anastesi lokal

37
PERCOBAAN 3 ANASTESI LOKAL 1. Tujuan Percobaan Mengenal dan menguasai teknik untuk mencapai anestetik lokal pada hewan. Mengetahui cara pemberian anestetik lokal. Mengetahui cara kerja anestetik lokal. Memahami faktor-faktor yang melandasi perbedaan- perbedaan dalam sifat dan potensi anestetika lokal. Mengenal berbagai faktor yang mempengaruhi kerja anestetika lokal. Dapat mengkaitkan daya kerja anestetika lokal dengan manifestasi gejala keracunan serta pendekatan rasional untuk mengatasi keracunan ini 2. Tinjauan Pustaka Anestetik lokal adalah obat yang menghasilkan blokade konduksi atau blokade lorong natrium pada dinding saraf secara sementara terhadap rangsang transmisi sepanjang saraf, jika digunakan pada saraf sentral atau perifir. Prinsip kerjanya adalah menghilangkan keterangsangan dari organ akhir yang

Upload: vella-niita-dvourty

Post on 14-Dec-2015

262 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

anastesi lokal

TRANSCRIPT

Page 1: Anastesi Lokal

PERCOBAAN 3

ANASTESI LOKAL

1. Tujuan Percobaan

Mengenal dan menguasai teknik untuk mencapai anestetik lokal pada

hewan.

Mengetahui cara pemberian anestetik lokal.

Mengetahui cara kerja anestetik lokal.

Memahami faktor-faktor yang melandasi perbedaan-perbedaan dalam

sifat dan potensi anestetika lokal.

Mengenal berbagai faktor yang mempengaruhi kerja anestetika lokal.

Dapat mengkaitkan daya kerja anestetika lokal dengan manifestasi gejala

keracunan serta pendekatan rasional untuk mengatasi keracunan ini

2. Tinjauan Pustaka

Anestetik lokal adalah obat yang menghasilkan blokade konduksi atau

blokade lorong natrium pada dinding saraf secara sementara terhadap rangsang

transmisi sepanjang saraf, jika digunakan pada saraf sentral atau perifir. Prinsip

kerjanya adalah menghilangkan keterangsangan dari organ akhir yang

menghantarkan nyeri dan menghilangkan kemungkinan penghantaran dari serabut

saraf sensibel secara bolak-balik pada tempat tertentu, sebagai akibatnya rasa

(sensasi) nyeri untuk sementara hilang.

Anastesi Lokal adalah obat yang diberikan secara oral (topikal atau

suntikan) dalam kadar yang cukup dapat menghambatan hantaran implus pada

syaraf yang dikenal oleh obat tersebut .Obat-obat ini menghilangkan rasa/sensasi

nyeri (pada konsentrasi tinggi dapat mengurangi aktivitas motorik) terbatas pada

daerah tubuh yang dikenai tanpa menghilangi kesadaran .Kebanyakan obat

anestesi lokal adalah suatu ester atau amida dari derivat benzen sederhana . Secara

Page 2: Anastesi Lokal

Kimia, obat-obat anestesi lokal terdiri dari golongan senyawa kimia yang mirip

dengan senyawa yang memblok kanal Na pada membran sel syaraf yang mudah

dirangsang .Tipe ikatan ini menentukan sifat farmakologi obat anestesi lokal,

terutama anestesi lokal golongan ester (yang mempunyai ikatan ester) umumnya

kurang stabil dan mudah dimetabolisme karena pada degredasi dan inaktif

didalam tubuh , gugus tersebut akan dihidrolisis.

Anestetik lokal menghilangkan penghantaran saraf ketika digunakan secara

lokal pada jaringan saraf dengan konsentrasi tepat. Bekerja pada sebagian Sistem

Saraf Pusat (SSP) dan setiap serabut saraf. Kerja anestetik lokal pada ujung saraf

sensorik tidak spesifik. Hanya kepekaan berbagai struktur yang dapat dirangsang

berbeda. Serabut saraf motorik mempunyai diameter yang lebih besar daripada

serabut sensorik. Oleh karena itu, efek anestetika lokal menurun dengan kenaikan

diameter serabut saraf, maka mula-mula serabut saraf sensorik dihambat dan baru

pada dosis lebih besar serabut saraf motorik dihambat.

Karakteristik Obat Anastetik Lokal

Anestetik lokal ialah gabungan dari garam yang larut dalam air dan alkaloid

yang larut dalam lemak yang terdiri dari bagian kepala cincin aromatik

Tak jenuh bersifat lipofilik (paba para amino benzoic acid), bagian badan sebagai

Page 3: Anastesi Lokal

Penghubung terdiri dari cincin hidrocarbon dan bagian ekor yang terdiri dari

Asam amino tersier bersifat hidrofilik.

Dalam bentuk basa bebas, anestetik lokal hanya sedikit larut dan tidak stabil

dalam bentuk larutan. Oleh karena itu diperdagangkan dalam bentuk garam yang

mudah larut dalam air, biasanya garam hidroklori. Anestetik lokal sering

dikombinasikan dengan vasokonstriktor dengan maksud memperpanjang dan

memperkuat kerja anestetik lokal dan juga mengurangi kecepatan absorpsi

anestetik lokal sehingga akan mengurangi toksisitas sistemiknya. Vasokonstriktor

yang digunakan epinefrin (1 dalam 200.000 bagian) dan norepinefrin (1 dalam

100.000 bagian).

Dosis toksik obat anestesi lokal, dipengaruhi oleh :

Jenis (sifat toksik inheren dan efek vasodilatasi) obat AL

Konsentrasi obat AL

Injeksi intravaskuler

Kecepatan injeksi

Vaskularisasi jaringan

Berat badan penderita

Kecepatan metabolisme dan ekskresi obat

Dosis toksik juga sangat dipengaruhi oleh apakah digunakan dengan

campuran vasokontriktor atau tidak.

Penggolongan Anastetik Lokal

Berdasarkan jenis ikatan yang terdapat di dalam struktur kimia anestetik

lokal, maka digolongkan menjadi dua golongan, yaitu :

1) Senyawa ester (terdapatnya ikatan ester). Contohnya : Kokain,

Prokain, tetrakain dan Benzokain.

2) Senyawa amida (terdapatnya ikatan   amida). Contohnya : Lidokain,

Dibukain, Mepivakain dan Prilokain.

Page 4: Anastesi Lokal

Berdasarkan teknik pemberian anestetik lokal :

1) Anestesi permukaan, yaitu mengoleskan atau penyemprotan analgetik

lokal diatas selaput mukosa seperti mata, hidung atau faring.

2) Anestesi Inhalasi, yaitu penyuntikan larutan analgetik lokal langsung

diarahkan disekitar tempat lesi, luka atau insisi. Cara inflitrasi yang

sering digunakan adalah blokade lingkar dan obat suntikan intradermal

atau subkutan.

3) Anestesi Blok, yaitu penyuntikan analgetika lokal langsung kesaraf

utama atau pleksus saraf. Hal ini bervariasi dari blokade pada saraf

tunggal, misalnya saraf oksipital dan pleksus brakialis, anestesi spinal,

anestesi epidural, dan anestesi kaudal. Pada anestesi spinal, analgetik

lokal disuntikan langsung kedalam ruang subaraknoid diantara konus

medularis dan bagian akhir ruang subaraknoid. Anestesi epidural

diperoleh dengan menyuntikkan zat anestesi lokal kedalam ruang

epidural. Pada anestesi kaudal, zal analgetik lokal disuntikan melalui

hiatus sakralis.

4) Analgesi Regional, yaitu penyuntikan larutan analgetik lokal intravena.

Ekstrimitas dieksanguinasi dan diisolasi bagian proksimalnya dari

sirkulasi sistemik dengan turniket pneumatik.

Farmakokinetik

Anestesi lokal biasanya diberikan secara suntikan ke dalam daerah serabut

saraf yang akan menghamba. Oleh karena itu, penyerapan dan distribusi tidak

terlalu penting dalam memantau mula kerja efek dalam menentukan mula kerja

anestesi dan halnya mula kerja anestesis umum terhadap SPP dan toksisitasnya

pada jantung. Aplikasi topikal anestesi lokal bagaimanapun juga memerlukan

difusi obat guna mula keja dan lama kerja efek anestesinya.

Page 5: Anastesi Lokal

a) Absorbsi

Absorbsi sistemik suntikan anestesi lokal dari tempat suntika dipengaruhi

oleh beberapa faktor, antara lain dosis, tempat suntikan, ikatan obat jaringan,

adanya bahan vasokonstriktor, dan sifat fisikokimia obat. Aplikasi anestesi

lokal pada daerah yang kaya vaskularisasinya seperti mukosa trakea

menyebabkan penyerapan obat yang sangat cepat dan kadar obat dalam darah

yang lebih tinggi dibandigkan tempat yang perfusinya jelek, seperti tendo.

Untuk anestesi regio yang menghambat saraf yang besar, kadar darah

maksimum anestesi lokal menurun sesuai dengantempat pemberian yaitu:

interkostal (tertinggi) > kaudal > epidural > pleksus brankialis > saraf

insciadikus (terendah).

Bahan vasokonstriktor seperti epinefrin mengurangi penyerapan sistematik

anestesi lokal dari tempat tumpukan obat dengan menguragi aliran darah di

daerah ini. Keadaan ini menjadi nyata terhadap obat yang massa kerjanya

singkat atau menengah seperti prokain, lidokain, dan mepivakain (tidak untuk

prilokain). Ambilan obat oleh saraf diduga diperkuat oleh kadar obat lokal

yang tinggi ,dan efek dari toksik sistemik obat akan berkurang karena kadar

obat yang masuk dalam darah hanya 1/3-nya saja.

b) Distribusi

Anestesi lokal amida disebar meluas dalam tubuh setelah pemberian bolus

intravena. Bukti menunjukkan bahwa penyimpanan obat mungkin terjadi

dalam jaringan lemak.setelah fase distribusi awal yang cepat, yang mungkin

menandakan ambilan ke dalam organ yang perfusinya tinggi seperti otak,

ginjal, dan jantung, dikuti oleh fase distribusi lambat yang terjadi karena

ambilan dari jaringan yang perfusinya sedang, seperti otot dan usus. Karena

waktu paruh plasma yang sangat singkat dari obat tipe estesr (lihat bawah),

maka distribusinya tidak diketahui.

Page 6: Anastesi Lokal

c) Metabolisme dan ekskresi

Anestesi lokal diubah dalam hati dan plasma menjadi metabolit yang mudah

larut dalam air dan kemudian diekskresikan ke dalam urin. Karena anestesi

lokal yang bentuknya tak bermuatan mudah berdifusi melalui lipid, maka

sedikit atau tidak ada sama sekali bentuk netralnya yang diekskresikan kerana

bentuk ini tidak mudah diserap kembali oleh tubulus ginjal.

Tipe ester anestesi lokal dihidrolisis sangat cepat di dalam darah oleh

butirilkolinesterase (pseudokolinesterase). Oleh karena itu, obatini khas sekali

mempunyai waktu paruh yang sangat singkat, kurang dari 1 menit untuk

prokain dan kloroprokain. Penurunan pembersihan anestesi lokal leh hati ini

harus diantisipasi dengan menurunkan aliran darah kehati. Sebagai contoh,

pembersihan lidokain oleh hati pada binatang yang dianestesi dengan halotan

lebih lambat dari pengukuran binatang yang diberi nitrogen oksida dan

kurare. Penurunan pembersihan ini berhubungan penurunan aliran darah ke

dalam hati dan penekanan mikrosom hati karena halotan. Propranolol dapat

memperpanjang waktu paruh anestesi lokal amida.

Farmakodinamik

Isyarat dalam serabut saraf dihantarkan melalui impuls listrik yang

terbentuk pada awalnya di setiap membran sel syaraf. Setiap membran sel syaraf

(demikian juga semua membran sel tubuh lainnya) mempunyai potensial listrik

sebesar -90 mV pada keadaan istirahat. Potensial listrik ini terbentuk karena

adanya perbedaan konsentrasi ion natrium di dalam dan di luar membran sel,

dimana konsentrasi di luar membran ( 142 mEq/L) lebih besar daripada di dalam

membran sel ( 14 mEq/L), sementara konsentrasi anionnya sama ( 150 mEq/L).

Keadaan ini menyebabkan suasana di dalam membran sel lebih negatif ketimbang

di luar.

Pada saat timbulnya rangsangan terhadap sel syaraf ( baik rangsangan

kimia, fisik maupun listrik ) membran sel menjadi lebih permeabel terhadap ion

Page 7: Anastesi Lokal

natrium sehingga terjadi aliran ion natrium dari luar ke dalam sel melalui kanal

natrium. Hal ini menimbulkan situasi dimana konsentrasi ion natrium di dalam

membran sekarang menjadi lebih besar ketimbang di luar membran sel dan

menyebabkan potensial listrik berubah dari -90mV menjadi +45mV. Perubahan

ini disebut dengan peristiwa depolarisasi. Impuls listrik inilah yang nantinya

menghantarkan isyarat sepanjang serabut syaraf.

Obat anestetik lokal berikatan dengan reseptor khusus di kanal natrium

sehingga menimbulkan blokade yang mencegah aliran natrium. Hal ini lebih

lanjut mencegah terjadinya perubahan potensial listrik yang artinya juga

mencegah timbulnya impuls listrik sehingga hantaran isyarat tidak terjadi.

Efek Samping penggunaan Obat Anastesi Lokal

Seharusnya obat anestesi local diserap dari tempat pemberian obat. Jika

kadar obat dalam darah menigkat terlalu tinggi, maka akan timbul efek pada

berbagai sistem organ.

a) Sistem Saraf Pusat

Efek terhadap SSP antara lain ngantuk, kepala terasa ringan, gangguan visual

dan pendengaran, dan kecemasan. Pada kadar yang lebih tinggi, akan timbul

pula nistagmus dan menggigil. Akhirnya kejang tonik klonik yang terus

menerus diikuti oleh depresi SSP dan kematian yang terjadi untuk semua

anestesi local termasuk kokain.

Reaksi toksik yang paling serius dari obat anestesi local adalah timbulnya

kejang karena kadar obat dalam darah yang berlebihan. Keadaan ini dapat

dicegah dengan hanya memberikan anestesi local dalam dosis kecil sesuai

dengan kebutuhan untuk anestesi yang adekuat saja.

b) Sistem Saraf Perifer (Neurotoksisitas)

Bila diberikan dalam dosis yang berlebihan, semua anestesi local akan

menjadi toksik terhadap jaringan saraf.

Page 8: Anastesi Lokal

c) Sistem Kardiovaskular

Efek kardiovaskular anestesi local akibat sebagian dari efek langsung

terhadap jantung dan membrane otot polos serta dari efek secara tidak

langsung melalui saraf otonom. Anestesi local menghambat saluran natrium

jantung sehingga menekan aktivitas pacu jantung, eksitabilitas, dan konduksi

jantung menjadi abnormal. Walaupun kolaps kardiovaskular dan kematian

biasanya timbul setelah pemberian dosis yang sangat tinggi, kadang-kadang

dapat pula terjadi dalam dosis kecil yang diberikan secara infiltrasi.

d) Darah

Pemberian prilokain dosis besar selama anestesi regional akan menimbulkan

penumpukan metabolit o-toluidin, suatu zat pengoksidasi yang mampu

mengubah hemoglobin menjadi methemeglobin. Bila kadarnya cukup besar

maka warna darah menjadi coklat.

e) Reaksi alergi

Reaksi ini sangat jarang terjadi dan hanya terjadi pada sebagian kecil

populasi.

Obat-Obat Anastesi Lokal

1.  Kokain (benzoylmetilekgonin)

Anestetikum dari kelompok ester ini berkhasiat vasokontriksi dan bekerjanya

lebih lama, mungkin karena merintangi re-uptake noradrenalin di ujung

neuron adrenergic sehingga kadarnya di daerah reseptor meningkat. Selain

itu, kokain juga memiliki efek simpatomimetik sentral dan perifer.

Page 9: Anastesi Lokal

Daya kerja stimulasinya terhadap SSP (cortex) menimbulkan beberapa gejala,

seperti gelisah, ketegangan, dan meningkatnya kapasitas dan tenaga sehingga

tahan lama untuk bekerja lama karena hilangnya perasaan lelah.

Penggunaannya hanya untuk enestesia permukaan pada pembedahan di

hidung, tenggorok, telinga atau mata. Penggunaannya sebagai tetes mata

sudah di tinggalkan berhubung resiko akan cacat kornea dan sifat

midriasisnya.

Penggunaannya yang terlalu sering dengan konsentrasi tinggi dapat

mengakibatkan necrosis (mati jaringan) akibat vasokontriksi setempat.

Kehamilan : kokain dapat meningkatkan resiko abortus dan cacat pada janin,

terutama pada saluran urinnya. Dosis: kedokteran mata: larutan (HCL) 1-4 %,

anesthesia hidung, telinga, dan tenggorok 1-10%.

2. Benzokain

Ester ini merupakan derivate dari asam p-amino benzoate yang reabsorbsinya

lambat. Khasiat anestetik obat ini lemah, sehingga hanya digunakan pada

anestesi permukaan untuk menghilangkan nyeri dan gatal-gatal (pruritus).

Benzokain digunakan dalam suppositoria (250-500 mg untuk Rako) atau

salep (2%) anti-wasir (untuk Borraginol), juga dalam salep kulit, bedak tabor

5-20% dan lotion anti-sunburn (3%, Benzomid).

3. Prokain: Novocaine, etokain

Derivat-benzoat ini yang disintesa pada tahun 1905 tidak begitu toksis

dibandingkan kokain. Anestetik local dari kelompok-ester ini bekerja singkat

dalam tubuh zat ini dengan cepat dan sempurna dihidrolisa oleh kolinesterase

menjadi dietilamino etanol dan PABA (asam para-aminobenzoat), yang

mengantagonir daya kerja sulfonamide.

Page 10: Anastesi Lokal

Reabsorbsinya di kulit buruk, maka hanya digunakan sebagai injeksi dan

sering kali bersamaan dengan adrenalin untuk memperpanjang daya

kerjanya.sebagai anestetik local, prokain sudah banyak di gantikan oleh

lidokain karena efek-efek sampingnya. Efek sampingnya yang serius adalah:

Hipersensitasi

Kadang-kadang pada dosis rendahsudah dapat menyebabkan kematian

dan kolaps dan kematian.

Reaksi terhadap preparat kombinasi proka penisilin. Berlainan dengan

kokain, zat tidak mengakibatkan adiksi. Dosis: 0,25-0,5%

4. Oksibuprokain (benoxinate, Novesin)

Merupakan derivate-oksibutil (1954) yang tidak bersifat merangsang,

terutama digunakan pada kedokteran THT dan mata. Tetapi pemakaiannya

harus berhati-hati bila terdapat selaput lender yang rusak atau adanya

peradangan setempat. Mulai kerjanya cepat dan kuat (dalam 1 menit) dan

bertahan lebih kurang 10 menit. Toksisitasnya ringan dan menurut laporan

tidak menimbulkan reaksi alergi.

5. Tetrakain (ametokain)

Adalah derivate benzoat dengan gugus-metil pada atom(1941). Khasiatnya

lebih kurang 10 kali lebih kuat dari pada prokain, tetapi juga beberapa kali

lebih toksis. Mulai kerjanya cepat dan berlangsung lama, sedangkan

resorpsinya dari mukosa jauh lebih baik daripada prokain

6. Lidokain : lignokain, Xylocaine

Derivate-asetanlida ini ( 1947) termasuk kelompok amida dan merupakan

obat pilihan utama untuk untuk anastesia permukaan ataupun filtrasi . zat ini

digunakan pada selaput lender dan kulit untuk nyeri,perasaan terbakar dan

gatal .

Page 11: Anastesi Lokal

Dibandingkan prokain, khasiatnya lebih kuat dan lebih cepat kerjanya

(setelah beberapa menit) juga bertahan lebih lama. Penggunaan : lidokain

banyak digunakan setelah infark jantung sebagai obat pencegah aritmia

ventricular( di bagian ICCU) dan pada bedah jantung .

Efek sampingnya adalah Mengantuk, Pusing, Sukar bicara, Hipotensi, dan

Konvulsi. Semua efek SSP yang terutama timbul pada overdose.

7. Prilokain (Citanest)

Adalah derivate yang mulai kerja dan kekuatannya sama dengan lidokain.

Toksisitasnya lebih rendah daripada lidokain, karena efek vasodilatasinya

lebih ringan sehingga reabsorbsinya juga lebih lambat dan perombakannya

lebih cepat . di dalam hati, zat ini dirombak menjadi o-toluidin dan metabolit

lain . ekskresinya melalui kemih ( kurang dari 1%) . obat ini digunakan pada

anstesia permukaan 4% dan secara parenteral 1-1,5% dengan atau tanpa

adrenalin.

8. Mepivakain, Scandicaine

Derivate-piperidin ini termasuk kelompok-amida yang mulai kerja dan

kekuatannya mirip lidokain tetapi berthan sedikit lama . tidak berkhasiat

vasodilatasi sehingga tidak perlu ditambahkan vasokonstraktor. Obat ini

terutama digunakan sebagai aastesia infiltrasi dan enis anastesia parenteral

pada pembedahan dental, mata dan THT.

9. Cinchokain

Derivate-kinolin ini dari tipe amida yang beberapa kali lebih kuat daripada

lidokain tetapi juga lebih toksis.kerjanya bertahan lebih lama dan juga bersifat

vasodilatasi. Obat ini banyak digunakan sebagai anestetikum permukaan

antara lain dalam suppositoria anti wasir atau dalam salep untuk nyeri dan

gatal gatal, tidak menimbulkan hipersensitasi. efeknya tampak setelah ca 15

menit dan berlangsung 24 jam.

Page 12: Anastesi Lokal

10. Artikain

Derivate-tiofen ini merupakan zat anestetik local dari kelompok-amida

dengan kerja panjang ( 1976 0 terikat pada protein plasma ca 95%. Efeknya

timbul setelah 3 menit dan berlangsung agak lama, ca 45-90 menit. Obat ini

digunakan untuk pembedahak kevil dan di kedokteran gigi . karena artikain

memiliki daya penetrasi tulang yang lebih baik dibandingkan lidokain. Efek

samping : Pada orang yang alergi terhadap zat pengisi lubang gigi amalgam

dan artukain dapat timbul keluhan kesehatan serius. Dosis dewasa sekalinya

400mg..

11. Benzilalkohol

Cairan ini melarut dalam air dan berkhasiat anastetis dan anti gatal lemah

begitupula bakteriostatis terhadap kuman.

Page 13: Anastesi Lokal

3. Alat dan Bahan

a) Alat

Alat suntik

Stopwatch

Gunting

Vial

b) Bahan

Larutan NaCl Fisiologis 0,5 ml.

Prokain HCl 2 % 0,5 ml.

Sikat bulu

Kelinci

4. Prosedur Kerja

1) Gunting bulu mata kelinci.

2) Teteskan ke dalam kantong konjungtivanya Larutan Anestetik lokal

Prokain hidroksida 2 % 0,5 ml pada mata kanan kelinci.

3) Pada mata kiri tiap kelinci diteteskan Larutan Nacl Fis 0,5 ml sebagai

kontrol.

4) Tutup mata masing-masing kelopak mata selama satu menit.

5) Catat ada atau tidaknya refleks mata setiap 5 menit dengan

menggunakan aplikator tiap kali pada permukaan kornea masing-

masing mata tiap kelinci. Bandingkan pada mata kiri sebagai kontrol.

6) Catat dan tabelkan pengamatan dengan penentuan secara seksama saat

muncul dan hilangnya efek.

7) Bahas eksperimen ini selengkap mungkin.

8) Tarik kesimpulan dan berikan komentar-komentar saudara untuk

eksperimen ini.

Page 14: Anastesi Lokal

5. Hasil dan Pembahasan

a) Hasil

K P K P K P K P K P K P K P K P K P K P K P K P1 5 5 4 4 4 2 4 2 4 2 4 2 5 3 5 2 5 2 5 3 5 3 5 42 5 5 5 3 5 3 5 3 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 53 5 3 4 2 4 3 4 2 3 1 4 3 2 5 3 3 3 3 2 3 1 2 1 34 5 4 5 5 5 3 5 3 5 4 5 3 5 4 5 3 2 2 3 2 4 4 5 4

Kelompok35 menit 40 menit 45 menit 50 menit 55 menit 60 menit5 menit 10 menit 15 menit 20 menit 25 menit 30 menit

b) Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan anastesi pada kelinci dengan tujuan

Memahami faktor-faktor yang melandasi perbedaan-perbedaan dalam sifat

dan potensi anestetika lokal. Obat yang digunakan dalam menimbulkan

anastesia disebut sebagai anestetik, dan kelompok obat ini dibedakan dalam

anastetik umum dan anastetik local. Bergantung pada dalamnya pembiusan,

anastetik umum dapat memberikan efek analgesia yaitu hilangnya sensasi

nyeri , atau efek anestesia yaitu analgesia yang disertai hilangnya kesadaran,

sedangkan aestetik local hanya dapat menimbulkan efek analgesia.

Anestetik umum bekerja di susunan saraf pusat sedangkan anesteti local

bekerja langsung pada serabut saraf di perifer.

Anestesi lokal atau yang sering disebut pemati rasa adalah obat yang

menghambat hantaran saraf bila digunakan secara lokal pada jaringan saraf

dengan kadar yang cukup. Anestesi lokal bekerja pada tiap bagian susunan

saraf dengan cara merintangi secara bolak- balik penerusan impuls-impuls

saraf ke Susunan Saraf Pusat (SSP) dan dengan demikian menghilangkan

atau mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas atau rasa dingin.

Anestesi lokal mencegah pembentukan dan konduksi impuls saraf.

Tempat kerjanya terutama di selaput lendir.Disamping itu, anestesia lokal

Page 15: Anastesi Lokal

mengganggu fungsi semua organ dimana terjadi konduksi/transmisi dari

beberapa impuls.Artinya, anestesi lokal mempunyai efek yang penting

terhadap SSP, ganglia otonom, cabang-cabang neuromuskular dan semua

jaringan otot.

Salah satu obat anestetik local yakni Prokain. Prokain adalah ester

aminobenzoat untuk infiltrasi, blok, spinal, epidural, merupakan obat

standart untuk perbandingan potensi dan toksisitas terhadap jenis obat-obat

anestetik local lain.

Procaine Hydrochlorida

Indikasi

Diberikan intarvena untuk pengobatan aritmia selama anestesi umum, bedah

jantung, atau induced hypothermia.

Kontraindikasi

Pemberian intarvena merupakan kontraindikasi untuk penderita miastemia

gravis karena prokain menghasilkan derajat blok neuromuskuler. Dan

prokain juga tidak boleh diberikan bersama-sama dengan sulfonamide.

Bentuk sediaan obat

Sediaan suntik prokain terdapat dalam kadar 1-2% dengan atau tanpa

epinefrin untuk anesthesia infiltrasi dan blockade saraf dan 5-20% untuk

anestesi spinal.sedangkan larutan 0,1-0,2 % dalam garam faali disediakan

untuk infuse IV. Untuk anestesi kaudal yang terus menerus, dosis awal ialah

30 ml larutan prokain 1,5%.

Page 16: Anastesi Lokal

Diagnosis

Kelas therapy : obat anastesi

Sub kelas therapy : anestesi local

Nama obat dagang : novokain, etokain, gerovital

Nama obat generic : prokain

Mekanisme kerja obat

Pemberian prokain dengan anestesi infiltrasi maximum dosis 400 mg

dengan durasi 30-50, dosis 800 mg, durasi 30-45. Pemberian dengan

anestesi epidural dosis 300-900, durasi 30-90, onset 5-15 mnt. Pemberian

dengan anestesi spinal : preparatic 10%, durasi 30-45 menit.

Efek therapy

Pada penyuntikan prokain dengan dosis 100-800 mg, terjadi analgesia

umum ringan yang derajatnya berbanding lurus dengan dosis. Efek

maksimal berlangsung 10-20 menit, dan menghilang sesudah 60 menit. Efek

ini mungkin merupakan efek sentral, atau mungkin efek dari

dietilaminoetanol yaitu hasil hidrolisis prokain.

Efek samping

Efek samping yang serius adalah hipersensitasi,yang kadang-kadang pada

dosis rendah sudah dapat mengakibatkan kolaps dan kematian. Efek

samping yang harus dipertimbangkan pula adalah reaksi alergi terhadap

kombinasi prokain penisilin. Berlainan dengan kokain, zat ini tidak

mengakibatkan adikasi.

Cara pemberian obat.

Cara pemberian obat bius prokain deberikan secara injeksi interavena pada

atau sekitar jaringan yang akan di anestesi, sehingga mengakibatkan

hilangnya rasa di kulit dan di jaringan yang terletak lebih dalam, misalnya:

pada praktek THT atau pencabutan gigi.

Page 17: Anastesi Lokal

Dosis pemberian obat

Dosis 15 mg/kgbb. Untuk infiltrasi : larutan 0,25-0,5 dosis maksimum 1000

mg. onset : 2-5 menit, durasi 30-60 menit. Bisa ditambah adrenalin (1 :

100.000). Dosis untuk blok epidural (maksimum) 25 ml larutan 1,5%.

Untuk kaudal : 25 ml larutan 1,5%. Spinal analgesia 50-200 mg tergantung

efek yang di kehendaki, lamanya 1 jam.

Page 18: Anastesi Lokal

6. Kesimpulan

Anastesi lokal menyebabkan hilangnya rasa sakit tanpa disertai

hilangnya kesadaran. Anestetik lokal merupakan obat yang

menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara lokal pada jaringan

saraf dengan kadar yang cukup. (Dani kusumah).

Anastesi lokal adalah obat yang menghasilkan blokade konduksi pada

dinding saraf yang bersifat sementara. Setelah kerja obat habis maka

obat akan keluar dari sel saraf tanpa menimbulkan kerusakan pada

struktur sel saraf tersebut.

Anastesi lokal atau zat-zat penghalang rasa setempat adalah obat yang

pada penggunaan lokal merintangi secara reversibel penerusan impuls-

impuls syaraf ke SSP dan demikian menghilangkan atau mengurangi

rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas, atau dingin.

Efek samping anastesi lokal adalah akibat dari efek depresi terhadap

SSP dan efek kardiodepresifnya (menekan fungsi jantung) dengan

gejala penghambatan pernafasan dan sirkulasi darah.

Anastesi local dapat digolongkan secara kimiawi dalam beberapa

kelompok sebagai berikut :

1. Senyawa-ester (PABA) : kokain, benzokain, prokain,

oksibuprokain, dan tetrakain

2. Senyawa-amida : lidokain dan prilokain, mepivakain dan

bupivakain, cinchokain, artikain, dan pramokain;

3. Lainnya : fenol, benzilalkohol, cryofluo-ran, dan etilklorida.

4.

Obat anestetik local yang kami gunakan adalah Prokain 2% 0,5 ml dan

NaCl sebagai control.

Hasil yang didapatkan dari Kelompok kami, obat mulai bekerja pada

menit ke 5 dan mencapai maksimal pada menit ke 15. Dan efek

menghilang pada menit ke 35. Hasil yang didapatkan tidak berbeda jauh

dengan literature.

Page 19: Anastesi Lokal

Jawaban Pertanyaan :

1. Bahas secara singkat penggolongan kimia dari anastetika local

Jawaban :

Senyawa-ester (PABA) : kokain, benzokain, prokain, oksibuprokain, dan

tetrakain

Senyawa-amida : lidokain dan prilokain, mepivakain dan bupivakain,

cinchokain, artikain,dan pramokain

Lainnya : fenol, benzilalkohol, cryofluo-ran, dan etilklorida.

2. Bahas cara pemberiannya dan jenis anastetika yang bisa dicapai dengannya.

Jawaban :

Melalui-Pernafasan

Beberapa obat anestesi berupa gas seperti isoflurane dan nitrous oxide,

dapat dimasukkan melalui pernafasan atau secara inhalasi. Gas-gas ini

mempengaruhi kerja susunan saraf pusat di otak, otot jantung, serta paru-

paru sehingga bersama-sama menciptakan kondisi tak sadar pada pasien.

Injeksi Intravena

Sedangkan obat ketamine, thiopetal, opioids (fentanyl, sufentanil) dan

propofol adalah obat-obatan yang biasanya dimasukkan ke aliran vena.

Obat-obatan ini menimbulkan efek menghilangkan nyeri, mematikan rasa

secara menyeluruh, dan membuat depresi pernafasan sehingga membuat

pasien tak sadarkan diri.

Injeksi Pada Spinal/Epidural

Obat-obatan jenis iodocaine dan bupivacaine yang sifatnya lokal dapat

diinjeksikan dalam ruang spinal (rongga tulang belakang) maupun epidural

untuk menghasilkan efek mati rasa pada paruh tubuh tertentu. Misalnya,

dari pusat ke bawah. Beda dari injeksi epidural dan spinal adalah pada

teknik injeksi.

Page 20: Anastesi Lokal

Injeksi Lokal

Iodocaine dan bupivacaine juga dapat di injeksi di bawah lapisan kulit

untuk menghasilkan efek mati rasa di area lokal. Dengan cara kerja

memblokade impuls saraf dan sensasi nyeri dari saraf tepi sehingga kulit

akan terasa kebas dan mati rasa.

3. Apakah anastetika local bisa dipakai sebagai anastetika permukaan?

jelaskan!

Jawaban :

Sebagai suntikan banyak digunakan sebagai penghilang rasa oleh dokter gigi

untuk mencabut geraham atau oleh dokter keluarga untuk pembedahan kecil

seperti menjahit luka di kulit. Sediaan ini aman dan pada kadar yang tepat tidak

akan mengganggu proses penyembuhan luka.tetapi Pemberian anestetik lokal

pada kulit akan menghambat transmisi impuls sensorik apabila tidak dipakai

dengan dosis dan aturan pemberian yang sesuai.

4. Bahas mekanisme kerja dan penerapannya dalam bidang anastesi

Jawaban :

a) Anestesi umum

Mekanisme Kerja

Sebagai anastesi inhalasi digunakan gas dan cairan terbang yang masing ±

masing sangat berbeda dalam kecepatan induksi, aktivitas, sifat

melemaskan ototmaupun menghilangkan rasa sakit. Untuk mendapatkan

reaksi yang secepat ± cepatnya, obat ini pada permulaan harus diberikan

dalam dosis tinggi, yangkemudia diturunkan sampai hanya sekadar

memelihara keseimbangan antara pemberian dan pengeluaran (ekshalasi).

Page 21: Anastesi Lokal

Keuntungan anastetika-inhalasi dibandingkan dengan anastesi-intravena

adalah kemungkinan untuk dapat lebihcepat mengubah kedalaman anastesi

dengan mengurangi konsentrasi dari gas/uapyang diinhalasi. Kebanyakan

anastesi umum tidak di metabolisasikan oleh tubuh,karena tidak bereaksi

secara kimiawi dengan zat-zat faali. Mekanisme kerjanya berdasarkan

perkiraan bahwa anastetika umum di bawah pengaruh protein SSP dapat

membentuk hidrat dengan air yang bersifat stabil. Hidrat gas ini

mungkindapat merintangi transmisi rangsangan di sinaps dan dengan

demikian mengakibatkan anastesia.

b) Anestesi local

Mekanisme Kerjanya

Anatetika local mengakibatkan kehilangan rasa dengan jalan beberapacara.

Misalnya dengan jalan menghindarkan untuk sementara pembentukan

dantransmisi impuls melalui sel saraf ujungnya.

Pusat mekanisme kerjanya terletak dimembrane sel. Seperti juga alcohol

dan barbital, anastetika local menghambat penerusan impuls dengan jalan

menurunkan permeabilitas membrane sel saraf untuk ion-natrium, yang

perlu bagi fungsi saraf yang layak. Hal ini disebabkanadanya persaingan

dengan ion-kalsium yang berada berdekatan dengan saluran-saluran

natrium di membrane neuron. Pada waktu bersamaan, akibat turunnya

lajudepolarisasi, ambang kepekaan terhadap rangsangan listrik lambat laun

meningkat, sehingga akhirnya terjadi kehilangan rasa setempat secara

reversible.

5. Diantara anastetika local yang yang digunakan pada percobaan ini ,mana

yang lebih potensial? Terangkan.

Jawaban :

Page 22: Anastesi Lokal

Persyaratan obat yang boleh digunakan sebagai anestesi local :

Tidak mengiritasi dan tidak merusak jaringan saraf secara permanen

Batas keamanan harus lebar

Efektif dengan pemberian secara injeksi atau penggunaan setempat pada

membran mukosa

Mulai kerjanya harus sesingkat mungkin dan bertahan untuk jangka waktu

yang yang cukup lama

Dapat larut air dan menghasilkan larutan yang stabil, juga stabil terhadap

pemanasan.

Anatesi lokal yang bersifat ideal

Anastesi local sebaiknya tidak mengiritasi dan tidak merusak jaringan saraf

secara permanen. Kebanyakan anastesi local memenuhi syarat ini. Batas

keamanan harus lebar, sebab anastesi local kan diserap dari tempat suntikan.

Mula kerja harus sesingkat mungkin, sedangkan masa kerja harus cukup lama

sehingga cukup waktu untuk melakukan tindakan operasi, tetapi tidak demikian

lama sampai memperpanjang masa pemulihan, zat anastesi local juga harus larut

dalam air stabil dalam larutan dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan

Mekanisme kerja

Anastesi lokal mencegah pembentukan dan konduksi impuls saraf, tempat kerja

utamanya di aksoplasma hanya sedikit saja. Sebagaimana diketahui, potensial aksi

saraf terjadi krena adanya adanya peningkatan sesaat (sekilas) permeabilitas

membrane terhadap ion Na+ akibat depolarisasi ringan pada membrane. Proses

fundamental inilah yang dihambat oleh anastesi local hal ini terjadi karenma

adanya interaksi langsung antara zat anastesik lokal dengan kanal Na+ yang peka

terhadap adanya perubahan voltase muatan listrik ( voltage sensitive channels)

dengan semakin bertambahnya efek anastesi local didalam saraf, maka ambang

rangsang membrane akan meningkat secara bertahap, kevcepatan peningkatan

potensial aksi menurun, konduksi impuls melambat dan factor pengaman ( safety

Page 23: Anastesi Lokal

factor ) konduksi saraf juga berkurang. Factor – factor ini akan mengakibatkan

penurunan menjalarnya potensial aksi dengan demikian mengakibatkan kegagalan

konduksi saraf.

6. Keburukan apa yang dapat timbul bila permukaan kornea dianastesi untuk

periode waktu yang lama dan apa alasanya?

Jawaban :

Pada awalnya pasien akan menderita distorsi ringan kabur dan visi mereka yang

dapat dikoreksi dengan kacamata atau kontak. Pada tahap ini, kehilangan visi

sering muncul tidak berbeda bias lainnya cacat mata seperti miopia (sightedness

pendek) dan Silindris. Akan tetapi, sering perubahan pada resep lensa mungkin

diperlukan sebagai kornea makin menipis. Mata tidak selalu berlangsung pada

kecepatan yang sama, sehingga beberapa pasien mungkin menemukan satu mata

secara signifikan lebih buruk daripada yang lain. Menyebabkan kornea menipis,

kornea kering sehingga mudah timbul keratitis. kelumpuhan saraf, adanya

endapan di kornea (reversibel), dampak pada kualitas air mata.

Kematian Jaringan Kornea (Ulkus Kornea)

Kematian Jaringan Kornea (Ulkus Kornea)Ulkus kornea merujuk pada hilangnya

sebagian kornea akibat kematian jaringan kornea. Kedoteran menyebut fenomena

ini dengan ulkus kornea.

Gejala :

Gejala dari penyakit ini; mata merah, sakit ringan, fotofobia, penglihatan

menurun, kadang kotor. Pada pemeriksaan sering ditemui kekeruhan berwarna

putih pada kornea. Penyebabnya, bakteri, jamur, cairan pencuci lensa kontak.

Pengobatan :

Pengobatan untuk penyakit ini bertujuan membatasi hidup bakteri dengan

pemberian antibiotik.

Page 24: Anastesi Lokal

DAFTAR PUSTAKA

Boulton, Thomas B. 1994. Anestesiologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Ganiswara, Silistia G. 1995. Farmakologi dan Terapi (Basic Therapy

Pharmacology). Jakarta : Alih Bahasa: Bagian Farmakologi F K U I.

Goodman LS and Gillman AG. 1985. The pharmacological Basic of therapeutics,

7th. MacMillan Publishing Company.

Katzung B.G. 1989. Basic and Clinical pharmachology.4th.ed.(1989). Appleton

& Lange, A publishing Division of Prentice Hall International Inc.Conecut

USA.

Kee, Joyce. L. 1996. Farmakologi. Jakarta : EGC.

Michael. B Dobson. 1994. Penuntun Praktis Anestesi. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Obstretri Williams. 2009. Panduan Ringkas Anestesi. Jakarta : EGC.

Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fak. Kedokteran UNSRI. 2008.

Kumpulan Kuliah Farmakologi. Jakarta : EGC.

Page 25: Anastesi Lokal