atribut pemangku kepentingan
TRANSCRIPT
AtributPemangku
Kepentingan
Taufik RahmanLingkar
Studi
CSR
www.csrindonesia.comPelatihan Pemetaan Pemangku Kepentingan
Bogor, 19-20 Mei 2010
ViewView Position on BusinessPosition on Business’’ Role in SocietyRole in Society
ClassicalClassical Pure profitPure profit--making viewmaking view: business has lower : business has lower Standards of ethics than society and no social Standards of ethics than society and no social responsibility other than obedience to lawresponsibility other than obedience to lawConstrained profitConstrained profit--making viewmaking view: business : business should maximize shareholder wealth, obey the should maximize shareholder wealth, obey the law, and be ethicallaw, and be ethical
StakeholderStakeholder Socially aware viewSocially aware view: business should be : business should be sensitive to potential harms of its actions on sensitive to potential harms of its actions on various stakeholder groupsvarious stakeholder groupsSocial activismSocial activism: business must use its vast : business must use its vast resources for social goodresources for social good
Peran Bisnis di Masyarakat
Lantos, G. 2002. The Ethicality of Altruistic Corporate Social Responsibility.Journal of Consumer Marketing, Vol. 19/3
EntrepreneurialEntrepreneurialInventionInvention
HubunganHubungan Perusahaan Perusahaan dengandenganPemangkuPemangku KepentingannyaKepentingannya
Understanding evolvingUnderstanding evolvingneeds in societyneeds in society
RESOURCESRESOURCES
CustomersCustomersSocietySociety EmployeesEmployees ShareholdersShareholders
SocietalSocietalImpactImpact
Products &Products &ServicesServices
WorkingWorkingConditionsConditions FinancialFinancial
RESULTSRESULTSCompetitive Competitive AdvantageAdvantage
DistinctiveDistinctiveCompetenciesCompetencies
REPUTATIONREPUTATION
RESOURCESRESOURCES
STAKEHOLDERSSTAKEHOLDERS
Schwarz, P. and Gibb, P. 1999. When Good Companies do Bad Things: Responsibility and Risk in an Age of Globalization. John Wiley and Sons, Inc. New York.
4
TipologiTipologi
PemangkuPemangku
KepentinganKepentingan
(1)(1)
Mitchell, R., Agle, B. and Wood, D. 1997. Toward a Theory of Stakeholder Identification and Salience: Defining the Principle of Who and What Really Counts. Academy of Management Review, Vol. 22/4.
Tipologi
Pemangku
Kepentingan
(2)
PROXIMITY
PROXIMITY
LEGITIM
ACY
LEGITIM
ACY
URGEN
CY
URGEN
CYPOWERPOWER
33 33
33 33
112211
2222
11 22
44
11
0 = Bukan Pemangku Kepentingan
1 = Pemangku Kepentingan Laten
2 = Pemangku Kepentingan yang Berharap
3 = Pemangku Kepentingan yang Definitif
4 = Pemangku Kepentingan Primer
Sumber: Mitchell, et al., 1997, Toward a Theory of Stakeholder Identification and Salience; Driscoll dan Starik, 2004, The Primordial Stakeholder; Haigh dan Griffiths, 2007, The Natural Environment as Primary Stakeholder
LEGITIM
ACY
LEGITIM
ACY
URGEN
CY
URGEN
CYPOWERPOWER
ATRIBUT PENGARUH PK KEPADA PERUSAHAAN/MEMPENGARUHI
PROXIM
ITY
PROXIM
ITY
PROXIM
ITY
REAL REAL IMPACT
IMPACT
ATRIBUT PENGARUH PERUSAHAAN KEPADA PK/
Dipengaruhi
Analisis
Atribut Pemangku
Kepentingan
• Atribut
pemangku
kepentingan
tidaklah
merupakan
oposisi
biner
ada
vs. tidak
ada
(antara
0 dan
1),
melainkan
selalu
dalam
kondisi
bertingkat
(mis. antara
1‐3).
• Penentuan
derajat
atau
skala
(tinggi
[3], sedang
[2] dan
rendah
[1]) ditentukan
sesuai
dengan
kompleksitas
konteks
(mis. lokasi
dan
jenis
industri) dan
isu.
• Analisis
dilakukan
dalam
kerangka
pembinaan
hubungan dengan pemangku kepentingan (stakeholder
engagement).
Analisis
Atribut
Mempengaruhi
(1)
Mitchell, R., Agle, B. and Wood, D. 1997. Toward a Theory of Stakeholder Identification and Salience: Defining the Principle of Who
and What Really Counts. Academy of Management Review, Vol. 22/4.
Power: Kemampuan pemangku kepentingan (PK) memengaruhi perusahaan dengan menggunakan bentuk-bentuk pemaksaan (ekonomi, kekerasan, dll) yang legal maupun ilegal:
•Mengganggu operasi dengan konsekuensi biaya/waktu yang ringan [diberi nilai 1/rendah].
•Mengganggu operasi dengan konsekuensi biaya/waktu yang signifikan
[diberi nilai 2/sedang].
•Mematikan perusahaan, menghentikan operasi, ataupun menghambat pencapaian tujuan operasi [diberi nilai 3/tinggi].
Analisis
Atribut
Mempengaruhi
(2)
Mitchell, R., Agle, B. and Wood, D. 1997. Toward a Theory of Stakeholder Identification and Salience: Defining the Principle of Who
and What Really Counts. Academy of Management Review, Vol. 22/4.
Legitimacy: Sumber-sumber yang dipergunakan PK untuk mendukung eksistensi dan klaim yang diusungnya, yang bisa berasal dari hukum positif, kebenaran ilmiah, maupun norma yang berlaku di masyarakat (hukum adat, kolektivitas, hukum agama, dsb.):
•Basis legitimasi hanya dari salah satu sumber (hukum positif, kebenaran ilmiah atau norma masyarakat)
[diberi nilai 1/rendah].
•Basis legitimasi berasal dari dua sumber, dengan setidaknya salah satu basis yang kuat
[diberi nilai 2/sedang].
•Basis legitimasi berasal dari ketiga sumber, dengan setidaknya dua basis yang kuat [diberi nilai 3/tinggi].
Analisis
Atribut
Mempengaruhi
(3)
Mitchell, R., Agle, B. and Wood, D. 1997. Toward a Theory of Stakeholder Identification and Salience: Defining the Principle of Who
and What Really Counts. Academy of Management Review, Vol. 22/4.
Urgency: Kemendesakan penyelesaian isu yang diangkat oleh pemangku kepentingan terhadap perusahaan:
•Mempunyai potensi untuk klaim, tapi belum pernah dinyatakan [diberi nilai 1/rendah].
•Pernah mempunyai klaim tanpa ada batasan waktu, atau waktu penyelesaian yang panjang
[diberi nilai 2/sedang].
•Pernah mempunyai klaim dengan batasan waktu yang jelas dan relatif singkat [diberi nilai 3/tinggi].
Analisis
Atribut
Dipengaruhi
(1)
Mitchell, R., Agle, B. and Wood, D. 1997. Toward a Theory of Stakeholder Identification and Salience: Defining the Principle of Who
and What Really Counts. Academy of Management Review, Vol. 22/4.
Proximity: Kedekatan geografis antara ruang hidup PK (yang mencakup tempat serta ruang yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya) sesuai dengan konteks operasi perusahaan :
• Lingkar 1, sangat dekat, mendapat berbagai pengaruh langsung [diberi nilai 3/tinggi]
• Lingkar 2, cukup dekat, mendapat berbagai pengaruh tidak langsung [diberi nilai 2/sedang]
• Lingkar 3, jauh, mendapat sedikit pengaruh tidak langsung [diberi nilai 1/rendah]
Analisis
Atribut
Dipengaruhi
(2)
Diolah
dari
Penelitian
A+ CSR Indonesia
Real Impact: Dampak-dampak yang diterima oleh PK atas eksistensi dan operasi perusahaan baik secara positif maupun negatif. Tiga variabel pokok dampak: sosial, ekonomi dan lingkungan.
•Terkena 3 dampak (sosial+ekonomi+lingkungan) baik secara positif maupun negatif [diberi nilai 3/tinggi].
•Terkena 2 dampak (sosial+ekonomi atau sosial+lingkungan atau ekonomi+lingkungan) baik secara positif maupun negatif
[diberi nilai 2/sedang]
•Terkena 1 dampak (sosial/ekonomi/lingkungan) baik secara positif maupun negatif [diberi nilai 1/rendah].
Analisis
Atribut
Dipengaruhi
(3)
Diolah
dari
Penelitian
A+ CSR Indonesia
Vulnerability. Kerentanan pemangku kepentingan ketika berhubungan dengan perusahaan.
Tiga variabel pokok: personal seperti masalah pendidikan, kesehatan, terkena bencana, dan masalah pribadi; kultural seperti kemiskinan yang disebabkan oleh alasan kultur (mis. malas, etos kerja rendah); struktural seperti kerentanan secara ekonomi karena ketimpangan akses, tidak mendapatkan kesempatan, alasan politik, dan diskriminasi gender.
•Rentan dalam 3 hal (personal+kultural+struktural) [diberi nilai 3/tinggi].
•Rentan dalam 2 hal (personal+kultural atau personal+struktural atau kultural+struktural) [diberi nilai 2/sedang].
•Rentan dalam 1 hal (personal atau kultural atau struktural) [diberi nilai 1/rendah].
Analisis
Sikap
Pemangku
Kepentingan
Diolah
dari
Penelitian
A+ CSR Indonesia
• Pro: Sikap mendukung dan berpihak.
• Netral: Dibedakan menjadi:
Netral-positif (netral dengan kecenderungan mendukung/berpihak);
Netral-kritis (netral namun kritis dan objektif, apabila memang pihak tertentu dinilai benar maka akan didukung dan sebaliknya bila salah akan ditentang);
Netral-negatif (netral dengan kecenderungan kontra).
• Kontra: Sikap menentang atau anti.
Analisis
Pandangan Pemangku
Kepentingan
Diolah
dari
Penelitian
A+ CSR Indonesia
• Mendukung atau setuju dengan kegiatan perusahaan. (pro dan netral positif)
• Mendukung tapi dengan syarat tertentu seperti syarat ketaatan hukum, manfaat ekonomi, pengelolaan lingkungan, dan perhatian pada aspek sosial. (netral kritis)
• Menolak berarti cenderung kepada anti. Umumnya berkaitan dengan masalah ketimpangan dan ketidakadilan sosial, ekonomi dan politik, kinerja lingkungan dan tingkat penghormatan kepada HAM. (netral negatif dan kontra)
Analisis
Orientasi Pemangku
Kepentingan
Diolah
dari
Penelitian
A+ CSR Indonesia
• Orientasi Kepentingan menunjuk pada arah kecenderungan kepentingan tertentu (isu yang diusung) dari pemangku kepentingan.
• Umumnya terdapat 5 kategori utama orientasi kepentingan:
• Ekonomi• Sosial• Politik• HAM• Lingkungan
Terima
Kasih
Taufik Rahman
Lingkar
Studi
CSR/A+ CSR Indonesia
Jalan
Danau
Sentani
Nomor
9
Bogor 16144, +62‐251‐8336349
www.csrindonesia.com
personal email: [email protected]
selular: +62812 940 2785