pecahan yang mempunyai penyebut yang sama adalah
mengurangkan pembilang-pembilang pecahan tersebut dan penyebutnya
merupakan persekutuan penyebut.
ab
- cb
= a−c
b dengan a, b, c bilangan bulat dan b ≠ 0 .
b) Pengurangan dua pecahan yang mempunyai penyebut yang berbeda diperoleh
dengan menulis pecahan dengan sebuah persekutuan penyebut.
ab
- cd
= adbd
- bcbd
= ad−bc
bd dengan a, b, c, dan d bilangan bulat, b dan d ≠ 0.
Sifat-sifat komutatif dan asosiatif tidak berlaku pada pengurangan pecahan.
3) Perkalian
Perkalian dua pecahan adalah sebuah pecahan yang pembilangnya adalah hasil
kali kedua pembilang dan penyebutnya adalah hasil kali kedua penyebut.
ab
x cd
= a x cb xd
= acbd
dengan a, b, c, dan d bilangan bulat, b dan d ≠ 0.
Sifat-sifat perkalian pecahan :
a) Sifat Komutatif
ab
x cd
= cd
x ab
; syarat b dan d ≠ 0.
b) Sifat Asosiatif
(ab
x cd
¿ x fg
= ab
x (cd
x fg
) ; syarat b, d dan g ≠ 0.
c) Sifat Distributif
ab
x (cd
+ fg
) = (ab
x cd
¿ + (ab
x fg
¿
ab
x (cd
- fg
) = (ab
x cd
¿ - (ab
x fg
¿ ; syarat b, d dan g ≠ 0.
d)ab
x 1 = 1 x ab
= ab
; syarat b ≠ 0.
e)ab
x ba
= 1 ; syarat a dan b ≠ 0 .
4) Pembagian
Untuk membagi dua pecahan, kalikan pecahan pertama dengan kebalikan dari
pecahan yang kedua.
ab
÷ cd
= ab
x dc
= adbc
dengan a, b, c, dan d bilangan bulat dan cd
≠ 0.
5) Penarikan Akar
Bila a2=25
9 , a disebut bilangan pokok. Mencari bilangan pokok dimana hasil
perpangkatan dan pangkatnya diketahui dinamakan penarikan akar, a2=25
9 sama
artinya dengan ± √ 259
= a.
Dengan Rumus :
n√ ab
= n√an√b
n pada n√❑ disebut eksponen akar
4. Barisan dan Deret
Barisan adalah urutan bilangan yang mengikuti pola-pola tertentu salah satu contoh
yang paling sederhana adalah 1, 2, 3, 4, r5, ……………, dimana bilangan-bilangan
akan bertambah satu setiap waktu. Deret berbeda dengan barisan, deret merupakan
jumlah dari bilangan-bilangan dalam sebuah barisan. Misalnya barisan 3, 5, 7, 9,
11… memiliki deret 3 + 5 + 7 + 9 + 11.
Secara umum dapat dituliskan berikut ini.
Jika u1, u2, u3, …… un adalah suku-suku suatu barisan, maka deret yang bersesuaian
dengan barisan tersebut adalah u1 + u2 + u3 + …… un.
a. Barisan dan deret aritmetika
1) Barisan aritmetika
Menurut Johanes. et. al. barisan aritmetika adalah barisan bilangan yang selisih
dua suku berurutan adalah tetap. Selisih yang tetap tersebut disebut dengan beda
dan disimbolkan dengan b.
Contoh :
Barisan : 1, 4, 7, 10, ……28, 31 adalah barisan aritmetika, karena selisih
(beda) dua suku berurutan selalu tetap, yaitu 4-1 = 7-4 = 10-7 = 3
Barisan : 1, 3, 8, 15, ……,35, 48 adalah bukan baeisan aritmetika, karena
selisih (beda) dua suku berurutan tidak tetap, yaitu 3-1 ≠ 8-3 ≠ 15-8
Rumus suku ke-n ( un )
Jika sebuah barisan : u1, u2, u3, …… un adalah barisan aritmetika dengan
beda = b, suku pertama u1 = a, maka :
u2 = u1 + b = a + b
u3 = u2 + b = ( a + b ) + b = a + 2b
u4 = u3 + b = ( a + 2b) + b = a + 3b
un = un-1 + b = ( a + ( n-2 ) b ) + b
un = a+ (n−1 ) b b
Keterangan : un : suku ke-n
a : suku pertama
b : beda/selisih
b = u2 – u1 = u4 – u3 = un – un-1
Contoh :
Barisan : 4, 9, 14, 19, ……, a = 4 , b = 9-4 = 14-9 = 5
Un = 4 + ( n -1 ) 5
Un = 4 + 5n – 5
Un = 5n – 1
Rumus suku ke-n Un = 3n + 2
U1 = 3.1 + 2 = 5
U2 = 3.2 + 2 = 8
U3 = 3.3 + 2 = 11
U4 = 3.4 + 2 = 14
2) Deret aritmetika
Misal u1, u2, u3, …., un = sn adalah barisan aritmetika, maka u1 + u2 + u3 + … +
un = sn adalah deret aritmetikanya, maka :
s1 = u1 , s2 = u1 + u2 , s3 = u1 + u2 + u3…. Dan seterusnya. Jika un = a + ( n-1 ),
maka deret aritmetika dapat dibentuk menjadi :
a + (a+b) + (a+2b) + (a+3b) + ………………. + (a+(n-a)b) + (a+(n-1)b)
Rumus jumlah n suku pertama
Jika penjumlahan n suku pertama dinotasikan dengan sn maka diperoleh :
Sn = a +(a+b) +(a+2b) + …. +(a+(n-2)b)+(a+(n-1)b)
Sn = (a+(n-1) +(a+(n-2)b) +(a+(n-3)b) + …. +(a+b) + a _
2Sn= 2a+(n-1)b +2a+(n-1)b) +2a+(n-1)b) + …. +2a+(n-1)b +2a+(n-1)b
2Sn= n {2a+ (n−1 ) b }
Sn = n2
{2a+ (n−1 ) b }
Sn = n2
{2a+ (n−1 ) b } atau Sn = n2
(a+un )
Keterangan : a : suku pertama
b : beda
b = u2 – u1 = u4 – u3 = un – un-1
Contoh :
Barisan : 1+5+9+13+……., merupakan deret aritmetika dengan suku pertama
a = 1 dan beda = 4. Tentukam jumlah 10 suku pertama
Sn = n2
{2a+ (n−1 ) b }
S10 = 102
{2.1+(10−1 ) 4 }
= 5 ( 2 + 9.4 )
= 5 ( 2 + 36 )
= 5 (38)
S10 = 190.