askep prolapsus uteri

32
TUGAS MATA KULIAH REPRODUKSI ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI : PROLAPS UTERI DISUSUN OLEH : TEGUH AGUS SUTRISNO NIM : 2014727054 PROGRAM STUDI S1 TRANSFER FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN 2014 - 2015 A. KONSEP MEDIS

Upload: teguhagus

Post on 21-Dec-2015

797 views

Category:

Documents


52 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP PROLAPSUS UTERI

TUGAS MATA KULIAH REPRODUKSI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM

REPRODUKSI : PROLAPS UTERI

DISUSUN OLEH :

TEGUH AGUS SUTRISNO

NIM : 2014727054

PROGRAM STUDI S1 TRANSFER

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Page 2: ASKEP PROLAPSUS UTERI

TAHUN 2014 - 2015

A. KONSEP MEDIS

1. PENGERTIAN

Prolaps uteri adalah kantong uterus turur ke vagina yang terjadi karena

trauma pada saat melahirkan pada fasia endo pelvis akibat peregangan uterus

sakral (uterus-sakrum) dan ligamentum cardinal yang membantu menyokong

uterus.

2. PATOFISIOLOGI

Prolapsus uteri terbagi dalam berbagai tingkatan dari yang ringan sampai

prolapsus uteri totalis. Terutama akibat persalinan, khususnya persalinan

pervaginam yang susah, persalinan lama dan sulit, meneran sebelum pembukaan

lengkap, laserasi dinding vagina bawah pada kala 2, pentalaksanaan dan terdapat

kelemahan-kelemahan pada ligamen-ligamen yang tergolong dalam fasia endo

pelvik, dan reparasi otot-otot serta fasia dasar panggul. Penurunan uterus ini

akan menjadi lebih mudah jika dalam dalam keadaan tekanan intraabdominal

yang meningkat dan kronik terutama apabila hormon estregon telah berkurang

sehingga otot dasar panggul menjadi atrofi dan melemah.

Kekendoran fasia di bagian belakang dinding vagina oleh trauma obstetik

atau sebab-sebab lain dapat menyebabkan turunnya rektum ke depan dan

menyebabkan dinding vagina menonjol ke lumen vagina yang di namakan

rektokel. Enterokel adalah hernia dari kavum Douglasi. Dinding vagina atas

bagian belakang menjadi turun dan menonjol ke depan. Kantong hernia ini dapat

berisi usus atau omentum.

a. Etiologi

Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering, partus dengan

penyulit, merupakan penyebab prolapsus genitalis, dan memperburuk

prolaps yang sudah ada. Faktor-faktor lain adalah tarikan pada janin pada

pembukaan belum lengkap, prasat Crede yang berlebihan untuk

Page 3: ASKEP PROLAPSUS UTERI

mengeluarkam plasenta, dan sebagainya. Jadi, tidaklah mengherankan bila

prolapsus genitalia terjadi segera sesudah partus atau dalam masa nifas.

Asites dan tumor-tumor di daerah pelvis mempermudah terjadinya prolapsus

genitlis. Bila prolapsus uteri dijumpai pada nullipara, faktor penyebabnya

adalah kelainan bawaan berupa kelemahan jaringan penunjang uterus.

b. Klasifikasi

Klasifikasi prolaps uterus menurut Friedman dan Little (1961) antara

lain :

1) Prolapsus uteri tingkat I, yaitu serviks uteri turun sampai introitus

vaginae, prolapsus uteri tingkat II yaitu serviks menonjol keluar dari

intoitus vaginae; Prolapsus uteri tingkat III, yaitu seluruh uterus keluar

dari vagina, prolapsus ini juga di namakan prosidensia uteri.

2) Prolapsus uteri tingakat I, yaitu serviks masih berada di dalam vagina,

prolapsus uteri tingkat III, yaitu servik keluar dari introitus, sedang pada

prosidensia uteri, uterus seluruhnya keluar dari vagina

3) Prolapsus uteri tingkat I, yaitu serviks mencapai intoitus vagina;

prolapsus uteri tingkat II, yaitu uterus keluar dari inkoitus kurang dari

setengah bagian; prolapsus uteri tingkat III, yaitu uterus keluar dari

introitus lebih besar dari 1/2 bagian.

4) Prolapsus uteri tingkat I, yaitu serviks mendekati prosesus spinosus;

prolapsusu uteri tingkat II, yaitu serviks terdapat antara prosesu

spinosus dan introitus vaginae; prolapsus uteri tingkat III, yaitu serviks

keluar dari introitus.

5) Klasifikasi ini sama dengan klasifikasi nomor 4, di tambah dengan

prolapsus uteri tingkat IV (prosidensia uteri).

Page 4: ASKEP PROLAPSUS UTERI

3. PATOFLOW

Partus berulang

Partus sering

Partus penyulit

Tarikan janin pada pembukaan belum lengkap

Prasat coede

Laserasi pada dinding vagina bawah kala 2

Kelemahan ligamen - ligamen pasia endopeluk

Otot dasar panggul atrofi / melemah

Penurunan uterus

Reparasi otot-otot fasia dasar panngul

Tekanan intra abdomen meningkat

Page 5: ASKEP PROLAPSUS UTERI

4. MANIFESTASI KLINIS

Keluhan-keluhan yang hampir selalu dijumpai :

a. Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau menonjol di genitalia

eksterna.

b. Rasa sakit di panggul dan pinggang (backache). Biasanya jika penderita

berbaring, keluhan menghilang atau menjadi kurang.

c. Sistokel dapat menyebabkan gejala-gejala :

1) Miksi sering dan sedikit-sedikit. Mula-mula pada siang hari, kemudian

bila lebih berat juga pada malam hari.

2) Perasaan seperti kandung kencing tidak dapat dikosongkan seluruhnya.

3) Stress incontinence, yaitu tidak dapat menahan kencing jika batuk

mengejan. Kadang-kadang dapat terjadi retensio urinae pada sistokel

yang besar sekali.

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Friedman dan Little(1961) menganjurkan cara pemeriksaan sebagai berikut:

a. Penderita pada posisi jongkok disuruh mengejan dan ditemukan dengan

pemeriksaan jari,apakah portio pada normal atau portio sampai introitus

vagina atau apakah serviks uteri sudah keluar dari vagina.

b. Penderita berbaring pada posisi litotomi,ditentukan pula panjangnya serviks

uteri.Serviks uteri yang lebih panjang dari biasanya dinamakan Elongasio

kolli.

c. Pada sistokel dijumpai di dinding vagina depan benjolan kistik lembek dan

tidak nyeri tekan.Benjolan ini bertambah besar jika penderita mengejan.Jika

dimasukkan kedalam kandung kencing kateter logam,kateter itu diarahkan

Prolaps uteri tingkat 1

Prolaps uteri tingkat 2

Prolaps uteri tingkat 3

Prolaps uteri tingkat 4

Page 6: ASKEP PROLAPSUS UTERI

kedalam sitokel,dapat diraba kateter tersebut dekat sekali pada dinding

vagina.Uretrokel letaknya lebih kebawah dari sistokel,dekat pada oue.

Menegakkan diagnosis retrokel mudah,yaitu menonjolnya rectum kelumen

vagina 1/3 bagian bawah.Penonjolan ini berbentuk lonjong,memanjang dari

proksimal kedistal,kistik dan tidak nyeri.

Untuk memastikan diagnosis,jari dimasukkan kedalam rectum,dan

selanjutnya dapat diraba dinding retrokel yang menonjol kelumen

vagina.Enterokel menonjol kelumen vagina lebih keatas dari retrokel.Pada

pemeriksaan rectal,dinding rectum lurus,ada benjolan ke vagina terdapat di atas

rectum.

6. THERAPI MEDIS

Therapi medis pada prolaps uteri di bagi menjadi :

a. Ventrofiksasi

Operasi ini dilakukan untuk membuat uterus ventrofikasai dengan cara

memendekkan ligamentum rotundum atau mengikatkan Ligamentum

rotundum ke dinding perut atau dengan cara operasi Purandare.

b. Operasi Manchester

Operasi ini berupa amputasi serviks uteri, dan penjahitan ligamentum

kardinale yang telah dipotong. Dimuka serviks dilakukan pula kolporafia

anterior dan kolpoperineoplastik. Amputasi serviks dilakukan untuk

memperpendik serviks yang memanjang. Tindakan ini dapat menyebabkan

infertilitas, abortus, partus prematurus, dan distosia servikalis.

c. Histerektomi Vaginal

Operasi ini tepat untuk dilakukan pada prolapsus uteri dalam tingkat

lanjut, pada wanita yang telah menopause. Setelah uterus diangkat, puncak

vagina digantungkan pada ligamentum rotundum kanan dan kiri, atas pada

ligamentum infundibulo pelvikum, kemudian operasi akan dilanjutkan

dengan kolporafi anterior dan kolpoperineorafi untuk mencegah prolaps di

kemudain hari.

Page 7: ASKEP PROLAPSUS UTERI

d. Kolpokleisis (operasi Neugebauer- Le Fort)

Yaitu berupa operasi sederhana dengan menjahitkan dinding vagina

depan dengan dinding belakang, sehingga lumen vagina tertutup dan uterus

terletak di atas vagina.

7. THERAPI PELAKSAAN KEPERAWATAN

Pengobatan dengan cara ini tidak seberapa memuaskan tapi cukup

membantu. Biasanya pengobatan ini di lakukan pada prolapsus ringan tanpa

keluhan, ayau penderita masih ingin mendapatkan anak lagi, atau penderita

menolak untuk di operasi, atau kondisinya tidak mengizinkan untuk operasi

a. Latihan-latihan otot dasar panggul

Latihan ini berguna pada prolapsus ringan, terutama yang terjadi pada

pasca persalinan yang belum lewat 6 bulan. Tujuannya untuk menguatkan

otot-otot dasar panggul dan otot-otot yang mempengaruhi miksi. Latihan ini

di lakukan selama beberapa bulan yaitu dengan cara penderita disuruh

menguncupkan anus dan jaringan dasar panggul seperti biasanya setelah

selesai berhajat; atau penderita disuruh membayangkan seolah-olah sedang

mengeluarkan air kencing dan tiba-tiba menghentikannya. Latihan ini

menjadi lebih efektif dengan menggunakan perineometer menurut Kegel.

b. Stimulasi otot-otot dengan alat listrik

Kontraksi otot-otot- dasar panggul dapat pula ditimbulkan dengan alat

listrik yaitu dengan elektrode dipasang dalam presarium yang di masukkan

ke dalam vagina.

c. Pengobatan dengan presarium

Pengobatan dengan presarium yakni menahan uterus di tempatnya

selama di pakai oleh karena itu jika pesairum diangkat maka akan timbul

prolapsus uteri. Pengobatan ini hanya bersifat paliatif. Prinsip pemakaian

pesarium ialah bahwa alat akan mengadakan tekanan pada dinding vagina

bagian atas, sehingga bagian dari vagina tersebut beserta uterus tidak dapat

turun dan melewati vagina bagian bawah. Jika pesarium terlalu kecil atau

Page 8: ASKEP PROLAPSUS UTERI

dasar panggul terlalu lemah maka pesarium akan jatuh dan prolapsus uteri

akan timbul lagi. Pesarium yang paling baik adalah yang terbentuk cincin

dan terbuat dari plastik.

Indikasi penggunaan pesarium adalah :

1) Kehamilan.

2) Penderita belum siap untuk dilakukan operasi.

3) Sebagai terapi test, menyatakan bahwa operasi harus dilakukan.

4) Sebagai terapi konservatif.

5) Untuk menghilangkan simptom yang ada, sambil menunggu waktu

operasi dapat dilakukan.

Page 9: ASKEP PROLAPSUS UTERI

B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PROLAPS UTERI

SKENARIO

Ny F, 50 tahun, datang dengan keluhan seluruh peranakan turun sejak 8 tahun

SMRS. Sejak 12 tahun sebelum masuk RS (SMRS), pasien merasa peranakan

turun setelah melahirkan anak ke empat. Awalnya hanya turun sedikit, bisa masuk

sendiri bila pasien berbaring, Peranakan dirasakan turun bila pasien batuk atau BAB,

nyeri perut (-), perdarahan (-).Nyeri perut (+), nyeri punggung bawah (+), perdarahan

(+), nyeri pada peranakan yang turun (-), BAK sering (+), BAK nyeri (-), demam (-),

flek-flek dari kemaluan (+). Pasien adalah ibu rumah tangga, sering mengangkat

berat, memompa air dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Riwayat hipertensi

(-), diabetes mellitus (-), penyakit jantung (-), batuk lama (-), alergi (+), asma (+).

Multiparitas per vaginam (+), menopause (+) sejak 10 tahun lalu. Riwayat KB (+)

spiral.

Pada pemeriksaaan fisik didapatkan keadaan umum compos mentis, kesan gizi

lebih, IMT 27.34, tanda vital dan status generalis tidak ada kelainan. Pada status

ginekologik inspeksi tampak massa uterus keluar sebagian dari introitus vagina,

bentuk bulat, warna merah muda, discharge (-), erosif (+), pada palpasi teraba massa

ukuran 2cmx2cmx3cm, konsistensi kenyal, inspekulo tidak dilakukan, vaginal touche

massa dapat dimasukkan, kesan uteri atrofi, nyeri goyang (-), massa adneksa (-),

nyeri pada adneksa (-).

Pada POPQ didapatkan prolaps uteri derajat IV, sistokel derajat IV, rektokel

derajat III. Pemeriksaan laboratorium DPL dan kimia darah dalam batas normal,

urinalisis terdapat leukosit penuh, bakteri (+), nitrit (+), protein +2, esterase leukosit

(+).

Page 10: ASKEP PROLAPSUS UTERI

1. PENGKAJIANINFORMASI DATA PASIEN

1.Nama Pasien : Ny. Surti

2.Nama Suami : Tn. Bandi

3.Usia : 42 thn

4.Alamat : Jl. Petojo 3 Rt02 Rw 01 Jakarta Barat

5.Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

6.Agama : Islam

7.Pendidikan : SMA

8.No. Rekam medis : 01012748

9.Masuk RS : 30-02-2014 Pk. 11:06

1. Anamnesis :

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 01 Maret 2014 WIB dan

data sekunder

2. Keluhan utama :

Seluruh peranakan turun sejak 8 tahun SMRS

3. Riwayat penyakit sekarang :

Sejak 8 tahun sebelum masuk RS, pasien merasa peranakan turun setelah

melahirkan anak ke tiga. Awalnya turun sedikit, bisa masuk sendiri bila pasien

tiduran, namun lama kelamaan peranakan turun semuanya. Peranakan dirasakan

turun bila pasien batuk atau BAB. Sejak 8 tahun SMRS peranakan turun

seluruhnya, tidak dapat masuk sendiri, namun pasien masih bisa memasukkan

peranakan seluruhnya. Peranakan turun bila pasien sedang batuk, BAB,

Page 11: ASKEP PROLAPSUS UTERI

beraktivitas, berjalan atau berdiri dan dapat dimasukkan seluruhnya bila pasien

tiduran. Terdapat keluhan nyeri perut, nyeri punggung bawah dan perdarahan,

namun tidak ada keluhan nyeri pada peranakan yang turun.

Pasien kemudian berobat ke Puskesmas, diberi obat (pasien tidak ingat

namanya), keluhan nyeri dan perdarahan hilang namun keluhan peranakan turun

masih ada. Pada pasien terdapat keluhan BAK sering, nyeri hilang timbul

karakteristik seperti di remas-remas, skala nyaer 4-5. Namun tidak ada keluhan

BAK nyeri. Tidak ada keluhan demam sebelumnya. Hingga saat ini pasien sering

mengeluh keluar flek-flek dari kemaluan. Pasien berobat ke RS atas anjuran dari

anaknya.

4. Riwayat penyakit dahulu :

Hipertensi, Diabetes Melitus, Penyakit jantung, batuk lama disangkal

Alergi (+) sea food, debu, obat golongan penisilin

Asma (-)

5. Riwayat penyakit keluarga :

Hipertensi, Diabetes Melitus, Penyakit jantung, Asma disangkal

Riwayat Obstetri, Pekerjaan, Sosial Ekonomi dan Kebiasaan.

6. Riwayat sosial :

Pasien seorang ibu rumah tangga, sehari- hari sering melakukan aktivitas berat,

seperti menggendong cucu dan mengangkat ember. Pasien tidak merokok, tidak

minum alkohol, tidak ada riwayat berbaganti-ganti pasangan.

7. Riwayat menstruasi :

Menstruasi pertama saat usia 15 tahun, siklus teratur tiap bulan, lamanya lupa,

tidak nyeri. Pasien sudah menopause sejak 4 tahun yang lalu.

8. Riwayat menikah :

Pasien menikah 1x

Page 12: ASKEP PROLAPSUS UTERI

9. Riwayat kehamilan: P3 A0

Anak pertama : wanita, 24 tahun, lahir spontan di rumah sakit, berat

saat lahir 2300 gram

Anak kedua : Laki-laki, 22 tahun, lahir spontan di rumah sakit, berat saat

lahir 2800 gram

Anak ketiga : Laki-laki, 20 tahun, lahir spontan di bidan, berat saat lahir

3000 gram

10. Riwatyat KB :

KB (+) spiral 20 tahun yang lalu, selama 4 tahun.

11. Pemeriksaan fisik :

Dilakukan tanggal 01 Maret 2014 di ruang perawatan kebidanan Lt 7 RSCM

Kesadaran : compos mentis

Keadaan gizi : Baik

Status gizi : BB 64 kg TB 165 cm

Tekanan darah : 100/70 mmHg

Nadi : 87 x/menit

Suhu : 36.0 °C

Pernafasan : 22 x/menit

a. Status Generalis :

Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik

Paru : vesikuler +/+, tidak ada rhonki, tidak ada wheezing

Jantung : BJ I-II normal, tidak ada murmur, tidak ada gallop

Abdomen : Kembung, hati limpa tidak teraba, bunyi usus (+) normal,

massa (-), nyeri tekan (-)

Ektremitas : akral hangat, edema (-), capillary refill time < 2”

b. Status Ginekologi :

Inspeksi : Tampak massa uterus keluar sebagian dari introitus

vagina, bentuk bulat, warna merah, discharge (-).

Palpasi : Teraba massa ukuran 3cmx2cmx2cm, konsistensi kenyal,

Page 13: ASKEP PROLAPSUS UTERI

nyeri tekan (+).

Vaginal touche : Massa dapat dimasukkan, kesan uteri atrofi, nyeri (+).

Sondase uterus : tertahan

Kesan : prolapsus uteri derajat III, sistokel derajat III, rektokel

derajat III.

12. Pemeriksaan penunjang :

Laboratorium (29 Maret 2014)

a. Hematologi rutin

Hb 12.0 13 – 16 g/dl

Ht 35.0 40 – 48 %

MCV 76.2 82 – 93 fl

MCH 24.3 27 – 31 pg

MCHC 31.2 32 – 36 g/dl

Leukosit 12 5 – 10/ µl

Trombosit 291.000 150 – 400 / µl

b. Hemostasis

BT 2 < 02:00 Menit

CT 13 < 12:00 Menit

c. Kimia darah

SGOT 14

SGPT 13

Albumin 3.3

Natrium 130

Kalium 4.5

Klorida 113

Ureum 22

Creatinin 0.6

Glukosa Puasa 99

Glukosa 2 jam PP 100

HbsAg -

Page 14: ASKEP PROLAPSUS UTERI

2. ANALISA DATA

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS:

a. Pasien mengatakan Nyeri

perut (+), nyeri punggung

bawah (+), nyeri hilang

timbul

DO

P : nyeri muncul saat

peranakan turun, R : disekitar

kemaluan, Q : nyeri seperti di

remas-remas, S : skala nyeri 4-

5, T : nyeri hilang timbul

Td : 120/80, N: 80X/menit

RR: 20X/menit, Suhu : 36,8

Gangguan rasa

nyaman: nyeri

Tekanan intra

Abodomen

meningkat

2 DS:

a. Pasien mengatakan

peranakannya turun

seluruhnya

b. Pasien mengatakan keluar

darah saat peranakannya

turun

DO: pemeriksaan lab

Resiko tinggi infeksi Massa uterus yang

keluar

Page 15: ASKEP PROLAPSUS UTERI

Leukosit : 12000

Bakteri urine : +

Suhu : 37,8

3 DS:

a. Pasien mengatakan keluar

flek-flek dari kemaluan

DO:

a. Pemeriksaan Lab:

Hb : 13,0 g/dl

Resiko tinggi

perdarahan

Gesekan portio

uterus dengan celana

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d. tekanan intraabdominal meningkat

b. Resiko infeksi b.d. adanya luka akibat gesekan massa uterus yang keluar dengan

celana.

c. Perdarahan b.d. gesekan porio uteri oleh celana.

4. RENCANA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN & KRITERIA

HASIL

INTERVENSI

KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman:

nyeri b.d Tekanan intra

Abodomen meningkat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x24

jam masalah keperawatan

ganguan rasa nyaman nyeri

teratasi dengan kriteria hasil :

Pasien mengatakan Nyeri

perut (-)

nyeri punggung bawah

(-)

nyeri hilang

1. Kaji krakteristik nyeri

P,Q,R,S,T

2. Beri tindakan

keperawatan berupa

posisi yang nyaman

berupa semi fowler

3. Ajarkan dan anjurkan

tehnik relaksasi berupa

nafas dalam dan distraksi

4. Kolaborasi dengan

dokter dalam pemberian

Page 16: ASKEP PROLAPSUS UTERI

obat analgetik dan

rencana tindakan operasi

2. Resiko tinggi infeksi b.d

masa uterus yang keluar

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24

jam masalah keperawatan

resiko tinggi infeksi tidak

terjadi teratasi dengan

kriteria hasil :

Nilai leukosit dalam

batas normal 5-10

Tidak ada tanda-tanda

infeksi yaitu

panas,kemerahan,

bengkak,

1. Observasi tanda-tanda

infeksi berupa

rubor,color,dolor, tumor

2. Tehnik aseptik dalam

setiap tindakan

keperawatan kepada

pasien

3. Ajarkan dan anjurkan

pasien untuk personal

hygine daerah genetalia

4. Kolaborasi pemberian

antibiotik dan tindakan

operatif

3. Resiko tinggi perdarahan

b.d gesekan portio uterus

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x24

jam masalah keperawatan

resiko perdarahan tidak

terjadi dengan kriteria hasil :

Flek-flek pada kemaluan

tidak ada

Hb tidak mengalami

penurunan dari 12,2 g/dl

1. Observasi faktor-faktor

yang menyebabkan

perdarahan

2. Anjurkan kepada pasien

untuk memakai pakain

yang longgar

3. Kolaborasi pemberian

obat anti perdarahan dan

rencana tindakan medis

Page 17: ASKEP PROLAPSUS UTERI

DAFTAR PUSTAKA

Benson, Ralph. 2008. Buku Saku Obstetri dan Genikologi edisi 9. Jakarta : EGC

Wiknyosastro, Hanifa, dkk.1997. Ilmu Kebidanan Edisi ke 3. Jakarta Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawiro Diharjo

Page 18: ASKEP PROLAPSUS UTERI

SOAL-SOAL REPRODUKSI

TEGUH AGUS SUTRISNO

NIM: 20147277054

1. KB alamiah sebaiknya tidak di gunakan pada kecuali

a. Siklus haid tidak teraut

b. Pasangan tidak kooperatif

c. Punya kendala psikologis menyentuh daerah genetalia

d. Ibu menyusui yang belum dapat menstruasi

e. Salah satu pasangan mempunyai IMS

2. Jenis KB suntik terdapat 2 macam yaitu, jenis KB suntik 1 bulan dan suntik 3 bulan.

Berikut ini adalah kerugian dari KB suntik

a. Gangguan Haid

b. Berat badan bertambah

c. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang

d. Terlambatnya kesuburan setelah penggunaan jangka panjang

e. A,B,C,D benar semua

3. Seorang ibu berusia 28 tahun mempunyai siklus menstruasi 28 hari tanggal terakhir

haid adalah tanggal 5 Maret 2014. Tanggal berapakah masa subur ibu tersebut jika di

hitung dengan sistem kalender ?

a. 16

b. 17

c. 18

d. 19

Page 19: ASKEP PROLAPSUS UTERI

e. 20

4. Berikut ini adalah salah satu keuntungan KB AKDR

a. Efektifitas tinggi

b. Tidak mempengaruhi hubungan sex

c. Tidak ada efek hormonal

d. Tidak ada interaksi dengan obat-obatan

e. A,B,C,D benar semua

5. Seorang ibu datang ke bidan dengan keluhan perdarahan sudah lebih dari 6 hari. Ibu

mengatakan KB jenis AKDR. Penanganan untuk keluhan tersebut adalah

a. Pantau adanya infeksi pelvis

b. Periksa adanya IMS

c. Periksa apakah hamil

d. Periksa adanya radang panggul

e. Lepas AKDR

6. Berikut ini adalah tanda-tanda jenis gangguan siklus menstruasi yang berupa

perdarahan haid yang lebih pendek atau kurang normal yaitu kurang dari 2 sampai 7

hari mempunyai penyakit menahun kurang gizi. Jenis gangguan siklus menstruasi

tersebut adalah

a. Hipermenorea

b. Hipomenorea

c. Polimenorea

d. Oligomenorea

e. Amenorea

7. Berikut ini adalah penyebab endometriosis

a. Akibat infeksi gonorhea

Page 20: ASKEP PROLAPSUS UTERI

b. Akibat infeksi abortus

c. Akibat infeksi puerpural

d. Alat yang tidak steril pada saat partus

e. A,B,C.D benar semua

8. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa salpingitis salah

satunya dengan

a. Periksa darah lengkap

b. Kultur lab dari laparaskopi

c. USG

d. Inspeksi dengan inspekulo

e. Endoskopi

9. Ny.K usia 35 tahun belum mempunyai anak berobat ke poli kebidanan dengan

keluhan nyeri abdomen, perdarahan sudah lebih dari 10 hari. 3 bulan yang lalu

pernah USG dan hasilnya terdapat mioma dengan ukuran diameter 3cm.

Penatalaksanaan yang tepat terhadap Ny K adalah

a. Observasi

b. Miomektomi

c. Histerektomi

d. Medical Treatment

e. Laparatomi

10. Ny. A usia 42 tahun datang ke poli kebidanan dengan keluhan hilang nafsu makan,

berat badan turun, mengalami perdarahan pervaginam sudah lebih dari 10 hari, sering

keputihan, sakit bila berhubungan seksual, sering muncul rasa sakit pada panggul

tungkai punggung serta kaki. Ny. A mengalami

a. Mioma uteri

b. Endometriosis

c. Kista ovarium

d. Ca cerviks

e. Salphingitis

Page 21: ASKEP PROLAPSUS UTERI

11. Indikasi pemeriksaan test antenatal dilakukan pada ibu hamil yang mempunyai

resiko di bawah ini kecuali,

a. Penurunan pergerakan janin

b. Kehamilan aterm tanpa kompikasi dan penyulit

c. Infeksi atau imunodefisiensi

d. Kelainan pada cairan amnion

e. Hamil cukup bulan 41 bulan

12. Di bawah ini yang merupakan tehnik pemantauan kesejahteraan gerakan janin

kecuali

a. Observasi Gerak Janin

b. Auskultasi: Laenec, Doppler

c. NST

d. USG

e. Elektrokardiografi

13. Berikut ini merupakan hasil interpretasi EFM pada janin Ny. A yaitu pada saat

kontraksi frekuensi denyut jantung tetap normal atau meningkat dalam batas normal.

EFM tersebut menggambarkan bahwa janin dalam keadaan

a. Normal

b. Hipoksia

c. Janin takikardi

d. Janin bradikardi

e. Sleeping baby

14. Deselerasi lambat pada EFM di tandai dengan adanya

a. Penurunan FHR tetap berlangsung meskipun kontraksi uterus telah kembali ke

Page 22: ASKEP PROLAPSUS UTERI

basal

b. Adanya deselerasi lambat yang berulang

c. Meningkatnya resiko asidosis arteri umbilikalis dengan nilai Apgar <7 pada

menit ke 5 dan meningkatkan resiko serebral palsy.

d. Jika ada deselerasi lambat : indikasi untuk terminasi segera

e. A,B,C,D benar semua

15. Penurunan suplai oksigen pada janin terjadi apabila

a. Ibu mengalami anemia atau perdarahan

b. Gangguan aliran darah pada ibu yang mengalami hipertensi

c. Gangguan aliran darah pada ibu yang mengalami hipotensi

d. Abnormal letak placenta

e. A,B,C,D benar semua

16. Peraturan tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga diatur dalam

a. UU nomor 23 tahun 2004

b. UU nomor 24 tahun 2005

c. UU nomor 22 tahun 2004

d. UU nomor 21 tahun 2003

e. UU nomor 19 tahun 2004

17. Perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya

kemampuan bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada

seseorang. Merupakan salah satu bentuk KDRT dalam jenis

a. Kekerasan seksual

b. Kekerasan fisik

c. Kekerasan psikis atau emosional

d. Kekerasan sosial

e. Kekerasan ekonomi

18. Teori penyebab KDRT menurut (Humphreys & Campbell, 2004) adalah

Page 23: ASKEP PROLAPSUS UTERI

a. Teori psikososial

b. Teori biologi

c. A dan B benar

d. Hanya A saja

e. Bukan salah satu diatas

19. Berikut ini merupakan tipe suami pelaku KDRT menurut (Elbow 1997) kecuali

a. Pengontrol

b. Protektor

c. Konsep diri kurang baik

d. Bersikap resmi dan serius

e. Demokratis dan bijaksana

20. Kinerja buruk, banyak waktu untuk mengatasi persoalan pribadi, memerlukan

pendampingan, ketakutan, bekerja tidak tenang. Merupakan dampak KDRT dalam

bidang

a. Fisik

b. Ekonomi

c. Profesinalitas

d. Psikologis/ emosional

e. Personal atau keluarga