askep - osteoporosis

28
OSTEOPOROSIS A. Pengertian Osteoporosis merupakan suatu kondisi sistematik dimana terjadi reduksi atau penurunan masa tulang secara keseluruhan atau kepadatan tulang yang mana resorpsi tulang lebih besar daripada pembentukannya, sehingga terjadi ketidakseimbangan. Osteoporosis merupakan suatu kelainan dimana terjadi penurunan massa tulang total. Terdapat perubahan pergantian tulang homeostasis normal, kecepatan resorpsi tulang lebih besar daripada kecepatan pembentukan tulang, sehingga mengakibatkan penurunan massa tulang total. Tulang menjadi keropos secara progresif, rapuh, mudah patah dan mudah fraktur. Osteoporosis umumnya terjadi sekitar 30 % pada wanita yang berusia 45 tahun dan sekitar 70 1

Upload: irjan-junior

Post on 11-Jul-2016

84 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

KESEHATAN

TRANSCRIPT

Page 1: Askep - Osteoporosis

OSTEOPOROSIS

A. Pengertian

Osteoporosis merupakan suatu kondisi

sistematik dimana terjadi reduksi atau penurunan

masa tulang secara keseluruhan atau kepadatan

tulang yang mana resorpsi tulang lebih besar

daripada pembentukannya, sehingga terjadi

ketidakseimbangan.

Osteoporosis merupakan suatu kelainan

dimana terjadi penurunan massa tulang total.

Terdapat perubahan pergantian tulang

homeostasis normal, kecepatan resorpsi tulang

lebih besar daripada kecepatan pembentukan

tulang, sehingga mengakibatkan penurunan massa

tulang total. Tulang menjadi keropos secara

progresif, rapuh, mudah patah dan mudah

fraktur.

Osteoporosis umumnya terjadi sekitar 30 %

pada wanita yang berusia 45 tahun dan sekitar 70

1

Page 2: Askep - Osteoporosis

% pada wanita diatas 45 tahun. Osteoporosis

biasanya menyerang wanita pasca menopause,

namun orang muda juga dapat mengalami

osteoporosis akibat imobilisasi karena kecelakaan

dan paralysis. Osteoporosis sering mengakibatkan

40 % fraktur vertebral, 20 % fraktur femoral, 15

% fraktur distal lengan-lengan bawah. Fraktur

femoral hingga pinggang kira-kira dialami oleh

10-20 % pasien.

B. Etiologi

Faktor-faktor resiko terjadinya osteoporosis

(Smeltzer, 2001):

- Wanita pasca menopause

- Faktor nutrisi

- Pilihan gaya hidup, misalnya merokok,

konsumsi kafein dan alkohol

- Kurangnya aktivitas fisik

- Keadaan medis

- Obat-obatan

2

Page 3: Askep - Osteoporosis

- Imobilisasi

C. Patofisiologi

Timbulnya osteoporosis pada wanita pasca

menopause disebabkan oleh turunnya kadar

hormon estrogen. Faktor nutrisi mempengaruhi

perkembangan osteoporosis. Vitamin D penting

untuk absorpsi kalsium dan untuk mineralisasi

tulang normal. Diet mengandung kalsium dan

vitamin D harus mencukupi untuk

mempertahankan remodeling tulang dan fungsi

tubuh. Bagi perokok lebih rentan terhadap

osteoporosis karena tulang mereka kurang padat.

Obat-obatan misalnya isoniasi, heparin,

tetrasiklin, antasida yang mengandung

aluminium, furosemide, anti konvulsan,

kortikosteroid dan suplemen tiroid mempengaruhi

penggunaan tubuh dan metabolisme kalsium.

3

Page 4: Askep - Osteoporosis

Ketika diimobilasasi, tulang akan direabsorpsi

lebih cepat dari pembentukkannya dan terjadilah

osteoporosis.

D. Manifestasi klinis

Osteoporosis mungkin tidak memberikan gejala

klinis sampai terjadi patah tulang. Nyeri dan

deformitas menyertai fraktur.

Dengan melemah dan kolapsnya korpus

vertebra, tinggi seseorang dapat berkurang atau

timbul kyphosis dan individu menjadi bungkuk.

E. Pemeriksaan diagnostik

X-Ray

Mungkin tidak menunjukkan perubahan

hingga lebih dari 30% kalsium tulang

mengalami penurunan.

Single-Photon Absorptiometry ( SPA ) atau

Dual-Photon Absorptiometry ( DPA )

4

Page 5: Askep - Osteoporosis

Dapat mengukur kepadatan tulang dalam

dua dimensi untuk menunjukkan penurunan

tulang trabecular ( DPA ), tulang kortikal pada

lengan bawah bagian distal ( SPA ).

Quantitative Computed Tomographic ( QCT )

Scanning.

Mengukur kepadatan tulang vertebral

untuk menghubungkan kekuatan tulang

trabecular dengan kekuatan dari seluruh bagian

vertebral tubuh.

Kemungkinan terjadi fraktur vertebral,

herniasi sendi intervertebral, kyphosis atau

lordosis.

Study serum Darah

Penurunan tingkat fosfat alkaline.

F. Komplikasi

Fraktur vertebra, panggul, pergelangan tangan,

gangguan respiratory.

5

Page 6: Askep - Osteoporosis

G.

6

Page 7: Askep - Osteoporosis

Manajemen Medis Manajemen umum

- Diet nutrisi : konsumsi makanan yang

mengandung kalsium sekitar 1 gr per hari

- Latihan : berjalan , berenang, bersepeda, dan

lain-lain.

- Menggunakan korset punggung atau pada

leher untuk mencegah terjadinya fraktur.

Terapi obat

- Suplemen nutrisi : intake kalsium 1500 mg /

hari, kalsium karbonat atau dengan sodium

flouride 40-60 mg / hari, vitamin D : 50.000 IU

1-2 kali/ minggu.

- Kombinasi estrogen / progesteron

Terapi percobaan

ADFR :

- A = Activate : mengaktifkan osteoblast

- D = Depress : menekan aktivitas osteoklast

- F = Free : melepaskan osteoblast untuk proses

pembentukan tulang

7

Page 8: Askep - Osteoporosis

- R = Repeat : perawatan lanjutan

H. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Faktor resiko

Wanita menopause, riwayat keluarga,

imobilisasi yang lama atau kurangnya

aktivitas fisik, penurunan intake kalsium,

intake alkohol atau kafein, merokok

Postur tubuh dan gaya berjalan

Kifosis, lordosis, berjalan dengan hati-hati

dan pelan; menggunakan bantuan tangan,

menekan daerah belakang untuk mengurangi

nyeri.

Tinggi dan berat badan

Tinggi berkurang ( ½ inci dibandingkan tiga

tahun lalu ), kurus, berat badan menurun dan

massa tulang menurun.

Keluhan nyeri

8

Page 9: Askep - Osteoporosis

Merasa nyeri pada daerah torakal , vertebral,

dan daerah lumbal ( mungkin menyebar ke

leher, lengan, pinggul atau kaki ), mengalami

fraktur radius distal. 2.

9

Page 10: Askep - Osteoporosis

Diagnosa Keperawatan Gangguan mobilitas fisik berhubungan

dengan adanya osteoporosis

DS : Pasien menghindari berjalan karena

daerah punggung dan leher terasa sakit dan

nyeri, mengeluh susah bangun dari tempat

tidur atau kursi.

DO : ditemukan adanya kifosis dan lordosis,

bangun secara perlahan dari kursi.

Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan

dengan berkurangnya kepadatan tulang

vertebral

DS : Pasien mengatakan nyeri di daerah atas

dada dan leher, terasa sakit, nyeri konstan

( terus menerus ) di daerah lumbal area

belakang, meminta obat untuk mengurangi

nyeri.

DO : Pasien tampak kesakitan saat lehernya

ditekuk, nyeri di daerah tulang rusuk dan

tulang belakang saat di palpasi.

10

Page 11: Askep - Osteoporosis

Cemas berhubungan dengan kemungkinan

terjadinya fraktur

DS : Pasien mengatakan dalam beraktivitas

merasa takut karena membutuhkan aktivitas

fisik yang bertenaga.

DO : DPA menunjukkan tanda-tanda

kurangnya kepadatan tulang vertebral.

Gangguan body image berhubungan dengan

kifosis dan lordosis

DS : Pasien tidak dapat memilih atau

mengenakan pakaian karena kelainan bentuk

tulang belakang

DO : Hemlines tampak tidak seimbang, baju

di daerah belakang lebih pendek, pasien tidak

dapat berdiri tegak.

Gangguan pertukaran gas berhubungan

dengan kifosis

DS : Pasien mengatakan susah bernapas dan

batuk

11

Page 12: Askep - Osteoporosis

DO : Berkurangnya bunyi napas di daerah

lobus, dispnea, RR 24 kali /menit.

3. Perencanaan

Pasien akan melakukan mobilitas fisik yang

baik

Pasien aklan bebas dari rasa nyeri

Pasien akan menunjukkan rasa cemasnya

berkurang

Pasien akan menerima perubahan body image

Pasien akan mempertahankan pertukaran gas

yang adekuat

4.

12

Page 13: Askep - Osteoporosis

Implementasi a. Diagnosa I

Kaji aktivitas pasien, mobilisasi pasien,

kemampuan pasien untuk bangun dari

tempat tidur atau kursi

R/ sebagai data dasar untuk melakukan

tindakan selanjutnya

Bantu mengubah posisi pasien jika

diperlukan

R/ dengan bantuan ini, dapat mengurangi

terjadinya fraktur

Bantu pasien untuk menggunakan tongkat

atau kruk

R/ dapat mengurangi rasa sakit pada otot

atau ketegangan otot, sendi, tulang

Anjurkan pasien untuk menggunakan

pengaman pada leher atau korset

R/ untuk mempermudah mobilisasi

Anjurkan pasien untuk latihan ROM aktif

atau pasif jika diperlukan

13

Page 14: Askep - Osteoporosis

R/ dengan latihan ROM membantu

mempertahankan kekuatan otot dan

mempertahankan kalsium di dalam tulang

b. Diagnosa II

Kaji tipe, jumlah, tingkat, dan durasi nyeri

R/ untuk menentukan tingkat

ketidaknyamanan dan memberikan data

untuk perawatan lanjutan

Monitor efek nyeri terhadap mobilisasi dan

kemampuan pasien dalam melakukan

perawatan diri serta aktivitas harian pasien

R/ Nyeri sering membatasi aktivitas pasien

sehingga pasien merasa takut untuk

melakukan aktivitas

Atur pemberian obat pada pasien, monitor

reaksi pasien

R/ pengobatan terhadap nyeri dibutuhkan

untuk mempertahankan tingkat darah

terapeutik

14

Page 15: Askep - Osteoporosis

Anjurkan pasien untuk melakukan

parawatan diri sendiri, hobi, atau aktivitas

lainnya, gunakan ambulasi jika

memungkinkan

R/ mengalihkan konsentrasi pasien

terhadap nyeri yang dirasakan

c. Diagnosa III

Kaji kecemasan atau ketakutan pasien akan

kemungkinan terjadinya fraktur

R/ menentukan tingkat kecemasan pasien

Instruksikan pada pasien untuk membuat

lingkungan rumahnya menjadi aman

R/ mencegah merupakan langkah yang

aman agar tidak terjadinya fraktur

Diskusikan dengan pasien tentang daerah-

daerah yang sering mengalami osteoporosis

dan gunakan latihan sendi dan tulang,

diskusikan aktivitas yang membantu

mempertahankan kalsium dalam tulang

15

Page 16: Askep - Osteoporosis

seperti berjalan, berenang, jogging jika

mampu.

R/ latihan ini dapat membantu

mempertahankan kekuatan tulang dan

sendi dan membantu mempertahankan

kalsium dan tulang

Instruksikan pada pasien agar intake atau

asupan kalsium 1500 mg / hari, diskusikan

makanan yang disukai dan tidak disukai

dan makanan yang kadar kalsiumnya tinggi

serta makanan yang memepengaruhi

absorpsi intestinal terhadap kalsium.

R/ mencegah osteoporosis

Diskusikan dengan pasien tentang

kebutuhan hormon estrogen yang

berhubungan dengan wanita

menopause,umur, dan seks.

R/ kekurangan hormon estrogen

merupakan penyebab utama terjadinya

osteoporosis

16

Page 17: Askep - Osteoporosis

d. Diagnosa IV

Kaji efek bongkok pada saat pasien

berpakaian, diskusikan dengan pasien

untuk memilih pakaian yang cocok

R/ pakaian yang cocok menimbulkan

kenyamanan dan konsep diri pasien yang

positif

Diskusikan dengan pasien untuk

mengurangi bongkok yang tampak

R/ bongkok yang tidak kelihatan jelas dapat

membantu meningkatkan harga diri pasien

e. Diagnosa V

Kaji fungsi respiratory

R/ sebagai data untuk melakukan

perawatan lanjutan

Dengarkan bunyi napas, kaji ekspansi dada

saat bernapas

R/ sebagai evaluasi kemampuan pernapasan

dan oksigenasi pasien

17

Page 18: Askep - Osteoporosis

Monitor spirometri dengan mengukur

kapasitas vital pasien

R/ kapasitas vital pasien menunjukkan

kebutuhan pasien akan oksigen

Monitor warna kulit, warna kuku, dan

kapilary refill

R/ kuku berwarna merah muda setelah 2-4

detik setelah dilakukan kapilary refill

Monitor batuk, sputum, warna, tentukan

apakah terasa nyeri saat batuk, kaji lokasi

dan skala nyeri

R/ batuk dapat berupa nonproduktif, tetapi

jika produktif maka sputum harus

dibersihkan dan warnanya mungkin jernih

dan jumlahnya sedikit. Nyeri yang

menyertai batuk mungkin menandakan

trauma tulang rusuk atau tulang vertebra.

5. Evaluasi

18

Page 19: Askep - Osteoporosis

Pasien dapat melakukan mobilitas fisik yang

baik

Pasien dapat melakukan perawatan diri yang

adekuat dan latihan yang teratur ( misalnya

berjalan 1-2 mil / hari )

Pasien bebas dari rasa nyeri

Pasien dapat tidur 7 jam tiap malam, tidak

merasakan nyeri lagi

Pasien merasa cemasnya berkurang terhadap

fraktur

Pasien dalam melakukan aktivitasnya tidak

merasa cemas

Pasien dapat menerima perubahan body

image

Pasien telah berkonsultasi dengan pihak lain

untuk memilih pakaian yang sesuai atau cocok

untuk mengurangi bongkok atau kifosis yang

kelihatan

Pasien dapat mempertahankan pertukaran

gas yang adekuat

19

Page 20: Askep - Osteoporosis

Pasien dapat bernapas dengan baik, tidak

terjadinya dispnea saat menaiki tangga,

berjalan, berenang, tidak batuk lagi

6. Pendidikan Kesehatan

Ajarkan pada pasien dan keluarga tentang

osteoporosis, penyebab, perawatan, aktivitas

yang dilakukan termasuk pemeriksaan

diagnostik

Ajarkan pada pasien tentang efek hormon

estrogen terhadap tubuh dan efeknya bila

terjadi kekurangan pada berbagai organ dan

jaringan

Jelaskan pada pasien tujuan dari latihan aktif

yang mana dapat meningkatkan kalsium di

dalam tulang

Jelaskan pada pasien dan keluarga mengenai

makanan yang mengandung kalsium,

metabolisme dan absorpsinya di tubuh, efek

20

Page 21: Askep - Osteoporosis

vitamin D dan efek makanan lain terhadap

absorpsi kalsium

Jelaskan pada pasien tentang efek samping

pengobatan dan komplikasi yang mungkin

terjadi

Ajarkan pada pasien tentang faktor-faktor

yang dapat mencegah terjadinya fraktur,

injury, dan komplikasi pulmonal.

MAKANAN YANG MENGANDUNG KALSIUM

Makanan Ukuran Kalsium (mg)Keju, cottage Keju cheddar Keju SwissEs Krim Es susu Susu 2 % Susu skim Susu rendah lemak Yogurt rendah

½ cangkir1 Ons1 Ons

½ cangkir½ cangkir1 cangkir1 cangkir

1 tbsp1 cangkir1 cangkir

902132629710229729652400350

21

Page 22: Askep - Osteoporosis

lemak Yogurt rendah lemak ditambah buah BroccoliKolard hijau matang Ikan salmon (kaleng) Ikan sarden Bayam Tempe – tahu Kacang Kacang merah Varina Muffin Udang (kaleng) Gula tebu Susu coklat

1 tangkai1 piring

3 ons3 ons

1 cangkir3 ½ ons

1 cangkir1 cangkir1 cangkir1 muffin

3 ons1 tbsp1 ons

15828916737216712895741475710013565

22

Page 23: Askep - Osteoporosis

23

Page 24: Askep - Osteoporosis

PATHWAY

Wanita postmenopause

Merokok Kafein Alkohol Defisiensi Vitamin D

Obat-obatan Keadaan medis Imobilisasi

Hormon estrogen menurun

Metabolisme kalsium terganggu

6 mg kalsium ber (-) tiap hari

Osteoklast digiatkan

Penurunan absorpsi kalsium

Osteoklast meningkat

Proses pertumbuhantulang terhambat

Terjadi penekanan pada osteoblast = sel pembentuk tulangTerjadi peningkatan osteoklast = sel penghancur tulang

Cemas / takut dalam beraktivitas

Penurunan massa tulang

Nyeri ketika leher ditekuk

Gangguan rasa nyaman nyeri

Dispnea , berkurangnya bunyi napas

Kelainan tulangbelakang : Kifosis

Tidak dapat berdiri tegak

Gangguan pertukaran gas

Gangguan / perubahan mobilitas fisik

Gangguan body imageCemas

Resorpsi tulang dipercepat

Page 25: Askep - Osteoporosis
Page 26: Askep - Osteoporosis

DAFTAR PUSTAKA

Mourad, A. 1991. Orthopedic Disorder. Mosby’sClinical Nursing Series, Philadelphia

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar KeperawatanMedikal Bedah. Ed.8. EGC.Jakarta

Baughman, Diane. 2000. Keperawatan MedikalBedah; Buku Saku dari Brunner & Suddarth.EGC. Jakarta

Page 27: Askep - Osteoporosis

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

OSTEOPOROSIS

Page 28: Askep - Osteoporosis

OLEH

N a m a : Nurhasana Kasim

Koly

N I M : PO 0320104028

Tkt/Smt : II Reguler/IV

M. A. : KMB III

Dosen Pembimbing : Sabinus Kedang,

SKep.,Ns.

POLITEKNIK KESEHATAN KUPANGJURUSAN KEPERAWATAN

2006