aneka kerajinan

31
Menyulap Limbah Kok menjadi Asesoris Cantik Liputan6.com, Malang: Keberadaan limbah di sekitar kita seringkali luput dari perhatian. Tapi tidak demikian halnya dengan Abdullah. Warga Karang Ploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur ini justru melihat limbah adalah tantangan sebagai peluang usaha. Dia mengolah limbah kok untuk dijadikan pernak-pernik berbentuk kupu-kupu, capung, dan burung merak. Proses pembuatan pernak-pernik tak terlalu rumit. Produksi dimulai dengan memilih bulu-bulu kok lantaran masih tercampur dengan sampah. Kok yang diambil adalah berukuran besar. Selanjutnya masuk pada tahap pewarnaan. Air dididihkan lalu diberi zat pewarna. Setelah itu bulu yang telah dipilih direbus selama 20 menit. Kemudian ditiriskan dan dijemur sekitar satu jam. Begitu tahap ini selesai, maka bulu-bulu itu siap diolah. Abdullah menyediakan berbagai ukuran untuk produk-produknya. Di antaranya small (S), medium (M), large (L), extra large (XL), dan jumbo. Adapun ukuran yang banyak diminati adalah M. Menurut Abdullah, produk buatannya punya kelebihan yakni berwarna mencolok dan tak luntur. Dia juga menekankan agar tidak perlu khawatir dengan asesoris buatannya karena aman untuk kesehatan.(YNI/Julianus Kriswantoro) Abdullah - 081555622871 Jl. Prenjak Takeran Ngijo, Karang Ploso Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Upload: nosiha

Post on 25-Jul-2015

889 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aneka Kerajinan

Menyulap Limbah Kok menjadi Asesoris Cantik

Liputan6.com, Malang: Keberadaan limbah di sekitar kita seringkali luput dari perhatian. Tapi tidak demikian halnya dengan Abdullah. Warga Karang Ploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur ini justru melihat limbah adalah tantangan sebagai peluang usaha. Dia mengolah limbah kok untuk dijadikan pernak-pernik berbentuk kupu-kupu, capung, dan burung merak.

Proses pembuatan pernak-pernik tak terlalu rumit. Produksi dimulai dengan memilih bulu-bulu kok lantaran masih tercampur dengan sampah. Kok yang diambil adalah berukuran besar. Selanjutnya masuk pada tahap pewarnaan. Air dididihkan lalu diberi zat pewarna. Setelah itu bulu yang telah dipilih direbus selama 20 menit. Kemudian ditiriskan dan dijemur sekitar satu jam. Begitu tahap ini selesai, maka bulu-bulu itu siap diolah.

Abdullah menyediakan berbagai ukuran untuk produk-produknya. Di antaranya small (S), medium (M), large (L), extra large (XL), dan jumbo. Adapun ukuran yang banyak diminati adalah M. Menurut Abdullah, produk buatannya punya kelebihan yakni berwarna mencolok dan tak luntur. Dia juga menekankan agar tidak perlu khawatir dengan asesoris buatannya karena aman untuk kesehatan.(YNI/Julianus Kriswantoro)

Abdullah - 081555622871 Jl. Prenjak Takeran Ngijo, Karang Ploso Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Page 2: Aneka Kerajinan

Lilin Cantik Penghias Ruangan

Liputan6.com, Bekasi: Sejumlah ornamen dekoratif bisa dipilih untuk memeriahkan suasana Natal dan Tahun Baru. Salah satunya dengan memanfaatkan hiasan yang terbuat dari lilin. Tanpa diduga, selain sebagai penerang, lilin kini bisa menjadi pemanis ruangan. Usaha itulah yang ditekuni Listyani S. Sidik.

Bahan baku yang dipilih Listyani dalam pembuatan lilin sebagai unsur dekorasi adalah stearin. Ini merupakan produk turunan dari kelapa sawit. "Lilin sebelumnya terbuat dari parafin. Lilin jenis ini memiliki kelemahan cepat habis," kata Listyani, belum lama berselang.

Menurut Listyani, keunggulan lilin stearin adalah menggunakan produk alami karena terbuat dari tumbuh-tumbuhan. Terlebih, Indonesia merupakan salah satu penghasil kelapa sawit terbesar di Asia Tenggara. "Proses pembakaran lilin stearin juga lebih sempurna sehingga tak mengeluarkan asap hitam. Baunya pun netral," ujar Listyani.

Listyani menjelaskan, ada dua jenis lilin yang dibuat. Pertama, lilin yang digunakan untuk keperluan sehari-hari atau daily used. "Untuk jenis yang ini, kita mencetak langsung agar pembuatannya cepat dan bisa dijual murah karena bersaing dengan negara lain," tutur wanita berusia paruh baya itu.

Kegunaan yang kedua, lanjut Listyani, adalah unsur dekorasi. Lilin jenis ini dibuat melalui beberapa tahap. "Awalnya lilin dicairkan baru kemudian dicetak sesuai bentuk yang diinginkan," ucap Listyani seraya menutup perbincangan.(RMA/Julianus Kriswantoro)

Listyani S. Sidik - 0812.9592.585Jalan Cempaka, Jatimulya, TambunBekasi Timur, Jawa Barat

Page 3: Aneka Kerajinan

Tas Semen Produk Paguyuban Mawas Diri

Liputan6.com, Jakarta: Bagi sebagian orang bekas kantong semen mungkin hanya sekadar limbah biasa. Namun tidak demikian bagi ibu-ibu yang tergabung dalam Paguyuban Mawas Diri di Penjaringan, Jakarta Utara. Mereka mampu berinovasi dengan memanfaatkan limbah kantong semen untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

Sebenarnya saat memulai usaha ini bahan baku yang digunakan adalah eceng gondok, bukan kantong semen. Namun suatu ketika sang pembina paguyuban menemukan selembar kertas semen yang tidak robek saat dipacul. Ide pun terbesit untuk mencoba membuat simpul tali dari kertas semen. Tanpa diduga, kekuatan tali dari kantong semen ternyata lebih bagus ketimbang eceng gondok.

Tas, tempat telepon genggam, tatakan gelas, hiasan dinding, sandal, dompet tempat koin, atau topi adalah sebagian kecil dari produk yang dihasilkan usaha yang bermarkas di Jalan Muara Baru, Gang Pabrik Baja, Penjaringan ini. Warna dan model yang dihasilkan pun bervariasi tergantung minat pembeli.

Namun ada satu hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan bahan baku kantong semen terutama pada tahap pengeringan. Pada tahap ini kertas hendaknya tidak dijemur pada terik matahari karena akan membuat kaku.

Bagi para pembeli, jangan khawatir apabila produk berbahan baku kantong semen ini kotor. Tidak menjadi masalah bila barang tersebut dibersihkan menggunakan air. Asalkan tidak direndam, maka barang tersebut aman dari kerusakan. Apalagi bila semakin tersentuh air, maka produk yang dibeli semakin kuat.(

Page 4: Aneka Kerajinan

Batu Kerik, Hanya Butuh Ide dan Keterampilan

Liputan6.com, Jakarta: Batu yang sehari-harinya begitu banyak ada di lingkungan sekitar ternyata bisa dibentuk menjadi suatu kerajinan yang unik. Hanya dengan peralatan sederhana dipadu keterampilan tangan, sebuah karya seni dapat tercipta.

Adalah usaha batu kerik milik Dino. Kerajinan ini pertama kali dikenalkan oleh seseorang sekitar tahun 1991 atau 1992. Setelah mencoba, lama-kelamaan Dino tertarik dan berniat untuk menjadikan batu kerik sebagai lahan usaha. Apalagi ketika itu ada seseorang yang memintanya untuk dibuatkan souvenir pernikahan. Sejak itu, Dino dan kawan-kawannya semakin bertekad untuk menjalankan usaha ini.

Seperti namanya, bahan baku utama dalam kerajinan ini tentu saja batu. Batu-batu tersebut diperoleh dari sungai di Jawa Tengah. Batu yang sudah dipilih kemudian dites tingkat kekerasannya menggunakan cutter. Bila terlalu keras, maka batu itu tidak dapat digunakan. Selain cutter, peralatan yang digunakan Dino dan kawan-kawannya adalah obeng kecil dan bor. Alat-alat tersebut berguna untuk memahat dan melubangi batu.

Berbagai bentuk dan ukuran dari batu bisa disulap menjadi berbagai karya hanya dengan mengeriknya. Misalnya saja, batu kecil biasanya digunakan untuk bandul kalung atau gantungan kunci. Sedangkan batu yang lebih besar dimanfaatkan untuk patung-patung kecil. Sementara batu yang lebih besar lagi diproyeksikan untuk dijadikan patung.

Lebih jauh Dino mengatakan, dalam menjalankan usahanya, dia berprinsip memaksimalkan bahan baku. Sekecil apa pun batu yang tersisa akan diupayakan agar memiliki kegunaan. Adapun batu-batu tersebut sebenarnya memiliki tiga warna dominan, yaitu hitam, kecokelatan, dan keabu-abuan. Namun warna-warna itu baru bisa diketahui setelah batu bersih dari debu-debu yang melekat.

Usaha batu kerik yang berada di Jalan Keuangan II Nomor 74, Cilandak Barat, Jakarta Selatan ini selain memaksimalkan bahan baku, tentunya memaksimalkan pula tenaga masyarakat sekitar. Rupiah bisa dikantongi, masalah pengangguran pun tertanggulangi.(

Page 5: Aneka Kerajinan

Kerajinan Miniatur dari Pyrex

Liputan6.com, Sidoarjo: Pyrex dikenal sebagai kaca yang tahan pada suhu panas tinggi. Kekuatannya melebihi kaca lainnya. Berbekal keterampilan dan imajinasi tinggi, pyrex bisa dibentuk menjadi kerajinan menarik. Usaha inilah yang digeluti Puji di Sidoarjo, Jawa Timur.

Puji mengawali usahanya dengan belajar di Kualalumpur, Malaysia, selama tiga tahun. "Kita diajari bagaimana caranya membuat kerajinan dari kaca pyrex," ucap Puji kepada SCTV, baru-baru ini. Saat kembali ke Indonesia, Puji langsung membuka usahanya.

Bahan baku kaca pyrex diimpor langsung dari Jepang. Namun, belakangan ini Puji kerap membeli kaca antipanas di Indonesia. "Karena di Indonesia sudah ada distributornya," tutur wanita berjilbab ini. Pyrex, katanya, biasanya dipakai di laboratorium sebagai alat pengaduk.

Menurut Puji, ada tiga jenis pyrex yang digunakan. "Kaca berdiameter 15 milimeter, 7 milimeter dan 11 milimeter," ucap Puji. Alat bantu membuat kerajinan ini, antara lain pinset untuk menjepit pyrex yang tengah diproses. Ada pula klem yang mempunyai fungsi serupa dan matras.

Proses pembuatannya ialah kaca dipanaskan dengan suhu 750 derajat Celcius menggunakan oksigen dan elpiji untuk mengeluarkan api. Usai kaca lumer, pyrex baru bisa dibentuk. Nantinya, bentuk kerajinan akan disesuaikan dengan imajinasi si pembuat.

Beragam bentuk bisa dihasilkan dari pembuatan ini. Antara lain, gedung pencakar langit yang berukuran cukup besar. Adapula hiasan-hiasan kecil untuk pajangan di rumah, seperti bentuk kaligrafi dan miniatur manusia. Semua dibentuk sedemikian rupa agar terlihat menarik dan unik.

Harga yang ditawarkan Puji untuk setiap kerajinannya cukup bervariatif. "Kisaran harga paling murah ada Rp 10 ribu," tutur wanita yang bisnisnya pernah terkena dampak lumpur Lapindo ini. Sedangkan yang termahal, kata puji, harganya bisa mencapai Rp 1 juta.(REN)

Page 6: Aneka Kerajinan

Puji: 0888-312-8882Perumahan Magersari Permai Blok BA-16, Sidoarjo, Jawa timur

Air Mancur Bola, Alternatif Penghias Rumah

Liputan6.com, Jakarta: Kehadiran air mancur yang asri dan segar dalam rumah Anda tentu dapat menenangkan suasana. Terlebih, gemericik air mancur dapat menciptakan irama yang seolah-olah mampu menghilangkan sejenak kepenatan pikiran. Namun, lahan sempit dan harga yang mahal sering menjadi kendala membuat air mancur dalam rumah. Untuk mengatasi masalah ini, Anda sebaiknya mencoba air mancur bola.    

Dengan ukuran 40 centimeter persegi, air mancur bola sudah bisa menghias taman maupun rumah Anda. Untuk mendapatkan air mancur bola, Anda cukup membelinya seharga Rp 350 ribu hingga Rp 450 ribu. Ini jauh lebih murah ketimbang air mancur yang dijual di pusat-pusat perbelanjaan yang harganya mencapai Rp 1 juta.

Menurut sang pengrajin Yono, air mancur bola ini dijual murah karena bukan terbuat dari batu alam asli. "Saya hanya membuatnya dari campuran semen," tutur Yono kepada SCTV, baru-baru ini.

Tak semudah membalik telapak tangan Yono menemukan formula tepat untuk menghasilkan air mancur bola. Apalagi ia harus memeras otak merancang putaran bola yang disesuaikan dengan aliran air serta mengatur kekuatan pondasi air mancur. Beruntung, usahanya tidak sia-sia. Hasil karya Yono laris manis di pasaranYono: 0812 189 5911Jalan Arteri Seberang Kompas-Gramedia, Senayan, Jakarta Pusat

Page 7: Aneka Kerajinan

Benda-Benda Rohani Asal Ganjuran Tak Kalah Saing

Liputan6.com, Ganjuran: Apakah Anda masih mencari patung bayi Yesus bersama keluarga Kudus untuk menghiasi dekorasi rumah menjelang Natal ini? Patung dan benda rohani karya perajin Ganjuran, Yogyakarta, bisa menjadi pilihan. Hasil karyanya tidak perlu diragukan lagi karena telah menguasai pasar Tanah Air dan Australia.

Bengkel kerja milik Triatmojo misalnya, di akhir Desember ini, mereka tengah sibuk-sibuknya menyelesaikan pesanan untuk Natal. Beragam jenis salib, patung, dan benda rohani diproduksinya. Meski sempat hancur saat dihantam gempa 2006 lalu, Triatmojo mampu bangkit kembali.

Benda-benda rohani buatan Triatmojo dibuat menggunakan bahan resin dan cetakan silikon. Trihatmojo dibantu tujuh karyawan. Dia biasa mengerjakan patung sesuai pesanan. Bahkan tak jarang bengkel Triatmojo harus membuat model terlebih dahulu.

Patung Bunda Maria atau Yesus karya Triatmojo tampak cantik dan indah tak kalah dengan patung buatan Italia yang selama ini menguasai pasaran dunia. Harga bervariasi mulai dari Rp 2.500 hingga Rp 5 juta. Benda-benda rohani made in Ganjuran telah dipasarkan ke sejumlah tempat ziarah di Pulau Jawa, Papua, Sulawesi, Kalimantan, hingga Australia.(TOZ/Julianus Kriswantoro)

Triatmojo: 08122788150Kampung Samen, Kelurahan Sumber Mulyo,Kecamatan Bambang Lipuro Bantul, Jawa Tengah

Page 8: Aneka Kerajinan

Ade Daryana, Sang Pembuat Tapai Beraneka Rasa

Liputan6.com, Sumedang: Di bulan suci Ramadan ini, tentu Anda sudah memiliki pilihan menu berbuka puasa yang lezat bersama keluarga maupun orang tersayang. Tapai, misalnya yang bisa menjadi alternatif hidangan berbuka puasa Anda. Kini, tapai hadir dengan beragam rasa dan aroma yang mampu menggugah selera. Ada tapai rasa durian, stroberi, pandan, jeruk, serta tapai rasa melon.

Adalah Ade Daryana, sang pembuat peuyeum beraneka rasa tersebut. Selama belasan tahun Ade menekuni usaha pembuatan dan penjualan tapai di kediamannya, Jalan Raya Cigendel Nomor 1 Sumedang, Jawa Barat. Ia mengaku sengaja memilih tapai yang berbeda dari biasanya lantaran berniat memiliki tapai yang lebih baik dengan harga yang tinggi. "Dengan tape inovasi baru ini kita juga berupaya memperluas pemasaran

Tas Foto Karya Zulasmi

Liputan6.com, Jakarta: Tas dan foto merupakan suatu perpaduan yang unik. Inovasi inilah yang menginspirasi usaha yang digeluti Zulasmi di Palmerah, Jakarta Barat. Dia membuat tas yang dipadukan dengan foto keluarga atau hewan peliharaan atau karib disebut tas foto.

Page 9: Aneka Kerajinan

Sangatlah gampang membedakan tas foto buatan Zulasmi, yaitu dari bahan pembuatannya. Tas foto Zulasmi terbuat dari satin Korea. Zulasmi yang sudah berkecimpung di kerajinan tas sejak 17 tahun silam saat ditemui SCTV baru-baru ini mengatakan, bahan satin Korea menjamin foto tidak luntur.

Cara pembuatannya memang cukup sulit. Pertama, foto konsumen dicetak dengan mesin printer. Lalu dilanjutkan dengan pembuatan pola tas. Hasil cetak foto kemudian di-press ke bahan satin. Diikuti dengan penjahitan tas. Hingga akhirnya proses finishing.

Ingin memiliki tas ini, Anda hanya menunggu paling lama tiga jam. Namun Anda harus merogoh kocek cukup dalam mulai dari Rp 350 ribu hingga Rp 500 ribu. Itu pun tergantung model tas. Zulasmi pun memproduksi dompet foto. Harganya juga lebih murah cukup membayar Rp 20 ribu saja.(REN/Julianus Kriswatoro)

Menyulap Limbah Cobek Menjadi Relief

Liputan6.com, Yogyakarta: Kerajinan cetak batu dari Kota Magelang, Jawa Tengah, yang satu ini cukup unik. Sebab, serbuk pasir yang berasal dari limbah pembuatan cobek batu digunakan sebagai bahan baku pembuatan patung, relief, dan maket Candi Borobudur.

Usaha milik Amin Lisman Ragil yang terletak di Jalan Borobudur Nomor 1 Desa Kretek, Karangrejo, Borobudur, Magelang, ini berawal dari keputusannya untuk belajar membuat patung dan relief. Padahal, ketika itu dia tengah menekuni usaha ukir bambu. Namun, tampaknya pilihan Amin tak salah.

Amin pun memberi resep pembuatan patungnya. Proses diawali dengan menjemur limbah sampai setengah kering dan diayak untuk diambil bagian yang halus. Setelah itu dijemur kembali hingga kering. Masuk pada proses pembuatan, Amin dan pekerjanya membuat cetakan terlebih dahulu. Amin biasanya membeli patung sebagai master cetakan. Master cetakan itu diberi lapisan gips agar permukaannya lebih halus.

Amin menuturkan, proses pembuatan patung dan relief hingga empat kali. Proses pertama adalah melapisi patung master dengan silikon. Selanjutnya, lapisan itu diberi

Page 10: Aneka Kerajinan

kain kassa agar tidak cepat rusak. Cetakan kemudian kembali dilapisi dengan silikon. Terakhir, cetakan dicap agar hasilnya tidak berubah.

Proses selanjutnya masuk dalam pencetakan. Proses ini dimulai dengan mencampur pasir dengan resin. Setelah tercampur, diberi katalis secukupnya kemudian diaduk dan siap dicetak. Khusus untuk relief, setelah bentuknya sudah sesuai dengan yang diinginkan, permukaan dilapisi dengan serbuk pasir agar tekstur lebih terlihat. Walhasil, buah karya tangan cekatan Amin dan para pekerjanya itu hampir menyamai kerajinan pahat batu dan bernilai jual.(YNI/Julianus Kriswantoro)

Genteng Semen yang Ramah Lingkungan

Liputan6.com, Yogyakarta: Selain gudeg tenyata ada hal lain yang ditemukan di Yogyakarta tepatnya di Dusun Gemahan, Bantul yakni genteng semen. Kekuatannya hampir sama dengan genteng beton. Selain itu genteng semen ini juga ramah lingkungan.

Dusun Gemahan sudah lama dikenal sebagai penghasil genteng. Namun genteng yang biasa dibuat adalah genteng tanah liat yang pembuatannya perlu dijemur dan dibakar. Lambat laun produksi genteng itu menurun terlebih di musim hujan.

Bisnis genteng di Dusun Gemahan, kini kembali menggeliat berkat penemuan almarhum Pariman. Dia memproduksi genteng dengan bahan baku lain yakni semen sejak tahun 1984.

Kualitas genteng Pariman sempat diragukan karena terbuat dari semen dan proses pembuatannya yang sederhana. Namun keraguan sirna karena genteng dapat terpasang rapat.

Genteng semen juga lebih ringan dibanding genteng biasa dan harganya pun tidak lebih dari Rp 600 per buah. Sayangnya meski mempunyai sejumlah keunggulan, daerah penjualan genteng belum luas hanya sekitar Yogyakarta.(JUM/Julianus Kriswantoro)

Page 11: Aneka Kerajinan

Genteng Ramah Lingkungan Buatan Warga Gemahan

Liputan6.com, Bantul: Umumnya, genteng dibuat dari bahan tanah liat. Tapi warga Dusun Gemahan, Bantul, Yogyakarta, membikin genteng dengan campuran pasir, kapur, dan semen. Alhasil, genteng menjadi lebih ramah lingkungan. Upaya ini dilakoni para warga untuk bangkit dari penderitaan pascagempa yang mengguncang Yogyakarta pada 2006.

Sarjono, salah satu pembuat genteng mengakui bahan baku genteng tak merusak lingkungan. Pasalnya, bahan genteng tidak perlu menambah tanah dari sawah. "Satu lagi, pembuatan genteng ini tidak menimbulkan polusi. Pasalnya, genteng tidak dibakar," ucap Sarjono kepada Liputan 6 SCTV, belum lama ini.

Untuk proses pembuatannya, pasir dicampur semen. Campuran lalu diberi air serta diaduk hingga merata dan dituang ke dalam cetakan. Kemudian, hasil cetakan dijemur hingga kering selama 24 jam. Hasilnya direndam di air selama empat hari empat malam. Barulah, genteng diwarnai sesuai dengan pesanan.(REN/Julianus Kriswantoro)

Hiasan Hewan nan Indah dari Limbah Kaleng

Liputan6.com, Magelang: Ide memulai sebuah usaha bisa datang dari suatu ketidaksengajaan. Inilah yang dialami Kusnodin, warga Ngadirejo, Magelang, Jawa Tengah. Pria ini membuka usaha kerajinan berbahan kaleng bekas berawal dari ulah tikus pada 1986.

Page 12: Aneka Kerajinan

Namun siapa sangka, ulah tikus yang merusak kaleng-kaleng justru berbuah ide untuk menghasilkan Rupiah. Limbah kaleng oli, biskuit, atau tiner disulap menjadi berbagai bentuk hewan. Bahan pendukungnya juga tidak sulit diperoleh. Biasanya Kusnodin hanya membutuhkan kayu untuk membentuk badan, besi berlapis plastik untuk bagian kaki, dan jepitan dari fiber glass.

Tapi ternyata untuk membuat bentuk-bentuk unik itu harus melewati proses yang cukup rumit. Sebelum dipotong, kaleng dicuci terlebih dahulu menggunakan minyak atau tiner. Kemudian dibentuk lembaran selebar empat sentimeter. Lalu lembaran kaleng dibuat serpihan alias dirajang dan dipelintir. Proses selanjutnya tergantung pada bentuk yang diinginkan.

Saking rumitnya, Kusnodin harus membagi para pekerjanya ke dalam beberapa bagian tugas. Ada yang merajang, memelintir kaleng, merakit bulu serta bodi, mengecat, dan sebagainya. Langkah itu diterapkan lantaran membutuhkan banyak orang serta ketelitian yang tinggi. Namun dengan cara itu, kesempurnaan produk bisa tercipta lewat tangan-tangan kreatif Kusnodin dan para pekerjanya.(YNI/Tim Liputan 6 SCTV)

Batik Berbahan Serat Tumbuhan

Liputan6.com, Jakarta: Mencari inspirasi untuk sebuah usaha bisa dilakukan dengan mengangkat keragaman budaya. Seperti yang dilakukan Benny Adrianto yang membuka usaha batik di Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Sedari awal Benni memang sudah tertarik dengan batik. Sebab, menurutnya bukan hal yang mudah untuk membuat batik karena harus melewati berbagai tahapan dengan melibatkan banyak orang.

Produk usaha Benny tidak melulu berupa kain batik. Pria muda itu tak membatasi usahanya pada konsep konvensional dengan media kain. Justru dia memanfaatkan kekayaan alam yang ada di Indonesia lewat dua media, yaitu serat anggrek yang tumbuh di Kalimantan dan serat pohon pisang.

Produk berbahan baku serat batang pisang, menurut Benny, tak terbatas untuk dikembangkan. Misalnya dibuat frame, kap lampu, atau box. Sementara bahan dari serat

Page 13: Aneka Kerajinan

anggrek agak terbatas. Ini karena bahan baku lebih tebal. Biasanya serat anggrek digunakan untuk membuat hiasan dinding.

Namun, usaha Benny ini terbentur pada sumber daya manusia. Meski bahan baku banyak tersedia, tak banyak orang yang menguasai teknik pembuatannya karena membutuhkan karya artistik dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Dia juga mengaku kelemahan produk ada pada detil motif.

Meski begitu, kesulitan tak menjadi penghalang Benny mengendurkan usahanya. Buktinya usaha yang dikembangkan Benny mendapat respon positif dari masyarakat. Pria ini tetap berupaya mempertahankan para pelanggan dengan menjaga kualitas produknya. Ini lantaran konsumen berani membayar tinggi untuk mendapatkan hasil sempurna. Pemasaran produk hasil kreasinya semakin luas terutama di wilayah Jakarta dan Bali. Dia sempat pula mengekspor produknya ke Finlandia, Norwegia, Jepang, dan Amerika Serikat.(YNI/Tim Liputan 6 SCTV)

Tas Beragam Desain Karya Igna

Liputan6.com, Tangerang: Hobi yang ditekuni dengan serius tidak sedikit yang dapat mendatangkan rupiah. Hal ini dipraktikan oleh warga Tangerang, Banten bernama Igna J. Nagoan. Perempuan ini sukses dengan usaha pembuatan tas.

Menurut Igna, usaha berawal dari hobi membuat prakarya serta mengoleksi tas. "Awalnya untuk mengisi waktu luang namun menjadi berkembang," ujar Igna, baru-baru ini. Kini, tas buatan Igna mendapat tempat di hati masyarakat. Alhasil, pesanan pun makin bertambah.

Tas karya Igna terbilang unik. Tidak heran apabila pembuatannya membutuhkan kreativitas dan ketekunan tinggi. Sedangkan bahan baku tas antara lain kain perca. Potongan kecil kain-kain itu untuk direkatkan pada tas sehingga tampak cantik.

Proses penempelan kain perca tanpa didahului dengan pembuatan pola. Karena itu, menempelkannya harus hati-hati. Beragam pernak pernik pun dapat dimanfaatkan. "Kita juga bisa menggunakan kancing atau batu," ujar Igna. Intinya, memanfaatkan ruang sekecil mungkin.

Page 14: Aneka Kerajinan

Kelebihan tas Igna adalah desainnya dapat disesuaikan dengan kemauan pemesan. "Mereka bisa pilih kain, motif, dan desainnya," kata wanita gemuk ini. Hal ini tak lepas dari kejelian Igna yang menilai konsumen cenderung ingin tampil beda.

Mengolah Cengkih Menjadi Cendera Mata Ekonomis

Liputan6.com, Kuta: Bagi sebagian masyarakat cengkih selama ini hanya digunakan sebagai salah satu bumbu masakan. Namun, berbeda dengan Jeff Kristianto. Ia mengembangkan fungsi cengkih sebagai bahan baku kerajinan tangan. Dengan kejelian dan kepiawaiannya melihat peluang pasar, cengkih berubah menjadi bahan-bahan eksotik yang mampu menghasilkan cendera mata.

Kepada SCTV baru-baru ini, Jeff mengaku memilih cengkih lantaran memiliki bentuk yang menarik dan baunya harum. Selain itu, cengkih merupakan tanaman rempah-rempah khas Indonesia. "Pelanggan yang membeli dapat mengetahui bahwa ini merupakan hasil bumi Tanah Air," ujar Jeff.

Bersama belasan karyawan yang semuanya tunanetra, warga Jalan Legian Kaja, 457 A, Kuta, Bali ini mengolah kerajinan cengkih yang dapat dinikmati para turis yang berkunjung ke Bali. Kreasi yang diciptakan di antaranya hiasan lampu, tembikar, keranjang, dan berbagai barang unik lainnya. Bahkan, Jeff juga mengekspor hasil kerajinannya ini ke mancanegara seperti Amerika Serikat dan Spanyol.

Page 15: Aneka Kerajinan

Mozaik Kaca Buatan Uke

Liputan6.com, Ubud: Serpihan atau potongan kaca ternyata bisa dibuat karya seni indah yang dinamakan mozaik kaca. Adalah Uke, seorang seniman kaca, yang menggeluti usaha ini di Desa Tegalalang, Gianyar, Ubud, Bali. Hasil karya Uke banyak diminati pembeli mancanegara maupun Indonesia. Bentuknya pun beragam. Antara lain piring, gelas, telur, hingga kotak.

 

Bahan baku yang digunakan antara lain hardboard dan fiber. Bahan-bahan tersebut dibentuk sesuai dengan pesanan pelanggan. Bahan lainnya adalah kaca, yakni kaca tembus serta cermin, yang dicat juga sesuai dengan permintaan. Hingga kemudian ditempelkan dengan lem. "Ada juga bahan baku dari fiber dan tanah liat," tutur Uke kepada Liputan 6 SCTV, baru-baru ini.

Untuk proses pembuatannya, kaca dipotong sesuai desain. Kemudian ditempel pada frame atau bingkai yang telah disediakan. Begitu pula untuk membuat mozaik gelas atau piring. Kaca yang telah terpotong direkatkan pada bidang masing-masing. Guna menutupi lubang di antara kaca, Uke menggunakan bahan yang disebut dempul. "Ini dioleskan pada sela-sela kaca,"

Komang Mengolah Limbah Kaca Menjadi Barang Seni

Liputan6.com, Ubud: Dengan kreativitas dan inovasi tinggi, limbah kaca yang tidak terpakai dapat diolah menjadi barang-barang bernilai seni tinggi. Inilah industri rumahan

Page 16: Aneka Kerajinan

yang digeluti I Komas Agus Purnawan di Ubud, Bali. Hebatnya, hasil karya Komang yang dimulai beberapa bulan silam ini sudah merambah mancanegara.

 

Limbah-limbah kaca didapatkan Komang dari para supplier kaca. Kendati demikian, berbagai kegagalan dialami komang. "Coba berkali-kali, barangnya pecah," tutur Komang kepada SCTV, baru-baru ini. Hingga akhirnya, ia menemukan cara pas untuk membentuk limbah-limbah kaca tersebut. Bukan teknologi modern, melainkan dengan menggunakan alat-alat yang terbilang sederhana. Sebuah metode pengolahan kaca yang diperoleh Komang saat berada di Jepang.

Dalam proses pembuatannya, limbah kaca dimasukkan ke dalam oven bersuhu 2.000 derajat Celcius. Setelah mulai lunak, kaca lalu dibentuk dengan cara ditiup hingga mengeras. Ini bisa dilihat dari warna kaca yang kekuning-kuningan. Cara lain untuk membentuk kaca adalah menggunakan cetakan yang terbuat dari batubara. Hasilnya, kaca akan dihiasi motif beragam yang berasal dari cetakan. "Setelah itu tinggal di-finishing," ungkap Komang dengan dialek khas Bali

Tas Anyaman dari Aluminium Foil

Liputan6.com, Tangerang: Slamet Riyadi, pengusaha anyaman di kawasan Sudimara Pinang, Tangerang, Banten, menggunakan limbah pabrik berupa aluminium foil dari kemasan pasta gigi untuk dibuat menjadi kerajinan anyaman. Usaha ini diberi nama Tas Anyam Lumintu. Ini singkatan dari lumayan itung-itung nunggu tutupnya umur, karena sebagian besar pekerjanya adalah ibu-ibu lanjut usia.

 

Kepada SCTV, baru-baru ini, Slamet mengaku mengambil bahan-bahan baku dari limbah pabrik yang tidak terpakai. Limbah pabrik ini biasa berupa lembaran aluminium foil berukuran satu meter hingga tiga meter. Kemudian, bahan tersebut disambung dengan isolasi agar merekat lebih kuat. Hingga akhirnya melewati proses penyisiran dan pemotongan.

Page 17: Aneka Kerajinan

Aluminium foil tersebut nantinya dipotong sesuai dengan kebutuhan. "Ukuran 60 sentimeter bisa untuk membuat tempat pensil atau dompet kecil," tutur Slamet. Sedangkan untuk membuat tas anyaman diperlukan 1,5 meter hingga 1,8 meter aluminium foil. Untuk pengerjaannya akan diserahkan kepada ibu-ibu lansia.

Setiap proses pengerjaan bisa menghasilkan sekitar 30 jenis kerajinan anyaman, di antaranya tas wanita, tas seminar, koper, dan travelling bag. Tak hanya itu, aluminium foil tersebut bisa juga dianyam menjadi tikar, sajadah, serta tikar sebagai lapis kap lampu. Bahkan bisa dijadikan sekadar dekorasi.(REN/TIm Liputan 6 SCTV)

Slamet RiyadiJalan K.H. Hasyim Ashari, Gang Kemuning,Sudimara Pinang, TangerangTelepon: (021) 98241317

Seni Mozaik Dari Pecahan Keramik Liputan6.com, Jakarta: Pecahan keramik yang tidak terpakai ternyata bisa dijadikan sumber mata pencaharian. Ini seperti usaha seni kreasi mozaik yang digeluti Rosita Agustini. Dalam usahanya, Rosita menggunakan media, seperti gerabah atau lantai, untuk menempelkan pecahan keramik. Dengan demikian, kreasinya tersebut dapat dipasarkan.

 Ketika ditemui SCTV belum lama ini di tokonya, Art Kreamoz, di bilangan Depok, Jawa Barat, Rosita menjelaskan proses pembuatan karya seni mozaik tersebut. Awalnya, pecahan keramik dipotong-potong kemudian ditempelkan ke media yang dikehendaki dengan menggunakan lem. Buat proses terakhir, media ini diolesi dengan semen. Ini untuk lebih merekatkan potongan-potongan tersebut.

Rosita mendapatkan pecahan keramik ini dari toko keramik. Biasanya, pecahan-pecahan keramik ini sudah tidak terpakai dalam satuan meter. Adapun menurut Rosita, usaha ini terbilang belum cukup stabil. "Karena pemasarannya belum sampai ke seluruh Indonesia" tutur Rosita.

Belasan Tahun Mendekor Telur

Bogor: Tak mudah mempertahankan usaha selama sepuluh tahun lebih, seperti yang dilakoni Lita Jonathans yang mendekorasi telur. Agar usaha yang sudah dijalani selama

Page 18: Aneka Kerajinan

15 tahun ini dapat terus bertahan dan berkembang. Lita menawarkan sesuatu yang lain kepada para konsumennya. Mereka tak hanya dapat ikut serta dalam workshop atau bengkel kerja, tapi juga dapat berwisata.

 

Usaha itu diberi label La Lita Handicraft. Lokasi usahanya bertempat di Kampung Kebon Kopi, Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ketika belum lama ini reporter SCTV Linda Putri Mada berkunjung ke sana, Lita sedang memberikan pelatihan cara mengubah telur menjadi sesuatu yang indah. Yakni, ya itu tadi, mendekor telur. Antara lain telur ayam dan burung unta.

Lita pun mengungkapkan tips buat memperindah telur. Pertama, bagian ujung telur harus dilubangi dengan sebuah paku. Selanjutnya, telur yang sudah dikeluarkan isinya itu dimasukkan udara dengan jarum suntik.

Setelah itu, barulah telur dihiasi. Misalnya dengan menempel potongan-potongan kecil kristal hingga dihias dengan kain batik. Bentuk telur pun tak harus bulat lonjong. Telur bisa dibuat sesuai selera seni atau pesanan, contohnya seperti mengukir dan dipotong atau dilubangi di beberapa bagian tertentu. Bagian dalam telur pun dapat diisi aneka batu warna.

Menurut Lita, kendala yang paling sering dihadapi adalah masalah sumber daya manusia. "Karena untuk mau bertahan dengan kreasi yang seperti ini, ternyata itu tidak mudah rupanya," tutur wanita penuh daya kreasi tersebut.

Dan faktor utama yang membuat dia terus bertahan adalah fokus pada pekerjaannya. Selain fokus, menurut Lita, inovasi atau mencoba sesuatu yang baru juga sangat diutamakan. Adapun kelebihan lain dari tempat usaha Lita tersebut adalah memanjakan para pelanggan dengan wisata. Maklum, Lita memang merancang tempat usaha sekaligus bengkel kerjanya itu dengan interior maupun eksterior yang indah atau bernilai seni tinggi. Anda tertarik? Silakan hubungi nomor telepon (021) 7024 2662.(A

Page 19: Aneka Kerajinan

Usaha Kreatif Curug Gentong Liputan6.com, Depok: Hobi sering mendatangkan keuntungan. Rita, misalnya. Bermula dari hobi mengurus dan menata pekarangan, Rita membuat miniatur taman lengkap dengan air mancur atau air yang mengalir di dalam sebuah gentong. Kerajinan tangan Rita dinamai curug gentong. Selain karena hobi, kreasinya juga obat kerinduan pada alam pedesaan.

 

Nama curug diambil dari bahasa Sunda yang berarti air terjun. Rita mengkalim produknya merupakan yang pertama di Tanah Air. Menurut Rita, nilai jual utama dari produknya yang diminati konsumen adalah suara gemericik air. Gemericik air dan panorama alam membuat jiwa tenang. Untuk kelihatan hidup dan menarik dilengkapi lampu warna warni lima watt.

Pembuatan curug gentong sederhana namun memerlukan keahlian dan ketelitian. Awalnya gentong dilubangi dengan bentuk bermacam-macam. Di dalamnya, setelah dipoles dan dibentuk miniatur taman, diberi lampu kecil dan imitasi tanaman mini. Melalui lubang yang dibobok itu miniatur taman di curug gentong dapat dilihat, termasuk gemercik air yang turun dari tebing.

Kelebihan hasil kreasi Rita adalah dapat dipindah-pindah. Bisa disimpan di ruang tamu, dapur ataupun di kamar. Lantaran itu harga curug gentong lumayan mahal. Tidak heran sebagian konsumen hasil kerajinan tangan Rita adalah kalangan menengah ke atas. Curug gentong yang paling mahal terbuat dari keramik. "Karena tingkat kesulitannya tinggi," kata Rita.

Kini, masyarakat kalangan menengah ke bawah juga membawa pulang kerajinan tangan Rita. Namun, taman mini dan air terjun tidak berada di dalam gentong melainkan digantung. Meski tempat berbeda, tidak mengurangi nilai seni kerajinan itu. Percikan dan aliran air tampak jelas. Taman gantung itu juga bisa disimpan dimana saja sesuai dengan selera dan tempat.

Rita bersama sang suami memulai usaha sejak 2003. Saat ini, Rita mempekerjakan empat orang perajin dan memiliki cabang di Cianjur dan Cengkareng. Sedangkan pusatnya di Kompleks Samudra Indonesia A5 Nomor 1 Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat. Kini Rita sudah menjadi produsen gentong curug yang produknya merambah berbagai kota.(JUM/Tim Liputan 6 SCTV)

Page 20: Aneka Kerajinan

Tanaman Herbal [Juga] Membuat Kantong Tebal Liputan6.com, Jakarta: Pengetahuannya tentang tanaman herbal patut diacungi jempol. Bagaimana tidak, Dewani mampu dengan lugas menjelaskan manfaat tanaman bagi kesehatan dengan lugas. Padahal, ibu dua anak ini tak memiliki pengetahuan formal soal tanaman herbal.

 

Saat ditemui SCTV di kediamannya di Jalan Raya Lenteng Agung Nomor 39, Jakarta Selatan, belum lama ini, Dewani mengaku menekuni tanaman herbal karena hobi. Dewani tertarik karena ramuan tanaman herbal bermanfaat bagi kesehatan mulai dari menghaluskan kulit, kolesterol, atau hpertensi. "Makin lama makin menarik karena menambah penghasilan," ujar Dewani.

Dewani mengolah tanaman herbal dengan meracik daun atau bagian tanaman yang telah dikeringkan. Sebagian besar hasil racikannya telah terdaftar di Departemen Kesehatan seperti jahe merah instan. Teh bunga ros bahkan sudah dipatenkan dengan nama Rosella Tea. Beberapa ramuan tanaman herbal lainnya belum terdaftar. "Kita menjualnya dengan konsinyasi," jelas Dewani.

Usaha tanaman herbal Dewani kini telah dikenal masyarakat luas. Masyarakat juga bisa menimba ilmu tanaman herbal di tempat Dewani bernama Planta Medika Loka di kawasan Lenteng Agung. Dewani pun kerap bekerja sama dengan sekolah untuk menularkan hobi tanaman herbal kepada siswa.

Page 21: Aneka Kerajinan

Kesuksesan Nenti Mengelola Usaha Roti Liputan6.com, Jakarta: Memilih suatu usaha ternyata tidak selalu harus sesuai dengan keahlian. Seperti yang dirasakan Nenti Herawati. Ibu tiga anak ini sebenarnya kurang pandai membuat roti. Namun, berkat kegigihan serta dorongan dari suami yang justru lebih lihai membikin roti, Nenti berhasil mengembangkan pabrik roti.

 Usaha yang telah dirintis Neti sejak 2000 ini, kini malah berkembang pesat. Awalnya dia hanya memiliki pegawai kurang dari 10 orang. Namun sekarang Nenti telah memiliki tiga pabrik roti dengan jumlah karyawan 200 orang.

Nenti pun kini sudah pintar menceritakan proses pembuatan roti kepada SCTV, beberapa waktu silam. Menurut dia, langkah pertama adalah mengaduk bahan dasar pembuat roti, yakni terigu. Selanjutnya, adonan dicetak dengan tangan. Agar berat dan ukuran roti sesuai, adonan terlebih dahulu ditimbang. Setelah itu adonan dimatangkan di atas oven hingga menjadi roti.

Menurut Nenti, roti dibuat sepuluh rasa. Namun yang paling banyak disukai adalah roti rasa cokelat, kelapa, dan susu.

Meski sibuk mengurus pabrik, Nenti tidak pernah melupakan keluarga. Setiap ada waktu luang, pasti digunakan sebaik baiknya untuk berkumpul bersama suami dan anak-anak.

Batik Harni Cocok bagi Kawula Muda

Page 22: Aneka Kerajinan

Beragam batik berwarna cerah mulai dari batik tulis, cap, dan lainnya berjejer di stan Batik Harni di Pasaraya, Jakarta. Keindahan desain dan warnanya menggoda selera pengunjung yang kebetulan melintas. Batik berbahan sutra inilah yang dijagokan Vivi, pemilik Batik Harni dari Pekalongan, Jawa Tengah, dalam menjalankan usahanya.

 

Menjalankan batik ini Vivi dibantu tiga saudaranya. Vivi mengatakan, untuk membuat sepuluh kain batik Harni diperlukan waktu tiga bulan. Dan warna terang dari batik yang dibuatnya dinilai cocok pula dikenakan kawula muda. "Jadi orang muda memakainya fun," jelas wanita berbadan gemuk itu. Penggunaan batik karyanya juga cocok dipadu dengan jins. Ia menambahkan, warna terang itu pula yang menjadi ciri khas dari batik Pekalongan.

Modal usaha Vivi diperoleh dari program usaha kecil menengah (UKM) dari Pemerintah. Dan Vivi memiliki sejumlah karyawan dalam pengerjaannya. "Semua di bawah pengawasan batik Harni. Jadi insya Allah mutunya semua bisa dipertanggungjawabkan," ucap dia. Target ke depan, Vivi berencana membuat baju-baju anak yang tidak hanya terbuat dari batik.(AIS/Linda Manda)

Kreasi Lilin Menakjubkan Ala Veri Liputan6.com, Jakarta: Model makanan dari lilin biasa dipajang di etalase restoran untuk membantu pengunjung memilih makakan yang diinginkan. Pembuatan model makanan ini terbilang sulit. Di Indonesia sendiri, pembuat model makanan dari lilin ini sangat terbatas. Tak heran jika pria lulusan Seni Supa Institut Teknologi Bandung Veri Apriyanto memilih bergerak di bidang ini.

 

Kepada SCTV yang menemuinya belum lama ini, Veri mengaku belajar mengolah lilin secara otodidak. Semula, dia memakai lilin sebagai media lukisan. "Eksperimen sendiri," tutur Veri. Mulai 2003, pria kelahiran 12 April 1973 ini menggunakan lilin untuk membuat model makanan, hingga suvenir.

Page 23: Aneka Kerajinan

Pembuatan model makanan dari lilin ini sebenarnya cukup mudah. Proses diawali dengan mencetak makanan asli. Cetakan kemudian diisi dengan lilin cair yang telah diberi pewarna sesuai makanan aslinya. Setelah terbentuk, model tersebut diberi sentuhan akhir dengan sapuan kuas. Di tahap sinilah kreatifitas dan kemampuan seni Veri tertantang. Hasilnya, menakjubkan. Model makanan yang dibuat sangat mirip asli bahkan kadang terlihat lebih menggiurkan.

Sedangkan untuk lukisan, Veri biasa menggunakan lilin yang telah dicampur dengan polymer dan pewarna. "Supaya nanti lebih keras," jelas Veri. Lilin tersebut dituang di atas sebidang kayu sebagai kanvas. Sedikit demi sedikit lilin cair itu dituang dengan sendok hingga membentuk sebuah lukisan. "Finishing disemprot dengan api," tambah Veri.

Veri bercita-cita bisa mendirikan sebuah museum khusus yang menyimpan model makanan lilin masakan tradisional Indonesia. Dia ingin meningkatkan apresiasi masyarakat Indonesia terhadap kreasi lilin dan museum. "Di sini, [museum] gratis saja jarang dikunjungi," ungkap Veri di akhir pembicaraan.(

Budidaya Lele Sangkuriang yang Menjanjikan

Liputan6.com, Bogor: Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan pecel lele. Tapi pecel ikan lele  sangkuriang terasa berbeda. Selain gurih, dagingnya kenyal dan empuh. Belum lama ini SCTV berkesempatan mengunjungi sebuah tempat budidaya ikan lele jenis ini di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Bogor. Pemiliknya Nasrudi sukses dengan usahanya ini.

Menurut Nasrudi, dia tertarik berbudi daya lele sangkuriang karena pasar amat menjanjikan dan kerjanya juga tak terlalu menyita tenaga. Pria separuh baya ini bahkan mengaku tingginya permintaan menyebabkan ia belum bisa memenuhi pasar lokal.

Seiring dengan kesuksesan, banyak pejabat dan petani sekitar daerahnya yang berkunjung untuk melihat hasil budidayanya. Kini pria ini mampu mencukupi kebutuhan dirinya dengan antara lain bisa membeli rumah. Cuma mantan petani ini masih punya obsesi untuk menunaikan haji ke Mekah, Arab Saudi.

Page 24: Aneka Kerajinan

Sukses Berbisnis Alat Peraga TK

Depok: Jeli melihat peluang adalah kunci sukses dalam berwirausaha. Pasangan suami istri, Siti Aisah Farida dan Yudiono, pun begitu. Mereka memilih memproduksi alat peraga pendidikan untuk taman kanak-kanak (TK). Mereka tak salah pilih. Terbukti, hingga 15 tahun berjalan, wirausaha pasangan ini di Depok, Jawa Barat, tetap lancar. Pesaing pun minim.

Ida--sapaan Siti Aisah Farida--adalah sarjana jurusan manajemen lulusan salah satu universitas di Yogyakarta. Pada 1987, Ida pindah ke Jakarta dan bekerja di Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka. Namun, wanita yang mewarisi jiwa bisnis dari sang nenek yang pengusaha batik itu hanya tiga tahun bekerja di sana. "Barhubung darah saya, darah dagang, jadi saya merasa lebih enak untuk dagang," kata wanita yang orang tuanya guru TK ini.

Pada awalnya, Ida mengaku membawa mainan dari Yogyakarta. Bersama suami, Ida merintis sendiri usaha alat peraga pendidikan TK pada 1990. Modal awalnya berasal dari pinjaman seseorang dan tantenya sebesar Rp 200 ribu. Uang tersebut digunakan untuk membuat 20 set meja dan kursi yang sekaligus menjadi produk pertama CV Hanimo.

Kini, mereka telah menghasilkan sekitar 300 jenis alat peraga TK. Produk yang mereka tawarkan dimulai dari alat permainan di dalam kelas dan di luar kelas, alat permainan edukatif, serta perlengkapan kelas dan sekolah. Barang-barang itu dijual dengan harga berkisar Rp 500 per item alat peraga hingga dan Rp 18 juta untuk ayunan.

Workshop sekaligus showroom Ida dan Yudiono berada di Sawangan, Depok, Jabar. Di tempat itu, mereka dibantu 40 karyawan. Agar tidak sepi pelanggan, Ida bekerja sama dengan pengurus pusat TK seluruh Indonesia. "Kalau langganan insya Allah Jabotabek sudah 90 persen sudah beli ke saya," tutur perempuan berjilbab ini.

Banjir pesanan dikarenakan mereka berusaha menghasilkan produk yang rapi dan tepat waktu. "Kami sudah berlangganan dari 1998 dengan Ibu Ida. Di sini lengkap, cukup untuk kebutuhan anak-anak di TK sini. Semuanya terpenuhi," ungkap Ernawati, guru TK Nurul Iman yang menjadi pelanggan produk Ida dan Yudiono.

Saat ini kendala yang dihadapi Ida dan Yudiono adalah modal karena pelanggan pada

Page 25: Aneka Kerajinan

umumnya memesan lewat telepon atau faksimili tanpa memberi uang muka. Kendati demikian, mereka tetap optimistis dalam menjalankan usaha.(DNP/Tim Usaha Anda)

CV HANIMOSiti Aisah Farida dan YudionoJalan Raya Muchtar, Tugu Sawangan Rukun Tetangga 01/07 Nomor 33Sawangan Baru, Kecamatan Sawangan-Kota Depok, Jawa Barat 16511Telepon: (021) 923-6873, (0251) 612-724