askep anak dengan kelainan jantung kongenital

54

Upload: arif-wr

Post on 29-Jun-2015

11.415 views

Category:

Health & Medicine


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 2: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 3: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 4: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 5: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 6: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 7: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 8: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 9: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 10: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital

CHD adalah kelainan jantung yang terjadi sejak bayi lahir, dan kelainan jantung ini terjadi sebelum bayi lahir.

Kelainan ini tidak selalu memberi tanda pada saat bayi dilahirkan, kadang beberapa bulan sampai beberapa tahun.

Page 11: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital

Terjadi minggu 5-8 kehamilan saat perkembangan jantung dan pembuluh besar dibentuk

Faktor penyebab adalah infeksi ibu: rubella, chicken fox, influenza

Faktor genetik Ibu dengan DM dengan ketergantungan insulin Gizi ibu Faktor lingkungan: radiasi Kecanduan obat dan alkohol

Page 12: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital

Pada infant: Dispneu Sulit bernapas HR > 200x/menit Infeksi pernapasan berulang Kesulitan peningkatan BB Murmur Cianosis Gangguan serebrovaskuler Stridor

Page 13: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital

Pada Anak Dispneu Perkembangan fisik tidak optimal Toleransi terhadap aktivitas menurun Infeksi pernapasan berulang Murmur Cianosis Clubing finger pada tangan dan kaki Tekanan Darah meningkat

Page 14: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital

A. CHD Non Sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah, misal VSD (Ventrikular Septal Defek), ASD (Atrial Septal Defek), PDA (Patent Duktus Arteriosus)

B. CHD Non Sianotik dengan vaskularisasi paru normal, misal Stenosis Aorta, Stenosis Pulmonal, Koarktasio Aorta

C. CHD Sianotik dengan vaskularisasi paru berkurang misal Tetralogi of Fallot

D. CHD Sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah, misal Transposisi Arteri Besar

Page 15: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 16: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital

Terdapak defek pada septum ventrikel, atrium atau duktus yang tetap terbuka menyebabkan adanya pirau (kebocoran) darah dari kiri ke kanan karena tekanan jantung dibagian kiri lebih tinggi daripada dibagian kanan.

Page 17: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 18: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital

Anak terlihat pucat, banyak keringat bercucuran, ujung-ujung jari hiperemik.

Diameter dada bertambah, sering terlihat pembonjolan dada kiri.

Tanda yang menojol adalah nafas pendek dan retraksi pada jugulum, sela intrakostal dan region epigastrium.

Pada anak yang kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinamik.

Page 19: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital

Pasien dengan DSV besar perlu ditolong dengan obat-obatan untuk mengatasi gagal jantung.

Biasanya diberikan digoksin dan diuretic, misalnya lasix. Bila obat dapat memperbaiki keadaan, yang dilihat dengan membaiknya pernafasan dan bertambahnya berat badan, maka operasi dapat ditunda sampai usia 2-3 tahun.

Tindakan bedah sangat menolong karena tanpa tindakan tersebut harapan hidup berkurang.

Page 20: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 21: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 22: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 23: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital

Anak mungkin sering mengalami kelelahan dan infeksi saluran pernafasan atas. Mungkin ditemukan adanya murmur jantung.

Pada foto rongent ditemukan adanya pembesaran jantung dan diagnosa dipastikan dengan kateterisasi jantung.

Page 24: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital

Kelainan tersebut dapat ditutup dengan dijahit atau dipasang suatu

graft pembedahan jantung terbuka, dengan prognosis baik.

Page 25: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 26: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital

Neonatus menunjukan tanda-tanda respiratory distress seperti mendengkur, tacipnea dan retraksi.

Sejalan dengan pertumbuhan anak, maka anak akan mengalami dispnea, jantung membesar, hipertropi ventrikuler kiri akibat penyesuaian jantung terhadap peningkatan volume darah, adanya tanda machinery type murmur jantung akibat aliran darah turbulen dari aorta melewati duktus menetap.

Tekanan darah sistolik mungkin tinggi karena pembesaran ventrikel kiri.

Page 27: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital

Karena neonatus tidak toleransi terhadap pembedahan, kelainan biasanya diobati dengan aspirin atau idomethacin yang menyebabkan kontraksi otot lunak pada duktus arteriosus.

Ketika anak berusia 1-5 tahun, cukup kuat untuk dilakukan operasi.

Page 28: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 29: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 30: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital

KOARKTASIO AORTA

Page 31: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 32: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 33: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 34: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 35: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 36: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 37: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital

Tetralogi fallot merupakan penyakit jantung yang umum, dan terdiri dari 4 kelainan yaitu:

1) stenosis pulmonal, 2) hipertropi ventrikel kanan, 3) kelainan septum ventrikuler, 4) kelainan aorta yang menerima darah

dari ventrikel dan aliran darah kanan ke kiri melalui kelainan septum ventrikel.

Page 38: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 39: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 40: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital

Bayi baru lahir dengan TF menampakkan gejala yang naata yaitu adanya cianosis, letargi dan lemah. Selain itu juga tampak tanda-tanda dyspne yang kemudian disertai jari-jari clubbing, bayi berukuran kecil dan berat badan kurang.

Sianosis terjadi saat terjaga, disertai dengan hiperventilasi. Dapat terjadi saat pemberian makan, stres, defekasi dan menangis.

Bayi mudah mengalami infeksi saluran pernafasan atas.

Murmur jantung,

Page 41: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital

Pembedahan paliatif dilakukan pada usia awal anak-anak, untuk memenuhi peningkatan kebutuhan oksigen dalam masa pertumbuhan.

Pembedahan berikutnya pada masa usia sekolah, bertujuan untuk koreksi secara permanent.

Dua pendekatan paliatif adalah dengan cara Ballock-Tausing, dilakukan pada ananostomi ujung ke sisi sub clavikula kanan atau arteri karotis menuju arteri pulmonalis kanan. Secara Waterson dikerjakan pada sisi ke sisi anastonosis dari aorta assenden, menuju arteri pulmonalis kanan, tindakan ini meningkatkan darah yang teroksigenasi dan membebaskan gejala-gejala penyakit jantung sianosis.

Page 42: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 43: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 44: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 45: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 46: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Page 47: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital

Pada TGA terjadi perubahan tempat kelurnya posisi aorta dan a.pulmonalis : aorta keluar dari ventrikel kanan dan terletak di

sebelah anterior a.pulmonalis, a.pulmonalis keluar dari ventrikel kiri , terletak

posterior terhadap aorta. Akibatnya aorta menerima darah v. Sistemik dari

vena kava, atriumkanan, ventrikel kanan dan darah diteruskan ke sirkulasi sistemik. Sedang darah dari vena pulmonalis dialirkan ke atrium kiri, ventrikel kiri dan diteruskan ke a. Pulmonalis dan seterusnya ke paru.

Page 48: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital

Transposisi pembuluh-pembuluh darah ini tergantung pada adanya kelainan atau stenosis.

Stenosis kurang tampak apabila kelainanmerupakan PDA atau ASD atau VSD, tetapi kegagalan jantung akan terjadi.

Page 49: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital

Pembedahan paliatif dilakukan agar terjadi percampuran darah. Pada saat prosedur, suatu kateter balon dimasukan ketika kateterisasi jantung, untuk memperbesar kelainanseptum intra arterial.

Pada cara Blalock Halen dibuat suatu kelainan septum atrium. Pada Edward vena pulmonale kanan.

Cara Mustard digunakan untuk koreksi yang permanent. Septum dihilangkan dibuatkan sambungan sehingga darah yang teroksigenisasi dari vena pulmonale kembali ke ventrikel kanan untuk sirkulasi tubuh dan darah tidak teroksigenisasi kembali dari vena cava ke arteri pulmonale untuk keperluan sirkulasi paru-paru. Kemudian akibat kelaianan ini telah berkurang secara nyata dengan adanya koreksi dan paliatif.

Page 50: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital

1. Gagal jantung kongestif2. Renjatan kardiogenik, Henti Jantung3. Aritmia4. Endokarditis bakterialistis5. Hipertensi6. Hipertensi pulmonal7. Tromboemboli dan abses otak

Page 51: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital

Kelainan jantung congenital menyebabkan dua perubahan hemodinamik utama : Shunting atau percampuran darah arteri dari vena Perubahan aliran darah pulmonal dan tekanan

darah.

Perubahan pada aliran darah, percampuran darah vena dan arteri, serta kenaikan tekanan pulmonal akan meningkatkan kerja jantung.

Menifestasi dari penyakit jantung congenital yaitu adanya gagal jantung,perfusi tidak adekuat dan kongesti pulmonal.

Page 52: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital

Gambaran ECG yang menunjukan adanya hipertropi ventrikel kiri,kateterisasi jantung yang menunjukan striktura.

Diagnosa ditegakkan dengan cartography, Cardiac iso enzim (CPK & CKMB) meningkat Roentgen thorax untuk melihat atau evaluasi

adanya cardiomegali daninfiltrate paru

Page 53: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital

Peran Orang Tua

Asuhan Keperawatan

Klik pada gambar !

Page 54: Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital