askep lupus
TRANSCRIPT
PENGELOLAAN KASUS
PENGAKJIAN KEPERAWATAN
Tgl Pengkajian : 11/05/2013 Jam : 08.30 WIB Oleh : Setyawati Ajeng .P
I. Identitas
A. Pasien
Nama : Ny. T
Tanggal Lahir : 1 januari 1978
Umur : 35 th
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : Patron Banyuraden Gamping Sleman
Agama : Kristen
Status Perkawinan : kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : wiraswasta
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Tanggal Masuk Rs : 11/05/2013
No.RM : 00318xxx
Ruang : H
Diagnosa Medis : SLE (Sistemic Lupus Eritematosus)
B. Keluarga/penanggungjawab
Nama : Bpk. S
Hubungan : suami
Alamat : Patron Banyuraden Gamping Sleman
II. Riwayat Kesehatan
A. Kesehatan Pasien
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan badannya demam
b. Keluhan Tambahan
Lemah, nyeri pada sendi sendi dengan skala 5, tidak nafsu makan, panas pada
wajah
c. Alasan masuk RS
Sejak satu bulan yang lalu klien mengatakan demamnya belum hilang
d. Riwayat Penyakit Sekarang :
Sejak satu bulan yang lalu klien mengatakan demamnya tidak hilang sehingga
klien dibawa ke RS dan diterima di IGD dengan diberi cairan infus RL 500
ml. kemudian klien dipindahkan ke ruang Anggrek.
e. Riwayat Penyakit Dahulu
3 tahun yang lalu pasien menderita lupus
f. alergi
Tidak ada alergi makanan ataupun obat.
B. Kesehatan Keluarga :
Keluarga klien mengatakan didalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
keturunan seperti : Asma, DM, Hipertensi
III. Pola Fungsi Kesehatan
1. Pola Nutrisi-Metabolik
a. SebelumSakit
Frekuensi : 3x sehari
Jenis makanan : nasi, lauk, sayur
Porsi yang dihabiskan : Setiap porsi yang diberikan habis
Makanan pantang : Asin
Nafsu makan : baik
Banyaknya minum : ± 1500 cc
Jenis Minuman : air putih dan teh manis
b. Selama Sakit
Jenis makanan : bubur lunak
Porsi yang dihabiskan : ½ porsi
Banyak minum : ±1200 cc
Jenis minum : air putih
Keluhan : tidak ada
2. Pola Eliminasi
a. Sebelum sakit
BAB
Frekuensi : 1x sehari
Keluhan : tidak ada
BAK
Frekuensi, jumlah : tidak menentu, ±1000 cc
Keluhan : tidak ada
b. Selama sakit
BAB
Frekuensi : sejak masuk RS.( 11-05-2013 )sampai
pengkajian belum BAB
Keluhan : tidak ada
Upaya yang dilakukan : memberikan makanan yang tinggi serat
BAK
Frekuensi, jumlah : tidak menentu, ±800 cc
Keluhan : tidak ada
3. Pola Aktivitas Intirahat-Tidur
a. Sebelum sakit
1. Keadaan aktivitas sehari-hari
Klien bekerja dan melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri
Tidak membutuhkan alat bantu untuk memenuhi aktivitas sehari-hari
Aktifitas 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobilisasi ditempat tidut
Pindah
Ambulasi
Naik tangga
Memasak
Belanja
Merapikan rumah
Keterangan : 0=mandiri, 1=dibantu sebagian,2=perlu bantuan orang lain,3=perlu
bantuan orla dan alat, 4=tergantung/tidak tergantung
2. Pola tidur
Jumlah tidur dalam sehari hari
Tidur siang : tidak menentu
Tidur malam : ±6-7 jam
b. Selama sakit
1. Keadaan aktivitas
Kemampuan merawat diri 0 1 2 3 4
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di TT
Berpindah
Ambulasi/ROM
Keterangan : 0=mandiri, 1=alat bantu,2=dibantu orla,3=dibantu orla dan
alat, 4=tergangtung total
2. Kebutuhan tidur
Jumalah tidur dalam sehari
Tidur siang : ±jarang
Tidur malam :± 5 jam
4. Pola Kebersihan Diri
- Kebersihan Kulit : mandi 2x sehari menggunakan sabun
- Kebersihan rambut : mencuci rambut bila kotor, menggunakan sampo
- Kebersihan telinga : membersihkan telinga kalau merasa gatal atau kotor
menggunakan cutton bud
- Kebersihan mata : membersihkan mata pada saat baru bangun dan mandi
- Kebersihan mulut : menggosok gigi setelah mandi
- Kebersihan kuku : memotong kuku jika merasa panjang
5. Pola Persepsi-Pemeliharaan Kesehatan
Klien tidak mengkonsumsi tembakau/alkohol
Keluarga tahu mengetahui penyakit lupus
6. Pola Reproduksi-Seksualitas
Menikah mempunyai anak 3
7. Pola Kognitif-Persepsi/Sensori
Keadaan mental : sadar
Suara jelas ,kata-katanya kurang jelas, mengalami sedikit kesulitan dalam
berbicara, klien dapat mendengar dengan jelas.
8. Pola Konsep Diri
Identitas diri : klien mengenal dirinya sendiri
Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh
Harga diri : klien senang jika dikunjungi oleh keluarga atau teman terdekat
Gambaran diri : klien tampak lemah, berbaring tidak dapat melakukan kegiatan
seperti biasa ditempat tidur.
Peran diri : Klien ingin cepat sembuh dan bekerja seperti biasanya
9. Pola Peran Hubungan
Hubungan klien dengan keluarga, perawat dan tenaga kesehatan baik.
10. Pola nilai dan keyakinan
Klien beragama kristen, klien selalu berdoa setiap akan melakukan aktivitas.
IV. Pemeriksaan Fisik
Pengukuran tanda vital :
- Suhu : 380C
- Nadi : 92x/mnt
- Respirasi : 22x/mnt
- TD : 90/60 mmHg
Tingkat kesadaran
- Kualitatif : Compos Mentis
- Kuantitatif : GCS : 15, E :4, V : 5, M : 6
Keadaan umum
Pasien lemah dan lelah, terpasang infus RL di tangan kiri 20tts/mnt.
Urutan pemeriksaan fisik
1. Kepala
Bentuk kepala bulat, kulit kepala bersih, tidak dijumpai ketombe, tidak
dijumpai luka pada kepala, pertumbuhan rambut lebat dan mudah rontok.
Terdapat ruam kemerahan pada wajah.
2. Mata
Konjungtiva berwarna pucat, sklera putih, pupil isokor, reflek pupil
terhadap cahaya +/+.
3. Telinga
Daun telinga kanan dan kiri simetris, tidak dijumpai cairan pada lubang
telinga, telinga tampak bersih, fungsi pendengaran normal.
4. Hidung
Posisi septum ditengah-tengah, tidak dijumpai sekret pada lubang hidung,
tidak dijumapai polip pada lubang hidung.
5. Mulut dan tenggorokan
Sariawan, mukosa bibir kering, nafas bau
6. Leher
Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid. Terdapat ruam pada leher
7. Tengkuk
Tidak ditemukan kaku kuduk
8. Dada
Inspeksi
Warna kulit sawo matang, dada simetris kanan dan kiri, tidak
ditemukan adanya kelainan bentuk dada seperti funnel chest, burrel
chest, pigeon chest
Palpasi
Tidak teraba adanya patah tulang, benjolan maupun masa, vocal
fremitus sama kuat, tidak ada nyeri tekan, nafas dalam 22x/mnt
detak jantung 92x/mnt
Perkusi
Batas atas jantung : ICS 2 sinistra
Batas bawah jantung : ICS 5 sinistra
Batas kanan jantung : ICS 4 linea sternalis dextra
Batas kiri : ICS 4 linea media clavicularis sinistra
Batas hepar : ICS 4 dextra
Tidak ada pembesaran hepar dan limfe
Auskultasi
Vesikuler disemua lapang paru, tidak ditemukan suara tambahan,
terdengar BJ 1 Lup. BJ II Dup
9. Abdoment
a. Inspeksi : Bentuk abdomen kanan kiri simetris, warna kulit sawo
matang, tidak terdapat lesi
b. Auskultasi : peristaltik 15x/mnt
c. Palpasi : tidak teraba pemesaran pada hepar
d. Perkusi : terdengar suara timpani pada abdomen.
10. Punggung
Tidak terdapat kelainan bentuk punggung, seperti Lordosis, kifosis, dan
skoliosis.
11. Integumen
Terdapat ruam kemerahan pada kulit wajah dan leher
12. Rektum dan anus
Tidak terkaji.
13. Genetalia
Vagina bersih, dan tidak terpasang kateter.
14. Ekstremitas
Atas :anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan bentuk dan jumlah jari,
terasa lemas pada ekstremitas atas, terpasang infus RL 20tts/mnt, tidak ada
edema, tidak ada luka
Bawah : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan bentuk dan jumlah jari,
terasa lemas pada ekstremitas bawah
Tonus otot : 5 2
5 2
V. Rencana Pulang
Klien dianjurkan untuk melanjutkan terapi obat sesuai dengan program pengobatan
menghindari aktivitas yang menyebabkan kelelahahan dan menganjurkan pada
keluarga untuk membantu aktivitas klien selama klien belum bisa mandiri.
VI. Diagnostik Test
pemeriksaan Hasil
6,6
4,4
433
26
53
39
5
2
1
Nilai rujukan
12-16 gr/dl
4,8-10,8/ mm3
15-450/mm3
37-47%
40-74%
19-48%
2-8 %
0-7%
0-1,5 %
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
Diff coun’t (TH-1)
Neutrofil
Lymphosit
Monosit
Eosinofil
Basofil
VII. Program Pengobatan
1. Obat antimalaria untuk gejal kutaneus, muskuloskeletal dan sistemik ringan SLE
2. Kortikosteroid (metilprednisolon 1000 mg/24jam dengan pulse steroid th/ selama
3 hr, jika membaik dilakukan tapering off)
3. AINS (Aspirin 80 mg/hr sampai 2 minggu sebelum TP)
4. Imunosupresan (Azethiprine 2-3 mg/kg per oral)
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH PENYEBAB
1. DS :
-pasien mengatakan panas diarea
ruam pada wajah dan leher
DO :
-ruam kemerahan pada wajah dan
leher
Kerusakan integritas
kulit
Proses penyakit
2. DS :
-klien mengatakan tidak nafsu
makan karena terdapat sariawan di
mulut
DO :
-terdapat sariawan dimulut
-mukosa bibir pasien terlihat kering
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
stomatitis
3. DS :
-klien mengatakan sendinya nyeri
dengan skala 5
DO :
- wajah pasien menyeringai terlihat
menahan nyeri
Nyeri kronik imflamasi /
kerusakan jaringan.
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
3.
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan proses penyakit
DS :
-pasien mengatakan panas diarea ruam pada wajah dan leher
DO :
-ruam kemerahan pada wajah dan leher
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
stomatitis
DS :
-klien mengatakan tidak nafsu makan karena terdapat sariawan di mulut
DO :
-terdapat sariawan dimulut
-mukosa bibir pasien terlihat kering
Nyeri kronik berhubungan dengan imflamasi / kerusakan jaringan
DS :
-klien mengatakan sendinya nyeri dengan skala 5
DO :
- wajah pasien menyeringai terlihat menahan nyeri
NURSING CARE PLAN
NO DIAGNOSA
KEPERAWAT
AN
TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL
INTERVENSI RASIONAL
1. Kerusakan
integritas kulit
berhubungan
dengan proses
penyakit
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan pasien
dapat menunjukkan
perilaku/teknik untuk
meningkatkan
penyembuhan,
mencegah komplikasi
dengan criteria :
Menjaga
kebersihan di daerah
lesi
Memakai alat
pelindung kulit yang
dapat menyebabkan
iritasi atau infeksi
berulang.
1. Kaji kulit setiap hari.
Catat warna,
turgor,sirkulasi dan
sensasi. Gambarkan
lesi dan amati
perubahan.
2. Pertahankan/
instruksikan dalam
hygiene kulit, mis,
membasuh kemudian
mengeringkannya
dengan berhati-hati dan
melakukan masase
dengan menggunakan
lotion atau krim.
3. Gunting kuku secara
teratur.
4. Tutupi luka tekan yang
terbuka dengan
pembalut yang steril
atau barrier protektif,
mis, duoderm, sesuai
petunjuk.
5. Kolaborasi
gunakan/berikan obat-
obatan topical sesuai
indikasi.
1. Menentukan
garis dasar di
man perubahan
pada status
dapat di
bandingkan dan
melakukan
intervensi yang
tepat
2. mempertahanka
n kebersihan
karena kulit
yang kering
dapat menjadi
barier infeksi
3. kuku yang
panjang dan
kasar
meningkatkan
risiko kerusakan
dermal.
4. dapat
mengurangi
kontaminasi
bakteri,
meningkatkan
proses
penyembuhan.
5. digunakan pada
perawatan lesi
kulit
2. Ketidak
seimbangan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan pasien
dapat :
mempertahank
an berat badan antar
0,9-1,35 kg dari berat
sebelum sakit.
Menunjukkan
nilai laboratorium
dalam batas normal
(Hb meningkat)
Melaporkan
perbaikan tingkat
energy
Melaporkan
kebersihan mulut dan
timbulnya nafsu
makan
1. Kaji kemampuan
untuk mengunyah,
merasakan dan
menelan.
2. Berikan perawatan
mulut yang terus
menerus, awasi
tindakan pencegahan
sekresi. Hindari obat
kumur yang
mengandung alcohol.
3. Jadwalkan obat-obatan
di antara makan (jika
memungkinkan) dan
batasi pemasukan
cairan dengan
makanan, kecuali jika
cairan memiliki nilai
gizi.
4. Dorong aktivitas fisik
sebanyak mungkin.
5. Berikan fase istirahat
sebelum makan.
Hindari prosedur yang
melelahkan saat
mendekati waktu
makan.
6. Dorong pasien untuk
duduk pada waktu
1. lesi mulut,
tenggorok dan
esophagus dapat
menyebabkan
disfagia,
penurunan
kemampuan
pasien
mengolah
makanan dan
mengurangi
keinginan untuk
makan.
2. Mengurangi
ketidaknyamana
n yang
berhubungan
dengan
mual/muntah,
lesi oral,
pengeringan
mukosa dan
halitosis. Mulut
yang bersih
meningkatkan
nafsu makan.
3. lambung yang
penuh akan
akan
mengurangi
napsu makan
dan pemasukan
makanan
4. dapat
makan.
7. Catat pemasukan
kalori
meningkatkan
napsu makan
dan perasaan
sehat.
5. mengurangi
rasa lelah;
meningkatkan
ketersediaan
energi untuk
aktivitas makan.
6. mempermudah
proses menelan
dan mengurangi
resiko aspirasi.
7. mengidentifikas
i kebutuhan
terhadap
suplemen atau
alternative
metode
pemberian
makanan.
3. Nyeri kronik
berhubungan
dengan
imflamasi /
kerusakan
jaringan.
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan pasien
dapat :
Mengungkapka
n keluhan
hilangnya/berkurangny
a nyeri
Menunjukkan
posisi/ekspresi wajah
rileks
1. Tutup luka sesegera
mungkin kecuali
perawatan luka bakar
metode pemajanan
pada udara terbuka.
2. Pertahankan suhu
lingkungan nyaman,
berikan lampu
penghangat, penutup
tubuh hangat.
3. Kaji keluhan nyeri.
Perhatikan
1. suhu berubah
dan gerakan
udara dapat
menyebabkan
nyeri hebat
pada pemajanan
ujung saraf.
2. pengaturan
suhu dapat
hilang karena
luka bakar
mayor. Sumber
Dapat
beristirahat dan
mendapatkan pola
tidur yang adekuat.
lokasi/karakter dan
intensitas (skala 0-10).
4. Lakukan penggantian
balutan dan debridemen
setelah pasien di beri
obat dan/atau pada
hidroterapi
5. Dorong ekspresi
perasaan tentang nyeri.
6. Dorong penggunaan
teknik manajemen
stress, contoh relaksasi
progresif, napas dalam,
bimbingan imajinasi
dan visualisasi.
7. Berikan aktivitas
terapeutik tepat untuk
usia/kondisi.
panas eksternal
perlu untuk
mencegah
menggigil..
3. nyeri hampir
selalu ada pada
beberapa derajat
beratnya
keterlibatan
jaringan/kerusa
kan tetapi
biasanya paling
berat selama
penggantian
balutan dan
debridemen.
4. menurunkan
terjadinya
distress fisik
dan emosi
sehubungan
dengan
penggantian
balutan dan
debridemen.
5. pernyataan
memungkinkan
pengungkapan
emosi dan dapat
meningkatkan
mekanisme
koping.
6. memfokuskan
kembali
perhatian,
meningkatkan
relaksasi dan
meningkatkan
rasa control,
yang dapat
menurunkan
ketergantungan
farmakologis.
7. membantu
mengurangi
konsentrasi
nyeri yang di
alami dan
memfokuskan
kembali
perhatian.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges,E,Marlynne.2002.Rencana Asuhan Keperawatan.Edisi 3.jakarta:EGC
Lumbantobing,S.M.1994.Stroke ( Bencana Peredaran Darah di Otak )Jakarta:FKUL
Pusdiknes.1996.Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Saraf.Jakarta:Depkes
Brunner & Suddath.2002(ed.8).Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:EGC
Syaifuddin.2002.Struktur dan Komponen Tubuh Manusia.Jakarta:Widya Medika
MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi.2007/2008:Infomaster
ISO Indonesia.Volume 42-2007:Ikatan Farmasi Indonesia