aquatic parasitic worms

29
Roffi Grandiosa Parasit Penyakit Ikan

Upload: achmadnurdin

Post on 02-Jul-2015

162 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aquatic Parasitic Worms

Roffi GrandiosaParasit Penyakit Ikan

Page 2: Aquatic Parasitic Worms

Cacing (Vermes) adalah invertebrata yang memiliki badan memanjang, silindris dan tidak memiliki kaki.

Plathyhelminthes (pipih)◦ Trematoda (Monogenea dan Digenea)◦ Cestoda◦ Nemathelminthes (gilig)◦ Acanthocephala (Berduri Kepala)◦ Annelida (gilig)

Cacing bervariasi dalam ukuran. Paling kecil ukuran mikroskopis hingga lebih dari satu meter (polychaeta) bahkan cacing terpanjang berukuran 55 m (bootlace worm Lineus longissimus

Page 3: Aquatic Parasitic Worms

Distribusi dan Habitat Dari cara hidup, secara umum cacing hidup

dengan cara parasitik maupun hidup bebas◦ Secara parasitik, berbagai jenis cacing

menempati beragam niche, hidup pada atau dalam badan organisme lain (manusia, tanaman, hewan).

◦ Cacing hidup dapat pula hidup bebas antara lain di tanah maupun air (tawar maupun laut).

Secara ekologis, cacing merupakan mata rantai penting dalam ekosistem.

Page 4: Aquatic Parasitic Worms

Cacing memiliki beragam bentuk antara lain silindri, pipih dan tanpa memiliki tambahan tubuh seperti kaki.

Cara bereproduksi adalah hermaprodit maupun reproduksi aseksual

Page 5: Aquatic Parasitic Worms

Cacing Sebagai Hewan Parasit. Ekto Parasit = Ektozoa

◦ Kulit dan Insang Endo Parasit = Endozoa

◦ Usus◦ Otot Daging◦ Mata◦ Pembuluh Darah

Page 6: Aquatic Parasitic Worms

Cacing dapat disebut helminthes bila bersifat parasit, terutama bila membahas Nematoda atau Cestoda.

Helminthology : Ilmu yang mempelajari cacing parasit.

Helminth biasa akan menimbulkan permasalahan pada ikan antara lain :◦ Turunnya pertumbuhan◦ Meningkatnya stress ikan◦ Meningkatnya ancaman terkena penyakit bakteri,

virus

Page 7: Aquatic Parasitic Worms

Berdasarkan akibat yang ditimbulkan, parasit dapat dibedakan menjadi :

◦ParasitiASIS adalah jika parasit belum mampu menimbulkan lesi (jejas) atau tanda klinis pada hospesnya,

◦ ParasitOSIS adalah jika parasit telah mampu menimbulkan lesi (jejas) atau gejala klinis pada hospesnya.

Hospes = Host!

Page 8: Aquatic Parasitic Worms

Berdasarkan jumlah hospes yang dibutuhkan dalam menyelesaikan siklus hidupnya, maka parasit dibedakan menjadi :

◦ a. PARASIT MONOXEN adalah parasit yang dalam menyelesaikan siklus hidupnya hanya membutuhkan satu hospes yaitu hospes definitif saja

Page 9: Aquatic Parasitic Worms

◦ b. PARASIT HETEROXEN (“heteros” = berbeda) sering disebut juga DIHETEROXEN adalah parasit yang dalam menyelesaikan siklus hidupnya melalui stadium-stadium yang setiap stadiumnya memerlukan hospes yang berlainan. Contoh : cacing hati Fasciola gigantica memerlukan siput air tawar Lymnaea sp pada stadium (mirasidium, sporokista, redia dan serkaria) sedangkan dewasanya memerlukan mamalia sebagai hospes definitifnya

◦ c. PARASIT POLIXEN (“poly” = banyak) adalah parasit yang dalam menyelesaikan siklus hidupnya memerlukan lebih dari satu hospes, tetapi kesemuanya dari satu jenis.

Page 10: Aquatic Parasitic Worms

HOSPESHospes (inang = hewan penjamu) adalah

hewan yang menderita kerugian akibat harus menberikan makan parasit

Hospes dapat dibedakan berdasarkan Stadium Parasit

Page 11: Aquatic Parasitic Worms

BERDASARKAN STADIUM PARASIT

Berdasarkan stadium parasite yang dikandungnya, maka hospes dapat dibedakan menjadi :

a.HOSPES DEFINITIF (Inang definitive, Induk semang, Inang primer) adalah hospes yang memberikan makan untuk hidup parasit stadium seksual atau dewasa.

b.HOSPES INTERMEDIER (hospes sementara, hospes sekunder, hospes alternative, inang antara) adalah hospes yang memberikan makan untuk hidup parasit stadium aseksual atau belum dewasa.

Page 12: Aquatic Parasitic Worms

VEKTORVektor berarti pembawa atau pengangkut. Vektor

adalah organisme yang memindahkan parasit stadium infektif dari penderita ke organisme penerima

Secara umum vector dapat dibedakan menjadi :1. VEKTOR MEKANIK, bila agen penyakit tidak

mengalami perkembang biakan dalam tubuh vector.

2. VEKTOR BIOLOGIK, bila agen penyakit mengalami perkembang  biakan atau pendewasaan dalam tubuh vector. Kalau didalam tubuh vector hanya terjadi pendewasaan saja dari agen penyakit disebut CYCLODEVELOPMENTAL dan apabila selain terjadi pendewasaan juga terjadi perkembang biakan  (penggandaan, perbanyakan) dari agen penyakit disebut CYCLOPROPAGATIVE dan apabila dalam tubuh vector hanya terjadi perkembang biakan dari agen penyakit disebut PROPAGATIVE

Page 13: Aquatic Parasitic Worms

ADAPTASI  PARASITAdaptasi ini dapat bersifat MORFOLOGI

dan BIOLOGI. Hasil dari penyesuaian ini menyebabkan terbentuknya spesies parasit yang tempatnya pada tubuh hospes tertentu dan sifat keparasitannya khas

1.ADAPTASI MORFOLOGI adalah adaptasi yang disertai dengan adanya perubahan tubuh sehingga memungkinkan untuk hidupnya parasit dalam hospes. Adaptasi morfologi dapat dibedakan menjadi MODIFIKASI DEGENERASI dan MODIFIKASI NEOFORMASI

Page 14: Aquatic Parasitic Worms

2. ADAPTASI BIOLOGI, adaptasi ini lebih memungkinkan untuk tahannya hidup parasit pada tempat predileksinya. Dalam adaptasi biologi parasit mempunyai bermacam – macam kecenderungan hayati untuk bereaksi atau menanggapi secara khusus terhadap rangsangan dari luar.

Page 15: Aquatic Parasitic Worms

Kingdom: AnimaliaSubkingdom: EumetazoaSuperphylum: PlatyzoaPhylum: PlatyhelminthesGegenbaur, 1859

Classes ◦ Monogenea◦ Trematoda◦ Cestoda◦ Turbellaria

Page 16: Aquatic Parasitic Worms
Page 17: Aquatic Parasitic Worms

Cacing Monogenea

Terdapat 1,100 species monogenea. Bersifat sebagai Parasit eksternal (walaupun ada yang hidup secara internal), membutuhkan hospes yang spesifik.

Nama Monogenea berasal dari fakta bahwa parasit hanya memiliki satu generasi non-larva.

Page 18: Aquatic Parasitic Worms
Page 19: Aquatic Parasitic Worms
Page 20: Aquatic Parasitic Worms
Page 21: Aquatic Parasitic Worms

Karakteristik Monogenea

Monogenea dewasa memiliki haptor pada ujung bawah tubuhnya. (haptor : Greek ἅπτειν, haptein, yang artinya “menangkap"), yang memiliki sucker dan pengait (hook)

Bisa juga memiliki pro haptor pada bagian posterior.

Cacing pipih ini ditemukan pada kulit atau insang. Ukuran maksimum 2 cm. Parasit di perairan laut biasanya lebih besar dibanding tawar.

Monogeneans tidak memiliki sistem pernafasan, rangka, peredaran darah. Juga tidak memiliki rongga tubuh yang nyata.

Page 22: Aquatic Parasitic Worms

Monogenea memiliki sistem pencernaan sederhana terdiri dari bukaan mulut, otot pharynx, intestine tanpa bukaan anus.

Monogenea bersifat hermaprodit. Secara umum Bersifat Ovipar namun beberapa vivipar.

Monogenea adalah invertebrata terendah yang memiliki — endoderm, mesoderm, and ectoderm.

Sebagai tambahan, mereka memiliki bagian kepala yang berisi jaringan syaraf (otak?) dan organ pengindraan.

Page 23: Aquatic Parasitic Worms
Page 24: Aquatic Parasitic Worms

Monogenea dibagi menjadi dua subclass berdasarkan kompleksitas haptor.

Monopisthocotylea : memiliki satu bagian haptor, termasuk pengait atau penempel attachment disc,

Polyopisthocotylea memiliki beberapa bagian haptor (clamps). Hewan ini dikenal juga sebagai Polyonchoinea dan Heteronchoinea.

Polyopisthocotyleans adalah parasit khusus pada insang ikan

Monopisthocotyleans dapat hidup pada insang, kulit dan sirip

Page 25: Aquatic Parasitic Worms

Monopistocotylea termasuk:Genus Gyrodactylus, tidak ada titik mata dan

bersifat viviparGenus 'Dactylogyrus, memiliki 4 titik mata dan

bersifat ovipar. Terdapat sedikitnya 970 spesies.

Genus Neobenedenia, cacing pada spesies ikan laut dapat menyerang ikan air tawar

Polyopisthocotylea termasuk:Genus Diclidophora, menyerang ikan laut dan

ikan primitif seperti ikan sturgeon.Genus Protopolystoma, ditemukan pada katak.

Page 26: Aquatic Parasitic Worms
Page 27: Aquatic Parasitic Worms

Ecology and life cycleMonogenea memiliki siklus hidup yang

sederhana. Tidak ada inang perantara. Bersifat hermaprodit tapi protandri.

Telur yang menetas menjadi larva yang memiliki ciliata atau oncomiracidium. Larva oncomiracidium memiliki pengait posterior dan pada tahap ini terjadi transmisi dari inang ke inang.

Monogenea tidak hidup pada mamalia.

Page 28: Aquatic Parasitic Worms
Page 29: Aquatic Parasitic Worms