analisis penerimaan e-wallet di indonesia: studi kasus doku wallet

24
Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet Fathi, S. Departemen Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia, Kampus UI Salemba JL. Salemba Raya No. 4, Jakarta 10430 E-mail: [email protected] Abstrak Abstrak. Dari berbagai macam jenis pembayaran elektronik yang ada, salah satu jenisnya adalah e-wallet. Di Indonesia sudah banyak produk e-wallet yang dikeluarkan oleh pihak bank maupun pihak swasta. Doku, sebagai salah satu perusahaan payment gateway yang terbesar di Indonesia mempunyai sebuah produk e-wallet bernama Doku Wallet. Meskipun Doku Wallet sudah diluncurkan sejak akhir tahun 2012, penggunaannya oleh masyarakat Indonesia masih sangat minim. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang memengaruhi adopsi penggunaan Doku Wallet di Indonesia sebagai alternatif alat pembayaran. Data responden didapat dari pengisian form secara online di Google form, yang link-nya disebarkan melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, dan forum online. Target respondennya adalah orang yang pernah menggunakan Doku Wallet. Dari pengumpulan data selama satu bulan, mulai tanggal 5 April 2014 sampai 5 Mei 2014, terkumpul sebanyak 111 responden yang mengisi kuesioner. Data tersebut kemudian dianalisis dengan teknik multivariate structural equation modeling (SEM) menggunakan software LISREL 8. Hasil pengolahan data menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi penerimaan dari Doku Wallet adalah electronic word-of-mouth (e-WOM), trust, perceived risk, dan perceived ease of use. Acceptance Analysis of e-Wallet in Indonesia: A Case Study of Doku Wallet Abstract E-wallet is one type of electronic payment. In Indonesia there are so many e-wallet products, which are issued by banks and private sectors. Doku is one of the largest payment gateway companies in Indonesia, which have an e- wallet product called Doku Wallet. Although Doku Wallet was lauched in late 2012, its usage is very low in Indonesia. This study was conducted to determine factors that affect the adoption of Doku Wallet as an alternative payment method in Indonesia. Data were obtained from online questionnaire on Google form. Its link was advertised on social media, such as Facebook, Twitter, and online forums. The respondents are Doku Wallet users. The data were collected within one month from 5 April 2014 until 5 May 2014. There are 111 respondents, who filled out the questionnaire. Then the data was analyzed using LISREL 8, as a tool of a multivariate data analysis called structural equation modeling (SEM). The results shows that the factors affecting acceptance of Doku Wallet is electronic word-of-mouth (e-WOM), trust, perceived risk, and perceived ease of use. Keywords: Mobile payment, e-wallet, trust, risk, Doku Pendahuluan Perkembangan transaksi non-tunai memiliki peningkatan yang signifikan di seluruh dunia. Gambar 1 menjelaskan perkembangan pembayaran non-tunai secara global dari tahun 2007

Upload: syahrulfathi

Post on 01-Feb-2016

220 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

Abstrak. Dari berbagai macam jenis pembayaran elektronik yang ada, salah satu jenisnya adalah e-wallet. Di Indonesia sudah banyak produk e-wallet yang dikeluarkan oleh pihak bank maupun pihak swasta. Doku, sebagai salah satu perusahaan payment gateway yang terbesar di Indonesia mempunyai sebuah produk e-wallet bernama Doku Wallet. Meskipun Doku Wallet sudah diluncurkan sejak akhir tahun 2012, penggunaannya oleh masyarakat Indonesia masih sangat minim. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang memengaruhi adopsi penggunaan Doku Wallet di Indonesia sebagai alternatif alat pembayaran. Data responden didapat dari pengisian form secara online di Google form, yang link-nya disebarkan melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, dan forum online. Target respondennya adalah orang yang pernah menggunakan Doku Wallet. Dari pengumpulan data selama satu bulan, mulai tanggal 5 April 2014 sampai 5 Mei 2014, terkumpul sebanyak 111 responden yang mengisi kuesioner. Data tersebut kemudian dianalisis dengan teknik multivariate structural equation modeling (SEM) menggunakan software LISREL 8. Hasil pengolahan data menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi penerimaan dari Doku Wallet adalah electronic word-of-mouth (e-WOM), trust, perceived risk, dan perceived ease of use.

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet

Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet

Fathi, S.

Departemen Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia, Kampus UI Salemba JL.

Salemba Raya No. 4, Jakarta 10430

E-mail: [email protected]

Abstrak

Abstrak. Dari berbagai macam jenis pembayaran elektronik yang ada, salah satu jenisnya adalah e-wallet. Di

Indonesia sudah banyak produk e-wallet yang dikeluarkan oleh pihak bank maupun pihak swasta. Doku, sebagai

salah satu perusahaan payment gateway yang terbesar di Indonesia mempunyai sebuah produk e-wallet bernama

Doku Wallet. Meskipun Doku Wallet sudah diluncurkan sejak akhir tahun 2012, penggunaannya oleh

masyarakat Indonesia masih sangat minim. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang

memengaruhi adopsi penggunaan Doku Wallet di Indonesia sebagai alternatif alat pembayaran. Data responden

didapat dari pengisian form secara online di Google form, yang link-nya disebarkan melalui media sosial seperti

Facebook, Twitter, dan forum online. Target respondennya adalah orang yang pernah menggunakan Doku

Wallet. Dari pengumpulan data selama satu bulan, mulai tanggal 5 April 2014 sampai 5 Mei 2014, terkumpul

sebanyak 111 responden yang mengisi kuesioner. Data tersebut kemudian dianalisis dengan teknik multivariate

structural equation modeling (SEM) menggunakan software LISREL 8. Hasil pengolahan data menunjukan

bahwa faktor yang mempengaruhi penerimaan dari Doku Wallet adalah electronic word-of-mouth (e-WOM),

trust, perceived risk, dan perceived ease of use.

Acceptance Analysis of e-Wallet in Indonesia: A Case Study of Doku Wallet

Abstract

E-wallet is one type of electronic payment. In Indonesia there are so many e-wallet products, which are issued by

banks and private sectors. Doku is one of the largest payment gateway companies in Indonesia, which have an e-

wallet product called Doku Wallet. Although Doku Wallet was lauched in late 2012, its usage is very low in

Indonesia. This study was conducted to determine factors that affect the adoption of Doku Wallet as an

alternative payment method in Indonesia. Data were obtained from online questionnaire on Google form. Its link

was advertised on social media, such as Facebook, Twitter, and online forums. The respondents are Doku Wallet

users. The data were collected within one month from 5 April 2014 until 5 May 2014. There are 111

respondents, who filled out the questionnaire. Then the data was analyzed using LISREL 8, as a tool of a

multivariate data analysis called structural equation modeling (SEM). The results shows that the factors affecting

acceptance of Doku Wallet is electronic word-of-mouth (e-WOM), trust, perceived risk, and perceived ease of

use.

Keywords: Mobile payment, e-wallet, trust, risk, Doku

Pendahuluan

Perkembangan transaksi non-tunai memiliki peningkatan yang signifikan di seluruh dunia.

Gambar 1 menjelaskan perkembangan pembayaran non-tunai secara global dari tahun 2007

Page 2: Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet

hingga tahun 2011 (Capgemini, 2013). Pada tahun 2010 ke tahun 2011 memiliki peningkatan

sekitar 8,8% serta mencapai 307 triliun transaksi. Pertumbuhan tersebut dipimpin oleh

wilayah Eropa Tengah, Timur Tengah, Afrika, dan negara-negara Asia. Wilayah tersebut

memiliki total transaksi non-tunai yang kecil secara global, tetapi banyaknya investasi pada

sektor ini membantu wilayah tersebut memiliki perkembangan yang signifikan. Negara-

negara di wilayah Asia memiliki pangsa pasar terbanyak yaitu sebesar 6.5% secara global dan

meningkat 21.9% pada tahun 2011.

Gambar 1 Jumlah Transaksi Non-Tunai Berdasarkan Wilayah di Seluruh Dunia (Capgemini, 2013)

Ernst and Young (2011) menyatakan bahwa mobile payment services pada tahun 2014

memiliki nilai transaksi mencapai $245 triliun dan memiliki 340 juta pengguna di seluruh

dunia, yang sama totalnya dengan 5% dari semua pengguna mobile diseluruh dunia. Gambar 2

menjelaskan bahwa wilayah Asia Pasifik adalah wilayah yang memiliki persentase mobile

payment terbesar di dunia dibandingkan dengan wilayah lainnya.

Gambar 2 Prediksi Pengguna Mobile Payment Berdasarkan Wilayah pada Tahun 2009-2010 (Ernst &Young,

2011)

Doku adalah perusahaan payment gateway pertama di Indonesia yang berdiri sejak 2007.

Sebagai perusahaan payment gateway, Doku memiliki banyak jenis produk terkait bisnis

CAGR 07-11

Growth 09-10

Growth 10-11

Growth 10-11

Global 7.3% 6.0% 8.8% Emerging

Asia 20.0% 21.7% 22.1%

Developing 18.7%

CEMEA 26.2% 23.8% 21.9% Latin

America 15.0% 7.7% 14.4%

Mature Asia Pacific

10.2% 3.1% 11.0% Mature

6.2% Europe 4.2% 4.7% 4.2% North

America 3.8% 3.1% 6.4%

Page 3: Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet

modelnya. Khusus untuk bisnis mobile payment, Doku memfasilitasi konsumen dengan tiga

jenis pembayaran, yaitu melalui Doku Wallet, Credit Card dan Debit Card. Doku Wallet

diluncurkan di Indonesia pada akhir tahun 2012. Walaupun tergolong baru, tetapi merchant

yang bergabung untuk menggunakan Doku Wallet sudah banyak. Doku Wallet masih terus

memperbanyak merchant yang bersedia menerima pembayaran menggunakan Doku Wallet.

Hal tersebut membuat pengguna memiliki banyak pilihan merchant ketika berbelanja

menggunakan Doku Wallet. Dengan diluncurkannya Doku Wallet, diharapkan masyarakat di

Indonesia dapat menggunakan fasilitas ini untuk mempermudah pembayaran online maupun

offline.

Tabel 1 Pengguna yang mendaftar Doku Wallet pada tahun 2013

Bulan Pengguna

Januari 2013 246

Februari 2013 165

Maret 2013 158

April 2013 5.593

Mei 2013 326

Juni 2013 295

Juli 2013 1.315

Agustus 2013 394

September 2013 2.562

Oktober 2013 2.684

November 2013 4.125

Desember 2013 2.122

Total 19.985

Target Doku pada tahun 2013 yaitu memiliki 250.000 pengguna yang terdaftar pada Doku

Wallet. Tetapi kenyataanya hingga Februari 2014, Doku Wallet hanya memiliki 47.571

pengguna, yang berarti hanya mencapai 19% dari target perusahaan. Tabel 1.1 menjelaskan

statistik pengguna Doku Wallet yang terdaftar pada tahun 2013. Dapat dilihat terdapat

perbedaan yang cukup signifikan pada bulan April, Juli dan September. Hal tersebut terjadi

karena pada bulan April terdapat acara peluncuran belandja.com yang berkerja sama dengan

BNI serta ada tracerout party. Pada bulan Juli, kedatangan klub sepakbola Chelsea ke

Indonesia meningkatkan jumlah pendaftar Doku Wallet. Pada bulan setelah September, Doku

Wallet mengalami peningkatan yang lagi karena pada saat itu Doku Wallet bekerja sama

dengan provider Bolt 4G, sebagai penyedia layanan 4G pertama di Indonesia.

Page 4: Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet

Dari analisis permasalahan diatas dapat dilihat bahwa target Doku untuk memiliki pengguna

sebanyak 250.000 pengguna tidak tercapai. Untuk membantu penelitian ini tetap fokus pada

masalah, maka dibuatlah sebuah research question yaitu: Faktor-faktor apa yang

memengaruhi penerimaan Doku Wallet di masyarakat Indonesia?

Tinjauan Teoritis

Mobile Payment. E&Y (2011) melakukan pengelompokan untuk mobile payment

berdasarkan teknologi dan skenario. Berdasarkan teknologi, mobile payment terbagi menjadi

tiga bagian yaitu Short Messaging Service (SMS), Near Field Communication (NFC) dan

Mobile Internet. Untuk pembagian berdasarkan skenario, mobile payment dibagi menjadi

enam bagian yaitu payment type, use case, characteristics, examples, payment providers and

enablers, dan mobile operator participation.

e-Wallet. Mobile payment termasuk didalam kategori electronic wallet, yang termasuk

transaksi non-tunai, tidak menggunakan media seperti kartu, dan melakukan transaksi melalui

kanal elektronik (Amoroso, 2011). Berbeda dengan kartu debit atau kartu kredit, transaksi

menggunakan e-wallet tidak secara langsung melalui pihak ketiga atau intermediari

(Amoroso, 2011).

E-wallet semakin berkembang bukan karena mobile wallet digunakan untuk memfasilitasi e-

wallet, tetapi karena adanya mobile device yang dimiliki hampir semua orang dan ini memicu

penggunaan mobile device sebagai perantara untuk e-wallet (Olsen, 2011). Mobile payment

hadir bukan sebagai pengganti transaksi tunai, tetapi sebagai komplemen terhadap uang tunai

(Olsen, 2011). Suksesnya Paypal sebagai alat transaksi pada dunia e-commerce menunjukan

bahwa adanya kebutuhan di dunia e-commerce terhadap sebuah alat transaksi alternatif.

Lingkungan untuk e-wallet yang masih belum matang dan terbuka-lebarnya peluang untuk

terjun ke dunia e-wallet menimbulkan kompetisi bagi kalangan pebisnis. Lembaga bank

hingga non-Bank berbondong-bondong membuat produk e-wallet untuk dijual kepasaran.

Lingkungan e-wallet akhirnya semakin ramai dan semakin banyaknya kompetitor membuat

persaingan di dunia e-wallet semakin sengit.

TAM. Salah satu studi yang paling banyak untuk adopsi teknologi terhadap individu adalah

Technology Acceptance Model (TAM). Davis (1989) mengenalkan TAM untuk menjelaskan

tentang kebiasaan pengguna terhadap penggunaan komputer. Penelitian tersebut menjelaskan

bahwa TAM cocok untuk penerimaan pengguna terhadap komputer. Selain TAM sebenarnya

masih banyak metode lain mengenai adopsi pengguna. seperti uses and gratification atau

Page 5: Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet

diffusion of innovation, tetapi untuk penelitian mobile payment, TAM lebih cocok karena

dapat dimodifikasi sesuai faktor-faktor yang dibutuhkan pada adopsi penerimaan pengguna

(Shin, 2009).

TAM berasal dari theory of reasoned action yang menjelaskan bahwa attitude toward using

dan subjective norm memiliki pengaruh terhadap behavioral intention to use yang pada

akhirnya memengaruhi actual usage yang digambarkan pada Gambar 2.1. TAM adalah

metode yang pertama kali dapat mengaplikasikan faktor psikologis terhadap sistem informasi

dan adopsi komputer. Variabel utama dalam TAM yang paling memengaruhi pengguna untuk

menggunakan sebuah teknologi adalah perceived usefulness dan perceived easy of use (Davis,

1989). Penelitian sekarang banyak yang mengembangkan TAM dengan menambahkan faktor-

faktor yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan.

Penelitian Shin (2009) menyebutkan bahwa TAM memiliki keterbatasan terhadap adopsi

mobile wallet. Salah satunya adalah TAM tidak memerhatikan faktor pengaruh sosial

terhadap adopsi dari teknologi yang baru (Malhotra & Galletta, 1999). Kedua, TAM

menganggap bahwa memiliki hambatan untuk pengguna menggunakan teknologi tertentu jika

pengguna dihadapkan pada pilihan menggunakan atau tidak (Mathieson, Peacock, & Chin,

2001). Ketiga, TAM beranggapan bahwa hanya terdapat satu teknologi dan tidak

menghiraukan teknologi alternatif yang lain (Shin, 2009). Dari keterbatasan tersebut,

dibutuhkan modifikasi terhadap model TAM yang digunakan untuk adopsi pengguna mobile

payment. Modifikasi tersebut dilakukan agar mancakup sisi adopsi pengguna terhadap mobile

payment yang tidak dicakup pada model TAM yang biasa.

SEM. Structural Equation Modeling (SEM) adalah teknik yang menggunakan metode analisis

statistik multivariat terapan yang digunakan oleh berbagai kalangan (Pugesek & Tomer,

2003). Walaupun terdapat berbagai macam teknik yang muncul lebih awal, SEM lebih

menarik dari teknik yang lain. Hal tersebut karena terdapatnya banyak aplikasi khusus untuk

SEM seperti AMOS, EQS, LISREL, Mplus, Mx, RAMONA, SEPATH. Hal lain yang

membuat SEM semakin banyak digunakan adalah banyaknya publikasi yang menggunakan

teknik SEM. Hal tersebut memudahkan akses informasi terhadap SEM lebih mudah.

Shipley (2000) di dalam Pugesek & Tomer (2003) menyatakan SEM dalam arti luas sebagai

kumpulan hipotesis hubungan sebab akibat antara variabel dengan hipotesis komposit

berdasarkan pola dependensi statistik yang bersifat dependen. Hubungan ini dijelaskan oleh

parameter yang menunjukkan besarnya efek (secara langsung atau tidak langsung) variabel

independen (baik yang diamati atau laten) terhadap variabel dependen (baik diamati atau

laten) (Pugesek & Tomer, 2003).

Page 6: Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet

Penelitian Terkait. Chen dan Adams pada tahun 2005 melakukan penelitian tentang adopsi

pengguna terhadap mobile payment. Penelitian ini menggunakan TAM dan IDT sebagai dasar

teori yang digunakan. Gambar 2.2 adalah faktor-faktor yang digunakan oleh Chen dan Adams

yang terdiri dari perceived usefulness, perceived ease of use, attitude toward using,

behavioral intention to use, actual use of mobile payment, observability, compatibility, dan

trialability. Amoroso dan Watanabe pada tahun 2012 melakukan penelitian untuk adopsi

mobile wallet dengan studi kasus mobile Suica di Jepang. Penelitian ini menggunakan 12

variabel diantaranya perceived usefulness dan perceived ease of use, attitude toward using,

behavioral intention to use, actual usage, facilitating conditions, perceived security, trust,

perceived risk, perceieved value, social influence, dan attractiveness of alternatives yang

dimodelkan seperti gambar 2.3. Data yang digunakan di penelitian ini adalah hasil observasi

dari lingkungan Suica di Jepang.

Lai (2012) melakukan penelitian tentang penerimaan teknologi terhadap aplikasi e-wallet

untuk pembayaran biaya klinik. Penelitian ini menggunakan studi kasus untuk Taipei Easy

Card yang dikeluarkan oleh Easy Card Corporation di Taipei, Cina. Penelitian ini

menggunakan TAM sebagai framework penelitiannya dengan menambahkan variabel

technology experience selain variabel utama TAM. Gambar 2.5 adalah model TAM yang

telah dimodifikasi oleh Lai sesuai kebutuhan penelitian ini.

Guhr et al. (2013) melakukan penelitian tentang kesiapan konsumen terhadap penggunaan

mobile payment pada studi kasus di Finlandia, Jerman, Amerika, dan Jepang. Pada penelitian

ini dilakukan pengecekan technology readiness terhadap variabel TAM yaitu perceived

usefulness, perceived ease of use, dan intention to use.

Sahut pada tahun 2008 melakukan penelitian terhadap adopsi penggunaan e-wallet dengan

studi kasus Moneo. Moneo adalah e-wallet yang berasal dari Perancis yang diluncurkan pada

tahun 1999. Walaupun Moneo ada di setiap kartu bank di Perancis, tapi Moneo jarang

diaktifkan oleh penggunanya. Sahut menggunakan TAM untuk mengetahui adopsi

penggunaan Moneo di Perancis. Terdapat penambahan variabel eksternal pada TAM yang

digunakan oleh Sahut. Hal ini karena pertimbangan bahwa perceived usefulness harus ikut

serta sebagai pertimbangan penggunaan mobile payment yang pada akhirnya berhubungan

dengan perceived advantage.

Page 7: Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet

Kerangka Berpikir

Pengaruh perceived ease of use terhadap mobile payment. Dalam konteks e-wallet,

perceived ease of use mengarah ke cara pemakaian e-wallet. Dalam e-wallet, transaksi secara

offline hanya memerlukan informasi seperti nomor telepon dan token yang dibentuk oleh

sistem. Pada proses online, transaksi e-wallet khususnya pada Doku Wallet membutuhkan

akses akun Doku Wallet beserta pin-nya. Jika proses transaksi ini dianggap mudah oleh

pengguna, maka kemudahan ini dapat memengaruhi perceived usefulness dan attitude toward

using pengguna. Trust juga dapat terbentuk seiring banyaknya transaksi yang dilakukan oleh

pengguna karena kemudahan menggunakan e-wallet. Oleh karena itu dapat dibentuk hipotesis

mengenai perceived ease of use terhadap attitute toward using, perceived usefulness, dan trust

seperti:

H1a: Perceived ease of use memiliki dampak terhadap perceived usefulness

H1b: Perceived ease of use memiliki dampak terhadap attitude toward using

H1c: Perceived ease of use memiliki dampak terhadap trust

Pengaruh perceived usefulness terhadap mobile payment. Berdasarkan Davis (1989)

tentang definisi perceived usefulness tentang meningkatkan kinerja suatu aktifitas, dalam

konteks e-wallet makna kinerja adalah mengenai kemudahan proses transaksi yang dilakukan

oleh pengguna. Jika penggunaan e-wallet sangat mudah, maka pengguna dapat memilih

menggunakan e-wallet dibandingkan dengan uang tunai. Proses perhitungan transaksi dapat

lebih mudah jika menggunakan e-wallet, karena tidak perlu kuatir dengan jumlah kembalian.

Transaksi dengan nominal yang tidak ada pada uang tunai tetap dapat diproses. E-wallet juga

memfasilitasi pengguna yang tidak memiliki kartu kredit tetapi ingin bertransaksi secara

online. Berbagai kemudahan ini dapat meningkatkan kinerja transaksi pengguna yang pada

akhirnya memengaruhi attitude toward using dan behavioral intention to use pengguna. Jika

pengguna merasakan kemudahan menggunakan e-wallet, pengguna dapat terus menggunakan

e-wallet yang mengakibatkan frekuensi transaksi semakin banyak. Dengan adanya hubungan

antara perceived usefulness, attitude toward using, dan behavioral intention to use, maka

dapat dibentuk hipotesis seperti:

H2a: Perceived usefulness mempunyai pengaruh terhadap attitude toward using

H2b: Perceived usefulness mempunyai pengaruh terhadap behavioral intention to use

Pengaruh perceived risk terhadap mobile payment. Pada konteks e-wallet, menurut Luo et

al (2010) fokus kepada transaction security risk atau privacy risk. Pengguna sangat peduli

terhadap status transaksi serta informasi pribadi mereka. Jika transaksi yang dilakukan

Page 8: Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet

berhasil, maka tingkat kepuasan pengguna dapat meningkat. Tingkat kepuasan dapat

berpengaruh terhadap trust dan attitude toward using. Dengan kata lain, risk yang dihadapi

oleh pengguna dapat berpengaruh terhadap trust dan attitude toward using. Oleh karena itu

dapat disimpulkan bahwa perceived risk memiliki pengaruh terhadap attitude toward using

dan memiliki pengaruh terhadap trust.

H3a: Perceived risk mempunyai pengaruh terhadap trust

H3b: Perceived risk mempunyai pengaruh terhadap attitude toward using

Pengaruh perceived value terhadap mobile payment. Dalam e-wallet, value dapat berupa

keuntungan ketika menggunakan e-wallet seperti dapat membeli keperluan pengguna. Value

yang didapat memiliki kemungkinan mengakibatkan post purchased yang berarti

menggunakan e-wallet kembali. Ketika post purchased terjadi, maka kepercayaan terhadap e-

wallet dapat terbentuk. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa perceived value memiliki

pengaruh terhadap trust.

H4: Perceived value mempunyai pengaruh terhadap trust

Pengaruh electronic word-of-mouth (e-WOM) terhadap mobile payment. Dalam literatur

electronic word-of-mouth (e-WOM), kredibilitas informasi adalah faktor utama untuk sebuah

adopsi (Cheung, 2009). Cheung (2009) juga menyatakan bahwa e-WOM dari pengguna yang

sudah menggunakan produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap cross buying

decisions untuk individu terdekat mereka khususnya pada lingkungan mobile phone.

Lingkungan e-WOM yang bersifat personal dan secara langsung, adalah media yang sangat

persuasif karena dapat menimbulkan motif yang kuat terhadap attitude dan intention

(Okazaki, 2008). Di dalam Okazaki et al (2009), dinyatakan bahwa informasi mengenai suatu

produk akan mempengaruhi rasa kepercayaan seseorang terhadap produk tersebut. Dalam

konteks e-wallet, jika e-WOM yang diterima didapat dari individu terdekat pengguna, maka

dapat menimbulkan pengaruh yang sangat besar. Rasa percaya yang ditimbulkan dapat

memengaruhi individu terhadap keputusan menggunakan sebuah jasa atau produk. Dari fakta

diatas, dapat disimpulkan bahwa e-WOM memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap

buying decisions. e-WOM akan memengaruhi kepercayaan pengguna berdasarkan informasi

dari orang yang pernah menggunakan produk tersebut.

H5: e-WOM mempunyai pengaruh terhadap trust

Pengaruh trust terhadap mobile payment. Di dalam konteks mobile payment, mobile

costumers merasa tidak yakin dengan vendor dan output dari transaksi yang terjadi pada

mobile handset (Siau & Shen, 2003). Mobile vendors seharusnya membantu membangun

kepercayaan terhadap website yang digunakan dan internet sebagai medium transaksi yang

Page 9: Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet

aman (liu et al., 2005). Ketika masuk ke dalam konteks mobile wallet, trust menjadi sangat

penting karena risiko kehilangan uang sangat besar. Hal ini menjadi halangan untuk adopsi

mobile payment. Hal tersebut terjadi karena kurangnya informasi mengenai kerentanan pada

mobile payment (Shin, 2009). Jika trust pengguna dapat dibangun, maka pengguna tidak

kuatir tentang risiko yang dapat terjadi. Pada akhirnya mereka mulai menggunakan mobile

payment tanpa kuatir. Hal tersebut yang memengaruhi sikap pengguna untuk menggunakan

mobile payment (attitude toward using). Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa:

H6a: Trust mempunyai pengaruh terhadap perceived usefulness

H6b: Trust mempunyai pengaruh terhadap attitude toward using

Pengaruh attitude toward using terhadap mobile payment. Hubungan antara attitude

dengan intention sudah dibuktikan oleh Shin & Kim (2008). Dalam konteks e-wallet,

intention untuk menggunakan e-wallet sangat bergantung terhadap attitude toward using e-

wallet karena jika attitude pengguna terhadap e-wallet negatif, maka intention untuk

menggunakan e-wallet juga berakibat negatif yang pada akhirnya pengguna tidak

menggunakan e-wallet. Begitu juga sebaliknya, jika attitude yang dimiliki positif, maka

intention untuk menggunakan e-wallet berdampak positif dan pada akhirnya pengguna

menggunakan e-wallet. Dari kesimpulan tersebut dapat dibuat hipotesis yaitu attitude toward

using memengaruhi behavioral intention to use.

H7: Attitude toward using mempunyai pengaruh terhadap behavioral intention to use.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka penulis membentuk sebuah

kerangka penelitian sebagai kerangka acuan pada penelitian ini yang dimodelkan pada

Gambar 3.

Gambar 3 Kerangka Penelitian

Page 10: Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet

Metodologi Penelitian

Identifikasi, Pemilihan, dan Perumusan Masalah. Pada tahap ini dilakukan identifikasi,

pemilihan, dan perumusan masalah. Proses ini dilakukan dengan cara pengumpulan data awal

dan wawancara awal untuk menemukan permasalahan secara garis besar. Data awal yang

telah terkumpul, dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui secara detail akar permasalahan

yang dihadapi. Untuk membantu fokus penelitian, dibuatlah sebuah research question agar

penelitian ini tetap fokus pada inti permasalahan.

Studi Literatur. Tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan beberapa literatur yang terkait

dengan fokus penelitian ini. Lalu mengumpulkan penelitian terdahulu yang terkait untuk

mengetahui perkembangan yang ada pada fokus penelitian ini agar menjaga keterbaharuan

penelitian.

Membuat Theoritical Framework. Dari hasil studi literatur, dibentuklah sebuah theoritical

framework berdasarkan hasil compare, contrast, critisize, synthesize, dan summarize.

Theoritical framework dibentuk untuk membantu proses penelitian yang dilakukan.

Penyusunan kuisioner. Tahapan ini dilakukan untuk menggali lebih dalam lagi permasalahan

yang sudah didefinisikan di awal. Dibutuhkan data untuk mendukung hipotesis yang sudah

dibuat pada model penelitian yang diajukan melalui kuesioner. Kuesioner dibuat berdasarkan

faktor-faktor pada model yang diajukan. Setiap faktor memiliki dimensi untuk menentukan

apakah faktor tersebut memengaruhi variabel parent-nya atau tidak. Dari dimensi tersebut

dibentuk sebuah pertanyaan sehingga menjadi dasar penilaian untuk faktor tersebut.

Uji Coba Kuisioner. Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman responden

terhadap kuisioner yang disebarkan. Uji coba dilakukan terhadap pengguna Doku Wallet di

lingkungan internal agar pemahaman dan revisi lebih cepat. Setelah kuisioner sudah cukup

layak, maka kuisioner disebarkan secara umum.

Pengumpulan Data. Pengumpulan data kuisioner dilakukan secara online. Peneliti

menyebarkan secara online agar responden mudah dijangkau. Hal ini dilakukan untuk

mendapatkan data secara cepat. Penyebaran dilakukan melalui internet khususnya media

sosial dan forum online.

Analisis Data Kuisioner. Data yang telah didapat dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui

apakah hipotesis yang dibuat dapat diterima atau tidak. Sebelum melakukan analisis data,

dilakukan pengecekan terhadap data untuk mengetahui apakah data yang digunakan dapat

menggambarkan model penelitian atau tidak. Tahapan ini dilakukan dengan melakukan uji

normalitas, validitas, dan reliabilitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

Page 11: Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet

yang digunakan tersebar secara normal dan tidak memiliki outlier. Data yang memiliki outlier

mengakibatkan hasil penelitian menjadi bias. Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk

mengetahui apakah variabel faktor yang digunakan pada penelitian dapat menjelaskan

variabel laten-nya. Setelah dilakukan pengujian data dan dapat dinyatakan baik, maka data

tersebut baru dianalisis lebih lanjut menggunakan SEM. SEM digunakan untuk mengetahui

keterhubungan antar variabel terhadap model penelitian yang diajukan.

Penarikan Kesimpulan. Setelah melakukan analisis terhadap data kuisioner, maka dibuat

kesimpulan berdasarkan hasil analisis tersebut. Kesimpulan diharapkan dapat menjawab

pertanyaan penelitian yang menjadi di latar belakang penelitian ini.

Pembahasan

Pembuatan Model Penelitian. Pada tahap ini dibuat model penelitian yang terdiri dari

gabungan penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait dengan bidang mobile payment dan

e-wallet. Pembentukan model penelitian ini menggunakan LISREL. Model penelitian ini

merepresentasikan variabel, faktor, dan hubungan antar variabel.

Pada penelitian ini, variabel yang terdefinisi sebagai variabel laten eksogen adalah perceived

risk (PR), perceived ease of use (PEOU), perceived value (PV), dan electronic word-of-mouth

(e-WOM). Untuk variabel laten endogennya adalah perceived usefulness (PU), perceived risk

(PR), atitutde toward using (ATU), dan behavioral intention to use (INT). Terdapat 27

variabel teramati untuk 8 variabel laten yang ada. Dari model yang sudah dibentuk, dapat

dibentuk sebuah persamaan untuk setiap variabel laten berserta variabel konstruknya.

Identifikasi Model Penelitian. Sebelum melakukan analisis SEM, model yang diajukan

harus diidentifikasi terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah model

tersebut memiliki cukup informasi untuk mengidentifikasi adanya sebuah solusi dari

persamaan struktural (Santoso, 2012). Degree of freedom digunakan untuk mengetahui

apakah model penelitian tersebut just identified, under identified, atau overidentified. Jika

nilai degree of freedom itu sama dengan 0, maka model tersebut dinamakan just identified

yang berarti estimasi dan penilaian model tidak perlu dilakukan. Jika nilai degree of freedom

bernilai negatif, maka model tersebut dinamakan under identified. Model tersebut tidak perlu

diestimasi karena model tersebut tidak dapat ditemukan solusinya. Degree of freedom yang

bernilai positif disebut overidentified. Model ini dapat diestimasi lebih lanjut dan diberi

Page 12: Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet

penilaian. Oleh karena ini model dengan degree of freedom bernilai positif adalah model yang

dapat dianalisis lebih lanjut menggunakan SEM.

Degree of freedom pada penelitian ini bernilai positif atau overidentified. Degree of freedom

dapat dihitung secara manual menggunakan rumus secara manual atau dengan bantuan

software LISREL. Berikut adalah persamaan yang digunakan untuk menentukan degree of

freedom:

df=1/2 [(p).(p+1)]-k

df=1/2 [(27).(27+1)]-44

df=334

Nilai degree of freedom positif yang dihasilkan pada penelitian ini menandakan bahwa model

penelitian ini dapat dianalisis lebih lanjut.

Estimasi dan Evaluasi Model Penelitian. Proses yang dilakukan selanjutnya adalah

mengestimasi model tersebut dengan data yang telah dikumpulkan. Hal ini diperlukan untuk

mengetahui apakah data tersebut fit dengan model yang diajukan dan dapat menggambarkan

adanya hubungan antar variabel dalam model tersebut. Proses penilaian dilakukan

menggunakan teknik MLE (Maximum Likelihood Estimation) yang didasarkan pada

perbandingan antara matriks dengan populasi. Berikut adalah beberapa asumsi yang harus

dipenuhi sebelum melanjut ke analisis SEM selanjutnya:

Dibutuhkan banyak sampel yang digunakan untuk analisis SEM. Dengan prosedur estimasi

MLE, dibutuhkan sekitar 100-150 sampel (Hair et al., 2006). Penelitian ini menggunakan 111

sampel tanpa ada satupun data yang missing value sehingga memenuhi asumsi tersebut.

Data yang digunakan untuk analisis SEM harus terdistribusi secara normal. Asumsi tersebut

dicek menggunakan SPSS untuk mengetahui nilai dari Sig Shapiro-Wilk yang memiliki nilai

residual dependen di atas 0.05. Selain nilai Sig Shapiro-Wilk, dilihat pula Q-Q plot bahwa

distribusi datanya telah normal. Uji normalitas datanya bisa dilihat dari nilai skewness berada

pada rentang -1 sampai 1 dan nilai kurtosis yang berada pada rentang -3 sampai 3. Pada

Lampiran 5 bisa dilihat data untuk pengujian normalitas penelitian ini. Untuk nilai Sig

Shapiro-Wilk pada penelitian ini, nilai residual dependent tidak mencapai 0.05. Namun ketika

dilihat dari Q-Q plot, skewness dan kurtosis, data yang digunakan sudah normal. Dari data

tersebut dan petunjuk penentuan normalitas, sebagaimana dijelaskan di Wijanto (2008)

distribusi data dapat dianggap normal.

Uji outlier pada data ini dapat dilihat pada Lampiran 6 dengan menggunakan nilai

Mahalanobis Distance. Data dinyatakan sebagai outlier ketika nilai p1 dan p2 kurang dari

Page 13: Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet

0.001. Dari 111 data, terdapat 3 data yang dibuang pada penelitian ini. Sehingga data yang

digunakan selanjutnya dalam penelitian ini berjumlah 108 data.

Multikolinieritas untuk data ini diuji menggunakan software SPSS. dari hasil uji yang ada

pada Lampiran 7, nilai VIF tidak ada yang di atas 10. hal ini menunjukan bahwa tidak ada

gejala multikolinieritas pada data yang digunakan.

Hasil uji offending estimates dapat dilihat pada Lampiran 8. Asumsi untuk uji ini terpenuhi

jika tidak ada nilai negative error variance. Dari hasil pengolahan data pada Lampiran 8, data

ini dapat diasumsikan terpenuhi.

Dari hasil evaluasi model diatas, diketahui bahwa asumsi yang dibuat berhasil dipenuhi dan

tahapan analisis SEM dapat dilanjutkan.

Uji Model Pengukuran (Confirmatory Factor Analysis). Pada tahapan ini, variabel manifes

dan variabel laten dianalisis lebih lanjut. Tujuannya untuk mengetahui apakah variabel

manifes tersebut dapat menjelaskan variabel laten-nya. Pada tahap ini dilakukan uji validitas,

uji reliabilitas, dan uji kecocokan. Uji validitas dilakukan dengan melihat nilai t-value dan

standardized loading factor yang dihasilkan oleh model. Uji reliabilitas dilakukan dengan

cara melihat nilai construct reliability (CR) dan variance extracted (VE). Menurut Rigdon &

Ferguseon (1991) dan Doll, Xia, & Torkzadeh (1994) di dalam Wijanto (2008), suatu variabel

dikatakan mempunyai validitas yang baik terhadap konstruk atau variabel latennya, jika nilai

t-value variabel tersebut lebih besar dari nilai kritis ( dan memiliki nilai standardized

loading factors Namun Igbaria et al. (1997) yang menggunakan acuan dari Hair et al.

(1995), menilai standardized loading factors 0.5 dapat juga dinyatakan sebagai very

significant. Penulis menggunakan standar untuk standardized loading factors karena

data yang digunakan tidak mendukung standardized loading factors Pada Tabel 5.1

dapat dilihat nilai uji model pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini.

Tabel 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Model Pengukuran setelah Modifikasi

Variabel

Validitas Reliabilitas Keterangan

t-value

SLF

SLF

Error

CR

VE

PR (Perceived Risk) 0.91 0.72 Reliabilitas Baik

Page 14: Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet

Tabel 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Model Pengukuran setelah Modifikasi

Variabel

Validitas Reliabilitas Keterangan

t-value

SLF

SLF

Error

CR

VE

RSK1 9.83 0.90 0.19 Validitas Baik

RSK2 9.76 0.92 0.16 Validitas Baik

RSK3 8.71 0.81 0.35 Validitas Baik

RSK4 6.64 0.76 0.42 Validitas Baik

PU (Perceived Usefulness) 0.88 0.61 Reliabilitas Baik

USE1 7.20 0.81 0.34 Validitas Baik

USE2 8.05 0.76 0.43 Validitas Baik

USE3 10.68 0.84 0.30 Validitas Baik

USE4 11.13 0.81 0.35 Validitas Baik

USE5 8.40 0.69 0.53 Validitas Baik

PEOU (Perceieved Ease of Use) 0.74 0.43 Reliabilitas Tidak Baik

EOU1 8.18 0.64 0.59 Validitas Baik

EOU2 8.23 0.71 0.49 Validitas Baik

EOU3 7.22 0.61 0.62 Validitas Baik

EOU4 9.31 0.65 0.58 Validitas Baik

PV (Perceived Value) 0.74 0.58 Reliabilitas Tidak Baik

VAL1 10.52 0.75 0.43 Validitas Baik

VAL2 12.33 0.78 0.39 Validitas Baik

e-WOM (Electronic word-of-mouth) 0.79 0.56 Reliabilitas Baik

EWM1 9.14 0.76 0.42 Validitas Baik

EWM2 8.71 0.70 0.51 Validitas Baik

EWM3 8.32 0.80 0.36 Validitas Baik

TR (Trust) 0.78 0.54 Reliabilitas Baik

TRS1 8.85 0.72 0.48 Validitas Baik

TRS2 10.28 0.76 0.42 Validitas Baik

Page 15: Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet

Tabel 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Model Pengukuran setelah Modifikasi

Variabel

Validitas Reliabilitas Keterangan

t-value

SLF

SLF

Error

CR

VE

TRS3 8.74 0.74 0.45 Validitas Baik

ATU (Atitutde Toward Using) 0.64 0.38 Reliabilitas Tidak Baik

ATU1 5.55 0.60 0.64 Validitas Baik

ATU2 6.01 0.51 0.74 Validitas Baik

ATU3 8.39 0.72 0.48 Validitas Baik

INT (Behavioral Intention To Use) 0.86 0.67 Reliabilitas Baik

INT1 7.56 0.83 0.31 Validitas Baik

INT2 10.49 0.81 0.34 Validitas Baik

INT3 9.81 0.82 0.32 Validitas Baik

Tabel 3 Hasil Uji Goodness of Fit pada Measurement Model setelah Modifikasi

Kriteria Standar Hasil

Estimasi Tingkat Kecocokan

Normed Chi-Square ( /df) < 2 1.06 Good Fit

RMSEA 0.08 0.0 Good Fit

NFI 0.9 0.96 Good Fit

NNFI 0.9 1 Good Fit

CFI 0.9 1 Good Fit

GFI 0.9 0.82 Marginal Fit

Standardized RMR 0.05 0.053 Marginal Fit

Uji Model Struktural. Di dalam uji model struktural, hubungan kausal diantara variabel

laten dianalisis lebih dalam. Tahapan proses pengujian model struktural yaitu uji goodness

Page 16: Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet

of fit dan uji model secara struktural. Setelah lolos uji goodness of fit, maka model dianalisis

lebih lanjut dengan melihat t-values dari masing-masing hubungan antar variabel. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4 Uji Model Struktural setelah Modifikasi.

Tabel 4 Signifikansi Hubungan Kausal antar Variabel pada Uji Model Struktural

setelah Modifikasi.

Hipotesis Path Estimates Nilait-t Kesimpulan Diterima

/ Ditolak

H1a PEOU -> PU 0.10 0.37 Tidak Signifikan Ditolak

H1b PEOU -> ATU -0.24 -0.56 Tidak Signifikan Ditolak

H1c PEOU -> TR 0.70 3.40 Signifikan Diterima

H2a PU -> ATU 0.12 0.57 Tidak Signifikan Ditolak

H2b PU -> INT 0.21 0.78 Tidak Signifikan Ditolak

H3a PR -> TR 0.22 2.48 Signifikan Diterima

H3b PR -> ATU -0.18 -1.36 Tidak Signifikan Ditolak

H4 PV -> TR -0.12 -0.55 Tidak Signifikan Ditolak

H5 e-WOM ->

TR

0.47 3.40 Signifikan Diterima

Page 17: Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet

Hipotesis Path Estimates Nilait-t Kesimpulan Diterima

/ Ditolak

H6a TR -> PU 0.74 2.53 Signifikan Diterima

H6b TR -> ATU 1.21 3.15 Signifikan Diterima

H7 ATU -> INT 0.59 2.36 Signifikan Diterima

Setelah melihat t-value pada Gambar 4, dapat diketahui pada uji struktural menunjukan bahwa

terdapat beberapa hubungan kausal yang tidak signifikan walaupun modifikasi telah

dilakukan. Tabel 4 menggambarkan semua hubungan kausal setelah modifikasi model

dilakukan.

Analisis Dampak. Hasil penelitian ini memiliki manfaat bagi stakeholder yang berada di

lingkungan mobile payment khususnya Doku Wallet. Manajemen Doku dapat menggunakan

hasil penelitian ini sebagai strategi untuk pengembangan Doku Wallet selanjutnya, supaya

lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pengembangan produk dapat lebih baik jika

memiliki suatu acuan, seperti menggunakan hasil penelitian ini.

Penelitian ini menunjukkan bahwa e-WOM dan perceived risk memengaruhi trust, yang pada

akhirnya memengaruhi pengguna untuk menggunakan Doku Wallet. Penelitian ini

menunjukkan bahwa rasa kepercayaan yang dimiliki pengguna sangat berpengaruh

dibandingkan faktor yang lain. Untuk itu sangat penting bagi Doku untuk membangun rasa

kepercaan pengguna Doku Wallet.

e-WOM sangat berperan penting dalam membangun rasa kepercayaan pengguna Doku

Wallet. Manajemen Doku harus memasarkan produk Doku Wallet menggunakan e-WOM

seperti memasang banyak iklan di media sosial yang sedang marak di Indonesia. Pengguna

tetap Doku Wallet sebaiknya diajak membantu menyebarkan produk Doku Wallet, untuk

membangun persepsi yang baik dan terpercaya di lingkungan e-wallet Indonesia. Dalam hal

ini Doku Wallet sudah memiliki fitur untuk sharing segala aktifitas yang dilakukan pengguna

di dalam Doku Wallet ke Twitter dan Facebook. Melalui fitur ini Doku Wallet sudah

mendukung pemanfaatan e-WOM. Namun fitur ini masih kurang mendorong teman di media

sosial untuk ikut menggunakan Doku Wallet.

Agar lebih efektif, sebaiknya ditambahkan fitur referral. Misalnya jika seorang pengguna

Doku Wallet berhasil mengajak temannya untuk ikut menjadi pengguna Doku Wallet, maka si

pemberi referral akan memperoleh tambahan saldo di akun Doku Wallet-nya.

Manajemen Doku harus meningkatkan rasa kepercayaan pengguna Doku Wallet. Karena dari

hasil penelitian ditemukan bahwa jika rasa percaya konsumen dapat dibentuk, maka kemauan

Page 18: Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet

untuk menggunakan Doku Wallet juga terbentuk. Di Indonesia Doku Wallet berada dalam

naungan dan di bawah regulasi yang diatur oleh Bank Indonesia. Peraturan ini tercantum di

peraturan Bank Indonesia No.11/12/PBI/2009 mengenai Uang Elektronik (Electronic Money).

Dalam peraturan tersebut, disebutkan bahwa pihak penyelenggara uang elektronik harus

mendapat perseetujuan dari Bank Indonesia terlebih dahulu. Doku, sebagai pihak

penyelenggara dari pihak selain bank, sudah terdaftar dan mendapat izin dari Bank Indonesia.

Dengan hal tersebut, diharapkan pengguna lebih percaya dengan Doku Wallet karena Doku

Wallet sudah mengikuti peraturan dari pemerintah Indonesia.

Untuk tetap menjaga kepercayaan yang telah dibangun, manajemen Doku harus tetap

mengikuti peraturan yang dikeluarkan pemerintah Indonesia, dalam hal ini peraturan dari

Bank Indonesia mengenai uang elektronik. Dengan demikian kepercayaan pengguna terhadap

Doku Wallet tetap terjaga.

Risiko ketika menggunakan Doku Wallet harus diminimalisir. Dari hasil penelitian ditemukan

bahwa risiko penggunaan Doku Wallet memengaruhi tingkat kepercayaan konsumen. Oleh

karena itu jika tingkat kepercayaan konsumen ingin dibentuk oleh manajemen Doku, maka

risiko terhadap penggunaan Doku Wallet harus diminimalisir. Risiko dalam hal transaksi

menggunakan Doku Wallet sudah diatur oleh Doku agar tetap aman. Setiap transaksi yang

terjadi selalu dimonitor oleh tim support. Hal ini bertujuan agar tidak ada transaksi yang

bersifat fraud. Jika terjadi transaksi yang gagal, maka tim support pasti menangani hal

tersebut dengan cara melakukan konfirmasi ke merchant dan ke pengguna mengenai

kebenaran transaksi tersebut melalui email dan telepon. Pengguna juga dapat menghubungi

tim support kapan saja sealama 24 jam, jika pengguna mengalami hambatan dalam melakukan

transaksi.

Untuk meningkatkan prosedur penanganan risiko, sebaiknya Doku membangun suatu sistem

untuk mendeteksi apakah transaksi yang dilakukan memang benar transaksi yang valid atau

transaksi yang fraud. Sistem tersebut secara otomatis mengolah semua transaksi untuk

diketahui validitasnya. Sistem ini membantu tim support untuk mengolah data lebih cepat

karena mereka tidak perlu lagi melakukan pengecekan secara manual terhadap setiap

transaksi. Dengan demikian tim support dapat lebih fokus menangani transaksi yang dicurigai

fraud. Hal ini akan memudahkan manajemen Doku untuk mengurangi risiko terhadap setiap

transaksi yang terjadi.

Penggunaan Doku Wallet harus sangat mudah dan praktis. Kemudahan menggunakan Doku

Wallet dapat memicu penggunaan Doku Wallet. Kemudahan penggunaan dapat dibentuk

melalui memperbanyak akses terhadap akun Doku Wallet melalui berbagai platform, serta

Page 19: Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet

ketika konsumen melakukan transaksi, diusahakan usaha yang dikeluarkan oleh konsumen

sangat kecil. Aplikasi Doku Wallet hanya ada di smartphone yang berbasis Android.

Untuk lebih memperluas jangkauan pengguna, maka perlu dibuat juga aplikasi Doku Wallet

yang berbasiskan iOs, Windows Phone. Hal tersebut untuk menjangkau pengguna yang tidak

memiliki smartphone berbasiskan Android. Kemudahan penggunaan Doku Wallet juga dapat

ditingkatkan dari User Experience (UX) ketika pengguna menggunakan Doku Wallet. Hal

tersebut menjadi nilai lebih untuk pengguna ketika menggunakan Doku Wallet.

Hasil dari penelitian ini juga dapat dijadikan acuan terhadap peneliti di bidang mobile

payment atau e-wallet. Penelitian ini membuktikan bahwa rasa kepercayaan, e-WOM, dan

risiko saat menggunakan sebuah produk e-wallet sangat berpengaruh terhadap keputusan

konsumen untuk menggunakan sebuah produk mobile payment. Dari hasil penelitian ini juga

didapat bahwa kemudahan penggunaan suatu produk e-wallet juga memengaruhi rasa

kepercayaan pengguna ketika menggunakan produk tersebut.

Maraknya e-commerce di Indonesia dapat mengakibatkan semakin banyaknya penelitian di

bidang ini. Untuk itu diperlukan kontinuitas dan kerja sama antar peneliti untuk mendalami

bidang e-wallet khususnya di Indonesia. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untk

penelitian lebih lanjut pada bidang mobile payment ataupun e-wallet.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, penulis mengambil kesimpulan sesuai tujuan

dari penelitian. Penelitian ini memiliki 8 variabel yang dievaluasi untuk mengetahui faktor-

faktor apa saja yang memengaruhi penerimaan Doku Wallet di Indonesia. Model yang

dibentuk berdasarkan model TAM yang dimodifikasi dengan menambahkan faktor-faktor

yang dianggap penulis mempunyai pengaruh terhadap penerimaan Doku Wallet di Indonesia

berdasarkan penelitian terdahulu. TAM diakui dapat memodelkan peneriman pengguna

terhadap sebuah sistem. Namun dibutuhkan variabel tambahan untuk membantu TAM agar

dapat menjelaskan keadaan secara lebih dalam lagi.

Faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah perceived ease of use, perceived

usefulness, trust, perceived risk, perceived value, e-WOM, attitude toward using, dan

behavioral intetion to use. Rasa kepercayaan terhadap suatu produk memiliki faktor yang

sangat berpengaruh terhadap penggunaan Doku Wallet. Terbukti dalam penelitian ini, trust

lebih berpengaruh dibandingkan perceived usefulness milik TAM. Dalam penelitian ini, rasa

Page 20: Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet

kepercayaan itu dibangkitkan oleh perceived ease of use, e-WOM, dan perceived risk.

Hubungan yang paling berpengaruh adalah hubungan antara e-WOM dengan trust.

Terkait pertanyaan penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi

adopsi e-wallet di Indonesia khususnya Doku wallet adalah electronic word-of-mouth (e-

WOM), kepercayaan (trust), risiko (perceived risk), dan tingkat kemudahan penggunaan

(perceived ease of use).

Kemudahan penggunaan, e-WOM, dan risiko terbukti memengaruhi tingkat kepercayaan

pengguna yang secara tidak langsung memengaruhi tingkat penggunaan Doku Wallet. Trust

terbukti dapat memengaruhi sikap seseorang terhadap penggunaan Doku Wallet. Oleh karena

itu keempat elemen inilah yang paling berpengaruh terhadap adopsi Doku Wallet di

Indonesia.

Saran

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah untuk penelitian selanjutnya dapat

menambahkan variabel selain yang sudah di coba di penelitian ini seperti social influence dan

attractiveness of alternatives. Hal ini karena sesuai dengan lingkungan mobile payment di

Indonesia yang masih berkembang mencari model yang banyak diterima oleh masyarakat,

pengaruh sosial ketika menggunakan e-wallet dan banyaknya pilihan e-wallet di Indonesia.

Penelitian selanjutnya dapat menggunakan produk e-wallet yang lain yang ada di Indonesia.

Setelah hasil didapat, hasil tersebut dapat dibandingkan dengan hasil penelitian ini. Hasil

perbandingan tersebut digunakan untuk menemukan model yang paling tepat pada penelitian

mobile payment di Indonesia.

Daftar Referensi

Amoroso, D. L., & Magnier-Watanabe, R. (2012). Building a research model for mobile

wallet consumer adoption: the case of mobile Suica in Japan. Journal of theoretical and

applied electronic commerce research, 7(1), 94-110.

Asosiasi Penyelanggara Internet Indonesia (APJII, 2011). Profile Pengguna Internet

Indonesia, 20 February, 2014. http://www.apjii.or.id/v2/upload/Laporan/Profil Internet

Indonesia 2012 (INDONESIA).pdf

Bank Dunia (World bank, 2013). Bank Dunia dan Pendidikan di Indonesia, 14 Mei, 2013.

http://go.worldbank.org/A1BH84Q730

Page 21: Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet

Bansal, H. S., & Voyer, P. A. (2000). Word-of-mouth processes within a services purchase

decision context. Journal of service research, 3(2), 166-177.

Byrne, B. M. (2001). Structural equation modeling with AMOS, EQS, and LISREL:

Comparative approaches to testing for the factorial validity of a measuring instrument.

International Journal of Testing, 1(1), 55-86.

Capgemini (2013). World Payments Report 2013, February 19, 2014.

http://www.capgemini.com/resources/world-payments-report-2013

Chau, P. Y. (1996). An empirical assessment of a modified technology acceptance model.

Journal of management information systems, 13(2), 185-204.

Chen, J. J., & Adams, C. (2005, December). User acceptance of mobile payments: a

theoretical model for mobile payments. In 5th International Conference on Electronic

Business, Hong Kong, December (pp. 5-9).

Chen, L. D., Gillenson, M. L., & Sherrell, D. L. (2002). Enticing online consumers: an

extended technology acceptance perspective. Information & management, 39(8), 705-719

Cheong, J. H., Park, M. C., & Hwang, J. H. (2004, September). Mobile payment adoption in

Korea: Switching from credit card. In ITS 15th Biennial Conference, Berlin, Germany,

September (pp. 4-7).

Cheung, M. Y., Luo, C., Sia, C. L., & Chen, H. (2009). Credibility of electronic word-of-

mouth: Informational and normative determinants of on-line consumer recommendations.

International Journal of Electronic Commerce, 13(4), 9-38.

Davis, F. D. (1993). User acceptance of information technology: system characteristics, user

perceptions and behavioral impacts. International journal of man-machine studies, 38(3), 475-

487.

Davis, F. D., Bagozzi, R. P., & Warshaw, P. R. (1989). User acceptance of computer

technology: a comparison of two theoretical models. Management science, 35(8), 982-1003.

Doll, W. J., Xia, W., Hall, M., & Torkzadeh, G. (1994). A Confirmatory. Mis Quarterly,

18(4), 453-461.

Ernst and young (2011). Opportunities for telcos in mobile money: 2011, The growth in

mobile payments, February 19, 2014.

http://www.ey.com/Publication/vwLUAssets/mobile_money_2011/$FILE/mobile_money_20

11.pdf

Fishbein, M., & Ajzen, I. (1975). Belief, attitude, intention and behavior: An introduction to

theory and research. Vermont South, Victoria: ARRB Group Limited.

Page 22: Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet

Featherman, M. S., & Pavlou, P. A. (2003). Predicting e-services adoption: a perceived risk

facets perspective. International journal of human-computer studies, 59(4), 451-474.

Gefen, D. (2000). E-commerce: the role of familiarity and trust. Omega, 28(6), 725-737.

Gefen, D., & Straub, D. W. (2004). Consumer trust in B2C e-commerce and the importance

of social presence: experiments in e-products and e-services.Omega, 32(6), 407-424.

Grazioli, S., & Jarvenpaa, S. L. (2000). Perils of Internet fraud: An empirical investigation of

deception and trust with experienced Internet consumers.Systems, Man and Cybernetics, Part

A: Systems and Humans, IEEE Transactions on, 30(4), 395-410.

Guhr, N., Loi, T., Wiegard, R., & Breitner, M. H. (2013). Technology Readiness in

Customers' Perception and Acceptance of M (obile)-Payment: An Empirical Study in Finland,

Germany, the USA and Japan. In Wirtschaftsinformatik (p. 8).

Kim, H. W., Chan, H. C., & Gupta, S. (2007). Value-based adoption of mobile internet: an

empirical investigation. Decision Support Systems, 43(1), 111-126.

Kuo, Y. F., Wu, C. M., & Deng, W. J. (2009). The relationships among service quality,

perceived value, customer satisfaction, and post-purchase intention in mobile value-added

services. Computers in human behavior, 25(4), 887-896.

Lai, Y. H. (2012). The study of technology acceptance for e-wallets application of clinic fees

payment. Health (1949-4998), 4(11).

Lee, T. (2005). The impact of perceptions of interactivity on customer trust and transaction

intentions in mobile commerce. Journal of Electronic Commerce Research, 6(3), 165-180.

Li, R., Kim, J., & Park, J. (2007). The effects of internet shoppers' trust on their purchasing

intention in China. JISTEM-Journal of Information Systems and Technology Management,

4(3), 269-286.

Lu, J., Yao, J. E., & Yu, C. S. (2005). Personal innovativeness, social influences and adoption

of wireless Internet services via mobile technology.The Journal of Strategic Information

Systems, 14(3), 245-268.

Luo, X., Li, H., Zhang, J., & Shim, J. P. (2010). Examining multi-dimensional trust and multi-

faceted risk in initial acceptance of emerging technologies: An empirical study of mobile

banking services. Decision support systems, 49(2), 222-234.

Lu, Y., Yang, S., Chau, P. Y., & Cao, Y. (2011). Dynamics between the trust transfer process

and intention to use mobile payment services: A cross-environment perspective. Information

& Management, 48(8), 393-403.

Page 23: Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet

Malhotra, N. K., Kim, S. S., & Agarwal, J. (2004). Internet users' information privacy

concerns (IUIPC): the construct, the scale, and a causal model.Information Systems Research,

15(4), 336-355.

Muhayiddin, M. N., Ahmed, E. M., & Ismail, H. (2011). Consumer Acceptance of an

Electronic Dinar Payment System in Malaysia.

Okazaki, S. (2008). Determinant factors of mobile‐based word‐of‐mouth campaign referral

among Japanese adolescents. Psychology & Marketing,25(8), 714-731.

Okazaki, S., Li, H., & Hirose, M. (2009). Consumer privacy concerns and preference for

degree of regulatory control. Journal of Advertising, 38(4), 63-77.

Okazaki, S., Katsukura, A., & Nishiyama, M. (2007). How mobile advertising works: The

role of trust in improving attitudes and recall. Journal of Advertising Research, 47, 165–178.

Pavlou, P. A., Liang, H., & Xue, Y. (2007). Understanding and mitigating uncertainty in

online exchange relationships: A principal-agent perspective. MIS quarterly, 31(1), 105-136.

Pugesek, B. H., Tomer, A., & Von Eye, A. (Eds.). (2003). Structural equation modeling:

applications in ecological and evolutionary biology. Cambridge, United Kingdom: Cambridge

University Press.

Rigdon, E. E., & Ferguson Jr, C. E. (1991). The performance of the polychoric correlation

coefficient and selected fitting functions in confirmatory factor analysis with ordinal data.

Journal of Marketing Research, 491-497.

Sahut, J. M. (2008). The Adoption and Diffusion of Electronic Wallets: The Case of Moneo.

Journal of Internet Banking & Commerce, 13(1).

Santoso, S. (2012). Analisis SEM Menggunakan AMOS. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Shin, D. H. (2009). Towards an understanding of the consumer acceptance of mobile wallet.

Computers in Human Behavior, 25(6), 1343-1354.

Shin, D. H., & Kim, W. Y. (2008). Applying the technology acceptance model and flow

theory to Cyworld user behavior: implication of the web2. 0 user acceptance.

CyberPsychology & Behavior, 11(3), 378-382.

Siau, K., & Shen, Z. (2003). Building customer trust in mobile commerce.Communications of

the ACM, 46(4), 91-94.

Sirdeshmukh, D., Singh, J., & Sabol, B. (2002). Consumer trust, value, and loyalty in

relational exchanges. Journal of marketing, 66(1), 15-37.

Sugiyono, D. (2013). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Westbrook, R. A. (1987). Product/consumption-based affective responses and postpurchase

processes. Journal of marketing research, 258-270.

Page 24: Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet

Wijanto, S. H. (2008). Structural Equation Modeling dengan Lisrel 8.8 Konsep dan Tutorial,

Graha Ilmu.

Xin, H., Techatassanasoontorn, A. A., & Tan, F. B. (2013). Exploring the influence of trust on

mobile payment adoption. 2013 Pacific Asia Conference on Information Systems. Jeju Island,

South Korea.