askep amir
TRANSCRIPT
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 1/30
LAPORAN PENDAHULUAN
TEORI LANSIA
Konsep Teori Lansia
BATASAN LANSIA
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi :
1) Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
2) Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahun.
3) Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun.
4) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.
PROSES MENUA
Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang
telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua
(Nugroho, 1992). Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis.
Memasuki masa tua berarti mengalami kemuduran secara fisik maupun psikis.
Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut memutih, penurunan
pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai fungsi organ
vital, sensitivitas emosional meningkat dan kurang gairah.
Meskipun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai organ, tetapi tidak
harus menimbulkan penyakit oleh karenanya usia lanjut harus sehat. Sehat dalam halini diartikan:
1) Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial,
2) Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari,
3) Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat (Rahardjo,
1996)
Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan – perubahan yang
menuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus – menerus. Apabila proses
penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbullah berbagai
masalah. Hurlock (1979) seperti dikutip oleh MunandarAshar Sunyoto (1994)
menyebutkan masalah – masalah yang menyertai lansia yaitu:
1
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 2/30
1) Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang
lain,
2) Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam
pola hidupnya,
3) Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah
meninggal atau pindah,
4) Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang yang
bertambah banyak dan
5) Belajar memperlakukan anak – anak yang telah tumbuh dewasa.
Berkaitan dengan perubahan fisk, Hurlock mengemukakan bahwa perubahan
fisik yang mendasar adalah perubahan gerak.
Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat terhadap diri
makin bertambah. Kedua minat terhadap penampilan semakin berkurang. Ketiga
minat terhadap uang semakin meningkat, terakhir minta terhadap kegiatan – kegiatan
rekreasi tak berubah hanya cenderung menyempit. Untuk itu diperlukan motivasi yang
tinggi pada diri usia lanjut untuk selalu menjaga kebugaran fisiknya agar tetap sehat
secara fisik. Motivasi tersebut diperlukan untuk melakukan latihan fisik secara benar
dan teratur untuk meningkatkan kebugaran fisiknya.
Berkaitan dengan perubahan, kemudian Hurlock (1990) mengatakan bahwa
perubahan yang dialami oleh setiap orang akan mempengaruhi minatnya terhadap
perubahan tersebut dan akhirnya mempengaruhi pola hidupnya. Bagaimana sikap yang
ditunjukkan apakah memuaskan atau tidak memuaskan, hal ini tergantung dari
pengaruh perubahan terhadap peran dan pengalaman pribadinya. Perubahan ynag
diminati oleh para lanjut usia adalah perubahan yang berkaitan dengan masalah
peningkatan kesehatan, ekonomi/pendapatan dan peran sosial (Goldstein, 1992).
Dalam menghadapi perubahan tersebut diperlukan penyesuaian. Ciri – ciri
penyesuaian yang tidak baik dari lansia (Hurlock, 1979, Munandar, 1994) adalah :
1) Minat sempit terhadap kejadian di lingkungannya.
2) Penarikan diri ke dalam dunia fantasi
3) Selalu mengingat kembali masa lalu
4) Selalu khawatir karena pengangguran,
5) Kurang ada motivasi,
6) Rasa kesendirian karena hubungan dengan keluarga kurang baik, dan
7) Tempat tinggal yang tidak diinginkan.
2
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 3/30
Di lain pihak ciri penyesuaian diri lanjut usia yang baik antara lain adalah: minat
yang kuat, ketidaktergantungan secara ekonomi, kontak sosial luas, menikmati kerja
dan hasil kerja, menikmati kegiatan yang dilkukan saat ini dan memiliki kekhawatiran
minimla trehadap diri dan orang lain.
TEORI - TEORI PROSES MENUA
1) Teori – teori biologi
a) Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies –
spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yangdiprogram oleh molekul – molekul / DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami
mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel – sel kelamin (terjadi
penurunan kemampuan fungsional sel).
b) Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel – sel tubuh lelah (rusak).
c) Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory)
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus.
Ada jaringan tubuh tertentu yang tidaktahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan
tubuh menjadi lemah dan sakit.
d) Teori “immunology slow virus” (immunology slow virus theory)
Sistem imune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus
kedalam tubuh dapat menyebabkab kerusakan organ tubuh.
e) Teori stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi
jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha
dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
f) Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak stabilnya radikal bebas
(kelompok atom) mengakibatkan osksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti
karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini dapat menyebabkan sel-sel tidak dapat
regenerasi.
3
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 4/30
g) Teori rantai silang
Sel-sel yang tua atau usang , reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat,
khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan
dan hilangnya fungsi.
h) Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah
sel-sel tersebut mati.
2) Teori - teori kejiwaan sociala) Aktivitas atau kegiatan (activity theory)
- Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara langsung.
Teori ini menyatakan bahwa usia lanjut yang sukses adalah mereka yang aktif dan
ikut banyak dalam kegiatan sosial.
- Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia.
- Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari
usia pertengahan ke lanjut usia
b) Kepribadian berlanjut (continuity theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini
merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan
yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality
yang dimiliki.
c) Teori pembebasan (disengagement theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara
berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun
kuantitas sehingga sering terjaadi kehilangan ganda (triple loss), yakni :
1. kehilangan peran
2. hambatan kontak sosial
3. berkurangnya kontak komitmen
4
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 5/30
PERMASALAHAN YANG TERJADI PADA LANSIA
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lanjut
usia, antara lain : (Setiabudhi, T. 1999 : 40-42)
1) Permasalahan umum
a) Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan.
b) Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia
lanjut kurang diperhatikan , dihargai dan dihormati.
c) Lahirnya kelompok masyarakat industri.
d) Masih rendahnya kuantitas dan kulaitas tenaga profesional pelayanan lanjut
usia.e) Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan
lansia.
2) Permasalahan khusus :
a) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik,
mental maupun sosial.
b) Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.
c) Rendahnya produktifitas kerja lansia.
d) Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat.
e) Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat
individualistik.
f) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu
kesehatan fisik lansia
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETUAAN
1) Hereditas atau ketuaan genetik
2) Nutrisi atau makanan
3) Status kesehatan
4) Pengalaman hidup
5) Lingkungan
6) Stress
5
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 6/30
PERUBAHAN – PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANSIA
1) Perubahan fisik
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistim organ tubuh,
diantaranya sistim pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem
pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastro intestinal, genito urinaria, endokrin dan
integumen.
2) Perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
a) Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa. b) Kesehatan umum
c) Tingkat pendidikan
d) Keturunan (hereditas)
e) Lingkungan
f) Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
g) Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.
h) Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan
famili.
i) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri,
perubahan konsep diri.
3) Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya (Maslow, 1970)
Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya , hal ini terlihat dalam berfikir
dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zentner, 1970)
PENYAKIT YANG SERING DIJUMPAI PADA LANSIA
Penyakit-penyakit yang umum menjangkiti lansia adalah:
1) Rematik
2) Hipertensi
3) Jantung Koroner
4) Diabetes Melitus.
5) Osteoporosis
6) Kepikunan
7) Malnutrisi/Anoreksia
8) Konstipasi
6
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 7/30
9) Dehidrasi
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI PADA LANSIA
1. PENGERTIAN
Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang ditandai adanya tekanan sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi 90 mmHg.
2. ETIOLOGI
Hipertensi dapat disebabkan oleh interaksi bermacam-macam faktor antara lain:
- Kelelahan - Proses penuaan
- Keturunan - Diet yang tidak seimbang
- Stress - Sosial budaya
Akibat/ komplikasi dari penyakit hipertensi :
Gagal jantung, gagal ginjal, stroke (kerusakan otak), kelumpuhan.
3. PATOFISIOLOGI
Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan tahanan perifer.
Curah jantung pada penderita hipertensi umumnya normal. Kelainannya terutama
pada peninggian tahanan perifer. Kenaikan tahanan perifer ini disebabkan karena
vasokonstriksi arteriol akibat naiknya tonus otot polos pembuluh darah tersebut.
Bila hipertensi sudah berjalan cukup lama maka akan dijumpai perubahan-
perubahan struktural pada pembuluh darah arteriol berupa penebalan tunika internadan hipertropi tunika media. Dengan adanya hipertropi dan hiperplasi, maka
sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi sehingga terjadi anoksia
relatif. Keadaan ini dapat diperkuat dengan adanya sklerosis koroner.
4. TANDA DAN GEJALA
- Sakit kepala - Perdarahan hidung
- Vertigo - Mual muntah
- Perubahan penglihatan - Kesemutan pada kaki dan tangan
- Sesak nafas - Kejang atau koma
- Nyeri dada
7
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 8/30
1. DATA DASAR PENGKAJIAN KLIEN DENGAN HIPERTENSI
- Aktifitas/ istirahat
Gejala : Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : Frekwensi jantung meningkat, perubahan irama jantung
- Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, penyakit jantung koroner.
Tanda : Kenaikan tekanan darah, tachycardi, disarythmia.
- Integritas EgoGejala : Ancietas, depresi, marah kronik, faktor-faktor stress.
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, otot mulai tegang.
- Eliminasi
Riwayat penyakit ginjal, obstruksi.
- Makanan/ cairan
Gejala : Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol),
mual, muntah, perubahan berat badan (naik/ turun), riwayat penggunaan diuretik.
Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya oedema.
- Neurosensori
Gejala : Keluhan pusing berdenyut, sakit kepala sub oksipital, gangguan
penglihatan.
Tanda : Status mental: orientasi, isi bicara, proses berpikir,memori, perubahan
retina optik.
Respon motorik: penurunan kekuatan genggaman tangan.
- Nyeri/ ketidaknyamanan
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, nyeri abdomen/ masssa.
- Pernafasan
Gejala : Dyspnea yang berkaitan dengan aktifitas/ kerja, tacyhpnea, batuk dengan/
tanpa sputum, riwayat merokok.
Tanda : Bunyi nafas tambahan, cyanosis, distress respirasi/ penggunaan alat bantu
pernafasan.
8
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 9/30
- Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara berjalan.
5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- Hb : untuk mengkaji anemia, jumlah sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas).
- BUN : memberi informasi tentang fungsi ginjal.
- Glukosa : mengkaji hiperglikemi yang dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar
katekolamin (meningkatkan hipertensi).
- Kalsium serum
- Kalium serum- Kolesterol dan trygliserid
- Px tyroid
- Urin analisa
- Foto dada
- CT Scan
- EKG
PRIORITAS KEPERAWATAN :
- Mempertahankan/ meningkatkan fungsi kardiovaskuler.
- Mencegah komplikasi.
- Kontrol aktif terhadap kondisi.
- Beri informasi tentang proses/ prognose dan program pengobatan.
6. PENCEGAHAN
a. Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya
hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan
konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk:
1. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak
terjadi hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.
2. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
3. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.
4. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.
9
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 10/30
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita
hipertensi berupa:
- Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun
dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.
- Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan
stabil mungkin.
- Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol.
- Batasi aktivitas.
7. KEMUNGKINAN DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosa Keperawatan :
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
Tujuan/ kriteria:
- Klien mampu melakukan aktivitas ringan.
- Berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan.
Intervensi:
- Kaji respon terhadap aktifitas fisik.
- Anjurkan pada klien untuk melakukan aktivitas secara bertahap.
- Anjurkan pada klien untuk beristirahat bila lelah dalam melakukan aktivitas.
- Anjurkan pada klien tentang teknik menghemat energi
- Melakukan aktifitas dengan perlahan-lahan.
- Beri bantuan sesuai dengan kebutuhan.
2. Nyeri, sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
Hasil yang diharapkan: melapor nyeri/ ketidaknyamanan berkurang.
Intervensi:
- Menganjurkan tirah baring selama fase akut.
- Lakukan massase pada kepala dan leher.
- Ciptakan lingkungan nyaman dan tenang.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
- Anjurkan pada pasien untuk menghindari/meminimalkan aktivitas yang dapat
meningkatkan sakit kepala/nyeri.
10
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 11/30
3. Resiko tinggi terhadap cedera yang berhubungan dengan kelemahan fisik dan
proses menua.
Kriteria hasil:
- Klien terhindar dari cedera
- Klien lebih berhati-hati ketika berjalan.
- Klien tidak lagi merasa lemah.
Intervensi:
- Anjurkan klien cara untuk menggerakan badan agar tidak
lemah lagi.
- Anjurkan klien untuk lebih sering menggerakan kakinya.
- Anjurkan klien untuk lebih berhati-hati saat berjalan- Anjurkan klien meminta bantuan apabila klien merasa
lemah.
11
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 12/30
DAFTAR PUSTAKA
Ader, Felten DL, Cohen N (1991) Psychoneuroimmunology, Academic Press Inc. 2nd
edition. New York
Depkes R.I (1999) Kesehatan keluarga, Bahagia dim Usia Senja, Medi Media, Jakarta
Kozier, Barbara (1991) Fundamentals of Nursing, Concepts, Pocess and Practice, 2 th
edition, Addison Wesley Co. California
Lueckenote A.G (1996) Gerontologic Nursing, Mosby Year Book Co. Inc, Missourri
Nugroho Wahyudi (1995) Perawatan Usia Lanjut, Penerbit EGC, Jakarta
Setyabudhi T, Hadiwinoyo (1999) Panduan Gerontologi, Tinjauan dari Berbagai
Aspek, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
12
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 13/30
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN
HIPERTENSI DI WISMA MELATI PANTI SOSIAL TRESNA
WERDHA BUDI SEJAHTERA BANJARBARU
I. PENGKAJIAN
- Identitas Klien
Nama : Ny. Y
Umur : 70 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan Terakhir : SD
Status Perkawinan : Kawin – Janda
Alamat : Gang Rahayu Rt.09 Kelurahan Teluk Dalam
Kota Banjarmasin
Ruangan Dirawat : Wisma Melati
Tgl Masuk Panti : 28 Agustus 2006
Tgl Pengkajian : 14 Maret 2012
Diagnosa Medis : Hipertensi
- Identitas Penanggung Jawab Klien
Nama : Dr.W
Umur : -----
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Dokter
13
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 14/30
Alamat : Banjarmasin
Hubungan dgn Klien : Majikan Klien
II. RIWAYAT MASUK PANTIKlien bekerja di rumah seorang dokter sebagai pembantu, klien tidak
mempunyai anak lagi, anak klien dua orang dan sudah meninggal keduanya dan
suami klien juga sudah meninggal. Klien di Kalimantan bekerja sebagai
pembantu di rumah seorang dokter, tapi karena dokter tersebut akan pindah dari
pulau Kalimantan, maka klien disarankan oleh majikannya untuk tinggal di
PSTW Budi Sejahtera. Atas rujukan dokter tersebut klien dibawa ke panti, dan
akhirnya klien tinggal di PSTW Budi Sejahtera sampai sekarang.
III. RIWAYAT KELUARGA
Klien merantau ke Kalimantan setelah suami dan kedua anaknya meninggal,
klien di Kalimantan bekerja sebagai pembantu di rumah seorang dokter. Dan
karena dokter tersebut akan pindah dari pulau Kalimantan, maka klien
disarankan untuk tinggal di PSTW Budi Sejahtera agar klien ada yang merawat.
IV. RIWAYAT KESEHATAN
Menurut penuturan klien, klien mempunyai riwayat darah tinggi. Yang
dirasakan klien saat di panti sekarang adalah klien mengeluh sering mengalami
sakit kepala.
V. SOSIALISASI
- Hubungan dengan petugas.
Klien mampu berkomunikasi dengan baik kepada petugas, serta apa yangditanyakan oleh petugas mampu di jawab klien dengan baik.
- Hubungan dengan teman sewisma.
Klien di wisma tidur berdua sekamar dengan Ny. J dan hubungannya cukup
baik, dan klien mampu bersosialisasi dengan baik dengan penghuni -
penghuni lain di Wisma Melati.
VI. STATUS MENTAL
- Fungsi Kognitif
Klien mampu mengingat kebutuhannya di masa lalu dan mampu
menceritakannya pada petugas.
- Fungsi Afektif
14
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 15/30
Emosi klien labil, apalagi ada salah satu penghuni wisma yang membuat
kesalahan, klien langsung berbicara lepas.
VII. RIWAYAT SPIRITUAL
Klien beragama islam, klien mampu mengikuti kegiatan kerohanian yang
diadakan di musholla yang ada di komplek panti.
VIII. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
a. Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengerti dengan keadaannya sekarang dan berusaha menjaga kondisi
kesehatannya dengan berolahrga seperti : jalan-jalan di sekitar wisma.
b. Pola Nutrisi
Klien mampu makan 3x sehari dengan menu berupa nasi, ikan, sayur-
sayuran, serta klien menghabiskan porsi makanan yang disediakan oleh
panti. Tapi klien tidak menyukai ikan.
c. Pola Eliminasi
Klien BAB 1x sehari dengan konsistensi padat lembek serta tidak ada
keluhan lain dalam BAB, BAK klien 4-5x sehari tetapi bisa juga
tergantung dari banyaknya cairan yang diminum klien.
d. Pola Aktivitas
Kemampuan perawatan diri klien seperti makan/minum, mandi, toileting,
berpakaian, mobilitas fisik semuanya dapat dilakukan klien secara mandiri.
e. Pola Tidur dan Istirahat
Klien mengatakan apabila tidur siang kurang nyenyak karena klien jarang
tidur siang, kalau pada malam hari klien tidak ada keluhan apa – apa.
f. Pola Perseptual
Pendengaran, penciuman, pengecapan, dan penglihatan klien baik, tidak
mengalami gangguan serta tidak ada keluhan lain.
g. Pola Peran – Hubungan
Baik dengan petugas maupun yang ada di Panti / Wisma Melati hubungan
terjalin dengan harmonis.
15
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 16/30
h. Pola Manajemen Koping Stress
Perubahan yang terbesar adalah klien merasa sudah tua dan menyadari klien
tidak mampu beraktivitas seperti dulu lagi.
i. Psikososial
Klien tampak tenang dan ceria serta tidak mengeluh tentang keadaan
dirinya.
j. Sistem Nilai dan Keyakinan
Klien beragama islam, klien sering mengikuti acara – acara kerohanian di
musholla yang ada di panti.
IX. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Saat pengkajiaan klien terorientasi baik terhadap tempat, waktu dan orang.
Kesadaran klien compos mentis. Pemeriksaan tanda vital pada hari Rabu 14
Maret 2012 jam 10.00 WITA :
TD = 150/110 mmHg. Respirasi = 25 x/menit.
Nadi = 86 x/menit. Suhu = 36,2 ‘C.
B. Kulit
Kulit tampak bersih, kekenyalan dan kelembaban kulit kurang karena proses
degenaratif (menua), warna kulit kuning langsat. Keadaan kulit kering dan
keriput.
C. Kepala dan Leher
Struktur kepala simetris, kulit kepala bersih, rambut sebagian beruban, rambut
klien pendek dan ikal, tidak ada luka maupun peradangan serta benjolan padakepala klien. Klien menyatakan kepalanya sering pusing. Tidak ada keluhan
pada pergerakan leher, tidak ada sakit pada tenggorokan klien, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid pada leher klien. Tidak ada suara serak dan
peradangan pada leher klien. Dan juga tidak ada lesi atau luka.
16
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 17/30
D. Mata
Struktur mata simetris, keadaan mata cukup bersih, tidak ada peradangan pada
mata klien. Klien tidak menggunakan kacamata ataupun alat bantu penglihatan
lainnya.
E. Penciuman
Struktur hidung simetris, tidak ada kelainan pada bentuk hidung, tidak ada nyeri
pada hidung, tidak ada sekret maupun cairan yang keluar dari rongga hidung.
Fungsi penciuman masih baik, yaitu klien masih dapat membedakan bau
parfum dan bau balsem.
F. Pendengaran / Telinga
Struktur telinga kanan dan telinga kiri simetris, tidak ada kelainan pada bentuk
luar, ada sedikit serumen (kotoran) pada telinga, tidak ada cairan yang keluar
dari telinga klien, fungsi pendengaran menurun karena faktor usia sehingga
kalau berbicara dengan klien harus harus dengan suara yang agak keras. Klien
tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
G. Mulut
Mulut dan gigi bersih, sebagian gigi sudah ada yang tanggal. Tidak ada
peradangan pada mulut, fungsi mengunyah agak terganggu apabila makan
makanan yang agak keras karena gigi klien sudah tidak lengkap lagi. Klien
masih dapat membedakan rasa manis, asam, asin, dan pahit. Fungsi
pembicaraan masih baik, yaitu isi pembicaraan klien masih dapat dimengerti.
Tidak ada mual dan muntah.
17
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 18/30
H. Dada, Pernafasan dan Sirkulasi
Struktur dada simertis, pola nafas teratur dengan frekuensi 25 x/menit, tidak ada
bunyi nafas tambahan, tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan dalam
bernafas. Pengembangan dada simetris sewaktu bernafas. Tidak ada massa
(benjolan) dan lesi maupun peradangan pada dada klien. Tidak ada spuntum
(dahak) dan darah yang keluar.
I. Perut, Abdomen
Keadaan kulit sekitar perut bersih, tidak ada nyeri tekan pada perut klien. Tidak
ada acites (bengkak) pada perut klien, tidak ada lesi atau luka, tidak ada
peradangan, tidak ada pembesaran hati (hepar).
J. Genitalia/Reproduksi
Klien berjenis kelamin perempuan. Klien sudah berhenti menstruasi
(menoupause). Klien mengatakan tidak ada nyeri sewaktu BAB maupun BAK.
K. Ekstremitas atas dan bawah
Pada ekstremitas (lengan) atas tidak ada kelainan dan tidak ada keterbatasan
gerak, tidak ada oedema (bengkak). Pada eksterimitas bawah (kaki dan tungkai)
tidak terdapat oedema (bengkak). Terdapat bekas tanda gatal-gatal dan hitam,
tidak ada bekas luka. Klien dapat melakukan aktivitas dengan baik dan tanpa
bantuan orang lain.
X. ANALISA DATA
18
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 19/30
Nama : Nenek Y
Umur : 70 Tahun
Wisma : Melati
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera
No Data Subjektif dan Data Objektif Etiologi Masalah
1. DS :
- Klien mengatakan
kadang – kadang kepala pusing,
nyeri
DO : - Tanda - Tanda Vital
TD : 150/110 mmHg
Nadi : 86 x/mnt
RR : 25 x/mnt
Suhu : 36,2 ‘C
Peningkatan
tekanan vaskuler
selebral
Nyeri kepala
2. DS :
- Klien mengatakan
bahwa dia kadang merasa lemah
apabila keletihan.
- Klien mengatakan
kadang mengalami nyeri/pusing
pada kepala
DO :
- Lantai di depan kamar
mandi dan WC agak basah dan
licin.
- Klien berjalan
perlahan-lahan dan nampak
berhati-hati.
- Lantai wisma keramik.
Kelemahan fisik
dan proses
menua
Resiko tinggi
terhadap cedera
19
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 20/30
- Usia klien 70 Tahun.
XI. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.2. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan kelemahan fisik dan
proses menua.
20
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 21/30
XII. RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Nenek Y
Umur : 70 Tahun
Wisma : Melati
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera
NoDiagnosa
Keperawatan
Tujuan Rencana intervensi Rasionalisasi
1. Nyeri kepala
berhubungan
dengan
peningkatan
tekanan
vaskuler
serebral.
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
diharapkan nyeri
berkurang/hilang.
Kriteria :
- Klie
n mengatakan
bahwa
nyeri/sakit
kepalanya
berkurang/hila
ng.
- Eks
presi wajah
klien rilek.
1. Menganjurkan
tirah baring selama fase
akut.
2. Lakukan
massase pada kepala dan
leher.
3. Ciptakan
lingkungan nyaman dan
tenang.
4. Ajarkan teknik
relaksasi dan distraksi.
5. Anjurkan pada
pasien untuk
menghindari/meminimal
kan aktivitas yang dapat
meningkatkan sakit
kepala/nyeri.
1. Meng
urangi rasa
nyeri/sakit
kepala.
2. Untuk
melancarkan
peredaran
darah dan
melemaskan
otot leher.
3. Supay
a klien dapat
beristirahat dan
memulihkan
tenaga
4. Untuk
mengurangi
rasa nyeri.
5. Aktifi
tas yang
berlebihan bisa
21
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 22/30
menyebabkan
sakit kepala.
2. Resiko tinggi
terhadap
cedera
berhubungan
dengan
kelemahan
fisik dan
proses
menua.
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan di
harapkan klien
memenuhi
kriteria :
- Klie
n tidak lagi
merasa lemah
- Klie
n lebih berhati
– hati ketika
berjalan.
- Kli
en terhindar
dari cedera.
1. Ajarkan klien cara
untuk menggerakan
badan agar tidak lemah
lagi.
2. Anjurkan klien untuk
lebih sering
menggerakan kakinya.
3. Anjurkan klien untuk
lebih berhati-hati saat
berjalan.
4. Anjurkan klien
meminta bantuan apabila
klien merasa lemah.
1. Dengan
lebih sering
bergerak badan
klien menjadi
lebih bertenaga.
2. Agar tidak
terjadi
kekakuan pada
sendi – sendi
kaki.
3. Agar resiko
cedera tidak
terjadi.
4. Meminimal
kan resiko
cedera.
22
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 23/30
XIII. IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN
No Hari/Tgl Dx Implementasi Evaluasi
1.
2.
Rabu
14 Maret
2012
Rabu 14
Maret 2012
I
II
1. Menganjurkan
tirah baring selama fase
akut.
2. Melakukan
massase pada kepala
dan leher.
3. Menciptakan
lingkungan nyaman dan
tenang.
4. Mengajarkan
teknik relaksasi dan
distraksi.
5. Menganjurkan
pada pasien untuk
menghindari/meminimal
kan aktivitas yang dapat
meningkatkan sakit
kepala/nyeri.
1. Mengajarkan
klien cara untuk
S: Klien mengatakan
kepalanya sakit.
O: Tanda – tanda Vital
TD : 150/110 mmHg
N : 86 x/menit
RR : 25 x/menit
Suhu : 36,2 ‘C
A: Masalah belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
S: Klien mengatakan
kadang merasa lemah
apabila keletihan.
O: - Di depan kamar
mandi dan WC tampak
23
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 24/30
menggerakan badan agar
tidak lemah lagi.
2. Menganjurkan
klien untuk lebih sering
menggerakan kakinya.
3. Menganjurkan
klien untuk lebih berhati-
hati saat berjalan.
4. Menganjurkan
klien meminta bantuan
apabila klien merasa
lemah
licin dan basah.
- Klien
tampak tertatih saat
berjalan.
- Usia klien:
70 Tahun
A: Masalah belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
24
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 25/30
Kamis 15 Maret 2012
No Hari/Tgl Dx Implementasi Evaluasi
1.
2.
Kamis
15 Maret
2012
Kamis 15
Maret 2012
I
II
1. Menganjurka
n tirah baring selama
fase akut.
2. Melakukan
massase pada kepala
dan leher.
3. Menciptakan
lingkungan nyaman dan
tenang.
4. Mengajarkan
teknik relaksasi dan
distraksi seperti tarik
nafas yang dalam lewat
hidung dan keluarkan
lewat mulut secara
perlahan.
1. Mengajarkan
S: Klien mengatakan
kepalanya tidak pusing
dan nyeri.
O: Tanda – tanda Vital
TD : 140/100 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,4 ‘C
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
S: Klien mengatakan
masih merasa letih
apabila beraktivitas.
O: - Di depan kamar
25
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 26/30
klien cara menggerakan
badan agar tdk lemah
lagi.
2. Menganjurkan
klien untuk lebih sering
menggerakan kakinya.
3. Menganjurkan
klien untuk lebih berhati-
hati saat berjalan.
4. Membantu
klien apabila ingin
beraktivitas yg berat.
mandi dan WC sudah
tidak licin lagi.
- Klien masih
tampak tertatih saat
berjalan.
- Usia klien:
70 Tahun
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
Jum’at 16 Maret 2012
No Hari/Tgl Dx Implementasi Evaluasi1. Jum’at 16
Maret 2012
II 1. Menjelaskan
kepada klien bahwa dia
harus berhati-hati apabila
ke WC / Kamar Mandi.
2. Mengawasi
klien ketika klien
berjalan ke WC / Kamar
Mandi.
S: Klien mengatakan
sudah mengerti apa yg di
katakan dan diajarkan
oleh perawat.
O: - Klien tampak berhati
– hati ketika akan ke WC/
Kamar Mandi.
- Keadaan
depan dan dalam
WC/ Kamar Mandi
sudah tdk licin lagi.
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Lanjutkan intervensi
26
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 27/30
Sabtu 17 Maret 2012
No Hari/Tgl Dx Implementasi Evaluasi
1. Sabtu 17
Maret 2012
II 1. Menjelaskan
kepada klien bahwa dia
harus berhati-hati apabila
ke WC / Kamar Mandi.
2. Membersihkan
lantai WC / Kamar
Mandi.
3. Mengeringkan
lantai di depan pintu
masuk WC / Kamar
Mandi.
4. Mengawasi
klien ketika klien
berjalan ke WC / Kamar
Mandi.
S: Klien mengatakan
sudah memahami apa
yang di ajarkan oleh
perawat.
O: - Klien tampak berhati
– hati ketika akan ke WC/
Kamar Mandi.
- Keadaan
depan dan dalam
WC/ Kamar Mandi
sudah tdk licin lagi.
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
27
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 28/30
Senin 19 Maret 2012
No Hari/Tgl Dx Implementasi Evaluasi
28
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 29/30
1. Senin 19
Maret 2012
I 1. Menganjurkan
klien untuk istirahat di
kamar nya.
2. Melakukan
massase pada kepala dan
leher klien.
3. Menciptakan
lingkungan aman dan
tenang.
S: Klien mengatakan
kepala terasa sakit.
O: Tanda – tanda Vital
TD : 140/100 mmHg
N : 79 x/menit
RR : 25 x/menit
- Klien
tampak menahan
nyeri pada kepala
nya.
A: Masalah belum
teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Selasa 20 Maret 2012
No Hari/Tgl Dx Implementasi Evaluasi
29
5/15/2018 Askep Amir - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-amir 30/30
1. Selasa 20
Maret 2012
I 1. Menganjurkan
klien agar tidak terlalu
letih beraktivitas.
2. Memeriksa
tanda – tanda vital klien.
3. Menjelaskan
kepada klien kenapa
klien bisa mengalami
sakit kepala lagi.
S: Klien mengatakan
sudah tidak pusing lagi.
O: Tanda – tanda Vital
TD : 130/90 mmHg
N : 81 x/menit
RR : 24 x/menit
- Klien
tampak rileks
- Klien
kembali beraktivitas
seperti biasa.
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
30