artikel "what is beauty?"

Upload: dona-syafrina

Post on 10-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Untuk tugas Psikologi Kepribadian.

TRANSCRIPT

  • B E A U T Y :WHAT IS IT REALLY?

    Perempuan memiliki bagian tubuh yang dijadikan

    objek kecantikan dan mempunyai makna sosial

    bagi masyarakat. Berkembangnya industrialisa-

    si dan budaya konsumerisme di negara-negara

    Barat yang dengan cepat tersebar ke berbagai

    penjuru dunia, membentuk citra tubuh dan stan-

    dar tubuh ideal yang baru bagi kaum wanita.

    Definisi cantik pun berbeda di berbagai negara.

    cantik itu....

    pengaruh media

    mengapa bisa terjadi?

  • cantik itu....Beauty dimaknai sebagai kecantikan; keindahan; wanita cantik dan bagian yang menyenangkan (Salim, 1996:183). Cantik adalah sesuatu yang subjektif. Pendapat satu orang tentang cantik dengan pendapat orang yang lainn-ya tidaklah sama. Mungkin seseorang akan mengatakan bahwa cantik itu berbadan langsing, pipi tirus, rambut lurus, dan berkulit putih. Namun ada juga yang mengang-gap bahwa wanita cantik adalah wanita yang berkulit sawo matang atau agak gelap, badannya berisi, dan be-rambut ikal atau keriting. Standar cantik menurut ses-eorang dipengaruhi oleh budaya yang berlaku di tempat ia tinggal. Menurut Dewi Mulyati, Head of Consumer Marketing Insight Unilever Indonesia, melalui acara Me-dia Gathering Dove Real Beauty Campaign, mengatakan bahwa di Amerika, Rusia, dan Mexico, cantik itu selalu dikaitkan dengan tubuh. Sedangkan di Indonesia cantik itu dilihat dari wajah. Ini juga berlaku di India, Jepang, Cina, dan sebagian besar negara di Asia lainnya.

    Namun, beberapa penelitian tentang konsep kecantikan yang ada di masyarakat Indonesia pada beberapa tahun belakangan ini menunjukkan hal berbeda dengan konsep literatur Jawa tentang kecantikan (Yulianto, 2007:14). Konsep kecantikan di kawasan Asia tampaknya makin terpengaruh oleh konsep yang berlaku di negara Barat. Orang Barat memiliki ciri-ciri fisik berkulit putih, tinggi, memiliki warna mata dan warna rambut yang terang, dan berhidung mancung. Berbeda dengan orang Indo-nesia dan kebanyakan orang Asia lainnya yang memiliki warna kulit kuning langsat atau sawo matang, warna rambut gelap, dan tinggi badan yang cenderung pendek. Bungin (2007: 221) mengungkapkan bahwa kecantikan direpresentasikan dalam rupa kulit whiteness (menja-di putih), rambut hitam, tebal dan lurus, bertubuh slim, memiliki kesegaran tubuh, adanya kebersihan, kemewa-han, keanggunan dan berparas menawan. Sementara itu, Prabasmoro (2003:106) dalam bukunya mengungkap-kan bahwa kecantikan dinaturalisasikan dengan warna kulit putih.

    pengaruh mediaMedia massa memegang peranan penting dalam menciptakan konsep tubuh ideal yang dianut oleh masyarakat melalui iklan, film, pemotretan di majalah, dan sebagainya. Hampir semua pemeran wanita, terutama pemeran utama, adalah mereka yang ber-tubuh langsing dan berkulit putih. Wanita yang ber-tubuh gemuk dan berkulit sawo matang, akhir-akhir ini, terlihat jarang mendapatkan peran yang penting. Hal ini menyebabkan wanita memiliki perkiraan yang berlebihan terhadap konsep tubuh ideal. Banyak dari mereka yang menyiksa tubuh mereka untuk mendapatkan tubuh ideal; baik melalui diet, operasi plastik, peralatan kosmetik, karena mereka mera-sa memiliki bentuk tubuh yang kurang sesuai den-gan harapan masyarakat. Terkadang diceritakan pula kisah seorang gadis yang awalnya bertubuh gemuk dan tidak fashionable, sering menjadi bahan ejekan

    dan tertawaan orang-orang di sekitarnya, namun pada akhirnya akan berubah menjadi gadis cantik bertubuh langsing yang menjadi incaran para pria. Begitu juga dengan iklan. Banyak produk kecantikan menampilkan pemeran utama wanita yang berkulit putih bersinar dan dikagumi oleh banyak orang, sedangkan temann-ya yang tidak berkulit putih tidak mendapat perhatian dari siapa-siapa. Kemudian dengan produk kecanti-kan yang ditawarkan, sang teman tadi pada akhirnya memiliki kulit yang lebih putih dan ikut dikagumi oleh banyak orang juga. Dengan memiliki tubuh yang ide-al, wanita bisa memiliki segalanya dan hidup bahagia.Itulah salah satu mitos kecantikan yang dipercayai oleh masyarakat. Mitos kecantikan ini telah memicu ban-yak wanita mengalami kebiasaan makan yang meny-impang (eating disorder), seperti anorexia nervosa, bulimia, dan juga operasi plastik. Selain itu, kondisi psi-kologis mereka juga tidak baik karena selalu merasa minder, benci pada tubuh sendiri, iri terhadap orang lain yang tubuhnya lebih bagus, sampai bisa menga-kibatkan depresi. Padahal, tidak semua orang terla-hir dengan ciri-ciri fisik yang sama; ada yang terlahir berkulit putih dan ada yang gelap, ada yang tubuh yang kecil dan ada yang bertulang besar sehingga tu-buhnya juga terlihat lebih besar, ada yang berambut lurus dan ada yang ikal, dan lain sebagainya. Defini-si cantik yang ditampilkan di media dirasa tidak me-wakili seluruh ras dan etnis yang ada di masyarakat.

    Pada suatu penelitian yang dilakukan oleh Desi Besti-ana (2012) terhadap mahasiswi Universitas Airlangga, ditemukan bahwa semua mahasiswi yang diwawancarai masih belum merasa puas dengan tubuhnya, terutama dengan bentuk dan ukurannya. Mereka merasa tubuhn-ya belum bisa dikatakan ideal karena berat dan tinggi badan mereka tidak seimbang, juga ada beberapa ba-gian tubuh yang tidak mereka sukai, antara lain len-gan, payudara, perut, pantat, dan paha. Menurut para mahasiswi, ukuran dan bentuk tubuh yang ideal sangat menunjang penampilan. Wanita dengan bentuk tubuh yang ideal dinilai lebih menarik, salah satu alasannya karena bisa menggunakan berbagai macam jenis dan model pakaian sesuai dengan yang mereka inginkan.

    Sedangkan dari penelitian yang dilakukan oleh Fristy (2012), ditemukan bahwa subjek penelitian, yang terdiri responden wanita dari SMAN 8 Bekasi dan Universitas Gunadarma, seringkali berpikir negatif tentang tubuhn-ya dimana subjek minder dan malas bicara jika bersa-ma dengan orang yang tampilan fisiknya lebih cantik daripada subjek, subjek lebih memilih untuk diam kare-na berpikir bahwa subjek akan kalah cantik atau takut tersaingi dengan orang lain yang dianggapnya lebih cantik daripada dirinya. Ketidakpuasan subjek tepat pada bagian tubuh, mulai dari hidung, tinggi badan, ku-lit, rambut, payudara, bokong, bahkan hampir seluruh tubuh. Begitupun dalam perasaan negatif tentang tu-buh, subjek memiliki perasaan negatif dimana subjek merasa benci dengan kulitnya karena menggelap, seh-ingga timbul perasaan tidak puas dengan fisiknya. Sub-jek juga mengeluhkan bentuk wajahnya yang menurut-nya jelek dan selalu menggunakan make- up untuk atasi ketidakpuasan fisiknya tersebut.

  • dipikirkan oleh masyarakat. Iklan dapat mempengaruhi persepsi masyarakat tentang suatu kejadian atau fenomena yang dianggap penting. Pengaruh itu kemu-dian disaring, diseleksi, bahkan mungkin ditolak sesuai dengan faktor personal yang ada. Yulianto (2007) me-ngungkapkan bahwa adanya iklan produk kecantikan yang menampilkan berbagai realitas semu didalamnya juga memperparah kondisi masyarakat yang terjerumus dalam keajaiban yang diciptakan oleh iklan. Kesadaran akan apa yang ditampilkan oleh iklan merupakan relalitas semu dan masyarakat tidak mampu melakukan apa-apa karena sudah menjadi komoditas dan diterima secara global dan universal oleh masyarakat. Bahkan ejekan itu diterima oleh masyarakat karena memang apa yang ditampilkan dalam iklan merupakan hasil konsesus akan pesona kecantikan yang ada.

    mengapa bisa terjadi?

    Heidi montag (27), former television personality laguna beach

    I wish Id NEVER had plastic surgery

    Heidi melakukan operasi plastik pertamanya di tahun 2007 pada hidung dan payudaranya. Ia mengatakan bahwa ia selalu merasa ti-dak percaya diri terhadap tubuhnya. Teman-teman laki-lakinya ser-ing menertawakan dirinya karena ia berdada rata. Heidi juga tidak suka dengan hidungnya yang besar, keturunan dari ayahnya. Pada tahun 2010, ia menjalani 10 prosedur operasi plastik sekaligus da-lam satu hari; brow lift, nose job, ears pinned, chin shaved, two breast enlargements, back scooped out, fat injected into cheekbones, lipo on inner and outer thighs. Ia menjalani prosedur-prosedur tersebut TFUFMBIEPLUFSOZBNFOVOKVLLBOLFLVSBOHBOmTJLZBOHBEBQBEBO-ya. Prosedur ini membuatnya kesulitan bernafas karena lubang hidungnya terlalu sempit, payudaranya yang terlalu besar karena silikon, juga luka-luka bekas operasi yang belum hilang dan terk-adang sakit. Penderitaannya pasca operasi ini berlangsung selama bertahun-tahun.

    It is really hard to be a woman in this day and age with all the media and internet and comments, there is so much more nega-tivity coming at people, it is a lot easier to be insecure and let that get to me.

    Carl Rogers, seorang psikolog dari Amerika, mengemukakan bahwa setiap manusia memili-ki kecenderungan untuk bergerak menuju keutu-han atau pemuasan dari potensi, yang meliputi fi-siologis dan intelektual. Ia

    berpendirian bahwa jika kongruensi, penerimaan posi-tif yang tidak bersyarat, dan empati hadir dalam suatu hubungan, maka pertumbuhan psikologis akan selalu terjadi. Manusia mempunyai konsep tentang diri (self) sehingga memiliki potensi untuk mengaktualisasikan diri. Rogers mengajukan dua subsistem dalam aktualisasi diri, yaitu konsep diri dan diri ideal.

    Konsep diri merupakan seluruh aspek dalam ke-beradaan dan pengalaman seseorang yang disadari (walaupun tidak selalu akurat) oleh individu tersebut. Pada saat manusia sudah membentuk konsep dirinya, ia akan menemukan kesulitan dalam menerima peruba-han dan pembelajaran yang penting, terutama apabila pengalaman tersebut tidak konsisten dengan konsep diri mereka. Namun, perubahan biasanya paling mudah terjadi ketika adanya penerimaan dari orang lain. Se-dangkan diri ideal didefinisikan sebagai pandangan ses-eorang atas diri sebagaimana yang diharapkannya, yang meliputi semua atribut (biasanya yang positif) yang ingin dimiliki oleh seseorang. Ketika terjadi perbedaan yang besar antara diri ideal dan konsep diri, maka seseorang akan mengalami ingkongruensi, yang merupakan keprib-adian yang tidak sehat. Individu yang sehat secara psi-kologis melihat hanya sedikit perbedaan antara konsep dirinya dengan apa yang mereka inginkan secara ideal.

    Konstruksi konsep cantik yang ditampilkan telah mem-buat kesenjangan yang besar bagi mereka yang tidak memiliki bentuk tubuh dan warna kulit yang sama den-gan apa yang ada dalam iklan. Hal ini membuat banyak wanita yang tidak percaya diri dengan penampilannya, karena apa yang diharapkan oleh masyarakat dengan keadaan yang ada berbeda. Memang, tidak semua mas-yarakat terpengaruh dengan apa yang mereka tonton, lihat, dan dengar. Masih banyak orang yang tidak terla-lu memusingkan tentang apa itu definisi cantik. Namun, ada juga orang yang berusaha keras untuk diterima di kalangannya, sehingga ia benar-benar mendalami apa yang dikatakan dengan cantik atau ideal dan ia berusaha keras untuk mencapai definisi tersebut. Berbicara ten-tang pendapat orang lain, memang inilah yang menjadi faktor pemicu utama mengapa wanita ingin mempunyai tubuh yang ideal. Pikiran, pendapat, dan perlakuan dari orang lain terhadap diri mereka mempengaruhi pe-nilaian mereka terhadap diri sendiri.

    Pada sebuah film dokumenter yang menceritakan ten-tang kehidupan pelajar di Korea Selatan, kita dapat melihat bahw tekanan sosial untuk menjadi cantik sangat besar. Bahkan ada salah satu murid menga-takan, seumur hidupnya ia tidak pernah mendapat pujian dari ibunya, sang ibu baru memujinya setelah ia menjalani prosedur operasi plastik di bagian mata (double eyelid surgery yang membuat matanya ter-lihat lebih besar) dan mengatakan bahwa ia cantik. Betapa sedihnya apabila orangtua saja tidak pernah memuji anaknya sendiri karena penampilan fisikn-ya, menurutnya, tidak menarik. Tekanan sosial sep-erti inilah yang membuat Korea Selatan menempati urutan pertama dalam pelaksanaan operasi plastik.

    Video dapat ditonton di http://vimeo.com/26833191

  • DAFTAR PUSTAKA

    JURNAL:

    FRISTY. (2012). CITRA DIRI PADA REMAJA PUTRI YANG MENGALAMI KECENDERUNGAN GANGGUAN BODY DYSMORPHIC. universias gunadarma.

    Desi Bestiana. (2012). Citra Tubuh dan Konsep Tubuh Ideal Mahasiswi FISIP Universitas Airlangga Surabaya. AntroUnairDotNet Vol.1/No.1/Juli-Desember 2112 hal. 1-11.

    Marlyani purbayanti. reception analysis remaja perempuan tentang konsep kecantikan dalam iklan kosmetika.

    WEBSITE:http://www.justjared.com/2007/09/26/heidi-montag-plastic-surgery-2/http://wolipop.detik.com/read/2013/09/19/081855/2363014/234/definisi-cantik-menurut-pandangan-orang-dari-berbagai-negarahttp://radaronline.com/exclusives/2014/01/heidi-montag-plastic-surgery-felt-insecure-doctor-pointed-out-everything-wrong/http://www.dailymail.co.uk/tvshowbiz/article-2514988/Heidi-Montag-talks-plastic-surgery-regrets-breast-reduction.html

    VIDEO:http://vimeo.com/26833191

    BUKU:Feist, Jess & Gregory J. Feist. 2010. Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.