anatomi sistem pernafasan (tugas bu riza sistem respirasi).docx

69

Upload: silvi-zahrotul

Post on 22-Dec-2015

429 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

ANATOMI SISTEM PERNAFASAN

Woensdag 13 Maart 2013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.        Latar Belakang

Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh

untuk metabolisme sel  dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme

tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru.

Fungsi sistem pernapasan adalah untuk mengambil Oksigen dari atmosfer

kedalam sel-sel tubuh dan untuk mentransport karbon dioksida yang dihasilkan sel-

sel tubuh kembali ke atmosfer. Organ–organ respiratorik juga berfungsi dalam

produksi wicara dan berperan dalam keseimbanga asam basa, pertahanan tubuh

melawan benda asing, dan pengaturan hormonal tekanan darah.

1.2.        Rumusan Masalah

1.    Apa definisi anatomi sistem pernapasan?

2.    Bagaimana proses inspirasi dan ekspirasi?

3.    Apa itu pernapasan eksternal dan internal?

4.    Bagaimana transport gas pernapasan?

5.    Bagaimana hubungan sistem pernapasan dalam kehamilan, persalinan, nifas?

1.3.        Tujuan

Dalam penyusunan makalah ini, penulis bertujuan untuk :

1.    Mengetahui definisi anatomi sistem pernapasan

2.    Mengetahui proses inspirasi dan ekspirasi

3.    Mengetahui pernapasan eksternal dan internal

4.    Mengetahui transport gas pernapasan

5.    Mengetahui hubungan sistem pernapasan dalam kehamilan, persalinan, nifas

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Anatomi Sistem Pernapasan

Pernapasan adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan

tubuh untuk metabolisme sel  dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari

metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru.

Fungsi sistem pernapasan adalah untuk mengambil Oksigen dari atmosfer

kedalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida yang dihasilkan sel-

sel tubuh kembali ke atmosfer. Organ–organ respiratorik juga berfungsi dalam

produksi wicara dan berperan dalam keseimbanga asam basa, pertahanan tubuh

melawan benda asing, dan pengaturan hormonal tekanan darah.

Sistem pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran

pernapasan dan mekanisme pernapasan. Urutan saluran pernapasan adalah

sebagai berikut: rongga hidung - faring – laring - trakea - bronkus - paru-paru

(bronkiolus dan alveolus).

Adapun alat-alat  Pernapasan pada manusia adalah sebagai berikut :

1. alat pernafasan atas

a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)

Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga

hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar

sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi

menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat

juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang

masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah

yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk.

Di dalam rongga hidung terjadi penyesuaian suhu dan kelembapan udara

sehingga udara yang masuk ke paru-paru tidak terlalu kering ataupun terlalu

lembap. Udara bebas tidak hanya mengandung oksigen saja, namun juga gas-gas

yang lain. Misalnya, karbon dioksida (CO2), belerang (S), dan nitrogen (N2). Selain

sebagai organ pernapasan, hidung juga merupakan indra pembau yang sangat

sensitif. Dengan kemampuan tersebut, manusia dapat terhindar dari menghirup gas-

gas yang beracun atau berbau busuk yang mungkin mengandung bakteri dan bahan

penyakit lainnya. Dari rongga hidung, udara selanjutnya akan mengalir ke faring.

b. Faring

Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2

saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran

pencernaan (orofarings) pada bagian belakang.

Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat

terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan

menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara.

Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran

pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka.

Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas,

dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan

kesehatan.

Gambar.Faring

c.  Laring

laring (tekak) adalah tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya

udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai

suara. Laring berparan untuk pembentukan suara dan untuk melindungi jalan nafas

terhadap masuknya makanan dan cairan. Laring dapat tersumbat, antara lain oleh

benda asing ( gumpalan makanan ), infeksi ( misalnya infeksi dan tumor).

Gambar.Laring

2. Alat pernafasan bawah

a. Trakea

Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di

leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku,

dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia

ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.

b.  Bronkus

Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan

dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya

tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih

besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus

bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.

Gambar.Bronkus

c.  Paru-paru

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping

dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang

berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang

terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus.

Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput

bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura

visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan

tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).

Gambar.paru-paru

Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura

yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah

yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air

dan zat-zat lain.

Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh

darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan

dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas.

Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter ± 1

mm, dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus. Bronkiolus ini

memiliki gelembung-gelembung halus yang disebut alveolus. Bronkiolus memiliki

dinding yang tipis, tidak bertulang rawan, dan tidak bersilia.

Gas memakai tekanannya sendiri sesuai dengan persentasenya dalam

campuran, terlepas dari keberadaan gas lain (hukum Dalton). Bronkiolus tidak

mempunyi tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai silia dan di bagian

ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal

kemungkinan tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara

(alveolus).

Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang

salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh

karena alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka

memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan.

2.2. Proses Inspirasi Dan Ekspirasi

2) Mekanisme Pernapasan

Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam

keadaan tertidur sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan

saraf otonom. Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat

dibedakan atas dua jenis, yaitu pernapasan luar dan dalam.

Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam

alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah

pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.

Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan

udara dalam rongga dada dengan tekanan udara diluar tubuh. Jika tekanan di luar

rongga dada lebih besar, maka udara akan masuk. Sebaliknya apabila tekanan

dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.

Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukan udara (inspirasi)

dan pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas

dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan

pernapasan perut terjadi secara bersamaan.

a. Pernapasan dada

Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk.

Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.

1. Fase inspirasi.

Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada

membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada

tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk

2. Fase ekspirasi.

Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk

ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada

menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar

daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon

dioksida keluar.

Gambar.pernapasan dada

b. Pernapasan perut

Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan

aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dada.

Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni :

1. Fase Inspirasi.

Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar,

akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar

masuk.

2. Fase Ekspirasi.

Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke

posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi

lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.

Beberapa fungsi pernafasan antara lain adalah:

     1. Mengambil oksigen yang kemudian dabawa oleh darah keseluruh tubuh.

  2. Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran

pernafasan kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk di buang ke luar tubuh.

Gambar.pernapasan perut

-       Inspirasi

Tepatnya proses inspirasi adalah sebagai berikut diafragma berkontraksi,

bergerak ke arah bawah, dan mengembangkan rongga dada dari atas ke bawah.

Otot-otot interkosta eksternal menarik iga ke atas dan ke luar, yang

mengembangkan rongga dada ke arah samping kiri dan kanan serta ke depan dan

ke belakang.

Dengan mengembangnya rongga dada, pleura parietal ikut mengembang.

Tekanan intrapleura menjadi makin negatif karena terbentuk isapan singkat antara

membran pleura. Perlekatan yang diciptakan oleh cairan serosa, memungkinkan

pleura viseral untuk mengembang juga, dan hal ini juga mengembangkan paru-paru.

     Dengan mengembangnya paru-paru, tekanan intrapulmonal turun di bawah

tekanan atmosfir, dan udara memasuki hidung dan terus mengalir melalui saluran

pernapasan sampai ke alveoli. Masuknya udara terus berlanjut sampai tekanan

intrapulmonal sama dengan tekanan atmosfir; ini merupakan inhalasi normal. Tentu

saja inhalasi dapat dilanjutkan lewat dari normal, yang disebut sebagai napas dalam.

Pada napas dalam diperlukan kontraksi yang lebih kuat dari otot-otot pernapasan

untuk lebih mengembangkan paru-paru, sehingga memungkinkan masuknya udara

lebih banyak.

Otot-otot inspirasi memperbesar rongga toraks dan meningkatkan volumenya

dimana otot-otot yang berkontraksi adalah :

a. Diafragma, yaitu otot berbentuk kubah yang jika sedang rileks akan memipih saat

berkontraksi dan memperbesar rongga toraks kearah inferior.

b.  Otot intrerkostal eksternal mengangkat iga keatas dan kedepan saat berkontraksi

sehingga memperbesar rongga toraks kearah anterior dan superior.

c.  Dalam pernafasan aktif atau pernafasan dalam, otot-otot sternokleidomastoid,

pektoralis mayor, serratus-anterior, dan otot skalena juga akan memperbesar rongga

toraks.

-        Ekspirasi

Ekspirasi atau yang juga disebut ekshalasi dimulai ketika diafragma dan otot-

otot interkosta rileks. Karena rongga dada menjadi lebih sempit, paru-paru terdesak,

dan jaringan ikat elastiknya yang meregang selama inhalasi, mengerut dan juga

mendesak alveoli. Dengan meningkatnya tekanan intrapulmonal di atas tekanan

atmosfir, udara didorong ke luar paru-paru sampai kedua tekanan sama kembali.

     Perhatikan bahwa inhalasi merupakan proses yang aktif yang memerlukan

kontraksi otot, tetapi ekshalasi yang normal adalah proses yang pasif, bergantung

pada besarnya regangan pada elastisitas normal paru-paru yang sehat. Dengan

kata lain, dalam kondisi yang normal kita harus mengeluarkan energi untuk inhalasi

tetapi tidak untuk ekshalasi.

Namun begitu kita juga dapat mengalami ekshalasi diluar batas normal,

seperti ketika sedang berbicara, bernyanyi, atau meniup balon. Ekshalasi yang

demikian adalah proses aktif yang membutuhkan kontraksi otot-otot lain.

Otot-otot ekspirasi menurunkan volume rongga toraks. Ekspirasi pada

pernafasan yang tenang dipengaruhi oleh relaksasi otot dan disebut proses pasif.

Pada ekspirasi dalam, otot interkostal internal menarik kerangka iga ke bawah dan

otot abdomen berkontraksi sehingga mendorong isi  abdomen menekan diafragma.

Kepatenan Ventilasi tergantung pada empat factor :

a)    Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan nafas akan

menghalangi masuk dan keluarnya dari dan ke paru-paru

b)    Adekuatnya system syaraf pusat dan pusat pernafasan

c)    Adekuatnya pengembangan dan pengempesan peru-peru

d)    Kemampuan oto-otot pernafasan seperti diafpragma, eksternal interkosa, internal

interkosa, otot abdominal.

Ventilasi paru mengacu kepada pergerakan udara dari atmosfir masuk dan

keluar paru. Ventilasi berlangsung secara bulk flow.Bulk flow adalah perpindahan

atau pergerakan gas atau cairan dari tekanan tinggi ke rendah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi antara lain :

Ø  tekanan

Ø  resistensi bronkus

Ø  persyarafan bronkus

2.3. Pernafasan Eksternal dan Internal

Bentuk dari pernafasan secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

1.  Proses Pernafasan pulmonal atau paru-paru (external)

Pernafasan external adalah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida.

Pada pernafasan melalui paru-paru atau penafasan externa, oksigen didapatkan

melalui hidung dan mulut, pada waktu bernafas oksigen mesul melalui trachea dan

pipa bronchial ke alveoli dan berhubungan erat dengan darah di kapiler pulmonalis.

Hanya satu lapis membrane, yaitu membrane alveoli-kapiler, memisahkan oksigen

dan darah oksigen menembus membrane ini dan dipungut oleh hemoglobin sel

darah merah di bawa ke jantung. Dari sini di pompa di dalam arteri ke seluruh

bagian tubuh. Didalam paru-paru karbon dioksida merupakan hasil buangan yag

menembus membrane alveoli. Dari kapiler darah dikeluarkan melalui pipa bronkus

berakhir sampai pada mulut dan hidung. Darah meninggalkan paru-paru pada

tekanan oksigen 100 mmHg dan pada tingkat hemoglobinnya 95% jenuh oksigen.

Empat proses berhubungan dengan pernafasan paru-paru atau pernafasan externa :

a)   Ventilisasi pulmorter, atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli

dengan udara luar.

b) Arus darah melalui paru-paru, darah mengandung oksigen masuk ke seluruh

tubuh, karbondioksida dari seluruh tubuh masuk ke paru-paru.

c)  Distribusi arus udar dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat dari

setiapnya dapat mencapai semua bagian tubuh.

d) Difusi gas yang menembusi membrane pemmisah alveoli dan kapiler.

Karbondioksida lebih mudah berdifusi dapi pada oksigen.

Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-

paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan lebih banyak,

darah dating ke paru-paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2,

jumlah CO2 tidak dapat di keluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri

bertambah. Hal ini merangsang pusat pernafasan dalam otak untuk memperbesar

dan didalam pernafasan.penambahan fentilasi yang dengan demikian terjadi

mengeluarkan CO2 dan memungut lebih benyak O2.

Struktur.pernapasan eksternal

2.   Proses pernafasan Jaringan (internal)

Darah yang telah dijernihkan hemoglobinnya dengan oksigen

(oxihemoglobin), mengitari seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler, dimana

darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan memungut oksigen dari hemoglobin

untuk memungkinkan sel melakukan oksidasi pernafasan, sebagai gantunya hasil

dari oksidasi yaitu karbondioksida.

Perubahan-parubahan berikut terjadi dalam komposisi udara dalam olveoli,

yang disebabkan pernafasan externa dan interna.

-       Udara yang di hirup: Nitrogen (79%), Oksigen (20%), karbondioksida (0-0,4%).

Udara yang masuk ke alveoli mempunyai suhu dan kelembaban atmosfer.

-       Udara yang dihembuskan: Nitrogen(79%), Oksigen(16%), karbondoiksida ( 4-0.4%).

2.4. Transport Gas Pernapasan

Ventilasi, Difusi, transportasi, perfusi

a)    Ventilasi paru

Ventilasi merupakan proses untuk menggerakan gas ke dalam dan keluar

paru-paru.Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan thoraks yang elastis dan

pernapasan yang utuh. Otot pernapasan inspirasi utama adalah diafragma.

Diafragma dipersarafi oleh saraf frenik yang keluar dari medulla spinalis pada

vertebra servicalkeempat. Perpindahan O2 di atmosfer ke alveoli,dari alveoli CO2

kembali ke atmosfer.

Faktor yang mempengaruhi proses oksigenasi dalam sel adalah :

a. Tekanan O2 atmosfer

b. Jalan nafas

c. daya kembang toraks dan paru)

d. Pusat nafas (Medula oblongata) yaitu kemampuan untuk meransang CO2 dalam

darah

Gambar.ventilasi paru

b)    Difusi gas

Difusi merupakan gerakan molekul dari suatu daerah dengan konsentrasi

yang lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah. Difusi gas pernapasan terjadi di

membran kapiler alveolar dan kecepatan difusi dapat dipengaruhi oleh ketebalan

membran. Peningkatan ketebalan membrane merintangi proses kecepatan difusi

karena hal tersebut membuat gas memerlukan waktu lebih lama untuk melewati

membrane tersebut. Klien yang mengalami edema pulmonar, atau efusi pulmonar

Membrane memiliki ketebalan membrane alveolar kapiler yang meningkat akan

mengakibatkan

proses difusi yang lambat, pertukaran gas pernapasan yang lambat dan menganggu

proses pengiriman oksigen ke jaringan. Daerah permukaan membran dapat

mengalami perubahan sebagai akibat suatu penyakit kronik, penyakit akut, atau

proses pembedahan. Apabila alveoli yang berfungsi lebih sedikit maka darah

permukaan menjadi berkurang O2 alveoli berpindah ke

kapiler paru, CO2 kapiler paru berpindah ke alveoli.

Faktor yang mempengaruhi difusi :

Luas permukaan paru

Tebal membrane respirasi

Jumlah eryth/kadar Hb

Perbedaan tekanan dan konsentrasi gas

Waktu difusi

Afinitas gas

Gambar.difusi gas

c)    Transportasi gas

Gas pernapasan mengalami pertukaran di alveoli dan kapiler jaringan tubuh.

Oksigen ditransfer dari paru- paru alveoli dan kapiler jaringan tubuh. Oksigen

ditransfer dari paru- paru ke darah dan karbon dioksida ditransfer dari darah ke

alveoli untuk dikeluarkan sebagai produk sampah. Pada tingkat jarinagn, oksigen

ditransfer dari darah ke jaringan, dan karbon dioksida ditransfer dari jaringan ke

darah untuk kembali ke alveoli dan dikeluarkan. Transfer ini bergantung pada proses

difusi.

-       Transpor O2

Sistem transportasi oksigen terdiri dari system paru dan sitem

kardiovaskular.  Proses pengantaran ini tergantung pada jumlah oksigen yang

masuk ke paru-paru (ventilasi), aliran darah ke paru-paru dan jaringan (perfusi),

kecepatan divusi dan kapasitas membawa oksigen. Kapasitas darah untuk

membawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang larut

dalam plasma, jumlah hemoglobin dan kecenderungan hemoglobin untuk berikatan 

dengan oksigen (Ahrens, 1990).

Jumlah oksigen yang larut dalam plasma relatif kecil, yakni hanya sekitar 3%.

Sebagian besar oksigen ditransportasi oleh hemoglobin. Hemoglobin berfungsi

sebagai pembawa oksigen dan karbon dioksida. Molekul

hemoglobin dicampur dengan oksigen untuk membentuk oksi hemoglobin.

Pembentukan oksi hemoglobin dengan mudah berbalik (revesibel), sehingga

memungkinkan hemoglobin dan oksigen berpisah, membuat oksigen menjadi

bebas. Sehingga oksigen ini bias masuk ke dalam jaringan.

       Transpor CO2

Karbon dioksida berdifusi ke dalam sel-sel darah merah dan dengan

cepat di hidrasi menjadi asam karbonat(H2 CO3 ) akibat adanya anhidrasi

karbonat. Asam karbonat  kemudian berpisah menjadi ion hydrogen(H+ )dan ion

bikarbonat (HCO3-) berdifusi dalam plasma. Selain itu beberapa karbon dioksida

yang ada dalam sel darah merah bereaksi dengan kelompok asam amino

membentuk senyawa karbamino. Reaksi ini dapat bereaksi dengan

cepat tanpa adanya enzim. Hemoglobin yang berkurang (deoksihemoglobin) dapat

bersenyawa dengan karbon dioksida dengan lebih midah daripada oksi

hemoglobin. Dengan demikian darah vena mentrasportasi sebagian besar karbondoi

ksida.

d) perfusi

Perfusi pulmonal adalah aliran darah aktual melalui sirkulasi pulmonal

O2 diangkut dlm darah;  dalam eritrosit bergabung dgn Hbà(oksi Hb) /

Oksihaemoglobin (98,5%)  dalam plasma sbg O2 yg larut dlm plasma (1,5%)

Fungsi paru, yg mencerminkan mekanisme ventilasi disebut volume paru dan

kapasitas paru.

Volume paru dibagi menjadi : :

volume tidal (TV) volume udara yang dihirup dan dihembuskan setiap kali bernafas.

Volume cadangan inspirasi (IRV) , volume udara maksimal yg dapat dihirup

setelah inhalasi normal.

Volume Cadangan Ekspirasi (ERV), volume udara maksimal yang dapat

dihembuskan dengan kuat setelah exhalasi normal.

Volume residual (RV) volume udara yg tersisa dalam paru-paru setelah

ekhalasi maksimal.

Kapasitas Paru :

Kapasitas vital (VC), volume udara maksimal dari poin inspirasi maksimal

Kapasitas inspirasi (IC) Volume udara maksimal yg dihirup setelah ekspirasi normal.

Kapasitas residual fungsiunal (FRC), volume udara yang tersisa dalam paru-

paru setelah ekspirasi normal.

Kapasitas total paru (TLC) volume udara dalam paru setelah inspirasi maksimal.

2.5. Hubungan Sistem Pernapasan dalam Kehamilan, Persalinan, Nifas

a)    KEHAMILAN

Pengaruh kehamilan pada sistem pernapasan

-       Rahim membesar: mendorong diafragma ke atas sehingga rongga dada menjadi

sempit, pernapasan menjadi lebih sepat.

-       Perubahan hormonal: relaksi otot-otot pernapasan

-       Peningkatan volume darah dan curah jantung

-       Perubahan imunologik: bila kadar langit meningkat pada penderita asma dengan

kehamilan akan menyebabkan serangan yang lebih sering dan lebih berat.

Sering merasa mudah lelah atau nafas tersengal - sengal / sesak pada saat

melakukan aktifitas dan sulit tidur, dikarenakan pembuluh darah pada saluran

pernapasan akan membesar dan juga rahimpun akan bertambah semakin besar

pula, yang berefek menekan paru - paru dan diafragma serta jantung Sang Ibu hamil

b) PERSALINAN

Pada persalinan pernapasan meningkat karena sehubungan dengan

meningkatnya metabolisme.

Pernafasan lambat (tingkat pertama dari pernafasan terpola) sewaktu mencapai

satu titik pada persalinan saat kontraksi cukup kuat sehingga tidak dapat lagi

berjalan atau berbicara tanpa berhenti sejenak. Variasinya jika menjadi tegang dan

tidak rileks selama kontraksi.Pernafasan ringan sangat bermanfaat jika dan saat

menemukan bahwa tidak lagi dapat rileks selama kontraksi, kontraksi terlalu sakit

untuk pernafasan lambat, atau secara naluriah mempercepat pernafasan. Selama

persalinan, pernafasan ringan tanpa lebih alami karena rahim bekerja sangat keras

sehingga membutuhkan lebih banyak oksigen. Selama persalinan secara alami

akan diatur oleh kebutuhan oksigen serta rasa sakit dan frekwensi kontraksi.

C)   NIFAS

Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut

nadi. Apabila suhu dan denyut nadi tidak normal pernafasan juga akan mengikutinya

kecuali ada gangguan khusus pada saluran pernafasan.

Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini

dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Keadaan

pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu

nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada

gangguan khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada masa post partum

menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

System pernapasan atau system respirasi adalah system organ yang

digunakan untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat, system pernapasan

umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-

paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga

mengeluarkannya. Berbagai variasi system pernapasan ditemukan pada berbagai

jenis mahluk hidup. Bahkan pohon pun memiliki system pernapasan.   

3.2. Saran

Sebagai tim medis seharusnya kita mengerti bagai mana terjadinya sistem

pernapasan yang baik. Karena dengan mengetahui tentang tata cara bernapas yang

baik, kita bisa menerapkannya didalam kehidupan kita sehari-hari supaya kita bisa

hidup lebih sehat. Selain itu juga kita bisa menerapkannya kepada klien (pasien)

apabila kita sudah bekerja nanti dengan tujuan untuk mengontrol kesehatan pasien

dalam hal pernapasan.  

DAFTAR PUSTAKA

  Sloane, ethel. 1994. Anatomi dan fisiologi. Penerbit buku kedokteran.

Jakarta.

Leonhardt, helmut. 1988. Atlas dan buku teks anatomi manusia. Penerbit buku

kedokteran. Jakarta.

Setiadi, 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Graha Ilmu, Yogyakarta.

http://nursecerdas.wordpress.com/2009/01/12/sistem-pernapasan

http://id.wikipedia.org/wiki/sistem_pernapasan

Anatomi sistem pernafasan bagian atas

ANATOMI DAN FISIOLOGI PERNAFASAN BAGIAN ATAS

Pernafasan bagian atas, meliputi hidung, faring, laring, trakea, bronkus dan bronkiolus. Saluran pernafasan dari hidung sampai bronkiolus dilapisi oleh membrane mukosa bersilia. Ketika masuk ronga hidung, udara disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Ketiga proses ini

merupakan fungsi utama mukosa respirasi yang terdiri dari epitel toraks bertingkat, bersilia dan bersel goblet. Permukaan epitel diliputi oleh lapisan mucus yang disekresi oleh sel goblet dan kelenjar mukosa. Partikel debu yang kasar disaring oleh rambut-rambut yang terdapat dalam lubang hidung, sedangkan partikel yang halus akan terjerat dalam lapisan mucus. Gerakan silia mendorong lapisan mucus ke posterior didalam rongga hidung, dank e superior didalam sistem pernafasan bagian bawah menuju ke faring. Dari sini partikel halus akan tertelan atau dibatukkan keluar. Lapisan mucus memberikan air untuk kelembaban, dan banyaknya jaringan pembuluh darah dibawahnya akan menyuplai panas ke udara inspirasi. Jadi udara inspirasi telah disesuaikan sedemikian rupa, sehingga udara yang mencapai faring hampir bebas debu, bersuhu mendekati suhu tubuh dan kelembabannya mencapai 100%.Udara mengalir dari faring menuju laring atau kotak suara. Laring terdiri dari rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot-otot dan mengandung pita suara. Ruang berbentuk segitiga diantara pita suara (yaitu glotis) bermuara kedalam trachea dan membentuk bagian antara saluran pernafasan atas dan bawah.

      HidungHidung bagian luar (eksternal) merupakan bagian hidung yang terlihat. Dibentuk oleh dua tulang nasal dan tulang rawan. Keduanya dibungkus dan dilapisi oleh kulit dan sebelah dalamnya terdapat bulu-bulu halus (rambut) yang membantu mencegah benda-benda asing masuk ke dalam hidung. Kavum Nasalis (Nasal Cavity) adalah suatu lubang besar yang dipisahkan oleh septum. Nares anterior adalah bagian terbuka yang masuk kedalam dari sebelah luar dan posterior nares terbuka dengan cara yang sama pada bagian belakang, masuk kedalam faring. Langit-langit dibentuk aloe tulang athmoidalis pada bagian dasar tengkorak dan lantai yang keras serta palatum lunak pada bagian langit-langit mulut. Dinding lateral rongga dibentuk oleh maksila, konkanasalis tengah dan sebelah luar tulang ethmoidalis yang tegak lurus dan vomertis, sementara bagian anterior dibentuk oleh tulang rawan.Ketiga konka nasalis tersebut diproyeksikan kedalam rongga nasal pada setiap sisi sehingga memperbesar luas bagian dalam hidung. Rongga hidung dilapisi oleh membrane mukosa bersilia yang memiliki banyak pembuluh darah dan udara dihangatkan setelah melewati epithelium yang mengandung banyak kapiler. Mucus membasahi udara dan menangkap banyak debu dan silia menggerakan/memindahkan mukus belakang kedalam faring untuk menelan dan meludah. Ujung-ujung saraf indra penciuman terletak dibagian tertinggi rongga hidung disekitar lembaran cribriform tulang ethmoidalis.Beberapa tulang disekitar rongga dasar berlubang. Lubang didalam tulang tersebut disebut sinus parasinalis, yang memperlunak tulang dan berfungsi sebagai ruang bunyi suara, menjadikan suara beresonansi. Sinus maksilaris terletak dibawah orbit dan terbuka melalui dinding lateral hidung. Sinus frontalis terletak diatas orbit kea rah garis tengah tulang frontalis. Sinus frontalis cukup banyak dan merupakan bagian tulang ethmoidalis yang memisahkan lingkaran hidung dan sinus sfeinoidalis berada didalam tulang sfenoidalis. Semua sinus paranasalis dilapisi oleh membrane bermukosa dan semua terbuka kedalam rongga nasal, dimana mereka dapat terinfeksi.

      FARINGBagian sebelah atas faring dibentuk oleh badan tulan sfenoidalis dan sebelah dalamnya berhubungan langsung dengan esophagus. Pada bagian belakang faring dipisahkan dari vertebra servikalis oleh jaringan penghubung, semntara dinding depannya tidak sempurna dan berhubungan dengan hidung, mulut dan laring. Faring dibagi kedalam tiga bagian, nasofaring yang terletak dibelakang hidung, orofaring yang terletak dibelakang mulut dan laringofaring yang terletak dibelakang laring.

Nasofaring adalah bagian faring yang terletak di belakang hidung diatas spalatum yang lembut. Pada dinding posterior terdapat lintasan jaringan limfoid yang disebut tonsil faringeal yang biasanya disebut adenoid. Jaringan ini kadang-kadang membesar dan menutupi faring serta menyebabkan pernafasan mulut pada anak-anak. Tubulus auditorium terbuka dari dinding lateral nasofaring dan melalui tabung tersebut udara dibawa ke bagian tengah telinga. Nasofaring dilapisi membrane mukosa bersilia yang merupakan lanjutan dari membrane yang melapisi bagian hidung.Orofaring terletak di belakang mulut diwah palatum lunak, dimana dinding lateralnya saling berhubungan. Diantara lipatan dinding ini, ada yang disebut arkus palate-glosum yang merupakan kumpulan jaringan limfoid yang disebut tonsilpalatum. Orofaring merupakan bagian dari sistem pernafasan dan sistem pencernaan, tetapi tidak dapat digunakan untuk menelan dan bernafas secara bersamaan. Saat menelan, pernafasan berhenti sebentar dan orofaring terpisah sempurna dari nasofaring dengan terangkatnya palatum. Orofaring dilapisi oleh jaringan epitel berjenjang.

      LARINGLaring merupakan lanjutan bagian bawah orofaring dan bagian atas trachea. Disebelah atas laring terletak tulang hyoid dan akar lidah. Otot leher terletak didepan laring dan dibelakang laring terletak laringofaring dan vertebra servikalis. Pada sisi lain terdapat lubang kelenjar tiroid. Laring disusun oleh beberapa tulang rawan tidak beraturan yang dipersatukan oleh ligament dan membrane-membran.Tulang rawan tiroid dibentuk oleh dua lempeng tulang rawan datar yang digabungkan bersama kebagian depan untuk membentuk tonjolan laryngeal atau adam’s apple (buah jakun). Disebelah atas tonjolan laring tersebut terdapat suatu noktah tiroid. Tulang rawan tiroid pada pria lebih besar daripada wanita. Bagian atas dilapisi oleh epitel berjenjang dan bagian bawahnya oleh epitel bersilia.Tulang rawan krikoideus terletak dibawah tulang rawan tiroid dan berbentuk seperti suatu cincin bertanda pada bagian belakangnya. Tulang tersebut membentuk dinding lateral dan posterior laring dan dilapisi oleh epitel bersilia.Epiglotis adalah tulang rawan berbentuk daun yang terikat pada bagian dalam bagain depan dinding tulang rawan tiroid, dibagian bawah noktah tiroid. SElama proses menelan, laring bergerak kea rah atas dan kearah depan, sehingga laring yang terbuka tersebut dapat ditahan oleh epiglottis.Tulang rawan aritenoid adalah sepasang piramida kecil yang dibentuk oleh tulang rawan hialin. Tulang rawan ini terletak pada ujung atas sebelah laur tulang rawan krikoideus dan ligament suara menyatu pada tulang rawan tersebut. Tulang rawan ini membentuk dinding posterior laring.Tulang hyoid dan tulang rawan laringeus digabungkan oleh ligament dan membrane. Salah satunya ialah membrane krikotiroid, sekelilingnya menyatu dengan sisi atas tulang rawan krikoid dan memiliki batas sebelah atas yang bebas, yang tidak sirkular seperi batasan sebelah bawah, tetapi membentuk dua garis paralel yang melintas dari depan kebeakang. Kedua batasan parallel tersebut adalah ligament suara (vocal ligament). Mereka terikat pada bagian tengah tulang rawan tiroid disebelah depan dan pada tulang rawan aritenoid pada bagian belakang dan mengandung banyak jaringan elastic. Ketika otot intrinsic lain menggantikan posisi tulang rawan aritenoid, ligament suara ditarik bersama, menyempitkan celah diantara mereka. Apabila udara digerakkan melalui celah sempit yang disebut chink selama ekspirasi, ligament suara bergetar dan menghasilkan bunyi. Nada dari bunyi yang dihasilkan tergantung pada panjang dan kekencangan ligament. Tekanan yang meningkat menghasilkan not yang lebih tinggi sedangkan tekanan yang lebih kendur menghasilkan not yang lebih rendah. Suara bergantung kepada tenaga yang menyebabkan udara terhisap.

Perubahan suara menjadi kata-kata yang berbeda tergantung pada gerakan mulut, lidah, bibir dan otot muka.

TRAKEATrakea dimulai dari bagian bawah laring dan melewati bgaian depan hidung menuju dada. Trakea dibagi atas bagian kiri dan kanan bronkus utama yang sejajar dengan vertebrae thoraciae yang kelima. Panjangnya sekitar 12 cm. istmus kelenjar tiroid memotong bagian depan trakea dan lengkung aorta terletak disebelah bawahnya dengan “manubrium sternum” didepannya. Esophagus terletak dibelakan trakea, memisakannya dari badan vertebra torasik. Pada sisi-sisi lain trakea terdapat paru-paru, dengan lobus kelenjar tiroid disebelah atasnya. Dinding trakea tersusun atas otot involunter dan jaringan fibrosa yang diperkuat oleh cincin tulang rawan hialin yang tidak sempurna. Defisiensi dalam tulang rawan terlertak pada bagian belakang, dimana trakea bersentuhan dengan esophagus. Ketika suatu bolus makanan ditelan, esophagus mampu mengembang tanpa gangguan, tetapi tulang rawan mempertahankan kepatenan jalan nafas. Trakea dihubungkan dengan epithelium yang mengandung sel-sel goblet yang menyekresi mucus. Silia membersihkan mucus dan partikel-partikel asing yang dihisap ke arah laring.

Anatomi saluran pernafasan bawah

Anatomi Saluran Pernapasan Bawah

Saluran pernapasan bagian bawah (tracheobronchial tree) terdiri atas:1)    Saluran Udara Konduktifa)    TrakheaTrakhea merupakan perpanjangan dari laring pada ketinggian tulang vertebra torakal ke-7 yang bercabang menjadi 2 bronkhus. Ujung cabang trachea disebut carina. Trachea bersifat sangat fleksibel, berotot, dan memiliki panjang 12 cm dengan cicin kartilago berbentuk huruf C. pada cincin tersebut terdapat epitel bersilia tegak (pseudostratified ciliated columnar epithelium) yang mengandung banyak sel goblet yang mensekresikan lendir (mucus) (Irman Soemantri, 2008: 7).b)    Bronkhus dan bronkhiolusBronkus atau cabang tenggorokan merupakan kelanjutan dari trakea, ada 2 buah yang terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IV dan V. Bronkus itu berjalan kebawah dan kesamping kearah tampak paru–paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar dari pada bronkus kiri, terdiri dari 6–8 cincin, mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang kanan, terdiri dari 9–12 cincin mempunyai 2 cabang. Bronkus bercabang–cabang, cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus (bronkioli). Pada bronkioli tak terdapat cincin lagi, dan pada ujung bronkioli terdapat gelembung paru/gelembung hawa atau alveoli (Syaifuddin, 2006: 195).Bronkhus disusun oleh jaringan kartilago. sedangkan bronkhiolus, yang berakhir di alveoli, tidak mengandung kartilago. Tidak adanya kartilago menyebabkan bronkhiolus mampu menangkap udara, namun juga dapat mengalami kolaps. Agar tidak kolaps, alveoli dilengkapi dengan porus/ lubang kecil yang teletak antar alveoli yang berfungsi mencegah kolaps alveoli (Irman Soemantri, 2008: 7-8).2)    Saluran Respiratorius Terminala)    AlveoliParenkim paru–paru merupakan area yang aktif bekerja dari jaringan paru–paru. perenkim itu mengandung berjuta–juta unit alveolus. Alveoli merupakan kantong udara yang berukuran sangat

kecil, dan merupakan  akhir dari bronkhiolus respiratorius sehingga memungkinkan pertukaran O2 dan CO2. Seluruh dari unit alveoli (zona respirasi) terdiri atas  bronkhiolus respiratorius, duktus alveolus, dan alveolar sacs (kantong alveolus). Fungsi utama dari unit alveolus adalah pertukaran O2 dan CO2 di antara kapiler pulmoner dan alveoli.Diperkirakan terdapat 24 juta alveoli pada bayi yang baru lahir. Seiring dengan pertumbuhan usia, jumlah alveoli pun bertambah dan akan mencapai jumlah yang sama dengan orang dewasa pada usia 8 tahun, yakni 300 juta alveoli. Setiap unit alveoli menyuplai 9–11 prepulmonari dan pulmonari kapiler (Irman Soemantri, 2008: 8).b)    Sirkulasi PulmonalSuplai darah ke dalam paru–paru merupakan sesuatu yang unik. Paru–paru mempunyai dua sumber suplai darah yaitu arteri bronkhialis dan arteri pulmonalis. Sirkulasi bronkhial menyediakan darah teroksigenasi dari sirkulasi sistemik dan berfungsi memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan paru–paru. Arteri bronkhialis berasal dari aorta torakalis dan berjalan sepanjang dinding posterior bronkhus. Vena bronkhialis akan mengalirkan darah menuju vena pulmonalis.Arteri pulmonalis berasal dari ventrikel kanan yang mengalirkan darah vena ke paru–paru di mana darah tersebut mengambil bagian dalam pertukaran gas. Jalinan kapiler paru-paru yang halus mengintari dan menutupi alveolus merupakan kontak yang diperlukan untuk pertukaran gas antara alveolus dan darah (Irman Soemantri, 2008: 10).c)    Paru–paruParu–paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung (gelembung hawa, alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel–sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya lebih kurang 90 m². Pada lapisan ini terjadi pertukaran udara, O2 masuk kedalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah. Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah (paru–paru kiri dan kanan). Paru–paru di bagi dua : (1)    Paru–paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belah paru), lobus pulmo dekstra superior, lobus media, dan lobus inferior.(2)    Paru–paru kiri, terdiri dari pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior. Diantara lobus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah getah bening dan saraf, dalam tiap–tiap lobulus terdapat sebuah bronkiolus. Didalam lobulus, bronkiolus ini bercabang–cabang banyak sekali, cabang–cabang ini di sebut duktus alveolus. Letak paru–paru di rongga dada datarannya menghadap ketengah rongga dada/kavum mediastinum. Pada bagian tengah terdapat tampuk paru–paru atau hilus. Pada mediastinum depan terletak jantung. Paru–paru di bungkus oleh selaput yang dinamakan pleura (Syaifuddin, 2006: 196)

Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1 Presentation Transcript

1 ANATOMI SISTEM PERNAFASAN Rahaju Ningtyas, SKp., M.Kep. Organ sistem respirasi2 ORGAN SISTEM RESPIRASI3 • Organ sistem repirasi bagian atas Hidung Faring

Laring Trakhea • Organ sistem respirasi bagian bawah Paru-paru Bronkus Alveoli 4 ORGAN SISTEM REPIRASI BAGIAN ATAS Hidung5 Terdiri dari eksternal dan internal. Eksternal : menonjol dari wajah dan

disangga oleh tulang hidung dan kartilago. Internal : rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum

6 • Masing-masing rongga hidung • Rongga hidung dimulai dari dibagi menjadi 3 saluran oleh Vestibulum, yakni pada bagian penonjolan turbinasi atau konka anterior ke bagian posterior dari dinding lateral. yang berbatasan dengan nasofaring. Rongga hidung • Rongga hidung dilapisi dengan terbagi atas 2 bagian, yakni membran mukosa yang sangat secara longitudinal oleh septum banyak mengandung vaskular yang hidung dan secara transversal disebut mukosa hidung. oleh konka superior, medialis, dan inferior. • Lendir di sekresi secara terus- menerus oleh sel-sel goblet yang melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia.

Fungsi Hidung7 Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru. Jalan napas ini berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirupkan ke dalam paru-paru. Hidung bertanggung jawab terhadap olfaktori atau penghidu karena reseptor olfaksi terletak dalam mukosa hidung. Fungsi ini berkurang sejalan dengan pertambahan usia.

3 fungsi Rongga Hidung8 1. Pernafasan udara yang diinspirasi melalui rongga hidung menjalani 3 proses : a. penyaringan (filtrasi) : oleh membran mukosa pada rongga hidung yang sangat kaya akan pembuluh darah dan glandula serosa yang mensekresikan mukus cair untuk membersihkan udara sebelum masuk ke Oropharynx. b. penghangatan : oleh jaringan pembuluh darah yang sangat kaya pada ephitel nasal dan menutupi area yang sangat luas dari rongga hidung. c. pelembaban : oleh concha, yaitu suatu area penonjolan tulang yang dilapisi oleh mukosa. 2. Epithellium olfactory pada bagian meial rongga hidung memiliki fungsi dalam penerimaan sensasi bau. 3. Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukkan suara fenotik dimana ia berfungsi sebagai ruang resonansi.

9 Cleft palate Li Chen. Faring10 Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang

menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada larynx pada dasar tengkorak. Terdiri dari : 1. Nasofaring 2. Orofaring 3. Laringofaring

Nasofaring11 • ada saluran penghubung antara nasopharinx dengan telinga bagian tengah, yaitu Tuba Eustachius dan Tuba Auditory • ada Phariyngeal tonsil (adenoids), terletak pada bagian posterior nasopharinx, merupakan bagian dari jaringan Lymphatic pada permukaan posterior lidah

Orofaring12 • Merupakan bagian tengah faring antara palatum lunak dan tulang hyoid. • Refleks menelan berawal dari orofaring menimbulkan dua perubahan, makanan terdorong masuk ke saluran pencernaan (oesephagus) dan secara simultan katup menutup laring untuk mencegah makanan masuk ke dalam saluran pernapasan •

Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan digestif

Laringofaring13 Merupakan posisi terendah dari faring. Pada bagian bawahnya, sistem respirasi menjadi terpisah dari sistem digestil. Makanan masuk ke bagian belakang, oesephagus dan udara masuk ke arah depan masuk ke laring.

Laring14 • Laring tersusun atas 9 Cartilago ( 6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar ). • Terbesar adalah Cartilago thyroid yang berbentuk seperti kapal, bagian depannya mengalami penonjolan membentuk “adam’s apple”, dan di dalam cartilago ini ada pita suara. • Sedikit di bawah cartilago thyroid terdapat cartilago cricoid. • Laring menghubungkan Laringopharynx dengan trachea, terletak pada garis tengah anterior dari leher pada vertebrata cervical 4 sampai 6.

15 Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas: a. Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan b. Glotis : ostium antara pita suara dalam laring c. Kartilago Thyroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun ( Adam’s Apple ) d. Kartilago Krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring ( terletak di bawah kartilago thyroid ) e. Kartilago Aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago thyroid f. Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara; pita suara melekat pada lumen laring.

16 17 Ada 2 fungsi lebih penting selain sebagai produksi suara, yaitu : a. Laring sebagai

katup, menutup selama menelan untuk mencegah aspirasi cairan atau benda padat masuk ke dalam tracheobroncial b. Laring sebagai katup selama batuk

Trakea18 Trakea merupakan suatu saluran rigid yang memeiliki panjang 11-12 cm dengan diametel sekitar 2,5 cm. Terdapat pada bagian oesephagus yang terentang mulai dari cartilago cricoid masuk ke dalam rongga thorax.

19 Tersusun dari 16 – 20 cincin tulang rawan berbentuk huruf “C” yang terbuka pada bagian belakangnya. Didalamnya mengandung pseudostratified ciliated columnar epithelium yang memiliki sel goblet yang mensekresikan mukus. Terdapat juga cilia yang memicu terjadinya refleks batuk/bersin. Trakea mengalami percabangan pada carina membentuk bronchus kiri dan kanan.

Organ respirasi bagianbawah Organ respirasi bagian bawah21 Bronkus Alveoli Paru-paru BRONKUS22 Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri Disebut bronkus lobaris

kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus) Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf

23 1. Bronkus Primer(Utama) kanan berukuran lebih pendek, lebih tebal, dan lebih lurus dibandingkan bronkus primer kiri karena arkus aorta membelokkan trakea bawah ke kanan. Objek asing yang masuk ke dalam trakea kemungkina di tempatkan dalam bronkus kanan. 2. Setiap bronkus primer bercabang senbilan ampai dua belas kali untuk membentuk bronki sekunder dan tertier dengan diameter yang semakin kecil. Saat tuba semakin menyempit, batang atau lempeng kartilago mengganti cincin kartilago.

24 Struktur mendasar dari kedua paru-paru adalah percabangan brongkial yang selanjutnya: bronki, bronkiolus, bronkiolus terminal, bronkiolus respiratorik, duktus

alveolar, dan alveoli. Tidak ada kartilago dalam bronkiolus; silia tetap ada sampai bronkiolus respiratorik terkecil.

25 Bronkiolus Bronkiolus Terminalis Bronkus segmental bercabang-cabang Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa mempunyai kelenjar lendir dan silia) yang memproduksi lendir yang membentuk Bronkiolus respiratori selimut tidak terputus untuk melapisi Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bagian dalam jalan napas. bronkiolus respiratori Dinding bronkiolus mengandung otot polos Bronkiolus respiratori dianggap sebagai & dipersarafi oleh sistem saraf otonom, saluran transisional antara jalan napas peka terhadap hormon tertentu dan zat konduksi dan jalan udara pertukaran gas kimia tertentu Duktus alveolar dan Sakus alveolar histaminReaksi alergi Bronkiolus respiratori kemudian mengarah bronchocontriction. ke dalam duktus alveolar dan sakus bronchodilatationSympatik action alveolar Dan kemudian menjadi alveoli

Alveoli26 Pertukaran O2dan CO2 terjadi di alveoli Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2

Respiratory Zone27 Alveoli dan kapiler polmuner28 Arteri polmuner membawa O2 dari jantung ke paru-

paru. Melalui vena polmuner darah kembali ke jantung 29 Terdiri atas 3 tipe : - Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk

dinding alveoli - Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps) - Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan

Struktur membran respirasi30 ( dinding alveoli ) O2 dan CO2 berdifusi melalui membran respirasi

PARU-PARU31 Paru-paru adalah organ berbentuk pramid seperti spons dan berisi udara, terletak dalam rongga toraks. Paru Kanan memiliki 3 Lobus; paru kiri memiliki 2 lobus. Setiap paru memiliki sebuah apeks yang mencapai bagian atas iga pertama, sebuah permukaan diafragmatik(bagian dasar)terletak di atas diafragma, sebuah permukaan mediastinal(medial) yang terpisah dari paru lain oleh mediastinum, dan permukaan kostal teretak diatas kerangka iga. Permukaan mediastinal memiliki Hilus(akar), tempat masuk dan keluarnya pembuluh darah bronki, pulmonary, dan bronkial dari paru.

32 33 Setiap paru2 dilindungi oleh selaput membran yang disebut PLEURA. Pleura

viseral dan parietal. 34 Pleura Viseral dan Parietal35 Pleura viseral adalah yang menyelubingi setiap paru-

paru Pleura parietal adalah yang melapisi rongga toraks(kerangka iga, diafragma, mediastinum). Pleura parietal Rongga Pleura(ruang intrapleural) adalah ruang potensial antara pleura parietal dan visceral yang mengandung lapisan tipuis cairan pelumas. Cairan ini disekresi oleh sel- sel pleural sehingga paru-paru dapat mengembang tanpa melakukan friksi. Tekanan cairan(tekanan intrapleural) agak negative dibandingkan tekanan atmosfer. Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru

36 FISIOLOGI SISTEMPERNAFASAN

Fungsi utama sistem respirasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen jaringan tubuh dan membuang karbondioksida sebagai sisa metabolisme serta berperan dalam menjaga keseimbangan asam dan basa.

Sistem respirasi bekerja melalui 3tahapan1. Ventilasi2. Difusi3. Transportasi ventilasi Ventilasi merupakan proses pertukaran udara antara atmosfer dengan

alveoli. Proses ini terdiri dari inspirasi (masuknya udara ke paru-paru) dan ekspirasi (keluarnya udara dari paru-paru). Ventilasi terjadi karena adanya perubahan tekanan intra pulmonal,

Ventilasi dipengaruhi oleh : Kadar oksigen pada atmosfer Kebersihan jalan nafas Daya recoil & complience (kembang kempis) dari paru-paru Pusat pernafasan

difusi Difusi dalam respirasi merupakan proses pertukaran gas antara alveoli dengan darah pada kapiler paru. Proses difusi terjadi karena perbedaan tekanan, gas berdifusi dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.

transportasi Setelah difusi maka selanjutnya terjadi proses transportasi oksigen ke sel-sel yang membutuhkan melalui darah dan pengangkutan karbondioksida sebagai sisa metabolisme ke kapiler paru.

Setelah transportasi maka terjadilah difusi gas pada sel/jaringan. Difusi gas pada sel/jaringan terjadi karena tekanan parsial oksigen (PO2) intrasel selalu lebih rendah dari PO2 kapiler karena O2 dalam sel selalu digunakan oleh sel. Sebaliknya tekanan parsial karbondioksida (PCO2) intrasel selalu lebih tinggi karena CO2 selalu diproduksi oleh sel sebagai sisa metabolisme.

REGULASI Kebutuhan oksigen tubuh bersifat dinamis, berubah-ubah dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah aktivitas. Saat aktivitas meningkat maka kebutuhan oksigen akan meningkat sehingga kerja sistem respirasi juga meningkat.

Pengaturan respirasi dipengaruhi oleh :1. Korteks serebri yang dapat mempengaruhi pola respirasi.2. Zat-zat kimiawi : dalam tubuh terdapat kemoresptor yang sensitif terhadap perubahan konsentrasi O2, CO2 dan H+ di aorta, arkus aorta dan arteri karotis.

3. Gerakan : perubahan gerakan diterima oleh proprioseptor.4. Refleks Heuring Breur : menjaga pengembangan dan pengempisan paru agar optimal.5. Faktor lain : tekanan darah, emosi, suhu, nyeri, aktivitas spinkter ani dan iritasi saluran nafas

2.2 AnatomiSistem Pernapasan 2.2.1 Anatomi Saluran Pernapasan Bagian Atas

Saluran pernapasan bagian atas terdiri atas:a.Lubang hidung (cavum nasalis) Hidung dibentuk oleh tulang sejati (os) dan tulang rawan (kartilago). Hidung dibentuk oleh sebagian kecil tulang sejati, sisanya terdiri atas kartilago dan jaringan ikat (connective tissue). Bagian dalam hidung merupakan suatu lubang yang dipisahkan menjadi lubang kiri dan kanan oleh sekat (septum). Rongga hidung mengandung rambut (fimbriae) yang berfungsi sebagai penyaring (filter) kasar terhadap benda asing yang masuk. Pada permukaan (mukosa) hidung terdapat epitel bersilia yang mengandung sel goblet. Sel tersebut mengeluarkan lendir sehingga dapat menangkap benda asing yang masuk ke dalam saluran pernapasan. Kita dapat mencium aroma karena di dalam lubang hidung terdapat reseptor. Reseptor bau terletak pada cribriform plate, di dalamnya terdapat ujung dari saraf kranial I (Nervous Olfactorius).Universitas Sumatera UtaraHidung berfungsi sebagai jalan napas, pengatur udara, pengatur kelembaban udara (humidifikasi), pengatur suhu, pelindung dan penyaring udara, indra pencium, dan resonator suara.Gambar 2

-1: Anatomi hidung dan sinusSumber: www.ghorayeb.comb.Sinus paranasalisSinus paranasalis merupakan daerah yang terbuka pada tulang kepala. Dinamakan sesuai dengan tulang tempat dia berada yaitu sinus frontalis, sinus ethmoidalis, sinus sphenoidalis, dan sinus maxillaris. Sinus berfungsi untuk:1. Membantu menghangatkan dan humidifikasi2. Meringankan berat tulang tengkorak3. Mengatur bunyi suara manusia dengan ruang resonansic.FaringFaring merupakan pipa berotot berbentuk cerobong yang letaknya bermula dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan esofagus pada ketinggian tulang rawan (kabrtilago) krikoid. Faring digunakan pada saat ‘digestion’ (menelan) seperti pada saat bernapas. Berdasarkan letaknya faring dibagi menjadi tiga yaitu di belakang Universitas Sumatera Utarahidung (naso-faring), belakang mulut (oro-faring), dan belakang laring (laringo-faring).Naso

-faring terdapat pada superior di area yang terdapat epitel bersilia (pseudo stratified) dan tonsil (adenoid), serta merupakan muara tube eustachius. Tenggorokan dikelilingi oleh tonsil, adenoid, dan jaringan limfoid lainnya. Struktur tersebut penting sebagai mata rantai nodus limfatikus untuk menjaga tubuh dari invasi organisme yang masuk ke dalam hidung dan tenggorokan.Oro-faring berfungsi untuk menampung udara dari naso-faring dan makanan dari mulut. Pada bagian ini terdapat tonsili platina (posterior) dan tonsili lingua lis (dasar lidah).d.LaringLaring sering disebut dengan ‘voice box’ dibentuk oleh struktur epiteliumlined yang berhubungan dengan faring (di atas) dan trakhea (di bawah). Laring terletak di anterior tulang belakang (vertebrae) ke-4 dan ke-6. Bagian atas dari esofagus berada di po sterior laring.Fungsi utama laring adalah untuk pembentukan suara, sebagai proteksi jalan napas bawah dari benda asing dan untuk memfasilitasi proses terjadinya batuk. Laring terdiri atas:1.Epiglotis; katup kartilago yang menutup dan membuka selama menelan.2.Glotis; lubang antara pita suara dan laring.3.

Kartilago tiroid; kartilago yang terbesar pada trakhea, terdapat bagian yang membentuk jakun.Universitas Sumatera Utara4.Kartilago krikoid; cincin kartilago yang utuh di laring (terletak di bawah kartilago tiroid).5.Kartilago aritenoid; digunakan pada pergerakan pita suara bersama dengan kartilago tiroid.6.Pita suara; sebuah ligamen yang dikontrol oleh pergerakan otot yang menghasilkan suara dan menempel pada lumen laring.14

Gambar 2-2: LaringSumber: www.dtc.prima.edu/~biology 2.2.2 Anatomi Saluran Pernapasan Bagian BawahSaluran pernapasan bagian bawah (tracheobronchial tree) terdiri atas:a.TrakheaTrakhea merupakan perpanjangan laring pada ketinggian tulang vertebre torakal ke-7 yang bercabang menjadi dua bronkhus. Ujung cabang trakhea disebut carina. Trakhea bersifat sangat fleksibel, berotot, dan memiliki panjang 12 cm dengan cincin kartilago berbentuk huruf C. Universitas Sumatera Utarab.Bronkhus dan Bronkhiolus Cabang bronkhus kanan lebih pendek, lebih lebar, dan cenderung lebih vertikal daripada cabang yang kiri. Hal tersebut menyebabkan benda asing lebih mudah

masuk ke dalam cabang sebelah kanan daripada bronkhus sebelah kiri.Segmen dan subsegmen bronkhus bercabang lagi dan berbentuk seperti ranting masuk ke setiap paru-paru. Bronkhus disusun oleh jaringan kartilago sedangkan bronkhiolus, yang berakhir di alveoli, tidak mengandung kartilago. Tidak adanya kartilago menyebabkan bronkhiolus mampu menangkap udara, namun juga dapat mengalami kolaps. Agar tidak kolaps alveoli dilengkapi dengan poros/lubang kecil yang terletak antar alveoli yang berfungsi untu mencegah kolaps alveoli.Saluran pernapasan mulai dari trakheasampai bronkhus terminalis tidak mengalami pertukaran gas dan merupakan area yang dinamakan Anatomical Dead Space. Awal dari proses pertukaran gas terjadi di bronkhiolus respiratorius.14

2.2.3 Saluran Pernapasan Terminal Saluran pernapasan terminal terdiri atas:a.Alveoli Parenkim paru-paru merupakan area yang aktif bekerja dari jaringan paru-paru. Parenkim tersebut mengandung berjuta-juta unit alveolus. Alveolimerupakan kantong udara yang berukuran sangat kecil, dan merupakan akhir dari bronkhiolus respiratorus sehingga memungkinkan pertukaran O2

dan CO2

. Seluruh dari unit alveoli (zona respirasi) terdiri ats bronkhiolus respiratorius, duktus alveolus, dan alveolar sacs (kantong alveolus). Fungsi utama dari unit alveolus adalah pertukaran O2

dan CO2

dianta

ra kapiler pulmoner dan alveoli.Universitas Sumatera UtaraGambar 2-3: AlveolusSumber: www.mercksource.com/pp/us/cnsb.Paru-paruParu-paru terletak pada rongga dada, berbentuk kerucut yang ujungnya berada di atas tulang iga pertama dan dasarnya berada pada diafragma. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus sedangkan paru-paru kiri mempunyai dua lobus. Kelima lobus tersebut dapat terlihat dengan jelas. Setiap paru-paru terbagi lagi menjadi beberapa subbagian menjadi sekitar sepuluh unit terkecil yang disebut bronchopulmonary segments.Paru-paru kanan dan kiri dipisahkan oleh ruang yang disebut mediastinum. Jantung, aorta, vena cava, pembuluh paru-paru, esofagus, bagian dari trakhea dan bronkhus, serta kelenjar timus terdapat pada mediastinum.14

Gambar 2-4: Paru-paruSumber:

www.wikipedia/paru.comUniversitas Sumatera Utarac.Dada, Diafragma, dan PleuraTulang dada (sternum) berfungsi melindungi paru-paru, jantung, dan pembuluh darah besar. Bagian luar rongga dada terdiri atas 12 pasang tulang iga (costae).Bagian atas dada pada daerah leher terdapat dua otot tambahan inspirasi yaitu otot scaleneus dan sternocleido mastoid.Diafragma terletak di bawah rongga dada. Diafragma berbentuk seperti kubah pada keadaan relaksasi. Pengaturan saraf diafragma (Nervus Phrenicus) terdapat pada susunan saraf spinal.Pleura merupakan membran serosa yang menyelimuti paru-paru. Pleura ada dua macam yaitu pleura parietal yang bersinggungan dengan rongga dada (lapisan luar paru-paru) dan pleura visceralyang menutupi setiap paru-paru. Diantara kedua pleura terdapat cairan pleura seperti selaput tipis yang memungkinkan kedua permukaan tersebut bergesekan satu sama lain selama respirasi, dan mencegah pelekatan dada dengan paru-paru. Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah daripada tekanan atmosfer sehingga mencegah kolaps paru-

paru. Masuknya udara maupun cairan ke dalam rongga pleura akan menyebabkan paru-paru tertekan dan kolaps. Apabila terserang penyakit, pleura akan mengalami peradangan.14

Gambar 2-5: PleuraSumber: www.memorialhermann.orgUniversitas Sumatera Utarad.Sirkulasi PulmonerParu-paru mempunyai dua sumber suplai darah yaitu arteri bronkhialis dan arteri pulmonalis. Sirkulasi bronkhial menyediakan darah teroksigenasi dari sirkulasi sistemik dan berfungsi memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan paru-paru. Arteri bronkhialis berasal dari aorta torakalis dan berjalan sepanjang dinding posterior bronkhus. Vena bronkhialis akan mengalirkan darah menuju vena pulmonalis.Arteri pulmonallis berasal dari ventrikel kanan yang mengalirkan darah vena ke paru-paru di mana darah tersebut mengambil bagian dalam pertukaran gas. Jalinan kapiler paru-paru yang halus mengitari dan menutupi alveolus merupakan kontak yang diperlukan untuk pertukaran gas antara alveolus dan darah.1

Proses oksigenasi

 PROSES OKSIGENASI

Proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi di dalam tubuh terdiri at as tiga tahapan, yaitu ventilasi, difusi, dan transportasi.1. VentilasiProses ini merupakan proscs keluar dan masuknya oksigen dan atmosfer ke dalem alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:a. Adanya perbedaan twkanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat, maka twkanan udara semakin rendah. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah, maka tempat tekanan udara semakin tinggi.b. Adanya kemampuan toraks dan paru pada alveoli dalam melaksanakan ekspansi atau kembang kempis.c. Adanya jalan napas yang dimulai dari hidung hingga alveoli yang terdiri atas berbagai otot polos yang kcrjanya sangat dipengaruhi oleh sistem saraf otonom. Terjadinya rangsangan simpatis dapat mc:nycbabkan relaksasi schingga dapat terjadi vasodilatasi, kcmudian kerja saraf parasimpatis dapat mcnycbabkan kontriksi schingga dapat mcnvebabkan vasokontriksi atau proses penyempitan.d. Adanya rcflcks batuk dan muntah.e. Adanva peran mukus siliaris scbagai pcnangkal benda asing yang mengandung interveron dan dapat rnengikat virus. Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah contpliemce recoil. Complience yaitu kemampuan paru untuk mengembang yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu adanya surfaktan pada lapisan alveoli vang berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan dan adanva sisa udara yang menyebabkan tidak terjadinya kolaps dan gangguan toraks. Surfaktan diproduksi saat terjadi peregangan sel alveoli, dan disekresi saat pasien menarik napas, sedangkan recoil adalah kemampuan untuk mengeluarkan CO2 atau kontraksi menyempitnya paru. Apabila contplience baik akan tetapi recoil terganggu maka CO2 tidak dapat di keluar secara maksimal.

Pusat pernapasan yaitu medulla oblongata dan pons dapat memengaruhi proses ventilasi, karena CO2 memiliki kemampuan merangsang pusat pernapasan. Peningkatan CO, dalam batas 60 mmHg dapat dengan baik merangsang pusat pernapasan dan bila paCO, kurang dari sama dengan 80 mmHg maka dapat menyebabkan depresi pusat pernapasan.2. Difusi GasDifusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan CO, di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:a. Luasnya permukaan paru.b. Tebal membran respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial keduanya ini dapat memengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan.c. Perbedaan tekanan dan konsentrasi O„ hal ini dapat terjadi sebagaimana O, dari alveoli masuk ke dalam darah oleh karena tekanan O, dalam rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan O, da1am darah vena pulmonalis, (masuk dalam darah secara berdifusi) dan paCOJ dalam arteri pulmonalis juga akan berdifusi ke dalam alveoli.d. Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan saling mengikat Hb.

3. Transportasi GasTransportasi gas merupakan proses pendistribusian antara O2 kapile;r ke jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi, akan berikatan dengan Hb membentuk Oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%), sedangkan C02 akan berikatan dengan Hb

membentuk karbominohemoglobin (30%), dan larut dalam plasma (50%), dan sebagian menjadi HC03 berada pada darah (65%).Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranva:a. Kardiak output yang dapat dinilai melalui isi sekuncup dan frekuensi denyut jantung.b. Kondisi pembuluh darah, latihan, dan lain-lain.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Oksigenasi1. Saraf OtonomikPada rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonom dapat memengaruhi kemampuan untuk dilatasi dan konstriksi. Hal ini dapat terlihat baik oleh simpatis maupun parasimpatis ketika terjadi rangsangan, ujung saraf dapat mengeluarkan neurotransmiter (untuk simpatis dapat mengeluarkan noradrenalin yang berpengaruh pada bronkodilatasi dan untuk parasimpatis mengeluarkan asetilkolin yang berpengaruh pada bronkokonstriksi) karena pada saluran pernapasan terdapat resoptor adrenergik dan reseptor kolinergik.

2. Hormonal dan ObatSemua hormon termasuk derivat katekolamin dapat, melebarkan saluran pernapasan. Obat yang tergolong parasimpatis dapat melebarkan saluran napas, seperti sulfas atropin, ekstrak Belladona dan obat yang menghambat adrenergik tipe beta (khususnya beta-2) dapat mempersempit saluran napas (bronkokontriksi), seperti obat yang tergolong beta bloker nonselektif.

3. Alergi pada Saluran NapasBaktor yang menimbulkan keadaan alergi, antara lain debu yang terdapat di dalam hawa pernapasan, bulu binatang, serbuk benangsari bunga, kapuk, makanan, dan lain-lain. lni menyebabkan bersin. Apahila ada rangsangan di daerah nasal, batuk apabila di saluran napas bagian atas, dan bronkokontriksi terjadi pada asma bronkial, dan jika terletak saluran napes bagian bawah menyebabkan rhinitis.

4. Faktor PerkembanganTahap perkembangan anak dapat memengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi, mengingat usia organ dalam tubuh seiring dengan usia perkembangan anak. Hal ini dapat terlihat pada bayi usia prematur, yaitu adanya kecenderungannya kurang pembentukan surfaktan. Demikian juga setelah anak tumbuh menjadi dewasa kemampuan kematangan organ seiring dengan bertambahnva usia.

5. Faktor LingkunganKondisi lingkungan dapat memengaruhi kebutuhan oksigen seperti faktor alergi, ketinggian, maupun suhu. Kondisi tersebut memengaruhi kemampuan adaptasi.

6. Faktor PerilakuPerilaku yang dimaksud adalah perilaku dalam mengkonsumsi makanan (status nutrisi), seperti orang obesitas dapat memengaruhi dalam proses pengembangan paru, kemudian perilaku aktivitas yang dapat mempengaruhi proses peningkatan kebutuhan oksigenasi, perilaku merokok dapat menyebabkan proses penyempitan pada pembuluh darah, dan lain-lain.

Gangguan/Masalah Kebutuhan Oksigenasi

1. HipoksiaHipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh akibat defisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen di tingkat sel, tanda yang muncul seperti kulit kebiruan (sianosis). Secara umum, terjadinya hipoksia ini disebabkan karena menurunnya kadar Hb menurunnya difusi O, dari alveoli ke dalam darah, menurunnya perfusi jaringan, atau gangguan ventilasi yang dapat menurunkan konsentrasi oksigen.

2. Perubahan Pola Pernapasana. Tachypnea merupakan pernapasan yang memiliki frekuensi melebihi 24 kali per menit. Proses ini terjadi karena paru dalam keadaan atelektaksis atau terjadi emboli.b. Bradypnea merupakan pola pernapasan yang ditandai dengan pola lambat, kurang lebih 10 kali permenit. Pola ini dapat ditemukan dalam keadaan peningkatan tekanan intrakranial yang disertai dengan konsumsi obat-obatan narkotika atau sedatif.c. Hiperventilasi merupakan cara tubuh dalam mengompensasi peningkatan jumlah oksigen dalam paru agar pernapasan lebih cepat dan dalam. Proses ini ditandai dengan adanya peningkatan denyut nadi, napas pendek, adanya nyeri dada, menurunnya konsentrasi CO2 dan lain-lain. Keadaan demikian dapat disebabkan karena adanya infeksi, ketidakseimbangan asam-basa atau gangguan psikologis. Apabila pasien mengalami hiperventilasi dapat menyebabkan hipokapnea, yaitu berkurangnya CO, tubuh di bawah batas normal, sehingga rangsangan terhadap pusat pernapasan menurun.d. Kusmaul merupakan pola pernapasan cepat dan dangkal yang dapat ditemukan pada orang dalam keadaan asidosis metaholik.e. Hipoventilasi merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan karbondioksida dengan cukup yang dilakukan pada saat ventilasi alveolar, serta tidak cukupnya dalam penggunaan oksigen dengan ditandai adanya nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi atau ketidakseimbangan eletktrolit yang dapat terjadi akibat atelektasis, otot-otot pernapasan lumpuh, depresi pusat pernapasan, tahanan jalan udara pernapasan meningkat, tahanan jaringan paru dan toraks menurun, compliance paru, dan toraks menurun. Keadaan demikian dapat menyebabkan hiperkapnea yaitu retensi CO2 dalam tubuh sehingga paCO2 meningkat (akibat hipoventilasi) akhirnya menyebabkan depresi susunan saraf pusat.f. Dispnea merupakan perasaan sesak dan berat: saat pernapasan. lial ini dapat disebabkan oleh perubahan kadar gas dalam darah/jaringan, kerja berat/berlebihan, dan pengaruh psikis.g. Orthopnea merupakan keesulitan bernapas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri dan pola ini sering, ditemukan pada seseorang yang mengalami kongestif paru.h. Cheyne stokes merupakan siklus pernapasan yang amplitudonya mulamula naik kemudian menurun dan berhenti dan kemudian mulai dari siklus baru.i. Pernapasan paradoksial merupakan pernapasan di mana dinding paru bergerak berlawanan arah dari keadaan normal. Sering ditemukan pada keadaan atelektaksis.j. Biot merupakan pernapasan dengan irama yang mirip dengan cheyne stokes akan tetapi amplitudonya tidak teratur. Pola ini sering dijumpai pada rangsangan selaput otak, tekanan intrakranial yang meningkat, trauma kepala, dan lain-lain.k. Stridor merupakan pernapasan bising yang terjadi karena pe;nyempitan pada saluran pernapasan. Pada umumnya ditemukan pada kasus spasme trakea, atau obstruksi laring.

3. Obstruksi Jalan Napas

Obstruksi jalan napas merupakan suatu kondisi individu mengalami ancaman pada kondisi pernapasannya terkait dengan ketidakmampuan batuk secara efektif, yang dapat disebabkan oleh sekresi yang kental atau berlebihan akibat penyakit infeksi, imobilisasi, stasis sekresi dan batuk tidak efektif karena penyakit persarafan seperti CV/1 (cerebro vaskular accident), akibat. efek pengobatan sedatif, dan lain-lain.

Tanda Klinis:a. Batuk tidak efektif atau tidak ada.b. Tidak mampu mengeluarkan sekresi di jalan napas.c. Suara napas menunjukkan adanya sumbatan.d. Jumlah, irama, dan kedalaman pernapasan tidak normal.

4. Pertukaran GasPertukaran gas merupakan suatu kondisiindividu mengalami penurunan gas baik oksigen maupun karbon dioksida antara alveoli paru dan sistem vaskular, dapat disebabkan oleh sekresi yang kental atau imobilisasi akibat penyakit sistem saraf, depresi susunan saraf pusat, atau penyakit radang pada paru. '1`erjadinya gangguan pertukaran gas ini menunjukkan penurunan kapasitas difusi Yang antara lain disebabkan oleh menurunnYa luas pcrmukaan difusi, menebalnya membran alveolar kapiler, rasio ventilasi perfusi tidak baik dan dapat menyebabkan pengangkutan Cy, dari paru ke jaringan terganggu, anemia dengan segala macam bentuknya, keracunan CO2„ dan terganggunya aliran darah.

Tanda Klinis:a. Dispnea pada usaha napas.b. Napas dengan bibir pada fase ekspirasi yang panjang.c. Agitasi.d. Lelah, letargi.e. Meningkatnya tahanan vaskular paru.

BAB II

PEMBAHASAN

A.         Pengertian Oksigenasi

Oksigenasi adalah proses penambahan O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika).

Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam

proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbondioksida, energi, dan air. Akan

tetapi, penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak

yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel.

1.      Fungsi pernapasan

Pernapasan atau respirasi adalah proses pertukaran gas antara individu dan

lingkungan. Fungsi utama pernapasan adalah untuk memperoleh O2 agar dapat digunakan

oleh sel-sel tubuh dan mengeluarkan CO2 yang dihasilkan oleh sel. Saat bernapas, tubuh

mengambil O2 dari lingkungan untuk kemudian diangkut ke seluruh tubuh (sel-selnya)

melalui darah  yang digunakan untuk pembakaran. Selanjutnya sisa pembakaran berupa CO2

akan kembali diangkut oleh darah ke paru-paru untuk dibuang ke lingkungan karena tidak

berguna lagi oleh tubuh.

2.      Kebutuhan Oksigen

Kapasitas (daya muat) udara dalam paru-paru adalah 4.500-5.000 ml (4,5-5 L) udara

yang diproses di paru-paruhanya sekitar 10% (500 ml), yakni yang dihirup (inspirasi) dan

yang dihembuskan (ekspirasi) pada pernapasan biasa.                                                           

3.      Proses Oksigenasi

a.       Ventilasi.

Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan paru-paru, jumlahnya sekitar 500

ml. Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan thoraks yang elastis serta persyarafan

yang utuh. Otot pernapasan inspirasi utama adalah diagfragma.Diafragma dipersyarafi oleh

saraf frenik, yang keluarnya dari medulla spinalis pada vertebra servikal keempat.

Udara yang masuk dan keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara

intrapleura dengan tekanan atmosfer, dimana pada inspirasi tekanan intrapleural lebih

negative (725 mmHg) daripada tekanan atmosfer (760 mmHG) sehingga udara masuk ke

alveoli.

Kepatenan Ventilasi tergantung pada faktor :

1)      Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan napas akan menghalangi

masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru-paru.

2)      Adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan

3)      Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-paru

4)      Kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma, eksternal interkosa, internal interkosa,

otot abdominal.

b.      Perfusi Paru

Perfusi paru adalah gerakan darah melewati sirkulasi paru untuk dioksigenasi, dimana

pada sirkulasi paru adalah darah deoksigenasi yang mengalir dalam arteri pulmonaris dari

ventrikel kanan jantung.Darah ini memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta dalam

proses pertukaan oksigen dan karbondioksida  di kapiler dan alveolus. Sirkulasi paru

merupakan 8-9% dari curah jantung. Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan dapat mengakodasi

variasi volume darah yang besar sehingga digunakan jika sewaktu-waktu terjadi penurunan

voleme atau tekanan darah sistemik.

c.         Difusi

Oksigen terus-menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke dalam aliran darah dan

karbon dioksida (CO2) terus berdifusi dari darah ke dalam alveoli. Difusi adalah pergerakan

molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke area konsentrasi rendah. Difusi udara respirasi

terjadi antara alveolus dengan membrane kapiler. Perbedaan tekanan pada area membran

respirasi akan mempengaruhi proses difusi. Misalnya pada tekanan parsial (P) O2 di alveoli

sekitar 100 mmHg sedangkan tekanan parsial pada kapiler pulmonal 60 mmHg sehingga

oksigen akan berdifusi masuk ke dalam darah. Berbeda halnya dengan CO2 dengan PCO2

dalam kapiler 45 mmHg sedangkan pada alveoli 40 mmHg maka CO2 akan berdifusi keluar

alveoli.

B.           Anatomi fisiologi  system pernapasan

1.      Struktur system pernapasan

a.       System pernapasan atas

System pernapasan atas terdiri atas mulut, hidung, faring, dan laring.

a)      Hidung, pada hidung udara yang masuk akan mengalami proses penyaringan, humidifikasi,

dan penghangatan.

b)      Faring, faring merupakan  saluran yang terbagi dua untuk udara dan makanan. Faring terdiri

atas nasofaring dan orofaring yang kaya akan jaringan limfoid yangberfungsi untuk

menangkap dan menghancurkan kuman pathogen yang masuk bersama udara.

c)      Laring, laring merupakan setruktur menyerupai tulang rawan yang biasa disebut  Jakun.

Selain berperaaan dalam menghasilkan suara, laring juga berfungsi mempertahankan

kepatenan jalan napas dan melindungi jalan napas bawah dari air dan makanan yang masuk

b.      System pernafasan bawah

System pernafasan bawah terdiri atas trakea dan paru-paru yang dilengkapi denga

bronkus, brpnkiolus, alveolus, jaringan kapiler paru, dan membrane pleuera.

1)      Trakea,merupakan pipa membrane yang disokong oleh cincin-cincin kartilago yang

menghubungkan laring dengan bronkus utama kanan dan kiri. Di dalam paru, bronkus utama

terbagi menjadi bronkus-bronkus yang lebih kecil dan berakhir di bronkiolus terminal.

Keseluruhan jalan napas tersebut membentuk gambar bronkus.

2)      Paru, paru-paru ada dua buah, terletak disebelah kanan dan kiri. Masing-masing paru terdiri

atas beberapa lobus (paru kanan ada tiga lobus, dan paru kiri dua lobus) dan dipasok oleh satu

bronkus. Jaringan paru sendiri terdiri atas serangkaian jalan napas bercabang-cabang, yaitu

alveolus, pembuluh darah paru, dan jaringan ikat elastis. Permukaan luar paru dilapisi oleh

kantung tertutup berdinding ganda yang disebut pleura. Pleura parietal membatasi toraks dan

permukaan diafragma, sedangkan pleura visceral membatasi permukaan luar paru. Diantara

kedua lapisan tersebut  terdapat cairan pleura yangbberfungsi sebagai pelumas guna

mencegah friksi selama gerakan bernafas.

2.      Fisiologi pernapasan

a.       Pernapasan eksternal

Pernapasan eksternal ( pernapasan pulmoner ) mengacu pada keseluruhan proses

pertukaran  O2  dan  CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh . secara umum, proses ini

berlangsung dalam tiga langkah, yakni,ventilasi pulmoner, pertukaran gas alveolar, serta

transport oksigen dan karbon dioksida.

1.      Ventilasi pulmoner . saat bernapas , udara bergantian masuk-keluar  paru melalui proses

ventilasi sehingga  terjadi pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan alveolus. Proses 

ventelasi ini dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu jalan napas yang bersih , system saraf

pusat dan system  pernapasan yang utuh , rongga toraks yang mampu mengembang  dan

berkontraksi dengan baik, serta komplians paru yang edukuat.

2.      Pertukaran gas alveolar. Setelah oksigen memasuki alveolus, proses pernapasan berikutnya

adalah  difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi adalah pergerakan

molekul  dari area berkonsentrasi atau  bertekanan tinggi ke area berkonsentrasi atu

bertekanan rendah. Proses ini berlangsung di alveolus dan membrane  kapiler, dan 

dipengaruhi oleh ketebalan membrane serta perbedaan  tekanan gas.

3.      Transpor oksigen dan karbon dioksida.  Tahap tiga pada proses keperawatan adalah 

transport gas-gas pernapasan . pada proses ini, oksigen diangkut dari paru menuju  jaringan

dan karbon dioksida di angkut dari jaringan menuju paru.

a.       Transpor O2 . proses ini proses ini berlangsung pada  system jantung dan paru-paru.

Normalnya ,  sebagian besar oksigen (97%) berkaitan lemah dengan hemoglobin dan

diangkut keseluruh  jaringan dalam bentuk okshihemoglobin (HbO2) dan sisanya terlarut

dalam plasma.

b.      Transpor  CO2, karbon dioksida sebagai hasil metabolisme sel terus menerus diproduksi  dan

diangkut menuju paru dalam tiga cara : (1) sebagian besar karbondioksida (70%) diangkut

dalam sel darah merah dalam bentuk bikarbonat (HCO3-) ; (2) sebanyak (23%) karbon

dioksida berkaitan dengan hemoglobin membentuk  karbaminohemoglobin (HbCO2) ; (3)

sebanyak (7%) diangkut dalam bentuk larutan  didalam plasma dan dalam bentuk asam

karbonat.

b.      pernapasan internal

pernapasan internal (pernapasan jaringan) mengacu pada proses metabolisme intrasel

yang berlangsung dalam mitokondria, yang menggunakan O2 dan menghasilkan CO2 selama

proses penyerapan energi molekul nutrient. Pada proses ini, darah yang mengandung oksigen

dibawa keseluruh tubuh hingga mencapai kapiler sistematik. Selanjutnya terjadi pertukaran 

O2 dan CO2 antara kapiler sistematik dan jaringan. Seperti dikapiler paru, pertukaran ini juga

melalui proses difusi pasif mengikuti penurunan gradient tekanan parsial.

C.           Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi

1.      Faktor Fisiologi

a.       Menurunnya kapasitas pengikatan O2 seperti anemia

b.      Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran napas bagian atas

c.       Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transpor O2 terganggu

d.      Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka dan lain-lain.

e.       Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obersitas,

musculus skeleton yang abnormal, penyakit kronik seperti TBC paru

2.      Perkembangan

a.       Bayi prematur : yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan

b.      Bayi dan toodler : adanya resiko infeksi saluran pernafasan akut

c.       Anak usia sekolah dan remaja , resiko saluran pernafasan dan merokok

d.      Dewasa muda dan pertenggahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress

yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru

e.       Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteriosklerosis,

elastisitas menurun, ekspansi paru menurun.

3.      Perilaku

a.    Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, giziyang buruk

menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang terlalu tinggi lemak

menimbulkan arteriosklerosis.

b.    Exercise (olahraga berlebih) : Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.

c.    Merokok : nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan koroner.

d.    Substance abuse (alkohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi (Fe)menurun

mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depesipusat pernafasan

e.    Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat

4.      Faktor Lingkungan

a.       Suhu. Factor suhu dapat berpengaruh terhadap afinitas atau kekutan ikatan Hb dan O2.

b.      Ketinggian. Pada dataran tinggi akan terjadi penurunan pada tekanan udara sehingga tekanan 

oksigen juga ikut menurun.

c.       Polusi. Polusi udara seperti asap atu debu sering kali menyebabkan sakit kepala, pusing,

batuk, tersedak, dan berbagai gangguan pernapasan lain pada orang yang menghisapnya.

5.      Status kesehatan.

Pada orang yang sehat , sistem pernapasan dapat menyediakan kadar oksigen yang cukup

untuk memenuhi kebutuhan tubuh, proses oksigenasi tersebut dapat terhambat sehingga

mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh. Kondisi tersebut antara lain gangguan

pada system pernapasan dan kardioveskuler, penyakit kronis, penyakit obstruksi pernapasan

atas.