asuhan keperawatan gastritis

33
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam tubuh manusia banyak terdap system yang saling kerja sama dalam mempertahnkan kehidupan. Sistem pencernaan merupakan salh satu system yang penting dalam tubuh karena hasilnya nanti berupa energi yang sangat pentinng dalam proses metabolisme dan kelangsungan hidu setiap sel di tubuh. Dalam system pencernaan banyak organ-organ yang penting, salah satunya adalah lambung. Di Lambung nantinya terjadi pemecahan dan penyerapan karbohidrat dan lapisan ukosa lambung menghasilkan asam lambung (HCL) yang dalam kadar normalnya fungsinya sangat penting. Lambung (gaster) bisa mengalami kelainan seperti peradangan pada dinding lambung (gastritis) jika pola hidup seperti pola makan dan diet yang tidak normal attau mengkonsumsi jenis obat-obatan bisa mengakibatkan gastritis atau maag. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai diklinik Penyakit Dalam ( IPD jilid II Edisi 3)Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri ( Patofisiologi Sylvia & Wilson) dan ± 80 – 90% yang dirawat di ICU menderita gastritis akut. 1

Upload: septia-rahmad-m

Post on 20-Jun-2015

10.803 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: asuhan keperawatan gastritis

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam tubuh manusia banyak terdap system yang saling kerja sama dalam

mempertahnkan kehidupan. Sistem pencernaan merupakan salh satu system yang

penting dalam tubuh karena hasilnya nanti berupa energi yang sangat pentinng

dalam proses metabolisme dan kelangsungan hidu setiap sel di tubuh.

Dalam system pencernaan banyak organ-organ yang penting, salah satunya

adalah lambung. Di Lambung nantinya terjadi pemecahan dan penyerapan

karbohidrat dan lapisan ukosa lambung menghasilkan asam lambung (HCL) yang

dalam kadar normalnya fungsinya sangat penting.

Lambung (gaster) bisa mengalami kelainan seperti peradangan pada

dinding lambung (gastritis) jika pola hidup seperti pola makan dan diet yang tidak

normal attau mengkonsumsi jenis obat-obatan bisa mengakibatkan gastritis atau

maag.

Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai

diklinik Penyakit Dalam ( IPD jilid II Edisi 3)Gastritis akut merupakan penyakit

yang sering ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri ( Patofisiologi

Sylvia & Wilson) dan ± 80 – 90% yang dirawat di ICU menderita gastritis akut.

Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan harus memahami dan

memberikan peran dan asuhan yang tepat karena komplikasi dari gastrtits ini

cukup berbahaya dan bisa mengakibatkan kematian.

B. TUJUAN

1. TUJUAN UMUM

Untuk Memahhami Teoritis dan Asuhan Keperawatan dari Gastritis

2. TUJUAN KHUSUS

a. Untuk memahami teoritis dari Gastritis ( Defenisi, Etiologi, Patofisiologi,

Manifestasi Klinis, Komplikasi, Pemeriksaan Fisik dan WOC)

b. Untuk memahami dan mengetahui asuhan keperawatan yang tepat untuk

penderita gastritis

c. Untuk memahami tugas yang diberikan dosen pembimbing

1

Page 2: asuhan keperawatan gastritis

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. DEFENISI

1. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung ( Kapita Selecta Kedokteran,

Edisi Ketiga hal 492)

2. Gastritis adalah segala radang mukosa lambung ( Buku Ajar Ilmu

Bedah ,Edisi  Revisi hal 749)

3. Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa

lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local (Patofisiologi,

Sylvia A Price hal 422)

4. Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa

lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-

sel radang pada  daerah tersebut. ( Imu Penyakit Dalam Jilid II)

5. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Mansjoer Arif, 1999, hal :

492)

6. Gastritis adalah inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa

gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 181).

7. Gastritis adalah peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan

berkembang dipenuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138).

Jadi gastritis itu adalah Suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut

dengan kerusakan erosi. Erosif  karena perlukaan hanya pada bagian mukosa.

bentuk berat dari gastritis ini adalah gastritis erosive atau gastritis hemoragik.

Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajad dan terjadi erosi yang berarti

hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat. Gastritis dibagi

menjadi 2 yaitu :

1. Gastritis akut

2

Page 3: asuhan keperawatan gastritis

Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis

akut erosif. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung yang

akut dengan kerusakan-kerusakan erosif. Disebut erosif apabila kerusakan yang

terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis.

2. Gastritis kronis

Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung

yang menahun (Soeparman, 1999, hal : 101). Gastritis kronis adalah suatu

peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang berkepanjangan yang

disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri

helicobacter pylori (Brunner dan suddart) Klasifikasi gastritis kronis berdasarkan :

1. Gambaran hispatology

Gastritis kronik superficial

Gastritis kronik atropik

Atrofi lambung

Metaplasia intestinal

Perubahan histology kalenjar mukosa lambung menjadi kalenjar-kalenjar

mukosa usus halus yang mengandung sel goblet.

b. Distribusi anatomi

Gastritis kronis korpus ( gastritis tipe A)Sering dihubungkan dengan

proses autoimun dan berlanjut menjadi anemia pernisiosa karena terjadi

gangguan absorpsi vitamin B12 dimana gangguan absorpsi tersebut

disebabkan oleh kerusakan sel parietal yang menyebabkan sekresi asam

lambung menurun.

Gastritis kronik antrum (gastritis tipe B) Paling sering dijumpai dan

berhubungan dengan kuman Helicobacter pylori

Gastritis tipe AB Anatominya menyebar keseluruh gaster dan

penyebarannya meningkat seiring bertambahnya usia

3

Page 4: asuhan keperawatan gastritis

B. ETIOLOGI

Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai

berikut :

Gastritis Akut

Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin

yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).

Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.

Gastritis juga dapat disebabkan oleh obat-obatan terutama aspirin dan obat anti

inflamasi non steroid (AINS), juga dapat disebabkan oleh gangguan

mikrosirkulasi mukosa lambung seperti trauma, luka bakar dan sepsis

(Mansjoer, Arif, 1999, hal : 492).

Gastritis Kronik

Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini

merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol,

dan merokok.

Penyebab lain adalah

Diet yang sombrono , makan terlau banyak, dan makan yang terlalu cepat dan

makan-makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme

Faktor psikologi Stress baik primer maupun sekunder dapat merangsang

peningkatan produksi asam-asam gerakan paristaltik lambung. Sterss juga

akan mendorong gerakan antara makanan dan dinding lambung menjadi

tambah kuat. Hal ini dapat menyebabkan luka pada lambung.

Stress berat (sekunder) akibat kebakaran, kecelakaan maupun pembedahan

sering pula menyebabkan tukak lambung akut. Infeksi bakteri Gastritis akibat

infeksi bakteri dari luar tubuh jarang terjadi sebab bakteri tersebut akan

terbunuh oleh asam lambung. Kuman penyakit atau infeksi bakteri penyebab

gastritis, umumnya berasal dari dalam tubuh penderita bersangkutan. Keadaan

ini sebagai wujud komplikasi penyakit yang telah ada sebelumnya

C. PATOFISIOLOGI

1. Gastritis Akut

Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat-

obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para yang

4

Page 5: asuhan keperawatan gastritis

mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus vagus)

yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di dalam lambung. Adanya

HCl yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan

anoreksia. Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel

epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi

produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa

lambung agar tidak ikut tercerna.

Respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi

diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel

yang memproduksi HCl (terutama daerah fundus) dan pembuluh darah.

Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat.

Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh

karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat

penurunan sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel

mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa

akibat erosi memicu timbulnya perdarahan. Perdarahan yang terjadi dapat

mengancam hidup penderita, namun dapat juga berhenti sendiri karena proses

regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah perdarahan.

2. Gastritis Kronis

Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi

iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak

sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental

dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL.

Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga

menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi

perdarahan serta formasi ulser.

Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini

menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel dan

muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu : destruksi kelenjar dan

metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap

iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster, misalnya dengan sel

5

Page 6: asuhan keperawatan gastritis

desquamosa yang lebih kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat maka

elastisitasnya juga berkurang.

Pada saat mencerna makanan, lambung melakukan gerakan peristaltik

tetapi karena sel penggantinya tidak elastis maka akan timbul kekakuan yang pada

akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya sel

mukosa pada lapisan lambung, sehingga akan menyebabkan kerusakan pembuluh

darah lapisan mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan

perdarahan. (Price, Sylvia dan Wilson, Lorraine, 1999 : 162) (www.google,

penyakit gastritis.com)

D. MANIFESTASI KLINIS

1. Gastritis akut erosive sangat bervariasi , mulai dari yang sangat ringan

asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus

yang sangat berat, gejala yang sangat mencolok adalah :

a. Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi

renjatan karena kehilangan darah.

b. Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis.

Keluhan – keluhan itu misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan dan

tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya.

c. Kadang – kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.

d. Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu- satunya gejala.

e. Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah samar

pada tinja dan secara fisis akan dijumpai tanda – tanda anemia defisiensi

dengan etiologi yang tidak jelas.

f. Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka

yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan

gejala gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat

dingin, takikardia sampai gangguan kesadaran.

2. Gastritis kronis

6

Page 7: asuhan keperawatan gastritis

a. Bervariasi dan tidak jelas

b. Perasaan penuh, anoreksia

c. Distress epigastrik yang tidak nyata

d. Cepat kenyang

E. PENATALAKSANAAN MEDIS

Pengobatan gastritis meliputi(Soeparman, 1999, hal : 96) :

1. Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi.

2. Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat dijumpai.

3. Pemberian obat-obat antasid atau obat-obat ulkus lambung yang lain.

Pada gastritis, penatalaksanaannya dapat dilakukan dengan (www.google penanganan

penyakit gastritis.com):

1. Gastritis akut

a. Instruksikan pasien untuk menghindari alkohol.

b. Bila pasien mampu makan melalui mulut diet mengandung gizi dianjurkan.

c. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral.

d. Bila perdarahan terjadi, lakukan penatalaksanaan untuk hemoragi saluran

gastromfestinal

e. Untuk menetralisir asam gunakan antasida umum.

f. Untuk menetralisir alkali gunakan jus lemon encer atau cuka encer.

g. Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau

perforasi.

h. Reaksi lambung diperlukan untuk mengatasi obstruksi pilorus.

2. Gastritis kronis

a. Dapat diatasi dengan memodifikasi diet pasien, diet makan lunak diberikan

sedikit tapi lebih sering.

b. Mengurangi stress

c. H. Pylori diatasi dengan antiobiotik (seperti tetraciklin ¼, amoxillin) dan

gram bismuth (pepto-bismol).

7

Page 8: asuhan keperawatan gastritis

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1 Endoskopi, khususnya gastroduodenoskopi. Hasil pemeriksaan akan

ditemukan gambaran mukosa sembab, merah, mudah berdarah atau terdapat

perdarahan spontan, erosi mukosa yang bervariasi.

1. Histopatologi.

2. Radiologi dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak begitu

memberikan hasil yang memuaskan.

3. EGD (Esofagogastriduodenoskopi) = tes diagnostik kunci untuk perdarahan

GI atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan / derajat ulkus jaringan /

cedera.

4. Minum barium dengan foto rontgen = dilakukan untuk membedakan diganosa

penyebab / sisi lesi.

5. Analisa gaster = dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah, mengkaji

aktivitas sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan asam hidroklorik dan

pembentukan asam nokturnal penyebab ulkus duodenal. Penurunan atau

jumlah normal diduga ulkus gaster, dipersekresi berat dan asiditas

menunjukkan sindrom Zollinger- Ellison

6. Angiografi = vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat

disimpulkan atau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan sirkulasi kolatera dan

kemungkinan isi perdarahan.

7. Amilase serum = meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga

gastritiS

G. KOMPLIKASI

1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna

bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock

hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi.

2. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin

B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa,

penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus

3. Perdarahan saluran cerna bagian atas dan Ulkus peptikum, perforasi dan

anemia karena gangguan absorbsi vitamin.

8

Page 9: asuhan keperawatan gastritis

9

Page 10: asuhan keperawatan gastritis

H. WOC (WEB OF CAUTION)

Obat-obatan AINS Makanan yang merangsang Diet yang tidak baik Stress Kuman

(Analgetik dan Anti Imfflamasi) (Pedas, Asam, Mgndng Gas) (Helicobacter pylorus)

Menghambat prostatglandin Menghambat sel epite lambung Lambung kosong Merangsang Nervus Vagus Menyerang mukosa lambung

Vasodilatasi di lapisan mukosa peningkatan produksi HCL Peradangan lapisan mukosa lambung

Produksi Mukus lambung turun iritasi dinding lambung

Proteksi lapisan mukosa turunPeradangan lapisan mukosa lambung

GASTRITIS AKUT

HCL meningkat Peradangan oleh Helicobacter pylorus

Sensasi Kenyang Iritasi Menekan refleks muntah destruksi kelenjer mukosa Metaplasia dengan desquamosa

Anoreksia eksfeliasi (pengelupasan) mual Kerusakan pembuluh darah elastisitas lambung turun

Penurunan nafsu makan Erosi lapisan mukosa kekakuan

Perdarahan lambung Nyeri gangguan pencernaan

MK : Nyeri

MK : kekurangan volume cairan

MK : Ggn perfusi jaringan

MK: Kebutuhan nutrisi kurang

10

Page 11: asuhan keperawatan gastritis

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Pengkajian dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 9 Januari 2008 jam 09.00 di Ruang

Ar-Rizal RSI Sultan Agung Semarang. Dengan:

1. Identitas klien

Nama Tn. S, umur 35 tahun, pendidikan tamat SMA, agama Islam, alamat :

arang, pekerjaan sebagai karyawan, suku bangsa Indonesia, tanggal masuk 07

Januari 2008, No. RM : 101.8680 dengan Dx medis Gastritis. Penanggung

jawab Jamsostek, alamat Kaligawe.

2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan sekarang

Meliputi keluhan utama dengan data subjektif klien mengeluh pusing dan

perut (ulu hati) terasa perih dan panas. P : klien terlihat meringis saat

epigastrium ditekan, Q : nyeri seperti diremas-remas, R : di ulu hati /

epigastrium, S : skala 7 (skala nyeri 0 – 10), T : nyeri hilang timbul saat

epigastrium ditekan. Status kesehatan saat ini : pada tanggal 7 Januari 2008

klien dibawa ke IGD RSI Sultan Agung Semarang dengan keluhan I minggu

yang lalu perutnya terasa perih, panas dan muntah, TD : 110/80 mmHg, N :

120 x/menit, S : 36oC, RR : 22 x/menit, dengan kesadaran composmentis.

Klien mendapat pertolongan pertama dengan infus RL 20 tpm (tetes per

menit) kemudian klien mendapat perawatan di ruang Ar-Rizal

b. Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan bahwa pernah dirawat di RSI Sultan Agung Semarang

dengan penyakit yang sama (gastritis), klien tidak mempunyai penyakit

keturunan (DM, Hipertensi), maupun penyakit menular.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit

seperti yang diderita klien dan tidakada yang mempunyai penyakit menular

atau keturunan (DM, Hipertensi).

11

Page 12: asuhan keperawatan gastritis

3. Pemeriksaan Fisik

a. KU : lemah, kesadaran composmentis.

b. Kepala : bentuk mesocepal, bersih tidak ada lesi.

c. Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, fungsi penglihatan baik.

d. Hidung : bentuk simetris tidak ada polip, tidak ada keluhan dan kelainan

pada hidung. Telinga : bentuk simetris, tidak menggunakan alat bantu

pendengaran.

e. Leher : tidak terdapat pembesaran tiroid.

f. Mulut : bibir tampak kering dengan gigi bersih, tidak ada perdarahan dan

pembengkakan gusi.

g. Abdomen : 1 : simetris, datar, Au : peristaltik ± 4 x/mnt, Pa : adanya nyeri

tekan pada abdomen (ulu hati), Pe : tympani.

h. Paru : 1 : simetris Pa : teraba gerakan takstil premitus sama, Pe : sonor, Au :

vesikuler. Jantung : 1 : ictus cordis tidak tampak, Pa : ictus cordis teraba,

ICS (intercostals) 5 Pe : pekak, Au : terdengar suara murni 1, 2.

i. Muskuloskeletal : ekstremitas atas, klien terpasang infus RL 20 tpm (tetes

per menit) pada tangan kiri, tidak terdapat oedem, ekstremitas bawah : tidak

terdapat oedem.

4. Pemeriksaan Penunjang

Data laboratorium tanggal 10 Januari 2008,

- WBC (SEL DARAH PUTIH) : 9,51 . 103 m/l (4,00 – 10,00),

- RBC (eritrosit) : 5,39 . 106 m/l (3,50 – 5,50),

- HGB (hemoglobin) : 14,3 g/dl (11,0 – 16,0),

- HCT (hemotokrit) : 42,8% (37,0 – 50,0),

- MCV (Volume Korpuskular rerata) : 79,4 fl (80,0 – 50,0),

- MCH : 26,5 pg (27,0 – 100,0),

- MCHC : 33,0 g/dm (32,0 – 31,0),

- RDW : 12,9% (1,5 – 36,0),

- PLT : 207 . 103m/l (150 – 450), MPV : 7,0 fl (7,0 – 11,0),

- PDW : 16,1 (15,0 – 17,0).

- Therapy yang diberikan tanggal 13 Januari 2008, infus RL 20 tpm, injeksi

cefo 1 gr, obat oral : Ranitidine 2 x 1 mg, antasid 3 x 500 mg.

12

Page 13: asuhan keperawatan gastritis

5. Pola aktivitas

a. Kebutuhan nutrisi : sebelum sakit : klien mengatakan makan 3X sehari

dengan komposisi nasi, lauk dan sayur. Makan selalu habis dalam 1 porsi.

Klien mengatakan tidak mempunyai pantangan terhadap makanan, klien

minum 6-7 gelas jenis air putih setiap hari. Selama sakit : klien mengatakan

pagi ini klien makan bubur habis 1 porsi (makanan dari rumah sakit : nasi

tim, sayur dan lauk pauk tidak dimakan). Klien minum air putih habis 5-6

gelas / hari.

b. Kebutuhan eliminasi : sebelum sakit : klien mengatakan BAB 1 X sehari

pada waktu pagi dengan konsistensi lembek, warna kuning, bau khas dan

tidak ada keluhan dalam BAB. Klien BAK ± 2-6 X sehari dengan warna

kuning, bau khas, dan klien tidak ada kesulitan dalam BAK. Selama sakit :

klien mengatakan selama dirawat di rumah sakit klien BAB dengan

frekuensi 1 X sehari, konsistensi keras (berbentuk bulat-bulat kecil), warna

hitam, bau khas dan klien mengeluh sulit untuk BAB. Untuk eliminasi BAK

nya, klien mengatakan BAK dengan frekuensi 5-6 X sehari warna

kekuningan, bau khas dan tidak ada keluhan dalam BAK.

c. Kebutuhan istirahat dan tidur : sebelum sakit : klien mengatakan tidur

malam mulai pukul 22.00 dan bangun pukul 05.00 WIB. Klien jarang tidur

siang. Selama sakit : klien mengatakan tidur malam mulai pukul 21.00,

kalau malam sering terbangun karena suasana yang panas, klien bangun

pukul 06.00 WIB.

d. Kebutuhan aktivitas dan latihan : sebelum sakit : klien dapat melakukan

aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain maupun alat bantu. Selama

sakit : klien mengatakan bisa melakukan aktivitas seharihari sesuai

kemampuan, klien ke kamar mandi dibantu oleh keluarga, klien tidak

mengalami kesulitan dalam melakukan personal hygiene, klien mengatakan

lebih banyak berbaring di tempat tidur karena perut terasa sakit saat

bergerak.

e. Persepsi klien terhadap penyakitnya, hal yang dipikirkan klien terhadap

penyakitnya adalah penyakit jantung karena di ulu hati terasa perih, panas

dan kemeng-kemeng, klien terlihat bingung terhadap penyakit yang

13

Page 14: asuhan keperawatan gastritis

dideritanya sekarang. Dan yang dipikirkan klien saat ini adalah kesembuhan

klien.

B. ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO PENGKAJIAN ETIOLOGI MASALAH

1 DO:

1. Diagnosa medis dari Tn.S

adalah gastritis

2. Skala nyeri klien 7 dari skal 0-

10

3. Nyeri tekan pada daerah ulu

hati (epigastrium) Tn.S

DS:

1. Tn.S mengatakan kalau daerh

ulu hatinya terasa panas dan

terbakar

2. Tn.S mengatakan kalau

nyerinya hilang timbul jika

epigastrium di tekan

3. Tn.S mengeluh di sering

merasa mual dan muntah

Peradangan pada

dinding mukosa

lambung (gaster)

Gangguan rasa

nyaman : Nyeri

dengan skala 7

dari rentang skala

(0-10)

2 DO:

1. Diagnosa Medis dari Tn.S

adalah Gastritis

2. Tn.S tampak lemah dan tidak

berenergi

3. Kesadaran Tn.S Compos

mentis

DS:

1. Tn.S sering merasa mual dan

muntah

2. Tn.S mengatakan kalau dia

hilang selera makan

3. Tn.S sering merasa kenyang

Pemenuhan nutrisi

tidak adekuat

Gangguan pola

makan: kurang

dari kebutuhan

tubuh

14

Page 15: asuhan keperawatan gastritis

3 DO:1. Pa lpasi abdomen : teraba keras

di perut sebelah kiri bawah,

2. Auskultasi pada abdomen :

peristaltik ± 4x/mnt,

DS:

1. Tn.S mengatakan di rumah

sakit BAB dengan konsistensi

feses keras,

2. Tn.S mengatakan lebih banyak

berbaring di tempat tidur

karena perut terasa sakit saat

bergerak.

Kurang Aktivitas Konstipasi

4 DO:

1. Klien tampak bingung terhadap

penyakitnya

DS:

1. Tn.S mengatakan hal yang

dipikirkan terhadap

penyakitnya adalah penyakit

jantung karena di ulu hati

terasa perih, panas dan

kemeng-kemeng

Kurang Informasi Kurang

Pengetahuan

Berdasarkjan analisa data diatas maka diagnosa prioritas dari Tn S adalah :

1. Gangguan pola makan: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

Pemenuhan nutrisi tidak adekuat

2. Gangguan rasa nyaman : Nyeri dengan skala 7 dari rentang skala (0-10)

berhubungan dengan Peradangan pada dinding mukosa lambung (gaster)

3. Konstipasi berhubungan dengan Kurang Aktivitas

4. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan Kurang Informasi

15

Page 16: asuhan keperawatan gastritis

C. INTERVENSI

NODIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN/ KRITERIA

HASILINTERVENSI RASIONAL

1 Gangguan rasa nyaman :

Nyeri berhubungan dengan

Peradangan pada dinding

mukosa lambung (gaster)

Rasa Nyeri klien berkurang

dengan tidak ada

peradangan atau iritasi

pada mukosa lambung

Tn.S dalam waktu 2 x 24

jam dengan kriteria:

1. Skala Nyeri Tn.S

berkurang

2. Tn.S tidak merasa nyeri

pada epigastrium (ulu

hati)

3. Tn.S tidak meringis

(tidak nyeri tekan

abdomen)

1. Catat keluhan nyeri, termasuk

lokasi, lamanya, intensitas

(skala 0-10)

2. Kaji ulang faktor yang

meningkatkan atau

menurunkan nyeri

3. Berikan makanan sedikit tapi

sering sesuai indikasi untuk

pasien

1. nyeri tidak selalu ada tetapi bila

ada harus dibandingkan dengan

gejala nyeri pasien sebelumnya,

dimana dapat membantu

mendiagnosa etiologi perdarahan

dan terjadinya komplikasi.

2. membantu dalam membuat

diagnosa dan kebutuhan terapi.

3. makanan mempunyai efek

penetralisir asam, juga

menghancurkan kandungan gaster.

Makan sedikit mencegah distensi

dan haluaran gastrin.

16

Page 17: asuhan keperawatan gastritis

4. Bantu latihan rentang gerak

aktif / pasif

5. Berikan perawatan oral sering

dan tindakan kenyamanan

(pijatan punggung, perubahan

posisi)

Kolaborasi

1 Berikan obat sesuai indikasi,

misal : Antasida

2 Antikolinergik (misal :

belladonna, atropin)

4. menurunkan kekakuan sendi,

meminimalkan nyeri

ketidaknyamanan.

5. Napas bau karena tertahanya sekret

mulut menimbulkan tak nadsu

makan dan dapat meningkatkan

mual. Gingivitis dan masalah gigi

dapat meningkat

1. menurunkan keasaman gaster

dengan absorbsi atau dengan

menetralisir kimia

17

Page 18: asuhan keperawatan gastritis

2. diberikan pada waktu tidur untuk

menurunkan motilitas gaster,

menekan produksi asam,

memperlambat pengosongan

gaster, dan menghilangkan nyeri

nokturnal sehubungan

2 Gangguan pola makan:

kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan

Pemenuhan nutrisi tidak

adekuat

Pola Makan dari Tn.S

teratur dengan cukup

memenuhi kebutuhan

nutrisi dalam waktu 2 x 24

jam dengan criteria:

1. klien tidak mual

2. Klien tidak merasa

nyeri akibat gastritis

atau iritasi dari mukosa

lambung

1. Timbang berat badan sesuai

indikasi

2. Aukultasi bising usus

3. Berikan makanan dalam

jumlah kecil dan dalam waktu

yang sering dan teratur

1. mengevaluasi keefektifan atau

kebutuhan mengubah pemberian

nutrisi.

2. membantu dalam menentukan

respon untuk makan atau

berkembangnya komplikasi

3. meningkatkan proses pencernaan

dan toleransi pasien terhadap

nutrisi yang diberikan dan dapat

meningkatkan kerjasama pasien

18

Page 19: asuhan keperawatan gastritis

4. Tentukan makanan yang Tidak

membentuk gas.

5. Berikan perawatan oral teratur,

sering dan teratur termasuk

minyak untuk bibir

saat makan.

4. dapat mempengaruhi nafsu

makan / pencernaan dan

membatasi masukan nutrisi

5. Mencegah ketidak nyamanan

karena mulut kering dan bbibir

pecajh yang disebabkan oleh

pembatasan cairan

3 Konstipasi berhubungan

dengan Kurang Aktivitas

BAB dari Tn.S lancar

dengan bisa melakukan

aktivitas (banyak gerak) di

Tempat Tidur dealam

waktu 2 x 24 jam dengan

kriteria :

1. Feses lunak (normal)

2. mudah proses defekasi

1. ajarkan alih baring setiap 2 jam

sekali,

2. anjurkan pada klien untuk

minum banyak (10-12 gelas),

3. anjurkan pada klien untuk

makan tinggi serat (pepaya)

1. Banyak aktivitas bisa merangsang

gerakan peristaltik

2. Banyak minum untuk mencairkan

feses

3. Serat sangat berfungsi untuk

melancarkan proses defekasi

karena serat bisa melunakan

19

Page 20: asuhan keperawatan gastritis

4. kolaborasi pemberian obat

laksatif.

konsistensi feses

4. untuk melancarkan proses defekasi

4 Kurang Pengetahuan

berhubungan dengan

Kurang Informasi

Tn.S mengetahui masalah

yang dia alami dengan

memberikan informasi

terhadap masalah dari Tn.S

dengan dalam waktu 1 x 24

jam dengan kriteria :

1. Tn.S tahu tentang

penyakit dan tidak

salah persepsi

2. Tn.S tidak bingung

terhadap masalah

kesehatan yang dia

alami

1. Kaji tingkat pengetahuan

tentang penyakitnya

2. Berikan pendidikan kesehatan

tentang penyakitnya,

3. motivasi klien untuk

melakukan anjuran dalam

pendidikan kesehatan,

4. beri kesempatan untuk klien

bertanya tentang penyakitnya.

1. Untuk mengetahui sam[ai man

pengetahuan klien sehingga

memudahkan untuk memeberikan

penyuluhan

2. Untuk menambah informasi

3. Untuk menambah semangat dan

harapanya klien mau melakukan

hal positif untuk kesehatan

4.

5. untuk menambah pengetahuan

klien

20

Page 21: asuhan keperawatan gastritis

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Gastritis itu adalah Suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang

akut dengan kerusakan erosi. Erosif  karena perlukaan hanya pada bagian mukosa.

bentuk berat dari gastritis ini adalah gastritis erosive atau gastritis hemoragik.

Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajad dan terjadi erosi yang berarti

hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat. Gastritis dibagi

menjadi 2 yaitu : Gastritis akut dan gastritis kronik

Gastritis penyebabnya adalah stres, koonsumsi alkohol dan obat-obatan dan

juga diet yang tidak baik, gastritis akut bisa berkembang menjadi kronik jika pola

makan tidak diatur dengan baik dan jika ini dibioarkan maka tidak tertutup

kemungkinan bisa berkembang menjadi Ca gater (kanker lambung)

B. SARAN

Gastritis adalah penyakit yang lazim atau sering diderita, umumnya adalah

mahasiswa karena kesibukan membuat tugas dan mahasiswa juga rentan stres.

Selain itu diet yangsalah juga pemicu terjadi gastritis untuk itu pendidikan untuk

meperbaik persepsi yang salah terhadap diet perlu dilakukan

21

Page 22: asuhan keperawatan gastritis

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jilid I, FKUI, Jakarta.

Hadi, Soejono, 1999, Gastroenterologi, penerbit Alumni, Bandung.

Reevest, Charlene. J., 2001, Keperawatan Medikal Bedah, edisi 1, Salemba

Medika, Jakarta.

Soeparman, 1999, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, FKUI, Jakarta.

Brunner dan Suddart, 2000, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.

Inayah, Iin, 2004, Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem

Pencernaan, edisi I, Salemba Medika, Jakarta.

www. Google.Penanganan Penyakit gastritis.com

Doengoes, Marylin E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.

Carpenito, Lynda Juall., 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, edisi 8, Jakarta

: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

22