audit internal

Upload: bintang-nugraheka

Post on 04-Oct-2015

46 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

abcde

TRANSCRIPT

Slide 1

lAUDIT INTERNALKERTAS KERJAANGGOTA KELOMPOK 7 Bintang NugrahekaDita MuktiningtyasMalihatus SolihahLuluk SidomuktiRiana Puspita W.PENGERTIAN KERTAS KERJAKertas Kerja (working paper) mendokumentasikan audit. Kertas kerja berisi catatan informasi yang diperoleh dan analisis yang dilakukan selama proses audit. Kertas kerja disiapkan sejak saat auditor pertama kali memulai penugasannya hingga mereka menelaah tindakan perbaikan dan mengakhiri proyek audit.Rencana audit, termasuk program audit.Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas sistem control internal.Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai.Penelaahan kertas kerja oleh penyelia.Laporan audit.Tindak lanjut dari tindakan perbaikan.

Kertas kerja berisi dokumentasi atas langkah-langkah berikut ini dalam proses audit:

FUNGSI KERTAS KERJA AUDITKKA sebagai dasar pemberian opini audit atas laporan keuanganKKA sebagai dasar bagi auditor untuk mengambil kesimpulan dan menunjukan kompetensi hasil audit yang dilakukannyaKKA sebagai dasar supervisi dan evaluasi pekerjaan yang dilakukan anggota tim.KKA sebagai panduan dalam melaksanakan audit tahun-tahun berikutnyaSYARAT-SYARAT KERTAS KERJA AUDIT

LengkapTelitiRingkasJelasRapi

TUJUAN PEMBUATAN KERTAS KERJAMendukung pendapat auditor atas laporan keuangan auditan.Menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya.Mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap audit.Memberikan pedoman dalam audit berikutnya.

Hal yang Diperhatikan dalam Menyusun Kertas Kerja

DokumentasiRingkasan Kertas KerjaPemberian Indeks dan Referensi SilangKertas Kerja Pro FormaPenelaahan Kertas Kerja oleh PenyeliaMenulis di Kertas Kerja saat Audit BerlangsungPenyimpanan Kertas KerjaKepemilikan Kertas Kerja

1. DokumentasiKertas kerja bisa mencakup antara lain:Perencanaan dokumen dan program audit.Kuesioner induk, bagan alir, daftar pemeriksaan, dan hasil-hasil evaluasi kontrol.Catatan wawancaraBagan organisasi, pernyataan kebijakan dan prosedur, serta deskripsi kerja.Salinan kontrak-kontrak dan perjanjian penting.Surat konfirmasi dan representasi.Foto, diagram, dan tampilan grafis lainnya.Uji dan analisis transaksi.Hasil-hasil prosedur penelaahan analitis.Laporan audit dan jawaban manajemen.Korespondensi audit yang relevan.

2. Ringkasan Kertas KerjaProses pembuatan ringkasan menyediakan pandangan menyeluruh yang objektif. Ringkasan bisa mengembalikan ingatan ke fakta-fakta yang ada. Ringkasan membantu menempatkan temuan dalam perspektif yang wajar. Ringkasan memfokuskan pada hal yang penting dan relevan secara tepat. Auditor yang secara periodik meringkas temuan mereka, yang buruk maupun yang baik, memegang kendali atas penugasan audit mereka.Ringkasan juga bermanfaat dalam menghubungkan kelompok-kelompok kertas kerja yang terkait dengan satu hal tertentu. Ringkasan dapat memberikan alur yang berurutan dan logis untuk berbagai kertas kerja yang saling terkait dan dapat memfasilitasi penelaahan atas bagian-bagian penugasan tertentu3. Pemberian Indeks dan Referensi Silang

Pemberian indeks silang yang baik memiliki beberapa tujuan. Pertama, menyederhanakan penelaahan kertas kerja oleh penyelia. Meskipun auditor internal memiliki semua fakta yang relevan mengenai suatu masalah dengan jelas, hubungan antara fakta-fakta tersebut mungkin tidak jelas bagi orang lain. Referensi harus dengan mudah menuntun penelaah ke fakta-fakta terkait pada bagian lain kertas kerja. Kedua, referensi silang memudahkan jalan bagi auditor berikutnya yang menggunakan kertas kerja untuk penelaahan tindak lanjut. Ketiga, referensi silang menyederhanakan penelaahan berikutnya atas kertas kerja. Dan keempat, referensi silang meningkatkan hasil akhir: laporan audit internal.

4. Kertas Kerja Pro Forma

Anggaran dan skedul sering kali digabungkan karena auditor ingin menghemat penyajian kertas kerja. Beberapa organisasi audit telah membuat aturan kertas kerja yang mengandung informasi standar, yang mengingatkan auditor hal-hal penting yang akan dicakup dalam audit. Sebuah organisasi audit membuat semacam kertas kerja pro forma yang bisa membantu.

5. Penelaahan Kertas Kerja oleh PenyeliaSebagaimana pada banyak aktivitas lainnya, kontrol terbaik adalah pengawasan oleh penyelia yang memiliki pengetahuan lebih. Penelaahan ini harus dibuktikan pada setiap kertas kerja menggunakan nama atau inisial penyelia dan tanggal penelaahan. Pertanyaan yang muncul harus tercakup dengan setiap kelompok kertas kerja yang berhubungan, dan kertas kerja tersebut tidak boleh dianggap selesai hingga pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab dengan jawaban yang memuaskan penyelia.

6. Menulis di Kertas Kerja saat Audit Berlangsung

Tulisan awal tentang tujuan, latar belakang, kontrol, sasaran, dan lingkup bisa dibuat segera setelah auditor melakukan penelaahan awal atas operasi. Mereka tidak harus menunggu hingga audit atas segmen tersebut selesai. Bila menunggu seperti ini maka pekerjaan menjadi terlalu berat dan banyak fakta yang menjadi kabur dalam pikiran mereka. Temuan bisa diringkas segera setelah pengujian dilakukan. Hasil-hasilnya kemudian segera bisa digunakan dalam diskusi dengan klien. Dalam beberapa organisasi bahan-bahan yang akan dipertimbangkan untuk laporan audit juga dikonstruksikan dan mungkin perlu ditelaah dengan klien pada saat tersebut. Hal ini khususnya bermanfaat jika klien telah mulai mengimplementasikan rekomendasi auditor.

7. Penyimpanan Kertas Kerja

Bila kertas kerja mengandung dokumentasi atau bahan-bahan lainnya yang akan terus digunakan, maka bagian kertas kerja tersebut harus dibawa ke kertas kerja tahun ini. Ketentuan kontraktual atau hukum mungkin harus disimpan. Oleh karena itu, prosedur dan jadwal untuk departemen audit internal harus disiapkan oleh kepala bagian audit dan disetujui oleh penasihat hukum.

8. Kepemilikan Kertas Kerja

Hak pihak luar terhadap kertas kerja audit internal belum pernah ditetapkan dengan jelas secara hukum. Pada umumnya permintaan oleh badan pemerintahan diizinkan oleh pengadilan atau dijelaskan dalam kontrak. Permintaan oleh orang atau organisasi tertentu masih merupakan perdebatan di antara beberapa aturan yang ada. Juga, sifat bukti yang diminta akan memengaruhi bisa tidaknya kertas kerja dilihat oleh pihak luar. Keseluruhan masalah ini diperparah dengan adanya fakta bahwa dalam beberapa kasus hak akses ditentukan melalui pengadilan dan bukan pengadilan banding, sehingga bisa menyebabkan penerapan yang tidak konsisten.