analisis kinerja dan nilai tambah agroindustri sagu …digilib.unila.ac.id/54592/3/skripsi tanpa bab...

85
ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU AREN DI LAMPUNG SELATAN SKRIPSI Oleh Abu Haris Husain FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: ngocong

Post on 14-Jul-2019

268 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH

AGROINDUSTRI SAGU AREN DI LAMPUNG SELATAN

SKRIPSI

Oleh

Abu Haris Husain

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

ABSTRAK

ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH

AGROINDUSTRI SAGU AREN DI LAMPUNG SELATAN

Oleh

Abu Haris Husain

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem pengadaan bahan baku

agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu, tempat,

kualitas, kuantitas, organisasi, dan harga), kinerja agroindustri sagu aren, dan

nilai tambah agroindustri sagu aren di Lampung Selatan. Lokasi penelitian dipilih

secara sengaja (purposive) di empat Agroindustri Sagu Aren Lampung Selatan.

Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret – April 2018. Metode penelitian

yang digunakan adalah studi kasus dengan pertimbangan hanya terdapat empat

agroindustri yang masih aktif memproduksi sagu aren di Kecamatan Natar

Lampung Selatan. Metode analisis data yang digunakan, yaitu analisis deskriptif

kualitatif dan kuantitatif, serta analisis nilai tambah. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat tiga agroindustri yang sudah memenuhi 6

komponen pengadaan bahan baku yaitu Agroindustri Sagu Aren Adi Putra, Oblak,

dan Surahmat, sedangkan terdapat satu agroindustri yang belum tepat dari sisi

kuantitas yaitu Agroindustri Kartim. Kinerja produksi pada keempat agroindustri

sudah baik karena empat dari lima indikator dalam kinerja produksi yaitu

produktivitas, kapasitas, kualitas, dan kecepatan pengiriman sudah sesuai.

Sementara indikator fleksibilitas pada keempat agroindustri sagu aren belum

optimal. Keempat agroindustri sagu aren layak diusahakan karena memberikan

nilai tambah yang positif.

Kata kunci : kinerja, nilai tambah, sagu aren

Page 3: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

ABSTRACT

ANALYSIS PERFORMANCE AND VALUE ADDED OF ‘SAGU AREN’

AGROINDUSTRY IN SOUTH LAMPUNG

By

Abu Haris Husain

This research aims to analyze the procurement of raw material system based on

the sixth component of raw materials (time, place, quality, quantity, organization,

and price), the performance of sagu aren agroindustry, and the added value of

sagu aren agroindustry in South Lampung. This research location was selected

purposively in the four sagu aren agroindustries in South Lampung. Data were

collected from March to April 2018. The research samples consisted of four

agroindustries that were chosen by case study method considering that there are

only four sagu aren agroindustries that are still actively producing in Natar

District South Lampung. The methods of data analysis used in this research was

descriptive qualitative and quantitative analysis, and also analysis of added value.

The study shows that there are three agroindustries that has fulfilled 6 component

of raw materials procurement namely Agroindustries Adi Putra, Oblak and

Surahmat, while there is one agroindustry that has not been fulfilled in terms of

quantity namely Agroindustry Kartim. The production performance in the four

sagu aren agroindustries had been good because four of the five indicators in

production performance namely productivity, capacity, quality, and speed of

delivery were appropriate. Meanwhile the flexibility indicators in the four sagu

aren agroindustries were not optimal. The four sagu aren agroindustries were

viable because they had positive added value.

Key words: sagu aren, performance, value added

Page 4: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH

AGROINDUSTRI SAGU AREN DI LAMPUNG SELATAN

Oleh

ABU HARIS HUSAIN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,
Page 6: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,
Page 7: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

i

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Banda Aceh pada tanggal 6 Juli 1996 dari

pasangan Bapak Abdul Kohir dan Ibu Kamariah. Penulis

merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Penulis

menyelesaikan studi tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) di Ikal

Dolog Palembang pada tahun 2002, tingkat Sekolah Dasar (SD) di SD Kartika II-

5 Bandar Lampung pada tahun 2008, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP

Negeri 23 Bandar Lampung pada tahun 2011, dan Sekolah Menengah Atas

(SMA) di SMA Negeri 16 Bandar Lampung pada tahun 2014. Penulis diterima di

Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada tahun 2014

melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Selama menjadi mahasiswa di Universitas Lampung, penulis aktif dalam

organisasi kemahasiswaan yaitu Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian

(HIMASEPERTA) sebagai anggota Bidang Akademik dan Pengembangan Profesi

tahun 2014-2016. Penulis pernah menjadi asisten dosen mata kuliah Ekonomi

Makro pada Semester Ganjil tahun ajaran 2017/2018 dan mata kuliah Ekonomi

Mikro pada Semester Genap tahun ajaran 2017/2018.

Pada Januari 2017, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa

Rengas, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari.

Page 8: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

ii

Selanjutnya, pada Juli 2017 penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di PT

Perkebunan Nusantara VII Unit Way Lima Kabupaten Pesawaran selama 30 hari

kerja efektif. Penulis pernah terpilih menjadi Surveyor Konsumen Bank

Indonesia periode Juli – Desember 2018.

Page 9: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

SANWACANA

Bismillahirahmanirrahim

Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Kinerja dan Nilai Tambah

Agroindustri Sagu Aren di Lampung Selatan.

Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan, arahan, bimbingan, dan dukungan

dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

2. Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Agribisnis yang

telah memberikan arahan, saran, dan nasihat.

3. Ibu Dr. Ir. Ktut Murniati, M.T.A., sebagai Dosen Pembimbing Pertama yang

telah memberikan ilmu yang bermanfaat, motivasi, nasihat, arahan, dan

bimbingan selama proses penyelesaian skripsi.

4. Bapak Ir. Adia Nugraha, M.S., sebagai Dosen Pembimbing Ke dua yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat, motivasi, nasihat, arahan, dan bimbingan

selama proses penyelesaian skripsi.

Page 10: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

iv

5. Ibu Dr. Ir. Fembriarti Erry Prasmatiwi, M.P., sebagai Dosen Penguji atas saran

dan arahan yang telah diberikan untuk penyempurnaan skripsi.

6. Bapak Dr. Ir. Sumaryo, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik atas

saran dan motivasi yang telah diberikan.

7. Keluargaku Ayahanda tercinta Alm Abdul Kohir dan Ibunda tercinta

Kamariah, adik ku Maulana Iqbal, serta keluarga besar H Surya Saad atas

semua limpahan kasih sayang, doa, nasihat, semangat, kebahagiaan, dan

perhatian yang tak pernah putus kepada penulis selama ini.

8. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis, atas semua ilmu yang telah diberikan

selama penulis menjadi mahasiswa di Universitas Lampung.

9. Karyawan-karyawati di Jurusan Agribisnis, Mba Iin, Mba Ayi, Mba Tunjung,

Mas Bukhari, dan Mas Boim atas semua bantuan dan kerjasama yang telah

diberikan.

10. Bapak Surahman, Ibu Yeni, Bapak Oblak, Bapak Surahmat, Bapak Kartim

dan para pekerja Agroindustri Sagu Aren di Lampung Selatan atas semua

arahan, bantuan, dan izin yang diberikan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

11. Sahabat-sahabat seperjuangan penulis, Bagoes Prayogi, Danang Wicaksono,

Ade Putra Kurnia I, Citra Aji Pangestu, Aryan Dwi Novaldi, Fernando

Firdaus Marpaung, Bartolomeus Koko, Dian Mukri, Dewi Lestari Putri,

Aurora Afifah Yasmin, Chindy Yulianti, dan Adek Fitri, Faakhira Nadya

Syakina, Cindy Puri Andini, Fabiola Aprilia, Ekawati Wahyu Kusuma, Ajeng

Citra, Dayu Iluh atas bantuan, saran, dukungan, dan semangat yang telah

diberikan.

Page 11: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

v

12. Teman-teman seperjuangan Agribisnis 2014, Anton, Nando, Rangga, Pandu,

Devira Nurani, Dita Nastiti, Asih Titiana, Defline Putri, Ayu Nirmala, Deta

Pratiwi, Dwi Novitasari, Dwi Febrina, Dela Fitriana, Anitha Andarini, Arum

Renanda, Dewi Irasanti, Desi Aditia, Dian Widya, dan teman-teman lainnya

yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaannya

selama ini.

13. Keluarga besar HIMASEPERTA, terima kasih atas kebersamaan dan

kenangannya selama ini.

14. Kawan-kawan surveyor konsumen, Karin , Kiki, Mamat, Marita, Luvita,

Othi, Aji, Defline dan Anita atas kebersamaan dan bantuannya selama ini.

15. Iyay Atu Agribisnis angkatan 2012 dan 2013 serta adik-adik Agribisnis

angkatan 2015, 2016, dan 2017 atas bantuan dan saran yang telah diberikan.

16. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

per satu, yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kesalahan dan masih jauh

dari kata sempurna, akan tetapi semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi berbagai pihak di masa yang akan datang. Penulis meminta maaf atas segala

kekurangan dan semoga Allah SWT membalas budi baik berbagai pihak atas

semua hal yang telah diberikan kepada penulis. Aamiin.

Bandar Lampung, 18 Oktober 2018

Penulis,

Abu Haris Husain

Page 12: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………………...7

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 8

D. Kegunaan Penelitian ........................................................................................ 9

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ...................... 10

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................................... 10

1. Aren........................................................................................................ 10

2. Sagu Aren…......………………………………………………………. 15

3. Ruang lingkup Agribisnis dan Agroindustri…………………………...17

4. Pengadaan Bahan Baku……………………………………………….. 22

5. Pengolahan pada Agroindusri …………………………………………24

6. Kinerja ………...…………………………………………………….... 26

7. Nilai Tambah …………………………………………………………..30

B. Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 32

C. Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 38

III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 41

A. Metode Penelitian .......................................................................................... 41

B. Konsep Dasar dan Batasan Operasional ........................................................ 41

C. Lokasi, dan Waktu Penelitian ........................................................................ 45

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ................................................... 47

E. Metode Analisis Data ..................................................................................... 47

1. Analisis Pengadaan Bahan Baku…..................................……………. 48

Page 13: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

vii

2. Analisis Kinerja Agroindustri……...……………………………….... 48

a. Produktivitas Tenaga Kerja……………...……………………........ 48

b. Kapasitas Agroindustri …………………………………………….. 49

c. Kualitas………………………………………………………………50

d. Kecepatan Pengiriman……………………………………………… 50

e. Fleksibelitas………………………………………………………… 51

3. Analisis Nilai Tambah …………..…………………………………….51

IV. GAMABARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ..................................... 54

A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan .............................................. 54

1. Keadaan Geografis …..................................……………....................... 54

2. Keadaan Iklim......................................................................................... 55

3. Keadaan Demografi................................................................................ 55

B. Keadaan Umum Kecamatan Natar ................................................................ 56

1. Keadaan Geografis.................................................................................. 56

2. Keadaan Demografi................................................................................ 58

C. Gambaran Umum Agroindustri ..................................................................... 59

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 63

A. Karakteristik Responden Agroindustri Sagu Aren ........................................ 63

B. Pengadaan Bahan Baku Agroindustri Sagu Aren .......................................... 66

1. Waktu..................................................................................................... 69

2. Tempat.................................................................................................... 70

3. Kualitas................................................................................................... 71

4. Organisasi............................................................................................... 71

5. Kuantitas................................................................................................. 72

6. Harga....................................................................................................... 73

C. Penggunaan Sarana Produksi ......................................................................... 74

1. Bahan Baku Utama................................................................................ 74

2. Bahan Baku Penunjang.......................................................................... 74

a.) Karung Pengemasan ......................................................................... 75

b.) Solar.................................................................................................. 77

3. Biaya Pengangkutan............................................................................... 78

4. Peralatan................................................................................................ 80

5. Tenaga Kerja ......................................................................................... 81

D. Proses Produksi Sagu Aren ........................................................................... 83

1. Pemotongan Batang Aren....................................................................... 84

2. Pemarutan Batang Aren.......................................................................... 85

3. Pengayakan Saripati Aren....................................................................... 86

4. Pencucian ............................................................................................... 87

Page 14: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

viii

5. Penjemuran............................................................................................. 88

6. Pengemasan............................................................................................ 89

E. Produksi Sagu Aren ....................................................................................... 90

F. Analisis Kinerja Produksi Agroindustri Sagu Aren ....................................... 93

1. Produktivitas........................................................................................... 93

2. Kapasitas................................................................................................. 96

3. Kualitas................................................................................................... 98

4. Kecepatan Pengiriman............................................................................ 99

5. Fleksibilitas........................................................................................... 101

G. Analisis Nilai Tambah Agroindustri Sagu Aren ......................................... 102

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 111

A. Kesimpulan .................................................................................................. 111

B. Saran ........................................................................................................... 112

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 113

LAMPIRAN ....................................................................................................... 116

Page 15: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga

berlaku menurut lapangan usaha tahun 2016 triwulan II……………………..2

2. Luas areal dan produksi tanaman perkebunan rakyat, perkebunan

besar negara, perkebunan besar swasta di Provinsi Lampung, 2014...………. 3

3. Produksi dan luas areal tanaman aren perkebunan rakyat menurut

kabupaten/kota di Provinsi Lampung 2014…………...…………………….. 4

4. Jumlah Industri / Kegiatan Usaha Kecil Agroindustri

Sagu Aren di Lampung Selatan ……….......................................................... 5

5. Penelitian terdahulu tentang analisis kinerja dan

nilai tambah agroindustri ………………………………………………… 34

6. Jumlah Industri / Kegiatan Usaha Kecil Agroindustri Sagu Aren

di Lampung Selatan ……………………………………………………… 45

7. Prosedur Perhitungan Nilai Tambah Metode Hayami ……………............. 52

8. Jumlah penduduk, luas wilayah, dan kepadatan

penduduk Kabupaten Lampung Selatan tahun 2016..................................... 56

9. Jumlah penduduk, luas wilayah, dan kepadatan penduduk

Kecamatan Natar tahun 2016........................................................................ 58

10. Karakteristik Agroindustri Sagu Aren di Lampung Selatan......................... 61

11. Karakteristik responden agroindustri sagu aren

di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan....................................... 64

12. Pengadaan bahan baku Agroindustri Sagu Aren di Lampung Selatan.......... 68

13. Kebutuhan dan biaya karung pengemasan per produksi

pada Agroindustri Sagu Aren di Lampung Selatan....................................... 76

Page 16: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

x

14. Kebutuhan dan biaya solar per produksi pada

Agroindustri Sagu Aren di Lampung Selatan............................................... 78

15. Biaya pengangkutan per produksi pada

Agroindustri Sagu Aren di Lampung Selatan................................................ 79

16. Jenis dan jumlah peralatan yang terdapat pada

Agroindustri Sagu Aren di Lampung Selatan................................................ 80

17. Total biaya penyusutan peralatan yang terdapat pada

Agroindustri Sagu Aren di Lampung Selatan................................................ 81

18. Rata-rata penggunaan tenaga kerja per produksi pada

Agroindustri Sagu Aren di Lampung Selatan................................................ 83

19. Penggolongan bulan berdasarkan jumlah produksi pada

Agroindustri Sagu Aren di Lampung Selatan................................................ 93

20. Produktivitas pada Agroindustri Sagu Aren di Lampung Selatan................ 95

21. Kapasitas pada Agroindustri Sagu Aren di Lampung Selatan...................... 97

22. Kecepatan pengiriman Agroindustri Sagu Aren

di Lampung Selatan..................................................................................... 100

23. Fleksibilitas Agroindustri Sagu Aren di Lampung Selatan................ ........ 102

24. Nilai Tambah Sagu Aren pada Agroindustri Sagu Aren

di Lampung Selatan bulan Maret 2018....................................................... 104

25. Identitas responden Agroindustri Sagu Aren di Kecamatan Natar

Lampung Selatan......................................................................................... 117

26. Penerimaan Agroindustri Sagu Aren Adi Putra di Kecamatan Natar

Lampung Selatan......................................................................................... 117

27. Penerimaan Agroindustri Sagu Aren Oblok di Kecamatan Natar

Lampung Selatan......................................................................................... 118

28. Penerimaan Agroindustri Sagu Aren Surahmat di Kecamatan Natar

Lampung Selatan......................................................................................... 119

29. Penerimaan Agroindustri Sagu Aren Kartim di Kecamatan Natar

Lampung Selatan......................................................................................... 119

30. Penyusutan alat-alat Agroindustri Sagu Aren Adi Putra

di Kecamatan Natar Lampung Selatan........................................................ 120

Page 17: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

xi

31. Penyusutan alat-alat Agroindustri Sagu Aren Oblok

di Kecamatan Natar Lampung Selatan........................................................ 120

32. Penyusutan alat-alat Agroindustri Sagu Aren Surahmat

di Kecamatan Natar Lampung Selatan........................................................ 121

33. Penyusutan alat-alat Agroindustri Sagu Aren Kartim

di Kecamatan Natar Lampung Selatan........................................................ 121

34. Tenaga kerja Agroindustri Sagu Aren Adi Putra

di Kecamatan Natar Lampung Selatan........................................................ 122

35. Tenaga kerja Agroindustri Sagu Aren Oblok

di Kecamatan Natar Lampung Selatan........................................................ 126

36. Tenaga kerja Agroindustri Sagu Aren Surahmat

di Kecamatan Natar Lampung Selatan........................................................ 130

37. Tenaga kerja Agroindustri Sagu Aren Kartim

di Kecamatan Natar Lampung Selatan........................................................ 134

38. Biaya sarana produksi Agroindustri Sagu Aren Adi Putra

di Kecamatan Natar Lampung Selatan....................................................... 138

39. Biaya sarana produksi Agroindustri Sagu Aren Oblok

di Kecamatan Natar Lampung Selatan....................................................... 139

40. Biaya sarana produksi Agroindustri Sagu Aren Surahmat

di Kecamatan Natar Lampung Selatan....................................................... 140

41. Biaya sarana produksi Agroindustri Sagu Aren Kartim

di Kecamatan Natar Lampung Selatan....................................................... 141

42. Kinerja produksi pada Agroindustri Sagu Aren di Kecamatan Natar

Lampung Selatan......................................................................................... 142

43. Nilai tambah Agroindustri Sagu Aren di Kecamatan Natar

di Lampung Selatan bulan Maret 2018....................................................... 143

Page 18: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram alir proses pembuatan sagu aren………………………………..... 15

2. Pohon industri tanaman aren ……………………………………...………. 17

3. Subsistem Agribisnis..................................................................................... 18

4. Bagan alir kerangka pemikiran analisis kinerja dan nilai tambah

Agroindustri Sagu Aren di Kecamatan Natar Lampung Selatan……..…..... 40

5. Peta batas wilayah Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan................... 55

6. Peta batas wilayah Kecamatan Natar Desa Branti Raya............................... 57

7. Pohon aren atau enau..................................................................................... 60

8. Proses pemotongan batang aren pada agroindustri sagu aren....................... 84

9. Proses pemarutan batang aren pada agroindustri sagu aren.......................... 85

10. Proses pengayakan saripati aren pada agroindustri sagu aren....................... 86

11. Proses pencucian sagu aren pada agroindustri sagu aren.............................. 87

12. Proses pengarungan sagu aren pada agroindustri sagu aren........................... 88

13. Proses penjemuran sagu aren pada agroindustri sagu aren............................ 89

14. Proses pengemasan sagu aren pada agroindustri sagu aren........................... 90

15. Produksi sagu aren (kg) pada Agroindustri Sagu Aren

di Lampung Selatan....................................................................................... 91

16. Sagu aren kualitas baik.................................................................................. 98

17. Sagu aren kualitas rendah............................................................................... 98

Page 19: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah

mulai dari pertanian, kehutanan, perikanan, dan pertambangan. Sumberdaya alam

tersebut berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan memberikan

peran yang cukup besar dalam perekonomian secara keseluruhan. Distribusi

persentase Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku menunjukkan

bahwa sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan berkontribusi sebesar 13,44

persen pada triwulan kedua tahun 2017 (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2017).

Pertanian merupakan sumber mata pencaharian utama penduduk Indonesia,

sehingga sektor pertanian dapat menjadi motor penggerak dalam meningkatkan

pendapatan masyarakat dan menciptakan kesempatan kerja. Pertanian memegang

peranan penting dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan nasional untuk

meningkatkan hasil mutu produksi pertanian, taraf hidup masyarakat serta

menjamin ketersediaan pangan, bahan baku industri, dan kelestarian lingkungan.

Dengan demikian, perekonomian Indonesia sangat bertumpu pada perkembangan

sektor pertanian.

Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang

perekonomiannya juga ditumpu oleh sektor pertanian. Peranan Produk Domestik

Page 20: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

2

Regional Bruto (PDRB) Provinsi Lampung yang disajikan pada Tabel 1

menunjukkan bahwa sumbangan terbesar Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) pada tahun 2017 diperoleh dari usaha pertanian, diikuti dengan industri

pengolahan, dan sektor perdagangan. Akan tetapi, persentase usaha pertanian

mengalami penurunan selama lima tahun terakhir, sedangkan presentase industri

pengolahan mengalami fluktuasi.

Tabel 1. Peranan PDRB menurut lapangan usaha (persen), tahun 2013-2017

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2017

Provinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki aneka ragam produksi

tanaman perkebunan salah satunya ialah tanaman aren. Tanaman aren dinilai

Katagori Lapangan Usaha / Industri 2013 2014 2015 2016 2017

A

Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 33,16 32,69 31,92 31,68 30,40

B Pertambangan dan Penggalian 6,39 6,29 5,68 5,47 5,62

C Industri Pengolahan 17,65 18,03 19,05 18,64 18,91

D Pengadaan Listrik dan Gas 0,06 0,07 0,08 0,11 0,16

E Pengadaan Air, Pengolahan

Sampah, Limbah, dan Daur Ulang 0,10 0,10 0,11 0,10 0,11

F Konstruksi 8,73 8,91 8,50 8,78 9,28

G Perdagangan Besar dan Eceran 11,33 11,02 10,86 11,18 11,42

H Transportasi dan Pergudangan 4,49 4,65 5,15 5,24 5,25

I Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum 1,40 1,45 1,51 1,54 1,54

J Informasi dan Komunikasi 3,54 3,46 3,55 3,74 3,90

K Jasa Keuangan dan Asuransi 2,36 2,24 2,20 2,21 2,19

L Real Estate 2,73 2,83 2,87 2,93 2,98

M,N Jasa Perusahaan 0,14 0,15 0,16 0,16 0,16

O

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan, dan Jaminan Sosial

Wajib

3,35 3,54 3,70 3,53 3,49

P Jasa Pendidikan 2,84 2,84 2,82 2,86 2,78

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,93 0,92 0,98 0,99 0,94

R,S,T,U Jasa lainnya 0,79 0,80 0,87 0,87 0,90

Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Page 21: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

3

sebagai salah satu komoditas pertanian yang cukup strategis dalam mendukung

pengembangan perekonomian. Produksi tanaman perkebunan di Provinsi

Lampung dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Luas areal dan produksi tanaman perkebunan rakyat, perkebunan besar

negara, perkebunan besar swasta di Provinsi Lampung, 2014

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2014 (data diolah)

Tabel 2 menunjukkan bahwa dari total luas areal tanaman aren di Provinsi

Lampung tahun 2014, sebesar 32,08% masih belum menghasilkan aren, 55%

sudah menghasilkan aren, sedangkan sisanya sebesar 12,92% tidak menghasilkan

aren. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada areal tanaman aren yang belum

Jenis

Tanaman

Komposisi Luas Areal (hektar)

Produksi

(ton) Muda /

Belum

Menghasilkan

Menghasilkan Tidak

Menghasilkan

2014 2014 2014 2014

Kopi Robusta 16.439 148.857 8.374 131.501

Kopi Arabika 104 29 16 16

Lada 8.285 47.625 4.570 23.350

Cengkeh 2.247 4.117 1.118 897

Karet 94.975 62.589 1.435 52.050

Kelapa Dalam 13.887 101.939 3.829 107.870

Tebu - 12.002 - 75.124

Tembakau - 533 - 407

Vanilli 64 226 117 63

Kayu Manis 355 859 62 563

Kapuk 294 899 104 187

Kelapa

Hybrida -

1.939 265 1.301

Kakao 35.014 32.057 1.081 28.067

Kelapa Sawit 33.678 63.752 454 172.427

Aren 455 780 183 216

Jambu Mete 12 56 1 12

Kemiri 297 290 31 91

Jarak Pagar 327 580 165 196

Nilam - 163 - 31

Pala 463 194 11 59

Pinang 300 731 87 188

Cabe Jamu 102 469 100 228

Page 22: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

4

dikelola secara optimal, sehingga produksi aren pada tahun 2014 masih tergolong

rendah dibandingkan dengan komoditas perkebunan yang lain.

Beberapa wilayah di Provinsi Lampung tidak memiliki areal produksi tanaman

aren, hal ini dapat mempengaruhi tingkat produksi aren. Produksi tanaman aren

di Provinsi Lampung dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Produksi dan luas areal tanaman aren perkebunan rakyat menurut

kabupaten/kota di Provinsi Lampung

Wilayah

Luas Areal Produksi

Tanaman Aren Tanaman Aren

(hektar) (ton)

2014 2014

Lampung Barat 308 65

Tanggamus 536 39

Lampung Selatan 88 21

Lampung Timur 37 8

Lampung Tengah 45 7

Lampung Utara 109 29

Way Kanan 34 4

Tulang Bawang - -

Pesawaran 77 6

Pringsewu 35 6

Mesuji - -

Tulang Bawang Barat - -

Pesisir Barat 103 18

Bandar Lampung 46 13

Metro - -

Provinsi Lampung 1418 216

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2014 (data diolah)

Tabel 3 menunjukkan bahwa Kabupaten Tanggamus memiliki areal tanaman aren

terluas, yaitu 536 hektar. Akan tetapi, produksi aren di Kabupaten Tanggamus

lebih rendah dibandingkan produksi aren di Kabupaten Lampung Barat dengan

selisih 26 ton. Hal ini membuktikan bahwa produksi aren tidak tergantung pada

Page 23: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

5

luas areal tanaman, melainkan pengelolaan tanaman yang tepat. Produksi aren

yang kurang optimal menyebabkan ketersediaan aren di Provinsi Lampung minim.

Namun, beberapa industri di Provinsi Lampung mampu memanfaatkan aren

menjadi produk olahan lain, salah satunya adalah sagu aren.

Sagu aren merupakan salah satu produk olahan aren yang diolah dari proses

penggilingan batang aren untuk diambil saripatinya lalu diendapkan menjadi sagu.

Menurut Dinas Perindustrian Kabupaten Lampung Selatan terdapat empat

Agroindustri Sagu Aren di Kabupaten Lampung Selatan yang dapat dilihat pada

Tabel 4.

Tabel 4 Jumlah industri / kegiatan usaha kecil agroindustri sagu aren di Lampung

Selatan

No Nama Industri Jenis Industri Kapasitas Produksi (ton/tahun)

Terpasang Rill

1 Kartim Sagu Aren 286 ton 245 ton

2 Oblak Sagu Aren 873 ton 886 ton

3 Surahmat Sagu Aren 873 ton 863 ton

4 Adi Putra Sagu Aren 415 ton 365 ton

Sumber : Dinas Perindustrian Kabupaten Lampung Selatan, 2014 (data diolah)

Tabel 4 menunjukkan bahwa di Kabupaten Lampung Selatan terdapat empat

Agroindustri Sagu Aren yang berada di Kecamatan Natar. Keempat agroindustri

tersebut masih aktif dalam memproduksi sagu aren. Berdasarkan tabel diatas, dari

keempat pengolahan sagu tersebut terdapat tiga pengolahan sagu aren yang

produksi riilnya mengalami kesenjangan dengan kapasitas yang dapat diproduksi

yaitu Agroindustri Surahmat, Agroindustri Kartim dan Agroindustri Adi Putra.

Kesenjangan produksi ini dapat disebabkan oleh berbagai macam masalah seperti

bahan baku yang sulit diperoleh. Batang aren sebagai bahan baku utama

Page 24: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

6

diperoleh dari berbagai macam wilayah di Lampung maupun luar wilayah

Lampung seperti daerah Bukit Kemuning, Liwa, Kalianda, Ogan Lima, Krui,

Lubuk Ringgau, Batu raja, dan Martapura. Keadaan wilayah yang jauh untuk

mendapatkan bahan baku dapat mempengaruhi kinerja agroindustri sagu aren

dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

Masukan lain yang dapat mempengarui produksi sagu aren adalah mesin

pengolahan, tenaga kerja, ketersediaan air, dan cuaca. Proses produksi sagu aren

dipengaruhi oleh kinerja produksi. Kinerja produksi merupakan hasil kerja atau

prestasi kerja yang telah dilakukan oleh agroindustri. Kinerja produksi yang baik

akan menghasilkan keluaran yang baik. Oleh karena itu, perlu dianalisis apakah

rendahnya tingkat produksi agroindustri sagu aren dipengaruhi oleh kinerja

agroindustri yang belum optimal.

Bahan baku yang sulit diperoleh menyebabkan ketidakpastian bagi para pelaku

agroindustri sagu aren dalam hal keberlanjutan pengadaan bahan baku.

Pengadaan bahan baku merupakan hal yang sangat penting karena menentukan

keberhasilan agroindustri sagu aren. Ketersediaan bahan baku yang tepat waktu,

tempat, kualitas, kuantitas, organisasi, dan harga akan mempengaruhi kinerja

agroindustri sagu aren. Semakin baik kinerja agroindustri, maka semakin besar

nilai tambah yang dapat diperoleh, selanjutnya peningkatan nilai tambah akan

diikuti oleh peningkatan pendapatan dan keuntungan bagi agroindustri sagu aren.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Kinerja dan Nilai Tambah Agroindustri Sagu

Aren di Kecamatan Natar Lampung Selatan”.

Page 25: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

7

B. Rumusan Masalah

Tanaman aren merupakan salah satu tanaman dengan prospek yang baik di masa

mendatang karena hampir seluruh bagian tanamannya dapat dimanfaatkan.

Tanaman aren akan memiliki nilai jual tinggi jika dapat diolah menjadi olahan

lain, seperti sagu aren. Bahan baku pembuatan sagu aren adalah batang aren yang

dapat diperoleh dari berbagai wilayah di Provinsi Lampung. Terdapat empat

industri sagu aren di Kecamatan Natar Lampung Selatan yang melakukan

kegiatan pengolahan batang aren menjadi sagu aren. Kegiatan tersebut bertujuan

untuk meningkatkan nilai tambah dan melakukan pemasarannya ke beberapa agen

di wilayah Lampung.

Dalam kegiatannya, Agroindustri Sagu Aren yang berada di Kecamatan Natar

Lampung Selatan ini menghadapi kendala dalam hal persediaan bahan baku

batang aren. Hal itu disebabkan oleh pertumbuhan tanaman aren yang belum bisa

mengimbangi produksi sagu aren dan tingkat permintaan pasar akibat pengaruh

cuaca maupun pengelolaan tanaman aren yang belum optimal. Ketidakpastian

dalam hal keberlanjutan pengadaan bahan baku aren dapat mengganggu kegiatan

produksi sagu aren yang akan berdampak pada keberlanjutan usaha agroindustri

sagu aren.

Permasalahan-permasalahan tersebut juga berkaitan erat dengan kinerja

agroindustri sagu aren dan pengaruhnya terhadap nilai tambah yang akan

diperoleh para pelaku agroindustri. Peningkatan nilai tambah akan diikuti oleh

peningkatan pendapatan dan keuntungan agroindustri sehingga diperlukan

evaluasi terhadap peningkatan kinerja agroindustri tersebut.

Page 26: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

8

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan

yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana proses pengadaan bahan baku pada Agroindustri Sagu Aren di

Kecamatan Natar Lampung Selatan ?

2. Bagaimana kinerja Agroindustri Sagu Aren di Kecamatan Natar Lampung

Selatan ?

3. Bagaimana nilai tambah Agroindustri Sagu Aren di Kecamatan Natar

Lampung Selatan ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang disusun, maka tujuan penelitian ini, yaitu:

1. Menganalisis proses pengadaan bahan baku pada Agroindustri Sagu Aren di

Kecamatan Natar Lampung Selatan

2. Menganalisis kinerja Agroindustri Sagu Aren di Kecamatan Natar Lampung

Selatan.

3. Menganalisis nilai tambah Agroindustri Sagu Aren di Kecamatan Natar

Lampung Selatan.

Page 27: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

9

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna untuk :

1. Pengelola Agroindustri Sagu Aren di Lampung Selatan sebagai bahan

informasi dan masukan dalam penentuan strategi pengelolaan agroindustri.

2. Pemerintah atau instansi terkait sebagai bahan informasi dalam pengambilan

keputusan untuk mengembangkan Agroindustri Sagu Aren di Lampung

Selatan.

3. Peneliti lain sebagai bahan referensi atau pustaka untuk penelitian sejenis.

Page 28: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Aren

Penelitian Lempang (2012) mengemukakan pengertian Aren (Arenga pinnata

Merr.) adalah pohon serbaguna yang sejak lama telah dikenal menghasilkan

bahan-bahan industri. Hampir semua bagian fisik dan produksi tumbuhan ini

dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi. Kegunaan aren dapat dirasakan

secara langsung oleh masyarakat baik di dalam maupun di sekitar hutan melalui

penggunaan secara tradisional. Akan tetapi, tumbuhan ini kurang mendapat

perhatian untuk dikembangkan, sehingga pohon aren yang dimanfaatkan pada

umumnya masih merupakan tumbuhan yang tumbuh liar di alam dan berkembang

secara alami. Kerusakan hutan dan konversi kawasan hutan untuk kebutuhan lain

telah menyebabkan populasi tumbuhan ini berkurang dengan cepat karena tidak

diimbangi dengan kegiatan budidaya yang memadai.

a. Budidaya

(1) Persyaratan Tumbuh Aren (Arenga pinnata)

Menurut peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 133 tahun 2013

tentang pedoman budidaya aren menyatakan bahwa tanaman aren tidak

Page 29: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

11

membutuhkan kondisi tanah yang khusus, sehingga dapat tumbuh pada tanah

liat dan berpasir, akan tetapi tanaman aren tidak tahan pada tanah masam (pH

tanah yang rendah). Aren dapat tumbuh pada ketinggian 0 - 1.400 m di atas

permukaan laut, pada berbagai agroekosistem dan mempunyai daya adaptasi

yang tinggi terhadap lingkungan tumbuhnya. Aren paling baik

pertumbuhannya pada ketinggian 500 – 700 m di atas permukaan laut dengan

curah hujan lebih dari 1200 – 3500 mm/tahun. Kelembaban tanah dan curah

hujan yang tinggi berpengaruh dalam pembentukan mahkota daun tanaman

aren. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di daerah pegunungan, lembah,

dekat aliran sungai, dan hutan.

(2) Pembibitan Pohon Aren

Pohon aren berkembang biak secara generatif, yaitu menggunakan organ biji

yang diambil dari buah aren yang telah masak. Langkah terbaik dalam

menyiapkan benih adalah diambil dari pohon aren yang mempunyai ciri-ciri

yaitu buahnya relatif besar, pohonnnya kokoh dan diameter batangnya besar,

lamina daunnya lebih lebar, dan tanamannya sehat (Widyawati 2012).

Pembibitan pohon aren meliputi beberapa tahap penting, yaitu:

(a) Pengumpulan benih

(b) Pemroresan benih

(c) Perkecambahan benih

(d) Pemindahan kecambah dalam pembibitan

(e) Pemeliharaan bibit

Page 30: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

12

(3) Penanaman

Penelitian Lempang (2012) mengemukakan teknik penanaman aren dapat

dilakukan dengan sistem monokultur atau dengan sistem tumpangsari.

Apabila dengan sistem monokultur maka terlebih dahulu dilakukan

pembersihan lapangan dari vegetasi yang ada dan pengolahan tanah dilakukan

dengan pembajakan serta pembuatan lubang tanaman. Ukuran pembuatan

lubang tanaman yaitu 40 × 40 × 40 cm dengan jarak antar lubang yaitu 5 × 5m

atau 9 × 9 m. Lubang tanaman diberi tanah yang telah dicampur dengan pupuk

kandang, urea, dan TSP. Setelah 7 hari pembuatan lubang tanaman kemudian

dilakukan penanaman. Bibit yang baru ditanam, sebaiknya diberi tanaman

naungan. Sistem tumpangsari dapat dilakukan dengan menanami bagian lahan

yang terbuka yaitu diantara kedua tanaman pokok dengan tanaman sayuran

atau tanaman palawija.

(4) Pemeliharaan tanaman

Pemeliharaan tanaman diperlukan agar budidaya aren dapat berhasil dengan

baik. Pemeliharaan tanaman aren meliputi:

(a) Pemupukan

Pemupukan dilakukan dua kali setahun yaitu pada awal dan akhir musim

hujan. Pupuk dimasukkan ke dalam parit kecil yang dibuat melingkari

pohon. Jarak parit dari tanaman yang akan dipupuk berbeda menurut umur

tanaman. Pada tanaman aren genjah yang baru ditanam jaraknya 50 cm,

tanaman umur 1-2 tahun jaraknya 75 cm dan tanaman umur > 3 tahun

jaraknya 100-150 cm. Tanaman aren muda dan produktif dapat dipupuk

dengan pupuk organik granuler yang diperkaya dengan mikroba. Takaran

Page 31: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

13

pupuk organik untuk tanaman aren muda 400 g/pohon/tahun dan untuk

tanaman aren produktif 800 g/pohon/tahun (Peraturan Menteri Pertanian

RI No. 133/ Permentan/ OT.140/ 12/ 2013 tentang Pedoman Budidaya

Aren yang Baik).

(b) Pengendalian hama penyakit

Penelitian Lempang (2012) mengemukakan hama pada tanaman aren

antara lain berupa kumbang badak (Oryctes rhinoceros), kumbang sagu

(Rhinochophorus ferrugineus, belalang (Sexava spp), pengisap nira dan

bunga seperti lebah dan kelelawar. Pengendalian hama dapat dilakukan

dengan cara penyemprotan pestisida tertentu seperti Heptachlor dan

Diazinon. Jenis penyakit yang sering menyerang pohon aren di

persemaian adalah bercak dan kuning pada daun yang disebabkan oleh

Pestalotia sp., Helmiathosporus sp. Penanggulangan penyakit ini dapat

dilakukan dengan fungisida seperti Dithane N-45.

(5) Panen

Batang aren bisa diambil dengan pertimbangan kelangsungan populasi aren

maka yang diambil batangnya dan tidak disadap untuk diambil niranya.

Pengambilan batang aren biasanya dilakukan dengan melihat pati pada batang

aren dengan cara menancapkan kapak ke batang aren, dengan pertibangan lain

aren kurang lebih sudah berumur 10-15 tahun (Widyawati, 2012).

b. Manfaat Produksi Aren

Aren termasuk jenis palma yang multifungsi karena seluruh bagian

tanaman ini dapat dimanfaatkan. Manfaat dari setiap bagian aren adalah :

Page 32: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

14

(1) Nira aren

Nira aren adalah cairan yang disadap dari bunga jantan pohon aren. Nira aren

mengandung gula antara 10 – 15 persen, sehingga nira aren dapat diolah

menjadi minuman ringan, sirup aren, gula aren, cuka aren, gula semut, dan

etanol (Widyawati 2012).

(2) Buah aren

Buah aren berupa buah buni, yaitu buah yang berair tanpa dinding dalam yang

keras. Bentuknya bulat lonjong, bergaris tengah 4 cm.. Buah aren yang

setengah masak, kulit bijinya tipis, lembek dan berwarna kuning. Inti biji

(endosperm) berwarna putih agak bening dan lunak. Inti biji ini yang disebut

kolang-kaling dan biasa digunakan sebagai bahan makanan (Lempang 2012).

(3) Batang Aren

Menurut Ismanto et al (1995) dalam penelitian Lempang (2012)

mengemukakan pohon aren yang tidak disadap niranya dapat ditebang dan

diambil tepungnya. Tepung dihasilkan dari batang pohon aren yang berumur

10-15 tahun. Batang aren terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar (perifer)

yang berwarna hitam dan keras serta bagian sentral (empulur) yang berwarna

putih dan lunak. Tepung (pati) yang diperoleh dari ekstraksi bagian sentral

batang biasanya dilakukan ketika pohon aren tidak produktif menghasilkan

nira. Empulur batang aren berkadar tepung 48,9%. Setiap batang aren

menghasilkan100-150 kg tepung. Dalam pemasaran tepung aren dikenal

istilah ”hun kwe” dan tepung maizena. Tepung-tepung ini mengandung lebih

dari 85% tepung aren. Tepung aren tersebut banyak dipakai untuk bahan

Page 33: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

15

makanan, antara lain kue, cendol, bakso, bakmie (mie), bihun, sohun dan hun

kwe.

(4) Ijuk

Ijuk dihasilkan dari pohon aren yang telah berumur lebih dari 5 tahun hingga

tandan-tandan bunganya keluar. Ijuk sebenarnya merupakan bagian pelepah

daun yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan anyaman.

2. Sagu Aren

Sagu aren adalah produk sagu yang diperoleh dari pengolahan batang aren. Sagu

aren sudah sejak lama diproduksi masyarakat. Bahan dasar untuk pengolahan

sagu aren adalah batang aren yang tidak disadap untuk diambil niranya serta

berumur 10-15 tahun.. Sagu aren diperoleh dengan cara sangat sederhana dan

tidak memerlukan modal yang terlalu besar. Proses pembuatan sagu aren dapat

dilakukan melalui tahapan-tahapan yang dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Diagram alir proses pembuatan sagu aren (Widyawati, 2012).

Pengemasan

Penjemuran

Pencucian

Pengayakan saripati aren

Pemarutan Batang Aren

Pemotongan Batang Aren

Page 34: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

16

a) Pemotongan Batang Aren

Potong batang aren yang sudah ditebang menjadi beberapa bagian sepanjang

1,5 -2,0 m, lalu belah dan pisahkan kulit luar batang dengan empelurnya.

b) Pemarutan Batang Aren

Batang aren yang telah dipotong menjadi beberapa bagian tersebut diparut

menggunakan mesin parutan.

c) Pengayakan Saripati Aren

Batang aren yang telah diparut lalu dialirkan dengan air menuju mesin

pengayakan, dimana saripati aren yang telah diparut diayak dan dibuang

ampasnya.

d) Pencucian

Setelah batang diparut dan diayak di mesin pengayakan, saripati aren

mengendap menjadi sagu kemudian dicampur dengan air bersih kembali untuk

dicuci dan disaring agar sagu menjadi bersih lalu diendapkan beberapa menit.

Setelah sagu menjadi padatan berwarna putih, sagu dimasukkan ke dalam

karung lalu diendapkan semalaman (±12 jam).

e) Penjemuran

Sagu yang sudah dimasukkan kedalam karung, dikeluarkan kembali dan

dijemur di dalam tampah dengan bantuan sinar matahari selama 6-7 jam jika

panas matahari cukup, namun jika cuaca mendung perlu dilakukan

penjemuran lebih dari 6-7 jam.

f) Pengemasan

Setelah sagu kering dan diangkat dari penjemuran, lalu sagu dikemas

menggunakan karung berukuran 50 kg sesuai dengan pesanan.

Page 35: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

17

Aren memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena hampir seluruh bagian

tanamannya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Berbagai macam industri

pengolahan memanfaatkan tanaman aren agar dapat dijadikan olahan yang bernilai

jual tinggi untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun kebutuhan lainnya. Selain

diolah menjadi sagu, tanaman aren memiliki banyak manfaat untuk dijadikan

produk lainnya. Produk turunan dari aren yang berpotensi untuk dikembangkan

dapat dilihat pada Gambar 2

Akar Arak akar Industri obat

Industri alat rumah tangga/bangunan

Industri makanan

Batang Sagu

Industri lem

Aren Industri rokok

Daun Industri botol

Bunga Nira Gula Aren

Gula Semut

Buah Kolang-kaling Industri makanan

Gambar 2. Pohon industri tanaman aren (Widyawati, 2012)

3. Ruang lingkup Agribisnis dan Agroindustri

Agribisnis didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan mulai proses produksi,

panen, pasca panen, pemasaran dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan

kegiatan pertanian tersebut. Secara harfiah, agribisnis terbentuk dari dua unsur

kata yaitu agri yang berasal dari kata agriculture yang berarti pertanian dan bisnis

dari kata business yang berarti usaha. Jadi agribisnis adalah perdagangan atau

pemasaran hasil pertanian sedangkan dalam arti luas bahwa konsep agribisnis

Industri makanan

dan minuman

Page 36: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

18

Subsitem Pengadaan

dan Distribusi Sarana

dan Prasarana

sebenarnya adalah suatu konsep yang utuh, mulai dari proses produksi, mengolah

hasil, pemasaran dan aktivitas lain yang berkaitan dengan kegiatan

pertanian(Soekartawi, 2003).

Gambar 3. Subsistem Agribisnis (Soekartawi, 2003).

Agribisnis merupakan suatu cara lain melihat pertanian sebagai suatu sistim bisnis

yang terdiri dari empat subsistem yang berkaitan yaitu : subsistem agribisnis hulu,

(pengadaan dan penyaluran sarana produksi), subsistem agribisnis usaha tani

(produksi primer), subsistem agribisnis hilir (pengolahan, penyimpanan, distribusi

tata niaga), dan sub sistem jasa penunjang. Agribisnis secara umum mengandung

pengertian sebagai keseluruhan operasi yang terkait dengan aktivitas untuk

menghasilkan dan mendistribusikan input produksi, aktivitas untuk produksi

usaha tani, untuk pengolahan dan pemasaran (Saragih, 2010).

Agroindustri terdiri dari dua suku kata, yaitu agro yang berasal dari kata

agriculture yang berarti pertanian dan industri. Agroindustri adalah suatu sistem

pengolahan secara terpadu antara sektor pertanian dengan sektor industri sehingga

diperoleh nilai tambah dari hasil pertanian. Agroindustri merupakan bagian dari

agribisnis hilir atau subsistem dari sistem agribisnis yang memproses atau

mengolah dan mentransformasikan produk mentah hasil pertanian menjadi barang

Subsistem

Pemasaran

Subsistem

Pengolahan Hasil

Pertanian

Subsistem

Produksi

Pertanian

Subsistem

Penunjang

Page 37: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

19

setengah jadi atau barang jadi, yang dapat langsung dikonsumsi atau digunakan

dalam proses produksi. Agroindustri merupakan industri bahan baku dari produk

pertanian (Soekartawi, 2000).

Agroindustri merupakan suatu kegiatan atau usaha yang mengolah bahan baku

yang berasal dari tanaman atau hewan melalui proses transformasi dengan

menggunakan perlakuan fisik dan kimia, penyimpanan, pengemasan, serta

distribusi. Ciri penting dari agroindustri adalah kegiatannya tidak tergantung

musim, membutuhkan manajemen usaha yang moderen, pencapaian skala usaha

yang optimal dan efisien, serta mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi

(Zakaria, 2007).

Pembangunan jangka panjang dalam pencapaian struktur ekonomi yang seimbang

dicapai dengan adanya kemampuan dan kekuatan pertanian yang tangguh.

Pengembangan sektor pertanian tersebut perlu didukung oleh sektor industri

pertanian atau disebut juga agroindustri. Peran agroindustri cukup penting dalam

meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian, menyediakan lapangan kerja

produktif, dan sebagai salah satu sumber devisa negara (Haryono, 2009).

Pengaruh agroindustri mentransformasi produk primer ke produk olahan sehingga

menciptakan nilai tambah tinggi, melalui perubahan fisik atau kimia,

penyimpanan, pengemasan, dan distribusi. Perubahan terjadi dari proses

pengolahan komoditas pertanian menjadi produk antara (intermediate product)

maupun produk akhir (finish product), termasuk penanganan pasca panen, industri

pengolahan makanan dan minuman, industri biofarmaka, industri bioenergi,

industri pengolahan hasil ikutan (by-product), serta industri agrowisata. Dengan

Page 38: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

20

demikian, agroindustri merupakan kegiatan lintas sektor yang memanfaatkan dan

memberi nilai tambah bagi sumberdaya pertanian (Arifin, 2004).

Ditinjau berdasarkan lokasi kegiatannya, agroindustri dapat berlangsung pada tiga

tempat, yaitu:

a) Dalam rumah tangga yang dilakukan oleh anggota rumah tangga petani

penghasil bahan baku.

b) Dalam bangunan yang terpisah dari tempat tinggal tetapi masih dalam satu

pekarangan dengan menggunakan bahan baku yang dibeli di pasar dan

menggunakan tenaga kerja dalam keluarga.

c) Dalam perusahaan kecil, sedang, maupun besar yang menggunakan buruh

upahan modal yang lebih intensif (Soekartawi, 2000).

Komponen agroindustri terdiri dari :

a) Bahan mentah dan bahan pembantu. Faktor-faktor yang harus diperhatikan

dalam pengadaan bahan mentah dan bahan pembantu adalah kontinuitas, kualitas,

kuantitas, dan harga.

b) Tenaga kerja. Faktor yang harus diperhatikan adalah kualifikasi atau

keterampilan dan upah.

c) Modal. Faktor yang harus diperhatikan dalam memperoleh modal adalah

kemudahan, tingkat bunga, dan ketersediannya.

d) Manajemen dan teknologi, meliputi tenaga manajemen yang memadai, kontrol

kualitas, dan ketersediaan teknologi yang sesuai.

e) Fasilitas penunjang, meliputi penelitian dan pengembangan, sistem informatika,

dan infrastruktur (Muelgini, dkk, 1993 dalam Hidayatullah, 2004).

Page 39: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

21

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan

menjadi:

a) Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang

dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga

kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri

biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya:

industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe atau tahu, dan industri

makanan ringan.

b) Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai

19 orang. Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relatif kecil,

tenagakerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan

saudara. Misalnya: industri genteng, industri batu bata, dan industri

pengolahan rotan.

c) Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20

sampai 90 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup

besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan

memiliki kemampuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi,

industri bordir, industri makanan dan industri keramik.

d) Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang.

Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif

dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan

khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemampuan dan

kelayakan ( fit and profer test ). Misalnya: industri tekstil, industri mobil,

industri besi baja, dan industri pesawat terbang (Sajo, 2009).

Page 40: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

22

Pentingnya agroindustri sebagai suatu pendekatan pembangunan pertanian dapat

dilihat dari kontribusinya, yaitu kegiatan agroindustri mampu meningkatkan

pendapatan pelaku agribisnis, mampu menyerap banyak tenaga kerja, mampu

meningkatkan perolehan devisa, dan mampu mendorong tumbuhnya industri yang

lain (Soekartawi, 2000).

Agroindustri sagu aren di Kecamatan Natar ada yang termasuk katagori

agroindustri skala kecil dan juga ada agroindustri skala sedang dengan jumlah

tenaga kerja berjumlah ±7-21 orang yang berasal dari lingkungan sekitar serta

jumlah modal yang relatif cukup. Peralatan yang digunakan pada agroindustri

sagu aren ini masih termasuk dalam kategori tradisional dan standar. Terdapat

tiga kegiatan utama dalam agroindustri sagu aren ini, yaitu kegiatan pengadaan

bahan baku, kegiatan pengolahan, dan kegiatan pemasaran.

4. Pengadaan Bahan Baku

Bahan baku yaitu barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi

yang mana dapat diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun dibeli dari supplier

atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan pabrik yang

menggunakannya (Assauri, 1999). Analisis terhadap aktivitas pengadaan bahan

baku harus dilakukan sebelum memulai investasi pada usaha agroindustri. Dengan

adanya persediaan bahan baku yang cukup tersedia di gudang diharapkan dapat

memperlancar kegiatan produksi perusahaan dan dapat menghindari terjadinya

kekurangan bahan baku.

Pengadaan bahan baku berfungsi menyediakan bahan baku dalam jumlah yang

tepat, mutu yang baik, dan tersedia secara berkesinambungan dengan biaya yang

Page 41: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

23

layak dan terorganisasi dengan baik. Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan

sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi untuk

mencapai tujuan tertentu, sedangkan biaya produksi adalah biaya yang digunakan

untuk mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. Biaya terbesar dalam proses

pengolahan umumnya adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan

baku. Oleh karena itu, perhatian terhadap perhitungan dan pengendalian biaya

dalam pengadaan bahan baku merupakan hal yang sangat penting. Kekurangan

bahan baku atau ketersediaan bahan baku yang tidak kontinyu akan berakibat pada

sistem kerja yang tidak efektif dan efisien, serta menurunnya mutu bahan baku

sehingga dapat menurunkan mutu produk olahannya. Oleh karena itu, pengadaan

bahan baku bagi industri yang mengolah produk pertanian harus terorganisir

dengan baik (Mulyadi, 1990).

Terdapat lima faktor penting yang perlu diperhatikan dalam sistem pengadaan

bahan baku agar kegiatan pengolahan berjalan dengan lancar, yaitu:

a) Jumlah yang tepat. Masalah yang dihadapi adalah bahwa pabrik

bekerja jauh di bawah kapasitas produksi terpasang, karena kekurangan bahan

baku. Pengkajian faktor penentu produksi bahan baku dan penggunaan lain

dari bahan baku tersebut perlu perhatian khusus. Faktor yang menentukan

produksi bahan baku adalah luas lahan dan produktivitasnya.

b) Mutu bahan baku atau kualitas. Perusahaan tidak hanya memikirkan

ketersediaan bahan baku dari segi jumlah saja, tetapi juga dilihat dari segi

persyaratan mutu. Jumlah yang banyak tidak akan berguna jika mutunya tidak

sesuai dengan yang diperlukan.

Page 42: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

24

c) Pemilihan waktu yang tepat. Waktu merupakan faktor yang penting dalam

sistem pengadaan bahan baku agroindustri karena sifat biologis dari bahan

baku tersebut. Karakteristik bahan baku yang tergantung pada waktu adalah

musim, daya tahan, dan ketersediaan.

d) Biaya/ harga yang layak. Biaya bahan baku merupakan biaya terbesar dari

proses agroindustri. Faktor produksi tambahan yang utama adalah tenaga

kerja. Oleh karena biaya bahan baku merupakan penentu utama, maka perlu

dilihat alternatif mekanisme harga dan kepekaan laba terhadap perubahan

biaya.

e) Organisasi. Ketersediaan mutu bahan baku pada waktu yang tepat dan biaya

yang layak akhirnya tergantung pada organisasi sistem pengadaan.

Pengorganisasian dapat diartikan sebagai penentuan pekerjaan-pekerjaan yang

harus dilakukan, pengelompokan tugas-tugas, dan membagikan pekerjaan pada

setiap karyawan, penetapan departemen dan hubungan-hubungan (Sembiring,

1991 dalam Hidayatullah, 2004).

5. Pengolahan pada Agroindustri

Agroindustri adalah sebagai kegiatan pengolahan sumber bahan baku yang

bersumber dari tanaman ataupun hewan. Artinya, bahwa kegiatan atau proses

agroindustri merupakan upaya: 1) untuk meningkatkan nilai tambah produk, 2)

menghasilkan produk yang dapat dipasarkan, dapat digunakan atau dapat

dimakan, 3) meningkatkan daya simpan, 4) menambah pendapatan dan

keuntungan bagi produsen (Soekartawi, 2000).

Page 43: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

25

Pengolahan sebagai salah satu subsistem dalam agribisnis merupakan suatu

alternatif terbaik untuk dikembangkan. Artinya, pengembangan industri

pengolahan diperlukan guna terciptanya keterkaitan antara sektor pertanian

dengan sektor industri. Industri pengolahan (agroindustri) akan mempunyai

kemampuan yang baik jika kedua sektor tersebut diatas memiliki keterkaitan yang

sangat erat baik keterkaitan kedepan (forward linkage) maupun kebelakang

(backward linkage). Keterkaitan ke belakang karena proses produksi pertanian

memerlukan produksi dan alat pertanian. Keterkaitan ke depan karena ciri produk

pertanian bersifat musiman, bervolume, dan mudah rusak (Soekartawi, 2000).

Pengembangan agroindustri ke depan perlu diarahkan ke dalam struktur

agroindutri lebih ke hilir (pengolahan dan pemasaran), dengan tujuan menciptakan

dan meningkatkan nilai tambah (added value) sebesar mungkin di dalam negeri,

mendiversifikasikan produk yang mengakomodasikan preferensi konsumen, dan

memanfaatkan segmen-segmen pasar yang berkembang, baik dalam negeri

maupun di pasar internasional (Saragih, 1998 dalam Hidayatullah, 2004).

Terdapat beberapa alasan pentingnya peranan agroindustri pada pengolahan hasil

pertanian, antara lain:

a) Meningkatkan nilai tambah

Pengolahan hasil yang baik dilakukan produsen dapat meningkatkan nilai

tambah dari hasil pertanian yang diproses.

b) Meningkatkan kualitas hasil.

Kualitas hasil yang baik akan menyebabkan nilai barang menjadi lebih tinggi

dan keinginan konsumen menjadi terpenuhi. Perbedaan kualitas bukan saja

Page 44: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

26

menyebabkan adanya perbedaan segmentasi pasar tetapi juga mempengaruhi

harga barang itu sendiri.

c) Meningkatkan penyerapan tenaga kerja.

Bila hasil pertanian langsung dijual tanpa diolah terlebih dahulu maka

kesempatan kerja pada kegiatan pengolahan akan hilang, sebaliknya bila

dilakukan pengolahan hasil maka banyak tenaga kerja yang diserap.

Komoditas pertanian tertentu justru menuntut jumlah tenaga kerja yang relatif

besar pada kegiatan pengolahan.

d) Meningkatkan keterampilan produsen.

Keterampilan dalam mengolah hasil akan menyebabkan terjadi peningkatan

keterampilan secara kumulatif sehingga pada akhirnya juga akan memperoleh

hasil penerimaan usahatani yang lebih besar.

e) Meningkatkan pendapatan produsen.

Konsekunsi logis dari hasil olahan yang lebih baik adalah menyebabkan total

penerimaan lebih tinggi karena kualitas hasil yang lebih baik dan harganya

lebih tinggi (Soekartawi, 2000).

6. Kinerja Pengertian kinerja menurut Bernardin dan Russel (1993) adalah kinerja dilihat

dari hasil pengeluaran produksi atas fungsi dari pekerjaan tertentu atau aktivitas

selama periode tertentu. Dalam melakukan kegiatan usaha ada berbagai faktor

yang harus dikelola yang disebut sebagai faktor faktor produksi. Faktor-faktor

tersebut yaitu material atau bahan, mesin atau peralatan, manusia atau

karyawan, modal atau uang, dan manajemen yang akan mengfungsionalkan

keempat faktor yang lain. Hasibuan (2005) mengemukakan kinerja (prestasi

Page 45: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

27

kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan

tugas-tugas yang dibebankan kepadannya yang didasarkan atas kecakapan,

pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.

Kinerja perusahaan adalah keadaan perusahaan selama periode waktu tertentu

yang merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional

perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki (Srimindarti, 2006).

Didu (2003), mengelompokkan pengukuran kinerja agroindustri dapat

dibagi menjadi :

a) Kinerja agroindustri

Sebagai suatu sistem, pengukuran kinerja agroindustri hendaknya menggunakan

pendekatan multikriteria. Kinerja agroindustri dapat diukur secara internal dan

eksternal. Kinerja internal dianalisis berdasarkan subsistem agroindustri,

sedangkan kinerja eksternal dianalisis berdasarkan output yang dihasilkan.

Kinerja internal dapat dianalisis berdasarkan pengelompokan berupa : (1) kinerja

subsistem rantai produksi, (2) kinerja subsistem kebijakan, (3) kinerja subsistem

kelembagaan, dan (4) kinerja subsistem pemasaran .

Indikator kinerja subsistem rantai produksi yang mencakup kegiatan pembibitan,

budidaya, dan pengolahan antara lain adalah : ( 1 ) peroduktivitas efisiensi, (2)

kualitas produk, dan (3) kemampuan melakukan diversifikasi. kinerja untuk

subsistem kebijakan antara lain : (1) perkembangan investasi, (2) penyebaran

lokasi usaha, (3) kesempatan berusaha, ( 4 ) diversifikasi usaha, dan (5)

perlindungan terhadap stakeholder yang lemah.

Page 46: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

28

Indikator kinerja untuk subsistem kelembagaan antara lain : ( 1 ) efektivitas

dalam proses pengambilan keputusan, ( 2 ) distribusi tanggung jawab dan

kewenangan, (3) jangkauan pengaruh, dan (4) efektivitas pelayanan, sedangkan

indikator kinerja untuk subsistem pemasaran meliputi : ( 1 ) area pemasaran, (2)

luasan dan efektivitas jaringan, (3) jenis dan jumlah produk yang dipasarkan, dan

( 4 ) nilai produk yang dipasarkan.

b) Kinerja Ekonomi dan Sosial

Salah satu karakteristik penting agroindustri adalah melibatkan masyarakat

banyak pada lokasi yang luas, maka pengukuran kinerja ekonomi tidak dapat

dipisahkan dengan kinerja untuk aspek sosial. Dengan demikian, maka

pendekatan penilaian kinerja yang efektif adalah menggunakan multikriteria

untuk masing-masing komoditas.

c) Kinerja Usaha

Penilaian kinerja usaha agroindustri secara individu berintikan pada 3 (tiga) aspek,

yaitu : (1) kualitas (Quality), (2) efesiensi (Cost), dan (3) ketepatan penyerahan

(Delivery) yang dikenal dengan prinsip QCD. Untuk meningkatkan kinerja

efisiensi usaha agroindustri diuraikan kinerja produktivitas, analisis nilai tambah,

dan analisis finansial.

Menurut Prasetya dan Lukiastuti (2009) dalam penelitian Sari (2015) ada enam

tipe pengukuran kinerja, yaitu produktivitas tenaga kerja, kapasitas, kualitas,

kecepatan pengiriman, fleksibel, dan kecepatan proses.

a) Produktivitas tenaga kerja

Produktivitas adalah suatu ukuran seberapa besar nilai kita mengonversi input

Page 47: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

29

dari proses transformasi ke dalam output. Produktivitas dari agroindustri dapat

dihitung dari unit yang diproduksi (output) dengan masukan yang digunakan

(tenaga kerja) yang dirumuskan sebagai berikut:

Produktivitas = Unit yang diproduksi (kg)

Masukan yang digunakan (HOK)

b) Kapasitas

Kapasitas adalah suatu tingkat keluaran atau output maksimum dari suatu sistem

produksi dalam periode tertentu dan merupakan kuantitas keluaran tertinggi yang

mungkin selama periode waktu itu .

Capacity Utiization = Actual Ouput

Design Capacity

c) Kualitas

Kualitas dari proses pada umumnya diukur dengan tingkat ketidaksesuaian dari

produk yang dihasilkan.

d) Kecepatan Pengiriman

Kecepatan pengiriman ada dua ukuran dimensi, pertama jumlah waktu antara

produk ketika dipesan untuk dikirimkan ke pelanggan, kedua adalah variabilitas

dalam waktu pengiriman.

e) Fleksibel

Ada tiga dimensi dari fleksibel, pertama bentuk dari fleksibel menandai

bagaimana kecepatan proses dapat masuk dari memproduksi satu produk atau

keluarga produk untuk yang lain. Kedua adalah kemampuan bereaksi untuk

berubah dalam volume. Ketiga, kemampuan dari proses produksi yang lebih dari

satu produk secara serempak, bagaimana kemampuan agroindustri dalam

mengubah batang aren menjadi produk selain sagu aren.

Page 48: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

30

7. Nilai Tambah

Industri pengolahan hasil pertanian dapat menciptakan nilai tambah. Konsep nilai

tambah adalah suatu pengembangan nilai yang terjadi karena adanya input

fungsional seperti perlakuan dan jasa yang menyebabkan bertambahnya kegunaan

dan nilai komoditas selama mengikuti arus komoditas pertanian (Hardjanto 1993).

Input fungsional dapat berupa proses mengubah bentuk (from utility), menyimpan

(time utility), maupun melalui proses pemindahan tempat dan kepemilikan.

Sumber-sumber nilai tambah dapat diperoleh dari pemanfaatan faktor- faktor

produksi (tenaga kerja, modal, sumberdaya alam dan manajemen).

Analisis nilai tambah berfungsi sebagai salah satu indikator dalam keberhasilan

sektor agribisnis. Menurut Hardjanto (1993) kegunaan dari menganalisis nilai

tambah adalah untuk mengetahui:

a) Menghitung nilai tambah pada agroindustri sagu aren ini, besar nilai tambah

yang terjadi akibat perlakuan tertentu yang diberikan pada komoditas

pertanian.

b) Distribusi imbalan yang diterima pemilik dan tenaga kerja.

c) Besarnya kesempatan kerja yang diciptakan dari kegiatan pengolahan

bahan baku menjadi produk jadi.

d) Besarnya peluang serta potensi yang dapat diperoleh dari suatu sistem

komoditas di suatu wilayah tertentu dari penerapan teknologi pada satu atau

beberapa subsistem di dalam agribisnis.

Menurut Hayami (1987), analisis nilai tambah pengolahan produk pertanian dapat

dilakukan dengan cara sederhana, yaitu melalui perhitungan nilai tambah per

kilogram bahan baku untuk satu kali pengolahan yang menghasilkan produk

Page 49: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

31

tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tambah untuk pengolahan dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor teknis dan faktor pasar. Faktor teknis

yang berpengaruh adalah kapasitas produksi, jumlah bahan baku yang digunakan

dan tenaga kerja, sedangkan faktor pasar yang berpengaruh ialah harga output,

upah kerja, harga bahan baku, dan nilai input lain selain bahan baku dan tenaga

kerja. Nilai input lain adalah nilai dari semua korbanan selain bahan baku dan

tenaga kerja yang digunakan selama proses pengolahan berlangsung.

Konsep pendukung dalam analisis nilai tambah metode Hayami pada subsistem

pengolahan adalah:

a) Faktor konversi, yang menunjukkan banyaknya output yang dapat dihasilkan

dari satu satuan input.

b) Koefisien tenaga kerja langsung, yang menunjukkan banyaknya tenaga kerja

langsung yang diperlukan untuk mengolah satu satuan input.

c) Nilai output, menunjukkan nilai output yang dihasilkan dari satu satuan input.

Analisis nilai tambah juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode Hayami,

dimana perhitungannya berdasarkan satu satuan bahan baku utama dari produk

jadi (Hayami, 1987). Analisis nilai tambah melalui metode Hayami ini dapat

menghasilkan beberapa informasi penting, antara lain berupa :

a. Perkiraan nilai tambah (rupiah)

b. Rasio nilai tambah terhadap nilai produk jadi (persen)

c. Imbalan jasa tenaga kerja (rupiah)

d. Bagian tenaga kerja (persen)

e. Keuntungan yang diterima perusahaan (rupiah)

f. Tingkat keuntungan perusahaan (persen)

Page 50: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

32

B. Kajian penelitian terdahulu

Penelitian terdahulu tentang analisis kinerja dan nilai tambah agroindustri telah

banyak dilakukan. Tinjauan penelitian terdahulu digunakan sebagai bahan

referensi untuk mendukung penelitian yang akan dilakukan. Beberapa penelitian

terdahulu disajikan pada Tabel 5. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

terdahulu terletak pada lokasi, topik penelitian, dan metode analisis data yang

digunakan.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terdapat pada penelitian

Herdiyandi (2016), yaitu menggunakan analisis nilai tambah model Hayami.

Metode pengukuran tersebut digunakan untuk mengukur nilai tambah pada

agroindustri yang dipilih sebagai lokasi penelitian. Persamaan dalam penggunaan

analisis nilai tambah model Hayami juga terdapat pada penelitian Sari (2015),

penelitian Masesah (2013), penelitian Aldhariana (2016), penelitian Febriyanti

(2016), penelitian Putri (2016), dan penelitian Sagala (2013).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada penggunaan

metode pengukuran dalam mengukur kinerja agroindustri. Hal itu didapatkan

pada penelitian Febriyanti (2015) yang menggunakan analisis kinerja

produktivitas tenaga kerja dan kapasitas dalam mengukur kinerja agroindustri,

sedangkan penelitian ini menggunakan analisis kinerja produktivitas tenaga kerja,

kapasitas, kualitas, kecepatan pengiriman dan fleksibilitas. Perbedaan penelitian

ini dengan penelitian terdahulu juga terdapat pada topik penelitian. Penelitian ini

akan meneliti mengenai pengadaan bahan baku agroindustri melalui enam tepat,

kinerja agroindustri meliputi kinerja produktivitas tenaga kerja, kinerja kapasitas

Page 51: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

33

kualitas, kecepatan pengiriman dan fleksibilitas serta menganalisis nilai tambah

agroindustri. Selanjutnya, dari hasil analisis tersebut akan diketahui apakah usaha

pada agroindustri yang dipilih sebagai lokasi penelitian memberikan nilai tambah

sehingga memberikan keuntungan pada agroindustri tersebut.

Page 52: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

34

Tabel 5. Penelitian terdahulu tentang analisis kinerja dan nilai tambah agroindustri

No Nama

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

1 Sari

(2015)

Kinerja Produksi dan Nilai

Tambah Agroindustri Emping

Melinjo di Kota Bandar

Lampung

Analisis kinerja

produksi, kesempatan

kerja, dan nilai tambah

1. Kinerja agroindustri emping melinjo di Kota Bandar

Lampung secara keseluruhan menguntungkan.

Produktivitas agroindustri emping sudah berkinerja

baik. Agroindustri emping melinjo mampu

memberikan kesempatan kerja sebesar 62,92 HOK

di Rajabasa dan 42,49 HOK di Sukamaju.

2. Kelurahan Rajabasa memberikan nilai tambah yang

positif sebesar 45,95 persen dan di Kelurahan

Sukamaju sebesar 48,63 persen.

2 Herdiyandi

(2016)

Analisis Nilai Tambah

Agroindustri Tepung Tapioka Di

Desa NegaraTengah Kecamatan

Cineam Kabupaten Tasikmalaya

Analisis pendapatan

dan nilai tambah

Hayami

1. Biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha agroindustri

tepung tapioka dalam satu kali proses produksi

adalah Rp 3.007.536,22. Penerimaan Rp 4.200.000.

sehingga memperoleh pendapatan Rp.1.192.463,78

dalam satu kali proses produksi, dengan jumlah

bahan baku 2500 kilogram. Besarnya R/C

agroindustri tepung tapioka adalah 1,39, artinya dari

setiap Rp.1,00 biaya yang dikeluarkan pengusaha

agroindustri tepung tapioka diperoleh penerimaan

Rp.1,39 dan pendapatan Rp. 0,39 dengan demikian

agroindustri tepung tapioka di Perusahaan responden

menguntungkan.

2. Nilai tambah yang diperoleh pengusaha agroindustri

tepung tapioka yaitu Rp.662 per kilogram dengan

total produksi tepung tapioka 700 kilogram dalam

satu kali proses produksi

Page 53: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

35

3 Aldhariana

(2016)

Keragaan Agroindustri Beras

Siger (Kasus di Agroindustri

Toga Sari Kabupaten Tulang

Bawang dan Agroindustri Mekar

Sari Kota Metro)

Analisis deskriptif

kualitatif dan analisis

deskriptif kuantitatif,

analisi pendapatan dan

nilai tambah Hayami.

1. Keenam komponen pengadaan bahan baku pada

Agroindustri TS sudah tepat, sedangkan pada

Agroindustri MS masih terdapat satu komponen

yang belum tepat yaitu harga. Pendapatan pada

Agroindustri TS lebih besar dibandingkan pada

Agroindustri MS.

2. Kedua agroindustri beras siger tersebut layak

dijalankan karena memiliki nilai tambah yang positif

dan cukup menguntungkan dilihat dari R/C rasio.

Nilai tambah pada Agroindustri MS yaitu

Rp1.104,24/kg bahan baku lebih besar dibandingkan

dengan nilai tambah pada Agroindustri TS yaitu

Rp703,74/kg bahan baku.

3. Strategi pemasaran beras siger pada kedua

agroindustri menggunakan marketing mix yang

terdiri dari produk, harga, tempat, dan promosi.

Dilihat dari komponen produk, harga, dan tempat,

Agroindustri TS lebih baik dibandingkan dengan

Agroindustri MS. Akan tetapi kedua agroindustri

beras siger ini memiliki kesamaan yaitu kegiatan

promosi yang dilakukan masih sangat minim.

4 Febriyanti

(2016)

Analisis Kinerja Agroindustri

Keripik Pisang Skala UMK di

Kota Metro

Analisis deskriptif

kuantitatif dan

kualitatif, analisis EOQ,

analisis nilai tambah,

dan analisis finansial.

1. Kinerja keripik pisang skala mikro dan skala kecil di

Kota Metro telah berproduksi dengan baik, yaitu

agroindustri keripik pisang skala mikro dengan

produktivitas sebesar 25,71 kg/HOK dan rata-rata

kapasitas sebesar 69 persen, sedangkan agroindustri

keripik pisang skala kecil dengan produktivitas

sebesar 34,95 kg/HOK dan kapasitas 90 persen.

2. Jumlah pembelian bahan baku yang ekonomis (nilai

EOQ) rata-rata untuk agroindustri keripik pisang

Page 54: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

36

skala mikro di Kota Metro sebanyak 57 sisir dengan

frekuensi pembelian bahan baku yang dilakukan 5

kali.

3. Nilai tambah rata-rata agroindustri keripik pisang

skala mikro di Kota Metro sebesar Rp 15.481,97

sedangkan keripik pisang skala kecil sebesar Rp

27.528,19.

4. Agroindustri keripik pisang skala mikro dan

agroindustri keripik pisang skala kecil secara

finansial di Kota Metro layak untuk diusahakan.

5 Putri

(2016)

Nilai Tambah, Bauran

Pemasaran (Marketing Mix) Dan

Perilaku Konsumen Dalam

Pengambilan Keputusan

Pembelian Produk Rotan (Kursi

Teras Tanggok dan Kursi Teras

Pengki) di Kota Bandar

Lampung

Analisis deskriptif,

analisis nilai tambah

metode Hayami dan

analisis regresi logistik.

1. Pengadaan bahan baku pada agroindustri rotandi

Kota Bandar Lampung sudah memenuhi syarat

elemen pengadaan bahan baku yaitu tepat kuantitas,

tepat kualitas, tepat waktu, tepat biaya dan tepat

organisasi.

2. Besaran nilai tambah yang dihasilkan oleh satu set

kursi teras tanggok adalah sebesar Rp18.054,32

sementara untuk satu set kursi teras pengki sebesar

Rp 16.613,02

3. Persepsi konsumen pada produk, persepsi konsumen

pada promosi, faktor psikologis, faktor budaya,

pendapatan dan jenis kelamin adalah variabel yang

berpengaruh secara positif sementara persepsi

konsumen pada distribusi berpengaruh negatif dalam

pembelian produk rotan kursi teras tanggok dan

kursi teras pengki di Kota Bandar Lampung.

6 Arum

(2016)

Evaluasi Kelayakan Usaha dan

Nilai Tambah Agroindustri

Tempe

Analisis evaluasi

kelayakan dan nilai

tambah

1. Ketiga agroindustri tempe pada berbagai skala

produksi (besar, menengah, kecil) secara

keseluruhan menguntungkan dan layak untuk

dikembangkan.

Page 55: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

37

2. Nilai tambah yang dihasilkan oleh ketiga

agroindustri tempe cukup besar walaupun masih

menggunakan teknologi yang tergolong sederhana

dan modal terbatas.

7 Sagala

(2013)

Kinerja Usaha Agroindustri

Kelanting di Desa Karang

Anyara Kecamatan Gedong

Tataan Kabupaten Pesawaran

Analisis pendapatan,

kinerja, dan nilai

tambah

1. Nilai rata-rata R/C rasio > 1 yaitu sebesar 1,24, BEP

sebesar 1042,69 kg atau lebih kecil dari 1168,80 kg

(output rata-rata), produktivitas sebesar 16,07

kg/HOK, dan kapasitas sebesar 0,92.

2. Nilai tambah yang diperoleh dari hasil pengolahan

ubi kayu menjadi kelanting adalah sebesar Rp.

1.184,02 per kilogram bahan baku ubi kayu atau

sebesar 34,57 persen.

8 Masesah

(2013)

Pengadaan Bahan Baku dan

Nilai Tambah Pisang Bolen di

Bandar Lampung

Analisis EOQ dan

nilai tambah model

Hayami

1. Persediaan rata-rata bahan baku pisang raja yang

digunakan selama satu bulan untuk CV Mayang Sari

sebanyak 3.000 sisir/bulan dan 520 sisir/bulan untuk

Harum Sari.

2. Nilai tambah rata-rata industri pisang bolen CV Mayang

Sari sebesar Rp3.937,60 per satu kotak dengan isi 10 kue

pisang bolen dan nilai tambah pisang bolen Harum Sari

sebesar Rp2.326,92 per satu kotak dengan isi 10 kue

pisang bolen.

Page 56: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

38

C. Kerangka Pemikiran

Menurut Suryana (2005) agroindustri merupakan bagian atau subsistem dari

agribisnis yang memproses dan mentransformasikan produk mentah hasil

pertanian menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang dapat langsung

dikonsumsi atau dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Komponen-

komponen produksi terdiri dari bahan mentah, bahan pembantu, tenaga kerja,

manajemen, teknologi, dan fasilitas penunjang yang dipengaruhi oleh kebijakan

yang ada dalam pelaksanaan sistem agroindustri

Agroindustri sagu aren bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas

aren dengan cara mengolah batang aren menjadi sagu aren. Proses produksi aren

menjadi sagu aren memerlukan berbagai input, yaitu bahan baku, peralatan,

tenaga kerja, dan input pendukung lainnya. Proses produksi tersebut memerlukan

persediaan input, khususnya bahan baku yang terjamin, sehingga tidak terjadi

hambatan produksi akibat kekurangan bahan baku. Oleh karena itu, diperlukan

analisis pengadaan bahan baku yang tepat waktu, tempat, kualitas, kuantitas,

organisasi dan harga agar Agroindustri Sagu Aren di Lampung Selatan

mengetahui besarnya bahan baku yang diperlukan.

Proses produksi batang aren menjadi sagu aren juga dipengaruhi oleh kinerja

agroindustri, meliputi kinerja produktivitas tenaga kerja, kapasitas, kualitas,

kecepatan pengiriman, dan fleksibel. Kinerja agroindustri tersebut akan

berpengaruh terhadap output atau hasil produksi. Berdasarkan kinerja tersebut

agroindustri harus mengetahui apakah usaha yang dijalankannya memberikan

nilai tambah atau tidak. Oleh karena itu, diperlukan analisis nilai tambah dengan

Page 57: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

39

cara menghitung selisih antara nilai output (sagu aren) dikurangi biaya produksi

(bahan baku, peralatan, tenaga kerja). Apabila jumlah biaya produksi lebih kecil

dari nilai output (sagu aren), maka agroindustri sagu aren memberikan nilai

tambah begitupula sebaliknya. Nilai tambah yang diperoleh digunakan untuk

menutupi berbagai biaya yang ada dalam agroindustri, meliputi biaya pembelian

bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya lainnya dalam proses produksi. Selain

itu, nilai tambah yang diperoleh dapat memberikan keuntungan bagi pihak

agroindustri sagu aren. Bagan alir kerangka pemikiran analisis kinerja dan nilai

tambah agroindustri sagu aren dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 58: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

40

Gambar 4. Bagan alir kerangka pemikiran analisis kinerja dan nilai tambah

Agroindustri Sagu Aren di Kecamatan Natar Lampung Selatan.

Agroindustri Sagu Aren

Kegiatan Pengolahan Pengadaan Bahan Baku

harga

output

Penerimaan

Output:

- Sagu aren

Output

Analisis Nilai

Tambah Hayami

Nilai

Tambah

Analisis

Pengadaan

Bahan Baku

1. Kualitas

2. Kuantitas

3. Waktu

4. Biaya

5. Tempat

6. Organisasi

Input :

- Bahan baku

batang aren

- Tenaga kerja

- Peralatan

Kinerja:

- Produktivitas

- Kapasitas

- Kualitas

- Kecepatan

Pengiriman

- Fleksibilitas

harga

input

Biaya

Produksi

Page 59: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus pada

Agroindustri Sagu Aren di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

Menurut Iskandar (2009) dalam Herdiandi (2016) studi kasus bertujuan untuk

mengembangkan metode kerja paling efisien dengan cara melakukan penelitian

secara mendalam mengenai masalah penelitian di tempat yang akan di teliti

sehingga memberikan kesimpulan yang berlaku dan terbatas pada kasus tertentu.

Beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum melakukan penelitian adalah

membuat konsep dasar dan definisi operasional, menentukan lokasi, responden,

waktu penelitian, jenis dan sumber data, serta menentukan metode analisis.

B. Konsep Dasar dan Batasan Operasional

Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang

digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan

penelitian.

Agribisnis dapat dipandang sebagai suatu sistem pertanian yang memiliki

beberapa komponen subsistem yaitu subsistem penyedia sarana produksi,

Page 60: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

42

subsistem usahatani yang memproduksi bahan baku, subsistem pengolahan hasil

pertanian, dan subsistem pemasaran hasil pertanian.

Agroindustri adalah subsistem dari sistem agribisnis yang memanfaatkan dan

memiliki kaitan langsung dengan produk-produk pertanian yang akan

ditransformasikan menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Sagu aren adalah produk sagu yang diperoleh dari pengolahan batang aren untuk

dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan mie soun, kue, bakmie, bakso dll

Pengadaan bahan baku adalah suatu kesatuan kegiatan yang dilakukan untuk

menyediakan batang aren pada agroindustri sagu aren.

Enam tepat dalam pengadaan bahan baku adalah kegiatan pengadaan bahan baku

yang sesuai dengan enam tepat yaitu tepat waktu, tepat tempat, tepat organisasi,

tepat kualitas, tepat kuantitas, dan tepat harga. Enam tepat ini diterapkan dalam

kegiatan pengadaan bahan baku agar memperlancar kegiatan pengadaan bahan

baku dan memberikan keuntungan yang maksimal bagi agroindustri sagu aren.

Tepat waktu adalah waktu yang tepat dalam kegiatan pengadaan bahan baku yaitu

saat jumlah bahan baku menipis, maka bahan baku dapat tersedia dengan cepat

agar tidak terjadi penundaan proses produksi.

Tepat tempat adalah tempat yang menjual bahan baku merupakan tempat yang

memberikan pelayanan yang memuaskan, mudah dijangkau, dan letaknya

strategis bagi pihak agroindustri.

Tepat kualitas adalah kualitas bahan baku yang akan digunakan untuk membuat

sagu aren merupakan kualitas yang baik. Kualitas batang aren yang baik adalah

Page 61: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

43

batang aren yang tidak disadap untuk diambil niranya, tidak rusak, tidak busuk,

dan memiliki ukuran yang sedang hingga besar.

Tepat kuantitas adalah jumlah bahan baku yang tersedia untuk membuat sagu aren

sesuai dengan target produksi. Artinya, jumlah bahan baku yang digunakan dapat

mencerminkan hasil produksi yang akan diperoleh sehingga harus sesuai dengan

target sasaran produksi.

Tepat harga atau biaya adalah harga yang dikeluarkan untuk membeli batang aren

sebagai bahan baku relatif terjangkau yaitu tidak terlalu mahal dan melalui harga

bahan baku tersebut pihak agroindustri dapat memperoleh keuntungan yang telah

diperkirakan atau ditargetkan.

Tepat Organisasi adalah kelembagaan pendukung untuk pengadaan bahan baku

yang penting untuk diperhatikan karena berkaitan dengan banyak pihak untuk

mendukung proses produksi agroindustri.

Masukan (input) adalah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan sagu

aren. Input berupa batang aren, tenaga kerja, peralatan, dan biaya-biaya lainnya.

Keluaran (Output) adalah hasil dari proses produksi yaitu berupa sagu aren diukur

dalam jumlah satuan kilogram (kg).

Pengolahan adalah suatu kesatuan kegiatan yang dilakukan untuk mengolah bahan

baku menjadi produk yang bernilai tambah. Pengolahan sagu aren adalah suatu

kesatuan kegiatan yang dilakukan untuk mengolah batang aren menjadi sagu aren.

Jumlah Tenaga Kerja adalah banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan baik dalam

keluarga maupun luar keluarga selama satu kali proses produksi sagu aren, diukur

dalam satuan hari orang kerja (HOK).

Page 62: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

44

Upah tenaga kerja adalah upah rata-rata yang dikeluarkan oleh agroindustri untuk

tenaga kerja secara langsung dalam proses produksi, yang dihitung berdasarkan

tingkat upah yang berlaku di daerah penelitian, dan diukur dalam rupiah per HOK

(Rp/HOK).

Peralatan adalah alat-alat yang digunakan dalam proses produksi sagu aren, yaitu

mesin pemarut, karung, taman, timbangan, kapak.

Harga input adalah harga batang aren yang diterima oleh pelaku agroindustri dari

hasil pembelian yang diukur dalam satuan rupiah (Rp/unit).

Harga Produk (output) adalah harga sagu aren yang diterima oleh pengusaha

agroindustri dan diukur dalam satuan rupiah (Rp/kg).

Biaya Produksi adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi selama satu

bulan, diukur dalam satuan rupiah (Rp/siklus produksi ).

Penerimaan merupakan pendapatan yang diperoleh dari penjualan sagu aren

dengan mengalikan jumlah sagu aren yang dihasilkan dengan harga yang berlaku

diukur dalam satuan rupiah (Rp/siklus produksi).

Kinerja adalah hasil kerja atau prestasi kerja dari suatu agroindustri, dilihat dari

aspek teknis dan ekonomis meliputi produktivitas, kapasitas dan kualitas.

Produktivitas adalah perbandingan antara output dan input dalam proses produksi

batang aren menjadi sagu aren . Produktivitas dihitung bedasarkan output sagu

aren/(kg) terhadap tenaga kerja (HOK).

Kapasitas adalah perbandingan antara output (sagu aren) yang dihasilkan dalam

suatu proses produksi dengan kapasitas maksimal produksi sagu aren yang dapat

Page 63: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

45

dihasilkan, dinyatakan dalam persen (%). Kapasitas dikatakan baik apabila

kapasitas bernilai lebih dari 50%.

Faktor konversi adalah banyaknya jumlah output yang dapat dihasilkan dalam

satu satuan input. Faktor konversi pada agroindustri sagu aren adalah

perbandingan antara sagu aren yang dihasilkan dengan penggunaan batang aren

dalam perhitungan nilai tambah.

Nilai tambah adalah selisih antara nilai output sagu aren dengan harga bahan baku

utama sagu aren dan sumbangan input lain yang diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Sumbangan input lain adalah bahan-bahan penunjang yang digunakan dalam

pembuatan sagu aren dalam perhitungan nilai tambah dan diukur dalam satuan

rupiah (Rp/kg bahan baku).

C. Lokasi Penelitian, dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di keempat Agroindusti Sagu Aren yang berada di

Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penentuan lokasi penelitian

ditentukan secara sengaja (purposive). Waktu penelitian dilaksanakan pada

Maret-April 2018. Terdapat empat agroindustri yang berada di wilayah

kecamatan ini.

Tabel 6. Jumlah industri / kegiatan usaha kecil Agroindustri Sagu Aren di

Lampung Selatan

No Nama Industri Jenis Industri Kapasitas Produksi (ton/tahun)

Terpasang Rill

1 Surahmat Sagu Aren 286 ton 245 ton

2 Oblak Sagu Aren 873 ton 886 ton

3 Kartim Sagu Aren 873 ton 863 ton

4 Adi Putra Sagu Aren 415 ton 365 ton

Sumber : Dinas Perindustrian Kabupaten Lampung Selatan, 2014 (data diolah)

Page 64: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

46

Tabel 6 menunjukkan bahwa terdapat empat agroindustri yang aktif

memproduksi sagu aren yaitu Agroindustri Surahmat, Agoindustri Oblak,

Agroindustri Kartim, dan Agroindustri Adi Putra. Terdapat tiga pengolahan sagu

aren yang produksi sebenarnya/riil mengalami kesenjangan dengan kapasitas yang

dapat diproduksi yaitu Agroindustri Surahmat, Agroindustri Kartim dan

Agroindustri Adi Putra .

Pemilihan keempat agroindustri dengan metode studi kasus ini didasarkan pada

adanya kesenjangan produksi riil dengan kapasitas yang dapat diproduksi di

beberapa agroindustri sagu aren. Kesenjangan produksi ini dapat disebabkan oleh

berbagai masalah seperti bahan baku yang sulit diperoleh, mesin pengolahan,

tenaga kerja, ketersediaan air dan cuaca. Selain itu, keempat agroindustri

dijadikan sebagai lokasi penelitian dengan harapan dapat membandingkan kinerja

dan nilai tambah masing-masing agroindustri.

Rendahnya tingkat produksi tersebut dapat menghambat proses produksi sagu

aren. Proses produksi juga dipengaruhi oleh kinerja produksi. Kinerja produksi

merupakan hasil kerja atau prestasi kerja yang telah dilakukan oleh agroindustri.

Kinerja produksi yang baik akan menghasilkan output yang baik, oleh karena itu

perlu dianalisis apakah rendahnya tingkat produksi agroindustri sagu aren

dipengaruhi oleh kinerja agroindustri yang belum optimal.

Agroindustri Sagu Aren yang berada di Kecamatan Natar Lampung Selatan telah

terbentuk sejak tahun 1972 sehingga dapat diasumsikan agroindustri tersebut telah

memiliki pengalaman usaha yang cukup dan dapat dihitung kapasitas

produksinya.

Page 65: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

47

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara serta pengamatan langsung

tentang keadaan di lapangan selama dua kali produksi di masing-masing

agroindustri dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan selama

agroindustri melaksanakan kegiatan produksi. Analisis terhadap kinerja dan nilai

tambah masing-masing agroindustri sagu aren menggunakan daftar pertanyaan

kuisoner sebagai alat bantu pengumpulan data. Data sekunder diperoleh dari studi

literatur, jurnal ilmiah, penelitian terdahulu, dan pustaka lainnya yang

berhubungan dengan penelitian ini, serta lembaga/instansi yang terkait dalam

penelitian ini, seperti Badan Pusat Statistik, Dinas Perindustrian Kabupaten

Lampung Selatan, dan data internal masing-masing Agroindustri Sagu Aren di

Kecamatan Natar Lampung Selatan.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif. Analisis kuantitatif

digunakan untuk menjawab tujuan penelitian tentang kinerja dan nilai tambah

agroindustri sagu aren, sedangkan analisis kualitatif digunakan untuk menjawab

tujuan pertama mengenai pengadaan bahan baku dilihat dari pelaksanaan enam

tepat pada agroindustri sagu aren.

Page 66: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

48

1. Analisis Pengadaan Bahan Baku

Metode analisis data yang digunakan pada tujuan pertama dalam penelitian ini

adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif ini dilakukan dengan

mendeskripsikan dan menginterpretasikan variabel yang mengacu pada kajian

ilmiah yang mendasarinya. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk

menganalisis manajemen pengadaan bahan baku berupa pelaksanaan enam tepat

pada agroindustri sagu aren. Enam tepat tersebut adalah tepat waktu, tepat

tempat, tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat organisasi dan tepat harga. Tidak

hanya itu, analisis deskriptif kualitatif ini juga digunakan untuk menganalisis

permasalahan atau kendala dalam pengadaan bahan baku serta langkah yang

dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut.

2. Kinerja

Analisis kinerja produksi pada penelitian ini dilakukan untuk melihat hasil kerja

dari agroindustri sagu aren yang dilihat dari aspek produktivitas tenaga kerja,

kapasitas, kualitas, kecepatan pengiriman, dan fleksibilitas.

a) Produktivitas tenaga kerja

Produktivitas tenaga kerja dari agroindustri dihitung dari unit yang diproduksi

(output) dengan masukan yang digunakan (tenaga kerja) yang dirumuskan

sebagai berikut (Prasetya dan Lukiastuti, 2009) :

Produktivitas tenaga kerja = Unit yang diproduksi (kg) .

Masukan yang digunakan (HOK)

Ukuran produktivitas ini dinyatakan dalam satuan kg/HOK, dimana semakin

besar angka produktivitas yang diperoleh maka semakin baik kinerja produksi

Page 67: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

49

agroindustri yang dilaksanakan. Standar nilai produktivitas tenaga kerja

menurut Render dan Heizer (2001) dalam penelitian Sari (2015) adalah 7,2

kg/HOK. Hal ini berarti setiap satu HOK pada suatu agroindustri mampu

memproduksi sebesar 7,2 kg unit yang diproduksi.

Jika produktivitas > 7,2 kg sagu aren, maka kinerja agroindustri tersebut sudah

baik;

Jika produktivitas < 7,2 kg sagu aren, maka kinerja agroindustri tersebut

kurang baik.

b) Kapasitas agroindustri

Kapasitas yaitu suatu ukuran yang menyangkut kemampuan output dari suatu

proses. Kapasitas agroindustri diperoleh dari nilai actual output yaitu output

berupa sagu aren yang diproduksi dengan satuan kg dibagi dengan design capacity

yaitu kapasitas maksimal atau output maksimal yang mampu dihasilkan

agroindustri dalam memproduksi sagu aren dengan satuan kg. Kapasitas

agroindustri dapat dirumuskan sebagai berikut :

Capacity Utiization = Actual Ouput

Design Capacity

Keterangan :

Actual output : output yang diproduksi (kg)

Design Capacity : kapasitas maksimal memproduksi (kg)

Menurut Render dan Heizer (2001) dalam penelitian Sari (2015) :

Jika kapasitas > 0,5 atau 50%, maka agroindustri telah berproduksi secara

baik;

Jika kapasitas < 0,5 atau 50%, maka agroindustri berproduksi kurang

baik.

Page 68: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

50

c) Kualitas

Kualitas dari proses pada umumnya diukur dengan tingkat ketidaksesuaian dari

produk yang dihasilkan. Mutu sagu aren dapat dinilai dengan mengunakan

parameter-parameter baik terhadap sifat yang dapat dilihat, misalnya warna putih

tidak kuning, kering, tidak berbau dan tekstur yang baik.

d) Kecepatan Pengiriman

Kecepatan pengiriman ada dua ukuran dimensi, pertama jumlah waktu antara

produk ketika dipesan untuk dikirimkan ke pelanggan, ke dua adalah ketepatan

waktu dalam pengiriman. Berdasarkan penelitian Sari (2015) tentang kecepatan

pengiriman emping melinjo dalam keragaan produksi, waktu yang dibutuhkan

untuk mengirimkan produk ke pelanggan membutuhkan waktu 30 menit dengan

jarak tempuh lima kilometer dan waktu tersebut dapat dikategorikan baik.

Apabila waktu yang dibutuhkan agroindustri sagu aren kurang atau sama dengan

30 menit dengan jarak tempuh sama atau lebih dari lima kilometer maka

dikategorikan baik karena asumsinya dengan waktu 30 menit dapat menempuh

jarak lima kilometer, sehingga ini dapat dijadikan standar pengukuran untuk

dimensi yang pertama dalam kecepatan pengiriman.

Saat peneliti melakukan penelitian, diperoleh informasi bahwa rata-rata

agroindustri sagu aren mengirimkan produk sagu aren ke pelanggan adalah

seminggu sekali. Hal ini dapat dijadikan standar pengukuran, apabila suatu

agroindustri melakukan pengiriman produk sekali dalam seminggu, maka dimensi

ke dua dalam kecepatan pengiriman dapat dikategorikan baik.

Page 69: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

51

e) Fleksibilitas

Fleksibel yaitu mengukur bagaimana proses transformasi menjadi lebih baik. Ada

tiga dimensi dari fleksibel, pertama bentuk dari fleksibel dilihat dari kecepatan

proses transformasi batang aren menjadi sagu aren. Ke dua adalah kemampuan

bereaksi untuk berubah dalam volume, bagaimana kemampuan batang aren untuk

menghasilkan sagu aren. Ke tiga adalah kemampuan dari proses produksi yang

lebih dari satu produk secara serempak, bagaimana kemampuan agroindustri

dalam mengubah batang aren menjadi produk selain sagu aren.

3. Analisis Nilai Tambah Nilai tambah adalah pertambahan nilai suatu komoditi karena adanya input

fungsional yang diberikan pada komoditi yang bersangkutan. Input fungsional

tersebut berupa proses mengubah bentuk (form utility), memindahkan tempat

(place utility), maupun menyimpan (time utility) (Hayami,1987).

Analisis nilai tambah metode Hayami merupakan metode yang memperkirakan

perubahan nilai bahan baku setelah mendapatkan perlakuan. Nilai tambah yang

terjadi dalam proses pengolahan merupakan selisih dari nilai produk dengan

biaya bahan baku dan input lainnya. Beberapa faktor penentu dalam analisis

nilai tambah yaitu :

(a) Faktor teknis, mencakup kapasitas produksi dari satu unit usaha, jumlah

waktu kerja yang digunakan dan tenaga kerja yang dikerahkan.

(b) Faktor pasar, mencakup harga output, upah tenaga kerja, harga bahan baku,

dan nilai input lain.

Page 70: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

52

Konsep pendukung dalam analisis nilai tambah metode Hayami pada

subsistem pengolahan adalah :

(a) Faktor konversi, menunjukkan banyaknya output yang dapat

dihasilkan satu satuan input.

(b) Koefisien tenaga kerja, menunjukkan banyaknya tenaga kerja

langsung yang diperlukan untuk mengolah satu satuan input.

(c) Nilai output, menunjukkan nilai output yang dihasilkan dari satu-satuan input.

Untuk mengetahui besarnya nilai tambah pada keempat agroindustri sagu aren

dapat dilakukan dengan menggunakan metode nilai tambah Hayami pada Tabel 7.

Tabel 7. Prosedur perhitungan nilai tambah metode hayami

No Variabel Nilai

1 Output (Kg/Bulan) A

2 Bahan Baku (Kg/Bulan) B

3 Tenaga Kerja (HOK/Bulan) C

4 Faktor Konversi D = A/B

5 Koefisien Tenaga Kerja E = C/B

6 Harga Output (Rp/Kg) F

7 Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/HOK)

G

Pendapatan dan Keuntungan (Rp/kg)

8 Harga Bahan Baku (Rp/kg) H

9 Sumbangan Input Lain (Rp/kg) I

10 Nilai Output (Rp/kg) J=DxF

11 a Nilai Tambah (Rp/kg) K=J-I-F

b Rasio Nilai Tambah (%) L%= (K/J) x 100%

12 a Imbalan Tenaga Kerja (Rp/HOK) M= E x G

b Bagian Tenaga Kerja (%) N% = (M/K) x 100%

13 a Keuntungan (Rp) O = K – M

b Tingkat Keuntungan (%) P% = (O/K) x 100%

Balas Jasa Untuk faktor Produksi

14 Margin (Rp/kg) Q= J- H

a Keuntungan (%) R= O/Q x 100%

b Tenaga Kerja (%) S = M/Q x 100%

c Input Lain (%) T = I/Q x 100 %

Sumber : Hayami (1987)

Page 71: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

53

Kriteria Nilai Tambah adalah :

(a) Jika NT > 0, berarti agroindustri sagu aren memberikan nilai tambah (positif).

(b) Jika NT < 0, berarti agroindustri sagu aren tidak memberikan nilai

tambah (negatif).

Keterangan:

A = Ouput/total produksi sagu aren yang dihasilkan oleh agroindustri.

B = Input/bahan baku berupa batang aren yang digunakan dalam proses

produksi.

C = Tenaga kerja yang digunakan dalam memproduksi sagu aren dihitung

dalam bentuk HOK (Hari Orang Kerja) dalam satu periode analisis.

F = Harga produk yang berlaku pada satu periode analisis.

G = Jumlah upah rata-rata yang diterima oleh pekerja dalam setiap satu periode

produksi yang dihitung berdasarkan per HOK (Hari Orang Kerja).

H = Harga input bahan baku utama per batang (kg) pada suatu periode analisis.

I = Sumbangan/biaya input lainnya yang terdiri dari biaya bahan baku

penolong biaya penyusutan, dan biaya packing.

Page 72: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

1. Keadaan Geografis

Kabupaten Lampung Selatan adalah salah satu kabupaten di Provinsi Lampung

yang memiliki wilayah daratan seluas 2.007,01 km2 dengan kantor Pusat

Pemerintahan di Kalianda. Kabupaten Lampung Selatan telah mengalami

pemekaran wilayah sebanyak dua kali. Kabupaten Lampung Selatan terbagi dalam

17 kecamatan yaitu Natar, Jati Agung, Tanjung Bintang, Tanjung Sari, Katibung,

Merbau Mataram, Way Sulan, Sidomulyo, Candipuro, Way Panji, Kalianda,

Rajabasa, Palas, Sragi, Penengahan, Ketapang, dan Bakauheni (BPS Kabupaten

Lampung Selatan, 2017). Lokasi keempat agroindustri sagu aren berada pada

Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Perolehan bahan baku batang aren

yang berasal dari wilayah Kabupaten Lampung Selatan saat ini hanya terdapat pada

Kecamatan Kalianda, Rajabasa, dan Tanjung Bintang sedangkan sisanya diperoleh

dari wilayah lain. Batas wilayah Kecamatan Natar di peta Kabupaten Lampung

Selatan berada di wilayah daerah berwarna biru tua pada Gambar 5.

Page 73: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

55

Gambar 5. Peta batas wilayah Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan

2. Keadaan Iklim

Kabupaten Lampung Selatan merupakan daerah beriklim tropis dengan curah hujan

rata-rata 161,7 mm/bulan dan jumlah hari hujan rata-rata 15 hari/bulan. Aren paling

baik pertumbuhannya pada ketinggian 500 – 700 m di atas permukaan laut dengan

curah hujan lebih dari 1200 – 3500 mm/tahun. Suhu udara di Kabupaten Lampung

Selatan berselang antara 21,3o C sampai dengan 33

o C, sedangkan kelembaban udara

berselang antara 39 persen sampai dengan 100 persen. Rata-rata tekanan udara

minimal dan maksimal di Kabupaten Lampung Selatan adalah 1.007,4 Nbs dan

1.013,7 Nbs (BPS Kabupaten Lampung Selatan, 2017).

3. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk di Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2016 mencapai

982.885 jiwa terdiri dari 504.498 penduduk laki-laki dan 478.387 penduduk

perempuan. Tabel 8 menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbanyak berada di

Kecamatan Natar sebanyak 189.166 jiwa, sedangkan Way Panji memiliki jumlah

Page 74: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

56

penduduk paling sedikit sebanyak 16.980 jiwa. Jumlah rumah tangga di Kabupaten

Lampung Selatan mencapai 259.336 dengan rata-rata anggota rumah tangga

sebanyak empat orang. Kepadatan penduduk di Kabupaten Lampung Selatan

adalah 490 jiwa/km2 dengan luas wilayah 2.007,01 km

2.

Tabel 8. Jumlah penduduk, luas wilayah, dan kepadatan penduduk Kabupaten

Lampung Selatan tahun 2016

Kecamatan

Luas Wilayah Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan

Penduduk

(jiwa/km2) km2 % Laki-laki

(jiwa)

Perempuan

(jiwa) Total (jiwa) %

Natar 213,77 10,65 96.462,00 92.704,00 189.166,00 19,25,00 885,00

Jati Agung 164,47 8,19 58.306,00 54.527,00 112.833,00 11,48,00 686,00

Tanjung

Bintang 129,72 6,46 38.144,00 36.767,00 74.911,00 7,62,00 577,00

Tanjung Sari 103,32 5,15 14.796,00 14.146,00 28.942,00 2,94,00 280,00

Katibung 175,77 8,76 34.431,00 32.504,00 66.935,00 6,81,00 381,00

Merbau

Mataram 113,94 5,68 25.011,00 23.676,00 48.687,00 4,95,00 427,00

Way Sulan 46,54 2,32 11.579,00 10.950,00 22.529,00 2,29,00 484,00

Sidomulyo 122,53 6,11 29.520,00 28.072,00 57.592,00 5,86,00 470,00

Candipuro 84,69 4,22 27.805,00 26.615,00 54.420,00 5,54,00 643,00

Way Panji 38,45 1,92 8.537,00 8.443,00 16.980,00 1,73,00 442,00

Kalianda 161,40 8,04 45.764,00 41.981,00 87.745,00 8,93,00 544,00

Rajabasa 100,39 5,00 11.671,00 10.500,00 22.171,00 2,26,00 221,00

Palas 171,39 8,54 28.778,00 27.863,00 56.641,00 5,76,00 330,00

Sragi 81,92 4,08 16.945,00 16.250,00 33.195,00 3,38,00 405,00

Penengahan 132,98 6,63 19.206,00 17.955,00 37.161,00 3,78,00 279,00

Ketapang 108,60 5,41 25.437,00 24.086,00 49.523,00 5,04,00 456,00

Bakauheni 57,13 2,85 12.106,00 11.348,00 23.454,00 2,39,00 411,00

Jumlah/Total 2.007,01 100,00 504.498,00 478.387,00 982.885,00 100,00 490,00

Sumber: BPS Kabupaten Lampung Selatan, 2017

B. Keadaan Umum Kecamatan Natar

1. Keadaan Geografis

Kecamatan Natar merupakan salah satu bagian dari Kabupaten Lampung Selatan

yang memiliki 26 desa dengan luas wilayah 253,74 km2. Kecamatan Natar

terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1964.

Page 75: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

57

Secara administratif Kecamatan Natar memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut.

a. Sebelah Utara : Kabupaten Pesawaran

a. Sebelah Selatan : Kota Bandar Lampung

b. Sebelah Barat : Kabupaten Pesawaran

c. Sebelah Timur : Kecamatan Jati Agung

(BPS Kabupaten Lampung Selatan, 2017).

Lokasi keempat agroindustri sagu aren berada pada Kecamatan Natar Desa Branti

Raya yang dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Peta batas wilayah Kecamatan Natar Desa Branti Raya

Berdasarkan lokasi Desa Branti Raya diketahui bahwa lokasi pengolahan sagu aren

berada ditempat yang memiliki sumber air dan akses yang baik terhadap panas

matahari. Panas matahari merupakan faktor yang penting bagi industri pengolahan

sagu aren, sehingga lokasi usaha pengolahan sagu aren yang memiliki akses baik

terhadap sinar matahari akan mendukung keberhasilan usaha pengolahan sagu aren,

karena umumnya pengolahan sagu aren yang masih sederhana belum mampu

menyediakan teknologi pengering sagu aren. Ketersediaan air juga sangat penting,

terutama untuk penyucian dan penyaringan sagu aren.

Page 76: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

58

2. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk di Kecamatan Natar pada tahun 2016 mencapai 189.165 jiwa

terdiri dari 96.462 penduduk laki-laki dan 92.703 penduduk perempuan. Tabel 9

menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbanyak berada di Desa Hajimena sebanyak

18.054 jiwa, sedangkan Rulung Mulya memiliki jumlah penduduk paling sedikit

sebanyak 1.745 jiwa. Kepadatan penduduk di Kecamatan Natar adalah 701,70

jiwa/km2 dengan luas wilayah 270 km

2.

Tabel 9. Jumlah penduduk, luas wilayah, dan kepadatan penduduk Kecamatan

Natar tahun 2016

Desa

Luas Wilayah Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan

Penduduk

(jiwa/km2) km

2 %

Laki-laki

(jiwa)

Perempua

n (jiwa) Total (jiwa) %

Hajimena 7,50 2,78 9.056,00 8.998,00 18.054,00 9,54 2.407,17

Sidosari 2,97 1,10 2.368,00 2.204,00 4.572,00 2,42 1.539,57

Pemanggilan 1,18 0,44 4.591,00 4.383,00 8.974,00 4,74 7.605,55

Natar 16,15 5,99 8.530,00 8.177,00 16.707,00 8,83 1.034,47

Merak Batin 3,00 1,11 7.991,00 7.609,00 15.600,00 8,25 5.200,13

Krawang Sari 10,62 3,94 2.222,00 2.032,00 4.254,00 2,25 400,55

Muara Putih 16,85 6,25 2.963,00 2.758,00 5.721,00 3,02 339,49

Tanjung Sari 11,00 4,08 5.056,00 4.682,00 9.738,00 5,15 885,25

Negara Ratu 8,50 3,15 6.769,00 6.434,00 13.203,00 6,98 1.553,29

Rejosari 51,65 19,16 2.214,00 2.194,00 4.408,00 2,33 85,35

Bumisari 3,01 1,12 4.389,00 4.353,00 8.742,00 4,62 2.904,38

Candimas 10,28 3,81 5.448,00 5.391,00 10.839,00 5,73 1.054,29

Pancasila 10,88 4,04 1.498,00 1.457,00 2.955,00 1,56 271,57

Sukadamai 11,32 4,20 3.607,00 3.470,00 7.077,00 3,74 625,13

Bandar Rejo 8,17 3,03 1.765,00 1.687,00 3.452,00 1,82 422,52

Purwosari 10,27 3,81 1.784,00 1.668,00 3.452,00 1,82 336,12

Rulung Raya 10,07 3,74 2.624,00 2.515,00 5.139,00 2,72 510,32

Brantiraya 10,50 3,89 5.771,00 5.589,00 11.360,00 6,01 1.081,89

Haduyang 7,63 2,83 3.372,00 3.258,00 6.630,00 3,50 868,93

Banjarnegeri 4,25 1,58 2.577,00 2.589,00 5.166,00 2,73 1.215,61

Mandah 9,05 3,36 2.451,00 2.312,00 4.763,00 2,52 526,34

Rulunghelok 12,60 4,47 1.460,00 1.366,00 2.826,00 1,49 224,26

Kalisari 4,87 1,81 3.761,00 3.581,00 7.342,00 3,88 1.507,69

Wai Sari 6,40 2,37 1.362,00 1.347,00 2.709,00 1,43 423,29

Rulung Mulya 8,26 3,06 902,00 843,00 1.745,00 0,92 211,23

Rulung Sari 12,60 4,67 1.932,00 1.806,00 3.738,00 1,98 296,68

Total 269,58 100,00 96.462,00 92.703,00 189.165,00 100,00 701,70

Sumber: BPS Kabupaten Lampung Selatan, 2017

Page 77: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

59

C. Gambaran Umum Agorindustri

Kabupaten Lampung Selatan merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi

Lampung yang memadukan sumberdaya pertanian dengan pengembangan

industrinya melalui agroindustri. Salah satu komoditas pertanian yang dinilai

cukup strategis dalam mendukung pengembangan agroindustri dan perekonomian

adalah tanaman aren. Produk yang dapat dihasilkan dari tanaman aren salah

satunya yaitu sagu aren yang diperoleh melalui pengolahan batang aren. Menurut

Dinas Perindustrian Kabupaten Lampung Selatan terdapat empat agroindustri sagu

aren di Kabupaten Lampung Selatan. Keempat agroindustri tersebut berlokasi di

Desa Brantiraya Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

Pada dasarnya, kegiatan pengolahan sagu aren di keempat agroindustri ini memiliki

tahapan yang sama dimulai dari persediaan batang aren yang berasal dari pemasok

masing-masing agroindustri. Pemasok bahan baku memperoleh batang aren dari

beberapa wilayah di Provinsi Lampung maupun di luar Provinsi Lampung. Pada

awalnya, pemasok memperoleh tanaman aren yang berada di kebun warga.

Tanaman aren tersebut tidak dimanfaatkan oleh warga dan dapat dikatakan tumbuh

liar di wilayah kebun sehingga pemasok dapat membelinya. Tanaman aren tersebut

dibeli oleh pemasok dengan harga berkisar antara Rp500.000 – Rp1.000.000 sesuai

dengan besarnya batang aren. Pemasok bahan baku kemudian memilih batang aren

yang memiliki kriteria yang sesuai untuk dapat dijadikan bahan baku pengolahan

sagu aren. Selain itu, pohon aren diperoleh melalui petani yang memiliki tanaman

aren. Pada awalnya petani menanam tanaman aren dengan tujuan untuk

memperoleh nira aren yang dapat dijadikan produk gula aren. Akan tetapi, tidak

semua tanaman aren dapat menghasilkan nira aren.

Page 78: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

60

Tanaman aren yang tidak dapat menghasilkan nira aren dapat ditebang dan dibeli

oleh pemasok untuk dijadikan bahan baku pengolahan sagu aren. Batang aren

biasanya dibeli oleh pemasok dengan harga berkisar antara Rp500.000 –

Rp1.000.000 per batang.

Gambar 7. Pohon aren atau enau

Batang aren yang telah ditebang dari kebun warga lalu dibawa ke tempat pemasok

agar pemilik agroindustri dapat dengan mudah mengambil bahan baku yang sudah

siap untuk dibawa ke agroindustri. Bahan baku yang sudah siap merupakan batang

aren yang sudah dipisahkan dengan daun dan pelepahnya sehingga batang tersebut

dapat dengan mudah diambil oleh pemilik agroindustri menggunakan truk coldisel.

Sebelum batang aren dimasukkan ke dalam truk, batang aren ditimbang bobotnya

agar dapat dibeli sesuai dengan harga per kilogramnya. Satu truk coldisel dapat

memuat bahan baku sebanyak dua hingga tiga batang aren dengan bobot berkisar

antara 8.000-12.000 kg batang aren.

Pengambilan batang aren membutuhkan waktu sekitar 1 hari untuk tersedia di

agroindustri sehingga pengadaan bahan baku perlu direncanakan agar kegiatan

Page 79: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

61

pengolahan sagu aren dapat melakukan produksi setiap harinya. Setelah bahan

baku tersedia maka batang aren diolah melalui beberapa tahapan. Tahapan tersebut

antara lain pemotong batang aren, pemarutan batang aren, pengayakan saripati aren,

pencucian, penjemuran dan pengemasan. Keempat agroindustri ini memiliki

kesamaan dalam tahapan pengolahan sagu aren, akan tetapi keempat agroindustri

juga terdapat perbedaan mengenai alasan pendirian, jumlah tenaga kerja, dan mesin

pengolahan yang dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Karakteristik Agroindustri Sagu Aren di Lampung Selatan

Agroindustri

Sagu Aren

Tahun

Berdiri

Alasan

Pendirian

Agroindustri

Jumlah

Tenaga

Kerja

Jumlah

Mesin

Pengolahan

Lokasi Bahan

Baku

Adi Putra 1972

Lokasi

sumber

bahan baku

strategis

7 orang 1 mesin

pengolahan

Ogan Lima, Bukit,

Danau Ranau,

Batu Raja, Liwa,

dan Sekincau

Oblak 1980

Adanya

peluang

usaha yang

baik

21 orang 3 mesin

pengolahan

Tanjung Bintang,

Muara Dua, Batu

Raja, Martapura,

Kalianda, Bukit

Kemuning, dan

Ogan Lima

Surahmat 2001

Adanya

peluang

usaha yang

baik

14 orang 2 mesin

pengolahan

Muara Dua, Batu

Raja, Bukit

Kemuning, dan

Martapura

Kartim 1996

Adanya

pengalaman

kerja di

bidang

agroindustri

sagu aren

7 orang 1 mesin

pengolahan

Bukit Kemuning,

Danau Ranau,

Sekincau dan

Kalianda

Sumber : Data Primer, 2018 (diolah)

Berdasarkan Tabel 10 Agroindustri Sagu Aren Adi Putra didirikan pada tahun 1972

dan menjadi pelopor pertama bagi agroindustri sagu aren lainnya. Berdasarkan

hasil penelitian di tahun 2018, Agroindustri Adi Putra dan Kartim hanya memiliki

satu mesin pengolahan sedangkan Agroindustri Oblak memiliki tiga mesin, dan

Page 80: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

62

Agroindustri Surahmat memiliki dua mesin pengolahan. Proses produksi sagu aren

pada keempat agroindustri dilakukan setiap hari Senin – Sabtu. Agroindustri ini

memperoleh bahan baku dengan volume pembelian rata-rata 10.000 kg/produksi.

Pemasaran yang dilakukan keempat agroindustri minimal satu kali dalam seminggu

ke beberapa wilayah seperti Bandar Lampung, Bandar Jaya, dan Tanjung Bintang,

Batu Raja, Bandar Jaya, Tanjung Bintang, Palembang, dan Martapura. Sagu aren

yang telah dijual dikemas kembali oleh beberapa agen atau digunakan sebagai

pembuatan bakso, kue, cendol, bakmie (mie), bihun, sohun dan hun kwe.

Page 81: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Keenam komponen pengadaan bahan baku yaitu waktu, tempat, kualitas,

organisasi, kuantitas, dan harga pada Agroindustri Sagu Aren Adi Putra,

Oblak, dan Surahmat sudah tepat karena sudah sesuai dengan harapan,

sedangkan pada Agroindustri Sagu Aren Kartim masih terdapat satu

komponen pengadaan bahan baku yang belum tepat atau belum sesuai dengan

harapan yaitu kuantitas.

2. Kinerja produksi pada Agroindustri Sagu Aren Kecamatan Natar Lampung

Selatan sudah dapat dikatakan baik karena empat dari lima indikator dalam

kinerja produksi yaitu produktivitas tenaga kerja, kapasitas, kualitas, dan

kecepatan pengiriman sudah sesuai, sedangkan indikator fleksibilitas pada

keempat agroindustri sagu aren belum optimal.

3. Agroindustri Sagu Aren di Kecamatan Natar Lampung Selatan memberikan

nilai tambah yang positif sehingga agroindustri sagu aren layak untuk

diusahakan.

Page 82: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

112

B. Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah :

1. Bagi pengusaha agroindustri sagu aren agar dapat menjaga keberlanjutan

pengadaan bahan baku dengan cara memperluas wilayah pemasok bahan baku

agar kegiatan pengolahan sagu aren dapat berkelanjutan.

2. Bagi dinas terkait yaitu Dinas Perindustrian Kabupaten Lampung Selatan

hendaknya dapat lebih mendukung pengembangan usaha sagu aren, salah

satunya dengan memberikan bantuan mesin atau peralatan yang dapat

menunjang kegiatan produksi sagu aren. Selain itu, dinas terkait dapat

memberikan ilmu mengenai pengolahan lain yang dapat dihasilkan dari batang

aren.

3. Bagi peneliti lain sebaiknya melakukan penelitian lanjutan mengenai strategi

pengembangan keempat Agroindustri Sagu Aren di Lampung Selatan.

Page 83: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

DAFTAR PUSTAKA

Aldhariana, S.F., Lestari DAH., Ismono H. 2016. Keragaan Agroindustri Beras

Siger (Kasus di Agroindustri Toga Sari Kabupaten Tulang Bawang dan

Agroindustri Mekar Sari Kota Metro). Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis. Vol 4

(2) : 319-322

Arifin, B. 2004. Analisis Ekonomi Pertanian Indonesia. Penerbit Buku Kompas.

Jakarta.

Assauri,S. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. BPFE UI. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2014. Luas areal dan produksi tanaman perkebunan rakyat,

perkebunan besar negara, perkebunan besar swasta di Provinsi Lampung.

Badan Pusat Statistik Lampung. Bandar Lampung.

_________________. 2014. Produksi dan luas areal tanaman aren perkebunan

rakyat menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung. Bandar Lampung.

_________________. 2017. Istilah PDRB. Badan Pusat Statistik Lampung.

Bandar Lampung.

_________________. 2017. PDB Triwulanan Atas Dasar Harga Konstan

Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah) 2013-2017. Badan Pusat

Statistik. Jakarta.

Bernardin,H.John & Joyce E.A. Russel. 2003. Human Resource Management.

Mc Graw Hill Inc. Singapura.

Didu, M.S. 2003. Kinerja Agroindustri Indonesia. Agrimedia Vol. 8, No. 2, April

2003:16-25. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/29155. Diakses

tanggal 23 November 2017.

Dinas Perindustrian Kabupaten Lampung Selatan. 2014. Jumlah Industri /

Kegiatan Usaha Kecil Agroindustri Sagu Aren di Lampung Selatan.

Lampung Selatan.

Page 84: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

114

Febriyanti, Affandi MI, dan Kalsum U. Analisis Kinerja Agroindustri Keripik

Pisang Skala Usaha Mikro dan Kecil (UMKM) di Kota Metro. Jurnal

Ilmu-Ilmu Agribisnis. Vol 5 (1) : 51-52.

Hardjanto, W. 1993. Bahan Kuliah Manajemen Agribisnis. IPB. Bogor.

Haryono, D. 2009. Dampak Industrialisasi Pertanian Terhadap Kinerja Ekonomi,

Pendapatan Rumah Tangga dan Kemiskinan Pedesaan. (Aplikasi Model

Keseimbangan ekonomi). Seminar Disertasi Fakultas Pertanian.

Hasibuan,Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi.

Bumi Aksara. Jakarta.

Hayami,Y., Toshihiko, K., Yoshimori, M., dan M. Asjidin. 1987. Agricultural

marketing and Processing In Upland Java; A Perspektif From A Sunda.

Vilage The CGPRT center. Bogor

Herdiandi. 2016. Analisis Nilai Tambah Agroindustri Tepung Tapioka di Desa

Negaratengah Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Agroinfo Galuh Padjajaran Volume 2 Nomor 2.

Hidayatullah, S. 2004. Analisis Agroindustri Sate Bandeng (Kasus pada tiga

industri rumah tangga di Kabupaten Serang Propinsi Banten). Skripsi.

Universitas Lampung. Lampung.

Ismanto, A. 1995. Pohon Kehidupan : Aren (Arenga pinnata Merr). Badan

Pengelola Gedung Manggala Wanabakti dan Prosea Indonesia, Jakarta.

Hal 7-13. Jakarta.

Lempang, M. 2006. Pohon Aren dan Manfaat Produksinya. Jurnal Balai

Penelitian Kehutanan Vol.9 No.1 Tahun 2012, hal 37. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Hasil Hutan, Makassar.

Mantra, I.B. 2004. Demografi Umum. Penerbit Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Masesah L, Hasyim A.I., dan Situmorang S. 2013. Analisis manajemen

pengadaan bahan baku, nilai tambah, dan strategi pemasaran pisang

bolen di Bandar Lampung. JIIA, 1 (4).

Mulyadi. 1990. Akuntansi Biaya. BPFE. Yogyakarta.

Prasetya, H. dan F. Lukiastuti 2009. Manajemen Operasi. Media Pressindo.

Yogyakarta.

Render B dan Heize J. 2001. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi. PT. Salemba

Emban Patria. Jakarta.

Page 85: ANALISIS KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SAGU …digilib.unila.ac.id/54592/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · agroindustri sagu aren berdasarkan komponen enam tepat (waktu,

115

Sagala I.C, Affandi M.I, dan Ibnu M. 2013. Kinerja Usaha Agroindustri

Kelanting di Desa Karang Anyar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten

Pesawaran. JIIA, 1 (1) : 62.

Sajo, D. 2009. Klasifikasi Industri. http://geografibumi.blogspot.com/2009/10/

klasifikasi-industri.html. Diakses pada 6 November 2017 pukul 19.00 WIB.

Saragih, B. 2010. Refleksi Agribisnis: 65 Tahun Profesor Bungaran Saragih.

Institut Pertanian Bogor Press. Bogor.

Sari I.R.M., Zakaria W.A, dan Affandi M.I. 2015. Kinerja Produksi Dan Nilai

Tambah Agroindustri Emping Melinjo Di Kota Bandar Lampung. Jurnal

Ilmu-Ilmu Agribisnis. Vol 3 (1) : 19-21.

Soekartawi. 2000. Pengantar Agrondustri . PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Srimindarti, C. 2006. Balanced Scorecard sebagai Alternatif Untuk Mengukur

Kinerja. STIE Etikubank. Semarang.

Suryana, A. 2005. Arah, Strategi dan Program Pembangunan Pertanian 2005-

2009. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen

Pertanian. Jakarta.

Widyawati, N. 2012. Sukses Investasi Masa Depan dengan Bertanam Pohon

Aren. Lily Publisher. Yogyakarta.

Zakaria, W.A. 2007. Analisis Nilai Tambah dan Kelayakan Finansial

Agroindustri Tahu dan Tempe di Kota Metro. Jurnal Sosio

Ekonomika,Volume 13 Nomor 1 Juni 2007. Bandar Lampung.