analisis praktik klinik keperawatan …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-pr-indah...

86
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA KASUS FRAKTUR CRURIS SINISTRA DI LANTAI I GPS RSUP FATMAWATI KARYA ILMIAH AKHIR NERS (KIA-N) INDAH SOLIHATI 1006823293 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK JULI 2013 Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Upload: buidan

Post on 05-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN

KESEHATAN MASYARAKAT PADA KASUS FRAKTUR

CRURIS SINISTRA DI LANTAI I GPS RSUP FATMAWATI

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

(KIA-N)

INDAH SOLIHATI

1006823293

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

JULI 2013

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 2: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN

MASYARAKAT PERKOTAAN PADA KASUS FRAKTUR

CRURIS SINISTRA DI LANTAI I GPS RSUP FATMAWATI

KARYA ILMIAH AKHIR NERS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Profesi

Keperawatan

INDAH SOLIHATI

100 6823 293

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

JULI 2013

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 3: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS

Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Indah Solihati

NPM : 1006823293

Tanda Tangan :

Tanggal : 15 Juli 2013

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 4: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Ilmiah Akhir Ners ini (KIA-N) diajukan oleh :

Nama : Indah Solihati

NPM : 1006823293

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul KIAN : Analisis Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan

Masyarakat Perkotaan Pada Kasus Fraktur Cruris

Sinistra di Lantai 1 GPS RSUP Fatmawati

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ners

Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu

Keperawatan, Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Riri Maria S.Kp., MANP

Penguji : Ns. Sri Sasongkowati, S.Kep.

Ditetapkan di : Depok

Tanggal : 15 Juli 2013

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 5: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

saya dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ners ini. Penulisan karya ilmiah ini

dilakukan dalam rangka memenuhi tugas akhir sebagai syarat lulus jenjang

pendidikan Profesi di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Saya

menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah

sulit bagi saya untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Oleh karena itu, saya

mengucapkan terima kasih kepada:

(1) Kuntarti S.Kp., M.Biomed. selaku dosen ketua program studi di Fakultas Ilmu

Keperawatan sekaligus koordinator Program Profesi 2012-2013 yang telah

meluangkan waktunya dalam mengurusi segala hal yang berkaitan dengan

pengurusan selama proses praktik profesi saya dan seluruh teman-teman

profesi angkatan 2012;

(2) Riri Maria S.Kp., MANP selaku dosen koordinator mata ajar KIA sekaligus

pembimbing yang telah bersedia membimbing saya dalam penyusunan karya

ilmiah saya, dari mengoreksi proposal, setiap bab dalam laporan KIA, hingga

memberikan arahan dan masukan yang sangat berharga dan bermanfaat bagi

saya;

(3) Ns. Sri Sasongkowati, selaku dosen pembimbing klinik selama berdinas di

Rumah Sakit Fatmawati sekaligus penguji KIA yang telah memberikan banyak

masukan dan kritik yang sangat membangun bagi perbaikan dan

penyempurnaan KIA ini;

(4) Keluarga saya yang senantiasa memotivasi dan memberikan dukungan moral,

terutama do’a dari suami saya;

(5) Teman-teman FIK UI Profesi angkatan 2012, khususnya teman satu

pembimbing selama proses pembuatan KIA, Irma, Lia, Anis, Yani, Vana,

Dian;

(6) Seluruh perawat ruangan di Gedung Profesor Soelarto RS.Fatmawati, Ibu

Mursanih, Pak Harun, Ibu Sri, Ka Harice, Ibu Widi, Ibu Ma’rif, Ka Rani, Ka

Aini, Ka Yuli, Ka Tita, Ka Elis, Ka Sofyan, Ka Fao, Ka Anas, Ka Endro, Ka

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 6: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

iv

Yahya, yang telah memberikan banyak bimbingan dan arahan selama saya

berdinas.

Akhir kata, semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan

pengorbanan semua pihak yang telah membantu penyusunan Karya Ilmiah Akhir

ini dan semoga Karya Ilmiah Akhir ini dapat bermanfaat bagi keilmuan

keperawatan untuk kedepannya.

Depok, Juli 2013

Penulis

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 7: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Indah Solihati

NPM : 1006823293

Program Studi : Profesi Keperawatan

Fakultas : Ilmu Keperawatan

Jenis Karya : Karya Ilmiah Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Analisis Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan Pada

Kasus Fraktur Cruris Sinistra di Lantai 1 GPS RSUP Fatmawati

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Nonekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/

formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,dan

memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada Tanggal : 15 Juli 2013

Yang menyatakan

( Indah Solihati )

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 8: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

vii Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Indah Solihati

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul : Analisis Praktik Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan

Pada Kasus Fraktur Cruris Sinistra di GPS Lantai 1 RSUP

Fatmawati

Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan merupakan bagian keperawatan komunitas yang

memfokuskan pelayanan pada penyelesaian masalah kesehatan di perkotaan. Karakteristik

kehidupan masyarakat perkotaan berbeda dengan masyarakat pedesaan, yaitu dalam hal kepadatan

penduduk yang tinggi, jumlah usia produktif yang tnggi, dan mobilitas tinggi masyarakatnya.

Perbedaan karakteristik ini turut mempengaruhi pola aktivitas masyarakatnya, salah satunya dalam

hal pilihan penggunaan kendaraan roda dua untuk efektifitas waktu. Faktor mobilitas yang tinggi

dan ketidakdisplinan pengemudi kendaraan menimbulkan risiko kecelakaan yang berdampak pada

kesehatan, salah satunya ialah fraktur. Selama praktik di lantai 1 GPS RSUP Fatmawati penulis

mengambil kasus fraktur cruris dengan luka terbuka dan mengalami infeksi. Atas dasar tersebut,

penulis menganalisa salah satu tindakan keperawatan yang diberikan pada klien, yaitu perawatan

luka dengan madu.

Kata kunci: masyarakaat perkotaan, kecelakaan lalu lintas, fraktur cruris, dan perawatan luka

Abstract

Urban nursing is part of the community nursing focuses on solving health problems in urban

areas. Different characteristics of urban life with rural communities, namely in terms of high

population density, high number of productive age, and high mobility society. Differences in these

characteristics also influence the activity patterns of its people, one of them is the use of two-

wheelers options to save the time. High mobility factor and indicipline behaviour increase the risk

of accidents that impact on health, one of which was a fracture. During practice on the 1st floor

Fatmawati GPS authors take cruris fractures with open wounds and infections. Based ont this

case, the author analyzed wound care with honey as one of nursingimplementation.

Keywords: urban community, traffic accident, fracture cruris, and wound care.

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 9: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

viii Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. x

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 5

1.3 Manfaat Penulisan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 9 2.1 Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan (KKMP) ....................... .... 9

2.1.1 Pengertiani KKMP ............................................................................ 9

2.1.2 Dimensi KKMP ................................................................................. 10

2.1.2 Aggregat ....................................................................................... 11

2.2 Kecelakaan Lalu Lintas ................................................................................

2.2.1 Definisi Kecelakaan Lalu Lintas ..................................................... 11

2.2.2 Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas ..................................................... 12

2.2.3 Dampak Kecelakaan Lalu Lintas ....................................................... 13

2.3 Fraktur Cruris ..........................................................................................

2.3.1 Definisi ........................................................................................ 14

2.3.2 Etiologi ......................................................................................... 14

2.3.3 Manifestasi Klinis .............................................................................. 14

2.3.4 Komplikasi ........................................................................................ 15

2.3.5 Klasifikasi dan Jenis Fraktur .............................................................. 15

2.3.6 Proses penyembuhan luka .................................................................. 17

2.3.7 Penanganan fraktur ............................................................................. 19

2.3.8 Pemeriksaan penunjang...................................................................... 20

2.3.9 Penatalaksanaan medis ....................................................................... 20

2.4 Asuhan keperawatan pre dan post operasi .................................................... 21

2.4.1 Peran Perawat Pre Operasi ................................................................. 21

2.4.2 Peran Perawat Post Operasi................................................................. 25

2.5.Perawatan luka

2.5.1 Pengertian luka...................................................................... ................ 27

2.5.2 Mekanisme terjadi luka........................................................ ................. 28

2.5.3 Penyembuhan luka............................................................... ................. 29

2.5.4 Faktor-faktor yang mempegaruhi luka....................................... ........... 30

2.5.5 Perawatan luka dengan madu.......................................................... ...... 32

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 10: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

ix Universitas Indonesia

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN ...................................................................... 30

3.1 Pengkajian .................................................................................................. 30

3.2 Masalah dan Intervensi Keperawatan .......................................................... 36

3.3 Implementasi dan Evaluasi .......................................................................... 39

BAB 4 PEMBAHASAN .......................................................................................... 44

4.1 Analisis Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan terkait Kasus ....... 44

4.2 Analisis Asuhan Keperawatan Kasus .......................................................... 46

4.3 Analisis Intervensi perawatan luka dengan madu ........................................ 49

BAB 5 PENUTUP ..................................................................................................... 55

5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 55

5.2 Saran ............................................................................................................. 56

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 58

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Fraktur Cruris post OREF …………………………........................

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisa Data l

Lampiran 2 Rencana Asuhan Keperawatan

Lampiran 3 Catatan Perkembangan

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 11: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULAN

BAB 1 ini berisi pendahuluan, bab ini akan membahas tentang latar belakang,

tujuan, dan manfaat penulisan. Tujuan penulisan terdiri dari tujuan umum dan

tujuan khusus, dan manfaat penulisan dari karya ilimiah akhir ini untuk

pemerintah, rumah sakit, dan institusi pendidikan.

1.1 Latar Belakang

Masalah kesehatan di perkotaan yang terjadi pada umumnya berkaitan dengan

faktor lingkungan, perilaku dan akses pelayanan kesehatan serta kependudukan.

Masalah di perkotaan menjadi kompleks karena masyarakat perkotaan memiliki

ciri-ciri yang khusus antara lain individualistik, materialistik, heterogen, kritis,

pendidikan yang tinggi dan mempunyai tuntutan yang tinggi. Pertumbuhan kota

biasanya diikuti oleh industrialisasi, munculnya kawasan industri menimbulkan

derajat pencemaran dan berakibat buruk terhadap lingkungan kehidupan

masyarakat perkotaan ( Depkes RI, 2004 ).

Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Pengertian

masyarakat kota ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya

yang berbeda dengan masyarakat pedesaan, dapat dilihat dari: kepadatan

penduduknya, banyak usia produktif, lingkungan hidup, mata pencaharian, corak

kehidupan sosial, stratifikasi sosial, pola interaksi sosial, solidaritas sosial, dan

mobilitas tinggi ( Waluya, 2007 ).

Mobilitas yang tinggi menuntut masyarakat perkotaaan pandai mengatur waktu

untuk dapat memenuhi kebutuhan, hal ini yang membuat masyarakat perkotaan

banyak mempergunakan kendaraan roda dua sebagai alat transportasi untuk

kegiatan sehari-harinya sehingga waktunya lebih efektif dan dengan kondisi lalu

lintas yang padat sebagai ciri khas lainnya dari perkotaan, ini sangat membantu

kegiatan masyarakat perkotaan, sehingga dampaknya dapat memicu terjadinya

stres saat mengemudi kendaraan, dan rentan terjadi kecelakaan lalu lintas.

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 12: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

2

Universitas Indonesia

Kecelakaan lalulintas merupakan masalah kesehatan di perkotaan, tuntutan

pekerjaan sehari- hari, membuat setiap orang berpacu dengan waktu. Kesibukan

ini terkadang membuat manusia tidak memperhatikan keadaan dan keselamatan

dirinya. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor sangat signifikan, hal inilah

salahsatu penyebab yang membuat jalanan dipenuhi oleh pengguna kendaraan

tersebut. Tingkat kedisiplinannya pengemudi dalam berkendaraan sangat

bervariasi, beberapa anak remaja seringkali kurang memperhatikan kedisiplinan,

kelompok remaja ini cenderung untuk memacu kendaraannya tanpa

memperhatikan pengemudi transportasi yang lainnya. Oleh karena itu tidak jarang

ada orang yang dirugikan oleh beberapa orang pengendara motor yang tidak

memperhatikan aturan berkendaraan, sehingga terjadi kecelakaan. Kurangnya

kedisiplinan dalam berkendaraan dapat merugikan pengemudi dan juga dapat

menyebabkan terjadinya kecelakaan.

Berdasarkan data dari penelitian Fatimah, 2012, korban paling banyak mengalami

kecelakaan sepeda motor adalah yang usianya berkisar 16-30 tahun yaitu

sebanyak 38.9%. Berdasarkan jenis kelamin, sebanyak 61.1% adalah laki-laki

pengemudi yang mengalami kecelakaan sepeda motor. Kelompok usia 16-30

tahun merupakan kelompok usia produktif dimana tingkat mobilitasnya cenderung

tinggi serta emosinya belum stabil sehingga saat berlalu lintas masih tergesa-gesa

untuk mendahului kendaraan yang lain. Kecelakaan juga terjadi paling banyak

pada tipe jalan lurus, dengan persentasi sebanyak 38.9%. Dengan keadaan jalan

yang baik dan lurus membuat pengendara menggunakan kecepatan lebih tinggi

dibanding ketika berada di kondisi jalan yang berbeda. Pengemudi mempunyai

persepsi bahwa jalan lurus memiliki sedikit hambatan sehingga dengan tingkat

kewaspadaan yang rendah, dapat berakibat saat mengemudikan kendaraan dengan

kecepatan tinggi baik ingin mendahului maupun menyalip kendaraan lainnya.

Kecelakaan di jalan raya masih menjadi masalah serius di negara berkembang dan

negara maju. Angka kematian menurut World Health Organization ( WHO 2004 )

telah mencapai 1.170.649 orang di seluruh dunia. Jumlah ini setara dengan 2,2%

dari seluruh jumlah kematian di dunia dan menempati urutan ke sembilan dari

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 13: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

3

Universitas Indonesia

sepuluh penyebab kematian. Angka kecelakaan lalu lintas di dunia selalu

meningkat dan pada tahun 2020, diperkirakan kecelakaan lalu lintas akan menjadi

penyebab kematian nomor tiga setelah jantung iskemik dan depresi dengan

proyeksi kecelakaan dari 5,1 juta pada tahun 1990 menjadi 8,4 juta pada tahun

2020. Prosentasi keterlibatan sepeda motor dalam kecelakaan di jalan, sebanyak

70%, oleh karena itu pengendara sepeda motor menjadi korban terbanyak

kecelakaan di jalanan ( Badan Intelijen Nasional, 2013).

Korban kecelakaan lalulintas merupakan angka kejadian tertinggi di Indonesia,

khususnya Jakarta, ketidakdisiplinan dalam melengkapi alat pengaman dan tidak

memperhatikan rambu-rambu lalulintas merupakan salah satu penyebab terjadinya

kecelakaan. Kecelakaan ini dapat menimbulkan trauma, baik secara fisik dan

psikologis. Data kecelakaan lalu lintas selama tahun 2012 yang dilansir Divisi

Humas mabes Polri atas rekap Korps Lalu lintas kepolisian Republik Indonesia (

Korlantas Polri) menyebutkan, terdapat 111.015 kecelakaan sepeda motor.

Jumlah ini dikatakan menurun bila dibandingkan tahun 2011 yang mencapai

151.591 kali kecelakaan sepeda motor. Masih dari data yang direkap Korlantas,

penyebab kecelakaan lalu lintas jalan khususnya sepeda motor paling banyak

disebabkan oleh faktor human error sebesar 67%. Sedangkan faktor lainnya,

kondisi jalan yang rusak, bergelombang dan unsur lingkungan misalnya hujan

yang mencapai 33%, lalu sisanya seperti kendaraan tak layak jalan 3%. Jumlah

kecelakaan sepeda motor yang meningkat setiap tahunnya akibat kelalaian

manusia, memang menjadi faktor utama terjadinya peningkatan kecelakaan lalu

lintas, setidaknya ada 27.441 orang yang tewas dan banyak juga yang akhirnya

menderita patah tulang/ fraktur ( Korlantas Polri, 2012 ).

Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI ( 2007 ) didapatkan sekitar

delapan juta orang mengalami kejadian fraktur dengan jenis fraktur yang berbeda

dan penyebab yang berbeda, dari hasil survei tim depkes RI didapatkan 25%

penderita fraktur yang mengalami kematian, 45 mengalami cacat fisik, 15%

mengalami stress psikologis karena cemas dan bahkan depresi, dan 10%

mengalami kesembuhan dengan baik.

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 14: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

4

Universitas Indonesia

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai dengan

jenisnya dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stres yang lebih besar dari

yang dapat diabsorpsinya. Faktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung,

gerakan memuntir mendadak, gaya meremuk, dan bahkan kontraksi otot yang

ekstrem. Oleh karena adanya tulang yang patah, jaringan sekitarnya juga akan

terpengaruh, mengakibatkan edema jaringan lunak, perdarahan ke otot dan sendi,

dislokasi sendi, ruptur tendon, kerusakan saraf dan kerusakan pembuluh darah

(Brunner & Suddarth, 2002)

Kejadian kecelakaan yang menyebabkan patah tulang atau fraktur dampaknya

sangat merugikan individu itu sendiri maupun keluarganya, karena populasi

pengguna kendaraan bermotor adalah para usia muda, dengan sendirinya mereka

akan menjalani masa perawatan yang panjang di Rumah sakit. Hal ini

menyebabkan remaja tersebut tidak produktif lagi, dan tidak mampu mencari

nafkah untuk keluarganya. Rumah sakit hampir setiap hari menerima pasien yang

mengalami kecelakaan dengan kondisi patah tulang atau fraktur. Trauma secara

fisik ini perlu ditangani dengan cepat agar tidak menimbulkan kerusakan yang

lebih parah ( Brunner & Suddarth, 2002).

RSUP Fatmawati lantai 1 gedung profesor Soelarto merupakan ruang perawatan

bedah tulang/ orthopedi kelas III, juga merupakan pusat rujukan kasus bedah

orthopedi, dengan kapasitas 25 tempat tidur. Sejak tahun 2013 bulan Januari

sampai Mei jumlah pasien yang dirawat dengan kasus fraktur cruris sebanyak 30

kasus. Selama Praktik klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan

peminatan KMB dan manajemen selama tujuh minggu, penulis mengobservasi

banyak pasien yang masuk dengan berbagai macam kasus fraktur, dengan agregat/

kelompok usia 16- 30 tahun. Sesuai dengan tingkat produktifitas yang tinggi

pada usia tersebut dan terbanyak adalah jenis kelamin laki laki dengan penyebab

utamanya adalah kecelakaan bermotor. Kasus yang paling banyak selama

mahasiswa praktik adalah patah tulang pada bagian ekstremitas bawah, yaitu

fraktur tibia fibula/ cruris, oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat kasus

fraktur Tibia Fibula/ Cruris pada praktik KKMP.

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 15: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

5

Universitas Indonesia

2. Tujuan Penulisan

2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk menganalisa praktik KKMP

dengan kasus kelolaan pada klien dengan fraktur Cruris post OREF di ruang GPS

lantai I RSUP Fatmawati.

2.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari karya ilmiah ini adalah:

2.2.1 Menganalisa kasus dengan teori KKMP..

2.2.2 Menganalisa kasus berdasarkan teori terkait

2.2.3 Menganalisa intervensi yang diberikan..

3. Manfaat penulisan

3.1 Bagi Pemerintah

Memberikan gambaran tentang tingginya angka kecelakaan di perkotaan, yang

berdampak tidak produktifnya seseorang oleh karena mengalami kecacatan

3.2 Bagi Rumah sakit

Laporan kasus ini bisa dijadikan masukan untuk Rumah sakit, dalam upaya

meningkatkan mutu pemberian asuhan keperawatan pada klien yang mengalami

fraktur.

3.3 Bagi Institusi Pendidikan

Laporan karya ilmiah akhir ini bisa dijadikan bahan refensi bagi mahasiswa

tentang asuhan keperawatan pada fraktur yang dihubungkan dengan masalah

kesehatan perkotaan.

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 16: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

6 Universitas Indonesia

Bab 2

Tinjauan Pustaka

Bab 2 berisi tinjauan teori yang terdiri dari enam sub bahasan ynag meliputi

konsep mengenai keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan ( KKMP ),

kecelakaan lalu lintas, fraktur cruris, pemyembuhan tulang, penatalaksanaan klien

yang menjalani bedah orthopedi.

Keperawatan Kesehatan Masyarakat perkotaan

2.1 Pengertian KKMP

Keperawatan Kesehatan Masyarakat adalah suatu bidang dalam keperawatan

kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan

masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat, serta mengutamakan

pelayanan promotif, preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan

pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh, dan terpadu.(DepKes RI,

1996).

Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan merupakan bagian keperawatan

komunitas, yang memfokuskan pelayanan terhadap masyarakat di perkotaan

dengan berbagai masalah yang ditimbulkan sebagai dampak urbanisasi, kemajuan

teknologi dan perubahan gaya hidup masyarakat, yang menyebabkan perubahan

pada prilaku sehat masyarakat (Waluya, 200 ).

Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan merupakan bagian keperawatan

komunitas, yang memfokuskan pelayanan terhadap masyarakat di perkotaan

dengan berbagai masalah yang ditimbulkan sebagai dampak urbanisasi, kemajuan

teknologi dan perubahan gaya hidup masyarakat, yang menyebabkan perubahan

pada prilaku sehat masyarakat. Dalam memberikan pelayanan, perawat harus

selalu berlandaskan pada teori dan konsep keperawatan. Teori membantu

memberikan pengetahuan untuk memperbaiki praktik dengan cara

menggambarkan, menjelaskan, memprediksi dan mengendalikan fenomena

(Marriner, 2001).

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 17: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

7

Universitas Indonesia

2.2 Dimensi KKMP

Ciri-ciri masyarakat perkotaan yaitu jumlah penduduknya padat, lingkungan

tercemar, udara kotor., mobilitasnya tinggi, pola interaksi diwarnai berbagai

motif, ekonomi, politik, corak kehidupan heterogen, dituntut pandai mengatur

waktu. Lingkungan fisik non agraris, sedikit lahan kosong, lalu lintas padat.

Psikososial; Sulit mendapat pekerjaan, jobless, tidak punya pekerjaan yang tetap,

stress, homeless, kecenderungan perilaku kekerasan, Nilai dan norma yang ada di

kota sudah mulai luntur, serta banyak usia produktif, tapi mudah mendapatkan

perawatan dengan segera (penyakit kronik dan degenetarif).

Untuk dapat mencapai tingkat kesehatan yang optimal pada masyarakat perkotaan

yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan resosialitatif.

1.Promotif

Intervensi bersifat promosi dilakukan untuk gangguan pada garis pertahanan

fleksibel berupa pendidikan kesehatan dan dapat dilakukan untuk meningkatkan

kesehatan dengan cara: Penyuluhan kesehatan, Peningkatan gizi, pemeliharaan

kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga teratur,

rekreasi, dan pendidikan seks.

2,Preventif

Intervensi yang bersifat prevensi merupakan gangguan pada garis pertahanan

normal misalnya berupa deteksi dini tumbuh kembang balita dan keluarga serta

untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu,

keluarga kelompok dan masyarakat melalui kegiatan: Imunisasi, pemeriksaan

kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan kunjungan rumah, pemberian

vitamin A, Iodium dan pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan

meyusui.

3.Kuratif

Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau

masalah kesehatan melalui kegiatan: perawatan orang sakit dirumah, perawatan

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 18: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

8

Universitas Indonesia

orang sakit sebagai tindak lanjut dari Pukesmas atau rumah sakit, perawatan ibu

hamil dengan kondisi patologis, perawatan buah dada, dan perawatan tali pusat

bayi baru lahir

4.Rehabilitatif

Upaya pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau kelompok-

kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta dan cacat fisik

lainnya melalui kegiatan: Latihan fisik pada penderita kusta, patah tulang dan lain

sebagainya, Fisioterapi pada penderita stroke, batuk efektif pada penderita TBC

dll

5.Resosialitatif

Resosialitatif merupakan upaya untuk mengemabalikan penderita ke masyarakat

yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti, penderita AIDS,

kusta dan wanita tuna susila.(Dep Kes, 1996).

2.3 Agregat

Kelompok/ agregat penduduk perkotaan terbanyak adalah usia produktif, salah

satunya adalah remaja, remaja adalah suatu periode transisi antara masa anak-

kanak dan masa dewasa (12-24 th), merupakan waktu kematangan fisik, kognitif,

sosial, & emosional (WHO). Terbagi atas tiga fase: masa remaja awal (11-14

tahun), masa remaja pertengahan (15-17 tahun), dan masa remaja akhir (18-20

tahun). Pada kasus masalah perkotaan terkait dengan salah satu upaya rehabilitatif

yaitu khususnya pada kasus fraktur yang diakibatkan oleh kecelakaan, agregat

yang terlibat adalah pada kelompok usia 16-30 tahun yang merupakan kelompok

usia produktif, yang banyak mengalami kecelakaan lalulintas. Usia produktif

dengan tingkat mobilitas yang tinggi beresiko terjadinya kecelakaan.

2.2 Kecelakaan Lalu Lintas

2.2.1 Pengertian Kecelakaan lalu lintas

Menurut Hobbs (1995) yang dikutip Kartika (2009) mengungkapkan kecelakaan

lalu lintas merupakan kejadian yang sulit diprediksi kapan dan dimana terjadinya.

Kecelakaan tidak hanya trauma, cedera, ataupun kecacatan tetapi juga kematian.

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 19: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

9

Universitas Indonesia

Kecelakaan lalulintas adalah kejadian dimana sebuah kendaraan bermotor

tabrakan dengan kendaraan lainnya yang menyebabkan kerusakan, kadang

kecelakaan ini dapat mengakibatkan luka- luka atau kematian manusia.

Kecelakaan lalu lintas menelan korban jiwa sekitar 1,2 juta manusia setiap tahun (

WHO, 2004 ).

2.2.2 Penyebab Kecelakaan lalu lintas

Ada empat faktor utama yang menyebabkan terjadinya kecelakaan, pertama faktor

manusia, kedua faktor kendaraan, ketiga faktor jalan, dan keempat faktor cuaca.

Kombinasi dari keempat faktor ini bisa saja terjadi, antar manusia dengan

kendaraan yang melaju dengan kecepatan tinggi, kemudian ban pecah dan

akhirnya mengalami kecelakaan.

Tidak tertib dalam berlalu lintas merupakan ketidakdisiplinan pengendara dalam

berkendara yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Tidak

tertibnya pengendara itu dapat disebabkan oleh perilaku berkendara yang buruk

dan kesadaran akan berlalu lintas dengan benar yang rendah, seperti melanggar

marka atau rambu lalu lintas, mendahului kendaraan lain melalui jalur kiri, dan

sebagainya. Data menunjukkan lebih dari 90% faktor utama penyebab kecelakaan

lalu lintas adalah manusia, yang sangat berkaitan erat dengan perilaku manusia

dalam tertib dan disiplin berlalu lintas di jalan (Dephub RI, 2008).

1. Faktor manusia

Faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam kecelakaan.

Hampir semua kejadian kecelakaan didahului dengan pelanggaran rambu-rambu

lalu lintas. Pelanggaran dapat terjadi karena sengaja melanggar, ketidaktahuan

terhadap arti aturan yang berlaku ataupun tidak melihat ketentuan yang

diberlakukan atau pula pura-pura tidak tahu.Selain itu manusia sebagai pengguna

jalan raya sering sekali lalai bahkan ugal ugalan mengendarai kendaraan, tidak

sedikit angka kecelakaan lalulintas diakibatkan karena membawa kendaraan

dalam keadaan mabuk, mengantuk, dan mudah terpancing oleh ulah pengguna

jalan lainnya yang mungkin dapat memancing gairah untuk balapan.

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 20: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

10

Universitas Indonesia

2.Faktor kendaraan

Faktor kendaraan yang paling sering adalah kelalaian perawatan yang dilakukan

terhadap kendaraan. Untuk mengurangi faktor kendaraan perawatan dan perbaikan

kendaraan diperlukan, disamping itu adanya kewajiban untuk melakukan

pengujian kendaraan bermotor secara reguler.

3.Faktor jalan dan lainnya

Faktor jalan terkait dengan kecepatan, rencana jalan, geometrik jalan, pagar

pengaman di daerah pegunungan,ada tidaknya median jalan, jarak pandang dan

kondisi permukaan jalan. Jalan yang rusak/berlobang sangat membahayakan

pemakai jalan terutama bagi pemakai sepeda

4. Faktor Cuaca

Hari hujan memengaruhi unjuk kerja kendaraan seperti jarak pengereman menjadi

lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang juga terpengaruh karena

penghapus kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau lebatnya hujan

mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih pendek. asap dan kabut juga bisa

mengganggu jarak pandang, terutama di daerah pegunungan. Beberapa faktor

tersebut dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan, salahsatunya adalah

mengalami patah tulang/ fraktur, dan yang paling banyak terjadi yaitu pada bagian

tubuh ekstremitas bawah atau atas.

2.2.3 Dampak kecelakaan lalu lintas

Dampak kecelakaan tidak saja mengenai fisik manusia(cidera dan mati) tetapi

menyangkut kerugian ekonomi (costof accident ) yang berhubungan dengan hal

sebagai berikut: biaya perawatan RS (inpatient), perawatan diluar Rumah Sakit

(outpatient), Kecacatan(disability), kematian awal (premature death), kerusakan

material lainnya: kendaraan, rambu-rambu, serta absensi dari pekerjaan.

(yusriani, 2012).

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 21: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

11

Universitas Indonesia

2.3. Fraktur Cruris atau Fraktur Tibia Fibula

2.3.1 Pengertian

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai dengan

jenisnya dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stres yang lebih besar dari

yang dapat diabsorpsinya. Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung,

gerakan memuntir mendadak, gaya meremuk, dan bahkan kontraksi otot yang

ekstrem. Oleh karena adanya tulang yang patah, jaringan sekitarnya juga akan

terpengaruh, mengakibatkan edema jaringan lunak, perdarahan ke otot dan sendi,

dislokasi sendi, ruptur tendon, kerusakan sarap dan kerusakan pembuluh darah (

Brunner and Suddarth, 2002)

Fraktur yang terjadi pada tulang tibia dan fibula sering disebut dengan fraktur

cruris. Fraktur tibia fibula sering terjadi berkaitan satu dengan yang lain

(Smeltzer, 2003).

2.3.2. Etiologi

Pukulan langsung

Jatuh dengan kaki fleksi

Gerakan memutir yang keras

2.3.3. Tanda dan gejala

1. Nyeri.

Nyeri dinyatakan langsung setelah terjadi trauma , hal ini disebabkan adanya

spasme ( mengalami peregangan) otot, tekanan dari patahan tulang atau jaringan

sekitarnya

2. Deformitas

Disebabnkan adanya trauma dan pergerakan otot yang mendorong fragmen

tulang ke posisi abnormal, sehingga tulang kehilngan bentuk normalnya

3. Hematoma yang jelas

Merupakan perubahan warna kulit sebagai akibat dari ektravasasi di jaringan

sekitarnya.

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 22: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

12

Universitas Indonesia

4.Edema berat.

Biasanya timbul lebih cepat karena cairan serosa terlokalisir pada daerah fraktur

dan terjadi ekstravasasi di sekitar jaringan

2.3.4 Komplikasi

1. Gangguan saraf proneus, klien tidak dapat melakukan dorsofleksi ibu jari dan

gangguan.

2. Sensasi pada sela jari pertama dan kedua.

3. Kerusakan arteri tibialis.

4. Sindrom kompartemen.

5. Hemartrosis dan kerusakan ligament bila fraktur terjadi didekat sendi

6. Komplikasi yang lain :

Malunion: tulang patah telah sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya

Delayed union : proses penyembuhan yang terus berjalan tetapi dengan

kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.

Non union : tulang yang tidak menyambung kembali.

2.3.5 Klasifikasi dan jenis fraktur.

Klasifikasi Fraktur, menurut Black dan Matassarin (1993) yaitu

frakturberdasarkan hubungan dengan dunia luar meliputi :

1.Fraktur tertutup

Yaitu Fraktur ini tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang tidahk

menonjol atau menembus kulit/ terhubungan dengan dunia luar.

2. Fraktur terbuka

Bila terdapat hubungan antara tulang patah dengan dunia luar, dibagi dalam tiga

derajat yaitu :

Derajat I : Bila terdapat hubungan dengan dunia luar timbul luka kecil

kurang dari 1 cm, luka terbuka bersih, biasanya

diakibatkan tusukan fragmen tulang dari dalam menembus

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 23: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

13

Universitas Indonesia

keluar, benturan otot minimal, biasanya pada fraktur

simple transfersal atau fraktur oblig.

Derajat II : Luka lebih besar dari 1 cm, dengan kerusakan jaringan

yang luas, dengan fraktur minimal, fraktur simple dengan

minimal cominutif, luka disebabkan karena benturan dari

luar

Derajat III : Lukanya lebih luas termasuk otot, kulit dan struktur

pembuluh darah dan saraf, kondisi luka kotor, dapat dibagi

menjadi 3

III A : Laserasi jaringan lunak cukup luas dengan

terangkatnya periosteum minimal dan kulit masih

dapat menutup luka, biasanya terjadi pada fraktur

segmental, luka tembak.

III B : Kerusakan jaringan lunak yang luas dengan

terangkatnya periosteum dan terjadi bone expose

yang membutuhkan penutupan jaringan lunak

dengan flap, biasanya terjadi kontaminasi luas

pada luka.

III C : Terjadi cedera pada pembuluh darah yang

membutuhkan repair.

Jenis khusus fraktur, menurut Smeltzer & Bare (2001), yaitu:

Greenstick yaitu fraktur inkomplete dimana salah satu sisi tulang patah

sedangkan sisi lainnya membengkok. Fraktur Greenstick disebabkan oleh

tekanan yang terjadi disepanjang axis tulang.

Transversal yaitu fraktur sepanjang garis tengah tulang, biasanya terjadi

karena penyakit paget, osteomalasia, dan osteogenesis imperfect.

Oblik yaitu fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang dan

terjadi akibat tulang terpelintir dengan keras.

Spiral yaitu fraktur yang terjadi karena tulang terpelintir dengan keras dan

merupakan kelanjutan dari fraktur oblik. Fraktur spiral disertai dengan

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 24: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

14

Universitas Indonesia

kerusakan jaringan sedang. Fraktur ini penyebab utama dari malrotasi

pada fraktur.

Kominutif yaitu fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen.

Kompresi yaitu fraktur parallel yang terjadi dimulai dari sepanjang axis

tulang dan membuat tulang menjadi tipis hingga berakhir pada perubahan

bentuk dan ukuran tulang.

Patologik yaitu fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista

tulang, penyakit paget, metastasis tulang, tumor).

Avulsi yaitu tertariknya fragmen tulang dan jaringannya keluar dari

perlekatannya. Fraktur avulse sering terjadi pada tulang anak yang belum

matur.

Impaksi yaitu fraktur yang terjadi karena tekanan keras pada tulang dan

mendorong fragmen tulang yang lebih kecil masuk kefragmen tulang

yang lebih besar.

2.3.6 Proses Penyembuhan Fraktur

Proses penyembuhan fraktur ini secara garis besar dibedakan atas 5 fase, yakni

fase hematom (inflamasi), fase proliferasi, fase kalus, osifikasi dan

remodelling. (Buckley, R.,2004, Buckwater J. A., et al, 2000).

Fase Hematom:

Terjadi perdarahan dalam jaringan yang cidera dan pembentukan hematoma di

tempat patah tulang. Ujung fragmen tulang mengalami devitalisasi karena

terputusnya pasokan darah terjadi hipoksia dan inflamasi yang menginduksi

ekpresi gen dan mempromosikan pembelahan sel dan migrasi menuju tempat

fraktur untuk memulai penyembuhan. Hematom bukan hanya disebabkan oleh

robekan pembuluh darah tetapi juga berperan faktor- faktor inflamasi yang

menimbulkan kondisi pembengkakan lokal. Waktu terjadinya proses ini dimulai

saat fraktur terjadi sampai 2 x 24 jam.

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 25: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

15

Universitas Indonesia

Fase proliferasi

Kira-kira 5 hari hematom akan mengalami organisasi, terbentuk benang-benang

fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk revaskularisasi, dan

invasi fibroblast dan osteoblast. Fibroblast dan osteoblast (berkembang dari

osteosit, sel endotel, dan sel periosteum) akan menghasilkan kolagen dan

proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuk jaringan

ikat fibrous dan tulang rawan (osteoid). Dari periosteum, tampak pertumbuhan

melingkar. Kalus tulang rawan tersebut dirangsang oleh gerakan mikro minimal

pada tempat patah tulang. Pada fase ini dimulai pada minggu ke 2 – 3 setelah

terjadinya fraktur dan berakhir pada minggu ke 4 – 8.

Fase Pembentukan Kalus

Merupakan fase lanjutan dari fase hematom dan proliferasi mulai terbentuk

jaringan tulang yakni jaringan tulang kondrosit yang mulai tumbuh atau

umumnya disebut sebagai jaringan tulang rawan. Fragmen patahan tulang

digabungkan dengan jaringan fibrous, tulang rawan, dan tulang serat matur.

Bentuk kalus dan volume dibutuhkan untuk menghubungkan efek secara langsung

berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang.

Stadium Konsolidasi

Dengan aktifitas osteoklast dan osteoblast yang terus menerus, tulang yang

immature (woven bone) diubah menjadi mature (lamellar bone). Keadaan tulang

ini menjadi lebih kuat sehingga osteoklast dapat menembus jaringan debris pada

daerah fraktur dan diikuti osteoblast yang akan mengisi celah di antara fragmen

dengan tulang yang baru. Proses ini berjalan pada minggu ke 3-10 setelah

kecelakaan.

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 26: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

16

Universitas Indonesia

Stadium Remodelling.

Fraktur telah dihubungkan dengan selubung tulang yang kuat dengan bentuk yang

berbeda dengan tulang normal. Dalam waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-

tahun terjadi proses pembentukan dan penyerapan tulang yang terus menerus

lamella yang tebal akan terbentuk pada sisi dengan tekanan yang tinggi. Rongga

medulla akan terbentuk kembali dan diameter tulang kembali pada ukuran semula.

Akhirnya tulang akan kembali mendekati bentuk semulanya, terutama pada anak-

anak. Pada keadaan ini tulang telah sembuh secara klinis dan radiologi.

2.3.7 Penanganan fraktur ( 4 R ) Price, Wilson. 2000) adalah:

Rekognisi

Merupakan suatu tindakan dengan pemeriksaan fisik, radiologi, mengetahui

riwayat kecelakaan, derajat keparahannya, jenis kekuatan yang berperan

Reduksi

Merupakan usaha dan tindakan manipulasi fragmen fragmen tulang yang patah

sedapat mungkin kembali seperti letaknya semula, alat fiksasi interna yang

digunakan dalam bentuk plat, sekrup, kawat, atau batangan logam, dengan tujuan

untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya sampai terjadi

penyembuhan tulang yang solid

Retensi

Tindakan imobilisasi untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisi dan

kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan tulang. Imobilisasi yang

dilakukan dengan fiksasi interna maupun eksterna

Rehabilitasi

Latihan dan setting otot diusahakan untuk meminimalkan atrofi disuse dan

meningkatkan peredaran darah. Pengembalian bertahap pada aktifitas semula

diusahakan sesuai batasa terapeutik. Biasanya fiksasi interna memungkinkan

mobilisasi lebih awal

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 27: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

17

Universitas Indonesia

2.3.8 Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Rontgen, menentukan lokasi./.luasnya fraktur dan jenis

fraktur

CT Scan tulang, digunakan untuk mengidentifikasi lokasi dan panjangnya

tulang didaerah yang sulit dievaluasi.

Hitung darah lengkap, hematokrit dan leukosit mungkin meningkat atau

menurun

Arteriogram bila terjadi kerusakan vaskuler

2.3.9 Penatalaksanaan Medik

Penatalaksanaan medik menurut Muttaqin ( 2008) ada 2 yaitu

1. Penatalaksanaan konservatif

Proteksi adalah proteksi fraktur terutama untuk mencegah trauma lebih lanjut

dengan cara memberikan sling (mitela) pada anggota gerak atas atau tongkat pada

anggota gerak bawah.

Imobilisasi dengan bidai eksterna. Imobilisasi pada fraktur dengan bidai eksterna

hanya memberikan imobilisasi. Biasanya menggunakan Gips atau dengan

macam-macam bidai dari plastik atau metal.

Reduksi tertutup dengan menggunakan manipulasi dan imobilisasi eksterna yang

menggunakan gips. Reduksi tertutup yang diartikan manipulasi dilakukan dengan

pembiusan umum dan lokal.

Reduksi tertutup dengan traksi kontinu dan counter traksi. Tindakan ini

mempunyai tujuan utama, yaitu beberapa reduksi yang bertahap dan imobilisasi.

2. Penatalaksanaan pembedahan

Penatalasanaan ini sangat penting diketahui oleh perawat, jika ada keputusan

bahwa klien diindikasikan untuk menjalani pembedahan, perawat mulai berperan

dalam asuhan keperawatan tersebut.

Reduksi tertutup dengan fiksasi eksternal atau fiksasi perkutan dengan K-Wire.

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 28: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

18

Universitas Indonesia

Reduksi terbuka dan fiksasi internal atau fiksasi eksternal tulang yaitu Open

Reduction and Internal Fixation (ORIF) atau Reduksi terbuka dengan Fiksasi

Internal.

ORIF akan mengimobilisasi fraktur dengan melakukan pembedahan untuk

memasukan paku, sekrup atau pen kedalam tempat fraktur untuk memfiksasi

bagian-bagian tulang pada fraktur secara bersamaan. Fiksasi internal sering

digunakan untuk merawat fraktur pada tulang pinggul yang sering terjadi pada

orang tua.

Open Reduction and External Fixation (OREF) atau Reduksi Terbuka dengan

Fiksasi Eksternal

Tindakan ini merupakan pilihan bagi sebagian besar fraktur. Fiksasi eksternal

dapat menggunakan konselosascrew atau dengan metilmetakrilat (akrilik gigi)

atau fiksasi eksterna dengan jenis-jenis lain seperti gips.

2.4 Asuhan keperawatan pada persiapan pre dan post operasi ( Baradero,

Mary. 2008)

2.4.1 Pengertian

Perawatan pre operatif merupakan tahap pertama dari perawatan

perioperatif yang dimulai sejak pasien diterima masuk di ruang terima

pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan untuk dilakukan tindakan

pembedahan.

2.4.2 Peran perawat persiapan Pre operatif

Pengkajian

Sebelum operasi dilaksanakan pengkajian meliputi riwayat kesehatan,

pemeriksaan fisik, mulai dari status pernapasan, fungsi jantung, fungsi hepar dan

ginjal, fungsi endokrin, dan fungsi imunologi. Pemeriksaan diagnostik dilakukan

seperti Laboratorium ; darah lengkap, analisa gas darah, rontgen, dan status

nutrisi klien pre operasi perlu dikaji guna perbaikan jaringan post operasi,

penyembuhan luka akan di pengaruhi status nutrisi klien.

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 29: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

19

Universitas Indonesia

Perawat berperan memberikan penjelasan persiapan pembedahan yang dapat

dibagi menjadi 2 bagian, yang meliputi persiapan psikologi baik pasien maupun

keluarga dan persiapan fisiologi (khusus pasien) :

Persiapan Psikologi

Terkadang pasien dan keluarga yang akan menjalani operasi emosinya tidak

stabil. Hal ini dapat disebabkan karena takut akan perasaan sakit, narcosa atau

hasilnya, keadaan sosial ekonomi dari keluarga.

Penyuluhan merupakan fungsi penting dari perawat pada fase pra bedah dan dapat

mengurangi cemas pasien. Hal-hal dibawah ini penyuluhan yang dapat diberikan

kepada pasien pra bedah, informasi yang dapat membantu pasien dan keluarganya

sebelum operasi Pemeriksaan-pemeriksaan sebelum operasi (alasan persiapan).

Hal-hal yang rutin sebelum operasi, alat-alat khusus yang diperlukan, pengiriman

ke ruang bedah, ruang pemulihan. Kemungkinan pengobatan-pengobatan setelah

operasi : perlu peningkatan mobilitas sedini mungkin, perlu kebebasan saluran

nafas, antisipasi pengobatan. Edukasi tentang bernafas dalam dan latihan batuk,

rentang pergerakan sendi

Persiapan Fisiologi

Diet Delapan jam menjelang operasi pasien tidak diperbolehkan makan,

empat jam sebelum operasi pasien tidak diperbolehkan minum, (puasa)

pada operasi dengan anaesthesi umum. Pada pasien dengan anaesthesi

lokal atau spinal anaesthesi makanan ringan diperbolehkan. Bahaya yang

sering terjadi akibat makan/minum sebelum pembedahan antara lain :

aspirasi, ruangan terkontamonasi, mengganggu jalannya operasi

Pemberian Lavement,Pemberian lavement sebelum operasi dilakukan pada

bedah orthopedi dilakukan pada pagi hari menjelang operasi (4 jam

sebelum operasi ), maksud dari pemberian lavement antara lain mencegah

cidera kolon, memungkinkan visualisasi yang lebih baik pada daerah yang

akan dioperasi, mencegah konstipasi, dan mencegah infeksi.

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 30: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

20

Universitas Indonesia

Persiapan Kulit, Daerah yang akan dioperasi harus bebas dari rambut.

Pencukuran dilakukan pada waktu malam menjelang operasi/ sore hari

Hasil Pemeriksaan, meliputi hasil laboratorium, foto rontgen, ECG, USG

dan lain-lain.

Persetujuan Operasi / Informed Consent, Izin tertulis dari pasien / keluarga

harus tersedia. Persetujuan bisa didapat dari keluarga dekat yaitu suami /

istri, anak tertua, orang tua dan kelurga terdekat. Pada kasus gawat darurat

ahli bedah mempunyai wewenang untuk melaksanakan operasi tanpa surat

izin tertulis dari pasien atau keluarga, setelah dilakukan berbagai usaha

untuk mendapat kontak dengan anggota keluarga pada sisa waktu yang

masih mungkin.

Perawatan Pasien Di Ruang Pemulihan/Recovery Room

Uraian diatas telah membahas tentang hal yang diperhatikan pada pasien post

anaesthesi. Untuk lebih jelasnya maka dibawah ini adalah petunjuk perawatan /

observasi diruang pemulihan :

1. Posisi kepala pasien lebih rendah dan kepala dimiringkan pada pasien

dengan pembiusan umum, sedang pada pasein dengan anaesthesi regional

posisi semi fowler.

2. Pasang pengaman pada tempat tidur.

3. Monitor tanda vital : TN, Nadi, respirasi / 15 menit.

4. Penghisapan lendir daerah mulut dan trakhea.

5. Beri O2

2,3 liter sesuai program.

6. Observasi adanya muntah.

7. Catat intake dan out put cairan.

Beberapa petunjuk tentang keadaan yang memungkinkan terjadinya situasi krisis

- Tekanan sistolik < 90 –100 mmHg atau > 150 – 160 mmH, diastolik < 50 mmHg

atau > dari 90 mmHg.

- HR kurang dari 60 x menit > 10 x/menit

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 31: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

21

Universitas Indonesia

- Suhu > 38,3 o C atau kurang dari 35

o C.

- Meningkatnya kegelisahan pasien

- Tidak BAK + 8 jam post operasi.

Pengeluaran dari ruang pemulihan / Recovery Room

Kriteria umum yang digunakan dalam mengevaluasi pasien :

1. Pasien harus pulih dari efek anaesthesi.

2. Tanda-tanda vital harus stabil.

3. Tidak ada drainage yang berlebihan dari tubuh.

4. Efek fisiologis dari obat bius harus stabil.

5. Pasien harus sudah sadar kembali dan tingkat kesadaran pasien telah

sempurna.

6. Urine yang keluar harus adekuat ( 1cc/ Kg/jam). Jumlahnya harus dicatat

dan dilaporkan.

7. Semua pesan harus ditulis dan dibawa ke bangsal masing-masing.

8. Jika keadaan pasien membaik, pernyataan persetujuan harus dibuat untuk

kehadiran pasien tersebut oleh seorang perawat khusus yang bertugas pada

unit dimana pasien akan dipindahkan.

9. Staf dari unit dimana pasien harus dipindahkan, perlu diingatkan untuk

menyiapkan dan menerima pasien tersebut.

Pengangkutan Pasien keruangan

Hal-hal yang harus diperhatikan selama membawa pasien ke ruangan antara lain :

- Keadaan penderita serta order dokter.

- Usahakan pasien jangan sampai kedinginan.

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 32: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

22

Universitas Indonesia

- Kepala pasien sedapat mungkin harus dimiringkan untuk menjaga bila muntah

sewaktu-waktu, dan muka pasien harus terlihat sehingga bila ada perubahan

sewaktu-waktu terlihat.

2.4.3 Peran perawat paada Pasien Post Operasi

Fase Post Operatif

Keperawatan postoperatif adalah periode akhir dari keperawatan perioperatif.

Selama periode ini proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kondisi

pasien pada keadaan equlibrium fisiologis pasien, menghilangkan nyeri dan

pencegahan komplikasi. Pengkajian yang cermat dan intervensi segera membantu

pasien kembali pada fungsi optimalnya dengan cepat,amandannyaman. Upaya

yang dapat dilakukan diarahkan untuk mengantisipasi dan mencegah masalah

yang kemungkinan mucul pada tahap ini. Pengkajian dan penanganan yang cepat

dan akurat sangat dibutuhkan untuk mencegah komplikasi yang memperlama

perawatan di rumah sakit atau membahayakan diri pasien. Memperhatikan hal ini,

asuhan keperawatan postoperatif sama pentingnya dengan prosedur pembedahan

itu sendiri

Hal hal yang harus diperhatikan pada pasien post operasi:

Mempertahankan jalan napas, dengan mengatur posisi, memasang OPA

Mempertahankan ventilasi, oksigenisasi; nasal kanul

Mempertahankan sirkulasi darah, dengan pemberian cairan

Observasi keadaan umum, vomitus dan drainage

Keadaan umum dari pasien harus diobservasi untuk mengetahui keadaan

pasien, seperti kesadaran dan sebagainya. Vomitus atau muntahan

mungkin saja terjadi akibat penagaruh anastesi sehingga perlu dipantau

kondisi vomitusnya. Selain itu drainase sangat penting untuk dilakukan

obeservasi terkait dengan kondisi perdarahan yang dialami pasien.

Balance cairan, harus diperhatikan untuk mengetahui input dan output

caiaran klien. Cairan harus balance untuk mencegah komplikasi lanjutan,

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 33: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

23

Universitas Indonesia

seperti dehidrasi akibat perdarahan atau justru kelebihan cairan yang justru

menjadi beban bagi jantung

Mempertahanakan kenyamanan dan mencegah resiko injury.

Pasien post anastesi biasanya akan mengalami kecemasan, disorientasi dan

beresiko besar untuk jatuh. Tempatkan pasien pada tempat tidur yang

nyaman dan pasang side railnya.

Nyeri biasanya sangat dirasakan pasien, diperlukan intervensi keperawatan

Yang tepat, kolaborasi dengan medis terkait dengan nyeri

Tindakan Post Operatif

Ketika pasien sudah selasai dalam tahap intraoperatif, setelah itu pasien di

pindahkan keruangperawatan,makahalyangharusperawatlakukan,yaitu : :

Monitor tanda – tanda vital dan keadaan umum pasien, drainage,

tube/selang, dan komplikasi. Begitu pasien tiba di bangsal langsung

monitor kondisinya. Pemerikasaan ini merupakan pemmeriksaan pertama

yang dilakukan di bangsal setelah postoperatif.

Manajemenluka

Amati kondisi luka operasi dan jahitannya, pastikan luka tidak mengalami

perdarahan abnormal. Observasi discharge untuk mencegah komplikasi

lebih lanjut. Manajemen luka meliputi perawatan luka sampai dengan

pengangkatan jahitan.

Mobilisasidini

Mobilisasi dini yang dapat dilakukan meliputi ROM, nafas dalam dan juga

batuk efektif yang penting untuk mengaktifkan kembali fungsi

neuromuskuler dan mengeluarkan sekret dan lender.

Rehabilitasi

Rehabilitasi diperlukan oleh pasien untuk memulihkan kondisi pasien

kembali. Rehabilitasi dapat berupa berbagai macam latihan spesifik yang

diperlukan untuk memaksimalkan kondisi pasien seperti sedia kala

Discharge Planning

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 34: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

24

Universitas Indonesia

Merencanakan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada klien

dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan

sehubungan dengan kondis/penyakitnya post operasi.

2.5 Perawatan luka

2.5.1 Pengertian Luka

Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera

atau pembedahan. Luka ini bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur anatomis,

sifat, proses penyembuhan dan lama penyembuhan. Luka adalah rusaknya

kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan

yang rusak atau hilang. Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul (Potter &

Perry. 2005) :

1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ

2. Respon stres simpatis

3. Perdarahan dan pembekuan darah

4. Kontaminasi bakteri

5. Kematian sel

klasifikasi berdasarkan struktur lapisan kulit meliputi: superfisial, yang

melibatkan lapisan epidermis; partial thickness, yang melibatkan lapisan

epidermis dan dermis; dan full thickness yang melibatkan epidermis, dermis,

lapisan lemak, fascia dan bahkan sampai ke tulang. Berdasarkan proses

penyembuhan, dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu :

Healing by primary intention

Tepi luka bisa menyatu kembali, permukan bersih, biasanya terjadi karena

suatu insisi, tidak ada jaringan yang hilang. Penyembuhan luka

berlangsung dari bagian internal ke ekseternal.

Healing by secondary intention

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 35: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

25

Universitas Indonesia

Terdapat sebagian jaringan yang hilang, proses penyembuhan akan

berlangsung mulai dari pembentukan jaringan granulasi pada dasar luka

dan sekitarnya.

Delayed primary healing (tertiary healing)

Penyembuhan luka berlangsung lambat, biasanya sering disertai dengan

infeksi, diperlukan penutupan luka secara manual.

klasifikasi berdasarkan lama penyembuhan bisa dibedakan menjadi dua yaitu:

akut dan kronis. Luka dikatakan akut jika penyembuhan yang terjadi dalam jangka

waktu 2-3 minggu. Sedangkan luka kronis adalah segala jenis luka yang tidak

tanda-tanda untuk sembuh dalam jangka lebih dari 4-6 minggu. Luka insisi bisa

dikategorikan luka akut jika proses penyembuhan berlangsung sesuai dengan

kaidah penyembuhan normal tetapi bisa juga dikatakan luka kronis jika

mengalami keterlambatan penyembuhan (delayed healing) atau jika menunjukkan

tanda-tanda infeksi. ( Bobak, K. Jensen. 2005)

Mekanisme Terjadinya Luka

Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang

tajam. Misal yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik)

biasanya tertutup oleh sutura seterah seluruh pembuluh darah yang luka

diikat (Ligasi)

Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu

tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak,

perdarahan dan bengkak.

Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan

benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.

Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti

peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil.

Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti

oleh kaca atau oleh kawat.

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 36: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

26

Universitas Indonesia

Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ

tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi

pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar.

Luka Bakar (Combustio)

Menurut tingkat Kontaminasi terhadap luka :

Clean Wound (Luka bersih), yaitu luka bedah tak terinfeksi yang mana

tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem

pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih

biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan dimasukkan

drainase tertutup (misal; Jackson – Pratt). Kemungkinan terjadinya infeksi

luka sekitar 1% - 5%.

Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi), merupakan luka

pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau

perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi,

kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% - 11%.

Proses Penyembuhan Luka

Luka akan sembuh sesuai dengan tahapan yang spesifik dimana bisa

terjadi tumpang tindih (overlap)

Proses penyembuhan luka tergantung pada jenis jaringan yang rusak serta

penyebab luka tersebut

Fase penyembuhan luka :

Fase inflamasi : Hari ke 0-5 Respon segera setelah terjadi injuri,

Pembekuan darah, Untuk mencegah kehilangan darah, Karakteristik :

tumor, rubor, dolor, color, functio laesa, Fase awal terjadi haemostasis,

Fase akhir terjadi fagositosis, Lama fase ini bisa singkat jika tidak terjadi

infeksi

Fase proliferasi or epitelisasi: Hari 3 – 14, Disebut juga dengan fase

granulasi adanya pembentukan jaringan granulasi pada luka, Luka nampak

merah segar, mengkilat, Jaringan granulasi terdiri dari kombinasi :

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 37: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

27

Universitas Indonesia

Fibroblasts, sel inflamasi, pembuluh darah yang baru, fibronectin and

hyularonic acid, Epitelisasi terjadi pada 24 jam pertama ditandai dengan

penebalan lapisan epidermis pada tepian luka , Epitelisasi terjadi pada

48 jam pertama pada luka insisi

Fase maturasi atau remodelling

Berlangsung dari beberapa minggu sampai dengan 2 tahun

Terbentuknya kolagen yang baru yang mengubah bentuk luka serta

peningkatan kekuatan jaringan (tensile strength), Terbentuk jaringan

parut (scar tissue),

50-80% sama kuatnya dengan jaringan sebelumnya, Terdapat

pengurangan secara bertahap pada aktivitas selular and vaskularisasi

jaringan yang mengalami perbaikan.

Faktor Yang Mempengaruhi Proses Penyembuhan Luka

Status Imunologi

Kadar gula darah (impaired white cell function)

Hidrasi (slows metabolism)

Nutriisi

Kadar albumin darah (‘building blocks’ for repair, colloid osmotic

pressure – oedema)

Suplai oksigen dan vaskularisasi

Nyeri (causes vasoconstriction)

Pemilihan Balutan Luka

Balutan luka (wound dressings) secara khusus telah mengalami perkembangan

yang sangat pesat selama hampir dua dekade ini. Revolusi dalam perawatan luka

ini dimulai dengan adanya hasil penelitian yang dilakukan oleh Professor G.D

Winter pada tahun 1962 yang dipublikasikan dalam jurnal Nature tentang keadaan

lingkungan yang optimal untuk penyembuhan luka. Menurut Gitarja (2002),

adapun alasan dari teori perawatan luka dengan suasana lembab ini antara lain: (

Dudley ,2000 ).

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 38: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

28

Universitas Indonesia

Mempercepat fibrinolisis

Fibrin yang terbentuk pada luka kronis dapat dihilangkan lebih cepat oleh

netrofil dan sel endotel dalam suasana lembab.

Mempercepat angiogenesis

Dalam keadaan hipoksia pada perawatan luka tertutup akan merangsang

lebih pembentukan pembuluh darah dengan lebih cepat.

Menurunkan resiko infeksi

Kejadian infeksi ternyata relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan

perawatan kering.

Mempercepat pembentukan Growth factor

Growth factor berperan pada proses penyembuhan luka untuk

membentuk stratum corneum dan angiogenesis, dimana produksi

komponen tersebut lebih cepat terbentuk dalam lingkungan yang lembab.

Mempercepat terjadinya pembentukan sel aktif.

Pada keadaan lembab, invasi netrofil yang diikuti oleh makrofag,

monosit dan limfosit ke daerah luka berfungsi lebih dini.

Perawatan Luka Bersih

Perawatan luka bertujuan untuk meningkatkan proses penyembuhan

jaringan juga untuk mencegah infeksi. Luka yang sering ditemui oleh

bidan di klinik atau rumah sakit biasanya luka yang bersih tanpa

kontaminasi misal luka secsio caesaria, dan atau luka operasi lainnya.

Perawatan luka harus memperhatikan teknik steril, karena luka menjadi

port de entre nya mikroorganisme yang dapat menginfeksi luka.

Perawatan Luka Basah

Balutan basah kering adalah tindakan pilihan untuk luka yang memerlukan

debridemen (pengangkatan benda asing atau jaringan yang mati atau berdekatan

dengan lesi akibat trauma atau infeksi sampai sekeliling jaringan yang sehat)

Indikasi : luka bersih yang terkontaminasi dan luka infeksi yang memerlukan

debridement

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 39: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

29

Universitas Indonesia

Tujuan :

Membersihkan luka terinfeksi dan nekrotik

Mengabsorbsi semua eksudat dan debris luka

Membantu menarik kelompok kelembapan ke dalam balutan

Perawatan luka dengan madu

Komposisi dan kandungan madu, zat zat makanan yang terdapat dalam madu

sangat kompleks dan diketahui terdapat 181 macam senyawa dalam madu, 3

macam gula sebagai komponen utamanya adalah fruktosa (41%), glukosa (35%)

dan sukrosa (19%) disamping mengandung zat ferment, vitamin, mineral, asam,

asam-asam amino, hormon, zat bakterisidal, dan bahan-bahan aromatik Di dalam

madu terdapat 18 mineral esensial dan 19 mineral non-esensial. Beberapa mineral

penting dalam madu adalah natrium, kalsium, magnesium, tembaga, mangan,

besi, kalium, dan fosfor dengan kadar mendekati komposisi mineral darah

manusia. Sedangkan vitamin dalam madu diantaranya vitamin B1, B2, K, dan C.

Kualitas madu ditentukan antara lain oleh warna, rasa, kekentalan, aroma dan

kadar air. Rasa, aroma dan warna madu sangat ditentukan oleh bunga sumber

nektar yang dikumpulkan lebah pekerja ( Purwati, Endang & Rusfidra, 2008 ).

Energi yang dihasilkan tiap 100 gram madu rata- rata 294-328 kalori. Nilai kalori

1 kg madu setara dengan 50 butir telur, 24 buah pisang, 40 buah jeruk, 5,7 liter

susu, atau 1,68 kg daging (Majalah Kehutanan Indonesia, 2002).

Madu dikenal memiliki efek antibakteri spektrum luas serta antifungal. Adapun

yang menjadikan alasan mengapa madu memiliki efek tersebut adalah sebagai

berikut: efekosmotik madu, konsentrasi gula yang tinggi menarik air keluar dari

organisme sehingga membuat organism ini dehidrasi dan menyebabkan sel mati.

Potensi antibacterial pada madu pertama kali ditemukan pada tahun 1892 oleh

Van Ketel. Potensi antibakterial ini sering diasumsikan berkaitan erat dengan efek

osmotik dari kandungan gula yang tinggi pada madu (Green, 1988). Madu

sebagaimana sirup gula yang terlarut mempunyai osmolaritas yang cukup untuk

menghambat pertumbuhan mikroba (Chirife, 1983), tetapi jika digunakan sebagai

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 40: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

30

Universitas Indonesia

lapisan kontak pada luka, pengenceran oleh eksudat luka mengurangi

osmolaritasnya pada tingkat yang dapat menghentikan kontrol infeksi (Herszage,

1980). Walaupu n demikian, luka yang terinfeksi dengan staphilococcus aureus

cepat dibuat steril oleh madu (Armon, 1980). Madu mempunyai aktivitas

antibacterial tingkat medium untuk mencegah pertumbuhan staphilococcus aureus

jika diencerkan 7-14 kali dari titik dimana osmolaritasnya tidak mampu menjadi

inhibitorlagi(Cooper,1999). .

Madu juga menyediakan glukosa untuk leukosit yang esensial untuk pembakaran

respiratori yang menghasilkan hydrogen peroksida sebagaimana senyawa ini

adalah komponen dominan untuk aktivitas antibakteri pada makrofag. Selanjutnya

pembakaran respiratori ini menyediakan substrat juga untuk glikolisis yang

merupakan mekanisme utama dalam produksi energi dalam makrofag, dan hal ini

memungkinkan energi untuk difungsikan bagi pemulihan sel yang rusak. Area

yang mempunyai suplai oksigen yang baik juga menyebabkan produksi eksudat

yangrendah ( Subrahmannyam, 2007 ).

Madu yang dioleskan diatas luka akan menghasilkan zat kental yang memiliki

tekanan osmotik tinggi yang mampu menjadi penghalang invasi bakteri pada luka,

dengan meningkatnya tekanan osmotik pada jaringan luka maka akan membuat

aliran darah menjadi meningkat dan melebar sehingga merangsang pertumbuhan

sel baru dan mempercepat penyembuhan luka. Enzim-enzim yang terkandung di

dalam madu meningkatkan penyembuhan dan pembentukan jaringan. Menurut

Nolan tahun 1999, bahwa sifat antibakteri dari madu membantu mengatasi infeksi

pada perlukaan dan meningkatkan sirkulasi yang berpengaruh pada proses

penyembuhan luka.

Aksi dari hydrogen peroksida, Senyawa ini juga menghambat pertumbuhan

bakteri. Walaupun hidrogen peroksida terdapat pada madu, tetapi senyawa ini

hanyateraktivasiketikamadudiencerkan. Hidrogen peroksida terkenal sebagai agen

antimikroba, pertama kali dikenalkan sebagai antibakteri dan pembersih dalam

praktek klinik (Bunting,2001).

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 41: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

31

Universitas Indonesia

Madu menciptakan lingkungan penyembuhan yang lembab. Hal ini

memungkinkan sel untuk tumbuh kembali yang ditandai dengan permukaan luka

yang memerah. Kondisi ini dapat mencegah deformitas pada kulit. Jika terbentuk

lapisan luar luka yang kering, sel kulit hanya dapat tumbuh pada luka yang lebih

dalamdaridaerahyanglembabsaja. Madu menyebabkan lapisan luar luka yang

kering (keropeng) dan sel-sel mati terlepas dari permukaan luka, menciptakan

sebuah lingkungan luka yang sehat dimana terjadi pertumbuhan kembali jaringan

Madu menstimulasi pertumbuhan jaringan dalam proses penyembuhan luka.

Madu memicu pembentukan kapiler darah yang baru dan pertumbuhan fibroblast

yang menggantikan jaringan penyambung pad lapisan kulit yang lebih dalam serta

menstimulasi produksi serat kolagen yang memberikan kekuatan pada perbaikan

jaringan. Madu juga memicu pertumbuhan sel epitel yang membentuk kulit baru

menutupi seluruh luka yang sembuh. Madu jug mencegah pembentukan keropeng

dan jaringan parut (keloid), sehingga menghilangkan kebutuhan untuk cangkok

kulit walaupun pada luka yang sangat lebar. (Johnson, 1999 ).

Madu tidak merekat pada dasar jaringan luka sehingga sehingga tidak

menimbulkan sakit pada saat balutan diganti. Kandungan gula yang tinggi pada

madu akan menarik keluar cairan limfe pada luka sehingga dapat yang

mengangkat kotoran keluar dari area luka. Madu mencegah timbulnya bau yang

biasanya ditemukan pada luka yang parah dan ulcer pada kulit. Madu dapat

mencegah timbulnya bau dengan membersihkan infeksi luka dengan lebih cepat

dengan menyediakan lingkungan gula untuk bakteri yang ada. Pada kondisi

lingkungan seperti ini akan terbentuk asam laktat walaupun juga bau

sebagaihasildaridegradasiprotein. .Madu dengan cepat dapat membersihkan

infeksi dari luka. Kemampuan madu ini dangat efektif bahkan untuk strain bakteri

yang resisten terhadap antibiotik. Madu tidak seperti antiseptik atau antibiotik,

madu tidak menyebabkan kerusakan pada proses penyembuhan luka melalui efek

samping (Johnson, 1999 ).

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 42: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

32

Universitas Indonesia

Terjadi perubahan pada luka yaitu sebelum dilakukan perawatan, luka dengan

pus nya banyak setelah dilakukan perawatan luka dengan madu ternyata

mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena Luka yang diolesi dengan madu

dapat menyerap air pada luka karena adanya kemampuan osmosis yang tinggi

dari madu sehingga madu yang sebelumnya kental menjadi encer, memiliki efek

terhadap hidrogen perioksida, meng-absorbsi pus (nanah) sehingga dapat

membersihkan luka. Bersamaan dengan encernya madu, madu pun akan aktif

membasmi kuman, bahwa luka-luka menjadi steril setelah mendapatkan

pengobatan atau perawatan dengan penggunaan madu selama 7-10 hari

Madu menghilangkan nyeri pada luka

Terdapat perubahan untuk nyeri pada luka pada beberapa penelitian, yaitu

sebelum dilakukan perawatan luka terdapat hanya 3 orang yang tidak merasakan

nyeri pada saat dilakukan perawatan luka setelah dilakukan perawatan luka

dengan penggunaan madu terdapat peningkatan jumlah yaitu menjadi 9 orang

yang tidak merasakan nyeri pada saat perawatan luka. Hal ini disebabkan karena

madu menghasilkan viscous yang menjadi barier terhadap hilangnya cairan dan

invasi bakteri sehingga dapat mengurangi iritasi dan nyeri. Menurut Peter Nolan

bahwa madu menyebabkan rasa sakit berkurang dan madu tidak menimbulkan

rasa sakit pada saat penggantian pembalut karena tidak lengket..( Hammad, 2007 )

Madu menghilangkan bau pada Luka

Berdasarkan hasil penelitian perubahan untuk nyeri pada luka yaitu sebelum

dilakukan perawatan luka terdapat hanya 3 orang yang tidak merasakan nyeri pada

saat dilakukan perawatan luka setelah dilakukan perawatan luka dengan

penggunaan madu terdapat peningkatan jumlah yaitu menjadi 9 orang yang tidak

merasakan nyeri pada saat perawatan luka. Hal ini disebabkan karena Luka yang

diolesi dengan madu dapat menyerap air pada luka disebabkan adanya

kemampuan osmosis yang tinggi dari madu sehingga madu yang sebelumnya

kental menjadi encer, memiliki efek terhadap hidrogen perioksida, mengabsorbsi

pus (nanah) sehingga dapat mem-bersihkan luka. Bau pada luka tersebut

disebabkan karena adanya pus sehingga apabila pus itu terabsorbsi maka pus akan

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 43: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

33

Universitas Indonesia

berkurang atau hilang dan bau juga akan berkurang atau hilang. Bersamaan

dengan encernya madu, madu pun akan aktif membasmi kuman. (hammad, 2007 )

Kontraindikasi penggunaan madu dalam perawatan luka; penggunaan madu yang

tidak diindikasikan, penggunaan pada orang yang sensitif, pada luka yang

mengering atau nekrotik karena madu dapat menyebabkan pengeringan yang lebih

lanjut, penggunaan pada inflamsi dan nyeri akut, pada kondisi dimana balutan

tidak dapat diganti dalam waktu tertentu ( Hammad, 2007 ).

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 44: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

34 Universitas Indonesia

BAB 3

Laporan Kasus Kelolaan Utama

Bab 3 ini merupakan asuhan keperawatan pada kasus kelolaan, yang terdiri dari

data umum, riwayat penyakit, pengkajian, pemeriksaan penunjang, terapi dan

penatalaksanaan medis, analisa data, diagnosa keperawatan, perencanaan,

implementasi, dan evaluasi

3.1 Data Umum

Identitas klien:

1. Nama : Tn. S

2. Tanggal lahir : 14 Agustus 1983 (30 tahun)

3. No. RM : 1143171

4. Jenis kelamin : laki-laki

5. Suku Bangsa : Jawa

6. Pendidikan : SMA

7. Status : Menikah

8. Tanggal masuk GPS Lantai 1: 2 Mei 2013

9. Sumber infromasi: klien, ayah klien, dan rekam medis

10. Tanggal pengkajian: 17 Juni 2013

3.2 Riwayat Kesehatan

Riwayat penyakit sekarang, klien masuk ke RS tanggal 2 Mei 2013, dengan

diagnosa Fraktur Cruris post OREF. Keluhan utama kaki sebelah kiri yang patah

lukanya terbuka dan tidak bisa digerakan. Klien berharap kakinya yang patah bisa

kembali normal, saat ini klien masuk rumah sakit karena kakinya akan dioperasi

ulang

Riwayat Kesehatan Dahulu, pada tanggal 19 Desember 2012, saat akan bekerja

klien naik sepeda motor, kemudian motornya disalip oleh angkot, akhirnya klien

terjatuh, dan pada saat itu kaki kiri klien terlindas oleh Bis. Kemudian klien

dirawat di lantai 1 GPS RSUP fatmawati, dan telah dilakukan beberapa kali

operasi, terakhir klien terpasang OREF, karena sudah stabil akhirnya klien

diperbolehkan pulang, berselang 2 hari dirumah OREF saat digantung terlepas,

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 45: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

35

Universitas Indonesia

kemudian klien kembali berobat ke Fatmawati dan direncanakan akan dilakukan

operasi kembali. Klien belum pernah menderita sakit apapun kecuali patah tulang.

3.3 Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 17-5-2013, Pada saat wawancara dengan klien

dan keluarga didapatkan data: Kesadaran klien; Compos mentis, Tanda - tanda

vital: 130/ 90 mmHg, Nadi 76x/ mt, Suhu 36 C, RR 20x/mt, data psikologis

klien tampak cemas dengan kondisi kakinya yang tidak kunjung sembuh, dan

selalu di operasi ulang, menurut klien saat ini sedang menunggu jadwal operasi

ulang. Selama dirawat klien selalu ditemani oleh ayahnya dan bila malam hari

istrinya yang menggantikan menunggu klien. Data biologis, status nutrisi, klien

mengatakan makan sehari 3x, bila bosan dengan makanan RS klien biasanya beli

di kantin RS.

Pengkajian fisik; Breathing: vesikuler, tidak terdengar ronchi/ wheezing, Blood:

tidak ada peningkatan nadi, terdengar bunyi SI dan S2, tidak terdengar bunyi

tambahan, Brain: kepala, rambut hitam ikal, berminyak, mata tidak ikterik, sklera

tidak anemis, telinga, tidak terdapat penumpukan serumen, fungsi pendengaran

baik. Hidung bentuk simetris, tidak terdapat polip, mukosa lembab. Mulut; gigi

lengkap, tidak ada caries, Bladder : urine berwarna kuning, kurang lebih 1500

ml/ hari, : Pola BAK 6-7x/ hari, Bowel : BAB 1x/ hari, Bone : terlihat adanya

fraktur pada tulang tibia fibula, kaki klien tidak bisa digerakan. Pada pengkajian

status lokalis didapatkan data; Look : terlihat ada deformitas, edema, dan luka

terbuka, Feel : nyeri + saat kaki digerakan, Move : gerak kaki klien sebelah

kiri terbatas, klien setiap hari hanya tiduran dan semua aktifitas dilakukan

ditempat tidur, semua kebutuhan klien dibantu oleh ayahnya dan perawat.

Terkadang klien terbangun dari tidurnya karena merasakan nyeri.

3.4 Analisa Data dan diagnosa Keperawatan

Setelah dilakukan pengkajian, penulis mengelompokan data- data klien sehingga

ditemukan masalah keperawatan, kemudian dikelompokan menjadi masalah

keperawatan sebelum dan sesudah operasi.

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 46: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

36

Universitas Indonesia

Klien mengatakan saat ini sedang menunggu jadwal operasi yang ke 6 x, klien

sudah hampir 6 bulan menghadapi kebimbangan karena lukanya tidak sem-

sembuh, klien berharap operasinya ini berhasil, sehingga tidak perlu diulang lagi.

klien sebelumnya telah beberapa kali dlakukan operasi dan operasi yang terakhir

adalah operasi pemasangan OREF. Saat ini klien direncanakan pasang ORIF dan

Skingraft oleh dokter bedah Ortopedi yang berkolaborasi dengan dokter bedah

plastik. Dari data- data tersebut didapatkan diagnosa keperawatan ansietas.

Diagnosa ini timbul sebelum tindakan operasi dan sesudah operasi.

Diagnosa yang kedua yang ditemukan sebelum dan sesudah operasi adalah

hambatan mobilitas fisik, data ini didapatka karena semua aktifitas klien dibantu

oleh keluarga dan perawat kecuali bila klien akan Bab ia akan dibantu ayahnya ke

kamar mandi, aktifitas lain semuanya dilakukan ditempat tidur, juga terlihat

adanya luka terbuka, daerah fraktur dibalut elastis Verban, punggung kaki terlihat

edema. klien tidak bisa melakukan aktifitas karena bila kaki digerakan akan terasa

sakit sekali. Diagnosa ini muncul pada pre dan post operasi

Diagnosa ketiga adalah nyeri, masalah ini ditemukan sebelum dan sesudah

operasi. Klien mengatakan kakinya sakit, terasa berdenyut, skala 4, timbul bila

kaki digerakan, sesudah operasi keluhan nyeri dirasakan pada seluruh tubuh

terutama pada area donor untuk skin graft, dan dirasakan setiap saat, bila pasien

bergerak dengan skala nyeri 7, klien tampak meringis kesakitan terkadang sampai

berteriak

Diagnosa keempat adalah Kerusakan integritas kulit, masalah ini ditemukan

sebelum dan sesudah operasi, data ini didapatkan karena ada luka terbuka dengan

diameter 15x 7 cm, terlihat bone ekspose, tulang tibia terlihat berwarna

kekuningan. Setelah dilakukan operasi, pada hari pertama operasi tampak daerah

skingraft edema, luka tertutup oleh kasa, hanya bagian atas yang tidak ditutup

kasa. Setelah hari kedua daerah skingraft berwarna kehitaman, dan keluar cairan

berwarna kecoklatan dari sisi jahitan penyambung luka.

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 47: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

37

Universitas Indonesia

Diagnosa kelima adalah infeksi, data ini didukung karena terdapatnya pus pada

luka terbuka, setiap hari sebelum dilakukan perawatan luka dengan madu tampak

terdapat rembesan pada kasa yang berwarna hijau kekuningan. Setelah operasi

Hasil laboratorium Leukosit 16.400, suhu klien meningkat 38 C, daerah skin graft

pada hari kedua tampak berwarna kehitaman, keluar cairan dan berbau busuk

Diagnosa yang timbul setelah dilakukan operasi tanggal 20-5-2013, didapatkan

adanya perdarahan pada daerah operasi, klien tampak pucat, tampak kehausan,

dan hasil laboratorium Hemoglobin 7.5 gr/ dl, maka diangkat diagnosa

keperawatan resiko defisit volume cairan

Diagnosa yang timbul setelah operasi pemasangan ORIF dan Skin graf, yaitu

risiko perubahan perfusi jaringan perifer, diagnosa ini diangkat karena terlihat

edema pada telapak kaki, kaki tampak pucat, capillary refil < 3 detik, pulsasi

dorsalis pedis tidak teraba, terasa baal. Klien bila diperiksa status sensorik tidak

berespon terhadap rangsangan.

Terdapat 7 diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn. S, dan diagnosa yang

muncul sebelum dan sesudah operasi yaitu Hambatan mobilitas fisik berhubungan

dengan kerusakan rangka/ nyeri, nyeri berhubungan dengan spasme otot, infeksi

berhubungan dengan fraktur terbuka dan prosedur invasif, kerusakan integritas

kulit berhubungan dengan fraktur terbuka dan ansietas berhubungan dengan

prosedur invasif. nyeri. Diagnosa keperawatan yang muncul setelah operasi

adalah, resiko defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan, dan resiko

gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan interupsi aliran

darah, edema berlebihan

3.5 Perencanaan dan Implementasi keperawatan

Penulis melakukan perencanaan dan implementasi keperawatan terkait masalah

keperawatan yang ditemukan pada klien Tn S. Implementasi dilakukan dari

tanggal 17- 5-2013 sampai dengan 24 mei 2013. Implementasi yang dilakuka

adalah sebelum dan sesudah operasi. Tindakan keperawatan yang diberikan sesuai

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 48: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

38

Universitas Indonesia

diagnosa yang ditemukan, yaitu ansietas, hambatan mobilitas fisik, nyeri,

kerusakan integritas kulit, infeksi, dan resiko defisit volume cairan, serta resiko

gangguan perfusi jaringan perifer

1.Ansietas

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan ansietas klien berkurang/

tidak ada, implementasi yang dilakukan adalah memberi kesempatan kepada

klien untuk mengekspresikan perasaannya, mendengarkan keluhan pasien dan

memberikan respon positif, ikut melibatkan keluarga untuk memberi dukungan

pada klien, memberikan penjelasan kepada klien tentang pre op teaching. Hal ini

dilakukan untuk memberikan ketenangan. Selain itu penulis mengajarkan klien

untuk melakukan tehnik relaksasi nafas dalam dan distraksi dengan

mendengarkan musik atau berdzikir, dengan tujuan untuk mengurangi ansietas

klien.

2.Hambatan mobilitas fisik

Klien diharapkan dapat secara maksimal mampu dalam melakukan mobilitas

fisik. Penulis melatih rentang pergerakan sendi secara pasif/aktif, pada area yang

sehat mengajarkan rentang pergerakan aktif. Penulis juga menjelaskan tentang

manfaat pergerakan yaitu untuk melancarkan sirkulasi darah sehingga edema

pada telapak kaku klien bisa berkurang atau hilang, dan mencegah decubitus,

karena klien terlihat hanya tiduran dengan posisi terlentang setiap saat. Keluarga

diberi motivasi untuk ikut terlibat dalam kegiatan aktifitas klien sehari- hari.

3.Nyeri

Diagnosa ini diharapkan klien nyerinya terkontrol atau berkurang, Implementasi

yang dilakukan adalah mengkaji nyeri secara komprehensif, dengan menanyakan

keluhan nyeri, waktu munculnya nyeri, skala nyeri, dan lokasi nyeri, sehingga

bisa diketahui perkembangan adanya ketidaknyamanan pada klien dan perawat

bisa mengetahui implementasi apa yang dilakukan terhadap klien. mengajarkan

kepada klien tehnik napas dalam, dan memberikan informasi kepada klien untuk

melapor bila nyerinya bertambah hebat. Melakukan kolaborasi dengan tim medis

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 49: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

39

Universitas Indonesia

dalam pemberian obat analgetik, setelah operasi klien sangat kesakitan sekali dan

mendapatkan terapi Ketorolak 3x 30 mg diberikan secara intra vena.

4.Kerusakan integritas kulit

Setelah dilakukan implementasi keperawatan diharapkan proses penyembuhan

luka sesuai dengan waktunya. Adapun hal yang dilakukan penulis yaitu mengkaji

kondisi luka, melakukan perawatan luka dengan memakai madu setiap pagi dan

sore hari dengan tehnik steril. Klien dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan

yang bergizi untuk membantu proses pemulihan luka.

5.Infeksi

Diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan infeksi tidak terjadi,

implementasi yang diberikan pada klien Tn.S adalah selalu melakukan tindakan

five moment dan melakukan perawatan luka pada pagi dan sore hari dengan

berprinsip steril dalam melakukan tindakan, dan larutan yang dipergunakan untuk

membersihkan luka dengan mempergunakan Nacl 0.9 %, setelah bersih kemudian

dilakukan kompres kasa dengan madu yang telah dicampur dengan Nacl 0.9 %

pada area luka. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian

antibiotik Ceftriaxone 2x 1 gr injeksi.

6. Resiko defisit volume cairan

Klien diharapkan tidak mengalami kurang volume cairan, tanda vital klien

normal. Implementasi yang dilakukan adalah mengukur tanda vital: tekanan

darah, nadi, suhu dan respirasi, dan melakuka pengkajian tanda perdarahan pada

area luka post operasi, melakukan pemeriksaan fisik, serta melakukan kolaborasi

pemeriksaan laboratorium Darah lengkap untuk melihat kadar hemoglobin.

Setelah diketahui kadar hemoglobin klien menurun dilakukan kolaborasi dengan

tim medis, klien diberikan transfusi sebanyak 500 ml.

7. Resiko gangguan perfusi jaringan perifer

Hasil yang diharapkan tidak terjadi gangguan perfusi jaringan perifer, dimana

klien menunjukkan akral hangat, sianosis dan pucat pada area distal tidak ada

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 50: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

40

Universitas Indonesia

CRT < 3 detik, pulsasi dorsalis pedis teraba. Implementasi yang dilakukan pada

klien klien setiap hari adalah mengukur tanda vital, pemantauan sirkulasi jaringan

perifer: suhu, acral, melakukan palpasi Dorsalis pedis, menilai kapiler Refill,

melakukan elevasi 20 derajat untuk memperlancar aliran balik vena sehingga

dapat mengurangi edema, balutan tidak terlalu kencang, dan melakukan RPS

pada bagian distal.

3.6 Evaluasi

Penulis melakukan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang diberikan pada

klien;

Pada masalah ansietas klien sebelum dilakukan operasi kilen meminta perawat

mendoakan klien, klien berharap operasi memberikan hasil sesuai yang

diharapkan klien.

Pada kasus hambatan mobilitas fisik, klien diajarkan latihan pergerakan sendi,

ketika dianjurkan untuk mobilisasi mengangkat badannya klien terlihat kesakitan

hal ini yang membuat klien kurang berkeinginan untuk mobilisasi, kemudian

ditempat tidur klien dipasang Monkey Bar, supaya klien bisa berpengangan

tangan, akhirnya secara bertahap klien dapat melakukan mobilisasi

Nyeri,

Dalam mengatasi nyeri klien Tn S. dengan kasus post operasi pasang ORIF dan

skingraft, sudah diajarkan tehnik relaksasi napas dalam, tapi pada saat kesakitan,

klien selalu lupa untuk melakukannya dan harus selalu dimotivasi. Keluarga

sangat berperan penting dalam memberikan motivasi kepada anaknya untuk

melakukan tehnik napas dalam untuk mengatasi nyeri.

Kerusakan integritas kulit

Setelah dilakukan operasi masalah kerusakan integritas kulit masih belum

teratasi, karena setelah dua hari skingraft, kulit yang didonorkan tidak

menyambung, kulit donor terlihat kehitaman. Kolaborasi dengan dokter bedah

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 51: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

41

Universitas Indonesia

plastik, akhirnya donor skingraft diangkat, kulit daerah fraktur terlihat kuning

dan klien akan direncanakan dioperasi ulang untuk tindakan skingraft

Infeksi

Masalah keperawatan infeksi pada kasus ini belum teratasi, luka klien terbuka,

pada area tulang bagian bawah ORIF selalu keluar cairan kecoklatan, dan

beberapa hari kemudian keluar pus berwarna kekuningan, setelah dilakukan

perawatan luka dengan madu dua kali perhari, keadaan luka membaik,terlihat

pertumbuhan granulasi yang cepat, luka berwarna kemerahan dan klien akan

diulang untuk skingraft kembali

Resiko defisit volume cairan

Setelah dilakukan operasi dan dilakukan skingaraft, kondisi klien terlihat

menurun, klien terlihat pucat, terlihat darah keluar dari area post operasi dan area

skingraft, kemudian dilakukan kolaborasi untuk pemeriksaan laboratorium darah

lengkap hasilnya didapatkan HB klien menurun7.6 mg/dl. klien kemudian dapat

transfusi 500 ml. Setelah diintervensi masalah ini tidak terjadi/ teratasi

Resiko gangguan perfusi jaringan perifer

Masalah gangguan perfusi jarngan perifer tidak terjadi, setelah di skin graft area

donor edema di tungkai bawah, kemudian setelah diimplementasi dengan di aff

donor edema berkurang dan klien direncanakan dioperasi ulang.

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 52: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

42 Universitas Indonesia

Bab 4.

Analisis Situasi

Bab ini akan menjelaskan tentang pembahasan kasus berdasarkan data yang

ditemukan pada klien kelolaan dan teori yang terkait, serta analisa masalah

kesehatan perkotaan, kasus, intervensi yang penulis lakukan.

4.1Analisis masalah keperawatan dengan konsep terkait KKMP dan konsep

kasus terkait

Pembahasan ini akan menjelaskan kaitan antara masalah kesehatan perkotaan

dengan kasus fraktur cruris. Pada kasus kelolaan ini didapatkan data Tn S adalah

penduduk Jakarta yang merupakan populasi wilayah perkotaan, saat ini usianya

31 tahun yang merupakan usia produktif, menurut data dari Korlantas RI bahwa,

pada usia 16- 30 tahun yang paling banyak mengalami kecelakaan lalu lintas.

Sebelum terjadi kecelakaan klien bekerja sebagai karyawan swasta. Setiap pagi

bekerja untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Tingkat mobilitas yang tinggi

setiap penduduk perkotaan menyebabkan setiap orang berpacu dengan waktu, hal

inilah yang potensial menyebabkan terjadinya kasus kecelakaan di jalan raya.

Beberapa faktor yang menimbulkan terjadinya kecelakaan, yaitu faktor dari

manusianya sendiri, bisa karena tergesa- gesa, atau ketidakdisiplinan dalam

berkendara, kondisi kendaraan itu sendiri yang tidak layak pakai, karena tidak

dilakukan pemeriksaan kendaraan secara kontinyu, kondisi jalan raya sangat

berperan penting, bila kondisi jalan yang berlubang- lubang potensial seseorang

terjatuh dan bisa terlindas oleh kendaraan di belakangnya ( Fatimah, 2012 ).

Pada kasus yang ditemukan pada Tn S, kondisi jalan yang muluspun bisa

menyebabkan terjadi kecelakaan khususnya para pengguna kendaraan bermotor

roda dua, sehingga akan memacu kendaraan nya dengan kecepatan tinggi karena

tidak ada hambatan dijalan. Faktor cuaca sangat berpengaruh terhadap terjadinya

kecelakaan, jalan menjadi licin, kondisi jalan yang berlubang tidak kelihatan

karena tergenang oleh air hujan. Beberapa pihak terkait dengan kasus terjadinya

kecelakaan harus meningkatkan kinerjanya, baik itu Kepolisian, petugas jalan

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 53: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

43

Universitas Indonesia

raya, kepedulian individu untuk selalu mengecek kendaraannya dan kedisiplinan

dalam berkendara di jalan.

Menurut penelitian Fatimah 2012 dikatakan bahwa kecelakaan lalulintas yang

paling banyak terjadi adalah pada pengguna kendaraan bermotor roda dua, hal ini

terjadi karena masyarakat perkotaan berpacu dengan waktu dalam menjalankan

rutinitas pekerjaannnya sehingga kendaraan bermotor roda dualah sebagai pilihan

utamanya, disamping itu efisiensi waktu menjadi pertimbangan. Pada kasus Tn S

dimana saat dia berkendaraan sepeda motor, terjatuh dari motornya karena disalip

motor lain yang mengakibatkan dia terjatuh dan kakinya tergilas bis yang tidak

mampu secara mendadak mengerem. Tidak tertib dalam berlalu lintas merupakan

ketidakdisiplinan pengendara dalam berkendara yang dapat menyebabkan

terjadinya kecelakaan lalu lintas. Tidak tertibnya pengendara itu dapat disebabkan

oleh perilaku berkendara yang buruk dan kesadaran akan berlalu lintas dengan

benar yang rendah.

Dampak dari kecelakaan yang menimpa Tn S, menimbulkan patah tulang/ fraktur;

fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai dengan

jenisnya dan luasnya. Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gerakan

memuntir mendadak, gaya meremuk, dan bahkan kontraksi otot yang ekstrem.

Oleh karena adanya tulang yang patah, jaringan sekitarnya juga akan terpengaruh,

mengakibatkan edema jaringan lunak, perdarahan ke otot dan sendi, dislokasi

sendi, ruptur tendon, kerusakan sarap dan kerusakan pembuluh darah ( Brunner

and Suddarth, 2002). Pada kasus Tn S, ia mengalami pukulan langsung sehingga

tulangnya pecah dan jaringan sekitarnya rusak.

Dengan mengalami kecelakaan ini berakibat menurunnya produktifitas seseorang

dikarenakan harus menjalani perawatan di rumahsakit, klien tidak dapat bekerja

kembali hal ini dapat mengganggu ekonomi rumah tangga. Sebagai seorang laki-

laki tentu saja bisa hal ini bisa menimbulkan penurunan kepercayaan dirinya

karena perubahan pada anggota tubuhnya, yang dampaknya bisa menimbulkan

kecemasa pada klien.

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 54: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

44

Universitas Indonesia

Seseorang yang mengalami kecelakaan lalu lintas bisa berakibat kematian atau

adanya kecacatan. Upaya pemulihan (rehabilitasi) terhadap pasien yang

mengalami kacacatan ini, diharapkan keluarga berperan penting untuk peduli

terhadap kasus kasus yang umumnya terjadi di wilayah perkotaan khususnya

kasus kecelakaan, sehingga bila anggota keluarga yang tertimpa musibah mereka

dapat mengenal masalah yang ada sampai masyarakat mampu mempergunakan

fasilitas yang telah tersedia, dan diharapkan tercapai tingkat kemandirian dalam

menangani masalah kesehatan di perkotaan.

4.2Analisis kasus terkait dengan konsep dan penelitian terkait

Pada kasus kecelakaan yang menimpa Tn. S, yang mengalami patah tulang/

fraktur Tibia Fibula terbuka atau disebut juga fraktur cruris, dimana lukanya

tampak Kominutif yaitu fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen.(

Smeltzer & Bare (2001). Klien Tn S. sudah beberapa kali dilakukan intervensi

tindakan pembedahan dengan kondisi luka termasuk kategori derajat III B,

kerusakan jaringan lunak yang luas dengan terangkatnya periosteum dan terjadi

bone expose yang membutuhkan penutupan jaringan lunak dengan flap, biasanya

terjadi kontaminasi luas pada luka.

Pada tanggal 19 Desember 2012 setelah kakinya terlindas ban bis klien dibawa ke

IGD RSUP Fatmawati kemudian dilakukan penanganan fraktur mulai dari

rekognisi dengan dilakukan rontgen pada area fraktur, untuk melihat kondisi

tulangnya. Tindakan pemasangan flat untuk mempertahankan fragmen tulang,

dan penanganan reduksi dengan dilakukan pemasangan OREF ( Open Reduction

and Eksternal Fixation ). Karena klien sudah stabil akhirnya klien dipulangkan

hanya berselang dua hari dirumah tindakan reduksi dengan OREF nya terlepas

dari ikatannya karena faktor ketidaktahuan keluarga dalam perawatan lanjutan

dirumah, kemudian klien kembali ke rumah sakit dan direncanakan akan

dilakukan reduksi dengan memasang ORIF ( Open Reduction and Internal

Fixation ). Tindakan ORIF ini akan mengimobilisasi fraktur dengan melakukan

pembedahan untuk memasukan paku, sekrup atau pen kedalam tempat fraktur

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 55: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

45

Universitas Indonesia

untuk memfiksasi bagian-bagian tulang pada fraktur secara bersamaan dan klien

juga akan dilakukan skin graf, untuk menutup lukanya yang terbuka.

Kejadian terlepas nya OREF sangat mempengaruhi tingkat penyembuhan tulang

yaitu pada fase pembentukan kalus, dimana fase ini terganggu yang seharusnya

mulai terbentuk jaringan tulang yakni jaringan tulang kondrosit yang mulai

tumbuh atau umumnya disebut sebagai jaringan tulang rawan. Fragmen patahan

tulang digabungkan dengan jaringan fibrous, tulang rawan, dan tulang serat matur

itu tidak maksimal. Pada stadium konsolidasi yang seharusnya terjadi aktifitas

osteoklast dan osteoblast yang terus menerus, tulang yang immature (woven

bone) diubah menjadi mature (lamellar bone), akhirnya kondisi tulang nya

menjadi kurang kuat. Pada akhirnya stadium remodeling pun proses

pembentukan dan penyerapan tulang terganggu ((Buckley, R.,2004, Buckwater J.

A., et al,2000).

Tanggal 17-5-2013 penulis melakukan pengkajian dan melihat langsung kondisi

lukanya, kondisi luka pada saat itu sangat memprihatinkan tulang tibia terekspose

berwarna kekuningan, luka dengan diameter 15x7 cm, klien dan keluarga

berharap akan segera dilakukan operasi untuk menyambung tulang yang patah dan

menutup kulit yang terbuka. Pada kasus kelolaan Tn S proses dengan fraktur

Cruris terbuka sinistra, penulis melihat terjadi komplikasi non union yaitu tulang

klien yang tidak menyambung kembali, tidak sesuai dengan proses penyembuhan

tulang, begitupun dengan proses penyembuhan kulit sangat lama, oleh karena

vaskularisasi sekitar area fraktur terganggu. Pada kasus Tn S, penyembuhan

lukanya sangat lambat, biasanya disertai dengan adanya infeksi (Delayed primary

healing (tertiary healing), diperlukan penutupan luka secara manual.

Dari hasil pengkajian itu penulis menemukan tujuh masalah keperawatan, yaitu

ansietas, hambatan mobilitas fisik, nyeri, kerusakan integritas kulit, infeksi, dan

resiko defisit volume cairan, serta resiko gangguan perfusi jaringan perifer. Pada

masalah ansietas, hal ini terjadi karena klien berharap kakinya sembuh seperti

sediakala sehingga dia mampu beraktifitas lagi dan bekerja untuk memperbaiki

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 56: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

46

Universitas Indonesia

ekonomi keluarganya. Tindakan yang saat ini telah dilakukan pada Tn S yaitu

reduksi dengan fiksasi internal ( ORIF, open reduction and internal fixation ).

Masalah keperawatan pada Tn S, yaitu hambatan mobilitas fisik, dikarenakan

adanya keterbatan pada klien, dimana klien tidak mampu menggunakan anggota

tubuhnya untuk melakukan aktifitas sehari- hari. Setelah dilakukan operasi skala

nyeri klien 7, seluruh tubuh klien terasa sakit semua karena pada tindakan operasi

skin graf ada area tubuh klien yang diambil ( donor ) dan pada area fraktur tibia

fibula klien terpasang ORIF dan terdapat skin graf, dengan posisi immobilisasi.

Masalah keperawatan nyeri ditemukan pada Tn S, dinyatakan langsung setelah

terjadi trauma, hal ini disebabkan adanya spasme ( mengalami peregangan) otot,

tekanan dari patahan tulang atau jaringan sekitarnya. Nyeri merupakan

pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya

kerusakan jaringan, dengan intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang

dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan (

Nanda 2012 ).

Masalah keperawatan kerusakan integritas kulit, dimana terdapat kerusakan pada

lapisan epidermis dan dermis, pada kasus Tn S terjadi Delayed primary healing

(tertiary healing) penyembuhan luka berlangsung lambat, kondisi luka klien

termasuk dalam kategori luka kronis.

Masalah keperawatan infeksi yang terjadi pada Tn S, infeksi merupakan invasi

tubuh oleh mikroorganisme yang menyebabkan sakit. Penyakit akan timbul jika

mikroorganisme berbiak dan menimbulkan perubahan pada jaringan normal (

Potter & Perry 2005). Tanda yang ditemukan pada klien kelolaan adalah adanya

pus, nyeri pada luka bekas operasi.

Masalah risiko defisit volume cairan, diagnosis ini merupakan kehilangan cairan

saja tanpa perubahan kadar elektrolit tubuh ( Nanda, 2012). Pada kasus Tn S,

setelah prosedur tindakan operasi klien mengalami perdarahan kurang lebih 50 ml

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 57: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

47

Universitas Indonesia

setiap mengganti alas luka klien dan ini berlangsung sekitar 3 hari. Saat

pengkajian perhari klien terlihat pucat, nadi meningkat 96 x/ mt, CRT < 3 detik,

klien mengeluh haus, kemudian dilakukan tindakan kolaborasi dengan koreksi

tranfusi 500 ml.

Masalah keperawatan pada risiko gangguan perfusi jaringan perifer, merupakan

penurunan oksigen yang mengakibatkan kegagalan pengiriman nutrisi ke jaringan

pada tingkat kapiler ( Nanda, 2012 ). Pada kasus Tn S yaitu adanya fraktur Cruris

menyebabkan terjadinya sindrom kompartemen yang merupakan komplikasi dari

fraktur hal ini disebabkan karena luka terbuka yang dalam dan berlangsung lama

serta adanya edema sehingga menghambat aliran darah ke area distal. Setelah

edemanya teratasi pada kasus Tn S, akral di area distal hangat.

4.3 Analisa salah satu intervensi dengan konsep dan penelitian terkait

Dengan adanya masalah ini maka penulis melakukan intervensi perawatan luka

dengan madu yang sudah dilakukan di lantai 1 GPS RSUP Fatmawati. Dari hasil

beberapa penelitian yang dilakukan oleh Hammad Ali, 2012, bahwa madu yang

dioleskan diatas luka akan menghasilkan zat kental yang memiliki tekanan

osmotik tinggi yang mampu menjadi penghalang invasi bakteri pada luka, dengan

meningkatnya tekanan osmotik pada jaringan luka maka akan membuat aliran

darah menjadi meningkat dan melebar sehingga merangsang pertumbuhan sel

baru dan mempercepat penyembuhan luka.

Menurut Winarno Keadaan luka yang banyak pus nya seperti yang terjadi pada

Tn S setelah dilakukan perawatan luka dengan madu ternyata mengalami

penurunan, hal ini disebabkan karena Luka yang diolesi dengan madu dapat

menyerap air pada luka disebabkan adanya kemampuan osmosis yang tinggi dari

madu sehingga madu yang sebelumnya kental menjadi encer, memiliki efek

terhadap hidrogen perioksida, meng-absorbsi pus (nanah) sehingga dapat

membersihkan luka. Enzim-enzim yang terkandung di dalam madu meningkatkan

penyembuhan dan pembentukan jaringan. Menurut Nolan bahwa sifat antibakteri

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 58: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

48

Universitas Indonesia

dari madu membantu mengatasi infeksi pada perlukaan dan meningkatkan

sirkulasi yang berpengaruh pada proses penyembuhan luka. Selain itu menurut

Winarno bahwa Madu terbukti dapat mempercepat pembentukan jaringan-

jaringan yang halus pada pengobatan luka infeksi.

Pada kasus kelolaan ini, setelah klien dilakukan skingraft, dua hari kemudian luka

kehitaman dan tercium bau busuk, akhirnya skingraft di lepas dan klien dilakukan

perawatan luka dengan madu, madu ini memiliki efek terhadap hidrogen

perioksida, mengabsorbsi pus (nanah) sehingga dapat mem-bersihkan luka.

Karena bau pada luka tersebut disebabkan karena adanya pus sehingga apabila pus

itu terabsorbsi maka pus akan berkurang atau hilang dan bau juga akan berkurang

atau hilang. Bersamaan dengan encernya madu, madu pun akan aktif membasmi

kuman, madu yang dioleskan diatas luka akan menghasilkan zat kental yang

memiliki tekanan osmotik tinggi, dengan meningkat-nya tekanan osmotik pada

jaringan luka maka akan membuat aliran darah menjadi meningkat dan melebar

sehingga distribusi aliran darah kebagian luka menjadi lancar. Menurut Nolan

bahwa sifat anti bakteri dari madu salah satunya meningkatkan sirkulasi yang

berpengaruh pada proses penyembuhan luka.

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 59: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

49 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

Bab 5 merupakan kesimpulan dan saran yang dikelola penulis selama menganalisa

kasus di lantai 1 GPS RSUP Fatmawati

5.1 kesimpulan

Penulisan karya ilmiah yang dilakukan di lantai 1 GPS RSUP Fatmawati dalam

praktik KKMP pada kasus fraktur cruris sinistra, dapat disimpulkan bahwa:

1.Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering

terjadi di perkotaan. Kecelakaan ini terjadi sebagai akibat dari berbagai faktor

seperti faktor manusia, faktor kendaraan, kondisi jalan, serta faktor cuaca. .

Dampaknya dapat menyebabkan kerugian baik secara fisik, waktu, dan material.

Hal ini terjadi pada Tn S.

2.Diagnosa keperawatan yang dialami Tn S pada pre operasi antara lain cemas,

hambatan mobilitas fisik, nyeri, gangguan integritas kulit, Infeksi. Sementara itu,

pada kondisi postoperasi klien mengalami cemas, nyeri, hambatan mobilitas fisik,

gangguan integritas kulit, infeksi, risiko defisit volume cairan, dan risiko

gangguan perfusi jaringan perifer.

3.Kondisi gangguan integritas kulit, dan infeksi yang dialami klien dapat diatasi

dengan perawatan luka dengan menggunakan madu.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mengutarakan saran yang bisa

dijadikan pertimbangan untuk meningkatkan asuham keperawatan, yaitu;

Pemerintah

Membuat aturan bagi pengguna kendaraan bermotor roda dua, untuk

mengurangi tingginya kejadian kecelakaan lalu lintas.

Rumah Sakit

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 60: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

50

Universitas Indonesia

Memberika pelatihan yang terbaru untuk menambah ketrampilan dan

pengetahuan perawat sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan,

khususnya perawatan luka.

Institusi pendidikan

Diadakan penelitian lebih lanjut tentang perawatan luka dengan

menggunakan madu.

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 61: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

50 Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E.T. (2006). Buku ajar keperawatan komunitas teori dan praktik.

Jakarta: EGC.

Baradero, Mary. (2008). Keperawatan perioperatif . Jakarta : EGC.

Badan Inteligen Negara. (2013). Kecelakaan lalu lintas menjadi pembunuh

terbesar ketiga. Diunduh dari

http://www.bin.go.id/awas/detil/197/4/21/03/2013/kecelakaan-lalu-lintas-

menjadi-pembunuh-terbesar-ketiga

Black, J. M & Matassin, E. (1997). Medical surgical nursing: Clinal management

of continuity of care. (5th

editon). Philadelphia: Wb sounders company

Buckley, R.. Buckwater J. A., et al (2000). General principle of fraktur care.

Departemen of surgery, Division of orthopaedi university of calgary. Canada

Cooper RA, Molan PC, Harding KG.( 1999). Antibacterial activity of honey

against strains of Staphylococcus aureus from infected wounds. J R Soc

Med

Carpenito, L. J. (2000). Buku saku: Diagnosa Keperawatan. (Edisi 8).

Jakarta:EGC

Doengoes, M. E, Moorhouse, M. F & Geissler, A. C. (1999). Rencana asuhan

keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian

perawatan pasien. (Edisi 3). Jakarta: EGC

Dainur. (1999). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Widya Medika.

Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S.( 2000 ). Pedoman Tindakan Medik dan

Bedah. Jakarta: EGC.

Fernsebner, Billie. 2005. Buku Ajar Keperawatan Perioperatif vol.2 . Jakarta:

EGC

Fatima, maria (2012). hubungan penggunaan helm dengan kejadian cedera

kepala pada korban kecelakaan sepeda motor di RSUD Sleman

Yogyakarta. Tidak dipublikasikan.

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 62: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

51

Universitas Indonesia

Hammad, Sa’id, (2007) Terapi Madu. Jakarta; Pustaka Iiman. .

Jull A B, ( 2008 ). Honey as a topical treatment for wounds. Journal wounds

care. doi : 10.1136/ebn.12.2.53

Jull A , Walker n, Parag v, et al ( 2008).Randomized clinical trial of honey;

impregnated derssing for venous leg ulcers. doi: 10. 1136/ebn. 11.3.87

Johnson, Mary Ann. (1999). Honey as medicine - Australia produces a world's

first. Diunduh dari http://www.sdearthtimes.com/et0100/et0100s17.html

Korlantas Polri. (2012). Kecelakaan lalu lintas. Diunduh dari

www.dpr.go.id/id/berita/komisi5/2013/mar/15/5351/kecelakaan-lalu-lintas-

tinggi,-indonesia

Nurachmah, Elly. 2000 . Buku Saku Prosedur Keperwatan medikal-bedah. Jakarta

: EGC.

Notoatmojo. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka cipta

Price, S. A & Wilson, L. M. (2005). Patofisiologi: Konsep klinis proses-prose

penyakit. (Edisi 6). (Volume 2). Jakarta: EGC

Purwati, Endang dan Rusfidra. (2008). MADU; Manfaat, Khasiat dan

Keajaibannya. Makalah. http://rusfidra.multiply.com/journal/item/68/Madu

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Rasjad, C. (2007). Pengantar ilmu bedah ortopedi. Jakarta: Yarsif watampone

Smeltzer, S. C & Bare, B. G. (2007) Brunner & Suddarth: Textbook of medical

surgical nursing. (10th

Edition). Philadelphia: Lippincott-Raven Publishers

Smeltzer, S. C & Bare, B. G. (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah:

Brunner & Suddarth. (Edisi 8). (Volume 1 dan 3). Jakarta: EGC.

Wilkinson, Ahern, ( 2012 ). Diagnosis keperawatan, edisi 10, Jakarta. EGC

Yusriani(2013).epidemiologi-kecelakaan, diunduh dari www.slideshare.net/yusry/

epidemiologi-kecelakaan.

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 63: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

Lampiran 1

Analisis Data

1. Pre post Operasi Fraktur cruris

Data Masalah

Keperawatan

DO:

Klien banyak bertanya mengenai operasinya

Klien akan menjalani operasi pasang ORIF dan skin

graf tanggal 20 Mei 2013

DS:

Klien dan keluarga berharap dengan operasi yang

sekarang hasilnya bagus keadaan kaki kanannya akan

sembuh Klien mengatakan ingin cepat dioperasi kakinya

Ansietas

DO:

Klien hanya berbaring dan duduk di tempat tidur

ADL dibantu keluarga

Tampak kaki sebelah kiri klien fraktur

Terlihat luka terbuka

DS:

Klien mengatakan nyeri jika menggerakkan

kakinya

Klien mengatakan tidak bisa menggerakan kakinya

yang patah

Hambatan

mobilitas fisik

DO:

Wajah meringis bahkan berteriak ketika nyeri

TD 110/ 80 mmHg, Nadi 88x /mt

DS:

Klien mengatakan kakinya sakit bila digerakan,

berdenyut, pada kaki sebelah kiri, skala nyeri 4-5

Nyeri

DO:

Tampak luka terbuka

Luka terdapat drainage

Hasil lab 10 Mei 2013, leukosit =16.000/μl

(meningkat)

Luka post op tampak tertutup kasa 35 cm,

Klien menjalani operasi enam kali: debridement,

OREF, ORIF, dan skin graf

Infeksi

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 64: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

DS:

Klien mengatakan kakinya sakit bila digerakan

DO:

Luka tampak terbuka

Kondisi luka terinfeksi

Luka diamater 11 x 7 cm

DS:

Klien mengatakan lukanya kelihatan

Kerusakan

integritas kulit

2. Post Operasi pasang ORIF dan skin graf

Data Masalah

Keperawatan

DO:

Luka tampak terbuka

Kondisi luka terinfeksi

Luka diamater 11 x 7 cm

DS:

Klien mengatakan lukanya kelihatan

Risiko defisit

volume cairan

DO:

Edema

CRT > 3 dtk

Pulsasi dorsalis pedis –

Acral dingin

DS:

Klien mengatakan kakinya tidak berasa

Kakinya bengkak

Risiko gangguan

perfusi jaringan

perifer

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 65: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

Lampiran 2

Rencana Asuhan Keperawatan

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

Ansietas b/d prosedur

pembedahan

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 2x24 jam, ansietas

berkurang ditandai dengan klien

tampak rileks dan melaporkan

ansietas menurun sampai dapat

ditangani

Dorong ekspresi ketakutan/masalah

Beri penjelasan mengenai penyakit,

prosedur pembedahan, komplikasi

pasca pembedahan

Beri penjelasan mengenai persiapan

prosedur operasi

Dorong menggunakan manajemen

stres, seperti teknik relaksasi napas

dalam

Mendefinisikan masalah dan pengaruh

pilihan intervensi

Memberikan informasi tentang apa yang

diharapkan membantu pasien atau orang

terdekat menerima situasi lebih efektif

Memberikan informasi untuk

mempersiapkan hal-hal yang harus

dilakukan sebelum pembedahan

Membantu memfokuskan kembali perhatian,

meningkatkan relaksasi, dan dapat

meningkatkan koping

Hambatan mobilitas

fisik b/d nyeri dan

ketidaknyamanan

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 3x24 jam, klien

dapat meningkatkan atau

mempertahankan mobilitas pada

tingkat paling tinggi yang

mungkin

Berikan aktivitas yang

disesuaikan dengan pasien

Anjurkan klien untuk melakukan

latihan pergerakan sendi

Kaji adanya edema, eritema pada

luka post op. Anjurkan klien

untuk melakukan latihan pada

ekstremitas bawah

Berikan obat untuk

menghilangkan nyeri

Bantu/ dorong perawatan diri/

kebersihan

Imobilitas yang dipaksakan dapat

memperbesar kegelisahan

Mencegah komplikasi imobilisasi

Stimulasi sirkulasi vena menurunkan

keadaan vena yang statis

Mengurangi nyeri yang menyebabkan

hambatan mobilitas

Meningkatkan control pasien dalam

situasi, meningkatkan kesehatan diri l

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 66: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

Nyeri b/d spasme

otot, gerakan fragmen

tulang.

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 3x24 jam, nyeri

hilang atau terkontrol ditandai

dengan tanda-tanda vital dalam

batas normal, klien mampu

melakukan dan

mendemonstrasikan teknik

relaksasi

Kaji adanya keluhan nyeri, catat

lokasi, lamanya serangan, faktor

yang mencetus/ memperberat.

Minta pasien untuk menetapkan

pada skala 0-10

Pertahankan tirah baring

Batasi aktivitas sesuai kebutuhan

Tinggikan dan dukung

ekstremitas yang terkena

Dorong dan ajarkan klien

melakukan teknik relaksasi napas

dalam

Berikan analgesik sesuai indikasi

Membantu menentukan pilihan intervensi dan

memberikan dasar untuk perbandingan dan

evaluasi terhadap nyeri

Menghilangkan spasme otot

Meningkatkan aliran balik vena, menurunkan

edema, mengurangi nyeri

Menurunkan keluhan nyeri pada klien

Menurunkan nyeri dan atau spasme otot

Kerusakan integritas

kulit

berhubungan dengan

fraktur terbuka,

prosedur invasif

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 3 x 24 jam

kerusakan integritas kulit teratasi

Kriteria hasil : Penyembuhan

luka sesuai dengan waktunya

Menunjukan regerasi jaringan

Granulasi +

Bau -

Pus-

kaji kulit untuk luka terbuka, kemerahan,

kelabu atau pucat, untuk

Berikan perawatan luka yang tepat

Tinggikan area graf, immobilisasi area bila

diindikasikan

Pertahankan balutan diatas area graf baru

Evaluasi warna sisi graf dan donor

menginformasikan tentang sirkulasi kulit

Menyiapkan jaringan untuk penanaman graf

Menurunkan edema, gerakan jaringan dibawah

graf dapat mengubah posisi yang mempengaruhi

penyembuhan optimal

Area ditutup dengan kasa tembus pandang untuk

menghilangkan robekan dari epitel baru/

melindungi jaringan baru

Mengevaluasi keefektifan sirkulasi dan

mengidentifikasi terjadinya komplikasi

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 67: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

Infeksi b/d prosedur

pembedahan

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 3x24 jam infeksi

tidak terjadi ditandai dengan

tidak ada tanda-tanda infeksi

pada luka post op, suhu tubuh

normal 36,5-37,5°C, dan leukosit

dalam batas normal

Observasi tanda-tanda infeksi dan

peradangan

Tingkatkan upaya pencegahan infeksi

dengan mencuci tangan five moment

Pertahankan teknik aseptik pada prosedur

invasif

Pantau suhu dan hasil lab

Lakukan perawatan luka dengan teknik

steril

Kolaborasi pemberian antibiotik

Pasien mungkin dapat mengalami infeksi

nosokomial

Mencegah perpindahan mikroorganisme

Mencegah infeksi silang

Menunjukkan tanda-tanda infeksi

Mencegah timbulnya infeksi

Menurunkan inflamasi

Resiko defisit volume

cairan tubuh b/d

perdarahan

setelah di lakukan tindakan

keperawatan 1x 24 jam tidak

terjadi perdarahan

Kriteria hasil:

Anemis –

Perdarahan tidak ada

Lab Hb normal; 11-14 mg/dl

Observasi tanda vital, pengisian kapiler

dan kekuatan nadi perifer

Perkirakan drainage luka dan

kehilangan yang tak nampak

Kolaborasi: penggantian cairan intra

vena

Memberikan pedoman untuk penggantuian

cairan

Kehilangan cairan akan mempengaruhi

sirkulasi

Resusitasi cairan menggantikan kehilangan

cairan

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 68: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

Resiko perubahan

perfusi jaringan b.d

penurunan interupsi

aliran darah, edema

berlebihan

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 3 x 24 jam, resiko

perubahan perfusi jaringan

tidak terjadi

Kriteri hasil : Terabanya nadi,

kulit hangat, TTV dalam batas

normal, CRT < 3 detik,

penyembuhan luka tepat waktu

Evaluasi adanya/ kualitas perifer distal

terhadap cedera melalui palpasi.

Bandingkan dgn yang tidak sakit

Kaji aliran kapiler, warna kulit dan

kehangatan distal pd fraktur.

Perhatikan perubahan fungsi motor/

sensori. Minta pasien untuk

melokalisasi nyeri/ ketidaknyamanan.

Penurunan/ tdk adanya nadi dpt

menggambarkan cedera vaskuler dan

perlunya evaluasi medik segera terhadap

status sirkulasi.

Kembalinya warna harus cepat (3-5 dtk).

Warna kulit putih menunjukkan gangguan

arterial. Sianosis diduga ada gangguan vena.

Gangguan perasaan kebas, kesemutan,

peningkatan/ penyebaran nyeri terjadi bila

sirkulasi pd saraf tdk adekuat atau saraf

rusak.

Sumber: Doenges (1999) dan Nanda (2012)

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 69: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

Lampiran 3

CATATAN PERKEMBANGAN PRE OPERASI

Tanggal Diagnosa

Keperawatan

Implementasi Ealuasi

17 Mei

2013

Ansietas b/d

prosedur

pembedahan

Mendorong klien mengekspresikan

perasannya

Memberikan informasi kepada klien

mengenai jadwal operasi klien tanggal 10

Mei 2013

Memberikan informasi kepada klien

mengenai operasi yang akan dijalani

Memberikan informasi kepada klien

mengenai prosedur persiapan operasi

Menganjurkan klien melakukan teknik

relaksasi napas

S:

Klien mengatakan berharap operasinya hasilnya

bagus

Klien mengatakan kecemasannya berkurang

setelah berbagi informsi

O: Ekspresi tegang

A; ansietas

P: anjurkan teknik relaksasi napas dalam

Hambatan

mobilitas

fisik b/d

luka terbuka

Mengkaji kekuatan otot

Melatih RPS aktif pada bagian tubuh yang

sehat dan RPS pasif pada bagian yang

sakit

Menganjurkan klien untuk sering

menggerakkan telapak dan jari kaki

kirinya

S:

Klien mengatakan nyeri jika kakinya digerakkan

O:

Klien apat melakukan RPS aktif pada bagian

tubuh yang sehat

Kekuatan otot 5555 5555

5555 1111

A: hambatan mobilitas fisik

P: anjurkan klien menggerakkan jari dan telapak kaki

kanan

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 70: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

CATATAN PERKEMBANGAN PRE OP

Tanggal Diagnosa

Keperawatan

Implementasi Ealuasi

17 Mei

2013

Nyeri b/d spasme

otot, gerakan

fragmen tulang,

post op ORIF dan

skin graf

Menanyakan keluhan nyeri pada klien

Melakukan elevasi kaki pada bagian yang

sakit dengan bantal

Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam

Memberikan ketorolac 1 ampul

S

Klien mengatakan skala nyeri 4 pada kaki kanan

Klien mengatakan nyeri berkurang setelah

melakukan teknik relaksasi napas dalam dan

pemberian ketorolac

O:

Klien terlihat kesakitan

Klien terlihat lebih tenang setelah melakukan

relaksasi napas dalam dan pemberian ketorolac

A: nyeri akut

P: anjurkan teknik relaksasi napas dalam jika

nyeri, kolaborasi pemberian ketorolac 3x/hari

Kerusakan

integritas kulit

berhubungan

dengan fraktur

terbuka, prosedur

invasif

kaji kulit untuk luka terbuka, kemerahan,

kelabu atau pucat, untuk

Berikan perawatan luka yang tepat

Tinggikan area graf, immobilisasi area bila

diindikasikan

Pertahankan balutan diatas area graf baru

Evaluasi warna sisi graf dan donor

S ; klien mengatakan lukanya bengkak

O;

tampak luka di kaki kiri

Luka terlihat nekrotik

Luka ada pus

A; Kerusakan integritas kulit

P; Lakukan perawatan luka pagi dan sore

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 71: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

CATATAN PERKEMBANGAN PRE OP

Tanggal Diagnosa

Keperawatan

Implementasi Ealuasi

Infeksi b/d

adanya luka

terbuka dan

prosedur invasif

Memantau balutan klien

Melakukan perawatan luka dengan teknik

steril

Memantau suhu klien

Kolaborasi memberikan Ceftriaxone 2x1

gr

S: klien mengatakan nyeri pada kakinya

O:

Luka post op bengkak,

Suhu 37 °C

Luka tampak ditutup kasa

A; infeksi

P: ganti balutan per hari, pemberian antibiotic dua

kali per hari

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 72: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

CATATAN PERKEMBANGAN PRE OP

Tanggal Diagnosa

Keperawatan

Implementasi Ealuasi

18 Mei

2013

Ansietas b/d

prosedur

pembedahan

Mendorong klien mengekspresikan

perasannya

Memberikan informasi kepada klien

mengenai jadwal operasi klien tanggal 10

Mei 2013

Memberikan informasi kepada klien

mengenai operasi yang akan dijalani

Memberikan informasi kepada klien

mengenai prosedur persiapan operasi

Menganjurkan klien melakukan teknik

relaksasi napas

S:

Klien mengatakan berharap operasinya hasilnya

bagus

Klien mengatakan kecemasannya berkurang

setelah berbagi informsi

O: Ekspresi tegang

A; ansietas

P: anjurkan teknik relaksasi napas dalam

Hambatan

mobilitas

fisik b/d

luka terbuka

Mengkaji kekuatan otot

Melatih RPS aktif pada bagian tubuh yang

sehat dan RPS pasif pada bagian yang

sakit

Menganjurkan klien untuk sering

menggerakkan telapak dan jari kaki

kanannya

S:

Klien mengatakan nyeri jika kakinya digerakkan

O:

Klien apat melakukan RPS aktif pada bagian

tubuh yang sehat

Kekuatan otot 5555 5555

5555 1111

A: hambatan mobilitas fisik

P: anjurkan klien menggerakkan jari dan telapak kaki

kanan

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 73: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

CATATAN PERKEMBANGAN PRE OP

Tanggal Diagnosa

Keperawatan

Implementasi Ealuasi

18 Mei

2013

Nyeri b/d spasme

otot, gerakan

fragmen tulang,

post op ORIF dan

skin graf

Menanyakan keluhan nyeri pada klien

Melakukan elevasi kaki pada bagian yang

sakit dengan bantal

Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam

Memberikan ketorolac 1 ampul

S

Klien mengatakan skala nyeri 4 pada kaki kanan

Klien mengatakan nyeri berkurang setelah

melakukan teknik relaksasi napas dalam dan

pemberian ketorolac

O:

Klien terlihat kesakitan

Klien terlihat lebih tenang setelah melakukan

relaksasi napas dalam dan pemberian ketorolac

A: nyeri akut

P: anjurkan teknik relaksasi napas dalam jika nyeri,

kolaborasi pemberian ketorolac 3x/hari

Kerusakan

integritas kulit

berhubungan

dengan fraktur

terbuka, prosedur

invasif

kaji kulit untuk luka terbuka, kemerahan,

kelabu atau pucat, untuk

Berikan perawatan luka yang tepat

Tinggikan area graf, immobilisasi area bila

diindikasikan

Pertahankan balutan diatas area graf baru

Evaluasi warna sisi graf dan donor

S ; klien mengatakan lukanya bengkak

O;

tampak luka di kaki kiri

Luka terlihat nekrotik

Luka ada pus

A; Kerusakan integritas kulit

P; Lakukan perawatan luka pagi dan sore dengan

menggunakan madu

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 74: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

CATATAN PERKEMBANGAN PRE OP

Tanggal Diagnosa

Keperawatan

Implementasi Ealuasi

18 Mei

2013

Infeksi b/d

adanya luka

terbuka dan

prosedur invasif

Memantau balutan klien

Melakukan perawatan luka dengan teknik

steril

Memantau suhu klien

Kolaborasi memberikan Ceftriaxone 2x1

gr

S: klien mengatakan nyeri pada kakinya

O:

Luka post op bengkak,

Suhu 37 °C

Luka tampak ditutup kasa

A; infeksi

P: Lakukan perawatan luka 2x per hari, pemberian

antibiotic dua kali per hari

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 75: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

CATATAN PERKEMBANGAN POST OP

Tanggal Diagnosa

Keperawatan

Implementasi Ealuasi

22 Mei

2013

Ansietas b/d

prosedur

pembedahan

Mendorong klien mengekspresikan

perasannya

Memberikan informasi kepada klien

mengenai jadwal operasi klien tanggal 10

Mei 2013

Memberikan informasi kepada klien

mengenai operasi yang akan dijalani

Memberikan informasi kepada klien

mengenai prosedur persiapan operasi

Menganjurkan klien melakukan teknik

relaksasi napas

S:

Klien mengatakan berharap operasinya hasilnya

bagus

Klien mengatakan kecemasannya berkurang

setelah berbagi informsi

O: Ekspresi tegang

A; ansietas

P: anjurkan teknik relaksasi napas dalam

Hambatan

mobilitas

fisik b/d

luka terbuka

Mengkaji kekuatan otot

Melatih RPS aktif pada bagian tubuh yang

sehat dan RPS pasif pada bagian yang

sakit

Menganjurkan klien untuk sering

menggerakkan telapak dan jari kaki

kanannya

S:

Klien mengatakan nyeri jika kakinya digerakkan

O:

Klien apat melakukan RPS aktif pada bagian

tubuh yang sehat

Kekuatan otot 5555 5555

5555 1111

A: hambatan mobilitas fisik

P: anjurkan klien menggerakkan jari dan telapak kaki

kanan

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 76: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal Diagnosa

Keperawatan

Implementasi Ealuasi

22 Mei

2013

Nyeri b/d spasme

otot, gerakan

fragmen tulang,

post op ORIF dan

skin graf

Menanyakan keluhan nyeri pada klien

Melakukan elevasi kaki pada bagian yang

sakit dengan bantal

Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam

Memberikan ketorolac 1 ampul

S

Klien mengatakan skala nyeri 4 pada kaki kanan

Klien mengatakan nyeri berkurang setelah

melakukan teknik relaksasi napas dalam dan

pemberian ketorolac

O:

Klien terlihat kesakitan

Klien terlihat lebih tenang setelah melakukan

relaksasi napas dalam dan pemberian ketorolac

A: nyeri akut

P: anjurkan teknik relaksasi napas dalam jika nyeri,

kolaborasi pemberian ketorolac 3x/hari

Kerusakan

integritas kulit

berhubungan

dengan fraktur

terbuka, prosedur

invasif

kaji kulit untuk luka terbuka, kemerahan,

kelabu atau pucat, untuk

Berikan perawatan luka yang tepat

Tinggikan area graf, immobilisasi area bila

diindikasikan

Pertahankan balutan diatas area graf baru

Evaluasi warna sisi graf dan donor

S ; klien mengatakan lukanya bengkak

O;

tampak luka di kaki kiri

Luka terlihat nekrotik

Luka ada pus

A; Kerusakan integritas kulit

P; Lakukan perawatan luka pagi dan sore

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 77: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

CATATAN PERKEMBANGAN POST OP

Tanggal Diagnosa

Keperawatan

Implementasi Ealuasi

22 Mei

2013

Infeksi b/d

adanya luka

terbuka dan

prosedur invasif

Memantau balutan klien

Melakukan perawatan luka dengan teknik

steril

Memantau suhu klien

Kolaborasi memberikan Ceftriaxone 2x1

gr

S: klien mengatakan nyeri pada kakinya

O:

Luka post op bengkak,

Suhu 37 °C

Luka tampak ditutup kasa

A; infeksi

P: ganti balutan per hari, pemberian antibiotic dua

kali per hari

Risiko defisit

volume cairan

Observasi tanda vital, pengisian kapiler

dan kekuatan nadi perifer

Perkirakan drainage luka dan

kehilangan yang tak nampak

Kolaborasi: penggantian cairan intra

vena

S; klien mengatakan haus

O:

tampak perdarahan 50 ml setiap penggantian

alas luka

HB 7,5 gr/ dl

Conjungtiva anemis

CRT < 3 detik

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 78: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

CATATAN PERKEMBANGAN POST OP

Tanggal Diagnosa

Keperawatan

Implementasi Ealuasi

22 Mei

2013

Risiko gangguan

perfusi jaringan

perifer

Evaluasi adanya/ kualitas perifer distal terhadap

cedera melalui palpasi. Bandingkan dgn yang

tidak sakit

Kaji aliran kapiler, warna kulit dan kehangatan

distal pd fraktur.

Perhatikan perubahan fungsi motor/ sensori.

Minta pasien untuk melokalisasi nyeri/

ketidaknyamanan.

S:

Klien mengatakan kaki nya baal

Klien mengatakan kakinya bengkak

O;

Edema

Pulsasi dorsalis pedis –

CRT > 3 detik

A: Risiko gangguan perfusi jaringan perifer

P;

Lakukan elevasi kaki

Kaji pulsasi dorsalis pedis, CRT, warna kulit

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 79: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

CATATAN PERKEMBANGAN POST OP

Tanggal Diagnosa

Keperawatan

Implementasi Ealuasi

23 Mei

2013

Ansietas b/d

prosedur

pembedahan

Mendorong klien mengekspresikan

perasannya

Memberikan informasi kepada klien

mengenai jadwal operasi klien tanggal 10

Mei 2013

Memberikan informasi kepada klien

mengenai operasi yang akan dijalani

Memberikan informasi kepada klien

mengenai prosedur persiapan operasi

Menganjurkan klien melakukan teknik

relaksasi napas

S:

Klien mengatakan berharap operasinya hasilnya

bagus

Klien mengatakan kecemasannya berkurang

setelah berbagi informsi

O: Ekspresi tegang

A; ansietas

P: anjurkan teknik relaksasi napas dalam

Hambatan

mobilitas

fisik b/d

luka terbuka

Mengkaji kekuatan otot

Melatih RPS aktif pada bagian tubuh yang

sehat dan RPS pasif pada bagian yang

sakit

Menganjurkan klien untuk sering

menggerakkan telapak dan jari kaki

kanannya

S:

Klien mengatakan nyeri jika kakinya digerakkan

O:

Klien apat melakukan RPS aktif pada bagian

tubuh yang sehat

Kekuatan otot 5555 5555

5555 1111

A: hambatan mobilitas fisik

P: anjurkan klien menggerakkan jari dan telapak

kaki kanan

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 80: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal Diagnosa

Keperawatan

Implementasi Ealuasi

23 Mei

2013

Nyeri b/d spasme

otot, gerakan

fragmen tulang,

post op ORIF dan

skin graf

Menanyakan keluhan nyeri pada klien

Melakukan elevasi kaki pada bagian yang

sakit dengan bantal

Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam

Memberikan ketorolac 1 ampul

S

Klien mengatakan skala nyeri 4 pada kaki kanan

Klien mengatakan nyeri berkurang setelah

melakukan teknik relaksasi napas dalam dan

pemberian ketorolac

O:

Klien terlihat kesakitan

Klien terlihat lebih tenang setelah melakukan

relaksasi napas dalam dan pemberian ketorolac

A: nyeri akut

P: anjurkan teknik relaksasi napas dalam jika nyeri,

kolaborasi pemberian ketorolac 3x/hari

Kerusakan

integritas kulit

berhubungan

dengan fraktur

terbuka, prosedur

invasif

kaji kulit untuk luka terbuka, kemerahan,

kelabu atau pucat, untuk

Berikan perawatan luka yang tepat

Tinggikan area graf, immobilisasi area bila

diindikasikan

Pertahankan balutan diatas area graf baru

Evaluasi warna sisi graf dan donor

S ; klien mengatakan lukanya bengkak

O;

tampak luka di kaki kiri

Luka terlihat kehitaman

A; Kerusakan integritas kulit

P; Lakukan perawatan luka pagi dan sore

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 81: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

CATATAN PERKEMBANGAN POST OP

Tanggal Diagnosa

Keperawatan

Implementasi Ealuasi

23 Mei

2013

Infeksi b/d

adanya luka

terbuka dan

prosedur invasif

Memantau balutan klien

Melakukan perawatan luka dengan teknik

steril

Memantau suhu klien

Kolaborasi memberikan Ceftriaxone 2x1

gr

S: klien mengatakan nyeri pada kakinya

O:

Luka post op bengkak,

Luka tampak kehitaman

A; infeksi

P: ganti balutan per hari, pemberian antibiotic dua

kali per hari, kolaborasi af area donor

Risiko defisit

volume cairan

Observasi tanda vital, pengisian kapiler

dan kekuatan nadi perifer

Perkirakan drainage luka dan

kehilangan yang tak nampak

Kolaborasi: penggantian cairan intra

vena

S; klien mengatakan haus

O:

tampak perdarahan 50 ml setiap penggantian

alas luka

HB 7,5 gr/ dl

Conjungtiva anemis

CRT < 3 detik

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 82: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

CATATAN PERKEMBANGAN POST OP

Tanggal Diagnosa

Keperawatan

Implementasi Ealuasi

23 Mei

2013

Risiko gangguan

perfusi jaringan

perifer

Evaluasi adanya/ kualitas perifer distal

terhadap cedera melalui palpasi.

Bandingkan dgn yang tidak sakit

Kaji aliran kapiler, warna kulit dan

kehangatan distal pd fraktur.

Perhatikan perubahan fungsi motor/

sensori. Minta pasien untuk

melokalisasi nyeri/ ketidaknyamanan.

S:

Klien mengatakan kaki nya baal

Klien mengatakan kakinya bengkak

O;

Edema

Pulsasi dorsalis pedis –

CRT > 3 detik

A: Risiko gangguan perfusi jaringan perifer

P;

Lakukan elevasi kaki

Kaji pulsasi dorsalis pedis

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 83: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

CATATAN PERKEMBANGAN POST OP

Tanggal Diagnosa

Keperawatan

Implementasi Ealuasi

24 Mei

2013

Ansietas b/d

prosedur

pembedahan

Mendorong klien mengekspresikan

perasannya

Memberikan informasi kepada klien

mengenai jadwal operasi klien tanggal 10

Mei 2013

Memberikan informasi kepada klien

mengenai operasi yang akan dijalani

Memberikan informasi kepada klien

mengenai prosedur persiapan operasi

Menganjurkan klien melakukan teknik

relaksasi napas

S:

Klien mengatakan berharap operasinya hasilnya

bagus

Klien mengatakan kecemasannya berkurang

setelah berbagi informsi

O: Ekspresi tegang

A; ansietas

P: anjurkan teknik relaksasi napas dalam

Hambatan

mobilitas

fisik b/d

luka terbuka

Mengkaji kekuatan otot

Melatih RPS aktif pada bagian tubuh yang

sehat dan RPS pasif pada bagian yang

sakit

Menganjurkan klien untuk sering

menggerakkan telapak dan jari kaki

kirinya

S:

Klien mengatakan nyeri jika kakinya digerakkan

O:

Klien apat melakukan RPS aktif pada bagian

tubuh yang sehat

Kekuatan otot 5555 5555

5555 1111

A: hambatan mobilitas fisik

P: anjurkan klien menggerakkan jari dan telapak

kaki kanan

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 84: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

CATATAN PERKEMBANGAN POST OP

Tanggal Diagnosa

Keperawatan

Implementasi Ealuasi

24 Mei

2013

Nyeri b/d spasme

otot, gerakan

fragmen tulang,

post op ORIF dan

skin graf

Menanyakan keluhan nyeri pada klien

Melakukan elevasi kaki pada bagian yang

sakit dengan bantal

Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam

Memberikan ketorolac 1 ampul

S

Klien mengatakan skala nyeri 4 pada kaki kanan

Klien mengatakan nyeri berkurang setelah

melakukan teknik relaksasi napas dalam dan

pemberian ketorolac

O:

Klien terlihat kesakitan

Klien terlihat lebih tenang setelah melakukan

relaksasi napas dalam dan pemberian ketorolac

A: nyeri akut

P: anjurkan teknik relaksasi napas dalam jika

nyeri, kolaborasi pemberian ketorolac 3x/hari

Kerusakan

integritas kulit

berhubungan

dengan fraktur

terbuka, prosedur

invasif

kaji kulit untuk luka terbuka, kemerahan,

kelabu atau pucat, untuk

Berikan perawatan luka yang tepat

Tinggikan area graf, immobilisasi area bila

diindikasikan

Pertahankan balutan diatas area graf baru

Evaluasi warna sisi graf dan donor

S ; klien mengatakan lukanya bengkak

O;

tampak luka di kaki kiri

luka terbuka (post area donor kehitaman)

telah di aff

A; Kerusakan integritas kulit

P; Lakukan perawatan luka pagi dan sore

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 85: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

CATATAN PERKEMBANGAN POST OP

Tanggal Diagnosa

Keperawatan

Implementasi Evaluasi

24 Mei

2013

Infeksi b/d

adanya luka

terbuka dan

prosedur invasif

Memantau balutan klien

Melakukan perawatan luka dengan teknik

steril

Memantau suhu klien

Kolaborasi memberikan Ceftriaxone 2x1

gr

S: klien mengatakan nyeri pada kakinya

O:

Luka post skin graf telah diaff

A; infeksi

P: Lakukan perawatan luka pagi dan sore,

pemberian antibiotic dua kali per hari,

Risiko defisit

volume cairan

Observasi tanda vital, pengisian kapiler

dan kekuatan nadi perifer

Perkirakan drainage luka dan

kehilangan yang tak nampak

Kolaborasi: penggantian cairan intra

vena

S; Sekarang darahnya tidak keluar lagi

O:

Lab HB 10.7 gr/dl

Perdarahan tidak ada

A: masalah tidak terjadi

P: Stop intervensi

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013

Page 86: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351602-PR-Indah Solihati.pdf · pada kasus fraktur . cruris sinistra di lantai i gps rsup. fatmawati. karya

CATATAN PERKEMBANGAN POST OP

Tanggal Diagnosa

Keperawatan

Implementasi Ealuasi

24 Mei

2013

Risiko gangguan

perfusi jaringan

perifer

Evaluasi adanya/ kualitas perifer distal

terhadap cedera melalui palpasi.

Bandingkan dgn yang tidak sakit

Kaji aliran kapiler, warna kulit dan

kehangatan distal pd fraktur.

Perhatikan perubahan fungsi motor/

sensori. Minta pasien untuk

melokalisasi nyeri/ ketidaknyamanan.

S:

Edema berkurang

Acral hangat

A: Masalah tidak terjadi

P;

Lakukan elevasi kaki

Kaji pulsasi dorsalis pedis

Analisis praktik ..., Indah Solihati, FIK UI, 2013