analisis penetapan harga produk dalam penerapan...

95
1 PENDAHULUAN Adanya persaingan di bidang industri membuat perusahaan memiliki banyak strategi guna menghadapi persaingan bisnis khususnya dalam hal penjualan produk dan atau jasa yang ditawarkan. Salah satu strategi yang digunakan adalah bundling. Yadav and Monroe (1993) state that bundling is the selling of two or more products and/or services at a single price. Definisi bundling adalah penjualan dua atau lebih produk barang maupun jasa dalam satu kesatuan harga. Dengan adanya pengikatan dua produk atau lebih, diharapkan dapat meningkatkan minat beli konsumen terhadap produk tersebut dibandingkan ketika konsumen harus membeli produk secara terpisah atau unbundling. Bakos dan Brynjolfsson (1999), mengatakan bahwa penawaran produk bundling akan menghasilkan keuntungan yang jauh lebih tinggi dibandingkan penawaran produk yang dijual secara terpisah. Menurut Adams dan Yellen (1976), strategi bundling dibagi menjadi tiga jenis yaitu pure bundling, mixed bundling, dan unbundling. Adams dan Yellen (1976) menyatakan bahwa penerapan strategi mixed bundling memiliki kelebihan dibandingkan dua strategi bundling yang lainnya dikarenakan strategi mixed bundling memberikan kesempatan yang lebih luas kepada konsumen sehingga konsumen dapat memilih untuk membeli produk sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga perusahaan akan cenderung menggunakan strategi mixed bundling dibandingkan dua strategi bundling lainnya. Central Cafe merupakan salah satu cafe yang terletak di Jalan Pandanaran No.309 Boyolali. Cafe ini menyediakan menu utama berupa berbagai macam

Upload: phamliem

Post on 04-May-2018

243 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

1

PENDAHULUAN

Adanya persaingan di bidang industri membuat perusahaan memiliki

banyak strategi guna menghadapi persaingan bisnis khususnya dalam hal

penjualan produk dan atau jasa yang ditawarkan. Salah satu strategi yang

digunakan adalah bundling. Yadav and Monroe (1993) state that bundling is the

selling of two or more products and/or services at a single price. Definisi

bundling adalah penjualan dua atau lebih produk barang maupun jasa dalam satu

kesatuan harga. Dengan adanya pengikatan dua produk atau lebih, diharapkan

dapat meningkatkan minat beli konsumen terhadap produk tersebut dibandingkan

ketika konsumen harus membeli produk secara terpisah atau unbundling. Bakos

dan Brynjolfsson (1999), mengatakan bahwa penawaran produk bundling akan

menghasilkan keuntungan yang jauh lebih tinggi dibandingkan penawaran produk

yang dijual secara terpisah.

Menurut Adams dan Yellen (1976), strategi bundling dibagi menjadi tiga

jenis yaitu pure bundling, mixed bundling, dan unbundling. Adams dan Yellen

(1976) menyatakan bahwa penerapan strategi mixed bundling memiliki kelebihan

dibandingkan dua strategi bundling yang lainnya dikarenakan strategi mixed

bundling memberikan kesempatan yang lebih luas kepada konsumen sehingga

konsumen dapat memilih untuk membeli produk sesuai dengan kebutuhannya.

Sehingga perusahaan akan cenderung menggunakan strategi mixed bundling

dibandingkan dua strategi bundling lainnya.

Central Cafe merupakan salah satu cafe yang terletak di Jalan Pandanaran

No.309 Boyolali. Cafe ini menyediakan menu utama berupa berbagai macam

Page 2: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

2

olahan daging atau steak. Mulai dari chicken steak dan beef steak. Selain itu,

Central Cafe juga menyediakan beberapa penawaran paket makanan yaitu paket

hemat 1 sampai 3. Paket 1 terdiri dari Chicken Crispy, Teh dan Nasi. Paket 2

terdiri dari Sirloin Crispy, Teh dan Nasi. Paket 3 terdiri dari Spaghetty dan Teh.

Masalah penelitian ini adalah bagaimana strategi bundling yang digunakan

Central Cafe Boyolali, bagaimana perbandingan laba atas produk yang ditawarkan

Central Cafe Boyolali, kemudian bagaimana perbandingan laba penjualan

sebelum menerapkan strategi bundling dengan laba penjualan setelah menerapkan

strategi bundling di Central Cafe Boyolali. Adapun persoalan penelitian ini adalah

bagaimana strategi bundling yang digunakan Central Cafe Boyolali? Yang kedua

adalah bagaimana perbandingan laba atas produk yang ditawarkan Central Cafe

Boyolali? Dan yang ketiga adalah bagaimana perbandingan laba penjualan

sebelum menerapkan strategi bundling dengan laba penjualan setelah menerapkan

strategi bundling di Central Cafe Boyolali?

Pemilihan cafe ini didasarkan pada alasan bahwa perhitungan harga pokok

penjualan yang ditawarkan tidak terlalu kompleks. Ada beberapa resto di Boyolali

seperti Soto Mbok Giyem, RTB, Penyet Surabaya, Penyet Merbabu, dll. Namun,

penulis memutuskan untuk meneliti Central Cafe dikarenakan cafe ini memiliki

pencatatan jumlah penjualan bulanan yang terkomputerisasi. Sedangkan beberapa

resto yang sudah disurvey oleh penulis belum memiliki pencatatan penjualan

bulanan yang baik. Adapun batasan operasional penelitian lainnya adalah data

yang diteliti berupa data hasil penjualan produk yang ditawarkan selama tiga

bulan yaitu bulan Februari sampai dengan April 2014. Pemilihan periode

Page 3: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

3

penelitian dari bulan Februari sampai April 2014 dikarenakan pada bulan tersebut

merupakan bulan dengan data penjualan terlengkap.

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi

bundling yang digunakan Central Cafe Boyolali. Dengan adanya informasi

tersebut, kemudian akan diketahui volume penjualan produk selama tiga bulan.

Dengan demikian akan diketahui laba atas penjualan produk yang ditawarkan.

Kemudian penulis dapat melihat perbandingan laba atas penjualan produk yang

ditawarkan oleh Central Cafe Boyolali. Setelah itu penulis akan membandingkan

laba penjualan produk di Central Cafe sebelum menerapkan strategi bundling

dengan laba penjualan produk setelah menerapkan strategi bundling.

Manfaat penelitian ini adalah bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat dalam memperdalam pengetahuan mengenai strategi bundling dan

kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan atau resto khususnya

dalam penelitian ini. Kemudian bagi Central Cafe sendiri khususnya pihak

manajemen, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan atau masukan

kepada bagian terkait di cafe tersebut untuk lebih mengetahui penjualan produk

mana yang dapat meningkatkan laba. Dan terakhir untuk pihak-pihak lain,

penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan acuan dan bahan

referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

Page 4: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

4

KERANGKA TEORITIS

Strategi Bundling

Menurut Adams dan Yellen (1976), strategi bundling dibagi menjadi tiga

jenis yaitu pure bundling, mixed bundling, dan unbundling. Pure bundling adalah

strategi dimana perusahaan menjual dua produk atau lebih dalam satu kesatuan

harga dan konsumen tidak dapat membeli salah satu produk secara terpisah.

Mixed bundling adalah strategi dimana perusahaan menjual dua produk atau lebih

dalam satu kesatuan harga dan konsumen memiliki keleluasaan untuk membeli

salah satu atau semua produk bundling tersebut. Kemudian unbundling adalah

strategi dimana perusahaan menjual produknya secara terpisah, tidak dalam satu

kesatuan harga yang terdiri dari dua produk atau lebih. Dari pengertian jenis

bundling tersebut, maka sangatlah penting dilakukan identifikasi mengenai jenis

bundling apa yang diterapkan oleh suatu perusahaan. Informasi tersebut berguna

untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi bundling tersebut dan

pengaruhnya terhadap laba atas penjualan produk yang ditawarkan suatu

perusahaan.

Menurut Yadav dan Monroe (1993), strategi bundling adalah penjualan dua

atau lebih produk barang maupun jasa dalam satu kesatuan harga. Guiltinan

(1987) state that bundling as “the practice of marketing two or more products

and/or services in a single package for a special price”. Hal tersebut berarti

bahwa secara umum harga produk bundling yang ditawarkan perusahaan lebih

murah dibandingkan produk yang dijual tanpa bundling. Menurut pendapat Arora

(2011), harga yang rendah dapat membuat pilihan produk bundling menjadi lebih

Page 5: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

5

menarik. Oleh karena itu konsumen akan lebih tertarik untuk membeli produk

bundling dengan harga yang lebih murah dibandingkan ketika konsumen harus

membeli salah satu produk secara terpisah. Tujuan bundling yaitu untuk

meningkatkan penjualan produk atau menarik minat konsumen untuk membeli

produk bundling dibandingkan produk unbundling. Bakos and Brynjolfsson

(1999) find that in a variety of circumstances, a multiproduct monopolist will

extract substantially higher profits by offering one or more bundles of information

goods than by offering the same goods separately. Mereka berpendapat bahwa

dalam berbagai situasi, monopoli multiproduk akan menghasilkan keuntungan

yang jauh lebih tinggi dengan penawaran satu atau lebih penjualan barang sistem

paket (bundling product) daripada dengan menawarkan barang yang sama secara

terpisah (unbundling product).

Arribas and Urbano (2004), state that mixed bundling refers to the practice

of offering consumers the option of buying goods separately or else packages of

them (at a discount over the single good price). Dengan strategi ini, konsumen

dihadapkan pada dua pilihan yaitu dapat membeli produk secara bersamaan

(bundling) ataupun secara terpisah (unbundling). Adams and Yellen (1976) state

that in the two goods case, offering both a two-goods bundle as well as the

individual items (mixed bundling) is typically optimal. Artinya bahwa penerapan

strategi mixed bundling memiliki kelebihan dibandingkan dua strategi bundling

yang lainnya dikarenakan strategi mixed bundling memberikan kesempatan yang

lebih luas kepada konsumen sehingga konsumen dapat memilih untuk membeli

produk sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga perusahaan akan cenderung

Page 6: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

6

menggunakan strategi mixed bundling dibandingkan dua strategi bundling

lainnya.

Harga Pokok Penjualan

Menurut Niswonger dan Warren (2000), harga pokok penjualan adalah

biaya untuk memproduksi barang yang terjual. Harga pokok penjualan untuk

perusahaan manufaktur meliputi pemakaian bahan baku, biaya tenaga kerja dan

biaya overhead pabrik. Harga pokok penjualan dapat dihitung dengan cara

persediaan awal barang jadi ditambah harga pokok produk dikurangi dengan

persediaan akhir barang jadi. Untuk persediaannya dapat ditentukan dengan

pencatatan persediaan menggunakan Perpetual Inventory Method dan Periodical

Inventory Method. Dalam metode perpetual untuk perusahaan manufaktur harga

pokok penjualan diperoleh dari Subsidiary Ledger Finish Goods. Metode

pencatatan perpetual mencatat jumlah persediaan secara terus menerus, sehingga

setiap saat jumlah persediaan dapat diketahui berdasarkan catatan akuntansinya.

Sedangan dalam metode periodik pada perusahaan manufaktur harga pokok

penjualan dihitung melalui Beginning Inventory. Pencatatan dengan metode

periodik dimana jumlah persediaan tidak dicatat secara terus menerus melainkan

hanya pada setiap akhir periode akuntansi.

Profit atau Laba

Profit atau laba dalam bahasa Indonesia disebut laba merupakan tolak ukur

yang digunakan suatu perusahaan guna menilai kinerja dan prestasi perusahaan

dalam mencapai tujuannya. Menurut Soemarso (2004) laba adalah selisih lebih

pendapatan atas beban sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan

Page 7: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

7

tersebut selama periode tertentu. Apabila pendapatan lebih besar daripada beban

maka perusahaan akan mendapatkan laba. Dan apabila sebaliknya, beban lebih

besar daripada pendapatan maka dapat dikatakan perusahaan mengalami kerugian.

Menurut Stice dan Skouen (2004) laba dalam hubungannya dengan

perhitungan laba-rugi terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

1. Laba kotor. Laba kotor yaitu selisih antara hasil penjualan dengan harga

pokok persediaan. Pengertian ini sejalan dengan pengertian laba kotor yang

dikemukakan Soemarso (2004), yang mengatakan bahwa laba kotor (gross

profit) adalah penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan.

2. Laba operasional. Laba operasional yaitu hasil dari aktivitas yang

termasuk rencana-rencana kecuali ada perubahan-perubahan besar dalam

ekonomi yang dapat diharapkan akan dicapai setiap tahun. Oleh karna angka

ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk hidup dan mencapai laba

yang pantas sebagai balas jasa pada pemilik modal.

3. Laba sebelum dikurangi pajak. Laba sebelum dikurangi pajak merupakan

laba operasi ditambah hasil usaha dan dikurangi biaya diluar operasi biasa.

Bagi pihak-pihak tertentu dalam hal pajak, angka itu adalah yang terpenting

karena jumlah ini menyatakan laba yang pada akhirnya dicapai perusahaan.

4. Laba sesudah pajak atau laba bersih. Laba sesudah pajak atau laba bersih

merupakan laba setelah dikurangi dengan pajak. Laba bersih dipindahkan

kedalam perkiraan laba ditahan atau Retainer Earning. Dalam perkiraan ini

akan diambil suatu jumlah tertentu untuk dibagikan sebagai deviden kepada

para pemegang saham.

Page 8: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

8

Menurut Mulyadi (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi laba, antara lain:

1. Biaya. Biaya yang dapat timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk

atau jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.

2. Harga Jual. Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya

volume penjualan produk atau jasa yang bersangkutan.

3. Volume penjualan dan produksi. Besarnya volume penjualan berpengaruh

terhadap volume produksi dan mempengaruhi besar kecilnya biaya

produksi.

Dapat dikatakan bahwa volume penjualan berpengaruh terhadap laba

perusahaan. Meningkatnya volume penjualan diharapkan dapat meningkatkan

laba perusahaan atas penjualan produknya. Volume penjualan sendiri dipengaruhi

oleh harga yang ditetapkan oleh perusahaan. Menurut Gitosudarmo (1999),

pengusaha perlu memikirkan tentang harga jual secara tepat karena harga yang

tidak tepat akan berakibat tidak menarik para pembeli untuk membeli atau

menggunakan jasa tersebut. Penetapan harga jual yang tepat tidak selalu berarti

bahwa harga haruslah ditetapkan rendah atau serendah mungkin karena banyak

konsumen yang mempertimbangkan harga dalam memakai sebuah jasa yang

ditawarkan. Ketika perusahaan ingin mencapai laba yang optimal, maka

pertimbangan akan penetapan harga sangatlah penting untuk diperhatikan guna

meningkatkan volume penjualan. Peningkatan volume penjualan inilah yang akan

berpengaruh terhadap peningkatan laba perusahaan.

Berdasarkan beberapa definisi dan jenis profit (laba) diatas serta kaitannya

dengan strategi bundling, maka dapat dikatakan bahwa dengan adanya penerapan

Page 9: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

9

strategi tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap peningkatan volume

penjualan atas produk bundling yang ditawarkan yang akan berimplikasi pada

peningkatan laba perusahaan. Dengan demikian, maka perusahaan dapat

menentukan penjualan produk manakah yang menghasilkan laba lebih tinggi.

Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini yang pertama adalah

penelitian yang dilakukan oleh Arora (2011). Dalam jurnalnya yang berjudul

“Bundling or unbundling frequently purchased products: a mixed method

approach”, terdapat beberapa kesimpulan yang dikemukakan. Poin-poin kualitatif

dari penelitian tersebut membantu memberikan pandangan yang lebih luas dalam

pengambilan keputusan konsumen. Jawaban-jawaban atas penelitian tersebut

membuktikan bahwa harga yang murah dapat membuat pilihan barang yang

dipaket lebih menarik. Penjualan sistem paket akan kurang menarik ketika

memasukkan item (komponen dalam paket) yang tidak diperlukan atau diinginkan

oleh konsumen. Diskon pada setiap item dalam sebuah paket (bundling product)

memungkinkan konsumen untuk mengetahui peluang penghematan atas setiap

produk yang dibeli. Penjualan sistem paket dengan harga pas akan membuat

konsumen menghemat waktu dan usaha dalam menghitung setiap potensi

penghematan dari pembelian produk secara individual (terpisah). Kartu hadiah

menjadi menarik karena konsumen dapat memilih pembelian apa yang tidak perlu

ditebus kembali. Potongan harga yang dilakukan dengan instan lebih disukai

konsumen karena pilihan ini membantu konsumen untuk tidak terpaku pada

penggunaan kartu hadiah atau voucher. Item gratis yang termasuk dalam

Page 10: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

10

penjualan sistem paket membuat pelanggan merasa mendapat keuntungan dalam

membeli produk utama. Menawarkan item gratis hendaknya lebih transparan

karena konsumen dapat segera memahami penghematan apa yang akan diperoleh.

Item gratis hanya akan menarik jika konsumen memang membutuhkan barang

tersebut. Dalam sorotan penelitian ini, Arora (2011) menyarankan pendekatan

yang lebih cermat ketika menawarkan harga paket. Item tambahan dalam paket

harus melengkapi produk utama dan secara luas harus sebanding dengan pola

penggunaan. Ketika produk berbeda, konsumen akan cenderung memilih membeli

item secara terpisah. Arora (2011) juga menyimpulkan bahwa item gratis bisa saja

lebih menarik sebagai pilihan diskon. Replikasi penelitian dalam bentuk produk

lain sangat dianjurkan terutama dalam hal mempertahankan minat konsumen.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Olderog dan Skiera

(Schmalenbach, 1984) yang berjudul “The Benefits of Bundling Strategies”

menganalisa dampak atas tiga strategi bundling (penjualan sistem paket) yaitu

unbundling, mixed bundling, dan pure bundling terhadap keuntungan dan

penjualan, dengan cara menggunakan penelitian simulasi berdasar pada model

penelitian yang dilakukan oleh Schmalensee (1984). Analisis mereka

menunjukkan dalam kondisi apa dan strategi manakah yang paling

menguntungkan, seberapa besar perbedaan keuntungan dan penjualan untuk

masing-masing strategi serta karakter apa yang sesuai dengan struktur harga yang

terkait. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diterangkan bahwa perbedaan yang

diamati dalam penelitian tersebut serta menghasilkan seperangkat implikasi pada

penerapan penyusunan harga. Menurut Olderog dan Skiera, strategi unbundling

Page 11: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

11

tidak mengurangi kondisi pengeluaran, karena harga tunggal produk yang optimal

tidak bisa kurang dari biaya variabel. Dalam pure bundling, adalah mungkin

untuk mentransfer surplus konsumen untuk satu produk ke produk lainnya. Dalam

hal ini harga reservasi produk atau RP (harga maksimum yang bersedia dibayar

konsumen) yang tinggi untuk satu produk dapat mengkompensasi RP yang rendah

untuk produk lainnya. Oleh karena itu, konsumen akan membeli produk bundling

meskipun RP mereka untuk produk tunggal lebih rendah dari biaya variabel.

Dalam mixed bundling, jika harga produk bundling ditetapkan tinggi, maka

konsumen akan memilih untuk membeli produk sebagai item yang terpisah.

Dalam penelitian ini menyatakan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi

manfaat harga bundling, yaitu korelasi antara harga reservasi produk (RP), tingkat

dari SMGP (Standard Mean Gross Profit) produk, dan komposisi SMGP produk.

Untuk membandingkan strategi bundling dengan strategi unbundling, mereka

menggunakan keuntungan unbundling sebagai titik acuan. Menurut Olderog dan

Skiera, penjualan pure bundling lebih rendah daripada penjualan untuk dua

strategi lainnya. Alasannya adalah bundling mengurangi heterogenitas permintaan

dalam kasus biaya variabel yang tinggi, produk dapat dijual hanya untuk beberapa

pelanggan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keuntungan yang

diberikan oleh strategi bundling pada dasarnya tergantung pada hubungan antara

RP dan biaya variabel (diukur dengan SMGP). Bundling hanya bermanfaat jika

RP melebihi biaya variabel. Strategi pure bundling kurang efektif dibandingkan

dua strategi lainnya karena peningkatan laba yang relatif kecil. Oleh karena itu,

Page 12: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

12

strategi unbundling harus digunakan. Dengan beralih dari unbundling untuk mixed

bundling, harga tunggal produk yang optimal dapat meningkat.

Berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Suwarni (2009) yang

berjudul “Marketing Mix Strategy dalam Meningkatkan Volume Penjualan”.

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa di dalam mengambil keputusan di

bidang marketing hampir selalu berkaitan dengan variabel-variabel merketing mix.

Oleh karena itu, marketing mix sangat penting dan dapat dipakai sebagai alat

pemasaran praktis. Tekanan utama dari marketing mix adalah pasar karena pada

akhirnya produk yang ditawarkan oleh perusahaan diarahkan ke pasar. Kebutuhan

pasar dipakai sebagai dasar untuk menentukan macam produknya, demikian pula

keadaan pasar terhadap berbagai macam alternatif harga, promosi dan distribusi.

Masalah tersebut menunjukkan perusahaan untuk mengalokasikan kegiatan

pemasarannya pada masing-masing variabel marketing mix.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian kualitatif

dengan menggunakan metode studi kasus. Di dalam penelitian ini objek

penelitiannya adalah salah satu cafe di Boyolali yaitu Central Cafe. Satuan

analisis dalam penelitian ini adalah Central Cafe Boyolali, dan satuan

pengamatannya adalah pengelola atau pemilik cafe tersebut.

Jenis Data, Sumber Data, Metode Pengumpulan Data, dan Analisis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara kepada

pengelola Central Cafe Boyolali. Wawancara tersebut dimaksudkan untuk

Page 13: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

13

mengetahui strategi bundling yang digunakan cafe tersebut dalam penjualan

produk yang ditawarkan. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini adalah

profil Central Cafe, dan semua data yang terkait dengan laporan keuangan dan

daftar harga makanan di Central Cafe Boyolali. Dalam penelitian ini sumber data

didapat dari pengelola Central Cafe Boyolali.

Teknik dan Langkah Analisis Data

Pendekatan Kualitatif

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah analisis

deskriptif. Teknik tersebut digunakan untuk mengumpulkan informasi guna

mengetahui strategi bundling yang digunakan cafe tersebut dalam menjual

produknya.

Pendekatan Kuantitatif

Untuk mengetahui perbandingan antara profit penjualan produk bundling

dengan penjualan produk unbundling. Akan dilakukan perhitungan harga pokok

penjualan pada produk ketika dijual secara bersamaan dan ketika dijual secara

terpisah. Sedangkan langkah analisis yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai

berikut:

1. Melakukan penelitian pendahuluan guna memastikan bahwa Central Cafe

Boyolali menerapkan strategi mixed bundling.

2. Membandingkan laba atas penjualan produk yang ditawarkan Central Cafe

Boyolali.

Page 14: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

14

3. Membandingkan laba penjualan produk sebelum menerapkan strategi bundling

dengan laba penjualan produk setelah menerapkan strategi bundling di Central

Cafe Boyolali.

4. Menarik kesimpulan dan menentukan penjualan produk manakah yang

menyumbang laba lebih besar di Central Cafe Boyolali.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Objek Penelitian

Central Cafe merupakan salah satu cafe yang terletak di Jalan Pandanaran

No.309 Boyolali, dengan nama pemilik Bapak Lindu Suwarno. Cafe ini didirikan

pada tanggal 9 Februari 2013 dengan mengusung konsep steak and coffee.

Pengelola cafe tersebut melakukan beberapa inovasi terhadap penyajian menu

tambahan yang berbeda agar ada unsur diferensiasi produk dengan cafe lain di

Boyolali.

Visi dan Misi Central Cafe adalah sebagai berikut:

Visi Central Cafe adalah menjadi restoran steak dengan pelayanan terbaik.

Untuk mencapai visi ini, Central Cafe selalu menjamin mutu produk-produknya,

memberikan pelayanan yang memuaskan, menawarkan kebersihan dan keamanan

produk pangan serta nilai-nilai tambah lainnya.

Misi Central Cafe:

1. Menjadi perusahaan terbaik bagi semua karyawan kami.

2. Menghadirkan pelayanan dengan sistem operasional yang unggul bagi setiap

konsumen kami.

Page 15: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

15

3. Terus mengalami perkembangan ke arah yang menguntungkan sebagai

sebuah brand, serta terus mengembangkan sistem operasional CENTRAL ke

arah yang lebih baik lagi lewat inovasi dan teknologi.

Strategi Bundling yang diterapkan Central Cafe Boyolali

Berdasarkan hasil wawancara kepada pengelola Central Cafe Boyolali,

terdapat beberapa makanan yang ditawarkan yaitu Chicken Crispy, Sirloin Crispy,

Spaghetty, Teh dan Nasi. Menu tersebut menjadi komponen dari menu paket dan

menu reguler yang ditawarkan cafe tersebut. Berdasarkan informasi tersebut,

maka dapat dilihat bahwa cafe tersebut menggunakan strategi mixed bundling

dalam penjualan produknya. Dimana konsumen dapat memilih menu makanan

yang dipaket (bundling) ataupun menu reguler yang menjadi komponen dari menu

paket tersebut (unbundling). Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang

terdapat pada lampiran 1 dan daftar menu cafe tersebut sebagaimana terdapat pada

lampiran 2.

Perbandingan Jumlah Penjualan Produk Bundling dan Unbundling Bulan

Februari sampai April 2014 Central Cafe Boyolali

Berdasarkan data penjualan bulan Februari sampai April 2014 yang

didapatkan dari Central Cafe Boyolali, maka produk bundling dan unbundling

dapat diklasifikasikan berdasarkan detail menu yang menjadi komponen

penawaran produk bundling. Berikut ini adalah tabel yang berisi klasifikasi

produk bundling dan unbundling yang diteliti beserta total penjualan perbulan

yang disajikan secara bersama-sama sehingga dapat dilihat perbandingan total

penjualan produk tersebut.

Page 16: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

16

Tabel 1 Perbandingan Penjualan Produk Bundling dan Unbundling

Bulan Februari sampai April 2014

Central Cafe Boyolali

Bulan No Keterangan

Total Penjualan

Produk

Bundling

Produk

Unbundling

Februari

1 Paket 1 (Chicken Crispy) 1075 936

2 Paket 2 (Sirloin Crispy) 1069 908

3 Paket 3 (Spaghetty) 682 592

Maret

1 Paket 1 (Chicken Crispy) 1217 1167

2 Paket 2 (Sirloin Crispy) 1192 1068

3 Paket 3 (Spaghetty) 885 603

April

1 Paket 1 (Chicken Crispy) 1251 1183

2 Paket 2 (Sirloin Crispy) 1210 1083

3 Paket 3 (Spaghetty) 889 611

Di dalam tabel 1, terlihat volume penjualan produk bundling mengalami

peningkatan setiap bulannya. Begitu pula dengan volume penjualan produk

unbundling yang mengalami peningkatan.

Berdasarkan klasifikasi produk bundling dan unbundling, maka dapat

direkapitulasi penjualan produk tersebut selama tiga bulan. Sehingga dari

penyajian kedua produk tersebut dapat dilihat perbandingan total penjualan

selama tiga bulan. Berikut ini tabel perbandingan yang menyajikan informasi

mengenai total penjualan produk bundling dan unbundling selama tiga bulan.

Tabel 2 Perbandingan Total Penjualan Produk Bundling dan Unbundling

Bulan Februari sampai April 2014

Central Cafe Boyolali

No Produk

Bundling

Total

Penjualan

Produk

Unbundling

Total

Penjualan

1 Paket 1 3543 Chicken Crispy 3286

2 Paket 2 3471 Sirloin Crispy 3059

3 Paket 3 2456 Spaghetty 1806

Saat data penjualan produk bundling dan unbundling selama tiga bulan

ditotal, maka terlihat pada tabel 2 bahwa total penjualan produk bundling lebih

Page 17: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

17

besar daripada total penjualan produk unbundling. Besarnya volume penjualan

tentunya akan berpengaruh terhadap laba yang dapat dihasilkan dari total

penjualan produk mixed bundling yang ditawarkan Central Cafe Boyolali.

Peningkatan volume penjualan dapat berimplikasi pada peningkatan laba yang

dihasilkan dari penjualan produk tersebut.

Perbandingan Laba Kotor Penjualan Produk Bundling dan Unbundling

Bulan Februari sampai April 2014 Central Cafe Boyolali

Dari hasil penjumlahan penjualan produk bundling dan perhitungan harga

pokok penjualan produk bundling yang terlampir pada lampiran 4 maka dapat

dihitung laba kotor produk bundling per bulan yang tersaji dalam tabel 3

Tabel 3 Rekap Laba Kotor Produk Bundling

Bulan Februari sampai April 2014

Central Cafe Boyolali

PRODUK BULAN LABA KOTOR

PAKET 1

FEB Rp2.925.500

MAR Rp3.815.400

APR Rp4.301.700

PAKET 2

FEB Rp1.789.800

MAR Rp2.341.300

APR Rp2.882.300

PAKET 3

FEB Rp3.093.500

MAR Rp4.241.900

APR Rp4.458.100

Page 18: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

18

Berdasarkan tabel 3, menunjukkan bahwa laba kotor Paket 1 sampai 3

selama bulan Februari sampai April mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan

adanya peningkatan volume penjualan selama bulan Februari sampai April.

Berdasarkan hasil penjumlahan penjualan produk unbundling dan

perhitungan harga pokok penjualan produk unbundling yang terlampir pada

lampiran 4 maka dapat dihitung laba kotor produk unbundling per bulan yang

tersaji dalam tabel 4

Tabel 4 Rekap Laba Kotor Produk Unbundling

Bulan Februari sampai April 2014

Central Cafe Boyolali

Produk Bulan Laba Kotor

Chicken Crispy

FEB Rp4.406.300

MAR Rp5.981.200

APR Rp6.428.300

Sirloin Crispy

FEB Rp2.430.000

MAR Rp3.176.300

APR Rp3.671.700

Spaghetty

FEB Rp2.994.300

MAR Rp3.208.300

APR Rp3.445.500

Tabel 4 menunjukkan bahwa laba kotor atas produk unbundling yang terdiri

dari Chicken Crispy, Sirloin Crispy dan Spaghetty pada bulan Februari sampai

April mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dikarenakan adanya

peningkatan volume penjualan dari Chicken Crispy, Sirloin Crispy dan Spaghetty

pada setiap bulannya.

Berdasarkan data jumlah penjualan produk mixed bundling yang telah

didapatkan dari Central Cafe Boyolali, dapat dilihat perbandingan laba kotor dari

produk bundling dan unbundling bulan Februari sampai April 2014. Berikut ini

adalah tabel perbandingan total laba kotor antara produk bundling dan unbundling

Page 19: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

19

Central Cafe Boyolali selama tiga bulan yaitu dari Februari sampai dengan April

2014.

Tabel 5 Perbandingan Laba Kotor Produk Mixed Bundling

Bulan Februari sampai April 2014

Central Cafe Boyolali

PRODUK BULAN

TOTAL FEB MAR APR

BUNDLING Rp7.808.800 Rp10.398.600 Rp11.642.100 Rp29.849.500

UNBUNDLING Rp11.556.600 Rp13.973.800 Rp14.779.500 Rp40.309.900

Tabel diatas menunjukkan bahwa total laba kotor produk unbundling lebih

besar daripada total laba kotor produk bundling pada bulan Februari sampai April

2014. Hal ini tentu bertolak belakang dengan pendapat dari Bakos dan

Brynjolfsson (1999) yang menyatakan bahwa penawaran produk bundling akan

menghasilkan keuntungan yang jauh lebih tinggi dibandingkan penawaran barang

yang sama secara terpisah (unbundling). Memang ketika dilihat dari perbandingan

total penjualan produk bundling dan unbundling, yang memiliki total penjualan

lebih tinggi adalah penjualan produk bundling. Hal ini tentu akan berimplikasi

pada besarnya laba yang dihasilkan. Sementara dari penelitian yang telah penulis

lakukan, didapatkan hasil bahwa total laba kotor untuk produk unbundling justru

lebih tinggi dibandingkan total laba kotor produk bundling.

Peningkatan volume penjualan produk bundling dan unbundling terbukti

berimplikasi pada peningkatan laba atas penjualan produk tersebut setiap

bulannya. Dari hasil rekapitulasi penjualan produk bundling dan unbundling

selama tiga bulan, dapat dilihat bahwa total penjualan produk bundling lebih besar

dibandingkan total penjualan produk unbundling. Namun, besarnya total

penjualan produk bundling tidak berarti menghasilkan laba yang lebih tinggi

Page 20: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

20

daripada laba yang dapat dihasilkan dari penjualan produk unbundling. Hal ini

berarti bahwa produk bundling tidak menyumbang laba yang lebih tinggi

dibandingkan dengan laba yang dihasilkan dari penjualan produk unbundling.

Berdasarkan data volume penjualan menunjukkan bahwa volume penjualan

produk bundling lebih tinggi daripada volume penjualan produk unbundling. Hal

ini menunjukkan bahwa minat konsumen untuk membeli produk bundling lebih

tinggi. Namun berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa laba produk

bundling lebih rendah daripada laba produk unbundling. Laba produk bundling

lebih rendah dibandingkan laba produk unbundling dikarenakan Central Cafe

menetapkan harga jual produk bundling lebih rendah dibandingkan harga jual

produk unbundling. Sementara harga pokok penjualan produk bundling dan

unbundling sama. Maka perlu adanya pengkajian ulang mengenai penetapan harga

jual produk bundling di Central Cafe Boyolali.

Pengkajian ulang terkait dengan perhitungan kenaikan total pendapatan atas

penjualan produk bundling dapat diketahui dengan menghitung Gross Profit

Margin (GPM). Gross profit margin merupakan perbandingan antara penjualan

bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan. Rasio ini menggambarkan laba

kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan. Rasio ini dapat dihitung dengan

rumus:

Berikut ini adalah perhitungan GPM berdasarkan data penjualan dan laba

kotor produk bundling Central Cafe Boyolali selama tiga bulan

Page 21: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

21

Tabel 6 Perhitungan Gross Profit Margin

Bulan Februari sampai April 2014

KET PENDAPATAN LABA KOTOR GPM

PAKET 1 Rp 42.516.000 Rp 11.042.600 26%

PAKET 2 Rp 48.594.000 Rp 7.013.400 14%

PAKET 3 Rp 27.016.000 Rp 11.793.500 44%

TOTAL Rp 118.126.000 Rp 29.849.500 25%

Dari tabel 6, diketahui total pendapatan atas penjualan produk bundling

selama tiga bulan sebesar Rp118.126.000 dengan total laba kotor sebesar

Rp29.849.500. Sehingga GPM yang didapat sebesar 25 persen. Hal ini berarti

bahwa setiap Rp1,- (satu rupiah) penjualan mampu menghasilkan laba kotor

sebesar Rp0,25.

Berdasarkan perhitungan GPM maka dapat dilakukan perhitungan estimasi

kenaikan total pendapatan atas penjualan produk bundling sehingga penjualan

untuk bulan berikutnya dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi dibandingkan

laba atas penjualan produk unbundling. Berikut ini adalah tabel yang berisi

perhitungan estimasi pendapatan produk bundling.

Tabel 7 Estimasi Total Pendapatan Produk Bundling

Berdasarkan Data Bulan Februari sampai April 2014

KET HPP KET

UNBUNDLING LABA

UNBUNDLING

ESTIMASI

MARGIN

LABA

BUNDLING PENDAPATAN

PAKET 1 31.473.400 CHICKEN 16.815.800 14.477.800 45.951.200

PAKET 2 41.580.600 SIRLOIN 9.278.000 19.127.100 60.707.700

PAKET 3 15.222.500 SPAGHETTY 9.648.100 7.002.300 22.224.800

TEH 2.324.000

NASI 2.244.000

TOTAL 88.276.500 40.309.900 46% 40.607.200 128.883.700

Tabel 7 berisi total harga pokok penjualan produk bundling selama tiga

bulan. Menurut Olderog dan Skiera (2000), untuk membandingkan strategi

bundling dengan strategi unbundling maka digunakan keuntungan unbundling

Page 22: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

22

sebagai titik acuan. Estimasi margin sebesar 46 persen didapatkan dari

penambahan margin sebesar 21 persen dari margin awal yang telah dihitung

sebesar 25 persen. Penambahan margin sebesar 21 persen akan menghasilkan

total laba kotor produk bundling sebesar Rp40.607.200. Penyajian laba produk

unbundling bertujuan sebagai patokan laba minimal yang harus dicapai dari

penjualan produk bundling. Sehingga untuk mencapai total laba kotor produk

bundling yang lebih tinggi daripada total laba kotor produk unbundling maka

diperlukan pendapatan atas penjualan produk bundling minimal sebesar

Rp128.883.700 selama tiga bulan yang didapatkan dari penjumlahan antara total

harga pokok penjualan dan total laba kotor produk bundling.

Berdasarkan estimasi total pendapatan yang telah didapatkan dari

perhitungan tabel 7, maka dapat diketahui estimasi harga jual produk bundling

sehingga akan menghasilkan laba yang lebih tinggi dibandingkan laba atas

penjualan produk unbundling. Berikut ini harga jual awal produk bundling beserta

penetapan harga baru produk bundling yang disajikan bersama-sama sehingga

dapat dilihat perbandingannya

Tabel 8 Penetapan Harga Baru Produk Bundling Berdasarkan Data

Penjualan Bulan Februari sampai April 2014

PAKET BULAN HPP LABA

BUNDLING PENDAPATAN PENJ.

HARGA

AWAL

PENETAPAN

HARGA BARU

1 FEB 9.974.500 3.835.600 12.173.800 1.075 Rp 12.000 Rp 13.000

MAR 10.788.600 5.002.300 15.876.900 1.217

APR 10.710.300 5.639.900 17.900.400 1.251

2 FEB 13.176.200 4.881.200 15.492.400 1.069 Rp 14.000 Rp 15.000

MAR 14.346.700 6.385.200 20.266.200 1.192

APR 14.057.700 7.860.700 24.949.000 1.210 3 FEB 4.408.500 1.836.700 5.829.900 682 Rp 11.000 Rp 12.000

MAR 5.493.100 2.518.600 7.993.800 885

APR 5.320.900 2.647.000 8.401.300 889

TOTAL 88.276.500 40.607.200 128.883.700 9.470 Rp 37.000 Rp 40.000

Page 23: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

23

Tabel 8 berisi penetapan harga baru produk bundling yang dihitung

berdasarkan hasil pendapatan yang telah dihitung sebelumnya. Dari tabel diatas

total harga baru disarankan lebih tinggi dari total harga jual awal produk bundling.

Sehingga penulis menyarankan untuk menaikkan harga jual sebesar Rp 1.000

untuk masing-masing paket sehingga untuk penjualan produk di bulan selanjutnya

akan menghasilkan laba produk bundling yang lebih tinggi daripada laba produk

unbundling.

Perbandingan Laba Kotor Produk Sebelum Penerapan Mixed Bundling

dengan Laba Kotor Produk Setelah Penerapan Mixed Bundling di Central

Cafe Boyolali

Central Cafe menerapkan penjualan sistem paket mulai bulan Januari 2014.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola Central Cafe, alasan Central Cafe

menerapkan penjualan sistem paket yaitu karena penjualan Chicken Crispy,

Sirloin Crispy, Spaghetty, Teh dan Nasi pada bulan sebelum menerapkan mixed

bundling mengalami penurunan. Pada tabel 9 di bawah ini berisi pendapatan dan

laba kotor kelima produk sebelum Central Cafe menerapkan strategi mixed

bundling, yaitu pada bulan Oktober 2013 sampai Desember 2013.

Page 24: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

24

Tabel 9 Pendapatan dan Laba Kotor Chicken Crispy, Sirloin Crispy,

Spaghetty, Teh dan Nasi Bulan Oktober sampai Desember 2013 di Central

Cafe Boyolali

NO PRODUK BULAN PENDAPATAN LABA KOTOR

1 CHICKEN CRISPY OKT Rp18.486.000 Rp7.487.200

NOV Rp18.057.000 Rp7.413.000

DES Rp17.771.000 Rp6.772.200

2 SIRLOIN CRISPY OKT Rp16.320.000 Rp3.399.200

NOV Rp15.900.000 Rp3.396.000

DES Rp15.765.000 Rp2.844.200

3 SPAGHETTY OKT Rp8.268.000 Rp1.810.700

NOV Rp8.040.000 Rp1.791.000

DES Rp7.968.000 Rp1.510.700

4 TEH OKT Rp2.630.000 Rp1.052.000

NOV Rp2.600.000 Rp1.040.000

DES Rp2.577.500 Rp1.031.000

5 NASI OKT Rp2.257.500 Rp903.000

NOV Rp2.225.000 Rp890.000

DES Rp2.207.500 Rp883.000

Pada tabel 9 terlihat volume penjualan kelima produk yang ditawarkan

Central Cafe mengalami penurunan setiap bulannya. Menurunnya volume

penjualan berdampak pada penurunan laba kotor produk setiap bulannya.

Penurunan volume penjualan ini menurut pengelola Central Cafe dikarenakan

minat konsumen yang juga menurun setiap bulannya. Karena alasan inilah

kemudian membuat Central Cafe akhirnya menerapkan strategi mixed bundling

dalam menjual produk Chicken Crispy, Sirloin Crispy, Spaghetty, Teh dan Nasi.

Penerapan mixed bundling diharapkan dapat meningkatkan minat konsumen yang

nantinya akan berpengaruh pada peningkatan volume penjualan, pendapatan atas

penjualan produk dan laba kotor kelima produk yang ditawarkan Central Cafe.

Page 25: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

25

Keputusan Central Cafe Boyolali dalam menerapkan strategi mixed bundling juga

terbukti dapat meningkatkan volume penjualan, pendapatan dan juga laba atas

penjualan produk yang ditawarkan. Tabel berikut ini berisi total laba kotor produk

Central Cafe Boyolali sebelum dan setelah menerapkan strategi mixed bundling.

Yaitu total laba kotor selama bulan Oktober sampai Desember 2013 dan bulan

Februari sampai April 2014.

Tabel 10 Perbandingan Laba Kotor Produk Sebelum dan Setelah Penerapan

Strategi Mixed Bundling di Central Cafe Boyolali

KET PRODUK LABA

KOTOR

TOTAL LABA

KOTOR

Sebelum Mixed Bundling Unbundling Rp42.223.200 Rp42.223.200

Setelah Mixed Bundling Bundling Rp29.849.500 Rp70.159.400

Unbundling Rp40.309.900

Tabel 10 berisi perbandingan total laba kotor produk sebelum dan setelah

menerapkan strategi mixed bundling di Central Cafe Boyolali. Berdasarkan tabel

diatas dapat dilihat bahwa total laba kotor produk setelah menerapkan mixed

bundling lebih besar daripada total laba kotor sebelum menerapkan mixed

bundling. Penerapan strategi mixed bundling sudah terbukti dapat meningkatkan

volume penjualan dan laba kotor produk yang sebelumnya sudah dijelaskan pada

pembahasan perbandingan volume penjualan dan perbandingan laba kotor produk

mixed bundling yang menunjukkan terjadinya peningkatan setiap bulannya, yaitu

bulan Februari sampai April 2014.

Page 26: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

26

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada pengelola Cetral Cafe

Boyolali, dapat ditarik kesimpulan bahwa Central Cafe Boyolali menggunakan

strategi mixed bundling dalam menawarkan produknya. Penggunaan strategi

mixed bundling dilakukan Central Cafe karena sebelum menerapkan strategi ini

penjualan dan laba kotor Chicken Crispy, Sirloin Crispy, Spaghetty, Teh dan Nasi

yang ditawarkan Central Cafe Boyolali mengalami penurunan setiap bulannya

yaitu dari bulan Oktober sampai Desember 2013. Setelah Central Cafe

menerapkan strategi mixed bundling, terlihat bahwa volume penjualan untuk

produk bundling lebih tinggi dibandingkan dengan volume penjualan produk

unbundling. Dengan tingginya volume penjualan produk bundling berimplikasi

kepada tingginya laba yang dihasilkan. Namun berdasarkan hasil penelitian, total

laba kotor untuk produk unbundling justru lebih tinggi daripada total laba kotor

produk bundling. Strategi mixed bundling memang berpengaruh terhadap laba

produk mixed bundling. Hal ini dibuktikan dari total penjualan produk bundling

yang lebih besar dibandingkan total penjualan produk unbundling. Namun,

besarnya total penjualan produk bundling belum tentu menghasilkan laba yang

lebih tinggi daripada laba yang dapat dihasilkan dari penjualan produk

unbundling.

Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dari penelitian ini adalah masih terbatasnya variabel yang

digunakan. Minimnya informasi yang menunjukkan faktor apa saja yang dapat

Page 27: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

27

mempengaruhi peningkatan maupun penurunan penjualan produk bundling dan

unbundling. Objek penelitian yang digunakan termasuk perusahaan berskala kecil.

Data yang diperoleh dari objek tersebut masih terbatas, yang hanya berupa data

hasil penjualan bulanan dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

Sehingga penulis harus melakukan perhitungan harga pokok penjualan terlebih

dahulu yang nantinya digunakan dalam menghitung laba atas produk bundling dan

unbundling yang ditawarkan.

Saran

Dengan penetapan harga yang dilakukan Central Cafe terhadap penjualan

produk bundling, ternyata total laba kotor yang dihasilkan belum cukup tinggi

ketika dibandingkan dengan total laba kotor atas penjualan produk unbundling.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang dapat diberikan

oleh penulis yaitu perlu adanya beberapa pertimbangan dan perhitungan dalam

menetapkan harga sehingga laba yang dihasilkan dari penjualan produk bundling

akan lebih besar daripada laba atas penjualan produk unbundling.

Dari hasil penelitian ini, penulis menyarankan untuk melakukan

penambahan profit margin minimal sebesar 21 persen dari margin awal sebesar

25 persen. Dengan penambahan profit margin sebesar 21 persen, maka akan

didapatkan pendapatan atas penjualan produk bundling sebesar Rp128.883.700.

Dengan begitu maka akan diperoleh laba kotor atas penjualan produk bundling

sebesar Rp40.607.200. Penulis menyarankan untuk menaikkan harga jual sebesar

Rp 1.000 pada masing-masing paket. Sehingga laba kotor produk bundling akan

Page 28: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

28

lebih besar dibandingkan laba kotor produk unbundling untuk penjualan di bulan

berikutnya.

Penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan

penelitian terkait dengan strategi bundling untuk menambahkan variabel guna

memprediksi laba yang ingin dicapai perusahaan, seperti minat konsumen,

keputusan pembelian, penetapan harga. Perlunya melakukan penelitian pada objek

berskala menengah atau besar. Sehingga dapat diperoleh data yang lebih lengkap

dan terinci.

Page 29: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

29

DAFTAR PUSTAKA

Adams, W.J. dan Yellen, J.L., 1976, Commodity Bundling and the Burden of

Monopoly, Quarterly Journal of Economics 90: 475-498.

Arora, R., 2011, Bundling or Unbundling Frequently Purchased Products: a

Mixed Method Approach, Journal of Consumer Marketing 28 (1): 67-75.

www.emeraldinsight.com/0736-3761.htm. 2 Februari 2014.

Arribas, U. dan Urbano, A., 2004, Mixed Bundling Strategies and Multiproduct

Price Competition, Journal of Economic : 1-49.

Bakos, Y. dan Brynjolfsson, E., 1999, Bundling Information Goods: Pricing,

Profits and Efficiency, http://www.gsm.uci.edu/-bakos/big/big.html. 26

Oktober 2013.

Chiambaretto, P. dan Dumez, H., 2012, The Role of Bundling in Firms’

Marketing Strategies: A Synthesis, Recherche et Applications en

Marketing 27 (2): 91-106.

Guiltinan, J., 1987, The Price Bundling of Services: a Normative Framework, The

Journal of Marketing 51 (2): 74-85.

http://www.emeraldinsight.com/search.htm?st1=bundling&ct=jnl&ec=1&

bf=1. 7 Maret 2014.

Lenggana, W., 2009, Pengaruh Volume Penjualan terhadap Laba Bersih pada

Penerbit Institut Teknologi Bandung, Perpustakaan UNIKOM,

http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptunikomp

p-gdl-wellylengg-16249. 21 Januari 2014.

Page 30: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

30

Niswonger, Warren, Reeve, Fees, 2000, Prinsip-prinsip Akuntansi, Edisi 19,

Penerjemah: Sirait A. Dan Gunawan H., Jilid I, Erlangga, Jakarta.

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5

&ved=0CEQQFjAE&url=http%3A%2F%2Fwww.library.upnvj.ac.id%2F

pdf%2F2d3akuntansi%2F207102024%2Fbab2.pdf&ei=8dDbU_PmHcSK

uATPk4C4BA&usg=AFQjCNEue3GfzonGcInpULItM0SNw0mgcA&sig

2=quoN9CGFLzDos7rZpoPK7Q. 16 Oktober 2013.

Olderog, T. dan Skiera, B., 2000, The Benefits of Bundling Strategies,

Schmalenbach Business Review 52: 137-159.

Stremersch, S. and Gerard, J.T., 2002, Strategic Bundling of Products and Prices :

A New Synthesis for Marketing, Journal of Marketing 66: 55-72.

Suwarni, 2009, Marketing Mix Strategy dalam Meningkatkan Volume Penjualan,

Jurnal Ekonomi Bisnis, No.1, Tahun XIV.

Yadav, M. dan Monroe, K., 1993, How Buyers Perceive Savings in a Bundle

Price: an Examination of a Bundle’s Transaction Value, Journal of

Marketing Research 30 (3): 350-358.

http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/77403. 15 Agustus 2013

http://jbptunikompp-gdl-titijayant-19667-4-kajianp-n.doc. 24 Oktober 2013

http://sibukkerjatugas.wordpress.com/2011/12/13/konsep-laba-income-concept/. 2

November 2013

http://dee4niena.blogspot.com/2011/01/kosep-laba-income-concept-definisi-

laba.html. 5 April 2014

Page 31: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

31

LAMPIRAN 1

DAFTAR PERTANYAAN

(INSTRUMEN PENELITIAN)

“ANALISIS STRATEGI MIXED BUNDLING DI CENTRAL CAFE

BOYOLALI”

Hari dan Tanggal Wawancara : 17 Mei 2014 dan 1 September 2014

Waktu : 20.00-21.00

Identitas Perusahaan :

1. Siapa nama pemilik Central Cafe?

Bp.Lindu Suwarno

2. Kapan Central Cafe didirikan?

Tanggal 9 Februari 2013

3. Apa saja klasifikasi makanan dan minuman yang ditawarkan?

Coffee & Steak

4. Ada berapa paket makanan yang ditawarkan?

3 Paket

5. Apa saja rincian paket yang ditawarkan?

Paket A, Paket B, Paket C

6. Apakah penjualan paket sudah ada sejak awal berdirinya cafe?

Tidak. Jadi dulu Sirloin, Chicken dan Spaghetty belum dipaket dengan Teh

dan Nasi. Masih menu reguler

7. Sejak kapan Central cafe menerapkan penjualan sistem paket?

Sejak bulan Januari 2014

8. Apa alasan Central Cafe menerapkan penjualan sistem paket?

Ya karena di Boyolali banyak sekali pelajar. Jadi kami menyesuaikan

harga jual dengan kemampuannya pelajar. Jadi kalau harga murah akan

lebih menarik minat pembeli. Kami mengharapkan dengan sistem paket

akan meningkatkan penjualan, sehingga nantinya akan meningkatkan

Page 32: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

32

keuntungan juga karena fokus kami memang ingin mendapatkan

keuntungan yang terus meningkat

9. Apakah setelah Central Cafe menerapkan penjualan sistem paket, penjualan

semakin meningkat?

Iya, terutama yang dipaket jadi lebih banyak yang membeli. Karena

harganya kan juga lebih murah

Pertanyaan mengenai komponen HPP Sirloin Steak, Chicken Steak, Spaghetty,

Teh dan Nasi sebelum penerapan penjualan sistem paket

1. Berapa harga beli bahan baku setiap penjualan per hari? Sebutkan sesuai

item bahan baku. Jika ada yang per mingggu tolong berikan keterangan

periode pembelian

Daging Sapi 82.000/kg x 2 kg

Ayam 34.000/kg x 3 kg

Spaghetty 14.000/500 gr x 1

Tepung Crispy 10.000/kg x 3 kg

Telur 14.000/kg x 1 kg

Bumbu Dapur 6.000/kg x 1 kg

Kentang 7.000/kg x 2 kg

Wortel 6.000/kg x 2 kg

Buncis 5.000/kg x 2 kg

Beras 8.500/kg x 2 kg

Teh 10.000/Px x 2 pax

Es Batu 5.000/10 Pcs

Brown Sauce 45.000/3 L x 1

Spaghetti Sauce 30.000 / 2 L x1

Keju 15.000/ Pck x 2

2. Biaya apa saja yang ditanggung dalam pembelian? Sebutkan! Misal biaya

bayar orang untuk membeli bahan.

Bensin 7.000

Parkir 3.000

Lain-lain 5.000

Page 33: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

33

3. Berapa biaya angkut bahan baku sampai di tempat produksi?

-/+ Rp.15.000

4. Apa saja bahan lain selain bahan baku yang digunakan? Misal saus,

tepung maizena, tomat, minyak sayur.

Saus Tomat, Saus Sambal, Merica, Garam

5. Berapa jumlah bahan penolong yang dibutuhkan? Sebutkan! Misal minyak

goreng, tepung,merica, gas.

Minyak Goreng, Gas, Saus Tomat, Saus Sambal, Merica, Garam

6. Berapa harga beli bahan penolong yang dibutuhkan? (misal: saus, merica)

Minyak Goreng 12.000

Gas 95.000

Saus Tomat 12.000

Saus Sambal 12.000

Merica 10.000

Garam 3.000

7. Berapa jumlah karyawan yang bekerja di Central Cafe?

10 Orang

8. Bagaimana sistem penggajian karyawan?

Payroll / Transfer

9. Berapa gaji karyawan yang bekerja di Central Cafe?

Rp.1.000.000

10. Berapa jumlah tenaga kerja yang tidak berhubungan langsung dengan

proses produksi? Misal cleaning servis, tukang parkir.

2 Orang ( Parkir )

11. Bagaimana sistem penggajian tenaga kerja tidak langsung yang

dipekerjakan Central Cafe? Misal per hari atau mingguan atau bulanan

--

12. Berapa upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja tidak langsung?

--

13. Berapa biaya telpon yang dikeluarkan setiap bulan?

-/+ Rp.500.000

Page 34: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

34

14. Berapa biaya listrik yang dikeluarkan setiap bulan?

-/+ Rp.700.000

15. Berapa biaya air yang dikeluarkan setiap bulan?

-/+ Rp.300.000

16. Berapa biaya air minum karyawan yang dikeluarkan setiap bulan?

-/+ Rp.500.000

17. Berapa biaya makan karyawan yang dikeluarkan cafe? (jika ada)

--

18. Berapa jumlah minyak goreng yang digunakan setiap bulan?

-/+ 100 Liter

19. Berapa harga beli minyak goreng per kilogram?

Rp.12.000

20. Berapa jumlah tabung gas yang digunakan cafe setiap bulan?

-/+ 15 Tabung

21. Berapa harga beli tabung gas yang digunakan (per tabung)?

Rp.95.000

Pertanyaan mengenai komponen HPP paket hemat dan reguler yang ditawarkan

1. Apa saja bahan baku yang ada dalam paket hemat yang ditawarkan?

Chicken, Sirloin, Spaghetti

2. Berapa harga beli bahan baku setiap penjualan per hari? Sebutkan sesuai

item bahan baku. Jika ada yang per mingggu tolong berikan keterangan

periode pembelian

Daging Sapi 90.000/kg x 4 kg

Ayam 38.000/kg x 4,5 kg

Spaghetty 14.000/500 gr x 2

Tepung Crispy 12.000/kg x 6 kg

Telur 15.000/kg x 1 kg

Bumbu Dapur 10.000/kg x 1 kg

Kentang 8.000/kg x 3 kg

Wortel 6.000/kg x 3 kg

Buncis 5.000/kg x 3 kg

Page 35: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

35

Beras 10.000/kg x 3 kg

Teh 10.000/Px x 3 pax

Es Batu 5.000/10 Pcs

Brown Sauce 60.000/3 L x 1

Spaghetti Sauce 32.000 / 2 L x1

Keju 16.000/ Pck x 3

3. Biaya apa saja yang ditanggung dalam pembelian? Sebutkan! Misal biaya

bayar orang untuk membeli bahan.

Bensin 7.000

Parkir 3.000

Lain-lain 5.000

4. Berapa biaya angkut bahan baku sampai di tempat produksi?

-/+ Rp.15.000

5. Apa saja bahan lain selain bahan baku yang digunakan dalam membuat

menu paket? Misal saus, tepung maizena, tomat, minyak sayur.

Saus Tomat, Saus Sambal, Merica, Garam

6. Berapa jumlah bahan penolong yang dibutuhkan? Sebutkan! Misal minyak

goreng, tepung,merica, gas.

Minyak Goreng, Gas, Saus Tomat, Saus Sambal, Merica, Garam

7. Berapa harga beli bahan penolong yang dibutuhkan? (misal: saus, merica)

Minyak Goreng 13.000

Gas 97.000

Saus Tomat 12.000

Saus Sambal 12.000

Merica 10.000

Garam 3.000

8. Berapa biaya telpon yang dikeluarkan setiap bulan?

-/+ Rp.500.000

9. Berapa biaya listrik yang dikeluarkan setiap bulan?

-/+ Rp.700.000

10. Berapa biaya air yang dikeluarkan setiap bulan?

Page 36: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

36

-/+ Rp.300.000

11.Berapa biaya air minum karyawan yang dikeluarkan setiap bulan?

-/+ Rp.600.000

12.Berapa jumlah minyak goreng yang digunakan setiap bulan?

-/+ 120 Liter

13.Berapa harga beli minyak goreng per kilogram?

Rp.13.000

14.Berapa harga beli tabung gas yang digunakan (per tabung)?

Rp.97.000

15.Apa saja barang pendukung proses produksi? Sebutkan! Misal kompor gas

Kompor Gas, Panci, Wajan,Hot plate, ladle,strainer, Rice Cooker

16.Berapa harga perolehan barang pendukung proses produksi?

Kompor 600.000x4 biaya pemeliharaan 6 bulan 1x

Kompor kecil 3 @250.000

Panci besar @200.000 jumlah 3

Grillpan 1 @150.000

Wajan besar @100.000 jumlah 1

Hotplate @50.000 jumlah 80

Ladle 2 @200.000

Strainer 2 @200.000

Rice cooker 4 @250.000

Untuk nasi 2, spaghetthy 1, saus spaghetthy 1

Bangunan cafe sewa 15.000.000 per tahun

Karyawan di bagian produksi ada 3 orang

Harga pokok penjualan teh dan nasi @1500

1 kg daging = 20 porsi steak

500 gr spaghetty = 2 pack = 26 porsi spaghetty

Page 37: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

37

LAPORAN PENJUALAN BULAN OKTOBER 2013

LAPORAN PENJUALAN BULAN NOVEMBER 2013

LAPORAN PENJUALAN BULAN DESEMBER 2013

Page 38: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

38

LAPORAN PENJUALAN BULAN APRIL 2014

PENJUALAN BULAN MARET 2014

PENJUALAN BULAN FEBRUARI 2014

Page 39: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

39

VISI & MISI CENTRAL

A. VISI

Visi CENTRAL adalah menjadi restoran steak dengan pelayanan terbaik.

Untuk mencapai visi ini, CENTRAL selalu menjamin mutu produk-

produknya, memberikan pelayanan yang memuaskan, menawarkan

kebersihan dan keamanan produk pangan serta nilai-nilai tambah lainnya.

B. MISI

1. Menjadi perusahaan terbaik bagi semua karyawan kami.

2. Menghadirkan pelayanan dengan sistem operasional yang unggul bagi

setiap konsumen kami.

3. Terus mengalami perkembangan ke arah yang menguntungkan

sebagai sebuah brand, serta terus mengembangkan sistem operasional

CENTRAL ke arah yang lebih baik lagi lewat inovasi dan teknologi.

Page 40: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

40

LAMPIRAN 2

Gambar Menu Produk Bundling dan Unbundling

Page 41: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

41

Page 42: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

42

LAMPIRAN 3

TABEL BAHAN BAKU LANGSUNG PER HARI

NO KETERANGAN HARGA/Q SATUAN QUANTITY TOTAL HARGA

1 Daging Sapi Rp 90.000 Kilogram 4 Rp 360.000

2 Daging Ayam Rp 34.000 Kilogram 4,5 Rp 153.000

3 Spaghetty Rp 28.000 Kilogram 1 Rp 28.000

4 Tepung Crispy Rp 12.000 Kilogram 6 Rp 72.000

5 Telur Rp 15.000 Kilogram 1 Rp 15.000

6 Bumbu Dapur Rp 10.000 Kilogram 1 Rp 10.000

7 Kentang Rp 8.000 Kilogram 3 Rp 24.000

8 Wortel Rp 6.000 Kilogram 3 Rp 18.000

9 Buncis Rp 5.000 Kilogram 3 Rp 15.000

10 Beras Rp 10.000 Kilogram 3 Rp 30.000

11 Teh Rp 10.000 Pack 3 Rp 30.000

12 Es Batu Rp 5.000 Balok 10 Rp 50.000

13 Brown Sauce Rp 20.000 Liter 3 Rp 60.000

14 Spaghetty Sauce Rp 16.000 Liter 2 Rp 32.000

15 Keju Rp 16.000 Pack 3 Rp 48.000

16 Saus Tomat Rp 12.000 Liter 1 Rp 12.000

17 Saus Sambal Rp 12.000 Liter 1 Rp 12.000

18 Merica Rp 10.000 Bungkus 1 Rp 10.000

19 Garam Rp 3.000 Bungkus 1 Rp 3.000

20 Minyak Goreng Rp 13.000 Liter 4 Rp 52.000

21 Biaya Angkut Rp 15.000 Rp 15.000

TOTAL Rp 1.049.000

Page 43: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

43

LAMPIRAN 4

Perhitungan Harga Pokok Penjualan Produk Bundling dan Unbundling

PERHITUNGAN HPP CHICKEN

HPP CHICKEN BBL

Persediaan awal bahan baku

0

Pembelian bahan baku

daging ayam

153.000

tepung crispy

72.000/2

36.000

Telur

15.000/2

7.500

bumbu dapur

10.000/2

5.000

Kentang

40.000/2

12.000

Wortel

30.000/2

9.000

Buncis

25.000/2

7.500

brown sauce

60.000/2

30.000

Keju

96.000/3

16.000

saus tomat

12.000/3

4.000

saus sambal

12.000/3

4.000

Merica

10.000/3

3.300

Garam

3.000/3

1.000

minyak goreng

52.000/2

26.000

total pembelian bahan baku

314.300

biaya angkut pembelian

15000/3 5.000

pembelian bersih

319.300

jumlah bahan baku yang tersedia

319.300

persediaan akhir bahan baku

0

jumlah bahan baku yang digunakan

319.300

TKL

(3 karyawan x @1.000.000)/30 100.000

BOH

Listrik

(700000/30)/3 7.800

Air

(300000/30)/3 3.300

air minum karyawan

(600000/30)/3 6.600

Gas

(840000/30)/3 9.300

Bensin

(210000/30)/3 2.300

Parkir

(90000/30)/3 1.000

lain-lain

(150000/30)/3 1.700

total overhead

32.000

biaya produksi saat ini

451.300

ditambah: biaya awal barang dalam proses

0

jumlah biaya produksi

451.300

dukurangi: biaya akhir barang dalam proses

0

harga pokok produksi

451.300

barang tersedia untuk dijual

0

dikurangi: persediaan akhir barang jadi

0

harga pokok penjualan 451.300

Page 44: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

44

PERHITUNGAN HPP SIRLOIN

HPP SIRLOIN BBL

Persediaan awal bahan baku

0

Pembelian bahan baku

daging sapi

360.000

tepung crispy

72.000/2

36.000

Telur

15.000/2

7.500

bumbu dapur

10.000/2

5.000

Kentang

40.000/2

12.000

Wortel

30.000/2

9.000

Buncis

25.000/2

7.500

brown sauce

60.000/2

30.000

Keju

96.000/3

16.000

saus tomat

12.000/3

4.000

saus sambal

12.000/3

4.000

Merica

10.000/3

3.300

Garam

3.000/3

1.000

minyak goreng

52.000/2

26.000

total pembelian bahan baku

521.300

biaya angkut pembelian

5.000

pembelian bersih

526.300

jumlah bahan baku yang tersedia

526.300

persediaan akhir bahan baku

0

jumlah bahan baku yang digunakan

526.300

TKL

(3 karyawan x @1.000.000)/30 100.000

BOH

Listrik

(700000/30)/3 7.800

Air

(300000/30)/3 3.300

air minum karyawan

(600000/30)/3 6.600

Gas

(840000/30)/3 9.300

Bensin

(210000/30)/3 2.300

Parker

(90000/30)/3 1.000

lain-lain

(150000/30)/3 1.700

total overhead

32.000

biaya produksi saat ini

658.300

ditambah: biaya awal barang dalam proses

0

jumlah biaya produksi

658.300

dukurangi: biaya akhir barang dalam proses

0

harga pokok produksi

658.300

barang tersedia untuk dijual

0

dikurangi: persediaan akhir barang jadi

0

harga pokok penjualan 658.300

Page 45: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

45

PERHITUNGAN HPP SPAGHETTY

HPP SPAGHETTY

BBL

Persediaan awal bahan baku

0

pembelian bahan baku

Spaghetti

28.000

spaghetty sauce

32.000

Keju

96.000/3

16.000

saus tomat

12.000/3

4.000

saus sambal

12.000/3

4.000

Merica

10.000/3

3.300

Garam

3.000/3

1.000

total pembelian bahan baku

88.300

biaya angkut pembelian

5.000

pembelian bersih

93.300

jumlah bahan baku yang tersedia

93.300

persediaan akhir bahan baku

0

jumlah bahan baku yang digunakan

93.300

TKL

(3 karyawan x @1.000.000)/30 100.000

BOH

Listrik

(700000/30)/3 7.800

Air

(300000/30)/3 3.300

air minum karyawan

(600000/30)/3 6.600

Gas

(840000/30)/3 9.300

Bensin

(210000/30)/3 2.300

Parker

(90000/30)/3 1.000

lain-lain

(150000/30)/3 1.700

total overhead

32.000

biaya produksi saat ini

225.300

ditambah: biaya awal barang dalam proses

0

jumlah biaya produksi

225.300

dukurangi: biaya akhir barang dalam proses

0

harga pokok produksi

225.300

barang tersedia untuk dijual

0

dikurangi: persediaan akhir barang jadi

0

harga pokok penjualan 225.300

Page 46: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

46

LAMPIRAN 5

TABEL OVERHEAD

NO KETERANGAN BIAYA PER BULAN BIAYA PER HARI PEMBULATAN

1 Telpon Rp 500.000 Rp 16.667 Rp 16.700

2 Listrik Rp 700.000 Rp 23.333 Rp 23.300

3 Air Rp 300.000 Rp 10.000 Rp 10.000

4 Air minum karyawan Rp 600.000 Rp 20.000 Rp 20.000

5 Gas Rp 840.000 Rp 28.000 Rp 28.000

6 Bensin Rp 210.000 Rp 7.000 Rp 7.000

7 Parkir Rp 90.000 Rp 3.000 Rp 3.000

8 Sewa bangunan Rp 1.250.000 Rp 41.667 Rp 41.700

9 Lain-lain Rp 150.000 Rp 5.000 Rp 5.000

TOTAL Rp 4.640.000 Rp 154.700

Page 47: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

47

LAMPIRAN 6

Penjualan Produk Bundling dan Unbundling Februari sampai April 2014

Page 48: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

47

Page 49: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

48

Page 50: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

47

Lampiran 7

Perbandingan HPP, Harga Jual dan Laba Produk Bundling dan Unbundling Bulan

Februari sampai April 2014

Page 51: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

48

Page 52: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

49

Page 53: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

50

Page 54: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

51

Page 55: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

52

Page 56: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

53

Page 57: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

54

Page 58: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

55

Page 59: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

56

Page 60: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

57

Page 61: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

58

Page 62: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

59

Page 63: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

60

Page 64: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

61

Page 65: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

62

Page 66: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

63

Page 67: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

64

Page 68: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

65

Page 69: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

66

Page 70: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

67

Page 71: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

68

Page 72: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

69

Page 73: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

70

Page 74: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

71

Page 75: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

72

Page 76: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

73

Page 77: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

74

LAMPIRAN 8

Tabel Laba Penjualan Produk Unbundling Bulan Februari sampai April 2014

Page 78: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

75

Page 79: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

76

Page 80: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

77

Page 81: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

78

Page 82: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

79

Page 83: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

80

Page 84: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

81

Page 85: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

82

Page 86: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

84

Page 87: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

85

Page 88: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

86

Page 89: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

87

LAMPIRAN 9

Tabel Harga Jual Produk Sebelum Penerapan Strategi Mixed Bundling di Central

Cafe Boyolali

PRODUK HARGA JUAL

CHICKEN CRISPY Rp13.000

SIRLOIN CRISPY Rp15.000

SPAGHETTY Rp12.000

TEH Rp2.500

NASI Rp2.500

Page 90: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

88

LAMPIRAN 10

Tabel Bahan Baku Produk Sebelum Penerapan Strategi Mixed Bundling

NO KETERANGAN HARGA/Q SATUAN QUANTITY

TOTAL

HAR

GA

1 Daging Sapi Rp 82.000 Kilogram 2 Rp 164.000

2 Daging Ayam Rp 34.000 Kilogram 3 Rp 102.000

3 Spaghetty Rp 28.000 Kilogram 0,5 Rp 14.000

4 Tepung Crispy Rp 10.000 Kilogram 3 Rp 30.000

5 Telur Rp 14.000 Kilogram 1 Rp 14.000

6 Bumbu Dapur Rp 6.000 Kilogram 1 Rp 6.000

7 Kentang Rp 7.000 Kilogram 2 Rp 14.000

8 Wortel Rp 6.000 Kilogram 2 Rp 12.000

9 Buncis Rp 5.000 Kilogram 2 Rp 10.000

10 Beras Rp 8.500 Kilogram 2 Rp 17.000

11 Teh Rp 10.000 Pack 2 Rp 20.000

12 Es Batu Rp 5.000 Balok 10 Rp 50.000

13 Brown Sauce Rp 15.000 Liter 3 Rp 45.000

14 Spaghetty Sauce Rp 15.000 Liter 2 Rp 30.000

15 Keju Rp 15.000 Pack 3 Rp 45.000

16 Saus Tomat Rp 12.000 Liter 1 Rp 12.000

17 Saus Sambal Rp 12.000 Liter 1 Rp 12.000

18 Merica Rp 10.000 Bungkus 1 Rp 10.000

19 Garam Rp 3.000 Bungkus 1 Rp 3.000

20 Minyak Goreng Rp 12.000 Liter 4 Rp 48.000

21 Biaya Angkut Rp 15.000 Rp 15.000

TOTAL Rp 673.000

Page 91: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

89

LAMPIRAN 11

Tabel Perhitungan Harga Pokok Penjualan Produk Sebelum Penerapan Mixed

Bundling di Central Cafe Boyolali

HPP CHICKEN

BBL

Persediaan awal bahan baku

0

Pembelian bahan baku

daging ayam

102.000

tepung crispy

30.000/2

15.000

Telur

14.000/2

7.000

bumbu dapur

6.000/2

3.000

kentang

14.000/2

7.000

wortel

12.000/2

6.000

buncis

10.000/2

5.000

brown sauce

45.000/2

22.500

Keju

45.000/3

15.000

saus tomat

12.000/3

4.000

saus sambal

12.000/3

4.000

merica

10.000/3

3.300

garam

3.000/3

1.000

minyak goreng

48.000/2

24.000

total pembelian bahan baku

218.800

biaya angkut pembelian

15000/3 5.000

pembelian bersih

223.800

jumlah bahan baku yang tersedia

223.800

persediaan akhir bahan baku

0

jumlah bahan baku yang digunakan

223.800

TKL

(3 karyawan x @1.000.000) / 30 100.000

BOH

listrik

(700000/30)/3 7.800

Air

(300000/30)/3 3.300

air minum karyawan (500000/30)/3 5.600

Gas

(840000/30)/3 9.300

bensin

(210000/30)/3 2.300

parkir

(90000/30)/3

1.000

lain-lain

(150000/30)/3 1.700

total overhead

31.000

biaya produksi saat ini

354.800

ditambah: biaya awal barang dalam proses

0

jumlah biaya produksi

354.800

dukurangi: biaya akhir barang dalam proses

0

harga pokok produksi

354.800

barang tersedia untuk dijual

0

dikurangi: persediaan akhir barang jadi

0

harga pokok penjualan 354.800

Page 92: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

90

HPP SIRLOIN

BBL

Persediaan awal bahan baku

0

Pembelian bahan baku

daging sapi

164.000

tepung crispy

30.000/2

15.000

Telur

14.000/2

7.000

bumbu dapur

6.000/2

3.000

kentang

14.000/2

7.000

wortel

12.000/2

6.000

buncis

10.000/2

5.000

brown sauce

45.000/2

22.500

Keju

45.000/3

15.000

saus tomat

12.000/3

4.000

saus sambal

12.000/3

4.000

merica

10.000/3

3.300

garam

3.000/3

1.000

minyak goreng

48.000/2

24.000

total pembelian bahan baku

280.800

biaya angkut pembelian

15.000/3 5.000

pembelian bersih

285.800

jumlah bahan baku yang tersedia

285.800

persediaan akhir bahan baku

0

jumlah bahan baku yang digunakan

285.800

TKL

(3 karyawan x @1.000.000)/30 100.000

BOH

listrik

(700000/30)/3 7.800

Air

(300000/30)/3 3.300

air minum karyawan

(500000/30)/3 5.600

Gas

(840000/30)/3 9.300

bensin

(210000/30)/3 2.300

parkir

(90000/30)/3

1.000

lain-lain

(150000/30)/3 1.700

total overhead

31.000

biaya produksi saat ini

416.800

ditambah: biaya awal barang dalam proses

0

jumlah biaya produksi

416.800

dukurangi: biaya akhir barang dalam proses

0

harga pokok produksi

416.800

barang tersedia untuk dijual

0

dikurangi: persediaan akhir barang jadi

0

harga pokok penjualan 416.800

Page 93: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

91

HPP SPAGHETTY

BBL

Persediaan awal bahan baku

0

pembelian bahan baku

spaghetty

14.000

spaghetty sauce

30.000

Keju

45.000/3

15.000

saus tomat

12.000/3

4.000

saus sambal

12.000/3

4.000

merica

10.000/3

3.300

garam

3.000/3

1.000

total pembelian bahan baku

71.300

biaya angkut pembelian

5.000

pembelian bersih

76.300

jumlah bahan baku yang tersedia

76.300

persediaan akhir bahan baku

0

jumlah bahan baku yang digunakan

76.300

TKL

(3 karyawan x @1.000.000)/30 100.000

BOH

listrik

(700000/30)/3 7.800

Air

(300000/30)/3 3.300

air minum karyawan (600000/30)/3 6.600

Gas

(840000/30)/3 9.300

bensin

(210000/30)/3 2.300

parkir

(90000/30)/3

1.000

lain-lain

(150000/30)/3 1.700

total overhead

32.000

biaya produksi saat ini

208.300

ditambah: biaya awal barang dalam proses

0

jumlah biaya produksi

208.300

dukurangi: biaya akhir barang dalam proses

0

harga pokok produksi

208.300

barang tersedia untuk dijual

0

dikurangi: persediaan akhir barang jadi

0

harga pokok penjualan 208.300

Page 94: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

92

LAMPIRAN 12

Tabel Rekap Laba Kotor Penjualan Bulan Oktober sampai Desember 2013 di

Central Cafe Boyolali

PRODUK PENDAPATAN LABA KOTOR

CHICKEN CRISPY Rp54.314.000 Rp21.672.400

SIRLOIN CRISPY Rp47.985.000 Rp9.639.400

SPAGHETTY Rp24.276.000 Rp5.112.400

TEH Rp7.807.500 Rp3.123.000

NASI Rp6.690.000 Rp2.676.000

TOTAL Rp141.072.500 Rp42.223.200

Page 95: Analisis Penetapan Harga Produk Dalam Penerapan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7644/2/T1_232010180_Full... · kontribusi strategi ini terhadap peningkatan laba perusahaan

93